4 0 104 KB
Nama
: Muhammad Eka Kusuma Yudha
Nim
: 16210141050
Prodi
: Sastra Indonesia
Mata kuliah
: Antropolinguistik
Rombel
:A
Tokoh Antropolinguistik Beserta Teori yang Dihasilkan 1. Alessandro Duranti, (lahir 17 September 1950). Adalah profesor Antropologi yang terhormat dan menjabat sebagai Dekan Ilmu Sosial di UCLA dari 2009-2016. Dan tergabung dalam anggota dari Akademi Seni dan Sains Amerika (American Academy of Arts and Sciences). Teori : a. Duranti (2003)) Menurutnya ada tga paradigma yang muncul selama sejarah perkembangan
subdisiplin
ini
anatara
lain:
“Linguistik
Antropologis”,
“Antropologi Linguistik”, serta “Permasalahan-permasalah antropologis yang dipelajari melalui metode dan data ilmu linguistik”. b. Duranti (1997: 6) Menyatakan bahwa linguistik antropologi terbentuk dari linguistik struktural, tetapi memiliki perspektif atau sudut pandang berbeda dalam objek yang dikaji, bahasa dan ketajaman sebuah objek. c. Duranti (1997: 21) Menjelaskan bahwa linguistik antropologi menekankan pada linguistik sebagai pengungkap pola pikir masyarakat. Sementara, antropologi linguistik memandang bahasa sebagai satu set aplikasi kebudayaan. Refrensi: Duranti, Alessandro. (1997). Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press. Duranti, Alessandro. (2003). Language as Culture in U.S. Anthroplogy: Three Paradigms. Current Anthropology 44(3):323-348. 2. William A. Foley (William Auguste “Bill” Foley; lahir 1949)
Adalah ahli bahasa dan profesor Amerika di University of Sydney. Ia berspesialisasi dalam bahasa papua dan Austronesia. Teori: a. Foley (1997: 3) secara tegas mengatakan: “Anthropological linguistic is that subfield of linguistics...” menurutnya, linguistik antropologi memandang dan mengkaji bahasa dari sudut pandang antropologi, budaya, dan bahasa untuk menemukan makna dibalik pemakaiannya. Lebih lanjut Foley mengatakan bahwa linguistik antropologi adalah disiplin ilmu bersifat interpretatif yang lebih jauh mengupas bahasa untuk menemukan pemahaman budaya (cultural understanding). Refrensi: Foley, W. A. (1997). Anthropological Linguistics: An Introduction. Oxford: Blackwell Publishers.
Manfaat Antropolinguistik 1. Sumbangsih kepada ilmu pengetahuan. 2. Penggalian kembali kearifan lokal sebagai kekayaan kebudayaan nasional. 3. Memahami bahasa dalam konteks budaya. 4. Upaya pelestarian budaya tradisional maupun daerah agar tidak punah dan dapat diketahui oleh msyarakat umum. 5. Dapat menganalisis istilah-istilah budaya
atau ungkapan lain dalam suatu
daerah. 6. Dapat menganalisis proses penamaan. 7. Dapat menganalisis etnisitas dari sudut bahasa. 8. Serta dapat menganalisis cara berfikir melalui struktur bahasa.
Riview Artikel Judul Artikel
: Konsep Harmoni dalam Leksikon Kesenian Terbang Sejak: Kajian Antropolinguistik di Kampung Dukuh, Kabupaten Garut
Penulis
: Agus Wijayanto, Adi Dwi Prasetio, dan Muhammad Fahmi Akbar
Publikasi
: Kajian Antropolinguistik dalam aguswijayanto.blogspot.com
Tanggal Rilis : 03 Desember 2014 Link Jurnal
: https://aguswijiyanto.blogspot.com/2014/12/1024x768-normal-0-falsefalse-false-in_82.html?m=1
Diakses
: 15 Mei 2020
Pendahuluan : Kesenian lahir sebagai supremasi tertinggi dalam rekam jejak sebuah peristiwa masyarakat. Tidak jarang kesenian mengandung kode-kode bahasa atau maksud tertentu yang secara nyata bisa diteliti dari sudut pandang bahasa. Harmoni merupakan sebuah istilah yang berarti keselarasan atau keserasian. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada konsep harmoni dalam leksikon kesenian Terbang Sejak di Kampung
Dukuh.
Rekam
jejak
dalam
penelitian
ini
dimulai
dari
maksud
kesenian Terbang Sejak melalui bahasa dan keberadaannya sebagai artefak budaya khas daerah. Kesenian tradisional kini terancam keberadaannya. Beberapa kesenian tradisional Sunda pun kini tidak dapat ditemukan lagi, misalnya kesenian Terbang Sejak. Tentunya ketika kesenian Terbang Sejak mulai dilupakan oleh masyarakat, maka ilmu pengetahuan dan nilai kearifan lokal yang terdapat dalam leksikon kesenian Terbang Sejak pun akan hilang. Di samping itu, penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat akan pentingnya nilai-nilai yang terdapat dalam leksikon kesenian Terbang Sejak. Metode
:
Penelitian menggunakan pendekatan fungsional. Dengan metode etnografi komunikasi serta metode kualitatif etnografi. Adapun penelitian ini menggunakan dua metode penyajian data, yakni metode simak dan metode cakap. Isi
: Kajian tentang leksikon kesenian Terbang Sejak tidak hanya dapat dilakukan
secara terbatas di dalam konteks linguistik semata, tetapi juga dapat dilakukan dalam konteks sosial budaya yang lebih luas sehingga mampu menjangkau fungsinya dalam menopang praktik kebudayaan. Dalam kajian ini terungkap bahwa leksikon kesenian Terbang Sejak dapat diklasifikasikan menjadi dua leksikon, yaitu (1) leksikon
kegiatan kesenian dan (2) leksikon alat musik. Berdasarkan fungsinya, leksikon kesenian Terbang Sejak dapat dikategorikan menjadi empat fungsi, yakni (1) fungsi individual, (2) fungsi sosial, (3) fungsi keharmonisan dengan alam, dan (4) fungsi hiburan. Konsep harmoni dan kearifan lokal yang terkandung dalam leksikon kesenian Terbang Sejak yaitu nilai keharmonisan dengan sesama manusia, nilai keharmonisan dengan Tuhan, dan nilai keharmonisan dengan alam. Kelebihan
:
a. Menururt saya dalam penelitian tersebut dari senarai penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Lebih mengarah kedalam kesenian tradisional, yang mana kini keberadaanya terancam. Bahkan beberapa kesenian sunda kini tidak dapat di temukan lagi, dan mulai dilupakan oleh masyarakat, dan kehadiran penelitian ini ingin mempertahankan ilmu pengetahuan serta kearifan lokal yang terdapat dalam leksikon Terbang Sejak aagar tidak hilang. b. Memaparkan data yang sangat jelas dan lengkap dalam pendahuluan atau latar belakang masalah. c. Menerapakan kerapihan dalam menulis. d. Penggunaan kata yang digunakan bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD Indonesia. e. Kesimpulan yang dibuat sangat terperinci dan dipaparkan dengan sangat jelas. f.
Menyertakan daftar pustaka.
g. Tanggapan positif dari koment dalam artikel online tersebut. Kekurangan
:
a. Abstrak kurang jelas, karena belum mencangkup semua isi dari peneltian. Hanya seperti ringkasan pendahuluan dan metode. b. Tidak sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah/jurnal. c. Tidak memberitahukan deskripsi secara lengkap yang disertai gambar. d. Susunan prosedur penelitian kurang teratur, sehingga menimbulkan sedikit gagal pemahaman dalam membaca penelitian tersebut. e. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil dari penelitian tersebut. f.
Kurangnya data dalam penjabaran penetlitian.
g. Pada metode penelitian, peneiti menggunakan metode kualitatif etnografi serta metode penyajian data; metode simak, dan metode cakap. Namun peneliti tidak menjelaskan dan menunjukan hasil dari menerapkan metode penyajian data.