SURVEI Lalu Lintas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah, perlu adanya buku pedoman bagi pengajar maupun siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Dimana salah satu buku pedoman tersebut adalah memuat materi tentang Teknik Survei Lalu Lintas. Materi dalam modul ini telah disesuaikan dengan buku-buku referensi yang telah ada, terutama dari Buku Pedoman Teknis Survei Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Dart. Dallam kesempatan ini penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyusunan modul ini. Namun penyusun menyadari bahwa dalam modul yan telah disusun ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga diharapkan ada masukan koreksi untuk perbaikan modul pada edisi yang akan datang. Diharapkan dengan adanya modul ini, peningkatan sumber daya manusia yang diharapkan dapat tercapai, khususnya dalam penyelenggaran Diklat Manajemen Lalu Lintas yang diselenggarakan oleh Badan Diklat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Akhirnya penyusun mengucapkan selamat membaca dan selamat belajar, mudahmudahan modul ini akan bermanfaat khususnya bagi yang bertugas di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.



Semarang, Desember 2007 TIM PENYUSUN



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



iii



DAFTAR ISI



iv



BAB I



BAB II



BAB III



BAB IV



PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Deskripsi Singkat C. Manfaat D. Tujuan Pembelajaran E. Pokok dan Sub Pokok Bahasan



1 2 3 3 3



F. Metode Pembelajaran G. Media Pembelajaran H. Alokasi Waktu



4 4 4



PENGENALAN SURVEI LALU LINTAS A. Jenis dan Metode Survei B. Perencanaan dan Persiapan Survei C. Rangkuman D. Latihan SURVEI – SURVEI A. Survei Inventarisasi B. Survei Unjuk Kerja C. Rangkuman D. Latihan



6 7 13 14 15 27 48 49



PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA



51



iii



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Sistem transpotasi merupakan urat nadi perekonomian bangsa. Namun selama ini penanganannya selalu tidak sampai tuntas, sehingga menimbulkan beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian secara serius. Permasalahan dalam bidang transportasi umumnya sering terjadi pada kota-kota besar, seperti kemacetan, tumpang tindih trayek, kesesuaian/ pelanggaran tarip, beroperasinya kendaraan tidak laik jalan. Dimana hal ini memerlukan tindak lanjut yang jelas, cermat, tepat sasaran dan tegas, baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pembinaan sampai dengan pengawasan dan penindakan. Perencanaan transportasi dan evaluasi kinerjanya hanya dapat dilakukan berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan akurat. Data dan informasi yang dibutuhkan akan diperoleh melalui proses pengumpulan data yang cukup komprehensif, melalui survei-survei lalu lintas. Pemecahan masalah lalu lintas dapat saja dilakukan dengan perasaan/akal sehat, atau dengan naluri, atau dengan meminta pendapat tenaga professional. Akan tetapi, pemecahan-pemecahan dengan cara itu tidak dapat dibandingkan secara akurat tanpa mengadakan evaluasi kuantitatif. Untuk melakukan evaluasi kuantitatif dibutuhkan data. Sedangkan untuk mendapatkan data diperlukan survei. Survei lalu lintas dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai karakteristik sistem lalu lintas jalan. Dengan data yang dikumpulkan melalui survei permasalahan yang ada sehubungan dengan desain dan pengoperasian prasarana 1



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



dapat diidentifikasikan, demikian pula dengan penyebabnya. Survei lalu lintas merupakan bagian dari studi lalu lintas, yang dilakukan untuk: a)



memberikan dasar untuk perencanaan dan desain fasilitas atau prasarana lalu lintas



b)



membantu dalam pengoperasian lalu lintas dengan mengidentifikasikan kebutuhan fasilitas lalu lintas



c)



menentukan karakteristik dasar lalu lintas, pergerakan dan angkutan.



Survei Lalu Lintas merupakan bagian terpenting dalam pekerjaan manajemen dan perekayasaan lalu lintas karena sebagian besar permasalahan desain dan pengendalian lalu lintas memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik lalu lintas yang terkait. Oleh karena itu survei lalu lintas dilakukan untuk mengumpulkan data/informasi mengenai karakteristik sistem lalu lintas jalan. Dengan data yang dikumpulkan melalui survei, permasalahan yang ada berkaitan dengan desain dan pengoperasian prasarana dapat didentifikasikan. demikian pula dengan penyebabnya. Berkaitan dengan keberadaan data lalu lintas yang benar, lengkap dan akurat masih sangat sulit untuk kita dapatkan. Hal ini terjadi karena beberapa hal, yaitu: Kebutuhan akan data yang akurat masih dianggap remeh, sehingga dalam pengolahan data dan analisis, hanya pengandalkan prediksi dan estimasi dari sample yang sangat kecil prosentasenya dibandingkan dengan populasi yang ada, bahkan data asli yang digunakan merupakan hasil survei pada waktu beberapa tahun yang telah lampau. Karena survei lalu lintas yang benar sudah dianggap remeh, sehingga kurang mendapat pengalokasian dana yang cukup baik untuk melakukan pembiayaan tenaga survey maupun pembuatan analisis dan pelaporannya. Kurangnya tingkat kemampuan sumber daya manusia di bidang transportasi khususnya tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sehingga sebagian dari kebijakan yang diambil hanya mengandalkan logika, bahkan ada



2



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



kemungkinan kebijakan didasarkan hanya untuk mendukung munculnya dana proyek. B. Deskripsi singkat Dalam kegiatan survei lalu lintas, harus memperhatikan dengan cermat dan benar segala hal yang berkaitan dengan metode teknis pelaksanaannya, baik mulai dari persiapan, penentuan waktu dan lokasi, pembagian tugas, bentuk formulir, obyek survei dan jumlah sample yang harus didata. Seluruh tahap pelaksanaannya dalam survei, sangat terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga jika terjadi kesalahan akan berakibat data yang sudah didapat tidak dapat digunakan dengan maksimal dalam tahap penganalisisannya. Materi yang akan dibahas hanya berkaitan dengan teknik survei lalu lintas, yaitu survei inventarisasi (geometrik ruas jalan dan simpang serta jaringan jalan), Survei arus lalu lintas kendaraan (volume kendaraan terklasifikasi, gerakan membelok dan kecepatan), survei perencanaan, berat dan dimensi kendaran dan masih banyak lagi. Selanjuntnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Jenis survei-survei lalu lintas No. Jenis survei 1. Inventarisasi 2. Arus lalu lintas 3. 4. 5.



6.



Metode/Teknik Inventarisasi jaringan jalan Volume, klasifikasi kendaraan, pergerakan membelok, jumlah penumpang per kendaraan, pejalan kaki Berat dan dimensi Pengukuran berat dan dimensi kendaraan Kecepatan dan Kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, waktu kelambatan tempuh, kecepatan bergerak Parkir Inventarisasi : - di pinggir jalan - di luar jalan Penggunaan : - durasi - akumulasi - pergantian ruang parkir Survei-survei lainnya Spesifik menurut kebutuhan



3



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Tiap jenis survei lalu lintas mempunyai teknik dan ketentuan yang berbeda. Hal ini terkait dengan jenis data lalu lintas yang diperlukan. Namun dalam satu jenis survei dimungkinan untuk dilakukan dengan beberapa metode/teknik, seperti untuk menghitung kecepatan kendaraan dapat dilakukan dengan dinamis, yaitu



Survei Moving Car Observe (observasi pergerakan kendaraan), atau dengan survei Spot Speed (kecepatan sesaat). C. Manfaat Dalam pembelajaran modul tentang Teknik Survei lalu Lintas, diharapkan mempunyai manfaat, yaitu: 1.



peserta diklat dapat mengetahui tentang jenis-jenis survei lalu lintas dan teknik pelaksanaannya.



2.



peserta dapat memahami, menyiapkan dan merencanakan kegiatan survei sesuai peruntukannya.



3.



peserta diklat dapat mengetahui formulir tiap jenis survei serta menggunakannya.



D. Tujuan pembelajaran 1. Kompetensi dasar Setelah selesai melakukan pembelajaran modul Teknik Survei lalu Lintas secara umum, diharapkan agar peserta diklat dapat melaksanakan kegiatan survei lalu lintas dengan benar, baik dalam hal pemilihan jenis survei, metode survei, perencanaan, persiapan sampai dengan pelaksanaannya, sehingga diperoleh data yang benar dan akurat, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan di bidang transportasi jalan.



2. Indikator keberhasilan Setelah selesai melakukan pembelajaran modul Teknik Survei Lalu Lintas secara khusus pada seluruh materi, diharapkan peserta diklat mampu: a.



menentukan



jenis



dan



permasalahan; 4



metode



survei



pada



suatu



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



b.



merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan tiap jenis survei dengan benar;



c.



mengisi formulir survei dan mengetahui kegunaannya.



E. Pokok dan sub pokok bahasan 1. Pendahuluan 2. Pengenalan survei lalu lintas a. Jenis dan metoda survei b. Perencanaan dan persiapan survei 3. Survei-survei a. Survei inventarisasi b. Survei unjuk kerja 4. Penutup F. Metode pembelajaran Metode pembelajaran dilaksanakan dengan beberapa cara, baik secara individu maupun kelompok, yaitu : 1.



Pemaparan dan pembahasan dari fasilitator



2.



Tanya jawab interaktif



3.



Diskusi materi dan studi kasus



4.



Praktek lapangan



5.



Latihan teoritis



6.



Analisis tentang permasalahan



G. Media pembelajaran 1. OHP-OHT 2. LCD 3. Powerpoint 4. Flipchart 5. White board H. Alokasi waktu 5



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Modul Teknik Survei lalu Lintas ini dialokasikan dalam



8 JP dengan rincian



kegiatan ceramah, diskusi, curah pendapat dan tanya jawab, dan simulasi, dengan perincian secara teoritis 3 JP dan kegiatan praktek 5 JP.



6



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



BAB II PENGENALAN SURVEI LALU LINTAS



Indikator Keberhasilan: Setelah selesai pembelajaran peserta dapat mengetahui tentang jenis-jenis survei lalu lintas dan peruntukannya. Pengantar Umum Permasalahan yang akan dibahas adalah ketentuan hokum berkaitan dengan pertanyaan berikut : (1) apa saja jenis dan metoda survei. (2) bagaimana perencanaan dan persiapan pelaksanaan survei.



Pemecahan masalah lalu lintas dapat saja dilakukan dengan perasaan/akal sehat, dengan naluri atau dengan meminta pendapat tenaga profesional. Namun pemecahan permasalahan yang dapat dicapai tidak akurat tanpa mengadakan evaluasi kuantitatif. Dimana pelaksanaan evaluasi kuantitatif memerlukan data sekunder dan primer. Untuk mendapatkan data primer, maka diperlukanlah survei. Survei lalu lintas dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai karakteristik sistem lalu lintas jalan. Mengapa survei lalu lintas diperlukan ? Salah satu jawabannya adalah bahwa data harus dapat memberikan bukti visual mengenai permasalahan yang menyatakan bahwa penanganan harus dilakukan (bukti awal permasalahan mungkin ditekankan pada pengaruh yang ditimbulkan, bukan penyebabnya). Metoda/teknik apa dan dimana lokasi survei yang paling baik untuk mendapatkan data secukupnya? Metode yang digunakan dalam melakukan survei sangat menentukan hasil, apakah



dengan



megumpulkan



melakukan



data



pengamatan,



sekunder.



Demikian 7



pencacahan juga



jumlah



ataupun



dengan



sampel



sangat



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



mempengaruhi hasil, sebab sampel yang terlalu kecil akan rnempengaruhi ketelitian hasil sedang kalau jumlah sampelnya terlalu besar akan mempengaruhi biaya pelaksanaan survei. Bagaimana data akan dianalisis? Analisis data dapat dilakukan secara manual untuk jumlah data yang kecil, tetapi kalau menyangkut data yang besar sebaiknya menggunakan komputer. Paket komputer yang biasanya digunakan berupa lembar kerja ( spreadsheet) untuk survei yang sederhana atau paket pangkalan data ( data base) untuk survei yang kompleks dan sampel yang besar, setelah data dimasukkan selanjutnya dapat dianalisis dengan menggunakan paket-paket aplikasi statistik. Bagaimana hasiInya akan disajikan? Setetah data dianalisis maka data tersebut harus disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sedemikian, sehingga pembaca dapat dengan mudah menyimpulkan hasil survei. Bagaimana hasilnya akan digunakan? Hasil survei yang telah diolah, dianalisis selanjutnya dapat digunakan untuk desain dan perencanaan lebih lanjut. A. Jenis dan metode survei Langkah awal persiapan pelaksanaan pengkajian atau analisis adalah identifikasi permasalahan. Setelah permasalahan dapat diketahui, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis-jenis survei yang akan dilaksanakan. Secara umum jenis survei dan metodanya dikelompokkan sebagai berikut. 1.



Survei Inventarisasi d.



Inventarisasi Jaringan Jalan



e.



Inventarisasi Ruas Jalan 



Inv. Geometrik Jalan 8



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



f.



Inv. fasilitas perlengkapan jalan



g.



Inventarisasi Simpang 



Penentuan jenis simpang







Inv. Geometrik simpang



h.



Inventarisasi Terminal



i.



Inventarisasi Parkir 



Inv. Parkir di pinggir jalan







Inv. Parkir di luar jalan



j.



Inventarisasi Kendaraan 



2.



Inv. Berat dan Dimensi Survei Unjuk Kerja



a. Arus Lalu Lintas 



Klasifikasi kendaraan







Volume







Pergerakan membelok







Pejalan kaki



b. Parkir 



Wawancara







Patroli



c. Kecepatan 



Kecepatan sesaat







Kecepatan perjalanan







Waktu tempuh







Kecepatan gerak



d. Asal Tujuan 



Wawancara rumah tangga







Wawancara pinggi jalan







Pemetaan Tata Guna Lahan



9



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



B. Perencanaan dan persiapan survei Persyaratan survei yang pertama adalah selalu peta. Jika tidak ada peta yang tersedia, maka peta harus dipersiapkan terlebih dahulu. Tinjauan lapangan diperlukan untuk mengetahui situasi lapangan.



Persiapan Rencana Survei Desain Formulir Survei



Desain Sample



Survei Pendahuluan (Pilot Survei)



Pelaksanaan Survei



Koding



Editing



Analisis



Arsip Survei dan Data



Laporan Survei



Gambar. 1 Bagan alir survei lalu lintas Kerangka perencanaan survei lalu lintas diawali dengan mempersiapkan rencana survei dilanjutkan dengan pelaksanaan survei pendahuluan ( pilot survei) untuk mengetahui sejauh mana survei dapat diterapkan, apa yang menjadi kelemahan



10



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



untuk selanjutnya menetapkan tata laksana survei yang sebenarnya. Setelah pelaksanaan survei dilakukan masih harus dilakukan coding dan editing untuk selanjutnya dianalisis dan dilaporkan. 1.



Logistik survei



Setelah jenis survei yang diperlukan dapat ditetapkan, maka logistik survei yang diperlukan untuk melaksanakan survei dapat direncanakan. Informasi yang dikumpulkan selama survei merupakan dasar untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalarn studi lalu lintas. Hal ini sangat penting untuk menentukan kualitas informasi/data. Banyak survei lalu lintas terhalang/terganggu oleh kejadian lalu lintas atau Kegiatan masyarakat harian yang rutin. Survei seringkali memerlukan waktu yang lama dan mahal. Agar survei dapat dilakukan dengan efisien dan dapat mengumpulkan data seperti yang diinginkan maka survei harus direncanakan dengan sangat hati-hati. Berikut adalah logistik survei yang perlu diadakan dalam pelaksanaan survei : a.



Peta



persyaratan awal untuk melakukan survei lalu lintas adalah peta. Agar peta dapat digunakan, maka akurasi dan skala yang sesuai perlu diperhatikan. Jika peta tidak tersedia maka perlu dipersiapkan terlebih dahulu atau dicari dari sumber lain. Untuk tujuan desain rekayasa, skala 1: 100 sampai 1: 2500 adalah yang seringkali digunakan dan dapat dianggap cukup memadai. Untuk tujuan penetapan rute jalan, skala 1: 1000 sampai 1: 2500 diusulkan, sedangkan untuk tujuan identifikasi permasalahan, dibutuhkan skala yang lebih besar. b.



Waktu dan lamanya periode survei



Waktu pelaksanaan survei tergantung pada jenis survei yang akan dilakukan, ada survei yang dipengaruhi oleh aktivitas kegiatan masyarakat pengguna lalu lintas.



11



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan waktu survei antara lain mencakup: 



liburan sekolah,







liburan musiman,







hari dalam minggu (waktu kerja dan waktu istirahat),







catatan waktu (misalnya data sensus nasional terbaru),







kondisi iklim (misalnya musim hujan),







pekerjaan-pekerjaan penanganan jalan utama.



Setiap jenis survei akan menetapkan suatu kondisi tertentu yang dianggap mewakili. Sebagai contoh, jika karakteristik lalu lintas tipikal perlu dikumpulkan, kita cenderung untuk mengabaikan hari libur sekolah atau hari Sabtu dan Minggu. Jika keadaan cuaca diperkirakan akan mempengaruhi kondisi lalu lintas normal, maka jangan lakukan survei pada waktu ini. Jika pekerjaan penanganan jalan akan mengganggu karena adanya pengalihan arus lalu lintas di dalam daerah survei, maka survei harus dilaksanakan sesudah kegiatan penanganan jalan selesai. Perasaan biasanya dapat mengatakan hari, periode, bahkan jam mana yang perlu untuk dihindari. Sehubungan dengan periode survei, maka cakupan, jumlah dan ketersediaan tenaga pengamat dan biaya akan menentukan periode survei. Survei lain yang akan mengganggu lalu lintas (seperti road side interview atau wawancara di pinggir jalan) harus diusahakan seminimum mungkin. c.



Frekuensi, ketelitian dan biaya



Umumnya makin tinggi tingkat sampelnya dan lebih sering ulangan surveinya maka makin akurat hasilnya dan lebih banyak biaya surveinya. Semua survei menghasilkan data yang diestimasikan, tetapi estimasi itu biasanya dapat ditingkatkan ketelitiannya bila lebih banyak pengeluaran dikeluarkan untuk survei dengan memperpanjang waktunya atau menambah banyaknya pengulangan. Anggaran yang tersedia akan menentukan batas atas dari biaya.



12



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



d.



Tenaga pengamat dan penjelasan



Pemakaian tenaga pengamat yang sudah mempunyai pengalaman dalam melakukan survei lalu lintas tentunya sangat menguntungkan, karena tingkat keandalan data yang dikumpulkan lebih tinggi. Di negara maju, tenaga wanita seringkali lebih dapat dipercaya dan lebih teliti. Penjelasan dilaksanakan untuk menyampaikan dan menginstruksikan surveyor mengenai semua aspek survei, seperti jenis survei, formulir yang digunakan dan cara pengisiannya, di mana dan kapan survei dilakukan dan di mana tiap-tiap surveyor harus mengambil posisi, berapa lama harus berada di tempat survei, peralatan yang dipakai dan pakaian yang sebaiknya harus dipakai, pengaturan transport ke lokasi survei dan pengambilan formulir, dan sebagainya. Surveyor yang terlibat dalam proses pengkodean dan editing juga harus diberi penjelasan, dan test perlu diadakan untuk mengecek bahwa surveyor benar-benar mengerti bagaimana proses pengkodean dan editing harus dilakukan. e.



Perijinan dan koordinasi dengan badan lain



Aturan dan kebiasaan akan bervariasi antar satu wilayah dengan wilayah lainnya. Maka diperlukan pendekatan kepada pihak yang berwenang, sehingga jika terjadi gangguan terhadap lalu lintas yang diakibatkan oleh aktivitas survei akan dibantu oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini kepolisian. f.



Publisitas mengenai aktivitas dan tujuan survei



Pelaksanaan survei harus diumumkan sebelum waktu pelaksanaannya dan menjelaskan



mengenai



alasan



diadakannya



survei,



waktu



dan



periode



pelaksanaan survei. Bahkan untuk survei yang bersifat nasional perlu diumumkan lewat koran nasional maupn lokal, televisi nasional maupun lokal dan radio nasional maupun lokal.



13



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



g.



Formulir dan peralatan



Selain formulir, peralatan yang dibutuhkan clipboard, seperti stop watch, jam tangan, pita ukur, alat pencacah lalu lintas, rambu, kerucut dan sebagainya harus dipersiapkan terlebih dahulu. Formulir harus didesain sedemikian rupa, sehingga mudah dimengerti dan diisi oleh para surveior. Pertanyaan harus singkat, langsung dan diformulasikan sedemikian rupa sehingga jawabannya juga pendek dan jelas. Format pilihan berganda dapat juga digunakan dan biasanya cukup berhasil. Untuk mendapatkan informasi ruang pengisian jawaban yang secukupnya perlu disediakan. Waktu, tanggal, lokasi, kondisi cuaca, nama surveior, jenis survei, instansi pemberi tugas harus tertulis jelas dalam formulir yang dipakai. Jumlah formulir harus disediakan secukupnya, dan masing-masing surveior diberi formulir sesuai dengan yang dibutuhkan untuk setiap hari survei. Umumnya, formulir perlu diberikan kepada surveior sehari sebelumnya. Di akhir hari survei, semua formulir harus dikembalikan, dicatat, dan disimpan dengan baik. Amplop dapat digunakan untuk menyimpan data dengan mudah dengan diberi catatan seperlunya, seperti waktu, lokasi, dan sebagainya. Peralatan harus diuji sebelum dipakai, dan akan lebih baik dilakukan pengujian pada saat yang sesuai dengan hari survei. Peralatan yang rusak diganti, oleh karena itu perlu disediakan peralatan cadangan. Jenis dan jumlah peralatan yang dibawa oleh surveior harus dicatat lengkap dengan nama surveiornya. Proses pencatatan peralatan ini akan memudahkan pelacakan keberadaannya di akhir survei. Sebelum survei dilaksanakan perlu diperiksa apakah setiap surveior telah mendapatkan formulir, alat tulis, alas tulis secukupnya dan jika perlu pakaian khusus (mantel hujan, jacket).



14



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



h.



Alat angkut



Transportasi harus disediakan, sehingga setiap surveior dapat diantarkan ke lokasi survei pada waktu yang tepat. Di akhir waktu pergantian atau akhir survei, mereka juga harus dijemput kembali. Transport bahkan lebih penting jika survei dilakukan diluar jam kerja normal. 2.



Ruang kantor dan Peralatan



Ruang kantor dan peralatannya (meubelar. alat tulis, mesin tik, alat gambar, kalkulator, komputer) harus tersedia untuk melakukan kegiatan survei dan jika diperlukan sebagai tempat penjelasan ( briefing). Jika proses koding dan editing dilakukan, maka peralatan dan perlengkapan kantor yang sesuai harus diadakan, terutama untuk diperlukan untuk survei lalu lintas yang besar. 3.



Anggaran biaya



Biaya yang disediakan harus mencakup semua jenis pengeluaran, dan membeli peralatan, kertas dan lainnya sampai penyewaan ruang kantor. Biaya setiap kegiatan dan kemudian biaya total survei harus diperkirakan. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi, maka alternatif metoda survei perlu dipikirkan. Catatan tentang biaya survei harus disimpan untuk bahan acuan di masa depan, sehingga kebutuhan dana untuk survei sejenis nanti dapat diperkirakan dengan lebih mudah. Data dikumpulkan melalui observasi dan harus ditulis pada formulir lapangan standard. Tape dan komputer jinjing ( notebook/laptop) juga dapat digunakan. Formulir harus terorganisir dengan jelas untuk mempermudah pencatatan data. Data standard diperlukan untuk menyatakan aspek-aspek, seperti judul survei, nama proyek, metoda, lokasi, tahun, bulan, tanggal, waktu, cuaca, nama pengamat (khususnya untuk ditanyai dikemudian hari sehubungan dengan data), kondisi-kondisi khusus (seperti pengendalian lalu lintas dan pekerjaan perbaikan jalan, dan sebagainya). Data yang dikumpulkan seharusnya dapat tetap tersedia



15



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



untuk dapat digunakan pemakai lainnya di masa depan. Formulir lapangan dan data yang telah diproses seharusnya disimpan dalam sistem penyimpanan yang sesuai. C. Metode pengumpulan data Proses pengumpulan data bagi suatu studi perencanaan transportasi pada dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan langkah-langkah yang beruntun yang terkait satu dengan lainnya dengan hasil akhir untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini perlu disadari agar pengumpulan data dapat dilak-ukan secara efisien dan efektif. Hal ini berarti pula bahwa pengumpulan data hendaknya didahului dengan perencanaan yang cermat dan matang mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh. Maksudnya adalah agar sumber daya yang teralokasikan untuk pengumpulan data dapat digunakan secara optimal dengan sasaran akhir mendapatkan data yang memang diperlukan bagi kepentingan studi. D. Proses pengumpulan data Secara umum proses pengumpulan data untuk suatu studi perencanaan transportasi dapat digambar dengan skema berikut



Gambar 2. Tahapan pengumpulan data bagi studi perencanaan transportasi



1. Studi pendahuluan 16



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Tujuan dari studi pendahuluan adalah untuk menentukan parameter data yang akan



disurvei



dan



juga



menentukan



metode



yang



diperlukan



untuk



mengumpulkan data dimaksud. Untuk itu langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahapan studi pendahuluan ini meliputi: 



perumusan tujuan pengumpulan data;







melakukan studi literatur;







merumuskan hipotesis;







mendefinisikan dan menentukan parameter-parameter yang akan dikaji;







mrrumuskan dan menentukan lingkup survei;







menentukan metode survei.



Hasil akhir dari tahapan ini adalah berupa spesifikasi setiap data yang akan dilakukan surveinya, yaitu meliputi : parameter, lingkup area survei dan metode survei. Rincian dari spesifikasi dari data yang akan disurvei dapat ditampilkan dalam bentuk matriks, seperti yang terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Matriks spesifikasi data hasil studi pendahuluan Kelompok data



Jenis data



Lingkup survei



Parameter yang disurvei



Metode Survei



2. Desain sampel Setelah studi pendahuluan, maka akan diketahui secara pasti jenis dan tipe data yang dibutuhkan untuk disurvei. Begitu juga parameter dari data, dan juga metoda yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Apakah semuanya memerlukan pengamatan lapangan atau hanya diambil dari data sekunder. Khusus untuk data-data yang pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan cara observasi (pengukuran) langsung, interview ataupun dengan kuesioner, maka hal



17



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



yang cukup penting untuk dikaji terlebih dahulu adalah berkaitan dengan masalah sampling. Kegiatan yang berkaitan dengan kajian mengenai masalah sampling ini disebut sebagai 'Desain Sampel'. Pada dasarnya tujuan dariu tahapan ini adalah menentukan spesifikasi kualitatif maupun kuantitatif dari tata cara pengambilan sampel pada saat survel dilakukan. Jadi di sini sasaran akhir dari tahapan ini adalah diketahuinya teknik sampling dan besarnya sampel. Untuk itu maka pada tahap desain sampel ini, kegiatan yang harus dilakukan meliputi : 



penentuan target populasi;







merumuskan unit sampel;







menentukan kerangka sampel (sampling frame);







menentukan tingkat kesalahan dan tingkat bias yang masih ditolerir;







menentukan besarnya sampel dan komposisi sampel.



Hasil dari tahapan ini adalah berupa tata cara dan spesifikasi sampling dari masing-masing jenis data yang akan dikumpulkan melalui survel lapangan. Presentasi dari hasil yang diperoleh dari tahapan ini adalah berupa matriks, seperti yang terlihat pada Tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Matriks tata cara dan spesifikasi sampling Data/ Parameter



Target Populasi



Unit Sampel



Sampling Frame



Tingkat Kesalahan



Besar Sampel



3. Desain kuisioner Khusus untuk data atau parameter yang pengumpulan datanya dilakukan dengan penyebaran kuisioner, maka aspek yang cukup penting sebelum survei dilakukan adalah mendesain kuesioner. Maksud dari kegiatan ini adalah merancang isi, bentuk maupun format yang diperkirakan paling tepat agar sasaran pengumpulan 18



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



dapat tercapai, baik dari aspek kuantitatif maupun kualitatif. Dalam mendesain kuisioner ini pengetahuan mengenai perilaku dari koresponden sangatlah penting, baik ditinjau dari kelompok sosial yang mana mereka berasal, latar belakang pendidikan maupun kebiasaannya. Karena tanpa informasi ataupun pengetahuan yang lengkap mengenai karakteristik responden, sangatlah mustahil merancang kuisioner yang tepat yang dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk mendapatkan kuisioner yang tepat tersebut, langkah-langkah yang harus dilakukan, meliputi: 



merumuskan isi pertanyaan yang akan diajukan;







menentukan format dan gaya dari formulir isian;







merumuskan tipe pertanyaan yang akan diajukan;







menentukan format pertanyaan yang akan diajukan;







penyusunan pertanyaan secara gramatikal;







menentukan susunan pertanyaan;







menyusun penjelasan ataupun instruksi bagi responden.



Perlu disadari di sini, bahwa langkah di atas dilakukan untuk setiap Jenis data yang akan dikumpulkan, karena pada dasarnya karakteristik responden untuk masing-masing jenis data yang akan dikumpulkan akan berbeda. Sehingga untuk masing-masing jenis data yang dikumpulkan akan menghasilkan desain kuisioner yang khusus dan unik, sesuai dengan spesifikasi data dan karakteristik respondennya.



4. Survei pendahuluan (pilot survei) Survei pendahuluan atau pilot survei adalah survei pada skala kecil yang dilakukan sebelum survei besar dengan maksud untuk: 



mencek apakah sainpling frame telah memadai jumlahnya;







mencek dan menghitung tingkat variabilitas dari populasi yang akan dikaji;



19



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________







menghitung besarnya tingkat pengembalian kuisioner;







mencek tingkat kesesualan dari metoda survei yang akan diterapkan;







mencek kesesuaian dan kelengkapan dari kuisioner yang akan digunakan;







mencek tingkat efisiensi dan efektivitas pelatihan yang diperlukan bagi para



'interviewer'; 



mencek kesesuaian dari metoda kompilasi yang akan diterapkan, disesuaikan dengan format kuisioner yang akan digunakan.



Sehingga selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah yang memadai untuk merumuskan dan merancang metoda survel yang lengkap yang slap diaplikasikan dalam survei besar. Adapun koreksi-koreksi yang perlu dilakukan berkaitan dengan: 



sampling frame;







banyaknya kuisioner yang harus disebar;







metoda survei yang akan diterapkan;







isi, bentuk dan format formulir kuisioner;







metoda pelatihan yang sebaiknya diterapkan;







struktur organisasi tim survei.



Akhirnya dapat disusun rencana pelaksanaan survei, yang meliputi: 



jadwal pelaksanaan pelatihan survei;







jumlah tenaga surveyor yang akan dikerahkan;







struktur organisasi tim survei;







skejul pelaksanaan survei;







estimasi blaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan survei;







mekanisme pengumpulan data hasil survei.



Dengan rumusan rencana pelaksanaan survei ini maka pelaksanaan survei dapat dilakukan secara terkoordinasi dan terencana dengan baik. Perlu diingat di sini, bahwa untuk setiap jenis data bentuk rencana pelaksanaan survei akan berbeda



20



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



satu dengan lainnya, ditinjau dari jadwal, jumlah tenaga surveyor yang terlibat, organisasi pelaksanaan survei maupun biaya yang dibutuhkan. 5. Pelaksanaan survei Pelaksanaan survel lapangan untuk setiap jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada kesiapan rencana survel. Jika program rencana survei telah disusun sebelumnya, maka faktor yang diperlukan hanyalah penyediaan sumber daya, baik sumber daya manusia (tenaga surveyor), sumber daya finansial (pembiayaan) dan sumber daya waktu (jadwal). Sekali program rencana pelaksanaan survei telah tersusun, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan survei adalah: 



rekrutment tenaga surveyor;







pelatihan metoda survei;







perizinan;







administrasi survei;







pelaksanaan survei lapangan



Cara rekrutmen tenaga surveyor dan metoda pelatihannya sangat tergantung pada skala survei yang akan dilakukan, makin besar survei yang akan dilakukan, makin banyak tenaga surveyor yang diperlukan, maka pola rekrutmen dan metoda pelatihan yang dilakukan harus makin cermat dan makin seksama dilakukan. 6. Kompilasi data Kompilasi data pada dasarnya suatu proses pengumpulan dan pengolahan data untuk mendapatkan hasil akhir berupa data setengah matang yang siap untuk diolah pada tahap analisis. Jadi di sini sasaran dari kompilasi data ini adalah usaha maksimal yang perlu dilakukan dalam usaha menjadikan data lapangan menjadi data siap analisis. Mengingat data lapangan yang diolah adalah masih berupa sekumpulan formulir kuisioner hasil pengisian oleh responden ataupun berupa sekumpulan formulir



21



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



isian hasil pengamatan di lapangan, sedangkan data setengah-matang yang ingin dihasilkan adalah berupa tabulasi ataupun bar-chart ataupun kurva yang siap untuk analisis, maka akan diperlukan sekumpulan langkah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah berupa: 



data entry;







editing;







verifikasi data entry;







checking konsistensi data;







koreksi data.



Saat ini, dalam era komputer, penyusunan format kuisioner maupun formulir isian pengamatan lapangan yang baik dan compatible dengan metoda ‘coding di komputer' sangatlah penting. Karena dengan cara coding yang baik, maka



verivikasy data entry, checking konsistensi data maupun koreksi data dapat dilakukan secara 'computerised', yaitu berupa program yang khusus dibuat untuk itu, atau dengan software baku yang ada di pasaran. 7. Analisis data Analisis data dilakukan sesuai tujuan dari jenis dan tipe data yang bersangkutan. Untuk data yang disurvei untuk kepentingan identifikasi masalah eksisiting, maka analisis data diarahkan untuk mencari besaran dari parameter-parameter



performance dari sistem transportasi eksisting. Sedangkan untuk data yang akan digunakan untuk identifikasi masalah transportasi di masa mendatang, maka tahapan analisis yang dilakukan terdiri dari: 



merumuskan model matematik yang sesuai yang dapat digunakan untuk proyeksi, yaitu yang didasarkan pada data time-series yang ada;







melakukan analisis proyeksi untuk mendapat gambaran kecenderungan fenomena dimaksud di masa mendatang.



22



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Selanjutnya, untuk data yang akan digunakan bagi kepentingan prediksi dampak perencanaan, maka tahapan analisis yang perlu dilakukan, meliputi: 



merumuskan model matematis yang mampu merepresentasikan korclasi ataupun interaksi antara komponen sistem transportasi. Model dimaksud dapat didasarkan pada model yang telah baku ada pada teori-teori transportasi. Ataupun mengembangkan model matematis yang sama sekali baru;







merumuskan model matematik yang sesuai yang dapat digunakan untuk proyeksi, yaitu yang didasarkan pada data time-series yang ada;







melakukan analisis proyeksi untuk mendapat gambaran kecenderungan fenomena dimaksud di masa mendatang;







menggunakan data hasil proyeksi di atas pada model matematis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk mendapat prediksi dampak dari masing-masing alternatif perencanaan.



Dari penjelasan di atas, nyata bahwa data analisis pada dasarnya merupakan pengolahan data yang cukup kompleks untuk dua maksud utama, yaitu identifikasi masalah dan prediksi dampak perencanaan. E. Literatur review Ditinjau dari penjelasan terdahulu dan juga dengan melihat prosedur survei yang digambarkan pada Gambar 2, nampak bahwa literatur review dilakukan pada awal kegiatan, yaitu pada studi pendahuluan. Maksud dari literature review ini pada dasarnya adalah untuk mengkaji sejauh mana studi-studi yang pernah dilakukan sebelumnya ataupun publikasi-publikasi yang ada dapat digunakan untuk menunjang dalam proses pengumpulan data. Karena mungkin saja pada beberapa publikasi tertentu ditemukan data yang sesual dengan kebutuhan data pada studi perencanaan transportasi dimaksud, sehingga untuk data bersangkutan tidak diperlukan lagi proses pengambilan data lapangan ataupun proses survei lebih lanjut. Dengan demikian, literatur review ini dilakukan dalam usaha untuk mengoptimumkan sumber daya yang ada, yaitu untuk menghindari adanya pengumpulan data yang sama yang pernah dilakukan sebelumnya oleh pihak lain.



23



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Secara umum, literature review dilakukan dengan beberapa cara berikut: 



melakukan literature revievv ataupun publikasi yang ada yang dianggap relevan dengan studi perencanaan dimaksud;







mencari tahu dan mengkajl studi-studi lain yang sedang dikerjakan ataupun yang sudah dikerjakan yang relevan dengan studi transportasi dimaksud;







melakukan review terhadap sumber-sumber data lainnya yang dianggap relevan.



Dari hasil literature review ini maka dapat disimpulkan satu dari beberapa hal berikut ini: a) memang perlu dilalcukan pengumpulan data secara lengkap, mengingat bahwa data dimaksud memang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, atau kalaupun pernah dikumpulkan sudah terlalu lama (kadaluarsa) ataupun secara teknis statistic tidak sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan; b) beberapa jenis data tertentu telah ada datanya, tetapi untuk kepentingan studi perencanaan transportasi dimaksud harus dilengkapi lebih lanjut dengan melakukan survei tambahan atau melakukan pengumpulan data secara tidak lengkap dengan maksud melengkapi data yang telah ada; c) beberapa jenis data tertentu telah ada datanya dibeberapa literatur ataupun di beberapa laporan studi terdahulu, tetapi dengan format yang berbeda, sehingga dapat digunakan data tersebut untuk melakukan cross-check terhadap data hasil survei yang kan dilakukan; d) beberapa jenis data tertentu telah ada tetapi untuk study area yang berbeda, sehingga tidak dapat digunakan bagi studi perencanaan dimaksud. Tetapi karakteristik data tersebut dapat digunakan untuk membantu dalam proses mendesain sampling. Dalam melakukan literature review ini banyak sekali sumber literature yang dijadikan sebagai dasarnya; mulai dari data statistic nasional, data masterplan



24



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



pengembangan wilayah sampai buku laporan studi yang relevan. Tabel 4. berikut memberi llustrasi mengenai hasil yang diperoleh dari suatu literature review. F. Teknik dan metoda survei Proses memilih metoda survei yang sesual untuk suatu jenis data tertentu sangatlah penting ditinjau dari tingkat efisiensi dari keseluruhan usaha pengumpulan data yang akan dilakukan. Pemilihan metoda survei yang mana yang perlu diterapkan biasanya merupakan kompromi dari beberapa faktor, seperti tujuan dari survei dan sumber daya tersedia yang dialokasikan untuk survei pengumpulan data dimaksud. Lebih lanjut lagi, pemilihan metoda yang sesuai untuk suatu jenis data tertentu dipengaruhi pula oleh spesifikasi data yang diinginkan, baik dari aspek kuantitas maupun aspek kualitas, di mana hal ini akan berkaitan dengan aspek lamanya survei yang diperlukan, ukuran sampel sistem quality control yang diperlukan. Keterkaitan antara faktor-faktor di atas dapat dilihat pada diagram pada Gambar 3.



25



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Tabel 4. Contoh hasil literatur review



26



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 3. Keterkaitan antara metoda survei dan kualitas data Selanjutnya dalam hal metoda survei ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu 'time-frame survei' dan 'teknik survei'. Time-frame survei menjelaskan mengenai waktu pengambilan data dalam konteks kerangka waktu, sedangkan teknik survei berkaitan dengan tata cara survei. 1. Time-frame survey Secara umum, ditinjau dari 'time-frame'nya, metoda survei dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cross-sectional survei dan time-series survei. Cross-sectional



survei adalah survei yang dilakukan pada satu titik waktu dengan menggunakan sejumlah grup yang merepresentasikan bagian-bagian dari suatu populasi. Sedangkan time-series survei adalah survei yang dilakukan pada sebagian kecil grup dari suatu populasi pada suatu rentang waktu tertentu secara berurutan. Sebagai ilustrasi dari kedua metoda survei di atas, katakanlah kita menginginkan data yang dapat digunakan untuk memprediksikan perubahan tingkat pemilikan kendaraan sebagai akibat dari berubahnya struktur keluarga. Untuk itu data yang dibutuhkan adalah data struktur keluarga dan tingkat pemilikan kendaraan. Jika metoda survei yang diterapkan adalah cross-sectional survei, maka survei yang dilakukan adalah dalam suatu waktu tertentu dengan memperhatikan beberapa daerah sekaligus, katakanlah seluruh kabupaten /kota yang ada di Jawa Tengah.



27



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Dari masing-masing kabupaten akan diperoleh data struktur keluarga dan tingkat pemilikan kendaraan. Di lain pihak, jika digunakan metoda 'tinie-series survei', kita tidak perlu mengamati seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah, tetapi cukup beberapa kabupaten saja, tetapi pengamatannya dilakukan untuk suatu rentang waktu tertentu, misalnya beberapa tahun. 2. Teknik survei Dalam pengumpulan data, dikenal beberapa teknik survei, yaitu: 



survel data sekunder;







survei observasi;







survel dengan kuisioner;







survei dengan interview;







survei interactive group.



Survei data sekunder pada dasarnya sifatnya merupakan penunjang ataupun 'background information' bagi survel lapangan. Survei data sekunder ini pada dasarnya merupakan bagian dari 'literature review' yang telah dijelaskan sebelumnya. Biasanya sumber dari survei data sekunder adalah publikasi-publikasi statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun Lembaga penelitian dan j'uga publikasi atau laporan studi-studi terkait.



Survei observasi, di lain pihak, merupakan survei yang dilakukan dengan mengamati secara langsung fenomena ataupun karakteristik dari parameter yang ditinjau. Biasanya survei observasi ini dilakukan dengan alat ukur tertentu ataupun dengan cara tertentu yang dapat mengukur besaran parameter yang dicari. Contoh penerapan teknik survei ini adalah pada pengumpulan data karakteristik pergerakan, seperti kecepatan, headway, kerapatan, waktu tempuh, panjang antrian dll.



28



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Survei



dengan



menggunakan



kuisioner,



biasanya



dilakukan



untuk



pengumpulan data atau informasi yang berkaitan dengan perilaku, informasi keluarga ataupun persepsi orang. Pada survei dengan kuisioner ini suatu formulir dikirimkan ke responden dan diserahkan sepenuhnya pada responden, tanpa bantuan surveyor, untuk mengisinya. Keuntungan dari teknik survei ini adalah blaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan teknik lainnya, mengingat biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk mengantarkan ke responden dan biaya untuk mengambllnya. Ditinjau dari cara penyampaian kuisioner ke responden dan cara pengambilannya kembali dikenal beberapa cara, yaitu: 



melalui surat (mail-out/mail-back);







diantar langsung ke responden dan pengembalian dilakukan melalui surat (delivered to respondent/mail-back);







diantar dan diambil langsung dari responden ( delivered torespondent/collected



from respondent); 



dibagikan



di



kendaraan



dan



pengembalian



melalui



surat



( on-board



dikembalikan



melalui



surat



( rocidside



distribution/mail-back); 



dibaglkan



di



tepi



jalan



dan



distribution/mail-back); 



dibagikan di pusat keramaian dan pengembalian melalui surat (activity centre



distribution/mail-back); 



melalui media massa dan pengembalian melalui surat ( media distribution/mail-



back) Meskipun keunggulan dari metoda survei dengan kuisioner ini adalah dari segi biaya yang relatif murah, tetapi sering dijumpal kenyataan bahwa respon dari responden sangat rendah dan juga terkadang pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner tidak seluruhnya diisi dan kalaupun diisi terkadang salah mengerti, terutama untuk pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan waktu untuk menjawabnya.



29



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi dalam survei dengan kwesioner.tersebut di atas, maka survei dengan cara interview adalah solusinya. Karena pada survei dengan interview, responden dituntun oleh



interviewer (surveyor) dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kwesioner. Dengan teknik survei interview ini tingkat respon dari responden jauh lebih besar dibandingkan dengan survei kuisioner. Selain itu teknik survel ini memungkinkan bagi interviewer untuk mengorek informasi atau data secara tleksibel, di samping itu juga dimungkinkan bagi interviewer menjelaskan maksud dari tiap-tiap pertanyaan yang diajukan pada respondent Tapi perlu dicatat di sini bahwa biaya yang dibutuhkan untuk survei dengan cara ini sangatlah mahal, mengingat untuk setiap formulir yang diisi oleh responden akan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan juga dibutuhkan minimal satu interviewer. Teknik survei yang terakhir, yaitu teknik survei 'interactive group', adalah teknik survei di mana pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara diskusi pada sekumpulan orang, di mana topik yang dibahas adalah berkaitan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Dengan cara diskusi ini diharapkan persepsi atau opini orang tentang suatu isu dapat digali lebih dalam. Metoda survei ini terutama sangat cocok digunakan untuk menggali perilaku ataupun attitude dari



travel user. G. Prosedur sampling Prosedur sampling adalah tata cara yang harus dilakukan dalam menentukan besaran sampel. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sampel adalah sekumpulan unit yang merupakan bagian dari



populasi yang sengaja dipilih



untuk



merepresentasikan seluruh populasi. Sebelum membahas lebih lanjut ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu alasan dasar dari pengambilan sampel dari suatu kegiatan survei. Sampling pada suatu survei pada dasarnya dilakukan untuk mengoptimalkan pengalokasian sumber daya, baik sumber daya manusia, sumber daya waktu maupun sumber dana.



30



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Optimalisasi penggunaan sumber daya ini perlu dipikirkan secara matang mengingat, bahwa pada dasarnya sumber daya yang tersedia biasanya sangat terbatas, sedangkan objek yang ditinjau atau yang akan disurvei mempunyai lingkup batas yang cukup besar, ditinjau dari lingkup geografis, lingkup waktu maupun jumlahnya. Jadi di sini sampling dilakukan dengan pemikiran bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas ini dalam suatu survei sedemikian, sehingga hasil yang diperoleh cukup representatif meskipun pada kenyataannya jumlah yang disurvei jauh lebih kecil dari jumlah objeknya sendiri. Dalam prosedur sampling ini ada empat aspek yang perlu diklariflkasikan terlebih dahulu, yaitu: a)



apa unit atau satuan terkecil dari objek yang disurvei di mana sampling akan dilakukan ?



b)



bagaimana lingkup objek (populasi) di mana sampel akan ditarik untuk merepresentasikannya ?.



c)



seberapa besar sampel (bagian dari populasi sebaiknya survei dilakukan)?



d)



bagaimana caranya melakukan atau menarik sampel dari populasi ?



1. Target populasi Perdefinisi, yang dimaksud dengan target populasi adalah kumpulan objek yang lengkap di mana informasi atau data akan dikumpulkan. Dalam hal ini elemenelemen dasar dari kumpulan objek dimaksud dapat saja berupa orang, rumah tangga, kendaraan, daerah geografis ataupun objek-objek lainnya yang sifatnya diskrit. Dengan definisi di atas, maka target populasi dari suatu data akan sangat tergantung dari tujuan dari survei. Sebagai ilustrasi, katakanlah bahwa akan dilakukan survei untuk mendapatkan data pola dan karakteristik perjalanan dari kaum muda golongan menengah Kota Semarang. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengidentifikasikan dan mengkajl jenis moda angkutan umum yang bagaimana yang paling sesual untuk memenuhi kebutuhan pergerakan kaum muda golongan menengah Kota Semarang tersebut.



31



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Untuk mendefinisikan populasi dari survei yang akan dilakukan, maka ada beberapa hal yang perlu dlklarifikasi terlebih dahulu. Pertama adalah, definisi 'kaum muda' yang bagaimana yang akan digunakan. Jika kita gunakan tinjauan berdasarkan agama, kita akan dapatkan definisi bahwa yang dimaksud dengan muda adalah orang yang belum akil-balik, yaitu orangoarang yang berusia di bawah 19 tahun. Di lain pihak, jika kita tinjau dari sudut psikologis, maka yang dimaksud kaum muda adalah orang yang secara psikologis belum matang, yaitu orang yang berusia di bawah 25 tahun.



Sebaliknya, jika



digunakan terminologi organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia, maka yang didefinisikan sebagai pemuda adalah orang yang berusia di bawah 40 tahun. Kedua, bagaimana mendefinisikan golongan menengah. Jika definisi golongan menengah diambil dari sudut pandang penghasilan orang tua, maka mungkin dapat dikatakan bahwa kaum muda dimaksud harus berasal dari keluarga dengan pendapatan per bulan dengan jumlah rupiah tertentu. Atau bisa juga didefinisikan, bahwa golongan kaum muda menengah adalah kaum mudah yang orang tuanya mempunyai alat komunikasi telepon. Ketiga,



bagaimana



mendefinisikan



kaum



muda



Kota



Semarang.



Apakah



berdasarkan batas geografis Kota Semarang ataukah termasuk juga batas geografis Kabupaten Semarang. Dari pembahasan di atas, katakanlah, yang dimaksud kaum muda adalah orang yang berusia di atas 15 tahun dan di bawah 25 tahun, dan yang dimaksud golongan menengah adalah keluarga yang memiliki alat komunikasi telepon, dan yang dimaksud dengan Semarang adalah Kota Semarang, maka yang dimaksud dengan populasi dari data di atas adalah orang-orang yang berusia di atas 15 tahun di bawah 25 tahun yang keluarganya mempunyai pesawat telepon dan tinggal di Kota Semarang.



32



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



2. Unit sampling Unit sampling (sampling unit) adalah unit dasar yang yang akan digunakan sebagai dasar bagi penentuan besaran sampel. Suatu populasi pada dasarnya terbentuk dari sekumpulan clemen-elemen individual yang membentuknya. Untuk kasus di atas, elemen dari populasi adalah para pemuda. Dalam menarik sampel dari populasi ini dasar yang dilakukan biasanya bukan elemen dari populasi tetapi didasarkan unit sampling. Dalam banyak hal unit sampling bisa saja tidak sama dengan clemen populasi, biasanya unit sampling adalah agregasi dari elemen populasi. Dalam kasus di atas, jika didapati kenyataan bahwa setiap keluarga menengah yang ada di Kota Semarang terdiri dari dua atau lebih orang mudanya, maka unit samplingnya adalah orang per orang. Tetapi, di lain pihak, jika setiap keluarga rata-rata memiliki kurang dari dua anak muda, maka unit samplingnya adalah keluarga (household). 3. Sampling frame



Sampling frame adalah merupakan 'base-list' atau lingkup acuan di mana identifikasikan elemen atau unit analisis dapat dilakukan dari populasi. Dengan demikian sampling frame berisi semua atau sebaglan besar unit sampling yang ada dalam populasi. Sampling frame ini definisinya tergantung dari populasi dan juga unit sampling yang akan digunakan. Berikut adalah beberapa contoh dari



sampling frame yang digunakan untuk berbagai survei transport, yaitu: 



daftar pemilih dari Pemilu;







daftar pelanggan PLN;







direktori telepon;







peta kota;







daftar sensus;







daftar registrasi kendaraan (STNK);







daftar anggota organisasi.



33



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



4. Metoda penarikan sampel Tujuan dari penarikan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah relatif seluruh populasi sedemikian sehingga sampel dimaksud meskipun jumlahnya relatif kecil dibandingkan jumlah populasi tetapi mampu merepresentasikan seluruh populasi dimaksud. Karenanya sangatlah penting untuk menentukan cara yang tepat dalam menarik sampel agar sampel dimaksud benar-benar mampu merepresentasikan kondisi seluruh populasi. Perlunya penarikan sampel biasanya didasarkan pada kenyataan, bahwa dalam studi perencanaan transportasi dihadapkan pada jumlah populasi yang sangat besar, di mana jika semuanya populasi tersebut disurvei satu persatu, maka sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut sangat besar, baik ditinjau dari sumber daya manusia, dana maupun waktu. Akibatnya Jjika survei dilakukan pada seluruh populasi, pelaksanaannya menjadi tidak mungkin dilakukan. Sebagai ilustrasi, pada saat dilakukan survei 'Home interview' di kota Sidney pada tahun 1981 yang lalu, total waktu yang dibutuhkan adalah 12 bulan, yaitu untuk pelaksanaan survei dan kompilasi data. Padahal jumlah keluarga yang di interview 'hanya' 20.000 keluarga. Jika kemudian pelaksanaan survei dilakukan pada seluruh populasi kota Sidney, maka dapat anda bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan pelaksanaan seluruhnya. Jika digunakan dana yang sama setiap tahunnya, diperkirakan waktu yang dibutuhkan lebih dari 50 tahun. Di samping alasan di atas, sebenarnya memang tidak perlu untuk melakukan survei pada seluruh populasi. Karena dengan metoda statistik dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kita dapat mendapatkan parameter yang dimaksud dengan ketelitian yang tinggi hanya dengan jumlah sampel data yang relatif kecil. Ditinjau dari metoda penarikan sampel dari suatu populasi dikenal beberapa cara, yaitu: 



simple random sampling



34



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________







stratified random sampling







variable fraction stratified random sampling







multi-stage sampling







cluster sampling







systematic sampling



a) Simple random sampling Pada simple random sampling pengampilan sampel dilakukan secara acak (dengan metoda angka acak tertentu) dari seluruh populasi yang ada. Contohnya adalah dalam survei waktu tempuh kendaraan. Pencatatan kendaraan di dua titik lokasi hanyalah kendaraan-kendaraan yang plat nomornya berujung pada digit tertentu, misalnya enam. Dari cara seperti ini akan diperoleh 10 persen sampel yang sifatnya acak, mengingat kajian kedatangan kendaraan bersifat acak. b) Stratified random sampling Pada stratified random sampling pengambilan sampel didasarkan informasi awal berkaitan dengan stratifikasi dari populasi. Dalam hal ini pengambilan sampel pada setiap stratifikasi populasi dilakukan secara acak, sama halnya seperti yang dilakukan pada simple random sampling. Besaran prosentase sampel yang diambil pada metoda ini adalah sama untuk setiap stratifikasi c) Variable fraction stratified random sampling Berbeda dengan metoda di atas, maka pada metoda 'variable fraction stratified



random sampling' pengambilan porsi sampel pada setiap strata/segmen tidaklah sama, tetapi disesuaikan dengan banyak hal, seperti tingkat akurasi yang diinginkan untuk setiap segmennya, tingkat variabilitas pada setiap segmen dan tingkat kesulitan dalam pengambilan sampel pada strata dimaksud. Dalam banyak hal tidak mungkin ketiga faktor diambil sebagai dasar. Terkadang jika tingkat kesulitan pada setiap segmen adalah sama, sedangkan tingkat variabilitas pada setiap segmen berbeda, maka penarikan untuk setiap segmen disesuaikan dengan



35



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



tingkat variabilitasnya. Sehingga porsi ataupun jumlah sampel dari satu segmen berbeda dengan segmen populasi lainnya. d) Multi-stage sampling



'Multi-stage sampling' adalah teknik penarikan sampel dengan cara acak di mana proses penomoran sampelnya secara bertahap. Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut. Katakanlah akan dilakukan survei karakteristik pergerakan untuk seluruh Indonesia. Dengan teknik 'multi-stage sampling', maka tahapan penarikan sampel yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. Tahap pertama : Wilayah Indonesia dibagi menjadi kumpulan provinsi. Tarik sampel provinsi dari seluruh 32 provinsi yang ada. Tahap kedua : Wilayah provinsi dimaksud selanjutnya dibagi menjadi sekumpulan kabupaten.



Tarik sampel kabupaten dari setiap provinsi yang



telah dipilih pada tahap sebelumnya. Tahap ketiga : Wilayah kabupaten selanjutnya dibagi menjadi sekumpulan kecamatan.



Tarik



sampel



untuk



masing-masing



kabupaten



dimaksud pada tahap sebelumnya untuk mendapatkan sampel kecamatan. Tahap keempat : Bagi wilayah kecamatan menjadi sekumpulan Rukun Warga. Tarik sampel untuk masing-masing kecamatan dimaksud pada tahap sebelumnya untuk mendapatkan sampel Rukun Warga. Tahap kelima : Bagi wilayah Rukun Warga (RW) menjadi sekumpulan rumah atau keluarga. Tarik sampel untuk masing-masing RW dimaksud pada tahap



sebelumnya



untuk



mendapatkan



sampel



keluarga



(household). Pada akhir dari proses ini akan didapatkan sampel acak keluarga dari Indonesia, sehingga setiap keluarga mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Tentu saja untuk setiap tahap prosedur penarikan sampel dilakukan secara benar.



36



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



e) Cluster sampling Teknik penarikan sampel ini merupakan modifikasi dari metoda multi-stage



sampling. Pada teknik ini total populasi sebelumnya dibagi menjadi sekumpulan cluster unit sampel. Selanjutnya masing-masing cluster ditarik sampelnya secara acak. f) Systematic Sampling Teknik pengambilan/penarikan sampel dengan metoda ini dilakukan dengan memilih unit sampel berdasarkan list dan penarikannya dilakukan berdasarkan interval tertentu. Jika interval sampling adalah 1, maka setiap urutan list yang ke 1 diambil sebagai sampel, begitu juga list yang ke I berikutnya. g) Non-random sampling method Pada teknik ini penarikan sampcl tidak dilakukan secara acak, tetapi berdasarkan prinsip quota ataupun berdasarkan expert. Sampling yang didasarkan pada quota biasanya didasarkan pada target atau quota untuk masing-masing segmen ataupun wilayah yang disurvei. Sedangkan penarikan sampel yang didasarkan pada expert penarikan sampel untuk setiap segmen populasi ataupun wilayah didasarkan pada saran expert. H. Besar sampel Besarnya sampel yang sampel yang sebaiknya diambil dari suatu populasi agar mampu merepresentasikan kondisi seluruh populasi pada dasarnya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: 



tingkat variabilitas dari parameter yang ditinjau dari seluruh populasi yang ada;







tingkat ketelitian yang dibutuhkan untuk mengukur parameter dimaksud;







besarnya populasi di mana parameter akan disurvei.



Jika suatu harga parameter dari suatu populasi mempunyai tingkat variabilitas yang tinggi, maka secara logis akan dijumpai kenyataan, bahwa jika jumlah sampel yang ditarik terlalu sedikit, maka tidak akan mampu merepresentasikan



37



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



kondisi seluruh populasi. Tetapi jika tingkat variabilitas parameter yang akan diukur rendah sekali, katakanlah nol, maka secara ekstrem dapat dikatakan bahwa sampel dengan jumlah satu unitpun sudah cukup. Mengingat, bahwa harga parameter seluruhnya sama untuk semua populasi. Selanjutnya jika ditinjau dari tingkat ketelitian dari harga parameter yang akan diukur, maka makin tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan maka makin besar pula jumlah sampel yang dibutuhkan. Hal yang sebaliknya berlaku. Dan terakhir, ditinjau dari besarnya populasi, maka makin besar populasi akan makin besar pula jumlah sampel yang dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi seluruh populasi. Secara matematis besarnya sampel dari suatu populasi dapat dirumuskan sebagai berikut. n'



dan



n 



S2 (s.e.(x)) 2



n' 1  n' /N



untuk populasi yang besarnya infinite



untuk jumlah populasi yang hingga.



di mana n atau n' adalah jumlah sampel, S 2 adalah standard deviasi dari parameter dan (S. e. (X))2 adalah standard error yang dapat diterima untuk parameter dimaksud. Standar deviasi menggambarkan tingkat variabilitas, sedangkan standard error yang dapat diterima menggambarkan tingkat ketelitian ukuran parameter yang disyaratkan. Standar deviasi parameter biasanya didapatkan dari hasil pilot survei ataupun survei sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, sedangkan besaran



standard error ditentukan dengan spesifikasi ketelitian yang diinginkan. Sebagai ilustrasi, coba perhatikan persoalan berikut.



38



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Katakanlah, besarnya populasi adalah 1000 keluarga. Dinginkan suatu survei untuk mendapatkan parameter pendapatan rata-rata keluarga, dengan spesifikasi ketelitian 95 persen kemungkinan bahwa sampling error akan lebih dari lima persen dari sample mean. Selanjutnya berdasarkan hasil survei pendahuluan (pilot



survei) diperoleh data berikut. Sampel data untuk pilot survei



:



30



Rata-rata pendapatan



:



Rp 12.000.000,00 per tahun



Standar deviasi



:



Rp 2.500.000,00



Pertanyaan: Berapa jumlah sampel yang diperlukan untuk memenuhi spesifikasi ketelitian di atas?. Jawab :



Standard error yang dapat diterima (acceptable standard error) dapat dihitung dengan menggunakan teori statistik. Untuk 95 persen confidence level dari tabel statistik diperoleh angka 1.96 yaitu bahwa acceptable standard error besarnya adalah 1.96 dari acceptable sampling error. Karena pada kasus ini diinginkan agar error yang terjadi tidak lebih dari 5 persen dengan data yang ada, maka:



Acceptable sampling error besarnya 0,05 x rata-rata pendapatan = 0,05 x Rp 12.000.000,00 = Rp 600.000,00 Maka acceptable standard error yang disyaratkan menjadi: = Rp 600.000,00/1,96 = Rp 306.000,00



Besarnya jumlah sampel adalah



n'



(2.500.000) 2 (306.000)2



39



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



jika jumlah populasi tak hingga Tetapi karena jumlah populasi adalah hingga jumlahnya, yaitu 1.000 keluarga, maka jumlah sampel yang diperlukan adalah: n 



67 1  67/1.000



 63



I. Perlengkapan survei Untuk melaksanakan survei-survei, maka perlengkapan yang diperlukan adalah sama dengan perlengkapan untuk survei-survei yang lain dan biasanya meliputi : 1) alat-alat tulis (kertas/kuisioner/formulir-formulir di atas); 2) alat-alat ukur (pita ukur, counting, stopwatch, GPS, dll); 3) alat-alat hitung (kalkulator); 4) alat-alat rekan (tustel, tape dan video recorder,dll); 5) alat-alat lapangan lain (clipboard, topi/payung. dll). J. Waktu survei Seperti halnya survei-survei yang lain, maka waktu untuk survei sistem angkutan umum ini bisa dilakukan pada saat-saat tertentu (misalnya peak hour) ataupun sepanjang hari (atau malahan beberapa hari), serta bisa direncanakan pada hari kerja maupun hari libur, tergantung apakah-apakah pemilihan waktu tersebut cocok dengan tujuan penelitian yang ingin dilakukan. Dalam hal survei seharian penuh, maka periode survei biasanya dibagi ke dalam waktu-waktu tertentu, misalnya : -



pukul 06.00 - 07.00 (dikategorikan sebagai pagi sekali);



-



pukul 07.01 - 09.00 (dikategorikan sebagai jam puncak pagi)



-



pukul 9.01 - 16. 00 (dikategorikan sebagai jam antar puncak);



-



pukul 16.01 - 18.00 (dikategorikan sebagai jam puncak sore);



-



pukul 18.01 - 21.00 (dikategorikan sebagai malam).



K. Kebutuhan data lain 40



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Untuk mendukung perencanaan ataupun perbaikan sistem angkutan umum di suatu daerah, maka mungkin diperlukan juga survei-survei yang lain, misalnya survei stated preference untuk penentuan parameter yang diperlukan dalam analisis pembagian moda (modal split) seperti modal penaties dan nilai waktu (time value). Survei ini akan dijelaskan sedikit lebih lanjut dalam bagian khusus berikutnya. Disamping itu mungkin perlu juga dilakukan survei sekunder untuk mendapatkan informasi



mengenai



peraturan



yang



berlaku



dan



berhubungan



dengan



pengoperasian, misalnya syarat-syarat untuk mendapat ijin trayek, pembatasan waktu operasi, pedoman penentuan tarif, data statistik tentang jumlah perjalanan yang terjadi dan persentase pengguna angkutan umum ( modal split) dan lain sebagainya. L. Rangkuman Dengan survei akan didapatkan data yang memberikan bukti visual mengenai permasalahan yang menyatakan bahwa penanganan harus dilakukan. Secara garis besar survei dapat dikelompokkan dalam survei inventarisasi yang terdiri atas inventarisasi jalan, simpang, terminal, parkir dan kendaraan serta survei unjuk kerja arus lalu lintas, parkir, kecepatan dan asal tujuan. Untuk merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan survei, diperlukan penyiapan peta studi, penentuan waktu dan lama periode survei, frekuensi, ketelitian, biaya dan tenaga pengamat. Untuk kesiapan tim diperlukan penjelasan (briefing) dan untuk keselamatan dan keamanan diperlukan perijinan dan koordinasi dengan instansi terkait. Sebelum pelaksanaan survei juga harus mempublikasikan kepada masyarakat, menyiapkan formulir, peralatan, ruang kantor, alat angkut dan biaya J. Latihan 1. Mengapa survei lalu lintas diperlukan?



41



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



2. Bagaimana data akan dianalisis, disajikan dan digunakan? 3. Sebutkan jenis dan metode pelaksanaan survei? 4. Gambarkan bagan alir survei lalu lintas! 5. Apa saja yang diperlukan dalam merencanakan dan mempersiapkan survei lalu lintas? Jelaskan!



42



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



BAB III JENIS-JENIS SURVEI



Indikator keberhasilan Setelah selesai pembelajaran peserta dapat mengetahui tentang materi semua jenis survei lalu lintas dan pelaksanannya. Pengantar Umum Permasalahan yang akan dibahas adalah ketentuan hukum berkaitan dengan pertanyaan berikut (1) survei apa saja yang termasuk dalam survei inventarisasi dan bagaimana pelaksanannya. (2) Survei apa saja yang termasuk dalam survei unjuk kerja dan bagaimana pelaksanannya



A.



Survei inventarisasi



Semua usulan peningkatan sistim transportasi harus dimulai dengan melihat situasi jalan yang ada. Tata guna lahan yang ada sangat menentukan besarnya lalu lintas yang dibangkitkan, dan kebutuhan akan akses. Lebar jalan dan kebebasan vertikal, struktur jembatan akan membatasi ukuran kendaraan yang dapat dioperasikan, struktur perkerasan akan membatasi berat kendaraan (khususnya muatan sumbu) dan tingkat penggunaannya. Jari-jari kelengkungan (horizontal dan vertikal), jarak pandangan, dan kondisi permukaan jalan akan membatasi kecepatan aman dan kapasitas jalan. 1. Inventarisasi jaringan jalan Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan dan simpul (persimpangan). Data inventarisasi jaringan jalan dikumpulkan dari setiap ruas jalan dan persimpangan, sedemikian rupa, sehingga dapat membentuk/memperlihatkan suatu jaringan jalan secara keseluruhan.



43



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 4. Contoh sketsa jaringan jalan Jenis informasi dalam survei inventarisasi jalan yang dikumpulkan tergantung pada tujuan penggunaannya. Direktorat Jenderal Bina Marga atau dinas sejenis di daerah tertarik dengan masalah penanganan konstruksi jalan, dan untuk itu diperlukan data terperinci mengenai jenis konstruksi, fasilitas drainase dan kondisi struktur. Dinas Perhubungan lebih tertarik dengan aspek operasional arus lalu lintas dan pengendaliannya, seperti misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan, kapasitas jalan dan persimpangan, dan serta keselamatan lalu lintas. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data inventarisasi prasarana dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Pengamatan 1.)



Pengamatan kuantitatip, menggambarkan sketsa peta jalan, simpangan dan sekitarnya dengan menggunakan skala tertentu, 44



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



2.)



Pengamatan kualitatip dengan menggunakan skala yang sesuai dengan tingkat keseriusannya. Skala 5 angka biasa digunakan, yaitu: 1 = buruk 2 = tidak begitu baik 3 = sedang 4 = baik 5 = memuaskan



b. Pengukuran Mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur (meteran) atau dengan odometer pada kendaraan, alat ukur theodolite, peta/gambar teknik. Perkiraan jarak dapat dilakukan selain dari peta, langsung dari lapangan dengan menggunakan meteran atau dari dalam kendaraan. Objek yang diamati dicatat pada sketsa peta dengan menunjukkan koordinat (x,y) terhadap titik awal ruas pada sumbu jalan. 2.



Inventarisasi ruas jalan



a.



Ruas jalan antar kota



Inventarisasi jalan antar kota dilakukan dengan penekanan pada panjang jalan, aligment jalan, kondisi fisik jalan dan kualitas permukaan jalan dalam kaitannya dengan kenyamanan berkendaraan. b.



Ruas jalan kota



Inventarisasi jalan kota hampir sama dengan inventarisasi pada ruas jalan antar kota, namun penekanan ditambah dengan kondisi penggunaan tata guna lahan di samping jalan dan aksesibilitas Pengukuran panjang ruang jalan dapat dilakukan dengan menggunakan



spedometer kendaraan atau patok jalan dari Direktorat Jenderal Bina Marga atau



45



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



dinas sejenis di daerah yang biasanya terpasang di bahu jalan baik sebelah kiri atau kanan. Data yang dikumpulkan dalam survei inventarisasi jalan ini, meliputi: 1)



panjang dan lebar jalan, jumlah jalur dan lajur, potongan melintang yang terperinci yang meliputi lebar jalan dan daerah milik jalan. Jumlah dan lebar lalur lalu lintas. jalur lambat ( service



roads). median, bahu jalan yang diperkeras, trotoar, penyediaan dan tinggi kerb, dan lain-lain.



Bahu Lajur Drainase



Badan Jalan



Median



Gambar 5. Inventarisasi ruas jalan 2)



Alinyemen vertikal, yang meliputi seksi jalan yang lurus dan yang lengkung, jari-jari lengkung, kelandaian dan landai naik dan landai turun.



S P V



H 2



H 1 S



H1 PV C



H2



46



PV



PV T



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 6. Aligment vertikal 3)



Alinyemen



horizontal



yang



meliputi



panjang ruas. seksi jalan yang lurus dan lengkung, jari-jari tikungan dan superelevasi.



T E M



PC



PT



2



R



R



r1



r2



Gambar 7. Aligment horisontal



4)



Ta ta guna lahan



Informasi mengenai jenis bangunan penggunaan lahan dan penghalang terhadap jarak pandangan bebas serta objek-objek yang menghalangi kelancaran lalu lintas kendaraan ataupun pejalan kaki, seperti warung, pedagang kaki lima, dan sebagainya.



47



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 8. Peta tata guna lahan 3. Inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan Perencanaan perlengkapan jalan merupakan kegiatan manajemen dan rekayasa lalu



lintas



yang



melakukan



perencanaan



kebutuhan



dan



penempatan



perlengkapan jalan. Dalam rangka perencanaan kebutuhan dan penempatan perlengkapan jalan perlu dilakukan kegiatan survei kebutuhan perlengkapan jalan. 48



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



a. Kegiatan suvai kebutuhan perlengkapan jalan, meliputi: 1) Inventarisasi tingkat pertumbuhan/kebutuhan perlengkapan jalan dengan memperhatikan tingkat pertmbuhan. 2) Penetapan tingkat kebutuhan perlengkapan jalan 3) Penyusunan program pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan. b. Kegiatan survei dimaksud, meliputi: 1) rambu-rambu lalu lintas di jalan; 2) pagar pengaman jalan; 3) delinator; 4) marka jalan; 5) paku jalan; 6) cermin tikung; 7) alat pemberi isyarat lalu lintas. c. Contoh formulir survei adalah sebagai berikut. 1) Rambu-rambu lalu lintas INVENTARISASI FASILITAS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN REMBANG-SARANG DI PROPINSI JAWA TENGAH



1



LOKASI RAMBU RUAS JALAN KM 2 3



1



113



V



23



V



115



V



19b



V



V 19c



V



1a



V



1b



V



3b



V



3c



V



NO



2 3



4,6 m



6,2 m



> Sample KM SMG 52



5,3 m



KI KA 4 5



JENIS RAMBU GAMBAR RAMBU I IIA IIB III RAMBU TP KB 6 7 8 9 10 11 12



115.1



4



115.5



5



115.6



6



115.9



7



116



V V V V



49



KET 13



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



2) Rambu Papan Petunjuk Jalan



INVENTARISASI FASILITAS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN REMBANG-SARANG DI PROPINSI JAWA TENGAH NO 1



LOKASI FASILITAS RUAS JALAN KM KI KA 2 3 4 5



JENIS FASILITAS 6



1 Rembang-Sarang 133.4 V



2



133.6



3



19.7



V



V



3) Pagar pengaman jalan



50



FASILITAS KETERANGAN TP KB 7 8 9 V



Dr arah Pati



V



Dr arah Pati



V



Dr arah Sanetan



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



INVENTARISASI KEBUTUHAN GUARD RAIL NO



RUAS JALAN



LETAK FASILITAS KIRI KANAN TP KB



KM



1 MAGELANG - PURWOREJO



2 SOKARAJA - BANYUMAS



101,8



64



-



101,9



60



-



101,9 - 102



-



128



199,5



-



44



199,3



40



-



KET



4) Marka jalan INVENTARISASI MARKA JALAN *) A : Baru **) B : Baik C : Tipis D : Tipis-hilang E : tidak ada No



Panjang (Km)



KM



JEPARA - TAYU 1 70 2 71 3 71.1 4 71.9 5 72 6 72.2 7 72.23



-



71 71.1 71.9 72 72.2 72.23 73



1 0.1 0.8 0.1 0.2 0.03 0.77



Tengah Jenis**) Ljr I M S M M M S M



Kondisi Marka *) Median Ljr II I II



B B B B B B B



Keterangan : Ka = Kanan



Tp



= Terpasang



Ki = Kiri



Kb



= Kebutuhan



Ljr = Lajur 4.



Inventarisasi simpang



51



M : Modul S : Solid



Ki



Tepi Ka



E E E E E E E



E E E E E E E



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Persimpangan yang meliputi peta rinci yang memperlihatkan dimensi, jari-jari belokan, lokasi dan jenis pengendalian, dan lampu penerangan. a



b



d



d d



a



d c



b



c



b d



d d



a



d a



b



Gambar 9. Inventarisasi simpang Keterangan: a = lebar mulut persimpangan untuk masuk kendaraan ke persimpangan b = lebar persimpangan total c = panjang lost time, untuk menentukan lama waktu amber/kuning berdasarkan kecepatan kendaraan terlambat yang melalui persimpangan. d = radius tikungan 5.



Inventarisasi terminal



Survei dilakukan hanya untuk mendapatkan inventarisasi design layout terminal, jika belum ada data sekundernya. Dari data inventarisasi terminal didapat data mengenai kapasitas parkir, jalur pemberangkatan, kapasitas ruang tunggu, dan lalin-lain.



52



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 10. Design lay out terminal



6.



Inventarisasi parkir



Dalam mengendalikan parkir kendaraan bermotor baik di tepi jalan maupun diluar jalan perlu dilakukan inventarisasi ruang parkir serta perlu mempelajari besarnya kebutuhan. Dalam perencanaan lebih lanjut perlu dipelajari karakteristik parkir seperti waktu parkir, lamanya parkir, maksud dilakukannya parkir. Maksud pelaksanaan survei inventarisasi ruang parkir adalah untuk mengetahui fasilitas ruang parkir yang tersedia. Informasi ini dijadikan dasar untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan dan guna memenuhi kebutuhan untuk masa yang akan datang.



53



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Survei inventarisasi parkir yang lengkap, meliputi jumlah, lokasi, dan jenis ruang parkir. Cakupan studi parkir meliputi: a. ruang parkir untuk kendaraan pribadi di jalan baik yang dikendalikan maupun yang tidak dikendalikan, b. ruang parkir untuk kendaraan pribadi di luar jalan untuk kendaraan umum dan pribadi, c. pemberhentian angkutan umum di jalan dan fasilitas-fasilitas lainnya, d. lokasi bongkar-muat barang dan parkir mobil barang. Inventarisasi juga harus mencatat sistem pengendalian yang dilaksanakan di areal parkir yang mencakup: a. lokasi parkir dilarang dan dibatasi, b. waktu pengendalian, larangan dan pembatasan parkir, c. tarif dan biaya parkir, d. marka jalan, dimensi celukan dan sudut kemiringan parkir, e. rambu jalan termasuk rambu yang tidak resmi. Cara yang termudah untuk menginventarisasi tempat parkir ialah dengan menggunakan suatu peta yang akurat dengan skala antara 1:500 sarnpai 1:2500. Pemakaian lambang yang sesuai harus diusahakan untuk menandai lokasi parkir dan pembatasan parkir secara tepat pada peta. Lokasi parkir di luar jalan juga dapat ditunjukkan pada peta, pengaturan ruang parkir ( lay out) biasanya digambarkan secara rinci pada kertas terpisah. Pengkodean jaringan jalan berdasarkan ruas-ruas jalan juga umumnya dilakukan. Sistem kode ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mencatat dan menganalisis data parkir.



ZONA PARKIR 1 SRP



5m 35m



54



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 11. Inventarisasi satu titik lokasi area parkir di pinggir jalan



7.



Inventarisasi kendaraan



Kendaraan angkutan barang yang berat dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada struktur bawah dan struktur atas jalan. Berat kendaraan itu sendiri dan beban yang diangkut disalurkan melalui rangka ke sumbu dan roda kendaraan ke struktur jalan. Kerusakan jalan meningkat cepat dengan semakin meningkatnya beban sumbu kendaraan. Stasiun survei yang sederhana di sepanjang jalan dipilih untuk pelaksanaan survei. Pertimbangan



khusus



harus



diberikan



untuk



memastikan



bahwa



ruang



pelaksanaan survei memadai dengan maksud agar: 



kendaraan yang menunggu untuk diperiksa/disurvei tidak berhenti dibadan jalan,







fasilitas ruang parkir bagi kendaraan yang menyalahi peraturan, menunggu proses penyidikan.



Bantuan polisi diperlukan untuk mengatur kendaraan angkutan barang yang dijadikan sampel masuk ke dalam stasiun survei. Dimensi kendaraan dapat diukur secara manual atau dengan menggunakan metoda yang lebih modern. Meskipun demikian, peralatan modern tersebut umumnya memerlukan lokasi yang permanen. Cara penimbangan sebagai berikut. a. Mobil barang diarahkan masuk kestasiun survei. b. Catat informasi kendaraan, yang meliputi:  nama pemilik;  alamat pemilik;  nama dan alamat pengemudi 55



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



c. Pengukuran dimensi yang dilakukan:  panjang;  lebar termasuk muatan;  tinggi termasuk muatan;  overhang (hanya kendaraan saja);  tonjolan kendaraan bagian depan;  tonjolan muatan kebagian belakangl d. Penimbangan kendaraan, yang meliputi:  berat sumbu;  berat keseluruhan kendaraan. e. Semua informasi dicatat paca formulir. Pengukuran berat dapat dilakukan dengan hanya satu jembatan timbang jinjing saja, untuk itu dilakukan penimbangan sumbu secara bergantian. Bila survei dilakukan bukan di jembatan timbang maka berat keseluruhan dijumlahkan dari berat masing-masing sumbu. Peralatan yang dipakai dalam survei berat dan dimensi kendaraan adalah sebagai berikut. b.



Jembatan timbang



c.



Pita pengukur



d.



Galah pengukur tinggi beserta tangga



Penimbangan berat kendaraan stasioner Contoh dari stasiun penimbangan kendaraan stasioner yang paling dikenal adalah jenis jembatan timbang. Kendaraan berjalan perlahan-lahan dan berhenti di atas jembatan timbang, kemudian berat total kendaraan dan atau muatan sumbu ditimbang.



56



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Versi yang lebih modern adalah sistem pelat timbang yang ditanam, satu sumbu kendaraan saja yang ditimbang. Sistem pelat timbang tertentu ada yang dapat dipakai untuk penimbangan kendaraan yang berjalan lambat.



Penimbangan kendaraan yang berjalan lambat Sistem pelat jinjing yang telah dikembangkan memungkinkan penimbangan dilakukan pada kendaraan yang berjalan secara perlahan. Kendaraan yang ditimbang berjalan di atas pelat pada kecepatan 10 kilometer per jam. Pelat ini perlu, diletakkan pada permukaan yang datar dan rata. Sistem ini juga memerlukan pengamatan yang menerus.



Penimbangan kendaraan yang berjalan cepat Sistem



kabel-piezo



atau



kabel-tribo



telah



dikembangkan



sebagai



sistem



penimbangan kendaraan yang sedang berjalan dengan kecepatan tinggi. Sistem ini dapat menimbang apakah roda kendaraan atau sumbu kendaraannya. Keuntungannya adalah bahwa kendaraan dapat ditimbang dengan ketelitian yang cukup tinggi (15 persen untuk beban sumbu dan 10 persen untuk berat total kendaraan), pada kecepatan yang relatif tinggi (50-60 kilometer per jam); dan dapat dioperasikan secara otomatis.



Pengukuran dimensi Tinggi, panjang dan lebar dapat diukur dengan menggunakan sel photo-elektris dari tiang yang terletak di samping atau di atas kendaraan. Oleg karena itu, dimensi dan berat dapat diukur pada stasiun survei yang sama. 4.300



2.45 0



700



1.075



3.350 57 5.975



1.550



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 12. Pengukuran dimensi kendaraan B. 1.



Survei unjuk kerja Arus lalu lintas



a.



Klasifikasi kendaraan



Arus lalu lintas kendaraan yang meliwati pada suatu ruas jalan akan diklasifikasikan sesuai jenis kendaraan, dengan rincian sebagai berikut. 1. Light vehicle



:



- Mobil Penumpang - Bis Kecil - Truck Kecil



2. Heavy vehicle



:



- Bus Besar - Truck 2as - Truck 3as



3. Motorcycle (sepeda motor) 4. Unmotorised (sepeda, becak, dokar, dll)



b.



Volume



Survei Volume lalu lintas (traffic counting) atau disebut juga survei pencacahan volume lalu lintas merupakan informasi dasar yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian jalan. Data tersebut dapat mencakup seluruh jaringan jalan pada suatu daerah yang dinginkan atau hanya pada jalan-jalan yang melintasi garis kordon. Volume lalu lintas harian atau yang sering juga disebut Lalu Lintas Harian Ratarata (LHR) digunakan untuk: 1.



desain jalan antar-kota,



2.



menentukan tingkat pertumbuhan lalu lintas,



58



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



3.



menganalisis variasi lalu lintas per jam, harian, bulanan dan/atau musiman,



4.



analisis kecelakaan (menghubungkan jumlah dan jenis kecelakaan terhadap arus lalu lintas dan/atau kendaraan-kilometer),



5.



perencanaan jaringan dan pendanaan.



Variasi lalu lintas di daerah perkotaan cenderung lebih besar dibandingkan di daerah antar-kota. Oleh karena itu, volume per jam lebih penting dari volume harian, dan khususnya volume pada jam sibuk. Volume jam sibuk ini biasanya jauh lebih tinggi dari pada arus lalu lintas rata-rata selama satu hari. Volume jam sibuk digunakan untuk: 1.



Menentukan volume per jam tertinggi untuk memperkirakan volume per jam desain (yaitu volume per jam tertinggi ke-n) untuk keperluan desain,



2.



Perencanaan dan desain pengendalian persimpangan,



3.



Perencanaan dan desain usulan manajemen lalu lintas.



Pencacahan lalu lintas terklasifikasi merupakan salah satu metode yang paling sederhana untuk memperoleh data lalu lintas tetapi sekaligus dapat menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat. Berbagai jenis kendaraan yang dioperasikan dijalan mempunyai perbedaan dimensi, berat, radius putar. tenaga penggerak, jenis



mesin,



dan



sebagainya.



Untuk



mempermudah



analisis,



kendaraan



dikelompokkan kedalam kelas-kelas. Pencacahan volume lalu lintas secara manual dapat dengan mudah dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan per satuan waktu berdasarkan kelas-kelasnya. Data volume lalu lintas terklasifikasi digunakan untuk: 1.



desain geometrik jalan (kecepatan desain, kelandaian, radius),



2.



desain struktur konstruksi perkerasan jalan dan jembatan,



3.



manajemen



lingkungan



(kebisingan,



asap,



manajemen angkutan barang dan manajemen angkutan umum,



59



getaran),



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



4.



perhitungan ekonomi termasuk biaya operasi kendaraan, nilai waktu orang (personal time), biaya kelambatan dan lain-lain,



5.



penyesuaian hasil pembacaan dengan alat pencacah mekanis.



Pencacah manual Surveiyor menempati suatu titik yang tetap di tepi jalan, sedemikian sehingga dia mendapatkan pandangan yang jelas dan sedapat mungkin agar petugas terhindar dari panas dan hujan. Petugas mencatat setiap kendaraan yang melintasi titik yang telah ditentukan pada formulir lapangan atau dengan hand tally (yaitu suatu alat kecil yang dapat menjumlahkan secara kumulatif) dan memindahkan nilai totalnya pada formulir lapangan. Pencatatan data umumnya dilakukan secara terpisah untuk masing-masing arah arus lalu lintas, dan kemudian menjumlahkannya pada tahap analisis guna memperoleh volume total dua arah. Surveior mencatat total kendaraan yang diamati pada setiap interval waktu yang telah ditetapkan, biasanya antara lima menit (untuk jalan yang sangat sibuk) hingga satu jam (untuk jalan luar kota). Cara melakukan pencacahan volume lalu lintas terklasifikasi secara manual serupa dengan pencacahan volume lalu lintas, namun diperlukan formulir lapangan yang berbeda atau beberapa buah hand-tally. Pada dasarnya, tidak ada kerugian untuk membedakan banyak kelas kendaraan, karena pada tahapan analisis data itu dapat digabungkan kembali jika dikehendaki.



60



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________ FORMULIR TRAFFIC COUNTING HARI/TANGGAL CUACA SURVEYOR



: : :



KOTA JALAN NO. POS DARI ARAH Light Vehicle



NO Waktu Survey 1



00.00-00.15



2



00.15-00.30



3



00.30-00.45



4



00.45-00.60



Mob. PNP



Bis Kecil



: : : :



Heavy Vehicle Truck Truck. Bis Besar Kecil As 2



Motorcyle Unmotorised Jumlah



Truck Spd. Motor Spd/bck/dkr As3 >



Kend.



Jumlah



Pencacahan otomatis Berbagai sistem pencacah otomatis telah tersedia, dan sistem yang baru juga masih terus dikembangkan. Banyak diantara sistem tersebut dapat langsung dihubungkan dengan komputer untuk kemudahan dan kecepatan pemrosesan data selanjutnya.



1.



Selang udara (pneumatic tube)



Sistem selang udara khususnya digunakan untuk pencacahan yang relatif singkat. Sistem ini terdiri dari satu selang karet yang diletakkan secara melintang pada lajur jalan atau jalan dan diikatkan pada permukaan jalan dengan menggunakan klip pengikat khusus. Satu ujung selang ditutup, kecuali untuk satu lubang angin yang kecil. Selang udara ini perlu dipasang secara hati-hati, dipelihara, dan memperhatikan aspek-aspek berikut. 



Letakkan selang tegak lurus terhadap arah arus kendaraan. Selang ini harus diletakkan pada jalan yang lurus, datar dan jauh dari persimpangan. Kendaraan yang melewati pipa ini secara diagonal (miring) akan dicatat lebih dari satu kendaraan.







Hindarkan dari lokasi pemberhentian bus dan parkir.







Letakkan selang dimana alat klip penekan dapat dipasang dengan baik pada jalan. 61



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________







Kencangkan selang setiap meter pada saat pemasangan klip penekan dengan ditarik sekitar 10 persen untuk memastikan selang terpasang lurus.







Periksa



selang



secara



teratur



mengenai



ikatan,



kebocoran,



dan



penyumbatan yang mungkin terjadi. Setiap kali kendaraan melewati selang, masing-masing sumbu roda kendaraan akan menyebabkan satu pulsa udara yang mengarah ke alat pencatat. Satu pulsa udara akan menggerakkan alat pencatat untuk menambah setengah angka (yang berarti kendaraan bila kendaraan mempunyai dua sumbu).



Detektor



Gambar 13. Respons pulsa pada kendaraan dengan dua sumbu



2.



Pelat elektrik



Pelat elektrik merupakan alat yang terdiri dari pelat baja yang ditanam di bawah permukaan jalan. Gas dimasukkan dalam rangkaian alat ini pada saat pemasangan. Setiap sumbu kendaraan yang melewati pelat ini akan rnenimbulkan aliran listrik dan mengaktifkan alat pencatat.



3. Induksi putar lnduksi putar adalah kawat listrik yang diletakkan dibawah permukaan jalan. Apabila arus listrik dialirkan pada kawat tersebut, maka akan terbentuk medan magnit. Medan magnit ini akan terganggu bila logam seperti kendaraan



62



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



melintasinya, dan gangguan tersebut dicatat oleh alat pencatat sebagai satu kendaraan. Alat ini biasanya digunakan untuk perhitungan lalu lintas secara terusmenerus seperti di persimpangan, dimana informasi tersebut digunakan untuk mengatur waktu pada APILL.



4. Radar Detektor radar yang digantungkan di atas jalan yang secara menerus mengirimkan dan menerima signal radio pada frekuensi tertentu, yang digunakan untuk menghitung volume kendaraan pada jalan yang sangat sibuk dan memiliki banyak jembatan. Setiap frekwensi dari gelombang yang dipantulkan berbeda dengan gelombang pancarnya berarti ada kendaraan yang lewat, dan kemudian ini dicatat sebagai satu kendaraan.



5. Detektor ultrasonik Ada dua jenis detektor ultrasonik. yaitu jenis pulsa dan resonansi. Jenis pulsa dioperasikan dengan memakai gelombang suara yang dipancarkan dan ditektor yang tergantung di atas jalan, dan gelombang tersebut dipantulkan kembali oleh permukaan jalan. Kendaraan yang lewat di bawah unit detektor akan memantulkan gelombang yang lebih pendek, yang mana kemudian dicatat sebagai satu kendaraan.



Detektor



Spektrum Gelombang Ultrasonic



Gambar 14. Prinsip detektor ultrasonic



63



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Jenis detektor resonansi memerlukan alat pancar di satu sisi dari jalan dan alat penerima di sisi lainnya. Kendaraan yang lewat diantaranya akan memutuskan alur (beam) energi ultrasonik, dan ini dicatat sebagai satu kendaraan.



6. Video image processor Video image processor merupakan perangkat kamera video yang merekam arus lalu lintas dan dilengkapi dengan alat yang dapat merekam perubahan gambar yang terjadi di dalam gambar video sehingga dapat dihitung besarnya arus lalu lintas. c.



Pergerakan membelok



Survei arus lalu lintas pergerakan membelok dilaksanakan di persimpangan. Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan jalan bertemu dan lintasan



kendaraan



berpotongan.



Lalu



lintas



pada



masing



masing



kaki



persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama sama dengan lalu lintas lainnya. Persimpangan merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan, karena terjadinya konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara kendaran dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek yang sangat penting dalam pengendalian lalu lintas. Terdapat empat jenis dasar dari alih gerak kendaraan pada persimpangan, yaitu berpencar (diverging), bergabung (merging), berpotongan (crossing), bersilangan (weaving) Suatu pergerakan alih gerak berpotongan lebih berbahaya dari pada bersilangan, dan secara berurutan, lebih berbahaya dari pada alih gerak yang bergabung dan berpencar. Hal ini disebabkan karena diikut sertakannya kecepatan kecepatan relatif yang besar.



64



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Dalam menentukan sistem pengaturan persimpangan dapat digunakan pedoman pada gambar berikut yang menentukan jenis pengaturan persimpangan yang harus digunakan berdasarkan volume lalu lintas gerakan membelok pada masing masing kaki persimpangan.



15 Grade separation



10 Raoundabout or signals



5



Priority



10



Ribuan kend/ jam



20



30



40



50



Metode pelaksanaan survei gerakan membelok. 1. Melakukan pencacahan arus lalu lintas gerakan membelok yang melalui persimpangan secara terklasifikasi berdasarkan jenis kendaraan. 2. Pencacahan dilakukan pencatatan pada formulir setiap 15 menit 3. Survei dilakukan pada saat jam tersibuk untuk mengetahui tingkat derajat kejenuhan maksimal persimpangan dan pada saat jam tidak sibuk untuk mengetahui tingkat derajat kejenuhan pada saat off peak. 4. Peralatan yang dibutuhkan formulir survei, clipboard, counter, stop wacth atau jam, ballpoint. 65



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



5. Jumlah ideal personil yang dibutuhkan tiga orang per kaki simpang.



Formulir survei yang digunakan dan survei gerakan membelok sama dengan survei volume lalu lintas ( traffic counting), hanya perlu ditambah data mengenai pergerakan kendaraan yang disurvei. FORMULIR TRAFFIC COUNTING



HARI/TANGGAL



:



KOTA



:



CUACA SURVEYOR



: :



JALAN NO. POS



: :



DARI ARAH



:



NO Waktu Survey 1 2



00.00-00.15 00.15-00.30



3



00.30-00.45



4



00.45-00.60



Light Vehicle Heavy Vehicle Motorcyle Unmotorised Jumlah Mob. Truck Truck. Truck Bis Kecil Bis Besar Spd. Motor Spd/bck/dkr Kend. PNP Kecil As 2 As3 >



Jumlah



Dalam melakukan pengkajian tentang persimpangan secara lengkap untuk menentukan pengambilan kebijakan manajemen persimpangan diperlukan survei sebagai berikut. o



Survei inventarisasi simpang (sudah dibahas)



o



Survei gerakan membelok (sudah dibahas) 66



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



o



Survei tundaan lalu lintas



Yaitu menghitung volume arus lalu lintas terklasifikasi yang terhambat akibat lampu merah di persimpangan ber APILL.



Menit ke 00 01 02 03 dst



o



00



Detik ke 15 30



45



Arus yg masuk persimp Terhenti Jalan



Survei waktu siklus simpang ber APILL



Yaitu menghitung waktu nyala lampu APILL baik waktu nyala lampu merah, kuning dan hijau. Hal ini bertujuan untuk melakukan perhitungan dan analisis kinerja simpang ber APILL, apakah setting dan circle time waktu siklus yang diterapkan sudah optimal mengalirkan arus lalu lintas yang melalui persimpangan 2.



Survei parkir



Dalam survei kebutuhan parkir dapat diperoleh informasi mengenai sebagian atau seluruh dari karakteristik-karakteristik kebutuhan parkir, maksud parkir, volume parkir, durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir ( turnover), indeks parkir dan jarak berjalan (walking distance). Survei kebutuhan parkir dapat dibedakan menjadi survei wawancara parkir dan survei observasi parkir. Survei wawancara Jika kebutuhan parkir meliputi daerah yang luas dan diperkirakan akan terjadi perubahan tingkat kebutuhan (baik jumlah maupun distribusi lokasinya), maka data yang dikumpulkan dari survei wawancara diperlukan. Ada empat teknik yang biasa digunakan sebagai berikut. a.



Wawancara parkir (terhadap pengemudi/pemilik).



Sample pengemudi diwawancarai untuk mendapatkan informasi berikut. -



jenis dan nomor kendaraan;



67



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



-



lokasi dan jenis parkir;



-



waktu kedatangan dan keberangkatan;



-



asal dan tujuan perjalanan;



-



maksud melakukan perjalanan;



-



frekuensi parkir;



-



lokasi parkir alternatif yang dipertimbangkan.



Survei dengan metode ini banyak keuntungan, karena banyak data yang diperoleh, tapi kerugiannya adalah membutuhkan banyak tenaga ahli yang terlatih.



SURVAI WAWANCARA PARKIR Klasifikasi kendaraan * :



1. Mobil penumpang 2. Taksi 3. Truk 4. sepeda motor



Waktu Masuk



.



WIB



Waktu Keluar



.



WIB



Lama Parkir



------------------



Asal



:



………………………………….. Zone



**



Tujuan



:



………………………………….. Zone



**



Jarak dari tempat parkir ke tempat tujuan (m) --------------Maksud *



1. Kerja 2. Belanja 3. Sekolah 4. Rekreasi 5. Lain-lain



Survaior ( Catatan :



) *



Lingkari jawaban yang benar



**



Diisi kemudian oleh petugas koding



68



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 14. Formulir wawancara parkir b.



Survei kartu pos



Kartu Pos yang sudah ditempeli dengan perangko dan diisi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah parkir, dapat diselipkan pada kendaraan yang diparkir atau diserahkan langsung kepada pengemudi. c.



Survei wawancara rumah



Wawancara rumah dapat memberikan informasi mengenai kebutuhan parkir yang potensial, namun ukuran sample harus ditentukan secara berhati-hati. d.



Survei wawancara pada lokasi terbatas



Kondisi ini terjadi pada fasilitas parkir yang hanya digunakan oleh orang yang bekerja di lokasi tertentu. Survei observasi a.



Survei parkir kordon



Tujuan: -



untuk mengukur akumulasi kendaraan pada daerah studi, terutama pada puncak akumulasi, agar dapat menentukan persentasi dari tempat parkir tersedia yang sedang digunakan pada saat itu;



-



untuk menentukan akumulasi kendaraan selama jam sibuk ketika arus lalu lintas juga tertinggi;



-



untuk mengukur total kapasitas ruang parkir per jam, yang dibutuhkan dalam satu hari.



Metode -



Tentukan garis kordon daerah studi



-



Hitung jumlah kendaraan yang parkir di wilayah studi.



-



Hitung kendaraan yang masuk dan keluar dari wilayah studi dengan periode waktu antara 5-30 menit.



69



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Survei durasi parkir Disebut juga ’survei patroli parkir’ atau ’survei pelat nomor kendaraan’. Jenis survei ini yang paling umum dilaksanakan dan paling dapat diandalkan. Tujuan: a) untuk menentukan karakteristik parkir sepanjang hari dan terutama pada saat puncak penggunaan ruang parkir; b) untuk menentukan besarnya kepadatan parkir (baik waktu maupun daerah) dan bagaimana kepadatan ini dapat disebarkan pada masa yamg akan datang; c) untuk merencanakan sistem pengendalian parkir yang selektif di jalan, dalam rangka mengefisiensikan penggunaan ruang jalan terhadap persaingan antara arus lalu lintas dan kendaraan yang parkir; d) untuk membedakan antar pemarkir jangka pendek (misalnya orang yang sedang berbelanja di toko) dan pemarkir jangka panjang (misalnya orang yang datang untuk bekerja), dengan tujuan utuk menyediakan fasilitas parkir untuk segala tujuan; e) untuk memeriksa sistem pengamatan dan penindakan terhadap sistem pengendalian parkir yang digunakan; f) untuk mengumpulkan data sebagai dasar dalam memprakirakan kebutuhan/ permintaan terhadap ruang parkir di masa datang, dan tempat parkir yang digunakan, serta untuk merencanakan suatu kebijaksanaan perparkiran yang sifatnya menyeluruh; g) untuk menentukan masalah khusus yang terjadi pada saat memuat dan membongkar barang; dan h) untuk menentukan kejadian yang khusus dari cara memarkir kendaraan yang berbahaya.



Metode yang digunakan untuk melakukan survei durasi parkir adalah sebagai berikut. Membagi daerah survei yang telah diinventarisasi ke dalam atas zona zona patroli parkir, sedemikian rupa sehingga dapat dijalani oleh 1 70



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



orang pelaksana survei dalam waktu kurang dari 15 menit, 30 menit atau frekwensi patroli yang dibutuhkan ( tergantung dari durasi parkir yang ingin di survei) -



Surveyor berjalan di daerah patroli tersebut dan mencatat informasi rinci mengenai kendaraan yang di parkir, biasanya mencakup nomor plat kendaraan, jenis kendaraan setiap periode durasi survei oarkir yang telah ditentukan di atas.



-



Survei ini biasanya dilaksanakan selama satu hari (jam 7 pagi – 7 malam) atau lebih lama lagi pada tempat yang aktifitasnya berakhir lebih dari jam 7 malam, seperti di pasar swalayan, pusat pertokoan, bioskop.



Hasil yang didapat selama melakukan survei dapat dihitung berupa akumulasi parkir, volume parkir, angka pergantian parkir, durasi parkir, indeks parkir. Sementara untuk keakuratan data tergantung dari frekunesi patroli dan kejelian petugas di lapangan. FORMULIR SURVAI DURASI PARKIR Kota Lokasi Hari/ tgl



: : :



00.15 Jenis kend Nomor 1 2



3.



Surveyor : Cuaca : Waktu : 00.30 Jenis kend Nomor 3 4



00.45 Jenis kend Nomor 5 6



01.00 Jenis kend Nomor 7 8



Survei kecepatan



Pengetahuan tentang kecepatan kendaraan dalam sistem lalu lintas adalah penting bagi seorang ahli rekayasa lalu lintas, Karena kecepatan menyediakan informal penting tentang kondisi perjalanan, tingkat pelayanan, kualitas dari arus 71



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



lalu lintas. Kecepatan merupakan parameter penting untuk perancangan jalan, secara keseluruhan digunakan untuk menetapkan standar perancangan, dan secara khusus sebagai ukuran pengaruh dari perubahan kecil pada sistem lalu lintas (seperti pemasangan lampu lalu lintas atau pelebaran persimpangan). Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu, atau nilai perubahan jarak terhadap waktu, yang secara matematis dapat diekspresikan sebagai d(d)/d(t). Kecepatan dari suatu kendaraan dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia, kendaraan dan prasarana, serta dipengaruhi pula oleh arus lalu lintas, kondisi cuaca dan lingkungan alam di sekitarnya. Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam desain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan, tingkat pelayanan dan kualitas arus lalu lintas (kemacetan dan unjuk kerja lalu lintas). Kemacetan lalu lintas umumnya tidak dikehendaki, karena hal ini akan dapat: 



meningkatkan waktu perjalanan dan biaya perjalanan,







meningkatkan biaya operasi kendaraan (vehicle overating cost),







meningkatkan jumlah kecelakaan (meskipun biasanya kecelakaan tidak begitu serius karena kecepatan yang rendah),







mengurangi kenyamanan pengemudi,







mempengaruhi tingkah laku pengemudi.



Biasanya ada beberapa hal yang mendasari perlunya dilaksanakan survei kecepatan sesaat, antara lain: 



adanya kebutuhan alat pengendalian lalu lintas,







evaluasi efektifitas dari perbaikan lalu lintas (studi sebelum dan sesudah),







analisis data kecelakaan,







dampak ekonomi dari kecepatan kendaraan.



Manfaat pemakaian data survei kecepatan lalu lintas yang terpenting adalah:



72



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



a.



penentuan kebutuhan alat pengendali lalu lintas dengan rambu lalu lintas, marka dan lampu isyarat lalu lintas;



b.



evaluasi efektivitas dari perbaikan lalu lintas;



c.



merumuskan standar untuk keperluan design dan rancang bangun jalan baru atau peningkatan jalan;



d. analisis



ekonomi



terutama



dampak



kecepatan



terhadap



peningkatan/



penurunan manfaat ekonomi. e. analisis



data



kecelakaan



(kecepatan/kecelakaan,



kecepatan/karakteristik



geometrik). Ada empat klasifikasi utama yang sering digunakan dalam mempelajari kecepatan arus lalu lintas, yaitu: Kecepatan titik/sesaat (spot speed)



1.



Kecepatan titik/sesaat adalah kecepatan kendaraan sesaat pada waktu kendaraan tersebut melintasi suatu titik tetap tertentu di jalan. Kecepatan perjalanan (journey speed).\



2.



Kecepatan perjalanan adalah kecepatan rata-rata kendaraan efektif antara dua titik tertentu di jalan, yang dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan yang dihitung dengan persamaan sederhana seperti berikut ini.



v



s t



Keterangan: v = kecepatan perjalanan (kilometer per jam) s = jarak perjalanan (kilometer) t = total waktu perjalanan (jam) 3.



Kecepatan bergerak (running speed).



Kecepatan bergerak adalah kecepatan rata-rata kendaraan untuk melintasi suatu jarak tertentu dalam kondisi kendaraan tetap berjalan, yaitu kondisi setelah 73



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



dikurangi oleh waktu hambatan terjadi (misalnya hambatan pada persimpangan). Kecepatan bergerak ini dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan yang telah dikurangi dengan waktu berhenti karena adanya hambatan yang disebabkan gangguan yang terjadi pada lintas.



V 



s t  t 2 



Keterangan: V = kecepatan bergerak s = jarak perjalanan t = total waktu perjalanan t’ = waktu berhenti karena gangguan lalu lintas Hambatan (delay)



4. 



Hambatan-hambatan tetap (fixed delay)







Hambatan bergerak (running delay)



Survei kecepatan sesaat Tujuan: 



Untuk mengetahui kecepatan kendaraan pada saat melalui satu segmen jalan dengan jarak/panjang tertentu (20–100 meter).







Biasanya digunakan untuk kepentingan analisis kecelakaan lalu lintas dan road



safety audit.



20 - 100 METER



BERAPA DETIK ?



Gambar 15. Survei spot speed



74



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Jenis : Sepeda Motor Jarak Pengamatan Waktu No. (detik) 1 3 2 4 3 5 4 6 5 7 6 8 7 9 8 10 9 11 10 12 Rata-rata



Jenis : Sedan 50 Kecepatan (Km/Jam) 60.0 45.0 36.0 30.0 25.7 22.5 20.0 18.0 16.4 15.0 28.86



Jarak Pengamatan Waktu No. (detik) 1 3 2 4 3 5 4 6 5 7 6 8 7 9 8 10 9 11 10 12 Rata-rata



100 Kecepatan (Km/Jam) 120.0 90.0 72.0 60.0 51.4 45.0 40.0 36.0 32.7 30.0 57.72



Pendataan kecepatan kendaraan dilakukan dengan menghitung waktu kendaraan yang lewat sesuai jarak yang telah ditentukan dengan stop watch. Survei kecepatan sesaat secara manual tersebut banyak keterbatasannya, baik dari tingkat keakuratannya dan lambatnya pelaksanaan survei, sehingga data sample yang didapat kecil. Namun peratan yang canggih sudah dapat digunakan, yaitu speed gun, namun harga peralatan tersebut cukup mahal. Survei kecepatan dinamis Metode pelaksanaan dengan survei Moving Car Observe (MCO) atau survei mengambang merupakan survei waktu perjalanan dan hambatan. Waktu Perjalanan adalah : waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk melewati seksi jalan yang disurvei, termasuk waktu berhenti karena terdapat hambatan . Hambatan adalah gangguan yang dialami kendaraan survei selama survei berlangsung karena kondisi lalu lintas seperti persimpangan, persilangan sebidang, sekolah dan sebagainya, sehingga kendaraan berhenti.



75



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Survei kecepatan kendaraan dengan spot speed merupakan survei statis, sedangkan survei kecepatan dinamis dengan menggunakan jenis survei Moving



Car



Observe



(MCO)



atau



survei



mengambang.



Survei



MCO



dilakukan



menggunakan kendaraan bermotor dengan ketetntuan sebagai berikut. 



Kecepatan kendaraan harus menyesuaikan kecepatan kendaraan rata-rata pada tiap ruas jalan, yaitu tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat dibandingkan dengan rata-rata kecepatan kendaraan lainnya.







Mencatat kendaraan yang menyiap dan disiap serta yang berlawanan arah.







Mencatat jarak dan waktu perjalanan tiap awal penggal ruas jalan dan akhhir penggal ruas-ruas jalan tersebut.



No



Penggal Ruas



Waktu (detik)



Jarak



Jumlah Kendaraan Menyiap



Disiap



1



Jl. Pemuda



1,000



10,10



5



2



2



Jl. Siliwangi



2,000



5,20



4



3



4.



Survei asal dan tujuan



Maksud utama dari survei Asal dan Tujuan adalah untuk mengetahui pola perjalanan yang ada dan menggunakan pola perjalanan tersebut untuk: a.



mengorganisasikan sistem transportasi dan lalu lintas,



b.



memperkirakan permintaan transportasi di masa depan



c.



merencanakan infrastruktur yang memadai untuk angkutan pribadi, penumpang dan barang.



Metode pelaksanaan survei a.



Survei pengamatan (plat nomor kendaran dan stiker)



b.



Survei wawancara (rumah tangga, di tepi jalan)



76



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Proses pelaksanaan survei a. Penyiapan peta daerah studi yang terinci atas peta jaringan jalan, batas administrasi dan tata guna lahannya. b. Penetapan batas kordon daerah studi, dimana garis kordon harus mencakup semua permasalahan yang sedang dipelajari, sehingga terdeteksi pergerakan perjalanan di luar dan di dalam wilayah studi, pergerakan tersebut adalah : eksternal – internal;



eksternal – eksternal; internal – eksternal; internal –



internal. c. Pembuatan zona-zona pada daerah studi. Zona adalah satuan daerah geografis yang diperlukan untuk menyatakan kawasan asal



dan



tujuan.



Batas



penzonaan



umumnya



dapat



ditentukan



dengan



pertimbangan : -



Pemilihan rute



-



Rintangan alam (sungai, jalan KA, kaki gunung dll)



-



Perbedaan tata guna lahan (perumahan, perkantoran, dll)



-



Batas administratif pemerintahan



103 101



106 105



104



107 108



220



102



110



111



225



109



112



113



224 117



221



114



116 115



118



119



222



223



77



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 16. Peta zona daerah penelitian d. Menentukan metode pelaksanaan survei 1)



Survei Kartu Pos



2)



Survei Plat Nomor Kendaraan



3)



Survei wawancara di tepi jalan



Survei dilakukan dengan menghentikan kendaraan di jalan dan memberikan beberapa pertanyaan sebagai berikut: -



darimana anda datang;



-



kemana tujuan perjalanannya;



-



apa maksud perjalanan.



Jumlah sample minimun untuk mendapatkan ketepatan statistik yang masih dapat diterima adalah 15 persen dari volume lalu lintas yang besar. 4)



Survei wawancara rumah (home interview)



Survei wawancara rumah merupakan survei asal tujuan yang paling lengkap dan paling kompleks untuk dianalisis. Jumlah sample sesuai ketentuan adalah sebagai berikut.



Jml Pend (x1000)



Jml Sample Min (%)



Jml wawancara



0 - 50



20



0-10.000



50 - 150



12,5



10.000-18.750



150 - 300



10



18.750-30.000



300 - 500



6,66



30.000-33.000



500 - 1000



5



33.000-50.000



> 1000



4



>50.000



78



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Surveyor



mendatangi



rumah



secara



acak



dan



memberikan



formulir



pertanyaannya. FORMULIR SURVAI HOME INTERVIEW



Surveyor : . . . . . . . . . . . Hari, tgl : . . . . . . . . . . .



Nomor KK



Angg. Keluarga



Jml Angg. Klrg : . . . . . . . . . . . . Jumlah Kend : Spd Mtr . . . . : Mobil . . . . . . Pendapatan/ bln : . . . . . . . . . . . . Status



No



Asal



Zona



Perjalanan (dalam sehari) Tujuan Zona



keperluan



Jenis Kend



5. Survei pejalan kaki Survei bagi pejalan kaki sangat langka dilakukan, mengingat kurangnya perhatian terhadap para pejalan kaki, terutama fasilitasnya.



A. Persiapan survei Sebelum suatu survei dilakukan, surveyor atau petugas survei diharuskan menyiapkan segala keperluan yang berkaitan dengan survei dimaksud. Untuk survei pejalan kaki kali ini, surveyor diharapkan memperhatikan kelengkapan alatalat berikut ini: 



peta survei;







formulir survei dan alat tulis;







alat pencacah lalu lintas (traffic counter/hand-tally);







stopwatch (jam tangan atau alat petunjuk waktu lainnya)



79



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Disamping kebutuhan alat-alat kelengkapan lapangan tersebut, surveyor juga diharuskan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan berikut yang sangat penting di dalam menunjang kelancaran perlaksanaan survei, seperti: 



organisasi tim survei;







perencanaan anggaran biaya;







perijinan/administrasi dan koordinasi dengan instansi lainnya.



B. Pelaksanaan survei 1) Waktu pelaksanaan Kebiasaan yang terjadi di lapangan, survei pejalan kaki dilaksanakan dengan mengikuti survei-survei lalu lintas lainnya, misalnya survei volume lalu lintas kendaraan, baik di ruas jalan maupun di kaki-kaki persimpangan. Oleh karena itu, biasanya survei pejalan kaki diadakan pada hari-hari tertentu dalam seminggu (sampel hari), contohnya hari-hari Senin, Selasa atau Rabu. Prinsipnya adalah dengan mencari hari-hari yang karakteristiknya, baik volume maupun waktu pergerakan pejalan kaki dengan cenderung sama. Dengan cara demikian, data atau informasi yang diperoleh sedapat mungkin mewakili (respresentatif) karakteristik yang sesungguhnya. Dengan kata lain, data atau informasi yang didapat tidak terlalu bisa. Juga harus dihindari semaksimal mungkin pelaksanaan survei pada hari-hari libur tanggal tua. Sebagai acuan, waktu pengamatan sebaiknya memperhatikan waktu-waktu puncak (peak hours period) pergerakan pejalan kaki sebagaimana dapat dilihat dalam contoh berikut: -



puncak pagi



06.00 - 09.00



-



puncak siang



12.00 - 15.00



-



puncak sore



16.00 - 19.00



Waktu pengamatan di atas dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya dan diselaraskan dengan maksud/tujuan serta kebutuhannya. Oleh karena itu, "penjajakan" (reconnaisance) perlu (sebaiknya) diadakan.



80



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



2) Interval waktu pengamatan Guna memudahkan pengisian, penyajian dan analisis data atau informasi mengenai pejalan kaki, formulir survei harus dirancang sedemikian rupa, sehingga mampu mengakomodasikan keseluruhan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan interval waktunya. Interval waktu tersebut tergantung pada kebutuhan, kerincian dan keakuratan data yang diinginkan. Biasanya, semakin kecil interval waktu pengamatan dalam satu jam, maka semakin rinci data yang didapat. Namun, interval waktu 15 menit tiap jam lebih banyak digunakan. C. Metode survei Agar data atau informasi yang didapatkan cukup rinci maka survei dilakukan dengan metode "vantage point" (titik atau lokasi pengamatan di tempat yang tinggi) atau metode lainnya yang memungkinkan, sehingga semua pergerakan pejalan kaki dapat dicatat atau dicacah. D. Lokasi survei Karena survei pejalan kaki biasanya dilakukan bersama-sama dengan survei Ialu lintas lainnya, maka lokasi survei dapat dilakukan di dua tempat, yaitu: -



di kaki-kaki persimpangan; dan



-



di sepanjang atau sepenggal ruas jalan.



F. Pencatatan/pencacahan Langkah-langkah pencatatan atau pencacahan dapat dijelaskan sebagai berikut. Hitung jumlah pejalan kaki di tempat/lokasi survei yang telah ditentukan dengan menggunakan alat pencacah lalu lintas ( counter/hand-tally) atau apabila dengan cara manual biasanya dituliskan dengan garis-garis pagar (turus) berkelipatan lima sesuai dengan interval waktu yang telah ditetapkan. Tuliskan/cantumkan dalam formulir survei hasil pencatatan pejalan kaki sesuai dengan interval waktunya dan juga dengan arah penggerakan pejalan kaki. Agar



81



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



tidak terjadi kesulitan pencatatan, sebaiknya setiap arah pergerakan pejalan kaki (apakah penyeberang atau sejurus arah lalu lintas kendaraan/menyusuri trotoar) dicatat oleh surveyor yang berbeda. G. Penyajian dan pengolahan data Data/informasi yang telah dikumpulkan harus dipilah dan dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jam puncak, lokasi pengamatan dan segi-segi lainnya yang diminta dalam lembar formulir tersebut. Langkah-langkah pengolahan data dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) jumlahkan hasil pencacahan pejalan kaki sesuai dengan interval waktunya dan totalkan setiap satu jamnya; 2) berikutnya adalah menjumlahkan hasil pencacahan setiap jam menjadi total pengamatan jam puncak; 3) bilamana total jam puncak telah diketahui, cobalah hitung untuk mengetahui kecendrungan puncaknya dengan cara menjumlahkannya setiap 60 menit (tiap satu jam); Contoh : -



puncak pagi



06.00 - 09.00



-



interval per jam 15 menit



Hasil pencacahan adalah sebagai berikut -



06.00-06.15



=



25 orang



-



06.15-06.30



=



35 orang



-



06.30-06.45



=



50 orang



-



06.45-07.00



=



60 orang



-



07.00-07.30



=



65 orang



-



07.15-07.30



=



70 orang



dan seterusnya. Jadi, kecenderungan setiap jamnya adalah -



06.00-07.00



= 170 orang



-



06.15-07.15



= 210 orang



82



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



-



06.30-07.30



= 245 orang



dan seterusnya. Selanjutnya, setelah data/informasi diolah sedemikian rupa sebagaimana telah dicontohkan, guna memberikan ilustrasi yang lebih jelas maka hasil pengolahan dapat disajikan dalam berbagai bentuk diagram seperti diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran. Dengan pemanfaatan survei pejalan kaki ini yang merupakan salah satu tuntutan yang dimintakan dalam peraturan perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan. Khususnya para tenaga surveyor, dapat memahami betapa pentingnya tugas-tugas kerekayasaan lalu lintas yang telah diserahkan kepada daerah. 6. Survei waktu tempuh dan hambatan Survei waktu perjalanan dan hambatan adalah mengukur waktu perjalanan dan waktu bergerak rata-rata yang diperlukan untuk melintasi rute atau seksi jalan. Pada waktu yang sama, informasi mengenai lokasi durasi lamanya dan penyebab terjadinya hambatan juga dicatat. Waktu perjalanan rata-rata dan kecepatan bergerak dapat dihitung dari waktu dan jarak tempuh yang telah diukur. Survei waktu perjalanan dan hambatan dipergunakan untuk berbagai keperluan antara lain untuk: -



menilai kualitas pelayanan rute angkutan umum;



-



mengidentifikasikan lokasi dan penyebab kemacetan;



-



menentukan kebutuhan lampu lalu lintas dan menentukan pengaturan lampunya;



-



mengevaluasi usulan perbaikan (manajemen) lalu lintas;



-



melakukan analisa ekonomi.



Dalam pembahasan tentang survei waktu perjalanan dan hambatan ada beberapa hal yang perlu diperjelas pengertiamya, yaitu:



83



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



a)



waktu perjalanan adalah waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk melewati seksi jalan yang disurvei termasuk waktu berhenti karena hambatanhambatan.



b)



hambatan adalah gangguan yang dialami kendaraan survei selama survei berlangsung karena kondisi Ialu lintas seperti mendekati persimpangan, persilangan sebidang, sekolah dan sebagainya, sehingga kendaraan berhenti;



c)



waktu henti adalah waktu kendaraan dalam keadaan diam (terhenti) selama survei dilakukan karena hambatan;



d)



waktu bergerak adalah waktu kendaraan dalam keadaan bergerak atau berjalan dalam seksi jalan yang disurvei (yaitu waktu perjalanan dikurangi waktu henti).



A. Metode survei Survei waktu perjalanan merupakan penelitian yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Permasalahan dasar yang timbul hanyalah mengenai bagaimana melacak suatu kendaraan sepanjang seksi jalan yang di survei. Ada dua cara yang berbeda untuk melaksanakan survei ini, yaitu metode pengamat bergerak, pengamat ada di dalam kendaraan yang berjalan di dalam arus lalu lintas, dan metode pengamat statis, yakni pengamat berada pada titik-titik tertentu di sepanjang seksi jalan yang disurvei. Aplikasinya dan data yang diperoleh dapat diringkaskan sebagai disampaikan dalam Tabel 5. Secara lebih rinci, metode survei waktu perjalanan dan hambatan adalah sebagai berikut. Tabel 5. Metode survei waktu perjalanan B. Pendekatan Dasar Pengamat bergerak



Metode Survei



Aplikasi



Kendaraan mengambang



Seksi jalan memanjang



Kendaraan memburu



Seksi jalan memanjang



84



Data yang Diperoleh Waktu perjalanan rata-rata, waktu henti, waktu gerak Nilai rata-rata dan variasi waktu perjalanan, waktu henti, waktu gerak, volume lalu lintas



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



B. Pendekatan Dasar Pengamat statis



Metode Survei Pelat nomor



Masukan keluaran Melacak lintasan



Aplikasi Seksi jalan, persimpangan, alat kontrol lalu lintas Seksi jalan, persimpangan, alat kontrol lalu lintas Seksi jalan yang pendek, persimpangan, alat kontrol lalu lintas



Data yang Diperoleh Nilai rata-rata, variasi dan distribusi waktu perjalanan dan volume lalu lintas Waktu perjalanan rata-rata dan volume lalu lintas Nilai rata-rata dan variansi waktu per jalanan, waktu gerak, volume arus bebas, jumlah hentian



A. Metode pengamat bergerak 1) Kendaraan mengambang Kendaraan survei dijalankan dengan cara mensimulasikan kecepatan kendaraan rata-rata di dalam arus lalu lintas dengan mencatat dan menyeimbangkan jumlah kendaraan yang menyiap dan jumlah kendaraan yang disiap oleh kendaraan survei. Dengan demikian, kendaraan survei mengambang di dalam arus lalu lintas. Untuk mendapatkan waktu perjalanan dapat digunakan rumus berikut ini: a) Metode pertama T



I  J  Q * T(I, J) Q



Keterangan: T T(I,J) Q I J



= = = = =



waktu perjalanan yang diperkirakan waktu perjalanan yang diamati volune rata-rata (dari survei pencacahan) jumlah kendaraan yang menyiap jumlah kendaraan yang disiap



b) Metode kedua Metode ini dikembangkan oleh Laboratorium Penelitian Transportasi Jalan,



Transportation Research Road Laboratory (TRRL), Inggris, digunakan 3 orang



85



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



pengamat dan seorang pengemudi untuk mengumpulkan informasi. Tugas masing-masing pengamat dan pengemudi adalah sebagai berikut: a) kendaraan dan pengemudi, kendaraan berjalan di sepanjang jalan yang disurvei. Disarankan jumlah sampel yang diambil sebanyak 12 kali perjalanan bolak-balik untuk dilakukan. Jumlah sampel dapat dikurangi menjadi 8 kali jika waktu perjalanan lebih lama dari 10 menit, atau ditambah menjadi 18 kali jika panjang jalan yang disurvei kurang dari 2 kilometer; b) pengamat (1), menghitung kendaraan yang disiap, A, dan kendaraan yang menyiap, B, kemudian menghitung nilai y = A-B; c) pengamat (2) menghitung kendaraan yang ditemui pada arus yang berlawanan, x; d) Pengamat (3) mencatat waktu perjalanan pada saat survei dimulai, berakhir dan di tempat-tempat terjadinya hambatan lalu lintas. Volume lalu lintas dihitung dengan rumus Q



xy TA  TW



Keterangan : TA = waktu perjalanan sewaktu berjalan melawan arus TW = waktu perjalanan sewaktu berjalan bersama arus dan waktu perjalanan rata-rata adalah T  TW



y Q



2) Kendaraan memburu Kendaraan survei mengikuti kendaraan yang dipilih dari arus lalu lintas secara random sepanjang jalan yang disurvei. Untuk keperluan sampling, semua kendaraan yang bergerak lambat dan cepat harus diperhitungkan dalam survei. B. Metode pengamat statis Pelat nomor



86



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Jenis survei ini dapat digunakan tidak hanya untuk mengumpulkan data AsalTujuan, tetapi juga data waktu perjalanan. Pada lokasi yang dipilih (satu ruas jalan), dua pengamat di masing-masing awal dan akhir ruas mencatat pelat nomor kendaraan untuk dua arah lalu lintas dan waktu kedatangannya. Jumlah kendaraan maksimum yang dapat dicatat dalam satu jam kira-kira 600 buah. Peralatan yang digunakan: a)



jam, kertas dan pensil;



b)



tape recorder, untuk merekam waktu kedatangan serta nomor kendaraan sampel yang dibacakan selama waktu pengamatan;



c)



komputer jinjing dengan piranti lunak yang memadai (pengamat perlu mempunyai keterampilan mengetik) untuk mencatat waktu dan nomor kendaraan ke dalam pangkalan data dan kemudian diolah dengan perangkat lunak untuk menghitung waktu perjalanan.



Keempat pengamat harus memastikan bahwa kendaraan yang disampel adalah sama, misalnya hanya kendaraan yang nomor pelatnya berakhir dengan angka tertentu saja yang dicatat. Waktu pengamatan harus disamakan dari dikontrol di akhir survei. C. Masukan-keluaran Teknik ini paling sesuai untuk digunakan dalam sistem tertutup, seperti jalan tol, perkiraan waktu perjalanan rata-rata dapat diperkirakan. Data yang dikumpulkan pada setiap pos survei adalah jumlah kedatangan kendaraan dalam intervalinterval waktu tertentu secara bemmtan. Makin singkat interval pengamatan makin akurat hasilnya. Disarankan untuk memakai interval waktu per 10 detik. Waktu perjalanan rata-rata antara pos pengamatan harus lebih panjang dari interval waktu. Paling sedikit 30 interval waktu harus diamati. D. Melacak lintasan Teknik ini cocok untuk daerah yang terbatas. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:



87



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



a) observasi langsung (dari titik yang tinggi) dengan mencatat waktu dari masing-masing kendaraan dalam melintasi seksi jalan yang disurvei; b) rekaman video. Kerugian utama dari teknik ini adalah pemilihan sampel yang paling sesuai untuk memenuhi tujuan penelitian dan memerlukan waktu yang cukup lama bagi pengamat untuk mendapatkan sampel yang memadai. 7. Survei hambatan di persimpangan Metode survei perkiraan hambatan di persimpangan berikut ini merupakan metode yang sangat cepat dan mudah untuk dilakukan. Untuk melakukan penelitian ini diperlukan



dua



orang



pengamat



ditempatkan



di



masing-masing



kaki



persimpangan. Tugas masing-masing pengamat adalah: a) pengamat (1) mencacah semua kendaraan yang memasuki persimpangan dari kaki



persimpangan



selama



5



menit,



kendaraan-kendaraan



tersebut



diklasifikasikan atas kendaraan yang berhenti (JB) dan tidak berhenti (JT) pada kaki persimpangan tersebut; b) pengamat (2) mencacah jumlah kendaraan yang terhenti dan sedang menunggu untuk memasuki persimpangan (JR) pada kaki persimpangan tersebut dalain setiap interval waktu 15 detik. Dari informasi yang diperoleh dapat dihitung besarnya hambatan pada masingmasing kaki persimpangan dengan menggunakan rumus empiris sebagaimana disampaikan berikut ini. Total hambatan pada kaki



THK = JR x 15 detik Rata-rata hambatan untuk semua kendaraan :



RHSK = (JR x 15)/JT detik



88



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Rata-rata hambatan kendaraan yang berhenti :



RHKH = (JR x 15)/JB detik Penyajian hasil A. Peta kecepatan Salah satu cara penyajian data kecepatan adalah dengan menggunakan peta kecepatan, kecepatan pada setiap ruas yang diamati digambarkan dalam peta. Salah satu cara yang modem untuk menyajikan data kecepatan adalah dengan menggunakan display kecepatan yang ditampilkan pada layar komputer untuk data yang diperoleh dari detektor pengukur kecepatan yang ditempatkan pada setiap ruas jalan utama. B. Peta kontur waktu Garis-garis kontur dapat digambarkan pada peta untuk menunjukkan waktu perjalanan yang ditempuh dari suatu titik tertentu dalam menit atau jam ke pusat kota. C. Peta hambatan Sama seperti pada peta kecepatan, maka besarnya hambatan dapat pula dinyatakan di dalam peta. 8. Survei angkutan umum Tujuan dari diadakannya survel sistem angkutan umum ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan keberadaan sistem tersebut dan biasanya diperlukan dalam rangka upaya peningkatan atau perbaikan dari sistem tersebut. Perbaikan di sini bisa meliputi pembenahan fasilitas ataupun juga tingkat pelayanan dari sistem yang ada. Pada prinsipnya survei sistem angkutan umum ini menyangkut tiga hal, yaitu: 1) kondisi prasarana dan fasilitas penunjangnya; 2) kondisi sarana;



89



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



3) kondisi pergerakan penumpang. Pelaksanaan survei yang dilakukan tergantung pada tujuan akhir yang ingin dicapai, apakah hanya terbatas untuk memperbaiki prasarana, atau sarananya saja atau untuk memperbaiki sistem secara keseluruhan. Dengan telah menetapkan tujuan ahli tersebut, maka survei yang perlu dilakukan bisa hanya mengangkut satu atau dua hal tapi bisa juga semuanya. A. Survei prasarana dan fasilitas penunjang Survei ini biasanya menyangkut inventarisasi dan pemeriksaan kondisi fisik dan kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran operasi, maupun untuk menentukan perawatan dan anggaran biaya yang dibutuhkan. Adapun hal yang ditinjau biasanya meliputi lokasi dan situasi sekitarnya ukuran prasarana dan kapasitas bangunan, jenis-jenis fasilitas yang tersedia ( furniture, alat-alat komunikasi, dll), beserta kondisi atau kerusakan-kerusakan yang ada, dilengkapi dengan usulan penanganan, volume pekerjaan dan prakiraan biaya. Metode survel sendiri dilakukan dengan cara inspeksi langsung ke lapangan dan melakukan pengukuran serta pemeriksaan. Pemeriksaan ini mungkin bisa didukung oleh data sekunder, bila ada, yang berupa catatan atau dokumen tentang pelaksanaan pembangunan prasarana tersebut pada waktu lampau atau inventarisasi yang dilakukan untuk masing-masing prasarana yang ada. Inspeksi ini biasanya juga dibarengi dengan wawancara dengan pengelola prasarana yang bersangkutan untuk mengetahul kondisi penggunaan prasarana tersebut, misalnya jumlah kendaraan atau penumpang yang menggunakan prasarana tersebut serta jenis angkutan yang dilayaninya. B. Survei sarana Survei ini meliputi dua hal utama, yaitu yang pertama berkaitan dengan kondisi fisik sarana (atau kendaraan) dan yang kedua yang berhubungan dengan masalah



90



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



pengoperasiannya. Dalam hal kondisi fisik sarana, maka data yang mungkin diperlukan meliputi umur, perlengkapan yang ada dan kondisinya, sejarah perawatan, kapasitas dan lain-lain. Data yang didapat biasanya digunakan untuk menilai apakah sarana tersebut masih laik untuk diberi ijin operasi atau tidak. Dalam hal pengoperasian data yang diperlukan meliputi jumlah kendaraan dalam satu trayek dan keseluruhan termasuk jumlah yang terdaftar atau memegang lisensi dibanding dengan jumlah yang beroperasi, waktu tempuh dan menunggu di terminal (lay over), jumlah perjalanan (trip) selama operasi dan frekuensi atau



headway rata-rata. Seperti halnya, pada survei prasarana, maka metode survei yang dilakukan blasanya berupa inspeksi dan wawancara dengan operator secara langsung. Kalau jumlah sarana yang akan disurvei sangat besar, maka data bisa diperoleh secara sampling. Untuk mendapatkan data tentang pola operasi, maka pengamatan bisa dilakukan di pinggir jalan dari rute angkutan umum yang diamati kemudian informasi yang dikumpulkan antara lain meliputi: -



nomor trayek;



-



waktu melintas;



-



operator atau tipe angkutan yang melintas setiap kali (beserta nomor kendaraan).



Hasil pengolahan data yang didapat bisa berupa Tabel 6. seperti terlihat berikut ini Tabel 6. Contoh penentuan tingkat operasi suatu trayek angkutan umum Trayek



Jumlah lisensi yang diijinkan



01 02



500 300



Jumlah kendaraan yang beroperasi 450 200



C. Survei penumpang



91



Tingkat operasi 90% 67%



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Untuk survei ini ada dua hal utama yang biasanya diamati, yaitu yang pertama berkaitan dengan informasi tentang asal dan tujuan serta maksud perjalanan, dan segmen tingkat pendapatan penumpang kemudian yang kedua adakah berkaitan dengan jumlah turun naiknya penumpang di sekitar titik pemberhentian serta perkiraan panjang perjalanan rata-rata termasuk waktu yang diperlukan untuk proses tersebut. Untuk mendapatkan informasi asal tujuan, serta maksud perjalanan, biasanya dilakukan dengan cara wawancara maupun penyebaran kuisioner, baik di tempat pemberhentian, maupun ikut dalam kendaraan itu sendiri. Adapun perhitungan jumlah penumpang, berikut profil naik turunnya didapat dengan mencatatnya, baik oleh surveyor yang ikut dalam kendaraan maupun yang mengamati ditempat perberhentian. Dari data ini maka bisa didapatkan informasi mengenai jumlah rata-rata penumpang yang naik dan turun, baik untuk setiap zone yang dilewati, maupun secara keseluruhan dalam suatu rute. Adapun hasil analisis berupa loading profile (profil pembebanan penumpang) dari suatu kendaraan yang bisa menggambarkan tingkat kepadatan suatu rute angkutan umum bisa dilihat dalam Gambar 17.



92



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Gambar 17. Profil pembebanan penumpang pada suatu rute 9. Survei preference A. Pendahuluan Survei ini dimaksudkan untuk digunakan dalam memperkirakan keinginan pilihan



(choice preferences) dari potensial pengguna prasarana dan sarana angkutan. Informasi lain yang bisa diperoleh juga meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan besar efeknya terhadap pemilihan. Terdapat dua pendekatan yang berbeda yang pertama adalah analisis pilihan masyarakat didasarkan pada laporan/hasil yang sudah ada, dan didasarkan pada teknik stastistik untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pemilihan dan besarnya tiap faktor yang mempengaruhi pemilihan dan besarnya. Tiap faktor teknik ini disebut revealed preference (RP) dan merupakan pendekatan tradisional. Pendekatan kedua adalah dengan cara bertanya langsung pada calon pengguna tentang bagaimana mereka akan merespons berbagai macam pilihan. Kemudian jawaban-jawaban yang diberikan diinterpretasikan kurang lebih sama diperlukan. Teknik ini disebut stated preference (SP). Dalam prakteknya, kedua pendekatan tersebut mempunyai pengikutnya serta keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Tetapi ada suatu kondisi yakni SP akan lebih menguntungkan, yaitu apabila alternatif pilihan menyangkut sesuatu yang belum ada atau digunakan sebelumnya, sehingga preferensi tentang hal tersebut tidak bisa teridentifikasi. B. Rancangan survei stated preferences dan analisis 1) Informasi yang diperlukan Seperti yang disebutkan sebelumnya informasi yang diperlukan tentang preferensi masyarakat terhadap alternatif pilihan bisa meliputi misalnya jenis moda yang tersedia. Dalam karakteristiknya (attribute). Seperti waktu tempuh, ongkos



93



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



penguat kenyamanan, jumlah transfer yang diperlukan dan lain sebagainya. Dengan diketahuinya informasi ini, maka hal ini bisa digunakan untuk memperkirakan pemilihan moda di masa mendatang. 2) Perancangan survei Pada prinsipnya survei SP dilakukan dengan memberikan responden beberapa skenario hypothetic tentang situasi-situasi pilihan-pilihan dan meminta mercka untuk mengidentifikasikan preferencenya. Situasi pillhan untuk meneliti pemilihan mode bisa berupa uraian tentang 2 alternatif moda dalam bentuk attribut-attributnya (ongkos, waktu tempuh, waktu tunggu, dan lain-lain) dengan berbagai tingkat perbedaan untuk tlap pilihan contohnya bisa dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pemilihan moda dengan bentuk atribut



Ongkos Waktu tempuh Waktu tunggu Waktu lainnya (jalan dsb) Pilihan Pasti A 1



Mungkin A 2



Moda A



Moda B



Rp. 3.000,00 25 menit 10 menit



Rp. 1.000,00 15 menit 10 menit 20 menit



Tidak Tahu 3



Mungkin B



Pasti B



4



5



Pilihan responden bisa didapatkan dalam berbagai cara termasuk penggunaan skala seperti di atas atau langsung disuruh memilih antara A atau B. Batasan pada analisis mengharuskan kita menyusun atribut yang suguhkan tidak boleh terlalu banyak. Bila ada attribut yang dipertimbangkan dan masing-masing atribut mempunyai 3 tingkatan, maka terdapat 3 3 = 27 kombinasi. responden diharapkan bisa dihadapkan pada 8 - 12 kombinasi.



94



Umumnya



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



C.



Rangkuman



Data inventarisasi jaringan jalan dikumpulkan dari setiap ruas jalan dan persimpangan, sedemikian rupa sehingga dapat membentuk/ memperlihatkan suatu jaringan jalan secara keseluruhan. Sedangkan Inventarisasi jalan dilakukan dengan penekanan pada panjang jalan, aligment jalan, kondisi fisik jalan dan tata guna lahan di samping jalan. Inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan meliputi rambu lalu lintas, pagar pengaman jalan, delinator, marka jalan, paku jalan, cermin tikungan dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Inventarisasi persimpangan meliputi peta rinci yang memperlihatkan dimensi, jarijari belokan, lokasi dan jenis pengendalian, dan lampu penerangan. Inventarisasi terminal meliputi data mengenai kapasitas parkir, jalur pemberangkatan, kapasitas ruang tunggu, dll. Sedangkan Inventarisasi ruang parkir ditujukan untuk mengetahui fasilitas ruang parkir yang tersedia dan sistem pengendaliannya, baik di pinggir jalan maupun di luar badan jalan. Inventarisasi kendaraan meliputi pengukuran berat kendaraan dengan jembatan timbang dan pengukuran dimensi kendaraan yang dapat dilakukan dengan peralatan manual maupun peralatan canggih. Survei volume lalu lintas (traffic counting) atau disebut juga survei pencacahan volume lalu lintas merupakan informasi dasar vang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian jalan, dimana data volume arus lalu lintas tersebut terklasifikasi menurut jenis kendaraan dan periode waktu, yang dapat dilakukan dengan cara manual maupun otomatis dengan bantuan peralatan modern.



95



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



Survei arus lalu lintas pergerakan membelok dilaksanakan dengan metode yang hampir sama dengan survei volume lalu lintas, namun pelaksanaannya di persimpangan



dengan



tujuan



untuk



menentukan



sistem



pengaturan



persimpangan. Survei unjuk kerja parkir dilakukan untuk mendapatkan analisis tentang kebutuhan parkir, maksud parkir, volume parkir, durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover) dan indeks parkir. Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam desain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan, tingkat pelayanan dan kualitas arus lalu lintas yang dapat dilaksanakan dengan metode survei kecepatan titik/sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan bergerak dan hambatan. Survei Asal dan Tujuan dimaksudkan untuk mengetahui pola perjalanan yang ada dengan metode survei Pengamatan dan wawancara yang ditujukan untuk mengorganisasikan sistem transportasi, prediksi masa depan dan merencanakan infrastruktur yang memadai. D.



Pelatihan



1.



Jelaskan



metode



pelaksanaan



setiap



jenis



survei



inventarsisasi yang ada! 2.



Jelaskan metode pelaksanaan setiap jenis survei unjuk kerja yang ada!



3.



Bagaimana pengklafifikasian jenis kendaraan dalan survei? Ada dasar pengklasifikasian tersebut?



4.



Buatlah formulir survei dari tiap jenis survei yang ada!



96



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



BAB IV PENUTUP



Survei lalu lintas dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai karakteristik sistem lalu lintas jalan. Dengan data yang dikumpulkan melalui survei lalu lintas tersebut, dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dan penyebabnya, yang ada sehubungan dengan design dan pengoperasian sarana dan prasaran lalu lintas di jalan. Dari hasil pelaksanaan survei lalu lintas yang telah dilaksanakan dengan benar, diharapkan mendapatkan data yang akurat , yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan–kebijakan yang berkaitan dengan transportasi jalan, sehingga dapat mewujudkan transportasi jalan yang efektif, efisien, tertib, lancar, aman, nyaman dan terkendali.



97



Teknik Survei Lalu Lintas______________________________________________



DAFTAR PUSTAKA Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan, 1995, Teknik Survei Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP), 1999. Rekayasa Lalu Lintas, Jakarta Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996, Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib, Jakarta. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1997. SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.141/AJ.004/DRJD/97 tentang Petunjuk Teknis SurveiKebutuhan Perlengkapan Jalan. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan



98