Tugas Kelompok Strategi Lokasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK STRATEGI LOKASI DAN LAYOUT BANK Tugas ini untuk Memenuhi Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Perbankan Dosen Pengampu : Yayuk Sri Rahayu., SE., MM.,



MAKALAH



Oleh : 1. DIRA ADHIM HILMI



15540037



2. MAFAKHIR HILMY



15540065



3. SYIFA SALSABILA



15540067



4. MEI WAHYUNINGTIAS



17540076



JURUSAN S-1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017



DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................



i



DATAR TABEL ......................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN .......................................................................



1



1.1



Latar Belakang ..............................................................................



1



1.2



Rumusan Masalah .........................................................................



1



1.3



Tujuan Penelitian ...........................................................................



1



BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................



2



2.1



Pengertian Lokasi .........................................................................



2



2.2



Jenis-jenis Kantor Bank.................................................................



2



2.3



Tahapan Penilaian Lokasi .............................................................



3



2.4



Pertimbangan Penentuan Lokasi .................................................



4



2.4.1 Pertimbangan Penentuan Lokasi (Secara Umum)...................



4



2.4.2 Pertimbangan Penentuan Lokasi (Sesuai Keperluan) ..............



4



2.5



Metode Penilaian Lokasi ..............................................................



5



2.6



Pengertian Layout ..........................................................................



7



2.7



Pertimbangan Penentuan Layout .................................................



10



2.8



Jenis-jenis Penentuan Layout ........................................................



10



BAB III PENUTUP...............................................................................



12



3.1



Kesimpulan ...................................................................................



12



3.2. Saran ..............................................................................................



13



DAFTAR PUSTAKA. ...........................................................................



15



LAMPIRAN. .........................................................................................



16



Studi Kasus. ............................................................................................



16



Hasil Review Jurnal. ................................................................................



17



Jurnal.......................................................................................................



20



i



DAFTAR TABEL



Halaman Tabel 2.1 Faktor yang Dinilai dalam Penilaian Lokasi .............................



7



Tabel 2.2 Pemilihan Lokasi Berdasarkan Penilaian Biaya .......................



8



Tabel 2.3 pemilihan Lokasi Berdasarkan Nilai Ekonomi .........................



9



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mendukung strategi pemasaran produk perbankan, baik bank negara maupun bank swasta akan menempatkan kantor pusat, kantor cabang, hingga kantor kas di tempat–tempat yang strategis di tiap wilayah (www.ahliperbankan.com). Menurut Kasmir (2008:145), lokasi bank adalah tempat di mana diperjualbelikan produk cabang dan pusat pengendalian perbankan. Bank dengan terletak pada lokasi strategis sangat memudahkan nasabah. Hal lain yang juga mendukung lokasi bank yang strategis adalah penentapan layout (tata ruangan) bank. Lokasi dan layout merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dan harus merupakan suatu paduan yang serasi dan sepadan. Pemilihan lokasi perusahaan sangatlah berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya (Madura, 2007:512). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka diperoleh rumusan masalah : 1. Apakah yang dimaksud dengan Strategi Lokasi dan Layout Bank dalam mata Kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Perbankan ? 2. Bagaimana implementasi strategi lokasi dan layout bank di lapangan ? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui strategi lokasi dan layout bank dalam mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Perbankan. 2. Untuk mengetahui implememntasi strategi lokasi dan layout bank.



1|Kelompok 9 - MPJB



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Lokasi Menurut Kasmir (2008:145), lokasi bank adalah tempat di mana diperjualbelikan produk cabang dan pusat pengendalian perbankan. Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penentuan lokasi dan layout bank adalah sebagai berikut: 1. Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat untuk lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, atau lokasi mesin-mesin ATM. Tujuannya agar memudahkan nasabah berhubungan atau melakukan transaksi dengan baik. 2. Agar bank dapat menentukan dan membeli atau menggunakan teknologi yang paling tepat dalam memberikan kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya. 3. Agar bank dapat menentukan layout yang sesuai dengan standart keamanan, keindahan, dan kenyamanan bagi nasabahnya. 4. Agar bank bisa menentukan metode antrian yang paling optimal, terutama pada hari atau jam-jam sibuk, baik di depan teller atau kasir. 5. Agar bank dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa yang akan datang. 2.2 Jenis-jenis Kantor Bank Dalam praktiknya menurut Kasmir (2008:146) jenis-jenis kantor bank terdiri dari : 1. Kantor Pusat Kantor pusat merupakan kantor di mana semua kegitan perencanaan sampai kepada pengawasan terdapat di kantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor pusat dan kantor pusat tidak melakukan kegiatan operasioanal seperti kantor bank lainnya tetapi mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya.



2|Kelompok 9 - MPJB



2. Kantor Wilayah Kantor wilayah merupakan kantor yang membawahi beberapa abang untuk beberapa wilayah. Tujuannya adalah untuk memudahkan koordinasi antar cabang dalam wilayah tersebut. Biasanya wilayah-wilayah dibentuk berdasarkan jarak atau jumlah cabang yang ada. 3. Kantor Cabang Penuh Kantor cabang penuh merupakan salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap dengan kata lain semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu. 4. Kantor Cabang Pembantu Merupakan kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang penuh dan kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagaian dari kegaitan cabang penuh. 5. Kantor Kas Merupakan kantor yang paling kecil dimana kegiatannya hanya meliputi teller atau kasir saja. Kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari kegiatan perbankan dan dibawah dari cabang pembantu dan cabang penuh.. 2.3 Tahapan Pemilihan Lokasi Menurut Jumingan (2009:124), tiga tahap yang harus dilalui jika suatu lokasi akan dipilih sebagai usaha, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Pertama Melihat kemungkinan daerah mana yang dijadikan sebagai lokasi usaha dengan mengembangkan ketentuan pemerintah, jenis produksi/jasa ini akan menentukan



spesifikasi



yang



berhubungan



dengan



buruh/tenaga



pengangkutan, dan lain-lain. 2. Tahap Kedua Memerhatikan pengalaman dari usaha orang atau pengalaman sendiri, didasari pada jenis yang dihasilkan dan proses produksinya keduanya akan berpengaruh pada sarana angkut, pasar, listrik, air, telepon, dan faktor lain yang dianggap penting. 3. Tahap Ketiga Mempertimbangkan dan menilai dampak sosial, ataupun dukungan dan masyarakat di sekitar lokasi. Penilaian ini didapat dengan melakukan survei



3|Kelompok 9 - MPJB



langsung kelapangan. Dari ketiga tahap itulah dianalisis dan dipertimbangkan apakah suatu usaha layak didirikan pada lokasi atau wilayah tersebut. 2.4 Pertimbangan Penentuan Lokasi Perusahaan Penentuan lokasi bank menurut Kasmir (2008:148), hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan dan penetuan lokasi suatu bank adalah sebagai berikut : 1. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik 2. Dekat dengan perkantoran 3. Dekat dengan perumahan atau masyarakat 4. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi 2.4.1 Pertimbangan Penentuan Lokasi (Secara Umum) Sedangkan menurut Tjiptono dalam Tyas (2012:51) bahwa mendirikan perusahaan, pemilihan lokasi sangat dipertimbangkan. Karena pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik konsumen atau pelanggan. Pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan lokasi meliputi faktorfaktor sebagai berikut: a. Akses Misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum. b. Visibilitas Misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. c. Lalu lintas (traffic) dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberi peluang terjadinya impulse buying. 2. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa menjadi hambatan. d. Tempat parkir yang luas dan aman Lokasi parkir



yang cukup menampung kendaraan dan nasabah merasa



nyaman akan kedaraannya. e. Ekspansi Yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. f. Lingkungan Yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. g.



Persaingan



4|Kelompok 9 - MPJB



Menurut Alcacer (2004) dalam Pratiwi (2010:32) lokasi yang berdekatan dengan pesaing usaha, perusahaan dapat melakukan strategi kompetisi total baik dalam kepemimpinan harga atau jasa lain yang diberikan. Seorang pengusaha harus mengenali jumlah dan ukuran usaha lain serta situasi persaingan yang ada di daerah tersebut. h. Peraturan pemerintah Terdapat peraturan yang membolehkan suatu usaha yang berdekatan dengan perumahan menurut Pasal 49 Ayat 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang berbunyi , “Pemanfaatan rumah dapat digunakan sebagai kegiatan usaha secara terbatas tanpa membahayakan dan tidak mengganggu fungsi hunian.” Yang dimaksud dengan kegiatan yang tidak mengganggu fungsi hunian adalah kegiatan yang tidak menimbulkan penurunan kenyamanan hunian dari penciuman, suara, suhu/asap, sampah yang ditimbulkan dan sosial. Sedangkan untuk pendirian lokasi perusahaan yang tidak diperbolehkan berdekatan dengan pemukiman menurut Pasal 1 angka 3 Permendagri No. 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah. Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. 2.4.2 Pertimbangan Penentuan Lokasi (Sesuai Keperluan) Menurut Kasmir (2008:166), dalam memilih lokasi tergantung dari keperluan lokasi tersebut. Terdapat paling tidak enam lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan, yaitu : 1. Kantor Pusat Untuk menentukan lokasi kantor pusat pertimbangan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut, a. Dekat pemerintah b. Di ibu kota negara atau provinsi.



5|Kelompok 9 - MPJB



2. Kantor Wilayah Pertimbangan untuk kantor wilayah berikut, a. Luas jangkauan wilayah b. Kemudahan akses ke berbagai penjuru c. Tersedia sarana dan prasarana yang lengkap d. Terletak di ibu kota provinsi e. Dan pertimbangan lainnya. 3. Kantor Cabang Utama Kemudian untuk lokasi kantor cabang utama pertimbangan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut: a. Dekat dengan pasar b. Dekat dengan industri c. Dekat dengan perkantoran d. Dekat dengan perumahan e. Dekat tenaga kerja f. Tersedia sarana dan prasarana g. Di kawasan industri 4. Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas Selanjutnya, untuk lokasi kantor cabang pembantu dan kantor kas pertimbangan yang umum dilakukan tidak jauh berbeda dengan lokasi kantor cabang utama. 5. Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) Khusus untuk penentuan lokasi mesin-mesin ATM sebagai berikut: a. Di dalam masing-masing kantor pusat dan cabang b. Di pusat-pusat perbelanjaan c. Di pusat-pusat hiburan d. Di daerah perkantoran e. Di rumah sakit f. Di lembaga pendidikan g. Di pelabuhan udara atau laut h. Di terimal-terminal i. Dan tempat strategis lainnya



6|Kelompok 9 - MPJB



2.5 Metode Penilaian Lokasi Menurut Jumingan (2009:125), ada tiga metode yang dapat digunakan menilai suatu lokasi bank yakni : 1. Metode Penilaian Hasil (Value) Dalam teknik penilaian hasil menurut Jakfar dalam Zendrato (2013:6), akan dievaluasi beberapa aspek penting dalam pendirian suatu kantor bank. Masing-masing aspek akan diberi nilai, semakin tinggi manfaat dan kemugkinan untuk berhasilnya suatu kantor dari aspek tersebut semakin tinggi nilainya. Kemudian masing-masing aspek itu diberi bobot sesuai dengan tujuan pendirian bank tersebut. Hasil perkalian nilai aspek dengan bobot aspek merupakan nilai aspek tertimbang. Penjumlahan dari seluruh nilai aspek tertimbang adalah total nilai pilihan setiap lokasi. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pada metode penilaian hasil value adalah sebagai berikut : a. Pasar. b. Transportasi. c. Tenaga kerja. d. Pertimbangan lainnya. Metode ini dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap semua faktor yang dianggap penting dalam penentuan lokasi dan diberikan bobot penilaian. Lokasi yang memiliki nilai yang tertinggi dianggap yang terbaik untuk dipilih. Lihat contoh berikut. Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Dinilai dalam Pemilihan Lokasi Nilai Lokasi Faktor yang dinilai



Cabang yang Ideal



Cirebon



Bandung



Serang



Jumlah Pasar



40



25



35



20



Jumlah Penduduk



30



20



25



15



Transportasi



15



7



13



8



Tenaga Kerja



10



10



9



11



Jumlah Industri



5



4



5



4



100



66



87



58



Jumlah 7|Kelompok 9 - MPJB



Berdasarkan metode penilaian hasil value maka lokasi yang tertinggi yang dipilih yaitu kota Bandung, dengan nilai 87. 2. Metode Perbandingan Biaya Menurut Jakfar dalam Zendrato (2013:6), pemilihan lokasi berdasarkan pada metode ini dilakukan dengan cara menentukan besar kecilnya perkiraan biaya pada alterfantif pemilihan lokasi. Caranya masing-masing perkiraan biaya yang dianggap relevan ditentukan, kemudian dijumlahkan pada setiap alternatif lokasi. Lokasi yang memiliki total biaya terkecil akan dipilih sebagai lokasi usaha. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya adalah : a. Biaya umum. b. Biaya operasi. c. Biaya sewa d. Pajak e. Biaya tenaga kerja f. Dll. Berikut contoh pemilihan lokasi dengan Metode Perbandingan Biaya, Tabel 2.2 Pemilihan Lokasi Berdasarkan Penilaian Biaya No



Jenis Biaya yang Dinilai



Lokasi Serang



Cirebon



Bandung



1.



Biaya Sewa



150



160



140



2.



Biaya Pemeliharaan



40



45



40



3.



Biaya Tenaga Kerja



60



65



55



4.



Biaya Lain-lain : - Biaya administrasi



70



70



60



- Asuransi



5



5



10



- Pajak



5



10



5



Jumlah



Rp 330



Rp 345



Rp 305



Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah Bandung dengan biaya termurah, yaitu Rp 305 per unit. 8|Kelompok 9 - MPJB



3. Metode Analisis Ekonomi Menurut Jumingan (2009:127), metode ini mempertimbangkan hasil analisis biaya ditambah dengan faktor intangibles yang relevan. Penilaian didasarkan pada penilaian kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing daerah menunjukkan nilai yang berbeda, dan yang akan dipilih adalah didasarkan pada pertimbangan, bukan saja semata-mata melihat dari rendahnya total biaya operasional, tetapi juga penting untuk melihat secara keseluruhan. Yaitu nilai dari seluruh hasil analisis ekonomi, yang memasukkan penilaian berdasarkan nilai-nilai yang yang nonekonomi. Yaitu yang bersifat intangible yang tidak dapat dihargai dengan uang, tetapi mempunyai nilai yang dapat memengaruhi penerimaan dari usaha atau dengan kata lain dapat menambah biaya usaha sebagai dampak dari lingkungan dimana usaha tersebut didirikan. Tabel 2.3 Pemilihan Berdasarkan Nilai Ekonomi Kota A



Unsur yang dinilai Biaya sewa Biaya tenaga kerja Biaya pengangkutan



Total biaya operasi



Kota C



20.000



10.000



10.000



135.000



130.000



160.000



81.000



64.000



28.000



0



3.500



2.000



6.000



6.000



6.000



242.000



213.000



206.000



Pajak Listrik



Kota B



Sikap Masyarakat



Acuh tak acuh



Menghendaki usaha ini



Acuh tak acuh



Kondisi Lingkungan Sekitar



Sangat baik



Cukup



Kurang



Berdasarkan Tabel 2.3, yang dipilih adalah Kota B, walaupun dari segi biaya Kota B lebih tinggi dari Kota B lebih tinggi dari Kota C, tetapi dari nilai keseluruhan (analisis ekonominya) justru Kota B membawa nilai positif.



9|Kelompok 9 - MPJB



Pemilaian Kuantitatif



Pemilaian Kualtitatif



2.6 Pengertian Tata Letak (Layout) Menurut Sucipto (2010:95) tata letak (layout) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat mementukan efisiensi produksi atau operasi. Tujuan penentuan layout adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem menjadi optimal. Menurut Kasmir (2008:145), penentuan layout dapat dilakukan untuk dua macam, yaitu layout gedung dan ruangan. Kedua layout ini saling mendukung kenyamanan nasabah serta keamanan nasabah dalam berurusan dengan bank. 2.7 Petimbangan Penentuan Layout Gedung dan Ruangan Menurut Kasmir (2008:150),langkah selanjutnya yang ditempuh oleh bank adalah dalam strategi penentuan lokasi ada dua pertimbangan, yaitu pertimbangan menentukan layout gedung dan layout ruangan yaitu, 2.7.1 Layout Gedung Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk layout gedung adalah : 1. Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafide, artinya gedung tersebut megah atau terkesan kuno. 2. Lokasi parkir luas dan aman, hal ini memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan perasaan aman. 3. Keamanan di sekitar gedung juga harus dipertimbangkan dengan menyediakan pos-pos keamanan yang dianggap perlu. 4. Tersedia tempat ibadah, terutama apabila bank tersebut terletak di gedung sendiri. 5. Tersedia telepon umum atau fasilitas lainnya khusus untuk nasabah. 2.7.2 Layout Ruangan 1. Menurut Sucipto (2010:100) layout ruangan untuk indsutri jasa adalah sebagai berikut, a. Pertimbangan Spasial Aspek-aspek seperti warna, tekstur, proposrsi, simetri, dan lainnya hendaknya dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk memancing respons intelektual maupun emosional dari para pemakai atau orang yang melihatnya.



10 | K e l o m p o k 9 - M P J B



b. Perencanaan Ruangan Unsur ini mencakup perancangan interior dan arsitertur, seperti penempatan perabotan dan perelngkapannya dalam ruangan, desainaliran sirkulasi, dan lainnya. c. Perlengkapan/Perabotan Unsur ini memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai sesuatu yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya. d. Tata Cahaya unsur ini selain berfungsi sebagai penerang ruangan, hendaknya juga diperhatikan aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan di ruangan tersebut agar sesuai dengan persepsi penyedia jasa dan pelanggan mereka. e. Warna Pemilihan warna dalam



ruangan menjadi



penting, karena dapat



membangkitkan perasaan dan emosi bagi yang melihatnya. f. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis Aspek yang penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah penapilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang digunakan untuk maksud tertentu. Misalnya : penunjuk arah, keterangan, papan informasi, dan lainnya. 2.8 Jenis-Jenis Penyusunan Layout Berdasarkan Peralatan 1. Process Layout (Functional Layout) Merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan. Contoh : Semua mesin penghitung uang dikelompokkan dalam satu area. 2. Product Layout (Flow Line Layout) Merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang berurutan sesuai dengan fungsinya masing-masing atau proses yang akan dikerjakan dalam suatu kelompok atau satu ruangan. Contoh : Semua mesin dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha produksi massa.



11 | K e l o m p o k 9 - M P J B



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Lokasi bank adalah tempat di mana diperjualbelikan produk cabang dan pusat pengendalian perbankan. . Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas, dan lokasi mesinmesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Untuk menetukan lokasi bank yang ideal dan dapat denngan mudah dijangkau nasabah. Maka bank perlu mempertimbangkan beberapa aspek antara lain, akses, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir luas dan aman, ekspansi, pesaingan, dan peraturan pemerintah. Selain itu terdapat 3 macam metode penilaian lokasi bank, 1. Metode Penilaian Hasil (Value) Evaluasi beberapa aspek penting dalam pendirian suatu kantor bank. Masingmasing aspek akan diberi nilai, semakin tinggi manfaat dan kemugkinan untuk berhasilnya suatu kantor dari aspek tersebut semakin tinggi nilainya. 2. Metode Perbandingan Biaya Pemilihan lokasi berdasarkan pada metode ini dilakukan dengan cara menentukan besar kecilnya perkiraan biaya pada alterfantif pemilihan lokasi. 3. Metode Analisis Ekonomi Metode ini mempertimbangkan hasil analisis biaya ditambah dengan faktor intangibles yang relevan. Penilaian didasarkan pada penilaian kuantitatif dan kualitatif. Tata letak (layout) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat mementukan efisiensi produksi atau operasi. Tujuan penentuan layout adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem menjadi optimal. Terdapat 2 macam petimbangan penentuan layout gedung dan ruangan, antara lain layout gedung dan layout ruangan. Sedangkan jenis-jenis penyusunan layout peralatan adalah,



12 | K e l o m p o k 9 - M P J B



1. Process Layout (Functional Layout) Menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan. 2. Product Layout (Flow Line Layout) Menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang berurutan sesuai dengan fungsinya masing-masing atau proses yang akan dikerjakan dalam suatu kelompok atau satu ruangan. 3.2 Saran Dalam menentukan lokasi, bank haruslah memenuhi 3 tahapan penentuan lokasi usaha antara lain, 1. Tahap Pertama Melihat kemungkinan daerah mana yang dijadikan sebagai lokasi usaha dengan mengembangkan ketentuan pemerintah, jenis produksi/jasa ini akan menentukan



spesifikasi



yang



berhubungan



dengan



buruh/tenaga



pengangkutan, dan lain-lain. 2. Tahap Kedua Memerhatikan pengalaman dari usaha orang atau pengalaman sendiri, didasari pada jenis yang dihasilkan dan proses produksinya keduanya akan berpengaruh pada sarana angkut, pasar, listrik, air, telepon, dan faktor lain yang dianggap penting. 3. Tahap Ketiga Mempertimbangkan dan menilai dampak sosial, ataupun dukungan dan masyarakat di sekitar lokasi. Penilaian ini didapat dengan melakukan survei langsung kelapangan. Dari ketiga tahap itulah dianalisis dan dipertimbangkan apakah suatu usaha layak didirikan pada lokasi atau wilayah tersebut. Sedangkan untuk layout ruangan, aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah, 1. Pertimbangan Spasial 2. Perencanaan Ruangan 3. Perlengkapan/Perabotan 4. Tata Cahaya 5. Warna 6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis 13 | K e l o m p o k 9 - M P J B



Sehingga tujuan yang hendak dicapai dalam penentuan lokasi dan layout bank adalah sebagai berikut: 1. Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat untuk lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, atau lokasi mesin-mesin ATM. Tujuannya agar memudahkan nasabah berhubungan atau melakukan transaksi dengan baik. 2. Agar bank dapat menentukan dan membeli atau menggunakan teknologi yang paling tepat dalam memberikan kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya. 3. Agar bank dapat menentukan layout yang sesuai dengan standart keamanan, keindahan, dan kenyamanan bagi nasabahnya. 4. Agar bank bisa menentukan metode antrian yang paling optimal, terutama pada hari atau jam-jam sibuk, baik di depan teller atau kasir. 5. Agar bank dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa yang akan datang.



14 | K e l o m p o k 9 - M P J B



DAFTAR PUSTAKA Jumingan,. (2009). Studi Kelayakan Bisnis (Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan). Bumi Aksara. Gilingan. Kasmir, (2008). Pemasaran Bank (Edisi Revisi). Kencana Utama. Jakarta. Madura, Jeff. (2007). Introduction to Business : Pengantar Bisnis Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta. Pratiwi, Azizah. (2010). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa (Studi pada Usaha Mikro-Kecil di Sekitar Kampus UNDIP Pleburan). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Satrawan, I Wayan. (2015). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima di Pantai Penimbangan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha. Sucipto, Agus. (2010). Studi Kelayakan Bisnis. UIN Maliki Press. Malang. Tyas, Ryzqa Ramadhaning. (2012) Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung di BMT Sumber Mulia Tuntang. Jurnal. STAIN Salatiga. Zendarto, Azwadarna. (2013). Aspek Teknik dan Operasi. Makalah. Sekolah Tinggi Ilmu Pembiayaan Nias. http://ahliperbankan.com/strategi-bisnis-bank-2/ diakses 28 Agustus 2017



15 | K e l o m p o k 9 - M P J B



STUDI KASUS



16 | K e l o m p o k 9 - M P J B



Studi Kasus (Review Jurnal) Judul



Analisis



Faktor-faktor



yang



Mempengaruhi



Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima di Pantai



Penimbangan



Kecamatan



Buleleng



Kabupaten Buleleng Jurnal



Universitas Pendidikan Ganesha



Volume dan Halaman



Vol. 5, 10 Halaman



Tahun



2015



Penulis



I Wayan Sastrawan



Reviewer



1. Dira Adhim Hilmi 2. Mafakhir Hilmy 3. Syifa Salsabila 4. Mei Wahyuningtias



1. Latar Belakang Banyaknya



masyarakat



desa



yang



berurbanisasi



(perpindahan



masyarakat dari desa ke kota), dimana sebagaiannya tidak dibekali oleh keahlian sehingga tidak diterima di sektor pekerjaan formal. Banyak dari mereka yang beralih ke sektor informal menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL) Keberadaan Pedagang Kaki Lima di kota Singajaraja di pantai Penimbangan yang merupakan lokasi wisata sangat membantu masyarakat dan wisatawan. Jumlah



Pedagang Kaki Lima di pantai Penimbangan setiap



tahunnya bertambah. Pada tahun 2012 terdapat 35 pedagang, sedangkan pada tahun 2013 bertambah menjadi 43 pedagang. 2. Rumusan Masalah a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL di Pantai Penimbangan ? b. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL di Pantai Penimbangan ? c. Masalah-masalah apa yang dihadapi PKL di Pantai Penimbangan ? 3. Teori 1. Pengertian Lokasi a. Tjiptono (2002:92) 17 | K e l o m p o k 9 - M P J B



Menurut Tjiptono (2002:92), lokasi adalah tempat usaha boroperasi atau tempat usaha melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya. b. Sumarwan (2004:280) Menurut Sumarwan (2004:280), lokasi adalah merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seorang konsumen untuk datang dan berbelanja. c. Kasmir (2009:129) Menurut Kasmir (2009:129), lokasi adalah tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang dagangannya. 2. Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL) a. Bustaman (2003:120) Pedagang Kaki Lima adalah pedagang yang berada di luar pasar, yang berdagang secara resmi oleh izin dinas. b. Alma (2005:141) Pedagang Kaki Lima ialah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dengan maksud memperoleh penghasilan sah. Dilakukan secara tidak tetap dengan kemampuan terbatas berlokasi di tempat-tempat atau pusatpusat konsumen tidak memilki izin usaha. c. Damsar (2002:231) Pedagang Kaki Lima adalah mereka yang sering berdagang di suatu pasar yang dianggap strategis untuk berdagang dan pedagang ini cenderung akan selalu berpindah-pindah tempat untuk melakukan dagang dalam perkembangan. d. Faktor-faktor Pemilihan Lokasi Bisnis Menurut Tjiptono (2002:92) faktor-faktor pemilihan lokasi bisnis adalah sebagai berikut, 



Aksebilitas







Visibilitas







Lalu lintas







Ekspansi







Lingkungan



18 | K e l o m p o k 9 - M P J B







Persaingan







Peraturan Pemerintah



3. Metode Penelitian a. Lokasi Pantai Penimbangan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Bali b. Responden Pedagang Kaki Lima yang berjualan di sepanjang Pantai Penimbangan c. Metode Pengumpulan Data Dokumentasi, kuesioner, dan wawancara. d. Analisis Data 



Instrumen yang digunakan dalam penilitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada responden.







Analisis data menggunakan analisis faktor.



4. Hasil Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL di pantai peenimbangan adalah aksesbilitas dapat menjelaskan pemilihan lokasi usaha. Faktor aksesbilitas dengan varianced explained sebesar 56,331% sedangkan Visibilitas sebesar 24,388%, faktor lalu lintas dapat menjelaskan pemilihan lokasi usaha sebesar 9,861% , faktor tempat parkir sebesar 2,770%, faktor ekspansi sebesar 2,309%, faktor lingkungan sebesar 2,150%, faktor persaingan sebesar 1,159% dan faktor peraturan pemerintah sebesar 1,031%.. Adapun masalah-masalah yang dihadapi PKL di Pantai Penimbangan yaitu, a. Kepastian penempatan lokasi karena dasarnya hanya ijin dari desa yang sewaktu-waktu bisa berubah. b. Retribusi atau pungutan yang relatip tinggi Rp.20.000,00 setiap hari dari



desa



dan



pemerintah



sangat



membebani



PKL



dalam



mengembangkan usahanya. c. Permodalan yang sangat kecil karena modal mereka kebanyakan berasal dari modal sendiri dan rata-rata modal mereka Rp.500.000,00 yang mana jumlah ini kurang memadai untuk penyediaan stok barang dagangan. d. Tingkat kehadiran konsumen yang bersifat insidental (hanya pada malam minggu jumlah konsumen paling banyak)



19 | K e l o m p o k 9 - M P J B



e. Lokasi lingkungan PKL menjadi kotor karena kesadaraan PKL terhadap lingkungan kurang Solusi dari masalah-masalah tersebut yaitu, a.



PKL sudah memiliki bukti kepemilikan tempat usaha ( ijin dari desa dan dinas terkait yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah sewaktuwaktu),



b. Pemungutan retribusi memperhitungkan besarnya pendapatan PKL. c. Adanya fasilitas dari lembaga keuangan (bank) bagi PKL dalam memperoleh modal usaha, sehingga PKL memperluas usahanya dan menambah jumlah stok barang dagangannya. d. PKL harus meningkatkan pelayanan, sehingga konsumen mau datang kembali e. Disediakannya petugas kebersihan oleh dinas terkait.



20 | K e l o m p o k 9 - M P J B