TUGAS 3 Pengantar Ilmu Komunikasi 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL : Teman-teman peserta tuton, Indoesia adalah negara yang memiliki berbagai pulau dengan budaya masing-masing. Praktik komunikasi antar individu dengan latar budaya yang berbeda terkadang bisa menimbulkan konflik. Untuk menghindari terjadinya konflik maka kita harus mengenali hambatan-hambatan dalam praktik komunikasi antar budaya. 1. Sebutkan dan jelaskan apa saja hambatan komunikasi antara budaya 2. Berikan contoh berdasarkan pengalaman Anda  atau dari hasil pengamatan Anda di lingkungan Anda tentang konflik yang muncul akibat adanya hambatan komunikasi antarbudaya, dan kemukakan bagaimana kemudian masyarakat setempat atau individu yang mengalami konflik dalam mengatasi hal tersebut? 



JAWAB :



1.



Hambatan-hambatan komunikasi antar budaya, yaitu: - Etnosentrisme, merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan bahwa budaya sendiri



lebih unggul dari budaya lain. Bahkan cenderung memandang rendah budaya lain, dan tidak mau mengakui keunikan budaya lain sebagai suatu ciri khas dari kelompok lain. Etnosentrisme memandang dan mengukur budaya lain berdasarkan budaya sendiri, dan jika tidak sejalan maka dianggap berlawanan dan berbahaya sebab berpotensi mencemari budaya sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan adanya pembatasan pergaulan dengan individu yang memiliki budaya yang berbeda. Contohnya kecenderungan orang Indonesia yang mengganggap budaya ‘barat’ yang vulgar berlawanan dengan budaya ‘timur’ yang santun. Hal tersebut menimbulkan ketakutan akan tercemarnya budaya lokal oleh budaya asing, sehingga pergaulan dengan orang barat akan dibatasi. - Stereotipe, Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau menyamaratakan sekelompok orang, tanpa mempertimbangkan kepribadian atau keunikan masingmasing individu. Stereotipe mengelompokkan individu berdasarkan keanggotaan individu dalam suatu kelompok dan tidak memandang individu dalam kelompok tersebut sebagai individu yang unik. Karakteristik individual mereka diabaikan, dianggap homogen. Stereotipe bersifat negatif, sikap ini dapat menghambat berjalannya proses komunikasi antar budaya yang efektif dan harmonis. Contoh sikap stereotipe misalnya anggapan bahwa orang berkacamata itu pintar, atau orang padang itu pelit, sedangkan orang batak itu kasar, dan semacamnya. Dengan stereotipe tersebut, bisa saja timbul permasalahan, misalnya stereotipe menganai



orang pandang itu pelit, bisa saja membuat orang padang yang bersangkutan merasa tersinggung dan akhirnya timbul konflik. - Rasialisme, Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan semena-mena terhadap RAS tertentu. Bukan saja dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya, prilaku ini bahkan dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Berbeda dengan sikap rasis, rasialisme merujuk pada gerakan sosial atau politik yang mendukung teori rasisme. Fokus dari rasialisme adalah kebanggaan ras, identitas politik, atau segregasi rasial. Contoh rasialisme misalnya bangsa Jerman yang merasa dirinya lebih unggul dari bangsa lain, semasa Jerman berada di bawah kepemimpinan Hitler. Contoh lain di Indonesia adalah konflik anti-tionghoa yang pernah terjadi sekitar tahun 1998an, dimana terjadi pengusiran besar-besaran dan bahkan pembantaian terhadap ras tionghoa. - Prasangka, Prasangka adalah persepsi yang keliru terhadap seseorang atau kelompok lain. Konsep prasangka mirip dengan streotipe, bahkan dikatakan bahwa prasangka merupakan konsekuensi dari adanya streotipe. Menurutt Richard W. Brislin, prasangka merupakan sikap tidak adil, menyimpang, dan intoleran terhadap orang atau kelomopok lain. Prasangka pada umumnya bersifat negatif, adanya prasangka dapat membuat seseorang memandang rendah dan bahkan memusuhi orang atau kelompok lain. Hadirnya prasangka berpotensi menghambat komunikasi antar budaya yang terjadi antara pemilik prasangka dengan orang atau kelompok target prasangka. Sebab belum apa-apa, seseorang telah memiliki pemikiran negatif terhadap lawan bicara. Hal ini akan membuat komunikasi antar budaya yang dilakukan tidak efektif. Contoh prasangka misalnya prasangka terhadap ras, suku, atau agama tertentu. - Persepsi, Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi merupakan filter yang digunakan oleh seseorang ketika berhubungan dengan kebudayaan yang berbeda. Persepsi negatif dapat berdampak buruk bagi kefektifan komunikasi antar budaya. - Bahasa, Bahasa merupakan sebuah kombinasi dari system simbol dan aturan yang menghasilkan berbagai pesan dengan arti yang tak terbatas. Antara budaya yang satu dengan yang lainnya, bahasa menjadi pembeda yang sangat signifikan. Kata yang sama bisa memiliki arti yang berbeda, kesalahan penggunaan bahasa bisa jadi sangat fatal akibatnya.



2.



Komunikasi lintas budaya merupakan suatu komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang memiliki latar belakang suku, adat, agama, atau budaya yang berbeda satu samalain. Seperti yang kita ketahui indonesia memiliki beragam suku, adat, budaya dan bahasa yang beraneka ragam. Misalnya saja kita ambil salah satu contoh di Universitas Indonesia yang biasanya terdapat mahasiswa-mahasiwa dari berbagai daerah, ada mahasiswa yang memang asli daerah jawa, bertemu dengan mahasiswa asal sumatera. Jika mereka tidak tahu bagaimana budaya dan karakter dari orangorang sumatera, mahasiswa asli jawa ini akan kaget dan langsung berspektif negatif terhadap mahasiwa dari sumatera ini dikarenakan mayoritas cara bicara orang sumatera yang relatif keras dan tidak selembut orang-orang jawa. mereka memiliki logat suara yang lantang dan keras. Namun, jika mereka bisa memahami satu sama lain antara perbedaan budaya-budaya ini mereka akan saling bertukar informasi mengenai budaya mereka dan mulai terjalin komunikasi yang efektif.