Tugas Case Study Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH METODE PEMBELAJARAN KLINIK MODEL CASE STUDY



DOSEN PEMBIMBING : Enny Susilawati, M.Keb DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 : 1. Delvi Rianti PO71241210074 2. Elisa Dhora PO71241210058 3. Martina Azra PO71241210053 4. Novita Yuninda PO71241210049



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI PRODI D IV KEBIDANAN TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat yang dilimpahkan dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran Klinik Model Case Study”. Semoga kita semua berada dalam ridha-Nya. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya, mustahil makalah ini bisa kami selesaikan dengan baik Karena keterbatasan yang kami miliki tentunya makalah ini tak luput dari kesalahan baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembimbing dan preseptor.



Jambi, September 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................



i ii



BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. A. LatarBelakang....................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................. C. Tujuan...................................................................................................



1 1 2 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... A. Definisi Case Study.............................................................................. B. Keuntungan dan Kelebihan Case Study............................................... C. Peran Pembimbing Case Study............................................................. D. Proses Case Study................................................................................ E. Hambatan Case Study................................................../.......................



3 3 3 4 5 5



BAB III PENUTUP.........................................................................................



8



A. Kesimpulan............................................................................................ B. Saran......................................................................................................



8 8



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................



9



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode belajar dalam praktek klinik kebidanan merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai kompetensi dalam pendidikan kebidanan. Metode ini tentunya berbeda dengan yang diterapkan pada pendidikan akademik baik dilakukan di kelas maupun laboratorium (Rohmah, Nikmatur, dkk. 2014). Keberhasilan pencapaian dalam tujuan pembelajaran ditentukan oleh penggunaan metode yang tepat. Metode case study direkomendasikan sebagai implementasi pendekatan contextual teaching and learning (CTL) yang mengurangi kesenjangan diantara teori dan praktik. Casestudy adalah cara yang sangat tepat untuk mengeksplorasi kemungkinan efek pada pembelajaran dan pengajaran, sebagai penyelidikan empiris dan holistic (Utami dan Indrayanti, 2014). Metode case study berpengaruh terhadap hasil belajar baik dalam aspek kognitif maupun afektif. Pada pembelajaran diharapkan siswa tidak hanya menghafal materi tetapi juga mengetahui keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Pada penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2008) yang menyatakan bahwa 44 mahasiswa (90%) menyatakan case study membantu pemahaman materi kuliah karena pembelajaran yang didapat adalah berdasarkan rangkuman dari pengalaman nyata dari sebuah proses pembelajaran yang mencakup kesuksesan, kesulitan, kegagalan dari proses belajar yang dilakukan (Cahyani dan Novianty, 2017). Sesuai dengan Penelitian yang dilakukan Utami dan Indrayanti, (2014) Kegiatan belajar case study mempunyai kelebihan yaitu proses pembelajaran tidak hanya belajar melalui buku (tekstual) tetapi juga pengalaman secaralangsung dari kegiatan observasi yang dilakukan (kontekstual) dan kajian artikel. Pengkajian case study dalam pembelajaran dengan segala komponennya, para guru dapat melakukan evaluasi diri (self evalution), dapat memperbaiki dan sekaligus dapat meningkatkan praktik pembelajaran mereka di kelas. Bagi para calon guru, kajian terhadap case study akan dapat membuka wawasan mereka 1



terhadap



pembelajaran



dan



menanamkan



konsep



bagaimana



pembelajaran itu berlangsung (Cahyani dan Novianty, 2017). B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Case Study? 2. Apa saja Keuntungan dan Kelemahan Case Study? 3. Apa Peran Pembimbing Case Study? 4. Bagaimana Proses Case Study? 5. Apa saja Hambatan Case Study? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami metode Case Study 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa mengetahui pengertian Case Study. b. Mahasiswa mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Case Study. c. Mahasiswa mengetahui Peran Pembimbing Case Study. d. Mahasiswa mengetahui Proses Case Study. e. Mahasiswa mengetahui Hambatan Case Study



2



seharusnya



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Case Study Studi kasus (Case Study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan



cara-cara



yang



sistematis



dalam



melakukan



pengamatan,



pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa. Pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Studi kasus memiliki sifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para peneliti berusaha menemukan semua variabel yang penting. Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi a. Sasaran penelitiannya dapat berupa manusia peristiwa latar dan dokumen b.



Sasaran-sasaran tersebut di telaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk



3



memahami berbagai kaitan yang ada diantara variabel-variabelnya. Karakteristik Case Study berupa karakteristik penelitian studi kasus dapat dijelaskan sebagai berikut a. Menempatkan objek penelitian sebagai kasus b. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer c. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya d. Menggunakan berbagai sumber data e menggunakan teori sebagai acuan penelitian. B. Keuntungan dan Kelemahan Case Study Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Studi Kasus menurut Ira Jayanti (2021) a. Kelebihan 1. Analisis intensif yang dilewatkan tidak dilakukan oleh metode lain 2. Menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus 3. Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belum secara detail diteliti 4. Sering menghasilkan kesadaran pengetahuan baru 5. Informasi yang dihasilkan dalam suatu studi kasus dapat sangat bermanfaat dalam menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat rinci dan seteliti mungkin pada penelitian berikutnya studi kasus yang bagus well desain merupakan sumber informasi deskriptif yang baik dan dapat digunakan sebagai bukti untuk suatu pengembangan teori atau menyanggah teori. b. Kelemahan studi kasus 1.Studi kasus sering kali dipandang kurang ilmiah atau sentifik karena pengukurannya bersifat subjektif atau tidak bisa dikuantifisir dalam hal ini kritik ini juga mempertanyakan validitas dari hasil penelitian studi kasus 2. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi kasus maka mengerjakan pekerjaan ini relatif lebih sulit dari penelitian kuantitatif



4



3. Masalah generalisasi karena skupa penelitian baik isu maupun jumlah orang yang menjadi target kajian-kajian studi kasus sangat kecil kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah rendah 4. Karena lebih bersifat deskriptif studi kasus juga dianggap kurang memberi sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu masalah 5. Biayanya penyelenggaraan yang relatif mahal karena kedalaman informasi yang digali pada studi kasus maka luangkan waktu dan pikiran untuk mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak daripada studi dengan skala yang besar tetapi hanya melingkupi data yang terbatas untuk hal ini sebagian orang menganggap bahwa studi kasus lebih mahal daripada penelitian penelitian kuantitatif.



5



C. Peran Pembimbing Case Study Sebuah case study dalam bentuk narasi pembelajaran, peran pembimbing adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan tempat yang kondusif/cukup baik sesuai dengan peserta didik (ruang kelas) 2. Ada persiapan-persiapan pra pembelajaran tindakan atau kompetensi termasuk teori atau pengalaman pendidik suatu kompetensi. 3. Kegiatan praktik pembelajaran dikelas (ada Dosen yang mengajar dan mahasiswa) 4. Menjelaskan pada peserta didik tentang hasil yang diharapkan dari kegiatan Case Study, waktu dan topik pembahasan 5. Dosen



mengarahkan



mahasiswa



melakukan



studi



kasus



sesuai



topic



pembelajaran. 6. Analisa dapat berupa pendokumentasian SOAP atau rencana asuhan yang akan diberikan sesuai dengan kasus yang diberikan. 7. Menyimpulkan kegiatan case study yang dilakukan 8. Memberikan pujian atau bimbingan pada mahasiswa mengenai topic dalan kegiatan case study yang telah berlangsung. 9. Dosen/ pengajar menuliskan laporan dalam bentuk narasi pembelajaran sebagai panduan evaluasi dalam kegiatan case study. 10. Setelah menulis narasi pengajar juga menulis refleksi atau dengan cara membaca kembali narasi yang ditulis kemudian baru menulis refleksi. (Fadhilah, 2016). D. Proses Case Study 1. Pemilihan Kasus : dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. 2. Pengumpulan data : teknik pengumpulan data dalam penelitian kasus adalah observasi, wawancara dan analisis dokumentasi. 3. Analisis data : setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklarifikasi data menjadi unit-unit yang dikelola.



6



4. Perbaikan



(refinement)



:



dilakukan



penyempurnaan



atau



penguatan



(reinforcement) data baru terharap kategori yang telah ditemukan. 5. Penulisan laporan : laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendekskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami seluruh informasi penting. E. Hambatan Case Study Metode tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Winarno Surakhmad (1990 dalam Sitepu,2013) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh banyak faktor. Pembimbing klinik harus mengenal, memahami dan mempedomani faktor-faktor tersebut ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode, jika tidak maka faktor-faktor tersebut akan menjadi hambatan dalam pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Peserta Didik ( Mahasiswa ) Mahasiswa merupakan masukan utama dalam proses pengajaran yang bersistem. Setiap mahasiswa memiliki daya tangkap yang berbeda-beda. Perbedaan individual peserta didik mulai dari biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual akan mewarnai suasana proses pembelajaran. Perbedaan individual peserta didik akan mempengaruhi seorang pengajar menentukan metode pembelajaran yang akan membuat suasana pembelajaran lebih dinamis (Setiawati, S dan Dermawan A.C, 2008). Merupakan suatu hambatan apabila mahasiswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan. 2. Tujuan Tujuan dalam pendidikan berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Tujuan pembelajaran dikenal dua yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksionak Khusus). TIU memberikan gambaran akhir peserta didik setelah melalui proses pembelajaran, TIK menunjukan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik untuk masing-masing tahapan pembelajaran. Perumusan tujuan instruksional khusus misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaran pun



7



dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus dosen gunakan. Metode yang dosen pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan,maka metode harus mendukung sepenuhnya (Djamarah, 2013). Merupakan hambatan pembelajaran apabila tidak tercapainya tujuan pembelajaran khusus yang harusnya dicapai oleh setiap mahasiswa Metode yang digunakan tidak sesuai. 3. Situasi Situasi kegiatan belajar yang diciptakan oleh pembimbing klinik tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pembimbing klinik perlu memperhatikan situasi pembelajaran untuk memilih dan menentukan metode pembelajaran seperti keadaan jumlah mahasiswa yang sesuai dengan tempat untuk belajar, waktu pelaksanaan pengajaran, kondisi mahasiswa yang memiliki kesibukan tugas selain dari dosen, kondisi kelas yang membosankan, jumlah mahasiswa yang mengikuti pelajaran banyak , kerja sama dengan institusi lain, dll. Situasi yang tidak sesuai akan menjadi hambatan untuk memilih metode yang sesuai (Djamarah, 2006). 4. Fasilitas Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar mahasiswa. Lengkap tidaknya fasilitas akan mempengaruhi metode pembelajaran. Fasislitas pengajaran mencakup sarana pengajaran (contoh: alat peraga, alat tulis, dll) dan prasarana pengajaran (contoh: gedung perkuliahan, ruangan, transportasi, dll). Jika fasilitas yang tersedia di sebuah institusi lengkap, siap pakai, mengikuti perkembangan teknologi (update) maka kondisi ini mendorong pembimbing klinik untuk menentukan berbagai metode yang memanfaatkan fasilitas yang ada dalam rangka mengoptimalkan proses serta hasil balajar mahasiswa. Jika fasilitas yang ada tidak memadai, maka dosen/pembimbing klinik harus bersifat kreatif menentukan metode yang sesuai (Soetopo, 2005 dalam Sitepu P.I 2012). Akan menjadi hamabatan jika peralatan yang ada di klinik rusak, tidak memadai, bahkan tidak ada ruang untuk berdiskusi. 5. Dosen/pembimbing klinik



8



Dosen/pembimbing klinik merupakan salah satu unsur



penting dalam



pembelajaran. Dosen/pembimbing klinik harus mampu menentukan metode pembelajaran dalam situasi apapun. Kecakapan metodologis seorang dosen/ pembimbing



klinik



tergantung



penguasaan



pengetahuan.



Kecakapan



metodologis merupakan salah satu kompetensi dosen/pembimbing klinik (Soetopo, 2005 dalam Sitepu P.I 2012).



9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang penting diberikan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga kesehatan profesional. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan diharapkan dapat membentuk kemampuan akademik dan profesional, mampu mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan atau asuhan yang sesuai dengan standar serta dapat berorientasi dengan peran profesional. Case study atau studi kasus adalah rangkuman pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas. Pengalaman tersebut memberikan contoh nyatatentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru pada saat mereka melaksanakan pembelajaran. B. Saran 1. Untuk mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan metode pembelajaran klinik dengan case study. 2. Untuk para pembimbing yang akan mengaplikasikan metode pembelajaran case study kepada para peserta didik sebagai suatu proses penerapan metode belajar yang efektif dari proses evaluasi yang dilakukan oleh setiap pendidik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai target sesuai tujuan pembelajaran.



10



DAFTAR PUSTAKA Jayanti, ira. 2021. Metodik Khusus Dalam Ilmu Kebidanan.Yogyakarta:CV budi utama. Cahyani, P dan Novianty, R. 2017. Modul Pembelajaran Metode Khusus. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji: Medan. Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. (2013). Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hartini, T. dkk. 2012. PPT Macam Metode Pembelajaran Praktik Klinik. Pelatihan Menthoring. Utami dan Indrayanti, 2014. Jurnal Penerapan Metode Case Study Untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar Siswa Materi Hama Dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Negeri Semarang. Rohmah, Nikmatur, dkk. 2014. Metode Belajar Dalam Model Pembelajaran Klinik Keperawatan Terpadu. The Indonesian Journal Of Health Science Vol. 4 No. 2 : 166 – 175. Setiawati, S & Dermawan A.C. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media. Sitepu, I.P. (2013). Metode Pembelajaran Klinik Dan Hambatannya Pada Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012. Medan : Usu Repository. Waluyo, A.(2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan bimbingan klinik FIK – UI.



11



12