Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTRUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Bunga Tunggal dan Majemuk Daun Tunggal dan Majemuk



Dosen Pengampu : Ruri Siti Resmisari,M.Si Dr. Evika Sandi Savikri,M.P Disusun Oleh : Nama



: Ayu Aqis Bilqisti



NIM



: 19620107



Kelas



: Biologi D



Asisten



: Rosi Andini Arumsari



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanan akan disebut produsen. Pada rantai makanan adalah tumbuhan. Melalui tumbuhan manusia maupun hewan dapat memperoleh makanan. Tumbuhan berwarna hijau karena memiliki bagian ujung yang disebut daun. Daun merupakan bagian yang sangat penting, karena daun memiliki zat kiorosil yang digunakan untuk proses fotosintesis. Dalam hal ini, setiap tumbuhan memiliki jenis daun yang berbeda. Pada umumnya setiap tumbuhan memiliki sejumlah daun yang cukup banyak. Daun biasanya tipis melebar, baik daun majemuk ataupun daun tunggal. Daun majemuk merupakan modifikasi daun tunggal dimana dalam setiap tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun (Rosanti, 2013). Allah SWT berfirman dalam QS Azzumar ayat 21 yang berbunyi : “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya sebagai sumber-sumber air dibumi kemudian ditumbuhkannya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering, lalu kami melihatnya kekuning-kuningan kemudian dijadikannya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai aku.” Ayat tersebut menjelaskan bahwaAllah menurunkan air dan menumbuhkan tumbuhan. Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu untuk memberikan manfaat dan kemudahan untuk mahkluknya. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menumbuhkan berbagai tanaman. Tentunya berbagai tanaman tersebut memiliki keanekaragaman bentuk dan struktur daun berdasarkan jenisnya. Potongan ayat selanjutnya menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah memberikan suatu pelajaran kepada orang-orang yang berakar untuk berfikir . Oleh karena itu, dibutuhkan pengkajian suatu ilmu yang mempelajari bentukciptaan Allah. Sehingga mampu menambah ketakwaan dan keimanan atas segala kebesaran Allah SWT. Ditinjau dari keanekaragaman daun, maka terdapat jenis daun yang majemuk, yang mana daun majemuk juga memiliki berbagai jenis pengelompokan. Tumbuhan memiliki bagian khusus untuk melakukan perkembangan secara generatif yaitu bunga. Bunga merupkan bagian tumbuhan yang paling menarik karena



memiliki bagian macam warna. Dalam hal ini, warna yang mencolok tersebut untuk menarik perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan. Berdasarkan penjelasan Tjitrosuepomo (2011) alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Tetapi bagi tumbuhan berbiji alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang dikenal sebagai bunga. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hirj ayat 22 yang berarti : “Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu. Dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” Ayat tersebut menjelaskan tentang bahwa tumubuhan melakukan perkawinan melalui bagian dari tumbuhan itu sendiri. Maksudnya adalah melalui bunga tersebut Allah menciptakan adanya buah dan biji melalui proses perkawinan pada bunga yang dikenal dengan istilah penyerbukan dan fertilisasi. Bunga sendiri memiliki bagianbagian tertentu untuk melakukan proses penyerbukan dan fertilisasi. Tentunya setiap tumbuhan memiliki jenis berbeda-beda. Oleh karena itu, dilakukan pratikum pengamatan bunga majemuk dan bunga tunggal. Serta, Praktikum morfologi daun majemuk, untuk mengetahui susunan daun tersebut. 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah pada pratikum ini adalah bagaimana mengenal susunan daun majemuk dan morfologi bunga tunggal. 1.3 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal susunan daun majemuk (folium compositum) dan morfologi bunga tunggal.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun Majemuk 2.1.1 Pengertian daun majemuk Suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut : ibu tangkai daun (petiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun. Itu tangkai anak-anak daun ini dapat dipandang merupakan penjelasan, tangkai daun ditambah dengan ibu tulang. Oleh sebab itu, kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang tangkai anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelasan siatu tulang cabang pada daun tunggal. Oleh sebab itu, didalam ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup (samsoeri, 1982). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal dimana dalam setiap satu tunggal daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak-anak daun. Bila ditinjau dari jumlah dan posisi anak daunnya, daun majemuk dapat dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu daun majemuk menyirip, daun majemuk menjari, daun majemuk bangun kaki, dan daun majemuk campuran (Rosanti, 2013). Banyak daun yang berawakan sangat besar merupakan daun majemuk atau majemuk ganda. Adaptasi struktual ini memungkinkan daun yang besar untuk menahan hembusan angin yang kuat agar tidak mengalami terlalu banyak sobekan. Hal itu jga mungkin dimaksudkan agar beberapa patogen (organisme dan virus penyebab penyakit) yang menyerang daun hanya menyebar pada satu anak daun (Campbell, 2008). 2.2.1 Bagian-bagian daun majemuk Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkai daun (petiolus communis), anak daun (faliolum) dan tangkai anak daun (petiolus). Ibu tangkai daun merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil. Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkaitangkai yang kecil yang disebut tangkai anak daun. Ibu tangkai daun (potiolus communis), yang merupakan tempat melekatnya anak daun dan tangkainya. Anak daun (foliolum), yang terdiri dari lebih dari satu helai. Yang didukung oleh tangkai anak daun. Tangkai anak daun (petiolus) merupakan tempat melekatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak terikat (Rosanti, 2013). Daun majemuk dapat pula ditemukan bagian-bagian lain seperti pada daun tunggal, misalnya ujung daun (apex folii) yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti pada daun pinang (Areca Cetechu L). 2.3.1 Ciri-ciri daun majemuk Berdasarkan penjelasan Tjitrosoepomo (2011) daun majemuk dapat dikenali dengan petunjuk sebagai berikut :



a. Pada satu daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya pun runtuh bersama-sama pula. b. Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan yang terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak punya kuncup. c. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam ketiak. 2.4.1 Jenis-jenis daun majemuk (Folium Compositum) 2.4.1.1 Daun majemuk menyirip (Pinnatus) Sesuai dengan konsep “menyirip” daun majemuk menyirip memiliki anak-anak daun yang tersusun dikiri dan kanan itu tangkai daun (ptiolus communis). Berdasarkan kedudukan anak daun pada tangkainya, daun majemuk menyirip dibedakan menjadi beberapa kategori diantaranya (Rosanti, 2013) : a. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (Unifoliolatus). b. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) c. Daun majemuk menyirip ganjil (umparipinnatus) 2.4.1.2 Daun majemuk menjari (Palmatus atau Digitatus) Daun majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak-anak daunnya (Rosanti, 2013) : a. Daun majemuk menjari beranak daun dua (Bifoliolatus) b. Daun majemuk menjari beranak daun tiga (Trifoliolatus) c. Daun majemuk menjari beranak daun lima (Quinquefoliolatus) d. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (Septemfoliolatus) 2.4.1.3 Daun majemuk bangun kaki (Pedatus) Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan sususan daun majemuk menjari. Perbedaan pada dua daun terakhir, biasanya terletak didekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya. Sehingga seolah-olah memeliki kaki yang menunjang daun disampingnya (Rosanti, 2015). 2.4.1.4 Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus) Daun majemuk yang merupakan perpanduan dari daun majemuk menjari dan daun majemuk menyirip (Rosanti, 2013). 2.2 Bunga Tungal Bunga merupakan alat perkembangbiangkan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetpai bagian tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang dikenal sebagai bunga. Sifatsifat bunga antara lain (Tjitrosoepomo, 2011) : a. Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya. b. Warnanya c. Baunya d. Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif tempat terjadinya peristiwa penyerbukan dan pembuahan yang nantinya akan menghasilkan buah yang didalamnya terdapat biji. Selain berfungsi sebagai alat perkembanbiakan, bunga juga



memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai sumber makanan, hiasan, bahan parfum, bahan obat. Untuk keperluan budaya, dan ritual (Mulyani, 2006). Bunga atau kembang (Flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae). Pada bunga terdapat organ reproduksi yaitu benang saridan putik (Abdurrahman, 2008). Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang; dan bunga aksiler apabila bunga terletak di ketiak daun (Sulasmi, 2004). Bagian bunga seperti daun kelopak dan daun mahkota berada pada susunan tertentu ketika masih kuncup. Hal ini disebut estivasi, contohnya estivasi valvate, valvate induplicate, valvate reduplicate, imbricate, ascending imbricate, descending imbricate, convolute, plicate, open dan quincuncial (Tjitrosoepomo, 1989). Bagian bunga lainnya, seperti dasar bunga dapat mengalami peninggian. Beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan peninggian dasar bunga, misalnya anthofor, androfor, ginofor, androginofor dan discus. Bentuk dasar bunga yang biasa dijumpai adalah bentuk rata, kerucut, cawan, dan mangkuk (Sastrapradja, 1976). Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhantumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individuindividu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang meBunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersamasama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesiumngandung biji-biji (Stace, 1980). Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut turut dari tepi luar bunga bagian tengah kalix (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina) (Greenway, 1997). Pada satu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja (Planta uniflora) misalnya bunga coklat (Zepyranthus rosea Lindl). Tetapi umumnya satu tumbuhan



terdapat banyak bunga (Planta multiflora) misalnya pada bunga mawar (Rosa sp) (Dod, 1979). Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga – bunga tadi terdapat dalam ketiak – ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang – cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan (Tjitrosoepomo, 1989): a)    Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz). b)   Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.), kembang telang (Clitoria ternatea L.). Selain dari itu pada suatu tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat (Tjitrosoepomo, 1989) : 1.       Terpencar atau terpisah – pisah (flores sparsi), misalnya pad kembang sepatu, 2.      Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula: bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang merak.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Daun 3.1.1



Hasil



Gambar Tangan



Foto



literatur



Sumber : commons.wikimedia.org Keterangan No Karateristik Morfologi 1 Bangian daun :



2 3 4 5 6 7 8 9







Tangkai daun







Helai daun



Bangun daun (bangun helaian)/ Circumscriptio Ujung/ Apex folii Pangkal/ Basis folii Susunan Tulang Daun (venatio/nevatio) Tepi/ Margo folii Daging daun/ intervenium Warna daun Daun tunggal/ daun majemuk



3.1.2



Keterangan  Tulang daun melengkung 



Helai daun memanjang



Lonjong Runcing (acutus) Rompang (truncatus) Menyirip (penninervis) Rata (integer) Seperti kertas (papycarus) Hijau Majemuk (Folium Compositum)



Klasifikasi



Kingdom              : Plantae Superdivisi           : Spermatophyta Divisi                    : Magliophyta Kelas                    : Magnoliopsida Ordo                     : Asterales Famili                   : Asteraceae



Subfamili              : Asteroideae Genus                   : Zinnia Spesies                 : Zinnia elegans Jaqc. 3.1.3



Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum yang diamati pada daun kembang kertas (Zinnia elegans Jaqc) memiliki bagian daun berupa tangkai daun (ptiolus) dan helai (lamina), sehingga termasuk daun tidak lengkap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muzayinah (2008) bahwa daun yang kehilangan satu atau dua dari ketiga bagian tersebut (pelepah, tangkai dan helaian daun) disebutdengan daun tak lengkap atau tidak sempurna. Ciri morfologi daun kembangkertas (Zinnia elegans Jaqc) adalah bangun daun (Circumscriptio) yaitu lonjong, ujung daun (Apex folii) yaitu runcing (acutus), pangkal daun (Basis folii) yaitu rompang (truncatus), tulang daun (Venatio) yaitu menyirip (penninervis), tepi daun (Margo folii) yaitu rata (integer), daging daun (Intervenium) yaitu seperti kertas (papycatus), warna daun yaitu hijau dan daun kembang keras (Zinnia elegans Jaqc) ini termasuk daun majemuk (Folium Compositum).



3.2 Bunga 3.2.1



Hasil



Keterangan : No 1 2 3



Karakteristik morfologi Tangkai bunga (pedicellus) Dasar bunga (receptaculum) Hiasan bunga a) Mahkota bunga (perianthium) (Corolla) b) Daun mahkota (petala) c) Kelopak (Kalyx) d) Daun Kelopak e) Epicalyx f) Tenda Bunga (Perigonium)



Keterangan Ada Tidak Ada Ada (15) Ada Ada Ada



4



g) Daun tenda bunga (Tepal) a) Stamen b) putik (pistilum) c) Jenis kelamin bunga



Kelamin bunga



3.2.2



Ada (∞)



Ada Hermaphoditus



Klasifikasi



Kingdom              : Plantae Superdivisi           : Spermatophyta Divisi                    : Magliophyta Kelas                    : Magnoliopsida Ordo                     : Asterales Famili                   : Asteraceae Subfamili              : Asteroideae Genus                   : Zinnia Spesies                 : Zinnia elegans Jaqc. 3.2.3



Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum yang diamati bahwa bunga kembang kertas (Zinnia elegans jaqc) ini tergolong dalam bunga tunggal () karena bunga tunggal adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu bunga saja pada tiap-tiap ujung tangkainya. Bunga kembang kertas (Zinnia elegans jaqc) merupakan bunga anwal yang mempunyai berbagai macam warna. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur’aini (2015). Bahwa kembang kertas (Zinnia elegans jaqc) merupakan tanaman hias berbunga indah. Bunga kembang kertas (Zinnia elegans jaqc) ini memiliki Tangkai bunga (pedicellus), Daun mahkota (petala) yang berjumlah 15, kelopak (kalyx), daun kelopak, Tenda Bunga (Perigonium)



tetapi



tidak



memiliki



Dasar



bunga



(receptaculum). Serta bunga kembang kertas (Zinnia elegans jaqc) ini meliki jenis kelamin lengkap yaitu putik (kelamin betina) dan benang sari (kelamin jantan), bunga kembang



kertas (Zinnia elegans jaqc) ini juga memiliki jenis kelamin Hermaphoditus.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa : 1. Daun majemuk adalah daun yang memiliki satu tangkai daun dengan lebih dari satu helaian daun yang duduk pada cabang-cabang ibu tangkai daun. 2. Bunga tunggal adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu bunga saja pada tiap-tiap ujung tangkainya. 3. Bunga tunggal yang sempurna atau lengkap adalah bunga tunggal yang memiliki bagian-bagian bunga yang lengkap yakni mahkota, kelopak daun, dasar bunga, tangkai bunga, putik dan benang sari. 4. Zinnia elegans jaqc adalah termasuk daun majemuk dan bungga tunggal 4.2 Saran Sebaiknya praktikum dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. 2012. Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Letusan Gunung Merapi JalurPendakian Balerante Kecamata Kealang Kabupaten Klaten. (Skripsi S-1 Progdi Biologi). Surakarta : FKIP Universitas Muhammmadiyah Surakarta Campbell, Neil A, dkk. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga Dod, B. 1979. Tanaman Bunga di Dunia. (terjemahan). Jakarta : UI Press. Greenaway, T. 1997. Pohon. (Terjemahan: Hadisunarso, 2002). Jakarta: Penerbit Erlangga. Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press Nur’aini, F., Lise C. dan Nurwidodo. 2015. Pengembangan Media Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa MAN 2 BATU Materi Kingdom Animalia. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. volume 1 (1) : 36-45 Rosanti. D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga Rosanti D. 2015. Jurnal Ilmiyah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Vol 1 No 2 Samsoeri Efendi. 1982. Esnsiklopedi Tumbuh-tumbuhan : Berkasiat Obat yang ada dibumi Nusantara. Surabaya : Karya Anda. Sastrapradja, et al. 1976. Tanaman Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi NasionalLIPI. Stace, C.A. 1980. Taksonomi tumbuhan dan biosistematik. Bogor : IPB Press. Sulasmi. 2004. Macam – Macam Tanaman Dataran Tinggi dan Rendah. Bogor: IPB Press. Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.