Terapi Non Farmakologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Terapi Non Farmakologi CAD Penyakit arteri koronaria (CAD) begitu luas, diperlukan tindakan mengontrol faktor-faktor risiko. Terapi lain dapat difokuskan pada salah satu dari dua tujuan: mengurangi kebutuhan oksigen miokardium atau meningkatkan suplai oksigen dan meredakan nyeri (Saputra, 2014). Mengontrol resiko 1. Batasi kalori dan asupan garam, lemak, dan kolesterol serta menghentikan merokok. 2. Latihan fisik teratur 3. Jika stres diketahui merupakan pemicu nyeri, pasien perlu mempelajari teknik pengurangan stres (Saputra, 2014). Terapi invasif 1. Operasi pintasan arteri koronaria (CABG / coronary artery bypass graft) Arteri yang menyempit atau tersumbat memerlukan operasi CABG untuk menghilangkan angina yang tidak terkontrol dan mencegah infark miokardium. Pada prosedur ini, sebagaian vena safena pada tungkai atau artei mamaria interna di dada digunakan untuk graft antara aorta dengan arteri yang terlibat obstruksi (Saputra, 2014). CABG invensif minimal memerlukan masa pemulihan yang lebih singkat dan mempunyai komplikasi yang lebih sedikit selama pasca-bedah. Sebagai pengganti membuka sternum dan melebarkan kosta dengan gergaji, beberapa irisan kecil dibuat di tubuh yang dapat dilalui instrumen bedah dan kamera fiber optik dapat dimasukkan. Prosedur ini dirancang untuk mengkoreksi sumbatan pada satu atau dua arteri yang mudah dicapai dan mungkin tidak sesuai untuk kasus yang lebih rumit (Saputra, 2014). 2. Angioplasti koroniria transluminal perkutaneus (PTCA / percutaneous transluminal coronary angioplasty) PTCA dapat dilakukan selama kateterisasi jantung untuk kompresi deposit lemak dan menghilangkan oklusi. Pada pasien dengan kalsifikasi, prosedur ini dapat mengurangi obstruksi dengan mematahkan plak (Saputra, 2014). PTCA menyebabkan kompilkasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan operasi, tetapi tindakan ini mempunyai risiko, yang mencakup: 1. Insufisiensi sirkulasi 2. Infark miokardium 3. Restenosis pembuluh darah 4. Perdarahan retroperitoneal 5. Reoklusi koronaria yang mendadak 6. Respons vasovagal dan aritmia 7. Kematian (pada keadaan yang jarang terjadi) (Saputra, 2014). PTCA merupakan alternatif yang baik dari graft pada pasien usia tua dan pasien lain yang tidak dapat mentoleransi operasi jantung. Namun, pasien dengan oklusi arteri koronaria utama kiri atau lesi pada pembuluh darah yang sangat berkelok-kelok tidak merupakan kandidat PTCA (Saputra, 2014). Pemasangan stent juga dapat dilakukan bersamaan dengan PTCA. Stent dimasukkan ke dalam arteri dan diletakkan di area dimana pembuluh darah telah sempit untuk



mempertahankan arteri tetap terbuka. Stent yang dilapisi obat dapat membantu mencegah restenosis (Saputra, 2014). 3. Angioplasti laser Angioplasti laser mengoreksi oklusi dengan cara vaporisasi deposit lemak dengan alat laser yang berujung panas. Revaskularisasi miokardium perkutaneus (PMR / percutaneous revascularization) merupakan suatu prosedur yang menggunakan laser untuk membentuk saluran dalam otot jantung untuk mempernbaiki perfusi ke miokardium. Laser karbondioksida digunakan untuk membentuk pembuluh transmural dari lapisan epikardium ke miokardium, yang meluas ke ventrikel kiri. Teknik ini juga dikenal sebagai revaskularisasi transmiokardium dan tampaknya mempunyai efektivitas hingga 90% (Saputra, 2014). Ablasio rotasional, atau aterektomi rotasional, menghilangkan plak dengan bur yang dilapisi kristal berlian yang berputar dengan kecepatan tinggi (Saputra, 2014).



Dapus Saputra, 2014. Patofisiologi. Tanggerang : Binarupa Aksara. 43-44.