21 0 4 MB
TUGAS BESAR LAP-TER
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Sistem Bandar Udara Sebuah Bandar udara melingkupi kegiatan luas yang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Bahkan kadang-kadang berlawanan, seperti kegiatan keamanan, membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara land side dan air side, sedangkan kegiatan pelayanan perlu sebanyak mungkin pintu tebuka dari land side ke air side agar pelayanan berjalan lancar. Sistem lapangan terbang dibagi 2 (dua), yaitu : a. Land side. b. Air side.
1.2.
Rancangan Induk Bandar Udara Definisi rancangan induk adalah konsep pengembangan Bandar udara ultimate pengertian pengembangan bukan saja di dalam lingkungan Bandar udara, tetapi seluruh area Bandar udara baik di dalam maupun diluar sekitar operasi penerbangan dan tata guna lahan sebenarnya. Rancangan induk memberikan pedoman : 1. Pengembangan fasilitas fisik sebuah Bandar udara. 2. Tata guna tanah dan pengembangannya di dalam dan di sekitar Bandar udara. 3. Menentukan pengaruh lingkup dari pembangunan Bandar udara dan operasi penerbangan. 4. Pembangunan untuk kebutuhan jalan masuk. 5.
Pengembangan kegiatan ekonomi, kegiatan lainnya yang menghasilkan uang bagi pelabuhan yang biasa di kerjakan.
6.
Pembagian rase dan kegiatan prioritas yang bias dilaksanakan sesuai rencana induk.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
1
TUGAS BESAR LAP-TER
1.3.
Ramalan (Fore cast) Rancangan induk Bandar udara, direncanakan atau dikembangkan berdasarkan ramalan dan permintaan (fore cast and demand), ramalan itu dibagi dalam : a.
Ramalan jangka pendek (± 5 tahun)
b.
Ramalan jangka menenggah (± 10 tahun)
c.
Ramalan jangka panjang (± 20 tahun) Teknik ramalan yang paling sederhana adalah meramal kecenderungan volume
lalu lintas dimasa depan, dan ramalan yang lebih komplek atau rumit adalah meramal yang berhubungan dengan permintaan (demand) dengan mengindahkan faktor-faktor sosial, ekonomi dan faktor-faktor teknologi serta selera yang mempengaruhi transportasi udara. Hubungan antara variable ekonomi, social teknologi disatu sisi dengan permintaan transportasi di pihak lain disebut “model permintaan” (model demand). 1.4.Pemilihan Lokasi Bandar Udara Seorang yang bertanggung jawab untuk menentukan pemilihan lokasi Bandar udara baru. Pertama –tama membuat kriteria sebagai pedoman dalam menentukan lokasi yang seharusnya untuk pengembangan di masa yang akan datang. Kriteria di bawah ini dapat digunakan untuk pengembangan Bandar udara yang telah ada, dimana lokasi Bandar udara dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai berikut : a.
Tipe pengembangan lingkungan sekitar.
b. Kondisi atmosfir. c. Kemudahan untuk mendapatkan transportasi darat. d. Tersedianya tanah untuk pengembangan. e. Adanya lapangan terbang lain. f. Halangan sekeliling. g. Perhitungan ekonomis. h. Tersedianya utility.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
2
TUGAS BESAR LAP-TER
1.5.
Faktor Yang Mempengaruhi Bandar Udara. Faktor yang mempengaruhi Bandar udara, ada;ah : a.
Karakteristik dan ukuran pesawat yang direncanakan menggunakan pelabuhan udara.
b.
Persiapan volume penumpang.
c.
Kondisi meteorologi (angin dan temperatur).
d. Kehilangan dari muka air laut. 1.6.Tata Guna Lahan Tata guna lahan di dalam dan di luar area yang berbatasan dengan Bandar udara, merupakan bagian integral dari program rancangan terpadu wilayah pengembangan, dimana Bandar udara itu sebagai salah satu pelayanan angkutan udaranya. Penggunaannya biasa kepada hal-hal yang
langsung berlangsung dengan
penerbangan, sedangkan yang lain sebagai penunjang. Penggunaan yang langsung dengan penerbangan seperti landasan taxi way, apron, bangunan terminal, parkir kendaraan, dan fasilitas pemeliharaan. Fasilitas yang non penerbangan seperti ruang untuk rekreasi, aktivitas industri dan aktivitas perdagangan.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
3
TUGAS BESAR LAP-TER
BAB II FORE CASTING LALU LINTAS PENUMPANG Fore casting merupakan suatu cara untuk memperkirakan kondisi fisik Bandar udara pada waktu yang akan datang. Fore casting lalu lintas penumpang bertujuan untuk merencanakan sebuah system yang mampu melayani pertumbuhan lalu lintas untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Pendekatan yang dipakai sehubungan dengan perkembangan lalu lintas udara pada suatu daerah tidak terlepas dari lalu lintas udara nasional, karena merupakan suatu sistem yang mempengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik, sosial dan budaya. Data statistik jumlah penduduk Nasional dan Regional Nasional Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Regional
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Penduduk
Penduduk
Datang dan
Penduduk
Datang dan
x 1000
berangkat
x 1000
berangkat
157.351,50 160.499,00 163.251,00 166.982,60 170.322,30 173.728,70 178.821,20
9.624.346 11.193.115 13.017.592 15.139.460 17.607.192 20.521.835 23.814.842
2.131 2.242 2.358 2.423 2.610 2.746 3.089
3.169.658 3.729.993 4.568.724 5.366.592 6.437.153 7.721.276 10.061.265
Data jumlah penduduk untuk Nasional Tahun
Jumlah penduduk
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
157.351,50 160.499,00 163.251,00 166.982,60 170.322,30 173.728,70 178.821,20
X 1000
Nasional Penumpang datang dan berangkat Jumlah Per 1000 penduduk 9.624.346 11.193.115 13.017.592 15.139.460 17.607.192 20.521.835 23.814.842
61,165 69,739 79,740 90,665 103,376 118,126 133,177
Data jumlah penduduk untuk Regional Tahun
Jumlah penduduk X 1000
2000 2001 YANA AGUSTIAN
2.131 2.242 H8E104035
Regional Penumpang datang dan berangkat Jumlah Per 1000 penduduk 3.169.658 3.729.993
1.487,404 1.663,690
4
TUGAS BESAR LAP-TER
2002 2003 2004 2005 2006
2.358 2.423 2.610 2.746 3.089
4.568.724 5.366.592 6.437.153 7.721.276 10.061.265
1.937,542 2.214,854 2.466,342 2.811,827 3.257,127
2.1 Metode Indeks Perbandingan Yaitu dengan membandingkan dengan kondisi lalu lintas setempat terhadap kondisi lalu lintas udara nasional Tabel indeks perbandingan Penumpang datang & berangkat Tahun
Per 1000 jumlah penduduk Nasional Regional
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
61,165 69,739 79,740 90,665 103,376 118,126 133,177
1.487,404 1.663,690 1.937,542 2.214,854 2.466,342 2.811,827 3.257,127
Indeks perbandingan Indeks perbandingan rata – rata = 16.901,969 / 7
Indeks ( %) 2.431,789 2.385,595 2.429,894 2.442,899 2.385,787 2.380,362 2.445,713 16.901,969 2.414,567
Rumus yang digunakan untuk mencari angka pertumbuhan penduduk Nasional : Pn = Po ( 1 + I )n I = (Pn : Po )1/n – 1 Dimana :
Pn = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun 1-n Po = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun n - 1 i = Pertumbuhan penduduk n = Tahun pengamatan
i1 = (160.499,00 / 157.351,50)1/ 1 – 1 = 0,020 i2 = (163.251,00 / 160.499,00)1/ 1 – 1 = 0,017 i3 = (166.982,60 / 163.251,00)1/ 1 – 1 = 0,023 i4 = (170.322,30 / 166.982,60)1/ 1 – 1 = 0,020 i5 = (173.728,70 / 170.322,30)1/ 1 – 1 = 0,020 YANA AGUSTIAN
H8E104035
5
TUGAS BESAR LAP-TER
i6 = (178.821,20 / 173.728,70)1/ 1 – 1 = 0,029 Jadi ; I = (Σ i / 6 ) = ( 0,129 / 6 ) = 0.0198 Mencari angka pertumbuhan penumpang datang dan berangkat Nasional i1 = (11.193.115 / 9.624.346)1/ 1 – 1 = 0.163 i2 = (13.017.592 / 11.193.115)1/ 1 – 1 = 0,163 i3 = (15.139.460 / 13.017.592)1/ 1 – 1 = 0,163 i4 = (17.607.192 / 15.139.460)1/ 1 – 1 = 0,163 i5 = (20.521.835 / 17.607.192)1/ 1 – 1 = 0,166 i6 = (23.814.942 / 30.521.835)1/ 1 – 1 = 0,160 Jadi ; I = (Σ i / 6 ) = ( 0,978 / 6 ) = 0.163 Mencari angka pertumbuhan penduduk Regional i1 = (2.242 / 2.131)1/ 1 – 1 = 0,052 i2 = (2.358 / 2.242)1/ 1 – 1 = 0,052 i3 = (2.423 / 2.358)1/ 1 – 1 = 0,028 i4 = (2.610 / 2.423)1/ 1 – 1 = 0,077 i5 = (2.746 / 2.610)1/ 1 – 1 = 0,052 i6 = (3.089 / 2.746)1/ 1 – 1 = 0,126 Jadi ; I = (Σ i / 6 ) = ( 0,387 / 6 ) = 0.065 Mencari angka pertumbuhan penduduk datang dan berangkat Regional i1 = (3.729.993 / 3.169.658)1/ 1 – 1 = 0,177 i2 = (4.568.724 / 3.729.993)1/ 1 – 1 = 0,225 i3 = (5.366.592 / 4.568.724)1/ 1 – 1 = 0,175 i4 = (6.437.153 / 5.366.592)1/ 1 – 1 = 0,199 i5 = (7.721.276 / 6.437.153)1/ 1 – 1 = 0,199 i6 = (10.061.265 / 7.721.276)1/ 1 – 1 = 0,303 Jadi ; I = (Σ i / 6 ) = ( 1,278 / 6 ) = 0,213 Jadi untuk perkiraan jumlah penduduk Nasional : Pn = Po ( 1 + 0.022 )n Untuk perkiraan jumlah penduduk Regional : YANA AGUSTIAN
H8E104035
6
TUGAS BESAR LAP-TER
Pn = Po ( 1 + 0.065 )n Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Nasional) : Pn = Po ( 1 + 0.163 )n Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Rasional) : Pn = Po ( 1 + 0.213 )n
YANA AGUSTIAN
H8E104035
7
TUGAS BESAR LAP-TER
2.2 Metode Aritmatik Bentuk persamaan umum : Pn = Po + (n .x ) Dimana : Pn = Jumlah penumpang yang diprediksi Po = Jumlah penumpang awal pengamatan N = Jumlah tahun pengamatan X = Perkembangan pertahun X = rata-rata perkembangan pertahun NASIONAL No
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JUMLAH PENUMPANG X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . X DATANG DAN BERANGKAT 9.624.346 0 11.193.115 1.568.769 1 13.017.592 1.824.477 2 15.139.460 2.121.868 3 17.607.192 2.467.732 4 20.521.835 2.905.643 5 23.814.942 3.302.007 6 1 26.180.025 2 28.545.108 3 30.910.191 4 33.275.274 5 35.640.357 6 38.005.544 7 40.370.523 8 42.725.606 9 45.090.689 10 47.455.772 X = 14.190.496 / 6 = 2.365.083
YANA AGUSTIAN
H8E104035
14.190.496
8
TUGAS BESAR LAP-TER
REGIONAL No
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JUMLAH PENUMPANG X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . X DATANG DAN BERANGKAT 3.169.658 0 3.729.993 560.000 1 4.568.724 839.066 2 5.366.592 797.868 3 6.437.153 1.070.561 4 7.721.276 1.284.123 5 10.061.265 2.339.989 6 1 11.209.866 2 12.358.467 3 13.507.068 4 14.655.669 5 15.804.270 6 16.942.871 7 18.101472 8 19.250.073 9 20.398.674 10 21.547.275 X = 6.891.606 / 6 = 1.148.601
YANA AGUSTIAN
H8E104035
6.891.606
9
TUGAS BESAR LAP-TER
2.3 Metode Geometrik Bentuk persamaan umum : Pn = Po ( 1 + x )n X = {(Pn / Po)1/n – 1 NASIONAL No.
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JUMLAH PENUMPANG DATANG DAN BERANGKAT 9.624.346 11.193.115 13.017.592 15.139.460 17.607.192 20.521.835 23.814.942
X = 0,978 / 6 = 0.163
YANA AGUSTIAN
H8E104035
X = ((Pn /Po)1/n)-1 0,163 0.163 0,163 0,163 0,166 0,160
N(n-1) Pn = Po(1 + X)n 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
27.696.777,55 32.211.352,28 37.461.802,70 43.568.076,55 50.669.673,03 58.928.829,73 68.534.558,98 79.705.308.30 92.697.273.55 107.806.929,10
0.978
10
TUGAS BESAR LAP-TER
REGIONAL No.
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JUMLAH PENUMPANG DATANG DAN BERANGKAT 3.169.658 3.729.993 4.568.724 5.366.592 6.437.153 7.721.276 10.061.265
X = 1,278 / 6 = 0,213
YANA AGUSTIAN
H8E104035
X = ((Pn /Po)1/n)-1 0,177 0,225 0,175 0,199 0,199 0,303
N(n-1) Pn = Po(1 + X)n 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12.204.314,44 14.803.833,42 17.957.049,94 21.781.901,57 26.421.446,61 32.049.214,74 38.875.697,48 47.156.221,04 57.200.496,12 69.384.201,80
1,278
11
TUGAS BESAR LAP-TER
2.5
Analisa Grafik Untuk mendapatkan atau memaparkan hasil fore casting dengan memflotkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan 4 metode (indek perbandingan, aritmatik, geometri dan least square) ke dalam bentuk grafik. a. Regional Untuk penumpang regional terlihat bahwa pada metode aritmatika dan least square hasil fore cast yang didapat tidak jauh berbeda, begitu pula dengan metode geometrik dan indeks perbandingan. Disini diambil jumlah penumpang pada tahun 2016 untuk regional adalah 21.547.275 penumpang (metode aritmatika). b. Nasional Untuk jumlah penumpang nasional terlihat bahwa pada pada metode aritmatika dan least square memiliki hasil fore cast yang tidak jauh berbeda, sedangkan pada metode geomatrik dan indeks perbandingan memiliki hasil fore cast yang mendekati, tetapi dilihat dari dari segi grafik jumlah penumpang terlalu melonjak tinggi. sama halnya dengan data jumlah penumpang regional sehingga untuk jumlah penumpang nasional yang diambil adalah 47.455.772 penumpang (metode aritmatika). Alasan tidak memakai data penumpang (Nasional & Regional) pada metode indeks perbandingan dan geometriks adalah sebagi berikut : 1.
Sosial Ekonomi.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi belum tentu diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. Hal ini di lihat dari pendapatan penduduk yang terdefaluasi dan sebagainya sehingga menjadi pertimbangan bagi orang dalam bepergian dengan menggunakan fasilitas pesawat terbang. 2.
Persaingan antar mode.
Dengan adanya perkembangan mode transportasi yang lain, menyebabkan terjadinya persaingan antas mode. Misalnya suatu daerah yang dulu hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat terbang, dengan dibukanya jalan darat atau laut ke daerah tersebut maka berpengaruh dalam pemberian alternatif transportasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam bepergian.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
12
TUGAS BESAR LAP-TER
Dari grafik dapat diambil kesimpulan jumlah penumpang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : - Regional
= 21.547.275
- Nasional
= 47.455.772
direncanakan untuk fore cast transit sebesar 25% dari jumlah penumpang tahun 2016, yaitu : - Regional
= 25 % x 21.547.275
= 5.386.818,75 orang
- Nasional
= 25 % x 47.455.772
= 11.863.943 orang
Sehingga total jumlah penumpang adalah : - Regional
= 21.247.275 + 5.386.818,75
= 26.934.093 orang
- Nasional
= 47.455.772 + 11.863.943
= 59.319.715 orang
YANA AGUSTIAN
H8E104035
13
TUGAS BESAR LAP-TER
Perbandingan hasil perhitungan dengan empat (4) metode Penumpang datang dan berangkat NASIONAL Tahun
METODE Geometrik
Least square
2000
Aritmatika 9.624.346
9.624.346
9.624.346
Indeks perbandingan 9.624.346
2001
11.193.115
11.193.115
11.193.115
11.193.115
2002
13.017.592
13.017.592
13.017.592
13.017.592
2003
15.139.460
15.139.460
15.139.460
15.139.460
2004
17.607.192
17.607.192
17.607.192
17.607.192
2005
20.521.835
20.521.835
20.521.835
20.521.835
2006
23.814.942 26.180.025
23.814.942 27.696.777,55
23.814.942
2007
23.814.942 26.198.371,42
27.696.777,55
2008
28.545.108
29.256.335,42
32.211.352,28
32.211.352,29
2009
30.910.191
32.114.299,42
37.461.802,70
37.461.802,71
2010
33.275.274
35.072.263,42
43.568.076,55
43.568.076,55
2011
35.640.357
38.030.227,42
50.669.673,03
50.669.673,03
2012
38.005.544
40.988.191,42
58.928.829,73
58.928.829,73
2013
40.370.523
43.946.155,42
68.534.558,98
68.534.228,98
2014
42.725.606
46.904.119,42
79.705.308,30
79.705.308,30
2015
45.090.689
49.862.083,42
92.697.273,55
92.697.273,55
2016
47.455.772
52.820.047,42
107.806.92910
107.806.929,10
YANA AGUSTIAN
H8E104035
14
TUGAS BESAR LAP-TER
Perbandingan hasil perhitungan dengan empat (4) metode Penumpang datang dan berangkat REGIONAL Tahun
METODE Geometrik
Aritmatika
Least square
2000
3.169.658
3.169.658
3.169.658
3.169.658
2001
3.729.993
3.729.993
3.729.993
2002
4.568.724
3.729.993 4.568.724
4.568.724
4.568.724
2003
5.366.592
5.366.592
5.366.592
5.366.592
2004
6.437.153
6.437.153
6.437.153
6.437.153
2005
7.721.276
7.721.276
7.721.276
7.721.276
2006
10.061.265
10.061.265
10.061.265
10.061.265
2007
11.209.866
12.204.314,44
12.038.249,26
2008
12.358.467
10.738.682,89 12.118.920,41
14.803.833,42
14.589.641,26
2009
13.507.068
13.499.157,93
17.957.049,94
17.681.377,71
2010
14.655.669
14.879.395,45
21.781.901,57
21.429.011,07
2011
15.804.270
16.259.632,27
26.421.446,61
25.970.759,85
2012
16.942.871
17.639.870,43
32.049.214,74
31.474.081,54
2013
18.101472
38.875.697,48
38.144.498,04
2014
19.250.073
19.020.107,95 20.400.345,46
47.156.221,04
46.229.049,52
2015
20.398.674
21.780.582,98
57.200.496,12
56.026.503,13
2016
21.547.275
23.160.820,49
69.384201,80
67.900.487,62
YANA AGUSTIAN
H8E104035
Indeks perbandingan
15
TUGAS BESAR LAP-TER
NASIONAL
PENUMPANG DATANG DAN BERANGKAT
120.000.000
100.000.000
80.000.000
60.000.000
40.000.000
20.000.000
0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
TAHUN ARITMATIKA
YANA AGUSTIAN
GEOMETRIK
H8E104035
LEAST SQUARE
I.PERBANDINGAN
16
TUGAS BESAR LAP-TER
REGIONAL
PENUMPANG DATANG DAN BERANGKAT
80.000.000
70.000.000 60.000.000
50.000.000
40.000.000 30.000.000
20.000.000 10.000.000
0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
TAHUN ARITMATIKA
GEOMETRIK
YANA AGUSTIAN
H8E104035
LEAST SQUARE
I.PERBANDINGAN
17
BAB III ANALISA ARAH ANGIN Berdasarkan fore casting pada tahun 2007 direncanakan untuk regional sebesar 26.934.093 penumpang, dimana jumlah penumpang datang dan berangkat di bagi 2 : = 26.934.093 / 2 = 13.467.046,5 penumpang Data penumpang setiap pesawat tersebut adalah : 190 pax / air craft lalu lintas pada jam-jam tertentu ditentukan oleh fore casting pergerakan pesawat pada jam tersibuk. Dalam hal ini dianggap bahwa jumlah penumpang yang datang selama jam tersebut sama dengan jumlah penumpang yang berangkat. Maka total pergerakan adalah setengahnya pergerakan pada jam tersibuk di tetapkan sebagai berikut : F=axbxc ⇒ 9 % x 4 % x 10 % = 3,6 x 10-4 dimana :
a = bulan tersibuk / tahunan = 9 % b = hari tersibuk / bulanan
=4%
c = jam tersibuk / harian
= 10 %
perhitungan : no 1 2 3 4 5
Jumlah Peaswat B.747-400 DC.10-30 A.300 DC.10-10 D.1011-100
Prosentase Annual Dept 15% 8% 20% 7% 8%
Kesimpulan : 1. B.747-400 = 4 buah 2. DC.10-30
= 2 buah
3. A. 300
= 5 buah
4. DC.10-10
= 2 buah
5. D.1011-100 = 2 buah Total pesawat = 15 buah
Jumlah Penumpang 13.467.046,5 13.467.046,5 13.467.046,5 13.467.046,5 13.467.046,5
Pax / Air Carft 190 190 190 190 190
Rasio 3,6E-04 3,6E-04 3,6E-04 3,6E-04 3,6E-04
Jumlah Pesawat 3,8 = 4 2,0 = 2 5,1 = 5 1,8 = 2 2,0 = 2
Angka konversi adalah merupakan koefisien ketelitian alat ukur terhadap ketinggian alat ukur tersebut. Tinggi Alat Ukur (feet) 20 40 60 80 100 120
Angka Konversi (K) 1.00 0.90 0.86 0.82 0.79 0.77
Klasifikasi pelabuhan udara oleh A, B, C, D
dan E dan bagian kelas-kelas ini
berdasarkan panjang runway. Tanda atau Kode kelas Bandara A B C D E
Panjang RunWay (feet) ≥ 7000 5000 – 7000 3000 – 5000 2500 – 3000 2000 – 2500
Kesimpulan : Jenis Pesawat 1. B.747-400
Panjang RunWay (ft) 11.000
2. DC.10-30
Kelas Bandara A A
3. A. 300
11.000
A
4. DC.10-10
6.500
A
5. L.1011-100
9.000
A
10.800
Kelas bandara dapat ditentukan bedanya crosswind yaitu : Kelas Bandara A B C D E
Cross Wind (knot) 20 20 17 10 10
Dalam hal ini direncanakan di ambil RunWay terpanjang yaitu untuk dimana bandara direncanakan kelas A. Cross Wind yang diizinkan (bandara kelas A) = 20 Ketinggian alat ukur
= 20 feet
Angka konversi
= 1.0
Jalur coverage (A)
= ( 2 x cross wind) / Angka konversi = ( 2 x 20 ) / 1.0 = 40 KNOT x 1.15 mph = 46 mph
3.1. Arah Runway Untuk menentukan arah runway di pergunakan arah angin yang bekerja pada lokasi rencana runway, data yang didapat adalah sebagai berikut : Arah Angin N NNE NE ENE E ESE SE SSE S SSW SW WSW W WNW NW NNW CALM
Prosentase Angin 4 – 15 mil/jam 4,8 3,7 1,5 2,3 2,4 5,0 6,4 7,3 4,4 2,6 1,6 3,1 1,9 5,8 4,8 7,8
15 - 30 mil/jam
1,3 0,8 0,1 0,3 0,4 1,1 3,2 7,7 2,2 0,9 0,1 0,4 0,3 2,6 2,4 4,9 0 – 4 mil/jam TOTAL
30– 45 mil/jam
TOTAL
0,1
6,2 4,5 1,6 2,6 2,8 6,1 9,7 15,3 6,7 3,5 1,7 3,5 2,2 8,6 7,4 13,0 7 100,0
0,1 0,3 0,1
0,2 0,2 0,3
Skala : 1mm = 1 mil Arah Angin
Prosentase Angin 4 – 15 mil/jam
N NNE NE ENE E ESE SE SSE S SSW SW WSW W WNW NW NNW CALM
15 - 30 mil/jam
30– 45 mil/jam
TOTAL
0 – 4 mil/jam
TOTAL
Percobaan 2 Pada arah 140o atau 320o Arah Angin N NNE NE ENE E ESE SE SSE S SSW SW WSW W WNW NW NNW CALM
Skala : 1mm = 1 mil Prosentase Angin
4 – 15 mil/jam
15 - 31 mil/jam
0 – 4 mil/jam
TOTAL
31– 47 mil/jam
TOTAL
Percobaan 1
Percobaan 2
Dari percobaan Wind Rose tersebut di dapat arah runway yang memenuhi usability yaitu ≥ 95 %, sehingga kesimpulan arah runway adalah 140o – 320o Azimut RunWay 320o
U
360 o
140o
180o
3.2.
S
Arah Operasi Pesawat Dalam menentukan arah operasi pesawat untuk take off and landing dapat dilihat dari perbedaan prosentase angin yang bertiup dari masing-masing arah kedua kode runway tersebut.
Arah Angin % Angin
N 6,1
NNE 3,7
NE 1,5
ENE 2,3
E 2,8
ESE 6,1
SE 9,7
SSE 15,3
CLM
TOTAL
3,5
51
Arah angin % Angin
S 6,6
SSW 2,6
SW 1,6
WSW 3,1
W 2,2
WNW 8,6
NW 7,4
NNW 13,0
CLM
TOTAL
3,5
48,6
Untuk take off and landing pesawat harus berlawanan dengan arah anginyang bertiup terbesar dan penulisan kode ujung landasan di tempatkan berlawanan dengan azimut serta pesawat azimut disingkat menjadi zangka , maka kesimpulannya adalah sebagai berikut : Arah operasi pesawat
Arah angin dominan
BAB IV DESAIN RUNWAY, TAXIWAY AND HOLDING APRON Pada sebuah Bandar udara yang termasuk komponen pokok dalam runway yang digunakan untuk landing and take off sebuah pesawat terbang . Sedangkan taxiway merupakan komponen dari Bandar udara yang digunakan untuk jalan penghubung pesawat yang berasal dari runway menuju tempat parkir atau apron, Karena antara ranway dengan taxiway secara garis besar dapat disusun sebagai berikut : 1.
Mengadakan pemisahan antara lalu lintas yang take off dan landing.
2.
Membuat susunan sedemikian rupa sehingga antara pesawat yang
landing, taxiway dengan pesawat yang take off saling berpengaruh. 3.
Mengusahakan jarak taxiway sependek mungkin sehingga jarak ke
terminal sedekat-dekatnya. 4.
Mengusahakan agar pesawat yang baru saja landing bisa secepat mungkin
bisa meninggalkan landasan pacu. Fungsi Taxiway. Fungsi nya adalah untuk memberikan jalan pada pesawat, yaitu : a. Dari Runway ke Apron. b. Dari Apron ke Ranway. c. Dari Apron ke Hanggar. Pada pelabuhan udara yang ramai kita harapkan pada suatu saat, beberapa pesawat melakukan kegiatan masing-masing secara simultan, maka dibuatlah oneway, taxiway yang maksudnya adalah pada taxi tersebut hanya satu jurusan saja sehingga pesawat dengan cepat bergerak dan keadaan landasan tidak padat. Dengan oneway taxi ini dengan sendirinya ada beberapa buah taxiway untuk mengatur pesawat-pesawat itu dimana paling tidak terdapat dua buah taxiway yaitu untuk masuk keluar masing-masing taxiway.
4.1.
Exitway Adalah taxiway yang dipakai untuk belokkan pesawat dari runway ke exitway, sudutnya 90
0
terhadap runway. Hal ini berarti jarak taxiway dapat lebih pendek
tetapi kerugiannya adalah bahwa pesawat baru bisa membelok bila kecepatannya relatif kecil, padahal yang diharapkan pesawat yang baru saja landing bisa secepatnya meninggalkan landasan pacu untuk itu sudut belokkan dibuat menyerang dengan sudut ideal 25
0
terhadap runway. Dengan demikian dapat di pakai untuk
pesawat dengan kecepatan tinggi yaitu dengan kecepatan 60 – 65 mile / hours. Dengan demikian pula pesawat dari taxiway begitu masuk runway bisa langsung take off. Bila sudah tidak dibuat menyerang maka bagi pesawat-pesawat yang termasuk jenis besar (kecepatan tinggi) akan terasa sekali pengaruhnya pada pergerakan di saat membelok.
Taxiway
Exiway 250 Runway
4.2.
Holding Apron Pada ujung runway dari suatu sistem Bandar udara tergantung dari pada jenis pesawat yang mendarat atau beroperasi pada airport tersebut. Makin panjang runway suatu bandara udara, maka makin besar pula kemampuan menampung marcilen atau jenis pesawat. Dalam karasteristik pesawat terbang, telah tercantum panjang runway tersebut hanya untuk jenis standar. Menurut ICAO (annex 14 ), apabila suatu Bandar udara dimana kondisi elevasi, temperatur, gradient, dan sebagainya tidak sesuai dengan kondisi standar, dimana diadakan koreksi untuk perencanaan runway. Data : - Ketinggian atau elevasi
= 200 m
- Gradient
= 10 %
- Temperatur reference
= 30 0
- Kenaikan temperatur
= 1,2 0 c
Basic length masing – masing pesawat a. B.747-400
= 11.000 feet = 3.352,8 m
b. DC.10-30
= 11.000 feet = 3.352,8 m
c. A. 300
= 6.500 feet = 1.981,2 m
d. DC.10-10
= 9.000 feet = 2.743,2 m
e. L.1011-100
= 10.800 feet = 3.29,8 m
untuk merencanakan panjang ranway digunakan panjang runway maksimum dari rencana pesawat yaitu B. 747 dengan LD = 3.352,80 m. ☺ Koreksi Elevasi L1 = LD (1+0.07 x (E / 300 )) = 3352,8 (1+0.07 x (200 / 300 )) = 3509,264 m
☺ Koreksi Temperatur L2 = L1 ( 1 + 0,01 To ) = 3509,264 . ( 1 + 0.01. 1,2 ) = 3.551,375 m ☺ Koreksi Gradient L3 = L2 ( 1 + 0,1α ) = 3.551,375 ( 1 + 0,1.2 ) = 4.261,65 m 4.3.
Stop Way. Adalah suatu landasan yang masih terletak di atas runway yang lebarnya tidak kurang dari lebar runway dan letaknya pada perpanjangan ujung-ujung runway . stopway disediakan untuk memungkinkan pesawat yang mengalami kegagalan sewaktu take off dan mengadakan perlambatan sampai berhenti, panjang stopway minimal 60 m diambil panjang stop way (L5) = 75 m.
4.4.
Clear Way. Adalah suatu bidang yang letaknya masih di atas runway yang lebarnya minimum 150 m dengan sumbu utamanya = sumbu taxiway, kemiringan (stape) memanjang clarway. Kelas Bandara A B C D E
Slope (%) 1,25 1,30 1,50 -
Panjang minimum clearway = 90 m diambil 100 m Jadi panjang runway sebenarnya : Lt = L3 + 2 Ls = 4.261,65 + 2 . 75 = 4.412 m Dari panjang runway 4.412 m dapat ditentukan kelas bandara berdasarkan annex 14.
Kode P/ W A
Panjang R / W (m) ≥ 2.100
B
1.500 < l > 2.100
C
900 < l > 1.500
D
750 < l > 900
E
600 < l > 750
Sehingga diambil kesimpulan bahwa bandara direncanakan tergolong pada bandara kelas A. Lebar runway untuk bandara kelas A , dari tabel annex 14 di dapat lebar runway sebesar 45 m (150 feet)
Stopway 75 m
75 m
4.412 m
75 m
Clearway 100 m
4.5.
Perencanaan Exit Taxiway.
75 m
Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat pada landasan dan kekakuan pesawat waktu mendarat.letaknya adalah jarak dari thres hold kalibrasi sampai perlambatan terakhir pesawat udara atau turn off. D = ( S12 – S22 ) / 2 .a Dimana ; D = Jarak touch down ketitik perpotongan garis singgung antara landasan dari taxiway (m). S1 = Kecepatan touch down (m / detik) S2 = Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (M / detik ). A = Perlambatan ( m / detik2 ). Panjang D merupakan panjang standar, maka perlu di koreksi lapangan tersebut terhadap elevasi, temperatur dan gradient. Untuk pesawat rencana B-747 digunakan desain group II dengan kecepatan pesawat pada waktu touch down dianggap rata – rata 1,3 kali kecepatan stall. Pada konfigurasi pendaratan dengan rata – rata berat pendaratan kotor adalah 85 % dari maksimum. Kecepatan stall adalah kehilangan kecepatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan ketinggian. (sumber : merancang, merencana lapangan terbang oleh Ir. Heru Basuki , hal 119). ☺ Perhitungan Panjang Exitway Pesawat B. 747 dengan data sebagai berikut : - Jarak tuch down (Do)
= 450 m
- kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (S2) = 27 m/detik - kecepatan touch down (S1)
= 67 m/detik
- Perlambatan (a)
= 1,5 m/detik
D = ( S12 – S22 ) / 2 .a = ( 672 – 272 ) / 2 . 1,5 D = 1253,33 m = Panjang D sebesar 1253,55 m dimulai dari pesawat B-747 touch down dihitung berdasarkan kondisi icon standar.
⇒ Koreksi terhadap ketinggian atau elevasi E = 200 m D1 = D 1 + 0.07 ( E / 300 ) = 1253,33 1 + 0.07 (200 / 300 ) = 1311,82 m ⇒ Koreksi terhadap temperatur T = 1,2 o C D2 = D1 1 + 0.01 To = 1311,82 1 + 0.01. 1,2 = 1327,561 m ⇒ Koreksi terhadap Gradient α= 2 % D3 = D2 ( 1 + 0,1α ) = 1327,561 ( 1 + 0,1 . 2% ) = 1330,212 m D total = Do + D3 = 450 + 1330,212 = 1780,212m = 1800 m
4.6.
Perhitungan Luas Apron Ukuran Apron tergantung pada :
a. Ukuran daerah yang di perlukan untuk menempatkan bagi setiap pesawat yang disebut gate position b. Jumlah gate position c. Cara parkir pesawat . Ukuran Gate Position di pengaruhi oleh : a. Ukuran pesawat dan besarnya jari- jari perputaran pesawat (minimum turning radius ) b.
Cara pesawat masuk dan keluar gate position apabila dengan tenaga sendiri atau didorong.
c. Kedudukkan parkir pesawat yang dalam hal ini meliputi ukuran jarak line antara pesawat dengan pesawat dan antara pesawat dengan tepi apron. d. Dalam merencanakan luas apron adalah dengan menganalisa karakteristik pesawat sebagai berikut : No
AIRCRAFT
WINGSPAN
CLEARANCE
LENGTH
T
(m) 7,5
(m) 47,24
(Menit) 20
1
B.747-400
(m) 59,66
2
DC.10-30
49,17
7,5
55,24
20
3
A. 300
44,83
7,5
53,62
20
4
DC.10-10
47,35
7,5
55,55
20
47,35
7,5
59,35
20
5
L.1011-100
(** Sumber : Tabel 3.1. Karasteristik Pesawat Terbang Transport Utama)
Keterangan : -
Clearance pada apron (ruang beban pada apron) ditentukan, umumnya jarak dari Wing pesawat yang satu keujung pesawat yang lain dan letaknya berdekatan.
-
Wingspan
= lebar bentangan pesawat.
-
Length
= panjang pesawat.
-
T gate accopancy time (waktu pemakaian pintu apron).
-
Ukuran gate position bentuk luasan (lingkaran ) dengan turning radius (jari-jari antar pesawat).
-
Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position, clearance antara pesawat dengan pesawat.
Luas apron ditentukan oleh : -
Jumlah garis postion :
Rumus :
G=(VxT)/U
Dimana : V = volume jumlah pesawat datang dan berangkat (penerbangan/jam) T = Gate occupancy time (jam) U = Faktor penggunaan (0,6 – 0,9) Data : V = 15 pesawat U = diambil 0,75 T = 20 menit T = 20 / 60 jam Maka G = ( V x T ) / U = 15 x (20/60) / 0.75 = 6,667 = 7 pesawat ☺ Dimensi Gate Position -
Dimensi atau ukuran dari gate position ditentukan oleh turning
radius. -
Sebagai patokan dalam perhitungan di ambil 1 jenis pesawat yang
mempunyai turning radius terbesar. Aircraft B.747-400
Turning Radius (m) 46,02
DC.10-30
35,99
A. 300
32,97
DC.10-10
34,29
D.1011-100
36,96
Sebagai patokan menghitung gate position dipakai pesawat B. 747-400
Untuk merencanakan agar lebih ekonomis, pada pesawat yang akan di parkir di apron diambil turning radius masing – masing pesawat dengan luas apron yang diperlukan tidak terlalu besar. Pesawat yang akan di apron ada 7 buah : 1. B.747-400 = 2 buah 2. DC.10-30
= 1 buah
3. A. 300
= 2 buah
4. DC.10-10
= 1 buah
5. D.1011-100 = 1 buah Total pesawat = 7 buah Bentang sayap pesawat meter feet < 15 < 49
Jarak bebas meter feet 2,0 10
15 – 24
49 – 79
3,0
10
24 – 36
79 – 118
4,5
15
36 – 52
119 – 171
7,5
25
52 - > 60
171 - > 197
7,5
25
30 m
B.747-400
B.747-400
69.85 m 7.5 m
L.1011-100
69.85 m
L.1011-100
7.5 m
DC.10-30
DC.10-10
A.300
69.85 m
10 m
10 m
69.85 m
7.5 m
7.5 m 69.85 m
69.85 m
10 m
BAB V PAVEMENT ATAU PERKERASAN
5.1.
Annual Departure of Design Aircraft Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan perkerasan dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan berfungsi sebagai tumpuan rata-rata pesawat. Permukaan yang rata menghasilkan jalan pesawat yang compart, dari fungsinya
maka harus dijamin
bahwa tiap – tiap lapisan dari atas ke bawah cukup kekerasan dan ketebalannya sehingga tidak mengalami “Distress” (percobaan karena tidak mampu menahan beban). Maka dari itu dalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan harus dapat melayani berbagai macam jenis pesawat yang melaluinya dengan berbagai tipe roda pendaratan yang berbeda-beda dan berlainan beratnya. Pengaruh dari semua jenis model lalu lintas dikonversikan kedalam pesawat rencana dengan equivalen Annual Departure dari bermacam jenis pesawat tersebut. Rumus konversi yang dipakai : Log R1 = Log R2 (W2 / W1 ) 1/2 Dimana : R1
= Equivalent Annual Departure pesawat rencana.
R2
= Annual Departure pesawat –pesawat campuran dinyatakan dalam roda pendaratan pada pesawat rencana.
W1 = Beban roda dari pesawat udara rencana. W2 = Beban roda dari pesawat yang dicari.
Rumus Ramalan Annual departure : ProsentaseAnnual Dept x Jumlah Penumpang / Pax
Dari berbagai arah tujuan diramalkan prosentase annural departure : no 1 2 3 4 5
Jumlah Peaswat B.747-400 DC.10-30 A.300 DC.10-10 L.1011-100
Prosentase Annual Dept 15% 8% 20% 7% 8%
Jumlah Penumpang 13.467.046,5 13.467.046,5 13.467.046,5 13.467.046,5 13.467.046,5
Pax / Air Carft 190 190 190 190 190
Ramalan Annual departure 10631,88 5670,34 14175,84 4961,54 5670,34
Factor konversi Roda Pendaratan Konversi dari Single Wheel
Ke Dual Wheel
Faktor Penggali 0.8
Single Wheel
Dual Tandem
0.5
Dual Wheel
Dual Tandem
0.6
Double Dual Tandem
Dual Tandem
1.0
Dual Tendom
Single Wheel
2.0
Dual Tendom
Dual Wheel
1.7
Dual Wheel
Single Wheel
1.3
Double Dual Tandem
Dual Wheel
1.7
** Sumber : Merancang, merencana lapangan terbang ; Ir Heru Basuki. Hal 295
TUGAS BESAR LAP-TER
ANALISA EQUIVALENT ANNUAL DEPARTURE no 1 2 3 4 5
Jumlah Peaswat B.747-400 DC.10-30 A.300 DC.10-10 L.1011-100
Forecast Annual departure 10631,88 5670,34 14175,84 4961,54 5670,34
Type Roda DDT DDT DT DT DT
MTOW (lbs) 775.000 555.000 302.000 430.000 466.000
MTOW Terpakai (lbs) 300000 300000 300000 300000 300000
Byk Roda (n) 16 12 8 8 8
W2 17.812,50 23.750,00 35.625,00 35.625,00 35.625,00
W1
FK
R2
R1
35.625 35.625 35.625 35.625 35.625
1 1 1 1 1
10631,88 5670,34 14175,84 4961,54 5670,34
703,47 1.160,94 14.175,84 4.961,54 5.670,34
26.672,12
* MTOW dipakai
= 95% x MTOW
* W2
= 1/n x MTOW dipakai
* W1
= W2 terbesar
* R2
= Forecat Annual Departure x Fk
* R1
=
10
log R2 x
w2 w1
Catatan : untuk MTOW bila > 300.000 dipakai 300.000
YANA AGUSTIAN
H8E104035
38
TUGAS BESAR LAP-TER
5.2
Flexible Pavement Untuk perhitungan flexible pavement diambil dari tabel perhitungan Equivalent Annual Departure. Dimana diambil pesawat yang mengakibatkan perkerasan yang paling tebal adalah “pesawat rencana”. L.1011-100 sebagai pesawat rencana. Pesawat Rencana L.1011-100 Data –data : - MTOW - Equivalent Annual Departure.
= 26.673
- CBR Sub grade
=7%
- CBR Sub base
= 25 %
Equivalent annual departure > 25.000 maka perlu dikoreksi Tingkat annual departure 50.000
% 104
100.000
108
150.000
110
200.000
112
Rencana Tebal perkerasan Digunakan rencana grafik (gambar 6.23) kurva rencana perkerasan flexible, daerah kritis L.1011-100 Diperoleh : Untuk tebal perkerasan total : - MTOW - Annual departure
= 26.673
- CBR Subgrade
=7%
- Tebal perkerasan total
= 42 inch (dari grafik 6.23)
YANA AGUSTIAN
H8E104035
39
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN
H8E104035
40
TUGAS BESAR LAP-TER
Untuk tebal surface + base : - MTOW
= 466.000 lbs
- Annual departure
= 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi)
- CBR Subbase
= 25 %
- Tebal Surface + Base
= 16,5 inch (dari grafik 6.23)
☺ Tebal lap. Surface yaitu 5 inch . ☺ Tebal lap. Base coarse yaitu 16,5 – 5 = 11,5 inch. ☺ Tebal lap. Subbase = 42 – 16,5 = 25,5 inch. Diperoleh : Surface
5 inch
Base
11,5 inch
Subbase
25,5 inch
42 inch
Subgrade
Kritis (T) inch cm 5 12,70
Non kritis (0,9T) inch cm 4,5 11,43
Pinggir (0,7T) inch cm 3,5 8,89
Base
11,5
29,21
10,35
26,29
8,05
20,45
Subbase Total
25,5 42
64,77 106,68
22,95 37,8
58,29 96,01
17,85 29,4
45,34 74,68
Lapisan Surface
Ket :
YANA AGUSTIAN
T
= pada runway dan taxiway
0,9T
= pada exit taxiway
0,7T
= pada pinggir runway
H8E104035
41
TUGAS BESAR LAP-TER
Koreksi: -
Tebal surface + Base = 6 + 11 = 17 inch
Tebal lap Surface yaitu 5 inch + 1 inch = 6 inch Tebal lap base coarse yaitu (16,5 x 101 %) – 6 = 10,665 ~ 11 inch Tebal lap Sub base = (42 x 101 %) – 17 = 25.42 ~ 25.5 inch Diperoleh : Surface
6 inch
Base
11 inch
Subbase
25,5 inch
42.5 inch
Subgrade
Lapisan Surface
Kritis (T) inch cm 6 15,24
Non kritis (0,9T) inch cm 5,4 13,72
Pinggir (0,7T) inch cm 4,2 10,67
Base
11
27,94
9,9
25,15
7,7
19,56
Subbase Total
25,5 42,5
64,77 107,95
22,95 38,25
58,29 96,16
17,85 29,75
45,34 74,57
Ket :
YANA AGUSTIAN
T
= pada runway dan taxiway
0,9T
= pada exit taxiway
0,7T
= pada pinggir runway
H8E104035
42
TUGAS BESAR LAP-TER
Evaluasi Perkerasan L.1011-100 Data –data : - MTOW
= 466.000 Lbs
- Eguivalent Annual Departure.
= 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi)
- CBR Subgrade
=7%
- CBR Subbase
= 25 %
Dari tabel 6 – 5, diperoleh : - untuk CBR Subgrade 7 % termasuk kedalam F7 Dari gambar 6 – 14 , dengan memplot kegrafik tersebut, diperoleh : - Total perkerasan yaitu 43 inch. Dari gambar 6 – 24 , dengan memasukan data total perkerasan : 43 Inch, diproleh : - Tebal Surface + base yaitu 16,7 inch Dari kedua hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil yang terkecil yaitu pada rencana awal. Diperoleh : Surface
6 inch
Base
11 inch
Subbase
25,5 inch
42.5 inch
Subgrade
YANA AGUSTIAN
H8E104035
43
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN
H8E104035
44
TUGAS BESAR LAP-TER
Dari tabel dan flot grafik diperoleh data: -
Untuk CBR Subgrade 7 % termasuk ke dalam F7
-
Total perkerasan 43 in
-
Tebal surface + base yaitu 16 in
Kesimpulan : Dari hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil yang terkecil yaitu pada rencana awal.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
45
TUGAS BESAR LAP-TER
YANA AGUSTIAN
H8E104035
46
TUGAS BESAR LAP-TER
5.3.
Rigid Pavement Data –data : - MTOW
= 466.000 Lbs
- Eguivalent Annual Departure.
= 18.500
- CBR Subgrade
=7%
Dengan menganggap bahwa subgrade baik, maka diambil harga k terbesar 300 pci. Menurut PCA, bila tidak ada hasil test flexural harga strength umur 30 hari dianjurkan memakai 110% x hasil test beton 28 hari, untuk menentukan tebal rencana perkerasan rigid. Pengalaman menunjukan bahwa bahan beton dengan flexural strength 600 psi sampai 700 psi pada umur 28 hari, akan menghasilkan dengan biaya ekonomis, diambil flexural strength 28 hari 600 psi. Flexural yang digunakan = 110 % X 600 = 660 psi Dari tabel 6-43, dengan Eguivalent Annual Departure 18.500 , diperoleh nilai SF = 2,0 Maka working stress = 660 / 2 = 330 psi Tabel 6-43 Angka SF (Safety Faktor) Eguivalent Annual Departure (R1) R1 < 1200
SF 1,75
1200 < R1 < 3000
1,85
3000 < R1 < 6000
1,90
R1 > 6000
2,0
Dari Gambar 6-44, dengan data 330 psi dan k=300 pci diperoleh yaitu slab beton 18 inch.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
47
TUGAS BESAR LAP-TER
Mengingat cross weight l.1011-100 > 100.000 lbs, maka mutlak haris memakai stabilitas subbase minimum 4 inch. Daalam hal ini diambil 6 inch. Maka didapat : - Tebal slab beton (h1)
= 18 inch
- Subbase (h2)
= 6 inch
- Modulus elastisitas subbase beton
(E2)
- h1 / h2
= 1.106 pci =3
- Dengan menggunakan grafik stabilitas layer effect on pavement dari harga h1 / h2 dan E2 maka didapat r = 1,08 = h1 (r)4/3
- Equivalent thickskess
= 18 . (1,08)4/3 = 19,945 inch - Dari hasil tersebut didapat kelebihan sebesar : 19,945 – 18 = 1,945 inch. Dicoba lagi : - Tebal slab beton (h1)
= 16,1 inch
- Subbase (h2)
= 6 inch
- Modulus elastisitas subbase beton
(E2)
- h1 / h2
= 1.106 pci = 2,683
- Dengan menggunakan grafik stabilitas layer effect on pavement dari harga h1 / h2 dan E2 maka didapat r = 1,09 = h1 (r)4/3
- Equivalent thickskess
= 16,1 . (1,09)4/3 = 18,06 inch = 18 inch - Dari hasil tersebut didapat memenuhi harga semula (h1 awal) Lapisan Slab beton Total
YANA AGUSTIAN
H8E104035
h1 h2
Kritis (T) 16,1”
Non kritis (0,9) 14,49”
Pinggir(0,7T) 11,27”
6,0” 22,1”
5,40” 19,89”
4,2” 15,47”
48
TUGAS BESAR LAP-TER
Perhitungan Penulangan Diketahui slab beton h1 = 16,1” = 40,894 cm = 41 cm Rumus penulangan untuk perkerasan rigid adalah : 1. Improyed unit As =
3,7 L
L.H fs
2. Matriks unit As =
0,64 L
L.H fs
Dimana : As
= Luas penampang melintang besi unutk setiap satuan panjang slab beton
L
= panjang atau lebar slab beton (ft atau m)
fs
= tegangan tarik besi (pci)
h
= tebal slab beton
Maka dengan data berikut : L
= diambil tiap 15 m
= 1500 cm
h
= 41 cm
= 410 mm
fs
= 1400 kg/cm2 (baja U-24)
= 137,42 N/m2
As =
0,64 (15 15 . 0,41) = 0,1732 m2 137,42
= 1732 cm2
Kontrol : Amin
= 0,05 % dari penampang lintang beton = 0,05 % X 1500 X 41 = 30,75 cm2
Dipakai sebagai Amin desain dimana A = 30,75 cm2 Tulangan yang diambil d= 15 mm dengan A = 1,766 cm2 Jumlah tulangan yang diperlukan : n = Amin / A = 30,75 / 1,766 = 17,412 = 18 buah YANA AGUSTIAN
H8E104035
49
TUGAS BESAR LAP-TER
Jarak Spasi tulangan S
= 1500 – (2 x jarak sepasi tepi) n = 1500 – (2 x 10) 18 = 82,2 cm
41 cm
15 m
Ø 15 – 5
Kontrol tegangan : Data : - MTOW
= 466.000 lbs
- Beton k-225 σb
= 75 kg/cm2
- Baja U-24
= 1400 kg/cm2
σy
= 211.564 kg ; n = 24
Momen yang terjadi tiap 1 m M = 211.564 . 1 = 211.564 kgm Perhitungan dengan cara N h
= ht – (ht/10) = 41 – (41/10) =36,9 cm
b = 1m
YANA AGUSTIAN
H8E104035
50
TUGAS BESAR LAP-TER
Ca =
h
=
36,9
n.M b . σa
φO =
= 0,708
18 . 21156400 100 . 1400
σa = 1400 n. σb 18 . 75
= 1,037
Dari tabel ‘n’ untuk Ca = 0,747 dan = 1,25 didapat : Φ = 1,105 Syarat :
dan φ’ = 1,400
φ > φ’ 1,105 > 1,037…………..OK
Tegangan yang terjadi :
--
σb
=
σa n. φ
=
1400 = 70,387 kg/cm2 18 . 1,105
σb < σb 70,387 kg/cm2 < 75 kg/cm2…………..OK --
σa
= σa = 1400 = 1000 kg/cm2 φ
1,400
σa < σa 1000 kg/cm2 < 1400 kg/cm2…………..OK
YANA AGUSTIAN
H8E104035
51
TUGAS BESAR LAP-TER
BAB VI FASILITAS BANDARA Terminal Building Jumlah penumpang pada jam sibuk adalah : (jumlah pesawat jam sibuk) X (rata-rata penumpang perpesawat) 15 X 190 = 2850 orang Faktor pengali terminal building (f) f = 2850 / 100 = 28,5 Tabel Estimated requirement for air craft terminal building /100 passenger Sarana Ticket counter line (ft)
Besarnya 40
Ticket counter work area (sq.ft)
350
Ticket loby (sq.ft)
700
Baggage counter (ft)
15
Baggage work area(sq.ft)
220
Baggage lobby area (sq.ft)
220
Waiting room area (sq.ft)
1800
Waiting room sel
45
Men rest room (sq.ft)
350
Women rest room and lounge area (sq.ft)
400
YANA AGUSTIAN
H8E104035
52
TUGAS BESAR LAP-TER
Kitchen and storage area (sq.ft)
650
Eating area (sq.ft)
1400
News, novelis and gift area (sq.ft)
200
Telephones
7
Airlines operation and employed fasilitas
3200
Berdasarkan ketentuan pada tabel diatas, maka: - Ticket counter work area (sq.ft)
= 28,5 x 350
= 9.975 ft2
- Ticket loby (sq.ft)
= 28,5 x 700
= 19.950 ft2
- Baggage work area(sq.ft)
= 28,5 x 220
= 6.270 ft2
- Baggage lobby area (sq.ft)
= 28,5 x 220
= 6.270 ft2
- Waiting room area (sq.ft)
= 28,5 x 1800 = 51.300 ft2
- Men rest room (sq.ft)
= 28,5 x 350
= 9.975 ft2
- Women rest room and lounge area (sq.ft)
= 28,5 x 400
= 11.400 ft2
- Kitchen and storage area (sq.ft)
= 28,5 x 650
= 18.525 ft2
- Eating area (sq.ft)
= 28,5 x 1400 = 39.900 ft2
- News, novelis and gift area (sq.ft)
= 28,5 x 200
- Airlines operation and employed fasilitas
= 28,5 x 3200 = 91.200 ft2 TOTAL
= 5.700 ft2 = 270.465 ft2
luas terminal building = 270.465 x 0,0929
= 25.126,2 m2
- Ticket counter line (ft)
= 28,5 x 40
= 1.140 ft2
- Baggage counter (ft)
= 28,5 x 15
= 427,5 ft2
- Waiting room sel
= 28,5 x 45
= 1.283,5 ft2
- Telephones
= 28,5 x 7
= 199,5 ft2
Pertamina Aviation yaitu sebesar : 28,5 x 100 m2
YANA AGUSTIAN
H8E104035
53
TUGAS BESAR LAP-TER
Fire Station
= 28,5 x 50 m2
Hanggar
= 28,5 x 380 m2 = 28,5 x 10 m2
Control tower
Meteorologi dan geofisika
= 28,5 x 20 m2
Lapangan parkir digunakan untuk : - penumpang pesawat - pengunjung yang menemani penumpang - dll.
YANA AGUSTIAN
H8E104035
54