Transcutaneous Cardiac Pacing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTENSIF Cardiac Pacing ; Transcutaneous Cardiac Pacing



Dosen Pembimbing : Ferry Fadli Fratama, S.ST



Kelompok 3 Nama Anggota : 1. Ahmad Taisir



6. Rinne Agisti



2. Dyah Yuspitasari



7. Rizkyan Fitriansyah



3. Hj. Ruwaida



8. Roni Aria Pradipta



4. M.Rizky Ramdani



9. Sri Isna Wardati



5. Mahgrisa Handayani



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIV 2017



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Jantung adalah sebuah sistem yang mempunyai otomatisasi dan irama kontraksi yang teratur dimana sistem impuls atau daya listrik memberikan rangsangan pada myocard untuk melakukan kontraksi sebagai sebuah sistem mekanik. Kemampuan impuls ini di lokasikan oleh jaringan neuromuskuler spesial yang disebut sistem konduksi. Apabila salah satu atau semua pacu jantung alami tidak memberikan impuls sesuai dengan kebutuhan, diperlukan suatu alat yang memberikan impuls buatan dengan tujuan menaikkan impuls listrik. Transkutan pacing (juga disebut pacing eksternal) merupakan sarana sementara pacing jantung pasien selama keadaan darurat medis. Hal ini dilakukan dengan memberikan pulse arus listrik melalui dada pasien, yang merangsang jantung untuk kontrak. Indikasi yang paling umum untuk transkutan pacing adalah detak jantung abnormal lambat. Dengan konvensi, denyut jantung kurang dari 60 denyut per menit pada pasien dewasa disebut bradycardia. B. Rumusan Masalah “ Bagaimana konsep dasar Transcutaneous Cardiac Pacing”. C. Tujuan Penulisan “ Untuk Mendeskripsikan konsep dasar dari Transcutaneous Cardiac Pacing”



D. Manfaat Penulisan 1) Untuk mengetahui definisi dari Transcutaneous Cardiac Pacing 2) Untuk mengetahui indikasi dari Transcutaneous Cardiac Pacing 3) Untuk mengetahui kontraindikasi dari Transcutaneous Cardiac Pacing 4) Untuk mengetahui komplikasi dari Transcutaneous Cardiac Pacing 5) Untuk mengetahui Teknik pemasangan dari Transcutaneous Cardiac Pacing



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Transcutaneous Cardiac Pacing (TCP) 1. Definisi Transcutaneous Cardiac Pacing Transcutaneous Cardiac Pacing adalah teknik merangsang elektrik jantung eksternal melalui serangkaian bantalan elektroda. Stimulus ini dimaksudkan untuk menyebabkan depolarisasi jantung dan kontraksi miokard. Transcutaneous Cardiac Pacing adalah salah satu metode pengobatan pasien ketika sistem konduksi jantung melambat dan dapat menimbulkan bahaya. TCP bekerja sebagai alat pacu jantung buatan, memberikan arus listrik berulang-ulang ketika alat pacu jantung alami menjadi terhambat atau disfungsional. TCP sering digunakan bagi pasien dengan gejala bradikardia, terutama jika pasien tidak responsif terhadap obat atropin. Untuk memiliki efek, miokardium harus mampu menghasilkan output jantung dengan kontraksi otot. Ada dua tipe mode TCP: a. Demand pacing b. Non-demand / asynchronous pacing Demand pacing dirancang untuk kompleks QRS inherent, yang memberikan rangsangan listrik hanya jika diperlukan. Demand pacing merupakan mode pilihan sebagian besar dokter atau QAS clinical dan peralatan harus diatur ke mode ini.



2. Indikasi Transcutaneous Cardiac Pacing 



Bradikardi simptomatis dengan frekuensi nadi (HR) < 60 kali/menit



3. Kontraindikasi Kontraindikasi TCP menurut QAS (Queensland Ambulance Service) : a. Asistole / PEA b. Overdrive pacing dari disritmia ventrikuler 4. Komplikasi a. Nyeri b. Ketidaknyamanan c. Cemas d. Kegagalan dalam mencapai listrik jantung 5. Prosedur Transcutaneous Cardiac Pacing a. Jelaskan prosedur kepada pasien (mengenai stimulus saraf kulit atau kontraksi otot rangka) b. Pasang IV line dengan NaCl 0,9 % c. Pastikan oksigenasi adekuat, ventilasi, dan basic care komplit d. Pasang EKG monitor e. Posisikan elektroda defibrilator pada posisi anterior-posterior ( pada semua usia pasien) f. Penempatan elektroda anterior-lateral mungkin bisa dipertimbangkan jika penempatan elektroda anterior posterior tidak memungkinkan. g. Pertimbangkan pemberian analgesik dan sedasi



Gambar 2.1 Penempatan elektroda anterior posterior Prosedur PTV a. Tekan tombol Pacer untuk menyalakan b. Pilih mode “demand “ yang ada dilayar. Jika tidak, tekan tombol mode, diikuti tombol demand c. Tekan tombol freq ( frekuensi), jika diperlukan ( setting default adalah 70 bpm). Fungsi akan berubah jika frekuensi meningkat 5 bpm secara bertahap d. Tekan tombol intens. (Intensitas) e. Meningkatkan intensitas secara bertahap dengan merubah fungsi sembari mengamati pasien dan menkaji untuk gambaran listrik dan mekanik. Fungsi akan mengubah intensitas penambahan sebesar 5 Ma. Note: Pacing akan dimulai secara otomatis segera setelah intensitas dipilih > 0 mA



Informasi Tambahan a. Tidak ada bukti yang menunjukkan support pacing yang sesuai pada pasien cardiact arrest b. Kesalahan yang paling sering di TCP adalah kegagalan untuk cukup merekam aliran tinggi pada gambaran EKG.



c. Arus aliran pacing yang tidak cukup mungkin menghasilkan penyimpangan sinyal EKG yang dapat menjadikan kesalahan gambaran EKG



d. Pada pasien dasar, ptv dimulai dari arus pacing dari 0 mA dan ditingkatkan sampai gambaran EKG teridentifikasi. e. Gambaran EKG dibuktikan ketika pacer spike langsung diikuti oleh lebar dan luas QRS kompleks , gelombang T tall , dan lebih ditekankan oleh kompleks QRS dari pasien.



f. Arus efektif minimum dalam mendapatkan gambaran mekanik yang dapat diandalkan harus



digunakan untuk meminimalkan kerusakan



jantung dan ketidaknyamanan pasien g. Jika pasien tidak berteloransi pada prosoder maka perytimbangkan pemberian analgesi /sedasi h. Pada pasien tidak sadar, tingkatkan arus aliran secara cepat dengan batas maksimum dan menyesuaikan dengan ambang batas minimum ketika gambaran ekg didapatkan i. Memeriksa tanda-tanda dari gambaran mekanik dengan adanya nadi dan tanda-tanda peningkatan curah jantung. j. penyebab umum dari kegagalan untuk meningkatkan curah jantung meskipun gambaran listrik terdapat adanya hipoksia, asidosis, dan fisiologis lainnya k. Transcutaneous Cardiac Pacing ambang nyadapat berubah selama pacing dan hilangnya gambaran mungkin terjadi. Pasien tidak boleh ditinggalkan selama Transcutaneous Cardiac Pacing berlangsung



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Transcutaneous Cardiac Pacing adalah teknik merangsang elektrik jantung eksternal melalui serangkaian bantalan elektroda. Stimulus ini dimaksudkan untuk menyebabkan depolarisasi jantung dan kontraksi miokard. Transcutaneous Cardiac Pacing adalah salah satu metode pengobatan pasien ketika sistem konduksi jantung melambat dan dapat menimbulkan bahaya. Indikasi Transcutaneous Cardiac Pacing adalah bradikardi simptomatis dengan frekuensi nadi (HR) < 60 kali/menit dengan dua tipe mode TCP yaitu Demand pacing dan Non-demand / asynchronous pacing. B. Saran Semoga apa yang kelompok sajikan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan



dan



sebagai



masukan



pengetahuan



mengenai



Transcutaneous Cardiac Pacing. Kelompok sadar bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga kelompok berharap agar makalah ini menjadi motivasi bagi teman-teman untuk membuat makalah yang lebih baik sehingga menambah wawasan bagi semua.