Sumberdaya Pesisir Non-Perikanan (Non-Hayati) Dalam Perencanaan Wilayah Pesisir, Pulau Kecil, Dan Laut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sumberdaya Pesisir Non-Perikanan (Non-Hayati) dalam Perencanaan Wilayah Pesisir, Pulau Kecil, dan Laut



Muhammad Rizki - 15419139 Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Di sepanjang garis pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit namun memiliki potensi sumberdaya alam hayati dan nonhayati yang begitu melimpah. Potensi tersebut perlu dikelola secara terpadu agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Maka dari itu, diperlukan perencanaan strategis terkait wilayah pesisir, pulau kecil, dan laut yang juga mempertimbangkan sumberdaya hayati maupun nonhayati yang ada di sana. Salah satu sumberdaya nonhayati yang ada di pesisir adalah estuaria. Estuaria dapat dianggap sebagai zona transisi atau ekoton antara habitat air tawar dan air laut (Sugiarti, et.al, 2005). Daerah estuaria ini merupakan tempat hidup yang baik bagi beberapa spesies ikan. Daerah ini merupakan tempat untuk berpijah serta membesarkan anak-anak bagi beberapa spesies ikan. Faktor yang menyebabkan daerah ini memiliki nilai produktivitas yang tinggi adalah adanya penambahan bahan-bahan organik secara kontinu yang berasal dari daerah aliran sungai. Akan tetapi, manusia sebagai pengelola seringkali lalai. Mereka membuat daerah ini menjadi tercemar. Pembuangan sampah dan limbah hasil industri yang mengandung racun kebanyakan dibuang ke dalam sungai dimana racun tersebut kemudian mengalir hingga bermuara di daerah estuaria. Melihat manfaat, keunikan, serta ancaman yang ada dari ekosistem estuaria ini, sudah sewajarnya kawasan ini termasuk ke dalam kawasan konservasi. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil bahwa “Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah kawasan pesisir dan pulaupulau kecil dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara berkelanjutan”. Selain itu, diperlukan pula penyuluhan secara kontinyu terhadap masyarakat sekitar terkait pentingnya estuaria sebagai habitat ikan yang dapat mereka jadikan sebagai sumber pendapatan. Selain estuaria, sumberdaya nonhayati lain yang ada di wilayah pesisir adalah mineral dasar laut. Luas laut Indonesia yang mencakup 70% dari total luas wilayahnya, tentunya membawa dampak positif terhadap jumlah sumberdaya mineral bawah laut yang ada di Indonesia. Sumberdaya ini tersebar pada jalur tektonik mulai dari kawasan pantai hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Sumberdaya yang termasuk adalah timah, emas, pasir kuarsa, posporit, kromit, mineral hidrotermal, dsb. Meninjau potensi yang begitu besar ini, pemerintah melalui UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyatakan larangan mengenai penambangan mineral pada wilayah yang apabila secara teknis dan/atau ekologis dan/atau sosial dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitarnya.



Pada intinya, perencanaan terkait sumberdaya di wilayah pesisir, pulau kecil, dan laut sangat diperlukan. Apalagi, Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang mana dua per tiga wilayahnya berupa lautan yang tentunya memiliki sumberdaya pesisir baik hayati maupun nonhayati yang melimpah misalnya estuaria serta mineral bawah laut. Sumberdaya tersebut harus turut serta dipertimbangkan dalam perencanaan wilayah pesisir, pulau kecil, dan laut agar sumberdaya yang ada bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan dan tidak menimbulkan efek negatif yang justru merugikan masyarakat.



Referensi: UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sugiarti, Kuswanda, W., Kwatrina, R. T., & Mudiana, P. (2005). Keanekaragaman Jenis Hayati Pada Ekosistem Estuaria di Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 259-268.