22 0 199 KB
LAPORAN PRAKTIKUM SPESIALITE OBAT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
Disusun Oleh: Asa Santiva
(19.71.021586)
Clausa Artea Suling
(19.71.021)
Nadia Aulia Oktaviani
(19.71.020981)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D-II FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2020/2021
SPESIALITE OBAT GINJAL DAN SALURAN KEMIH A. TUJUAN PRAKTIKUM Mampu mengidentifikasi dan mengelompokkan obat-obat ginjal dan saluran kemih. B. KONSEP TEORI Ginjal adalah organ ekskresi yang berfungsi menyaring sisa metabolisme (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Saluran kemih terdiri dari dua bagian, yaitu saluran kemih bagian atas yang berada di ginjal hingga ureter proximal dan saluran kemih bagian bawah yang terdiri dari ureter distal, kandung kemih dan uretra. Faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal dan saluran kemih, antara lain: diabetes, protein dalam urin, tekanan darah tinggi, serta riwayat keluarga berpenyakit ginjal. (Ganthina, 2016). Urin merupakan hasil cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang dikeluarkan dari tubuh memalui proses urineasi. Eksresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh (Notoatmodjo, 2010). Komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah, 2004). Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Dalam ginjal, zat sisa metabolisme akan dipilah- pilah kembali. Hasil pemilahan tersebut berupa zat yang sudah tidak berguna dan zat yang masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna tersebut akan dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat- zat yang masih dapat dipergunakan lagi akan dikembalikan ke sirkulasi (Riswanto dan Rizki, 2015). Ginjal menjalankan tugas tersebut dengan cara menyaring darah secara bertahap. Setiap menit sejumlah 1.100 mililiter darah mengalir ke kedua ginjal orang dewasa
sehat. Setiap kali melalui ginjal, darah akan melewati sistem filtrasi kompleks yang disebut dengan nefron. Satu ginjal manusia memiliki sekitar 1 juta nefron yang tidak akan mengalami regenerasi bila mengalami kerusakan (Riswanto dan Rizki, 2015). Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan tubulus. Glomerulus mempunyai fungsi filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi dan reabsorbsi. Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami suatu zat ketika diangkut melalui darah ke sistem filtrasi kompleks ginjal, yaitu filtrasi glomerular, sekresi tubular dan reabsorbsi tubular (Riswanto dan Rizki, 2015). Penyakit yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih adalah batu ginjal di saluran kemih dan ginjal, kista ginjal, gagal ginjal, dan infeksi saluran kemih. Batu ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini dapat terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Jenis batu ginjal adalah batu kalsium, batu oksalat, dan batu asam urat. (Ganthina, 2016). Gagal ginjal adalah Penyakit di mana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu lagi bekerja dalam hal penyaringan dan pembuangan elektrolit tubuh. Faktor yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal adalah hipertensi, kelainan ginjal, adanya kerusakan sel penyaring pada ginjal, adanya sumbatan pada saluran kemih, dan kelainan autoimun. Infeksi bakteri dapat terjadi pada saluran kemih. (Ganthina, 2016). Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah infeksi saluran kermih (ISK). Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi
kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). (Ganthina, 2016). Inkontinensia adalah ketidakmampuan menahan air kencing, kejadian ini disebabkan karena ada kegagalan sistem kandung kemih dan uretra (vesikouretra) pada saat masuknya urin secara berangsur-angsur dari ureter
(fase pengisian).
Obat yang
digunakan adalah
golongan
antimuskarinik. (Ganthina, 2016). Saluran kemih terdiri dari dua bagian, yaitu saluran kemih bagian atas yang berada di ginjal hingga ureter proximal dan saluran kemih bagian bawah yang terdiri dari ureter distal, kandung kemih dan uretra. Faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal dan saluran kemih, antara lain: diabetes, protein dalam urin, tekanan darah tinggi, serta riwayat keluarga berpenyakit ginjal. Penyakit yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih adalah batu ginjal di saluran kemih dan ginjal, kista ginjal, gagal ginjal, dan infeksi saluran kemih. (Ganthina, 2016). Obat-obat yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih adalah antiseptik saluran urin, parasimpatomimetik, antimuskarinik, obat tradisional peluruh batu ginjal, dan antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih (ISK). (Ganthina, 2016).
C. TABEL PENGAMATAN Tabel 3.1. Pengamatan Obat Batu ginjal Zat Aktif (Merk Dagang) Batugin Eliksir
BSO dan
Komposisi Zat
Produsen
Kekuatan Aktif BSO : Syrup Daun kejibeling Kimia Farma Elixir, sachet
dan
daun
Botol syrup : tempuyung 120ml, 300ml Sachet :1 sach = Kalkurenal
15ml BSO : Syrup Extr Drop 50ML
berberidis PT. Darya Varia
dest, extr rubiae dest,
extr
saxifragae
gran
dest
9
mL
,
lithium HCl 100 mcg,
Mg
borocitrate 1 mg, Na
phosphate
100 mcg, Extr berberidis e cort rad
fluid
rubiae
Kejibeling Gingseng HOS
BSO : Kapsul
extr
e
rad
fluid,
extr
saxifragae
gran
fluid 20 mL. Orthosipon Folium kumis
Ben
(daun Sejahtera kucing),
Sonchus arvensis Folium
PT
(daun
Sehat
tempuyung), Seriocalyx crispus
Folium
(daun kejibeling), Phyllanthus niruri
Herba
(meniran), Imperatae cylindricae Rhizoma
(akar
alang-alang), Panax Nephrolith
BSO : Kapsul
ginseng
(ginseng) Esktrak folium Kalbe Farma orthosiphon stamineus 18 mg, ekstrak
folium
srtobilanthus crispus ekstrak
6
mg,
folium
sonchus arvensis 24 mg, eksrtrak folium phyllanthus niruri 2,4 mg, vit B6 5 mg, folic Probagin
acid 200 mcg BSO : Syrup Ekstrak Daun PT. Elixir 300ML
Tempuyung (Sonchus
INDOFARMA
arvensis) Folium 3000 mg, ekstrak Daun Keji beling (
Sericocalyx
crispus)
Folium
300mg,
ekstrak
Daun
Kumis
Kucing (Orthosiphon aristatus ) Folium 150 mg. Tabel 3.2. Pengamatan Obat Antiseptik dan Antibiotik Saluran Kemih Zat Aktif (Merk
BSO dan
Komposisi Zat
Produsen
Dagang) Asam Nalidiksat
Kekuatan Tablet 500 mg
Aktif Nalidixic acid
ARMOXINDO
(Urineg) Asam Pipemidat
Tablet 100 mg
Asam Pipemidat
Abbott Products
(Urinter, Urixin, Urotractin) Nitrofurantoin (MacroBID) Trimetropim Sulfametoksazol (Zultrop)
Indonesia Tablet 100 g
Nitrofurantoin
Kaplet Co-
Co-trimoxazole: Trimethoprim 80 mg, Sulfamethoxazole 400 mg.
trimoxazole: Trimethoprim 80 mg,
MercuryPharma Tropica Mas Pharmaceutical
Sulfamethoxazole Metenamin
400 mg. Tablet 500 mg
Methanamine
Mega Esa farma
Tabel 3.3. Pengamatan Obat Antimuskarinik dan Parasimpatomimetik Zat Aktif
BSO dan
Komposisi Zat
Produsen
Tolterodin
Kekuatan 2mg-4mg tablet
Aktif Tolterodine
pfizer
Propiverin Plavoksat Solifenasi
2mg kapsul 15mg tablet 200mg tablet 5-10mg tablet
tartrate Propiverin Plavoksat Solifenacin
Pahpros Indofarma Astellas
Fenazopiridin,
100mg tablet
succinate Fenazopiridin
Novella
Alfuzosin
salut 10mg tablet
Alfuzosin
Sanofi
D. PEMBAHASAN Pada pengamatan obat batu ginjal terdiri dari obat Batugin Eliksir yang merupakan produk herbal yang dipercaya bermanfaat untuk membantu meluruhkan batu ginjal atau batu saluran kemih. Batugin mengandung daun tempuyung dan daun kejibeling. Produk ini tersedia dalam bentuk sirop di dalam botol kaca atau saset. Secara umum, berikut ini adalah dosis Batugin untuk membantu meluruhkan batu ginjal dan batu saluran kemih.
Batugin Sachet: Di awal penggunaan, dosisnya adalah 1 saset 15 ml, 3–4 kali sehari. Setelah batu keluar, dosisnya adalah 1 saset, 1 kali sehari.
Batugin Elixir: Di awal penggunaan, dosisnya adalah 1 gelas takar penuh, 3–4 kali sehari. Setelah batu keluar, dosisnya adalah 1 gelas takar penuh, 1 kali sehari. Selanjutnya adalah obat Kalkurenal termasuk obat saluran kemih
kelamin golongan lain yang digunakan untuk mengobati batu ginjal yang terdapat di ureter maupun kandung kemih. Obat ini merupakan golongan obat keras yang harus digunakan sesuai anjuran/ resep dokter. Obat ini memiliki kandungan extrak berberidis dest, ekstrak rubiae dest, ekstrak saxifragae, lithium, magnesium borocitrate, sodium phosphate. Obat Kejibeling Gingseng HOS obat herbal yang memiliki kandungan Orthosipon Folium (daun kumis kucing), Sonchus arvensis Folium (daun tempuyung), Seriocalyx crispus Folium (daun kejibeling), Phyllanthus niruri Herba (meniran), Imperatae cylindricae Rhizoma (akar alang-alang), Panax ginseng (ginseng) sebagai zat aktifnya. Kejibeling Plus Ginseng secara tradisional dapat membantu meluruhkan batu urin pada saluran kemih dan melancarkan buang air kecil. Kejibeling Plus Ginseng diproduksi oleh PT Ben Sehat Sejahtera dalam bentuk sediaan kapsul. Dosis pemberian: 1-2 kapsul, diminum 3 kali sehari. Obat Nephrolith merupakan obat dengan mamfaat untuk Membantu meluruhkan batu saluran kencing, sebagai diuretikum dan
antiseptik saluran kemih. Kandungan dari obat ini adalah Tiap kapsul mengandung Heksamina 125 mg, Natrium Salisilat 100 mg, Asam benzoat 25 mg, Strobilanthus crispus 25 mg, Sonchus arvensis 100 mg, Orthosipon stamineus 75 mg, Phyalnthus niruri 10 mg, dengan dosis pemakaian Dewasa : 2 kapsul 4 kali sehari. Anak-anak : 1 kapsul 4 kali sehari. Diberikan sesuai dengan petunjuk dosis penggunaan, leaflet/brosur, dokter atau apoteker. Dan yang terakhir adalah obat Probagin digunakan untuk melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat pada kantung empedu, kantung kencing, dan ginjal dan merupakan salah satu obat herbal berupa jamu. Memiliki kandungan komposisi Tiap ml mengandung ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis) Folium 3000 mg , ekstrak Daun Keji beling ( Sericocalyx crispus) Folium 300mg, ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus ) Folium 150 mg dan dosis pemakaiannya adalah 3 - 4 kali sehari 1 gelas (cup) takaran penuh. Obat antiseptik dan antibiotik saluran kemih terdiri dari obat Nalidixic acid umum digunakan untuk mengobati infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh bakteri tertentu. Obat ini tergolong kelas obat antibiotik quinolone. Nalidixic acid bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat ini berbentuk tablet dengan kekuatan sediaan 500 mg. sam pipemidat atau pipemidic acid adalah obat untuk mengobati infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri gram negatif dan beberapa bakteri gram positif. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat antibiotik quinolone. Urineg merupakan produksi armoxindo. Semua obat dapat menyebabkan efek samping, tetapi banyak orang yang tidak mengalaminya atau hanya mengalami sedikit efek samping. Periksa dengan dokter jika salah satu efek samping di bawah ini menetap atau semakin parah diare; pusing; kantuk; perasaan berputar; sakit kepala; mual; ruam; perut sakit atau ketidaknyamanan; muntah. Reaksi alergi parah (ruam, gatal-gatal, gatal, kesulitan bernafas, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau lidah); penglihatan kabur; kesemutan; perubahan penglihatan warna; kejang; penurunan kemampuan
untuk merasakan nyeri, suhu, atau posisi tubuh; penglihatan ganda; gatal; mati rasa; rasa sakit; nyeri, kemerahan, atau pembengkakan tendon; melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu; kelelahan. Sebelum minum Nalidixic Acid, hubungi dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap asam nalidiksat atau obat lain beri tahu dokter dan apoteker seputar obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang sedang Anda konsumsi atau berencana untuk konsumsi hubungi dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil sewaktu menggunakan nalidixic acid, hubungi dokter Anda memiliki penyakit darah porphyria atau riwayat kejang. Anda sedang menjalani kemoterapi kanker dengan obat melphalan atau obat-obatan kain yang terkait, atau Anda mengonsumsi antiaritmia untuk detak jantung abnormal (misalnya, quinidine, procainamide, amiodaron, sotalol. Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Asam pipemidat membunuh bakteri penyebab infeksi dengan cara menghambat enzim topoisomerase IV dan DNA gyrase yang berperan penting dalam pertumbuhan bakteri. Asam pipemidat hanya dapat digunakan dengan resep dokter. Asam Pipemidat yaitu antibiotika spektrum luas golongan fluorokinolon generasi kedua dan aktif terhadap bakteri Gram Negatif maupun Gram Positif. Asam Pipemidat memiliki efek bakterisida (membunuh bakteri) dengan cara menghambat enzim II topoisomerase yang berperan dalam pembentukan DNA sel bakteri. Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi asam pipemidat adalah: Mual, sakit perut, pusing. Asam pipemidat dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan dengan obat-obatan lain. Berikut adalah beberapa interaksi antar obat yang dapat terjadi: Peningkatan risiko perpanjangan interval QT, jika digunakan bersama nalidixic acid, acebutolol, oxolinic acid, atau amantadin, peningkatan
efektivitas acarbose, penurunan efektivitas paracetamol atau acyclovir dan penurunan metabolisme teofilin. Belum diketahui apakah Asam pipemidat bisa diserap ke dalam ASI atau tidak. Bagi ibu hamil dan sedang menyusui sebaiknya
berkonsultasi
terlebih
dahulu
dengan
dokter
sebelum
mengonsumsi obat ini. Nitrofurantoin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih, termasuk radang kandung kemih (cystitis) atau infeksi ginjal. Nitrofurantoin bekerja dengan cara menghambat pembentukan protein penyusun dinding sel bakteri. Obat ini juga menghambat pembentukan materi genetik dari sel bakteri. Dengan begitu, bakteri akan mati dan infeksi bisa teratasi. Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi nitrofurantoin, yaitu: sakit kepala, hilang nafsu makan, dan mual atau muntah. Penggunaan niotrofurantoin dengan obat lain bisa menyebabkan beberapa efek interaksi, antara lain:
Menurunnya penyerapan nitrofurantoin jika digunakan dengan antasida yang mengandung magnesium trisilikat
Meningkatnya risiko keracunan atau toksisitas karena meningkatnya kadar nitrofurantoin dalam darah, jika digunakan dengan probenecid atau sulfinpyrazone
Meningkatnya risiko terjadinya efek antagonis obat jika digunakan dengan antibiotik quinolone
Menurunnya efektivitas nitrofurantoin dalam mengatasi infeksi bakteri jika digunakan dengan acetazolamide
Menurunnya efektivitas norfloxacin atau vaksin hidup, seperti vaksin polio dan vaksin tifus Obat ini tidak boleh digunakan
saat usia kehamilan 38–42
minggu.Nitrofurantoin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Sulfamethoxazole + trimethoprim adalah kombinasi dari dua jenis antibiotik: sulfametoksazol dan trimetoprim. Kombinasi kedua antibiotik tersebut digunakan untuk mengatasi berbagai macam infeksi bakteri, sepert infeksi telinga tengah (otitis media), infeksi saluran kencing,
infeksi saluran pernapasan, dan infeksi usus. Kombinasi
sulfamethoxazole + trimethoprim adalah pengobatan yang juga digunakan untuk
mencegah
dan
mengobati
pneumonia
jenis
tertentu.
Sulfamethoxazole + trimethoprim hanya mengobati infeksi jenis tertentu dan tidak akan bekerja untuk infeksi virus (seperti flu). Penggunaan yang tidak perlu atau penyalahgunaan antibiotik dapat menyebabkan kinerja obat ini menurun. Sama seperti obat-obatan pada umumnya, obat ini juga berpotensi menimbulkan terjadinya efek samping. Berikut adalah efek samping sulfamethoxazole + trimethoprim yang tergolong parah:
Diare yang berair atau berdarah
Demam, menggigil, pembengkakan kelenjar, nyeri tubuh, gejala flu
Luka di mulut dan tenggorokan
Batuk baru atau memburuk
Kulit pucat, merasa pusing, denyut jantung cepat, kesulitan berkonsentrasi
Mudah memar, perdarahan yang tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau dubur), ungu atau merah bintik-bintik di bawah kulit Anda
Kesemutan yang parah atau mati rasa, denyut jantung yang lambat, denyut nadi lemah, kelemahan otot
Mual, nyeri perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan, urin gelap, tinja tanah liat berwarna, sakit kuning (menguningnya kulit atau mata)
Kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali
Halusinasi, kejang kejang
Gula darah rendah (sakit kepala, rasa lapar, lemah, berkeringat, kebingungan, mudah marah, atau merasa gelisah)
Efek samping yang lebih ringan dari sulfamethoxazole + trimethoprim adalah:
Muntah
Lidah sakit atau bengkak
Pusing, sensasi berputar
Pengung di telinga
Merasa lelah, masalah dengan tidur Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada
beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Sebelum mengkonsumsi obat ini, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
Beri tahu dokter dan apoteker Anda jika Anda mempunyai alergi terhadap sulfamethoxazole + trimethoprim atau obat lainnya. Beri tahu dokter Anda dan apoteker tentang obat resep atau nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda konsumsi atau akan Anda konsumsi. Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah memiliki kondisi atau masalah kesehatan tertentu. Obat kotrimoksazol, termasuk sulfamethoxazole + trimethoprim, sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak kurang dari 2 bulan. Hubungi dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Hindari terkena paparan sinar matahari dan gunakan baju pelindung, kacamata, dan tabir surya. Kotrimoksazol dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari.
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D (ada bukti berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA). Methenamine adalah obat antibiotik yang biasa digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih. Biasanya dokter akan meresepkan obat ini ketika beragam obat-obatan lain tidak mempan mengobati infeksi yang Anda alami. Obat ini bekerja dengan cara melawan, menghancurkan, serta
memperlambat pertumbuhan bakteri. Dengan minum obat ini, bakteri penyebab infeksi di saluran kemih akan musnah. Meski efektif mengobati penyakit infeksi, antibiotik ini tidak akan mempan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus. Sebab, antibiotik pada dasarnya tidak bisa melawan virus, seperti influenza. Untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, maka dibutuhkan antivirus. ama seperti obat lainnya, obat ini juga berpotensi menimbulkan efek samping dari yang ringan hingga parah. Beberapa efek samping paling umum dan sering dikeluhkan orang setelah minum obat antibiotik ini di antaranya:
Sakit perut
Kram perut
Mual dan muntah
Diare
Muncul ruam kemerahan di kulit
Nafsu makan menurun
Sebelum mengonsumsi obat ini, ada sejumlah hal yang perlu Anda ketahui dan perhatikan, di antaranya:
Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda memiliki alergi terhadap antibiotik methenamine atau jenis antibiotik lainnya. Tanyakan pada dokter tentang daftar bahan penyusun obat ini untuk mencegah kekambuhan reaksi alergi. Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda memiliki alergi terhadap aspirin dan pewarna makanan kuning. Antibiotik ini mungkin dapat memunculkan efek samping negatif bila digunakan bersamaan dengan keduanya. Beri tahu dokter dan apoteker bila belakangan ini Anda sedang atau akan minum obat tertentu secara rutin. Entah itu obat resep atau nonresep, terutama antasida, sulfamethizole, diuretik (‘pil air’). Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda sedang atau memiliki riwayat gangguan fungsi hati dan ginjal kronis dan penyakit pernapasan seperti asma. Beri tahu dokter dan apoteker bila Anda berencana hamil, sedang hamil, maupun menyusui.
Keamanan obat ini untuk ibu hamil, menyusui, serta bayi masih belum diketahui. Sebab, tidak ada penelitian yang benar-benar
membuktikan bahwa obat ini aman untuk berbagai kondisi tersebut. Maka dari itu, selalu konsultasi terlebih dulu pada dokter atau bidan sebelum menggunakan obat apa pun. Apalagi jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, atau setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Adapun obat Antimuskarinik dan Parasimpatomimetik terdiri dari Tolterodin merupakan obat yang di produksi oleh Pfizer . Obat ini tersedia dalam dosis 2-4mg tablet dan 2mg kapsul adalah obat untuk mengobati kandung kemih yang terlalu aktif. Obat ini bekerja dengan merelaksasi otot-otot di kandung kemih, tolterodin meningkatkan kemampuan Anda untuk mengontrol buang air kecil Anda. Obat ini membantu untuk mengurangi kebocoran urin, perasaan perlu untuk buang air kecil segera, dan sering pergi ke toilet. Obat ini termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antispasmodik. Propiverin merupakan obat yang di produksi oleh Phapros. Obat ini tersedia dalam dosis 15mg tablet Propiverine digunakan untuk mengobati inkontinensia urin, urgensi dan frekuensi pada gangguan neurogenik kandung kemih dan ketidakstabilan detrusor idiopatik. Propiverine membantu mengurangi perasaan ingin segera buang air kecil, sering buang air kecil, atau tidak bisa menahan air kecil. Plavoksat merupakan obat yang di produksi oleh Indofarma. Obat ini tersedia dalam dosis 200mg tablet. Plavoxate adalah salah satu obat dari kelompok obat-obatan yang dikenal sebagai antispasmodik. Obat ini bekerja dengan cara meredakan kejang otot pada kandung kemih dan saluran kemih Obat ini digunakan untuk meringankan gejala seperti buang air kecil yang menyakitkan, peningkatan frekuensi buang air kecil terutama di malam hari, dan kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih. Solifenasi merupakan obat yang di produksi oleh Astellas. Obat ini tersedia dalam dua dosis berbeda diantaranya: tablet 5 mg, dan tablet 10 mg. mengandung Solifenacin succinate yang diindikasikan untuk terapi simtomatik inkontinensia urgensi (tidak dapat mengontrol buang air kecil) dan / atau peningkatan frekuensi dan urgensi urin pada pasien dengan
sindrom kandung kemih yang terlalu aktif. Zat aktif yang terkandung dalam obat ini bekerja dengan menghambat reseptor muskarinik yang mengakibatkan penurunan kontraksi kandung kemih, peningkatan volume urin residu dan penurunan tekanan otot detrusor. Fenazopiridin merupakan obat yang di produksi oleh Novella . Obat ini tersedia dalam dosis 100mg tablet mengandung Fenazopridin obat yang digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh iritasi pada saluran kencing, seperti nyeri dan panas saat buang air kecil, dan rasa yang mendesak untuk buang air kecil secara sering. Fenazopridin tidak akan mengobati penyebab iritasi kencing, tetapi dapat membantu meringankan gejala sementara. Alfuzosin merupakan obat yang di produksi oleh Sanofi obat ini tersedia dalam dosis 10mg tablet. adalah obat untuk meredakan gejala pembesaran kelenjar prostat jinak, seperti sulit berkemih, rasa tidak tuntas setelah berkemih, sering buang air kecil terutama di malam hari, atau aliran urine yang terasa tersendat-sendat. Alfuzosin termasuk ke dalam golongan obat penghambat alfa (alpha-blockers). Obat ini bekerja dengan cara melemaskan kelenjar prostat dan otot kandung kemih, sehingga aliran urine lebih lancar dan keluhan mereda. Obat ini tidak bisa mengecilkan ukuran kelenjar prostat atau menyembuhkan benign prostate hyperplasia (BPH).
E. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA Gathina. 2016. Praktikuym Spesialit dan Terminologi Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Ma’arufah.
2004.
Perbedaan Antara Hasil Carik Celup Dengan Metode
Mikroskopis Sebagai Indikator Adanya Sel Darah Merah Dalam Urin. Jurnal Akademi Analis Malang 2(2) : 1-12.Malang :Akademis Analis Kesehatan Malang. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Riswanto dan Rizki, M. 2015. Urinalisis: Menerjemahkan Pesan Klinis Urine.Yogyakarta: Pustaka Rasmedia.