Teks Drama Pelet Cinta1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pelet Cinta



KELOMPOK MONOLOG 1. Efrans Marganika sebagai Bintang 2. Andre Pranata sebagai Ki Amat 3. Vevti Al Putriana A sebagai Madam Renjiah 4. Melysha Trianshy sebagai Madam Renjah 5. Rivania Firliani sebagai Senja 6. Dera Selvi Ulandari sebagai Embun



SMA NEGERI 2 BENGKULU SELATAN T.P 2015/2016



Pelet Cinta Kelompok : MONOLOG BABAK I Kisah cinta yang indah dan penuh dengan keromantisan memang sangat diidamkan setiap laki-laki namun kisah itupun sirna dalam bayangan semata. Dari kejauhan terlihatlah seorang pemuda berparas biasa saja sedang tertegun duduk di teras rumahnya karena meratapi nasib jomblonnya yang menahun.. Bintang



: ” Ya Allah sampai kapan aku menanggung kesendirian ini (sambil memandangi Embun dan Senja yang sedang duduk di depannya)



Bintang



: ( Bintang lalu beranjak pergi dan membaca koran dan melihat ada foto promosi biro jodoh ) “Ini yang aku cari”



BABAK II Setelah melihat berita dikoran radar tersebut, Bintang langsung menuju alamat yang tertera disana. Sesampainya disana Bintang mengetok pintu rumah mbah dukun. Ki Amat



: “ Toktoktoktok HL ada orang gak di rumah. Kalau ada saya masuk ya ” ( Sambil melihat papan nama yang bertuliskan Ki Amat )



Dukun



: “ Gak ada silahkan keluar ”



Bintang



: “ Gak ada orang kok ada suara ” ( menggaruk kepala )



Ki Amat



: “ Yang tadi itu kucing, pakai nanya segala ya jelas oranglah. Kalau mau masuk, masuk aja nggak dikunci ”



Setelah mendengar suara mbah dukun Bintang pun langsung masuk dan duduk di depan mbah dukun. Bintang



: “ Mbah jadi benar mbah bisa melet cinta” ( sambil menunjukan iklan yang terdapat di Koran )



: “ Mbah, mbah, mbah emang saya mbahmu apa, panggil saya Ki Amat dan



Mbah



mengenai iklan yang di koran itu yaps benar bingit ” ( nada sewot ) Bintang



: “ Kalo gitu sekarang Ki Amat ikut saya ” ( menarik mbah dukun )



Terlihatlah Senja dan Embun yang sedang bercengkrama di taman bunga, saat mereka sedang bergurau terlihatlah Bintang dan Ki Amat yang menghampiri mereka .. Senja



: “ Bintang?? Ngapain lo bawa pembantu loh? ” ( sambil tertawa )



Embun



: “ Pembantu kok dibawa-bawa norak lagi ”



Bintang



: “ Ki, langsung aja pelet yang pake kaca mata ” ( menunjuk Senja )



Ki Amat



: “Ok, siap… tatap mata saya” ( dengan gaya khas dukun )



Dengan wajah polos mereka berdua menatap mata Ki Amat… Namun setelah hampir saja mantra yang dibaca selesai tiba-tiba Handphone Senja berdering dan tinggal Embun yang menatap Ki Amat dan Embun pun berubah seketika… Embun



: “Ayank beibbb ” ( dengan nada manja dan menghampiri Bintang yang kebingungan akan perlakuan Embun )



Ki Amat



: “ Bin, kayaknya kita salah nihh, ” ( panik )



Bintang



: “ Ki, kembaliin sasaran peletnya, itu bukan sasaran kita, kalo itu yang kena itu mah namanya ranjau darat” ( sambil berlari menghindari Embun yang terkena pelet nyasar dari Ki Amat )



Ki Amat



: “ Dasar anak zaman sekarang pada malas baca, kamu gak liat ini ( menunjukkan koran yang terlipat dan membacakan peraturan yang ada di iklannya ) disini tertulis “satu pelanggan satu kali pellet, salah pellet? Resiko tanggung sendiri”, tapi tenang aja dibalik iklan saya ada iklan saudara jauh saya yang bisa mengatasi tragedi ini”



Senja



: “ Yaudah kalau begitu mending kita langsung ke sana ajah. Kasian Embun kalau dia terus kayak gini” (melihat Embun yang selalu menempel ke Bintang sedangkan Bintang hanya bisa memasang wajah pasrah)



Ki Amat



: “ Kalau kalian mau ke sana Ki gak ikut-ikutan yah soalnya Ki punya pelanggang lain, Ki cuma titip salam buat Madam kembar ya (berjalan meninggalkan Bintang dan Senja yang berwajah aneh sedangkan Embun terlihat tidak peduli)



Bintang



: “ Yaudah kalau begitu kita harus ke sana sekarang juga titik walaupun tanpa bantuan si Ki Amat itu kita tetap harus pergi. ” (berjalan meninggalkan tempat tersebut yang diikuti oleh Senja dan Embun)



BABAK III Setelah kejadian salah pelet tersebut, Bintang, Embun, dan Senja langsung menuju ke alamat yang ditunjukan oleh Ki Amat di koran Radar tadi. Akan tetapi, ketika mereka sampai di sana terdengar suara gaduh dari dalam rumah. Madam Renjah



: “ Siapa yang ngambil lipstik kesayangan gue???” (berteriak)



Madam Renjiah



: “ Eh, bisa diem gak loh?? Lagian siapa juga yang mau ngambil lipstick yang warnanya norak, bagusan juga punya gue ” (menunjukkan lipstik warna pink terang)



Madam Renjah



:“ Apanya yang bagus warnanya aja gak jelas, bagusan punya gue tauuuuukk,” ( nada lebay )



Mendengar suara gaduh Bintang, Embun, dan Senja langsung masuk ke dalam rumah untuk menghentikan suara gaduh tersebut. Bintang



:“ Dam, Madam.” (berusaha menenangkan kedua nenek rempong tersebut namun ternyata salah, keduanya semakin bertengkar hebat dan hampir saja terkena jurus Madam Renjiah)



Madam Renjiah



: “ Rasain jurus gue.” (memainkan jurus silat)



Bintang



: “ Stoooooopppp ” (memisahkan keduanya)



Madam Renjah



: “ Balikin lipstick gue ”



Bintang



: “ Madam, lipstiknya ada di tangan ”



Madam Renjah



: “ Gak ada ” (memperlihatkan tangan kirinya)



Madam Renjiah



: “ Eh, itu di tangan kanan lohhhh, dasar udah pikun ya?? “



Bintang



: “ Madam, saya kesini mau menghilangkan pelet nyasar yang dikirim Ki Amat sama cewek ini” (menunjuk Embun yang berlari menjenguknya diikuti Senja)



Madam Renjah



: “ Oh begitu, kamu pelanggan ke 101 har ini ”



Madam Renjiah



: “ Tapi belum afdol kalo kita berdua belum introduce we self ”



Madam Renjah dan Madam Renjiah pun berbaris sejajar sambil mengetukkan tongkat mereka kedepan dan bergantian memperkenalkan diri.. Madam Renjiah



: “ Gue Madam Renjiah yang sukanya bejijiah.” (mengibaskan tongkat saktinya)



Madam Renjah



: “ Gue Madam Renjah, yang sukanya dimanjah Kita berdua Madam Renjah Renjiah.”



Madam Renjiah



: “ Si kembar beda Ayah beda Ibu.” (memasang formasi akhir gerakan mereka)



Bintang, Senja dan Embun pun kaget melihat tingkah dua orang aneh tersebut. Madam Renjiah



: “ Kembali ke topik permasalahan , kamu bilang salah pelet kan?? Itu mah agak sulit kalo udah jam segini.” (melihat jam tangan mewah yang dipakainya)



Senja



: “ Loh kenapa Madam??”



Madam Renjiah



: “ Soalnya kekuatan kita ini perjam neng, jadi kalo jam segini sih kalian harus nunggu dulu.”



Embun



: “ Ayank beibbb yuhuuu??” (melihat Bintang)



Bintang



: “ Gimana aja caranya yang penting gue harus lepas dari pelet ini ”.



Madam Renjah



: “ Daripada kalian berdua nunggu dia (menunjuk Bintang) lebih baik kalian berdua pulang, biar dia sama Madam aja. Lagipula belum saatnya kalian berdua dibutuhkan.”



Mendengar hal itu Embun dan Senja memutuskan untuk pulang walaupun awalnya Embun sedikit susah untuk diajak pulang karena enggan meninggalkan Bintang. Madam Renjiah



: ” Enakk aja, Bintang harus bantuin gue dulu ”. (menarik Bintang)



Madam Renjah



: “ Pokoknya gue duluan ”.



Bintang



: “ Mulai lagi nih Madam-madam tua, udah reot rempong lagi ”. (bergumam)



Madam Renjiah



: “ What??? Reot?



Madam Renjah



: “ Rempong? ” (bergantian mengatakannya)



Bintang



: “ Loh Madam bisa dengar”??



Madam Renjiah



: “ Ya iya lah masih dengar, orang pendengaran kita masih bagus”



Madam Renjah



: “ Udah itu ngak penting. Sekarang kamu ikut Madan kalau mau lepas dari itu pellet ”(menarik tangan Bintang dan meninggalkan Madan Renjiah)



BABAK IV Saat Madam Renjah menarik tangan Bintang, Bintang pun hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah Madam Renjah. Madam Renjah



: (duduk di kursi santainya dan memberikan koran kepada Bintang) “ Bacakan berita hari ini untuk Madam ”



Bintang



: “ Tapi Madam, ini kan gak ada hubungannya sama masalah saya” (terdiam saat melihat mata melotot dari sang Madam yang menyala seperti bohlam lampu 5 watt itu)



Madam Renjah



: “ Apa beritanya? ”



Bintang



: “ Kabar hari ini, pelelangan tas mewah di dihadiri si ganteng Aliando dan Prilly ” (membacakan berita yang diminta Madam)



Madan Renjah



: “ Hahahaa ”



Bintang Madam Renjah



: “ Kenapa Madam? ” : “ Enggak cuma keinget dulu, si Aliando juga minta obat ke sini buat si Prilly ”



BABAK V Disaat Bintang masih kebingunggan akan perkataan Madam Renjah, terdengarlah suara Madan Renjiah yang membuatnya tersadar dari kebingunggannya. Madam Renjiah



: “ Bintang, cepat kesini ada yang harus kamu lakukan” (melambai pada Bintang)



Bintang pun pergi dan meninggalkan Madam Renjah dan beralih menjenguk Madam Renjiah yang sibuk dengan pakaiannya yang norak. Madam Renjiah



: “ Gimana udah kayak Pevita Pierce kan?? ” (memutar-mutar bandannya)



Bintang



: (tertawa kecil) “ Iya Madam, tapi kalo dari belakang ”



Bintang pun berniat menjahili Madam Renjiah yang sedang bergaya dengan bajunya tersebut dengan menarik tongkatnya namun dengan sigap dan kuda-kuda yang pasti dan Madam Renjiah mengunci semua gerakan Bintang, dan Bintang hanya bisa terdiam lemah tak berdaya sekaligus heran dibuatnya. Bintang



: “ Maaf Madam ”



Madam Renjiah



: (tertawa) “ Jangan pernah coba-coba dengan Madam ya ”



Bintang



: “ Iya Madam, maaf ” (berlutut)



Madam Renjiah



: “ Iya Madam maklumin, ada satu cara agar kamu bisa lolos dari pelet cinta yang nyasar ini ” (berjalan mondar mandir diikuti Bintang)



Bintang



: ” Madam cepat beritahu, biar saya terlepas dari pelet cinta yang nyasar ini” (memohon dengan kedua tangannya)



Madam Renjiah



: (dengan mata terpejam mencoba menggunakan telepatinya), menurut kitab ilmu perdukunan ke 119 dijelaskan bahwa kasus ini langkah, dan karena kasus ini jarang terjadi maka harus dirapatkan oleh Master perdukunan.”



Madam Renjiah pun mengirim SMS ke pada Ki Amat untuk datang kehadapannya mengunakan Hp. Belum lama Madam Renjiah mengirim SMS untuk para Master perdukunan datanglah Ki Amat bersama Madam Renjah. Melihat kedatanggan Ki Amat secara tiba-tiba Bintangpun berteriak. Bintang



: “ Kiamat… Kiamatttt ” (dengan nada cepat karena kaget melihat Ki Amat datang dengan sigap)



Ki Amat



: “ What Kiamat??? Lari cuy ” (nada lekongnya pun keluar)



Seketika mereka berlarian, tapi untung saja Bintang sempat menghentikannya Bintang



: “ Bukan, maksudnya Ki Amat… duh tolongin saya dong kalian para master dukun ”



Setelah mereka berkumpul untuk merapatkan kasus Bintang, akhirnya mereka menemukan satu cara. Madam Renjah



: “ Caranya hanya satu ”



Ki Amat



: “ Kamu harus… ”



Madam Renjiah



: “ Menyatakan cinta pada orang yang salah kamu kirimi pellet”



Bintang



: ” Makasih Ki Amat dan Madam Renjah Renjiah atas bantuannya, kalau begitu saya akan segera pergi menemui Embun dan Senja untuk mengakhiri kisah tragis ini”.(mencium ke-3 tanggan mereka)



Setelah mendengar apa yang diucapkan oleh ki Amat, Madan Renjiah dan Renjah, Bintang pun langsung pamit untuk menemui Embun dan Senja. Madam Renjah



: “ Eh tapi resikonya” (belum menyelesaikan pembicaraan karena ditinggal pergi oleh Bintang yang terburu-buru mencari Embun)



BABAK VI Terlihat Embun bersama Senja yang sedang bersenda gurau, melihat hal itu Bintang pun langsung menghampiri mereka, lebih tepatnya Embun dan ia mengatakan apa yang disampaikan oleh Ki Amat dan Madam Renjiah Renjah. Bintang



: “ Embun aku cinta sama kamu ” (dengan nafas yang terengahengah karena berlari) : “ Loh Bintang? Kenapa loh pake acara berlutut segala? ” (heran)



Embun



Setelah Bintang mengucapkan kata-kata tersebut Embun pun langsung kembali normal dan tidak mengingat apapun setelah kejadian salah pelet tersebut. Bintang



: “ Gak tadi Cuma kepeleset doang. Akhirnya tragedi salah pelet ini berakhir terima kasih Tuhan ”(berteriak kegirangan)



Akhirnya tragedi salah pelet tersebut berakhir dengan bahagia. Walaupun Bintang tidak mendapatkan perempuan yang ingin dipeletnya Bintang tetap bahagia karena ia mendapatkan kehidupan normalnya kembali. Dan Bintang menyadari kalau manusia bisa saja berencana tapi sesungguhnya Allah lah yang mengatur semuanya termasuk urusan jodoh.