6 0 77 KB
NAMA : NURUL ILMI NIM : PO713201181040 TINGKAT : 3.A KLP : B Tugas Mandiri Case Study Seorang laki-laki usia 21 tahun mengalami sakit kepala dan nyeri leher akibat kepala terbentur saat kecelakaan. Pasien agak bingung setelah kecelakaan dan tidak mengetahui apa yang terjadi. Tidak diketahui apakah pasien kehilangann kesadaran. Pasien pernah mengalami cedera kepala ringan di SMA saat bermain bola. Fraktur fibula di tahun pertama main bola, digips dan sembuh tanpa masalah. Kedua orang tua mengalami hipertensi, kakek dari bapak dan nenek dari ibu meninggal karena stroke. Tugas : 1. Apakah pertanyaan yang diajukan untuk menilai keluhan utama pasien? Jawab : Apa yang dirasakan sekarang pak? Dan sejak kapan sakitnya dirasakan? 2. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dokumentasikan riwayat sensori-neurologis pasien? Jawab : Riwayat sensori-neurologis pasien : a. Pasien datang dengan keluhan sakit kepala dan nyeri leher karena terbentur saat kecelakaan b. Pasien terlihat bingung dan tidak mengetahui apa yang terjadi c. Pasien mengatakan pernah mengalami cedera kepala ringan saat SMA d. Pasien mengatakan pernah mengalami fraktur fibula ditahun pertama bermain bola, kemudian di gips dan sembuh tanpa masalah. 3. Jika diperlukan pemeriksaan CT Scan, MRI dan Angiografi Serebral, apa yang anda persiapkan? Jawab : - Persiapan Pemeriksaan CT Scan Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan Inform concent Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang timbul akibat pemeriksaan tersebut, khususnya akibat pemakaian bahan kontras. Pasien di anjurkan untuk puasa .Pasien sebaiknya puasa minimal 6-8 jam sebelum pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan tidak mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras secara intra vena. injeksi dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus melalui kontras intravena, tumor. Teknik injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2001 ) Jenis media kontras : omnipaque, visipaque Volume pemakaian : 2 – 3 mm/kg, maksimal 150 m Injeksi rate: 1-3 mm/sec
- Persiapan pemeriksaan MRI Pasien diharap tidak mengenakan aksesoris tubuh yang berasal dari bahan logam secara berlebih. Hal ini penting karena MRI menggunakan prinsip magnetisasi. Pasien akan diminta diam untuk beberapa saat sampai proses magnetisasi selesai. Memberikan kesempatan pada pasien melihat dulu alat MRI beberapa saat sebelum prosedur untuk menghindari ketakutan terhadap ruang sempit(klustrofobia) Memberikan inform cocent Berikan medikasi sebelum tes Kaji kemungkinan reaksi iodin
-
Persiapan pemeriksaan Angiografi Serebral Dapatkan inform consent setelah mendapatkan penjelasa (bahaya tindakan dan radiasi) Puasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan (4-6 jam). Bebaskan area penusukan (Cukur rambut, cuci dengan desinfeksi/ sabun). Pemeriksaan darah dan diagnostik lain. Cek sirkulasi (test Allent, CRT) Tanda- tanda vital sesaat sebelum masuk ruang diagnostik. Obat disesuaikan dengan instruksi dokter (IV LINE wajib) Mental.
4. Tuliskan temuan abnormal gangguan/kerusakan saraf? Jawab : NO 1. 2.
dari
pemeriksaan
fungsi
sensorik
dan
lokasi
PEMERIKSAAN
TEMUAN ABNORMAL
LOKASI GANGGUAN SARAF
Sentuhan ringan
Pasien tidak merasakan sentuhan gulungan kapas
Eksteroseptor
Nyeri
Pasien tidak dapat membedakan sensasi panas dan dingin.
Eksteroseptor
3.
Vibrasi
Pasien tidak merasakan adanya getaran saat dilakukan pemeriksaan
Eksteroseptor
4.
Sensasi Posisi
Pasien tidak mengetahui arah gerakan yang diberikan
Eksteroseptor
5.
Stereogenesis
Pasien tidak dapat mengenali benda apa yang diberikan
Eksteroseptor
6.
Grephestsia
Pasien
Eksteroseptor
tidak
mengetahui
huruf apa yang dituliskan di tangan 7.
Two-point discrimination
Pasien tidak merasakan adanya gerakan pada tusuk gigi
Eksteroseptor
8.
Point localization
Pasien tidak mengenali area apa yang di sentuh
Eksteroseptor
9.
Sensori exitination
Pasien tidak mengetahui daerah tubuh mana yang disentuh secara bersamaan
Eksteroseptor