Urine [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN URINE



Anggota Kelompok : Mayada Azzahra Nasikhin Rezka Emilia Salsabela Kelas : XI IPA 1 Mata Pelajaran : Biologi Guru Pembimbing : Samnah Hayati, S.Pd, M.Pd Tahun Ajaran : 2019/2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum biologi tentang menguji kandungan urine seseorang. Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran semua pihak yang bersifat membangun agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih bagus lagi. Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapat bimbingan dari Ibu Samnah Hayati, S.Pd, M.Pd selaku guru biologi SMAN 2 KANDANGAN dan juga teman-teman XI IPA 1 yang juga ikut membantu serta mendukung kami. Diharapkan laporan biologi ini dapat memberikan kita informasi yang berguna dan bermanfaat. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada ALLAH SWT. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha yang sudah kita lakukan. Aamiin.



Kandangan, 10 Februari 2020



Tim Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG.................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1 C. TUJUAN......................................................................................................2 D. MANFAAT..................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3 A. Pengertian Urine.........................................................................................3 B. Proses Pembentukan Urine........................................................................3 C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Urine.........4 D. Komposisi Urine..........................................................................................5 E. Ciri Ciri Urine yang Normal......................................................................5 BAB III....................................................................................................................6 LAPORAN PENGAMATAN................................................................................6 A. Judul Kegiatan............................................................................................6 B. Tujuan..........................................................................................................6 C. Waktu dan Tempat.....................................................................................6 D. Alat dan Bahan............................................................................................6 E. Cara Kerja...................................................................................................6 F. Hasil Pengamatan.......................................................................................7 G. Pertanyaan dan Jawaban...........................................................................8 BAB IV....................................................................................................................9 PENUTUP...............................................................................................................9 A. Kesimpulan..................................................................................................9 B. Saran............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon. Pada uji praktikum kali ini kami lebih khusus membahas tentang alat ekskresi pada ginjal dimana yang dihasilkan ginjal adalah urin. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga hemeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. Dalam praktikum uji urine kali ini, kita akan mencoba mengetahui kandungan glukosa pada urine seseorang dengan melihat hasil warna urine setelah di uji.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa perubahan warna yang terjadi pada urine yang telah di uji? 2. Berapakah persentase kandungan glukosa pada urine yang telah di uji berdasarkan warna yang di hasilkan?



1



C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada urine yang telah di uji 2. Untuk mengethui persentase kandungan glukosa pada urine yang telah di uji berdasarkan warnanya



D. MANFAAT  



Bagi siswa, dengan adanya pengamatan/penelitian ini yaitu siswa dapat mengetahui tentang kandungan glukosa dalam urine Bagi guru, manfaatnya adalah dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai cara melakukan praktikum dalam menguji kandungan urine seseorang



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Urine Urine merupakan larutan kompleks yang mengandung bahan organik maupun anorganik. Kebanyakan bahan tersebut berasal dari bahan yang tak terpakai dari metabolisme tubuh atau produk yang berasal dari makanan. Urine merupakan larutan garam (NaCl & KCl), urea (produk metabolisme protein), dan bahan organik seperti kreatinin, asam urat, dan bahan anorganik seperti Kalsium, Magnesium, Ammonia, Fosfat, dan Sulfat. Bahan tertentu terdapat dalam urine dalam keadaam patologis misalnya protein (=albuminuria), asetom, hemoglobin, empedu (bile), dan glukosa. (Jusak Nugraha, 2019:4)



B. Proses Pembentukan Urine Proses pembentukan urine terjadi dalam tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pemekatan (augmentasi). 1. Penyaringan (Filtrasi) Proses penyaringan terjadi dalam glomerulus. Hasil penyaringan akan masuk ke dalam kapsul Bowman dan disebut sebagai urine primer atau filtrat glomerulus. Urine primer mengandung bahan-bahan yang terlarut dalam darah dengan konsentrasi yang sama seperti di dalam darah, tetapi tanpa protein. Selain urea dan air, di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram mineral lainnya. 2. Pemekatan (Reabsorpsi) Urine primer mengalami penyerapan kembali (reabsorpsi) pada saat melewati saluran yang dekat dengan glomerulus (tubulus kontortus proksimal) yang terdapat dalam sumsum ginjal. Bahan-bahan yang masih diperlukan dalam tubuh seperti asam amino, glukosa, dan air diserap kembali dan dikembalikan ke dalam darah. Urine yang terbentuk jumlahnya jauh lebih sedikit daripada urine primer. Urine yang telah mengalami proses reabsorpsi disebut sebagai urine sekunder atau filfrat tubulus. 3. Pemekatan (Augmentasi) Setelah proses reabsorpsi, urine sekunder mengalami proses pemekatan dengan adanya penambahan urea dan zat-zat sisa lain yang tidak dibutuhkan tubuh. Proses ini terjadi dalam saluran yang jauh dengan glomerulus (tubulus kontortus distal) dan saluran pengumpul (tubulus kolektivus). Urine ini siap dikeluarkan dari tubuh. (Deswaty Furqonita, 2007:9)



3



C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Urine Pembentukan urine dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. 1. Faktor internal  Hormon ADH (antidiuretic hormone), dihasilkan oleh hipotalamus dalam otak, disimpan dan dibebaskan oleh kelenjar pituitari yang terletak di bawah hipotalamus. Hilangnya air secara berlebihan karena pengeluaran keringat atau diare menyebabkan peningkatan osmolaritas (kepekatan) darah, peningkatan sekresi ADH ke dalam aliran darah, peningkatan permeabilitas terhadap air pada epitel tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus, serta peningkatan reabsorpsi air. Hal tersebut menyebabkan jumlah urine sedikit atau lebih pekat. Sebaliknya, jika banyak minum, maka sekresi ADH sedikit, reabsorpsi tubulus terhadap air berkurang, sehingga jumlah urilne banyak atau lebih encer.  Hormon Insulin, dihasilkan oleh sel β pada pankreas. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara menginisiasi penyerapan glukosa oleh sel untuk diubah menjadi energi atau disimpan , dan menghambat pembebasan glukosa ke dalam darah tinggi, reabsorpsi glukosa terganggu, sehingga terdapat banyak glukosa pada urine (kencing manis).  Sistem renin-angiotensin-aldosteron, dihasikan oleh aparatus juksta glomerulus untuk merespon tekanan darah rendah, konsentrasi natrium rendah, dan kehilangan air. Renin mengubah protein plasma angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II berfungsi menstimulasi haus, sekresi ADH, peningkatan tekanan darah, dan pelepasan aldosteron. Aldosteron berfungsi meningkatakan sekresi K+ dalam tubulus konturus distal saat natrium direabsorpsi. 2. Faktor eksternal  Suhu lingkungan, jika suhu lingkungan panas, banyak mengeluarkan keringat, osmolaritas darah meningkat, sekresi ADH meningkat, reabsorpsi air banyak, dan jumlah urine menjadi sedikit.  Jumlah air yang diminum, jika banyak minum air, osmolaritas darah menurun, sekresi ADH menurun, reabsorpsi air sedikit, dan jumlah urine menjadi banyak.



4







Alkohol dapat menghambat pembebasan ADH sehingga menyebabkan kandungan air dalam urine berkurang, tubuh mengalami dehidrasi, dan rasa sakit. (Irnaningtyas dan Yossa Istiadi, 2016:201)



D. Komposisi Urine Urine terdiri atas 95% air dan zat-zat tersebut terlarut.  Zat-zat yang terkandung dalam urine normal sebagai berikut. 1) Zat buangan nitrogen, misalnya urea (hasil deaminasi protein), asam urat (hasil katabolisme asam nukleat), dan kreatinin (hasil penguraian kreatin fosfat dalam jaringan otot). 2) Benda keton (hasil netabolisme lemak). 3) Asam hipurat dari pencernaan sayuran dan buah. 4) Toksin, zat kimia asing, pigmen (urobilin/urokrom, hematoporfirin), enzim, vitamin, dan hormon. Hormon chorionic gonadotropin (HCG) terdapat pada urine wanita hamil. 5) Elektrolit, meliputi ion natrium, klorin, kalium, amonium, sulfat, fosfat, kalsium, magnesium.  Zat-zat yang terkandung dalam urine abnormal, antara lain albumin, glukosa, sel darah merah, zat kapur, batu ginjal (kalkuli), dan badan keton yang jumlahnya melebihi normal. (Irnaningtyas dan Yossa Istiadi, 2016:202)



E. Ciri Ciri Urine yang Normal 



   



Jumlahya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya juga bertambah jika terlampau banyak protein yang dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jonjor lendir tipis tampak terapung di dalamnya. Baunya tajam. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025. (Evelyn C. Pearce, 2009:305)



5



BAB III LAPORAN PENGAMATAN



A. Judul Kegiatan Menguji Kandungan Urine



B. Tujuan Mengetahui kandungan glukosa pada urine



C. Waktu dan Tempat Selasa, 4 Februari 2020 di Laboratorium Biologi SMAN 2 Kandangan.



D. Alat dan Bahan Alat



Bahan



Tabung reaksi Rak tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Gelas kimia Pipet tetes Pembakar spiritus Korek api



Urine Aquades Spiritus Larutan Fehling (A & B)



E. Cara Kerja 1. Masukkan urine ke dalam tabung reaksi. 2. Campurkan aquades ke dalam tabung reaksi yang berisi urine tadi dengan takaran yang sama dengan urine. 3. Lalu campurkan lagi larutan Fehling A dan Fehling B ke dalam tabung reaksi yang berisi campuran urine dan aquades tadi. 4. Selanjutnya, ketika urine sudah tercampur dengan aquades dan larutan Fehling A&B, panaskanlah urine tersebut di atas api pembakar spiritus menggunakan penjepit tabung dengan cara digoyang-goyangkan sampai mendidih. 5. Kemudian, saat sudah mendidih, letakkan tabung tersebut ke tempat rak tabung reaksi, dan diamkan selama 3 menit. 6. Setelah itu, maka hasil warna urine pada tabung reaksi akan terlihat.



6



F. Hasil Pengamatan Pengamatan



(1) Urine



(2) Urine + Aquades



(3) Urine + Aquades + Fehling A&B



(4) Pembakaran campuran urine



Mayada



Salsabela



Rezka



Nasikhin (5) Hasil



7



Hasil Pengamatan No . 1. 2. 3. 4.



Nama



Perlakuan



Mayada Azzahra Nasikhin Rezka Emilia Putri Salsabela



Urine + FA + FB Urine + FA + FB Urine + FA + FB Urine + FA + FB



Hasil Hijau (+) Coklat (+++) Kuning (++) Coklat (+++)



G. Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan : 1. Bau apa yang timbul dari hasil pemanasan urine? 2. Apakah yang terjadi setelah penambahan Fehling A&B pada urine? 3. Warna apakah yang tampak pada urine setelah dipanaskan? Mengapa demikian? 4. Bandingkan hasil kegiatanmu dengan hasil teman sekelompokmu. Adakah yang menderita Diabetes Melitus?



Jawab : 1. Setelah dibakar urine tersebut berbau pesing dari amoniak hasil penguraian urea dan urin, hal ini dikarenakan bilirubin dan biliverdin bekerja. Amonia terdapat dalam urine karena berasal dari deaminasi ammonia yang berasal dari pembongkaran protein yang berabahaya bagi sel. Oleh karena itu, ammonia harus dikeluarkan dari tubuh namun sebelum dikeluarkan harus dirombak dahulu menjadi urea. Faktor bau tersebut dapat berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. 2. Setelah ditambahkan larutan Fehling A&B, warna urine berubah menjadi biru yang menandakan orang tersebut dalam kondisi sehat. 3. Dari data di atas, setelah dipanaskan, warna urine berubah, ada yang berwarna hijau, ada yang kuning, dan ada pula yang coklat. Hijau menandakan bahwa urine tersebut mengandung glukosa yang sedikit (+) dan berada pada kondisi yang sehat, kuning menandakan bahwa kandungan glukosa pada urine tersebut sedang (++), sedangkan warna coklat menandakan bahwa kandungan glukosa pada urine tersebut banyak (+++). 4. Setelah membandingkan urine kepada sesama teman satu kelompok, tidak ada yang menderita Diabetes Melitus karena jika seseorang menderita penyakit tersebut, warna urine akan berubah menjadi merah bata setelah ditetesi larutan Fehling atau dipanaskan.



8



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan kali ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa urine setiap orang berbeda-beda. Baik dari segi kandungan, bau atau pun warnanya. Karena banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan pada urine, contoh sederhananya adalah bahan konsumsi. Setiap orang mengkonsumsi makanan dan minuman yang berbeda-beda tiap harinya, sehingga urine yang dihasilkan pun juga berbeda. Warna pada urine juga memiliki arti yang penting bagi kesehatan seseorang. Jika urine berwarna hijau setelah dipanaskan artinya orang tersebut ada dalam kondisi yang sehat, namun jika urine tersebut berwarna merah bata setelah dipanaskan artinya orang tersebut menderita Diabetes Melitus, salah satu penyakit yang paling berbahaya bagi manusia.



B. Saran Setiap melakukan praktikum kita perlu memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.



9



DAFTAR PUSTAKA



Nugraha, Jusak et. all. 2019. Analisis Cairan Tubuh & Urine. Surabaya: Airlangga University Press. Furqonita, Deswaty. Juni 2007. Seri IPA Biologi 3 SMP Kelas IX. ___:Yudhistira Quadra Irnaningtyas, Yossa Istiadi. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT. Penerbit Erlangga. Pearce, E. C. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk Paramedis. Terj. dari Paramedic: Anatomy and physiology, oleh S. Y. Handoyo. Jakarta: P. T. Gramedia Pustaka Utama. Pusitasari, Alfiananda, dkk. (___). Laporan Biologi Menguji Kandungan Urine Seseoramg. Diakses pada 13 Fabruari 2020 pukul 22:58 WITA, dari : https://www.academia.edu/38849234/_BIOLOGI_Laporan_Uji_Kandungan_Urin e