Sumber Mata Air [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SUMBER MATA AIR PELESTARIAN FUNGSI MANFAATNYA Pegunungan Vulkanik, Sumber Mata Air Terbaik Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi (jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya). Pengertian air Secara alamiah air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai daya regenerasi yaitu selalu mengalami sirkulasi dan mengikuti daur. Daur hidrologi diberi batasan sebagai tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer, penguapan dari tanah atau laut, kondensasi untuk membentuk awan, presipitasi akumulasi di dalam tanah maupun tubuh air dan menguap kembali. Menurut Undang-undang tentang sumber daya air pada pasal 1, yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain, karakteristik tersebut antara lain : 1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00 C (320 F) - 1000 C, air berwujud cair. 2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. 3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap air. 4. Air merupakan pelarut yang baik. 5. Air memiliki tegangan permuakaan yang tinggi. 6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan dan juga hewan. Sebagian besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air juga kita perlukan untuk berbagai keperluan rumah tangga, pengairan pertanian, industri, rekreasi dan lain-lain. Sumber air bermacam-macam, ada tiga sumber air yang paling banyak ditemukan, yakni air hujan, air permukaan, dan air tanah. 1. Air Permukaan Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, dan sebagainya. Air permukaan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu : (1). Perairan tergenang, dan (2). Badan air mengalir.



1



2. Air Tanah Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan air tanah. Air tanah merupakan sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber air minum. Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi persoalan utama. Air tanah adalah air yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Totok Sutrisno, 2004). Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), mata air/ air tanah adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air). Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung dari ais sungai, danau rawa, dan genangan air lainnya. Pada saat infiltrasi kedalam tanah, air permukaan mengalami kontak dengan mineral-mineral yang terdapat didalam tanah dan melarutkannya, sehingga kualitas air mengalami perubahan karena terjadi reaksi kimia. Kadar oksigen yang masuk ke dalam tanah menurun, digantikan oleh karbondioksida yang berasal dari proses biologis, yaitu dekomposisi bahan organik yang terlarut dalam air tanah. 1. Air tanah dangkal Terjadi karena daya proses peresapan air tanah. Lumpur akan tertahan , demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih, tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai penyaring. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim. 2. Air tanah dalam Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Kualitas dari air tanah dalam lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. 3. Mata air Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997:6) mata air/ air tanah adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air). 4. Air Hujan Hujan terjadi karena penguapan, terutama air pemukaan laut yang naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan kemudian jatuh kepermukaan bumi. Proses penguapan tersebut terus berlangsung., misalnya pada saat butiran hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian akan menguap sebelum mencapai permukaan bumi. Sebagian akan tertahan tanaman-tanaman dan oleh matahari diuapkan kembali ke atmosfer. Air hujan yang sampai di permukaan bumi, akan mengisi cekungan,



2



kubangan dipermukaan bumidan sebagian akan mengalir pada permukaan bumi (Benyamin, 1997). Pengelolaan Sumberdaya Air Pengelolaan sumberdaya air adalah upaya merencanakan, malaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. (UU No7, 2004). Pengelolaan sumber daya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan untuk menjaga dan memanfaatkan sumber air. Pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui koordinasi antara pemerintah daerah dan masyarakat. Kebutuhan Air Di Indonesia, penduduk yang masih tergantung pada air alam masih banyak tersebar diseluruh pelosok. Bahkan ada diantara mereka juga menggunakan air yang tidak berkualitas. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena keterbatasan pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air bersih (Kusnaedi, 2004). Semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut (Totok Sutrisno, 2004). Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air, yang dimaksud dengan kebutuhan pokok sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang digunakan pada atau diambil dari sumber air untuk keperluan sendiri guna mencapai kehidupan yang sehat, bersih dan produktif. Menurut Wisnu Arya Wardhana (2001) keperluan air per orang per hari terdiri dari keperluan air minum, keperluan air untuk memasak, air untuk Mandi Cuci Kakus (MCK), air untuk mencuci pakaian, air untuk wudhu, air untuk kebersihan rumah, air untuk menyiram tanaman, dan air untuk keperluan yang lainnya. Tabel 5. Keperluan Air Per Orang Per Hari Air yang dipakai



Keperluan



2.0 liter



Minum



14.5 liter



Memasak; kebersihan dapur



20.0 liter



Mandi; kakus



13.0 liter



Cuci pakaian



15.0 liter



Air Wudhu



32.0 liter



Air untuk kebersihan rumah



11.0 liter



Air untuk menyiram tanaman



22.5 liter



Air untuk mencuci kendaraan



20.0 liter



Air untuk keperluan lain-lain



150.0 liter



Jumlah



Sumber : Wisnu Arya Wardhana (2001) 3



Degradasi Sumber Mata Air Mata air di berbagai daerah di Indonesia semakin menyusut debitnya, termasuk di kawasan Gunung Ciremai. Ratusan ribu pelanggan air PDAM di Cirebon terancam tidak mendapatkan pasokan air bersih, setelah terjadi kerusakan lingkungan di kawasan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. Kerusakan lingkungan di kawasan Gunung Ciremai mengakibatkan kapasitas mata air terus menyusut. Di kawasan ini, dari sekitar 1500 mata air yang ada saat ini tinggal 52 buah mata air. Oleh karena itu, apabila tidak ada keseriusan melakukan konservasi atas kawasan yang menjadi sumber mata air tersebut, kemungkinan 20 tahun lagi warga Cirebon tidak bisa menikmati air bersih. Kerusakan lingkungan di kawasan Gunung Ciremai Kuningan dan Majalengka lebih disebabkan karena penggundulan hutan dan aktivitas galian C. Akibatnya, sumber mata air yang memasok air minum untuk warga Kota Cirebon dan sumber mata air untuk pelanggan PDAM terus mengalami penyusutan debit setiap tahunnya. Debit pada sumber mata air di kaki Gunung Ciremai saat ini telah menyusut hingga 20 persen akibat aktivitas galian C di kawasan hutan lindung, sehingga diperlukan perhatian serius untuk konservasi sumber mata air yang dimanfaatkan untuk ratusan ribu warga Cirebon itu. Pengguna air termasuk sejumlah perusahaan yang memanfaatkan mata air Gunung Ciremai seperti Indocement, PT Kereta Api dan Pertamina diharapkan dapat ebersinergi untuk bersama-sama melakukan konservasi sumber mata air.



Hilangnya Sumber Mata Air dan “Desertification” Indonesia yang dahulu dikenal sebagai negara yang "gemah ripah loh jinawi, ijo royo-royo" sebentar lagi akan menjadi wilayah yang gersang, kering kerontang, tandus dan tidak produktif apabila tidak ada usaha konkrit dalam perbaikan pengelolaan sumberdaya air menurut ruang (spatial) dan waktu (temporal). Mengapa demikian? Argumentasinya sangat kuat, karena saat ini pemerintah, apalagi masyarakat terlihat tidak berdaya, masa bodoh, bahkan tidak merasa berkepentingan untuk mencegah apalagi memperbaiki pengelolaan sumberdaya air dan sumber mata air yang semakin memburuk ini. Indikatornya sangat jelas yaitu jumlah sumber mata air dan kemampuan pasokan airnya terus merosot tajam, sementara kebutuhan air antar sektor terus meningkat kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya. Beruntung, di tengah suasana dan sikap apatis sebagian besar masyarakat dan pemerintah terhadap pengelolaan sumberdaya air, pemerintah secara khusus memberikan perhatian tentang fenomena penurunan jumlah sumber mata air dan kondisi lokasinya di daerah aliran sungai utama nasional. Mengapa penurunan jumlah mata air dan kemampuan pasokan air sampai mendapatkan perhatian dan penekanan pemerintah. Ancaman terjadinya gurun pasir (desertification) dan ambruknya perekonomian nasional adalah jawabannya.



4



Desertification Meskipun pertanyaan itu membuat kalang kabut banyak pihak, namun harus jujur diakui bahwa perhatian pemerintah sangat penting untuk ditindaklanjuti (followup) agar masalah desertification dapat ditekan laju dan dampaknya. Signal klimatologis, hidrologis dan agronomis yang memicu terjadinya gurun (desert) di beberapa wilayah Indonesia sudah dapat dilihat langsung dan dirasakan dampaknya. Signal klimatologis terjadinya gurun pasir dapat dijelaskan melalui konsep neraca energi (energy balance). Berdasarkan konsep tersebut terlihat, bahwa energi yang diterima permukaan bumi pertama kali akan digunakan untuk menguapkan air tanah (soil water) dan lengas tanah (soil moisture) (LE), baru kemudian untuk memanaskan tanah (S) dan sisanya untuk memanaskan udara (A). Kandungan air tanah dan lengas tanah yang sangat rendah (energi untuk LE kecil) akan menyebabkan radiasi matahari (solar radiation) yang jatuh ke permukaan dalam bentuk radiasi netto sebagian besar akan digunakan untuk memanaskan tanah dan udara sehingga suhunya meningkat. Dalam kondisi ekstrem, akan berdampak terhadap pengurasan cadangan air tanah (water storage) dan meningkatkan konsumsi air tanaman melalui transpirasi. Menurunnya kemampuan pasokan air tanah dan meningkatnya laju transpirasi akan menyebabkan defisit air meningkat dan pemanasan permukaan tanah dan atmosfer tidak bisa dihindari. Pemanasan atmosfer dalam jangka panjang akan menurunkan kelembaban udara, sehingga dua syarat terjadinya kondensasi yaitu (suhu udara yang rendah dan kelembaban udara yang tinggi) menjadi tidak favorable. Inilah salah satu penjelasan mengapa Bogor yang sebelumnya dikenal sebagai kota hujan, sekarang tinggal kenangan. Diprediksi dalam jangka menengah kota-kota yang berhawa sejuk seperti: Malang, Tawangmangu, Brastagi dan lainnya akan mengalami hal serupa, apabila tidak dilakukan pencegahan secara dini. Sementara itu signal hidrologi sudah tidak terbantahkan, jumlah mata air yang terus merosot, demikian juga kemampuan pasokan airnya menunjukkan bahwa ada ketimpangan (gap) antara pemasukan (recharge) dan pengambilan (exploitation). Pengambilan air bumi (ground water) untuk keperluan minum dan industri serta irigasi yang overexploited akan menyebabkan cadangan air bumi merosot, sehingga debit mata air menurun tajam. Kondisi ini diperburuk dengan matinya tanaman utama pelindung mata air akibat penebangan yang tidak terkendali. Signal agronomi juga sangat signifikan terlihat di lapangan, karena berdasarkan pemantauan di lapangan terlihat bahwa ada penurunan jenis tanaman dan populasinya baik tahunan maupun musiman, akibat penurunan pasokan air, suhu udara yang terus meningkat dengan kelembaban udara yang terus menurun. Dalam budidaya pertanian implikasi signal agronomi terlihat dari menurunnya indek pertanaman (cropping intensity), luas areal tanam (area of planting) dan produktivitas (productivity). Itulah salah satu sebab mengapa upaya peningkatan produksi pangan nasional yang sangat sensitive terhadap ketersediaan air terkesan jalan di tempat dan tidak menyelesaikan masalah esensialnya. Dalam jangka panjang kondisi ini akan menurunkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas keragaman hayati (biodiversity) kita yang tidak ternilai harganya. Fenomena ini juga sekaligus meruntuhkan berlakunya “natural recorvery theory” yang menyatakan alam akan me-recovery dirinya sendiri apabila dalam jangka waktu tertentu tidak terganggu. Sementara itu, faktanya: intensitas, frekuensi dan durasi gangguan terhadap alam jauh melebihi kemampuan pemulihannya (recovery). Dalam jangka panjang meluasnya wilayah gurun menurut ruang dan waktu akan berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian dan kinerja pembangunan nasional. Pertanyaan selanjutnya: bagaimana antisipasinya agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan? 5



Penebangan Liar Ancam Sumber Mata Air Baumata ”Sumber mata air Baumata, sekitar 12 km selatan Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terus mengalami penyusutan akibat kawasan hutan di bagian hulunya terus mengalami perusakan berupa aksi penebangan liar”. Penebangan Pohon : Sebanyak 119 Sumber Mata Air di Kulon Progo Terancam Hilang



Pemetaan Sumber Mata Air Pemetaan jumlah, posisi/lokasi, potensi dan kondisi sumber mata air aktual merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Mengapa demikian, karena berdasarkan pengalaman, maka peningkatan ketersediaan air secara spatial dan temporal memungkinkan masyarakat melakukan improvisasi apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Selanjutnya berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dirancang skenario pengembangan, peningkatan dan pemantapan sumber mata air. Pengembangan sumber mata air dilakukan apabila di wilayah tersebut belum ditemukan sumber mata air, namun secara potensial wilayah tersebut mempunyai peluang terjadinya. mata air. Peningkatan kuantitas dan durasi aliran dasar (base flow) dengan memasukkan air hujan dan aliran permukaan sebanyak mungkin menurut ruang dan waktu yang diikuti penanaman tanaman tahunan permanen merupakan tahap awal yang perlu diimplementasikan. Dengan demikian dalam jangka panjang kebutuhan air insitu diharapkan dapat dipenuhi sendiri (self sufficient) dengan memanfaatkan sumberdaya air setempat. Sementara itu peningkatan sumber mata air difokuskan pada wilayah yang sudah memiliki sumber mata air, namun kuantitas, kualitas dan kontinyuitas pasokannya menurun. Untuk itu upaya peningkatan jenis dan kualitas vegetasi serta perlindungan sumberdaya alam yang mendukungnya harus diintensifkan. Sementara pemantapan sumber mata air dapat dilakukan dengan mempertahankan model pengelolaan yang sudah ada. Pekerjaan karakterisasi sumber mata air ini sangat penting karena berdasarkan prediksi, diprakirakan kekeringan cenderung terus meluas wilayah, intensitas dan durasinya, sehingga fenomena desertification harus mendapatkan perhatian khusus, agar besaran (magnitude): luas dan intensitas dapat dideteksi lebih dini serta diminimalkan dampaknya.



Pelestarian Sumber Mata Air Partisipasi masyarakat menjaga Kualitas Kali Konto (Ecoton, 25 August 2010 ) Penghijauan dan Penanaman Pohon



6



Pengerukan Sedimen



Kemitraan Konservasi Mata Air Wonosalam



Kemitraan Masyarakat Wonosalam



PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,



Penggundulan Hutan, 25 Sumber Mata Air Mengering Besar Kecil Normal TEMPO.CO, Kudus - Akibat



terjadinya penggundulan hutan di Gunung Muria, sekitar 25 sumber mata air yang mengalir ke daerah Kudus mengering. Pada musim kemarau saat ini, debit air rata-rata berkurang hingga 50 persen.



7



Awal Terjadi Serta Perjalanan Air Tanah* Peredaran air di bumi mengikuti daur yang berulang dan bersifat tertutup, dikenal sebagai daur hidrologi, dan airtanah merupakan bagian dari daur hidrologi tersebut. Sumber utama air tanah adalah air hujan yang meresap ke bawah permukaan hingga mencapai zona jenuh air dan akhirnya tersimpan di dalam lapisan batuan pembawa air yang disebut akuifer. Airtanah mengalir di bawah permukaan, dan selama pengalirannya airtanah mengalami berbagai proses yang membuat airtanah mengadung berbagai macam mineral dan akhirnya mempunyai kualitas yang berbeda di setiap tempat. Airtanah tersimpan di dalam akuifer dengan kedalaman dari beberapa meter sampai dengan ratusan meter di bawah permukaan tanah, dan mempunyai waktu tinggal atau yang disebut sebagai residence time dari beberapa hari sampai jutaan tahun. Air tanah umumnya relatif mudah dan dapat ditemukan di semua tempat, walaupun dalam jumlah dan kualitas yang beragam. Kuantitas dan kualitas airtanah sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi daerahnya, baik bentuk bentang alam mapun kondisi batuannya. Airtanah dapat muncul ke permukaan tanah dengan berbagai cara yang umumnya dikontrol oleh kondisi geologi setempat Airtanah yang muncul di permukaan dikenal sebagai mata air. Sejak jaman dahulu, mata air telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata air dapat muncul di berbagai bentang alam, baik di dataran, perbukitan maupun pegunungan. Airtanah maupun mata air dapat ditemukan di berbagai macam batuan, seperti endapan sungai yang berupa pasir-kerikil-kerakal, endapan batuan karbonat yang berupa batu gamping, ataupun pada endapan gunung api yang berupa endapan lahar, endapan breksi serta lava yang telah terkekarkan. Mata air yang dijumpai di pegunungan umumnya terdapat pada batuan vulkanik baik berupa endapan lahar, breksi dan lava, yang umumnya muncul karena adanya pemotongan topografi terhadap lapisan pembawa air. Mata air di pegunungan dianggap sebagai sumber air yang sempurna, baik kuantitas maupun kualitasnya. Debit mata air di pegunungan umumnya besar dan menerus, karena di daerah ini umumnya merupakan daerah basah dengan intensitas curah hujan tinggi serta masih memiliki daerah tangkapan air yang relatif baik. Kualitas air yang didapatkan sangat baik, karena daerah pegunungan dianggap sebagai awal pemunculan airtanah ke permukaan, dimana relatif belum banyak dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas airtanah. Indonesia merupakan daerah tropis basah dengan curah hujan yang relatif tinggi dan secara geologis terletak di daerah busur gunung api. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun non aktif dimana secara geologis gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat sempurna sebagai akuifer. Dengan curah hujan yang tinggi, maka umumnya daerah-daerah sekitar gunung api mempunyai kandungan airtanah yang cukup melimpah dengan kualitas yang sangat baik. Airtanah yang terletak di daerah gunung api di Indonesia umumnya mempunyai tingkat salinitas rendah, kandungan hidrogen karbonat dan kalsium, serta natrium melimpah secara alamiah, berasa segar, jernih dengan kandungan organisme yang sangat rendah.



8



Kondisi geomorfologi sangatlah berpengaruh terhadap keberadaan airtanah di suatu wilayah, dan terdapat pengaruh kuat antara genesis atau proses geomorfologi masa lampau terhadap pembentukan bentuk lahan saat ini, dan akhirnya berpengaruh terhadap proses pembentukan akuifer dan sifat hidrogeokimia. Dengan demikian geomorfologi suatu daerah akan menentukan hidrostratigrafi, keterdapatan serta karakteristik dari airtanah tersebut, serta proses hidrogeokimia. Hubungan tersebut memberikan arahan pada pencarian sumber mata air yang sempurna di daerah pegunungan. *oleh Dr. Heru Hendrayana, Ahli Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada dengan spesialisasi di bidang Pengelolaan Sumber Daya Airtanah. Diunduh dari sini.



9