M.Bayu A - Ilmu Arudl UAS [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Bayu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA ILMU ARUDL DAN QOWAFI DALAM SYA’IR SHAHIHUL FIKRI KARYA ALI BIN ABI THALIB



Disusun Guna Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah : Ilmu Arudl Dosen Pengampu : Ust. Miftahul Huda, M.A



Disusun Oleh: 1. M. Bayu Anggreyanto



(1810210074)



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS FAKULTAS TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB 2021



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat banyak sekali cabang keilmuan bahasa Arab. Dari segi kaidah bahasa ada ilmu bahasa, ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Dari segi makna ada ilmu ma’ani, bayan dan badi’. Dan dari segi ilmu syair ilmu Arudh dan qawafi. Semua keilmuan ini mempunyai ideologi dan sejarah sendiri-sendiri. Pada penelitian ini, peneliti mengkaji tentang cabang keilmuan bahasa Arab dalam bidang syair yaitu ilmu Arudh dan qawafi. Kedua ilmu ini saling berkaitan satu sama lain. Yang mana ilmu Arudh mempelajari tentang wazan syair. Sedangkan ilmu qawafi mempelajari tentang qafiyah dalam bait syair. Objek pada penelitian ini salah satu dari sabahat nabi muhammad sekaligus khalifah setelah meninggalnya, yaitu khalifah Ali bin Abi Thalib. Disamping keluasan ilmu beliau tentang ilmu agama, beliau juga ahli dalam bersyair. Salah satu karya syair beliau ini adalah “Shohihul Fikri”. Sebagai umat Islam kita dapat meneladani beliau yang mempunyai banyak keistimewaan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa syair “Shohihul Fikri” karya Ali bin Abi Thalib ini dari segi ilmu Arudh dan qawafi. Dari segi Arudh akan kita dapati bahar, zihaf dan ilah apa yang digunakan dalam syair ini. Sedangkan dari segi ilmu qawafi akan kita dapati bentuk qafiyah dan jenis qafiyah (huruf qafiyah, harakat qafiyah dan batasan qafiyah) yang digunakan oleh imam Syafi’i pada syair ini. Banyak penelitian tentang ilmu arudh dan qawafi, ada yang menggunakan keduanya dalam penelitiannya dan ada pula salah satu dari kedua ilmu ini. Seperti Asy-Syi’r fi Diwan al-Barudi (Dirosah fi Ilmi al-Arudh wa al-Qawafi) 1 dan al-Tajdid fi al-Arudh wa al-Qawafi li Elya Abi Madi (Dirosah fi Diwan al-Jadwal) 2. Kedua penelitian ini merupakan penelitian yang sama-sama membahas tentang analisa ilmu arudh dan qawafi. Hanya saja objek penelitian pada kedua penelitian ini berbeda dengan yang penulis gunakan. Adapun penelitian terdahulu yang juga mengkaji tentang syair imam Syafi’i ada banyak, sebagian 1



Muhammad Subakir, Asy-Syi’r fi Diwan al-Barudi (Dirosah fi Ilmi al-Arudh wa al-Qawafi, Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014). 2 Oktavia Nugraheni, al-Tajdid fi al-Arudh wa al-Qawafi li Elya Abi Madi (Dirosah fi Diwan al-Jadwal), (Skripsi; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016).



diantaranya membahas tentang sisi maknanya baik dari sisi balaghah dan ada pula yang membahas tentang gaya bahasanya (stilistika). B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Ilmu Arudl dan Qowafi 2. Terjemahan Sya’ir “Shohihul Fikri” 3. Analisis Sya’ir “Shohihul Fikri”karya Ali bin Abi Thalib C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian tentang Ilmu Arudl dan Qowafi 2. Mengetahui terjemahan Sya’ir “Shohihul Fikri”karya Ali bin Abi Thalib 3. Mengetahui analisis dari Sya’ir “Shohihul Fikri”karya Ali bin Abi Thalib secara detail



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu Arudl dan Qowafi Ilmu Arudl Ilmu Arudh dan qawafi merupakan dua cabang keilmuan bahasa Arab. Menurut Abdullah Yahya asy-Syu’bi dalam kitab al-Kawakib ad-Duriyah ada 12 cabang keilmuan bahasa Arab yaitu ilmu bahasa, ilmu tashrif, ilmu nahwu, ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu badi’, ilmu Arudh, ilmu qawafi, ilmu qawanin al-kitabah, ilmu qawanin al-qur’an, ilmu insya’ ar-risail wa al-khatab dan ilmu muhadloroh. 3 Baik ilmu Arudh maupun ilmu qawafi keduanya adalah keilmuan yang mempelajari tentang syair. Oleh karena itu banyak pengarang-pengarang kitab yang menuliskan ilmu Arudh selalu dipadukan dengan ilmu qawafi. Ilmu Arudh adalah ilmu yang mempelajari tentang wazan syair. wazan artinya adalah timbangan atau secara istilah patokan rumus syair. Jika suatu syair tidak sesuai dengan kaidah ilmu Arudh maka dapat dikatakan syair tersebut fasid (rusak). Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Asyura ilmu Arudh secara bahasa adalah at-thariq ash-shu’bah (jalan yang sulit). Sedangkan secara istilah adalah mizan asy-syi’ri, ilmu yang mempelajari tentang kesahihan atau kerusakan suatu syair dari segi zihaf dan Ilah.4 Pembahasan dalam ilmu Arudh meliputi bahar, taf’ilah, taqti’, not taqti’, zihaf dan ilah. Dalam syair Ali bin Abi Thalib“Munajjim” ini bahar yang digunakan adalah bahar basith. Maka dari itu, pembahasan dalam penelitian ini fokus pada pembahasan bahar basith dan yang terkait dengan bahar basith. Bermula dari wazan bahar basith,zihaf dan ilah yang dapat masuk pada bahar basith. Dan terkait taf’ilah,taqti’ dan not taqti’. Bahar menurut Muhammad Asyura pengulangan bagian dengan bentuk syair atau pengulangan taf’ilah dalam bentuk syair.5 Pendapat lain menurut Muhammad bin 3



Abdullah Yahya Asy-Syu’bi, Al-Kawakib al-Duroriyah Sarh ‘ala Mutammimah al-Jurumiyah, (Bairut: Muasasah al-Kutub ats-Tsaqafiyah 1990) hal. 24. 4 Muhammad Asyura, Al-Manhad ash-Shafi fi al-Arudl wa al-Qawafi, (Kaior: Mathba’ah al-Amanah 1989) hal. 13. 5 Ibid hal. 24.



Hasan bin Utsman wazan tertentu yang polanya menjadi tolak ukur. 6 Sedangkan pendapat menurut Muhammad Ad-Damanhuri hasil dari pengulangan bagian pada bentuk syair.7 dapat diambil kesimpulan bahwa bahar adalah pengulangan taf’ilah atau pengulangan bagian dalam syair sebagai rumus untuk membuat atau menganalisa suatu syair maupun nadzam. Nadzam dan syair menjadi merupakan dua hal yang berbeda. Nadzam adalah ungkapan yang mengikuti aturan ilmu Arudh dan qawafi akan tetapi tidak terdapat khayal (khayalan) dan ‘athifah (rasa) di dalamnya. Nadzam banyak digunakan untuk melantukan ilmu seperti nahwu dalam Imrithi dan Alfiyah. Sedangkan syair adalah ungkapan yang mengikuti aturan ilmu Arudh dan qawafi dan memiliki khayal dan ‘athifah. Setiap bait syi’ir dalam bahasa Arab terdiri dari beberapa bagian: 1.



Shadr: setengah bait yang pertama.



2.



‘Ajz: setengah bait yang kedua.



3.



Mishra’ atau Syatr: sebutan untuk setengah bait, entah yang pertama ataupun yang kedua



4.



Dharab: taf’ilah yang terakhir dari ‘ajz.



5.



Hasywu: taf’ilah selain arudl dan dharab. Selain memiliki bagian-bagian, bait dalam syi’ir juga memiliki beberapa macam:



1. Bait tam: bait yang bagian-bagiannya lengkap. 2. Bait majzu’: bait yang dibuang dua taf’ilahnya. 3. Bait masythur: bait yang dibuang satu mishra’. 4. Bait manhuk: bait yang dibuang dua pertiganya, jadi yang tersisa hanya sepertiganya. 5. Bait mushmit: bait yang berbeda antara rawi dharab dan arudlnya. 6. Bait musharra’: bait yang mengalami perubahan pada arudlnya dikarenakan untuk mengikuti pada dharabnya. 6



Muhammad bin Hasan bin Ustman, Mursyid al-Kafi fi al-Arudl wa al-Qawafi. ( Kairo: Dar al-Thaba’ah alMuhammadiyah 1991) hal. 38. 7 Muhammad Ad-Damanhuri, al-Mukhtasar asy-Syafi ‘ala Matan al-Kafi. (Surabaya: Hidayah, 2010) hal. 10.



Dalam cakupannya, ilmu yang ditemukan oleh Syaikh Kholil ini mempunyai 16 macam bahr yang tiap baitnya bisa terdiri dari 2 sampai 8 taf’ilah.menuliskan tentang macam-macam bahr tersebut sebagaimana berikut:: 1. Bahr Basiţ (‫)البسيط‬ 2. Bahr Rajaz (‫)الرجز‬ 3. Bahr Sari’ (‫)السريع‬ 4. Bahr Ramal (‫)الرمل‬ 5. Bahr Khafif (‫)الخفيف‬ 6. Bahr Madid (‫)المديد‬ 7. Bahr Mutadarik (‫)المتدارك‬ 8. Bahr ţawil (‫)الطويل‬ 9. Bahr Mutaqarib (‫)المتقارب‬ 10. Bahr Wafir (‫)الوافر‬ 11. Bahr Hazaj (‫)الهزج‬ 12. Bahr Kamil (‫)الكامل‬ 13. Bahr Munsarih (‫)المنسرح‬ 14. Bahr Mujtaş (‫)المجتث‬ 15. Bahr Muđhari’ (‫)المضارع‬ 16. Bahr Muqtadib (‫)المقتضب‬ Selain menganalisis tentang jenis bahr dari sebuat bait, ilmu arudl juga membahas terkait dengan jenis-jenis bahr, terdapat beberapa istilah yang juga berkaitan dengan proses analisis syair. Diataranya: taqthi’, zihaf, dan illah. 1. Taqthi’: Menurut bahasa kata taqthi’ adalah mashdar dari qatha’a ( ‫ )قطع‬yang berarti memotong-motong. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu ‘arûdh, taqthî’ itu adalah memotong-motong bait syi’ir menjadi beberapa bagian (juz), sesuai dengan tuntutan taf’ilah dalam wazan syi’ir baik huruf-hurufnya maupun vokal dan konsonannya (harakah dan sakanah-nya). 2. Zihaf: perubahan yang terjadi pada huruf kedua dari sabab, baik sabab tsaqil dengan mematikan huruf hidup, atau sabab Khafif dengan membuang huruf mati. Huruf sabab



yang kedua pada taf’ilah ada pada huruf kedua, keempat, kelima dan ketujuh. Zihaf itu tidak akan terjadi pada huruf kesatu, ketiga dan keenam dari taf’ilah , karena bukan tsawânî asbâb (huruf-huruf kedua dari sabab). 3. Illah: ‘Illah menurut bahasa berarti penyakit. ‘Illah yang dimaksud dalam ilmu ‘arûdh adalah perubahan yang terjadi pada sabab dan watad dari taf’ilah ‘arûdh (taf’ilah terakhir pada syatar awal) dan taf’ilah dharab (taf’ilah terakhir pada syatar awal). ‘Illah tidak terjadi pada selain ‘arûdh dan dharab.



Qawafi syi’ir yang terdiri dari huruf akhir yang mati di ujung bait sampai dengan huruf hidup sebelum huruf mati. Qafiyah ini bisa berada pada satu sebagian kata, satu kata, bahkan dua kata. menyebutkan terkait dengan huruf-huruf qafiyah yang ada 6: 1. Rawi, ialah huruf yang dijadikan sebutan dari suatu qashîdah, misalnya qashîdah lâmiyah , qashîdah mîmiyah, qashîdah nûniyah dan seterusnya. Karena syi’ir-syi’ir tersebut berakhiran lâm , mîm, nûn dan seterusnya, kecuali huruf mad (alif, ya dan wawu) dan huruf ha ( ‫ ة‬/ ‫ )هـ‬Huruf mad dan ha tidak termasuk huruf rawi. Rawi terbagi 2 macam : a. Rawi muthlaq, yaitu rawi yang terdiri dari huruf hidup b. Rawi muqayyad, yaitu rawi yang terdiri dari huruf mati 2. Washal, ialah huruf mad (alif, ya atau wawu) yang timbul mengisyba’kan harakah rawi atau ha yang mendampingi rawi. 3. Khuruj, ialah huruf mad (alif, ya atauwawu) yang timbul karena mengisyba’kan ha’ washol. 4. Ridf, ialah huruf mad yang terletak sebelum rawi tanpa adanya pemisah. 5. Ta’sis, ialah alif yang terhalang satu huruf dari rawi. 6. Dakhil, ialah huruf hidup yang terletak diantara tasis dan rawi. Macam-macam qafiyah ada 5: 1. Mutawakis: Setiap qafiyah yang diantara kedua huruf matinya terdapat 4 huruf. 2. Mutarakib: Setiap qafiyah yang diantara dua huruf matinya terdapat 3 huruf.



3. Mutadarik: Setiap qafiyah yang diantara dua huruf matinya terhalang 2 huruf 4. Mutawatir: Setiap qafiyah yang diantara dua huruf matinya terhalang 1 huruf 5. Mutaradif: Setiap qafiyah yang diantara dua huruf matinya tidak terhalang apapun (berjejer) 2. Syair “Shohihul Fikri” Ali bin Abi Tholib Banyak syair karangan beliau yang dikumpulkan dalam diwan Abi Tholib. Salah satunya adalah “Shohihul Fikri”.Peneliti memberikan judul “Shohihul Fikri” diambil dari bagian pertama pada bait tengah pada syair. adapun nama yang diberikan pada diwan dan artikelartikel adalah nama yang diberikan oleh penulis. Berikut syair beliau dan diterjemahkan oleh peneliti:



ِ ‫َّين يِل‬ ‫فت َحقائُِقها بِالنَظَر‬ َ ‫إِ َذا املُ ْشكاَل‬ ُ ‫َك َش‬ َ َ‫ت ت‬ َ ‫صد‬ Masalah ini menghentikan saya Saya mengungkapkan faktanya dengan melihat



‫َوإِن َبَرقَت يف خَم ِيل الظُنو‬



ِ ‫صر‬ َ َ‫ن َعمياءَ ال جَي تَليها الب‬



ِ ُ‫م َقنَّعةٌ بِغ‬ ‫يوب األُمو ِر‬ َ ُ



ِ ‫وضعت علَيها صحيح‬ ‫الف َكر‬ َ ُ َ َ َ َ



Dan jika itu muncul dalam imajinasi pikiran Dengan kebutaan yang tidak bisa dilihat



menyamar sebagai benda Saya menaruh pemikiran yang benar padanya



ِ ‫معي أَصمع َكظَبا امل‬ ِ ‫نات‬ ِ ‫ِت أَفري بِِه ِعن ب‬ ‫رهفا‬ ‫الس‬ ‫رَي‬ َ َ َ َ ُ Saya memiliki telinga yang tuli Ceritakan tentang putri-putri Tuan



ِ َ ‫لِساناً َك َش‬ ‫َرحيِب‬ َ ‫قش َقة األ‬



ِ ‫ِي أَو َكاحل‬ ‫سام اليَماين ال َذ َكر‬ ُ



ِ ‫موم‬ ُ ُ‫ اهل‬1ُ‫َوقَلباً إِذا استَنطََقته‬



‫ُم أَرىب َعلَيها بِواهي ال َذ َرر‬



ِ ‫ولَست بِِإ َّمع ٍة يف ال ِر‬ ‫جال‬ َ ُ َ



ِ ‫أَسائ ُل َهذا َوذا ما اخلَرَب‬



lidah seperti ludah atau seperti seorang pria yang sembrono



Dan hati yang terkoyak oleh kekhawatiran Aku membesarkannya dibawah tanah yang penuh warna



Saya tidak cerah dalam harapan Saya menanyakan ini dan ini apa beritanya



ِ ‫ب األَصغََري ِن‬ ُ ‫َولكنَّين ُمذ ِر‬



‫أ َُبنِّي ُ َمع ما َمضى ما َغرَب‬



Tapi saya adalah penjaga yang termuda Perjelas dengan masa lalu apa yang hilang 3. Analisa Kajian Ilmu Arudh dalam Syair Ali bin Abi Tholib



Pada syair “Shohihul Fikri” karya Ali bin Abi Tholib ini menggunakan bahar Mutaqorrib. Berikut hasil analisa ilmu arudl dalam sya’ir “Shohihul Fikri” karya Ali bin Abi Thalib dari segi ilmu Arudl dan pembahasannya:



‫شعر صحيح الفكر‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



ِ ‫َّين يِل‬ َ ‫إِذَا املُ ْشكاَل‬ َ َ‫ت ت‬ َ ‫صد‬ ِ ِ ‫ش‬ ْ ‫إذلْ ُم‬



//0/0



‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ت‬ َ ‫كاَل‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫ص ْد َد ْي‬ َ َ‫ت‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫نَلِ ْي‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



‫ت‬ 1ُ ‫َك َش ْف‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫ت َحقائُِقها بِالنَّظَر‬ ُ ‫َك َش ْف‬ ‫َح َق ِاء‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫ُق َهابِ ْن‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫نَظَْر‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



Bait pertama; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada kemasukan ‘ilah: Sahih (‫)الصحيح‬



:‫ ) )فعولن‬taf’ilah pertama, ketiga, keempat, tujuh, dan kedelapan



Al-Qobdhun ((‫مقبض‬



)‫ (فعول‬: Taf’ilah kedua, kelima dan keenam



‫ص ْر‬ َ َ‫ب‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



ِ ‫صر‬ َ َ‫ن َع ْمياءَ ال جَي تَليها الب‬ ‫تَلِْي َه ْل‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ءَاَل يَ ْج‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫نَِع ْميَا‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ظُُن ْو‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



‫َوإِن َبَرقَت يف خَم ِيل الظُنو‬



‫خَمِ ْيلِ ْظ‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫َر َقْت ِف ْي‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



ِ ‫ب‬ َ ْ‫َوإن‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



Bait kedua; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada kemasukan ‘ilah: Sahih (‫)الصحيح‬



:‫ ) )فعولن‬semua shohih kecuali taf’ilah pertama



Al-Qobdhun ((‫مقبض‬



)‫ (فعول‬: Taf’ilah pertama



‫وضعت علَيها ص ِحيح ِ‬ ‫الف َكر‬ ‫َ َْ ُ َ َ َ َ‬



‫فِ َك ْر‬ ‫‪//0‬‬ ‫فعو‬ ‫صحيح‬



‫ص ِحْي َح ْل‬ ‫َ‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ت‬ ‫َو َ‬ ‫ض ْع ُ‬ ‫‪//0/‬‬ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫َعلَْي َها‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫أ ُُم ْو ْر‬ ‫‪//00‬‬ ‫فعو‬ ‫خنب‬



‫غُُي ْوبِ ْل‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫م َقنَّعةٌ بِغُ ِ‬ ‫يوب األُمو ِر‬ ‫ُ َ‬ ‫َعُتْن ِ‬ ‫ب‬ ‫‪//0/‬‬ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



‫ُم َقْن َن‬ ‫‪//0/‬‬ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫‪Bait ketiga; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada‬‬ ‫‪kemasukan ‘ilah:‬‬ ‫)الصحيح( ‪Sahih‬‬



‫‪) ) tafilah ketiga, keenam dan ketujuh‬فعولن‪:‬‬ ‫‪) Tafilah kedelapan‬فعو(‬



‫;‪Zihaf‬‬ ‫‪( : Taf’ilah pertama dan kelima‬فعول)‬



‫مقبض(( ‪Al-Qobdhun‬‬



‫‪: Taf’ilah keempat‬‬



‫)خبن( ‪Al-Khobnun‬‬



‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ت أَفْ ِري بِه َعن بَنات السرَي‬



‫ِسَي ْر‬ ‫‪//0‬‬ ‫فعو‬ ‫صحيح‬



‫َبنَاتِ ْل‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫هِبِ َيع ْن‬ ‫‪///0‬‬ ‫فعولن‬ ‫َقْبض‬



‫تِأَفْ ِر ْي‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ِه َفا‬ ‫‪//0‬‬ ‫فعو‬ ‫صحيح‬



‫َص َم َع َكظَبا امل ْر ِهفا‬ ‫َمعِي أ‬ ‫ْ‬ ‫ُِ‬ ‫اك‬ ‫َم َع َ‬ ‫‪///‬‬ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫ظََب ْل ُم ْر‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



‫ص‬ ‫َمعْيئَ ْ‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫‪Bait keempat; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa‬‬ ‫‪ada kemasukan ‘ilah:‬‬ ‫‪) ) tafilah pertama, ketiga, kelima dan ketujuh‬فعولن‪:‬‬



‫)الصحيح( ‪Sahih‬‬



‫‪) Tafilah keempat dan kedelapan‬فعو(‬ ‫;‪Zihaf‬‬ ‫‪( : Taf’ilah kedua dan keenam‬فعول)‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



‫لِساناً َك َش ْق َش َق ِة األ َْر َحيِب‬ ‫لِ َسانَ ْن‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ش‬ ‫َك َش ْق َ‬ ‫‪//0/‬‬ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫قَتِْلالَْر‬ ‫‪///0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫َحيِب ْ‬ ‫‪//0‬‬ ‫فعو‬ ‫صحيح‬



‫مقبض(( ‪Al-Qobdhun‬‬



‫ِي أَو َكاحل ِ‬ ‫سام اليَماين ال َذ َكر‬ ‫ُ‬



‫يِأ َْو َك ْل‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ُح َس ِام ْل‬ ‫‪//0/0‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫مَيَانِ ْذ‬ ‫‪//0/00‬‬ ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ذَ َك ْر‬ ‫‪//0‬‬ ‫فعو‬ ‫صحيح‬



Bait kelima; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada kemasukan ‘ilah: Sahih (‫)الصحيح‬



:‫ ) )فعولن‬tafilah pertama, ketiga, kelima, keenam dan ketujuh (‫ )فعو‬Tafilah keempat dan kedelapan



Zihaf; Al-Qobdhun ((‫مقبض‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



)‫ (فعول‬: Taf’ilah kedua



ِ ‫موم‬ َ ‫َوقَلباً إِذا ا‬ ُ ُ‫ اهل‬1ُ‫ستْنطََقْته‬ ْ ‫َو َق ْلنَب‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



ْ ‫إِذَسْنَت‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫طََقْت ُه ْل‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫مُهُْو ْم‬ //00 ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫ُمأ َْرىَب‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ُم أ َْرىَب َعلَيها بِواهي ال َذ َرر‬ ‫َعلَْي َها‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫بَِو ِاه ْذ‬ //0/00 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ذَ َر ْر‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



Bait keenam; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada kemasukan ‘ilah: Sahih (‫)الصحيح‬



:‫ ) )فعولن‬tafilah pertama, kedua, ketiga,kelima,keenam dan ketujuh (‫ )فعو‬Tafilah kedelapan



Zihaf; Al-Qobdhun ((‫مقبض‬



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



)‫ (فعول‬: Taf’ilah keempat



ِ ‫ولَست بِِإ َّمع ٍة يف ال ِر‬ ‫جال‬ َ ُ َ ‫ت‬ ُ ‫َولَ ْس‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫بِِإ ْم َم‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫َعتِْن ِف ْر‬ //0/00 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ِر َج ْال‬ //00 ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



‫اَ َس ِاء‬ //0/ ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



ِ ‫أَسائ ُل َهذا َوذا ما اخلَرَب‬ ‫هُلَا َذا‬ ///0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫َوذَ َام ْل‬ //0/00 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫َخَبْر‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



Bait ketujuh; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada kemasukan ‘ilah: Sahih (‫)الصحيح‬



:‫ ) )فعولن‬tafilah ketiga, keenam dan ketujuh (‫ )فعو‬Tafilah kedelapan



Zihaf; Al-Qobdhun ((‫مقبض‬



)‫ (فعول‬: Taf’ilah kedua, keempat dan kelima



‫تقطيع‬ ‫نوت تقتيع‬ ‫تفعالت‬ ‫حمل التفعلة‬



ِ ‫ب األَصغََري ِن‬ ُ ‫َولكنَّين ُمذ ِر‬ ‫َواَل كِ ْن‬ ///0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



ِ ‫يم ْذ‬ ُ ‫نَن‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫َص‬ ْ ‫ِربُ ْل أ‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ين‬ ْ ‫َغَر‬ //00 ‫فعول‬ ‫َقْبض‬



ْ ‫أ َُبْينِي‬ //0// ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫أ َُبنِّي ُ َمع ما َمضى ما َغرَب‬ ‫َم َع َاما‬ ///0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫ض َاما‬ َ ‫َم‬ //0/0 ‫فعولن‬ ‫صحيح‬



‫َغَب ْر‬ //0 ‫فعو‬ ‫صحيح‬



Bait kedelapan; terdapat taf’ilah yang sahih dan adapula yang dimasuki oleh zihaf, tanpa ada kemasukan ‘ilah: Sahih (‫)الصحيح‬



:‫ ) )فعولن‬tafilah pertama, kedua, ketiga, kelima, keenam dan



ketujuh (‫ )فعو‬Tafilah kedelapan Zihaf; Al-Qobdhun ((‫مقبض‬



)‫ (فعول‬: Taf’ilah keempat



Analisis dari segi ilmu qowafi Dari segi analisa ilmu Qowafi memunculkan dua macam analisa, yaitu dari segi bentuk qafiyah dan dari segi jenis qafiyah,(huruf qafiyah, harokat qafiyah dan nama qafiyah). Dalam pembahasan disini akan dipisahkan secara berurutan. Dari segii bentuk qafiyah Pada syair “Shohihul Fikri” bentuk qafiyahnya ada dua; sebagian kata dan satu kata. Sebagian kata Sebagian kata dalam bentuk qafiyah adalah penggalan qafiyah yang terdapat dalam syair hanya sebagian kata saja.8



‫تقطيع‬ ‫تقطيع‬ 8



ِ ‫َّين يِل‬ َ ‫إِ َذا املُ ْشكاَل‬ َ َ‫ت ت‬ َ ‫صد‬ ِ ِ



‫ش‬ ْ ‫إذا الْ ُم‬



‫ت‬ َ ‫كاَل‬



‫ص ْد َد ْي‬ َ َ‫ت‬



‫نَلِ ْي‬



‫ت‬ 1ُ ‫َك َش ْف‬



ِ ‫ب‬ َ ْ‫َوإن‬



‫َر َقْت ِف ْي‬



‫خَمِ ْيلِ ْظ‬



‫ظُُن ْو‬



‫نَِع ْميَا‬



‫َوإِن َبَرقَت يف خَم ِيل الظُنو‬



‫ت َحقائُِقها بِالنَّظَر‬ ُ ‫َك َش ْف‬ ‫َح َق ِاء‬



‫ُق َهابِ ْن‬



‫نَظَْر‬



‫ءَاَل يَ ْج‬



‫تَلِْي َه ْل‬



‫ص ْر‬ َ َ‫ب‬



ِ ‫صر‬ َ َ‫ن َع ْمياءَ ال جَي تَليها الب‬



Beberapaqafiyah yang bertambahan dengan alif-lam sebagai sebagian kata, karena dilihat dari bentuk taqti’-nya, suara lam sukun terhitung di penggalan sebelum qafiyah bukan masuk pada qafiyah, Arham, Qasidah burdah Imam Al-Bushiri (Suatu Analisis ‘Ilm Al-Qawafi), Skripsi. h. 49.



‫تقطيع‬ ‫تقطيع‬ ‫تقطيع‬ ‫تقطيع‬ ‫تقطيع‬ ‫تقطيع‬



ِ ُ‫م َقنَّعةٌ بِغ‬ ‫يوب األُمو ِر‬ َ ُ



ِ ‫وضعت علَيها ص ِحيح‬ ‫الف َكر‬ َ َ َ َ ُ َْ َ



‫ُم َقْن َن‬



ِ ‫َعُتْن‬ ‫ب‬



‫غُُي ْوبِ ْل‬



‫أ ُُم ْو ْر‬



‫ت‬ َ ‫َو‬ ُ ‫ض ْع‬



‫ص‬ ْ َ‫َمعْيئ‬



‫ك‬ َ ‫َم َع‬



‫ظََب ْل ُم ْر‬



‫ِه َفا‬



‫تِأَفْ ِر ْي‬



‫لِ َسانَ ْن‬



‫ش‬ َ ‫َك َش ْق‬



‫قَتِْلالَْر‬



ْ ‫َحيِب‬



‫يِأ َْو َك ْل‬



ْ ‫َو َق ْلنَب‬



ْ ‫إِ َذاسْنَت‬



‫طََقْت ُه ْل‬



‫مُهُْو ْم‬



‫ُمأ َْرىَب‬



‫ت‬ ُ ‫َولَ ْس‬



‫بِِإ ْم َم‬



‫َعتِْن ِف ْري‬



‫ِر َج ْال‬



‫اَ َس ِاء‬



‫َولَ ِك ْن‬



ِ ‫يم ْذ‬ ُ ‫نَن‬



‫ص‬ ْ َ ‫ب ااْل‬ ُ ‫ِر‬



‫ين‬ ْ ‫َغَر‬



ُ ‫أ َُبْينِي‬



‫َص َم َع َكظَبا امل ْر ِهفا‬ ‫َمعِي أ‬ ْ ُِ ‫لِساناً َك َش ْق َش َق ِة األ َْر َحيِب‬



ِ ‫موم‬ َ ‫َوقَلباً إِذا ا‬ ُ ُ‫ اهل‬1ُ‫ستْنطََقْته‬ ِ ‫ولَست بِِإ َّمع ٍة يف ال ِر‬ ‫جال‬ َ ُ َ



ِ ‫ب األَصغََري ِن‬ ُ ‫َولكنَّين ُمذ ِر‬



‫َعلَْي َها‬



‫ص ِحْي َح ْل‬ َ



‫فِ َك ْر‬



‫هِبِ َع ْن‬



‫َبنَاتِ ْل‬



‫ِسَي ْر‬



‫ُح َس ِام ْل‬



‫مَيَانِي ْذ‬



‫ذَ َك ْر‬



‫َعلَْي َها‬



‫بَِو ِاهي ْذ‬



‫َذ َر ْر‬



‫هُلََذا‬



‫َو َذ َام ْال‬



‫َخَبْر‬



‫َم َع َما‬



‫ض َاما‬ َ ‫َم‬



‫َغَب ْر‬



ِ ِ ِ ِ ‫ت أَفْ ِري بِه َعن بَنات السرَي‬



ِ ‫ِي أَو َكاحل‬ ‫سام اليَماين ال َذ َكر‬ ُ ‫ُم أ َْرىَب َعلَيها بِواهي ال َذ َرر‬ ِ ‫أَسائ ُل َهذا َوذا ما اخلَرَب‬ ‫أ َُبنِّي ُ َمع ما َمضى ما َغرَب‬



Dari segi jenis Qafiyah Jenis qafiyah ini terbagi menjadi tiga; huruf qafiyah, harakat qafiyah dan nama qafiyah, yang akan dibahas secara berurutan. Pada syair “Shohihul Fikri” ini terdapat 3 jenis huruf qafiyah yaitu:rawiy (rawiy muthlaq dan rawiy muqayyad), dan al-washal dan al-ridf. Rawiy muthlaq adalah rawiy yang terdiri dari huruf hidup (harakat). Sedangkan rawiy muqayyad adalah rawiy yang terdiri dari huruf sukun.Al-Washal adalah huruf mad (alif, ya’ dan waw) yang timbul karena meng-isyba’-kan harakat rawiy atau ha’ yang mendampingi rawiy. Al-Ridf; adalah huruf mad yang terdapat sebelum rawiy. Pada syair “Shohihul Fikri” ini terdapat 3 jenis harakat qafiyah yaitu; al-majra, al-hadwu dan al-tawjih. Al-Majra adalah harakat dari al- rawiy muthlaq. Al-Hadhw adalah harakat huruf sebelum al-ridf. Al-Tawjih adalah harakat huruf sebelum rawiy muqayyad. Huruf Qafiyah: Hasil dan pembahasannya sebagai berikut:



ِ ‫َّين يِل‬ َ ‫إِ َذا املُ ْشكاَل‬ َ َ‫ت ت‬ َ ‫صد‬



‫ت َحقائُِقها بِالنَّظَر‬ ُ ‫َك َش ْف‬



‫نَظَْر‬



‫ُق َهابِ ْن‬



‫َح َق ِاء‬



‫ت‬ ‫َك َش ْف ُ‪1‬‬



‫نَلِ ْي‬



‫ص ْد َد ْي‬ ‫تَ َ‬



‫ِ‬ ‫ت‬ ‫كاَل َ‬



‫ش‬ ‫إِذا الْ ُم ْ‬



‫تقطيع‬



‫‪ ini sebagai berikut:‬نَظَْر ‪Bait pertama; huruf qafiyah terdapat pada lafadz‬‬ ‫ر( ( ’‪Rawiy Muqayyad: Ra‬‬



‫َوإِن َبَرقَت يف خَم ِيل الظُنو‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫َوإنْ َ‬



‫تقطيع‬



‫ِ‬ ‫صر‬ ‫ن َع ْمياءَ ال جَي تَليها البَ َ‬



‫ظُُن ْو‬ ‫خَمِ ْيلِ ْظ‬ ‫َر َقْت ِف ْي‬ ‫ص ْر ‪Bait kedua; huruf qafiyah terdapat pada lafadz‬‬ ‫‪ ini sebagai berikut:‬بَ َ‬ ‫نَِع ْميَا‬



‫تَلِْي َه ْل‬



‫ءَاَل يَ ْج‬



‫ص ْر‬ ‫بَ َ‬



‫ر( ( ’‪Rawiy Muqayyad: Ra‬‬



‫وضعت علَيها ص ِحيح ِ‬ ‫الف َكر‬ ‫َ َْ ُ َ َ َ َ‬



‫فِ َك ْر‬



‫ص ِحْي َح ْل‬ ‫َ‬



‫غُُي ْوبِ ْل‬



‫م َقنَّعةٌ بِغُ ِ‬ ‫يوب األُمو ِر‬ ‫ُ َ‬ ‫َعُتْن ِ‬ ‫ب‬



‫تقطيع‬



‫ُم َقْن َن‬



‫أ ُُم ْو ْر‬ ‫ت‬ ‫َعلَْي َها‬ ‫َو َ‬ ‫ض ْع ُ‬ ‫‪ ini sebagai berikut:‬فِ َك ْر ‪Bait ketiga; huruf qafiyah terdapat pada lafadz‬‬ ‫ر( ( ’‪Rawiy Muqayyad: Ra‬‬



‫ِسَي ْر‬



‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ت أَفْ ِري بِه َعن بَنات السرَي‬ ‫َبنَاتِ ْل‬



‫هِبِ َع ْن‬



‫تِأَفْ ِر ْي‬



‫ِه َفا‬



‫َص َم َع َكظَبا امل ْر ِهفا‬ ‫َمعِي أ‬ ‫ْ‬ ‫ُِ‬



‫ظََب ْل ُم ْر‬



‫ك‬ ‫َم َع َ‬



‫تقطيع‬



‫ص‬ ‫َمعْيئَ ْ‬



‫‪ِ ini sebagai berikut:‬سَي ْر ‪Bait keempat; huruf qafiyah terdapat pada lafadz‬‬ ‫ر( ( ’‪Rawiy Muqayyad: Ra‬‬



‫لِساناً َك َش ْق َش َق ِة األ َْر َحيِب‬ ‫لِ َسانَ ْن‬



‫تقطيع‬



‫ِي أَو َكاحل ِ‬ ‫سام اليَماين ال َذ َكر‬ ‫ُ‬ ‫ُح َس ِام ْل‬



‫قَتِْلالَْر‬ ‫ش‬ ‫َك َش ْق َ‬ ‫َحيِب ْ‬ ‫‪ ini sebagai berikut:‬ذَ َك ْر ‪Bait kelima; huruf qafiyah terdapat pada lafadz‬‬ ‫يِأ َْو َك ْل‬



‫مَيَانِي ْذ‬



‫ذَ َك ْر‬



‫ر( ( ’‪Rawiy Muqayyad: Ra‬‬



‫َذ َر ْر‬



‫ُم أ َْرىَب َعلَيها بِواهي ال َذ َرر‬ ‫بَِو ِاهي ْذ‬



‫َعلَْي َها‬



‫ُمأ َْرىَب‬



‫مُهُْو ْم‬



‫ِ‬ ‫موم‬ ‫َوقَلباً إِذا ا َ‬ ‫ستْنطََقْتهُ‪ 1‬اهلُ ُ‬



‫طََقْت ُه ْل‬



‫إِ َذاسْنَت ْ‬



‫َو َق ْلنَب ْ‬



‫تقطيع‬



‫‪ ini sebagai berikut:‬ذَ َر ْر ‪Bait keenam; huruf qafiyah terdapat pada lafadz‬‬ ‫ر( ( ’‪Rawiy Muqayyad: Ra‬‬



‫َخَبْر‬



‫ِ‬ ‫أَسائ ُل َهذا َوذا ما اخلَرَب‬ ‫َوذَ َام ْال‬



‫هُلََذا‬



‫اَ َس ِاء‬



‫ِر َج ْال‬



‫ولَست بِِإ َّمع ٍة يف ال ِر ِ‬ ‫جال‬ ‫َ ُ َ‬



‫َعتِْن ِف ْري‬



‫بِِإ ْم َم‬



‫ت‬ ‫َولَ ْس ُ‬



‫تقطيع‬



Bait ketujuh; huruf qafiyah terdapat pada lafadz ‫خَب ْر‬ َ ini sebagai berikut: Rawiy Muqayyad: Ra’ ( (‫ر‬



ِ ‫ب األَصغََري ِن‬ ُ ‫َولكنَّين ُمذ ِر‬ ‫َولَ ِك ْن‬



‫تقطيع‬



ِ ‫يم ْذ‬ ُ ‫نَن‬



‫ص‬ ْ َ ‫ب ااْل‬ ُ ‫ِر‬



‫ين‬ ْ ‫َغَر‬



‫أ َُبنِّي ُ َمع ما َمضى ما َغرَب‬



ُ ‫أ َُبْينِي‬



‫َم َع َما‬



Bait kedelapan; huruf qafiyah terdapat pada lafadz ‫ َغَب ْر‬ini sebagai berikut:



‫ض َاما‬ َ ‫َم‬



‫َغَب ْر‬



Rawiy Muqayyad: Ra’ ( (‫ر‬ Harakat Qafiyah; berikut perinciannya:



ِ ‫َّين يِل‬ َ ‫إِذَا املُ ْشكاَل‬ َ َ‫ت ت‬ َ ‫صد‬ ِ ِ



‫ت َحقائُِقها بِالنَّظَر‬ ُ ‫َك َش ْف‬



‫ت‬ 1ُ ‫َك َش ْف‬ ‫َح َق ِاء‬ ‫ُق َهابِ ْن‬ ‫نَظَْر‬ Bait pertama; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫ر‬1ْ 1 1 َ‫ نَظ‬dipandang dalam analisa harokat ‫تقطيع‬



‫ش‬ ْ ‫إذا الْ ُم‬



‫ت‬ َ ‫كاَل‬



‫ص ْد َد ْي‬ َ َ‫ت‬



‫نَلِ ْي‬



qafiyah; At-Taujih: Fathah dzo’ (‫)ظ‬



ِ ‫صر‬ َ َ‫ن َع ْمياءَ ال جَي تَليها الب‬



ِ ‫ظُُن ْو‬ ‫خَمِ ْيلِ ْظ‬ ‫َر َقْت ِف ْي‬ ‫ب‬ ‫تقطيع‬ َ ْ‫َوإن‬ Bait kedua; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫ص ْر‬ َ َ‫ ب‬dipandang dalam analisa harokat qafiyah; ‫ص ْر‬ َ َ‫ب‬



‫تَلِْي َه ْل‬



‫َوإِن َبَرقَت يف خَم ِيل الظُنو‬



‫ءَاَل يَ ْج‬



‫نَِع ْميَا‬



At-Taujih: Fathah shod (‫ص‬ َ )



‫تقطيع‬



ِ ُ‫م َقنَّعةٌ بِغ‬ ‫يوب األُمو ِر‬ َ ُ ‫ُم َقْن َن‬



ِ ‫َعُتْن‬ ‫ب‬



‫غُُي ْوبِ ْل‬



‫أ ُُم ْو ْر‬



ِ ‫وضعت علَيها ص ِحيح‬ ‫الف َكر‬ َ َ َ َ ُ َْ َ



‫ت‬ َ ‫َو‬ ُ ‫ض ْع‬



‫َعلَْي َها‬



‫ص ِحْي َح ْل‬ َ



‫فِ َك ْر‬



Bait ketiga; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫ فِ َك ْر‬dipandang dalam analisa harokat qafiyah; At-Taujih: Fathah kaf (َ‫) ك‬



‫َص َم َع َكظَبا امل ْر ِهفا‬ ‫َمعِي أ‬ ْ ُِ



‫ِه َفا‬



ِ ِ ِ ِ ‫ت أَفْ ِري بِه َعن بَنات السرَي‬



‫تِأَفْ ِر ْي‬ ‫هِبِ َع ْن‬ ‫َبنَاتِ ْل‬ ‫ِسَي ْر‬ Bait keempat; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫َي ْر‬1 1 1‫ ِس‬dipandang dalam analisa harokat ‫تقطيع‬



‫ص‬ ْ َ‫َمعْيئ‬



qafiyah; At-Taujih: Fathah ya’ (‫)ي‬ َ



‫ك‬ َ ‫َم َع‬



‫ظََب ْل ُم ْر‬



‫لِساناً َك َش ْق َش َق ِة األ َْر َحيِب‬



ِ ‫ِي أَو َكاحل‬ ‫سام اليَماين ال َذ َكر‬ ُ



‫قَتِْلالَْر‬ ‫ش‬ ‫لِ َسانَ ْن‬ ‫تقطيع‬ َ ‫َك َش ْق‬ ْ ‫َحيِب‬ Bait kelima; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫ ذَ َك ْر‬dipandang dalam analisa harokat qafiyah; ‫ذَ َك ْر‬



‫مَيَانِي ْذ‬



‫ُح َس ِام ْل‬



‫يِأ َْو َك ْل‬



At-Taujih: Fathah kaf (َ‫) ك‬



ِ ‫موم‬ َ ‫َوقَلباً إِذا ا‬ ُ ُ‫ اهل‬1ُ‫ستْنطََقْته‬



‫ُم أ َْرىَب َعلَيها بِواهي ال َذ َرر‬



‫َعلَْي َها‬ ‫بَِو ِاهي ْذ‬ ‫ذَ َر ْر‬ ‫ُمأ َْرىَب‬ Bait keenam; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫ ذَ َر ْر‬dipandang dalam analisa harokat ‫تقطيع‬



ْ ‫إِذَاسْنَت‬



ْ ‫َو َق ْلنَب‬



‫طََقْت ُه ْل‬



‫مُهُْو ْم‬



qafiyah; At-Taujih: Fathah Ra’ (‫)ر‬ َ



ِ ‫ولَست بِِإ َّمع ٍة يف ال ِر‬ ‫جال‬ َ ُ َ



‫تقطيع‬



‫بِِإ ْم َم‬



‫ت‬ ُ ‫َولَ ْس‬



‫َعتِْن ِف ْري‬



‫ِر َج ْال‬



ِ ‫أَسائ ُل َهذا َوذا ما اخلَرَب‬



‫اَ َس ِاء‬



‫هُلََذا‬



‫َو َذ َام ْال‬



‫َخَبْر‬



Bait ketujuh; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫خَبْر‬ َ dipandang dalam analisa harokat qafiyah; At-Taujih: Fathah Ba’ (‫ب‬ َ )



ِ ‫ب األَصغََري ِن‬ ُ ‫َولكنَّين ُمذ ِر‬ ‫َولَ ِك ْن‬



ِ ‫يم ْذ‬ ُ ‫نَن‬



‫أ َُبنِّي ُ َمع ما َمضى ما َغرَب‬



‫َم َع َما‬ ‫ض َاما‬ ‫َغَب ْر‬ َ ‫َم‬ ُ ‫أ َُبْينِي‬ Bait kedelapan; harakat qafiyah terdapat pada lafadz ‫ر‬1ْ 1 1‫ َغَب‬dipandang dalam analisa harokat ‫تقطيع‬



‫ص‬ ْ َ ‫ب ااْل‬ ُ ‫ِر‬



‫ين‬ ْ ‫َغَر‬



qafiyah; At-Taujih: Fathah Ba’ (‫ب‬ َ ) Nama Qafiyah, analisanya sebagai berikut:



ِ ‫َّين يِل‬ َ ‫إِ َذا املُ ْشكاَل‬ َ َ‫ت ت‬ َ ‫صد‬ ِ ِ



‫تقطيع‬



‫ش‬ ْ ‫إذا الْ ُم‬



‫ت‬ َ ‫كاَل‬



Bait pertama;Mutadarik



‫ص ْد َد ْي‬ َ َ‫ت‬



‫نَلِ ْي‬



‫ت‬ 1ُ ‫َك َش ْف‬



‫ت َحقائُِقها بِالنَّظَر‬ ُ ‫َك َش ْف‬ ‫َح َق ِاء‬



‫ُق َهابِ ْن‬



‫نَظَْر‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu nun dan dzo’.



‫ص ْر‬ َ َ‫ب‬



ِ ‫صر‬ َ َ‫ن َع ْمياءَ ال جَي تَليها الب‬ ‫تَلِْي َه ْل‬



‫ءَاَل يَ ْج‬



‫نَِع ْميَا‬



‫ظُُن ْو‬



‫َوإِن َبَرقَت يف خَم ِيل الظُنو‬



‫خَمِ ْيلِ ْظ‬



‫َر َقْت ِف ْي‬



ِ ‫ب‬ َ ْ‫َوإن‬



‫تقطيع‬



Bait kedua;Mutadarik Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu ba’ dan shod.



ِ ُ‫م َقنَّعةٌ بِغ‬ ‫يوب األُمو ِر‬ َ ُ



‫تقطيع‬



‫ُم َقْن َن‬



Bait ketiga;Mutadarik



ِ ‫َعُتْن‬ ‫ب‬



‫غُُي ْوبِ ْل‬



ِ ‫وضعت علَيها ص ِحيح‬ ‫الف َكر‬ َ َ َ َ ُ َْ َ



‫أ ُُم ْو ْر‬



‫ت‬ َ ‫َو‬ ُ ‫ض ْع‬



‫َعلَْي َها‬



‫ص ِحْي َح ْل‬ َ



‫فِ َك ْر‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu Fa’ dan kaf.



‫َص َم َع َكظَبا امل ْر ِهفا‬ ‫َمعِي أ‬ ْ ُِ



‫تقطيع‬



‫ص‬ ْ َ‫َمعْيئ‬



Bait keempat;Mutadarik



‫ك‬ َ ‫َم َع‬



‫ظََب ْل ُم ْر‬



‫ِه َفا‬



‫تِأَفْ ِر ْي‬



ِ ِ ِ ِ ‫ت أَفْ ِري بِه َعن بَنات السرَي‬ ‫هِبِ َع ْن‬



‫َبنَاتِ ْل‬



‫ِسَي ْر‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu sin dan ya’.



ِ ‫ِي أَو َكاحل‬ ‫سام اليَماين ال َذ َكر‬ ُ



‫ذَ َك ْر‬



‫مَيَانِي ْذ‬



‫ُح َس ِام ْل‬



Bait kelima;Mutadarik



‫يِأ َْو َك ْل‬



ْ ‫َحيِب‬



‫قَتِْلالَْر‬



‫لِساناً َك َش ْق َش َق ِة األ َْر َحيِب‬ ‫ش‬ َ ‫َك َش ْق‬



‫لِ َسانَ ْن‬



‫تقطيع‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu Dzal dan kaf.



‫تقطيع‬



ِ ‫موم‬ َ ‫َوقَلباً إِذا ا‬ ُ ُ‫ اهل‬1ُ‫ستْنطََقْته‬ ْ ‫َو َق ْلنَب‬



Bait keenam;Mutadarik



ْ ‫إِذَاسْنَت‬



‫طََقْت ُه ْل‬



‫مُهُْو ْم‬



‫ُمأ َْرىَب‬



‫ُم أ َْرىَب َعلَيها بِواهي ال َذ َرر‬ ‫َعلَْي َها‬



‫بَِو ِاهي ْذ‬



‫ذَ َر ْر‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu Dzal dan Ra’.



‫تقطيع‬



ِ ‫ولَست بِِإ َّمع ٍة يف ال ِر‬ ‫جال‬ َ ُ َ ‫ت‬ ُ ‫َولَ ْس‬



Bait ketujuh;Mutadarik



‫بِِإ ْم َم‬



‫َعتِْن ِف ْري‬



‫ِر َج ْال‬



‫اَ َس ِاء‬



ِ ‫أَسائ ُل َهذا َوذا ما اخلَرَب‬ ‫هُلََذا‬



‫َو َذ َام ْال‬



‫َخَبْر‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu Kho’ dan Ba’.



‫تقطيع‬



ِ ‫ب األَصغََري ِن‬ ُ ‫َولكنَّين ُمذ ِر‬ ‫َولَ ِك ْن‬



ِ ‫يم ْذ‬ ُ ‫نَن‬



Bait kedelapan;Mutadarik



‫ص‬ ْ َ ‫ب ااْل‬ ُ ‫ِر‬



‫ين‬ ْ ‫َغَر‬



ُ ‫أ َُبْينِي‬



‫أ َُبنِّي ُ َمع ما َمضى ما َغرَب‬ ‫َم َع َما‬



Diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup yaitu Ghin dan Ba’.



BAB III



‫ض َاما‬ َ ‫َم‬



‫َغَب ْر‬



PENUTUP KESIMPULAN Analisis syair “Shohihul Fikri” (bahar Mutaqorrib) ini bahwa dari segi ilmu Arudh wazannya sahih tidak fasid (rusak) baik dari segi zihaf maupun ilah-nya. Sebagian ulama ahli Arudh mengatakan bahwa semakin banyak mencampuradukkan zihaf dan ilah yang bermacammacam dapat mengurangi keindahan syair ketika diucapkan. Dan dalam syair ini zihaf yang digunakan hanya qodhbun dan khabnun,tanpa kemasukan illah dan sebagian taf’ilah kedudukannya sahih. Segi ilmu Qawafi analisis syair “Shohihul Fikri” dibagi dua macam, bentuk Qawafi dan jenis qafiyah. Segi bentuk terdapat sebagian kalimat. dari segi jenis qafiyah masih dibagi lagi menjadi 3; huruf qafiyah, harakat qafiyah dan nama qafiyah. Huruf qafiyah terdapat satu macam; yaitu Rawiy Muqayyad. Harakat qafiyah terdapat satu macam yaitu al-tawjih Fathah. Dan nama qafiyah; Al-Mutadarrik; adalah setiap qowafiyah yang diantara kedua huruf matinya terdapat huruf hidup. Dengan kedua sisi analisa ini kita dapat mengetahui keindahan syair “Shohihul Fikri” karya Ali bin Abi Thalib dari segi ilmu Arudh dan Qawafi.



DAFTAR PUSTAKA Subakir, Muhammad. Asy-Syi’r fi Diwan al-Barudi (Dirosah fi Ilmi al-Arudh wa al-Qawafi, Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014). Nugraheni,Oktavia. al-Tajdid fi al-Arudh wa al-Qawafi li Elya Abi Madi (Dirosah fi Diwan alJadwal), (Skripsi; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016). Yahya Asyyu’ubi,Abdullah. Al-Kawakib al-Duroriyah Sarh ‘ala Mutammimah al-Jurumiyah, (Bairut: Muasasah al-Kutub ats-Tsaqafiyah 1990) hal. 24. Asyura,Muhamad. Al-Manhad ash-Shafi fi al-Arudl wa al-Qawafi, (Kaior: Mathba’ah al-Amanah 1989) hal. 13. Muhammad bin Hasan bin Ustman, Mursyid al-Kafi fi al-Arudl wa al-Qawafi. ( Kairo: Dar alThaba’ah al-Muhammadiyah 1991) hal. 38. Ad-damanhuri,Muhammad. al-Mukhtasar asy-Syafi ‘ala Matan al-Kafi. (Surabaya: Hidayah, 2010) hal. 10. Beberapaqafiyah yang bertambahan dengan alif-lam sebagai sebagian kata, karena dilihat dari bentuk taqti’-nya, suara lam sukun terhitung di penggalan sebelum qafiyah bukan masuk pada qafiyah, Arham, Qasidah burdah Imam Al-Bushiri (Suatu Analisis ‘Ilm Al-Qawafi), Skripsi. h. 49.