Telur Ayam Arab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



LAPORAN HARIAN LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN TELUR AYAM ARAB SERTA KASUS PEMALSUAN YANG TERJADI DI MASYARAKAT



Disusun oleh: Kelompok D1-1 PPDH Periode II Semester 2 Tahun Ajaran 2020/2021 Rahmalia Dini Hanifa, SKH Kirana Rahmada Safitri, SKH Muchamad Ichnoor, SKH Abdul Aziz Maulana, SKH



B0901201005 B0901201031 B0901201048 B0901201073



Dosen Pembimbing: Dr drh Herwin Pisestyani, MSi



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2021



2



PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan pertambahan penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat akan gizi, diperlukan peningkatan ketersediaan sumber gizi terutama protein hewani. Telur ayam Arab sebagai salah satu sumber protein hewani memiliki beberapa kelebihan, diantaranya mempunyai kandungan protein yang tinggi. Menurut Triharyanto (2001), telur ayam Arab mengandung protein yang tinggi dengan kandungan lemak rendah, cangkang telur yang lebih tebal, ukuran kuning telur yang lebih besar, rasa yang lebih gurih dan tidak amis. Ayam arab memiliki keunggulan dari segi produktivitas, dibandingkan ayam Buras pada umumnya. Ayam Arab yang dikenal di masyarakat ada dua jenis yaitu ayam Arab putih (Silver) dan merah (Gold). Ayam Arab Silver mempunyai ciri-ciri warna bulu putih bertotol-totol hitam, dan di bagian kaki terdapat pigmen berwarna hitam, sedangkan ayam Arab Gold mempunyai ciri-ciri warna bulu merah keemasan dan bertotol-totol hitam di bagian sayap (Achmanu dan Muharlien 2011). Ayam Arab (Gallus turcicus) berasal dari ayam hutan dan merupakan salah satu ayam buras yang sudah beradaptasi di Indonesia dan mampu bereproduksi dengan kandungan pakan bernutrisi rendah. Ayam Arab lebih menguntungkan dibandingkan dengan ayam kampung, karena ayam kampung hanya mampu memproduksi telur 39-130 butir per tahun, sedangkan ayam Arab bila dibudidayakan secara intensif setiap tahun dapat bertelur hingga 280 butir (Binawati 2008). Telur ayam Arab merupakan salah satu jenis telur ayam lokal yang banyak beredar di pasar. Telur ayam Arab mempunyai bentuk dan warna kerabang serta kualitas isi yang mempunyai kemiripan dengan telur ayam kampung. Beredarnya telur ayam Arab mampu menutupi kekurangan persediaan telur ayam lokal (Sodak 2011). Banyak beredar berita tentang telur ayam arab yang dipalsukan dan dijual menjadi telur ayam kampung. Hal ini dikarenakan kemiripan bentuk dan warna dari telur ayam arab yang hampir sama dengan telur ayam kampung. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kandungan telur ayam arab serta kasus pemalsuan yang terjadi di masyarakat.



3



TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab Ayam arab merupakan salah satu jenis ayam buras yang awalnya berasal dari Belgia yang disebut dengan nama Brakel kriel. Ayam tersebut merupakan salah satu ayam petelur unggul di Belgia. Klasifikasi ayam arab menurut Erlankgha (2010) yaitu sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub filum : Vertebrata Class : Aves Sub Family : Phasianidae Family : Phasianidae Genus : Gallus Spesies : Gallus turcicus. Ayam arab pertama kali dikembangkan di Indonesia pada tahun 90-an (Kholis dan Sitanggang 2002). Ayam ini memiliki adaptasi yang sangat baik dengan kondisi lingkungan dan iklim tropis Indonesia. Ayam arab memiliki ciri fisik , berwarna lurik hitam putih atau coklat, badannya berbulu tebal dan memiliki jengger tunggal bergerigi. Produksi telur ayam arab setara dengan produksi telur ayam Leghorn mencapai 80-90% dari total populasi. Produksi telur ayam arab mencapai 190-250/ekor/tahun (Nataamijaya et al. 2003). Ayam arab di Indonesia memiliki dua varian warna, yaitu silver (braekel kriel silver) dan golden (braekel kriel gold), ayam arab silver lebih banyak dikenal dan dibudidayakan. Ayam Arab pada umumnya memiliki keunggulan yaitu tahan penyakit, konsumsi pakan rendah, mudah pemeliharaannya dan mampu bertelur sepanjang tahun (Prawitasari et al. 2012). Ayam Arab silver betina dapat mencapai bobot 1.4 kg, sedangkan bobot jantan dewasa mencapai 1,7 kg. Ayam Arab golden jantan dapat mencapai bobot 1,8 kg dan betina dewasanya sebesar 1,3 kg (Linawati 2009). Ayam Arab memiliki rata-rata pertambahan bobot badan 13,44 gram/ekor/hari (Mahfudz et al. 2011). Karakteristik dan Kandungan Telur Ayam Arab Telur ayam arab merupakan salah satu jenis telur ayam lokal yang banyak beredar di masyarakat. Telur ayam arab mempunyai bentuk, warna kerabang, dan kandungan yang



4



mirip dengan telur ayam kampung (Sodak 2011). Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yumna et al. (2013) kuantitas telur ayam arab yang terdiri dari bobot telur, jumlah telur, dan indeks telur terdapat sedikit perbedaan antara telur ayam arab silver dan gold seperti pada Tabel 1. Penelitian ini menggunakan masing-masing 30 ekor ayam. Tabel 1. Rataan kuantitas telur (bobot telur, jumlah telur, indeks telur) ayam arab Ayam Arab Variabel Bobot telur (g) Jumlah telur (butir) Indeks telur (%)



Silver Rataan 42.75 ± 2.22 28.63 ± 0.76 0.74 ± 0.3



Gold Rataan 46.81 ± 2.22 28.73 ± 0.64 0.74 ± 0.3



Telur ayam arab tidak memiliki perbedaan warna antara kedua jenisnya. Warna kuning telur dipengaruhi kandugan zat xanthophyl dalam pakan seperti jagung. Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2008) bahwa bahan pewarna kuning telur xanthophyl yaitu suatu pigmen karoten dari pakan yang dimakan ayam. Pigmen tersebut ditransfer ke dalam aliran darah dan kuning telur. Selanjutnya kandungan lemak pada telur ayam arab yaitu sekitar 33% (Yumna et al. 2013). Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan lemak dalam kuning telur bisa berasal dari pakan, lingkungan dan umur ayam. Menurut Bell and Weaver (2002), kuning telur lebih banyak mengandung lemak dibandingkan dengan putih telur karena deposit lemak terbanyak berada di dalam kuning telur. Adapun kadar protein pada telur ayam arab sekitar 18.7% (Yumna et al. 2013). Fungsi protein dan asam amino yaitu pembentuk enzim, pembentuk bagian tubuh seperti bulu, sperma pada pejantan dan kuning telur pada betina, pengikat mineral tertentu, untuk transportasi dan penyimpanan unsur-unsur mineral ke seluruh tubuh serta digunakan sebagai sumber energi (Djularji et al. 2006). Nilai haugh unit telur ayam arab berkisar antara 87-99. Nilai haugh unit merupakan nilai yang mencerminkan keadaan albumin telur yang berguna untuk menentukan kualitas telur yaitu korelasi antara bobot telur dan tinggi putih telur. Indeks kuning telur yang dimiliki oleh telur ayam arab yaitu 0.43-0.46. Nilai haugh unit dan nilai indeks kuning telur merupakan parameter intrinsik kualitas telur dimana semakin tinggi nilainya menunjukkan kualitas yang semakin bagus (Nusantoro et al. 2019).



HASIL DAN PEMBAHASAN Beredarnya telur ayam arab yang dilabeli dengan ayam kampung menimbulkan kerugian bagi konsumen dan peternak ayam kampung asli. Terjadinya penipuan ini dikarenakan beberapa keuntungan yang diperoleh jika melabeli telur ayam arab sebagai telur ayam kampung. Dikarenakan kesamaan fisiknya, sehingga secara inspeksi kedua jenis



5



telur ini sulit dibedakan. Namun, juga terdapat perbedaan pada kedua telur ini baik secara nutrisi maupun nilai ekonomi. Berikut merupakan perbedaan karakteristik antara telur ayam arab dan telur ayam kampung. 1. Fisik  Bobot telur Bobot telur merupakan berat yang dimiliki oleh sebutir telur. Menurut Wahyu (1985) Bobot telur dipengaruhi oleh faktor genetik, umur induk, suhu lingkungan dan ransum. - Ayam arab memiliki kisaran bobot antara 31-52gr (Sodak 2011) - Ayam kampung memiliki kisaran bobot antara 35-40gr (Sarwono 1985)  Bobot kuning telur Rata-rata bobot kuning telur ayam kampung 14,84 g dan rata-rata bobot kuning telur ayam arab 15,62 g. lebih tinggi telur ayam arab  Warna kerabang Warna kerabang telur ayam kampung sebagian besar berwarna putih atau kecoklatan yang sama halnya dengan ayam arab juga berwarna putih.  Indeks telur Indeks telur yang baik berkisar 70%-79% (Nasution, 2009). Menurut Sodak (2011), kisaran indeks telur yang normal adalah 70%-74%. Telur yang baik berbentuk oval dan idealnya mempunyai Shape Index (SI) antara 72-76 (Haryono, 2000). Bentuk telur secara umum disebabkan oleh faktor genetis. Setiap induk bertelur berurutan dengan bentuk yang sama, yaitu bulat, panjang, atau lonjong (Suprijatna et al.,2005). Indeks telur ayam kampung dan telur ayam arab tidak berbeda nyata (P>0,05). indeks telur ayam kampung 77,20 % dan rata-rata indeks ayam arab 76,18 % data tersebut menyebutkan bahwa telur ayam kampung memiliki indeks yang lebih tinggi. Berdasarkan data karakteristik tersebut, fisik telur ayam kampung dan ayam arab tidak berbeda nyata. Sehingga faktor ini menjadi sangat mungkin maraknya pemalsuan telur ayam kampung yang terjadi. 2. Kandungan nutrisi Telur secara umum mengandung zat-zat nutrien seperti air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Telur ayam kampung dikonsumsi masyarakat karena diketahui bahwa kandungan vitamin E di dalamnya lebih banyak dua kali lipat dari telur ayam ras, kandungan lemak omega-3 2,5 kali lebih banyak daripada telur ayam ras (Saly et al., 2016). Omega 3 adalah asam linoleat yang berfungsi untuk pembentukan spingomielin dan komponen struktural sel saraf (mielin). Omega 3 mempengaruhi kinerja perkembangan otak, pada nutrisi yang penting untuk pertumbuhan otak dan mata anak-anak (Diana, 2013). Berikut ini merupakan perbedaan nutrisi antara telur ayam kampung dan telur ayam arab.



6 Komponen



Ayam kampung



Ayam arab



Kadar air



74 %



72.9%



Kadar abu



-



-



Protein



12.8%



12.7%



Lemak



11.5%



9.2%



Karbohidrat



11.5%



3.7%



-



-



Mineral



Bagian telur ayam yang banyak mengandung vitamin adalah kuning telur. Sebutir telur ayam mengandung 12% vitamin A, 6% vitamin D, 9% riboflavin dan 8% asam pantontenat. Telur ayam juga mengandung zat-zat mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, natrium, khlor, ferrum, yodium, zinkum, kobalt, kuprum, dan mangan. Kandungan mineral dalam kuning telur sangat rendah, dan fosfor merupakan mineral paling banyak terdapat dalam kuning telur. Berdasarkan perbandingan data tersebut kandungan protein pada kedua telur ayam tidak berbeda nyata. Sedangkan pada kandungan karbohidrat sangat berbeda dan lebih tinggi ayam kampung. Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi paling penting bagi makhluk hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel (Oguntunji 2010). Parameter Bobot telur Bobot kuning telur indeks



Telur ayam kampung 35-40gr 14.84gr 77.2%



Telur ayam arab 31-52 gr 15gr 76.18



Komoditas yang dihasilkan oleh ayam petelur merupakan prospek pasar yang sangat baik, karena telur ayam merupakan barang publik yaitu suatu komoditas yang mudah diperoleh. Telur ayam mudah diolah, mudah dikonsumsi, kaya akan nutrisi penting dan mengandung anti oksidan yang dibutuhkan oleh tubuh (Alexander et al. 2016). Pemasaran adalah suatu kegiatan di mana terjadi suatu proses pertukaran arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen (Abdullah 2012). Dalam kegiatan pemasaran terkandung pengertian adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang harus dipuaskan berupa barang dan jasa. Tujuan kegiatan pemasaran ini adalah untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan di saat mereka membutuhkan. Karena itu suatu perusahaan harus dapat memahami keinginan dan kebutuhan dari konsumen, serta mengetahui strategi-strategi pemasaran yang harus dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Belakangan ini banyak sekali terdapat pemberitaan di berbagai media sosial terkait dengan pemalsuan terhadap telur, salah satunya yaitu



7



pemalsuan telur ayam kampung dengan menggunakan telur ayam arab. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya pasokan telur ayam kampung di tengah permintaan yang tinggi, sehingga menjadi peluang pasar menggunakan telur dari ayam jenis lain, seperti ayam arab. Upaya pencegahan terhadap pemalsuan telur ayam diantaranya yaitu dengan cara meningkatkan populasi ayam kampung sehingga ketersediaan telur ayam kampung meningkat pula dan hal ini akan mendorong terpenuhinya kebutuhan konsumsi telur ayam kampung di masyarakat, karena supply lebih sedikit dari demand ini yang menjadi penyebeb harga telur ayam kampung tinggi. Telur ayam kampung yang dipalsukan dengan menggunakan telur ayam arab menyebabkan telur tersebut sudah tidak memenuhi syarat utuh. Oleh karena itu edukasi kepada para penjual dan pembeli telur ayam kampung juga dapat dilakukan berupa program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait dengan syarat bahan pangan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) dalam rangka mencegah terjadinya pemalsuan terhadap telur serta bahan pangan lainnya, guna menjaga ke ASUHannya. Menurut Kolter dan Roberto (1989), KIE merupakan upaya perubahan sosial yang diorganisasikan dengan baik oleh sekelompok orang dalam jangka pendek ataupun panjang dengan tujuan untuk mengubah, mengganti atau memperkenalkan ide-ide, gagasan, kepercayaan atau perilaku kepada sekelompok orang.



SIMPULAN Telur ayam arab merupakan salah satu jenis telur ayam lokal yang banyak beredar di pasaran. Banyaknya pemberitaan di media sosial terkait dengan pemalsuan telur ayam kampung yang diganti dengan menggunakan telur ayam arab disebabkan akibat banyak kesamaan fisik antara kedua telur ayam tersebut, sehingga secara inspeksi kedua jenis telur ini sulit dibedakan. Minimnya pasokan telur ayam kampung di tengah permintaan yang tinggi juga merupakan faktor penyebabnya. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menigkatkan populasi ayam kampung dan KIE terkait dengan syarat bahan pangan yang ASUH.



8



DAFTAR PUSTAKA Abdullah, T., dan T. Francis. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Achmanu dan Muharlien, 2011. Ilmu ternak unggas. UB press. Malang Alexander, D. D., P.E. Miller, A.J. Vargas, D.L. Weed, and S.S. Cohen. 2016. Metaanalysis of Egg Consumption and Risk of Coronary Heart Disease and Stroke. Journal of the American College of Nutrition, 35(8):704-716. Bell D, Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. USA: Kluwer Academic Publishers. Binawati, K. 2008. Pengaruh lanskeptur terhadap kualitas telur ayam Arab. Journal of Science. 1 (2) : 28-34. Djularji A, Muis H, Alatif S. 2006. Nutrisi Aneka Ternak dan Satwa. Padang (ID): Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Erlankgha M. 2010. Ayam Arab. http://www.infoternak.com/ayam-arab. Diakses pada 2021-04-12. Kartasudjana R, Suprijatna E. 2008. Manajemen Ternak Unggas. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Kholis S, Sitanggang M. 2002. Ayam Arab dan Poncin Petelur Unggul. Jakarta (ID): Agro Media Pustaka. Kolter, Philip and Eduardo L. Roberto. 1989. Sosial Marketing : Strategy for Changing Public Behaviour. The Free Pess, New York. Linawati 2009. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mahfudz LD, Atmomarsono U, Sunarti D, Suprijatna E, Sarjana TA. 2011. Protein consumption and efficiency of kedu, arab and their crossing chickens fed diets with different protein levels. J. Poultry Science. 31(2) : 491 – 500. Nataamijaya AG, Setioko AR, Brahmantiyo B, Diwyanto K. 2003. Performans dan karakteristik tiga galur ayam lokal (Pelung, Arab, dan Sentul). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2003. Nusantoro S, Rouf A , Wulandari S , Nurkholis , Kustiawan E, Awaludin A, Utami MMD. 2019. The use of Golden snail (Pomacea canaliculata) egg as source of carotenoid for improvement of Arabic Chicken egg quality. Second International Conference on Food and Agriculture. IOP Publishing. Prawitasari RH, Ismaidi VDYB, Estiningdriati I. 2012. Kecernaan protein kasar dan serat kasar serta laju digesta pada ayam arab yang diberi ransum dengan berbagai level Azolla microphylla. Anim Agric J. 1(1): 471-483. Sodak JF. 2011. Karakteristik fisik dan kimia telur ayam arab pada dua peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Yumna MH, Zakaria A, Nurgiartiningsih A. 2013. Kuantitas dan kualitas telur ayam arab (Gallus turcicus) silver dan gold. JIIP. 23(2): 19-24.