Topik 1-Konsep Dasar Akuntansi Keprilakuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya. Dengan demikian, definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi (misalnya partisipasi penganggaran, keketatan anggaran, dan karakter sistem informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku, misalnya pertimbangan (judgment) dan pengambilan keputusan auditor dan kualitas pertimbangan dan keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa laporan keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan. Akuntansi adalah informasi, atau lebih tepatnya sistem informasi akuntansi. Keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi tidak lepas dari perilaku manusia selaku pemakai dan yang memberikan responnya. Perkembangan akuntansi pun tak lepas dari perilaku. Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia (akuntan dan auditor) dalam bidang akuntansi, maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi khususnya psikologi kognitif, antropologi dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan. Banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti yang ikut memperkuat bidang akuntansi keperilakuan. Dua jurnal terkenal, yaitu Behavioral Research in Accounting (BRIA) dan Auditing: A Journal of Practice & Theory, sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi keperilakuan sampai saat ini. Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. Istilah sistem informasi akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti luas meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan.



1.2. Sejarah Perkembangan Akuntansi Keperilakuan Tahapan perkembangan akuntansi keperilakuan dapat dilihat dari penelitian Lord (1989) yaitu sebagai berikut. Tahun 1950an merupakan tahun dimulainya penelitian mengenai akuntansi keperilakuan walaupun saat itu belum muncul istilah akuntansi keperilakuan. Tahun ini oleh Lord (1989) disebut dengan “foundation research paper” karena merupakan tulisan-tulisan awal



mengenai akuntansi keperilakuan. Ferguson (1920) dan Dent (1931) melakukan penelitian mengenai dampak anggaran terhadap perilaku dan kinerja pekerja. Selanjutnya Argyris (1952) melakukan penelitian mengenai dampak informasi akuntansi terhadap karyawan. Temuan dari penelitian ini adalah anggaran berdampak terhadap motivasi dan perilaku. Karya Argyris ini merupakan karya pertama mengenai pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku yang diterbitkan dan karya ini seringkali banyak peneliti yang menganggap merupakan karya monumental karena merupakan karya akuntansi keperilakuan pertama. Tahun 1960an merupakan tahun awal dari kebangkitan penelitian akuntansi keperilakuan. Dalam periode ini akademis memperluas riset mengenai implikasi informasi akuntansi dan laporan keuangan pada pengambilan keputusan. Pada periode ini akuntansi keperilakuan pertamakali diterbitkan di Accounting  Review. Carl Devine pada periode ini merupakan periset akuntansi keperilakuan yang sangat terkenal. Dalam periode ini banyak konferensi dan diskusi yang tidak saja dihadiri oleh akuntan namun juga oleh eksekutif perusahaan, psikolog, pakar organisasi. Dalam periode ini juga beberapa peneliti melakukan riset eksperimen. Riset awal akuntansi keperilakuan banyak yang berhubungan dengan dampak dari bermacam- macam data akuntansi yang berdampak pada perilaku individual. Perkembangan akuntansi keperilakukan mulai dilirik oleh banyak peneliti sejak tahun 1970, periode ini oleh Lord (1989) disebut dengan “A Decade of Interest Expansion in Behavioral Topics”. Dalam periode ini penelitian akuntansi keperilakuan semakin meningkat baik melalui metode eksperimen maupun non eksperimen. Perkembangan yang sangat menarik pada dekade ini adalah meningkatnya perkembangan akuntansi keperilakuan membuat pelajar doktoral bidang ilmu akuntansi mengambil matakuliah psikologi. Dalam periode ini area akuntansi keperilakuan yang paling luas adalah human information processing  (HIP) dari informasi akuntansi. Riset mengenai HIP berkenaan dengan pengaruh informasi terhadap perilaku individu. Ada empat pendekatan riset utama dalam HIP yaitu Lens model, Probabilistic judgment, Cognitive style, dan Predecisional behavior. Riset-riset tersebut dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Barefild (1972), Mock, Estrin, and Vasarhelyi (1972), Dickhaut (1973). Beberapa studi berkenaan dengan HIP yaitu sebagai berikut dampak anggaran partisipatif terhadap perilaku manajer (sweringa dan Moncur, 1972), dampak anggaran terhadap motivasi karyawan (Milani, 1975), pengaruh anggaran terhadap perilaku berhubungan dengan organisasi/Kontingensi teori pada organisasi (Bruns dan Waterhouse, 1975). Salah satu jurnal yang berkontribusi besar dalam riset akuntansi keperilakuan adalah Accounting Organization and Society (AOS). Beberapa riset dalam AOS mencakup dampak akuntansi pada perilaku dalam isu organisasi seperti anggaran, evaluasi kinerja, pengendalian biaya, pembuatan keputusan, kontingensi teori dalam riset akuntansi, dan isu organisasi dalam riset sistem informasi akuntansi. Sampai dengan saat ini penelitian akuntansi keperilakuan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tahun 1988 munculnya jurnal yang khusus mengkaji akuntansi internasional



yaitu Behavior Research in Accounting, selanjutnya pada tahun 1998 terbitnya Advanced in Accounting Behavioral Research. Perkembangan ini menunjukkan bahwa peran akuntansi keperilakuan semakin penting. Beberapa perkembangan akuntansi keperilakuan berasal dari beberapa hal yaitu sebagai berikut (Burgstahler dan Sundem, 1989):



1.3. Aspek dari Akuntansi Keperilakuan Salah satu cabang ilmu akuntansi ini juga memiliki berbagai aspek penting seperti cabangcabang ilmu lainnya. Oleh Schiff dan Lewin (1974) mengatakan, ada lima aspek penting yang ada pada salah satu bidang ilmu akuntansi ini. Kelima aspek tersebut adalah : 1. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajemen Pembahasan tentang perilaku komponen entitas perusahaan dibahas dengan cukup dalam dalam teori organisasi modern ini. Perhatian teori organisasi modern ini menjelaskan tentang perilaku mereka sebagai dasar untuk melihat motif atas berbagai tindakan yang mereka lakukan.



Dalam teori organisasi modern melihat bahwa ada pengaruh dari interaksi antar masingmasing elemen dalam upaya untuk mendukung tujuan sebuah organisasi atau perusahaan. Lebih spesifik lagi, teori organisasi modern sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Schiff dan Lewin menitikberatkan pada perilaku masing-masing komponen dalam mengarahkan tujuan organisasi, memberikan motivasi, hingga menampilkan karakteristik dalam penyelesaian masalahnya. Karena dalam kondisi tertentu, motivasi memegang peranan penting terhadap komitmen yang berpengaruh pada kepuasan kerja. Tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan ini dilihat dari kacamata teori organisasi modern, merupakan hasil proses mempengaruhi setiap elemen. Pengaruh pada masing-masing elemen ini menghasilkan motivasi dan komitmen organisasi. Sehingga bila dilihat lebih jauh, terdapat hubungan yang bersifat resiprokal antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.



2. Penganggaran dan Perencanaan Selain itu, tujuan organisasi atau perusahaan juga harus diformulasikan dan menjadikannya sebagai fokus dari penganggaran dan perencanaan. Selain tujuan, penganggaran dan perencanaan juga harus difokuskan untuk melihat adanya interaksi perilaku dari masingmasing individu.



Penganggaran, level kesulitan dalam mencapai tujuan, hingga konflik antar tujuan merupakan bagian dari dimensi yang dimaksud dalam area ini. Semua dimensi tersebut harus diperhatikan sehingga bisa menciptakan keselarasan antara tujuan organisasi atau perusahaan dengan tujuan masing-masing individu. Keselarasan antara dua bagian penting ini nantinya bisa menjadi pondasi pengembangan organisasi atau perusahaan oleh tim manajemen. 3. Pengambilan Keputusan Aspek lainnya yang termasuk adalah tentang pengambilan keputusan yang menjadi fokus dari teori organisasi modern. Dalam teori tersebut, ada tiga model yang dikenalkan sebagai metode pengambilan keputusan yakni: model normatif, paradoks, dan model deskriptif. Model Normatif merupakan sebuah keadaan pengambilan keputusan oleh seseorang sesuai keadaan seharusnya.



Sementara model normatif membahas tentang hal yang berkebalikan dengan model normatif. Model Deskriptif pada teori pengambilan keputusan melihat kondisi seseorang saat melakukan pengambilan keputusan dengan melihat fakta yang ada. Informasi yang digunakan ketika pengambilan keputusan ini merupakan informasi akuntansi.



4. Pengendalian Aspek lainnya yang tidak kalah penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah aspek pengendalian. Besarnya tingkat pengendalian berbanding lurus dengan besarnya sebuah organisasi atau perusahaan. Sehingga tingkat pengendalian akan semakin insentif seiring dengan semakin berkembangnya suatu organisasi atau perusahaan.



Aspek ini banyak menghubungkan kinerja dan kemampuan adaptasi individu terhadap lingkungan sekitarnya. Bagian yang penting dalam aspek pengendalian adalah adanya struktur organisasi yang jelas, hierarki administrasi, hingga pengendalian internal. Dalam perkembangan terbaru dalam aspek pengendalian, lingkungan menjadi kunci yang berperan dalam pengendalian operasional organisasi atau perusahaan. Sebelumnya, lingkungan tidak tergolong dalam aspek pengendalian ini.



5. Pelaporan Keuangan Aspek perilaku dalam bidang akuntansi ini juga meliputi bagaimana pelaporan keuangan yang mencakup perataan laba, keandalan informasi akuntansi, hingga kaitannya informasi akuntansi kepada investor.



Dalam hal ini, perataan laba disebabkan adanya informasi khusus yang dimiliki oleh pihak manajemen untuk mewujudkan kepentingannya dalam bagian untuk melakukan manajemen laba.



1.4. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan Dalam salah satu cabang ilmu akuntansi ini, pengambilan keputusan harus melibatkan bagaimana perilaku seseorang sebagai sebuah pertimbangan. Dengan mempertimbangkan perilaku manusia tersebut, membuat munculnya aspek sosial dalam bidang ilmu akuntansi. Ruang lingkup akuntansi yang berkaitan dengan perilaku manusia ini antara lain: 











Mengkaji tentang tingkah dan perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan pemakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Maksudnya, ruang lingkup akuntansi dapat melihat bagaimana gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain dalam perusahaan atau organisasinya tersebut.  Mengkaji pengaruh dari adanya sistem informasi akuntansi terhadap segala tindakan manusia yang berarti melihat pengaruh sistem akuntansi terhadap kinerja, produktivitas, kerja sama, hingga pengambilan keputusan. Sebuah metode yang menjelaskan dan memprediksi tindakan dan perilaku manusia dan membuat sebuah strategi untuk mengubah tindakan tersebut. Maksudnya adalah memanfaatkan Akuntansi untuk mempengaruhi perilaku manusia dan mengatasi resistensi perilaku manusia tersebut.