Taman Pujaan Bangsa Margarana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mengenang Sejarah Perjuangan Bangsa di Taman Pujaan Bangsa Margarana Puputan Margarana adalah salah satu pertempuran yang terjadi antara Indonesia dan Belanda yang terjadi tanggal 20 November 1946 yang dipimpin oleh Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang merupakan kepala divisi Sunda Kecil. Singkat cerita, pada saat pertempuran berlangsung, Belanda yang mulai terdesak akhirnya mendatangkan bala bantuan dari seluruh tentaranya yang ada di Bali ditambah pesawat pembawa bom yang dipanggil dari Makasar. Namun, Ngurah Rai dan pasukannya tidak gentar menghadapi Belanda dan justru mengadakan perang habishabisan atau lebih dikenal sebagai “Puputan” di desa Marga tersebut. Akhirnya seluruh pasukan Ciung Wanara termasuk Ngurah Rai gugur disertai ratusan tentara belanda yang tewas. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka dibangunlah sebuah monumen di bekas area pertempuran tersebut yang dikenal sebagai Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana ( TPB Margarana ). TPB terletak



Margarana di



Banjar/Dusun



Kelaci, Desa Dauh Puri Marga, Kecamatan



Marga,



Kabupaten Tabanan. Tempat ini berada pada koordinat 8,465029°LS



dan



115,163748°BT, berjarak ± 40 km dari bandara dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dalam kondisi lalu lintas lancar. Lokasi ini pada awalnya merupakan kebun jagung sekaligus bekas area pertempuran Puputan Margarana. Suasana di sekitar TPB Margarana ini cukup tenang dengan kondisi udara yang cukup sejuk meskipun saat siang hari. Di utara TPB Margarana, terdapat sawah yang luas yang menjadi sumber mata pencaharian warga disana. Karena itulah, saat kita memasuki area TPB Margarana, kita akan merasakan suasana alam yang tenang dan asri. Di barat dan timur TPB Margarana terdapat Kantor Desa, sekolah, dan pemukiman penduduk. Karena TPB Margarana berada dalam kawasan Banjar Kelaci, maka warga banjar/dusun itulah yang sekaligus menjadi pengelola TPB Margarana. Namun tak jarang warga selain yang berasal dari Banjar Kelaci ikut membantu dalam hal menjaga kebersihan dan perawatan TPB Margarana.



Pembangunan TPB Margarana ini menggunakan konsep Tri Mandala sehingga terbagi atas tiga wilayah. Tri artinya tiga, Mandala artinya wilayah atau daerah. Tiga wilayah ini terdiri atas Nista Mandala ( Jaba Sisi ), Madya Mandala ( Jaba Tengah ), dan Utama Mandala ( Jeroan ). Pada umumnya konsep Tri Mandala ini kita temui pada struktur bangunan sebuah pura atau tempat suci. Pembagian tiga wilayah tersebut didasarkan atas tingkat kesucian dan kesakralan dari objek yang ada atau kegiatan yang dilaksanakan di wilayah tersebut. Nista Mandala berada di bagian selatan TPB Margarana dengan luas sekitar 4 hektar. Wilayah ini berbatasan langsung dengan jalan raya dan terdapat akses jalan aspal menuju ke lokasi parkir. Selain itu di bagian Nista Mandala ini terdapat sebuah lahan yang cukup luas yang sekarang dimanfaatkan sebagai Bumi Perkemahan Pramuka Margarana. Seiring berjalannya waktu, lahan perkemahan tersebut mulai dikembangkan dan difasilitasi dengan arena outbond dan kamar mandi. Buper di TPB Margarana ini biasanya digunakan untuk kegiatan perkemahan pramuka ataupun instansi lainnya baik tingkat sekolah hingga tingkat daerah. Dengan dibangunnya lokasi perkemahan di bekas lokasi Perang Puputan Margarana diharapkan dapat meningkatkan jiwa ksatria dan patriotisme dari seluruh pengguna bumi perkemahan yang berkemah disana. Madya Mandala berada di bagian tengah kawasan TPB Margarana dan memiliki luas sekitar 1 hektar. Pada wilayah ini terdapat wantilan, warung, dan parkir. Sebelum memasuki area Madya Mandala TPB Margarana kita akan melewati sebuah pohon beringin yang sangat besar yang seakan-akan menjadi pintu masuk Madya Mandala dari TPB Margarana. Wantilan terletak di sebelah barat pohon beringin yang biasanya digunakan untuk kegiatan sosialisasi, olahraga, dan tak jarang digunakan untuk acara perkemahan. Apabila kita ingin melakukan reservasi bumi perkemahan, kita bisa menemui pengelola Buper sekaligus TPB



Margarana di warung yang berada di sebelah timur pohon beringin. Area parkir yang tersedia sangat luas sehingga bisa menampung puluhan kendaraan pengunjung. Wilayah terpenting dan tersakral dari TPB Margarana ini adalah Utama Mandala. Untuk memasuki wilayah ini kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada demi kelancaran dan keselamatan diri, karena di wilayah ini bisa dikatakan sebagai wilayah yang disucikan. Bagian Utama Mandala TPB Margarana terdiri atas beberapa bangunan, antara lain :



1. Candi Pahlawan Margarana. Candi ini merupakan icon dari TPB Margarana. Candi ini berdiri tegak dan megah setinggi 17 meter, memiliki 8 tingkatan atap, 4 buah anak tangga, dan berbentuk segi-5 yang melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945. Pada dinding candi terpahat jawaban surat Ngurah Rai



kepada



Overste



Termeleun



yang



merupakan pemimpin Belanda saat itu. Dari surat tersebut terlihat jiwa patriotisme dan nasionalisme



dari



masyarakat



Indonesia



khususnya di Bali untuk menolak tunduk pada Belanda. Sebelum melaksakanan kegiatan di kawasan TPB Margarana biasanya pengunjung yang beragama hindu akan melaksanakan persembahyangan untuk memohon ijin dan perlindungan di candi yang berada di pusat TPB Margarana ini. 2. Pelataran/Lapangan Upacara. Di Selatan candi terdapat halaman yang cukup luas yang biasanya



dimanfaatkan



untuk



upacara dan kegiatan ceremonial lainnya. Lapangan di area TPB Margarana ini diapit oleh 2 buah bangunan yang berada di Barat dan Timur lapangan yang merupakan balai peristirahatan.



3. Patung Panca Bakti. Merupakan patung yang berada di sebelah selatan lapangan upacara, dan berhadapan langsung dengan pintu masuk ke area utama TPB Margarana. Patung



ini



menggambarkan



rasa



persatuan dan kesatuan seluruh rakyat dalam meraih dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia 4. Taman Bahagia. Tempat ini berada di sebelah utara dan timur laut Monumen TPB Margarana. Di taman ini terdapat 1372 nisan / tugu pahlawan yang menunjukan jumlah pahlawan yang gugur di medan



perang



selama



pertempuran fisik di Bali, sebagai pahlawan perang dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Di taman bahagia TPB Margarana ini juga terdapat nisan khusus untuk pahlawan yang tidak dikenal. Namun, nisan yang terdapat di TPB Margarana tersebut hanyalah nisannya saja tanpa jenazah dari para pahlawan. 5. Gedung Sejarah. Merupakan gedung yang mirip seperti museum yang ada di sebelah timur Monumen TPB Margarana yang dikelilingi oleh kolam ikan. Gedung ini memiliki fungsi



sebagai



tempat



penyimpanan benda bersejarah yang digunakan pada masa perang, mulai dari senjata, alat medis, alat komunikasi, dan masih banyak lagi.



6. Taman Suci. Taman ini terletak di sebelah selatan gedung sejarah. Taman



ini



memiliki



fungsi



sebagai tempat untuk penyucian diri bagi pada pengunjung yang ingin persembahyangan



melakukan maupun



perziarahan di TPB Margarana.



Banyak hal yang bisa



kita



lakukan



di



seputaran kawasan TPB Margarana



ini.



Banyak



orang yang mengunjungi TPB



Margarana



hanya



sekedar untuk berkunjung, befoto,



dan



bersantai



dengan teman-teman atau kerabat. Tak jarang di hari-hari besar nasional, pengunjung TPB Margarana melaksanakan kegiatan bhakti lingkungan serta acara tabur bunga, untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Namun yang paling sering dilaksanakan di TPB Margarana ini adalah perkemahan yang umumnya diselenggarakan oleh anggota pramuka. Bumi perkemahan yang ada di TPB Margarana ini dikelola langsung oleh Kwartir Daerah Bali. Meskipun TPB Margarana merupakan tempat wisata yang dirasa ketinggalan jaman, namun tidak ada salahnya kita sesekali mengunjungi TPB Margarana ini agar kita selalu ingat perjuangan rakyat Indonesia khususnya di Bali



Nama



: Dewa Gede Marsa Eka Putra



NIM



: 1705521030



Fakultas



: Teknik



Prodi



: Teknik Arsitektur