13 0 74 KB
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PIJAT OKSITOSIN PUSKESMAS BATEALIT TAHUN 2019 I.
Pendahuluan Perempuan merupakan salah satu makhuk yang mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat mengandung, melahirkan dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk tempat tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak ketika ia sudah dilahirkan, artinya semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk dapat mengandung dan melahirkan. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa post partum dini dan masa post partum lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup atau ASI nya tidak enak, sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui . Menyusui memberi anak awal terbaik dalam hidupnya. Diperkirakan lebih dari satu juta anak meninggal tiap tahun akibat diare, penyakit saluran napas dan infeksi lainnya karena mereka tidak disusui secara memadai. Ada lebih banyak lagi anak yang menderita penyakit yang tidak perlu diderita jika mereka disusui. Menyusui juga membantu melindungi kesehatan ibu . Air susu ibu bisa mencerdaskan dan meningkatkan kualitas generasi muda bangsa, setiap bayi yang diberi ASI akan mempunyai kekebalan alami terhadap penyakit karena ASI banyak mengandung antibodi, zat kekebalan aktif yang akan melawan masuknya infeksi ke dalam tubuh bayi. Saat ini sekitar 40 % kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi, dengan pemberian ASI akan mengurangi 22 % kematian bayi dibawah 28 hari, dengan demikian kematian bayi dan balita dapat dicegah melalui pemberian ASI Eklslusif secara dini dari sejak bayi dilahirkan di awal kehidupannya .
II.
Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Kemenkes RI mengungkapkan penyebab kematian bayi di Indonesia, antara lain bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), tetanus dan infeksi (15%), masalah pemberian minum (10%), masalah hematologi (6%), diare serta pneumonia (13%) (Depkes RI, 2008). Besarnya manfaat ASI tidak diimbangi oleh peningkatan perilaku pemberian ASI sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik salah satunya adalah faktor pengetahuan ibu.Keengganan ibu untuk menyusui karena rasa sakit saat menyusui, kelelahan saat menyusui, serta kekhawatiran ibu mengenai perubahan payudara setelah menyusui. Faktor sosial budaya, kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan dalam proses menyusui juga sangat berpengaruh terhadap proses pemberian ASI. Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan produksi ASI turut mempengaruhi pengetahuan ibu primipara yang dapat menyebabkan kurangnya volume ASI. Tidak semua ibu postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras air susu dari alveoli), oleh karena itu perlu adanya upaya mengeluarkan ASI untuk beberapa ibu postpartum. Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar.
Pijatan
atau
rangsangan
merangsang medull
pada
tulang
aoblongata
belakang,
langsung
neurotransmitter mengirim
akan pesan
ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan merileksasi
ketegangan
dan
menghilangkan
stress
dan
dengan
begitu hormon
oksitosoin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah bayi lahir dengan keadaan bayi normal Pijat merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar III.
Tujuan a. Tujuan Umum. Memberikan rasa nyaman pada ibu dan memperlancar pengeluaran ASI b. Tujuan Khusus. 1. Membantu ibu secara psikologis,menenangkan, tidak stress 2. Membangkitkan rasa percaya diri 3. Meningkatkan bounding attachment 4. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya 5. Meningkatkan dan memperlancar ASI
IV.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA a.
Kegiatan Pokok
b.
Rincian Kegiatan
a. Persiapan Alat dan Bahan 1. Minyak 2. Handuk 3. Ruangan yang hangat dan tenang
b. Langkah – langkah 1. Menginstruksikan pada ibu untuk melepas pakaian atas 2. Melepas bra 3. Berikan handuk pada bagian paha 4. Dudukkan klien pada posisi bersandar ke depan tangan dilipat diatas meja dengan kepala diletakkan diatasnya 5. Payudara tergantung lepas tanpa bra 6. Lakukan eflurage 5-10 x 7. Menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk kedepan menggunakan kedua ibu jari 8. Gerakan sirkuler kemudian berikan sedikit tekanan mulai dari cervical 9. Pemijatan dimulai dari cervical leher sampai dengan tulang torakal 5-6 samapi batas tali bra 10. Lakukan 5-10 menit 11. Lakukan eflurage 5-10 x 12. Melakukan evaluasi
V.
Cara Melaksanakan Kegiatan: a.
Melakukan Pelayanan sesuai dengan Tugas Pokok yang telah ditetapkan
b. Melakukan Pelayanan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan c. d.
Melakukan Pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan format laporan masing-masing pelayanan. Rincian Kegiatan, Sasaran, Cara Melaksanakan Kegiatan
N
KEGIATAN
SASARAN
RINCIAN KEGIATAN
O
CARA
LOKASI
MELAKSANAKAN
WAKT
PELAKSANA
U
KEGIATAN
1
PIJAT
IBU
OKSITOSIN NIFAS
1. Menginstruksikan pada
ibu
melepas
untuk pakaian
atas 2. Melepas bra 3. Berikan
a. Melakukan Pelayanan
Pasca
sesuai
Persali
dengan
nan
Tugas Pokok handuk
Ruang Sesuai Bidan
yang telah
Kasus
pada bagian paha 4. Dudukkan pada
ditetapkan
klien
b. Melakukan
posisi
Pelayanan
bersandar ke depan
sesuai
tangan dilipat diatas
dengan
meja dengan kepala
jadwal yang
diletakkan diatasnya
telah
5. Payudara tergantung lepas tanpa bra
ditetapkan c. Melakukan
6. Lakukan eflurage 510 x
Pelayanan sesuai
7. Menggunakan kepalan
dua
dengan SOP
tangan
yang telah
jari
ditetapkan
kedepan
d. Melakukan
menggunakan kedua
pencatatan
ibu jari
dan
dengan menunjuk
ibu
8. Gerakan
sirkuler
pelaporan
kemudian
berikan
sesuai
sedikit
tekanan
dengan
mulai dari cervical 9. Pemijatan
format
dimulai
laporan
dari cervical leher
masing-
sampai
masing
dengan
tulang torakal 5-6 samapi batas tali bra 10.
Lakukan
menit 11.
Lakukan
eflurage 5-10 x 12.
Melakukan
evaluasi
5-10
pelayanan.
VI N
JADWAL PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN
KEGIATAN
O 1
JADWAL KEGIATAN TAHUN 2019 JAN FEB MAR AP MEI JUN JUL AGS SE
OKT NO
P
PIJAT OKSITOSIN VII
SASARAN Ibu Nifas di Puskesmas Batealit
VIII
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Hasil Kegiatan Pencatatan, pelaporan dan evaluasi Pelayanan dilakukan setiap selesai pelaksanaan
DES
V
V
V