Urgensi Lailahaillallah Dalam Kehidupan Seorang Muslim [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kata pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas segela limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pendidikan agama islam mengenai urgensi la ilaha illallah dalam kehidupan seorang muslim. Makalah kami ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan referensi materi dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr.safaruddin, LC., MA selaku Dosen mata kuliah pendidikan agama islam Politeknik ATI Makassar yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya mengetahu makna dari kalimat laa ilaha illallah itu sendiri, dan juga dapat mengetahui bagaimana cara mengamalkan laa ilaha illallah dalam kehidupan yang islami. Kami juga menyadari sepenunya bahwa dalam makalah di dalam makalah kami ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yng telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.



Makassar, oktober 2016



Penyusun



Urgensi la ilaha illallah dalam kehidupan seorang muslim Seperti yang kita ketahui pada rukun islam yang pertama yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat yaitu syahadat la ilaha illallah dan syahadat muhammadun rasulullah. Rukun ini adalah asas yang menjadi sumber pijakan seluruh rukun yang ada, dan menjadi dasar bangunan semua hukum agama. Jika rukun itu sehat dan kuat ; maka seluruh amalan menjadi benar dan diterima di sisi Allah, serta memberi manfaat bagi pelakunya. Namun jika rukun itu rusak ; seluruh amalan juga rusak dan menjadi debu yang beterbangan. Hasan bashri pernah diberi tahu : “ orang yang mengucapkan la ilaha illallah ia masuk surga.” Hasan bashri lantas berkomentar :” siapa saja mengucapkan la ilaha illallah lantas menuaikan hak dan kewajibannya maka dia masuk surga. Makna la ilaha illallah secara umum adalah menjadikan sesembahan yang banyak, hanya menjadi satu sembahan,serta meniggalkan segala peribadatan kepada selain-Nya. Pada zaman sekarang banyak orang yang salah dalam memahami makna lailah illallah seperti menyembah orang yang telah mati, contohnya paa penyembah kuburan yang memang mereka mengucapkan la ilah illallah namun pada saat yang sama mereka mengucapkan “ wahai ali, wahai husain, wahai abdul qadir jailani”. Mereka menyeru orang yang sudah meniggal, dan meminta pertolongan kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan dan menghilangkan kesusahan. Banyak juga dari kalangan kaum muslimin membacanya, tetapi sayangnya mereka tidak mengerti akan isi kandungan kalimat tersebut, sehingga walaupun mereka membacanya, namun hanya sekedar ucapan di bibir, sehingga tetap saja banyak



larangan-larangan yang terkandung di dalam kalimat tersebut masih dikerjakan oleh kaum muslimin, yang pada akhirnya mengantarkan dirinya kepada kesyirikan. Contohnya adalah; mereka masih percaya kepada paranormal, tukang tenung, benda-benda yang dikeramatkan atau datang ke kuburan orang-orang shaleh untuk mencari berkah atau melepaskan hajat, sehingga hal tersebut telah mereka jadikan ibadah rutin tahunan, seperti halnya pergi “Basapa” ke makam (kuburan) Syaikh Burhanuddin pada bulan safar, atau ke makam-makam orang-orang saleh. Wahab bin Munabbih rahimahullah berkata kepada orang yang bertanya kepadanya: “Bukankah La Ilaha Illallah kunci surga?” Ia menjawab: “Betul. Tetapi, tiada satu kunci-pun kecuali ia memiliki gigi-gigi, jika kamu membawa kunci yang memiliki gigi-gigi, pasti engkau dapat membuka pintu, namun jika engkau membawa kunci yang tidak ada gigi-giginya pasti pintu itu tak akan terbuka.” (HR. Bukhari dalam ta’liq). Doktrin sentral agama islam berkaitan dengan konsep tentang tuhan yang ditinjau dari Diri-Nya sendiri , juga nama dan sifat-sifat-Nya. Doktrin yang integral tentang sifat ketuhanan yang sekaligus absolut, yang azali, dan yang Maha baik yang berada pada jantung agama islam. Realitas tertinggi, atau Allah yang sekaligus sebagai Tuhan, persona, realitas suprapersonal atau Tuhan Tertinggi. Alah bukanlah wujud yang murni melainkan lebih dari sekedar wujud, sehingga tidak ada deskripsi yang menyifati-Nya dan justru tidak dapat mengelakkan pereduksian sifat-sifat-Nya yang azali dan esensiNya yang absolut, karena Dia mengatasi segala pembatasan dan definisi. Itulah alasan yang menjadikan syahadat La ilaha illallah ( tidak ada tuhan selain Allah ), yang memuat doktrin islam yang sempurna tentang sifat tuhan, bermula dengan awalan La, untuk menegaskan segala esuatu berupa esensi ketuhanan atau tuhan, pada-Nya Diri dan Realitas-Nya yang maha tinggi,



adalah dengan hanya membatasi itu melalui penegasan yang pasti.



A. Makna kata la ilaha illallah Makna kata la ilaha illallah adalah tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah. Inilah makna yang sebenarnya yang telah didefinsikan oleh para ulama ahlisunnah waljama’ah, makna ini sesuai dengan firman Allah dalam surah AlHajj ayat 62 : Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah, Dialah (Tuhan) yang Hak. Dan apa saja yang mereka seru selain Dia, itulah yang batil, dan sungguh Allah, Dialah yang mahatimggi, maha besar. B. Syarat la ilaha illallah Syarat la ilaha illallah ada 7 yaitu : 1. Al- ilmu Yaitu mengetahui makna la ilaha illallah, sebagaimana firman Allah yaitu pada surah azzukruf ayat 86 : Kecuali orang yang mengakui kebenaran dan mereka mengetahuinya .(QS. Az- zukruf: 86) Sementara para ulama menafsirkan : “mengakui kebenaran