Teologi Sistematika [PDF]

  • Author / Uploaded
  • vilen
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEOLOGI SISTEMATIKA



Disusun Oleh :



SARTIAN RUKU



S-1 SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ANUGRAH 2016



TEOLOGI SISTEMTIKA



DEFINISI TEOLOGIA Definisi (Latin, defnio; membatasi, menetapkan, - English, definition;penetapan, penjelasan, menentukan arti). Sebuah ide atau gagasan hanya dapat ditasmisikan dan dikomunikasikan melalui kata-kata maupun tertulis. Itulah sebabnya, definisi sangatlah penting. Menurut James Leo Garret, ketidakmampuan mendefinisikan Teologi, menyebabkan banyak orang Kristen memiliki sikap yang keliru dan menolak terhadap Teologi. Beberapa hal yang mendasar dalam mendefinisikan Teologi : 1. Tidak boleh terlalu menyederhanakan, atau sebaliknya terlalu merumitkan. Karena dengan terlalu menyederhanakan seperti yang dikatakan oleh Everett F. Harrison, bahwa Teologi adalah “Segala sesuatu yang dipikirkan dan dikatakan mengenai Allah” menyebabkan :  Munculnya sikap memudahkan Teologi.  Setiap orang, apapun agamanya dan bahkan atheispun mengaku teolog. 2. Harus bertolak dari pendekatan etimologi  Secara etimologis : Yun. Theos, Allah dan logos, ilmu, ajaran.  KBBI, mendefinisikan “pengetahuan ketuhanan.”  Menurut sejarah orang Yunani : menunjuk “ilmu mengenai hal-hal yang ilahi.”  The Shorter Oxford Dictionary : mendefinisikan “studi dan ilmu mengenai Allah, hakekat, sifat, dan hubungan-Nya (karya-karyaNya) dengan manusia 



dan alam semesta. Sedangkan dalam perspektif kekristenan, Teologi adalah “produk peryataan



(revelation) Allah, bukan hasil observasi dan usaha pencarian manusia.” Itulah sebabnya James I Packer menulis, “Pengetahuan yang sedikit dari Allah (teosentris) lebih berharga daripada pengetahuan yang banyak tentang Dia (antroposentris).” 3. Harus memadai secara keilmuan  Teologi adalah ilmu pengetahuan (science) yang muncul karena kesadaran 



penuh manusia akan penciptanya. Karl Barth, menuturkan bahwa Teologi bersifat ilmiah, mempunyai metode, tersusun secara logis, konsisten dan sistematis.



TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 1



TIGA DIMENSI PELAKU TEOLOGI Ketiga dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan dari eksisten si Pelaku Teologi atau Teolog. Ketiganya sama penting dan harus dikerjakan bersama dengan konsistensi. Ketiga dimensi tersebut antara lain :  Orang Kristen yang hanya beriman,tetapi tidak berpikir atau bertindak,ia hanyalah seorang fideis ( suatu sikap mental, sekaligus ide atau ideology, yang menganggap 



iman keagamaan berada diatas segalanya,bahkan diatas semua fakta sains) Orang Kristen yang hanya berpikir namun tidak percaya, hanyalah seorang rasionalis, seseorang yang mempunyai cara pandang bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui







iman, dogma, atau ajaran agama. Orang Kristen yang hanya bertindak, namun tidak konsisten dengan iman percaya dan logikanya, dapat terjebak dalam pragmatism, yaitu pemahaman bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang dapat dikerjakan dan dibuktikan dengan melihat akibatakibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.



KONSEP TEOLOGI Tiga unsur dalam konsep umum Teologi Kristen : 1. Teologi harus berdasarkan Alkitab. 2. Teologi harus dapat dimengerti dan dipahami oleh pikiran. 3. Teologi haru dapat dijelaskan melalui eksegesa dan sistematika. PENGGOLONGAN TEOLOGI Teologi dibedakan berdasarkan penggolongan, antara lain : 1. Teologi berdasarkan Masa atau Era - Teologi Paristik para bapa Gereja - Teologi Abad Pertengahan - Teologi Reformasi - Teologi Modern 2. Teologi berdasarkan Doktrin / Sudut Pandang - Teologi Calvinis - Teologi Armenian - Teologi Katolik - Teologi Barth, dsb. 3. Teologi berdasarkan Fokus - Teologi Historis - Teologi Alkitab - Teologi Sistematika TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 2



MENGAPA ORANG ANTI TEOLOG ? Faktor-faktor yang menyebabkan orang anti terhadap Teologi 1. Takut Terhadap Skeptikisme Teologi Kesaksian para teolog dari teologi modern / liberal yang demikian kristis dan radikal terhadap Alkitab. 2. Takut Terhadap Perdebatan dan Perpecahan Teologi memang menghasilkan perdebatan, kontroversi, polemic, antagonis dan perpecahan. Karena : - Salah satu aspek perdebatan Teologi adalah saling mengasah. - Perdebatan untuk menguji kualitas perdebatan, apakah perdebatan kudus atau tidak. 3. Gerakan Anti Rasio Memasuki abad ke 18-19 terjadi pergeseran besar-besaran kehidupan Kristen, yaitu dengan masuknya Great Awakening, yaitu budaya “anti intelektual” yang akhirnya : - Melemahkan pemahaman dan interes umat Kristen untuk belajar firman Allah. - Umat Kristen beranggapan bahwa agama adalh masalah perasaan, bukan masalah pikiran.



4. Semangat Pistek-Etik Sebuah kecenderungan (perasaan ketergantungan secara mutlak) yang menganggap kesalehan pribadi dan pengalaman rohani yang bersifat emosional, efeksional, moral dan etikal, sebagai yang paling sesensial dalam Kekristenan. 5. Kemalasan Kemalasan membuat jarak antara apa yang kita seharusnya (apa yang akan kita dapatkan) dengan apa kita sebenarnya (kita saat ini) 6. Pengaruh Pragmatisme Ini adalah aliran Teologi yang paling berpengaruh pada awal abad ke 21. Bagi mereka kebenaran terlihat pada “akibat” yang dapat dialami. 7. Natur Dosa Akibat dosa, membuat “lahan” Kekristenan lebih mudah tumbuh ilalang daripada gandum. Kej 3:17-19 Lebih senang mendengarkan “sang pengkhotbah” daripada “firman Tuhan.”Kel 20:19 J.E Sahetapy, seorang guru besar ilmu hokum katakana :”Teologi tanpa Alkitab bukanlah Teologi, tetapi tolologi.” 2 Tim 3:16 Dwight L. Moody mengatakan: “Dosa akan menghalangi kita dari Kitab ini, atau Kitab ini akan menghalangi kita dari dosa.” TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 3



APA ITU TEOLOGI SISTEMATIKA ? Teologi Sistematika berarti pembagian teologi ke dalam system yang menjelaskan berbagai bidang,misalnya Teologi sistematika mengambil semua informasi mengenai malaikat dari semua bagian di Alkitab dan mengaturnya ke dalam suatu system, yang disebut angelogi. Teologi Sistematika, mengatur pengajaran-pengajaran Alkitab kedalam berbagai kategori, antara lain : - Paterologi - Kristologi - Pneumatologi - Bibliologi - Soteriologi - Ekklesiologi - Eskatologi - Angelologi - Demonology Kristen - Antropologi - Hamartiologi - Teologi Biblika



: studi mengenai Allah Bapa. : studi mengenai Allah Anak, Tuhan Yesus Kristus. : studi mengenai Allah Roh Kudus. : studi mengenai Alkitab. : studi mengenai keslamatan. : studi mengenai gereja. : studi mengenai akhir zaman. : studi mengenai malaikat. : studi mengenai iblis dari perspektif Kristen. : studi mengenai manusia : studi mengenai dosa : studi mengenai kitab tertentu dalam Alkitab dan



menekankan berbagai aspek teologi yang unik sebagai fokusnya. - Teologi Historis : studi mengenai doktrin-doktrin dan bagaimana doktrin-doktrin itu berkembang sepanjang berabad-abad dari gereja Kristen. - Teologi Dogmatika : studi mengenai kelompok-kelompok Kristen tertentu yang memiliki doktrin yang sistematis. - Teologi Kontemporer : studi mengenai doktrin-doktrin yang berkembang dan menjadi perhatian akhir ini. PROLEGOMENA TEOLOGI Prolegomena berarti kata-kata pembukaan, pendahuluan atau pengantar kepada sesuatu yang akan dibahas. Teologi sendiri adalah ilmu/pengetahuan tentang Allah. Jadi Prolegomena Teologi sebagai pengantar kepada pengetahuan akan Allah menuntun dan melayani pertanyaan-pertanyaan kita yang dihantarnya sehingga siap masuk dalam pengetahuan itu sendiri. Demikian pula dalam upaya pengenalan kita akan dunia yang kelihatan ini hingga yang belum/tidak kelihatan seperti : angkasa luar,dasar bumi, dan alam tak terjamah. Sejujurnya kita tidak mengenal Allah, bahkan tidak ada ingatan sama sekali perihal pribadi dan karya Allah. Jadi Teologi adalah kemustahilan bagi manusia, kecuali sejauh rekayasa ide manusia tentang yang illahi (mitos), yang lebih cocok dikenal sebagai mitologi. Tidak adakah kemungkinan sama sekali kita mengenal Allah? Pengetahuan akan Allah (teologi) hanya mungkin bila Allah yang menyatakan (mewahyukan) diri-Nya kepada kita,



TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 4



atau bila kita yang berhasil menemukan Dia. Sedangkan pengenalan akan Dia (spiritualitas) diperlukan relasi lebih jauh dari sekedar tahu akan Dia. Apa perlunya kita mengetahui bahwa mengenali Allah? Pertanyaan ini cocok muncul dikala menemui kebuntuan. Guna menetapkan untuk melanjutkan pergumulan ini atau meningglkannya. Banyak orang yang sampai matinya dalam ketidak perdulian akan isu ini. Tidak sdikit orang meninggalkan, berbalik dan bernikmat dalam hidup dunia fana ini, yang menurut mereka lebih bermanfaat daripada bergulat dalam kebuntuan yang absurd. Sebagaian menyimpang mengambil jalamn kedamaian semu keagamaan manusia. Sedikit orang yang dalam penantian akan pernyataan diri dan karya Allah. Lalu apa atau siapa Allah itu? Apakah Allah adalah sesuatu ataukah seseorang? Siapakah yang bisa menjawab pertanyaan itu? Bahkan di antara komunitas terakhir itu terbelah. Sebagaiannya hanya berteologi dan puas dengan pengetahuan akan Allah. Allah sebagai konsep entah pribadi atau benda atau ide, yang jelas tinggal sebagai konsep keallahan yang rawan dengan perdebatan. Jadi bagi kita pengetahuan akan Allah memimpin kita kepada mengenal Allah, serta mengenal Allah meneguhkan pengetahuan kita akan Allah. Semuanya itu dimulai dari Allah yang beranugerah berkenan memberi (mewahyukan) diri dan karya-Nya untuk dikenali oleh kita. Apa guna tahu tapi tak kenal? Apa pula guna hanya sembarag kenal, bila tak memahami kedalaman Dia yang kita kenal? Apa gunanya juga kita kenal Dia tapi tidak dikenal oleh Dia? Bagaimana juga bila hanya dikenal Dia tapi tidak dikenan oleh Dia? Mari kita tilik sejenak sejarah perjalanan pergumulan manusia akan cahaya pengetahuan sejak Adam dan Hawa memutuskan memakan buah darpada pohon pengetahuan yang baik dan jahat yang dilarang Tuhan, daripada bersyukur menikmati buah dari pohon kehidupan dan segala buah dari semua pohon yang lain yang diberikan Tuhan. Manusia telah mengenali dirinya sebagai makhluk rasional atau berpikir, yang berarti mereka berkemampuan untuk berpengetahuan, berbeda dari makhluk lain. Pengetahuan itu bisa dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu pengetahuan biasa/ pengalaman keseharian dan yang luar biasa/ pengetahuan atas pengetahuan yang biasa itu. Disisi lain, filsuf juga melakukan disiplin berpikir yang mendasar, menyeluruh, tuntas, reflektif dan sistematis dari perspektif lahiriah terhadap segala hal dan perkara yang dapat



TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 5



diamati, yaitu perihal materi dan bentuk, yang dikenali sebagai pengetahuan fisika (umum, bukan secara khusus keilmuan fiska). Sedangkan ilmuwan sebagai turunan dari filsuf meneliti bagian-bagian dari keseluruhan yang bisa diamati itu secara objektif, metodis-sistematis-kritis, koheren secara keseluruhan, dan berlaku universal, yang dikenali sebagaian pengetahuan berbagai bidang keilmuan. Bila diumpamakan sebagai suatu pohon, teologi adalah akar yang tak terlihat, filsafat adalah batang bercabang dua bahkan empat, dan keilmuan adalah ranting-rantingnya yang bisa sangat banyak dan yang menghasilkan serba teknologi pada daun,bunga dan buahanya. Dua atau empat cabang dari batang filsafat yang dimaksudkan adalah diatas akar ada batang epistemology/pengetahuan yang benar atas pengetahuan,yang bercabang dua yaitu ontology/ pengetahuan perihal keberadaan dan aksiologi/ pengetahuan perihal nilai-nilai. Cabang omtologi bercabang dua yaitu teologi/ keberadaan yang illahi dan kosmologi/ keberadaan alam semesta, sedangkan cabang aksiologi jug abercabang dua yaitu etika dan estetika. Dari ke empat cabang itulah bertumbuh ranting-ranting keilmuan alam dan social,serta terapan. Teologi akar itu telah menjadi suatu sumber misterius yang selalu memberikan nutrisi yang tiada hentinya untuk perkembangan dan pertumbuhan segala pengetahuan manusia. Sedangkan teologi batang adalah hanya suatu cabang pengetahuan atas pengalaman ketuhanan primordial, bukan pengetahuan akan yang illahi itu sendiri, namun seringkali dinisbahkan atau diberlakukan seolah-olah menjadi pengetahuan akan yang illahi itu sendiri. Dengan demikian poin-poin pergumulan diatas telah menjadi pengantar/prolegomena kepada Teologi. Kita telah melampaui tembok kebuntuan yang telah dirobohkan Allah menurut kerelaan kehendak-Nya, dan telah melintasi pelataran. Kesimpulan Sesuai dengan penjelasan yang telah dikemukakan diatas disimpulkan bahwa: 1. Alkitab



merupakan



otoritas



tertinggi



bagi



teologia. Alkitab



pertama-tama



menyediakan wadah pergumulan, menyediakan jawaban, mengkonstruksi kerangka dan memberikan metode. Sifat Alkitab menentukan bagaimana kita harus mendekatinya. Alkitab juga adalah hakim atas tradisi dan teologia. 2. Warisan teologia masa lampau berperan sebagai wadah pergumulan, ususlan jawaban, banuan bagi kerangka dan contoh dari metode. Namun warisan teologia masa lampau bukanlah hakim atas teologia dan tradisi. TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 6



3. Pergumulan kebudayaan dan pengalaman dimana masa kini memberikan wadah bagi



pergumulan, tuntutan jawaban, tantangan bagi kerangka dan ujian bagi metode teologia kita.



TEOLOGI SISTEMATIKA



Page 7