7 0 188 KB
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN “Analisis Struktur modal dan Solvabilitas” Dosen pembimbing: Zul Azmi, SE., M.Si.,Ak.,CA
DISUSUN OLEH : NOVINTA RISA YANI
160301175
M. ARIEF
160301176
JULIANI AJI LESTARI
160301178
MOZA SHERLY JUNIAR
160301182
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat hidayah dan inayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW. Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing penulis di dalam penyusunan makalah ini, namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan. Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua juga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu. Amin
Pekanbaru,
Mei 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………........................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….....…..…….. 1 1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang ……………………………………………………..…………….... 1 Ruang lingkup pembahasan....................................................................................... 1 Rumusan Masalah ………………………………………………….………………1 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………..…... 2
BAB II. PEMBAHASAN ………………………………………………...……….…....... 3 2.1
2.2
2.3
Dasar-dasar Solvabilitas .......... …………………..…...................................... 3 2.1.1 Struktur Modal ................................................................................... 3 2.1.2 Karakteristik utang dan Ekuitas ……………………………………... 4 2.1.3 Motivasi memperoleh Modal Utang ……………………………………... 4 2.1.4 Konsep Laverage Keuangan ……………………………………………... 4 2.1.5 Penyesuaian untuk Struktur Modal ……………………………………... 5 Komposisi Struktur Modal dan Solvabilitas ........................................................... 5 2.2.1 Laporan Ukuran Sama dalam Analisis Solvabilitas ……........................... 5 2.2.2 Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas ………....................... 5 2.2.3 Interpretasi Ukuran Struktur Modal ……………………………………... 5 2.2.4 Ukuran Solvabilitas Berdasarkan Aktiva ……………………………... 6 Cakupan Laba ……………………………………………………………………... 6 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5 2.3.6
Laba terhadap Beban Tetap ……………………………………………... 6 Analisis Kelipatan Bunga Dihasilkan ……………………………………... 9 Arus Kas terhadap Beban Tetap ……………………………………... 9 Cakupan Dividen Saham Preferen ……………………………………... 10 Interpretasi Cakupan Laba ……………………………………………... 10 Risiko dan Pengembalian ……………………………………………... 10
BAB III. PENUTUP…………………………………..………………....................11 3.1
Kesimpulan………….………………………………………………...................... 11
DAFTAR PUSTAKA...…….............................................................................................. 12
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha pada saat ini berlangsung dengan pesat. Sehingga bias berdampak pada perusahaan yang bersaing semakin ketat. Setiap perusahaan akan mencoba berbagai strategi dan kebijakan agar dapat terus berkembang dan mempertahankan usahanya. Oleh karena itu dibutuhkan strategi, tetapi proses strategi tersebut membutuhkan modal yang tidak sedikit. Terdapat berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modal, yaitu dengan cara meminjam pada pihak eksternal dan diperoleh dari modal sendiri. Diantara pihak eksternal ini dapat berupa lembaga keuangan seperti bank, dan investor. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui analisis laporan keuangan yang dimiliki suatu perusahaan pada setiap periodenya. Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk mengetahui posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yaitu menggunakan rasio keuangan. Untuk menganalisis rasio keuangan dibutuhkan laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Dalam laporan posisi keuangan bagi calon kreditur berguna untuk mengetahui jaminan yang disediakan oleh perusahaan atas hutang-hutangnya. Pentingnya analisis laporan keuangan ini membuat penyusun tertarik untuk membahas “Analisis kredit : Struktur Modal dan Solvabilitas”. 1.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Makalah ini berfokus pada pembahasan mengenai analisis struktur modal dan solvabilitas sebagai pertimbangan kreditur memberikan pinjaman kepada perusahaan. 1.3 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, yaitu : 1. Bagaimana dasar-dasar Solvabilitas? 2. Apa Saja Komposisi Struktrur Modal dan Solvabilitas?
3. Bagaimana Cakupan Laba Terhadap Struktur Modal dan Solvabilitas? 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT Dari perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk : 1. Menjelaskan tentang Bagaimana Dasar-dasar Solvabilitas. 2. Menjelaskan tentang Apa saja komposisi Struktur Modal dan Solvabilitas. 3. Menjelaskan tentang Bagaimana Cakupan Laba Terhadap Struktur Modal dan
Solvabilitas.
BAB II
PEMBAHASAN 2.1
DASAR- DASAR SOLVABILITAS Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci. Analisis struktur modal adalah salah satunya. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lain adalah laba (earnings) atau daya laba (eraning power) ─ yang menunjukkan kemampuan berulang untuk
menghasilkan kas dari operasi. Ukuran berbasis laba sangat penting dan
merupakan indicator andal atas kekuatan keuangan. Laba merupakan sumber kas yang yang paling diinginkan dan dapat diandalkan untuk pembayaran bunga dan pokok utang jangka panjang. Sebagai ukuran arus kas masuk dari operasi,
laba penting untuk melunasi bunga jangka panjang dan beban tetap lainnya. Arus laba stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan untuk
meminjam saat kekurangan kas. Peminjam melindungi diri mereka dari kemungkinan gagal bayar perusahaan dan tekanan keuangan dengan persyaratan utang pada perjanjian
pinjaman. Persyaratan utang ini menetapkan kondisi gagal bayar, sering kali berdasarkan ukuran akuntansi, pada tingkat yang memberikan kesempatan pada peminjam untuk menarik pinjamannya sebelum terjadinya kesulitan keuangan
yang parah. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk (1) menekankan ukuran kekuatan keuangan inti seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap
ekuitas, (2) menghindari penerbitan utang tambahan (3) memastikan tidak
adanya pengeluaran sumber daya perusahaan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi. 2.1.1
Struktur Modal Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu
perusahaan. Sering kali dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko gagal melunasi utang tergantung pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan.
2.1.2
Karakteristik Utang dan Ekuitas Ekuitas (equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik
modal ekuitas mencakup pengembalian yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya pola pembayaran kembali. Modal ekuitas memberikan kontribusi pada stabilitas dan solvabilitas perusahaan. Modal ini biasanya bersifat permanen, tangguh pada saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan dividen wajib. Tidak seperti modal ekuitas, baik modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Semakin panjang periode pembayaran kembali utang dan semakin sedikit cadangan pembayaran kembali, semakin mudah bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan modal utang. Kegagalan membayar pokok utang dan bunga biasanya menyebabkan proses hukum di mana pemegang saham mungkin kehilangan kendali atas perusahaan dan sebagian besar atau seluruh investasi mereka. 2.1.3
Motivasi memperoleh Modal Utang Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang
adalah potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah dibandingkan dengan pendapatan ekuitas paling tidak karena dua alasan : 1.
Bunga sebagian besar utang jumlahnya teta dan, jika bunga lebih kecil dari
pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas 2.
Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan dividen
tidak.
2.1.4
Konsep Laverage Keuangan Laverage keuangan mengacu pada jumlah pendanaan utang (yang memberikan
pengembalian tetap) dalam struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan laverage keuangan disebut memperdagangkan ekuitas (trading on the equity). Hal ini menunjukkan perusahaan menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman dengan tujuan meraih kelebihan pengembalian. 2.1.5 Penyesuaian untuk analisis Struktur Modal Hubungan antara kewajiban dan modal ekuitas, dua sumber dana perusahaan utama, merupakan factor penting dalam menilai solvabilitas jangka panjang. Pemahaman hubungan ini berguna bagi analisis. Terdapat kewajiban yang tidak seluruhnya disajikan pada neraca dan terdapat pos yang terkait dengan pendanaan di mana klasifikasi akuntansi sebagi utang atau ekuitas tidak dapat diterima begitu saja
dalam analisis. Identifikasi dan klasifikasi pos ini tergantung dari pemahaman mendalam mengenai substansi ekonominya dan kondisi yang terkait. 2.2 KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS 2.2.1 Laporan Ukuran Sama Dalam Analisis Solvabilitas Analisis Komposisi dilakukan dengan membuat Laporan Ukuran Sama (Common-size statement) atas bagian kewajiban dan ekuitas pada neraca. Salah satu keuntungan analisis common-size atas struktur modal adalah analisis ini mengungkapkan besaran relative sumber pendanaan suatu perusahaan. Analisis common size juga juga mengarah pada perbandingan langsung atarperusahaan berbeda. 2.2.2
Ukuran Struktur Modal Untuk Analisis Solvabilitas
Rasio Struktur Modal merupakan sarana lain analisis solvabilitas. Ukuran rasio struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu sama lain atau dengan totalnya. Rasio yang paling umum digunakan, yaitu : 1. 2. 3. 4. 2.2.3
Total Utang terhadap Total Modal Total Utang terhadap Modal Ekuitas Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang Interpretasi Ukuran Struktur Modal Analisis Common size dan rasio struktur modal utamanya mengukur risiko
struktur modal perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang, semakin besar beban bunga tetap dan pembayaran kembali utang, dan semakin besar kemungkinan gagal bayar pada periode penurunan laba atau masa sulit. Ukuran struktur modal digunakan sebagai penyaring. Misal, jika rasio utang terhadap modal ekuitas relative kecil (10% atau kurang), tidak ada masalah terhadap aspek kondisi keuangan perusahaan, analisis mungkin lebih baik diarahkan ketempat lain.jika analisis memperlihatkan bahwa utang merupakan bagian penting dari kapitalisasi, maka dibutuhkan analisis lebih lanjut. Pengembangan analisis juga harus terpusat pada beberapa aspek kondisi keuangan perusahaan yang berbeda, hasil operasi, dan prospek masa depan. 2.2.4
Ukuran Solvabilitas Berdasarkan Aktiva Aktiva yang digunakan suatu perusahaan dalam aktivitas operasinya hingga
tingkat tertentu menentukan sumber pendanaan. Misalnya, aktiva tetap dan aktiva
jangka panjang biasanya tidak dibiayai oleh pinjaman jangka pendek. Aktiva panjang ini biasanya dibiayai oleh modal ekuitas. Analisis komposisi aktiva merupakan sarana penting dalam menilai risiko yang dihadapi atas struktur modal perusahaan. Komposisi aktiva biasanya dievaluasi menggunakan pernyataan common size saldo aktiva. 2.3 CAKUPAN LABA Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya untuk melihat ketersediaan arus kas untuk melunasi hutang. Pembatasan ini menekankan peran penting cakupan laba perusahaan atau daya laba sebagai sumber bunga dan pokok pinjam. 2.3.1
Laba Terhadap Beban Tetap Ukuran cakupan laba terpusat pada hubungan antara beban tetap terkait
dengan utang dengan ketersediaan laba perusahaan untuk melunasi beban. Peraturan SEC mewajibkan rasio terhadap beban tetap diungkapkan pada prospektus efek utang terdaftar. Ukuran rasio laba terhadap beban tetap umumnya adalah: Laba yang tersedia untuk memenuhi beban tetap Beban tetap
Dengan mengunakan laba untuk perkiraan kas dari operasi sering kali tidak layak bahkan dapat salah mengatasi masalah ini dengan mengambil kesimpulan umum. Namun dengan analisis hati-hati atas pos pendapatan dan beban nonkas yang terdapat pada laba.
1. Menghitung Laba yang Tersedia untuk Beban Tetap Analisis ketersediaan laba untuk beban tetap memerlukan pertimbangan atas berbagai faktor yaitu: a
Keuntungan dan kerugian luar biasa Keuntungan dan kerugian digunakan dalam menentukan daya laba jangka panjang rata-rata.
b
Dividen saham preferen Dividen saham preferen tidak dikurangkan dari laba karena pembayaran dividen bukan hal yang wajib dilakukan. Laba untuk Hak Minoritas Laba biasanya dikurangkan dari laba yang tersedia untuk beban tetap meskipun
c
pemegang saham jarang sekali dapat mengajukan klaim atas kas. Rasio cakupan harus dihitung dengan menggunakan laba sebelum pengurangan hak minoritas. Penambahan kembali Beban Tetap Untuk menentukan laba sebelum pajak tersedia untuk beban tetap, tambahan
d
kembali beban tetap yang telah dikurangkan untuk menghitung laba sebelum pemegang pajak sebagai pembilang pada cakupan laba. Tingkat Laba Tingkat laba yang digunakan untuk menghitung rasio cakupan laba
e
memerlukan perhatian. Dimana tingkat laba mana yang paling mencerminkan jumlah yang benar-benar tersedia dimasa depan untuk melunasi beban terkait dengan utang. 2. Menghitung beban Tetap Bagian utama kedua dari rasio terhadap beban adalah beban tetap. Analisis beban tetap mengharuskan mempertimbangkan beberapa komponen yaitu: a Bunga dibebankan Bunga dibebankan merupakan beban tetap yang paling langsung dan terlihat jelas akibat utang. Namun beban bunga yang dilaporkan mencakup: Diskon dan beban pengeluaran, merupakan jumlah dimana nilai nominal
melebihi kas yang diterima saat penerbitan utang. Premium, merupakan kebalikan dari diskon dan mencerminkan kas masuk yang
melebihi nilai nominal. b Bunga implisit atas kewajiban sewa guna usaha Sewa jangka panjang mencerminkan kewajiban tetap yang harus di akui saat mengitung rasio laba terhadap beban tetap. Sewa jangka panjang yang secara konsep tidak perlu dikapitalisasi dapat terdiri atas beban tetap yang perlu dimasukkan saat menghitung rasio laba terhadap beban tetap. Salah satu masalah adalah mengeluarkan bagian bunga dari pembayaran sewa jangka panjang. Analisis sering kali dapat memperoleh tingkat bunga implicit sewa dari pengungkapan c
catatan atas laporan keuangan. Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas.
Persyaratan dianggap beban tetap karena memiliki prioritas diatas distribusi laba untuk induk perusahaan. Persyratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas merupakan contoh dari beban tetap yang bukan pengurang laba. d Persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman . Pembayaran kembali pokok pinjaman dari prespektif arus kas keluar dianggap sama sulitnya dengan pembayaran bunga. Beberapa alasan mengapa persyratan pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban tetap, yaitu: Rasio laba terhadap beban tetap adalah berdasarkan laba, perusahaan dapat
melakukan pendanaan kembali kewajiban yang jatuh tempo. Jika suatu perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima, maka perusahaan seharusnya mampu menjamin kembali utang untuk
melunasi pembayaran utang. Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan perhitungan
ganda. Masalah memasukkan persyaratan kembali utang pada beban tetap e Jaminan untuk membayar beban tetap Jaminan untuk membayar tetap atas anak perusahaan tidak dikonsolidasi atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan pada beban jika persyratann untuk melunasi jaminan. f Beban tetap lainnya Meskipun pembayaran bunga dan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman sebagian besar merupakan beban tetap yang terkait dengan terjadinya utang, namun tidak ada alasan untuk membatasi analisis solvabilitas jangka panjang hanya pada beban. Analisis beban tetap mendalam seharusnya mencakup seluruh kewajiban pembayaran jangka panjang ( tidak hanya bagian bunganya), dan terutama jika sewa tersebut adalah sewa yang tidak dibatalkan. 3. Perhitungan pro forma laba terhadap beban tetap Manfaat dari utang prospektif dapat diukur dengan cara penghematan bunga dari aktivitas pendanaan yang direncanakan, prndapatan dari investasi jangka pendek yang menggunakan arus kas masuk, atau estimasi layak atas manfaat masa depan. Saaat dampak rencana pendannaan kembali prospektif mengubah rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya mengharuskan perhitungan pro forma untuk mencerminkan perubahan yang disebabkan oleh rencana tersebut.
2.3.2
Analisis Kelipatan Bunga Dihasilkan Rasio ini menganggap bunga satu-satunya beban tetap yang memerlukan
cakupan laba: Laba + Beban Pajak + Beban Bunga Beban Bunga 2.3.3
Arus Kas Terhadap Beban Tetap
Perusahaan harus membayar beban tetap secara tunai sementara laba bersih mencakup pendapatan yang dihasilkan dan beban yang tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan kas. 1. Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap Dihitung dengan menggunakan kas dari operasi sebagai pembilang sebagai ganti laba pada rasio laba terhadap beban tetap. 2. Kas dari operasi permanen Hubungan antara arus kas operasi perusahaan dengan beban tetap penting dalam analisis solvbilitas jangka panjang. Karena hubungan ini penting, maka akan dinilai sifat “ permanen” dari arus kas operasi. Biasanya hal ini dilakukan dengan evaluasi kompnen arus kas operasi. 2.3.4
Cakupan Dividen Saham Preferen Menganalisis bagaimana laba menutup beban tetap terkait utang. SEC
mewajibkan pengungkapan rasio gabungan beban tetap dan dividen saham preferen pada prospektus penerbitan saham preferen. Menghitung laba dividen saham preferen harus memasukkan beban tetap seluruh pengeluaran yang terjadi sebelum dividen saham preferen. 2.3.5 Interpretasi Cakupan Laba Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemapuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara ukuran cakupan laba dengan tingkat gagal bayar utang. 1 Pentingnya keragaman dan daya tahan laba untuk cakupan laba Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalan prilaku laba dan arus kas. Semakin stabil pola laba perusahaan ataunindustri, semakin 2
rendah ukuran cakuoan laba dapat diterima. Pentingnya ukuran dan asumsi cakuoan laba
Menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode menghitung cakupan laba. Beberapa ukuran mengasumsikan definisi laba dan beban tetap yang berbeda. 2.3.6
Risiko dan Pengembalian Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko ( dan potensi pengembalian )
pemegang saham dapat meningkatkan utang. Potensi manfaat utang lainnya adalah beban yang dapat mengurangi pajak, sementara dividen yang dibayar pemegang saham tidak mengurangi pajak. Namun, mengganti ekuitas dengan utang menghasillkan struktur modal yang berbahaya. Karenanya obligasi yang digunakan untuk membiayai beberapa leverage buyout dinamakan ‘obligasi sampah’ (junk bonds).
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci. Analisis struktur modal adalah salah satunya. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Terdapat berbagai pemahaman dasar-dasar Solvabilitas, yaitu : Struktur modal, karakteristik utang dan ekuitas, motivasi memperoleh modal utang, konsep laverage keuangan dan penyesuian untuk analisis struktur modal.
Analisis Komposisi dilakukan dengan membuat Laporan Ukuran Sama (Commonsize statement) atas bagian kewajiban dan ekuitas pada neraca. Salah satu keuntungan analisis common-size atas struktur modal adalah analisis ini mengungkapkan besaran relative sumber pendanaan suatu perusahaan. Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya untuk melihat ketersediaan arus kas untuk melunasi hutang. Pembatasan ini menekankan peran penting cakupan laba perusahaan atau daya laba sebagai sumber bunga dan pokok pinjam. Adapun Ukuran cakupan laba meliputi hubungan antara laba terhadap beban tetap, analisis kelipatan bunga yang dihasilkan, arus kas terhadap beban tetap, cakupan dividen saham preferen, dan interpretasi cakupan laba, dan risiko serta pengembaliannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wild Jhon,J,dkk.2005.Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:Salemba Empat