SP, LP Dan LEAFLET Ansietas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN, STRATEGI PELAKSANAAN DAN LEAFLET ANSIETAS Oleh: Arinta Dwi Komala Nisaul Masruroh Tri Puji Wahyuni



Kasus Pemicu 2 Ibu N berusia 63 tahun tinggal di Jakarta. Klien datang ke IGD Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor dengan keluhan batuk-batuk dan merasa sesak semakin berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Klien kemudian dirawat di RSMM dengan diagnosis medis asma bronkial. Dari hasil pemeriksaan fisik pada saat melakukan pengkajian, berat badan klien saat 49 kg dengan tinggi badan 157 cm. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu I didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, pernapasan 22 kali/menit, nadi 94 kali/ menit, dan suhu 36,50C. Keadaan umum klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis dengan GCS E4V5M6, terlihat sesak, dan lemas. Pada area dada terlihat jelas penonjolan tulang klavikula dan ruas-ruas tulang iga karena tubuh klien kurus. Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan setelah mengalami asma, yang sebelumnya berat badan klien mencapai 60 kg. Klien merasa takut jika penyakitnya akan menular ke cucu yang tinggal serumah dengan dirinya. Klien sangat antusias untuk mengetahui bagaimana agar penyakitnya tidak akan menular ke cucu dan orang lain.



Apakah masalah keperawatan yang dialami Tn B No.



Data



Maasalah Keperawatan



1. DO: -



Tekanan darah 140/90 mmHg



-



Pernapasan 22 kali/menit



-



Sangat antusias agar penyakitnya tidak menular



DS:



Ansietas



-



Merasa



takut



akan



menularkan



penyakitnya ke cucunya 2. DO : -



Defisit pengetahuan



Sangat antusias agar penyakitnya tidak menular



DS : -



Merasa



takut



akan



menularkan



penyakitnya ke cucunya 3. DO: -



Bersihan jalan napas tidak



Tekanan darah 140/90 mmHg Pernapasan 22 kali/menit Terlihat sesak, dan lemas



efektif



DS : -



Keluhan batuk-batuk dan merasa sesak



4. DO: -



Penurunan



berat



badan



setelah



Ketidakseimbangan nutrisi



mengalami asma -



Penonjolan tulang klavikula dan ruasruas tulang iga



-



Tubuh klien kurus



DS: -



Data tambahan apa yang harus didapatkan dari Ibu N dan keluarga Kategori Fisiologis



Perilaku



Data Tambahan -



Tegang



-



Tremor



-



Berkeringat



-



Gemetar



-



Suara bergetar



-



Gerakan ekstra



-



Tampak waspada



Afektif



Kognitif



Simpatis



dan



parasimpatis



-



Kontak mata buruk



-



Perilaku mengintai



-



Gelisah



-



Ketakutan



-



Sangat khawatir



-



Gugup



-



Ragu



-



Kesedihan mendalam



-



Menggerutukan gigi



-



Penurunan lapang persepsi



-



Penurunan kemampuan belajar



-



Blocking pikiran



-



Gangguan perhatian dan konsentrasi



-



Peningkatan tekanan darah



-



Peningkatan denyut nadi



-



Peningkatan frekuesi napas



-



Palpitasi jantung



-



Lemah



Buatlah pohon masalah keperawatan pada kasus Ibu N Ketidakseimbangan nutrisi



Ansietas



Defisit pengetahuan



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Ibu N berusia 63 tahun tinggal di Jakarta. Klien datang ke IGD Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor dengan keluhan batuk-batuk dan merasa sesak semakin berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Klien kemudian dirawat di RSMM dengan diagnosis medis asma bronkial. Dari hasil pemeriksaan fisik pada saat melakukan pengkajian, berat badan klien saat 49 kg dengan tinggi badan 157 cm. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu I didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, pernapasan 22 kali/menit, nadi 94 kali/ menit, dan suhu 36,50C. Keadaan umum klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis dengan GCS E4V5M6, terlihat sesak, dan lemas. Pada area dada terlihat jelas penonjolan tulang klavikula dan ruas-ruas tulang iga karena tubuh klien kurus. Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan setelah mengalami asma, yang sebelumnya berat badan klien mencapai 60 kg. Klien merasa takut jika penyakitnya akan menular ke cucu yang tinggal serumah dengan dirinya. Klien sangat antusias untuk mengetahui bagaimana agar penyakitnya tidak akan menular ke cucu dan orang lain. 2. Diagnosa Keperawatan Ansietas Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewasapadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Herdman & Kamitsuru, 2014). 3. Tujuan Khusus -



Klien mampu mengetahui pengertian, tanda gejala dan proses terjadinya ansietas



-



Klien mampu mendemontrasikan teknik relaksasi napas dalam



-



Klien mampu mendemontrasikan teknik distraksi



4. Tindakan Keperawatan -



Mengkaji masalah ansietas dan kemampuan klien dalam mengatasi ansietas



-



Menjelaskan terhadap klien pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya ansietas



-



Mendemonstrasikan dan melatih klien untuk mengatasi ansietas melalui relaksasi napas dalam dan distraksi



B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. ORIENTASI 1.1.Salam terapeutik Selamat pagi bu, perkenalkan saya Ners Nisa Perawat penanggung jawab ibu dari jam 07.00-12.00 siang. Sebelumnya boleh saya cek gelang identitasnya bu ? Boleh sebutkan nama dan tanggal lahirnya bu ?. Ini anaknya ya Bu, sedang nunggu Ibu ya ? Kalau boleh saya tahu namanya siapa dan sukanya di panggil apa ? 1.2.Evaluasi -



Bagaimana ibu kabarnya hari ini ?



-



Apa yang menyebabkan Ibu merasa takut atau khawatir ?



-



Sebelumnya mau tanya ke mbak Dewi, apakah Ibu sering merasa takut terhadap kondisinya ?



1.3.Validasi -



Oke, sejauh ini apa yang yang dilakukan ibu untuk mengurangi rasa kekhawatiran ibu ?



-



Kalau dari mbak Dewi, ada tidak hal-hal yang dapat membantu mengurangi kekhawatiran ibu ?



-



Lalu, apakah mbak dewi sering membantu atau mendampingi Ibu ketika sedang merasa takut atau khawatir ?



1.4. Kontrak 1.4.1. Topik Baik Bu dan mbak Dewi, berhubung tadi Ibu seringkali merasa was was, takut, atau seringkali kita sebut cemas kita bisa berdiskusi sebentar mengenai bagaimana kecemasan itu bisa terjadi dan cara mengatasinya. Nah nanti setelah diskusi diharapkan Ibu bisa mengatasi rasa cemasnya secara perlahan, begitu juga mbak Dewi bisa membantu Ibu untuk menenangkan pikiran ketika Ibu sedang cemas atau khawatir. Apakah Ibu dan Mbak Dewi bersedia ? 1.4.2. Waktu



Untuk waktunya sendiri kira-kira sekitar 30 menit, bagaimana Ibu dan Mbak Dewi ? 1.4.3. Tempat Oke tidak apa-apa ya mbak Dewi dan Ibu kita berdiskusi disini. 2. KERJA 2.1.Pengkajian Pasien : -



Sebelumnya, sejak kapan ya ibu mulai sering merasa cemas Bu ?



-



Apa hal-hal yang membuat ibu merasa cemas atau khawatir ?



-



Sebelumnya apakah ibu pernah melakukan teknik-teknik untuk menenangkan pikiran atau mengurangi rasa cemasnya Bu ?



-



Apakah ibu pernah mencoba mengalihkan rasa cemas ibu dengan sesuatu yang lain, misalkan mendengarkan musik atau yang lainnya ? Keluarga :



-



Mbak Dewi sebelumnya sudah pernah tahu belum mengenai kecemasan itu apa ?



-



Oke, kira-kira tanda dan gejala yang muncul ketika seseorang mengalami kecemasan itu bagaimana ?



-



Apakah mbak Dewi mengetahui teknik-teknik untuk membantu anggota keluarga menenangkan kecemasannya ?



2.2.Diagnosis Jadi berdasarkan keluhan-keluhan yang tadi ibu dan mbak Dewi katakan, sebenarnya Ibu Hartini itu sedang mengalami rasa cemas karena takut menularkan penyakit asmanya ke cucunya. Tadi ibu merasa takut ya kalau misalkan penyakit Ibu akan menular ke cucu, terus juga tadi Ibu sangat antusias ya Mbak untuk mendengarkan bagaimana cara agar asmanya tidak menular. 2.3. Intervensi Mendiskusikan kepada klien dan keluarga pengertian ansietas dan tanda gejala Kita mulai diskusinya ya Bu dan Mbak Dewi. Iya jadi Ibu Hartini ini sedang mengalami kecemasan atau kekhawatira. Jadi apa sebenarnya rasa cemas itu ?. Cemas atau khawatir bisa juga disebut perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Nah cemas itu ada beberapa tingkatannya mbak, dan Ibu mulai dari yang ringan sampai dengan berat.



Sejauh yang sudah kita diskusikan tadi, Ibu Hartini ini masih berada pada tingkat kecemasan ringan atau kecemasan ringan sering terjadi dengan ketegangan hidup sehari-hari. Selama tahap ini orang tersebut waspada dan bidang persepsi meningkat.



Nah, bagaimana ya cara kita untuk mengetahui apakah seseorang itu sedang merasa cemas ?. Jadi ada beberapa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang sedang merasakan kecemasan. Tanda dan gejalanya bisa dibagi dari segi pemikiran, tanda fisik, ataupun perilaku Bu. Dari segi pemikiran atau pemahaman seseorang yang mengalami cemas akan menyempit pemahamannya, sulit berkonsentrasi atau hanya fokus pada apa yang menjadi perhatiannya. Nah selain tanda dan gejala dari segi pemikiran orang yang sedang cemas itu bisa mengalami kegelisahan, sulit untuk tidur, tekanan darahnya meningkat, pernapasannya meningkat dan gemetar tangan mbak, Bu. Untuk yang terakhir biasanya orang yang sedang cemas akan sering meremas tangan, bicaranya cepat dan sangat ingin tahu terhadap apa yang dikhawatirkannya. Begitu Mbak dan Ibu, mungkin dari beberapa tanda gejala diatas, apakah Ibu Hartini sering mengalaminya ? Untuk selanjutnya kita akan lanjut ngobrol-ngobrol mengenai cara untuk mengurangi rasa kecemasan ya Mbak, Bu.



Mempertahankan atau mengajari klien teknik distraksi Nah tadi dari yang Ibu Hartini katakan, Ibu suka menonton Tv ya Bu kalau cemasnya muncul ? Bagaimana rasanya bu ketika sudah menonton Tv, apakah merasa lebih baik ? Oke, kalau saya kasih nilai 0-10 dengan 0 ibu tidak merasa cemas dan 10 untuk sangat cemas, kira kira setelah menonton Tv berapa nilai kecemasan Ibu ya ? Wahhh bagus ya bu jadi rasa kekhawatirannya menjadi berkurang. Jadi Bu dan Mbak Dewi, salah satu upaya untuk mengurangi rasa cemas adalah dengan pengalihan. Maksudnya adalah ketika rasa cemas itu muncul kita dapat mengalihkannya ke kegiatan lain misalnya membaca buku, mendengarkan music, atau menonton TV Jadi karena tadi Ibu Hartini tadi mengatakan cemasnya berkurang setelah nonton Tv bisa tuh Bu dipertahankan, Jadi kalo cemasnya muncul bisa dialihkan ya Bu.



Melatih klien dan keluarga cara melakukan teknik relaksasi napas dalam



Nah selain dengan pengalihan kecemasan juga dapat dikurangi dengan menggunakan teknik rileksasi Bu. Rileksasi ini maksudnya adalah untuk membuat pikiran dan tubuh Ibu menjadi tenang. Banyak sekali cara-cara untuk menenangkan pikiran Bu, dan salah satunya adalah tarik napas dalam. Oke saya contohkan ya Bu, bagaimana tarik napas dalam itu. Pertama kita tarik napas melalui hidung, tahan beberapa detik lalu hembuskan melalui mulut ya Bu dan Mbak Dewi. Kita bisa lakukan tarik napas dalam ini 3 kali atau lebih ya Bu. Ayo kita latihan bareng-bareng ya Bu dan Mbak Dewi.



3. TERMINASI 3.1.Evaluasi subjektif -



Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah kita berdiskusi tadi ? apakah ibu sudah merasa jauh lebih baik ?



-



Bagiaman bu tarik napas dalamnya ? Jauh lebih baik atau belum ?



-



Bagaimana perasaannya Mbak Dewi ?



3.2.Evaluasi objektif -



Oke sekarang saya mau mencoba tanya ke Ibu, teknik napas dalam bagaiamana bu ?



-



Kalau Mbak Dewi, bagaimana tadi kalau ibu sedang cemas cara mengatasinya selain menggunakan teknik napas dalam ?



3.3.Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) Untuk selanjutnya jangan lupa dipraktekkan ya bu, cara-cara yang tadi sudah kita diskusikan bersama. Nah untuk mbak Dewi juga jangan lupa ya Mba, membantu dan melatih Ibu kalau Ibu sedang mengatasi kecemasannya. 3.4.Kontrak yang akan datang Topik Untuk selanjutnya, kalau Ibu dan Mbak Dewi bersedia kita bisa berdiskusi kembali mengenai teknik-teknik yang lain, yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan. Nah jadi nanti kalau Ibu dan Mbak Dewi bersedia, kita bisa lanjutkan. Waktu Minggu Depan, dihari yang sama ya Tempat



Untuk tempatnya nanti, kalau Ibu dan Mbak Dewi ingin tempat yang berbeda atau suasana baru agar Ibu lebih merasa tenang kita bisa berdiskusi diluar sebentar.



LAPORAN PENDAHULUAN



I.



Kasus



:



Ibu N berusia 63 tahun tinggal di Jakarta. Klien datang ke IGD Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor dengan keluhan batuk-batuk dan merasa sesak semakin berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Klien kemudian dirawat di RSMM dengan diagnosis medis asma bronkial. Dari hasil pemeriksaan fisik pada saat melakukan pengkajian, berat badan klien saat 49 kg dengan tinggi badan 157 cm. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu I didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, pernapasan 22 kali/menit, nadi 94 kali/ menit, dan suhu 36,50C. Keadaan umum klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis dengan GCS E4V5M6, terlihat sesak, dan lemas. Pada area dada terlihat jelas penonjolan tulang klavikula dan ruas-ruas tulang iga karena tubuh klien kurus. Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan setelah mengalami asma, yang sebelumnya berat badan klien mencapai 60 kg. Klien merasa takut jika penyakitnya akan menular ke cucu yang tinggal serumah dengan dirinya. Klien sangat antusias untuk mengetahui bagaimana agar penyakitnya tidak akan menular ke cucu dan orang lain. II.



Proses terjadinya masalah



:



Pengertian Ansietas -



Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewasapadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Herdman & Kamitsuru, 2014).



-



Keadaan dimana individu mengalami perasaan takut yang tidak jelas (samar) sebagai respon terhadap stimulus internal atau eksteranal dan menimbulkan gejala fisik, perilaku, emosi, dan kognitif.



-



Menurut Stuart (2013), ansietas adalah perasaan takut yang disertai oleh perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan. Sedangkan menurut Townsend (2014) ansietas merupakan emosi subjektif yang timbul sebagai respon dari stressor.



-



Bentuk intervensi (NIC) untuk kesiapan untuk meningkatkan ketentraman yaitu [1] Bimbingan Antisipasi: Mendorong pasien agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan krisis perkembangan atau situasional. [2] Penurunan Ansietas : Meminimalkan kekhawatiran , ketakutan, dan perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya. [3] Teknik Menenangkan Diri: Membantu dengan meredakan kecemasan pasien yang mengalami distres akut. [4] Peningkatan Koping: Mendorong dan membantu pasienuntuk beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan, atau ancaman yang dapat mengganggu pemenuhan tuntutan serta peran dalam kehidupannya. [5] Dukungan Emosi : Memberikan dukungan, penenangan, dan penerimaan pada pasien selama masa stres (Wilkinson & Ahern, 2011).



Tingkatan Ansietas Kecemasan atau ansietas memiliki beberapa level tingkatan berdasakan kemampuan individu, antara lain (Carpenito, 2010): 1. Ansietas atau kecemasan normal Kecemasan yang merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup.Hal ini diakibatkan sebagai perilaku konstruktif untuk persiapan diri menghadapi situasi. Contoh belajar sungguh-sungguh sebelum ujian 2. Ansietas sedang (akut) Keadaan merasa was-was terhadap kehilangan seseorang atau sesuatu yang mengganngu perasaan aman. Sebagai contoh cemas terhadap kematian, cemas sebelum berbicara di depan umum. 3. Ansietas kronik Ansietas yang selalu dialami oleh seseorang setiap hari. Pada anak-anak kecemasan kronik merupakan manifestasi dari ketakutan berlebihan terhadap stimulus yang belum diketahui. Faktor yang berhubungan (Herdman & Kamitsuru, 2014) : -



Konflik terkait tujuan hidup



-



Keturunan



-



Perubahan besar (status, ekonomi, lingkungan, status kesehatan, perubahan fungsi peran )



-



Kritis situasi



-



Penyalahgunaan obat-obatan



-



Krisis maturasi



Dampak atau efek ansietas Dampak ansietas pada seseorang juga bergantung terhadap kemampuan individu untuk mengatasi ansietas (Carpenito, 2010). Mild (ringan) -



-



Moderate (sedang)



Peningkatan rasa waspada dan



Persepsi menyempit, kurang fokus



perhatian



tetapi masih dapat diarahkan



Kemampuan untuk mengatasi



kembali



masalah -



-



-



Kemampuan untuk mengintegrasi pengalaman masa lalu dan saat ini



Sulit konsentrasi, dapat belajar tetapi harus dengan usaha lebih



-



Peningkatan pernapasan dan nadi



-



Tremor



Severe (berat) -



-



Panik



Gangguan persepsi, kesulitan untuk



-



Alasan tidak rasional



fokus walaupun sudah diarahkan



-



Tidak mampu belajar



Mudah mengalami gangguan



-



Tidak mampu memahami situasi



konsentrasi atau distraksi saat



-



Komunikasi tidak dapat dipahami



belajar



-



Merasa seperti ada petaka yang akan



-



Komunikasi sulit untuk dimengerti



datang (ditandai dengan dyspnea,



-



Hiperventilasi, takikardi, sakit



palpitasi, ekstremitas dingin)



kepala, nausea



Proses terjadinya masalah pada kasus Ketidakcukupan informasi dan pengetahuan klien terhadap penyakitnya (asma bronkial ) menimbulkan kekhawatiran akan menularkan penyakit terhadap cucunya. Kecemasan dan kekhawatiran yang dialami menimbulkan klien mengalami penurunan nafsu makan sehingga berat badan klien menurun. III.



Data yang perlu dikaji (Herdman & Kamitsuru, 2014): Kategori Fisiologis



Data Tambahan -



Tegang



-



Tremor



-



Berkeringat



-



Gemetar



Perilaku



Afektif



Kognitif



Simpatis



dan



parasimpatis



IV.



-



Suara bergetar



-



Gerakan ekstra



-



Tampak waspada



-



Kontak mata buruk



-



Perilaku mengintai



-



Gelisah



-



Ketakutan



-



Sangat khawatir



-



Gugup



-



Ragu



-



Kesedihan mendalam



-



Menggerutukan gigi



-



Penurunan lapang persepsi



-



Penurunan kemampuan belajar



-



Blocking pikiran



-



Gangguan perhatian dan konsentrasi



-



Peningkatan tekanan darah



-



Peningkatan denyut nadi



-



Peningkatan frekuesi napas



-



Palpitasi jantung



-



Lemah



Pohon masalah dan prioritas diagnosa keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi



Prioritas 3



Ansietas Prioritas 1



Defisit pengetahuan



Prioritas 2



V.



Rencana tindakan keperawatan (Butcher, Bulechek, Dochterman, & Wagner, 2013): Latihan 1 1. Menjelaskan kepada klien dan keluarga pengertian, tanda gejala dan proses terjadinya ansietas. 2. Mendemonstrasikan dan melatih klien dan keluarga teknik relaksasi napas dalam 3. Mendemonstrasikan dan melatih klien dan keluarga teknik distraksi Latihan 2 1. Evaluasi kemampuan klien mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi napas dalam dan tenik distraksi 2. Melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik bagi klien di rumah sakit dan di rumah dengan mengurangi dan menghindari penyebab ansietas 3. Mendemonstrasikan dan melatih (klien dan keluarga)intervensi untuk mengatasi ansietas lanjutan, yaitu hipnotik lima jari dan mendorong ibadah



VI.



Referensi



Butcher, H. K., Bulechek, G. M., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC) (7th ed.). Missouri: Elsevier. https://doi.org/10.1017/S0261444802211829 Carpenito, L. J. (2010). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice (13th ed.). Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins. Herdman, H. ., & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnosis: Definitions & Classification 2015-2017 (10th ed.). Oxford: Willey Blackwell. Stuart, G. (2018). Principles and practice of psychiatric nursing (10th ed.). St. Louis: Elsevier. Townsend, M., 2014. Psychiatric mental health nursing: concepts of care in evidence-based practice. 8th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company. Wilkinson, J., & Ahern, N. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. (E. Jakarta : EGC.



Diagnosis



Wahyuningsih, Ed.) (9th ed.).



ANSIETAS



TANDA DAN GEJALA FISIK



Sering napas



Diare/konstipasi



pendek



Gelisah



Nadi dan tekanan



Berkeringat



darah naik



Tremor



Mulut kering



TERAPI ANSIETAS 1. TARIK NAFAS DALAM (DEEP BREATHING)



Sulit tidur



KOGNITIF



APA ITU ANSIETAS ? Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman.







Lapang persepsi menyempit







Tidak mampu menerima







informasi dari luar



1.



Atur klien dengan posisi duduk.



Berfokus pada apa yang menjadi



2.



Kedua tangan klien diletakkan diatas perut



perhatiannya 3.



Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung



PERILAKU 



Gerakan meremas tangan







Bicara berlebihan dan cepat







Perasaan tidak aman dan menangis



4. Tarik napas selama 3 detik, rasakan abdomen mengembang saat menarik napas 5. Tahan napas selama 3 detik 6. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas secara perlahan selama 6 detik. Rasakan abdomen



METODE HIPNOTIS 5 JARI



2. DISTRAKSI (TEKNIK MENGALIHKAN SITUASI)



- Konsentrasi dan relax selama 10 menit



Mengalihkan pikiran dari hal yang membuat cemas



- Menyentuh ibu jari dengan: telunjuk (kenang masa sehat) jari tengah (mengenang masa bermesraan) jari manis (mengenang saat mendapat pujian) kelingking (mengenang tempat paling indah) (Keliat, 2013)



3. HIPNOTIS 5 JARI



4. KEGIATAN IBADAH



Beribadah mengingat Tuhan Yang Maha Esa



Keliat, B. A. (2013). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas; CMHN (Basic Course).EGC : Jakarta. University Of Pittsburgh Medical Center (2003)