Tugas Ars Pelestarian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ventia Salsabiil V Arsitektur Pelestarian I0218086



HOTEL TOEGOE JOGJA



Hotel Tugu merupakan salah satu hotel yang bersejarah yang terletak di seberang timur Stasiun Yogyakarta tepatnya di Jalan Pangeran Mangkubumi Nomor 2, Yogyakarta. Bangunan ini termasuk warisan budaya yang ditetapkan dalam NoPM.25/PW.007/MKP/2007 dan SK Menteri No013/M/2014 sebagai peringkat nasional kategori Bangunan Cagar Budaya. Hotel Toegoe dibangun pada awal abad XX ketika Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921). Pada awalnya Hotel Toegoe bernama NV Grand Hotel de Djogdja lalu diubah menjadi NV Narba. A. Some Important Keywords of Conservation 1. Complicated Activity Kegiatan konservasi Hotel Tugu melibatkan banyak pihak yang perlu berkoordinasi terutama antara pemilik bangunan dan pemerintah yang berfungsi sebagai pengatur regulasi. 2. Three Important Question a. What has to be conserved? Bangunan Hotel tugu memiliki latar belakang sejarah yang penting bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya Hotel Tugu merupakan tempat menginap orang asing dan keluarga keraton kemudian mengalami beberapa perubahan fungsi. Namun pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, hotel digunakan sebagai markas militer Jepang. Hotel Tugu juga digunakan sebagai pusat markas tentara Belanda pada masa Agresi Militer II. Sehingga menjadi sasaran strategis TNI saat Serangan Umum 1 Maret 1949. b. How does something have to be conserved? Kondisi fisik bangunan bergaya kolonial saat ini sangat memprihatinkan karena tidak terawat dan terbengkalai. Beberapa kayu penyangga lapuk, atap bocor, dan di sekitar bangunan ditumbuhi ilalang. Bahkan, pada tahun 2019 atap Hotel Tugu sempat roboh. Hal ini membutuhkan langkah tepat untuk segera



merehabilitasi bangunan terutama konstruksinya. Dalam melakukan rehabilitasi bangunan sebaiknya memperhatikan elemen arsitektur yang telah ada agar tidak menghilangkan nilai heritagenya.



Kondisi Hotel Tugu dengan reruntuhan atap Sumber: Dokumentasi Onbekend



c. Who has to be responsible for conserving something? Pihak-pihak yang seharusnya berkontribusi dalam pelestarian Hotel Tugu yaitu pemerintah dan masyarakat. Balai Pelestarian Warisan Cagar budaya telah menyusun rencana rehabitilitasi. Namun langkahnya terbatas karena Hotel Tugu ini hak milik pribadi yaitu Keluarga Probosutedjo (Adik Mantan Presiden Soeharto). Sehingga yang seharusnya melakukan rehabilitasi adalah pemilik sedangkan pemerintah memfasilitasi dengan mengatur regulasinya. 3. Konservasi Dinamis dan Adaptable Lokasi Hotel Tugu berada di Kawasan Cagar Budaya Malioboro yang ramai oleh wisatawan. Konservasi Hotel Tugu sudah seharusnya mendukung lingkungan sekitarnya yang masih berkaitan nilai historisnya. Dengan dinamika Kawasan Malioboro yang dinamis, bangunan Hotel Tugu dapat beradaptasi seperti dari segi fungsi bangunan dan fasilitas pendukungnya. B. Peraturan Perundangan dalam Mekanisme Rancang Bangunan Berbasis Pelestarian Keberadaan Cagar Budaya Hotel Tugu telah diatur dalam perundangundangan, yaitu Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor PM.25/PW.007/MKP/2007 tentang Penetapan Situs dan Bangunan Tinggalan Sejarah dan Purbakala yang berlokasi di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Benda Cagar Budaya, Situs, atau Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992. Kemudian peraturan ini direvisi dalam Surat Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman kepada Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 712/srt/Dir.PCBM/Bud/IV/2013. Sedangkan penetapannya sebagai cagar budaya tingkat nasional tercantum pada SK Menteri No 013/M/2014.



C. Indikasi Kedekatan Interaksi Objek Cagar Budaya dengan Muatan Lokal 1. Aspek Usia Objek cagar budaya Hotel Tugu merupakan salah satu komponen yang telah berinteraksi dalam kawasan Malioboro selama kurang lebih 1 abad. Pembangunannya dulu berkaitan erat dengan didirikannya Stasiun Besar Yogyakarta pada abad ke-20.



Dokumentasi Hotel Tugu tahun 1920 Sumber: Sistem Regristrasi Nasional Cagar Budaya



2. Aspek Estetika Bangunan Hotel Tugu memiliki ciri khas arsitektur kolonial. Bangunan terdiri dari 3 massa tersusun linear dari utara ke selatan yang tepat melalui sumbu filosofis Yogyakarta. Fasade bangunan pengapit pada bagian atas memiliki ornamen berupa tiang-tiang pendek berjenjang yang tersusun simetris memuncak di bagian tengahnya. Sedangkan bangunan induknya mendapat penambahan dua menara di sisi kanan dan kiri atap.



Tata letak dan ruang Hotel Tugu Sumber: Universitas Islam Indonesia



3. Aspek Kesejarahan Tahun 1949 objek Hotel Tugu pernah digunakan rapat antara Indonesia dengan Committee of Good Offices for Indonesia (Komisi Tiga Negara beranggotakan Australia, Belgia dan Amerika Serikat) untuk melakukan persiapan Konferensi Meja Bundar yang akan dilaksanakan pada tahun yang sama di Den Haag, Belanda. Objek Hotel Tugu juga berkaitan dengan peristiwa besar di Yogyakarta yaitu Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terjadi pada masa Agresi Militer Belanda II.