Teologi Komunikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: YOHANES HIDACI



NIM



: 16.3143



KELAS



: SEMESTER IV B



MATA KULIAH



: Teologi Komunikasi



DOSEN



: Pastor Alfonsus Very Ara TEOLOGI KOMUNIKASI



Teologi komunikasi menjelaskan iman Gereja Kristen berasal dari perjumpaan dari Allah dengan manusia dalam pengalaman hidup. Inisiatif perjumpaan itu lahir dari Allah. Allah ingin agar diri-Nya dikenal dan didekati oleh manusia dan semua ciptaan-Nya. Karena itu, Allah berinisiatif menyatakan dirinya dan membangun komunikasi/hubungan dengan manusia. Teologi Kristiani mendasarkan setiap inti perenungannya pada realita Allah yang mengomunikasikan/menyatakan diri-Nya kepada manusia dalam diri Putera Tunggal-Nya, Yesus Kristus : Dialah Puncak Pernyataan Cinta Allah kepada manusia. Kesetiaan dan ketaatan ini didasarkan pada kekuatan Cinta Allah sendiri : Dia, sumber segalanya, menyatakan diri-Nya sebagai Cinta; Dia mendekati manusia dengan kekuatan Cinta-Nya serta memberdayakan manusia dengan kekuatan Rahmat-Nya sehingga manusia mampu mengenal dan menjawabi panggilan cinta-Nya untuk menggapai sukacita, kebahagiaan dan kekekalan hidup. Gagasan mengenai komunikasi/wahyu Allah menegaskan bahwa inti iman kristiani bukanlah “sesuatu yang berasal” dan “bersumber dalam diri manusia”, melainkan “dalam diri Allah”. Dengan kekuatan rahmat-Nya, Allah memberdayakan manusia untuk menanggapi panggilan cinta-Nya serta dituntun untuk memasuki alam keselamatan, kebahagiaan dan kehidupan kekal. Iman memberikan jaminan bahwa dambaan manusia akan kehidupan kekal tidaklah sia-sia. Ada 4 unsur yang menjadi dasar komunikasi yaitu : Inisiatif untuk berkomunikasi berasal dari Allah, melalui Sabda/Kata, komunikasi yang terjalin diantara pribadi, dan cinta. Komunikasi yang dibangun tanpa cinta, maka tidak akan terbina relasi “Aku-Engkau”, tetapi “Aku-itu”.