Tugas Askep Komunitas [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nisaa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 02 RT 01 – 03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan TANGERANG 2017



Disusun oleh: Cristia Apriliani Dedek Erfiyani Imanuel Bang Ongkong Inas Ressa Nuhan Lusiana Maulana Marwan M. Tarmizi Taher Ratna Nur Amalia Risha Desniawan Sundari Yohanis Tiballa Yoshy Pesillia



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN SERPONG 2017



LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 02 RT 01 – 03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan TANGERANG 2017 Laporan ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian profesi Ners Keperawatan Komunitas



Disusun oleh: Cristia Apriliani Dedek Erfiyani Imanuel Bang Ongkong Inas Ressa Nuhan Lusiana Maulana Marwan M. Tarmizi Taher Ratna Nur Amalia Risha Desniawan Sundari Yohanis Tiballa Yoshy Pesillia



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN SERPONG 2017 KATA PENGANTAR Syukur alhamdullilah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan Judul “LAPORAN



PRAKTIK



PROFESI



NERS



ASUHAN



KEPERAWATAN



KOMUNITAS DI RW 02 RT 01 – 03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan TANGERANG 2017”. Adapun dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Pada kesempatan ini, kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada:



1. Dr. Resna A. Soerawidjaja, MPH. selaku ketua STIKes Banten 2. dr. Eddy Riris Anita Tarihoran, MMKes, selaku Kepala Puskesmas Pagedangan dan selaku pembimbing lapangan 3. Ns. Achmad Eru, M.Kep, Sp. Kom selaku pembimbing materi 4. Bapak Suherman, HS selaku Kepala Kelurahan Sidomulyo Barat 5. Bapak Suryana, selaku ketua RW 03 Kelurahan Sidomulyo Barat Kamp. Sikluk 6. Ketua RT 01- 03, selaku ketua RT Kelurahan Sidomulyo Barat Kamp. Sikluk 7. Seluruh kader Puskesmas Bojong Kamal, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Ketua Pemuda, Kepala dusun, yang telah berperan serta secara aktif bersama-sama dengan mahasiswa 8. Angkatan Profesi STIKBA angkatan ke- 8, yang tidak bisa disebutkan satu persatu Penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, maka apabila ada kritik dan saran yang membangun sangat kelompok harapkan dari semua pihak.Akhirnya dengan segala keterbatasan, kelompok mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan kelompok khususnya. Penulis



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu dikembangkan agar lebih mendorong peran serta masyarakat (GBHN, 1993:Nining R, dkk, 2002). Selama lebih dari lima dekade Indonesia selalu diharapkan dengan masalah kesehatan masyarakat yang cukup klasik yaitu masih tingginya kekurangan kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Upaya untuk mempercepat peningkatan kesehatan lingkungan hal ini dapat dicapai melalui berbagai pendekatan, antara lain adalah melalui penyuluhan dan kerja bakti. Keperawatan sebagai salah satu tenaga kesehatan perlu berperan serta dalam pembangunan bidangb kesehatan dan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan keperawatan dimasyarakat. Pelayanan keperawatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan derajat



kesehatan masyarakat tersebut dan dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia. Dinas Kesehatan sebagai pelaku dan penanggung jawab pembangunan kesehatan di wilayah Kota Pekanbaru, sesuai dengan visi Kota Pekanbaru “Masyarakat Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”. Dimana dalam rangka mewujudkan visi tersebut seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan, situasi kesehatan diwilayah Kota Pekanbaru dan diterbitkan setiap tahun. (dinkes-kotapekanbaru, 2019). Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukannya, yang merupakan sistem pelayanan kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat. Beberapa upaya kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah berbagai pelayanan dasar puskesmas khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular, penyuluhan kesehatan dan lain-lain yang mencakup 18 usaha kesehatan pokok puskesmas dan upaya perawatan kesehatan masyarakat melalui pos pelayanan terpadu (posyandu) (Effendy, 1995). Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran serta yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sector kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan.upaya kesehatan adalah setiap kegiatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan. (Aslam : 2003)



Gambaran kesehatan di Kota Pekanbaru, kegiatan-kegiatan yg sudah dilakukan seperti diantaranya dari



Pembangunan kesehatan tahun 2021 di Kota Pekanbaru



menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari tahun 2019 dan 2020, peningkatan anggaran pembangunan kesehatan memberiarah yang lebih menunjang, usaha-usaha didalam peningkatan pelayanan publik disektor kesehatan mulai dari pelayanan dasar sampai dengan pelayanan rujukan terus mendapat pembenahan. Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah kesehatan dengan upaya promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitative, namun hasil dari kinerja pemerintah belum semuanya berdampak positif karena masih perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk bekerjasama baik itu dari lintas sektoral maupun lintas program. Teori dan konsep keperawatan masyarakat yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut dengan menggunakan proses keperawatan secara komprehensif sebagai pendekatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul. peran serta masyarakat dapat ditingkatkan secara aktif melalui upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang dapat mendorong kearah kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan dengan penuh tanggung jawab. Kemandirian dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya kesehatan. Adanya pembinaan dukungan dari tenaga kesehatan, kader-kader ataupun kelompok kerja kesehatan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut berupa praktik keperawatan komunitas. Konstribusi petugas kesehatan di seluruh kabupaten menunjukkan komitmen yang semakin baik dan bergairah didalam melaksanakan pelayanan kesehatan baik pada tingkat administrasi maupun tekhnis. Kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu hal ini harus terus kita jaga, mengingat penyebab penyakit yang disebabkan lingkungan dan pola hidup yang tidak sehat masih sangat dominan, keluhan masyarakat terhadap pelayanan rujukan masih terasa namun secara bertahap permasalahan ini dapat diatasi dengan peningkatan kemampuan tenaga medis maupun non medis baik secara tehnis maupun manajemen. Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi pendidikan kesehatan seperti halnya studi keperawatan (Stikes Tengku Maharatu). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Tengku Maharatu tahun 2022/2023 melaksanakan pengambilan data Keperawatan Komunitas di Wilayah RW 02, RT Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, dengan menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan



mandiri, dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau permasalahan dan menyusun rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. 1.2 Tujuan penulisan 1.2.1



Tujuan umum Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas secara komrehensif di Wilayah RW 02, RT 01-03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kacamatan Tampan.



1.2.2



Tujuan khusus



1. Memberikan gambaran tentang data hasil pengkajian pada masyarakat RW 02, RT 01-03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kacamatan Tampan. 2. Memberikan gambaran tentang data hasil pengkajian yang telah dilakukan di RW 02 3. Menginformasikan hasil analisa data hasil pengkajian di RW 02, RT 01-03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kacamatan Tampan. 4. Memberikan gambaran masalah kesehatan yang ada di RW 02, RT 01-03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kacamatan Tampan. 5. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di



RW 02, RT 01-03



Kelurahan Sidomulyo Barat, Kacamatan Tampan. 6. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 02, RT 0103 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan. 7. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 02, RT 0103 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan. 8. Memberikan informasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik keperawatan komunitas di RW 02, RT 01-03 Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan. 9. Memenuhi salah satu laporan akhir mata ajar Keperawatan Komunitas 1.3 Manfaat 1.3.1



Masyarakat



Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau menyelesaikan permasalahan tersebut. 1.3.2



Mahasiswa Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khusus tentang kesehatan.



1.3.3



Puskesmas Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat



BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1



Paradigma Sehat Paradigma sehat adalah cara pandang, pola piker, atau model pengembangan kesehatan yang bersifat holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak factor yang bersifat lintas sector, dan upaya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara makro, paradigm sehat berarti bahwa pembangunan semua sector harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. secara mikro, paradigma sehat berarti bahwa pengembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor yang sangat menentukan sumber daya manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri. Oleh karena itu, kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serat dilindungi dari ancaman yang merupakannya. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyaknya factor, antara lain: 1) lingkungan, 2) perilaku, 3) pelayanan kesehatan, dan 4) keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan adalah : a) keadaan pemukiman, b) tempat kerja, c) sekolah, d) tempat umum, e) air, f) udara



2.2



Konsep Keperawatan Komunitas



Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai – nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan ( Mubarak dan Cayatin 2009 : 2 ). Berikut juga dijelaskan menurut WHO tahu 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok social yang ditentukan oleh batas – bataswilayah, nilai – nilai keyakinan dan minat yang sama serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya. Keperawatan komunitas adalah suatu sintesis dari praktik keperawatan dan preaktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk (American Nurses Association, 1973 ). Menurut WHO 1974 Keperawatan Komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga juga kesehatan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta batuan kepada orang lain. Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan ( WHO, 1999). Keperawatan kesehatan komunitas mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kcsehatan masyarakat (American Nursing Assosiasion, 2004). Definisi keperawatan kesehatan komunitas, yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.menurut American Public Health Association (2004). Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).



Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan tersebut ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya (Depkes, 2006). Keperawatan



Kesehatan



Komunitas



adalah



pelayanan



keperawatan



profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Pradley, 1985: Logan dan Dawkin, 1987). Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Ruth B. Freeman, 1961)



2.3



Pengembangan Kesehatan Masyarakat Pengembangan



kesehatan



adalah



sebagai



pendekatan



dalam



pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses kesehatan masyarakat dan kepentingan masyarakat yaitu perawat spesialis komunitas



mengidentifikasikan



kebutuhan



masyarakat,



mengembangkan,



mendekatkan dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait ( niees dan MC, Ewary, 2001). Perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari individu, keluarga dan kelompok. Dalam upaya peningkatan perlindungan dan pemulihan masyarakat. Tujuan model pengembangan kesehatan masyarakat adalah agar individu dan kelompok masyarakat:



a.



Berperan aktif dalam proses keperawatan



b.



Perubahan perilaku



c.



Kemandirian masyarakat Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan kolaborasi dan koalisi



sebagai suatu mekanisme peningkatan peran aktif masyarakat dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi dan implementasi. 2.3.1 Model Kemitraan Keperwatan Komunitas dalam Pengembangan kesehatan Msyarakat. Fokus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan dan kemitraan. Konsep pemberdayaan yaitu proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi dengan masyarakat sedangkan kemitraan adalah kerjasama dua pihak atau lebih. Kemitraan yang dijalani memiliki prinsip bekerjasama dengan masyarakat, bukan bekerja untuk masyarakat. Perawat spesialis komunitas perlu membina kemitraan dengan pihak terkait seperti profesi kesehatan lain seperti puskesmas, donatur, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan lainlain.



2.3.2



Ideologi Entereneurialisme Dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas Perwat spesialis komunitas dalam membina kemitraan dimasyarakat perlu memiliki ideologi kewirausahaan sebab tindakan dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dengan perubahan kehidupan masyarakat baik social, ekonomi, dan politik (William, korsehing, allen, 2004). Ideology kewirausahaan memiliki dua karakter: 1. Prinsip ekonomi, perawat komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak keadilan masyarakat dalam system pelayanan kesehatan (advocator). 2. Prinsip penentuan nasib sendiri, perawat melaksanakan peraktek legal (mandiri/ kelompok) sesuai dengan PERMENKES No. 1239.2001.



2.3.3 Analisa Pemanfaatan Model Kemitraan Komunitas Berdasarkan



penjelasan



model



kemitraan



keperawatan



komunitas



dalam



pengembangan kesehatan komunitas, maka perlu dianalisis dari beberapa aspek yaitu: 1. Keperawatan spesialis komunitas a. Dapat dikembangkan model praktek keperawatan komunitas yang trintegrasi antara praktik keperawatn dengan basis riset ilmiah b. Mengenalkan model praktek keperawatan komunitas



c. Menigkatkan proses berfikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat d. Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sector terkait e. Meningkatkan legalitas praktek keperawatn spesialis komunitas f. Mendorong praktik keperawatan komunitas yang professional 2. Sistem pendidikan keperawatan komunitas a. System pendidikan keperawatan spesialis komunitas yang professional dan aplikatif. b. Meningkatkan kepercayaan diri perawat pada umumnya dan perawat spesialis komunitas pada khususnya c. Menunjukan peran baru perawat spesialis komunitas d. Sejak awal mahasiswa komunitas dikanalkan dengan kegiatan intervensi keperawatan pada pengembangan kesehatan masyarakat, yaitu: kolaborasi, kemitraan, dan pengembangan jaringan kerja. e. Meningkatkan kesiapan mahasiswa pendidikan keperawatan spesialis komunitas dalam praktik keperawatan komunitas. f. Merumuskan bentuk pembelajaran keperawatan komunitas yang inovatif. 3. Regulasi a. Mendorong para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang terkait lainnya untuk memberikan perhatian dan dukungan pada model praktik keperawatan komunitas b. Mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat memberikan jaminan pada penyelenggaran praktik keperawatan komunitas yang profesional. c. Mendorong terbentuknya system monitoring dan evaluasi yang efisien dan efektif 4. Sistem pelayanan kesehatan a. Memperkenalkan dan meningkatkan system praktik keperawatan komunitas sebagai subsistem kesehatan nasional b. Meningkatkan jaringan kerja pelayanan kerja yang berbasis rumah sakit dan masyarakat c. Meningkatkan jaringan kerja pelayanan keperawatan komunitas dengan elemen-elemen dalam masyarakat. d. Mengarahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada paradigma sehat atau mengutamakan upaya prevemtif dan promotif e. Mempercepat pencapaian Indonesia sehat 2010 melalui kabupaten/ kota sehat, kecamatan sehat dan desa sehat.



f. Menuruinkan angka pelayanan dirumah sakit g. Membentuk model praktik keperawatan komunitas bagi daerah-daerah lain di Indonesia h. Meningkattkan



system



informasi



masyarakat



berbasis



pelayanan



keperawatan i. Meningkatkan jaringan kerja dengan profesi keperwatan yang lainnya 5. Masyarakat a. Meningkatkan aksebilitas masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan b. Meningkatkan pelayanan pasca kesakitan (pasca hospitalisasi pada masyarakat) c. Meningkatkan peran serta aktif individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam pengembangan keehatan masyarakat d. Meningkatkan kapsistas, partisipasi, dan kepemimpinan anggota masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat e. Meningkatkan kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja antar elemn masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat f. Meningkatkan pengetahuan, kepercayaan dan.nilai-nilai masyarakat dalam hidup berprilaku sehat g. Meningkatkan perilaku hidup bersihdan sehat masyarakat terutama upaya kesehatan mandiri yang bersifat preventif dan promotif h. Menurunkan insiden penyakit menular berbasis masyarakat dan lingkungan 2.3.4



Implikasi Model Dan Pengembangan Kebijakan Keperawatan Komunitas dan Promosi Kesehatan 1. Implikasi model pada pengembangan kebijakan keperawatan komunitas a. Dorong penyusunan undang-undang tentang profesi perawat b. Disusun kode etik dan standar kompetensi perawat spesialis komunitas Indonesia c. Disusun standar pelayanan praktek keperawatan komunitas d. Disusun system keperawatan komunitas termasuk system pendidikan berkelanjutan e. Dibentuk kolegia perawat spesialis komunitas untuk meningkatkan standar mutu pelayanan f. Dibentuk suasana praktik



keperawatan komunitas yang berbasis



pada penelitian ilmiah g. Menyusun integrasi antara system pendidikan perawat spesialis komunitas dengan praktik perawat spesialis komunitas 2. Implikasi Model Pada Promosi Kesehatan



a. Meningkatkan peran dan fungsi perawat spesialis komunitas sebagai coordinator, kolaborator, penghubung, advokad, penemu kasus, pemimpin, pemberi pelayanan perawatan, role model, pengelola kasus, referral resource, peneliti, community care agendan change agen. b. Memberikan pelayanan keperawatan berupa ASKEP/ kesehatan individu,



keluarga,



meningkatkan



kelompok,



kesehatan,



masyarakat,



pencegahan



dalam



upaya



penyakit, penyembuhan



penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyrakat dalam rangka kemandirian dibidang keperawatan/ kesehatan c. Meningkatkan kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja perawat spesialis komunitas dengan masyarakat maupun elemen masyarakat terkait lainnya. d. Meningkatkan upaya preventif dan promotif disbanding upaya kuratif dan rehabilitative e. Meningkatkan 3 upaya prefentif. 2.4



Konsep Pengorganisasian Masyarakat



2.4.1 Definisi Adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifiksikan kebutuhankebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada dimasyarakat sendiri maupun dari luar dengan usaha secara gotong royong (Ross Murayy) pada pengertian diatas ada 3 aspek penting yang terkandung didalamnya yaitu: 2.4.2 Proses a. Masyarakat Diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai: 1. Bats-batas geografis 2. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar 3. Kelompok kecil menyadari masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar 4. Secara bersama-sama mereka mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.



b. Memfungsikan masyarakat Untuk memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat 2. Menyusun rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat 3. Melakukan upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat menyebarkan rencana tersebut. c. Pendekatan 1. Spesific content objective approach Adalah pendekatan baik perseorangan (promoter kesehatan desa), lembaga swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan suatu proposal atau program kepada instansi yang berwewenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan tersebut. misal: program penanggulangan masalah keehatan: sampah, pencemarn lingkungan. 2. General content objective approach Adalah pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program pos pelayanan terpadu yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus seperti KIA, KB, Gizi, Imunisasi, Penanggulangan diare, Penyediaan air bersih, dan penyediaan obt-obat essensial (penting). 3. Process objective approach Adalah pendekatan yang lebih menekan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifiksi masalah,



analisa



menyusun



perencanaan,



penanggulangan



masalah,



pelaksanaan kegiatan sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Dan yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah partisipasi msyarakat atau peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan. 2.4.3



Model Pengorganisasian Masyarakat Dalam pengorganisasian komunitas ada tiga model yang dipergunakan, yaitu:



1. Locality development: peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri, prinsip: keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, mengembangkan keterampilan (individual/kelompok) proses pemecahan masalah. Peran kita sebaga: pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru). 2. Social planning: perencanaan para ahli dan menggunakan birokrasi. Keputusan komunitas didasrkan pada: fakta/ data yang dikumpulkan, membuat keputusan secara rasional. Penekanan penyelesaian masalah bukan proses, harus cepat tujuan/ hasil. Pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk merubah masyarakat dengan penekaan pada perencanaan. Peran perawat: sebagai fasilitator, pengumpulan fakta/ data menganalisa dan melaksanakan program implementasi. 3. Social action: focus pada korban. Merubah komunitas pada: polarisasi/ pemusatan, isue yang ada dikomunitas dengan menggunakan konflik/ konfrontasi antara penduduk dan pengambilan keputusan/ kebijaksanaan. Penekanan proses atau tujuan. Focus utama transfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perwat sebagai: aktivitas, penggerak, dan negosiator. 2.4.4 Tahap-tahap Pengorganisasian Masyarakat 1. Persiapan Social Dalam praktek perawatan kesehatan tujuan persiapan social adalah mengajak partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program praktek keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam tahap persiapan social ada 3 kegiatan: a) Pengenalan Masyarakat Pada tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal, sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis administrative dan birokratif suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini didahului melalui surat permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktek dilengkapi proposal rencana pembinaan suatu daerah binaan. Selanjutnya langkah berikutnya mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang ada diwilayah tersebut. b) Pengenalan masalah Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh yang benar-benar kebutuhan masyarakat pada saat ini. Hal ini dapat



dilakukan melalui survey kesehtan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas. Sehingga masalah-masalah dirumuskan benar-benar masalah yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karenanya keterlibatan masyarakat sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya tidak hanya satu masalah, oleh karenanya perlu dilakukan penyusunan skala prioritas penanggulangan masalah bersama-sama masyarakat formal dan informal c) Penyadaran masyarakat Tujuan pada tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka 1) Menyadari masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi 2) Secara



sadar



mereka



mau



ikut



berpatisispasi



dalam



kegiatan



penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi 3) Mereka tahu cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik dan istilah yang sering digunakan dalam keperawatan komunitas dalam menyadarkan masyarakat yaitu: lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk desa. Hal yang mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah 1) Libatkan masyarakat 2) Dalam menyusun perencanaan penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat 3) Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat 4) Kesadaran dari kelompok-kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas 5) Adakah interaksi dan interelasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Secara intensif dan akrab sehingga mereka dapat dimanfaatkan untuk motifasi, komunikasi sehingga dapat menggugah kesadaran masyarakat 6) Dalam



mengatasi



sifat-sifat



masyarakat



dapat



memanfaatkan.



Jalur



kepemimpinan masyarakat setempat dalam mendapatkan legitimasi dari pihak pemerintah setempat untuk mempercepat kesadaran masyarakat. 2.4.5 Pelaksanaan



Beberapa



hal



yang



harus



dipertimbangkan



dalam



pelaksanaan



kegiatan



penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah: a) Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat b) Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah c) Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumberdaya yang tersedia dimasyarakat. d) Tumbuhkan rasa percaya diri dimasyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah 2.4.6 Evaluasi Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dengan dua cara: a) Selama kegiatan berlangsung (penilaian formative) penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai perencanaan pengangulangan masalah yang disusun.penilaian ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai. b) Setelah program selesai dilaksanakan ( penilaian summative) penilaian ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan atau disebutkan juga penilaian pada akhir program. Sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target tertentu dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum.



2.4.7 Perluasan Merupakan pengembangan dari pada kegiatan yang akan dilakukan dan dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Perluasan kuantitatif Yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan apakah pada wilayah setempat atau diwilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat 2) Perluasan kualitatif Yaitu perluasan arti mengingatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani (Wahit iqbal Mubarak, 2005) 2.5



Pengembangan Peran Serta Masyarakat Melalui Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES)



2.5.1 Definisi Kelompok kerja masyarakat (POKJAKES) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong dengan kekuatan sendiri untuk: 1) Menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan 2) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan yang sehat dan sejahtera 3) Mengajak masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan diwilayah RW dan RT nya. 2.5.2 Perlunya POKJAKES POKJAKES sangat diperlukan sebab: 1) Dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap pembangunan kesehatan diwilayahnya 2) Dapat meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat didasarkan atas prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat 3) Dapat memanfaatkan sumber daya (daya, waktu, tenaga, dan kemampuan) yang dimilki masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraannya 2.5.3 Ciri-ciri POKJAKES Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, POKJAKES mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: 1) Atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan setempat 2) Berprinsip dari, oleh dan untuk masyarakat 3) Kalau ada bantuan dari luar, hanya bersifat melengkapi, memacu, mendorong dan bukannya menggantungkan kepada orang lain 4) Rencana kegiatan POKJAKES disusun musyawarah oleh masyarakat bersama petugas kesehatan 5) Kegiatan POKJAKES digerakkan oleh kader dibidang kesehatan yang telah dilatih. Kader tersebut berasal dari masyarakat setempat POKJAKES menerapkan teknologi tepat yang bisa dikelola dan diusahakan oleh masyarakat, dengan menggunakan dan memperhatikan sumberdaya yang bersedia diwilayah perkotaan 2.5.4



Bidang Kegiatan POKJAKES Kegiatan POKJAKES meliputi delapan macam pelayanan kesehatan dasar yaitu: 1) Pendidikan/ penyuluhan mengenai: a. Cara mencegah dan menanggulangi penyakit



b. Pemecahan masalah kesehatan 2) Peningkatan dan persediaan makanan dan perbaikan gizi 3) Pengadaan air bersih dan MCK (mandi, cuci, kalkus) yang memadai jumlah memenuhi syarat kesehatan 4) Pencegahan dan penganggulangan menyangkut penyakit menular 5) Kesehatan ibu dan anaktermasuk kegiatan keluarga berencana 6) Pemberian kekebalan terhadap penyakit infeksi yang utama misalnya: TBC, Difteri, Polio, Campak, Hepatitis. 7) Penyediaan obat-obat penting 8) Pengobatan sederhana terhadap penyakit umum dan luka-luka 2.5.5



Tugas-tugas pokok POKJAKES 1) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan ibu dan anak diwilayahnya 2) Ibu hamil dan menyusui 3) Imunisasi balita dan ibu hamil 4) Gizi balita/ PMT 5) Motivasi keposyandu



2.5.6



Mensukseskan program MKKBS (norma keluarga kecil dan bahagia 1) Pelayanan KB 2) Penyuluhan usia subur 3) Motivasi keposyandu



2.5.7



Mengidentifikasi dan memfasilitasi usia lanjut 1) Kesehatan usila 2) Aktifitas dan olahraga usila



2.5.8



Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan remaja dan pemuda 1) Penyuluhan NAPZA 2) Pergaulan remaja dan pemuda 3) Produktifitas pemuda dan remaja



BAB 3 PROFIL KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN



1. Keadaan Umum a.



Luas Wilayah : 17,80 Km2



b.



Ketinggian : 5-10 M dari permukaan Laut



c.



Curah Hujan : 38,6 - 435,0 mm/tahun



d.



Suhu : 23,0 - 35,6 ° C



e.



Jenis tanah : Aluvial



Batas-batas Wilayah Kelurahan Sidomulyo Barat a. Sebelah Utara : Jalan Soebrantas Kelurahan Tobek Godang b. Sebelah Selatan : Jalan Teropong Kabupaten Kampar c. Sebelah Barat : Jalan Cipta Karya, Kelurahan Sialang Munggu d. Sebelah Timur : Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Sidomulyo Timur, Pemberhentian Marpoyan Kecamatan Marpoyan Damai a. Jumlah RW



: 28



b. Jumlah RT



: 126



2. Kependudukan a. Jumlah Penduduk



: 39.381 Jiwa



b. Laki – laki



: 20.081 Jiwa



c. Perempuan



: 19.300 Jiwa



d. Jumlah kepala keluarga



: 10.875 KK



3. Lapangan kerja penduduk : Dari sejumlah penduduk Desa tersebut, adalah : a. Petani



: 141 Jiwa



b. ASN



: 1681 Jiwa



c. TNI/POLRI



: 1133



d. Pengrajin



: 1318



e. Pedagang



: 7519



f. Peternak



: 216



g. Montir



: 2335



h. Pengusaha Interior Rumah



: 10



i. Pengusaha Kecil dan Besar



: 3476



j. Dosen



: 46



k. Seniman



: 874



l. Pengacara



:8



m. Wiraswasta



: 3489



n. Buruh/Sopir



: 6548



4. K arakteris tik S truktur Ruang



Jalan HR subrantas merupakan jalur utama yang membentuk struktur ruang Kelurahan Sidomulyo Barat, dimana sepanjang jalur ini tersebar kegiatan perdagangan,



perkantoran swasta, jasa dan kantor yang merupakan pusat pemerintahan kelurahan Sidomulyo Barat. Jaringan jalan lingkungan dalam kondisi baik menjadi faktor pembentuk struktur ruang Kelurahan Sidomulyo Barat, dimana masyarakat mendapatkan kemudahan akses pergerakan baik barang maupun manusia sehingga menimbulkan interaksi ekonomi antar kawasan. Pola jaringan jalan ini membentuk pusat-pusat pertumbuhan terlebih keberadaan perumahan-perumahan kelas menengah ketas juga mempengaruhi tumbuhnya pusat pertumbuhan baru di Kelurahan Sidomulyo Barat. Adanya perumahan baru atau ‘komplek perumahan’ menunjukkan adanya prospek kawasan yang positif dari sisi nilai lahan. Kawasan akan berkembang kearah pola perkotaan dan mengalami transformasi sosial-ekonomi dari perdesaan ke arah perkotaan, sehingga akan tumbuh fasilitas permukiman yang mengkota atau modern. 5. K arakteris tik P enggunaan Lahan Saat ini Kelurahan Sidomulyo Barat sedang mengalami perkembangan menjadi Kawasan Perkotaan, yang ditandai dengan semakin meningkatnya intensitas alih fungsi lahan. Kecenderungan yang terjadi adalah beralihnya lahan pertanian menjadi permukiman, industri serta lahan perdagangan dan jasa. Selain fungsi, kepemilikan lahan di Kelurahan Sidomulyo Barat juga mengalami pergeseran, dimana masyarakat sudah banyak yang menjual lahan pertanian maupun kebun mereka kepada investor. Luas lahan yang sudah dikuasai oleh pengembang sebanyak 25% dan lahan milik masyarakat sebanyak 75%. Keberadaan industri di Kelurahan Sidomulyo Barat juga mampu memberikan dampak positif dan potensial bagi perekonomian masyarakat Kelurahan Sidomulyo Barat khususnya. Dengan adanya industri ini sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat, karena banyak masyarakat yang diserap tenaga kerjanya sebagai buruh dan staf keamanan, selain itu mereka juga memiliki peluang untuk membuka usaha seperti rumah makan di sekitar kawasan industri, rumah kontrakan buruh.



ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS



Berdasarkan diagram diatas, gambaran usia yang terbanyak adalah pada usia tahun, yaitu sebanyak. Sedangkan, yang paling rendah adalah usia 0-1tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan adalah pada kisaran usia 15-45 tahun tahun, yaitu sebanyak 80 %.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran agama yang terbanyak adalah islam. Yaitu sebanyak 92,5% . Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kccamatan Tampan adalah mayoritas beragama islam.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran suku RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu 30% adalah suku minang, 35 % suku melayu lainya yang suku batak sebanyak 25%, jawa sebanyak 11% dan suku lainnya sebanyak 4%. Hal ini membuktikan bahwa, mayoritas suku yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu suku melayu.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran tingkat pendidikan di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu 6,8% belum sekolah, 4,4% tidak tamat SD, 6% tamat sekolah dasar (SD), 18,2% adalah warga dengan tingkatan Sekolah menengah pertama (SMP), 39,2% dengan tingkatan Sekolah menengah atas (SMA), dan sisanya yaitu 25% memiliki tingkatan akademi atau perguruan tinggi. Berdasarkan table diatas, diketahui



mayoritas tingkat pendidikan yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA).



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyajian makanan di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 9% menyajikan makanan dengan terbuka, lalu 3% menyajikan makanan dengan kadang-kadang saja tertutup, sedangkan sisanya yaitu 88% menyajikan makanan dengan tertutup. Berdasarkan tabel diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu menyajikan makanan dengan tertutup.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengolahan makanan di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 1% mengolah makanan dengan cara



tidak dicuci, lalu 75% memotong makanan dahulu kemudian baru dicuci, lalu 15% lainnya mengolah makanan dengan dicuci terlebih dahulu kemudian baru dipotong, dan sebanyak 9% mengolah makanan kadang dipotong dahulu baru dicuci dan kadang dicuci dahulu baru dipotong tergantung dari jenis makanannya. Berdasarkan table diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu mengolah makanan cara dipotong dulu baru dicuci.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran aktivitas dan olahraga warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 67% melakukan aktivitas dan berolahraga, sedangkan sisanya yaitu 33% tidak memiliki aktivitas dan tidak berolahraga. Berdasarkan table diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki aktivitas dan melakukan olahraga.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran olahraga warga dalam melakukan olahraga perminggu di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 31% melakukan olahraga yaitu < 2 kali seminggu, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 69% melakukan olahraga yaitu > 2 kali seminggu. Berdasarkan table diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan dalam melakukan olahraga perminggu adalah > 2 kali seminggu, yaitu dengan 69%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran sarana ekonomi di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 70% memilih sarana ekonomi yaitu pasar dalam memenuhi sarana ekonomi mereka, 3% lainnya memilih Bank, 26% dan lainnya memilih industry sebagai sarana ekonomi mereka. Walaupun jarak pasar dengan



pemukian lumayan jauh, namun warga tetap memilih pasar dalam memenuhi sarana ekonomi mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penghasilan warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 14% memiliki penghasilan di dalam kisaran < 1 juta, sedangkan 38% lainnya mengatakan memiliki penghasilan 1 - 3 juta, kemudian 48% lainnya, mengatakan memiliki penghasilan yaitu 3 – 5 juta. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas warga memiliki penghasilan di kisaran 3 – 5 juta.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kepemilikan tabungan di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 72% mengatakan bahwa memiliki tabungan, dan 28% lainnya mengatakan tidak memiliki tabungan. Berdasarkan table diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu mengatakan memiliki tabungan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jaminan kesehatan yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 54% memiliki jaminan kesehatan BPJS, sedangkan 16% lainnya mengatakan memiliki jaminan Kesehatan swasta, lalu 30% lainnya mengatakan belum memiliki jamkesmas dalam memenuhi kesehatan mereka, 0% mengatakan tidak memiliki SKTM.. Berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu BPJS.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kecukupan biaya yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 94% mengatakan cukup dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 6% mengatakan bahwa mereka tidak mencukupi biaya sehari-harinya . Berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 94% mengatakan bahwa berkecukupan dalam pemenuhan biaya perharinya



Berdasarkan diagram diatas, gambaran hubungan antar keluarga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 97% mengatakan memiliki



hubungan yang dekat antara keluarga mereka. Sehingga, Berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki hubungan yang dekat antara keluarga yaitu sebanyak 97%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kegiatan masyarakat yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 97% memiliki kegiatan di masyarakat, seperti mengikuti pengajian, dan sebagainya, sedangkan 3% lainnya mengatakan tidak memilii kegiatan di masyarakat, misalnya pengajian. Dikarenakan bekerja atau tidak memiliki waktu. Hal ini membuktikan bahwa, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu masih mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat, yaitu sebanyak 97% mengatakan iya.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pendidikan formal yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 75% mengatakan mengikuti pendidikan formal di dalam keluarga mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran warga yang tidak bisa membaca di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 89% bisa membaca, sedangkan 11% lainnya tidak bisa membaca.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pola komunikasi warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 97% mengatakan memiliki pola komunikasi terbuka antar keluarga,. Hal ini membuktikan bahwa, pola komunikasi warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Baratbaik, yaitu wargannya memiliki pola komunikasi yang terbuka, yaitu dengan 97% mengatakan demikian.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bahasa yang dipakai oleh warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 11% mengatakan memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, sedangkan 87% lainnya mengatakan memakai bahasa daerah, misalnya bahasa sunda, sebagai bahasa pengantar atau bahasa sehari-hari dan 2% menggunakan bahasa lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa, berdasarkan diagram



diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memakai bahasa daerah sebagai bahasa pengantar atau bahasa sehari-hari yaitu sebanyak 87%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyelesaian masalah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 81% mengatakan mencari jalan keluar bersama didalam mencari jalan keluar suatu permasalahan yang dihadapi oleh keluarga, sedangkan 19% lainnya mengatakan bahwa menyelesaikan masalah yang mereka hadapi secara mandiri. Lalu, tidak ada warga yang mengatakan mencari bantuan orang lain didalam membantu menyelesaikan masalah yang ada didalam keluarga mereka. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu menyelesaikan masalah secara bersama-sama untuk mencari jalan keluar masalah didalam keluarganya yaitu sebanyak 81%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran respon keluarga dalam menghadapi masalah di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 92% mengatakan membantu keluarga mereka yang terkena masalah, yaitu mencari jalan keluar bersama. Lalu, ada 7% warga yang memilih acuh terhadap suatu permasalahan didalam keluarga dan kepedulian yang tinggi terhadap anggota keluarga yang memiliki masalah yang dihadapi dan ada 1% pilihan lain-lain respon keluarga bila keluarga ada masalah Berdasarkan diagram diatas, gambaran ketaatan warga yang melakukan ibadah yaitu semua warga yang



menjadi responden, yaitu sebanyak 100% mengatakan bahwa mereka taat dalam beribadah. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui semua warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu taat dalam beribadah.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis perumahan warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 17% memiliki jenis rumah petak sebagai jenis kediaman mereka, sedangkan 83% lainnya mengatakan memiliki rumah tersendiri. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki rumah sendiri sebanyak 83%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis bangunan yang dimiliki warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 89% memiliki jenis bangunan permanen, sebanyak 6% memiliki jenis bangunan semi permanen sedangkan 5% lainnya memiliki jenis bangunan non permanen. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di 01 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki jenis bangunan permanen sebanyak 89%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kepemilikan rumah di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 67% mengatakan memiliki bangunan sendiri, sedangkan 33% lainnya mengatakan sewa bulanan. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki bangunan pribadi yaitu sebanyak 67%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran atap rumah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 78% KK memakai seng/multiroof, ada 22% KK yang memakai genteng sebagai atap rumah mereka. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memakai seng/multiroof yaitu sebanyak 78%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran warga yang memiliki jendela di rumah mereka yaitu 80%. Hal ini membuktikan semua responden yang mewakili RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan memiliki jendela didalam rumah mereka yaitu sebanyak 92% KK.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jendela rumah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yang dibuka yaitu sebanyak 52% KK mengatakan membuka jendela mereka, 48% KK lainnya mengatakan tidak membuka jendela mereka.



Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu mengatakan membuka jendela rumah mereka yaitu sebanyak 52% KK.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran lantai rumah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 72% KK memakai ubin, 17% KK lainnya memakai plester, ada 2% warga yang memakai papan dan tanah sebagai lantai rumah mereka. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memakai ubin yaitu sebanyak 72% KK



Berdasarkan diagram diatas, gambaran binatang yang mengganggu kesehatan menurut warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 85% KK memilih nyamuk, 14% KK lainnya memilih lalat sebagai binatang yang mengganggu kesehatan,



1% KK lainnya memilih kecoa sebagai binatang penganggu



kesehatan. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memilih nyamuk sebagai binatang penganggu kesehatan yaitu sebanyak 85% KK.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kebersihan rumah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 52% KK terlihat bersih, 43% KK lainnya kurang bersih, sedangkan ada 5% bahwa rumah mereka tidak bersih. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yang memiliki rumah bersih yaitu sebanyak 52% KK.



.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kepemilikan sumber air di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 16% KK tidak memiliki sumber air



sendiri dan sebanyak 84% KK memiliki sumber air sendiri. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki sumber air sendiri yaitu sebanyak 84%.



Berdasarkan diagaram di atas diketahui sebanyak 86% KK mempunyai sumur sendiri untuk kerpeluan sehari-hari dan sebanyak 14% KK memilih untuk meminta air dari tetangga atau sumur-sumur yang tersedia untuk kebutuhan sehari-hari dari total 100% sumber air yang didapat oleh warga.



Berdasarkan diagram diatas, jenis sumber air yang dimiliki warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 11% KK memilih sumur gali sebagai jenis sumber air yang dimiliki, 89% KK lainnya memilih sumur bor sebagai



sumber air yang dimiliki oleh rumah mereka.Diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sumur bor sebagai jenis sumber air yang dimiliki yaitu sebanyak 89% KK.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengambilan air minum melalui sumber air yang dimiliki warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 38% KK memilih mengambil air melalui sumber air sebagai kebutuhan mereka sehari-hari, dan sebanyak 62% KK memilih tidak menggunakan sumber air tersebut untuk kebutuhan minum dari total 100%.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran tempat penyimpanan air di rumah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 73% KK memilih



menutup tempat penyimpanan air, dan sebanyak 27% KK lainnya memilih membiarkannya terbuka. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memilih menutup tempat penyimpanan air mereka yaitu sebanyak 84% KK dari total 100% data yang didapat.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengurasan penampunga air oleh warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 68% KK mengatakan menguras tempat penampungan air kurang dari 3 hari dalam seminggu. Sedangkan ada 2% KK yang menguras tempat penampungan lebih dari 3 hari dalam seminggu dan sebanyak 30% KK yang tidak menguras tempat penampungan airnya dalam seminggu. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu menguras tempat penampungan kurang dari 3 hari dalam seminggu atau lebih dari 3x menguras tempat penampungan airnya dalam seminggu.



Berdasarkan data yang ada dari diagram diatas didapatkan sebanyak 88% KK di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan memasak air tersebut untuk dikonsumsi dan sebanyak 12% KK di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan menkonsumsi air dengan cara lain seperti membeli air galin dan sebagainya.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kualitas air warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 57% KK mengatakan tak berbau, tak berasa, tak berwarna. Ada 4% warga yang mengatakan kualitas air yang berasa, 23% KK kedapatan rumahnya memiliki kualitas air yang berwarna. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di



RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu mengatakan



kualitas air mereka tak berasa, tak berbau, dan tak berwarna.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jarak sumber air warga dengan penampungan limbah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 4% KK mengatakan jaraknya < 10 meter, lalu 96% KK di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan lainnya mengatakan memiliki sumber air ke penampungan limbah dengan jarak > 10 meter. Hal ini bisa membuat warga RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan. Dapat disimpulkan bahwa warga RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan telah memahami jarak antara pembuangan limbah dan sumber air berjauhan dan mengurangi resiko terjadinya diare.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pembuangan limbah yang dimiliki warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 96% KK mengatakan memiliki pembuangan limbah di pemukiman mereka, 4% KK lainnya tidak memiliki pembuangan di rumah mereka. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga



di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu memiliki pembuangan sebanyak 96% KK.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis pembuangan sampah warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 61% KK mengatakan sampah di angkut mobil sampah, 4% KK dibuang disembarang tempat, 9% KK di bak penampungan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memilih membuang sampah dengan fasilitas mobil sampah sebanyak 61 % KK.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penampungan sampah warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 75% KK mengatakan kondisi pembuangan sampah mereka terpelihara, dan 25% KK lainnya mengatakan tidak trepelihara. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di



RW 02 Kelurahan



Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki kondisi penampungan sampah yang terpelihara.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kepemilikan kandang ternak warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 18% KK mengatakan memiliki kandang ternak di rumah mereka, lalu 82% KK lainnya mengatakan tidak memiliki kandang ternak. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu tidak memiliki kandang ternak disekitar pekarangan rumah warga.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran letak kandang warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 51% KK mengatakan memiliki kandang ternak diluar rumah mereka. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yang memiliki kandang ternak yaitu memiliki kandang ternak dengan letaknya diluar rumah.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pemanfaatan kotoran ternak warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 52% KK mengatakan memanfaatkannya dengan cara ditampung, 27% KK lainnya mengatakan memanfaatkan kotoran ternak mereka dengan cara ditimbun. Ada 5% warga yang mengatakan membuang kotoran ternak mereka dibuang disembarang. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, semua warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan mayoritas warga yang memiliki ternak pemanfaatan kotoran ternak mereka dengan cara ditampung.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pembuangan tinja warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 100% KK mengatakan memiliki pembuangan tinja. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, semua warga di RW 02 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu memiliki pembuangan tinja.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kebiasaan warga untuk membuang tinja di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 25% KK



mengatakan membuangnnya di septictank, 8% KK di jamban angsa, dan 48% KK di jamban cemplung. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu memiliki kebiasaan membuang tinja di cemplung.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kondisi tempat BAB warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 50% KK mengatakan terpelihara dan 50% KK lainnya mengatakan tidak terpelihara. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, semua warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu memiliki kondisi tempat BAB dengan kondisi terpelihara.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jarak pembuangan warga dengan sumber air di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 76% KK



mengatakan < 10 meter, 24% KK lainnya mengatakan jaraknya adalah > 10 meter di RW 04 Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran masyarakat mendapatkan media informasi yaitu melalui Televisi, yaitu sebanyak 67% KK, 15% KK memilih dari penyuluhan Puskesmas, 18% KK dari papan pengumuman desa. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di



RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu



mendapatkan informasi melalui media yaitu televisi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran transportasi umum warga yang dimiliki untuk menuju ke sarana kesehatan di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan



Tampanyaitu sebanyak 74% KK mengatakan memasaknya melalui kendaraan sendiri, 26% KK lainnya memilih angkutan umum. Tidak ada warga yang mengatakan langsung menggunakan bus, becak, dan andong untuk menuju ke sarana pelayanan kesehatan di RW 04 Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, gambaran trasportasi umum warga untuk menuju layanan kesehatan mayoritas warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu melalui kendaraan sendiri.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran transportasi warga yang digunakan dalam menuju sarana kesehatan yaitu 74% KK memilih motor, 26% KK lainnya memilih angkutan umum, tidak ada yang memilih jalan kaki, dan tidak ada warga yang andong, sepeda, mobil dalam menuju YANKES pada warga di



RW 04 Desa Kadusirung



Kecamatan pagedangan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, gambaran sarana warga untuk menuju layanan kesehatan mayoritas warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu melalui motor.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyakit yang dimiliki oleh warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 35% KK mengatakan keluarga mereka ada yang sakit setahun terakhir ini, dan 65% KK lainnya mengatakan tidak memiliki keluarga yang sakit setahun terakhir belakangan ini. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu mayoritas warga tidak memiliki keluarga yang sakit setahun belakangan ini..



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyakit yang dimiliki oleh warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 26% KK mengatakan memiliki penyakit hipertensi, 31% KK menderita penyakit lainnya yaitu reumatik, 1% KK mengatakan menderita DBD, 7% KK menderita diare, 3% KK menderita thipoid, 24% KK menderita ISPA seperti batuk pilek. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu terkena rematik sebagai penyakit yang diderita.



Berdasarkan diagram diatas, sarana kesehatan yang dipilih warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 85% KK mengatakan memilih puskesmas sebagai sarana kesehatan yang dipilih warga untuk memilih pelayanan kesehatan yang dituju. 5% KK memilih berobat ke perawat atau bidan, 8% KK mengatakan berobat sendiri, dan tidak ada yang berobat ke dukun. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu memilih Puskesmas untuk mengobati keluarga yang sedang sakit.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluarga yang sakit pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 259 KK mengatakan tidak memiliki keluarga yang sakit, 21 KK lainnya mengatakan memiliki keluarga yang sakit. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak memiliki keluarga yang sakit.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran cara mengatasi keluarga yang sakit pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 10 KK mengatakan memilih puskesmas, 3 KK memilih RS, 5 KK memilih berobat ke perawat atau bidan, dan 3 KK memilih diobati sendiri. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga yang sakit memilih puskesmas sebagai sarana dalam mengatasi keluarga yang sakit saat ini.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluarga yang sakit saat ini adalah 5 KK menderita ISPA, 5 KK menderita reumatik, 5 KK menderita reumatik, dan 5 KK menderita penyakit lainnya. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, ISPA, reumatik, hipertensi, dan hipertensi menjadi penyakit yang diderita di dalam keluarga saat ini.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran resiko tinggi dalam keluarga pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 280 KK mengatakan tidak memiliki keluarga yang mempunyai resiko tinggi. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa, tidak ada gambaran resti di dalam keluarga saat ini.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pembinaan kader kesehatan pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 241 KK mengatakan kadernya mendapatkan pembinaan, 39 KK lainnya tidak mendapatkan pembinaan kadernya. Hal ini membuktikan bahwa kader yang ada di RW 04tersebut tidak memiliki pembinaan kader kesehatan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran respon keluarga terhadap kader kesehatan yaitu 280 KK responden mengatakan keluarga memiliki respon yang baik terhadap kader kesehatan dan tidak ada warga yang mengatakan tidak memiliki respon yang tidak baik terhadap kader kesehatan di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini membuktikan bahwa kader yang ada di RW 04tersebut memiliki respon yang baik terhadap kader kesehatan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keinginan warga dalam mendapatkan informasi kesehatan pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 260 KK, dan 20 KK lainnya memerlukan informasi yaitu secara individu. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat menginginkan informasi kesehatan yaitu secara berkelompok di RW 04desa Kadusirung Kecamatan Pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keberadaan kader dalam keluarga pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 267 KK mengatakan tidak memiliki kader kesehatan dalam keluarga, dan 13 KK mengatakan memiliki kader di dalam keluargannya. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak memiliki kader kesehatan di dalam keluarga mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis kegiatan kader oleh warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 6 KK mengatakan jenis kegiatan kader yaitu posyandu bayi dan balita, 6 KK mempunyai kader dalam keluarga yang memiliki kegiatan KB, serta ada 1 KK yang mengatakan memiliki 1 kader yang terdapat pada posyandu lansia di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keaktifan kader dalam keluarga pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 12 KK mengatakan keluarga nya yang menjadi kader, aktif dalam melakukan kegiatan kader di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan, lalu 1 KK mengatakan keluarganya yang menjadi kader tidak aktif dalam mengikuti kegiatan, yaitu kader lansia. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyang memiliki kader di dalam keluarganya yaitu aktif dalam melakukan kegiatan yang dimiliki kader.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan kader tidak melakukan kegiatan kader adalah karena Posyandu tidak aktif, dalam hal ini posyandu tersebut adalah Posyandu



lansia. Walaupun posyandu sudah ada, namun kegiatan dalam posyandu tersebut belum aktif. Maka, hal inilah yang menjadi alasan kader tidak aktif dalam melaksanakan kegiatan kader di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kader dalam keluarga yang sudah mendapat pelatihan kader pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 13 KK yang memiliki kader kesehatan dalam keluarga mereka yang sudah pernah mendapatkan pelatihan kader. di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyang memiliki kader di dalam keluarganya yaitu kadernya sudah mendapatkan pelatihan kader. .



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pelatihan yang sudah diterima kader pada warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 3 kader mendapatkan pelatihan deteksi bumil berisiko, 5 kader mendapatkan pelatihan imunisasi, 5kader mendapatkan pelatihan KMS di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyang memiliki kader di dalam keluarganya yaitu kadernya sudah mendapatkan pelatihan kader, yaitu pelatihan imunisasi dan KMS (kartu menuju sehat).



Berdasarkan diagram diatas, gambaran paraji dalam keluarga pada oleh warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 1 KK yang memiliki paraji dalam keluarga mereka, dan 279 KK lainnya mengatakan tidak memiliki keluarga yang memiliki keluarga yang memiliki paraji dalam keluarga mereka di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, mayoritas warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak memiliki paraji di dalam keluarga mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran paraji dalam keluarga yang memiliki dukun kit pada oleh warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 1 KK tidak memiliki dukun kit di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini dapat kita simpulkan, bahwa 1 paraji yang ada di dalam keluarga, tidak memiliki dukun kit di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran paraji dalam keluarga yang memiliki pelatihan ada 1 KK, yaitu pelatihan persalinan 3 b, sedangkan tidak ada paraji yang mendapatkan pelatihan deteksi bumil berisiko, dan perawatan bayi di



RW 04Desa



Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran paraji dalam keluarga yang bekerjasama dengan bidan desa pada oleh warga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, tidak ada paraji yang melalukan membantu persalinan tanpa sepengetahuan bidan ataupun mengerjakan sendiri tanpa bantuan bidan di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan paraji dalam keluarga tidak bekerjasama dengan bidan desa di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu bidan tidaksibuk, lalu tidak ada alasan bidan tidak ada, bidan tidak tahu di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa alasan paraji yang membantu persalinan dan tidak dibantu oleh bidan adalah karena bidan sibuk.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan paraji dalam keluarga mendapat kesulitan dalam emnolong persalinan adalah, 1 KK mengatakan paraji meminta bantuan bidan lain, dan tidak ada paraji yang nekat untuk menangani sendiri, tidak meminta bantuan dukun lain, dan tidak merujuk ke Rumah Sakit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa alasan yang dilakukan paraji jika mendapat kesulitan saat membantu persalinan adalah mencari bidan lain.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluarga yang meninggal setahun terakhir di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak ada KK yang mengatakan memiliki keluarga yang meninggal setahun yang lalu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada keluarga yang mengatakan memiliki keluarga yang meninggal setahun yang lalu di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluarga yang meninggal setahun terakhir di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak ada KK yang mengatakan memiliki keluarga yang meninggal setahun yang lalu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada keluarga yang mengatakan memiliki keluarga yang meninggal setahun yang lalu di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyebab kematian keluarga yang meninggal setahun terakhir di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak ada KK yang mengatakan memiliki keluarga yang meninggal setahun yang lalu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada gambaran keluarga yang meninggal setahun yang lalu di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu hamil dalam keluarga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 4 KK, dan ada 276 KK yang mengatakan tidak ada ibu hamil dalam keluarga mereka. Hal ini diketahui berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada responden yang berada di RT 01-04 di desa Kadusirung kecamatan Pagedangan, bahwa sebagian besar warga tidak memiliki ibu hamil dalam keluarga mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu hamil dalam keluarga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 4 KK, yang berjumlah 4 ibu hamil. Dari keempat ibu hamil tersebut, mengatakan bahwa sata ini ibu hamil anak kedua yaitu sebanyak 2 bumil, dan 2 bumil lainnya mengatakan sedang hamil anak ke tiga. Lalu, tidak ada ibu hamil yang mengatakan sedang hamil anak yang lebih dari tiga.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu hamil dalam keluarga yang mengalami keguguran adalah tidak ada bumil yang mengalami keguguran. hal ini diketahui berdasarkan kuesioner yang disebar di RT 01-04 RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, berdasarkan 4 ibu hamil yang saat ini sedang mengandung, mengatakan tidak pernah mengalami keguguran selama mengandung anak mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran umum kehamilan ibu hamil dalam keluarga yang di RT 01-04 RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah lebih dari 6-9 bulan kehamilan bumil di desa Kadusirung kecamatan pagedangan. Jadi, mayoritas umur kehamilan ibu hamil adalah dengan usia 6-9 bulan di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu hamil dalam keluarga yang memeriksakan kehamilan yaitu sebanyak 4 KK hal ini diketahui berdasarkan kuesioner yang disebar di RT 01-04 RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran tempat ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan adalah melalui bidan, sedangkan dukun, rumah sakit, dokter, dan puskesmas tidak dipilih bumil dalam memeriksakan kehamilan di RT 01-04 RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan bumil tidak memeriksakan kehamilan adalah tidak ada, hal ini diketahui berdasarkan kuesioner yang disebar di RT 01-04 RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Hal ini disimpulkan, bahwa bumil memeriksakan kehamilannya di bidan desa, sesuai dengan pertanyaan sebelumnya.



Berdasarkan diagram diatas, jumlah pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil yaitu dua kali dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di RT 01-04 RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, semua ibu hamil memeriksakan kehamilan mereka yaitu sebanyak > 2 kali selama kehamilan mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu tidak ada, karena bumil memeriksakan kehamilannya dua kali di bidan RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa tidak ada ibu yang tidak memeriksakan kehamilan mereka selama mengandung.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jumlah ANC 4-6 bulan dilakukan sebanyak dua kali oleh 4 bumil, sedangkan tidak ada bumil yang memeriksakan ANC 4-6 bulan dan melakukan ANC selama 1 kali di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gambaran jumlah ANC 4-6 bulan dilakukan sebanyak 2 kali oleh 4 ibu hamil yang ada di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan



Berdasarkan diagram diatas, alasan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu tidak ada. Jadi, tidak ada alasan bumil tidak tahu, tidak perlu, tidak ada biaya dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jumlah ANC 7-9 bulan dilakukan sebanyak sekali oleh 4 bumil, sedangkan tidak ada bumil yang melakukan ANC 7-9 bulan di RW 04yang sebanyak satu kali yaitu dilakukan oleh 4 ibu hamil di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran status imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 4 bumil yang mendapatkan status imunisasi lengkap, dan tidak ada bumil yang belum memiliki status imunisasi TT belum lengkap, dan tidak ada bumil yang tidak pernah tidak mendapatkan status imunisasi TT di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bumil yang mendapatkan tablet FE ada sebanyak 4 bumil yang jumlah sedangkan tidak ada bumil yang tidak mendapatkan tablet FE



di



RW



04Desa



Kadusirung



Kecamatan



pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jumlah tablet FE yang diminum 4 bumil adalah sebanyak > 30 tablet FE, sedangkan tidak ada bumil yang tidak mengkonsumsi tablet FE < 30 tablet FE di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet FE adalah tidak ada ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet FE di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran konsumsi gizi seimbang bumil di RW 04desa Kadusirung mengkonsumsi gizi seimbang bumil yaitu sebanyak 4 KK, dan tidak ada bumil yang tidak mengkonsumsi gizi seimbang di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan bumil tidak mengkonsumsi gizi seimbang yaitu tidak ada bumil yang beralasan tidak tahu, tidak ada biaya, budaya, sebagai alasan bumil tidak mengkonsumsi gizi seimbang di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bumil yang termasuk risiko tinggi yaitu sebanyak 4 bumil yang tidak memiliki risiko tinggi dalam kehamilannya di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jumlah jenis resti bumil di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampantidak ada. Tidak ada jenis resti bumil seperti anemia, memiliki penyakit kronis, usia < 25 dan > 35 tahun, dan riwayat obstetric buruk di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bumil yang tidak memiliki KMS (kartu menuju sehat) adalah tidak ada bumil yang tidak mempunyai KMS (kartu menuju sehat), sedangkan 4 bumil memiliki KMS di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, kesimpulannya adalah keempat ibu hamil memiliki KMS ( kartu menuju sehat) untuk memantau kondisi mereka selama kehamilan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu hamil tidak memiliki KMS (kartu menuju sehat) yaitu tidak ada. Tidak ada alasan bumil tidak memiliki KMS seperti tidak pernah periksa, merasa tidak perlu, dan tidak diberi KMS (kartu menuju sehat) di RW



04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, kesimpulannya adalah keempat ibu hamil memiliki KMS ( kartu menuju sehat) untuk memantau kondisi mereka selama kehamilan, dan tidak ada ibu hamil yang tidak memiliki KMS.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu hamil melakukan senam hamil adalah tidak ada bumil yang melakukan senam hamil saat hamil. Hal tersebut karena ibu hamil tersebut tidak tahu manfaat dari senam hamil itu sendiri di di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Jadi, dari keempat ibu hamil tidak melakukan senam hamil selama periode kehamilan mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu hamil melakukan senam hamil adalah 4 ibu hamil tidak ada yang melakukan senam hamil saat hamil. Hal tersebut karena ibu hamil tersebut tidak tahu manfaat dari senam hamil itu sendir, sedangkan tidak ada bumil yang tidak sempat dan alasan takut melakukan senam hamil, semuanya murni karena ibu hamil tidak tahu manfaat dari senam hamil di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, 4 ibu hamil melakukan perawatan payudara antenatal, dan tidak ada ibu hamil yang tidak melakukan perawatan payudara antenatal. Hal tersebut membuktikan, bahwa ibu hamil di di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanmelakukan perawatan payudara antenatal.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara antenatal adalah tidak ada. Jadi tidak ada, alasan ibu hamil yang tidak melakukan perawatan payudara karena tidak tahu manfaatnya, tidak tahu caranya, tidak sempat di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu nifas di desa Kadusirung RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada ibu nifas. Hal tersebut membuktikan bahwa tidak ada ibu nifas di daerah RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu nifas yang bersalin ditolong oleh dukun maupun tenaga kesehatan lain adalah tidak ada. Jadi, tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran hari ibu nifas adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas yang trdapat di RT 01-04 desa Kadusirung. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengeluaran pervaginam ibu nifas adalah tidak ada karena tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada pengeluaran pervaginam pada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kontraksi uterus ibu nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran kontraksi uterus ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran tinggi TFU sesuai hari nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada. Jadi, tidak ada gambaran tinggi TFU ( tinggi fundus uteri) di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengeluaran ASI pada ibu nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu



nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran pengeluaran ASI pada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran tindakan yang ibu nifas lakukan jika ASI tidak keluar yaitu tidak ada, dengan alasan dibiarkan, diurut, dipompa, ataupun ke tenaga kesehatan lain. Jadi, tidak ada ibu nifas yang ASI nya tidak keluar di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluhan ibu nifas saat menyusui di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada. Jadi, tidak ada keluhan ibu nifas saat menyusui di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu hamil tidak menyusui adalah tidak ada ibu hamil yang memiliki alasan ataupun keluhan, seperti ASI tidak lancer, ebngkak, nyeri, putting lecet, putting tidak menonjol, bayi bingung putting, dan bayi tidak menyusui di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran perawatan payudara setelah melahirkan di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada, dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04, RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran perawatan payudara ibu nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung Jadi, tidak ada perawatan payudara setelah melahirkan pada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengetahuan tentang ASI ekslusif ibu nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada



ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran pengetahuan tentang ASI ekslusif karena tidak adanya ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran asi ekslusif harus diberikan ibu nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran asi harus diberikan karena tidak adanya ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu nifas tidak memberikan asi ekslusif di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung Jadi, tidak ada gambaran ibu nifas yang tidak memberikan asi ekslusif karena tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu nifas tidak mendapatkan vitamin A di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran ibu nifas yang tidak mendapatkan Vitamin A karena tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu nifas tidak mengkonsumsi vitamin A di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran ibu nifas yang tidak mengkonsumsi vitamin A karena tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu nifas memiliki resti di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada, dikarenakan tidak ada ibu nifas di RT 01-04 desa Kadusirung. Jadi, tidak ada gambaran ibu nifas yang memiliki resiko tinggi karena tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis resiko tinggi yang dimiliki ibu nifas di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada. Jadi, tidak ada jenis gambaran resiko tinggi ibu nifas karena tidak ada ibu nifas di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu meneteki di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah 15 KK yang mengatakan ada 15 ibu meneteki dalam keluarga, dan ada 265 KK yang mengatakan tidak ada ibu meneteki dalam keluarga mereka. Jadi dapat ditarik kesimpulan, mayoritas warga tidak emmiliki ibu meneteki dalam keluarga mereka di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu meneteki di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah 15 KK yang mengatakan ada 15 ibu meneteki dalam keluarga, dan kesemua ibu meneteki tersebut menyusui bayinya. Jadi dapat ditarik kesimpulan, mayoritas warga ibu meneteki dalam keluarga mereka yaitu menyusui bayinya di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jadwal ibu menyusui pada ibu meneteki di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah 15 KK dengan tidak terjadwal. Jadi, ada 15 KK ibu meneteki yang menyusui bayinya tidak terjadwal, di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran usia anak yang menyusu di kecamatan pagedangan adalah usia 6-12 bulan sebanyak 4 bayi, 3 bayi berusia berusia 0-6 bulan, 5 bayi berusia 1-2 tahun, dan 3 balita berusia > 3 tahun. Jadi, mayoritas usia anak yang menyusu adalah kisaran usia 1-2 tahun di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu meneteki tidak menyusui bayinya adalah tidak ada di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampantidak ada. Jadi, tidak ada ibu meneteki yang tidak menyusui bayinya di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran posisi ibu hamil dalam menyusui pada ibu meneteki di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah 15 KK dengan posisi benar. Jadi, ada 15 KK ibu meneteki dengan posisi benar di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu menyusui mengetahui gizi yang diperlukan di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah 15 KK bumil yang mengetahui gizi yang diperlukan. Jadi, ada 15 KK ibu meneteki yang mengetahui gizi yang diperlukan di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran PUS di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 224 KK mengatakan ya, 56 KK lainnya tidak,. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah pasangan usia subur.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran PUS yang menggunakan KB di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 224 KK mengatakan menggunakan KB. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas PUS yang ada di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanmenggunakan KB.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis KB yang digunakan di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 209 KK menggunakan KB suntik, 13 KK lainnya menggunakan pil dan 2 dengan koitus interuptus. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas PUS yang ada di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanmenggunakan KB suntik.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran PUS yang memilih tidak memakai KB di Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanadalah tidak ada PUS (pasangan usia subur) yang tidak menggunakan KB dalam kehidupan mereka. Jadi kesimpulannya, tidak ada PUS yang tidak memakai KB dengan alasan ingin mempunyai anak, ingin hamil, takut efek samping dan memiliki penyakit di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pelayanan KB yang digunakan di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 86 KK mengatakan di Puskesmas, 138 KK lainnya di praktek bidan. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan TampanberKB di praktek bidan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran drop out KB di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu tidak ada yang drop out. Jadi, dari 224 PUS yang emnggunakan KB, tidak ada yang mengatakan drop out KB selama menggunakan KB di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, tidak ada PUS yang drop KB. Hal ini juga berarti tidak adanya alasan dalam drop out KB, seperti tidak cocok, dilarang agama, dilarang suami, dan ingin punya anak.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluhan penggunaan KB di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 5 KK mengeluh, 219 KK tidak mengeluh. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampantidak mengeluhkan masalah. Jadi kesimpulannya, mayoritas pus yang memakai kb tidak memiliki keluhan saat memakai kb di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran PUS yang memiliki keluhan saat memakai KB ada 5 PUS. Keluhan tersebut antara lain, pusing, haid terganggu, mual, obesitas, keputihan. Jadi kesimpulannya, PUS di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanmemiliki macam-macam keluhan saat menggunakan KB.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran PUS yang memiliki keluhan saat memakai KB ada 5 PUS. Keluhan tersebut antara lain, pusing, haid terganggu, mual, obesitas, keputihan. Namun, meski medapatkan keluhan saat memakai KB, kelima PUS tersebut tetap menggunakan alat kontrasepsi yang mereka pilih, tidak berhenti atau mengganti kontrasepsi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran dukungan suami di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampansemua suami mendukung istrinya menggunakan KB. Jadi kesimpulannya, mayoritas pus yang memakai kb di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampandi dukung oleh suami mereka dalam menggunakan kontrasepsi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kematian bayi setahun terakhir adalah tidak ada. Jadi kesimpulannya, tidak ada kematian bayi setahun terakhir di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran usia kematian bayi setahun terakhir adalah tidak ada dikarenakan tidak ada bayi yang meninggal pada setahun terakhir. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran usia kematian bayi setahun terakhir di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyebab kematian bayi setahun terakhir adalah tidak ada dikarenakan tidak ada bayi yang meninggal pada setahun terakhir baik itu akibat penyakit, infeksi, kecelakaan, kelainan congenital, dan lain-lain. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran penyebab kematian bayi setahun terakhir di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran neonatus dalam keluarga adalah tidak ada dikarenakan tidak ada neonatus yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada neonatus di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran umur neonatus dalam keluarga adalah tidak ada dikarenakan tidak ada neonatus yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran umur neonatus di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran usia kehamilan dalam keluarga adalah tidak ada dikarenakan tidak ada bumil yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran usia kehamilan di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, tidak ada gambaran berat badan bayi saat lahir karena tidak ada bayi yang lahir dalam waktu dekat ini. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa tidak ada gambaran berat badan bayi lahit di desa RW 04desa Kadusirung Kecamatan Pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, penolong persalinan pada saat melahirkan tidak ada dikarenakan tidak ada yang baru melahirkan didalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran penolong persalinan pada saat melahirkan di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran neonatus dalam keluarga adalah tidak ada dikarenakan tidak ada neonatus yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada neonatus di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penyulit persalinan dalam keluarga adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang bersalin yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran penyulit pada saat persalinan di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan penyulit pada ibu seperti kehabisan tenaga, panggul sempit, dll adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran alasan di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan penyulit pada bayi seperti bayi besar, letak sungsang, lilitan tali pusat adalah tidak ada dikarenakan tidak ada bayi yang sedang dilahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran alasan



penyulit persalinan pada bayi di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran riwayat kelahiran seperti spontan ataupun dengan tindakan adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran riwayat kelahiran di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran riwayat kelahiran seperti spontan ataupun dengan tindakan adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi gambaran tindakan, seperti SC, VE, Forcep, dan lain-lain tidak ada. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran tindakan yang dilakukan atas kelahiran di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran imunisasi yang didapatkan oleh bayi baru lahir seperti HB 1, BCG, POLIO, tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran imunisasi yang didapatkan oleh bayi baru lahir di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran riwayat perawatan tali pusat adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran perawatan tali pusat di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran riwayat perawatan tali pusat adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga. Jadi bagaimana perawatan tali pusat yang sesuai anjuran, maupun tidak sesuai anjuran tidak dapat memberikan gambarannya. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran bagaimana perawatan tali pusat di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan tidak melakukan perawatan tali pusat adalah tidak ada dikarenakan tidak ada ibu yang sedang melahirkan yang terdapat dalam keluarga yang mengharuskan melakukan perawatan tali pusat. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran alasn tidak melakukan perawatan tali pusat di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran resti neonatus adalah tidak ada dikarenakan tidak ada neonatus terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran mengenai resti neonatus di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis resti neonatus seperti, BGM, neonatus dengan penyakit, tetanus neonatrum, BBLR adalah tidak ada dikarenakan tidak ada neonatus terdapat dalam keluarga. Jadi kesimpulannya, tidak ada gambaran mengenai jenis resti neonatus di dalam keluarga di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keberadaan bayi dalam keluarga yaitu ada 9% yang memiliki bayi dalam keluarga mereka, dan ada 260 9% yang tidak memiliki bayi dalam keluarga mereka. Jadi kesimpulannya, mayoritas warga di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk tidak memiliki bayi dalam keluarga mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kunjungan ke posyandu yaitu sebayak 91% yang tidak melakukan kunjungan ke Posyandu untuk memeriksakan kesehatan bayi mereka. Jadi kesimpulannya, mayoritas ibu yang memiliki bayi tidak membawa bayi mereka ke posyandu untuk memeriksakan kesehatan bayi mereka di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kepemilikan bayi yang memiliki KMS yaitu 65% tidak memiliki KMS untuk memeriksakan kesehatan bayi mereka. Jadi kesimpulannya, mayoritas ibu yang memiliki bayi tidak memiliki memiliki KMS bagi bayi mereka untuk memeriksakan kesehatan bayi mereka di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan bayi tidak memiliki KMS di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk yaitu sebanyak 87% ibu mengatakan KMS hilang. kesimpulannya, mayoritas ibu yang memiliki bayi tidak memiliki KMS bagi bayi mereka untuk memeriksakan kesehatan bayi mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu dapat membaca KMS adalah sebanyak 69 % ibu mengatakan dapat membaca KMS bayi mereka dan sebanyak 35 % ibu mengatakan tidak bisa membaca KMS. Jadi, ibu tahu dalam memantau kesehatan bayi mereka melalui KMS yang berasal dari posyandu. Jadi kesimpulannya, mayoritas ibu yang memiliki bayi memiliki KMS dapat membaca KMS tersebut untuk memantau status kesehatan bayi mereka di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran status gizi bayi saat ini adalah baik, yaitu sebanyak 78%. Tidak ada bayi yang bergizi kurang. Jadi kesimpulannya, mayoritas bayi yang ada di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk. adalah berstatus gizi baik.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi mendapatkan vitamin A adalah hampir semua bayi yang ada di Desa Tersebut Mendapatkan Vitamin A.



adalah baik, yaitu



sebanyak 96%.dan ada bayi yang tidak mendapatkan vitamin A sebanyak 4%. Jadi kesimpulannya, mayoritas bayi yang ada di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk mendapatkan vitamin A.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi mendapatkan vitamin A adalah semua bayi yang ada di Desa Tersebut Mendapatkan Vitamin A. Lalu, usia bayi saat mendapatkan vitamin A adalah usia < 6 bulan sebayak 83%, dan ada bayi yang mendapatkan vitamin A di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk mendapatkan vitamin A yaitu di usia < 6 bulan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran imunisasi yang diberikan pada bayi usia 1-2 bulan adalah, 50% bayi mendapatkan imunisasi BCG dan 50 % bayi mendapatkan



imunisasi polio 1 di



Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi mendapatkan imunisasi pada usia 3 bulan adalah sebanyak 56 % bayi berusia 3 bulan sudah imuniasasi DPT, sebanyak 38%bayi sudah imunisasi BCG, dan sebanyak 6% bayi sudah mendapatkan Polio 1.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi mendapatkan vitamin imunisasi pada usia 4-8 bulan adalah sebanyak 71% mendapatkan DPT II dan sebanyak 29% mendapatan HB 1 Jadi kesimpulannya, gambaran imunisasi bayi dapat dilihat pada kisaran usia 4-8 bulan di Kelurahan Sidomulyo Barat RW 02 Kampung sikluk



Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi mendapatkan imunisasi pada usia 9 bulan didapatkan sebanyak 43% anak mendapatkan imunisasi polio 1, sebanyak 28% anak mendapatkan imunisasi HB 1 dan Polio IV sebanyak 29% dari total 100%.



Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa dari 100% pengkajian sebanyak 65% bayi memiliki pertumbuhan dan berkembangan yang normal dan sebanyak 35% bayi memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang tidak normal.



Dari total 100% data yang dikaji, didapatkan bahwa sebanyak 52% bayi dalam kondisi sehat dan sebanyak 48% bayi dalam kondisi sakit dari total pengkajian 100%.



Berdasarkan data yang didapat sebanyak 10% bayi menderika sakit kulit, sebanyak 41% bayi mederita diare dan sebanyak 49% bayi menderita ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut.



Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa keluarga melakukan penanganan atau pengobatan pada bayi atau anggota keluarga yang sakit sebanyak 46% melakukan penanganan dengan cara dibiarkan, 27% diobati sendiri dan 27% dengan menggunakan sarana pelayanan kesehatan.



Dari diagram diatas, didapatkan sebanyak 96% tidak memiliki resiko tinggi, resiko tinggi dalam maksud bayi yang menderita kelainan atau sakit yang luar biasa. Sebanyak 4% bayi mempunya kecenderungan resiko tinggi terhadap hal tersebut.



Diagaram diatas menggambarkan beberapa jenis resiko tinggi yang memungkinan terjadi pada bayi, pada Kelurahan Sidomulyo Barat, Kampung Siklum RW 02 di dapatkan bahwa sebanyak 45% bayi mengalami sakit dan 55% lain-lain. Lain-lain meliputi sakit pada umumnya.



Balita, pada Kelurahan Sidomulyo Barat, Kampung Sikluk RW 02 memiliki balita sebanyak 96% dari total 100% dalam pengkajian yang telah dilakukan 2 minggu lalu.



Dari 96% balita yang ada di Kampung Sikluk, hanya sekitar 33% balita yang tiap bulan melakukan kunjungan ke posyandu, kadang-kadang sebanyak 22% dan sebanyak 45% balita yang tidak pernah melakukan kunjungan ke posyandu.



Diagram di atas menunjukan gambaran alasan mengapa orang tua tidak mengajak anak balitanya ke posyandu, sebanyak 50% di karenakan tidak ada biaya, sebanyak 25%tidak sempat dan sebanyak 25% tidak mengetahui apa manfaat dari posyandu. Berdasarkan diagram diatas, gambaran balita di dalam keluarga yaitu 252 KK mengatakan tidak memiliki balita di dalam keluarga mereka, dan 28 KK lainnya mengatakan memiliki Balita dalam keluarga mereka dan semua balita tersebut mendapatkan PASI. Tidak ada balita < 2 tahun yang tidak mendapatkan PASI, dengan alasan tidak mau, tidak mampu, ibu tidak tahu, dan budaya. Jadi kesimpulannya, balita < 2 tahun mendapatkan PASI di desa Kadusirung RW 04kecamatan Pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran balita di dalam keluarga yaitu 252 KK mengatakan tidak memiliki balita di dalam keluarga mereka, dan 28 KK lainnya mengatakan memiliki Balita dalam keluarga mereka dan semua balita tersebut mendapatkan imunisasi lengkap. Jadi, semua balita tersebut mendapatkan imunisasi lengkap.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu membawa balita untuk mendapatkan imunisasi adalah dari 28 KK lainnya mengatakan memiliki Balita dalam keluarga mereka dan semua balita tersebut mendapatkan imunisasi lengkap. Jadi, semua balita tersebut mendapatkan imunisasi lengkap. Dan tidak ada alasan ibu tidak membawa bayi mereka, dengan alasan tidak tahu manfaatnya, takut akibatnya, dan tidak mampu. Jadi, semua balita tersebut mendapatkan imunisasi lengkap.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu membawa balita untuk mendapatkan imunisasi adalah dari 28 KK lainnya mengatakan memiliki Balita dalam keluarga mereka dan semua balita tersebut mendapatkan vitamin A, dan tidak ada ibu yang mengatakan anak balita mereka tidak mendapatkan vitamin A. Jadi, kesimpulannya balita mereka mendapatkan vitamin A di desa Kadusirung RW 04kecamatan Pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran alasan ibu membawa balita untuk mendapatkan imunisasi adalah dari 28 KK lainnya mengatakan memiliki Balita dalam keluarga mereka dan semua balita tersebut mendapatkan vitamin A, dan tidak ada ibu yang mengatakan anak balita mereka tidak mendapatkan vitamin A dengan alasan tidak tahu manfaatnya, tidak sempat, tidak mampu, merasa tidak perlu. Jadi, kesimpulannya balita mereka mendapatkan vitamin A di desa Kadusirung RW 04kecamatan Pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran balita sakit dalam keluarga ada 3 KK mengatakan balita mereka sedang sakit, dan 25 KK lainnya mengatakan balita mereka sedang tidak sakit. Hal ini, dapat disimpulkan bahwa mayoritas balita di desa Kadusirung RW 04kecamatan Pagedangan tidak sakit, hanya beberapa saja yang sakit.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran balita sakit dalam keluarga ada 3 KK mengatakan balita mereka sedang sakit, dan 25 KK lainnya mengatakan balita mereka sedang tidak sakit. Jenis penyakit yang dialami balita tersebut yaitu ISPA. Tidak ada balita yang menderita diare, campak, DHF. Hal ini, dapat disimpulkan bahwa balita di desa Kadusirung RW 04kecamatan Pagedangan menderita sakit ISPA seperti batuk, pilek dan flu.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran balita sakit dalam keluarga ada 3 KK mengatakan balita mereka sedang sakit, dan 25 KK lainnya mengatakan balita mereka sedang tidak sakit. Jenis penyakit yang dialami balita tersebut yaitu ISPA. Keluarga yang mempunyai balita sakit, memilih mengobati balita mereka yang sakit ke sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan, tidak ada yang membiarkan balitanya sakit begitu saja, diobati sendiri, ataupun ke dukun.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran anak usia prasekolah di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah 53 KK mengatakan memiliki anak usia prasekolah, dan 227 lainnya tidak memiliki anak usia prasekolah. Jadi, kesimpulannya mayoritas warga desa Kadusirung tidak memiliki anak usia pra sekolah dan hanya beberapa KK saja yang memilikinya.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran status gizi anak usia prasekolah di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah 53 KK mengatakan memiliki anak usia prasekolah dengan gizi yang baik, tidak ada warga desa yang mengatakan memiliki anak usia prasekolah dengan gizi yang buruk di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pola makan anak usia prasekolah di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah 53 KK mengatakan memiliki anak usia prasekolah dengan gizi yang baik dan makan yang teratur. Tidak ada anak usia prasekolah yang makan tidak teratur.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kebiasaan makan anak usia prasekolah di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah 53 KK mengatakan memiliki anak



usia prasekolah dengan gizi yang baik dan makan yang teratur. Tidak ada anak usia prasekolah yang makan tidak teratur, dan tidak ada kebiasaan makan yang salah pada anak usia prasekolah tersebut di desa cicaelngka RW 04kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran kebiasaan makan anak usia prasekolah di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah 53 KK mengatakan memiliki anak usia prasekolah dengan gizi yang baik dan makan yang teratur. Tidak ada anak usia prasekolah yang makan tidak teratur, dan tidak ada kebiasaan makan yang salah pada anak usia prasekolah tersebut, seperti kuantitas makanan, proporsi makanan, dan komposisi makanan anak usia prasekolah di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran anak usia prasekolah yang mendapatkan imunisasi booster adalah tidak ada. Setelah mendapatkan imunisasi elngkap, tidak lagi mendapatkan imunisasi tambahan. Jadi, kesimpulannya tidak ada anak usia pra sekolah yang mendapatkan imunisasi booster di RW 04desa Kadusirung kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran anak usia prasekolah yang sakit adalah tidak ada dari 53 KK yang memiliki anak usia prasekolah. Jadi kesimpulannya, warga yang memiliki anak usia prasekolah, anak mereka tidak sakit saat dilakukan pengkajian.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis penyakit yang diderita anak usia prasekolah yang sakit adalah tidak ada dari 53 KK yang memiliki anak usia prasekolah. Misalnya seperti terkena ISPA, diare, morbili, kulit, dan lain-lain. Jadi kesimpulannya, warga yang memiliki anak usia prasekolah, anak mereka tidak sakit saat dilakukan pengkajian.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran penanganan penyakit yang diderita anak usia prasekolah yang sakit adalah tidak ada dari 53 KK yang memiliki anak usia prasekolah. Misalnya seperti, dibiarkan, diobati sendiri, kedukun, ke bidan, ke puskesmas, ke rumah sakit, ataupun ke dokter. Jadi, tidak ada gambaran yang dilakukan orangtua saat anak nya sakit karena saat pengkajian tidak ada anak usia prasekolah yang sedang sakit.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja dalam keluarga yaitu ada 49 KK mengatakan memiliki remaja dalam keluarga mereka, dan 231 KK mengatakan tidak memiliki remaja dalam keluarga mereka. Dengan demikian, mayoritas warga desa cicaelngka RW 04kecamatan pagedangan tidak memiliki anak usia rema, walaupun ada beberapa KK yang mengatakan punya anak usia remaja.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja dalam keluarga yaitu ada 25 KK yang mengatakan memiliki remaja puteri yang sudah emnstruasi, dan ada 4 KK yang mengatakan belum menstruasi. Dapat disimpulkan, remaja puteri di desa tersebut mayoritas sudah mengalami menstruasi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja dalam keluarga yaitu ada 25 KK yang mengatakan memiliki remaja puteri yang sudah menstruasi. Kemudian, hanya 8 remaja puteri yang mengatakan memiliki keluhan saat mnstruasi, dan 17 remaja puteri lainnya tidak emmiliki keluhan saat menstruasi. Dapat disimpulkan, remaja puteri di desa tersebut mayoritas tidak mengalami keluhan saat menstruasi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja yang aktif dalam mengikuti organisasi ada 15 remaja yang aktif mengikuti organisasi, dan ada 34 remaja yang tidak aktif dalam mengikuti organisasi. Dengan demikian, mayoritas remaja tidak aktif dalam mengikuti organisasi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja yang tidak aktif dalam mengikuti organisasi ada ada 34 remaja yang tidak aktif dalam mengikuti organisasi. Dengan alasan, 15 remaja mengatakan malu, dan 19 remaja lainnya mengatakan tidak memiliki waktu untuk mengikuti organisasi. Dengan demikian, mayoritas remaja mengatakan tidak memiliki waktu dalam mengikuti organisasi di desa mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja yang mengetahui fungsi reproduksi yaitu ada 28 remaja yang mengatakan mengetahui fungsi reproduksi mereka dan ada 21 remaja yang tidak mengetahui fungsi reproduksi mereka. Dengan demikian, mayoritas



remaja mengetahui fungsi reproduksi mereka di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengetahuan remaja mengenai penyakit menular seksual adalah 8 remaja mengatakan tahu, dan 41 lainnya mengatakan tidak tahu. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas remaja di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan tidak mengetahui penyakit menular seksual.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis penyimpangan perilaku remaja adalah tidak ada. Tidak ada remaja yang memiliki perilaku menyimpang seperti meminum minuman keras, memakai narkoba, dan penyalahgunaan alat kontrasepsi.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja yang sakit dari total keseluruhan remaja yaitu 49 KK, 10 mengatakan saat ini sedang sakit, dan 39 lainnya mengatakan tidak sakit. Dengan demikian, mayoritas remaja tidak sakit, walaupun ada beberapa remaja yang mengatakan sakit.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran tindakan yang dilakuka saat remaja sakit yaitu 10 mengatakan mengajak remaja berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan, tidak ada yang berobat ke dukun ataupun dibiarkan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu menopause di desa Kadusirung, yaitu 35 KK mengatakan memiliki ibu yang menopause dan 245 KK lainnya mengatakan tidak memiliki ibu dengan usia menopause. Dapat disimpulkan, mayoritas warga tidak emmiliki ibu menopause di desa tersebut.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluhan yang dialami ibu menopause adalah 27 ibu mengatakan mengalami keluhan, dan 8 diantaranya tidak mengalami keluhan. Dengan demikian, mayoritas ibu menopause mengalami keluhan menopause di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluhan yang dialami ibu menopause adalah 27 ibu mengatakan mengalami keluhan. Antara lain, 5 ibu mengatakan merasakan nyeri sendi, 4 ibu mengatakan mengalami kekakuan otot, 1 ibu lainnya mengatakan mengalami kering di daaerah vagina. Dengan ini, mayoritas keluhan ibu menopause adalah merasakan kering di daerah vagina sebagai keluhan utama.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran keluhan yang dialami ibu menopause adalah 27 ibu mengatakan mengalami keluhan, 27 ibu mengatakan membiarkan saja keluhan tersebut dan berharap keluhan tersebut dapat hilang dengan obat warung atau dengan sendirinya. Kesimpulannya, ibu yang mengalami keluhan, memilih membiarkan saja kelihannya.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran persepsi ibu adalah 35 ibu menopause mengganggap hal ini adalah bukanlah suatu permasalahan yang harus dipikirkan, dan tidak perlu merasa tidak berguna, curiga terhadap suami, merasa malu dan sebagainya.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran pemenuhan hubungan seksual ibu menopause adalah 35 ibu memilih tetap melaksanakan hubungan seksual mereka, walaupun disertai dengan keluhan, tetap saja ibu menopause tetap melaksanakan hubungan seksual.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran nyeri setelah bersenggama adalah 35 ibu mengatakan nyeri setelah bersenggama, hal ini dikarenakan ibu mengeluhkan kekeringan pada kemaluan mereka sehingga saat melakukan senggama terasa nyeri.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran lansia dalam keluarga adalah 36 KK mengatakan memiliki lansia di dalam keluarga mereka, dan 244 KK lainnya mengatakan tidak memiliki lansia di dalam keluarga mereka. Hal ini membuktikan, bahwa mayoritas warga tidak memiliki lansia di dalam keluarga mereka.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran usia lansia di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 14 lansia yang berusia > 70 tahun dan 22 lansia



berusia 65-75 tahun yang ada di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Dengan demikian, mayoritas usia lansia di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah di kisaran usia 65-75 tahun.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran lansia yg sakit di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 23 KK, 14 KK lainnya mengatakan lansia tidak sakit, di RW 04Desa Kadusirung Kecamatan pagedangan. Dengan demikian, mayoritas lansia di desa Kadusirung RW 04kecamatan pagedangan adalah tidak sakit, walaupun ada beberapa lansia yang sedang sakit.



Berdasarkan diagram diatas, gambaran jenis penyakit yang diderita oleh warga di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanyaitu sebanyak 3 KK menderita reumatik, 10 KK lainnya menderita hipertensi, dan 1 KK menderita stroke. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 04Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tampanmengalami penyakit hipertensi.



NO



DATA FOKUS DO



1



ETIOLOGI



MASALAH



sebagian warga



Pendidikan warga



Resti terjadinya



yang rendah dan



peningkatan



DS



1. Hampir semua KK 1. memiliki



jendela



mengatakan



namun



jendela



sering



lingkungan rumah



penyakit b.d



mengalami



yang kurang sehat



ketidaktahuan



tersebut



tidak



pernah dibuka



batuk 2.



warga







masyarakat mengenai



mengatakan batuk



pilek



adalah penyakit biasa 3.



mengatakan pernah



warga mencari



rumah yang



informasi kesehatan



sehat



Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam



membuka



4.



lingkungan







warga tidak



Kurangnya kesadaran



jendela karena



memelihara



banyak pencuri



lingkungan yang sehat dan



warga mengatakan



pemanfaatan sarana



jendela sengaja



kesehatan yang tidak



ditutup



mati



adekuat



agar tidak bisa dibuka 2



1. sebagian



warga 1. warga



memiliki



sumber



penyimpanan di



rumah



air yaitu



terbuka



mengatakan bahwa mereka



warga



memiliki



kondisi



tempat



limbah



banyak



bahwa



yang rendah



penyakit DBD



penyakit demam



berdarah



berdarah dengue



dengue) b.d



↓ Kurangnya kesadaran warga mencari



tergenang 3. Sebagian



Resti terjadinya



dirumah mengenai penyebaran (demam



nyamuk



2. sebagian



Pendidikan warga



informasi kesehatan



warga menguras



ketidaktahuan warga mengenai penyebaran penyakit demam berdarah







penampungan air



Kurangnya



mereka yaitu > 3



pengetahuan



hari



masyarakat dalam memelihara lingkungan yang sehat 3



1. sebagian



warga



memiliki



jarak



1. warga mengatakan



Pendidikan warga



Resiko Tinggi



yang rendah



terjadinya diare



sumber air dengan



bahwa sumber



pembuangan



air



limbah yaitu < 10



dekat dengan



M



pembuangan



2. sebagian



warga



mereka



untuk sumber air ↓ Kurangnya kesadaran



limbah.



b.d ketidaktahuan warga mengenai jarak yang aman untuk sumber air



warga mencari



mengkonsumsi air minum



mengenai jarak aman



informasi kesehatan



berasal



mengenai sumber air



dari air hujan



↓ Resiko tinggi terjadinya diare pada warga karena kurangnya pengetahuan mengenai lingkungan dan jarak aman sumber air dengan limbah pembuangan 4



1. terdapat



bekas



sampah



yang



telah dibakar



1. hampir semua warga



Pendidikan warga



Resiko tinggi



yang rendah



terjadinya ISPA



mengatakan



mengenai terjadinya



(infeksi saluran



pengelolaan



ISPA



pernafasan atas)



sampah dengan dibakar.



cara



↓ Kurangnya kesadaran warga mencari informasi kesehatan ↓ Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengetahui pembuangan sampah yang tidak



b.d ketidaktahuan masyarakat mengenai pembuangan sampah yang baik



S



A



A



M



masalah yang dapat



penyelesaian



Percepatan



terselesaikan



masalah tidak



Konsekuensi jika



yang relevan



Kesediaan keahliaan



penyelesaian



hi dalam



memmemempengaru



masalah Untuk mpengaruhi



dalam menyelesaikan



Motivasi masyarakat



adanya masalah



masyarakat akan



Kesadaran



menganggu kesehatan pada pernafasan



Skoring Masalah



J



U



L



Kriteria



A H



K



Kriteria



Kriteria



Tinggi (3)



Sedang (2)



Tinggi (3)



Sedang (2)



Rendah (1)



Sedang (2)



Rendah (1)



Rendah (1)



BOBOT



H



5



N 1 2 3 4



Tinggi (3) Sedang (2)



BOBOT 10



BOBOT 5



M



P



L



R



Tinggi (3)



Tinggi (3)



A



I



Sedang (2)



Sedang (2)



H



O



Rendah (1)



Rendah (1)



(1)



E



A



Kriteria



Rendah



S



T



Kriteria



Tinggi (3)



E



A



Kriteria



BOBOT



BOBOT



7



8



BOBOT 8



R N



I



I



T



L



A



A



S



I



POA (Planning Of Action)



TUJUAN JANGKA



JANGKA



PANJAN



PENDEK



STRAT



KEGIATAN



EGI



PJ



WAKTU



TEMPAT



BIAY



SASARA



A



N



G 1



Setelah



Setelah



1. Bekerja sama



dilakukan



dilakukan



dengan



tindakan



tindakan



puskesmas dalam



keperwata



perawatan



memberikan



n selama



selama 1



penyuluhan



sebulan



kali



kesehatan tentang



diharapka



pertemuan



penyakit aklibat



n warga



diharapkan



lingkungan yang



RW 02



masyarakat



tidak sehat (diare)



Masyarak at RW 02



dapat



RW 02



mengatasi



mampu:



masalah kesehatan akibat lingkunga n yang tidak sehat



1. Mengen al penyakit yang dapat timbul akibat lingkung an yang tidak sehat khususn ya diare 2. Dapat menggu nakan



melalui leafleat 2. Adakan pemeriksaan tensi darah gratis 3. Lakukan kerja bakti diwilayah RT 01



fasilitas kesehata n terdekat jika sedang sakit. 3. Mengide ntifikasi jenis penyeba b diare 4. Memelih ara lingkung an yang sehat 5. Mengen al



penyakit diare 6. Mengen al penyakit diare 7. Mengen al tanda dan gejala 8. Mengen al factor terjadiny a diare 9. Mampu mengena l cara penanga na diare



2



Setelah



Agar tidak



dilakukan



terjadinya



penyuluhan kepada



tindakan



ISPA



RW 02 tentang



keperwata n selama sebulan diharapka



1. lakukan



ISPA 2. Lakukan penyebaran leafleat



n warga



3. Anjurkan warga



RW 02



konsultasi dan



dapat



memanfaatkan



mengatasi



fasilitas kesehatan



masalah



yang ada



kesehatan



dilingkungan



akibat



wilayah



lingkunga n yang



RW 02



Masyarak at RW 02



tidak sehat 3



Setelah



Setelah



dilakukan



dilakukan



tindakan



tindakan



keperwata



keperawata



n selama



n selama 1



sebulan



kali



diharapka



pertemuan



n warga



diharapkan



RW



masyarakat



02dapat



desa



mengatasi



pagedangan



masalah



mampu:



kesehatan akibat lingkunga n yang tidak sehat



1. Mengen al penyakit yang dapat



terjadi 2. Mencega h terjadi penyakit dengan menggu nakan alat pelindun g diri 3. Dapat menggu nakan fasilitas kesehata n terdekat jika sedang



sakit 4



Setelah



Setelah



dilakukan



dilakukan



dengan pihak



tindakan



tindakan



puskesmas dalam



keperwata



keperawata



memberikan



n selama



n setelah



penyuluhan



sebulan



dilakukan



kesehatan tentang



diharapka



tindakan



penyakit akibat



n warga



keperawata



lingkungan yang



RW 02



n selama



tidak sehat (DBD)



dapat



satu kali



melalui leafleat



mengatasi



pertenuan



masalah



diharapkan



kesehatan



masyarakat



akibat



RW



lingkunga



02mampu:



n yang tidak sehat



1. Mengen al



K.T.I.E



1. bekerjasama



2. Lakukan kerja bakti diwilayah RW 02dengan menimbun sampah



Masyarak at RW 02



penyakit yang dapat timbul akibat lingkung an yang tidak sehat khususn ya penyakit DBD 2. Dapat menggu nakan fasilitas kesehata n



terdekat jika sedang sakit 3. Dapat mengide ntifikasi jenis sampah 4. Memisa hkan sampah kering dan basah 5. Membua ng sampah sesuai



dengan jenis dan tempat yang sehat