Telaga Sarangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Telaga Sarangan Telaga Sarangan adalah sebuah danau vulkanik yang terletak di lereng Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Telaga ini menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal di wilayah Magetan dan sekitarnya. Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yang bernama Ki Jalilung dan Nyi Jalilung. Mereka hidup sederhana dan bahagia di sebuah pondok kecil pada sebuah tepian hutan di lereng gunung lawu nan sejuk. Sehari-hari Ki Jalilung bercocok tanam jagung di sebuah ladang. Ki Jalilung merasa bahagia, karena tanaman jagungnya tumbuh subur. Ki Jalilung : “Nyi, hari ini aku akan ke ladang untuk menyiangi pohon-pohon yang menutupi tanaman” Nyi Jalilung : “Iya Ki, hati-hati di ladang. Jangan pulang terlalu sore” Ki Jalilung lalu bekerja dengan giat merawat ladang. Tiba-tiba Ki Jalilung melihat sebuah telur berwarna putih keemasan yang sangat besar di bawah pohon besar tersebut. Ki Jalilung : “Hah telur apa ini ya? Oiya sebaiknya aku bawa pulang saja telur ini, mungkin istriku tau ini telur apa” Nyi Jalilung : “Woah...ini telur apa ki?” Ki Jalilung : “Ntah lah, aku juga tidak tau. Aku kira kau tau telur ini apa” Nyi Jalilung : “Baru sekali ini aku melihat ada telur sebesar ini. Kebetulan kita tidak punya lauk, telur ini kita rebus saja” Setelah selesai makan, Ki Jalilung kembali ke ladang. Di perjalanan menuju ladang, Ki Jalilung mengatakan bahwa tubuhnya panas dan kehausan. Ki Jalilung : “Huah..huah...aduh panas sekali huah..aku akan masuk ke sumber air ini saja” Ki Jalilung merasa tubuhnya segar kembali. Namun, dia merasakan ada yang aneh di tubuhnya. Jari-jari tangannya mengeluarkan cakar yang besar dan tajam, dan perlahan-lahan berubah menjadi seekor naga yang besar. Di rumah, Nyi Jalilung juga merasakan panas di tubuhnya. Kemudian Nyi Jalilung segera pergi mencari suaminya. Dia mendengar suara naga dan merasa takut. Nyi Jalilung : “Apa itu suara naga? Aku harus ke Ki Jalilung” Sampailah Nyi Jalilung ke sumber air tempat suaminya menjadi naga. Nyi Jalilung sangat terkejut melihat ada seekor naga besar melingkar di sumber air. Tiba-tiba dia merasakan ada yang aneh di tubuhnya, jari-jarinya mengeluarkan cakar yang tajam dan menjadi seekor naga yang besar. Dan kini ada dua naga yang berenang di sumber air tersebut. Mereka berenang sangat cepat, kibasan ekor mereka membuat gempa. Pohon-pohon tumbang, burung-burung di sekitarnya beterbangan ketakutan. Kedua naga berenang mengitari permukaan telaga dengan cepat. Hingga terbentuklah sebuah pulau kecil di tengah-tengahnya, kemudian naga tersebut menyelam ke dalam air dan tidak pernah muncul kembali.



Itulah cerita turun-temurun tentang asal mula terjadinya telaga sarangan. Sampai sekarang masyarakat di sekitar telaga sarangan mempercayai bahwa dua ekor naga tersebut masih ada dan hidup di dasar telaga. Sarangan adalah istilah masyarakat sekitar untuk menyebut naga. Jadi telaga sarangan bisa disebut juga dengan nama telaga naga.