Tugas Mahasiswa LAPORAN TUGAS 4 Critical Appraisal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUGAS 4 CRITICAL APPRAISAL JURNAL KOHORT STUDY



DISUSUN OLEH



DONI SETIYAWAN



20141050006



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai “Critical Appraisal jurnal pada Kohort Study ”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai penerapan Critical appraisal jurnal untuk dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan jurnal yang akan dijadikan referensi, dan sebagai syarat untuk memenuhi tugas Blok 2 Keperawatan Medikal Bedah. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semuanya terutama Koordinator Mata Kuliah Blok 2, Dosen Pendamping dan mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik dan saran dalam rangka perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan. Demikianlah, semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.



Yogyakarta, Januari 2015 Penyusun



Doni Setiyawan



Critical Appraisal Cohort Study



Page 1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Telaah kritis atau critical appraisal adalah metode atau cara untuk mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah. Telaah ilmiah Telaah kritis menjadi suatu keharusan bagi seorang klinisi untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-hari. Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau jurnal ilmiah karena telaah Kritis merupakan



bagian dari



Evidence-Based Practice. Evidence-Based Practice adalah integrasi hasil penelitian dengan pengalaman klinik dan nilai pasien untuk menyediakan asuhan yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Praktik berbasis bukti adalah fokus utama dalam keperawatan di era saat ini, namun literatur terus mendokumentasikan kesenjangan antar penelitian - praktek. Alasan dari kesenjangan ini sebagian besar adalah dari kurangnya keterampilan untuk mengkritik dan mensintesis literatur, kurangnya keterampilan mencari dan kesulitan dalam memahami artikel penelitian, dan terbatasnya pengetahuan penelitian oleh para profesional keperawatan. Selama 15 tahun terakhir telah terjadi peningkatan penekanan pada praktik berbasis bukti dalam praktek keperawatan, sejajar dengan pengamatan untuk melanjutkan penelitian untuk mengembangkan praktek klinis (Bryar et al.,2003). Inti dari masalah ini adalah perawat harus berlatih tentang pengetahuan penelitian saat ini di bidang profesional mereka, kemampuan mereka untuk menemukan dan kritik karya ilmiah dan sebagainya, yang nantinya akan bermanfaat untuk praktek dan pemahaman mereka tentang metode penelitian (Pearcey, 2008; Halcomb dan Peters, 2009). Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang critical appraisal pada kohort study menggunakan tools yang berupa pedoman yang berisi pertanyaan yang akan mengarahkan kita kepada penilaian kita terhadap suatu karya ilmiah, apakah penelitian ini valid, bagaimana hasilnya, apakah dapat diterapkan dan sebagainya.



Critical Appraisal Cohort Study



Page 2



B. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan



pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang keperawatan



dan



masyarakat secara umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai Critical Appraisal dan bermaanfaat dalam penentuan EBN yang berbasis bukti ilmiah yang nantinya dapat bermanfaat untuk perawat dan pasien.



Critical Appraisal Cohort Study



Page 3



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Critical Appraisal Telaah kritis adalah proses hati-hati dan sistematis memeriksa penelitian untuk menilai kepercayaannya, dan nilai relevansinya dalam konteks tertentu (Burls, 2009). Penilaian kritis (Critical Appraisal) dianggap sebagai proses evaluasi sebuah artikel penelitian secara cermat dan sistematis untuk menentukan reliabilitas, validitas dan aplikasi dalam praktek klinis (Belsey, 2009). Criticals appraisal atau telaah kritis adalah cara atau metode untuk mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah. Telaah kritis menjadi suatu keharusan bagi seorang klinisi untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-hari. Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau journal ilmiah (Murti, 2011) Critical Appraisal (Kajian Kritis) adalah suatu proses evaluasi secara cermat dan sistematis untuk memutuskan apakah suatu tulisan penelitian atau majalah ilmiah layak dipercaya. Hal ini merupakan salah satu kemampuan dasar yang penting bagi seorang klinisi untuk dapat mengetahui dan menggunakan data-data penelitian yang dapat dipercaya dan efisien. Dengan kata lain melalui penilaian kritis, kita memutuskan sebuah artikel penelitian dapat dipercaya atau tidak. Kemampuan untuk melakukan penilaian kritis harus menjadi salah satu kompetensi dasar seorang perawat untuk mengenali dan menggunakan data penelitian yang reliable efisien.



B. Kohort Study Jenis penelitian kohort merupakan penelitian epidemologik non ekperimental yang mengkaji antara variable independen (faktor resiko) dan variabel dependen (efek/kejadian penyakit). Pendekatan yang digunakan pada racangan penelitian kohort adalah pendekatan waktu secara longitudinal atau tie period approach, sehingga jenis penelitian ini disebut juga penelitian prospektif. Peneliti mengobservasi variabel independen terlebih dahulu (faktor resiko), kemudian subjek diikuti sampai waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variable dependen (efek/penyakit yang diteliti) (Sastroasmoro dan Ismail, 2002). Critical Appraisal Cohort Study



Page 4



Penelitian Observasional kohort merupakan penelitian epidemiologis analitis noneksperimental yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam satu jangka waktu tertentu. Kelompok kohort adalah sekelompok penduduk yang memiliki persamaan dalam hal tertentu dan merupakan kelompok yang diamati sampai batas waktu tertentu. Dalam epidemiologi, subjek dalam studi kohort dipilih berdasarkan beberapa karakteristik tertentu yang dianggap sebagai faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Pada dasarnya studi kohort didasarkan pada pertanyaan "apa yang akan terjadi?" sehingga dengan demikian pengamatan ini bersifat prospektif. Kelompok penduduk yang diamati/diteliti (kelompok kohort) merupakan kelompok penduduk dengan dua kategori tertentu yakni yang terpapar dan yang tidak terpapar terhadap factor yang dicurigai sebagai faktor risiko atau penyebab. Pada awal penelitian, semua anggota kelompok kohort harus bebas/tidak menderita penyakit atau mengalami gangguan kesehatan yang sedang diteliti, artinya semua yang menderita atau yang dicurigai menderita penyakit/output yang akan diteliti harus dikeluarkan dari kelompok kohort. Pengamatan (studi) kohort dapat bersifat deskriptif maupun analitis. Kohort deskriptif Adalah pengamatan kohort yang bertujuan hanya untuk menjelaskan insidensi atau akibat yang terjadi terhadap populasi kohort setelah diamati dan diikuti selama jangka waktu tertentu. Sedangkan pengamatan kohort analitis bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor risiko (efek keterpaparan) dengan kejadian penyakit atau gangguan kesehatan yang terjadi selama/setelah waktu pengamatan. Sesuai dengan sifat pengamatannya, studi kohort disebut juga sebagai follow up study, atau longitudinal prospective study. Dalam merancang studi kohort analitis, peneliti harus menetapkan hipotesis penelitian serta menentukan faktor-faktor risiko yang akan diamati, hasil kejadian atau hasil luaran (penyakit atau gangguan kesehatan) yang diharapkan terjadi, serta lamanya waktu pengamatan.



C. Bentuk-bentuk studi kohort Studi kohor pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok utama yakni kohor prospektif dan kohor retrospektif (historical cohort study). Di samping itu, dikenal pula suatu modi-fikasi studi kohor yakni nested case-control study yaitu suatu bentuk pengamatan kohor yang menggunakan analisis bentuk kasus-kelola (case control study).



Critical Appraisal Cohort Study



Page 5



1.



Kohort Prospektif Bentuk pengamatan ini merupakan bentuk studi kohor yang murni sesuai dengan sifatnya. Pengamatan dimulai pada saat populasi kohor belum mengalami akibat yang diteliti dan hanya diketahui kelompok yang terpapar (berisiko) dan yang tidak terpapar. Bentuk ini ada dua macam yaitu (1) kohor prospektif dengan pembanding internal, di mana kelompok yang terpapar dan yang tidak terpapar (sebagai kelompok pembanding atau kontrol) berasal dari satu populasi yang sama; (2) kohor prospektif dengan pembanding eksternal di mana kelompok terpapar dan kelompok pembanding tidak berasal dari satu populasi yang sama. Pada bentuk pertama, populasi kohor dibagi dalam dua kelompok yaitu yang terpapar dan yang tidak terpapar sebagai kelompok pembanding. Kedua kelompok tersebut diikuti secara prospektif sampai batas waktu penelitian, di mana akan muncul dari kelompok terpapar dua sub kelompok yaitu sub kelompok yang mengalami akibat/efek (a) dan yang tidak mengalami akibat (b) Sedangkan dari kelompok yang tidak terpapar akan muncul juga dua sub kelompok yakni yang mengalami akibat (c) dan yang tidak mengalami akibat (d) Dari hasil pengamatan kohor tersebut, peneliti dapat menghitung insiden kejadian dari kelompok yang terpapar dan insiden kejadian dari kelompok yang tidak terpapar dan kemudian dapat dihitung; angka resiko relatif hasil pengamatan. Pada bentuk kedua dari kohor prospektif adalah populasi kohor terdiri dari dua populasi yang berbeda, dengan satu populasi mengalami keterpaparan (ada faktor risiko) dan populasi lainnya tanpa faktor risiko. Bentuk studi kohor dengan pembanding eksternal ini harus memperhatikan sifat kedua populasi awal (populasi yang terpapar dan pembanding) yakni sifat-sifat populasi di luar faktor keterpaparan atau faktor risiko yang diteliti. Hasil luaran terjadinya efek yang diamati pada kedua populasi ini, memberikan nilai rate insiden populasi yang terpapar dan rate insiden populasi yang tidak terpapar.



2.



Kohort Retrospektif Pada penelitian kohor retrospektif pajanan dan penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian, sehingga variabel-variabel tersebut dikur memalui catatan historis (Murti, 2003). Umumnya studi kohor bersifat prospektif, di mana peneliti memulai pengamatan dengan mengidentifikasi kelompok dengan faktor risiko (terpapar) dan kelompok tanpa faktor risiko (tidak terpapar), kemudian diamati akibat yang



Critical Appraisal Cohort Study



Page 6



diharapkan terjadi sepanjang waktu tertentu. Namun demikian, studi kohor dapat pula dilakukan dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan pada waktu yang lalu yang tersimpan dalam arsip atau bentuk penyimpanan data lainnya. Misalnya seorang peneliti yang ingin menganalisis faktor-faktor risiko dari 78 orang penderita stroke yang berasal dari kelompok pegawai perusahaan tertentu yang dijumpainya dalam dua tahun terakhir, dengan menelusuri catatan kesehatan penderita tersebut sejak bekerja pada perusahan yang dimaksud. Contoh lain adalah pengamatan terhadap sejumlah pegawai bagian produksi dari suatu pabrik semen tertentu yang sedang menderita sejenis penyakit gangguan pernapasan. Peneliti mencoba mengamati faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit tersebut dengan menelusuri data kesehatan dan faktor lingkungan tempatnya bekerja sejak pegawai tersebut mulai bekerja pada pabrik tadi. Prinsip studi kohor retrospektif tetap sama dengan kohor biasa, namun pada bentuk ini, pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam bentuk ini adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort dan yang diamati adalah faktor risiko masa lalu yang diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan demikian, bentuk penelitian retrospektif kohor hanya dapat dilakukan bila data tentang faktor risiko tercatat dengan baik sejak terjadinya keterpaparan pada populasi yang sama dengan efekyang ditemukan pada awal pengamatan. Pada dasarnya keunggulan studi kohor prospektif dijumpai pula pada kohor retrospektif, namun kohor retrospektif membutuhkan biaya yang lebih rendah. Kelemahannya terletak padakualitas pengukuran dan pencatatan faktor risiko yang telah berlalu sehingga sangat ditentukan oleh kualitas data yang telah dikumpulkan pada waktu yang lalu. Kegunaan studi kohor adalah untuk memberikan informasi yang pasti mengenai faktor etiologi terutama pada penyakit yang kronik, dan untuk mengukur asosiasi berbagai tingkatan fakto resiko dengan penyakit (Chandra, 2008).



D. Kelebihan dan Kekurangan Kohort Ada beberapa kelebihan dari penelitian kohor bila dibanding dengan bentuk penelitian epidemiologi lainnya :



Critical Appraisal Cohort Study



Page 7



a) Pada prinsipnya, penelitian ini memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang pengaruhdan sifat keterpaparan (hubungan keterpaparan dengan kejadian penyakit serta sifat penyakit yang diteliti). b) Memungkinkan mengamati/meneliti pengaruh efek ganda dari suatu sifat keterpaparan(penyebab) sehingga dapat memberikan gambaran besarnya pengaruh taktor keterpaparan seperti halnya pengaruh taktor risiko. c) Memungkinkan perhitungan rate secara langsung yakni insiden penyakit pada kelompok terpapar dan tidak terpapar. d) Memungkinkan mencatat berbagai variabel yang dapat ditemukan/diamati secara jelasdan sistematis. e) Memungkinkan melakukan quality control (pengawasan kualitas) dalam setiap pengukuran variabel yang diamati. Namun di lain pihak, penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan pula. a) Membutuhkan jumlah penduduk yang cukup besar untuk pengamatan penyakit yang jarang terjadi dalam masyarakat (rate insidennya rendah). b) Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk follow up pengamatan. c) Kemungkinan pada faktor keterpaparan, sifat karakteristik penduduk atau jenis kegiatan kelompok yang diamati mengalami perubahan selama pengamatan, yang; dapat menyebabkan hasil akhir kurang relevan. d) Biaya penelitian umumnya re latil mahal. e) Dalam pelaksanaan follw up yang cukup lama, berbagai kesulitan dapat timbul sehingga mengganggu follow up. f) Kontrol terhadap variabel eksternal/variabel yang tidak diperhitungkan mungkin kurang lengkap dan mempengaruhi hasil penelitian.



Critical Appraisal Cohort Study



Page 8



BAB III PEMBAHASAN



Telaah kritis merupakan salah satu proses dari lima langkah penting dalam rangkaian Evidance Base Practice, lima langkah penting dalam EBP dijelaskan sebagai berikut : 1. Mengajukan pertanyaan jawab, yaitu merumuskan pertanyaan dalam format dimana untuk mendapatkan informasi secara mendalam dari sebuah literatur dan diharapkan dapat menemukan jawabannya, langkah ini dapat menggunakan format PICO yang membantu untuk mengurai pertanyaan menjadi Population, Intervention, Comparison, Outcome. 2. mencari bukti atau literatur yang sesuai dengn tema yang ingin dicari 3. langkah berikutnya adalah penilaian kritis dari literatur yang di dapatkan 4. Memutuskan tindakan apa untuk mengambil dari temuan. 5. Mengevaluasi temuan yang ada dan apakah temuan itu dapat diterapkan dalam klinis dan apasaja pertimbangan yang ada didalamnya.



Dalam melakukan telaah kritis dapat digunakan alat atau ceklist yang bisa mempermudah telaah sesuai jenis studi yang digunakan, dalam makalah ini digunakan Clinical Appraisal Skills Programme (CASP) untuk menelaah jurnal dengan kohort study yang terdiri dari 12 pertanyaan yang dapat membantu dalam menelaah studi kohort. Dalam makalah ini CASP yang digunakan untuk menelaah secara kritis pada jurnal yang berjudul “Risk factors associated with adverse outcomes in a population-based prospective cohort study of people with their first diabetic foot ulcer”. Critical Appraisal Cohort Study



Page 9



Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Cohort Study Cecklist 31.05.13 Can’t No



Questions



Yes



A.



Are the result of the study valid ?



1.



Did the study address a clearly focused issue?



V



2.



Was the cohort recruited in an acceptable way?



V



3.



Was the exposure accurately measured to minimise bias?



V



4.



Was the outcome accurately meassured to minimise bias?



V



No



tell



(a) Have the authors identified all important confounding 5.



factors?



V



(b) Have they taken account of the confounding factors in the V



design and/or analysis? 6.



(a) Was the follow up of subjects complete enough?



V



(b) Was the follow up of subjects long enough?



V



B.



What are the results?



7.



What are the result of this study?



V



8.



How precise are the results?



V



9.



Do you believe the results?



V



C.



Will the results help locally?



10.



Can the results of this study fit with other available evidence?



11.



Do the results of this study fit with other available evidence?



12.



What are the implications of this study for practice?



V V V



Keterangan : A. Are the results of the study valid? 1. Apakah peneliti melakukan penelitian sesuai dengan masalah yang sedang terjadi/isu terkini ? Peneliti sudah melakukan penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi saat ini atau isu terkini. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2004 terdapat 1,1 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 1,9 % dan pada tahun 2007 dilaporkan bahwa terdapat 246 juta penderita diabetes, 6 juta kasus baru Diabetes Melitus dan 3,5 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes. Dari seluruh kematian akibat Diabetes Melitus di dunia, 70 % kematian terjadi di negara - negara berkembang. Pada tahun 2003, International Disease Foundation (IDF) menyatakan penderita Diabetes Melitus diperkirakan akan meningkat Critical Appraisal Cohort Study



Page 10



2.



3.



4.



5.



mencapai 333 juta pada tahun 2025. International Diabetes Federation (IDF) yang disponsori oleh World Diabetes Foundation, dalam buku ATLAS DIABETES, Executive Summary, second edition, diterbitkan tahun 2005, Indonesia dinyatakan menduduki ranking ke tiga terbesar di dunia. Apakah kohort direkrut dengan cara yang dapat diterima?  Penelitian ini merupakan penelitian prospective berbasis populasi cohort study pada orang dewasa dengan type 1 dan 2 DM yang mengalami ulcus kaki pertamanya.  Faktor risiko yang diteliti adalah umur,jenis kelamin, status merokok, lokasi ulcus, ukuran dan keparahan ulcus, keparahan neuropathy, iskemik, glycosylate Hb, complikasi dari micro dan macro askuler, dan depresi.  Hasil lain yang dipertimbangkan pada penelitian ini adalah orang-orang dengan iskemik berat,ABI kurang dari 0.5  Penelitian mencoba untuk mendeteksi efek menguntungkan atau efek berbahaya terhadap kejadian ulkus pertama yang dialami oleh pasien diabetes dengan neuropati dan menentukan langkah – langkah berbasis klinis untuk mengukur diabetes dan status kaki sebagai dasar yang berkaitan dengan hasil buruk 18 bulan kedepan. Apakah paparan diukur secara akurat untuk meminimalkan bias? Untuk meminimalkan bias pada penelitian, penentuan sampel digunakan kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini, yaitu : Inklusi : Ulkus atau luka terdapat pada posisi anatomi kaki, ukuran ulkus minimal 5mm, Ankle Brachial Presure Index (ABPI) adalah > 0.5 dan