Tugas Kelompok Manajemen Ritel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN RITEL STUDI KASUS KKV YOGYAKARTA



Disusun oleh: A’yung Belia Prisca Aristasya (19/439841/TP/12379) Hengky Dwi Purnomo



(19/439847/TP/12385)



Fika Rahma Faida



(19/440320/TP/12429)



Ahmad Fatih Marzuki



(19/444122/TP/12499)



Almas Syarifah Hakim



(19/444124/TP/12501)



DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2022



1. Profil Perusahaan PT. KKV International Indonesia merupakan bagian dari KK Group yang didirikan di Tiongkok pada 2015. KK Group bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan tanpa batas dan berkomitmen untuk menjadi perusahaan ritel berbasis tren kelas dunia. Ambisi ini dimanifestasikan pada diluncurkannya brand KKV pada 2016. Di Indonesia, KKV tersebar di Jakarta dan Surabaya serta baru-baru ini membuka cabang baru di Pakuwon Mall, Yogyakarta. 2. Jenis Ritel Dilansir dari laman resmi KK Group, KKV dikategorikan sebagai integrated lifestyle specialty retail brand. Sesuai namanya, KKV termasuk specialty store dimana berfokus pada spesialisasi brand yang berkaitan dengan integrated lifestyle. Specialty store adalah jenis toko yang berfokus pada penjualan kategori produk tertentu (Woerner, 2022). Specialty retail merupakan bentuk paling umum dari specialty store. Specialty retail menjual produk-produk tertentu dalam eceran, dimana produk-produk tertentu tersebut dapat berupa sedikit jenis produk tetapi memiliki variasi dan merk yang banyak ataupun banyak produk dengan banyak variasi dalam kategori yang spesifik. KKV termasuk pada jenis yang kedua, yakni menjual banyak produk dengan banyak variasi dalam kategori yang spesifik. Kategori spesifik tersebut berupa integrated lifestyle atau gaya hidup yang terintegrasi. Dengan kategori tersebut, terdapat banyak jenis dan variasi produk yang dijual sehingga sebagian orang dapat salah mengira bahwa KKV termasuk kategori supermarket. Integrated lifestyle merupakan kategori dimana produk-produk yang dijual berkaitan dengan gaya hidup yang terintegrasi. Integrasi di sini bermakna bahwasanya KKV fokus menyediakan kebutuhan atas pemenuhan gaya hidup yang menyeluruh, mulai dari pakaian, aksesoris, makanan dan minuman, peralatan rumah tangga dan perangkat elektronik, kosmetik, aksesoris, alat tulis, mainan, hingga tanaman hijau. Dengan adanya integrasi ini akan memudahkan konsumen dalam memenuhi gaya hidupnya hanya melalui satu toko retail. 3. Desain outlet



Gambar 1. Flooring Outlet KKV Outlet KKV Indonesia yang terletak di Yogyakarta ini menggunakan flooring material dengan jenis homogenous tile. Pemilihan flooring material didasarkan karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh homogenous tile. Menurut Rahayu (2016), jenis flooring ini mampu memberikan kesan mewah, memiliki nilai estetik, batu granit tidak akan terkikis air/uap, tahan panas matahari, tahan kelembaban, tahan goresan, tahan terhadap noda, daya tahan terhadap beban relatif tinggi, kekilapan granit lebih tajam, dan sifat dingin sehingga udara di dalam ruangan menjadi sejuk. Kelebihan yang dimiliki oleh homogenous tile cocok untuk bentuk toko seperti KKV karena retail ini cenderung ramai pengunjung sehingga dibutuhkan jenis flooring yang tahan banting dan kuat menahan beban pengunjung dalam jumlah besar. Gesekan-gesekan sepatu pengunjung juga akan membuat flooring lama-lama menurun kualitasnya sehingga pemilihan homogenous tile sudah tepat karena awet dan tahan goresan akibat gesekan sepatu.



Tabel 1. Area Tiap Kategori Produk



Area Mainan



Area Alat Tulis



Area Aksesoris



Area Makanan



Area Elektronik Rumah Tangga



Area Rumah Tangga



Area Kosmetik



Area Pakaian



Area Tanaman



Area Kebutuhan Harian



KKV memiliki sembilan kategori produk yang terbagi ke dalam sembilan area. Yang pertama adalah area mainan dengan desain interior pada dindingnya didominasi dengan warna kuning serta ornamen dekorasi berbentuk mainan lego. Pajangan-pajangan di area ini juga ditata semenarik mungkin sehingga pelanggan anak-anak dapat melihat secara jelas dan tertarik membeli. Dari area mainan bergeser sedikit ke area alat tulis yang dindingnya didominasi dengan warna abu-abu dan biru langit. Di sebelahnya terdapat area makanan dan juga aneka mie instan yang dindingnya bernuansa kuning dan merah. Area terdekat di sebelahnya adalah tanaman hijau yang hanya berupa sebuah rak meja besar karena produk yang ditawarkan pada area ini tidak sebanyak area lainnya. Kemudian, disebelahnya terdapat area kebutuhan harian yang bersebelahan dengan area kosmetik. Dinding di area ini memiliki warna putih dan juga difungsikan sebagai rak untuk meletakkan produk-produk kebutuhan harian. Untuk area kosmetik didominasi dengan nuansa merah muda pastel yang lembut dan feminin. Dinding di area kosmetik juga difungsikan sebagai rak untuk memajang produk-produk kosmetik. Area pakaian memiliki dinding-dinding dengan nuansa kuning sebagai ciri khas KKV dan area ini dekat dengan kaca outdoor yang mengarah pada bagian luar dari Pakuwon Mall Jogja. Di dekat area pakaian adalah kasir yang juga memiliki dinding berwarna kuning. Area rumah tangga dan elektronik rumah memiliki dinding warna merah muda pastel yang memberikan kesan homey dan comfy. Terakhir, adalah area aksesoris yang memiliki warna dinding merah muda dan dilengkapi dengan rak-rak serta cermin agar pengunjung bisa mencoba aksesoris yang dijual serta melihat apakah produk tersebut nampak cantik saat dikenakan. Menurut Marysa dan Anggraita (2016), warna tiap dinding memiliki pengaruh kuat terhadap psikologis manusia. Oleh karena itu, KKV menerapkan penggunaan warna cat dinding dan nuansa yang berbeda di tiap kategori produk-produknya. Warna merah dan kuning di area di area mainan dan makanan memberikan efek psikologis menggembirakan dan menyenangkan. Warna kuning adalah pemilihan yang tepat untuk kedua area ini karena akan menggugah selera pelanggan sehingga mereka tertarik untuk membeli produk di kedua area ini. Menurut Frenchman (2012) dalam Marysa dan Anggraita (2016), warna biru melambangkan sifat natural dan memberikan kesan damai, tenang, segar, kemurnian , dan positive feelings. Ini sangat tepat jika KKV memilih warna biru sebagai nuansa di area alat tulis karena membuat pembeli merasa nyaman untuk berlama-lama di area tersebut sembari memilih-milih barang yang akan dibeli. Menurut Sasongko dkk (2020), warna merah muda



memberikan keromantisan, kelembutan, kasih sayang, cinta, dan feminin. Pemilihan warna merah muda pada area kosmetik, aksesoris, dan rumah tangga tepat karena akan memberikan kesan feminin untuk area kosmetik dan aksesoris serta kelembutan dan kesan kenyamanan di area rumah tangga.



Gambar X.X. Lightning Outlet KKV Pencahayaan yang terdapat di outlet KKV dideskripsikan dengan citra yang nyaman (cozy) dan ceria. Sinar cahaya yang ada di outlet memiliki jenis medium light. Jenis lokasi penempatan cahaya di outlet KKV adalah ceiling lamp dan pendant lamp. Berdasarkan fungsinya, pencahayaan di outlet KKV memiliki fungsi umum sebagai general lighting. Pencahayaan yang berwarna kuning (warm light) memberikan suasana hangat. Menurut Annisa dan Lestari (2021), pencahayaan ini akan memberikan kesan tidak formal dan cenderung kasual dan elemennya sederhana. Pencahayaan yang ceria diberikan dengan jenis pencahayaan terang untuk kesan tidak formal dan meriah. Kenyamanan di bagian pencahayaan juga bertujuan untuk target pasar konsumen KKV karena pengunjung KKV juga banyak yang merupakan sebuah keluarga sehingga dibutuhkan kesan hangat dan nyaman.



Gambar X.X. Langit-Langit Toko KKV Tipe Industrial Langit-langit pada retail KKV sebagian besar dibiarkan terbuka tanpa adanya plafon sehingga nampak komponen mekanik dan struktural. Konsep bentuk langit-langit yang diusung KKV adalah tema industrial modern. Menurut Amini dkk (2019), tujuan konsep arsitektur industrial merujuk pada pemaparan/ekspose yang disengaja serta memberikan kesan estetika dan fungsional. Ini juga bertujuan dalam hal efisiensi dan nilai ekonomis karena retail bisa memangkas biaya untuk pemasangan plafon. Hal tersebut sesuai dengan konsep retail KKV yang cenderung mengarah pada tema modern, fungsional, dan efisien.



Gambar X.X. Langit-Langit Toko KKV Di Area Berplafon Di area outlet juga terdapat area berplafon, khususnya di area kebutuhan rumah tangga. Ini bertujuan untuk memberikan kesan homey sehingga hal yang



terpikirkan oleh konsumen saat memasuki area ini adalah rumah dan merasa sedang berada di dalamnya. Konsumen akan lebih nyaman untuk berbelanja di area ini. Outlet KKV Jogja memiliki aroma yang segar namun cenderung netral sehingga tidak mengganggu fokus pelanggan saat sedang berbelanja. KKV juga menjual produk seperti parfum dan pengharum ruangan. Dengan adanya pemilihan jenis aroma netral pada outlet KKV tepat karena tidak akan bercampur dengan aroma produk yang dijual. Konsumen akan mampu mendefinisikan aroma produk wewangian yang dijual di sana.



Gambar X.X. Pintu Masuk Outlet KKV Pintu masuk outlet KKV sangat luas. Di area tersebut dilengkapi dengan panel sensor alarm yang berfungsi untuk mencegah pencurian barang dari outlet. Warna dinding pintu masuk seluruhnya adalah kuning dengan logo KKV yang terpampang dengan jelas berbahan lampu LED sehingga nampak bercahaya dan memberikan kesan modern dan bersemangat. Etalase-etalase toko seluruhnya didominasi dengan rak-rak berwarna putih yang memberikan kesan bersih.



Gambar X.X. Papan Harga Barang Berwarna Putih



Gambar X.X. Papan Harga Barang Berwarna Kuning



Gambar X.X. Papan Jenis Barang Di setiap jenis barang yang dijual di outlet KKV memiliki papan harga barang. Terdapat papan harga barang yang secara umum berwarna putih berisikan informasi umum mengenai produk dan juga harga dari barang tersebut. Untuk papan harga barang yang berwarna kuning dimaksudkan untuk menarik lebih banyak pembelian karena harganya yang menggunakan papan kuning merupakan harga murah. Maksud dari penggunaan warna kuning agar pandangan konsumen langsung tertuju pada harga barang tersebut dan menumbuhkan keinginan konsumen untuk membeli barang tersebut walaupun tadinya mereka tidak berniat membeli barang tersebut. Selain adanya papan harga, di tiap jenis barang diberikan papan jenis barang untuk menandakan bahwa di rak tersebut merupakan kumpulan barang dengan jenis tertentu sehingga memudahkan konsumen dalam mencari barang yang mereka butuhkan. Di area pintu keluar juga terdapat papan penanda agar konsumen tau di mana letak arah keluar dari outlet. Papan penanda arah keluar diberi warna dasar hitam dengan warna tulisan hijau dan bercahaya sehingga jika suatu saat terjadi keadaan darurat, konsumen yang berada di area outlet bisa segera menemukan jalan keluar.



Gambar X.X. Kasir dan Papan Penunjuk Barisan Area kasir dari outlet KKV didominasi dengan warna kuning yang menjadi ciri khas dari KKV. Di bagian dinding kasir diberikan tanda berupa tulisan “kasir” dengan ukuran yang besar sehingga terlihat jelas oleh konsumen. Sebelum masuk ke barisan antrian kasir, terdapat papan penunjuk berwarna putih untuk memberikan informasi pembeda barisan antara pembayaran tunai dan non tunai. Sayangnya, papan penunjuk ini memiliki tulisan yang terlalu kecil dan sulit terlihat oleh konsumen. Terlebih lagi, barisan antrian cukup padat pengunjung sehingga papan penunjuk tersebut menjadi kurang terlihat di tengah-tengah lautan manusia. 4. Store Layout Tata letak toko (store layout) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan karena berpengaruh pada minat konsumen terhadap toko. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang baik mengenai tata letak yang konsisten dengan citra



dan



strategi,



mempengaruhi



perilaku



konsumen



secara



positif,



mempertimbangkan biaya dan nilai serta fleksibilitas. Adapun dalam perencanaan tata letak toko meliputi perencanaan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia di dalam toko, pengaturan luas ruang yang digunakan, pemetaan ruang toko, pengaturan lalu lintas konsumen di dalam toko, pengklasifikasin produk yang ditawarkan, dan penyusunan produk (Waruwu & Purnomo, 2020). Dengan adanya tata



letak toko yang tepat akan mendorong konsumen untuk berjalan mengitari isi toko, efektif dalam memperkenalkan barang baru, dan membuat konsumen merasa nyaman dalam berbelanja di dalam toko, serta memberikan kemudahan kepada konsumen untuk mencari barang yang diinginkan (Irlatifah, 2018). KKV sebagai toko tentunya juga menerapkan perancangan terhadap tata letak toko guna menarik minat konsumen untuk datang ke toko. Adanya tata letak yang baik diharapkan memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman dan sesuai harapan konsumen sehingga memungkinkan konsumen untuk datang kembali untuk membeli produk. KKV memperhatikan 3 hal utama yang meliputi alokasi ruang, alokasi produk serta arus lalu lintas dan informasi. KKV di Pakuwon Mall Yogyakarta memiliki kapasitas ruangan ± 1000 m2 dengan ruangan dialokasi untuk keperluan rak dan meja produk, tempat kasir, tempat jalan, dan atap tinggi dengan kisi-kisi logam dan tempat berfoto. Adanya atap yang berbeda di tiap kategori produk untuk memberikan kesan yang berbeda dan tempat berfoto merupakan strategi untuk menarik pelanggan.



Gambar x.x Jalan di antara Rak (Sumber: Instagram Pakuwon Mall, 2022) Jarak antar rak juga tidak terlalu dekat sehingga memudahkan konsumen untuk melihat-lihat produk yang dijual dengan nyaman dan leluasa tanpa harus berdesak-desakan. Selain itu bagian ruang bagian kasir lumayan terdapat ruang kosong untuk konsumen ketika terjadi antrian. Namun, mungkin di sini untuk kondisi KKV yang lagi ramai bisa ditambah untuk jumlah kasir sehingga meminimalisasi terjadinya antrian.



Jenis layout KKV tergolong grid layout yang dapat ditandai dengan produk yang sejenis diletakkan dalam rak yang sama. Adapun alasan banyaknya usaha ritel menerapkan layout jenis ini yaitu karena tidak membutuhkan biaya yang banyak, mudah dalam pengelompokan produk, dan produk yang dijual akan lebih mudah untuk dijangkau oleh konsumen (Siahaan, 2021).



Gambar x.x Panduan Regional Alokasi produk seperti pada gambar…. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat letak dari produk yang dijual oleh KKV meliputi (1) produk kosmetik, (2) produk yang berhubungan dengan kebutuhan harian, (3) tanaman hijau, (4) kasir, (5) makanan, (6) peralatan rumah tangga, (7) elektronik rumah 3C, (8) aksesoris, dan (9) pakaian. Selain itu, ada beberapa produk yang dijual di dekat kasir seperti lego. Adapun dalam segi penataan produk sendiri tergolong rapi dan memudahkan dalam mencari produk yang diinginkan konsumen. Rak yang digunakan berbeda tiap kategori produk dan bentuknya ada yang ditengah ruangan atau menempel dengan dinding. Namun, dari semuanya rak tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan konsumen dalam melihat dan menjangkau produk. Selain itu, rak juga tidak terlalu besar sehingga tidak memakan banyak tempat dan masih menyisakan ruang untuk jalan konsumen. KKV sangat memperhatikan arus lalu lintas konsumen dengan menempatkan bagian kasir di belakang atau jauh dari pintu masuk sehingga memudahkan konsumen yang lain untuk masuk dan tentunya dapat menarik



konsumen untuk membeli produk lebih banyak ketika melewati rak-rak lain yang dilewati sebelum menuju kasir.



(a)



(b)



Gambar x.x Letak Keranjang (a) Dekat Pintu, (b) Dekat Produk KKV memiliki dua pintu yang cukup luas berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar yang di setiap bagian dekat pintu terdapat keranjang untuk belanja. Namun, terdapat pula keranjang yang ditempatkan pada area tertentu untuk disiapkan bagi konsumen yang semula ingin membeli sedikit produk, jadi ingin membeli banyak produk. Kemudian di beberapa sudut ditempatkan para karyawan yang siap memberikan informasi kepada konsumen yang membutuhkan informasi produk. 5. Product Display/Planogram tinggal copas tabel 6. Levels of Retailer Service Retailer, dapat menawarkan layanan kepada pelanggan di empat tingkatan yaitu: 1. self service, dimana pelanggan umumnya melayani dirinya sendiri yang berarti memilih produk mereka sendiri dan membuat keputusan sendiri. Tidak ada keterlibatan staf toko ritel. 2. self selection, yaitu dimana pelanggan memilih barang tetapi retail juga menyediakan bantuan untuk pelanggan. 3. limited service, pada level service ini, pelanggan membutuhkan jaminan tambahan selain barang yang dibelinya. Layanan terbatas yang diberikan yaitu menjelaskan dan membantu pelanggan dengan keputusan dan pembelian.



4. full service, dimana retailer memberikan layanan penuh dalam setiap fase/tahapan. Di KKV sendiri, termasuk ke dalam self service dimana toko menyediakan 2 tipe keranjang belanja yaitu keranjang biru (ukuran kecil) dan keranjang kuning (ukuran normal) yang bisa dibawa konsumen untuk kemudian mereka mengambil barang yang mereka inginkan. namun di KKV ini, tidak sepenuhnya self service karena proses pembayaran dibantu oleh petugas kasir. 7. Layanan/Customer Service Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai usaha atau upaya memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga apa yang dikerjakan akan mengimbangi adanya harapan pelanggan (Tjiptono, 2007). Dari hasil pengamatan di area outlet KKV Pakuwon Mall Jogja, kualitas pelayanan yang ada sudah baik dan mampu mengimbangi harapan pelanggan. Pelayan dari KKV antara lain pegawai/sales selalu standby di area toko di setiap bagian jenis barang. Hal tersebut dilakukan untuk membantu konsumen ketika membutuhkan bantuan dalam berbelanja, misalkan informasi mengenai suatu produk, produk sejenis, dan sebagainya sehingga konsumen puas berbelanja di KKV. Menurut Ayuni dan Yuliana (2020), tingkat kepuasan pelanggan relatif bergantung kepada kinerja yang sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan, yaitu kualitas pelayanan Usaha yang dilakukan oleh perusahaan merupakan strategi untuk menjalin komunikasi yang baik kepada konsumen, kemampuan pelayanan yang andal kepada konsumen, mampu memberikan informasi yang jelas sesuai kebutuhan serta keinginan konsumen, pegawai memiliki pengetahuan terhadap produk yang dijual oleh ritel, dan berusaha menunjukkan sikap ramah sehingga hubungan dengan konsumen dapat berjalan dengan baik. 8. Program Promosi KKV melakukan program promosi untuk menarik para calon pelanggan dengan menggunakan promosi mendapatkan free gift berupa tote bag limited untuk minimal pembelanjaan tertentu (untuk saat ini minimal belanja Rp300.000). Promosi tersebut dilakukan untuk dapat menstimulasi pelanggan agar tertarik melakukan pembelian, yang selanjutnya akan memunculkan loyalitas pelanggan terhadap KKV. Strategi impulse buying, merupakan strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan pembelian konsumen dengan diberikan impulse tertentu. Pembelian ini merupakan pembelian yang tidak direncanakan. Konsumen yang melakukan impulse buying tidak



berpikir untuk melakukan keputusan pembelian produk atau merek tertentu sebelumnya, mereka cenderung memutuskan pembelian dengan latar belakang ketertarikan terhadap merek atau produk tertentu disaat itu juga (Daulay dkk., 2021). Pada retail KKV, terdapat beragam jenis produk yang di display yang dapat menarik perhatian konsumen secara langsung. Ketika konsumen sudah berencana akan membeli produk tertentu, kemudian karena terdapat berbagai jenis produk lainnya konsumen tersebut dapat tertarik membeli produk. Selain itu, penempatan produk di dekat kasir dengan harga yang relatif murah juga merupakan strategi impulse buying karena konsumen akan melihat produk-produk tersebut sembari antri atau menunggu pembayaran. Hal ini dapat menarik konsumen secara langsung untuk membeli produk tersebut. 9. Kelebihan dan Kekurangan A. Kelebihan -



Tujuan berdirinya brand telah termanifestasi dengan baik apabila melihat outlet KKV kini.



-



Terdapat peta toko yang memberikan informasi lokasi setiap section.



-



Pencahayaan lampu baik, tipe warm sehingga memberikan kesan yang homey dan nyaman.



-



Peletakkan tiap jenis barang mengusung konsep colour coordinated.



-



Variasi barang beragam, sehingga dapat membeli beberapa jenis barang sekaligus.



-



Banyak produk lokal yang dijual, dapat meningkatkan branding produk lokal .



-



Ornamen dekoratif yang menarik, menjadikan toko lebih estetik dan menarik pelanggan untuk masuk.



-



Jarak antar rak (gang) cukup luas, sehingga meminimalisir terjadinya desak-desakan atau tersenggol dengan konsumen lain maupun tersenggol barang. Hal ini dapat meningkatkan kenyamanan berbelanja.



B. Kekurangan -



Papan pembeda barisan jenis pembayaran tidak terlihat jelas. Sebaiknya, KKV mengganti papan tersebut dengan ukuran lebih besar, tulisan lebih jelas, ataupun bentuk papan yang berbeda sehingga dapat terlihat dengan lebih jelas.



-



Produk eksklusif atau premium sebaiknya diletakkan terpisah dengan produk lower price. Sebaiknya, pemisahan dilakukan dengan adanya sekat ataupun



klasterisasi tertentu sehingga konsumen yang menginginkan produk eksklusif atau premium dapat lebih mudah dalam menemukan produk tersebut. -



Papan informasi pembayaran tunai dan non tunai di area kasir terlalu kecil dan kurang terlihat dan cenderung tidak terbaca. Terlebih lagi, area kasir dipadati dengan banyaknya pengunjung. Sebaiknya, KKV mengganti papan tersebut dengan tanda yang lebih besar dengan ukuran tulisan yang lebih besar dan tebal sehingga tercetak dan terbaca dengan jelas. Warna tulisan yang digunakan bisa menggunakan warna-warna yang lebih menonjol.



-



Background music belum ada, terlebih lagi pengunjung yang banyak membuat outlet ramai dan bising sehingga cukup mengganggu ketika memilih produk. Sebaiknya perusahaan memberikan background music yang sesuai. Sesuai dalam penelitian yang dilakukan Suhaeni dkk. (2020) bahwa kondisi toko dengan stimulasi musik bertempo lambat dan bervolume keras, menyebabkan pembelanja lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan eksplorasi di toko. Hal tersebut divalidasi terhadap mood yang dihasilkan yaitu dengan adanya kondisi musik cepat-pelan, lambat-keras, dan lambat-pelan dapat menciptakan mood yang lebih baik; dibandingkan dengan kondisi toko tanpa musik.



-



Penempatan produk topi kurang sesuai jika diletakkan di area rumah tangga. Hal ini dikarenakan di area tersebut tidak terdapat cermin sehingga konsumen yang ingin mencoba topi harus menuju area aksesoris. Sebaiknya, cermin ditambahkan di area penempatan produk topi.



10. Kesimpulan Sebagai retail pendatang baru di Pakuwon Mall Yogyakarta, KKV mendapat antusiasme besar dari warga Yogyakarta. Konsep toko yang menarik mampu menarik masyarakat Yogyakarta untuk datang dan berbelanja. Tatanan layout dirancang sedemikian rupa sehingga pelanggan merasa nyaman untuk menghabiskan waktu di sana. Terlebih lagi desain toko yang estetik membuat setiap sudut toko dapat dijadikan spot foto bagi para pengunjungnya. Ragam produk yang disediakan juga banyak dan mendukung konsumen yang menginginkan gaya hidup modern. Namun, KKV perlu meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanan seperti papan penunjuk informasi serta menyesuaikan penempatan produk sehingga memudahkan konsumen dalam mencoba ataupun membeli produk-produk tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Amini, A.R., Sumadyo, A., dan Marlina, A. 2019. “Penerapan Prinsip Arsitektur Industrial Dalam Produktivitas Ruang Pada Solo Creative Design Center”. SENTHONG 2 (2) : 395-404. Annisa, D.A.N. dan Lestari, K.K. 2021. “Pengaruh Pemilihan Jenis dan Warna Pencahayaan Pada Suasana Ruang Serta Kesan Pengunjung Kafe”. Sinektika 18 (1) : 78-84. Ayuni, D.M. dan Yuliana, R.P. 2020. Pengaruh Promosi Penjualan dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Pelanggan Guardian Health and Beauty Ritel. Jurnal Manajemen dan Bisnis Madani, Vol. 2. Irlatifah, H.A. (2018). Analisis Pengaruh Store Layout dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Beli Konsumen “Studi Kasus: Konsumen Pamela 6 Yogyakarta”. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia), Yogyakarta. Rahayu, T. 2016. “Penggunaan Material Granit Pada Penampilan Dinding Luar Bangunan Penunjang Estetika”. Arjouna 1 (1) : 18-28. Siahaan, J. (2021). Efektivitas Tata Letak (layout) Pada 9k Swalayan-pasir Putih Kab. Kampar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau). Marysa, I.H. dan Anggraita, A.W. 2016. Studi Pengaruh Warna pada Interior Terhadap Psikologis Penggunanya, Studi Kasus pada Unit Transfusi Darah Kota X. Jurnal Desain Interior 1 (1) : 41-50. Sasongko, M.N., Suyanto, M., dan Kurniawan, M.P. 2020. Analisis Kombinasi Warna Pada Antarmuka Website Pemerintah Kabupaten Klaten. Jurnal Teknologi Technoscientia 12 (2) : 125-133. Suhaeni, T., Sri, R., dan Ivon, S.S.P. 2020. Musik Dalam-Toko dan Perilaku Pembeli: Kajian Empiris di Minimarket. Jurnal Inovasi Bisnis, Vol. 8: 47-51. Waruwu, E. S. S., dan Purnomo, H. (2020). Analisis Pengaruh Store Layout, Interior Display, General Interior, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Beli Konsumen Indomaret di Yogyakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi (Equilibrium), 14 (II) 76-88. Woerner, J. 2022. Specialty Stores in Business Retail. Diakses pada 10 November 2022 dari https://study.com/learn/lesson/specialty-store-concept-examples.html



LAMPIRAN Pembagian Tugas: 1. A’yung Belia Prisca Aristasya → Layanan Customer Service, Program Promosi, serta Kelebihan dan Kekurangan Ritel. 2. Hengky Dwi Purnomo → Cover, Layout KKV, Kelebihan dan Kekurangan Ritel, serta Kesimpulan. 3. Fika Rahma Faida → Daftar Isi, Daftar Tabel, Level of Retail Service, Analisis Display Produk, Kelebihan dan Kekurangan Ritel, serta Kesimpulan. 4. Ahmad Fatih Marzuki → Profil Perusahaan, Jenis Retail, Kelebihan dan Kekurangan Retail, serta Kesimpulan. 5. Almas Syarifah Hakim → Desain Outlet, Kelebihan dan Kekurangan Ritel, serta Kesimpulan.