Teologi Pertumbuhan Gereja 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH TEOLOGI PERTUMBUHAN GEREJA Dosen : Pdt. Oral Oko, M.Th RANGKUMAN CATATAN



Oleh : Timoti Jannes 11.20.009



PROGRAM STUDI TEOLOGI SEKOLAH TINGGI ALKITAB JEMBER TA 2021/2022



BAB I 1



TEOLOGI PERTUMBUHAN GEREJA Teolog mengatakan kisah para rasul merupakan buku pertumbuhan kuantittas BUKTI KISAH PARA RASUL MENUNJUKAN PERTUMBUHAN GEREJA 1. KIS 2; 41-42 2. KIS 4: 32-37 3. KIS 6:7 4. KIS 5 : 12-16 5. Kis 10



Sedangkan pertumbuhan kualitas adalah 12 kitab Paulus ROMA-FILEMON Ada beberapa cara/aspek Menilai kualitas jemaat 1. aris (aktif pelayanan) 2. windani (cara hidup) 3. yusten (kehidupan doa) 4. ploni (prinsip hidup) 5. seberapa berdampak (timoti)



dalam proses pendewasaan gereja mula, perhatian terhadap usaha pertumbuhan gereja juga telah diusahakan oleh pemberita injil misi modern (misi abad-18). Penyebabnya ialah pemberita injil yg mendirikan gereja mula-mula adalah seorang teolog handal. Sama seperti Paulus yang memfokuskan terhadap pertumbuhan kualitas jemaat melalui pengajarannya. Kesatuan antar gereja, penginjilan dan 2



teologia merupakan salah satu faktor vital dari hasil besar yang diraih dan kita nikmati. Dulu misalnya saat ada perpindahan antara jemaat gereja bisa jadi masalah, dulu juga saat protestan dan Kristen digabungkan ada ketidak cocokan namun sekarang saat ada kkr semua bisa bergabung ada KESATUAN TUBUH KRISTUS. Begitupun dalam aspek penginjilan dulu saat menginjili harus bawa bendera sebagai institusi - Pemahaman Alkitab yang mendalam menunjukan bahwa gereja tak ubahnya hanya sebagai suatu oraganisasi di dunia bila penginjilan dunia tak menjadi focus utama - Teologia hanya merupakan suatu dogma tak bernyawa bila terlepas dari penginjilan dunia - Sebaliknya penginjilan dapat menjadi kegiatan liar tak terkendali bila bertumpu pada gereja dan tak berakar pada teologia ayat alkitabiah. Maksudnya kita harus memiliki teologia yang baik untuk berakar dan bertumbuh namun disisi lain penginjilan terhadap dunia Usaha menyatukan 3 sisi/aspek utama ini akan membuahkan pertumbuhan gereja yang dinamis dan sehat baik secara kuantitas maupun kualitas. Jadi fokusnya adalah penginjilan yang benar dan dasar teologi yang baik I.



Definisi pertumbuhan gereja



Kata pertumbuhan gereja sering menimbulkan ketidakjelasan dalam arti,karena pertumbuhan gereja tidak dapat dikerjakan oleh manusia sendri melainkan Tuhanlah yang membuat gereja bertumbuh. Definisi formal mengenai pertumbuhan gereja yang tertulis dalam anggaran dasar “nort American society for chruch growth” adalah suatu disiplin ilmu yang menyelidika sifat-sifat, perluasan, perintisan, pelipat gandaan, fungsi dan kesejahteaan gereja-gereja Kristen dalam 3



hubungannya dengan penerapan yang efektif dari amanat Allah yang menjadikan suatu bangsa muridnya (MATIUS 28: 18-29). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa hal yang dibahas dalam pertumbuhan gereja tidak secara langsung berhubungan dengan penginjilan dan dalam hal ini pengertian pertumbuhan gereja lebih luas dibandingkan pengertian penginjilan itu sendiri. Pengertian gereja menurut beberapa pakar ; 1) Peter wagner Peter wagner mendefinisikan pertumbuhan gereja adalah segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang yang tiodak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus ke dalam peresekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab.



2) Kris marantika Pertumbuhan gereja adalah suatu pekerjaan Allah tri tunggal. Allah Bapa merencanakan dan membentuk gereja dari kekekalan masa lampau. Allah Anak menebus dan menyucikan gereja dalam kematian dan kebangkitannya (Efesus 1 :4-13) pekerjaan bapa dan anak telah usai, kini tinggalah bagi peranan roh kudus dalam menyelesaikan rogram Allah pada masa kini menuju era dunia adil dan Makmur. Jadi pribadi yang menjadi pergerakan dinamika central dalam pertumbuhan gereja masa kini adalah Roh Kudus



II.



KLASIFIKASI PERTUMBUHAN GEREJA



Setiap gereja yang ada di muka bumi ini pasti menginginkan pertumbuhan baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal itu berbanding lurus dengan kecenderungan 4



manusia untuk ingin terus bertumbuh maupun “mepertumbuhkan”. Dalam gereja, pertumbuhan gereja dibagi dalam beberapa klasifikasi 1. PERTUMBUHAN KUALITAS Untuk dapat memahami pertumbuhan secara kualitas, dapat didefinisikan sebagi berikut; pertumbuhan dalam kerohanian anggota gereja. Kita bisa melihat pertumbuhan kualitas jemaat dalam beberapa hal, misalnya, hidup di dalam kasih, hidup seturut dengan firman Tuhan, selalu mengucap syukur, tidak mudah erpengaruh, dll. Pertumbuhan terjadi melalui ibadah, pendalaman Alkitab, doa, terlibat dalam pelayanan, kehidupan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Pertumbuhan secara kualitas dalam gerja secara langsung akan diikuti oleh petumbuhan gereja secara kuantitas. Menurut Donald mackinnon dan George hunter “pertumbuhan gereja dapat dicapai jika jemaat menekankan doa yang intens dan dalam pengajaran firman dan sakramen, lebih mengasihi dalam persekutuan, lebih sensitive dan patuh pada kehendak Tuhan untuk kebenaran, damai, pemulihan, penginjilan dan kebebasan”



2. PERTUMBUHAN KUANTITAS Pertumbuhan kuantitas dicapai oleh karena bertambahnya anggota gereja. Pertumbuhan ini dapat dilakukan Ketika gereja melakukan ekspansi/ pelebaran pelayanan. Jadi gereja tidak hanya pelayanan di gereja, bisa di Pendidikan (membuka sekolah), social (membangun panti asuhan), membuka cabang, dll.



3. PERTUMBUHAN MELALUI PENYEBARAN



5



Pertumbuhan ini biasa disebut perkembangan ekstensi. Pertumbuhan ini terjadi karena gereja melaksanakan penginjilan keluar. jiwa jiwa yang diselamatkan menjadi anak Tuhan itu kemudian anggota-anggota baru tersebut dikumpulkan menjadi anggota gereja local maupun cabang



4. PERTUMBUHAN SECARA FUNGSIONAL Pertumbuhan ini terjadi karena gereja semakin membesar kemudia membentuk sinode yang dapat menaungi beberapa gereja local, sehingga gereja mengalami pertumbuhan secara fungsional yaitu perkembangan gereja yang tidak hanya menjangkau satu budaya melainkan sampai akar budaya dengan membuka gereja gereja baru (Pertumbuhan crossculture). Pertumbuhan ini dapat terjadi jika gereja memiliki gereja local atau cabang di berbagai tempat (Kris marantika)



BAB II 6



DASAR TEOLOGI PERTUMBUHAN GEREJA Pertumbuhan Gereja bertumbuh tidak didasarkan/dihasilkan oleh keinginginan maupun kebutuhan manusia, karena dasar pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah dan dasar lainya sebagai alas an pertumbuhan gereja adalah peranan Roh Kudus dan yang ketiga adalah kerohanian I.



KEHENDAK ALLAH



Bagaimana manusia dapat mengetahui kehendak Allah dalam kehidupannya ? misalnya dalam pacaran, kita “mendiskusikan” dengan Tuhan apakah pasangan kita sesuai dengan kehendak Allah. Allah kita tidak menghendaki kita binasa. Dapat kita lihat dalam kejadian 3 dimana saat kita terjerembab dalam dosa, Tuhan tetap ingin mencari kita dan mengampuni. Allah dengan aktif mencari orang” yang terpisah dengan-Nya oleh karena dosa. Peter wagner mengatakan “persediaan yang telah diadakan oleh Allah terhadap manusia yang terhilang terhadap diriNya adalah injil”. Dasar dari kehendak Allah adalah mengingingkan setap orang tidak Binasa melainkan percaya kepada Yesus dan menerima keselamatan dari Allah. Allah memprakasai pertumbuhan gereja oleh kehendakNya sehingga gereja disebut sebagai Umat dan Milik Allah (Matius 16:18). Jadi, pertumbuhan gereja adalah atas dasar dan kehendak Allah. Allah merupakan sumber utama pertumbuhan gereja, Allah menghendaki tidak seorangpun binasa 1 korintus 3 : 6



BAB III 7



PENYEBAB GEREJA SULIT BERTUMBUH Ini bukan suatu hal yang baru dalam dunia “ pertumbuhan gereja “. Kita perlu mengetahui alasan atau masalah utama yang menyebabkan atau yang menghalangi bertumbuhnya gereja, sehingga kita dapat memberi solusi yang tepat. PENYEBAB GEREJA TIDAK BERTUMBUH ; A. Pemahaman yang keliru Reformasi pada abad-15 untuk membebaskan orang percaya dari ajaran yang sesat dan dituntun Kembali gereja kepada ajaran Alkitab. Penyebab utama saat itu Marten Luther melakukan reformasi karena adaya penyimpangan ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab. Misalnya; penjualan surat pengampunan dosa, Dll. Namun, Reformasi tidak sepenuhnya membebaskan orang percaya dari pemahaman ajaran Alkitab. Hal ini Nampak dari pemahaman mereka tentang pelayanan dalam gereja local. Tetap saja ada beberapa ajaran gereja yang perlu di reformasi seperti ibadah penghiburan orang meninggal 7 hari atau 40 hari, dan ajaran “perpuluhan 100% untuk Gembala”. Banyak jemaat yang keliru dalam pelayanan, bagi mereka “rohaniawan” adalah mereka yang bertugas melayani sedangkan kaum awam adalah mereka yang datang dalam kebaktian ibadah yang diadakan gereja, akibatnya banyak jemaat yang hanya mabil bagian sebagi “penonton”. Seharusnya gereja harus Kembali kepada mandat Ilahi dimana Semua terlibat dalam melayani (1 Petrus 2 : 9). Tidak hanya jemaat, pemimpin dalam gereja seringkali memiliki kekiliruan pola piker, seperti pemikiran “jemaat/kaum Awam tidak dapat diandalkan”.



B. Orang-orang di Gereja tidak Ramah



8



POINT yang cukup kecil namun cukup vital dampaknya, khususnya dalam pertumbuhan dari segi kuantitas. Penting untuk menciptakan suasana nyaman sehingga jemaat merasa bahwa inilah keluarga mereka keluarga dimana dia dapat bertumbuh. DILENGKAPI



C. Gereja tidak memiliki kemampuan untuk menyatukan “PLURALISME” Seringkali anggota jemaat terdiri dari berbagai suku bangsa. Namun ditengah keragaman itu gereja tidak dapat menyatukan atau bahkan memperlakukan keragaman tersebut sebagaimana mestinya



D. Beberapa gereja memimpin orang kepada kristus namun orientasi Konsep koinonia yang keliru, telah menjadikan gereja memiliki orientasi yang salah. Konsep koinonia mengenai persekutuan merupakan sesuatu hal yang baik, karena timbulnya komunikasi dan mengasihi satu sama lain. Namun saat ini ada yang merusak persekutuan itu, ada banyak hal iri hati, fitnah dan semua hal-hal keji terhadap sesame. Namun bukan hanya hal-hal berat seperti itu, hal yang selalu melekat dan sederhana dengan kita juga dapat merusak persekutuan orang-orang percaya misalnya saja HANDPHONE. Ketika gereja memiliki orientasi yang salah maka gereja hanya berfokus sama relasi dengan sesama dan mengacuhkan yang lain. Hal-hal ini 1. Akan terjadi radang persekutuan Yang dimaksud adalah orang-orang dalam gereja banyak menaruh perhatian pada kesejahteraan satu sama lain (antar kelompok mereka sendiri). Gereja telah 9



kehilangan visi yaitu memperhantikan orang-orang yang belum percaya. Hanya memperhatikan jemaat local dan tidak memperhantikan di luar nya.



2. Program-program gereja menjadi program yang sentris Gereja hanya berfokus pada program-program tersebut. semua tergantung pada pelaksanaan program, harusnya alat “program” menjadi alat mencapai tujuan bukan dipandang semata-mata sebagai tujuan akhir dan malah bergantung



3. Adanya kecenderungan dari satu gereja hanya untuk dicontoh Terlalu mencontoh sehingga tidak tau kebutuhan jemaat local-nya sehingga membuat jemaat sendiri tidak sejahtera. Misalnya musik gereja, mendisiplinkan, alunan music saat firman Tuhan.



4. Berfokus hanya pada pembangunan fisik. Kita tidak memikirkan pertumbuhan kualitas, kita hanya berpikir tentang kuantitas maupun Gedung (fisik) gereja.



5. GMEBALA tidak memberi contoh bagi jemaat Sebagai seorang gembala memiliki tanggung jawab untuk “memperlengkapi” jemaat. Baik melalui pengajaran firman maupun bentuk pelayanan lainnya. Robert T Borrow mengatakan para gembala adalah pelayan yang dipanggil Khusus oleh Tuhan untuk memperlengkapi kehidupan warga jemaat untuk sama-sama mencapai kedewasaan iman yang dialami semua anggota, dari pemahaman tersebut bisa kita 10



tarik garis merah-nya bahwa pendeta sebagai gembala memang perlu dan sangat penting kehadirannya dalam memperlengkapi warga jemaat dibantu oleh pelayan pelayan.



6. MEMISAHKAN DIRI Sebagian besar gereja local tidak mengalami pertumbuhan, salah satu penyebabnya adalah memisahkan diri dari lingkungan. Yang membuat gereja tidak dikenal oleh lingkungan mereka berada. Dimana gereja tidak mau berbaur dan menutup diri dari lingkungan. Hal ini bisa saja didasari oleh rasa takut yang berlebihan atau karena factor lain gereja hanya focus pada diri sendiri. Selain gereja tidak dikenal dan tidak disukai, gereja juga dapat menjadi egois akibat dari memisahkan diri dari lingungan. Gereja yang egois maksudnya keadaan dimana gereja tidak peka dengan orang -orang sekitar dan bisa dibilang gereja tidak menyadari perbedaan social dan kebudayaan dalam kehidupan manusia sehingga Fakta di lapangan (Indonesia) menujukan bahwa sangat sedikit inisiatif gereja untuk peduli.



E. Tidak adanya seorang pemimpin yang membawa gereja terhadap pertumbuhan Kepemimpinan dalam suatu kepemimpinan dalam gereja local sangat mempengaruhi pertumbuhan gereja. Baik secara kualitas maupun kuantitas. Ketika seorang pemimpin tidak mampu membawa gereja terhadap pertumbuhan menjadi salah satu factor yang membuat gereja tidak bertumbuh.



TUGAS I 11



BUAT METODE YANG TEPAT “MENGATASI MASALAH MASYARAKAT” YANG DAPAT DILAKUKAN GEREJA LOKAL Di daerah saya, Saya mengambil suatu permasalahan ditengah masyarakat yang cukup identic di daerah papua yaitu kenakalan remaja. Peran gereja biasanya hanya sampai di melakukan ibadah-ibadah pemuda. Padahal gereja dapat berperan lebih aktif seperti melaksanakan perkunjungan untuk lebih membangun diri remaja dan juga melakukan ibadah saat teduh agar lebih memudahkan seorang remaja mendalami dan mengahayati apa yang sebenarnya sedang ia alami sehingga menumbuhkannya masuk dalam kedewasan dalam Kristus. Gereja juga harus menjadi teladan bagi remaja yang di awali dari pemimpin gereja dan pengurus gereja. Masa remaja sering kali disebut sebagai masa penuh perubahan dan tantangan. Masa ini juga dianggap menjadi masa yang paling indah. Pergaulan remaja Kristen saat ini lebih bebas dibandingkan dengan remaja-remaja dari periode waktu sebelumnya. Banyak remaja Kristen yang terjerumus ke hal yang negatif karena salah pergaulan. Padahal Alkitab mengajarkan bahwa setiap remaja Kristen, tubuh kita adalah baik Allah yang hidup. Kita di tuntun untuk meninggalkan semua kebiasaan yang dapat memperhamba kita tetap hidup dalam dosa, supaya kita hidup dalam kekudusan. Penanggulangan terhadap kenakalan remaja ini memang pada umumnya ditangani oleh orang namun disisi lain gereja juga harus berperan penting dalam membina remaja sebab mereka adalah masa depan gereja, perannya mendukung remaja untuk bisa bertumbuh dalam iman dan kepercayaannya kepada Tuhan, gereja harus bisa memperhatikan dan mengontrol kegiatan remaja serta membawa mereka untuk lebih dekat kepada Tuhan. Dalam melakukan pembinaan terhadap remaja harus mau menjadi seorang sahabat yang sangat 12



peduli terhadapnya. Dengan mengadakan perkunjungan kerumah remaja dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya mengikuti ibadah untuk membangun diri lebih dekat dengan Tuhan. Kemudian, melakukan konseling terhadap remaja seprang konselor harus memiliki metode yang untuk dengan memperkenalkan Tuhan Yesus bahwa hanya melalui dialah ada keselamatan



BAB IV 13



PENYEBAB PERTUMBUHAN GEREJA



PERTUMBUHAN GEREJA adalah suatu bidang ilmu yang sangat penting untuk memberitakan injil sebagai pelaksanaan amanat agung. Perubahan dunia dengan segala problematika-nya, pergantian setiap generasi dengan masing-masing dinamikanya menjadi tantangan sendiri bagi gereja untuk tetap menjalankan peranannya. Multiifikasi gereja memberi ruang dan peluang dalam menjangkau banyak orang dan di banyak tempat serta memberdayakan lebih banyak orang untuk terlibat dalam misi Yesus kristus. Factor yang mempengaruhi A. Factor biologis Wagner mengatakan ; pertumbuhan gereja dalam biologis adalah pertumbuhan gereja yang terjadi apabila anak-anak yang dilahirkan dalam ruang lingkup keluarga Kristen sejak kecil, dan di didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Pertumbuhan gereja secara biologis tidak terlalu besar sebab anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga Kristen belum tentu jadi anak Tuhan. Ada beberapa alasan kenapa gereja tidak mampu mengendalikannya 1. Gereja tidak mampu mengintervensi Ketika sesorang pindah agama 2. Ketidakmampuan gembala memonitor saat masih pacaran



B. Factor akpestasi 14



Pertumbuhan ini terjadi Ketika ada jemaat dari gereja lain pindah ke gereja setempat. Artinya, pertumbuhan ini didasarkan pengorbanan gereja lain. Perpindahan ini terjadi karena beberapa factor, yaitu ; 1. Tata ibadah Rata-rata gereja konvensional berpindah ke gereja karismatik itu karena kata ibadahnya, sebab gereja karismatik memiliki daya tarik tersendiri. Perpindahan ini di pengaruhi oleh ketidakpuasan akan peribadatan yang ada di gereja konvensional. 2. Pengaruh khotbah yang tidak memberkati Khotbah sangat mempengaruhi pertumbuhan gereja secara kuantitas. Misalnya dalam khotbah ada yang Khotbah 2 jam tapi mutar-mutar. Khotbah yang untuk mengembangkan diri atau mengambil kemuliaan diri sendiri. hal-hal itu dapat mempengaruhi pertumbuhan jemaat secara kuantitas 3. Ketidakpuasan atas kebijakan yang dibuat hati-hati bila bendahara gereja adalah seorang pebisnis. Karena biasanya Pertumbuhan ini tidak dapat digolongkan sebagai pertumbuhan gereja, kalau ditinjau dari konsep gereja yang ham



C. Peranan budaya Faktor yang memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan gereja, disamping komponen utama lain seperti firman Tuhan, karya Roh Kudus, doa dan kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena budaya dapat dipakai sebagai sarana untuk memberitakan Injil, bagi mereka yang belum mengenal Injil. Oleh sebab itu budaya sangat berperan untuk membantu pertumbuhan gereja secara kuantitas. 15



D. Pengajaran Firman Allah Di dalam kisah Rasul pasal 2 ayat 42-47, kita bisa melihat jemaat mula-mula mengalami pertumbuhan yang signifikan melalui pengajaran-pengajaran para rasul. Nilai yang terjadi sekarang di mana orang-orang percaya saat ini tidak memahami kebenaran firman Tuhan.



Tugas II (presentasi ) 16



❖ mengapa pendeta/gembala siding tidak bisa memberdayakan jemaat dalam melaksanakan misi Menurut saya yang saya alami dan saya lihat dalam gereja lokal saya ada beberapa alasan kenapa jemaat kurang diberdayakan dalam misi amanat agung adalah; 1. Gereja tidak melihat keadaan di luar gereja maksudnya gereja tidak menyadari bahwa di luar gereja masih banyak orang-orang yang tidak dan belum mengenal kasih akan Yesus Kristus. Hal ini membuat gereja lupa bahwa gereja memiliki tanggung jawab untuk menjangkau orang-orang tersebut. 2. Gembala tidak mau mengikuti perubahan maksudnya disini gembala tidak mau mengubah bentuk pelayanannya. Misalnya dalam zaman generasi sekarang yang sangat mengandalkan teknologi dan tentu saja menjadi peluang sangat besar untuk menyebarluaskan kebenaran firman Tuhan, tapi karena gembala tidak mau mengikuti perkembangan tersebut dan memilih cara konvensional serta tidak mau melibatkan para jemaat khususnya anak muda dalam pelayanan misi. 3. gembala tidak dapat melihat potensi jemaat. Gembala cenderung melaksanakan pelayanan yang bersifat hierarki atau nepotisme, jadi pelayanan semua berpusat pada keluarga pastori. Sehingga kurang diperdayakan dalam pelayanan misi



TUGAS III ❖ Pengaruh pengajaran terhadap pertumbuhan kuantitas di gereja local ? 17



Peranan gereja selain bagi pekabaran Injil kepada orang-orang yang belum diselamatkan, juga sangat penting bagi pembangunan tubuh Kristus di dunia ini, terutama dalam membangun kehidupan rohani jemaatnya agar bertumbuh menjadi jemaat yang dewasa rohaninya, termasuk kepada anak-anak dan remajanya sebagai generasi penerus kerajaan Allah di bumi ini. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan firman Tuhan dalam Amsal 22:6, bahwaTuhan memandang sangat penting untuk mengajar dan mendidik anak-anak dan remaja dalam kebenaran firman Tuhan agar mereka tetap setia kepada Tuhan sampai masa tuanya. Gereja sebagai perpanjangan tangan Tuhan dalam memperlebar kerajaan-Nya di muka bumi ini perlu memberikan fasilitas yang baik bagi pengajaran firman Tuhan dan menyediakan persekutuan yang sehat untuk bertumbuh dalam pengenalan yang benar kepada Allah. Baik perubahan secara fisik dan psikis berkaitan dengan pertambahan usia, maupun perubahan perkembangan kepribadian, sosial maupun lingkungan, mungkin saja dapat menimbulkan problema tambahan tertentu bagi diri mereka. Apabila hal ini tidak disertai upaya pembinaan dan bimbingan secara tepat dari pihak-pihak yang berkompeten, sangat memungkinkan akan muncul halhal negatif dan bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan criminal. Suatu gereja baru dapat dikatakan mengalami pertumbuhan (kuantitas) bila telah terjadi pertambahan jumlah anggotanya dan juga diikuti pertambahan kualitas/pertumbuhan rohani jemaatnya. Gereja bukan hanya dapat mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah organisasi di dunia ini, tetapi terlebih penting, gereja yang adalah sebuah organisme akan terus mengalami pertumbuhan baik dari segi kualitas maupun kuantitas selama dunia ini masih ada.



18



Tentu saja pengajaran memiliki peran penting dalam pertumbuhan gereja, dimana melalui pengajaran orang-orang dapat memasuki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan jemaat-Nya yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di segala waktu dan tempat. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kehendak Tuhan Yesus sendiri seperti dalam Matius 28:19-20 yang memberikan perintah agar pengajaran harus diterapkan dalam kehidupan bergereja dan dalam Kisah Para Rasul 2:42 tentang umat Tuhan yang terus bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, juga dalam Efesus 4:11- 12 dikatakan-Nya bahwa Ia telah memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh-Nya. Oleh karena itu jika kita ingin menyaksikan pertumbuhan gereja yang stabil, maka kita harus memperioritaskan juga pengajaran yang sesuai kebenaran firman Tuhan. Karena selain bertumbuh secara kualitas, jemaat juga akan menjadi pribadi yang diberkati dengan pengajaran sehingga kelak mereka akan membawa orang-orang baru, sehingga gereja juga mengalami pertumbuhan secara kuantitas.



TUGAS IV



19



; Carilah kebudayaan suatu daerah yang dapat digunakan dalam menginjil sebagai upaya pertumbuhan gereja KEBUDAYAAN PAPUA : NABELAN-KABELAN Dalam masyarakat Papua khususnya disekitar lembah baliem, memiliki tradisi untuk duduk Bersama dalam upacara bakar batu setelah itu mereka akan menceritakan Mitologi yang bernama Nabelan–Kabelan atau NanggonokKanggonok yang berarti “pergantian kulitku dan kulitmu” atau “kulit lama diganti dengan kulit baru” merupakan legenda dimana masyarakat Baliem yang memercayai bahwa “hidup kekal” pernah ada dan dijanjikan dalam sejarah hidup manusia. Hal ini dapat menjadi sesuatu peluang dalam pemberitaan firman Allah. Kita dapat dengan cukup mudah untuk memasukan kebenaran firman Tuhan karena adanya kesamaan konteks yaitu “percaya akan adanya hidup kekal”. Hal ini tentu saja akan mempermudah masuknya kebenaran firman Tuhan kedalam Masyarakat itu sendiri karena memiliki korelasi dengan kebudayaan dan tentu saja dengan bantuan Allah dan bimbingan Roh kudus.



20