Tugas Khusus New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

VIII TUGAS KHUSUS



Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bentuk Tugas Khusus, (2) Perumusan Masalah, (3) Metode Penyelesaian Masalah, dan (4) Hasil Tugas Khusus 8.1. Bentuk Tugas Khusus Tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing lapangan dan disetujui oleh pembimbing akademik adalah Perancangan Implementasi Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) di tempat baru PT. Bangun Rasaguna Lestari yang berlokasi Jln.Mekar Raya Kav.15-C, Kawasan Industri Gedebage, Bandung. 8.2. Perumusan Masalah Pengembangan produksi dilakukan oleh PT. Bangun Rasaguna Lestari yaitu dengan membuka tempat produksi baru yang berlokasi di Jln.Mekar Raya Kav.15C, Kawasan Industri Gedebage, Bandung. Tempat tersebut mulai beroperasi pada Desember 2016, oleh karena itu dengan adanya pengembangan industri yang dilakukan yang berdampak pada peningkatan kapasitas produksi dan Scale-up instrumen yang digunakan pada kegiatan produksi ini harus selaras dengan peningkatan kinerja karyawan yang terlibat didalamnya. Terutama harus dibangun iklim kerja yang baik dan teratur karena didalamnya terdapat serangkaian proses kegiatan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya antar lini. Khususnya pada proses produksi harus mengedepankan asas-asas efektifitas kerja, efisiensi, produktifitas dan keselamatan kerja. Untuk mendukung pekerjaan agar dapat dilakukan lebih mudah dan lebih nyaman, salah satu yang harus



81



82



dibangun adalah budaya kerja. Budaya kerja di perusahaan perlu diciptakan dan dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di dunia industri. (Sandika, 2013) 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerja secara benar. Tempat kerja yang tertata rapi, bersih, dan tertib memudahkan pekerjaan perorangan. Dengan kemudahan bekerja ini, 4 bidang sasaran pokok industri berupa: efisiensi kerja, produktivitas kerja, kualitas kerja dan keselamatan kerja dapat mudah dipenuhi. Pemenuhan 4 bidang sasaran pokok ini merupakan syarat industri dalam berkembang di era globalisasi.Manfaat 5R bukan saja bagi perusahaan,juga bagi karyawan (Kristanto Jahja, 2009) Berdasarkan uraian-uraian tersebut mengenai perlunya suatu kebijakan dalam program 5R agar terwujud iklim kerja yang baik dan teratur sehingga terwujud suatu budaya kerja yang dapat menyelaraskan antara perkembangan perusahaan dan efektifitas kinerja karyawan yang terlibat di dalamnya, maka dari tugas khusus ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimana menerapkan program



5R di tempat kerja yang baru yang telah dikembangkan kapasitas



produknya di PT. Bangun Rasaguna Lestari sehingga menjadi suatu budaya kerja. (2) Apa saja yang harus dilakukan dalam upaya implementasi kebijakan 5R agar dapat dimengerti oleh karyawan perusahaan PT.Bangun Rasaguna Lestari. 8.3. Metode Penyelesaian Masalah Metode yang digunakan dalam perancangan implementasi budaya kerja 5R menggunakan pendekatan sistem yang dilaksanakan tiga tahapan, yaitu (1) observasi langsung ke tempat produksi baru PT.Bangun Rasaguna Lestari, untuk



83



menentukan tempat dan ruang lingkup pengamatan, (2) diskusi dan wawancara dengan beberapa karyawan PT. Bangun Rasaguna Lestari dan (3) pengembangan dari pengembangan studi pustaka berdasarkan studi kasus dilokasi tempat baru PT.Bangun Rasaguna Lestari. Tahap pertama, yaitu meninjau langsung ke tempat produksi baru PT. Bangun Rasaguna Lestari yang berlokasi Jln.Mekar Raya Kav.15-C, Kawasan Industri



Gedebage-Bandung.Tempat



baru



tersebut



kapasitas



produksinya



ditingkatkan sehingga bangunannya lebih luas, penambahan ruang kerja dan penambahan intrumen mesin yang digunakan. Tahap kedua, yaitu melakukan diskusi dan wawancara dengan beberapa karyawan PT.Bangun Rasaguna Lestari, khususnya karyawan dibagian produksi. Diskusi juga dilakukan bersama factory manager, pembimbing lapangan, kepala bagian produksi dan R&D. Sehingga didapat poin-poin utama yang harus dirancang kembali guna penerapan budaya kerja 5R di tempat produksi baru berdasarkan studi kasus yang terjadi di lokasi tersebut. Tahap ketiga sekaligus tahap terakhir, yaitu melakukan studi pustaka dari artikel-artikel dan jurnal mengenai implementasi 5R, agar dapat ditinjau dari literatur dalam perancangan implementasi 5R di tempat produksi baru PT. Bangun Rasaguna Lestari. 8.4. Hasil Tugas Khusus Perusahaan melaksanakan MESH System (Management, Environment, Safety and Health System) sebagai wujud kesadaran akan pentingnya keadaan lingkungan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja. Salah satu cara



84



mengimplementasikan MESHSystem dengan melakukan penerapan housekeeping management dari Jepang, yaitu: 5S yang terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. 5S diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi 5R yaitu: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Sistem Housekeeping diterapkan karena terjadi ketidakteraturan penempatan tools di tempat kerja, khususnya departemen produksi. Program 5R diharapkan menghilangkan pemborosan yang ada dapat diminimalkan sehingga terjadi peningkatan produktifitas dan efektivitas dari perusahaan (Osada, 2011). 5R atau 5S merupakan serangkaian aktivitas di tempat kerja yang berupak aktivitas pemilahan, panataan, pembersihan, pemeliharaan terhadap kondisi kerja yang mantap dan aktivitas pembiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Berdasarkan pengalaman industri-industri di Amerika, Eropa dan Jepang. Program ini mampu meningkatkan mutu dan produktivitas perusahaan. Karena, bekerja pada tempat yang terorganisir dengan baik, nyaman, aman dan sehat. (Apriyatna, 2008) Implementasi merupakansuatu



aktivitas



yang



bertalian



dengan



penyelesaian suatu pekerjaan dengan penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil. Penerapan budaya 5R yang telah dicanangkan oleh perusahaan akan menghasilkan sebuah budaya kerja yang efektif, efisien, produktif dan menjunjung tinggi keselamatan kerja (Sandika et al, 2013). Budaya



perusahaan



lebih



mengarah



pada



karakteristik



organisasi/perusahaaan dimana didalamnya terdapat nilai-nilai, norma-norma,



85



aturan-aturan yang diparcayai dan dipegang teguh didalam suatu perusahaan serta menjadi salah satu identitas perusahaan (Apriyatna,2008) Adapun konsep 5R kaitannya dengan dengan efektivitas kerja dapat dililhat pada Gambar.19.



Gambar 19. Konsep 5R Upaya implemetasi agar dapat dipeoleh sesuatu dengan benar untuk seterusnya, tidak lain adalah dengan sebuah proses yang memastikan pada sebuah rencana, testing dan umpan balik sebelum dilakukannya implementasi. Adapun cara yang sudah umum dikenal untuk proses ini adalah Siklus Plan-Do-Check-Act. (Raliby, 2014) Empat Langkah dalam Siklus PDCA sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 20 berikut:



86



Gambar 20. Metode Implementasi 5S (5R) dengan Siklus PDCA Adapun tahapan mengenai implementasi dengan siklus PDCA adalah sebagai berikut : (1) Plan, yaitu perencanaan, dengan melakukan identifikasi dan analisa permasalahan. (2) Do,yaitu pelaksanaan, dengan mengembangkan dan mencoba potensi solusi yang mungkin. (3) Check, yaitu pengecekan, dengan mengukur sejauh mana efektivitas solusi dan menganalisa kemungkinan dapat ditingkatkan perbaikannya dalam berbagai cara. (4) Act, yaitu tindak lanjut, dengan mengimplementasikan solusi perbaikan secara penuh (standarisasi). Tahapan ini adalah implementasi penuh seluruh solusi yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahapan ini pula anda mulai melakukan identifikasi kembali masalah yang mungkin terjadi setelah itu. Sehingga siklus PDCA tidak pernah berhenti dalam sebuah tahapan perbaikan. Siklus PDCA akan terus berulang mencari yang lebih baik dari setiap siklus (Raliby,2013) Berdasarkan hasil studi pustaka dan studi kasus di PT.Bangun Rasaguna Lestari mengenai perancangan implementasi budaya kerja 5R, didapatkan suatu rancangan langkah-langkah implementasi 5R yang dapat diuraikan sebagai berikut, (1) Ringkas, kegiatan dalam tahap ringkas ini dilaksanakan dengan cara



87



memisahkan barang ataupun peralatan yang masih digunakan dan tidak digunakan, serta menyingkirkan barang yang sudah tidak diperlukan. Barang yang dibutuhkan dipilih dan disusun berdasarkan frekuensi penggunaan. Pemisahan atau pengelompokan barang berdasarkan prioritas yaitu Low Priority Items (barang dengan skala prioritas rendah) disimpan diluar area kerja dan High Priority Items (barang denga skala prioritas tinggi) disimpan didekat area kerja. (2) Rapi, pada langkah yang kedua dari 5R ini dilakukan dengan cara menyusun semua barang denga teratur dan rapi, menetapkan standar letak tempat penyimpanan sesuai dengan kebutuhan dan memberikan kode pada setiap area penyimpanan. Pada pengkondisian ini, diharapkan semua peralatan yang dibutuhkan bisa dengan mudah dilihat, mudah didapatkan, mudah digunakan dan mudah dikembalikan ke tempat semula. Penkondisian ini juga, ada lima harus diperhatikan pada tahap rapi ini yaitu set location, set container, set quantity, set quality dan set timing. (3) Resik, pada dasarnya tahap ini yaitu menjaga semua alat selalu tetap pada kondisi yang terbaik dengan selalu melakukan pengecekan dan pemeliharaan baik dari segi kebersihan maupun performa dari alat yang digunakan, termasuk membersihkan area lantai kerja dari segala sampah dan kotoran yang ada. Serta adanya upaya inspeksi kebersihan menurut jadwal yang telah ditentukan. (4) Rawat, tahap ini merupakan salah satu upaya agar tahap ringkas, rapi dan resik terus telaksana dan menjadi suatu rutinitas. Adanya identifikasi masalah dalam peninjaun pelaksanaan tahap 3R sehingga dilakukan tindakan preventif untuk mencegah kondisi pelaksanaan tahap 3R menjadi kurang optimal, serta diperlukannya suatu reward bagi karyawan yang dapat melaksanakan serangkaian tahap 3R dengan konsisten.



88



(5) Rajin, pada tahap ini kegiatan yang terakhir ini dapat dilakukan dengan cara melakukan audit atau pemeriksaan mengenai program 5R apakah masih berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki atau tidak.Serta pada tahap terakhir ini dibutuhkan peran kedisplinan setiap elemen yang terlibat didalam seluruh aktifitas produksi di pabrik agar dapat terwujud dan menjadi suatu budaya kerja yang efektif. Dari uraian hasil studi pustaka dan studi kasus mengenai perancangan implementasi budaya kerja 5R di tempat baru PT. Bangun Rasaguna Lestari tersebut, dapat digambarkan pada Gambar berikut.



Gambar 21. Gambaran implementasi budaya kerja 5R Sebagai upaya menunjang keberhasilan penerapan 5R masih diperlukan motivasi, pembekalan, dan pendampingan kepada para staff, supervisor dan kepala bagian untuk mendapatkan komitmen bersama dalam menerapkan 5R. Upaya yang lain juga dilakukan dengan ketauladanan, yang dimulai dari para midle manajemen. Seperti halnya pemilahan, penataan ulang, penandaan, labeling, dll. Upaya tersebut memberikan dampak yang cukup baik bagi implementasi program 5R.



89



Rancangan-rancangan secara pertahap untuk implementasi budaya kerja 5R di PT.Bangun Rasaguna Lestari yang berlokasi di Jln.Mekar Raya Kav.15-C, Kawasan Industri Gedebage-Bandung, disajikan dalam Tabel 13 berikut. Tabel 13. Rancangan Implementasi Budaya Kerja 5R No



1



Tahapan 5R Japan Seiri (整理)



Rancangan Pelaksanaan



Indonesia



Ringkas



1. 2. 3. 4. 1.



2



Seiton (整頓)



Rapi



2. 3. 4. 5. 1.



3



4



5



Seiso (清楚)



Seiketsu (清潔)



Shitsuke (躾け)



Resik



2. 3. 4. 1. 2.



Rawat



3. 4.



Rajin



5. 1. 2. 3. 4.



Penjelasan guna penyeragaman pengertian. Kegiatan ringkas itu sendiri. Pemeriksaan tempat kerja secara berkala. Pelembagaan kegiatan seiri (ringkas) dengan sistem piket. Perlunya pengelompokan barang ditempat kerja. Membuat tempat penyimpanan Membuat garis pembatas untuk penempatan barang. Menamai semua barang. Membuat denah lokasi penyimpanan barang. Perlunya melengkapi sarana kebersihan ditempat kerja. Pembersihan tempat kerja. Peremajaan tempat kerja. Pelestarian kegiatan pembersihan. Penentuan lembar kendali. Mendefinisikan kondisi seperti apa yang tergolong tidak wajar. Merancang mekanisme pengawasan. Menetapkan prosedur penanganan penyimpangan. Pemeriksaan berkala Penetapan target bersama. Teladan atasan perlu dikembangkan. Membina hubungan antar karyawan. Memperbanyak kesempatan untuk dapat belajar bagi karyawan.



90



Pada dasarnya program 5R bukanlah merupakan standar kerja, melainkan budaya kerja. Sehingga untuk menanamkan pembiasaan dalam upaya pembentukan budaya 5R bukanlah suatu yang instan, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi budaya. Pada tahap implementasi 5R tentu tidak ada yang sempurna, semua harus berpikir menjadi lebih baik, menjadi lebih baik dan terus akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu dalam implementasinya diperlukan komitmen manajemen dalam bentuk persetujuan atau janji dari manajemen, dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya untuk menjadikan 5R sebagai budaya perusahaan di masa mendatang (Raliby, 2014).