Wastek Modul 1 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 1 WAWASAN IPTEKS



DR. SYAHRUDDIN KASIM, S.Si., M.Si.



UNIT PELAKSANAN TEKNIS MATA KULIAH UMUM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019 i



MODUL 1 WAWASAN IPTEKS



JUDUL: IPTEKS BERNUANSA ETIKA DAN KARAKTER (Topik: Pengantar Wawasan Ipteks, Manusia dan Alam Semesta)



OLEH:



DR. SYAHRUDDIN KASIM, S.Si, M.Si.



UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019 ii



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah adalah ungkapan yang sepatutnya kita haturkan kepada Allah Subhanahu Wataala Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menganugerahkan nikmat kekuatan, kesehatan, kesempatan dan kebesaran jiwa kepada kita semua. Selaku Penulis setelah mendengarkan dan menyimak beberapa masukan dari beberapa pihak termasuk melalui Lokakarya Mata Kuliah WAWASAN IPTEKS pada tahun 2009, workshop RPS DAN LMS UPT MKU UNHAS pada bulan Mei tahun 2019, juga saran secara langsung atau tidak langsung dari TIM Dosen Wawasan Ipteks dan berbagai fihak lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu per satu, maka MODUL 1 WAWASAN IPTEKS dapat selesai dan diterbitkan untuk dipakai di kalangan mahasiswa Universitas Hasanuddin dan mungkin kalangan lain yang dapat menjadikannya rujukan pembanding sebagai MODUL bahan ajar. Beberapa perbaikan materi MODUL 1 telah dilakukan pada beberapa sub pokok bahasan, demikian pula ditambahkan beberapa variasi terbaru untuk memperkaya nilai science, teknologi dan seninya. Untuk itulah diharapkan mahasiswa dapat mendalaminya agar MODUL 1 buku ajar ini dapat menjadi salah satu landasan pemahaman konsepsi IPTEKS khususnya yang berkaitan dengan Prinsip Wawasan Ipteks, manusia dan alam semesta.



Penyajian mata kuliah WAWASAN IPTEKS adalah salah satu cara atau upaya untuk mempersiapkan profil keperibadian lulusan Mahasiswa Universitas Hasanuddin sesuai Visi dan Misi yang diembannya yang berkaitan dengan karakter MARITIM dan selalu mengedepankan nalar, bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan dan ilmu yang luas pada perkembangan dunia IPTEKS secara utuh khususnya kompetensi dibidang keilmuan masing-masing. MODUL 1 yang berkaitan dengan Buku ajar WAWASAN IPTEKS Ini diharapkan dapat dikembangkan pembahasan dan penyajiannya disertai contoh yang relevan secara khusus sesuai bidangnya masing-masing termasuk yg berkaitan dengan kearifan lokal.



Sedangkan



bagi



mahasiswa,



diharapkan



dapat



mendiskusikan istilah dan topik IPTEKS di MODUL 1 ini, atau mengacu pada tugas Learning dan soal latihan dalam Mata Kuliah ini serta tugas tambahan dari Dosen masing-masing melalui metode pembelajaran SCL (Student Centre Learning) yang pelaksanaannya secara teknis diserahkan kepada masing-masing Dosen kelas yang disesuaikan dengan kondisi faktual dan kebutuhan bidang ilmu masing-masing. Penulis sebagai penyusun MODUL 1 dalam kaitan dengan buku ajar Wawasan Ipteks, menyampaikan terima kasih kepada semua fihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas sumbangan naskah, saran dan kritikan demi kelengkapan materi



kuliah berbentuk MODUL 1 ini. Akhirnya kami menyadari, sebagai manusia punya keterbatasan, namum karena tugas ini adalah amanah, maka tersusunlah hasil pemikiran kami yang mungkin masih jauh dari



kesempurnaan namun



bermanfaat bagi yang membacanya, wassalam. Penulis



Dr. Syahruddin Kasim, S.Si. M.Si. (Dosen Wawasan Ipteks UPT MKU UNHAS)



semoga



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................i KATA PENGANTAR...............................................................iii DAFTAR ISI..............................................................................vi RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS).............1 MODUL 1...................................................................................8 PENGANTAR WAWASAN IPTEKS........................................8 MANUSIA DAN ALAM SEMESTA.......................................29 KEGIATAN BELAJAR 1..........................................................36 PENGANTAR WAWASAN IPTEKS..............................36 A. Deskripsi Singkat.........................................................36 B. Relevansi......................................................................37 C. Capaian Pembelajaran..................................................38 1. Uraian.....................................................................38 2. Latihan...................................................................39 3. Rangkuman.............................................................39 4. Pustaka....................................................................40 D. Tugas dan Lembar Kerja..............................................41 E. Tes Formatif.................................................................43 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut..................................44 KEGIATAN BELAJAR 2..........................................................45 MANUSIA DAN ALAM SEMESTA...............................45 A. Deskripsi Singkat.........................................................45 B. Relevansi......................................................................46



C. Capaian Pembelajaran.................................................47 1. Uraian.....................................................................47 2. Latihan...................................................................48 3. Rangkuman.............................................................48 4. Pustaka...................................................................49 D. Tugas dan Lembar Kerja............................................50 E. Tes Formatif................................................................53 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................54



RPS MATA KULIAH WAWASAN IPTEKS



1



MODUL 1



WAWASAN IPTEKS PENGANTAR WAWASAN IPTEKS Wawasan IPTEKS adalah mata kuliah yang diajarkan dengan tujuan mengarah pada pemantapan nilai-nilai karakter yang dibangun berdasarkan semangat karakter bernuansa maritim (Manusiawi, Arif, Religius, Integritas, Tangguh, Inovatif dan Mandiri) sesuai Visi Misi Perguruan Tinggi, sekaligus kekhasan Negara Indonesia sebagai Negara Maritim. Contoh Visi Perguruan Tinggi Unhas adalah: Pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya berbasis Benua Maritim Indonesia. Misi Unhas adalah: Pertama, menyediakan lingkungan belajar yang berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang inovatif dan proaktif. Kedua, melestarikan, mengembangkan, menemukan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Ketiga, menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya bagi kemaslahatan Benua Maritim Indonesia. Berkaitan dengan hal itu, setelah menelaah dan memahami beberapa masukan dari berbagai fihak terutama dari para Sesepuh di daerah ini terutama para pencetus mata kuliah Wawasan Ipteks di Universitas Hasanuddin baik secara langsung maupun tidak langsung, maka beberapa pencerahan bagi para Dosen dan perbaikan bahan ajar



serta rancangan pembelajaran berkaitan dengan mata kuliah ini telah diselesaikan. Kooordinator mata kuliah Wawasan Ipteks UPT MKU UNHAS yakni Dr. Syahruddin Kasim, S.Si, M.Si. yang bertugas sejak tahun 2007 s/d 2015, patut menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua fihak yang berjasa sampai selesainya Buku Ajar Wawasan Ipteks ini ditulis, melalui penyempurnaan dari edisi keedisi setiap tahun sampai sekarang dan saat ini telah disempurnakan sebanyak 7 kali. Diantara yang berjasa adalah Rektor dan Para Wakil Rektor Unhas, TIM Penulis dan TIM Editor Mata Kuliah Wawasan Ipteks, mulai dari Prof. Dr. H. Dadang A. Suriamiharja, M.Eng.Sc., Prof. Dr. Mappadjantji Amien, MT.Surv., Prof. Dr. H. Hanapi Usman, MS., Ir. Helmy A. Kotto, M.Sc., Prof. Dr. Bualkar Abdullah, M.Eng,Sc, Dr. Slamet Santosa, M.Si, Dr. Syahruddin Kasim, S.Si, M.Si., dan Semua Dosen Wastek tanpa kecuali, serta semua fihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Seiring



dengan



berkembang



dan



beragamnya



kebutuhan



dan



kepentingan manusia pada zaman modern sekarang ini, maka sudah sebaiknya apabila dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada berbagai hal termasuk konten Mata Kuliah Wawasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni yang disingkat WAWASAN IPTEKS. Orientasi kompetensi dan ciri khusus suatu mata kuliah menjadi salah satu dari sekian banyak faktor yang berpengaruh terhadap perubahan atau penyesuaian mata kuliah tertentu dalam suatu perguruan tinggi. Wawasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni yang disingkat Wawasan Ipteks, merupakan salah satu mata kuliah MBB (Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat), yang cikal bakalnya berasal dari IAD



(Ilmu Alamiah Dasar) yang hanya disajikan bagi mahasiswa program studi ilmu eksakta. Oleh karena dirasa mata kuliah IAD kurang memuaskan, maka disempurnakan menjadi mata kuliah Wawasan Ipteks, yang oleh sesepuh dan para pakar di UNHAS dirancang untuk disajikan kepada seluruh mahasiswa UNHAS ditingkat pertama. Bahkan terjadi diskusi yang cukup hangat pada saat dilangsungkannya lokakarya mata kuliah Wawasan Ipteks pada tahun 2009 beberapa waktu lalu. Salah satu yang dirasa sangat penting untuk dilakukan pengkajian secara mendalam adalah benarkah diperlukan “Kurikulum Berbasis Kompetensi”, atau jangan-jangan malah yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh mahasiswa di suatu Perguruan Tinggi malah “Kurikulum Berbasis Kapasitas” khususnya pada mata kuliah Wawasan Ipteks. Pengkajian kurikulum berbasis kompetensi dan kapasitas diarahkan pada pengkajian nilai-nilai karakter yang lebih luas dan paripurna dengan jiwa karakter maritim, sehingga kita dapat melihat orientasi mana yang lebih baik dan dapat lebih berdaya guna serta memiliki urgensi yang paling besar yang harus dipelajari oleh para mahasiswa agar mahasiswa dapat memiliki daya saing dilingkungannya, ataukah kompetensi dan karakter dikaji secara simultan untuk mencapai tujuan pembelajaran mata kuliah Wawasan Ipteks yang lebih maksimal. Berdasarkan itulah, maka orientasi pengkajian substansi karakter sesuai Visi Misi Perguruan Tinggi pada mata kuliah Wawasan Ipteks ini diharapkan dimiliki oleh mahasiswa di suatu Perguruan Tinggi dan dapat diterapkan saat memasuki lapangan pekerjaan dan lingkungan masyarakat secara luas.



WAWASAN IPTEKS SEBAGAI MATA KULIAH MBB WAWASAN IPTEKS adalah mata kuliah yang termasuk dalam kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) dan mengembang



misi yang penting untuk mempersiapkan



propil



kompetensi dan kapasitas lulusan suatu Perguruan Tinggi yang sekaligus merupakan propil keperibadian matakuliah Wawasan Ipteks. Diharapkan kepada para mahasiswa sesudah mengambil mata kuliah ini memiliki wawasan yang paripurna tentang kompetensi dan kapasitas mendasar yang berkaitan dengan dinamika, integritas dan aspek etika Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni yang dijiwai oleh nilai-nilai karakter bernuansa etika dan moral yang lebih luas, etika ilmiah, kearifan lokal yang bersinergi dengan kearifan nasional dan moral ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan berprilaku cerdas, bijak serta mampu mengembangkan nilai-nilai soft skill dalam berinterkoneksitas dengan sesama manusia dan lingkungan alam semesta, sesuai Visi Misi suatu Perguruan Tinggi. PROPIL KEPERIBADIAN WAWASAN IPTEKS Propil



kepribadian



mata



kuliah



ini



sangat



diharapkan



perwujudannya dalam persaingan global dewasa ini sehingga tujuan pembelajaran mata kuliah Wawasan Ipteks di Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan akan bersinergi dengan fungsi dan tujuan Pendidikan



Nasional,



yang



memegang



peranan



dalam



mencerdaskan kehidupan bangsa, mencetak alumni beripteks dan



upaya



berimtak



yang



dapat



menjadi



dambaan



masyarakat



dalam



pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sebagai mahasiswa seyogyanya memiliki kearifan dalam memilih model dan tata nilai IPTEKS sesuai wawasan yang dimilikinya, lalu dikembangkan dan mensinergikannya dengan nilai-nilai karakter untuk masa depan diri, lingkungan, agama dan bangsanya. Secara umum propil keperibadian mata kuliah Wawsan Ipteks adalah Memiliki kompetensi dasar ttg dinamika, integritas dan aspek etika ipteks yang dijiwai oleh nilai-nilai karakter, etika ilmiah, moral ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap, berprilaku cerdas, bijak serta mampu mengembangkan nilai-nilai soft skill dalam berinterkoneksitas dengan sesama manusia dan lingkungan semesta sesuai Visi-Misi Perguruan Tinggi yang bersinergi dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional Bangsa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis, berkarakter yang baik serta bertanggung jawab. Berkaitan dengan hal tersebut oleh Bapak Wakil Rektor I Universitas Hasanuddin saat itu, Prof. Dr. H. Dadang Ahamad Suriamiharja, M.Eng.Sc., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik telah memberikan pandangannya, yaitu: Seyogyanya Tujuan Pendidikan Nasional dibangun berdasarkan realitas dan Systems of Thinking yang



khas Indonesia yaitu: Sumpah Pemuda, Kebudayaan Nasional dan Wawasan Nusantara. Berkaitan dengan Systems of Thinking tersebut, maka unsurunsur yang dibangun dan digarap untuk dijadikan Filsafat Pendidikan adalah propil manusia Indonesia yang dicita-citakan. Propil manusia Indonesia dapat berupa: Personality, Intellectuality, Intelligence, Adaptability, Creativity, Wisdom dan Fairness. Propil tersebut memiliki wawasan yang sangat mendalam yang mendudukkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni secara utuh dalam hal Interkoneksitas, kendali dan harmoninya. Bukan malah mendikotomikan satu dengan yang lain apalagi yang satu saling mendikte terhadap yang lainnya oleh karena yang satu diposisikan memiliki nilai lebih dari yang lain. Seharusnya yang di ambil sebagai argumen sesuai hemat penulis adalah bahwa kekurangan masing-masing substansi dapat dilengkapi oleh kedua substansi yang lain demikian pula sebaliknya, dan ketiganya bersinergi secara utuh satu dengan yang lain. Sebagai bahan untuk perbandingan, simaklah beberapa paragraph dalam kalimat berikut yang penulis kutip dari dua buah buku. Buku pertama tentang “Sains dan Agama dalam Konteks Zaman ini”, karangan Prof. Dr. Louis Leahy, S.J., dimana Dia mengangkat tentang optimisme tokoh agama yang menulis “Sains dapat memurnikan agama dari kekeliruan dan takhayul, agama dapat memurnikan sains dari pemujaan dan kemutlakan yang palsu”. Keduanya dapat menarik satu sama lain kepada suatu dunia yang lebih luas, suatu dunia dimana kedua-duanya dapat berkembang. Berdasarkan hemat penulis “Tulisan kalimat dalam Buku Louis Leahy” terkesan menganut dimensi “ke-aku-



an” yang sangat kental, karena agama pada satu sisi dan sains disisi lain yang saling diperhadapkan. Hal ini jelas kurang sejalan dengan prinsip pembelajaran “Holisme”, dimana masing-masing memiliki kontribusi dan bersinergi. Bahkan “jika mengecilkan keberadaan agama” dengan kata “memurnikan agama dari kekeliruan dan takhayul”, malah semakin memperjelas kepada kita semua bahwa agama sebagai suatu dimensi nilai, tidak dapat dibedakan dengan dimensi manusia yang bertanggung jawab melaksanakan dimensi nilai agama tersebut yang dapat keliru atau berbuat takhayul. Bagaimana dengan wawasan anda sebagai mahasiswa, jawabannya tentu hanya anda yang tahu, (karenanya UNHAS menerapkan pembelajaran Learning, jadi lakukanlah diskusi ditempat anda). Untuk itulah mahasiswa diharapkan belajar dan berdiskusi bersama dalam metode pembelajaran bebasis Learning dikelas. Mahasiswa sebagai pusat pembelajar dan dosen berfungsi sebagai fasilitator dan parnert atau sebagai sahabat pembelajar. Simak pula buku ke dua, tepatnya pada bagian kalimat tertentu dalam buku tersebut yang ditulis oleh Prof. Dr. A. G. M. van Melsen yang kemudian diterjemahkan oleh Dr. K. Bertens dan Drs. A. A. Nugroho, dalam buku “Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita” yaitu : “Apa sebabnya ilmu pengetahuan itu gagal?. Apakah karena kita menerapkan ilmu pengetahuan dengan salah atau karena kita kurang mengerti kemungkinan-kemungkinan yang sesungguhnya, atau apakah kita juga berusaha memasukkan ilmu pengetahuan dalam orde dunia yang sudah usang, atau apakah kita terlalu melebih-lebihkan kemungkinan-kemungkinannya yang real?”.



Berdasarkan hal tersebut, penulis berpendapat bahwa, pertanyaan yang dikemukakan kurang sesuai dengan nilai-nilai pembelajaran yang kita akan kembangkan pada mata kuliah Wawsan Ipteks, dimana kita harus pantang menyerah, berani, harus terus belajar, dan lain-lain. Sekilas nampaknya pertanyaan yang diajukan seakan-akan dianggap ilmu pengetahuan itu statis padahal “Ilmu Pengetahuan yang diakselerasi oleh manusia itu sifatnya dinamis” menuju kepada kesempurnaan dengan satu sumber utama ilmu pengetahuan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segal ciptaannya. Bagaimana dengan wawasan dan argumentasi para pembaca, khususnya mahasiswa yang mengambil mata kuliah Wawasan Ipteks ini, (layak untuk didiskusikan bersama dikelas). Tentunya



sebagai



mahasiswa yang bijak sebelum berdiskusi seyogyanya memperkaya kompetensi dan kapasitasnya masing-masing, dengan selalu belajar, terus belajar dan belajar tanpa henti untuk menuju kepada kesempurnaan wawasan kita tentang IPTEKS. PENGERTIAN WAWASAN IPTEKS Secara umum pengertian wawasan dapat digambarkan sebagai teropong multi dimensi untuk dapat melihat dan mengamati keberadaan dan perkembangan dunia IPTEKS secara utuh. Ketimpangan telah terjadi pada fase sebelumnya karena IPTEKS ditinjau secara fragmatis, terpenggal dan terpilah dimana perkembangan satu sisi tidak membantu sisi yang lainnya. Akibatnya pesona dan jiwa Seni terasa asing dan seakan kabur oleh kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi karena



masing-masing



sisi



sibuk



memikirkan



bagiannya sendiri



yang



seharusnya ketiga sisi, baik Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dapat dipandang sebagai kesatuan dimana ketiga sisi bersinergi satu sama lain. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni adalah sesuatu yang selalu berkembang sesuai tuntutan visi manusia. Jadi secara dinamis berubah menuju kepada antisipasi dalam mendiskripsikan Seni berupa peran dari fenomena alam dan realita sosial atau mengungkapkan getar hati yang dialamatkan kedalam dinamika sosial atau realitas Seni dan selalu



bertambah



rumit



akibat



dari



prilaku



manusia



dalam



berkomunikasi baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama mahluk, maupun dengan lingkungannya. Oleh karenanya seorang pemerhati IPTEKS, seyogyanya selalu mengedepankan wawasan dan nalar yang saling independen dan saling menghargai perbedaan. Sehingga nantinya proses pembelajaran dan pengkajian secara paripurna dapat terlaksana dalam menelaah semua dimensi keilmuan yang tersaji dialam semesta ini dalam bentuk Hukum-Hukum Tuhan baik yang tertulis maupun yang tersirat. Hukum-hukum Tuhan yang tertulis ada dalam kitab suci dan yang tersirat terdapat dalam alam semesta beserta isinya. Malah hukum Tuhan yang tersirat dialam semesta ini jika dicermati prosesnya, maka yang Tuhan ciptakan atau hamparkan lebih awal adalah hukum tersirat tersebut yang dikenal dengan sunnatullah, lalu selanjutnya diciptakanlah tumbuhan, hewan dan manusia, lalu kemudian Tuhan menurunkan hukumnya yang tertulis dalam bentuk kitab suci untuk mengatur dan mengarahkan mahluk ciptaannya, terutama aktifitas manusia sebagai mahluk termulia diantara semua mahluk dialam semesta ini.



Universitas Hasanuddin sebagai perguruan tinggi terkemuka, telah meneguhkan hati menyempurnakan proses pembelajarannya agar “pengajaran dan pendidikan yang dikaji dapat mencapai sasaran atau tujuan sebagaimana diharapkan yang juga tercermin dalam Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional Bangsa Indonesia”. Proses tersebut Insya Allah akan diakselerasi melalui paradigma pembelajaran baru yang diterapkan di Perguruan Tinggi termasuk di UNHAS yaitu: Sepenuhnya teaching bergeser ke pasilitating model learning, dimana mahasiswa sebagai



subyek



pembelajar



yang



memiliki



kebebasan



berfikir,



berpartisipasi, bekerjasama mencapai tujuan dan dapat berberkah bagi sekeliling dan pihak Dosen berposisi sebagai fasilitator dan sahabat pembelajar yang keduanya harus saling menghargai. Berdasarkan pendapat Prof. Dr. H. Dadang A. Suriamihardja, M.Eng.Sc., selaku mantan Wakil Rektor 1 Unhas Bidang Akademik yang menjabat 2 periode,



menyampaikan



bahwa



paradigma



pembelajaran



yang



diharapkan akan berkembang dan menghasilkan nilai-nilai pembelajaran baru yang kita inginkan, adalah berupa keutuhan (wholeness), kebermanfaatan (beneficent), keberbagian (sharing) dan keberkahan (blessing). Berdasarkan pengkajian secara mendalam melalui internal assessment dan external assessment atau penilaian dari berbagai fihak dengan penuh kehati-hatian, Universitas Hasanuddin misalnya telah menyimpulkan bahwa sudut dari segitiga pengembangan IPTEKS secara umum maupun yang bekaitan dengan pengembangan pola ilmiah pokok (PIP), secara khusus mampu berada pada posisi kemajuan sebagai berikut : Sudut ilmu pengetahuan berada pada peran interkoneksitas,



sudut teknologi berada pada peran kendali dan sudut seni berada pada peran harmoni. Jadi subyeknya Ilmu Pengetahuan, teknologi dan Seni, “bandingkan” dengan Trilogi Plato yaitu: Intelektual, Etika dan Estetika sebagai



subyek



yang masing-masing



menghasilkan



Kebenaran,



Kebaikan dan Keindahan. Ketiga butir kata kunci itulah saling dinamis satu dengan yang lain yaitu, Interkoneksitas, Kendali dan Harmoni mengisi visi tentang hakikat, peran dan tugas segitiga Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni yang mengembang tugas mulia bagi kemaslahatan hidup. Oleh karena itu mata kuliah wawasan IPTEKS bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat untuk selanjutnya dapat menginspirasi sikap dan prilaku berfikir serta nalar mahasiswa secara bebas dan bertanggung jawab, khususnya pada ketiga aspek tersebut yaitu Ilmu



Pengetahuan,



Teknologi dan Seni. Tujuannya agar mahasiswa memiliki wawasan IPTEKS



yang



luas,



mendalam,



independen,



konstruktif



dan



komprehensif secara utuh untuk selanjutnya dapat mengembangkan potensi dan karakter dirinya dalam mensinergikannya dengan potensi lingkungannya termasuk sumberdaya, kearifan lokal bernuansa maritim, kearifan nasional dan lain-lain terutama potensi Hidayah Ilahiyah untuk tujuan hidup yang paripurna yaitu kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Patut kiranya kita telaah dan resapi ungkapan orang bijak yang mengatakan bahwa Tuhan tidak dapat mengubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri. Kebahagiaan dapat kita capai harus dengan kerja keras dan perjuangan yang pantang menyerah serta terkadang rintangan atau cobaan terkadang datang silih



berganti dan memang sangat berat dalam hidup ini, namun hidayah Tuhan selalu ada dibalik kesulitan yang mendahuluinya sepanjang kita meyakininya. Sebagai mahasiswa, menghadapi kehidupan di dunia Kampus yang digeluti setiap hari dan nanti di lingkungan masyarakat serta dunia kerja atau pada kehidupan yang sebenarnya, maka ”ungkapan yang pantas” untuk kita pegang teguh adalah “tidak ada kata berhenti untuk selalu berfikir, berkarya, berinovasi dan beramal shaleh dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan yang dijiwai oleh nilai-nilai karakter”, demi untuk kemaslahatan kita bersama. MANUSIA DAN ALAM SEMESTA HAKIKAT DAN SIFAT KEINGINTAHUAN MANUSIA Salah satu mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa Allah Subehanahu Wataala yang paling sempurna dan paling mulia dari semua mahluk adalah manusia yang diberikan tugas atau amanah mengelola dan memelihara alam semesta ini, untuk itulah amanah tersebut harus selalu dijaga dengan sebaik-baiknya. Kemuliaan dan kesempurnaan penciptaan manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi, tidak lain disebabkan karena diberikan akal untuk berpikir dan bernalar, dan diberikan hati nurani untuk selalu berbuat dan bersikap bijak, baik terhadap diri sendiri, sesama mahluk maupun terhadap lingkungan sekitarnya.



Hakikat manusia berdasarkan beberapa pemikir dan pemerhati Ilmu Pengetahuan menyampaikan pendapatnya untuk dijadikan bahan rujukan dan perbandingan, diantaranya dapat dilihat pada tahapan uraian berikut ini, yaitu: Berdasarkan pendapat (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999), bahwa Nafs, keakuan, diri, ego dimana pada tahap ini semua unsur membentuk kesatuan diri yang aktual, kekinian dan dinamik, serta aktualisasi kekinian yang dinamik yang berada dalam perbuatan dan amalnya. Secara subtansial dan moral, manusia dapat lebih hina dari pada iblis, tetapi secara konseptual manusia dapat lebih baik atau lebih mulia karena manusia memiliki kemampuan kreatif. Berdasarkan tahapan nafs, hakikat manusia ditentukan oleh amal, karya dan perbuatannya, sedangkan pada ketauhidan berdasarkan hakikat manusia dan fungsinya, manusia adalah sebagai ‘abd (bahasa arab artinya hamba) dan khalifah lalu kemudian aktualisasi sebagai kesatuan jasad dan ruh yang terbentuk pada tahapan nafs secara substansi. Beberapa pendapat lain tentang manusia yang juga untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan, patut kita disimak seperti pendapatnya Freire. Menurut Freire dalam memahami hakikat manusia dan kesadarannya tidak dapat dilepaskan dengan dunianya. Hubungan manusia harus dan selalu dikaitkan dengan dunia dimana ia berada. Dunia bagi manusia adalah bersifat tersendiri, dikarenakan manusia dapat



mempersepsikan



kenyataan



diluar



dirinya



sekaligus



mempersepsikan keberadaan didalam dirinya sendiri. Manusia dalam kehadirannya tidak pernah terpisah dari dunia dan berdasarkan hubungannya dengan dunia, maka manusia bersifat



unik. Status unik manusia dengan dunia dikarenakan manusia dalam kapasistasnya memiliki substansi mengetahui dan substansi mengetahui merupakan tindakan yang mencerminkan orientasi manusia terhadap dunia. Berdasarkan kondisi ini akan memunculkan kesadaran atau tindakan otentik, dikarenakan substansi kesadaran merupakan penjelasan eksistensi kehadiran manusia di dunia. Orientasi dunia yang terpusat pada refleksi kritis serta kemapuan pemikiran adalah proses mengetahui dan memahami. Oleh karenanya manusia sebagai suatu proses dan ia adalah mahluk sejarah yang terikat dalam ruang dan waktu. Manusia memiliki kemapuan dan harus bangkit serta terlibat aktif dalam proses sejarah agar dengan cara tersebut akan menjadikan manusia lebih baik dan lebih bermakna dari mahluk yang lain. (Siti Murtiningsih, Pendidikan sebagai Alat Perlawanan, 2004). Pandangan lain yaitu, manusia dalam konsep ”Kitab Suci” mengunakan kensep filosofis, seperti halnya dalam proses kejadian Nabi Adam mengunakan bahasa metaforis filosofis yang penuh makna dan simbolik. Kejadian manusia pertama sebagaimana dilukiskan dalam kisah Nabi Adam yakni adanya esensi kodrat ruhaniah dan atributnya. Ruh Tuhan dan lempung atau tanah merupakan dua simbol dengan karakter masing-masing. Secara aktual manusia tidak diciptakan dari lempung atau tanah (hama’in masnuun) ataupun Ruh Tuhan. Karena itulah kedua istilah itu harus diberikan makna simbolik. “Lempung atau tanah” merupakan simbol kerendahan stagnasi dan pasifitas mutlak. Ruh Tuhan merupakan simbol dinamis kearah kesempurnaan dan kemuliaan yang tak terbatas.



Pernyataan tersebut dikuatkan dalam salah satu kitab suci yaitu Al-Qur’an, bahwa manusia diciptakan dari tanah lalu kepadanya ditiupkan ruh, sehingga manusia menjadi hidup atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia adalah suatu kehendak bebas dan bertanggung jawab menempati suatu stasiun antara dua kutub yang berlawanan yakni nafsu baik dan nafsu buruk. Gabungan tersebut menjadikan manusia bersifat dialektis. Hal ini yang menjadikan manusia sebagai realitas dialektis. Berdasarkan berkehendak



bebas,



dialektika mampu



tersebut menentukan



menjadikan nasibnya



manusia



sendiri



dan



bertanggung jawab. Manusia yang ideal menurut ‘Ali Syariati adalah manusia yang telah mampu mendialektikakan Ruh Tuhan dengan lempung atau tanah dan unsur yang dominan dalam dirinya adalah Ruh Tuhan, (‘Ali Syariati, Paradigma Kaum Tertindas, 2001). Manusia merupakan mahluk yang unik yang menjadi salah satu kajian filsafat, bahkan kajian tentang manusia tidak lain merupakan kajian mikrokosmos. Berdasarkan sudut pandang filsafat pembagian dalam melihat sesuatu materi yang terbagi menjadi dua macam esensi dan eksistensi. Begitu pula manusia ”dalam pendapat lain” dapat dilihat sebagai materi yang memiliki dua macam bagian esensi dan eksistensi. Manusia hadir dalam dunia merupakan bagian yang berada dalam diri manusia sebagai esensi dan eksistensi. Esensi dan eksistensi manusia ini yang menjadikan manusia ada diatas permukaan bumi. Esensi dan eksistensi bersifat berjalan secara bersamaan, yang dalam perjalananya, pada diri manusia ada yang mendahulukan esensi dan juga ada yang malah mendahulukan eksistensi.



Manusia yang menjalankan esensi menjadikan ia bersifat tidak bergerak dan menuju lebih dalam saja tanpa melakukan aktualisasi. Begitu pula manusia yang menjalankan eksistensi tanpa melihat esensi maka yang terjadi ia hanya ada tetapi tidak dapat mengada. Seperti yang telah dikekmukakan oleh ‘Ali Syariati bahwa esensi manusia merupakan dialektika antara Ruh Tuhan dengan lempung atau tanah dan dari dialektika tersebut menjadikan manusia ”ada dalam mengada”. Proses mengadanya manusia merupakan refleksi kritis terhadap manusia dan realitas sekitar. Sebagaimana perkataan bijak yang dilontarkan oleh Socrates sebagai suatu pendapat, bahwa hidup yang tak direfleksikan tak pantas untuk dijalani. Refleksi tersebut menjadikan manusia dapat memahami diri sendiri, realitas alam dan Tuhan. Manusia yang memahami tentang dirinya sendiri maka ia akan memahami Penciptanya. Proses pemahaman diri dengan pencipta menjadikan manusia berproses menuju kesempurnaan yang berada dalam diri manusia. Proses pemahaman diri dengan refleksi kristis diri, agama dan realitas, hal tersebut menjadikan diri manusia menjadi insan kamil atau manusia sempurna. Manusia yang melakukan refleksi menyadari bahwa ia mahluk yang berdimensional dan bersifat unik. Manusia menjadikan dirinya yang bertanggung jawab pada eksistensinya dengan berbagai macam dimensi tersebut. Manusia dalam eksistensinya sebagai Al-insan, Albasyar, ‘Abdullah, Annas, dan Khalifah. Manusia dalam eksistensi tersebut dikarenakan potensi yang berada dalam diri manusia seperti intelektualitas, biologis, spiritual, sosial dan estetika. Sifat dari manusia tersebut adalah mahluk bebas, kreatif dan mahluk bersejarah yang



senantiasa diliputi oleh nilai-nilai kemuliaan atau transendensional yang selalu menuju kepada kesempurnaan. Hal tersebut menjadikan manusia memiliki sifat dan karaktersistik profetik. Pembebasan yang dilakukan oleh manusia adalah pembebasan dirinya dari korban penindasan sosialnya dan pembebasan dirinya dari alienasi antara eksistensi dan esensinya sehingga manusia menjadi dirinya sendiri, tidak menjadi budak orang lain. Manusia yang beresensi harus mengembangkan diri seoptimal mungkin dan jika dia dipandang dari eksistensinya akan menjadikan ia sebagai Khalifah Tuhan dimuka bumi dan menjalankan tugas mulia yang diamanahkan kepadanya dalam ”Kitab Suci” masing-masing agama tertentu untuk memelihara dan memakmurkan bumi. Manusia adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk lain namun dengan akal budi dan kemauannya yang sangat kuat yang dimilikinya, maka manusia dapat menggunakan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni serta mengembangkannya untuk tujuan hidupnya. Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi manusia dapat hidup dengan lebih baik lagi dan dengan Seni akan selalu terjaga serta tercipta harmonisasi manusia dengan dirinya, dengan mahluk hidup lain dan juga dengan lingkungan alam semesta. Akal budi dan kemauannya yang sangat kuat itulah yang merupakan sifat unik dari manusia. Lebih lengkap karakteristik atau Ciri-ciri umum manusia sebagai mahluk Tuhan adalah sebagai berikut: a. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya. b. Mempunyai jiwa naluri, nalari, ruh dan hati yang sangat khas. c. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat dalam tubuhnya.



d. Tingkat reversibilitas sistim tubuh manusia sangat ideal. e. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar. f. Memiliki potensi untuk berkembang biak. g. Tumbuh dan bergerak. h. Berinteraksi dengan lingkungannnya. i. Bersifat fana atau mengalami kematian. 1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya Manusia sebagai salah satu penghuni bumi mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan mahluk penghuni alam semesta lainnya. Seperti diketahui bahwa benda mati (anorganik) relatif tidak memiliki prilaku dan tunduk pada hukum alam, seperti misalnya benda cair akan menguap jika temperatur meningkat, mengalir ketempat yang lebih rendah. Sedangkan mahluk hidup (organis) mempunyai prilaku bahkan bervariasi mulai dari sederhana seperti tumbuhan, sampai ke mahluk yang berprilaku kompleks yaitu binatang dan yang berprilaku sangat kompleks yakni manusia. Namun secara filosofis semua mahluk hidup memiliki prinsip yang sama secara umum yaitu daya gerak, naluri mempertahankan diri dan kemampuan berkembang biak. Dalam persfektif atau istilah lain juga mungkin dapat dijadikan rujukan, mengenai beberapa sudut pandang tentang kelebihan manusia jika dibandingkan dengan mahluk hidup yang lain, yaitu: a. Manusia sebagai mahluk berfikir yang bijaksana (homo sapiens) yang



dicerminkan



lingkungannya.



dalam



tindakan



dan



prilaku



terhadap



b. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya sehingga perlu bantuan peralatan



untuk



keperluan



hidupnya (homo faber), baik fisik maupun nalarnya. c. Manusia dapat berbicara (homo languegs) baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat dikomunikasikan pada generasi berikutnya tentang apa yang diinginkan, apa yang ditemukan dan lain-lain. d. Manusia dapat bermasyarakat (homo sosious) dan dapat pula berbudaya (homo humanis), artinya manusia bermasyarakat dengan tata tertib dan aturan yang diciptakan untuk kepentingan bersama dan saling menolong. e. Manusia dapat mengadakan usaha (homo economicus), artinya mengadakan tukar menukar barang (barter) maupun jual beli dengan prinsip ekonomi dan sekaligus kebutuhan materinya terpenuhi. f. Manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious) karena menyadari adanya kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini. Perkembangannya dimulai dari animisme, dinamisme, tatonisme (kepercayaan atau agama alami) dan kemudian agama samawi (kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa). 2. Curiousity atau Rasa Ingin Tahu Manusia Beberapa binatang sudah memiliki otak sehingga mempunyai daya



fikir



namun



terbatas



pada



insting



(naluri)



dan



upaya



mempertahankan diri termasuk berketurunan. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya, seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan berkembang biak. Aktifitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan dinyatakan sebagai rasa



keingintahuan yang tidak berkembang dan sering disebut dengan Idle Curiousity, sedangkan manusia disamping memiliki naluri juga mempunyai nalari dan nurani. Dengan nalari, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analitis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin tahu tentang sesuatu dan rasa ingin tahu manusia ini selalu terus berkembang yang disebut juga dengan Curiousity. Dengan nurani, manusia ingin selalu berbuat untuk dirinya, kepada sesama dan kepada lingkungannya. Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau (what) tentang sesuatu, dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana (how), mengapa (why), dan seterusnya. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak usia sekitar 2 tahun adalah ”apa nama benda tersebut”. Misalnya benda tersebut adalah pensil, maka pertanyaan selanjutnya yang muncul saat usia TK adalah ”bagaimana cara menggunakannya. Setelah semakin dewasa mungkin pertanyaan yang muncul adalah ”mengapa pensil dapat



dipakai



menulis”. Berdasarkan jawaban yang sesuai dengan usia saat pertanyaan itu diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus hasrat keingin tahuannya terpenuhi. Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan potensi yang ada dalam dirinya melakukan pengamatan dan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan juga tidak dapat memuaskannya. Pada manusia dijaman



kuno, untuk memuaskan diri mereka mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya apakah pelangi itu?, mereka sebenarnya tidak dapat menjawab, akan tetapi tetap mereka memberikan illustrasi bahwa pelangi adalah selendang bidadari, maka timbullah pengetahuan tentang selendang bidadari. Selanjutnya tentang mengapa gunung meletus, mereka juga mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa penguasa alam semesta ini lagi murka atau marah. Dari jawaban itu dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan baru yaitu yang berkuasa pada lautan, hutan dan seterusnya. Pengetahuan baru yang timbul itu, merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan



yang



disebut mitos. Cerita mitos disebut legenda mitos dapat di terima orang waktu itu karena hasrat ingin tahu telah terpenuhi, selain itu karena keterbatasan penginderaan dan penalaran manusia ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh pemerintahan atau kerajaan dan para penasehat serta hulu balang kerajaan pada saat itu. Curiousity atau kuriousitas atau rasa ingin tahu manusia, adalah suatu berkah atau hidayah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang dapat mengispirasi timbulnya berbagai macam potensi dalam diri manusia. Salah satu potensi terbesar adalah motivasi yang timbul dalam diri manusia untuk menghadapi dan mengembangkan kehidupannya. Motivasi tersebut, berkaitan dengan banyak hal diantaranya adalah : 1. Kebutuhan pisiologi (Physiological needs) 2. Kebutuhan keamanan (Safety needs) 3. Kebutuhan untuk menghargai (Needs for esteem) 4. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (Needs for self actualization)



5. Kebutuhan untuk mengetahui (Needs to know) 6. Kebutuhan untuk mengerti atau memahami (needs to understand) 7. Kebutuhan estetika (Aesthetic Needs) 8. Kebutuhan keutamaan diri (Needs of self transendence) Berkaitan dengan hal itu, maka motivasi adalah suatu istilah yang sangat fundamental dalam diri manusia, makanya motivasi perlu untuk selalu di jaga dan dihidupkan pada diri manusia dalam rangka mengawal kehidupan kita terutama bagi para mahasiswa baik dikampus maupun di luar kampus. ALAM SEMESTA Alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa ini pada hakikatnya merupakan maha karya Tuhan Yang Maha Kuasa yang penuh makna dan tujuan, dengan harmonisasi yang sangat dinamis dan sempurna dibawa penguasaan-Nya. Alam semesta ini merupakan kesatuan yang utuh dari benda atau materi (mulai dari matahari, planet, asteroid, benda-benda angkasa lainnya) dan gaya atau energi yang melingkupinya dengan segala keteraturan yang dinamis dan luar biasa serta begitu indah, namun kesemuanya itu penuh dengan misteri yang menggugah para ilmuan untuk mengkaji dan mempelajarinya melalui beberapa pendekatan, teori-teori ilmiah hasil observasi dan penelitian. Teori-teori tentang terbentuknya alam semesta diantaranya ialah Teori Keadaan tetap (Steady State Theory) dan Teori Ledakan Besar (Big-Bang Theory). Teori Keadaan Tetap, menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi teori



ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan juga tak terhingga tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir) namun pembuktian teori ini hanyalah menggunakan filosofi ilmu austronomi yang sangat dinamis seiring dengan perkembangan teknologi dengan tingkat analisis dan kepekaan alat yang semakin tinggi pula. Penemuan yang lain adalah Teori Ledakan Besar atau disebut juga Teori ”Big Bang” oleh Steven Hawkings ialah, meledaknya massa yang sangat besar dengan dahsyat oleh karena adanya reaksi inti yang tak terkendali dan membentuk dua dimensi. Salah satu dimensi terpusat dan dimensi lain dengan energi yang dimilikinya secara teratur melingkupi dimensi yang terpusat tersebut. Belakangan ini keberadaan teori ini sering diperdebatkan oleh beberapa ahli oleh karena perdebatan faham religiusitas dengan aliran non-relegiusitas. Namun setelah John C. Mather dan George F. Smoot sebagai pemenang Nobel Fisika tahun 2006, mengukur dengan akurat radiasi pada latar belakang kosmik (cosmic microwave background atau CMB), maka temuan ini semakin mengukuhkan kebenaran ilmiah teori Bigbang. Penemuan spektakuler John C. Mather sebagai peneliti senior Divisi Sains Astrofisika NASA dan George F. Smoot sebagai Professor Fisika di Universitas California Berkeley, dipublikasikan dalam jurnal Astrophysics tahun 1990 dan 1992. CMB ini sebenarnya di temukan dengan secara tak terduga awalnya oleh fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964 dalam bentuk derau atau gangguan (noise) pada pesawat radio. sayangnya kedua mahasiswanya yang telah memperkirakan bahwa temperatur rata-rata alam semesta ini merupakan konsekuensi dari



ledakan besar masa lalu serta berkembangnya alam semesta pada kisaran (50K-2680C),



tidak



sempat



mengusulkan



eksperimen



dengan



menggunakan teleskop radio dan yang menarik adalah ditemukannya hubungan antara derau/noise statistik gelombang radio dengan temperatur alam semesta. Dimana teori ini merupakan kisah sukses ilmu fisika selain teori mekanika kuantum dan teori relativistik. Berdasarkan Hipotesis Fowler, galaksi berawal dari fenomena alamiah yaitu suatu kabut gas pijar dengan massa yang sangat besar. Kabut ini kemudian mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus menerus berputar pada sumbunya. Ada massa yang tertinggal, yakni pada bagian luar dari kabut pijar tadi. Massa itu juga mengadakan kontraksi dan kondensasi maka terbentuklah gumpalan gas pijar yaitu gugusan bintang-bintang. Bagi yang bermassa besar masih berupa gumpalan kabut bintang. Dengan cara yang sama, bagian luar gugusan bintang-bintang yang tertinggal juga mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga bagian planet membentuk satelit seperti bulan dan seterusnya yang kesemuanya itu terjadi secara alamiah. Bima Sakti atau Milky Way, berbentuk seperti kue cucur. Dimana posisi matahari kita terletak kira-kira pada jarak 2/3, dihitung dari pusat galaksi itu sampai ke tepiannya. Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat semesta, benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu dan gas antar planet, semuanya beredar mengelilinginya. Teoriteori yang mendukung terbentuknya tata surya, antara lain Hipotesis Nebular, Hipotesis Planetisimal, Teori Tidal, Teori Bintang Kembar, Teori Creatio Continua dan Teori G.P. Kuiper.



SUSUNAN TATA SURYA



Matahari kita dikelilingi oleh sembilan planet. Empat buah yang dekat dengan Matahari disebut planet dalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Lima lainnya yang disebut planet luar berada relatif jauh dengan Matahari dan umumnya besar-besar. Mereka adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Anggota tata surya yang lain adalah: 1. Asteroida, berbentuk semacam planet tetapi sangat kecil, bergaris tengah 500 mil, jumlahnya lebih dari 2.000 buah dan terletak antara Mars dan Jupiter. 2. Komet atau bintang berekor. Garis edarnya eksentrik, perihelionnya sangat dekat dengan matahari, sedangkan aphelionnya sangat jauh, berupa bola gas pijar seperti matahari. 3. Meteor, merupakan batuan dingin yang terjadi akibat gaya tarik bumi sehingga masuk ke atmosfer menjadi pijar karena bergesekan dengan atmosfer. Bumi adalah salah satu bagian dari tata surya dan berbagai upaya oleh para ahli telah ditempuh untuk menentukan umur bumi. Teori tentang itu antara lain Teori Sedimen, Teori Kadar Garam, Teori Geotermal dan Teori Radioaktivitas. Teori yang terakhir inilah yang dianggap paling benar. Teori ini berlandaskan perhitungan waktu paruh dari peluruhan zat radioaktif. Dengan mengetahui kadar keaktifan jenis zat radioaktif Timbal atau Uranium, dibandingkan dengan kadar zat radioaktif luruhannya, sehingga dapat diketahui kapan zat itu ada atau



kapan terbentuknya, yang selanjutnya dikorelasikan antara waktu paruh, keaktifan jenis dan kadar zat radioaktif luruhannya, untuk menentukan umur bumi. Berdasarkan teori radioaktifitas ini, kita dapat menghitung bahwa bumi berumur antara 5 sampai 7 ribu juta tahun. Bumi ternyata tidak sepenuhnya bulat, tetapi agak pipih di kedua kutubnya. Bergaris tengah ekuatorial 7.923 mil sedangkan jarak antar kutub 7.900 mil, berat jenisnya (BJ = 5,5 g/cm3) dan beratnya 6,6 x 1021 ton. Inti dalam bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel bumi 1.800 mil dan lapisan lithosfher 20 mil. Lapisan bumi yang cair disebut hidrosfher yang menutupi 71% muka bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter. Sedangkan lapisan yang berupa gas disebut athmosfher, terdiri dari throposfher setebal 10 mil. Di sini terdapat segala kegiatan cuaca seperti awan, hujan, badai, petir maupun lalu lintas udara. Sesudah lapisan throposfher ialah lapisan sthratosfher dengan ketebalan mulai dari 10 - 50 mil. Pada lapisan sthratosfher terdapat lapisan ozon yang dapat menolak datangnya sinar ultra violet berintensitas tinggi dari matahari yang juga dapat merusak lapisan ionosfher. Dikatakan demikian, karena segala senyawa terurai menjadi ion-ion pada temperatur yang sangat rendah. Sekarang lapisan ozon ini telah robek/berlubang akibat pemakaian bahan kimia jenis CFC (Cluoro Fluoro Carbon). Lapisan ionosfher adalah lapisan penting karena untuk dinding pemantul gelombang radio. Teori Wegneer mengungkapkan bahwa benua dan samudera bermula dari satu kontinen. Oleh karena lapisan kulit bumi, pada



awalnya goyah dan bumi bergerak mengadakan rotasi maka lapisan tersebut retak dan secara perlahan serta terus menerus memisahkan diri menjadi beberapa benua. Pegunungan Himalaya dan Samudera Hindia (Indonesia) terbentuk karena kerutan geoinklinal, sedangkan Samudera Atlantik karena pergeseran horizontal. Lithosfher, hidrosfher maupun throposfher merupakan tempat tinggal berbagai makhluk hidup dan disebut biosfher. Harry Hess berpendapat bahwa di bumi ini ada enam lempengan utama yaitu sebagai berikut : 1. Lempengan Amerika, terdiri dari Amerika Utara dan Selatan serta 1/2 dasar bagian barat Samudera Atlantik. 2. Lempengan Afrika, yang terdiri dari Afrika dan sebagian samudera sekitarnya. 3. Lempengan Eurasia, terdiri dari Asia, Eropa, dan dasar laut sekitarnya. 4. Lempengan India, yang meliputi anak benua itu dan dasar samudera sekitarnya. 5. Lempengan Australia terdiri dari Australia dan samudera di sekitarnya. 6. Lempengan Pasifik, yang mendasari samudera Pasifik. Dalam rangka mengoptimalkan fungsi manusia sebagi mahluk yang diberikan amanah oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka manusia dalam berinteraksi dengan alam semesta khususnya di bumi ini bekewajiban memelihara, melestarikan dan memberdayakannya. Tugas dan sekaligus tanggung jawab ini harus dilaksanakan dengan penuh



kesadaran dan keikhlasan yang dilandasi nilai-nilai kearifan, etika dan moral agar penggunaan potensi manusia dalam bidang



ilmu



pengetahuan, teknologi dan seni dapat membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi dirinya maupun lingkungan alam sekitarnya. Alam semesta ini adalah dunia tempat kita mengembangkan potensi diri, fungsi diri, manfaat diri, tanggung jawab diri dan lain-lain dihadapan Sang Khalik, sehingga kebahagiaan, kesejahteraan dan lainlain dapat diraih bahkan kita berharap termasuk pada hari pembalasan di akhirat kelak. Oleh karena itu kita sebagai manusia dalam berinteraksi dengan alam semesta harus selalu menjaga makna dan hakikat diri kita demi kelestarian alam semesta agar tercipta harmonisasi yang baik sebagaimana yang diharapkan nenek moyang kita dan demi anak cucu kita kelak dimasa yang akan datang, sebagaimana yang diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dalam kitab suci-Nya.



KEGIATAN BELAJAR 1 JUDUL: PENGANTAR WAWASAN IPTEKS A. Deskripsi Singkat Modul 1 Buku Ajar Wawasan Ipteks dengan Judul Ipteks Bernuansa Etika dan Karakter dengan Sub Judul Pengantar wastek, Manusia dan Alam Semesta, dibuat sedemikian rupa oleh karena Wawasan Ipteks merupakan Mata Kuliah Ciri Khusus suatu perguruan tinggi yang diberikan kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Wawasan Ipteks pada tahun pertama. Sasaran pembelajaran pada mudul ini disajikan agar aspek-aspek karakter dan etika Wawasan Ipteks terutama yang berkaitan dengan Visi dan Misi perguruan tinggi dan kondisi perkembangan masyarakat secara global agar dapat dimengerti oleh mahasiswa baik menyeluruh maupun terintegrasi satu sama lain. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan aspek tersebut dan berusaha menemukan aspek substantif dari sudut pandang akademik dan mensinergikannya berdasarkan disiplin ilmu masing-masing. Sebelum menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan mempelajari dengan seksama RPS dan Sasaran Pembelajaran Modul Buku Ajara Wawasan Ipteks, agar tidak terjadi penyimpangan pada saat melakukan diskusi kelompok. Diharapkan kompetensi minimal didalami lebih jauh pada saat diskusi sehingga diakhir proses diskusi sasaran pembelajaran dapat tercapai. Semua mahasiswa diharuskan mempelajari buku-buku



yang



berkaitan



dengan



hal



ini



dan



memperkaya



pengetahuannya dengan pencarian pada media internet dan buku teks



lain yang berkaitan walaupun tidak tercantum pada daftar pustaka dibagian akhir modul ini. Kuliah pakar, diskuis pleno dengan melibatkan Dosen pakar dapat disajikan untuk kesempurnaan proses pembelajaran kita, tentu dengan aktifitas mahasiswa sebagai peserta kuliah dan diskusi harus lebih dinamis dan terencana karena itu semua akan berpengaruh pada penilaian akhir mahasiswa untuk mata kuliah ini. Terakhir, diharapkan agar Modul Buku Ajar Wawasan Ipteks ini dapat menuntun dan membantu mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan serta melihat keterkaitan yang lebih luas pada mata kuliah Wawasan Ipteks baik terhadap bidang ilmu yang digeluti maupun pada lingkungan masyarakat secara luas, juga diharapkan nantinya dapat membantu anda untuk menjawab soal-soal ujian Wawasan Ipteks. B. Relevansi Modul 1 Wawasan Ipteks, relevansinya berkaitan dengan buku ajar ini merupakan modul yang memiliki berhubungan atau tidak dapat lepas dengan semua BAB pembelajaran dalam Buku Ajar Wawasan Ipteks yang akan menjelaskan secara luas tentang ruang lingkup wawasan ipteks sebagai mata kuliah ciri khusus suatu perguruan tinggi sekaligus sebagai mata kuliah MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat). Selanjutnya secara khusus membahas tentang pengantar Wawasan Ipteks dan beberapa hal-hal yang berkaitan. Ruang lingkup ini diberikan dengan maksud agar mahasiswa mendapatkan pemahaman atau gambaran terhadap isi materi pembelajaran mata kuliah Wawasan Ipteks. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mudah mempelajari isi Materi Buku Ajar pada pembelajaran mata kuliah Wawasan Ipteks dengan metode Learning/SCL.



C. Capaian Pembelajaran 1.



Uraian Capaian pembelajaran yang berkaitan dengan modul 1 ini, mahasiswa diharapkan: Mampu menuliskan dan menjelaskan secara komprehensif esensi mata kuliah wawasan ipteks sesuai dengan Visi-Misi Perguruan Tinggi, sebagai mata kuliah ciri khas Universitas Hasanuddin. Selanjutnya diharapkan mampu membuat ringkasan yang berkaitan dengan konsepsi dasar dan pengantar wawasan ilmu pengetahuan teknologi dan seni dari awal sampai tahapan perkembangannya saat ini. Setelah mempelajari Modul 1 yang berkaitan dengan BAB 1 dan 2 dalam Buku Ajar Wawasan Ipteks, lebih lanjut mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman tentang mata kuliah WAWASAN IPTEKS secara utuh dan komprehensip, dapat



menjabarkan



beberapa substansi mendasar diantaranya propil keperibadian, sistim thinking dan karakter khas Indonesia yang berkorelasi dengan visimisi Perguruan Tinggi dan tujuan mata kuliah WAWASAN IPTEKS yang berdasarkan nilai-nilai moral, kearifan etika, soft skil dan karakter yang lebih komprehensif, menggunakan nalar yang holistik, rasional dan empiris dan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat tercermin dalam aktifitas kesehariannya. 2.



Latihan Latihan diberikan dalam bentuk membaca Materi Bahan Ajar dan membuat ringkasan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian: 1. Materi Kuliah, 2. Materi Soal Latihan yang berbentuk soal-soal baik model multiple choice murni, terstruktur, sebab akibat, benar dan salah



serta soal essai, dan 3. Materi Instruksi Learning, dan terakhir membuat ringkasan untuk ke 3 bagian Materi Bahan Ajar tersebut. Catatan: Ringkasan Materi Bahan Ajar dibuat secara perkelompok maksimum 1 halaman setiap bagian Materi Bahan Ajar tersebut. Secara lebih lengkap berkaitan dengan latihan ini, mahasiswa mengikuti Soal Penugasan Terstruktur (Soal-PT) dan Instruksi Learning 1 dan 2 yang ”diberikan disetiap akhir kuliah” di kelas untuk dilaksanakan sesuai intruksi dalam RPS mata kuliah wawasan Ipteks dan instruksi Dosen di kelas perkuliahan. Penting untuk diingat: Jika ada dalam RPS membuat ringkasan perorangan itu berarti ringkasan Kuliah Tatap Muka di kelas perkuliahan. 3.



Rangkuman Modul 1 yang terdiri dari dua topik pembelajaran yaitu tentang: Pengantar Mata Kuliah Wawasan Ipteks dan Manusia serta alam semesta. Sebagai Rangkuman Modul 1 ini, mahasiswa akan Memiliki



wawasan



secara



komprehensip



sehingga



mampu



menjelaskan, menjabarkan dan memformulasikan permasalahan yang berkaitan dengan substansi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni sesuai Visi dan Misi Unhas berbasis nilai-nilai etika dan karakter secara terintegrasi, menggunakan pendekatan berdasarkan Prinsip Wawasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Prinsip Wawasan Ipteks). Hal lain juga mampu mendemonstrasikan atau mempersentasikan permasalahan yang tepat dalam pemilihan alternatif tindakan pada situasi yang kompleks (argumentasi dan fakta yang keliru) berbasis kode etik ipteks, khususnya yang berkaitan dengan topik wawasan ipteks, manusia dan alam semesta.



4.



Pustaka Literatur atau pustaka yang berkaitan dengan mata kuliah Wawasan Ipteks terdiri dari:



1. Kasim, S. 2017. Filosofi Wawasan Ipteks (Buku Ajar Unhas). ISBN: 978-602-6332-12-7. Pustaka Pena Press. Makassar. 2. Tim Dosen Wawasan Ipteks Unhas, 2013, Buku Ajar Wawasan Ipteks UPT MKU UNHAS, Edisi ke 6. Unhas, Makassar. 3. Usman, H., dkk. 2014. Buku Ajar Wawasan Ipteks (Menggunakan Pendekatan Learning). UPT MKU UNHAS. ISBN: 978-602-997578-9. Percetakan Offset CV. Gelora. Makassar. 4. Dadang Ahmad S., 2009. Materi Lokakarya Mata Kuliah Wawasan Ipteks UPT MKU Unhas (Gabungan Materi



Pembelajaran



IPTEKS), Makassar. 5. Kartono, H. 2003. Pencemaran Lingkungan. Dirjen Dikti, Depdiknas, Jakarta. 6. Kosela, S. 2003. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi Kehidupan manusia. Dirjen Dikti., Depdiknas, Jakarta. 7. Mappadjantji Amien, 2009. Wawasan Ipteks (Filosofi dan Kerangka Konsep), Materi Lokakarya mata Kuliah Wastek UPT MKU Unhas, Makassar. 8. Masnur Muchlis, 2011. Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis Multidimensial. PT. Bumi Aksara, Cetakan ke dua. Jakarta. 9. Stock, Paul and Rob J.F. Burton, Journal of Sustainability, 2011. ISSN 2071-1050, 3, 1090-1113;doi;10.3390/su3081090. 10. Suriasumantri, Jujun,. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, dan literatur lain yang



berkaitan, termasuk yang ada dalam Daftar Pustaka Buku Ajar Wawasan Ipteks, dan juga dari internet. D. Tugas dan Lembar Kerja Tugas dan Lembar Kerja disajikan dalam 2 (dua) bentuk: 1. Membuat



rangkuman/ringkasan



hasil



belajar



secara



perkelompok, sesuai instruksi point 2 tentang Latihan, yaitu: Menjawab Soal Penugasan Terstruktur, Mendiskusikan Instruksi Learning secara perkelompok diluar perkuliahan sebagai bagian dari Belajar Mandiri yang selalu diakhiri dengan membuat ringkasan jawaban Penugasan Terstruktur dan Intruksi Learning yang diberikan kepada Mahasiswa secara simultan di setiap kali kegiatan perkuliahan selesai melalui portal Tugas di LMS Mata Kuliah Wawasan Ipteks. 2. Menjawab point pertanyaan pada LEMBAR KERJA secara perorangan berikut ini. LEMBAR KERJA a.



Kalimat atau kata kunci: Tulislah kalimat atau kata kunci yang anda temukan terkait dengan modul ini khususnya yang berhubungan dengan nilai-nilai karakter sebanyak mungkin dan tuliskan pula maksudnya serta fahami makna atau artinya. …………………………………………………………...…………… Pertanyaan-pertanyaan penting. (Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada nomor ini secara benar, jelas dan sistimatis), yaitu:



1. Jelaskan tentang beberapa istilah berikut: Wawasan, Karakter, Etika Ipteks, Reduksionistik, Rasionalisme-Empirisme, RasionalismeEksperimental, sains-mekanistik, Kecerdasan Artfisial, CartesianNewtonian dan Pemikiran Holistik dalam filsafat Ilmu. JAWABAN: ............................................................................................................ 2. Jelaskan paradigma pembelajaran Wawasan Ipteks dan proses perkembangan science secara global, diserta beberapa contoh?. JAWABAN: ............................................................................................................ 3. Wawasan Ipteks sebagai mata kuliah MBB yang berciri ke-unhas-an, jelaskan maksudnya, apa kaitannya dengan Visi dan Misi Perguruan Tinggi?. JAWABAN: ............................................................................................................ 4. Sebagai mahasiswa Unhas, bagaimana pandangan anda tentang WAWASAN IPTEKS, dan bagi para pencetus mata kuliah Wawasan Ipteks, apakah manfaat yang diharapkan terpatri dalam diri seorang mahasiswa, agar tujuan mata kuliah ini tercapai sesuai propil kepribadian mahasiswa pada MK. Wawasan Ipteks, jelaskan ?. JAWABAN: ............................................................................................................ 5. Ceriterakan



dengan



singkat



pengalaman



hidup



anda



yang



berkaitan dengan IPTEKS yang sarat dengan nilai-nilai karakter, termasuk apabila anda sendiri menjadi subyek pencipta karya-karya



ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (berikan contohnya dalam disiplin ilmu anda)?. JAWABAN: ............................................................................................................ b. Tuliskan Capaian Pembelajaran Modul 1: Uraikanlah dengan lengkap Capaian pembelajaran Mata Kuliah Wawasan Ipteks. Jawaban: ........................................................................................................... c. Pertanyaan Kegiatan Lapangan di Dunia Nyata atau di Internet: Pertanyaan pada bagian ini akan diberikan jika dilakukan kegiatan lapangan di Dunia Nyata atau di Internet sesuai arahan Tutor/Dosen pengajar dikelas SCL. Pertanyaan: ........................................................................................................... E. Tes Formatif Tes Formatif dilakukan disetiap akhir sesi kuliah Tatap Muka (Teaching/Pemberian Stimulus), berupa membuat ringkasan materi perkuliahan dan diminta untuk menjelaskan kesimpulannya, mahasiswa di sampling secara acak pada jawaban tertulis yang diserahkan di akhir perkuliahan, ringkasan ini akan disempurnakan secara tertulis sesuai aturan PPR (Panduan Penulisan Ringkasan) dalam RPS dan disetor sebagai tugas secara daring, melalui portal Tugas. Catatan: Waktu kumpul adalah bagian dari penilaian, ringkasan dapat secara perorangan, dapat pula secara kelompok, tergantung instruksi Dosen di kelas. Tes formatif lainnya dapat dilakukan melalui soal Penugasan Terstruktur



(PT) yang dan Lembar Kerja (LK) yang diatur secara acak antara nomor soal dan mahasiswa yang mengerjakannya. F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Hasil Tes Formatif sebagai umpan balik kepada mahasiswa diberikan nilai tertinggi 100 jika ringkasannya sesuai aturan dan isinya mencerminkan wawasan mahasiswa tentang konten/isi Materi Bahan Ajar yang mencakup tiga bagian yaitu: 1. Materi Kuliah, 2. Materi Soal Penugasan Terstruktur, dan 3. Materi Instruksi Learning. Catatan: Khusus untuk Soal Penugasan Terstruktur, jawabannya



akan



diberikan setelah mahasiswa mengumpulkan tugasnya dan hanya ditayangkan selama 24 jam pada waktu yang ditentukan oleh Dosennya, nilai tertinggi diberikan 100. Khusus untuk Lembar Kerja nilainya akan maksimum 100 apabila jawabannya sesuai konten/isis Materi Bahan Ajar dan disertai contoh dan pembahasan yang lebih luas, komprehensif dan holistik (sudut pandangnya tinjauannya lebih banyak dan lebih lengkap). Nilai akhir adalah nilai rata-rata dari gabungan ketiga aitem penilaian tersebut. Tindak lanjut dari Modul 1 ini dapat membantu mahasiswa memahami Modul selanjutnya oleh karena setiap Modul memiliki keterkaitan. Secara substansi semua Modul membahas tentang bagaimana Mahasiswa memanfaatkan, mengelola, menikmati dan menjaga kelestarian alam semesta dengan memanfaatkan substansi Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni sebagai sarananya. Bukan malah sebaliknya dengan substansi IPTEKS menjadikan mahasiswa terbebani bahkan dapat jadi bumerang bagi dirinya.



KEGIATAN BELAJAR 2 MANUSIA DAN ALAM SEMESTA A. Deskripsi Singkat Modul 1 Buku Ajar Wawasan Ipteks dengan Judul Ipteks Bernuansa Etika dan Karakter dengan Sub Judul Pengantar wastek, Manusia dan Alam Semesta, dibuat sedemikian rupa oleh karena Wawasan Ipteks merupakan Mata Kuliah Ciri Khusus suatu perguruan tinggi yang diberikan kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Wawasan Ipteks pada tahun pertama. Sasaran pembelajaran pada mudul ini disajikan agar aspek-aspek karakter dan etika Wawasan Ipteks terutama yang berkaitan dengan Visi dan Misi perguruan tinggi dan kondisi perkembangan masyarakat secara global agar dapat dimengerti oleh mahasiswa baik menyeluruh maupun terintegrasi satu sama lain. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan aspek tersebut dan berusaha menemukan aspek substantif dari sudut pandang akademik dan mensinergikannya berdasarkan disiplin ilmu masing-masing. Sebelum menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan mempelajari dengan seksama RPS dan Sasaran Pembelajaran Modul Buku Ajara Wawasan Ipteks, agar tidak terjadi penyimpangan pada saat melakukan diskusi kelompok. Diharapkan kompetensi minimal didalami lebih jauh pada saat diskusi sehingga diakhir proses diskusi sasaran pembelajaran dapat tercapai. Semua mahasiswa diharuskan mempelajari buku-buku



yang



berkaitan



dengan



hal



ini



dan



memperkaya



pengetahuannya dengan pencarian pada media internet dan buku teks



lain yang berkaitan walaupun tidak tercantum pada daftar pustaka dibagian akhir modul ini. Kuliah pakar, diskuis pleno dengan melibatkan Dosen pakar akan disajikan untuk kesempurnaan proses pembelajaran kita, tentu dengan aktifitas mahasiswa sebagai peserta kuliah dan diskusi harus lebih dinamis dan terencana karena itu semua akan berpengaruh pada penilaian akhir mahasiswa untuk mata kuliah ini. Terakhir, diharapkan agar Modul Buku Ajar Wawasan Ipteks ini dapat menuntun dan membantu mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan serta melihat keterkaitan yang lebih luas pada mata kuliah Wawasan Ipteks baik terhadap bidang ilmu yang digeluti maupun pada lingkungan masyarakat secara luas, juga diharapkan nantinya dapat membantu anda untuk menjawab soal-soal ujian Wawasan Ipteks. B. Relevansi Modul 1 Wawasan Ipteks, relevansinya berkaitan dengan buku ajar ini merupakan modul yang memiliki berhubungan atau tidak dapat lepas dengan semua BAB pembelajaran dalam Buku Ajar Wawasan Ipteks yang akan menjelaskan secara luas tentang ruang lingkup wawasan ipteks sebagai mata kuliah ciri khusus suatu perguruan tinggi sekaligus sebagai mata kuliah MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat). Selanjutnya Modul ini menjelaskan pula bagaimana hakekat manusia dan posisi atau kedudukan serta fungsi manusia sebagai penghuni bumi, hakekat alam semesta serta segala hal yang berkaitan dengannya. Ruang lingkup ini diberikan dengan maksud agar mahasiswa mendapatkan



pemahaman



atau



gambaran



terhadap



isi



materi



pembelajaran mata kuliah Wawasan Ipteks. Hal ini dimaksudkan agar



mahasiswa mudah mempelajari isi materi kuliah pada pembelajaran mata kuliah Wawasan Ipteks dengan metode Learning/SCL. C. Capaian Pembelajaran 1.



Uraian Capaian pembelajaran yang berkaitan dengan modul 1 ini, mahasiswa diharapkan: Mampu menuliskan dan menjelaskan secara komprehensif esensi mata kuliah wawasan ipteks sesuai dengan Visi-Misi Perguruan Tinggi, sebagai mata kuliah ciri khas Universitas Hasanuddin. Selanjutnya diharapkan mampu membuat makalah, mempersentasikan dan membandingkan tentang hakekat penciptaan manusia, alam semesta serta konsepsi dasar wawasan ilmu pengetahuan teknologi dan seni dari awal sampai tahapan perkembangan dewasa ini. Setelah mempelajari Modul 1 yang berkaitan dengan BAB 1 dan 2 dalam Buku Ajar Wawasan Ipteks, lebih lanjut mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman tentang mata kuliah WAWASAN IPTEKS secara utuh dan komprehensip, dapat



menjabarkan



beberapa substansi mendasar diantaranya propil keperibadian, sistim thinking dan karakter khas Indonesia yang berkorelasi dengan visimisi Perguruan Tinggi dan tujuan mata kuliah WAWASAN IPTEKS yang berdasarkan nilai-nilai moral, kearifan etika, soft skil dan karakter yang lebih komprehensif, menggunakan nalar yang holistik, rasional dan empiris dan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat tercermin dalam aktifitas kesehariannya.



2.



Latihan Latihan diberikan dalam bentuk membaca Materi Bahan Ajar dan membuat ringkasan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian: 1. Materi Kuliah dari Dosen dan Materi Persentasi dari kelompok SCL mahasiswa, 2. Materi Soal Latihan yang berbentuk soal-soal baik model multiple choice murni, terstruktur, sebab akibat, benar dan salah serta soal essai, dan 3. Materi Instruksi Learning, dan terakhir membuat ringkasan untuk ke 3 bagian Materi Bahan Ajar tersebut. Catatan: Ringkasan Materi Bahan Ajar dibuat secara perkelompok maksimum 1 halaman setiap bagian Materi Bahan Ajar tersebut. Secara lebih lengkap berkaitan dengan latihan ini, mahasiswa mengikuti Soal Penugasan Terstruktur (Soal-PT) dan Instruksi Learning 1 dan 2 yang ”diberikan disetiap akhir kuliah” di kelas untuk dilaksanakan sesuai intruksi dalam RPS mata kuliah wawasan Ipteks dan instruksi Dosen di kelas perkuliahan. Penting untuk diingat: Jika ada dalam RPS membuat ringkasan perorangan itu berarti ringkasan Kuliah Tatap Muka di kelas perkuliahan.



3.



Rangkuman Modul 1 yang terdiri dari dua topik pembelajaran yaitu tentang: Pengantar Mata Kuliah Wawasan Ipteks dan Manusia serta alam semesta. Sebagai Rangkuman Modul 1 ini, mahasiswa akan Memiliki



wawasan



secara



komprehensip



sehingga



mampu



menjelaskan, menjabarkan dan memformulasikan permasalahan yang berkaitan dengan substansi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni sesuai Visi dan Misi Unhas berbasis nilai-nilai etika dan karakter secara terintegrasi, menggunakan pendekatan berdasarkan



Prinsip Wawasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Prinsip Wawasan Ipteks). Hal lain juga mampu mendemonstrasikan atau mempersentasikan permasalahan yang tepat dalam pemilihan alternatif tindakan pada situasi yang kompleks (argumentasi yang keliru dan fakta yang salah) berbasis kode etik ipteks, khususnya yang berkaitan dengan topik manusia dan alam semesta kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS). 4.



Pustaka Literatur atau pustaka yang berkaitan dengan mata kuliah Wawasan Ipteks terdiri dari:



1. Kasim, S. 2017. Filosofi Wawasan Ipteks (Buku Ajar Unhas). ISBN: 978-602-6332-12-7. Pustaka Pena Press. Makassar. 2. Tim Dosen Wawasan Ipteks Unhas, 2013, Buku Ajar Wawasan Ipteks UPT MKU UNHAS, Edisi ke 6. Unhas, Makassar. 3. Usman, H., dkk. 2014. Buku Ajar Wawasan Ipteks (Menggunakan Pendekatan Learning). UPT MKU UNHAS. ISBN: 978-602-997578-9. Percetakan Offset CV. Gelora. Makassar. 4. Dadang Ahmad S., 2009. Materi Lokakarya Mata Kuliah Wawasan Ipteks UPT MKU Unhas (Gabungan Materi



Pembelajaran



IPTEKS), Makassar. 5. Kartono, H. 2003. Pencemaran Lingkungan. Dirjen Dikti, Depdiknas, Jakarta. 6. Kosela, S. 2003. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi Kehidupan manusia. Dirjen Dikti., Depdiknas, Jakarta.



7. Mappadjantji Amien, 2009. Wawasan Ipteks (Filosofi dan Kerangka Konsep), Materi Lokakarya mata Kuliah Wastek UPT MKU Unhas, Makassar. 8. Masnur Muchlis, 2011. Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis Multidimensial. PT. Bumi Aksara, Cetakan ke dua. Jakarta. 9. Stock, Paul and Rob J.F. Burton, Journal of Sustainability, 2011. ISSN 2071-1050, 3, 1090-1113;doi;10.3390/su3081090. 10. Suriasumantri, Jujun,. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah



Pengantar



Populer. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, dan literatur lain yang berkaitan, termasuk yang ada dalam Daftar Pustaka Buku Ajar Wawasan Ipteks, dan juga dari internet. D. Tugas dan Lembar Kerja Tugas dan Lembar Kerja disajikan dalam 2 (dua) bentuk: 1. Membuat



rangkuman/ringkasan



hasil



belajar



secara



perkelompok, sesuai instruksi point 2 tentang Latihan, yaitu: Menjawab Soal Penugasan Terstruktur, Mendiskusikan Instruksi Learning secara perkelompok diluar perkuliahan sebagai bagian dari Belajar Mandiri yang selalu diakhiri dengan membuat ringkasan jawaban Penugasan Terstruktur dan Intruksi Learning yang diberikan kepada Mahasiswa secara simultan di setiap kali kegiatan perkuliahan selesai melalui portal Tugas di LMS Mata Kuliah Wawasan Ipteks. 2. Menjawab point pertanyaan pada LEMBAR KERJA secara perorangan berikut ini.



LEMBAR KERJA a. Kalimat atau kata kunci: Tulislah kalimat atau kata kunci yang anda temukan terkait dengan modul ini khususnya yang berhubungan dengan nilai-nilai karakter sebanyak mungkin dan tuliskan pula maksudnya serta fahami makna atau artinya. …………………………………………………………...…………… Pertanyaan-pertanyaan penting. (Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada nomor ini secara benar, jelas dan sistimatis), yaitu: 1. Jelaskan hakekat manusia diciptakan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini dan apa kelebihan manusia dibandingkan makhluk hidup lainnya, serta nilai-nilai karakter yang bagaimana yang harus dikembangkan sesuai mata kuliah Wawasan ipteks?. JAWABAN: ............................................................................................................ 2. Jelaskan hakekat alam semesta, teori para ahli dalam proses terbentuknya, bagaimana posisi manusia dialam semesta dan mengapa substansi kajian Mata Kuliah Wawasan Ipteks berfokus pada manusia, alam semesta dan IPTEKS secara global sebagai sarana yang dipakai manusia dalam berinteraksi dengan alam semesta?. JAWABAN: ............................................................................................................ 3. Sebagai mahasiswa Unhas, bagaimana pandangan anda tentang WAWASAN IPTEKS, dan bagi para pencetus mata kuliah Wawasan



Ipteks, apakah manfaat yang diharapkan terpatri dalam diri seorang mahasiswa, agar tujuan mata kuliah ini tercapai sesuai propil kepribadian mahasiswa pada MK. Wawasan Ipteks, jelaskan ?. JAWABAN: ............................................................................................................ 4. Jelaskan aspek etika Ilmu Pengetahuan dan Seni



(IPTEKS)



sesuai Visi dan Misi Perguruan Tinggi kaitannya dengan makna hidup manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkungannya dialam semesta ini?. JAWABAN: ............................................................................................................ 5. Jelaskan makna tiga substansi yang paling mendasar yaitu etika, moralitas dan sensibilitas yang menunjang pencapaian tujuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) terhadap kehidupan manusia



dan



kelestarian



serta



harmonisasi



alam



semesta.



JAWABAN: ............................................................................................................ 6. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani bahkan ada ilmuan yang mengatakan bahwa manusia terbagi atas jasmani, ruh, nafsu dan jiwa, dan beberapa pendapat lainnya, menurut anda apakah sistim pendidikan kita sudah menyentuh semua aspek tersebut agar peningkatan kualitas SDM dapat lebih paripurna, jelaskan menurut anda, kaitkan dengan keberadaan Mata Kuliah Wawasan Ipteks dan Visi-Misi serta Pola Ilmiah Pokok Perguruan Tinggi?. JAWABAN: ............................................................................................................



b. Tuliskan Capaian Pembelajaran Modul 1: Uraikanlah dengan lengkap Capaian pembelajaran Mata Kuliah Wawasan Ipteks. Jawaban: ........................................................................................................... c. Pertanyaan Kegiatan Lapangan di Dunia Nyata atau di Internet: Pertanyaan pada bagian ini akan diberikan jika dilakukan kegiatan lapangan di Dunia Nyata atau di Internet sesuai arahan Tutor/Dosen pengajar dikelas SCL. Pertanyaan: ........................................................................................................... E. Tes Formatif Tes Formatif dilakukan disetiap akhir sesi kuliah Tatap Muka (Teaching/Pemberian Stimulus) dan sesi diskusi SCL, berupa membuat ringkasan materi perkuliahan dan materi diskusi kelompok SCL. Kelompok SCL mahasiswa di sampling secara acak pada jawaban tertulis yang diserahkan di akhir perkuliahan dan materi diskusi kelompok



SCL



untuk



didengarkan



penjelasannya



mewakili



kelompoknya, ringkasan ini akan disempurnakan secara tertulis sesuai aturan PPR (Panduan Penulisan Ringkasan) dalam RPS dan disetor sebagai tugas kelompok secara daring, melalui portal Tugas. Catatan: Waktu kumpul adalah bagian dari penilaian. Tes formatif lainnya dapat dilakukan melalui soal Penugasan Terstruktur (PT) yang dan Lembar Kerja (LK) yang diatur secara acak antara nomor soal dan mahasiswa yang mengerjakannya (Tes Formatif ini dikerjakan perkelompok).



F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Hasil Tes Formatif sebagai umpan balik kepada kelompok SCL mahasiswa diberikan nilai tertinggi 100 bagi kelompok SCL tersebut, jika ringkasannya sesuai aturan dan isinya mencerminkan wawasan mahasiswa tentang konten/isi Materi Bahan Ajar yang mencakup tiga bagian yaitu: 1. Materi Kuliah dan Materi Diskusi SCL, 2. Materi Soal Penugasan Terstruktur, dan 3. Materi Instruksi Learning. Catatan: Khusus untuk Soal Penugasan Terstruktur, jawabannya



akan



diberikan setelah mahasiswa mengumpulkan tugasnya dan hanya ditayangkan selama 24 jam pada waktu yang ditentukan oleh Dosennya, nilai tertinggi diberikan 100. Khusus untuk Lembar Kerja nilainya akan maksimum 100 apabila jawabannya sesuai konten/isi Materi Bahan Ajar dan disertai contoh dan pembahasan yang lebih luas, komprehensif dan holistik (sudut pandangnya tinjauannya lebih banyak dan lebih lengkap). Nilai akhir adalah nilai rata-rata dari gabungan ketiga aitem penilaian tersebut. Tindak lanjut dari Modul 1 ini dapat membantu mahasiswa memahami Modul selanjutnya oleh karena setiap Modul memiliki keterkaitan. Secara substansi semua Modul membahas tentang bagaimana Mahasiswa memanfaatkan, mengelola, menikmati dan menjaga kelestarian alam semesta dengan memanfaatkan substansi Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni sebagai sarananya. Bukan malah sebaliknya dengan substansi IPTEKS menjadikan mahasiswa terbebani bahkan dapat jadi bumerang bagi dirinya.