Teori Dasar Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI DASAR PENDIDIKAN Secara historis pemikiran-pemikiran ataupun aliran-aliran Pendidikan telah dimulai sejak zaman Yunani kuno. Pemikiran para tokoh-tokoh merupakan gagasan yang cukup berpengaruh terhadap pemaknaan pendidikan. Pemahaman terhadap aliran pendidikan memiliki arti penting sebagai seorang pendidik ataupun calon pendidik dalam menangkap dinamika perkembangan pendidikan yang terjadi serta menjadi bahan analisis yang dapat digunakan dalam praktek pendidikan. A. Aliran Empirisme Secara etimologi empirisme berasal dari Bahasa Yunani yaitu empiria yang berarti pengalaman. Aliran Empirisme pertama kali dikemukakan John Locke dalam bukunya “An Easy Concerning Human Understanding”, yang menyatakan bahwa cara manusia memperoleh pengetahuan adalah melalui pengalaman atau penginderaan. John Locke memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi dan ditentukan oleh pengalaman-pengalaman. Suardi (2012: 23) menjelaskan tentang teori tabula rasa John Locke sebagai berikut: 1. Segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembangannya ditentukan oleh pengalaman. 2. Lingkungan menentukan dan membentuk perkembangan anak. 3. Anak lahir tidak membawa apa-apa, diibaratkan seperti kertas kosong. Dalam konteks pendidikan teori empirisme dipandangn sebagai aliran yang optimisme, karena pendidikan diharapkan akan merubah pengetahuan serta karakter individu. Teori empirisme dikemukakan oleh John Locke seorang filsuf Inggris. Dalam teori ini pendidik memiliki peran penting terhadap perkembangan anak untuk mendapatkan pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan. Kemampuan dasar peserta didik yang dibawa sejak lahir dapat diubah karena adanya pengaruh dan pembentukan dari lingkungan sekitar. Perkembangan anak tersebut sangat dipengaruhi oleh pola asuhan dan pendidikan dari orang tua atau orang dewasa yang ada disekitarnya. Pandangan aliran empirisme yang menyatakan bahwa semua anak lahir dalam keadaan sama (seperti kertas putih). Meskipun menurut teori empirisme faktor lingkungan pendidikan sangat penting dalam membentuk karakter anak, namun pandangan aliran empirisme ini masih mendapat kritikan dari berbagai kalangan yang tidak sependapat. B. Aliran Nativisme Aliran nativisme berasal dari Bahasa Latin (Nativs) yang berarti terlahir atau pembawaan. Aliran Nativisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua. Aliran ini merupakan lawan dari aliran empirisme, Bagi Arthur menanggapi pandangan empirisme ini adalah bahwa konsep-konsep yang tidak diberikan oleh lingkungan haruslah ada sebelum pengalaman dan harus ada faktor bawaan (hereditas). Cara pandang aliran nativisme yang percaya bahwa jika anak mempunyai bakat jahat maka ia akan menjadi jahat. Tetapi jika memiliki bakat baik maka ia akan menjadi baik. Menurut tokoh aliran nativisme memberikan pendapat diantaranya: 1. Manusia terlahir dengan memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik atau buruk. 2. Faktor pembawaan tersebut yang menentukan perkembangan manusia. 3. Faktor lingkungan sama sekali tidak berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan.



Aliran ini mengakibatkan pesimistis di dunia pendidikan, karena pendidikan menjadi tidak berdaya menghadapi perkembangan manusia. Teori ini percaya bahwa lingkungan pendidikan maupun lingkungan sekitar yang telah direkayasa oleh orang dewasa tidak akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang pengetahuan manusia. Dalam perkembangan manusia sudah pasti terdapat beberapa faktor, berikut adalah faktorfaktor perkembangan manusia dalam aliran navitisme yaitu: a. Faktor Genetik faktor keturunan dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia. b. Faktor Kemampuan Anak faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. c. Faktor pertumbuhan Anak faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami. Teori nativisme jika secara konsisten diterapkan dalam sistem pendidikan akan berimplikasi sebagai berikut: 1. Pengelolaan pendidikan akan menggunakan pendekatan laissez faire. 2. Kebijakan bersifat otonomi mutlak memberikan kebebasan seluas luasnya kepada pemerintah daerah untuk mengelola pendidikan. 3. Pemberian kebebasan seluas-luasnya kepada sekolah untuk mengelola pendidikan yang mencakup semua komponen pendidikan seperti kurikulum, guru, peserta didik, kebijakan dan evaluasi. C. Aliran Naturalisme Aliran ini berasal dari Bahasa latin yaitu nature yang artinya alam. Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan itu baik,akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan,Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan yang baik anak itu. J.J Rousseau berpendapat bahwa alat pendidikan meliputi kebebasan, kemerdekaan sebagai konsekuensi gagasannya bahwa alam atau kodrat anak adalah baik tanpa kekangan sesuatu. Aliran ini berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Dalam mendidik seorang anak hendaknya dikembalikan kepada alam agar pembawaan yang baik tersebut tidak dirusak oleh pendidik. Aliran ini dinamakan juga negativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Dimensi utama dari pemikiran aliran Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuanya dalam berfikir. Menuru Rousseau terdapat tiga asas mengajar yaitu: 1. Asas pertumbuhan, yaitu pendidikan harus bisa memberikan kesempatan kepada anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar dengan cara memperlakukan atau memberikan tindakan mereka sesuai dengan kebutuhannya. 2. Asas aktivitas, yaitu dengan perlakuan tersebut anak akan menjadi aktif, yang akan memberikan pengetahuan bagi mereka. 3. Asas individualitas, yaitu dengan cara menyiapkan pendidikan sesuai dengan karakteristik individu, sehingga mereka berkembang sesuai alamnya sendiri. Aliran naturalism memiliki prinsip pendidikan yang dikemukakan oleh Spencer yaitu:



a. b. c. d. e.



Pendidikan harus bisa menyenangkan bagi anak didik Pendidikan didasarkan pada aktivitas-aktivitas anak didik Pendidikan menyesauikan diri dengan keadaan alam Pendidikan membantu perkembangan fisik dan otak peserta didik Menggunakan metode-metode yang bias membuat siswa bahagia sesuai dengan naturenya



D. Aliran Konvergasi Aliran ini dikemukakan oleh William Stern, ia berpendapat bahwa faktor lingkungan dan faktor pembawaan keduanya memiliki faktor penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak yang keduanya sulit untuk dipisahkan. Perkembangan anak tergantung kepada pembawaan dan lingkungan, keduanya menuju pada satu titik yang disebut sebagai konvergensi. Konvergensi sebagai perpaduan kedua teori tersebut yang memadukan antara faktor alam atau lingkungan dengan faktor pembawaan (hereditas). Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun lingkungan keduanya sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang mendukung perkembangan bakat anak itu sendiri, begitupun sebaliknya. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. teori konvergensi dalam proses pendidikan memberikan kemungkinan pendidik untuk merubah dan mengembangkan anak, keberhasilan pendidikan tergantung kepada efektivitas interaksi antara faktor lingkungan dengan faktor pembawaan. Teori konvergensi jika diterapkan dalam sistem pendidikan: 1. Pengelolaan pendidikan akan menggunakan pendekatan demokratis. 2. Kebijakan pendidikan bersifat otonom dengan memberikan kesempatan kepada masingmasing daerah untuk berinisiatif dan berkreativitas menyelenggarakan pendidikan. 3. Terjadi hubungan yang sinergis antara pendidik dan peserta didik serta masyarakat pendidikan. 4. Bakat dan minat peserta didik dijadikan sebagai acuan awal dalam pengembangan peserta didik. 5. Penataan komponen pendidikan seperti kurikulum, strategi pengembangan peserta didik dan evaluasi didasarkan pada aspek pengembangan potensi peserta didik.