Tugas Asuhan Gizi Pada Pasien Dengan Tetanus Dan DBD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ASUHAN GIZI PADA PASIEN DENGAN TETANUS dan DBD Untuk memenuhi tugas matakuliah dietetik penyakit infeksi yang dibina oleh Sutomo Rum Teguh Kaswari, SKM., M.Kes.



Disusun Oleh Kelompok 4 : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Hesty Mulyandarini Jihan Helmi M. P Safira Ridha Ulya Jihan Rohadatul A. Maghriza Refina H.D Natasya Febriana



(P17111173022) (P17111173023) (P17111173024) (P17111173025) (P17111173026) (P17111173027)



KEMENTRIAN KESEHATAN KEMENKES MALANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMNKES MALANG JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIV GIZI MALANG 2019



KASUS 1 Seorang An. IKJ, jenis kelamin kelamin laki-laki, usia 11 tahun 9 bulan, di rawat Cempaka 3, agama Hindu, masuk rumah sakit dengan Diagnosa Medis Susp DHF Grade 2. Pasien dikeluhkan demam sejak 2 hari SMRS. Demam mendadak tinggi, turun dengan penurunan panas kemudian naik kembali. Batuk (+), pilek (+) sejak 2 hari SMRS. Pasien mendadak keluar darah dari gusi dan telinga kiri, perdarahan sebanyak beberapa tetes ± 1 ml. Perdarahan berhenti sendiri dan pasien juga mengalami mimisan. Makanan dan minuman berkurang semenjak sakit. Pasien didiagnosa DHF Grade II. Pasien mempunyai riwayat penyakit epilepsi sejak usia 2 tahun pasien rutin kontrol di Poli Anak RSUP Sanglah Denpasar. Hasil pengukuran antropometri BBA 34 kg, BBI : 36 kg, TB 143 cm. Nafsu makan turun. Makanan tidak tidak dapat dihabiskan. Hari pertama perawatan Data riwayat gizi terdahulu diperoleh dari hasil wawancara Food Recall 24 jam sebelum pasien masuk rumah sakit: a. Pola makan pasien di rumah dalam satu hari sekitar 3-4 kali makan utama. b. Pasien mengkonsumsi makanan biasa selama di rumah dengan bentuk makanan nasi, tetapi untuk sarapan sebelum berangkat sekolah pasien makan dengan bubur. c. Pada pagi hari pasien mengkonsumsi bubur sekitar 100 gram, lauk telur di rebus. d. Pada siang hari pasien mengkonsumsi nasi sekitar 150 gram, tempe 1 potong, 1 potong ayam goreng serta bening bayam. e. Pada sore hari pasien mengkonsumsi nasi sekitar 100 gram, 1 ptg ikan dan tumis kangkung. f. Pasien mengkonsumsi buah pisang 1 potong. g. Pasien setiap hari mengkonsumsi roti. Riwayat Gizi di Rumah Sakit : -



Pada hari pertama perawatan diberikan makanan biasa dengan frekuensi makan pasien adalah 3x makan utama dan 2x selingan pada pagi dan siang hari. Namun pada hari pengamatan kedua diet makanan pasien berubah yaitu makanan lunak (bubur). Pasien tidak selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit,



A. Form Asuhan Gizi Terstandar Nama



:



An. IKJ (L)



No. Register



:



-



Ruang/B ed



:



Cempaka 3



Usia



:



11 tahun 9 bulan



Diagnosi s Penyakit



:



Susp DHF Grade 2



ASSESSMENT/REASSESSMENT ANTROP O-METRI



BBA 34 kg



KESIMPULAN normal



BBI 36 kg TB 143 cm Status Gizi = BBA/BBI x 100 = 34/36 x 100 = 94,4% (Gizi Baik)



BIOKIMI A



FISIKKLINIS



Belum dilakukan pemeriksaan biokimia



Fisik Hasil Demam mendadak tinggi, turun dengan penurunan panas kemudian naik kembali Batuk Pilek Mendadak keluar darah dari gusi dan telinga kiri, perdarahan sebanyak beberapa tetes ± 1 ml. Perdarahan berhenti sendiri dan pasien juga mengalami mimisan



-



PD-1.1.3 mimisan dan pendarahan, pilek



PD-1.1.9 demam naik turun



RIWAYA T GIZI



Dahulu:



FH-1.2.2.1 nafsu makan h. Pola makan pasien di rumah dalam satu hari sekitar turun 3-4 kali makan utama. i. Pasien mengkonsumsi makanan biasa selama di rumah dengan bentuk makanan nasi, tetapi untuk sarapan sebelum berangkat sekolah pasien makan FH-1.2.2.2 perubahan dengan bubur. j. Pada pagi hari pasien mengkonsumsi bubur sekitar makanan biasa ke makanan 100 gram, lauk telur di rebus. k. Pada siang hari pasien mengkonsumsi nasi sekitar lunak 150 gram, tempe 1 potong, 1 potong ayam goreng serta bening bayam. l. Pada sore hari pasien mengkonsumsi nasi sekitar 100 gram, 1 ptg ikan dan tumis kangkung. m. Pasien mengkonsumsi buah pisang 1 potong. n. Pasien setiap hari mengkonsumsi roti.



Sekarang: Pada hari pertama perawatan diberikan makanan biasa dengan frekuensi makan pasien adalah 3x makan utama dan 2x selingan pada pagi dan siang hari. Namun pada hari pengamatan kedua diet makanan pasien berubah yaitu makanan lunak (bubur). Pasien tidak selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit, nafsu makan turun Recall 24 jam RIWAYA T PERSON -AL



Penyakit Dahulu: epilepsi sejak usia 2 tahun Penyakit Keluarga: -



CH 2.1.11 epilepsi



Penyakit Sekarang: Dengue Hemorragic Fever Grade II Edukasi Gizi:-



CH 2.1.8 DHF Grade II



Aktivitas Fisik:-



DIAGNOSA GIZI 1. NI 2.1 kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan nafsu makan turun yang ditandai dengan makanan dari rumah sakit tidak dihabiskan 2. NI 1.2 Penigkatan kebutuhan energi berkaitan dengan perubahan anabolisme akibat suhu tubuh ditandai dengan suhu tubuh naik turun (meningkatkan BMR) INTERVENSI GIZI



ND 1.2 Diberikan diet TETP bentuk lunak



RENCANA MONITORING & EVALUASI



PD-1.1.3 mimisan dan pendarahan, pilek PD-1.1.9 suhu tubuh FH-1.2.2.1 nafsu makan FH-1.2.2.2 perubahan makanan biasa ke makanan lunak CH 2.1.11 epilepsi CH 2.1.8 DHF



PERUBAHAN DIET Dari makanan biasa ke makanan lunak



B. RENCANA INTERVENSI 1.



INTERVENSI DIET (ND): Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein) a. Tujuan Intervensi:



 Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang dan meningkatkan nafsu makan pasien untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh akibat penyakit DHF yang diderita.  Memberikan makanan dan cairan yang cukup untuk meningkatkan berat badan hingga mencapai berat badan normal dan mencegah terjadinya dehidrasi b. Prinsip Diet Tinggi Energi Tinggi Protein



c.



Syarat Diet



 Energi tinggi yaitu 1855 kkal  Protein tinggi 1 g/kgBB yakni 50,4 gram  Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 51,52 gram  Karbohidrat dari sisa kebutuhan energi total yaitu 255,06 gram  Cairan cukup diberikan 80ml/kgBB yakni 2880 ml  Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal  Makanan diberikan dalam bentuk makanan lunak untuk mengurangi rasa sakit serta mudah diterima pasien dan kandungannya memenuhi kebutuhan energi dan gizi  Menu makanan dibuat semenarik mungkin untuk meningkatkan nafsu makan pasien



d.



Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi



Energi Total



= Energi Basal x Faktor Stres = 1325 x 1,4 = 1855 kkal



Protein= 1 g x BB x Faktor Stres = 1 g x 36 x 1,4 = 50,4 gram Lemak= 25% x 1855 = 463,75 : 9 = 51,52 gram KH



= 55% x 1855 = 1020,55 : 4 = 255,06 gram



2.



INTERVENSI EDUKASI



a. Tujuan :  Memberikan edukasi mengenai pola makan yang seimbang dan sesuai baik saat masih dirawat di RS maupun saat sudah keluar RS



 Memberikan edukasi mengenai makanan yang boleh dikonsumsi, tidak boleh dikonsumsi, serta makanan yang dibatasi konsumsinya untuk penyakit Dengue Haemorhagik Fever (DHF) atau yang dikenal dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)  Membimbing pasien dan keluarga dalam merawat diri sesuai kondisi yang ada.  Membantu pasien dan keluarga untuk langkah pencegahan terhadap penyakit DHF, supaya hal yang sama tidak terjadi lagi baik terhadap pasien maupun terhadap orang terdekat  Memperbaiki kebiasaan buruk pasien dan menyarankan untuk pola hidup sehat b. c. d. e. f.



Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Waktu : 15-20 menit Tempat : bed pasien Metode : Konsultasi dan Tanya jawab Alat bantu :  Leaflet penyakit DHF  Food model



g. Materi :  Pola makan yang benar dan seimbang sesuai dengan diet yang dianjurkan (diet TETP)  Bahan makanan yang boleh dikonsumsi, dibatasi, dan dihindari dalam Diet TETP  Motivasi untuk penyembuhan penyakit DHF  Cara pencegahan dan penyembuhan penyakit DHF  Perilaku hidup bersih dan sehat  Hygiene dan sanitasi



MENU



HARI PERTAMA



WAKT U



MENU



BAHAN



beras giling ikan mujahir



Nasi tim ikan terik



PAGI



PROTEIN



HE WA NI



NAB ATI



KARBOHI DAT (gram)



LEMA K (gram)



142,8



-



3,36



30,84



0,68



50



44,5



9,35



-



-



0,50



100



80,0



-



10,90



0,80



4,70



5



44,2



-



-



-



5,00



50



15,5



-



1,15



2,65



0,05



terong susu skim, bubuk



50



14,0



-



0,55



2,75



0,10



20



71,8



7,12



10,40



0,20



gula pasir



15



59,1



-



14,10



-



61,54



11,23



37,55



7,20



37,55



7,20



minyak kelapa sawit kacang panjang



lodeh



susu skim, segar



SUB TOTAL SNAC K



ENE RGI (Kkal )



40



tahu tahu bacem



BERAT (gram)



biskuit



biskuit



471,9 50



SUB TOTAL Nasi tim SIANG ayam kecap tempe gulai soto



beras giling ayam tempe kubis tauge



229,0



32,43



-



229,0



3,45 3,45



50



178,5



-



4,20



38,55



0,85



50



149,0



-



9,10



-



12,50



50



100,5



-



10,40



6,75



4,40



15



4,4



-



0,21



0,80



0,03



25



8,5



0,93



1,08



0,30



kentang mie soun tomat buah jus jambu biji jambu biji



30



18,6



0,63



4,05



0,06



15



51,8



1,28



11,70



0,33



15



3,60



0,20



0,71



0,08



100



SUB TOTAL SNAC K



50



SUB TOTAL beras giling telur ayam



Nasi tim telur bb kecap



MALA M



kecap tahu



tahu kare



kacang panjang labu siam sayur oseng



minyak kelapa sawit



0,9



563,8



kue lumpur



kue lumpur



49 27,84



145,5



75,83



1,8



145,5



12,2



1,80



22,05



0,3 18,85



5,55



22,05



5,55



40



142,8



-



3,36



30,84



0,68



60



92,4



7,44



-



0,42



6,48



15



10,7



0,86



1,35



0,20



100



80,0



-



10,90



0,80



4,70



50



15,5



-



1,15



2,65



0,05



50



15,0



-



0,30



3,35



0,05



3



26,5



-



-



-



3,00



SUB TOTAL



382,9



24,01



39,41



15,16



TOTAL



1.793



61,7



236,4



58,0



SOAL: 1. Apakah tanda dan gejala DBD? Tanda-tanda & gejala Terdapat tiga jenis demam dengue: demam berdarah klasik, dengue hemorrhagic fever, dan dengue shock syndrome. Masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Gejala demam berdarah klasik Gejala dari demam berdarah klasik biasanya diawali dengan demam selama 4 hingga 7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, serta:







Demam tinggi, hingga 40oC







Sakit kepala parah







Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)







Nyeri otot dan sendi parah







Mual dan muntah







Ruam



Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai 4 hari setelah demam, kemudian berkurang setelah 1 hingga 2 hari. Anda mungkin mengalami ruam kedua beberapa hari kemudian. Gejala dengue hemorrhagic fever Gejala dari dengue hemorrhagic fever meliputi semua gejala dari demam berdarah klasik, ditambah: 



Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening







Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar berwarna keunguan



Jenis penyakit dengue ini dapat menyebabkan kematian. Gejala dengue shock syndrome Gejala dari dengue shock syndrome, jenis penyakit dengue yang paling parah, meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue hemorrhagic fever, ditambah: 



Kebocoran di luar pembuluh darah







Perdarahan parah







Shock (tekanan darah sangat rendah)



Jenis penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak (dan beberapa orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue kedua kalinya. Jenis penyakit ini sering kali fatal, terutama pada anak-anak dan dewasa muda.



2. Jelaskan prinsip makanan lunak ? Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak terlalu tinggi. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan sarina ke makanan biasa.



Makanan ini mudah dicerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup kalori, protein dan zat – zat gizi lain. 3. Jelaskan bagaimana menentukan status gizi pada anak? Terdapat beberapa jenis teknik penilaian status gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung terbagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Antropometri : Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Penilaian status gizi pada anak biasanya menggunakan Z score BB/U , PB/U , BB/TB , atau IMT/U 4. Jika pasien sudah diberikan bubur namun tetap asupanya masih kurang, tindakan apakah yang dapat dilakukan seorang petugas gizi ruangan ? Diberi makanan tambahan sumber energy dan sumber protein namun jika keadaan pasien tidak menyanggupi bisa diberikan lewat cairan infus agar asupan pasien dapat terpenuhi.



Kasus 2 Seorang laki-laki, umur: 55 tahun, pekerjaan : PNS, suku Bali, agama Hindu, status: Menikah. Diagnosis medis:Tetanus Generalisataec Vulnus Ictium Region Manus Dextra Digiti V11. Dirawat di rumah sakit selama 12 hari. Anamnesis : Keluhan utama :Kaku saat membuka mulut. Riwayat penyakit sekarang : Pasien rujukan RSU “PR” dengan diagnosa obs. trismus susp. tetanus. Terapi yang telah diberikan tetagam 20 ampul, ceftriaxone 2x1 gr iv, IVFD RL + diazepam 30 mg 12 tpm. Pasien datang dengan keluhan kaku saat membuka mulut sejak 3 hari Sebelum MRS. Sebelum MRS tertusuk bambu pada jari tangan kanan. Pada saat itu, pasien mengatakan tidak melakukan perawatan luka pada jari tangannya. Sebelum MRS, pasien mengatakan sulit menelan, pasien mengatakan sulit membuka mulut. 2 jam Sebelum MRS, pasien mengeluh kaku pada perut, lalu pasien dibawa ke RSU PR oleh keluarga. Dari RSU PR, pasien di rujuk ke RSUP Sanglah. Oleh dokter Bedah Syaraf pasien mendapatkan terapi Diazepam 10 mg dalam D5% @24 jam, NGT, rawat luka, metronidazole 500 mg @ 24jam. Riwayat operasi sebelumnya tidak ada. Riwayat penyakit sistemik tidak ada. Riwayat alergi obat: tidak ada. Pemeriksaan fisik BMI 25,7 kg/m2 (BB: 70 kg,TB:165 cm); suhu ax: 36,7ºC VAS: Tidak dapat dievaluasi SSP: GCS E4V5M6, Philips score 10-Inkubasi 12 hari (2)-Lokasi luka extermitas proximal (3)-Imunsasi > 10 th yg lalu. Faktor pemberat ada (1).Kardiovasculer: Tekanan darah : 110/70mmHg, Nadi: 81 kali/menit, kuat regular S1S2 tunggal, regular tanpa murmur, Respirasi: RR 14-16kali/menit, Vesikuler +/+, Ronkhi -/-Gastro Intestinal: Distensi (), terpasang NGT (produksi (-), Uro Genital: BAK Douer Cateter Muskuloskeletal: Trismus (+), Vulnus ictium region manus dextra digiti VI. V. Pemeriksaan penunjang:



Pasien saat ini masih dirawat di ruang intensif dan pasien diatas diberikan nutrisi, baik enteral maupun parenteral. Cairan parenteral Ringer Laktat balance, Aminofusin L600 1000 cc, sedangkan enteral Nitrisol 250ml @ 4 jam melalui nasogastric tube.



A. Form Asuhan Gizi Terstandar Nama



:



Tn N (L)



No. Register



:



-



Ruang/Bed



:



Usia



:



55 tahun



Diagnosis Penyakit



:



Tetanus Generalisataec VulnusIctium Region Manus Dextra Digiti V11



ASSESSMENT/REASSESSMENT ANTROPOMETRI



TB



= 165 cm



BB



= 70 Kg



KESIMPULAN 70



𝐵𝑀𝐼 = 1.65𝑥1.65 =



70 2.7



AD-1.1.5 BMI tinggi



= 25.9



(Kelebihan BB Tingkat Ringan)



BIOKIMIA



Nilai normal 13-16



Status Tinggi



BD-1.10.1 Hb tinggi



Tinggi



BD-1.10.2 Hematokrit tinggi



14.3 103µ 54.2% 145 103µ 4.31 g/dL 12.3 U/L 23.1 U/L 94 mg/dL



4.5 106 – 5.5 106 4000-10000 40-48 140000-400000 4 – 5.3 < 42 < 37 60-110



12 mg/dL 138mmol/L 3.1mmol/L 5.4 mg/dL 5.64 mg/dL 102.3mmol/L 7.38 45 mmHg 94 mmHg 1.5 mmol/L 26.6 mmol/L 97% 28 mmol/L



70-140 135-147 3,5-5 8,4-11 1.5-2.5 100-106 7,35 – 7,45 35-45 80-100 -2 s/d +2 22-26 95-100 24-30



Rendah Normal Normal Rendah Tinggi Normal Normal Normal Normal Rendah Tinggi Normal Normal



Nilai laboratorium Hemoglobin 18.1 g/dL (HGB) Eritrosit (RBC) 6.55 106µ Leukosit (WBC) Hematokrit Trombosit (PLT) Albumin SGPT SGOT Gula darah puasa BUN Na K Ca Mg Cl pH arteri PCO2 PO2 BEecf HCO3 SO2C TCO2



Tinggi Tinggi Normal Normal Normal Normal Normal



BD-1.10.5 sel darah merah tinggi



Renal Profile BD-1.2.3 BUN rendah



Ketidak seimbangan elektrolit BD 1.2.8 Mg Tinggi



Keseimbangan asam basa BD-1.1.2 HCO3 tinggi (Alkalotik)



FISIKKLINIS



Fisik Lokasi luka Urogenital GCS



Hasil extermitas proximal BAK Douer Cateter E4V5M6 (tinggi) yaitu compos mentis atau kesadaran normal Distensi (-)



Gastro Intestinal Muskuloskel Trismus (+) / kaku mulut etal Vulnus ictium region manus dextra digiti VI. V. sulit menelan, sulit membuka mulut, kaku pada perut Hasil 81x/menit



60 -100x/menit



Normal



Suhu



36.70C



0 0 36 C–37,5 C



Normal



120-80 mmHg



Rendah



12 –24 x/menit



Normal



110/70 mmHg kuat regular S1S2 tunggal, regular tanpa murmur RR 14-16x/menit Vesikuler Philips score 10



RIWAYAT GIZI



Ringan : 16



PD-1.1.5 sulit menelan



PD-1.1.9 TD rendah



Klinis Nadi



TD



Nilai normal



PD-1.1.4 trismus, kaku perut



Status



sedang



Dahulu: -



FH-1.3.1 pemberian makanan enteral



Sekarang: Cairan parenteral Ringer Laktat balance, Aminofusin L600 1000 cc, sedangkan enteral Nitrisol 250ml @ 4 jam melalui nasogastric tube.



FH-1.3.2 pemberian makanan parenteral



Recall 24 jam RIWAYAT PERSONAL



Penyakit Dahulu: Penyakit Keluarga: -



CH 2.1.2 Cardiovascular faktor pemberat



Penyakit Sekarang: Tetanus Edukasi Gizi:-



CH 2.1.11 Tetanus



Aktivitas Fisik:Hal Terkait Penyakit: Imunsasi > 10 th yg lalu. Faktor pemberat ada Kardiovasculer Masa inkubasi 12 hari DIAGNOSA GIZI  







NI 2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan kesulitan menelan dan membuka mulut yang ditandai dengan pemberian makanan enteral dan parenteral (kurang zat gizi) NB 2.6 Kesulitan Pemberian makanan berkaitan dengan menderita penyakit tetanus yang membuat tubuh kaku yang ditandai dengan mulut kaku dan diberikan makanan enteral dan parenteral NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan adanya penyakit kardiovaskular yag ditandai dengan ketidaknormalan nilai BUN



INTERVENSI GIZI



RENCANA MONITORING & EVALUASI



ND 2.1.1 Pemberian formula atau cairan enteral



AD-1.1.5 BMI BD-1.10.1 Hb BD-1.10.2 Hematokrit



ND 2.2.1 pemberian formula atau cairan parenteral



BD-1.10.5 sel darah merah BD-1.2.3 BUN



E 1.4 Memberikan edukasi terkait penyakit tetanus dan gizi atau diet yang berkaitan



BD 1.2.8 Mg BD-1.1.2 HCO3 PD-1.1.4 kekakuan pada mulut dan perut PD-1.1.5 keadaan menelan



RC 1.3 kolaborasi denga tenaga kesehatan lain terkait nilai biokimia dan fisik-klinis



PD-1.1.9 TD



PERUBAHAN DIET



FH-1.3.2 pemberian makanan parenteral



-



CH 2.1.2 Cardiovascular



FH-1.3.1 pemberian makanan enteral



CH 2.1.11 Tetanus



B. RENCANA INTERVENSI 1. INTERVENSI DIET (ND): Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein) a. Tujuan Intervensi:  Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang dan meningkatkan nafsu makan pasien untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh akibat penyakit DHF yang diderita.  Memberikan makanan dan cairan yang cukup untuk meningkatkan berat badan hingga mencapai berat badan normal dan mencegah terjadinya dehidrasi b. Prinsip Diet Tinggi Energi Tinggi Protein



c. Syarat Diet  Energi tinggi yaitu 1855 kkal  Protein tinggi 1 g/kgBB yakni 50,4 gram  Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 51,52 gram  Karbohidrat dari sisa kebutuhan energi total yaitu 255,06 gram  Cairan cukup diberikan 80ml/kgBB yakni 2880 ml  Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal  Makanan diberikan dalam bentuk makanan lunak untuk mengurangi rasa sakit serta mudah diterima pasien dan kandungannya memenuhi kebutuhan energi dan gizi  Menu makanan dibuat semenarik mungkin untuk meningkatkan nafsu makan pasien d. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Energi Total



= Energi Basal x Faktor Stres = 1325 x 1,4 = 1855 kkal



Protein= 1 g x BB x Faktor Stres = 1 g x 36 x 1,4 = 50,4 gram



Lemak= 25% x 1855 = 463,75 : 9 = 51,52 gram KH



= 55% x 1855 = 1020,55 : 4 = 255,06 gram



2. INTERVENSI EDUKASI a. Tujuan :  Memberikan edukasi mengenai pola makan yang seimbang dan sesuai baik saat masih dirawat di RS maupun saat sudah keluar RS  Memberikan edukasi mengenai makanan yang boleh dikonsumsi, tidak boleh dikonsumsi, serta makanan yang dibatasi konsumsinya untuk penyakit Dengue Haemorhagik Fever (DHF) atau yang dikenal dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)  Membimbing pasien dan keluarga dalam merawat diri sesuai kondisi yang ada.  Membantu pasien dan keluarga untuk langkah pencegahan terhadap penyakit DHF, supaya hal yang sama tidak terjadi lagi baik terhadap pasien maupun terhadap orang terdekat  Memperbaiki kebiasaan buruk pasien dan menyarankan untuk pola hidup sehat b. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien c. Waktu : 15-20 menit d. Tempat : bed pasien e. Metode : Konsultasi dan Tanya jawab f. Alat bantu :  Leaflet penyakit DHF  Food model g. Materi :  Pola makan yang benar dan seimbang sesuai dengan diet yang dianjurkan (diet TETP)  Bahan makanan yang boleh dikonsumsi, dibatasi, dan dihindari dalam Diet TETP  Motivasi untuk penyembuhan penyakit DHF  Cara pencegahan dan penyembuhan penyakit DHF  Perilaku hidup bersih dan sehat  Hygiene dan sanitasi



MENU



HARI PERTAMA WAKTU



MENU



BAHAN



PROTEIN



BERAT ENERGI (gram) (Kkal)



KARBOHIDAT LEMAK (gram) (gram)



HEWANI NABATI



sup krim ayam jagung



jagung muda daging ayam tanpa kulit susu sapi



PAGI



maizena susu sapi



susu sapi



50



40



119,2



-



100



61,0



3,20



20



68,2



-



200



122,0



6,40



SUB TOTAL



443,9 susu sapi



milk shake SNACK



73,5



coklat bubuk gula pasir putih



15,75



0,35



7,28



-



10,00



4,30



3,50



17,00



-



8,60



7,00



45,65



20,85



8,60



7,00



0,06



19,49



200



122,0



25



77,8



2,00



12,23



1,00



20



78,8



-



18,80



-



39,63



8,00



SUB TOTAL



6,40



278,6 kentang



2,55



8,40



210



130,2



4,41



28,35



0,42



15



108,0



0,09



0,06



12,15



50



12,00



0,65



2,35



0,25



50



66,5



0,50



16,05



0,05



46,81



12,87



12,20



12,00



12,20



12,00



0,50



3,95



0,30



2,21



14,18



0,21



4,30



3,50



Kentang pure margarin SIANG jus sayuran jus mangga



tomat buah mangga SUB TOTAL



SNACK



jus pepaya



pepaya



316,7 100



SUB TOTAL



MALAM



sup krim wortel kentang



wortel kentang susu sapi



46,0



5,65 -



46,0 50



18,0



105



65,1



100



61,0



0,50 0,50



-



3,20



maizena



20



SUB TOTAL



SNACK



susu sapi



susu sapi



buah pisang



buah pisang SUB TOTAL TOTAL



68,2



-



212,3



0,06 5,97



200



122,0



6,40



75



81,0



-



0,75



17,00



-



39,43



4,01



8,60



7,00



18,23



0,60



203,0



7,15



26,83



7,60



1.500



41,5



210,5



65,3



SOAL: 1. Apakah penyebab tetanus ? Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw, merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan. 2. Jelaskan cairan Ringer Laktat? Injeksi Ringer laktat adalah larutan steril dari Kalsium klorida, Kalium klorida, Natrium klorida dan Natrium laktat dalam Air untuk injeksi; tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0 mg dan tidak lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan C3H5NaO3), tidak kurang dari 14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg kalium (K, setara dengan tidak kurang dari 27,0 mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCL), tidak kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak lebih dari 22,0 mg CaCl2.2H20), tidak kurang dari 368.0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg klorida (Cl, sebagai NaCl, KCl dan CaCl2.2H20), dan tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0 mg laktat (C3H5O3, setara dengan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). Injeksi Ringer laktat tidak boleh mengandung bahan antimikroba. 3. Jelaskan cairan Aminofusin? Aminofusin L 600 adalah sebuah merk obat yang diproduksi oleh perusahaan farmasi di Indonesia bernama PT. Kalbe Farma. Obat ini masuk kedalam golongan obat keras, dimana untuk mendapatkan obat ini haruslah dengan menggunakan



resep dokter. Kandungan yang ada didalam obat ini adalah Asam Amino (protein) seperti isoleucine, lecine, valine, metionine, phenylalanine, dan tryptophan. Obat ini diberikan melalui sistem parenteral atau melalui infus. Pemberian melalui parenteral sendiri adalah pemberian obat-obatan atau nutrisi kepada seseorang yang mengalami berbagai gangguan atau kondisi yang tidak memungkinkan pemberian obat secara oral. Pemberian obat ini disebut juga sebagai Infus. Beberapa kondisi pemberian obat melalui parenteral adalah :  



  



Calon pengguna memiliki gangguan absorsi makanan, misalnya atresia intestinal, kolitis infektiosa, obstruksi usus halus dan fistula enterokunateus. Calon pengguna memiliki kondisi usus yang tidak bisa makan atau minum karena berabgai penyakit, misalnya status preoperatif malnutrisi berat, angina intestinal, pankreatitis berat, stenosis arteri mesenterika hingga kondisi usus yang menjadi Penyebab Diare Berkepanjangan dan berulang Calon pengguna memiliki gangguan mobilitas usus, misalnya pseudoobstruksi, skleroderma dan ileus berkepanjangan. Calon pengguna memiliki gangguan jalur enternal yang tidak memungkinkan dirinya untuk menelan makanan atau minuman atau obat. Calon pengguna yang Mual tapi Tidak Muntah atau muntah secara berkepanjangan, memiliki hiperemesis gravidarum hingga gangguan hemodinamik.



4. Jelaskan cairan entral nitrisol ? Cairan entral nitrisol adalah cairan pelumas sendi biasanya yang terjadi pada usia tua. Yang sering mengalami pegal-pegal pada daerah sendi tertentu. Misalnya, lutut, pergelangan tangan dan pada sela-sela jari-jari.



Daftar Pustaka



Annsilva. 2010. Phillips Score Untuk Menilai Grade Tetanus . Online. https://annsilva.wordpress.com/2010/03/27/phillips-score-untuk-menilai-grade-tetanus/, diakses pada 21 April 2019



Candradewi. Rianita, 2015. Stem Inferior. Bali: Universitas Udayana



Fallo. Merlin. Nd. Interpretasi Analisa Gas Darah Arteri



Ovilla.2014. Pemeriksaan GCS Glasglow Coma Scale. Online. http://ovillakesehatan.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-gcs-glasgow-coma-scale.html, diakses pada 21 April 2019