Tugas Kelompok Edit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FILSAFAT ILMU “Etimologi dan Konsep : Ilmu, Science, Logos/Logy, Pengetahuan, (Knowledge), Ilmu Pengetahuan, Pengalaman, Doktrin, Logika (Logic), Mistik dan Mitos” Tugas Ini Dibuat untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Filsafat Ilmu



Oleh : Kelompok 1



Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Yeni Erita, M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah “Filsafat Ilmu” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah mempercayakan makalah ini pada penulis, sehingga makalah ini dapat di selesaikan. Penulis menyadari kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik materi yang di sampaikan maupun sistematis penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang penulis buat dapat di manfaatkan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.



Padang, 23 Agustus 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1 A. Latar Belakang..........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2 C. Tujuan.......................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3 A. Etimologi dan Konsep : Ilmu, Science, Logos/Logy, Pengetahuan, (Knowledge), Ilmu Pengetahuan, Pengalaman, Doktrin, Logika (Logic), Mistik dan Mitos.......................................................................................................3 1. Ilmu...............................................................................................................3 2. Scienci...........................................................................................................3 3. Logika atau Logos ( Logy )...........................................................................5 4. Pengalaman ( Experience ) ..........................................................................6 5. Pengetahuan ( Knowledge )..........................................................................7 6. Ilmu Pengatahuan..........................................................................................8 7. Doktrin.........................................................................................................10 8. Mistik (Mystic) dan Mitos (Myth)...............................................................10 BAB III PENUTUP............................................................................................................14 A. Kesimpulan..............................................................................................................14 B. Saran.........................................................................................................................14 DAFTAR RUJUKAN



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbedaan



utama antara makhluk manusia dengan non manusia terletak pada



kemampuan yang dikurniakan Tuhan kepada manusia untuk menguasai (menumbuh kembangkan) ilmu. Kemampuan tersebut tidak dianugerahkan kepada non manusia. Walaupun makhluk non manusia diberi kemampuan yang pada mulanya seolah-olah lebih dari manusia, contoh anak sapi yang baru lahir telah mampu berjalan dan melompat, namun kemampuan itu statis. Berlainan



sekali dengan manusia, yang pada waktu dilahirkan hanya mampu



menangis dan melakukan gerakan spontan sederhana seperti mengangkat kakinya diwaktu menelentang. Berkat pengasih dan penyayang Tuhan kepada makhluk-Nya manusia dimulai dengan kemampuan yang pada mulanya sangat sederhana itu disebut instink, manusia diberi kesempatan dan kemampuan untuk menumbuhkembangkan potensi fitrahnya (Q.S. 30:30). Kumpulan atau akumulasi



ilmu sesuai dengan



dari hasil perkembangan ilmu yang



dimiliki manusia akan menjadikan kebudayaan (culture) manusia, yang bersifat dinamis. Sebaliknya kehidupan makhluk non manusia sifatnya statis dari zaman ke zaman. Contoh, kehidupan kera di rimba walaupun sangat trampil dibandingkan dengan manusia dalam hal memanjat pohon, kondisi hidup makhluk itu sifatnya statis dari zaman ke zaman. Kalau di musim buah, masyarakat kera tidak mampu berpikir membangun gudang untuk menyimpan dan mengawetkan buah tersebut sebagai persiapan, jika musim itu telah berlalu. Dorongan atau hasrat untuk berilmu itulah yang membedakan hakikat manusia dengan non manusia. Oleh karena bersyukurlah manusia atas anugerah Tuhan kepadamu karena diberi kemampuan untuk menumbuh kembangkan ilmu. Manusia yang tidak punya hasrat untuk itu berarti dia telah melawan hakikat hidupnya, juga berarti melawan fitrahnya yang diberikan Tuhan untuknya. Artinya, manusia yang normal senantiasa berhasrat mencari ilmu, dan memakai ilmu untuk memperkaya budayanya, untuk kemaslahatan umat manusia. Tuhan sangat mempertimbangkan ilmu yang diamalkan oleh setiap manusia (Q.S 67 : 2). Ada beberapa istilah yang berasal dari berbagai bahasa yang seolah-olah identik dengan istilah ilmu, seperti science, logika atau logos, pengetahuan (knowledge), pengalaman, ilmu pengetahuan, doktrin, mistik dan mitos. Akan tetapi bila ditelaah lebih dalam, terdapat 1



perbedaan antara satu istilah dengan yang lainnya. Beberapa istilah yang berkaitan tersebut akan dibahas dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka di peroleh rumusan masalah sebagai berikut ini : 1. Apa yang dimaksud dengan ilmu? 2. Apa yang dimaksud dengan science? 3. Apa yang dimaksud dengan logika atau logos (logy)? 4. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan (knowledge)? 5. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan? 6. Apa yang dimaksud dengan pengalaman? 7. Apa yang dimaksud dengan doktrin? 8. Apa yang dimaksud dengan mistik dan mitos? C. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk : 1. Mengetahui konsep ilmu. 2. Mengetahui konsepscience. 3. Mengetahui konseplogika atau logos (logy). 4. Mengetahui konseppengetahuan (knowledge). 5. Mengetahui konsepilmu pengetahuan. 6. Mengetahui konseppengalaman. 7. Mengetahui konsepdoktrin. 8. Mengetahui konsepmistik dan mitos.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Etimologi dan Konsep : Ilmu, Science, Logos/Logy, Pengetahuan, (Knowledge), Ilmu Pengetahuan, Pengalaman, Doktrin, Logika (Logic), Mistik dan Mitos Ada beberapa istilah yang berasal dari berbagai bahasa yang seolah-olah identik dengan istilah ilmu, akan tetapi bila ditelaah lebih dalam, terdapat perbedaan antara satu istilah dengan yang lainnya. Beberapa istilah yang berkaitan tersebut akan dibahas sebagai berikut : 1. Ilmu Istilah ilmu berasal dari bahasa Arab‘alima, ya’lamu, ilman yang berarti mengerti , memahami benar-benar.juga istilah yang sama digunakan dalam Kitab Suci Alqur’an (Q.S.17:85;59:22). Objek yang dibahas atau dikaji dalam ilmu (segala sesuatu yang ada, termasuk yang nyata dapat dibuktikan melalui empirical evidence(bukti empiris) dan yang bersifat gaib (meta pisik), seperti malaikat, sorga, neraka , iblis , dan lainnya yang sejenis. Sumber dari segala ilmu adalah Tuhan (Allah SWT)pencipta dan pengatur alam semesta, Ia sungguh tahu dengan benar semua (setiap)yang ada di alam (Q.S. 1: 2, 59 : 22). Istilah yang sama (sinonim) dari al ilmu dalam bahasa Arab antara lain adalah : al haq



= kebenaran



al hikmah



= hukum (law) = pelajaran =aturan = tatanan



al hidayah



= petunjuk = bimbingan



an nur



= cahaya kebenaran



al baiyinah



= keterangan ( informasi yang beanar )



al aziz



= kekuatan ( power )



2. Science Istilah science dalam bahasa Inggris, kenyataannya diserap atau berasal dari kata scire dalam bahasa Latin, yang bermakna sama dengan to know. Objek yang dibahas atau dikaji oleh science adalah sesuatu yang nyata atau real,yaitu yang dapat dicerna melalui bukti-bukti empiris (emperical evidence). Menurut (Rich, 2017) Science is a knowledge generating activity which is based on systematically organized bodies of accumulated knowledge obtained through objective observations.Artinya sains adalah aktivitas menghasilkan pengetahuan yang didasarkan pada kumpulan 3



pengetahuan yang terorganisir secara sistematis yang diperoleh melalui observasi obyektif. Sesuatu yang berada di luar pembuktian empiris bukanlah merupakan bidang kajian science. Oleh karena itu tidak ada science tentang : tuhan, neraka, malaikat, iblis dan lainnya yang sejenis dengan itu. Sepanjang pengetahuan penulis, belum pernah bertemu dengan istilah Science of God; namun demikian ada istilah Theology, yang berasal dari istilah theo yang berarti tuhan , logy = ilmu. Pengertian Theology adalah Ilmu tentang Tuhan, karena keberadaan Tuhan dapat dibahas dengan ilmu ; tetapi tidak dapat dikaji melalui science semata.Sangat penting untuk diingat bahwa ilmu tidak identik dengan science atau sains dalam istilah Indonesia.Ada persamaan antara ilmu dengan science dan ada pula perbedannya. a. Perbedaan Ilmu dengan Science Konsep Ilmu yang berasal dari bahasaArab termasuk bahasa Al Qur`an , berbeda atau tidak identik dengankonsep science yang cikal bakalnya dari Latin (scire). Ilmu dalam bahasa Arab adalah kata benda (tunggal), jamaknya menjadi ulama, dan kata kerjanya ‘amal. Selajutnyaobjek yang dikaji atau dibahas oleh ilmu yaitu sesuatu yang ada (berujud), dalam kondisi yang nyata (konkrit) maupun yang gaib (bersifat metafisika) seperti : iblis,surga,alam barzah dan lainnya. Di lain pihak science hanya membahas sesuatu yang berujud nyata (konkrit) tidak termasuk yang gaib. Demikianlah kebijaksanaan Tuhan yang telah menurunkan Al Qur’an berbahasa Arab yang walaupun diterjemahkan ke lain bahasa, namun asli atau bakunya tetapdalam bahasa Arab. Ambillah i’tibar atau maui’zhah bagi orang yang punya pikiran. Ilmu yaitu kebenaran yang bersumber dari Tuhan atau Allah SWT,disampaikan kepada manusia melalui dua jenis ayat-Nya yaitu sebagai berikut. 1. Pertama, ayat Qauliah yaitu perkataan Tuhan yang disampaikannya melalui nabi atau rasulnya, seperti Taurath, Injil,dan yang terakhir Al Quran (QS2:2-4) Ayat-ayat tersebut adalah sumber pembelajaran yang dapat disesuaikanprosespenyampaiannya untuk semua jenis dan tingkatan usia manusia. 2. Kedua, ayat Kauniah yaitu segala pristiwa alam yang terjadi. Hal inilah yang merupakan kondisi keberadaan alam (nature ).Dengan istilah lain disebut juga Alam Takambang Jadi Guru. 4



Antara ayat Qauliah dengan ayat Kauniah, fungsinya saling menjelaskan (mutual explanation). Ayat Qauliah dapat dicerna oleh akal sehat manusia yang disebut dengan logika (ratio), dan sebagian perlu menggunakan super ratio atau meta logika, terutama dalam membahas sesuatu yang berujud gaib atau metafisika. Begitu juga belum semua alam nyata atau Alam Takambang Jadi Guru (Universe) dapat difahami oleh manusia, sebab kemanmpuan otak dan indra manusia ada limit (batasannya). Ilmu harus berpijak (didasari oleh iman); ilmu dan iman ibarat mata uang (koin) yang mempunyai dua sisi. Artinya ilmu harus berkembang sejajar aplikasinya dengan iman yang berasal dari Tuhan atau Allah



SWT. Sebaliknya science hanya



berpijak kepada postulat (asumsi buatan manusia). Ilmuan atau para ulama senantiasa percaya atau tunduk kepada Al Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat-ayat Qauliah, akan tetapi tidak seluruh scientiest dapat menerima ayat-ayat Tuhan atau Allah kecuali scientiest Muslim (QS 35: 28). b. Persamaan Ilmu dengan Science Walaupun istilah Ilmu tidak identik dengan science, namun dalam hal tertentu terdapat kesamaan antara ke dua istilah itu, antara lain sebagai berikut. 1. Pertama, ilmu dan science keduanya merupakan milik manusia untuk mencari kebenaran, dan digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. 2. Kedua, cara kerja ilmu ataupun science sama-sama menggunakan akal sehat dalam mencari kebenaran, walaupun objek bahasan atau kajiannya ada yangberbeda. 3. Ketiga, ilmu dan science sama-sama untuk memahami keberadaan setiap yang ada di alam semesta. 3. Logika atau Logos (Logy) Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos.Istilah logos (logy) berasal dari bahasa Latin, terambil dari logic yaitu akal sehat atau pikiran waras manusia. Akal sehat manusia dapat menerima atau mecerna sesuatu yang berada diluar alam empiris (alam nyata). Contoh sebahagian besar atau lebih dari 50% penduduk dunia percaya kepada



Tuhan, walaupun tidak dapat



dibuktikan melalui bukti empiris/ pengindraan. Dari bahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah science tidak identik dengan istilah logos (logy). Artinya dalam 5



konsep logy terdapat kajian yang bersifat konkrit seperti



Zoology, Biology dan



sebagainya, namun objek lainnya yang bersifat metapisik seperti Tuhan (Theology) termasuk juga ke dalam kajian atau bahasan logy (logos), Ini disebabkan pikiran sehat manusia tidak mampu menolak keberadaan Tuhan. Orang yang nuraninya telah tertutup atau menutup diri, itulah yang tidak menerima keberadaan Tuhan. Istilah ilmu (`ilmu) dalam bahasa Arab atau bahasa AlQur`an dengan Logy ( logos ) yang berasal dari bahasa Latin mempunyai objek kajian yang sama yaitu sesuatu yang dapat dibuktikan melalui pengalaman/ empiris, dan juga sama membahas yang ( bersifat gaib) / metapisika. Maksudnya objek yang dibahas ilmu, ada yang nyata, yaitu yang dapat dicerna oleh alat indria manusia, dan ada pula yang gaib; demikian juga objek kajian Logy (logos ) atau akal sehat. Kata logika berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa (Rakhmat, 2013) Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang lazim disebut dengan logika saja. Definisi umumnya logika adalah cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Menurut (Scharfstein & Gaurf, 2012) definisi ataupun makna logika pada intinya membahas aspekaspek pikiran sebagai pokok pembahasan utama yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah thinking. Berfikir ataupun thinking adalah serangkaian proses mental yang beraneka ragam, seperti mengingat-ingatkan kembali, berkhayal, menghitung, menghubungkan beberapa pengertian, menciptakan suatu konsep dalam berfikir atau menalar (reasoning) yang logis. Penalaran adalah proses dari akal manusia yang berusaha untuk melahirkan suatu keterangan yang baru (konklusi). 4. Pengalaman (experience ) Istilah pengalaman berasal dari kata alam, maksudnya melalui alat indra, manusia berusaha memasukkan atau mempersepsi alam ini serta memaknainya. Makna atau 6



meaning serta rasa tentang dunia luar yang dilalui oleh pribadi manusia itulah yang dinamai pengalaman. Jadi mungkin saja akan terjadi dua orang manusia sedang mengalami dunia luar (external environment) yang sama akan memperoleh pengalaman yang berbeda. Contoh gempa bumi yang sama dialami orang, mungkin efeknya menguntungkan bagi orang tertentu seperti tukang, karena banyak lapangan kerja, namun bagi orang tertentu sangat merugikan sekali. Jadi pengalaman seseorang perlu diverifikasi (diselidiki) kebenarannya.Pengalaman (direct experience) disebut juga pengetahuan langsung, karena keberadaan alam tersebut dirasakan atau dipersepsi secara langsung, bukan melalui perantara atau media lainnya. Menurut (Roth & Jornet, 2014) “Experience, in its fundamental sense, is that which, by putting us in play ourselves, modifies us profoundly in a way that after having crossed, endured, traversed it, we will never be the same again” Pengalaman, dalam pengertian dasarnya, adalah yang menempatkan kita dalam permainan diri kita sendiri, mengubah kita secara mendalam sedemikian rupa sehingga setelah menyeberang, bertahan,melewatinya, kita tidak akan pernah sama lagi. 5. Pengetahuan (Knowledge) Segala sesuatu yang diketahui oleh individu manusia apakah: langsung atau tak langsung, salah atau benar dinamakan pengetahuan (knowledge). Menurut (Makhmudah, 2018) pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Sementara itu menurut (Bolisani & Bratianu, 2018) “Knowledge is created by human brain and then it is amplified and integrated into organizational knowledge by social interaction” Pengetahuan diciptakan oleh otak manusia dan kemudian diperkuat dan diintegrasikan ke dalam pengetahuan organisasi melalui interaksi sosial. Contoh, menurut pengetahuan orang zaman dulu kala, permukaan kulit bumi datar, pengetahuan yang seperti ini tidak benar lagi (salah). Ada pula pengetahuan orang sejak dulu sampai sekarang tetap benar seperti: di daerah katulistiwa matahari terbit di Timur dan terbenam di bagian Barat. Ibu dan bapak biologis selalu lebih tua dari anaknya; itulah beberapa contoh 7



pengetahuan.Sinonim pengetahuan (knowledge) dalam bahasa Arab yaitu faham, yang juga telah jadi Bahasa Indonesia. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sesuatu. Tingkat kebenaran dari pengetahuan yang dimiliki seseorang tersebut berbeda-beda sesuai dengan khasanah (perbendaharaan) ilmu yang dimilikinya. Pengetahuan (knowledge) mempunyai konsep yang berbeda dengan pengalaman (experience). Istilah pengalamanbersal dari akar kata alam yaitu semua yang diciptakan Tuhan. Orang yang punya pengalaman adalah yang telah merasakan kondisi alam tertentu ciptakan Tuhan, contoh musim dingin di Toronto Canada telah dialami si Fulan, namun belum tentu semua pengalaman si Fulan itu benar. Sebaliknya Fulan belum pernah ke Makkah, tetapi Fulan punya beberapa pengetahuan tentang kota Makkah, misalnya ia dapat menunjukkan dengan benar lokasi Makkah dalam peta, terdapat Masjidilharram di kota itu. Sungguhpun demikian, belum tentu semua pengtahuan Fulan tersebut benar adanya. Oleh karena itu pengetahuan (knowledge),demikian juga penglaman (experience) perlu diverifikasi (diselidiki) kebenarannya melalui prosedur ilmu, dengan istilah lain diteliti (research), kuantitatif atau kwalitatif, dengan waktu yang pendek (cross sectional research) ataupun jangka panjang (longitudinal research). Tentu saja jenis penelitian yang digunakan untuk verifikasi pengetahuan atau pengalaman tersebut harus relevan dengan masalahnya. Setelah terbukti kebenaran dari pengetahuan atau pengalaman itu berubahlah statusnya dari pengetahuan menjadi Ilmu Pengetahuan (Scientific Knowledge). 6. Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan berasal dari dua suku kata; ilmu dan pengetahuan. Secara etimologi, ilmu dalam bahasa Inggris disebut sebagai science, yang merupakan serapan dari bahasa latin scientia, yang merupakan turunan dari kata scire, dan mempunyai arti mengetahui (to know), yang juga berarti belajar (to learn) (Rusuli & Daud, 2015). Menurut (Makhmudah, 2018) Ilmu pengetahuan adalah aktifitas intelektual yang sistimatis untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman secara rasional dan empiris dari berbagai segi kenyataan tentang alam semesta.Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. 8



Sementara itu menurut (Tamrin, 2019) definisi ilmu pengetahuan secara umum adalah suatu pengetahuan tentang objek tertentu yang disusun secara sistematis objektif rasional dan empiris sebagai hasil. Ilmu Pengetahuan merupakan pengetahuan yang memiliki



karakteristik



tertentu



sehingga



dapat



dibedakan



dengan



pengetahuan



-pengetahuan yang lain. Adapun ciri-ciri pokok ilmu pengetahuan menurut (Makhmudah, 2018) adalah sebagai berikut : 1) Sistematis. Sistematis memiliki arti bahwa pengetahuan ilmiah tersusun sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara fungsional. 2) Keumuman. Ciri keumuman menunjuk pada kualitas pengetahuan ilmiah untuk merangkum berbagai fenomena yang senantiasa makin luas dengan penentuan konsep-konsep yang paling umum dalam pembahasannya. 3) Rasionalitas. Ciri rasionalitas berarti bahwa ilmu sebagai pengetahuan ilmiah yang bersumber pada pemikiran rasio yang mematuhi kaidah-kaidah logika. 4) Objektivitas. Ciri objektivitas ilmu menunjuk pada keharusan untuk bersikap objektif dalam mengkaji suatu kebenaran ilmiah tanpa melibatkan unsur emosi dan kesukaan atau kepentingan pribadi. 5) Veriabilitas. Veriabilitas berarti bahwa pengetahuan ilmiah harus dapat diperiksa kebenarannya, diteliti kembali, atau diuji ulang oleh masyarakat ilmuwan. 6) Komunalitas. Ciri komunalitas ilmu mengandung arti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik umum .Itu berarti hasil penelitian yang kemudian menjadi khasanah dunia keilmuan tidak akan disimpan atau disembunyikan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu. Ilmu pengetahuan berfingsi untuk mengetahui dan dapat membedakan antara yang benar dan palsu hingga sejelas-jelasnya. Menurut (Tamrin, 2019) fungsi ilmu pengetahuan yaitu: 1) Fungsi deskriptif: Menggambarkan, melukiskan dan memaparkan suatu objek atau masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti. 2) Fungsi pengembangan: melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.



9



3) Fungsi prediksi: Meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia



dapat mengambil



tindakan



yang perlu dalam usaha



menghadapinya. 4) Fungsi kontrol: Berusaha mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan atau hasil pengetahuan dan fakta berdasarkan teori-teori yang disepakati / berlaku umum, diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. 7. Doktrin Kata doktrin berasal dari bahasa inggris yaitu doctrine yang berarti ajaran.Oleh karena itu doktrin lebih dikenal dengan dengan ajaran-ajaran yang bersifat absolute. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia doktrin adalah ajaran atau asas suatu aliran politik,



keagamaan;



pendirian



segolongan



ahli



ilmu



pengetahuan,



keagamaan,



ketatanegaraan secara bersistem, khususnya dalam penyusunan kebijakan negara. Suatu ajaran tertentu diberikan atau dikemukakan oleh orang yang punya otoritas serta diterima oleh para pengikutnya dinamakan doktrin. Suatu doktrin dianggap benar selama ada orang yang masih tetap menerima atau mempercayainya.Contoh, doktrin pemerintahan Cina di masa pimpinan Dr.Sun Yak Sen bernama San Min Cui. Doktrin Pancasila di Indonesia yang digali oleh IR.Soekarno. Sebaliknya ada pula doktrin yang tidak berlaku lagi yaitu suatu ajaran dalam pemerintahan Australia



tentang “White



Australia Policy”;artinya kebijaksanaan pemerintahan di Australia harus di bawah kendali orang kulit putih.Doktor (doctor) adalah seseorang yang mampu mengemukan suatu ajaran atau doktrin, yang tentu ada unsur kebenarannya,



serta diterima oleh banyak orang.



Diharapkan disertasi yang ditulis oleh seorang doktor, dapat mewujudkan suatu doktrin yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. 8. Mistik (Mystic) dan Mitos (Myth) Mistik atau mistis adalah pengetahuan yang tidak rasional, yaitu pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui latihan meditasi atau latihan 10



spiritual, bebas dari ketergantungan indera atau rasio (Hambali, 2011). Pengetahuan ini diperoleh melalui rasa dan hati. Yang menjadi objek pengetahuan mistis ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib, Tuhan, malaikat, surga, neraka dan jin. Pada umumnya cara memperoleh pengetahuan mistis adalah latihan yang disebut dengan riyadhah (latihan), dari situlah manusia dapat memperoleh pencerahan, memperoleh pengetahuan. Dalam Islam yang termasuk pengetahuan mistis ialah pengetahuan yang diperoleh melalui jalan tasawuf. Mistik adalah ajaran kebatinan yang kadang kala terdapat unsur misteri atau rahasia, serta sulit dibuktikan melalui research yang bersifat



rational evidence. Akan



tetapi



kejadian yang bersifat mistik tersebut adakalanya sungguh terjadi. Contohnya, ada orang yang mampu memakan pecahan kaca, atau melakukan debus (menusuk tubuhnya sampai tembus tetapi tak keluar darah, dan setelah alat penusuk dicabut bagian tubuh yang ditusuk tetap seperti sediakala). a. Struktur Pengetahuan Mistik (Metafisika) Menurut (Hambali, 2011), dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Mistik Biasa, jika dalam Islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung kekuatan tertentu. 2) Mistik Magis, adalah sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni : a) Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan, sehingga dukungan tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah, ilmu hikmah. b) Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya : 1. mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan 11



atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa. 2. mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah. 3. mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap (sya’badzah). Mitos merupakan suatu cerita suci yang hampir selalu ada dalam setiap budaya masyarakat dimana pun. Menurut(Humaeni, 2013) mitos itu berupa cerita-cerita rakyat yang dianggap sakral dan punya nilai magis. Pemaknaan mitos oleh masyarakat sebagai sesuatu yang sakral dan seringkali mengandung pesan atau nilai moral yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Tujuannya agar dapat mengontrol tindakan dan sikap mereka sesuai dengan budaya dan moral masyarakat setempat. Kepercayaan masyarakat terhadap mitos dibuktikan dengan aplikasinya terhadap kehidupan. Mitos bukan hanya dikisahkan, tetapi dihayati secara turun temurun.Mitos yang menceritakan kejadian khusus mempengaruhi kesadaran masyarakat. Mitos menjadi teladan yang baku dan harus diikuti. Masyarakat tidak berani keluar dari mitos tersebut karena mitos dinilai sebagai kebenaran yang dapat merubah kehidupan manusia (Syaripulloh, 2017). Mitos adalah cerita zaman dulu yang kadang kala mengandung unsur takhayul. Takhayul berasal dari akar kata khayal (merenung), namun cara perenungannya tidak sampai ke tingkat berfilsafat.Kadang kala renungan tersebut dipakai untuk memperoleh isapan jempol anggota masyarakat sebagai pendengar cerita itu. Contoh Malin Kundang di Pantai Padang Sumatra Barat, Ikan sungai janiah, (tidak ada yang berani menangkap atau memakan ikan tersebut karena jika ada yang melakukan hal tersebut akan tertimpa musibah). Jangan berdiri di ambang pintu, karna akan menghalangi rezki kita, dan sebagainya yang sejenis dengan itu. Itulah beberapa contoh mitos. Bagi seorang filosof, tidak akan menolak mentah-mentah isi mitos tersebut, akan tetapi berusaha mengambil i’tibar (makna yang tersembunyi) dari kejadian itu. Tentu 12



persepsi setiap filosof tidak akan sama antar sesamanya. Maknanya akan dipengaruhi oleh khazanah, serta aliran falsafah yang dianut oleh filosof yang bersangkutan.



13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian diatas akan dapat disimpulkan bahwa ilmu, science, logika atau logos, pengetahuan (knowledge), pengalaman, ilmu pengetahuan, doktrin, mistik dan mitos merupakan hal yang tidak asing bagi manusia. Karena pada hakikatnya manusia memiliki naluri ingin tahu akibat rangsangan alam sekitar manusia. Manusia akan mencari tahu hingga keingintahuannya telah ia dapat. tahu adalah segala sesuatu yang mengelilingi manusia. Segala sesuatu yang mengelilingi manusia itu dapat dilihat dan dapat dirasakan.Sesuatu yang dirasakan itu baik ada maupun mungkin ada. Namun secara mendalam manusia akan terus mencari kejelasan atau menyelidiki secara keseluruhan dari apa yang ia tahu. Semua itu dilakukan dengan hasil kerja akal. Manusia akan menerima kebenaran sesuatu yang diselidikinya jika akal tidak menolak. B. Saran Etimoligi dan kosep ilmu, science, logika atau logos, pengetahuan (knowledge), pengalaman, ilmu pengetahuan, doktrin, mistik dan mitos sangat penting untuk dikuasai oleh seorang ilmuan khusunya seorang pendidik.Oleh karena itu penulis menyarankan untuk mendalami serta memahami setiap aspek tersebut.



14



DAFTAR RUJUKAN Bolisani, E., & Bratianu, C. (2018). Emergent knowledge strategies: Strategic thinking in knowledge management. In Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/9783-319-60656 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1997) Hambali. (2011). Pengetahuan Mistis dalam konteks Islam dan Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jurnal Substantia, 13(2), 211–219. Humaeni, A. (2013). Makna Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat Banten. Antropologi Indonesia, 33(3), 159–179. https://doi.org/10.7454/ai.v33i3.2461 Makhmudah, S. (2018). Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan Islam. Ta’dibia:



Jurnal



Ilmiah



Pendidikan



Agama



Islam,



4(2),



202–217.



https://doi.org/10.32616/tdb.v7i1.39 Rakhmat, M. (2013). Pengantar Logika Dasar. 99. Rich, E. (2017). Defenition of Science. Roth, W. M., & Jornet, A. (2014). Toward a Theory of Experience. Science Education, 98(1), 106–126. https://doi.org/10.1002/sce.21085 Rusuli, I., & Daud, dan Z. F. M. (2015). Ilmu Pengetahuan Dari John Locke Ke Al-Attas. 9(1), 12–22. https://doi.org/10.13170/jp.9.1.2482 Scharfstein, M., & Gaurf. (2012). Signifikansi Memahami Logika Dasar. Jurnal Substantia, 14(1), 37–44. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Syaripulloh, S. (2017). Mitos Di Era Modern. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4(1), 25–35. https://doi.org/10.15408/sd.v4i1.5924 Tamrin, A. (2019). Relasi Ilmu, Filsafat dan Agama Dalam Dimensi Filsafat Ilmu. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 6(1), 71–96. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v6i1.10490 15



16