Tugas 1 Karil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 1 PDGK4560 KARYA ILMIAH



Nama Mahasiswa



: Erni Diah Ningtyas



NIM



: 855751666



1. Judul Penelitian Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Studi Lapangan pada Materi Komponen Ekosistem Tema 5 Subtema 1 di Kelas 5 SD Negeri 1 Tanjung Ratu.



2. Rumusan Permasalahan Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Studi Lapangan pada Materi Komponen Ekosistem Tema 5 Subbab Tema 1 di Kelas 5 SD Negeri 1 Tanjung Ratu?



3. Rangkuman Sumber Referensi yang Terkait a. Jurnal: 1) Anik Rahmawati (2020) menyebutkan siswa lebih tertarik belajar menggunakan hal-hal baru, sehingga guru membutuhkan media pembelajaran yang kreatif, menarik, dan inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa; bentuk pengembangan media pembelajaran berbasis macromedia flash pada mata pelajaran IPA subtema



komponen



ekosistem



melalui



langkah



analisis,



perancangan, pengembangan, penerapan, dan evaluasi; dan pengembangan media pembelajaran tersebut terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa 2) Nurdyansah (2018) menyebutkan Model pembelajaran berbasis masalah mengajak siswa agar mampu melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Melalui problem based learning



para siswa akan belajar bagaimana menggunakan suatu proses interaktif dalam



mengevaluasi apa



yang



mereka



ketahui,



mengidentifikasi apa yang perlu mereka ketahui, mengumpulkan informasi, dan berkolaborasi dalam mengevaluasi suatu hipotesis berdasarkan data yang telah mereka kumpulkan. 3) Sry Rahayu, Weka Widayati, Anita Indriasary (2018) menyebutkan Pemetaan Komponen Ekosistem untuk Pengembangan Eduekowisata di Kebun Raya UHO merupakan kegiatan pemetaan komponen ekosistem yang dapat dilakukan dengan menggunakan survey topografi, teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. 4) Lathifatul Husna dan Zunaidah, Farida Nurlaila and Primasatya, Nurita (2022) menyebutkan bahwa media yang digunakan guru masih sebatas buku guru dan lks saja, sehingga belum ada media berupa multimedia interaktif. Lab komputer yang sudah ada tetapi belum termanfaatkan secara maksimal dalam meunjang kegiatan pembelajaran, akibatnya pembelajaran disekolah kurang inovatif dan berdampak pada hasil belajar siswa dan masih ada siswa yang belum tuntas di atas KKM. Disimpulkan bahwa secara keseluruhan multimedia interaktif materi komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan pada kelas V sekolah dasar yang dikembangkan dikatakan layak untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran. 5) Nirmala Sari Nasution (2020) menyebutkan masalah rendahnya hasil belajar biologi siswa dan diduga karena rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. Dengan melaksanakan sebanyak dua siklus. Tindakan yang dilakukan pada siklus pertama adalah pembelajaran kooperatif dengan setting indoor dan pada siklus II adalah pembelajaran outdoor dengan lokasi taman SMP Negeri 1 Labuhan Deli. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran outdoor



dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem.



Berdasarkan rangkuman jurnal yang tertulis di atas, dapat disimpulkan jika fenomena rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa cenderung kurang tertarik dengan penggunaan metode guru selama ini yang cenderung ceramah dan hanya memanfaatkan ruang kelas sebagai tempat sarana pemberian materi. Seperti yang disampaikan pula beberapa jurnal yang menggunakan beberapa metode maupun media sebagai sarana pendukung penyampaian materi guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut sangatlah baik, namun kecanggihan alat maupun media tersebut masih membutuhkan pertimbangan penulis untuk dilakukan mengingat kondisi dari sekolah yang akan penulis gunakan sebagai penelitian ini. Sehingga penulis nantinya akan memanfaatkan metode studi lapangan yang jauh lebih efisien untuk digunakan sebagai metode penyampaian pembelajaran pada materi Komponen Ekosistem, tentunya dengan beberapa dukungan informasi rujukan yang mana penggunaan ruangan di luar kelas mampu meningkatkan hasil belajar dikarenakan siswa lebih tertarik untuk mengikuti kelasnya.



b. Buku: 1) Perkembangan kognisi dapat dibagi menjadi beberapa stadium. Hal ini berarti fungsi kognitif pada umur yang berbeda akan jelas dibedakan satu sama lain. Stadium atau tahap perkembangan kognitif tersebut adalah : Tahap sensoni motor (0-2 tahun) tindakan tergantung melalui pengalaman indrawi,; Pra operasional (2-7 tahun) individu tidak ditentukan oleh pengamatan indrawi saja tetapi juga oleh intuisi, belum menangkap yang abstrak; Operasional kongkret (7-11 tahun) awal kegiatan rasional, melihat sesuatu berdasarkan persepsinya, dimulai sistem nyata dari obyek serta hubungannya; Operasional formal (11 tahun ke atas) individu



mengembangkan pikiran formalnya. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia (Piaget dalam Isjoni, 2011). 2) Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran (Djamarah, 2006). 3) Studi lapangan adalah Studi lapangan adalah suatu metode yang dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan (Sunyoto, 2013) 4) Kedudukan studi lapangan dalam rangkaian belajar IPA adalah pada alam nyata (konkret) atau pada wilayah persepsi, sehingga dalam kaitan cara berpikir induktif-deduktif kedudukan studi lapangan dalam strategi pembelajaran IPA. strategi pembelajaran IPA yang disusun menurut pola induktif menempatkan studi lapangan pada kegiatan yang paling awal, artinya untuk mempelajari pokok bahasan tertentu yang di dalamnya terdapat kegiatan studi lapangan siswa sama sekali belum mengetahui Konsep (teori) dalam pokok bahasan tersebut. Konsep dalam pokok bahasan tersebut dicari berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh melalui kegiatan studi lapangan. Kegiatan ini untuk memperoleh konsep yang merupakan proses mental yang terjadi



dalam otak, Yakni melalui proses menyusun fakta-fakta hasil studi lapangan di dalam suatu pola kontrak, kemudian ditarik (digeneralisasikan)



menjadi



Konsep



dan



selanjutnya



teori



(Prawoto, 2016). 5) Studi lapangan atau karyawisata IPA jauh lebih memberkan pengalaman luas kepada murid dibanding hanya di dalam ruangan yang dibatasi empat dinding atau kelas. Studi lapangan IPA juga merupakan pengalaman langsung, melihat objek sebenarnya, dan diperoleh dari tangan pertama. Penggunaan studi lapangan tidak berarti harus dilakukan ke tempat jauh, dengan waktu yang lama, biaya transport, dan perlengkapan yang lengkap. Tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar sekolah, seperti halaman sekolah atau kebun sekolah. Saat melakukan studi lapangan IPA sekuruh pencaindera akan difungsikan (Sapriati, 2022.



Berdasarkan rangkuman rujukan yang berasal dari buku seperti yang telah tertulis di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode studi lapangan sebagai cara yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman siswa terutama dibidang studi IPA pada materi Komponen Ekosistem sangatlah dibutuhkan. Mengingat, pemberian pembelajaran pada materi Komponen Ekosistem tersebut dapat terbantu jika seorang guru mengajak siswanya untuk mengekplor lingkungan sekitarnya (di luar ruang kelas). Hal ini disebabkan, objek-objek yang berada pada materi Komponen Ekosistem



adalah



ruang



terbuka.



Sehingga



diharapkan



mampu



mengkontruksi pemahaman siswa mengenai materi tersebut dan secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa nantinya.



Daftar Rujukan Afandi, Muhamad. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang. Sultan Agung Press. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Husna, Lathifatul and Zunaidah, Farida Nurlaila and Primasatya, Nurita. 2022. Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Komponen Ekosistem Dan Jaring-Jaring Makanan Pada Kelas V Sdn Lirboyo 2 Kota Kediri. Undergraduate thesis, Kediri. Universitas Nusantara PGRI. Isjoni. 2011. Cooperative learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Nasution, Nirmala Sari. 2020. Pembelajaran Outdoor Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekosistem Dan Penanaman Karakter Cinta Lingkungan Pada Siswa Smp Negeri 1 Labuhan Deli. Sumatera Utara. STKIP Budidaya Binjai. Nurdyansyah. 2018. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem. Sidoarjo. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Prawoto, A.A. Ketut Budiastra, I Wayan Dasna, Darsef, Tri Wahyuningsih, Paken Pandiangan, Hartinawati (2016). Studi Lapangan IPA. Tangerang Selatan. Universitas terbuka Rahayu, Sri, Wika Widayati, Anita Indriasary. 2018. Pemetaan Komponen Ekosistem untuk Pengembangan Edu-ekowisata (Studi Kasus: Kebun Raya Universitas Halu Oleo). Sulawesi Tenggara. Universitas Hulu Oleo. Rahmawati, Anik. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia flash Pada Mata Pelajaran IPA Subtema Komponen Ekosistem. Other thesis. Salatiga. IAIN Salatiga. Sapriati, Amalia. 2022. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka