TM 4 - Kelompok 1 - MAKALAH HORMON HIPOFISE DAN HIPOTALAMUS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HORMON HIPOFISE DAN HIPOTALAMUS Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Kusnanto, S. Kp., M. Kes



Disusun Oleh : Kelompok I 1. Susana Manggobo



(131711133160)



2. Sab Fitri Nur Hayati



(132011133001)



3. Tia Yustiani



(132011133003)



4. Ushaq Legenda



(132011133004)



5. Galuh Adjeng Ambarwati



(132011133005)



6. Adinda Hilda Firdaus



(132011133006)



7. Yoni Rahman Pratama



(132011133007)



8. Jessica Berliana Mawar Sagita



(132011133008)



9. Sabrina Caesarerawati



(132011133009)



10. Dini Dwi Januarti



(132011133200)



FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2020



KATA PENGANTAR Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak. Makalah dengan judul “Hormon Hipofise dan Hipotalamus” pada system endokrim di otak besar dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah



ilmu



keperawatan dasar Pada isi makalah disampaikan klasifikasi hormone beserta fungsinya . Selain itu, membahas tentang system mekanisme dan proses peran dalam organ tubuh Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah ini Besar harapan kami agar makalah ini bisa menjadi rujukan peneliti selanjutnya. Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini. September 2020



Kelompok 1



1



DAFTAR ISI Kata Pengantar……………………………………………………..… 1 Daftar Isi…………………………………………………………….... 2 BAB I Pendahuluan………………………………………………….. 3 1.1 Latar Belakang……………………….....……………………….…. .3 1.2 Rumusan Masalah…………………………………….….………... 3 1.3 Tujuan……………………………………………………...………. 4 BAB II Pembahasan………………………….……………………….. 5 2.1 Kelenjar Hipofisis dan Hipotalamus………......................………… 5 2.2 Hormon Hipofisis………..……………………..……..……….....… .5 2.3 Hormon Hipotalamus …………...……………..…..……................. .9 2.4 Hubungan Hormon Hipofisis dengan Hipotalamus.….................... 11 2.5 Sistem Kerja Hipofisis dan Hipotalamus…………......................... 12 BAB III Penutup………………………………...…………………… 14 3.1 Kesimpulan………………………………..……….……………… 14 Daftar Pustaka ……..…………………………....…………..…......... 15



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kelenjar pituitari, atau hipofisis, adalah kelenjar produsen hormon-hormon



tertentu yang bertindak sebagai pengedali berbagai aspek tubuh manusia. Hormon yang diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energi, dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya. Kelenjar ini sering dijuluki “kelenjar master” karena hormon yang disekresi olehnya mengatur fungsi kelenjar lain juga. Hormon-hormon ini dapat diproduksi baik dari depan (anterior) atau bagian belakang (posterior) dari kelenjar tersebut. Sistem endokrin mengkoordinasi tubuh dengan memproduksi dan mengeluarkan hormon. Pada bagian kepala,terdapat salah satu sistem endokrin yang dikenal dengan nama hipotalamus. Pada bagian kepala,terdapat salah satu sistem endokrin yang dikenal dengan nama hipotalamus.Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input, baik langsungmaupun tidak dari semua bagian otak. Hipotalamus juga pengendali utamahipofisis posterior dan anterior. Hipotalamus berhubungan dengan hipofisismelalui pembuluh darah, sedangkan berhubungan dengan hipofisis posteriormelalui sistem persyarafan. Dengan demikian, hipotalamus menjadi pengendali global semua sistem endokrin. 1.2



Rumusan Masalah 1. Apa itu kelenjar hipofisis dan kelenjar hipotalamus ? 2. Apa itu hormon hipofisis? 3. Apa itu hormon hipotalamus? 4. Apa hubungan antara hipofisis dan hipotalamus? 5. Bagaimana sistem kerja hipofisis dan hipotalamus untuk menghasilkan hormon?



3



1.3



Tujuan 1. Mengetahui tentang kelenjar hipofisis dan kelenjar hipotalamus 2. Mengetahui tentang hormon hipofisis 3. Mengetahui tentang hormon hipotalamus 4. Mengetahui hubungan antara hipofisis dan hipotalamus 5. Mengetahui bagaimana sistem kerja hipofisis dan hipotalamus untuk menghasilkan hormone



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Anatomi Hipotalamus dan Hipofisis Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan suatu kelenjar kompleks yang mensekresi hormone peptida. Hormon peptida tersebut sangat mempengaruhi hampir seluruh fungsi tubuh. Seluruh sekresi kelenjar pituitari dikontrol oleh hipotalamus. Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik



langsung



maupun



tidak



dari



semua



bagian



otak. Hipofisis dan



hipotalamus dihubungkan oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum,



yang



mengandung serat saraf dan pembuluh darah. Hipotalamus mempunyai berat sekitar 5 gr dan menempati bagian kurang dari 1% volume otak. Hipotalamus adalah bagian dasar diencephalon yang terletak di bawah thalamus, dekat ventrikel ketiga (ventrikulus tertius) yang berfungsi sebagai



pusat



kendali



hipotalamus dibatasi oleh interventricular



foramen



tertinggi



sistem



kelenjar endokrin. Bagian atas



sulcus hipotalamus hingga



cerebral



dan meluas



mulai



aqueduct, berbatasan



dari



dengan



thalamus. Sementara batas bagian anterior dijumpai anterior commisura, lamina terminalis dan chiasma opticus. Bagian posterior berbatasan dengan tegmentum otak tengah (midbrain) dan badan mammillary bagian inferior. Bagian



lateral



dibatasi



substansiainnominate, kapsula interna, nucleus



subthalamic dan cerebral peduncle. Sebagian hipotalamus tersusun atas sekelompokan sel saraf dan secara simetris berada di sekitar ventrikel ketiga. Kelompok sel saraf itu mempunyai fungsi neuroendokrin dan dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah pasangan Nucleus Suprachiasmaticus (SCN) atau Nukleus Supraoptikus dan



Nucleus Paraventrikularis



Kelompok



lainnya



secara



(PVN) di bagian anterior kolektif



disebut



hipotalamus.



sebagai hypothalamic-



hypophyseotropic nuclei yang berada di bagian posterior. SCN dan PVN tersusun atas badan-badan sel saraf dengan akson yang menjulur ke



5



emenensia mediana dan kemudian menuju neurohipofisis. Akson-akson dari SCN dan PVN disebut sebagai tractus supraopticopara ventriculohypophysial.



Gambar 2.1 Lokasi Hipotalamus Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, di bawah ventrikel tiga, pada dasar tengkorak (sella turcica). Kelenjar hipofisis manusia dibedakan menjadi dua bagian



yaitu anterior hipofisis (adenohipofisis) dan posterior hipofisis



(neurohipofisis). Kelenjar hipofisis manusia dewasa mempunyai berat sekitar 0,6 gr



dengan



dimensi



13mm



(transversal);



6,9mm



(vertikal)



dan



9mm



(anterioposterior). Kelenjar hipofisis dibatasi bagian durameter dan berada di fossa hipofiseal (Sella tursica), bagian yang berada di tulang sphenoid. Di dalam sella tursica ini, kelenjar hipofisis dipisahkan dari bagian sinus sphenoid oleh lempengan tulang yang tipis. Sella tursica melindungi bagian bawah anterior dan posterior hipofisis. Bagian tuberculum sella merupakan bagian pertulangan yang berada di ceruk anterior hipofisis, sementara di bagian tengah dan anterior tonjolan clinoid berada di bagian anterolateral di dalam tulang sphenoid. Sementara bagian sisi posterior sella tursica ditandai adanya sella dorsum dan posterior clinoid yang berada di kedua sisi. Di bagian akhiran teratas, hipofisis dilindungi oleh diafragma sella (perluasan dari durameter dengan bagian terbuka di sebelah transversal oleh tangkai hipofisis) dari tekanan cairan serebrospinal (cerebro spinal fluid = CSF). Chiasma opticus berada di anterior tangkai hipofisis (pituitary stalk). Sementara di kedua sisi akhiran lateral hipofisis terdapat sinus



6



cavernosus, jaringan luas Pembuluh darah vena berdinding tipis yang dibatasi tulang temporalis, tulang sphenoid, dan dura lateral sella tursica. Berdasarkan sifat-sifat sel-sel penyusun dan macam sekret yang dihasilkan, hipofisis dibedakan menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu adenohipofisis dan neurohipofisis. Adenohipofisis merupakan bagian glanduler yang terdiri dari pars distalis, pars tuberalis dan pars neuralis (Turner dan Bagnara, 1976; Hadley, 1996; Martini, 1998) Bagian lobus anterior hipofisis sendiri dapat dibedakan menjadi bagian pars distalis (Pars glandularis) yang menempati 80% kelenjar, pars tuberalis, dan pars intermedia yang terletak di antara pars distalis dan pars tuberalis. Bagian pars intermedia (lobus intermedia) mengalami rudimenter pada manusia, namun pada spesies lain berkembang baik. Bagian pars tuberalis (pars infundibularis) adalah bagian perluasan ke arah depan dari lobus anterior.



Gambar 2.2 Hipofisis dan Hipotalamus 2.2 Hormon Hipofisis Rangsangan hormon hipofisis dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh.



Otak akan memberi sinyal ke kelenjar pituitari untuk meningkatkan



atau menurunkan tingkat sekresi hormon tertentu.



Dengan demikian, otak



berperan menghubungkan kelenjar pituitari dengan peristiwa yang terjadi di luar atau di dalam tubuh, yang akan berdampak pada tingkat sekresi hormone pituitari. Hubungan fungsional antara otak dan kelenjar pituitari, dimana



7



bagian hipotalamus memainkan peranan utama ini disebut sebagai Aksis Hipotalamus-Pituitari. Hipotalamus akan membentuk hormon yang akan disimpan dalam median eminence. Hormon neurosekretori hipotalamus tersebut akan masuk ke pleksus kapiler primer yang nantinya akan mengalirkan hormon tersebut ke vena porta hipofiseal. Vena porta hipofiseal akan mengalir ke infundibulum dan berhubungan dengan pleksus kapiler sekunder di daerah lobus anterior. Hormon neurosekretori akan meninggalkan pembuluh darah untuk merangsang atau menghambat sel parenkim di daerah lobus anterior.



Dapat dikatakan



bahwa sistem portal hipofiseal adalah sistem pembuluh darah yang berfungsi pada regulasi hormon pars distal oleh hipotalamus. Akson neuron yang berasal dari berbagai bagian hipotalamus akan berakhir di sekitar pleksus kapiler primer. Ujung akson ini berbeda dari akson lain seluruh tubuh. Akson ini selain



berfungsi



mengirimkan sinyal, juga mampu melepaskan



inhibiting



hormone (factor) atau releasing hormone langsung ke dalam pleksus kapiler primer. Hormon-hormon



ini akan masuk ke sistem portal hipofiseal yang



nantinya akan dibawa ke pleksus kapiler sekunder pars distalis.



Hormon-



hormon ini akan mengatur sekresi berbagai macam hormone pituitari anterior. Releasing



hormone



dan



inhibiting



hormone



(factor) diantaranya adalah



(Gartner & Hiatt 2001: 304) : 1. TRH



(Thyrotropin



Releasing



Hormone)



atau



Thyroid Stimulating



Hormone-Releasing Hormone, hormon ini berfungsi merangsang keluarnya TSH (Tiroid Stimulating Hormone) 2. CRH (Corticotropin Releasing Hormone),hormon ini berfungsi merangsang keluarnya adrenocorticotropin. 3. SRH



(Somatotropin



Releasing



Hormone),



hormon



ini berfungsi



merangsang keluarnya Somatotropin (Growth Hormone) 4. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) / LHRH (Luteinizing Hormone Releasing



Hormone),



hormon



ini berfungsi



merangsang



keluarnya



Luteinizing Hormone (LH) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) 5. PRH (Prolactin Releasing Hormone), hormon ini berfungsi merangsang keluarnya prolactin 8



6. PIF (Prolactine Inhibitory Factor), hormon ini berfungsi menghambat sekresi prolaktin 7. Somatostatin, hormon ini berfungsi menghambat sekresi Growth Hormone 2.2.1 Hormon Yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ini dibedakan berdasarkan lokasinya, sebagai berikut: 1. Lobus Anterior Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior adalah: a. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone) Hormon ini merangsang pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh, terutama jaringan tulang rawan pada ujung-ujung tulang panjang. Secara normal, hormon ini aktif pada masa anakanak dan remaja, tetapi juga disekresikan dalam masa dewasa, terutama pada saat gerak badan atau tubuh sedang mengalami tekanan-tekanan. b. Hormon Perangsang Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone) Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar tiroid agar mensekresikan tiroksin dan triiodotironin. Sekresi TSH akan ditekan oleh tingginya kadar tiroksin di dalam darah sebagai suatu mekanisme kontrol terhadap hormon tiroid. c. Hormon Adrenocorticotropin (ACTH) ACTH adalah suatu polipeptida yang berfungsi untuk merangsang kortek sadrenal agar melepaskan beberapa hormonnya ke dalam aliran darah. d. Hormon Gonadotropin Yang termasuk dalam kategori hormon gonadotropin adalah interstitial cellstimulating hormone(ICSH), follicle stimulating



hormone(FSH), dan



luteinizing hormone (LH). ICSH terdapat pada pria, sedangkan FSH dan LH terdapat pada wanita. Pada pria, ICSH berfungsi untuk merangsang sel-sel interstisial testis untuk menghasilkan androgen. Pada wanita, FSH menyebabkan pematangan folikel dan merangsang perkembangan korpus luteum. Pada titik kritis, FSH menghilang dan LH meningkat, maka terjadilah ovulasi. Pematangan folikel menyebabkan disekresikannya estrogen, dan setelah ovulasi, korpus luteum mensekresikan estrogen dan progesteron.



9



Selanjutnya, estrogen akan menghambat produksi FSH melalui mekanisme umpan balik. FSH juga didapatkan pada pria untuk merangsang perkembangan tubulus seminiferus dalam memproduksi spermatozoa. e. Hormon Prolaktin Hormon ini terlibat dalam stimulasi dan mempertahankan laktasi payudara dengan cara meningkatkan pertumbuhan payudara dan merangsang sekresi air susu ibu.



Gambar 2.3 Hormon yang Dihasilkan Hipofisis Lobus Anterior Beserta Organ Targetnya 2. Lobus Posterior Lobus posterior kelenjar hipofisis tampaknya tidak membuat hormon sendiri tetapi menyimpan hormon-hormon yang dihasilkan oleh sel-sel saraf yang berasal dari hipotalamus. Ada dua macam hormon yang telah diisolasi dari lobus posterior kelenjar hipofisis, yaitu: a. Oksitosin Suatu polipeptida yang merangsang kontraksi otot polos, terutama otot polos yang melapisi uterus. Hormon ini menyebabkan kontraksi otot polos pada uterus yang hamil, menambah kontraksi pada proses kelahiran dan membantu uterus kembali ke ukuran normalnya setelah melahirkan. Hormon ini juga menyebabkan pelepasan ASI dari payudara yang menyusui dengan menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Penghisapan pada puting menyebabkan pelepasan refleks oksitosin oleh stimulasi puting susu. 10



b. Hormon Antidiuretik (ADH) Hormon ini menyebabkan dinding otot arteriol berkontraksi, sehingga mempersempit rongga pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. ADH juga merangsang reabsorbsi air dari tubulus ginjal. Hormon ADH akan meningkat pada saat tekanan osmotik darah meningkat. Peningkatan ADH akan meningkatkan permeabilitas air dari tubulus distal dan koligentes, menyebabkan air mengalir dari filtrat glomerolus hipotonik ke dalam interstisium medular hipertonik. Sebagai akibatnya, urin secara progresif konsentrasinya meningkat dan volumenya menurun. Air akan tetap kembali ke dalam aliran darah sehingga tekanan osmotik darah akan turun.



Gambar 2.4 Hormon yang Dihasilkan Hipofisis Lobus Pasterior Beserta Organ Targetnya 2.3 Hormon Hipotalamus Hormon hipotalamus adalah sumber peptida yang menstimulasi atau menghambat pelepasan hormon oleh kelenjar hipofisis anterior. Yang termasuk hormon stimulator adalah thyrotropin-releasing hormone (TRH), growthhormone-releasing hoemone (GHRH), corticotropin-releasing hormone (CRH), dan gonadotropin-releasing hormon (GnRH). Saat ini diketahui bahwa GnRH menstimulasi sekresi FSH maupun LH dari kelenjar hipofisis anterior. Hormon



penghambat



somatostatin.



meliputi



Somatostatin



growthhormone-inhibiting-hormone



juga menghambat



pelepasan



TRH



atau yang



terstimulasi oleh tirotropin. Selain itu hormon prolaktin yang disekresi oleh hipofisis anerior juga terhambat oleh dopamin



sebagai



prolactin-inhibiting



factor (PFI) hipotalamik primer, namun selain itu GnRH-associated peptide 11



(GAP) dari



eminensia mediana juga berpotensi sebagai penghambat sekresi



prolaktin. Seperti yang ditunjukkan pada beberapa pengambilan contoh perifer, produk hormon hipofisis, hormon hipotalamik, GHRH, CRH, TRH dan GnRH, tampaknya dilepaskan dengan cara pulsatile. Selain itu CRH menunjukkan variasi diurnal, kemungkinan dari sistem limbik otak 2.4 Hubungan antara Hormon Hipofisis dengan Hormon Hipotalamus Hipotalamus dan hipofisis dihubungkan oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum, yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah. Daerah interaksi antara sistem saraf dan sistem endokrin atau neuroendokrin primer adalah pada hipotalamus dan hipofisis. Hipotalamus mengandung beberapa nuklei sel-sel neuronal, dimana di dalam nuklei ini terdapat kelompok-kelompok sel-sel khusus yang melepaskan suatu hormon atau hormon-hormon tertentu. Hipotalamus juga mengatur fungsi otak lain, termasuk suhu, nafsu makan, rasa haus, perilaku seksual, rekasi defensif seperti marah dan atkut, dan ritme tubuh. Dimana semuanya itu memiliki komunikasi yang luas dengan daerah tubuh lainnya. Hipotalamus mengandung 2 jenis sel-sel neurosekretorik yang dapat meningkatkan potensial aksi, melepaskan hormon, dan diatur oleh sistem hormonal maupun susunan saraf pusat. Hipofisis memiliki 2 lobus yang secara anatomis dan fungsional berbeda, hipofisis anterior dan hipofisis posterior. Hipofisis posterior, secara embrilogis berasal sari pertumbuhan berlebihan otak, terdiri dari jaringan saraf dan disebut neurohipofisis. Sedangkan hipofisis anterior terdiri dari jarongan epitel kelenjar yang secara embriologis berasal dari penonjolan dari atap mulut. Bagian anterior dari hipofisis disebut adhenohipfisis yang mensekresi hormon-hormon seperti ACTH, FSH, LH, TSH merangsang kelenjar target adrenal, gonad, dan tiroid. Pada adenohipofisis beberapa spesies, lobus intermedius (lobus ketiga) juga ditemukan, pada vetebra rendah lobus ini mengeluarkan beberapa melanocytestimulating hormones atau MSH yang mengatur warna kulit dengan mengontrol penyebaran granula berpigmen melanin. Sedangkan pada manusia MSH sendiri di



12



sekresi oleh hipotalamus anterior. Fungsi MSH ini kalaupun ada, masih belum jelas. Hormon FSH dan LH terikat pada reseptor ovarium dan testis serta mengatur fungsi gonad dengan merangsang produksi streroid seksual dan gametogenesis. Pada pria, LH akan merangsang produksi testosteron dari sel interstisial testis (se Leydig). Pematangan spermatozoa memerlukan LH dan FSH merangsang pertumbuhan testis dan mempertinggi produksi androgen-bindingprotein oleh sel Sertoli, yang merupakan komponen tubulus testis yang berguna menyokong pemtangan spermatozoa. Androgen-binding protein ini menyebabkan konsentrasi testosteron yang tinggi pada spermatozoa, suatu factor penting pada pembentukan spermatogenesis normal. Perbedaan antara hipofisis anterior dan posterior juga terdapat pada hormon yang mereka hasilkan. Hipofisis anterior mensintesis sendiri hormonnya, sedangkan hipofisis posterior tidak menghasilkan hormon apa-apa, tetapi hanya menyimpan dan mengeluarkan hormon yang telah disintesis oleh hipotalamus, yaitu hormon antidiuretik (ADH).



Gambar 2.5 Hubungan antara Hipotalamus dan Hipofisis 2.5 Sistem Kerja Hipofisis dan Hipotalamus untuk Menghasilkan Hormon



13



Poros hipotalamus-hipofisi digambarkan sebagai suatu jeram, Pengaturan umpan balik balik negatif, alur panjang dan pendek dalam upaya lebih aktif yang paling akhir yaitu yang dipengaruhi oleh hipofisi anterior. Secara strukturala hormon-hormon hipofisis pars distalis seperti GH, prolaktin (PRL) dan somatomamotropin korionok (CS/laktogen plasenta) merupakan hormon protein, yang memiliki sekitar 190-199 asam amino. Masingmasing hormon tersebut memiliki stu residu triptofan tunggal yaitu G H dan CS pada posisi asam amino 85 sedangkan PRL pada posisi asam amino 91, 2 ikatan disulfida yang homolog. Asam amino homolog antara GH dan CS terdapat 85% dan antara GH dan PRL sebanyak 35%. Ketiga hormon tersebut mempunyai faktor antigen yang sama, memiliki aktivitas



laktogenik menstimulasi



pertumbuhan, selain itu memiliki perbedaan ketiga hormon tersebut memiliki reseptor jaringan yang masing-masing spesifik. Produksi GH dan PRL di hipofisis anterior sedangkan CS di plasenta, melalui mekanisme poros hipotalamus dan hipofisis. Hormon lain yang mekanisme kerjanya dipengaruhi oleh poros hipotalamushipofisis adalah golongan hormon glikoprotein/gonadotropin, meliputi TSH, LH, FSH dan hCG . Semua hormon ini mempengaruhi berbagai proses biologik. Hormon ini berinteraksi dengan reseptor permukaan sel dan mengaktifkan adenilat siklase serta hormon-hormon tersebut menggunakan cAMP sebagai mesenger intrasel. Masing-masing hormon terdiri dari 2 subunit yaitu α dan β yang dihubungkan oleh ikatan non-kovalen. Pada sub-unit β sangat menentukan aktivitas biologis yang spesifik yang dikenali oleh reseptor. Tiap sub-unit disintesis dari mRNA yang unik. Hormon-hormon ini awalnya berkembang dari gen sel yang sama, selanjutnya subunit β mengalami evolusi lebih lanjut untuk menghasilkan hormon yang spesifik. Setiap hormon glikoprotein, pada sub-unit α mengandung 2 oligosakarida berikatan dengan aspargin, memiliki 5 jembatan disulfida yang bebas ditemukan dalam kelenjar hipofisis dan plasenta. Pada sub-unit β mempunyai 1 atau 2 oligosakarida berikatan dengan aspargin dan memiliki 6 jembatan disulfida. Subunit α dan β di translokasikan dari mRNA dengan sintesis kontrol yang berbeda, kecenderungan sub unit β sintesisnya dibatasi guna membatasi produk yang tidak



14



berlebihan. Semuanya disintesis sebagai preprohormon dan akan mengalami proses posttranslasi dalam sel dan menghasilkan protein yang terglikosilasi. Kelompok gonadotropin ini bertanggungjawab atas proses gametosis dan steroidogenesis di dalam kelenjar gonad. Hormon glikoprotein dengan berat molekul + kDa, hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Kelompok peptida proopiomelanokortin (POMC) yang terdiri atas beberapa peptida antara lain ACTH, LPH, MSH bekerja sebagai hormon dan endorfin sebagai neurotransmiter datau neuromodulator. POMC ini disintesis sebagai molekul prekusor dengan 285 asam amino dan diproses secara berbeda dalam berbagai regio kelenjar hipofisis. Gen POMC diskresikan dalam lobus anterior dan lobus intermedius hipofisis. Rangkaian yang paling dilindungi yaitu fragmen N-terminal, regio ACTH dan regio endorfin-β. POMC adalah produk yang ada hubungannya dijumpai dalam jaringan otak, plasenta, traktus gastrointestinal, saluran reproduksi, paru dan limfosit. Protein POMC diproses secara berbeda di dalam lobus anterior dibandingkan dengan lobus intermedius.lobus intermedius hipofisis bersifat rudimenter pada saat dewasa, tetapi merupakan lobus yang bekerja aktif pada janin dan wanita hamil. Kelompok peptida dasar dari ACTH menghasilkan MSH dan cortotropin like intermediate lobe protein (CLIP), dari βlipoprotein yang menhasilkan γlipoprotein, β-MSH, β-endorfin dan α-γ endorfin; serta peptida besar dengan ujung N-terminal menghasilkan γMSH



15



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1) Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan suatu kelenjar kompleks yang mensekresi



hormone



peptida.



Hormon



mempengaruhi hampir seluruh fungsi tubuh.



peptida



tersebut sangat



Seluruh sekresi



kelenjar



pituitari dikontrol oleh hipotala mus. Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis dan hipotalamus dihubungkan oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum, yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah. 2) Hormon Yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis 



Lobus Anterior: a) Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone) b) Hormon Perangsang Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone) c) Hormon Adrenocorticotropin (ACTH) d) Hormon Gonadotropin e) Hormon Prolaktin







Lobus Posterior a) Oksitosin b) Hormon Antidiuretik (ADH)



3) Hormon hipotalamus adalah sumber peptida yang menstimulasi atau menghambat pelepasan hormon oleh kelenjar hipofisis anterior.



16



DAFTAR PUSTAKA Uinsa. 2014. “Kelenjar Hipofisis”, http://digilib.uinsby.ac.id/15869/17/Bab %2014.pdf, diakses pada 17 September 2020 Dini, S. 2017. “Aksis Hipotalamus Hipofisis”, http://www.academia.edu/download/56477986/AKSIS_HIPOTALAMUS_ HIPOFISIS.pdf, diakses pada 17 September 2020 Wulandari, E. “Hormon Hipotalamus Dan Hipofisis”, https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38258/5/%285% 29%20BAB%20II%20Hormon%20hipotalamus%20dan%20Hipofisis.pdf, diakses pada 17 September 2020 Ika. 2017. “Pubertas Prekoks”, http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wpcontent/uploads/2017/04/EN11_Pubertas-Prekoks.pdf, diakses pada 17 September 2020 Sukmawati, M, dkk. 2019. “Remaja pria 18 tahun dengan hipogonadotropikhipogonadisme dan postur tubuh pendek: Sebuah laporan kasus”, https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/465/373, diakses pada 17 September 2020 Suastika, K, dkk. 2016. Endocrinology and Beyond. Denpasar: PT. Percetakan Bali. Decroli, E., Kam A, 2017, “Dampak Klinis Thyroid Stimulating Hormone”. Jurnal kesehatan andalas, Vol. 6(1), http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/674/539, diakses pada 21 September 2020 Nugroho, Rudy Agung. 2016. “Dasar – Dasar Endokrinologi”. Samarinda : Mulawarman University Press, https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK Ewjbipenw_nrAhUP6nMBHZu0AoY4ChAWMAd6BAgIEAE&url=http %3A%2F%2Frepository.unmul.ac.id%2Fassets%2Fupload%2Fbuku %2Ffile_1021900033.pdf&usg=AOvVaw31k4g_cYTE3_uj2s_QBOQJ, diakses pada 21 September 2020



17