Teori Tiedeman-Miller [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BK KARIR Teori Pemilihan dan Perkembangan Karir Menurut Teori Tiedeman-Miller



Disusun Oleh : Maesaroh (1901015097) Nurfitriani Fauziah (2001019001) Rianka Anindya Rahmadhita (1901015082) Bimbingan Konseling 3B



Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univesitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta 2020



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah BK KARIR Tentang : Teori Pemilihan dan Perkembangan Karir menurut teori Tidemen Miller . Makalah ini kami susun dengan maksimal untuk memenuhi nilai mata pelajaran BK KARIR. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Jakarta, 23 Oktober 2020



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1 1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2 2.1 Teori Tiedeman-Miller.....................................................................................................2 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Teori Tiedeman-Miller........................................................6 2.3 Aplikasi Teori Tiedeman-Miller dalam Bimbingan Konseling.......................................7 BAB III PENUTUP...............................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahapan yang berhubungan dengan pekerjaan (Setyawardani, 2009). Oleh karena itu di dalam makalah ini mempelajari perkembangan karir seperti halnya teori perkembangan Tiedeman dan Miller. Pada saat struktur kognitif individu berkembang, dorongan untuk mencapai diferensiasi pun terbentuk, secara fisiologis ataupun psikologis. Perkembangan karir pada dasarnya merupakan sebuah proses belajar karena proses pembuatan keputusan melibatkan apa yang sudah dipelajari oleh individu tentang karir. Perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan kognitif ketika individu mengatasi egonya yang relavan. Perkembangan ego merupakan faktor yang sangat penting dalam proses perkembangan karir apalagi individu kebanyakan sering menggunakan egonya dalam pengambilan keputusan. Akhirnya masing-masing individu dalam pengambilan keputusan karir tergantung pada lingkungan sekitarnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, saya ingin membahas lebih lanjut tentang “Teori Pemilihan dan Perkembangan Karir menurut Teori TiedemanMiller”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Seperti apakah Teori Tiedeman dan Miller itu? 2. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan Teori Tiedeman dan Miller? 3. Aplikasi apa sajakah yang terdapat di Teori Tiedeman dan Miller dalam Bimbingan Konseling? 1.3 Tujuan Masalah Untuk mengetahui apa itu teori Tiedeman dan Miller serta bagaimana kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam teori tersebut. Dan apa saja yang terdapat di dalam teori Tiedeman dan Miller dalam bimbingan konseling. 1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Tiedeman – Miller A. Teori David V. Tiedeman Konsep



kunci



Tiedeman



dalam



pendekatan



konselingnya



terhadap



perkembangan karir adalah self-development dalam pengertian yang luas. Fokus utamanya adalah perkembangan kognitif total individu dan proses pembuatan keputusan yang dihasilkannya. Menurut Tiedeman, perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan kognitif secara umum ketika individu mengatasi krisis egonya yang relevan. Dia yakin bahwa perkembangan identitas ego merupakan faktor yang sangat penting dalam proses perkembangan karir. Dengan singkat, Tiedeman dan O’hara menyatakan bahwa perkembangan karir sebagai fungsi dari perkembangan karir itu sendiri, dapat dibedakan dan secara komprehensif. Memunculkan gagasan yang kritis dari dalam diri meliputi situasi dan factor social seperti halnya pemenuhan faktor biologis. Individu terlihat sebagai satu kesatuan yang selalu mengalami perkembangan dan pengambilan keputusan berdasar masa lalu, misalnya: lulusan/alumni dari sekolah/perguruan tinggi mana, sudah menikah/belum dan waktu yang dimiliki. Akhirnya dalam pembuatan keputusan karir, individu mencapai suatu titik yang oleh Tiedeman disebut diferensiasi dan integrasi. Diferensiasi adalah proses mengevaluasi self atau self-in-world melalui pengidentifikasian dan studi tentang berbagai aspek okupasi. Proses ini kompleks dan unik untuk masing-masing individu, tergantung pada potensi biologis dan struktur social lingkungannya. Pada saat struktur kognitif individu berkembang, dorongan untuk mencapai diferensiasi pun terbentuk, secara fisiologis ataupun psikologis. Aktivitas dalam lingkungan individu, termasuk pendidikan formal, memberikan stimulasi eksternal. Salah satu tujuan utama diferensiasi adalah untuk mengatasi krisis trustmistrust (Erikson, 1950) yang terkait dengan dunia kerja. Tiedeman dan O’Hara (1963) berasumsi bahwa masyarakat dan individu senantiasa berusaha ke arah satu 2



tujuan yang sama: untuk saling memberikan apa itu makna pada masing-masing individu yang lain. Pada esensinya, individu berusaha untuk berintegrasi ke dalam masyarakat khususnya di dalam suatu karir untuk mendapatkan penerimaan oleh para anggota bidang karir tersebut namun tetap mempertahankan sebagian dari individualitasnya. Jika keunikan individu memperoleh kesesuaian dengan keunikan dunia kerja, integrasi, sintesis, keberhasilan, dan kepuasan akan menyertainya. Menurut Tiedeman, teori pemilihan okupasi dan perkembangan vokasional belum mengeksplorasi bagaimana proses evolusi diferensiasi dan integrasi dapat diaplikasikan pada perkembangan karir. Oleh karena itu, Tiedeman telah mengkonseptualisasikan sebuah pola atau paradigma problem solving sebagai mekanisme pembuatan keputusan karir. B. Pendekatan Teori Belajar. O’Hara (1968) dan A. W. Miller (1968) menekankan prinsip-prinsip belajar sebagai dasar untuk keputusan vokasional yang efektif. O’Hara mengemukakan postulat bahwa perkembangan karir pada dasarnya merupakan sebuah proses belajar. Karena proses pembuatan keputusan melibatkan apa yang sudah dipelajari oleh individu tentang karir, maka tingkat belajarnya itu akan menentukan keefektifan pilihan-pilihannya. Menurut O’Hara, tujuan vokasional akan terumuskan dengan baik apabila persyaratan-persyaratan pendidikan akademik terkait erat dengan persyaratan vokasional. Dalam hal-hal tertentu, individu sebaiknya belajar mengeksplorasi dunia kerja dengan mempelajari kosa kata dan symbol-simbol okupasional yang menandai produk-produk atau pekerjaan tertentu. Dengan cara ini, individu dapat belajar membeda-bedakan dan mengintegrasikan berbagai informasi okupasional. Menurut O’Hara, pengenalan terhadap terminologi dan orientasi okupasional akan lebih menjamin terbentuknya respon-respon vokasional yang memadai. A. W. Miller (1968) juga meyakini bahwa teori belajar seyogyanya diaplikasikan dalam pembuatan keputusan karir. Dia berkonsentrasi pada hubungan antara perilaku yang secara konsisten dan signifikan terkait dengan pilihan okupasi. Terdapat empat kategori perilaku seperti itu: (1) kegiatan fisik nyata (overt), (2) pernyataan verbal nyata, 3



(3) perubahan emosional atau fisiologis tersembunyi (covert), dan (4) respon verbal atau pemikiran tersembunyi. Fungsi teori pembuatan keputusan karir adalah untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengontrol perilaku pembuatan keputusan. Dalam pendekatan Miller, konselor berusaha mengidentifikasi perilaku yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perilaku yang teridentifikasi tersebut memberikan petunjuk tentang peristiwa-peristiwa yang telah memotivasi perilaku itu. Setelah peristiwaperistiwa tersebut terisolasi, maka akan memungkinkan mengontrol perilaku yang menggerakkan pembuatan keputusan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar dan modifikasi perilaku, kita akan dapat memprediksi perubahan perilaku. Pada esensinya, dengan informasi yang memadai tentang seorang individu, terdapat potensi untuk mengontrol perilaku yang terkait langsung dengan pembuatan keputusan. Bagi Miller, ini merupakan kekuatan utama pendekatan teori belajar. C. Tahapan Perkembangan Karir David Tiedeman – Miller. Dalam teorinya David V. Tiedeman (Sukardi, 1987:89) mengemukakan bahwa keputusan untuk pemilihan pekerjaan, jabatan atau karir tertentu merupakan suatu rentetan akibat dari keutusan keputusan yang dibuat individu pada tahap-tahap kehidupannya di masa lalu. pembuatan keputusan menurut David V. Tiedeman dibagi menjadi dua periode, yaitu periode antisipasi (anticipation) dan implementasi (implementation). kedua periode ini merupakan inti dari suatu perkembangan kariri. perkembangan pekerjaan itu diorientasikan dari keputusan mengenai sekolah, kerja dan kehidupannya. 1. Periode Antisipasi (The Period of Anticipation). Tiedeman (sharf, 1992:307) membagi antisipasi dalam membuat keputusan karir menjadi empat proses, yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan dan klarifikasi. Miller dan Tiedeman (1989) menegaskan bahwa tahapan tersebut sebagai panduan (guideline) dalam mengantisipasi suatu keputusan. : a. Ekspolari Ekspolarasi yang dimaksud adalah penjelajahan terhadap kemungkinan alternatif keputusan yang akan diambil. melalui eksplorai ini, individu mengetahui dengan jelas konsekuensi apa yang akan dialami jika mengambil keputusan tersebut. 4



b. Kristalisasi Tiedeman (Sharf, 1992:308) nerasumsi bahwa kristalisasi merupakan stabilisasi dari refresentasi berpikir.pada tahap ini, pemikiran dan perasaan mulai teradu dan teratur. keyakinan atas pemilihan yang akan diambil menguat. definisi tentang alternatif pilihan semakin jelas. c. Pemilihan Sama halnya dengan perkembangan kristalisasi, proses pemilihan pu terjadi. masalah-masalah individu berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu mulai mengorganisir dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan karir masa depan. Sehingga pada tahap ini individu percaya atas pilihannya. d. Klarifikasi Ketika seorang individu membuat keputusan lalu melakukannya. Mungkin dalam perjalanannya ada yang lancar mungkin ada yang mempertanyakan seharusnya individu tersebut melakukan eksplorasi kembali, kristalisasi, lalu melakukan pemilihan alternatif kembali dan seterusnya. 2. Periode Implementasi dan penyesuaian (The Period of Implementation and Adjustment). Periode implementasi dan penyesuaian ini oleh David V. Tiedeman digolongkan menjadi tiga tahap, yaitu: tahap induksi (induction), tahap transisi (Transtition), dan tahap mempertahankan (maintenance). : a. Tahap Induksi. Periode ini terjadi atau dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang diteliti. individu mengorganisir karir dari tujuan individu kedalam interaksi yang berhubungan dengan masyarakat (misal melanjutkan sekolah atau pekerjaan). selama tahap ini, individu mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah dicapainya. akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternatif menjadi suatu bagian. Dalam arti lain, tujuan individu dan dunia kerja berasimilasi dengan posisinya sebagai salah satu aspek yang memungkinkan mendorongnya untuk berhasil. b. Tahap Transisi.



5



Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan adalah disesuaikan kepada penetapan tujuan karir yang diambilnya. Walaupun telah diperoleh kepercayaan bahwa seseorang akan berhasil terhadap pembuatan keputusan karirnya, akan tetapi seorang individu masih mengalami tahap transisi berbagai keputusan yang telah diambilnya, yaitu adanya berbagai kemungkinan bahwa individu akan menyimpang arah. c. Tahap Mempertahankan. Pada tahap mempertahankan, individu memelihara keputusan karir yang telah diambilnya. Prospek terhadap segala usahanya telah menuju kepada status dimasa mendatang dan seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.



2.2 Kelebihan dan Kekurangan Teori Tiedeman – Miller A. Kelebihan Teori Tiedeman – Miller 1. Meningkatnya kesadaran diri (self-awareness) sebagai faktor yang penting dan diperlukan dalam proses pembuatan keputusan. 2. Perhatian diarahkan pada upaya mempengaruhi perubahan dan pertumbuhan melalui penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam sistem sosial sebuah karir. 3. Adaptasi dengan lingkungan kerja untuk mendapatkan afiliasi yang bermakna dengan kelompok sebaya juga mendapat penekanan. 4. Teori ini mempunyai dampak yang penting terhadap proses pembuatan keputusan. B. Kelemahan Teori Tiedeman – Miller 1. Dukungan data empiriknya masih sangat terbatas 2. Ketiadaan instrument yang cukup untuk teori ini.



2.3 Aplikasi Teori Tiedeman – Miller Dalam Bimbingan Konseling. Teori Tiedeman – Miller dapat diaplikasikan dalam bimbingan konseling melalui Proses pengambilan keputusan karir peserta didik/klien berdasarkan:



6



1. Merumuskan pilihan karir klien yang sesuai dengan tujuan individu, merefleksikan kemampuan, minat dan implikasi social untuk masa depannya. 2. Membantu klien dalam memilih satu pilihan karir yang pasti. 3. Konselor memberikan strategi untuk memfasilitasi perkembangan karir ataupun penjelasan tentang proses pemilihan keputusan karir klien dan integrasi informasi karir tentang diri konselor sehingga dapat membantu konseli untuk memahami diri konseli. 4. Melakukan studi mengenai perkembangan karir



7



BAB III PENUTUP Tiedeman menekankan bahwa perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan kognitif ketika individu mengatasi egonya yang relevan. Akhirnya dalam pemilihan karir, individu mencapai suatu titik yang olehnya disebut diferensiasi, yaitu proses mengevaluasi diri melalui pengidentifikasian dan studi tentang berbagai aspek okupasi. Oleh karena itu, Tiedeman menggunakan paradigma problem solving sebagai mekanisme pembuatan keputusan karir. Sementara A.W. Miller menekankan prinsip belajar sebagai keputusan karir yang efektif. Dia berkonsentrasi pada pada hubungan antara perilaku yang secara konsisten dan signifikan terkait dengan pilihan okupasi. Dengan menerapkan prinsip belajar dan modifikasi perilaku, terdapat potensi untuk mengontrol perilaku yang terkait langsung dengan pembuatan keputusan dari informasi yang memadai tentang individu. Kedua teori ini mempunyai dampak yang penting terhadap proses pembuatan keputusan. Perhatian individu diarahkan pada upaya mempengaruhi perubahan dan pertumbuhan melalui penyesuaian terhadap kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam sistem sosial sebuah karir. Namun kelemahan pada kedua teori ini adalah dukungan data empiriknya masih sangat terbatas dan ketiadaan instrumen yang cukup untuk teori ini. Teori Tiedeman – Miller dapat diaplikasikan dalam bimbingan konseling dengan merumuskan pilihan karir klien yang sesuai dengan tujuan individu, merefleksikan kemampuan, minat dan implikasi sosial untuk masa depannya, serta membantu klien dalam memilih satu pilihan karir yang pasti. Konselor juga dapat memberikan strategi untuk memfasilitasi perkembangan karir ataupun penjelasan tentang proses pemilihan keputusan karir klien dan integrasi informasi karir tentang diri konselor sehingga dapat membantu konseli untuk memahami diri konseli. Pengaplikasian lainnya adalah melakukan studi mengenai perkembangan karir.



8



DAFTAR PUSTAKA Yunia, Panca. 2013. Teori Tiedeman dan O’hara tentang Pemilihan Jabatan. Universitas Pancasakti Tegal: Tegal Sutisna, Herlan dan Noor Cholis Basjaruddin. 2015. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pekerjaan Menggunakan Metode Fuzzymamdani. Amik BSI Tasikmalaya : Tasikmalaya Zunker, Vernon G. (1986). Career Counseling: Applied Concepts of Life Planning. Second Edition. Chapter 2: Theories of Career Development. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company



9