Tugas PTIK - Review Film Her [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Cut Ayu Rahimainita 1406556412 PTIK Kelas F



Judul Film



: Her



Tahun Rilis



: 2013



Sinopsis



: Dengan latar belakang yang futuristik, dikisahkan seorang pria bernama Theodore Twombly yang penyendiri dan tertutup sedang menjalani masa-masa perceraian dengan istrinya, Catherine. Di tengah kesendiriannya, ketika mengunjungi sebuah pameran Theo membeli sebuah Sistem Operasi atau OS model terbaru yang memiliki perasaan dan dapat berkembang serta belajar dan beradaptasi. Sistem Operasi tersebut memiliki suara perempuan dan menamai dirinya Samantha. Seiring dengan intensitas percakapan dengan Samantha dan kesepian yang dialaminya, terjalin hubungan percintaan diantara Theo dan Samantha. Hubungan mereka terjalin layaknya hubungan percintaan pada umumnya, namun Samantha tidak memiliki bentuk fisik, ia bukanlah manusia, dan hal tersebutlah yang memunculkan beragam konflik di dalam film tersebut.



Film Her dengan latar waktu yang tidak disebutkan secara spesifik tersebut menunjukan bahwa perkembangan teknologi yang berkembang dengan sedemikian pesatnya, saat ini pun sudah sedikit banyak menggantikan peran manusia. Baik dalam pekerjaan maupun kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Dengan jalan cerita yang lebih ekstrim, film Her secara tidak langsung memberikan warning kepada manusia tentang bagaimana teknologi dapat berpengaruh begitu besar terhadap kehidupan manusia dan hubungan manusia dengan sesamanya atau dalam teori dikenal sebagai technological determinism. Anti sosial, bukanlah sebuah fenomena baru. Banyak orang, dari beragam usia, latar belakang keluarga dan pendidikan, maupun jenis kelamin yang mengalami gejala anti sosial tersebut. Pun pada saat ini, begitu banyak orang yang lebih menikmati waktunya untuk ‘bersosialisasi’ di dalam dunia maya daripada bersosialisasi dengan manusia sebenarnya di dunia nyata. Terdapat beberapa contoh kasus dalam film Her yang dapat di kaitkan kepada teori Technological Determinism tersebut. Pertama, dapat dilihat dengan sangat jelas diawal film dimana Theodore terlihat seperti berbicara dengan seseorang, lama kelamaan dirasakan keanehan yang dikarenakan Theo seperti sedang berbicara mesra dengan seorang pria. Namun mendekati akhir pembicaraannya



tersebut ternyata Theo terdengar seperti sedang membacakan surat untuk seseorang. Tetapi lagi-lagi, ternyata Theo sedang menuliskan sebuah surat. Uniknya, pada film tersebut, manusia tidak lagi menulis menggunakan tangannya. Teknologi menggantikan peran tangan manusia untuk menulis. Hanya dengan mengucapkan kata-kata yang ingin ia masukan kedalam surat, jadilah surat tersebut dalam berbagai jenis tulisan yang sangat mirip dengan tulisan tangan manusia pada umumnya. Kedua, scene dimana ‘personal assistant’ Theo sebelum Samantha, yang memiliki jenis vokal suara pria, dapat menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan email Theodore dan dapat diperintahkan untuk membalas email tersebut, menghapusnya, atau menyimpan email tersebut untuk kemudian akan dibacakan kembali kepada Theo. Bahkan personal assistant tersebut dapat membalaskan emailnya hanya dengan perintah suara. Lagi-lagi, Theodore tidak harus menggunakan tangannya untuk membaca, menghapus, dan membalas email tersebut. Ia hanya cukup berkata ‘next’ untuk membaca email selanjutnya, ‘delete’ untuk menghapus email, dan ‘send’ untuk mengirim email yang telah ia tuliskan. Sebenarnya pengoperasian teknologi melalui perintah suara sudah mulai dapat digunakan pada masa kini. Contohnya adalah pengoperasian mesin pencari Google. Hanya dengan mengucapkan ‘Hello, Google’ kita dapat mulai mengoperasikan mesin pencari atau search engine tersebut dengan menyebutkan kata atau kalimat yang ingin kita telusuri. Namun, terutama di Indonesia, karena keterbatasan teknologi seperti ponsel belum ‘pintar-pintar amat’ dan keterbatasan kemampuan manusianya dalam mengoperasikan teknologi tersebut, pengoperasian dengan perintah suara masih sangat terbatas. Ketiga, banyak sekali adegan dalam film tersebut terutama yang menunjukan hubungan ‘profesional’ diantara Theodore dan Samantha dimana Samantha yang merupakan sistem operasi memberikan reminder atau ingatan kepada Theodore tentang jadwalnya. Salah satunya adalah ketika Samantha mengingatkan Theo untuk menghadiri rapat dalam beberapa menit lagi. Hal tersebut menunjukan teknologi dapat memberitahukan aktifitas yang dijalani oleh manusia yang bahkan dalam film tersebut Theodore hampir lupa bahwa ia memiliki agenda rapat apabila Samantha tidak mengingatkannya. Keempat, terdapat adegan bahwa Samantha, seperti layaknya manusia, tanpa perintah dapat memilah milah surat-surat yang telah dibuat oleh Theodore dan mengirimkannya ke penerbit buku terkenal. Hebatnya, tanpa informasi apapun dari Theo, Samantha memiliki sense untuk memilih surat mana yang bagus dan mana yang tidak dan dapat mengetahui bahwa orang yang ia kirimkan suratsurat tersebut adalah seorang penerbit buku terkenal. Kelima, pada scene dimana Theodore mendapat surat elektronik dari pengadilan perceraian dan maupun scene dimana Theodore mendapatkan email balasan dari penerbit yang menerima surat-suratnya, Samantha dapat mengetahui dan menginformasikan kepada Theodore bahwa surat elektronik tersebut adalah



penting dan Theodore harus mengetahui konten dari surel tersebut sesegera mungkin. Keenam, sebenarnya bukan merupakan scene khusus namun dapat dilihat dihampir sepanjang film bahwa orang-orang disibukan dengan urusannya dengan teknologi. Setiap orang memiliki earphone ataupun headset ditelinganya dan mereka semua bersosialisasi melalui teknologi. Tak banyak dilihat orang bersosialisasi secara langsung dengan sesama manusia. Sebenarnya hal ini sudah mulai dapat kita rasakan di era masa kini. Dimana dapat kita lihat hampir semua orang, di kampus, di kafe, di transportasi umum, di kantor, di pusat perbelanjaan, bahkan sampai di tempat-tempat beribadah masih tetap disibukan dengan gadget mereka masing-masing. Seperti gadget adalah sebuah hal yang paling penting yang harus selalu melekat dalam diri manusia. Dapat diibaratkan tanpa gadget manusia langsung ‘mati kutu’. Ketujuh adalah salah satu contoh yang menjadi konflik utama dalam film tersebut. Hal itu adalah hubungan yang terjalin antara Theodore dan Samantha. Theodore, pada film tersebut dikisahkan jatuh cinta pada Samantha yang notabenenya adalah Sistem operasi. Hubungan percintaan, hubungan seksual, dan kekhawatiran yang dialami oleh Theodore terhadap ‘pacarnya’, Samantha yang secara harfiah bukanlah manusia yang bahkan tidak mempunyai bentuk fisik menunjukan bahwa Teknologi dapat merasuk sebegitu dalam kepada kehidupan seseorang. Didalam cerita bahkan dikisahkan mereka berdua dapat ‘berkencan’ seperti halnya pasangan manusia normal pada umumnya. Samantha dapat berinteraksi dengan Theo bahkan seperti memberikan kejutan-kejutan kecil kepada kekasihnya tersebut. Interaksi yang mereka lakukan pun terbilang unik karena Samantha bahkan dapat meminta Theo untuk membiarkannya melihat Theo tertidur. Selain itu keanehan yang lebih unik lagi adalah adegan dimana terjadi hubungan seksual antara Samantha dan Theodore. Hanya dengan mendengar desahan dan seperti ‘sex phone’ yang terjadi diantara mereka berdua, Theodore dapat mengalami kepuasan dari hubungan seksualnya dengan sebuah sistem operasi. Terakhir adalah contoh yang paling unik karena teknologi dapat bersosialisasi dengan manusia seperti halnya manusia dengan sesamanya. Hal tersebut terdapat pada scene dimana Theodore, Samantha, Paul, dan pacarnya, Tatiana melakukan piknik di sebuah tempat yang terbuka. Selayaknya ‘double date’ manusia biasa pada umumnya, Paul berkeliling dengan Theo sementara Samantha bercengkerama dengan Tatiana. Uniknya, kedua ‘wanita’ tersebut bercengkerama seperti dua wanita biasa. Samantha memuji betis Tatiana yang cantik yang ia lihat melalui portable camera milik Theodore. Hal tersebut sangat unik dimana sistem operasi tersebut dapat seakan-akan benar-benar melakukan kegiatan manusia pada umumnya. Terlebih lagi, Tatiana dan Paul menerima posisi Samantha, sebuaj sistem operasi, sebagai kekasih temannya, Theodore. Dari hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan teknologi dan perkembangannya yang sedemikian pesat dapat mengubah, mempengaruhi, dan mendukung berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Di era



perkembangan teknologi yang begitu pesat seperti pada masa kini, bukan tidak mungkin sistem operasi seperti Samantha cepat atau lambat akan ditemukan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi manusia untuk dapat tetap memanfaatkan teknologi untuk mendukung kehidupan manusia menjadi lebih baik. Selain itu, agar kehadiran teknologi bukanlah menjadi kemunduran bagi intelegensi alamiah manusia yang merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.