Laporan Ekologi Telaga Sarangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI



Disusun Oleh: KELOMPOK II (Dua) SEMESTER II A



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN KAMPUS MAGETAN JL. Tripandita No. 06 TELP. (0351) 895315 Magetan Tahun Akademik 2015/2016



1



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekologi berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata, oikos artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang berarti studi atau ilmu. Jadi dapat didefinisikan ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekologi sendiri mempelajari makhluk-makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya, , dimana didalamnya tercakup faktor-faktor fisik, biologi, ekonomi, sosial dan juga politis. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannnya baik biotik dan abiotik yang akan membentuk suatu sistem juga saling mempengaruhi satu dengan yang lain disebut ekosistem. Dalam hubungan timbal balik ini diperlukan adanya keserasian ataupun keselarasan ekologi yaitu suatu keadaan dimana makhluk hidup memiliki hubungan yang harmonis dengan lingkungannya sehingga akan terbentuk keseimbangan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam hal ini, lingkungan yang kami observasi yaitu tempat pariwisata Telaga Sarangan, Magetan. Pada daerah tersebut terdapat komponen-komponen biotik dan abiotik pada ekosistem yang memiliki aspek-aspek yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang mungkin berpengaruh dalam menimbulkan pencemaran lingkungan. 2



B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana ekosistem yang ada di lingkungan sumber daya alam Telaga Sarangan, Magetan ? 2. Bagaimana parameter fisik yang ada di lingkungan sumber daya alam Telaga Sarangan, Magetan? 3. Bagaimana keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sumber daya alam Telaga Sarangan, Magetan ? 4. Bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat untuk mencapai kelestarian lingkungan yang ada di lingkungan sumber daya alam Telaga Sarangan, Magetan ? 5. Bagaimana bentuk pencemaran yang berada di lingkungan sumber daya alam Telaga Sarangan, Magetan ? C. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan memahami hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan dari aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta untuk mengetahui ekosistem yang ada di Telaga Sarangan, Magetan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui ekosistem yang ada di lingkungan Telaga Sarangan, b.



Magetan. Mengetahui parameter fisik yang ada di lingkungan Telaga Sarangan,



c.



Magetan. Mengetahui keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan Telaga



d.



Sarangan, Magetan. Mengetahui upaya apa saja dari pemerintah dan masyarakat untuk mencapai



e.



kelestarian lingkungan yang ada di lingkungan Telaga



Sarangan, Magetan. Mengetahui bentuk pencemaran yang ada di lingkungan Telaga Sarangan, Magetan.



D. MANFAAT 3



1.



Menanamkan kepada diri mahasiswa untuk lebih mencintai dan



2.



memelihara kelestarian alam. Agar kita khususnya mahasiswa selalu menjaga dan melestarikan



3.



lingkungan dan sumber daya alam yang tersedia. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dengan survey



4.



langsung ke lapangan. Agar kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia sebagai mana mestinya supaya tidak terjadi pencemaran lingkungan.



BAB II LANDASAN TEORI



A. PENGERTIAN EKOLOGI Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haekel, ahli biologi Jerman pada tahun 1869. Arti kata oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal



4



makhluk hidup. Jadi ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup. Menurut Soemitro, Ekologi sebagai ilmu, berkembang pesat dan lebih pesat lagi dalam 2 dasawarsa. Sekarang kita kenal ilmu lingkungan hidup (Environmental Sciences) dan Biologi Lingkungan (Environmental Biology). Menurut Mochtar Lubis, Ekologi adalah keseimbangn proses antara organisme hidupnnya. Di mana di dalamnya tercakup faktor-faktor fisik, biologis, social, ekonomi dan juga politik di dalam setiap lingkungan hidup, yang anggotaanggotanya berproses yang saling berkaitan dan saling berdampak. Menurut DR.I. Supardi, Ekologi adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup sebagai suatu kesatuan dengan lingkungan. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan dan membentuk suatu system yang disebut ekosistem. Sebagian ilmuwan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang bmencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut. Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa menarik kesimpulan bahwa inti dari ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik. Abiotok adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada organisme-organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan bahwa ekoligi sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah struktur juga fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya. Ekologi adalah ilmu yang sangat dasar dan tidak menekankan pada praktek. Ekologi terkait dengan ilmu alam seperti fisika. Sebab ekologi juga mencakup faktor fisik seperti misalnya suhu, cahaya dan hal lain yang juga dipelajari dalam Fisika. Ekologi juga tertaut dengan ilmu Kimia juga ilmu bumi antariksa. Dalam kaitannya dengan ilmu kimia, ekologi menganalisa proses 5



sintesis juga peristiwa kimia yang terjadi dalam tubuh organisme. Sementara itu, sama dengan kajian ilmu antariksa, ekologi juga mempelajari musim, perubahan dari siang ke malam, sedimentasi dan lain-lain. Lebih lanjut, jika merunut pada ekosistem, maka ekologi juga terkait dengan ilmu sosial sebab ia juga membahas populasi dan komunitas dari organisme. B. KOMPONEN- KOMPONEN DALAM EKOSISTEM Ekosistem tak lain adalah suatu sistem ekologi yang dibentuk dari interaksi timbal balik yang tak bisa dipisahkan satu sama lain di antara mahluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya. Ekosistem pada hakekatnya merupakan gabungan tiap unit biosistem yang kemudian di dalamnya melibatkan hubungan porositas di antara organisme yang kemudian menjadikan siklus materi terjalin antara arganisme tersebut dengan anorganisme. Mencermati pengertian ekosistem tersebut, kita bisa menarik kesimpulan bahwa unsur yang penting di dalamnya tak lain adalah komponen-komponen yang saling terikat satu sama lainnya. Kompoen ekosistem adalah sebagai berikut : 1. Faktor Alam Abiotik Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup, misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik



dalam



pemenuhan



kebutuhan



manusia



dan



yang



dapat



mempengaruhi ekosistem antara lain : a. Tanah Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik, seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari. b. Suhu Atau Temperatur Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 00C–400C. Hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 00C atau diatas 400C. Hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki bulu dan 6



memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur



lingkungan



yang



sesuai.



Banyak



species



ternak



membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau Temperature Humidity Index (THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka akan mempercepat proses kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya. Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak. Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan dan angin juga dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak. c. Sinar / Cahaya Matahari Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang



dibutuhkan



oleh



tumbuhan



sebagai



produsen



untuk



berfotosintesis. Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama: 1) Temperatur matahari yang tinggi. 2) Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir. Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk mendesain perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan termal adalah ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak.. Mamalia dapat bertahan hidup dan 7



berkembang pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai, tergantung pada kemampuan ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme fisiologis dan tingkah laku secara efisien untuk mempertahankan keseimbangan panas di antara tubuhnya dan lingkungan. d. Air Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.



e. Udara Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan dingin pada atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin. Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O, 21 %), karbon dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi, gas



2



nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer bumi. 1) Nitrogen Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup untuk membentuk protein, dan persenyawaan lainnya.



Tumbuhan,



hewan,



dan



manusia



tidak



mampu 8



memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang dapat menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri rhizobium yang hidup bersimbiosis diakar tanaman kacang, atau ganggang biru anabaena yang hidup bersimbiosis dengan azolla (tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen diudara yang terkena lecutan petir, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi subur. 2) Oksigen dan karbon dioksida Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan, misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan pula karbondioksida (CO2) dan air (H2O), baik tumbuhan maupun hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dalam rangka mendapatkan energi. f. Angin dan kelembaban Angin berperan



membantu



penyerbukan



tumbuhan,



menyebarkan spora dan biji tumbuhan. Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap



air



dalam



udara.



Kelembaban



udara



penting,



karena



mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002). Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 9



1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun, 2002). g. Garam Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi. h. Iklim Kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal sedangkan iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihunikomunitas tertentu.



2. Faktor Biotik Faktor ini berperan sekali dalam menunjang kehidupan dalam proses terciptanya pelestarian lingkungan. Dalam kehidupan manusia, factor biotis berperan sekali baik itu berasal dari hewan maupun tumbuhtumbuhan. Dalam hal ini ada yang merugikan manusia secara langsung antara lain parasit seperti: nyamuk, cacing, jasad renik, bakteri kolera dan bakteri pathogen. Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Heterotrof/Konsumen : Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. 10



b. Pengurai/dekomposer : Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahanbahan



yang



sederhana



yang



dapat



digunakan



kembali



oleh



produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu / rayap



C. INTERAKSI FAKTOR- FAKTOR Hal ini merupakan hal yang dipertimbangkan dalam pengelolaan sumber daya alam baik yang biotis maupun abiotis. Mengubah pengaruh satu factor dapat dengan mudah menaikkan atau menurunkan lainnya. Karena ini dalam rencana pengelolaan diperlukan selalu melihatnya dari sudut operasi seluruh ekosistem dan mempertimbangkan bagaimana semua faktor itu berinteraksi. Suatu spesies tidak mungkin dapat musnah karena beberapa individu dari spesies itu akan tetap hidup terus dan berkembangbiak. Di sini kita mempelajari masalah hidup yang saling berkaitan. Pada lingkungan biotik tidak memiliki parameter seperti lingkungan abiotik. Pada lingkungan biotik didalam ekosistem lebih menekankan interaksi sesama biotiknya. Sebagai contohnya, besarnya jumlah optimum bagi populasi di dalam lingkungan populasi rusa. D. KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam mengingat ekosistem,bioma spesies atau seluruh planet Atau bisa juga disebut sebagai fungsi dari iklim. Pada habitat darat



daerah tropis biasanya kaya



keanekaragaman hayati sedangkan spesies dukungan daerah kutup lebih sedikit. Macam-macam keanekaragaman hayati 1. Keanekaragaman gen



11



Gen merupakan faktor pembawa sifat menurun suatu individu. Sifat menurun ini diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya melalui peristiwa perkembangbiakan. Gen tersebut terdapat pada kromosom, yang merupakan kerangka dasar genetika. Contoh: Kelapa (Cocos nucifera), dalam kehidupan dikenal berbagai macam variasi seperti kelapa gading, kelapa kopyor dan kelapa hijau. 2. Keanekaragaman jenis Individu-individu



yang



sejenis



ditandai



dengan



banyaknya



persamaan sifat yang dimiliki, seperti bentuk, warna, atau bahkan penampilan, serta kedua individu tersebut bila dikawinkan akan menghasilkan keturunan yang subur. Setiap jenis makhluk hidup akan hidup pada habitat yang cocok, hal ini penting demi kelangsungan hidup selanjutnya. Contoh: Nipah (Nypa fruticans) Habitatnya di daerah sepanjang pantai yang berawa, mengandung garam, kerap kali tumbuh dalam kelompok. 3. Keanekaragaman ekosistem Ekosistem dibentuk oleh komponen biotik dan komponen abiotik, keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Maka ekosistem yang satu dengan yang lainnya, mempunyai perbedaanperbedaan, hal ini dimungkinkan karena komponen penyusunnya berbeda satu sama lainnya. Contoh: ekosistem sawah komponen biotik dominan padi komponen abiotik yang terlihat seperti air, tanah dan batu-batuan. E. BENTUK PENGENDALIAN EKOSISTEM Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya di mana manusia adalah bagian integral dari ekosistem tempat hidupnya. Makhluk hidup dan lingkungan memiliki interaksi yang sangat erat. Interaksi antara makhuk hidup dan lingkungannya tidak hanya ditentukan oleh jenis dan jumlah benda hidup atau mati melainkan juga oleh kondisi keseimbangan ekosistem tersebut. Oleh Karena itu, untuk menjaga terjaminnya kelestarian ekosistem, faktor manusia adalah paling menentukan. Pengaruh 12



manusia terhadap lingkungannya memiliki 2 aspek yaitu pengaruh yang bersifat menguntungkan dan pengaruh yang bersifat merugikan. Sebagai contohnya pengaruh yang menguntungkan bagi ekosistem yaitu : 1. Melestarikan lingkungan disekitar daerah sumber air. 2. Melakukan pembaharuan yang terus menerus. Akhir-akhir ini muncul juga konsep baru dalam masalah kelestarian alam, yaitu konsep “biosphere reserve”. Konsep cagar biosfer memliki ruang lingkup yang lebih luas. Maksud pendirian cagar biosfer ini ( UNESCO,1974) ialah untuk : 1. Melestarikan keanekaragaman komunitas hayati (hewan dan tumbuhtumbuhan) dalam ekosistem alam, dan untuk menjaga keanekaragaman genetika jenis-jenis. Agar proses evolusinya dapat berlangsung terus menerus. 2. Menyediakan daerah untuk penelitian Ekologi dan lingkungan. Terutama penelitian garis dasar (baseline studies). Baik di dalam maupun diluar cagar biosfer yang sesuai dengan tujuan butir a diatas. 3. Menyediakan prasarana dan sarana untuk pendidikan dan latihan. (Pengantar Ekologi.1986) Contoh pengaruh yang merugikan bagi ekosistem,yaitu : 1. 2.



Mengurangi jumlah tanaman, air, dan tanah. Hanya memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada tanpa adanya



3.



perbaikan terhadapnya. Hanya mengambil hasil dari Sumber Daya Alam tersebut. Dari hal diatas, manusia merupakan pengelola sekaligus perusak ekosistem



yang paling utama. Jadi di setiap lokasi atau wilayah diperlukan masyarakat dan pemerintah yang sadar akan keseimbangan ekosistem, (Pengantar Ekologi,1986). 1.



Spesies-spesies eksotik (pendatang) = spesies pendatang sering kali menjadi penyebab terhadap rusaknya atau musnahnya spesies asli suatu



2.



ekosistem. Degradasi habitat = kerusakan habitat oleh populasi dapat di artikan sebagai perubahan-perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negative terhadap kehidupan dan kesehatan bagi makhluk hidup.



13



3.



Ekploitasi secara berlebihan jika jumlah yang diambil lebih besar



4.



dibandingkan dengan sumber daya alam tersebut untuk memperbarui diri. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Usaha



Pelindungan



Konservasi.



Perlindungan



(konservasi)



keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu: 1. Insitu : adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. 2. Exsitu : adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli, namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan



hewan



di



kebun



binatang



merupakan



upaya



pemeliharaan exsitu. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara exsitu, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Upaya melestarikannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di antaranya: a. Taman Nasional Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik diaratan maupun di perairan.taman nasional memiliki fungsi ganda yaitu perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Taman nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi alam. b. Cagar Alam Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem, yang perkembanganya diserahkan pada alam dan untuk membudidayakan fauna dan flora yang hampir punah. 14



c. Hutan Wisata Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu di bina dan di pertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam,dan rekreasi, misalnya pangandaran. d. Taman Hutan Raya Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non alami, jenis asli atau pendatang, yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan,dan rekreasi. Taman ini dapat disebut sebagai taman propinsi, misalnya pulau sempu di Jawa Timur. e. Taman Laut Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna melidungi plasma nutfah lautan, misalnya Bunaken di sulawesi utara. f. Wana Wisata Wana wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungsi utamanya sebagai hutan produksi, juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata hutan. g. Hutan Lindung Hutan lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan yang di konservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosian untuk mengatur tata air. h. Kebun Raya Kebun raya adalah kumpulan tumbu-tumbuhan di suatu tempat, dan tumbuh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi, ilmu pengetahuan, 15



dan rekreasi, misalnya kebun raya bogor dan purwodadi. Selain tempat-tempat yang telah disebutkan diatas yang memang ditetapkan oleh pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun dapat dapat berpartisipasi alam pelestarian keanekaragaman hayati, bentuk partisipasi masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati, misalnya: 1) Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah. 2) Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainya. 3) Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah tangga, dan limbah pestisida. Usaha Perlindungan Melalui



Peraturan Perundangan. Tujuannya



untuk melindungi beberapa jenis hewan yang terdapat di Indonesia. Usaha Perlindungan Melalui Kepres. Misalnya, melalui Kepres No.4 Tahun 1993 telah menetapkan beberapa tumbuhan dan hewan asli Indonesia sebagai tumbuhan dan hewan Nasional. F. SUMBER PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN Dijelaskan oleh Bapak Fahan dari Dinas Kesehatan Unit Puskesmas Sangkan Hurip pada saat diskusi kesehatan di radio komunitas PASS FM, bahwa pengertian sehat menurut WHO adalah keadaan yang seimbang baik mental, fisik, tanpa adanya cacat. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah yang pertama faktor agen atau disebut pula faktor penyebab penyakit yang menjadi penyebab dari pada adanya penyakit, kedua faktor host, dalam hal ini adalah manusia sebagai objek dari pada penyakit, yang ketiga adalah faktor lingkungan dimana lingkungan adalah sebagai medianya. Manusia dalam hal ini sebagai host atau objek dari suatu penyakit. Penyakit didalam manusia sangat dipengaruhi oleh manusia itu sendiri. Bagaimana sikap atau perilaku manusia terhadap lingkungan. Agen yang biasa menyebabkan manusia itu biasa sakit terdiri dari dua macam, yang pertama ada dalam tubuh manusia (zat kimia eksogent). Faktor lingkungan sangat erat kaitannya dengan kesehatan manusia itu sendiri. Dimana udara, tanah, air, hewan, yang ada di lingkungan kita sendiri merupakan faktor yang bisa menyebabkan penyakit apabila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan adanya 16



ketidakseimbangan sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penyakit. Jenis penyakit yang berbasis lingkungan diantara pertama yang disebabkan oleh virus diantaranya ISPA, TBC, Paru, Diare, Polio, Campak, Cacingan dll. Kedua yang disebabkan oleh vektor nyamuk diantaranya DBD, Chikingunya, malaria dan lain-lain. Dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit-penyakit berbasis lingkungan ini harus ditangani secara bersama-sama tidak bisa secara sendirisendiri maka dari itu perlu dilakukan promosi kesehatan melalui berbagi media, baik cetak, elektronik, ataupun dipertemukan pengaturan lingkungan dengan system manajemen lingkungan yang cukup baik diharapkan lingkungan atau sangat mendorong terjadinya lingkungan yang sehat, sehingga tidak menjadi sumber penyakit bagi manusia. Diadakannya perlindungan secara khusus misalnya dengan adanya imunisasi yang dilakukan secara rutin dan konsisten, serta pemulian dan pelestarian lingkungan hidup. G. POLA PENYEBARAN PENYAKIT Pola penyebaran penyakit pada suatu wilayah terdiri dari beberapa faktor, antara lain : 1. Sampah Pengelolaan sampah yang kurang baik di suatu wilayah terutama ditempat-tempat umum, misalnya tempat wisata akan menimbulkan tempat tersebut menjadi sarang ataupun wabah penyakit. Dengan adanya sampah agent (penyebab penyakit) semakin mudah untuk berkembang biak. Hal ini akan menyebabkan penyakit yang dibawa oleh vektor akan meningkat sehingga hubungan antara host, agent dan vektor tidak seimbang. Dan penumpukan sampah juga akan menyebabkan lingkungan sekitar kotor dan masyarakat sekitar akan terserang penyakit seperti DBD, dan lain-lain. 2. Tata ruang Dalam suatu wilayah perlu adanya penataan ruang yang baik. Karena jika penantaaan ruang yang kurang baik akan menjadikan 17



penyebaran penyakit yang terkontak karena salah dalam penataan ruangan. Misalnya letak kamar mandi dengan septik tank harus sesuai dengan aturan yang ada, 3 meter dari kamar mandi. 3. Tumbuhan semak belukar Tumbuhan semak belukar merupakan tempat perlindunagn dari hewan-hewan vektor. Tempat-tempat gelap yang jarang tersentuh oleh manusia akan menyebabkan hewan vektor akan leluasa untuk berkembang biak, sehingga hal ini akan menimbulkan meningkatnya jumlah hewan vektor.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN



A. PROFIL TELAGA SARANGAN 1. Gambaran Umum Telaga Sarangan



18



Telaga Sarangan terletak di perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah tepatnya di bagian barat Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga Sarangan adalah sebuah objek wisata yang terletak lereng Gunung Lawu (3.265 m), di kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang menawarkan pesona alam yang masih asri dan alami. Meski secara administratif terletak di kabupaten Magetan, Jawa Timur, namun lokasi wisata ini lebih dekat dengan Tawangmangu di kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Dari Tawangmangu jaraknya hanya sekitar 5 km, sedangkan dari kota Magetan jaraknya sekitar 16 km. Karena terletak di pegunungan dengan ketinggian 1000 m dari permukaan laut, Telaga Sarangan selalu tertutup kabut dan memiliki hawa yang sejuk dengan suhu sekitar 18-25 derajat Celcius. Telaga Sarangan memiliki kedalaman 28 meter dengan luas sekitar 30 hektar. Sejuknya udara dipadu dengan indahnya pepohonan. Air Telaga Sarangan juga sangat jernih, tenang, dan menjadi cermin pegunungan dan gunung di sekelilingnya. 2. Kegiatan Tahunan (Adat Istiadat) Setiap tahun di telaga ini diadakan Ritual Labuh Sesaji dengan tujuan untuk mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta atas segala berkat dan berkah yang telah diberikan. Ritual ini biasanya diadakan pada hari Jumat Pon sesuai dengan kalender Jawa. Para pengunjung juga dapat melihat ritual yang diadakan di Telaga Sarangan Magetan ini. Ada juga Ledug Sura 1 Muharram dan pada malam tahun baru di sekitar telaga juga rutin diadakan pesta kembang api. 3. Kuliner di Sekitar Telaga Sarangan Setelah lelah berkeliling, bisa mengisi perut dengan kuliner khas wisata ini, yaitu sate kelinci. Harga sate kelinci juga cukup murah, sekitar Rp7.000 hingga Rp10.000 per porsi (termasuk lontong). Jika bosan dengan sate, Anda juga bisa mencicipi makanan khas lainnya, yaitu nasi pecel.



19



4. Penyewaan Speed Boat dan Kuda Dipinggir telaga tersedia perahu air, sepeda air, yang menyerupai bebek , speed boat, yang banyak disewakan di pinggir telaga sebagai salah satu sarana untuk mengelilingi telaga melalui air. Atau, dapat berkeliling menggunakan kuda yang ditawarkan penduduk sekitar. Naik kuda Rp50.000,00/orang sekali putaran Naik speed boat Rp50.000,00/orang sekali putaran 5. Hotel atau Penginapan di Sekitar Telaga Sarangan Di sini terdapat banyak penginapan dengan harga bervariasi mulai Rp60 ribu hingga Rp500 ribu per malam. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata. Dapat juga menginap di ruangan dengan 2 kamar tidur, kamar mandi dan ruang tamu dengan harga sekitar Rp 500.000,- untuk semalam. Atau ada juga yang hanya 1 kamar dengan harga yang lebih murah. Tempat penginapan ini juga menyediakan air panas untuk mandi dan untuk minum. Umumnya, hotel melati ini berlantai 2 sehingga dapat leluasa menikmati Telaga Sarangan dengan sudut pandang lebih luas. 6. Oleh-oleh dari Telaga Sarangan Setelah puas berwisata di Telaga Sarangan, sebelum kembali dapat berbelanja oleh-oleh dan cinderamata dari Telaga Sarangan. Dapat membeli tas, kaos atau kerajinan tangan lain yang merupakan hasil karya dari masyarakat sekitar, produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk puli, yaitu kerupuk dari nasi) dan juga sayur-sayuran serta buah-buahan yang tumbuh di daerah pegunungan. 7. Transportasi Menuju Telaga Sarangan Akses menuju Telaga Sarangan terbilang mudah karena pemerintah telah membangun jalan provinsi yang menghubungkan



Magetan – 20



Tawangmangu – Karanganyar – Solo. Kondisi jalan ini cukup bagus dan bisa dilewati oleh kendaraan kecil (mobil dan motor) maupun kendaraan besar (truk dan bus). Bagi yang menggunakan kendaraan umum, Telaga Sarangan dapat ditempuh dari dua arah. Jika berangkat dari Surabaya, dapat menggunakan bus umum menuju Madiun, kemudian dilanjutkan ke Magetan. Dari terminal Magetan naik angkutan umum jurusan Sarangan yang akan mengantar sampai ke lokasi. Untuk wisatawan yang berangkat dari Jakarta, Jawa Tengah, atau Yogyakarta, dapat naik bus atau kareta api tujuan Solo. Dari Solo berganti bus menuju Tawangmangu, kemudian naik angkutan umum jurusan Sarangan. 8. Harga Tiket Masuk Telaga Sarangan Untuk dapat menikmati pesona Telaga Sarangan, tiap orang dan kendaraan diwajibkan membayar tiket masuk. Berikut tiket masuk Telaga Sarangan. Tiket masuk Tiket sepeda motor Tiket mobil Tiket bus/truk Parkir sepeda motor Parkir mobil Parkir bus/truk



Rp10.000,00 Rp2.500,00 Rp5.000,00 Rp10.000,00 Rp1.000,00 Rp1.500,00 Rp2.500,00



9. Tempat Wisata Alternatif ( Air Terjun ) Dekat dengan Telaga Sarangan, ada pintu masuk menuju air terjun. Ada tiga buah air terjun yang dapat dikunjungi di sini yaitu air terjun Watu Ondo, Pundak Kiwo, dan Jarakan. Di dekat pintu masuk salah satu air terjun ini, ada bekas pesawat yang dijadikan monumen mengingat



21



Kabupaten Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang adalah Pangkalan Utama AURI. Jalan menuju air terjun tidak sulit, bahkan setengah perjalanan bisa dilakukan dengan mobil. Perjalanan menuju air terjun akan menjadi perjalanan yang menyenangkan dan akan melewati lereng gunung yang digunakan untuk perkebunan, juga dapat melihat berbagai tanaman sayuran yang mungkin jarang ditemui di kota lalu dapat mencelupkan kaki ke dalam air bening yang dingin dan segar yang digunakan untuk pengairan perkebunan. Hal ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang menarik. B. TITIK PENGAMATAN DAN PARAMETER FISIK 1. Titik 1 ( kampus ) Hari, tanggal : Sabtu, 14 Mei 2016 Pukul : 06.50 WIB Ketinggian



:0m



pH Tanah



: 4,1



Suhu Tanah



: 26ºC



Kelembaban Tanah



: 40 %



Suhu Udara



: 29ºC



Kelembaban Udara



: 76 %



2. Titik 2 (100 meter Barat Pasar Plaosan) Hari, tanggal : Sabtu, 14 Mei 2016 Pukul : 07.43WIB Ketinggian



: 500 m



pH Tanah



:5



Suhu Tanah



: 23ºC



Kelembaban Tanah



: 40 %



Suhu Udara



: 29ºC



Kelembaban Udara



: 72 %



3. Titik 3 (Telaga Sarangan) Hari, tanggal : Sabtu, 14 Mei 2016 22



Pukul



: 08.33 WIB



Ketinggian



: 900 m



pH Tanah



: 4,3 (dekat dari air)



pH Tanah



: 4 (jauh dari air)



Suhu Tanah



: 21ºC



Kelembaban Tanah



: 40 % (dekat dari air)



Kelembaban Tanah



: 40 % (jauh dari air)



Suhu Udara



: 27 ºC



Kelembaban Udara



: 69 %



pH Air



:6



C. KEANEKARAGAMAN HAYATI 1. Udara a. Titik 1 1) Flora a) 2) Fauna a) Kupu-kupu



23



Kerajaan : Animalia Divisi : Rhopalocera Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Suku : A. Superfamily Hesperioidea: a. Hesperiidae anggi B. Superfamily Papilionoidea: a. Papilionidae b. Pieridae c. Nymphalidae d. Lycaenidae e. Riodinidae b) Nyamuk Aedes Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Insecta



Ordo



: Diptera



Famili



: Culicidae



Genus



: Aedes



Upagenus: Stegomyia Spesies : A. aegypti Nama binomial : Aedes aegypti c) Lalat Kerajaan : Animalia 24



Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Upakelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Superordo: Panorpida Ordo : Diptera Subordo : Nematocera (termasuk Eudiptera) Brachycera d) Capung Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Insecta



Ordo



: Odonata



Upaordo : Epiprocta Infraordo: Anisoptera Suku



:



Aeshnidae Austropetaliidae Cordulegastridae Corduliidae Gomphidae Libellulidae Macromiidae Neopetaliidae Petaluridae b. Titik 2 1) Flora a) 2) Fauna a) Laba-laba Kerajaan : Animalia



25



Filum



: Arthropoda



Kelas



: Arachnida



Ordo



: Araneae



Subordo : Mesothelae Mygalomorphae Araneomorphae



b) Nyamuk Aedes Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Insecta



Ordo



: Diptera



Famili



: Culicidae



Genus



: Aedes



Upagenus: Stegomyia Spesies : A. aegypti Nama binomial : Aedes aegypti



c) Capung Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Insecta



Ordo



: Odonata



Upaordo : Epiprocta Infraordo: Anisoptera



26



Suku



:



Aeshnidae Austropetaliidae Cordulegastridae Corduliidae Gomphidae Libellulidae Macromiidae Neopetaliidae Petaluridae d) Burung Gereja Kerajaan



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Aves



Ordo



: Passeriformes



Upaordo



: Passeri



Infraordo



: Passerida



Superfamili : Passeroidea Famili



: Passeridae



Genera



:



Passer Petronia c. Titik 3 1) Flora a) 2) Fauna a) Burung Gereja Kerajaan



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Aves



Ordo



: Passeriformes



27



Upaordo



: Passeri



Infraordo



: Passerida



Superfamili : Passeroidea Famili



: Passeridae



Genera



:



Passer Petronia Carpospiza Montifringilla b) Nyamuk Aedes Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Insecta



Ordo



: Diptera



Famili



: Culicidae



Genus



: Aedes



Upagenus: Stegomyia Spesies : A. aegypti Nama binomial : Aedes aegypti c) Kupu-kupu Kerajaan : Animalia Divisi : Rhopalocera Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Suku : A. Superfamily Hesperioidea: a. Hesperiidae anggi



28



B. Superfamily Papilionoidea: a. Papilionidae b. Pieridae c. Nymphalidae d. Lycaenidae e. Riodinidae d) Capung Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Insecta



Ordo



: Odonata



Upaordo : Epiprocta Infraordo: Anisoptera Suku



:



Aeshnidae Austropetaliidae 2. Tanah a. Titik 1 1) Flora a) Pohon Mangga Kerajaan : Plantae Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Sapindales



Famili



: Anacardiaceae



Genus



: Mangifera



Spesies : M. indica Nama binomial : Mangifera indica 29



b) Anggrek Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Liliopsida



Ordo



: Asparagales



Famili



: Orchidaceae



Subfamilia : Lima anaksuku: 



Apostasioideae







Cypripedioideae







Epidendroideae







Orchidoideae







Vanilloideae



c) Tanduk Rusa Kerajaan : Plantae Divisi



: Pteridophyta



Kelas



: Pteridopsida



Ordo



: Polypodiales



Famili



: Polypodiaceae 30



Genus



: Platycerium



Spesies : P. bifurcatum



d) Pohon Cemara Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Fagales



Famili



: Casuarinaceae



Genera : Allocasuarina Casuarina Ceuthostoma Gymnostoma e) Pohon Belimbing Kerajaan :Plantae Divisi



:Magnoliophyta



Kelas



:Magnoliopsida



Ordo



:Oxalidales



Famili



:Oxalidaceae



Genus



:Averrhoa



Spesies



:A. carambola



2) Fauna a) Semut



31



Kerajaan : Animalia Filum



: Artropoda



Kelas



: Insekta



Ordo



: Hymenoptera



Upaordo : Apokrita Superfamili: Vespoidea Famili



: Formicidae



Anaksuku : 



Aenictogitoninae







Agroecomyrmecinae







Dan lain-lain.



b) Cacing Kerajaan : Animalia Filum



: Annelida



Kelas



: Oligochaeta



Upakelas: Haplotaxida Ordo



: Megadrilacea



Upaordo: Lumbricina + Moniligastrida Familia : 



Acanthodrilidae







Ailoscolecidae







Dan lain-lain.



c) Ayam Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Aves



Ordo



: Galliformes 32



Famili



: Phasianidae



Genus



: Gallus



Spesies : G. gallus Upaspesies:G. g. domesticus



d) Kucing Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Mammalia



Ordo



: Carnivora



Famili



: Felidae



Upafamili : Felinae Genus



: Felis



Spesies : F. catus e) Kelinci Kerajaan



: Animalia



Superfilum: Chordata Filum



: Vertebrata



Kelas



: Mammalia



Ordo



: Lagomorpha



Famili



: Leporidae



Genera



:



Pentalagus Bunolagus dan lain-lain. b. Titik 2 1) Flora a) Pohon lamtoro



33



Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Fabales



Famili



: Fabaceae



Upafamili : Mimosoideae Genus



: Leucaena



Spesies



: L. leucocephala



Nama binomial Leucaena leucocephala



b) Pohon pisang Kerajaan : Plantae Divisi



:



Magnoliophyta Kelas



: Liliopsida



Ordo



: Musales



Famili



: Musaceae



Genus



: Musa



Spesies : 



M. acuminata







M. balbisiana



c) Putri malu



34



Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Fabales



Famili



: Fabaceae



Upafamili: Mimosoideae Genus



: Mimosa



Spesies : M. pudica d) Padi Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Ordo



: Poales



Famili



: Poaceae



Genus



: Oryza



Spesies : O. sativa Nama binomial :Oryza sativa



e) Jagung Kerajaan : Plantae Ordo



: Poales



Famili



: Poaceae



Genus



: Zea



Spesies : Z. mays Nama binomial : Zea mays ssp. mays.



f) Pohon Pepaya



35



Kerajaan : Plantae Ordo



: Brassicales



Famili



: Caricaceae



Genus



: Carica



Spesies : C. papaya Nama binomial : Carica papaya



g) Rumput Gajah Kerajaan : Plantae Ordo



: Poales



Famili



: Poaceae



Bangsa : Paniceae Genus



: Pennisetum



Spesies : P. purpureum Nama binomial :Pennisetum purpureum h) Rumput Teki Ladang Kerajaan : Plantae Ordo



: Poales



Famili



: Cyperaceae



Genus



: Cyperus



Spesies : C. rotundus Nama binomial : Cyperus rotundus



i) Tumbuhan paku



36



Kerajaan : Plantae Divisi



:



Lycopodiophyta Pteridophyta/ Monilophyta



2) Fauna a) Semut Kerajaan : Animalia Filum



: Artropoda



Kelas



: Insekta



Ordo



: Hymenoptera



Upaordo : Apokrita Superfamili: Vespoidea Famili



: Formicidae



Anaksuku : 



Aenictogitoninae







Agroecomyrmecinae







Dan lain-lain.



b) Cacing Kerajaan : Animalia Filum



: Annelida



Kelas



: Oligochaeta



Upakelas: Haplotaxida Ordo



: Megadrilacea



Upaordo: Lumbricina + Moniligastrida Familia : 



Acanthodrilidae 37







Ailoscolecidae







Dan lain-lain



c) Katak Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Amphibia



Ordo



: Anura



Subordo : Archaeobatrachia Mesobatrachia Neobatrachia d) Anjing Kerajaan



: Animalia



Upakerajaan: Eumetazoa Filum



: Chordata



Upafilum



: Vertebrata



Kelas



: Mammalia



Upakelas



: Theria



Ordo



: Carnivora



Upaordo



: Caniformia



Famili



: Canidae



Upafamili



: Caninae



Genus



: Canis



Spesies



: C. lupus



c. Titik 3 1) Flora a) Lumut Daun Kerajaan : Plantae Divisi



: Bryophyta Schimp. 38



sensu stricto Kelas



:







Takakiopsida







Sphagnopsida







Andreaeopsida







Andreaeobryopsida







Oedipodiopsida







Polytrichopsida







Tetraphidopsida







Bryopsida



b) Tumbuhan Lumut



Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi



39



membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya. Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia. c) Rumput Gajah Kerajaan : Plantae Ordo



: Poales



Famili



: Poaceae



Bangsa : Paniceae Genus



: Pennisetum



Spesies : P. purpureum



d) Rumput Teki Ladang



40



Kerajaan : Plantae Ordo



: Poales



Famili



: Cyperaceae



Genus



: Cyperus



Spesies : C. rotundus



e) Pohon cemara Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Fagales



Famili



: Casuarinaceae



Genera : Allocasuarina Casuarina



f) Pohon lamtoro Kerajaan : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Fabales



Famili



: Fabaceae



Upafamili : Mimosoideae Genus



: Leucaena



Spesies



: L. leucocephala



g) Tumbuhan paku Kerajaan : Plantae Divisi



: Lycopodiophyta 41



dan Pteridophyta/ Monilophyta/ Polypodiophyta



2) Fauna a) Semut Kerajaan : Animalia Filum



: Artropoda



Kelas



: Insekta



Ordo



: Hymenoptera



Upaordo : Apokrita Superfamili: Vespoidea Famili



: Formicidae



Anaksuku : 



Aenictogitoninae







Agroecomyrmecinae







Dan lain-lain.



b) Ulat bulu Kingdom : Animalia Filum



:



Arthropoda Classis



: Insecta



Ordo



: 42



Lepidoptera Famili



:



Lasiocampidae Genus



:



Macrothylacia Spesies



:



Macrothylacia rubi



c) Monyet Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Mammalia



Ordo



: Primata



Famili



: Cercopithecidae



Genus



: Macaca



Spesies



: M. fascicularis



d) Laba-laba Kerajaan : Animalia Filum



: Arthropoda



Kelas



: Arachnida



Ordo



: Araneae



Subordo : Mesothelae Mygalomorphae Araneomorphae e) Cacing Kerajaan : Animalia Filum



: Annelida



Kelas



: Oligochaeta 43



Upakelas: Haplotaxida Ordo



: Megadrilacea



Upaordo: Lumbricina + Moniligastrida Familia : 



Acanthodrilidae







Ailoscolecidae







Dan lain – lain.



3. Air a. Titik 1 1) Flora a) 2) Fauna a) b. Titik 2 1) Flora a) 2) Fauna



a) Kepiting Sawah (Yuyu)



Yuyu sawah, Parathelphusa convexa Yuyu adalah sejenis kepiting air tawar. Kata ini diambil dari bahasa Jawa. Ketam air tawar ini ada banyak jenisnya, dan 44



kerap didapati di sungai-sungai, danau, dan persawahan; termasuk di parit-parit dan tanah bencah di sekitarnya. Dalam ilmu zoologi, jenis-jenis



yuyu



Parathelphusidae



biasanya atau



tergolong



ke



Gecarcinucidae,



dalam



suku



superfamilia



Gecarcinucoidea. Yuyu tidak jarang terlihat di luar air. Berbeda dengan kepiting laut yang sepasang kaki belakangnya berbentuk pipih, kaki yuyu semuanya memiliki ujung lancip. Tempurung punggung yuyu umumnya berwarna kecoklatan, kehitaman, hingga ungu gelap; kerap memiliki lekukan seperti bekas terinjak tapak kaki kuda. Tepi tempurungnya kadang-kadang ada yang memiliki beberapa duri kecil. b) Kecebong (Berudu)



Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = "hidup [pada tempat] berbeda-beda"). Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala).



c. Titik 3 1) Flora a) 2) Fauna a) Ikan nila



45



Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Osteichtyes



Ordo



: Perciformes



Famili



: Cichlidae



Genus



: Oreochromis



Spesies : Oreochromis niloticus Nama binomial : Oreochromis niloticus b) Ikan lele Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Actinopterygii



Ordo



: Siluriformes



Famili



: Clariidae



Genus



: Clarias



c) Ikan Mujair Kerajaan : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Actinopterygii



Ordo



: Perciformes



Famili



: Cichlidae



Genus



: Oreochromis



Spesies : O. mossambicus Nama binomial : Oreochromis mossambicus D. POLA PENDEKATAN DALAM EKOLOGI a) Pendekatan Biotik : komponen lingkungan yang terdiri atas mahluk hidup. Di lokasi Telaga Sarangan terjadi hubungan yang cukup baik 46



antara pedagang, pekerja dan komponen manusia lainnya hal ini dapat dilihat dari cukup terjaganya kebersihan di lokasi pariwisata tersebut sementara bagi pengunjung juga disediakan tempat sampah. Dilokasi Telaga Sarangan ditemukan fauna seperti kuda, monyet, ikan nila. Ikan lele, ikan mujair, kupu-kupu, burung gereja, dan semut. Sementara floranya ditemukan lumut, pohon cemara, tumbuhan paku, dan lain-lain. b) Pendekatan Abiotik : Komponen lingkungan yang terdiri dari benda mati seperti air, tanah, dan udara. Kondisi tanah di Telaga Sarangan masih cukup baik, hal ini dapat dilihat dari tumbuhan yang masih bisa hidup meskipun ada sedikit sampah yang berserakan namun belum terlalu mengganggu kondisi tanah di sekitar Telaga. Kondisi air di Telaga Sarngan masih cukup bagus, hal ini ditandai dengan adanya ikan yang ada di Telaga Sarangan. Sedangkan kondisi udara di Telaga Sarangan masih bagus, karena letaknya yang jauh dari jalan raya dan industri sehingga tidak ada pencemaran. Kalaupun ada pencemaran udara jumlahnya sangat kecil dan itupun berasal dari kendaraan yang digunakan pengunjung. c) Pendekatan Ekonomi : Adanya Telaga Sarangan yang



terletak di



Plaosan, Magetan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Di sekitar lingkungan Telaga Sarangan dimanfaatkan warga untuk mendirikan warung-warung yang menjual beraneka macam makanan untuk meningkatkan pendapatan seperti sate dan pecel, juga menjual sayur mayur dan makanan khas serta berbagai kerajinan. Pendapatan para pedagang tergantung dari tingkat keramaian Telaga Sarangan tersebut, apabila ramai maka pendapatan pedagang tinggi.biasanya ramai pada hari akhir pekan atau hari libur tertentu. Disana juga terdapat sewa perahu boat, sewa kuda yang digunakan sebagai mata pencaharian. d) Pendekatan Sosial : Telaga Sarangan dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu alternatif tempat wisata alam. Dengan adanya Telaga Sarangan dapat menyerap tenaga kerja sebagai pengelola wahana wisata ataupun



47



membuka perdagangan, selain itu Telaga Sarangan juga dijadikan sebagai tempat untuk memancing. e) Pendekatan Budaya : Setiap tahun di telaga ini diadakan Ritual Labuh Sesaji dengan tujuan untuk mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta atas segala berkat dan berkah yang telah diberikan. Ritual ini biasanya diadakan pada hari Jumat Pon sesuai dengan kalender Jawa. Para pengunjung juga dapat melihat ritual yang diadakan di Telaga Sarangan f)



Magetan ini. Ada juga Ledug Sura pada 1 Muharram. Pendekatan Politik : Pihak pemerintah menarik pembayaran tarif kepada para pengunjung sebesar Rp. 7.500 sampai Rp. 10.000,- per orang. Pendapatan tersebut digunakan untuk mengelola sarana dan prasarana di wilayah Telaga Sarangan.



E. PENCEMARAN LINGKUNGAN a) Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti telaga, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Telaga, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Seperti Telaga Sarangan yang dijadikan tempat pariwisata,air di Telaga Sarangan cukup bersih sehingga tidak menggangu kehidupan ikan atau biota air lainnya. b) Pencemaran Udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara yang terjadi di Telaga Sarangan disebabkan oleh asap kendaran pegunjung tetapi tidak sampai mengganggu. Di Telaga Sarangan suasananya nyaman dan menenangkan karena tidak terjadi kebisingan. 48



c) Pencemaran Tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami .pencemaran tanah yang terjadi di Waduk Bening disebabkan dari penimbunan sampah dan penanganan sampah yang salah. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan



populasi



yang



terkenaPencemaran



tanah



juga



dapat



memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Tanah pada Telaga Sarangan keadaannya cukup baik, hal ini ditandai dengan masih tumbuhnya berbagai macam tumbuhan. Walaupun demikian tetapi pencemaran tanah masih terjadi dilihat dari adanya sampah yang berserakan pada tanah. F. PENGENDALIAN PENCEMARAN Pengendalian pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara,salah satunya secara administratif. Pengendalian pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah



dengan



cara



mengeluarkan



kebijakan



atau



peraturan



yang



berhubungan dengan lingkungan hidup. Tindakan administratif seperti memasang slogan-slogan yang isinya menyatakan larangan melakukan tindakan yang merusak ekosistem telaga, seperti Buanglah sampah pada tempatnya atau dengan menambah jumlah tempat sampah agar pengunjung mudah membuang sampah. Penyebab pencemaran utama di Telaga Sarangan adalah sampah.



49



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1.



Telaga Sarangan adalah objek wisata yang menawarkan pesona alam yang masih asri dan alami yang terletak di kabupaten Magetan, Jawa Timur.



2.



Di daerah Telaga Sarangan memiliki suhu udara yang rendah dan kelembaban yang tinggi sehingga udara disekitar Telaga Sarangan terasa dingin.



3.



Hubungan yang ada dalam ekosistem dapat di lihat dari berbagai aspek, yaitu aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik. Semua aspek tersebut sangat erat kaitannya dan dapat mengembangkan taraf hidup dari masyarakat tersebut.



4.



Keanekaragaman hayati yang ada di Telaga Sarangan sangat beragam mulai dari flora, fauna, serta dari aktifikas biota air, tanah maupun udara.



5.



Di Telaga Sarangan terdapat vektor sehingga dapat menimbulkan pola terjadinya penyakit. 50



6.



Pengendalian ekosistem Telaga Sarangan dilakukan oleh pihak masyarakat dan pemerintah daerah setempat.



7.



Sumber pencemar utama di Telaga Sarangan adalah sampah.



B. SARAN 1.



Perlunya menjaga kelestarian lingkungan agar Telaga Sarangan terjaga.



2.



Perlunya menjaga keanekaragaman hayati yang ada di lokasi tempat wisata agar tidak punah.



3.



Masyarakat perlu menjaga kebersihan agar tidak timbul penyakit- penyakit yang berbasis lingkungan.



4.



Pengelolaan sampah yang ada di Telaga Sarangan perlu ditingkatan agar pengunjung atau masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.



DAFTAR PUSTAKA



https://yasiryafiat.wordpress.com/2015/03/07/telaga-sarangan-tujuan-terakhirliburan-tahun-baru-2015/ . Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/120-telaga-sarangan-magetan.html . Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. http://wisatanesia.co/objek-wisata-telaga-sarangan-magetan/ . Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. http://harga.web.id/harga-tiket-telaga-sarangan-magetan.info . Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. http://www.yukpiknik.com/jawa-timur/telaga-sarangan-magetan/ . Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Telaga_Sarangan. Diakses pada tanggal 24 Mei 2016. 51



https://id.wikipedia.org/wiki/ . Diakses pada tanggal 24 Mei 2016.



LAMPIRAN



Lokasi Praktikum Ekologi sebagai Wahana Wisata Alam



52



Lokasi Praktikum Ekologi



Daerah perekonomian di Telaga Sarangan (Perdagangan)



Daerah Perekonomian di Telaga Sarangan (Sewa Perahu Boat)



53



Lingkungan Praktikum Ekologi



Lingkungan Air dititik 3



Lingkungan Darat dititik 1



54



Higrometer



Termometer Tanah



Unsur Abiotik dan Biotik 55



Unsur Abiotik dan Biotik



Unsur Biotik



56



Unsur Biotik



Tarif masuk Telaga Sarangan



Tradisi Labuh Sesaji di Telaga Sarangan



Orang Memancing di Telaga Sarangan 57