(Template) 02A. INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI 002 BAGIAN 1 INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN Tujuan Pembelajaran: 1. Menganalisis konsep ekosistem 2. Menganalisis pola interaksi dalam ekosistem A. PENGERTIAN EKOSISTEM Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan juga erat kaitannya dengan ekosistem. Ekosistem adalah interaksi makhluk hidup satu dengan yang lainnya dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Dalam suatu ekosistem, terdapat makhluk hidup sebagai komponen biotik dan benda tak hidup seperti tanah sebagai komponen abiotik. 1. Komponen Biotik Komponen biotik adalah komponen dalam ekosistem yang mengacu pada makhluk hidup atau organisme. Artinya semua makhluk hidup dalam ekosistem termasuk dalam komponen biotik, baik itu manusia, hewan, tumbuhan, hingga makhluk mikroskopik seperti bakteri atau dekomposer. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, komponen biotik ini dibedakan menjadi tiga, yakni produsen (autotrof), konsumen (heterotrof), dan pengurai (dekomposer). a. Produsen (Organisme Autotrof) Pengertian produsen atau organisme autotrof adalah komponen biotik atau makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanannya sendiri. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri lewat proses fotosintesis karena tumbuhan memiliki klorofil dan bisa mendapatkan karbondioksida, air, dan sinar matahari sebagai syarat melakukan fotosintesis. b. Konsumen (Organisme Heterotrof) Konsumen atau organisme heterotrof adalah komponen biotik atau makhluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri dan bergantung pada organisme lain sebagai bahan makanan. Hewan dan manusia termasuk sebagai konsumen atau organisme heterotrof ini. Terdapat 3 jenis-jenis konsumen berdasarkan dari sumber makanan yang dikonsumsi antara lain yaitu: • Herbivora, yakni organisme yang sumber makanannya adalah tumbuhan. Contoh herbivora misalnya sapi, kambing, kerbau, rusa, jerapah, dan zebra. • Karnivora, yakni organisme yang sumber makanannya adalah organisme lain. Contoh karnivora misalnya singa, harimau, buaya, serigala, dan hiu. • Omnivora, yakni organisme yang sumber makanannya bisa berasal dari tumbuhan atau organisme lain. Adapun contoh omnivora misalnya manusia, beruang, monyet, ayam, tikus, dan babi. c. Pengurai (Dekomposer) pengurai atau dekomposer adalah organisme yang bertugas untuk menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya yang telah mati untuk dijadikan mineral dan unsur hara tanah. Adanya dekomposer membuat keseimbangan ekosistem terjaga karena semua organisme kembali lagi ke asal bentuknya menjadi sumber daya alam. Contoh pengurai misalnya bakteri, jamur, cacing tanah, dan sebagainya. Ekosistem dibagi menjadi dua berdasarkan macam habitatnya: ekosistem darat dan akuatik. Ekosistem darat seperti padang rumput, hutan, gurun dan tundra. Ekosistem Akuatik seperti ekosistem air air tawar, ekosistem estuarina dan ekosistem marine. Ekosistem darat dibedakan atas dasar vegetasi yang dominan. Ekosistem akuatik dibedakan atas sifat kimia yaitu kadar garamnya, ekosistem air tawar (kadar garam sangat rendah) di dalamnya yang termasuk danau, kolam, rawa, ngarai dan sungai. Samudera dan laut merupakan ekosistem marine (kadar garam sangat tinggi).



2. Komponen abiotik Komponen abiotik adalah komponen tidak hidup yang ada pada sebuah ekosistem. Adanya komponen abiotik sangat menentukan apa saja jenis makhluk hidup yang bisa tinggal dan bertahan di sebuah lingkungan ekosistem tertentu. Yang termasuk dalam komponen abiotik atau tak hidup dalam ekosistem antara lain adalah air, udara, tanah, suhu, kelembaban, sinar matahari, iklim, topografi, dan lain-lain. B. INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM Dalam lingkungan yang normal atau alami, antar komponen menjalin interaksi. Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan biotik maupun antar komponen yang ada dalam kedua komponen tersebut. Berikut ini jenis interaksi antar makhluk hidup. 1. Netralisme Netralisme adalah interaksi antara dua jenis organisme yang tidak saling memengaruhi. Interaksi netralisme sesungguhnya jarang terjadi di alam. Contoh: kambing vs kupu-kupu. 2. Predasi Predasi adalah hubungan antara organisme pemangsa (predator) dengan organisme yang dimangsa (prey) dalam suatu ekosistem. Interaksi antar makhluk hidup dalam ekosistem sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hubungan yang merugikan salah satu makhluk hidup (antagonisme) serta hubungan makhluk hidup yang menguntungkan makhluk hidup lainnya (protagonisme). Dalam hal ini, predasi merupakan contoh antagonisme. Predasi hanya menguntungkan pihak predator yang mendapat makanan, sementara hewan yang dimangsa mati dimakan predator. Hubungan ini sangat erat, sebab tanpa mangsa, predator tidak bisa bertahan hidup. Predator juga memiliki manfaat, yaitu berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh: Singa memangsa rusa, beruang kutub memangsa ikan salmon, paus pembunuh memangsa anjing laut, dan lain-lain. 3. Kompetisi Kompetisi adalah interaksi yang berbentuk persaingan antar organisme dalam upaya mendapatkan kebutuhan hidup yang sama. Kompetisi terjadi pada individu-individu yang berada dalam satu komunitas. Kompetisi terutama terjadi dalam hal perebutan sumber makanan, habitat, atau pasangan. Ketika sumber makanan tidak sebanding dengan jumlah individu yang menempati wilayah tersebut, maka kompetisi akan semakin besar. Kompetisi terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu: • Kompetisi intraspesifik: terjadi pada individu-individu yang termasuk dalam satu spesies yang sama. Misalnya kompetisi yang terjadi antara kambing-kambing dalam suatu populasi untuk mendapatkan makanan berupa rumput. • Kompetisi interspesifik: adalah kompetisi yang terjadi pada individu-individu yang berlainan spesies. Kompetisi ini terjadi jika dua atau lebih populasi menempati niche yang sama dalam suatu wilayah yang sama dan memiliki kebutuhan hidup sama. Misalnya kompetisi antara kambing dan kerbau dalam mendapatkan rumput. 4. Simbiosis Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti “dengan” dan biosis yang berarti “kehidupan”. Jadi, simbiosis diartikan “hidup bersama”. Simbiosis merupakan istilah untuk menunjukkan adanya interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan. Ada beberapa bentuk simbiosis, yakni simbiosis mutualisme, komensalisme, amensalisme, dan parasitisme. • Simbiosis Mutualisme Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua organisme yang bersifat saling menguntungkan. Simbiosis ini disebut juga simbiosis obligat. Contohnya interaksi antara serangga dengan tanaman berbunga. Serangga membantu tanaman dalam penyerbukan. Adapun tanaman menyediakan nektar yang terkandung dalam bunga bagi serangga sebagai sumber makanannya. • Simbiosis Komensalisme Simbiosis komensalisme adalah interaksi antara dua organisme yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lainnya. Contoh simbiosis komensalisme adalah hubungan antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora yang melekatkan tubuhnya pada tubuh ikan hiu menggunakan sucker (alat pelekat) menjadi aman dan terhindar dari ancaman pemangsanya. Ia juga mendapatkan sisa-sisa makanan yang tercecer dari mulut ikan hiu. Adapun ikan hiu tidak terpengaruh dengan adanya ikan remora. Ikan hiu tidak dirugikan ataupun diuntungkan. • Simbiosis Parasitisme Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua organisme yang memberikan keuntungan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Pihak yang diuntungkan disebut parasit, sedangkan pihak yang dirugikan disebut inang (hospes). Contohnya adalah interaksi antara pohon dengan benalu. Benalu mendapatkan makanan dari pohon, sedangkan pohon dirugikan karena makanannya diambil oleh benalu. Ada 2 macam parasitis, yaitu: • Endoparasit: adalah parasit yang hidup di dalam jaringan tubuh inangnya. Contohnya adalah cacing perut, cacing hati, dan Plasmodium.







Ektoparasit: adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh inangnya. Contohnya kutu daun, benalu, dan kutu rambut, nyamuk dengan manusia. Faktor abiotik sangat menentukan dalam sebaran dan kepadatan organisme dalam suatu daerah. Hal ini berkaitan erat dengan masalah adaptasi dan suksesi organisme terhadap faktor-faktor lingkungannya. Adaptasi adalah suatu kemampuan makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Berikut ini adalah beberapa bentuk adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. a. Adaptasi Morfologis Adaptasi Morfologis merupakan suatu jenis adaptasi menyangkut perubahan bentuk struktur tubuhnya disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Misalnya: pada bentuk tubuh manusia, orang eskimo yang hidup di daerah arktik yang dingin mempunyai bentuk tubuh yang pendek dan kekar. Bentuk demikian mempunyai nisbah luas permukaan tubuh terhadap volume tubuh yang kecil. Dengan nilai nisbah yang kecil itu, panas badan yang hilang dari tubuh dapat dikurangi. Pada golongan tumbuhan yang hidupnya di rawa pantai, ia memiliki buah/biji yang sudah berakar sebelum jatuh ke lumpur pantai agar dapat terus tumbuh di lingkungan tersebut, seperti golongan Rhizophora (tumbuhan bakau). Contoh lain adalah: 1) adaptasi pada morfologi paruh burung yang disesuaikan dengan jenis makanannny, 2) bentuk kaki burung sesuai dengan cara hidupnya, 3) tipe mulut serangga sesuai dengan cara hidupnya, 4) bentuk gigi pada omnivora, herbivora, dan karnivora sesuai dengan jenis makannya. b. Adaptasi Fisiologis Adaptasi Fisiologis merupakan suatu jenis adaptasi menyangkut perubahan kerja faal organ tubuh disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Misalnya, tubuh manusia jika terdedah oleh udara dingin maka pembuluh darah di wajah akan mengerut dan akan terasa dingin, usaha ini dilakukan untuk mengurangi hilangnya panas. Pada tumbuhan adaptasi fisiologi ditunjukkan oleh luas permukaan daun-daunnya sehubungan dengan lingkungan hidupnya, seperti: tumbuhan serofit (hidup di gurun/ daerah kering, seperti kaktus) memiliki daun-daunnya serupa duri atau sempit saja, sedangkan tumbuhan hidrofit (hidup di air, seperti eceng gondok) memiliki daun-daunnya berukuran lebar-lebar dan batangnya berongga untuk mengimbangi kadar air tubuhnya dengan masalah penguapan yang terjadi. c. Adaptasi Perilaku Adaptasi prilaku merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap faktor lingkungan yang ditunjukkan oleh perilakunya. Contoh lainnya adalah kerbau yang berkubang jika kepanasan, lumba-lumba memiliki kebiasaan meloncat-loncat di atas permukaan air untuk menghirup udara, karena bernapas menggunakan paru-paru. Pada tumbuhan yang melakukan adaptasi perilaku adalah pohon jati dan pohon kedondong yang akan menggugurkan daunnya saat musim kemarau untuk meminimalkan laju transpirasi (penguapan).