Ukk Ema [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJUD KELAINAN KULIT Warda EL Maida R Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNIZAR / RSUD PATUT PATUH PADJU 1. Moluskum Contagiosum Efloresensi



:



Kelainan kulit yang sering dijumpai berupa papul berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan (delle) dengan ukuran miliar, kadang– kadang lentikular. Jika dipijat akan tampak ke luar massa yang berwarna putih seperti nasi. Distribusi penyakit ini di daerah muka, badan dan ekstrimitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna. Meskipun lesi khasnya berupa suatu papul berbentuk kawah (delle), lesi pada daerah genital yang lembab dapat meradang akan memborok.







Papul Peninggian kulit yang solid dengan diameter dengan diameter < 0,5 cm & bagian terbesarnya berada diatas permukaan kulit 1|UKK







Papul







Miliar  sebesar kepala jarum pentul







Lentikular sebesar biji jagung.



2. Erisipelas Efloresensi



:



 Makula eritematus berwarna merah cerah, berbatas tegas dengan pinggirannya meninggi, dapat disertai edema, vesikel dan bula. Distribusinya tungkai bawah dan wajah.







Macula Perubahan warna kulit ysng tegas dg ukuran & bentuk bervariasi tanpa disertai peninggian ( elevation) atau cekungan (depresion)



• •



Makula Eritema kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yang reversible. 2|UKK







Vesikel  Peninggian kulit berbatas tegas berisi cairan dengan ukuran 1-10 mm



• •



Vesikel Bula Dibedakan dengan vesikula atas dasar ukurannya yang lebih besar dengan diameter > 1cm







3. Tinea Versicolor Efloresensi



:



Warna putih atau coklat / kemerahan Lesi kulit : –



Makular : soliter atau saling bertema (koalesen) tertutup skuama berbentuk teratur maupun tidak teratur terletak di badan.







Papular / gutata : bulat kecil-kecil, perifolikular, tertutup skuama berbentuk teratur maupun tidak teratur terletak di badan.



3|UKK



4. Dermatitis Kontak Iritan Efloresensi



:



a. Dermatitis Kontak Iritan Akut Pada DKI, kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel atau bulla. Luas kelainanya sebatas daerah yang terkena dan berbatas tegas. Spektrum perubahan kulit berupa eritma hingga vesikel dan bahan pajanan bahan yang dapat membakar kulit dapat menyebabkan nekrosis. Secara klasik, pembentukan dermatitis akut biasanya sembuh segera setelah pajanan, dengan asumsi tidak ada pajanan ulang – hal ini dikenal sebagai “decrescendo phenomenon”. Bentuk DKI Akut seringkali menyerupai luka bakar akibat bahan kimia, bulla besar atau lepuhan. DKI ini jarang timbul dengan gambaran eksematousa yang sering timbul pada dermatitis kontak.



4|UKK



DKI akut akibat penggunaan pelarut industri. Dikutip dari kepustakaan [7]



b. Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed ICD)



Sebaliknya, gambaran kliniknya mirip dengan dermatitis kontak iritan akut, berupa eritema yang kemudian dapat menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.



c. Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI Kumulatif) Juga disebut dermatitis kontak iritan kumulatif. Gejala berupa kulit kering, eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi hiperkertosis dan dapat terbentuk fisura jika kontak terus berlangsung.



d. Reaksi Iritan Secara klinis menunjukkan reaksi akut monomorfik yang dapat berupa skuama, eritema, vesikel, pustul, serta erosi, dan biasanya terlokalisasi di dorsum Gambar 3 : DKI kronis akibat efek korosif dari semen Dikutip dari kepustakaan [7]



dari tangan dan jari.



5|UKK



Gambar 4 : Reaksi Iritan. Dikutip dari



e. Reaksi Traumatik (DKI Traumatik) Reaksi traumatik dapat terbentuk setelah tauma akut pada kulit seperti panas atau laserasi. Biasanya terjadi pada tangan dan penyembuhan sekitar 6 minggu atau lebih lama. Pada proses penyembuhan, akan terjadi eritema, skuama, papul dan vesikel. Secara klinik gejala mirip dengan dermatitis numular.



f. Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous Pada tingkat awal dari iritasi kulit, kerusakan kulit terjadi tanpa adanya inflamasi, namun perubahan kulit terlihat secara histologi. Penyakit ini ditandai dengan perubahan sawar stratum korneum tanpa tanda klinis (DKI subklinis).



g. Dermatitis Kontak Iritan Subyektif (Sensory ICD)



Kelainan kulit tidak terlihat, namun penderita mengeluh gatal, rasa tersengat, rasa terbakar, beberapa menit setelah terpajan dengan iritan. Biasanya terjadi di daerah wajah, kepala dan leher. Asam laktat biasanya menjadi iritan yang paling sering menyebabkan penyakit ini.1,2,6



6|UKK



h. Dermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction ICD)



Terjadi iritasi mekanis yang merupakan hasil dari mikrotrauma atau gesekan yang berulang. DKI Gesekan berkembang dari respon pada gesekan yang lemah, dimana secara klinis dapat berupa eritema, skuama, fisura, dan gatal pada daerah yang terkena gesekan. DKI Gesekan dapat hanya mengenai telapak tangan dan seringkali terlihat menyerupai psoriasis dengan plakat merah menebal dan bersisik, tetapi tidak gatal.



Gambar 5 : DKI Gesekan. Dikutip dari kepustakaan [9]



i. Dermatitis Kontak Iritan Akneiform Disebut juga reaksi pustular atau reaksi akneiform. Biasanya dilihat setelah pajanan okupasional, seperti oli, metal, halogen, serta setelah penggunaan beberapa kosmetik. Reaksi ini memiliki lesi pustular yang steril dan transien, dan dapat berkembang beberapa hari setelah pajanan. Tipe ini dapat dilihat pada pasien dermatitis atopy maupun pasien dermatitis seboroik.



Gambar 6: DKI Akneiform. Dikutip dari kepustakaan [21] 7|UKK



j. Dermatitis Asteatotik Biasanya terjadi pada pasien-pasien usia lanjut yang sering mandi tanpa menggunakan pelembab pada kulit. Gatal yang hebat, kulit kering, dan skuama ikhtiosiform merupakan gambaran klinik dari reaksi ini.



Gambar 7: DKI Asteatotik. Dikutip dari kepustakaan [22]



5. Pitiryasis Rosea Efloresensi



:



a) Lesi pertama  herald patch/ mother plaque / medalion



ruam terdiri atas eritema dan skuama halus dipinggir, berbentuk oval dan anular dengan diameter kira-kira 3 cm. b) Lesi berikutnya sama seperti lesi pertama hanya berukuran lebih kecil



susunan sejajar dengan kosta hingga menyerupai pohon cemara terbalik pada daerah punggung. Tempat lesi pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas.



8|UKK







Skuama Flat plate atau serpihan berasal dari lapisan terluar stratum korneum, Partikel epidermal kering/berminyak, tipis & dilapisi masa keratin. Warnanya bervariasi putih keabu-abuan kuning / coklat.











Anular  cincin



9|UKK