'Kelompok 5 - Makalah Pengantar Bisnis Menilai Kondisi Global [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MENILAI KONDISI GLOBAL



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengantar Bisnis Disusun Oleh: 1. Mirda Amir



(C30120081)



2. Virdasari



(C30120082)



3. Nuzul Sania



(C30120084)



4. Winda



(C30120093)



5. Danang Nugraha



(C30120117)



KELAS C PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI TADULAKO 2020



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas pengantar bisnis tentang “Menilai Kondisi Global”. Penulisan makalah ini ditujukan dalam rangka memenuhi tugas pengantar bisnis. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian mengenai kondisi lingkungan global akan memengaruhi perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah memberikan tugas ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis dan juga bagi pembaca pada umumnya. Kami sadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan.



Palu, 09 Desember 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ........................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2 DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4 1.1.Latar Belakang. ........................................................................................................... 4 1.2..Rumusan Masalah ................................................................................................. 5 1.3. Tujuan .............................................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................6 2.1. Motif untuk Menjalankan Bisnis Internasional................................................. 6 2.2. Metode dalam Menjalankan Bisnis Internasional ............................................. 7 2.3. Hambatan dari Bisnis Internasional ................................................................. 8 2.4. Karakteristik Asing yang Memengaruhi Bisnis Internasional......................... 13 2.5. Pergerakan Nilai Tukar yang Memengaruhi Kinerja Bisnis Internasional ...... 14 2.6. Pertanyaan dan Jawaban .................................................................................. 17 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 19 3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 19 3.2. Saran ............................................................................................................. 19



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 20



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Di era globalisasi batas antarnegara semakin transparan, hal ini mengakibatkan banyak perusahaan yang telah memanfaatkan peluang ini untuk melakukan bisnis internasional dengan melakukan ekspansi bisnis ke berbagai negara di dunia. Bukan hanya perusahaan besar yang melakukan bisnis internasional ini, perusahaan kecil juga terlibat dalam bisnis internasional dengan membeli atau membeli barang dan jasa negara asing. Dalam menjalankan bisnis internasional seorang pebisnis harus memerhatikan kondisi ekonomi internasional yang dapat memengaruhi kinerja bisnisnya. Kondisi ekonomi internasional dapat memengaruhi pendapatan dan beban perusahaan yang akan berakibat langsung pada nilai perusahaan. Dalam melakukan bisnis internasional seorang pebisnis harus mempertimbangkan di mana ekspansi bisnis akan dilakukan dan mengetahui kondisi keuangan dan karakteristik budaya negara tersebut. Selain itu, yang paling penting adalah pebisnis harus mengetahui kondisi ekonomi negara tersebut, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada permintaan yang dipengaruhi oleh tingkat penghasilan masyarakat lokal. Semua perusahaan yang menjalankan bisnis internasional sangat penting untuk dapat menilai kondisi global yang dapat memengaruhi kinerja bisnisnya, sehingga dapat meningkatkan permintaan produknya dan dapat menghasilkan laba yang lebih besar. Dengan demikian makalah ini akan membahas tentang bagaimana perusahaan internasional menilai kondisi lingkungan ekonomi global dan mengambil keputusan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.



4



1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah motif dari suatu perusahaan untuk terlibat dalam bisnis internasional? 2. Bagaimana perusahaan menjalankan bisnis internasional? 3. Bagaimana hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang dan hambatan yang masih ada? 4. Bagaimana karakteristik negara asing memengaruhi bisnis internasional suatu perusahaan? 5. Bagaimana pergerakan nilai tukar dapat memengaruhi kinerja perusahaan?



1.3 Tujuan 1. Mengetahui motif dari suatu perusahaan untuk terlibat dalam bisnis internasional. 2. Mengetahui metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan



bisnis



internasional. 3. Mengetahui hambatan bisnis internasional yang telah berkurang dan yang masih ada. 4. Mengetahui karakteristik negara asing yang dapat memengaruhi bisnis internasional suatu perusahaan. 5. Mengetahui pengaruh pergerakan nilai tukar terhadap kinerja perusahaan.



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Motif untuk Menjalankan Bisnis Internasional Suatu negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama yang maisng-masing menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi mereka. Alasan pertama, negara-negara berdagang karena setiap negara berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa, sebagaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedan mereka melalui suatu pengaturan dimana setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif baik. Alasan kedua, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomis dalam produksi, maksudnya jika setiap negara menghasilkan sejumlah barang tertentu maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi segala jenis barang. Motif inilah dalam dunia nyata merupakan cerminan interaksi perdagangan internasional. Alasan utama mengapa perusahaan-perusahaan AS terlibat dalam bisnis internasional adalah untuk : 1. Menarik Permintaan Asing Banyak perusahaan yang kurang berhasil masuk dalam pasar asing terutama di AS hal ini disebabkan karena persaingan yang ketat dan perubahan dalam selera pelanggan sehingga mudah sekali produksi berkurang. Akan tetapi banyak perusahaan yang telah berhasil memasuki pasar asing contoh saja ebay, McDonald’s, PepsiCo dll. Setiap perusahaan harus bisa berpikir bahwa pertumbuhan ekonomi antarnegara tidaklah sama, sehingga perusahaan harus secara cerdas memposisikan bisnisnya di pasar-pasar yang permintaannya meningkat. 2. Memanfaatkan Teknologi. Memperluas usaha ke negara-negara lain yang perkembangan teknologinya tidak semaju negara lain merupakan motifyang sangat baik dan memiliki poin lebih. 3. Menggunakan Sumber Daya yang Murah Biaya tenaga kerja dalam suatu negara sangatlah berbeda, terlihat jelas antara negara maju dan negara berkembang. Suatu keuntungan yang cukup baik bagi suatu 6



perusahaan yang menjalankan suatu produksinya di negara-negara yang tenaga kerjanya lebih murah ketimbang negara maju yang jauh lebih mahal. 4. Melakukan Diversifikasi Secara Internasional. Saat sebuah perusahaan memproduksi di satu negara maka keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang didapat akan di rasakan oleh satu perusahaan itu saja. Akan tetapi jauh berbeda apabila perusahaan tersebut memiliki cabang produksi di negara lain, maka saat terjadi lemah ekonomi pada satu negara masih dapat terbantu dengan negara lain yang jumlah produksinya meningkat. 2.2 Metode dalam Menjalankan Bisnis Internasional Suatu perusahaan dapat menggunakan berbagai macam strategi untuk menjalankan sebuah bisnis internasional. Berikut strategi yang dapat diterapkan untuk menjalankan bisnis internasional, antara lain: 1.



Impor Mengimpor (importing) adalah pembelian barang atau jasa asing. Misalnya Indonesia mengimpor beras, minyak bumi, handphone, laptop dan produk-produk lainnya dari berbagai negara. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat impor antara lain: a. Tarif Pemerintah dapat mengenakan tariff atau pajak terhadap produk-produk impor. Ketika pemerintah menerapkan kebijakan pengenaan tariff, kemampuan perusahaan asing untuk bersaing di negara-negara tersebut menjadi terbatas. Hal ini dikarenakan tariff atau pajak yang dikenakan langsung kepada para importer, membuat harga barang yang dikenai pajak tersebut menjadi lebih tinggi disbanding dengan produk local. b. Kuota Kebijakan kuota ini berarti pemerinntah membatasi jumlah produk tertentu yang dapat di impor. Pembatasan barang impor berarti barang yang masuk untuk jumlahnya terbatas, sehingga biaya rata-rata untuk masing-masing barang meningkat. Dengan demikian, harga barang impor akan naik dan produksi dalam negeri dapat semakin bersaing. c. Larangan impor Larangan impor adalah kebijakan yang melarang secara mutlak impor komoditas tertentu. Misalnya impor karet mentah atau pakaian bekas. Tujuan dari kebijakan ini untuk mengurangi jumlah pesaing produk dalam negeri, meningkatkan penjualan dalam negeri dan mengurangi jumlah devisa yang lari ke luar negeri. d. Subsidi kebijakan subsidi adalah kebijakan pemerintah melalui pemberian bantuan kepada produsen dalam negeri agar dapat menjual produknya dengan harga murah sehingga mampu bersaing dengan produk impor. 7



2. Ekspor Mengekspor adalah penjualan barang atau jassa ke pembeli yang berada di negara lain. Banyak begara-negara besar maupun kecil yang melakukan ekspor ke negara-negara yang lainnya. Akantetapi, ketika jumlah yang di ekspor kurang sebanding dengan banyaknya barang impor maka akan mengakibatkan terjadinya deficit neraca perdagangan. Untuk meningkatkan ekspor suatu negara mengguanakan berbagai cara salah satunya menggunakan fasilitas internet. Melalui situs web perusahaan untuk mengiklankan produknya dan juga menerima pesanan melalu sistem online. Hal ini tentu saja membuat proses perdagangan menjadi lebih cepat. 3. Investasi Asing Langsung (Direct Forign Investment-DFI) Investasi asing langsung merupakan suatu cara untuk mengakuisisi atau membangun anak perusahaan di satu atau lebih negara asing. Cara ini dilakukan agar mengurangi biaya transportasi, menghindari hambatan perdgangan, penggunaan tanah gratis dengan kompensasi perusahaan tersebut dapat memperhatikan pekerja local dan menguarangi biaya tenagan kerja yang lebih murah. 4. Outsourcing Bebrapa perusahaan Amerika Serikat menggunakan outsourcing sebagai cara mengurangi biaya. Perusahaan berpendapat bahwa outsourcing merupakan cara agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang mengadalkan tenaga kerja asing murah. Segala tindakan ini didasari untuk memperoleh manfaat tenaga kerja asing murah. 5. Aliansi Strategis Aliansi strategis adalah suatu perjanjian bisnis antar perusahaan di mana sumber daya ditanggung bersama untuk mengejar kepentingan bersama. ada berbagai jenis aliansi strategis yang dapat dilakukan, antara lain, Joint venture merupakan suatu perjanjian antara dua perusahaan mengenai proyek tertentu. Jenis aliansi strategis lainnya adalah perjanjian lisensi internasional yang merupaka jenis aliansi dimana suatu perusahaan memperbolehkan perusahaan asing (pemegang lisensi) untuk menghasilkan produk-produk sesuai dengan instruksi yang spesifik. 2.3 Hambatan dari Bisnis Internasional Dalam beberapa dekade belakangan ini,



faktor penting yang memberikan



kontribusi bagi peningkatan bisnis internasional adalah berkurangnya hambatan perdagangan.



Meskipun



demikian, perusahaan



yang mempertimbangkan



untuk



menjalankan bisnis internasional harus menyadari bahwa hambatan perdagangan masih tetap ada.



A. Pengurangan dalam Hambatan



8



Hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang sejalan dengan berlalunya waktu melalui berbagai perjanjian perdagangan bebas dan pembentukan zona perdagangan bebas seperti Uni Eropa. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana hambtan perdagangan dikurangi. 1.



NAFTA. Sebagai hasil dari North American Free Trade Agreement−NAFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara) pada tahun 1993, hambatan perdagangan antara Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada



dihapuskan.



Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan di Amerika Serika saat ini memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengekspor produk-produknya ke Negara-negara lain, sementara perusahaan-perusahaan di Meksiko



memiliki lebih banyak



kebebasan untuk mengekspor produk-produknya ke Amerika Serikat. 2.



GATT. Mengikuti NAFTA, General Agreement on Tariffs and Trade−GATT (perjanjian Umum Mengenai Tarif dan Perdagangan) menghimbau pengurangan atau penghapusan hambatan perdagangan atas produk-produk impor tertentu di 117 negara. Perjanjian tersebut juga mengarah pada pembentukan World Trade Organization−WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), yang saat ini memiliki 140 negara anggota. Hal ini memungkinkan perusahaan dengan mudah mengekspor produknya ke negara-negara lain.



3.



Amerika Latin. Pada bulan Juni 2003, Amerika Serikat dan Cile menandatangani perjanjian perdagangan bebas untuk menghapuskan tariff atas lebih 90 persen produk yang dikirimkan antara kedua Negara.



Banyak



perjanjian perdagangan bebas lainnya masih dalam proses negosiasi antara Amerika Serikat dan negara-negara Amerika Latin. 4.



Uni Eropa. Selama tahun 1980-an dan tahun 1990-an, negara-negara Uni Eropa setuju untuk mengahapuskan banyak hambatan perdagangan. Pada tahun 2002, kebanyakan dari Negara-negara ini juga mengadopsi euro sebagai mata uangnya. Hal ini memungkinkan perusahaan di satu negara Eropa untuk mengekspor produknya ke perusahaan di negara Eropa lainnya. Karena pihak importer dan eksportir menggunakan mata uang yang sama dan dengan demikian tidak lagi menghadapi biaya dan risiko yang berkaitan dengan pertukaran mata uang. Pada tahun 2004, Uni Eropa menerima anggota-anggota baru berikut, yang kebanyakan berasal dari Eropa bagian timur: Siprus, Chekas, Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Slovakia, dan Slovenia. Konsekuensinya, 9



habatan perdagangan dari anggota negara-negara baru ini dengan Eropa bagian barat berkurang. Kerena Negara-negara ini memiliki tingkat upah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Eropa bagian barat, perusahaan-perusahaan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain dapat mendirikan pabrik manufaktur



di



negara-negara



ini



untuk



menghasilkan



produk



dan



mengekspornya ke Eropa bagian barat. 5.



Berkurangnya Hambatan atas Investasi Asing Langsung. Dalam tahuntahun belakangan ini, banyak Negara Asia, Eropa, dan Amerika Latin telah mengurangi hambatan terhadap investasi asing langsung. Konsekuensinya, perusahaan sekarang memiliki lebih banyak kebebasan untuk mendirikn anak perusahaan atau untuk mengakuisisi perusahaan yang sudah ada di sana. Di beberapa Negara, pemerintah bahkan menawarkan insentif kepada perusahaan guna mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendirikan fasilitas di sana. Pemerintah ini mengakui bahwa kepemilikan asing atas fasilitas local akan memberikan manfaat bagi perekonomian berupa penciptaan lapangan kerja.



B. Hambatan yang Tersisa Tetapi, perusahaan sebaiknya menyadari bahwa meskipun hambatan terhadap bisnis internasional berkurang, beberapa pemerintah tetap mengenakan hambatan perdagangan guna melindungi perusahaan-perusahaan local atau untuk menghukum Negara-negara tertentu atas tindakannya. Hambatan ini dapat mencegah suatu perusaan dari menjalankan bisnis internasional di suatu Negara. Alternatifnya, hambatan ini dapat meningkatkan biaya menjalankan bisnis internasional. Dalam beberapa kasus, keunggulan potensial dari menjalankan bisnis internasional tidak sebanding dengan biaya untuk menghadapi hambatan tersebut, hambatan-hambatan yang umum meliputi hambatan perdagangan seperti tariff dan kuota, serta hambatan yang ditujukan untuk mencegah suatu perusahaan mendirikan anak perusahaan (investasi asing langsung) di Negara lain. 1) Hambatan yang Digunakan untuk Melindungi Perusahaan Lokal. Pemerintah mana pun dapat tergoda untuk memberlakukan hambatan guna melindungi perusahaan-perusahaannya. Missal saja, pemerintah AS dapat memberlakukan hambatan perdagangan seperti tariff atas baja impor, meskipun hambatan semacam itu bertentangan dengan perjanjian perdagangan bebas sebelum dengan Negara lain. Pemerintah dapat beragumentasi bahwa tindakan seperti itu sesuai karena perusahaan baja asing menerima subsidi dari 10



pemerintahnya sehingga memungkinankan perusahaan tersebut untuk lebih kompetitif dan oleh karena itu dapat menjual bajanya pada harga yang lebih rendah dibandingkan dengan bebannya. Pemerintah Negara asing, pada gilirannya, dapat mengklaim bahwa pemerintah tersebut tidak memberikan subsidi, dan perselisihan tersebut dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. Smentara, pemerintah asing dapat membalas dengan mengenakan tariff pada produk-produk yang diimpor pelangganya dari Amerika Serikat, seperti bahan kimia. Intervensi semacam itu oleh pemerintah guna melindungi perusahaan-perusahaan



local



mengganggu



semangat



persaingan



global



antarperusahaan. 2) Hambatan yang Digunakan untuk Menghukum Negara Hambatan perdagangan kadang kala digunakan untuk menghukum Negara atas berbagai tindakan. Misalnya, hambatan perdagangan dapat diberlakukan pada Negara yang tidak mendorong berlakunya undang-undang yang mengenai lingkungan atau undang-undang mengenai buruh anak, atau memulai perang dengan Negara lain, atau tidak mau berpartisipasi dalam perang dengan dictator dari Negara lain. C. Ketidaksepahaman mengenai Kebijakan Perdagangan Internasional Ketidaksepahaman mengenai kebijakan perdagangan internasional akan selalu ada. Orang-orang yang prospek pekerjaanya dipengaruhi baik secara positif maupun secara negatif oleh perdagangan internasional cenderung memiliki opini yang sangat kuat mengenai kebijakan perdagangan internasional. Kebanyakan orang setuju bahwa perdagangan bebas dapat mendorong persaingan yang lebih ketat atarperusahaan yang dapat menguntungkan Karen ahal tersebut memberikan peluang kepada pelanggan untuk memperoleh produk yang mutunya paling bagus dan harganya rendah. Perdagangan bebas sebaiknya membuat produksi berpindah ke Negara-negara dimana produksi tersebut dapat dilakukan dengan lebih efisien. Pemerintah dari setiap Negara menginginkan untuk meningkatkan ekspornya Karena peningkatan dalam ekspor menghasilkan tingkat produksi dan penghasilan lebih tinggi serta dapat menciptkan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, pekerja yang mungkin kehilangan pekerjaanya oleh karena perdagangan bebas akan beragumentasi



menentang



kebijakan



diberlakukannya hambatan perdagangan.



11



perdagangan



bebas



dan



meminta



Orang-orang juga tidak sepaham mengenai jenis strategi yang sebaiknya digunakan oleh pemerintah untuk menaikkan pangsa pasar globar dari Negara yang bersangkutan. Mereka mungkin setuju bahwa tarif atau kuota atas barang-barang impor mencegah perdagangan bebas dan memberikan keuntungan yang tidak adil kepada perusahaan-perusahaan lokal di pasarnya sendiri. Tetapi, pada saat yang sama, mereka mungkin tidak sepaham mengenai apakah pemerintah sebaiknya diperbolehkan untuk menggunakan hambatan perdagangan lain yang lebih halus terhadap perusahaan asing atau menyediakan insentif yang memberikan keuntungan bagi perusahaan lokal. Pertimbangan situasi berikut yang umum terjadi: a. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara tidak tunduk pada pembatasan mengenai lingkungan dan oleh Karen aitu dapat memproduksi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Negara lain. b. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara tidak tunduk pada undang-undang tenaga kerja dan mampu menghasilkan produk pada biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan di Negara lain dengan cara mengandalkan anak-anak untuk menghasilkan produk tersebut. c. Perusahaan yang berbasis di suatu Negara di perbolehkan oleh pemerintahannya untuk menawarkan suap kepada pelanggan besar ketika mengejar transaksi bisnis dalam industry tertentu. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Negara-negara lain yang tidak di perbolehkan untuk menawarkan sulap. d. Perusahaan di suatu Negara menerima keringanan pajak jika perusahaan tersebut bergerak di industri tertentu. Keringanan semacam itu tidak selalu merupakan subsidi, tetapi masih termasuk sebagai bantuan keungan dari pemerintah. Dalam masing-masing situasi diatas, perusahaan di suatu Negara dapat memiliki keunggulan dibandingkan dengan perusahaan di Negara lain. Setiap pemerintah menggunakan strategi semacam ini yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan lokal. Setiap pertemuan yang diadakan untuk membahas perdagangan internasional menarik sejumlah pemrotes. Para pemrotes ini cenderung untuk memiliki agenda sendiri, yang tidak selalu berkaitan erta satu dengan yang lain. Perdagangan internasional mungkin tidak menjadi focus dari setiap protes, tetapi seringkali dianggap sebagai penyebab utama dari masalah tersebut. Meskipun para pemrotes 12



ini pada umumnya tidak puas dengan kebijakan perdagangan saat ini, mereka tidak setuju



menegenai



bagaimana



kebijakan



perdagangan



sebaiknya



diubah.



Ketidaksepahaman ini serupa dengan apa yang terjadi antara para wakil pemerintah ketika



mereka



melakukan



negosiasi



menegenai



kebijakan



perdagangan



internasional. Suatu perusahaan tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik kebijakan perdagangan internaisonal. Meskipun demikian, perusahaan sebaiknya menyadari bagaimana kebijakan perdagangan internasional memengaruhi posisi kompetitifnya dalam industry tersebut dan bagaimana perubahan dalam kebijakan dapat memengaruhi posisi perusahaan di masa depan. 2.4 Karakteristik Asing yang Memengaruhi Bisnis Internasional Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk terlibat dalam bisnis internasional, maka perusahaan tersebut harus mempertimbangkan karakteristik dari negara asing: 1.



2.



Sosial dan Budaya Perbedaan sosial dan budaya diantara negara meliputi bahasa dan kebiasaan hingga latar belakan pendidikan dan aspek agama. Dengan adanya perbedaan ini membuat perusahaan asing harus menyesaikan selera, adat istiadat dan kebiasaan suatu negara. Memahami dan menghormati perbedaaan ini sangat penting untuk membuka jalan menuju keberhasilan bisnis inteernasional. Sistem Ekonomi Suatu perusahaan harus mengetahui sistem ekonomi apa yang digunakan suatu negara, sehingga dapat mempertimbangkan kebijakan-kebijakan bisnis. Sistem ekonomi suatu negara dapat dilihat dari campur tangan pemerintah terhadap perusahaan maupun perekonomian. Kebijakan dapat diklasifikasikan sebagai kapitalisme, komunisme atau sosialisme. Kapitalisme memungkinkan kepemilikan swasta atas bisnis, sehingga wiraswasta memiliki kebebasan untuk menciptakan bisnis yang mereka yakini dapat memenuhi kebutuhan. Komunisme adalah suatu sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan public atas bisnis, sehingga wiraswasta dibatasi dari memanfaatkan apa yang dianggap dibutuhkan masyarakat dan segala keputusan berada ditangan pemerintah. Sosialisme adalah suatu sistem ekonomi yang memiliki sebagian fitur kapitalisme dan sebagian fitur komunisme, sehingga wiraswsta bisa mendirikan bisnis tapi peran pemeritah tetap ada terkait dengan penyediaan fasilitas. Perbandingan antara sosialisme dan kapitalisme, hal ini berarti pemerintah memperbolehkan perusahaan untuk dimiliki oleh pihak swasta tetapi menyediakan berbagai layanan bagi masyarakatnya. Privatisasi merupakan penjualan bisnis yang dimili oleh pemerintah kepada investor swasta. Dengan adanya privatisasi ini memungkinkan perusahaan untuk focus pada penyediaan barang dan jasa yang 13



3.



4.



5.



diinginkan masyarakat dan memaksa perusahaan untuk lenih efisien guna memastikan kelangsungan hidupnya. Kondisi Ekonomi Kinerja suatu perusahaan bergantung pada kondisi negara tersebut. Perusahaan harus mampu memprediksi kondisi ekonomi dari suatu negara. Faktor utama yang memengaruhi keputusan banyak perusahaan melakukan ekspansi di suatu negara tertentu adalah perkiraan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, yang memengaruhi permintaan potensial akan suatu produk perusahaan. Jika perusahaan mengestimasikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut tinggi, maka biasanya perusahaan juga akan mengestimasika permintaan atas produknya tinggi. Lemahnya kondisi ekonomi di suatu negara juaga akan berdampak buruk pada perusahaan, hal ini akan mengakibatkan penurunan permintaan. Selain itu sensivitas terhadap kondisi luar negeri ekonomi luar negeri juga menjadi salah satu pertimbangan suatu perusahan untuk melakukan ekspasnsi bisnisnya. Nilai Tukar Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda, sehingga apabila pada suatu negara terjadi fluktuasi maka produksi perusahaan asing akan ikut memengaruhi tingkat pendapatan, karena fluktuasi nilai tukar memngaruhi harga actual yang dibayarkan oleh pelanggan asing. Risiko Politik dan undang-Undang kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam suatu negara memang sangat memengaruhi jalannya bisnis negara tersebut. Terlebih lagi apabila terjadi konflik antara dua negara, contoh Amerika Serikat dengan Irak. Selama perang irak tahun 2003, protes anti-Amerika sehingga pemerintahann di Iraak membuat kebijakan-kebijakan baru seperti mengenakan pajak lebih atau yang lebih ekstrem adalah mengambil alih anak perusahaan milik Amerika Serikat. Selain itu, korupsi juga merupakan salah satu bentuk risiko politik yang memiliki dampak signifikan terhadap perusahaan yang ingin mencoba menjalankan bisnis di suatu negara. Iklim regulasi juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi bisnis di suatu negara. Contohnya peraturan yang dikelurkan oleh negara-negara di eropa yang memberlakukan undang-undang antipolusi yang lebih ketat, mamaksa anak perusahaan untuk mengeluarkan biaya tambahan.



2.5 Pergerakan Nilai Tukar yang Memengaruhi Kinerja Bisnis Internasional Transaksi perdagangan internasional biasanya mengharuskan pertukaran satu matauang dengan mata uang lainnya. Misalnya saja, jika suatu perusahaan AS secara periodik membeli perlengkapan dari pemasok inggris, maka perusahaan tersebut harus menukar dolar AS dengan mata uang inggris untuk melakukan pembelian tersebut. Proses ini disajikan dalam tampilan berikut:



14



Dolar AS



Bank Komersial Langkah 1



Pound Inggris



Perusahaan AS yang Melakukan Impor



Langkah 2



Pound Inggris



Perusahaan Inggris yang Menjual Perlengkapan



perlengkapan



Berikut contoh bagan ekspor oleh suatu perusahaan AS: Pound Inggris



Bank Komersial Langkah 1



Dolar AS



Perusahaan Inggris yang membeli peralatan



Langkah 2



Perusahaan AS yang melakukan ekspor



Dolar AS peralatan



Beberapa dampak pertukaran nilai mata uang: a.



Dampak dari Dollar yang lemah terhadap importir AS Apresiasi: mengalami penguatan dalam nilai mata uang



b.



Dampak dari Dollar yang kuat terhadap importir AS Depresiasi: mengalami kelemahan dalam niali mata uang, seperi Negara Indonesia pada saat ini



c.



Dampak aktual dari pergerakan nilai tukar terhadap importir AS Konsekuensinya, perusahaan AS yang menjalankan bisnis di negara berkembang terkespos oleh pergeraakan nilai tukar yang sangat fluktuatif.



d.



Dampak dari Dollar yang lemah terhadap eksportir AS



15



Memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi perusahaan AS yang melakukan banyak ekspor karena permintaan asing akan produk yang



akan diekspornya



meningkat secara substansial ketika dolar lemah. e.



Dampak dari Dollar yang kuat terhadap eksportir AS Dampak dolar yang kuat dapat mengakibatkan pendapatan dan laba yang rendah bagi perusahaan AS yang seringkali mengekspor produknya.



f.



Lindung nilai terhadap pergerakan nilai tukar Tindakan yang diambil untuk melindungi suatu perusahaan terhadap pergerakan nilai tukar.



Bagaimana nilai tukar memengaruhi persaingan asing nilai tukar sangat memengaruhi persaingan asing. Ketika nilai tukar mata uang suatu negara misalnya Jepang yang melakukan ekspor ke AS terdepresiasi, maka toko-toko di AS hanya membutuhkan sedikit dolar untuk membeli barang dari jepang. Sebaliknya ketika nilai tukar mata uang asing terapresiasi terhadap dolar, maka para pesaing asing tidak akan mampu untuk bersaing di AS karena harga produk impor akan naik. TV RCA dan Perusahaan lainnya yang memproduksi TV



dolar TV Toko-toko Ritel AS



Perusahaan Jepang Yen Jepang



dolar



Yen Jepang Bank Komersial



16



2.6. Pertanyaan dan Jawaban ➢ Pertanyaan : 1. Jelaskan mengapa suatu bisnis ingin menjual produk atau jasanya di luar negeri? 2. Apa yang dimaksud dengan tarif dan kuota? Jekaskan bagaimana tariff dan kuota memengarui harga impor. 3. Apakah yang dimaksud dengan investasi asing langsung (DFI) ? mengapa suatu perusahaan perlu berhati-hati ketika terlibat dalam DFI.



➢ Jawaban : 1. Suatu bisnis ingin menjual produk atau jasanya di luar negeri adalah untuk menarik permintaan asing, memanfaatkan teknologi, menggunkan sumber daya yang murah atau melakukan diversifikasi secara internasional.Perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam proses Globalisasi. Melakukan perdagangan internasional dengan berbagai negara di dunia akan memberikan keuntungan dan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dalam negeri. Secara langsung berpengaruh terhadap alokasi sumber daya dan efesiensi, dan secara tidak langsung akan meningkatkan investasi. Setiap bentuk hambatan dan proteksi yang merupakan sumber distorsi pada perdagangan internasional harus dihindari, diminimalkan dan bahkan dihapuskan. 2. Tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara. Kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang- barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan- batasannya sendiri. Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor yang melintasi daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara meningkat dan akan membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Kuota dan tarif tidak selalu berarti saling melindungi produsen dari persaingan impor. Dengan bea masuk (tarif) yang besar, pendapatan negara meningkat dan akan membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor 3. Investasi asing atau Foreign Direct Investament (FDI) merupakan sebuah investasi yang datang dari luar negeri atau bisa dikatakan sebagai penanaman modal asing. Hal ini biasanya



17



dilakukan oleh seorang investor dari suatu negara yang kemudian menaruh minat untuk memberikan modalnya untuk mengembangkan sebuah bisnis di negara lain. Suatu perusahaan perlu berhati-hati ketika terlibat dalam DFI karena terdapat beberapa dampak negatif dari DFI yaitu: • •







• •



Ketimpangan. Elit yang kuat mungkin yang mendapat manfaat besar investasi asing. Itu tidak mengalir secara adil kepada masyarakat banyak. Perampasan tanah dan praktik eksploitatif. Investor mungkin mengeksploitasi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya secara berlebihan. Mereka mungkin membayar tenaga kerja lebih rendah, mendeforestasi hutan untuk mendirikan pabrik, dan membuang limbah berbahaya ke lingkungan. Efek penciptaan lapangan kerja yang terbatas. Perusahaan asing mungkin membawa manajer dan spesialis mereka sendiri daripada mempekerjakan pekerja lokal. Penutupan bisnis lokal. Masuknya perusahaan besar asing dapat mengakibatkan bisnis lokal bangkrut karena daya saing yang lebih terbatas. Repatriasi keuntungan. Perusahaan asing mungkin tidak akan menginvestasikan kembali keuntungan di negara tuan rumah, tetapi mengirimkannya ke negara asal. Hal ini menyebabkan arus modal keluar yang besar bagi negara tuan rumah.



18



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Alasan utama perusahaan melakuakan bisnis internasional adalah untuk menarik permintaan asing, memanfaatkan teknologi, menggunkan sumber daya yang murah atau melakukan diversifikasi secara internasional. 2. Metode yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional antara lain mengimpor, mengekspor, investasi asing, outsourcing dan aliansi strategis. 3. Meskipun hambatan dalam bisnis internasional telah berkurang, namun masih ada beberapa hambatan terhadap bisnis internasional karena pemerintah masih terus memberlakukan hambatan perdagangan untuk melindungi perusahaan local. 4. Ketika perusahaan melakukan bisnis di pasar internasional, perusahaan harus mampu menilai budaya, sistem dan kondisi ekonomi, risiko nilai tukar serta risiko politik dan undang-undang di pasar tersebut, karena hal ini akan sangat memengaruhi permintaan 5. Pergerakan nilai tukar sangat memengaruhi kinerja bisnis karena berkaitan dengan beban yang akan ditanggung oleh perusahaan yang akan berpengaruh pada laba perusahaan. 3.2 Saran Dari pembahasan menilai kondisi global, diharapkan pembaca dapat mengetahui bagaimana perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional menilai kondisi lingkungan global yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Diharapkan juga bagi para pelaku bisnis internasional dapat menilai kondisi lingkungan global dengan lebih baik sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi bisnisnya.



19



DAFTAR PUSTAKA Madura, Jeff. 2007. Introduction To Business. Jakarta: Salemba Empat. Boone, Louis E. dan Kurtz, David L. 2013. Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. Bateman, Thomas S. dan Snell, Scott A. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. https://projectberbasisweb.wordpress.com/2017/10/23/bab-iv-menilai-kondisi-global/



20