Draft Panduan Imtaq Indonesia - 25 November 2018 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DRAFT25 November 2018



PANDUAN IMTAQ INDONESIA



DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN



GOWA, 2018



Tim Pengembang Imtaq Indonesia Kabupaten Gowa



Said Hamid Hasan Muhammad Jufri Bambang Soepeno Yusi Riksa Yustiana Marisa Fransiska Moeliono Ismarli Muis Airin Yustikarini Saleh



140



Daftar Isi Daftar Isi



i



Daftar Tabel



ii



Daftar Gambar



iii



Pengantar



iv



Bab 1 Pendahuluan



1



Bab 2 Landasan Kebijakan Imtaq Indonesia



..



Bab 3 Landasan Teoretis Imtaq Indonesia



..



3.1 Pengertian Imtaq Indonesia



..



3.2 Landasan Pedagogis Imtaq Indonesia



..



3.3 Landasan Psikologis Imtaq Indonesia



..



3.4 Landasan Sosiologis Imtaq Indonesia



..



Bab 4 Konsep Bermain dalam Kegiatan Belajar



..



Bab 5 Rancangan Model Imtaq Indonesia



..



5.1 Model Perencanaan



..



5.2 Model Pembelajaran



..



5.3 Model Penilaian



..



5.4 Model Pengawasan dan Pengendalian Mutu



..



Bab 6 Penerapan Model Imtaq Indonesia



..



6.1 Imtaq Indonesia dalam Rancangan Sekolah



..



6.2 Kelas I Imtaq Indonesia Semester 1



..



6.3 Kelas I Imtaq Indonesia Semester 2



..



6.4 Kelas II Imtaq Indonesia Semester 1



..



6.5 Kelas II Imtaq Indonesia Semester 2 (Semester Transisi)



..



Daftar Pustaka



..



Lampiran



..



140



Daftar Tabel Tabel 1. Format Pedoman Penyekora dan Ketuntasan



..



Tabel 3. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas I Semester 1



..



Tabel 4. Kisi-kisi Penilaian



..



Tabel 5. Instrumen Penilaian Proses



..



Tabel 6. Instrumen Penilaian Hasil Sebelum Remedial



..



Tabel 7. Instrumen Penilaian Hasil Setelah Remedial



..



Tabel 8. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas I Semester 2



..



Tabel 9. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas II Semester 1



..



Tabel 10. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas II Semester 2



..



140



Daftar Gambar Gambar 1. Bagan pola kerjasama dalam pengendalian mutu pendidikan.. Gambar2. Bagan prosedur kegiatan supervisi klinis pada program Imtaq Indonesia



..



Gambar 3. Bagan prosedur proses penyelesaian masalah pembelajaran Imtaq Indonesia



..



Gambar 4. Bagan Sistem Penjaminan Mutu pada program Imtaq Indonesia Gambar 5.Posisi tema dalam pola pengembangan pembelajaran



.. ..



140



PENGANTAR Program pembelajaran Imtaq Indonesia yang dikembangkan di Kabupaten Gowa merupakan salah satu program unggulan peningkatan kualitas pendidikan khususnya di jenjang sekolah dasar. Pengembangan program ini dilandasi oleh Peraturan Daerah Kabupaten Gowa No. 10 Tahun 2013. Peraturan tersebut menegaskan perlunya perubahan dalam proses pembelajaran khususnya di kelas I dan kelas II, dimana sebelumnya murid-murid sudah dituntut untuk bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung).



Kondisi



tersebut dinilai



belum sesuai



dengan



karakteristik perkembangan anak usia 6-8 tahun. Usia tersebut hanya berlangsung sekali dalam fase kehidupan manusia dan pada usia inilah perkembangannya diakui sangat pesat sehingga tidak boleh disia-siakan apalagi ditelantarkan hanya karena tuntutan calistung dan metode pembelajaran guru yang formal. Pembelajaran dengan tuntutan sudah harus bisa calistung akan memberikan beban tersendiri bagi anak, bahkan bisa menimbulkan stres akademik, apalagi mereka baru saja lepas dari pendidikan PAUD yang penuh keceriaan. Salah satu kritik terhadap pendidikan di kelas I dan II SD terutama dalam cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru yang dinilai tidak sesuai untuk pembentukan karakter dan antara lain pengembangan kreativitas anak. Sebagai contoh, pada usia di bawah sembilan tahun di sekolah dasar (SD) masih banyak guru yang menginginkan anak-anak muridnya diam di tempat duduk dan hanya melihat pada papan tulis saja, sembari mencatat detail yang gurunya tuliskan. Padahal dalam penelitian telah terbukti bahwa dengan menggerakkan fungsi tubuh (motorik) akan dapat membantu pada pertumbuhan neuron pada anak-anak dan 140



tentunya memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar dan kreativitas anak. Kekakuan dalam instruksi mengekang anak-anak dalam mengeksplorasi potensi-potensi yang dimilikinya, seperti kreativitas. Ketika anak-anak dihadapkan dengan permasalahan yang berbeda dengan pelajaran yang ada di kelas maka yang terjadi adalah ketidakmampuan dalam menggunakan potensi kreativitas dan terbelenggu dalam cara gurunya menyelesaikan masalah. Untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak anak secara optimal, maka diperlukan satu strategi pembelajaran yang dapat menstimulasi anak melalui kegiatan bermain sambil belajar yaitu pembelajaran Imtaq Indonesia. Langkah awal proses pengembangan model pembelajaran Imtaq Indonesia didahului dengan pertemuan beberapa orang pakar dalam bidang Pendidikan, Psikologi dan Kurikulum yang diundang secara khusus oleh Bupati Kabupaten Gowa periode 2010 – 2015, Dr. H. Ihsan Yasin Limpo, SH., MH., sebagai penginisiatif dari program ini.



Pertemuan itu dimanfaatkan oleh Bupati untuk



memaparkan



ide



cerdas



yang



ditawarkan



dalam



rangka



mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan jaringan saraf otak anak yang sangat kaya utamanya dalam rentang usia golden age. Para pakar di masing-masing bidang memberikan argumentasi dan ditemukan kesepakatan bahwa pembelajaran di SD kelas awal harus dikelola dengan cerdas melalui satu strategi yang dinilai sangat signifikan dalam memacu berkembangnya potensi kecerdasan anak yang unggul, sehingga dapat dilahirkan anak-anak yang memiliki kreativitas. Langkah berikutnya, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai stakeholder di bidang pendidikan (pakar dan praktisi pendidikan), psikologi, hukum, dan seluruh unsur 140



pimpinan daerah, termasuk legislatif. Tujuan FGD ini adalah menghimpun berbagai masukan, kritikan dan ide-ide cerdas lainnya untuk meyakinkan penerapan Imtaq Indonesia dapat dijalankan. Pro dan kontra terhadap program ini dimaknai secara dinamis dan produktif. Melalui proses sosialisasi dan penyamaan persepsi, akhirnya Imtaq Indonesia dapat disepakati sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang tidak memaksakan anak bisa calistung, tetapi mengenali konsep huruf, kata dan bilangan dari aktivitas bermain. Khusus kegiatan bermain, diprioritaskan tematema permainan yang berbasis kearifan lokal. Secara khusus subtansi yang dirumuskan dalam FGD tersebut mencakup: a) Telaah terhadap kurikulum 2013, b) Landasan filosofis, yuridis, pedagogis, sosiologis dan psikologis, c) Prinsipprinsip perkembangan dan bermain, d) Rancangan Instruksional, e) Penganggaran, dan f) Evaluasi dan monitoring. Program ini disusun dan dikembangkan menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan karakteristik perkembangan siswa. Untuk memastikan semua kondisi itu dapat terlaksana dengan baik, Bupati mengangkat dan menetapkan Tim ahli sesuai SK Bupati Nomor …………………………



Tim



ahli



ditetapkan



berdasarkan



pertimbangan bidang keilmuan dan pengalaman dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Tim ahli yang ditetapkan adalah: 1) Dr. H. Ihsan Yasin Limpo, SH., M.H. (Inisiator) 2) Prof. Dr. S. Hamid Hasan, MA. (UPI, Bandung) 3) Prof. Dr. Muhammad Jufri, S,Psi., M.Si. (UNM, Makassar) 4) Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd (Universitas Jember, Jember)



140



5) Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi, Psikolog (Universitas Indonesia) 6) Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd. (UPI, Bandung) 7) Dra. Marisa Fransiska Moeliono, M.Pd., Psikolog (UNPAD, Bandung) 8) Dr. Ismarli Muis, M.Si., Psikolog (UNM, Makassar) 9) Airin Yustikarini Saleh, M.Psi., Psikolog (Universitas Indonesia) Setelah tim ahli terbentuk, dimulailah rangkaian penyusunan rencana dan implementasi program yang dilakukan secara bertahap. Diawali dengan workshop penguatan kompetensi guru Sekolah Dasar kelas I dan II, guru Agama dan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, kepala sekolah, pengawas, dan kepala UPTD. Kegiatan berikutnya adalah implementasi hasil workshop oleh guru di kelas, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh tim ahli dan tim Dinas Pendidikan Gowa terhadap implementasi program. Workshop dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memberikan pemahaman serta keterampilan bagi para guru terkait untuk melaksanakan Imtaq Indonesia sehingga terjadi kesamaan dan



hasil



pembelajarannya



sesuai



target



yang



diharapkan.Pelaksanaan workshop dilakukan di beberapa hotel di Makassar, antara lain Hotel Dinasty, Hotel Grand Himawan, Hotel Denpasar, dan Hotel Aero Smile. Setelah mengikuti workshop guru diharapkan mampu menerapkan seluruh materi workshop mulai dari penyusunan RPP sampai dengan penilaian hasil belajar berbasis Imtaq Indonesia. Dalam hal menyusun RPP, guru hanya diberikan contoh dan diberi keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya masing-masing sesuai karakteristik lingkungan sekolah yang berbeda satu sama lain. 140



Demikian pula halnya dengan pemilihan tema bermain, guru diberi ruang yang cukup untuk memilih tema bermain yang sesuai dan menarik minat anak untuk belajar. Ini merupakan tantangan yang dihadapi para guru, dimana sebelumnya hanya berdasar petunjuk teknis atau menggunakan RPP yang mereka salin dari teman sejawatnya, namun sekarang dituntut untuk makin kreatif dalam mengelola pembelajaran. Komitmen pemerintah daerah untuk menyukseskan program ini sangat luar biasa. Hal ini terbukti dari komitmenpemerintah daerah menyediakan



anggaran



yang



cukup



memadai,



khususnya



penyediaan sarana dan prasarana pendukung secara bertahap. Pihak Dinas Pendidikan bersama tim ahli mengidentifikasi kebutuhan ruangan dan peralatan permainan yang dibutuhkan siswa. Berdasarkan hasil monitoring, telah terjadi perubahan pada ruang kelas I dan II sehingga memberikan daya tarik tersendiri dan membuat anak-anak lebih betah belajar dalam ruangan. Demikian pula guru-guru di kelas tersebut mengakui adanya peningkatan motivasi dalam mengajar di kelas.



140



Bab



1



PENDAHULUAN Pada semester kedua Tahun Pendidikan 2016-2017 telah diperkenalkan suatu program pendidikan yang diberi nama Iman dan Taqwa Indonesia atau disebut secara singkat dengan nama Imtaq Indonesia. Program Imtaq Indonesia dikembangkan untuk pendidikan SD Tahun I dan II. Program Imtaq Indonesia adalah bagian pengembangan lebih lanjut dari program Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). Artinya, keberadaan Program Imtaq Indonesia dibawah payung hukum Peraturan Daerah (Perda) nomor 10 Tahun 2013 Tentang Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan. Sebagai perluasan lanjut dari SKTB, prinsip pendidikan yang melandasi SKTB berlaku untuk Program Imtaq Indonesia. Prinsipprinsip seperti siswa belajar aktif, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan, penilaian dilakukan untuk membantu siswa meningkatkan kualitas hasil belajar, pada setiap semester dan tahun ajaran setiap siswa telah mencapai kompetensi minimal adalah juga prinsip yang digunakan dalam Program Imtaq Indonesia. Selain itu, sebagai kelanjutan dari program SKTB maka Program Imtaq Indonesia adalah program yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa yang terbuka untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Program Imtaq Indonesia dikembangkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan manajemen dan waktu yang tersedia untuk mempersiapkan pelaksanaan program tersebut. Persiapan sekolah untuk melaksanakan Program Imtaq Indonesia dimulai dengan 140



persiapan naskah yang berisikan konsep Imtaq Indonesia yaitu pengertian Imtaq Indonesia, landasan yuridis, sosio-kultural, empiris, pedagogis, dan psikologis, pengertian permainan dan bermain, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), supervisi klinis, proses belajar Imtaq Indonesia yang menerapkan tari, nyanyi, main, dan gerak sebagai proses belajar utama, peralatan belajar yang diperlukan, penilaian hasil belajar; dilanjutkan dengan pelatihan dan workshop untuk guru, kepala sekolah, pengawas, dan kepala UPTD. Implementasi awal Program Imtaq Indonesiadilakukan di delapan SD (29-31 Oktober 2015), yang diwakili empat SD di daerah Dataran Tinggi, dan empat SD di dataran rendah. Variasi kualitas dari



ke



delapan



SD



tersebut



dirancang



beragam



untuk



mendapatkan fisibilitas implementasi ke sekolah yang lebih luas di Kabupaten Gowa. Pada tahap kedua, pengembangan dilakukan terhadap 50 SD (3-5 Maret 2017), tahap ketiga pada 100 SD (27-31 Maret 2017), tahap ke empat pada 110 SD (21-25 Maret 2018), dan pada tahap kelima dilakukan pada 93 SD (2019). Tahapan ini sesuai dengan target pemerintah daerah Gowa untuk menerapakan program Imtaq Indonesia pada semua SD yang ada di Kabupaten Gowa. Tahap berikutnya adalah penentuan SD inti Imtaq Indonesia yang menjadi Pembina SD Imtaq Indonesia lainnya di wilayah di sekitarnya. SD inti Imtaq Indonesia ini juga nantinya menjadi SD inti implementasi kurikulum Tahun III – Tahun VI. Model pembinaan ini merupakan model yang dikembangkan Kabupaten Gowa dalam implementasi progam-program pendidikan lainnya.



140



Bab



2



LANDASAN KEBIJAKAN IMTAQ INDONESIA Landasan Kebijakan Program Imtaq Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 a. Ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, b. Ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. c. Untuk



itu,



seluruh



komponen



bangsa



wajib



mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 140



7. Peraturan Pemerintah No. 17/2010 Pasal 66 ayat 2. Program pembelajaran anak usia dini (termasuk anak kelas 1 dan 2) dilaksanakan dalam konteks bermain yang dapat dikelompokan menjadi: ▪



Bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak mulia







Bermain



dalam



rangka



pembelajaran



sosial



dan



kepribadian ▪



Bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan teknologi







Bermain dalam rangka pembelajaran estetika







Bermain dalam rangka pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.



8. Peraturan Pemerintah No. 17/2010 Pasal 66 ayat 3. Semua permainan dalam pembelajaran dirancang dan diselenggarakan: ▪



Secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta kemandirian







Sesuai



dengan



tahap



pertumbuhan



fisik



dan



perkembangan mental anak serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak ▪



Memperhatikan



perbedaan



bakat,



minat,



dan



kemampuan masing-masing anak ▪



Mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial







Memperhatikan latar belakang ekonomi, sosial, dan budaya anak.



9. Peraturan Pemerintah No. 17/2010 Pasal 66 ayat 5 “Penerimaan siswa kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain“. 140



Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dibantu Dinas Pendidikan Provinsi untuk melakukan pemantauan terhadap penyelenggara pendidikan agar tidak memberlakukan model penerimaan yang menjadi beban bagi anak. 10. Peraturan Pemerintah No. 17/2010 Secara tegas memandatkan agar pembelajaran di sekolah: ▪



Tidak memberikan beban kepada anak secara fisik, mental dan emosional







Menjadikan lingkungan belajar, sebagai wadah bermain bagi anak, adalah sebuah model kelas belajar bagi anakanak.







Tidak diperlukan ada sebuah proses evaluasi yang memastikan



kemampuan



membaca,



menulis



dan



berhitung bagi anak pada tingkat PAUD 11. Peraturan Daerah (Perda) kabupaten Gowa Nomor 10 tahun 2013 tentang Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan. 12. Peraturan Daerah (Perda) kabupaten Gowa Nomor 8 tahun 2010, perubahan Perda nomor 4 tahun 2008 Tentang Pendidikan Gratis.



140



Bab



3



LANDASAN TEORETIS IMTAQ INDONESIA 3.1 PENGERTIAN IMTAQ INDONESIA Program Iman dan Taqwa Indonesia (IMTAQ Indonesia) adalah program pendidikan yang dirancang khusus untuk siswa kelas I dan kelas II yang mengembangkan pengalaman belajar melalui bermain (kegiatan dalam suatu permainan, menari, menyanyi, melakukan gerakan psikomotorik/kinestetik) agar siswa secara aktif mampu mengembangkan karakter sebagai manusia Indonesia yang religius, berkemampuan intelektual, berkemampuan mengembangkan emosi yang positif, berinteraksi sosial yang produktif, berkomunikasi yang positif, berkemampuan kreatif, berkemampuan penyelesai masalah, dan memiliki semangat kebangsaan yang positif. Berikut adalah ciri khas Imtaq Indonesia dalam beberapa aspek pendidikan. 1. Karakteristik Imtaq Indonesia Imtaq Indonesia adalah progam untuk kelas I dan II SD di Kabupaten Gowa. Pada saat awal, Imtaq Indonesia menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Pada tahun Ajar 2018 – 2019, Program Imtaq Indonesia diterapkan di seluruh SD Kabupaten Gowa dengan menggunakan Kurikulum 2013. Imtaq Indonesia adalah program yang menggunakan mainan, tarian, nyanyian, gerak, dan cerita dalam membangun karakter siswa, yaitu beriman dan bertakwa, memiliki kompetensi baca, tulis, hitung,



literasi



sosial-budaya



dan



lingkungan,



kemampuan 140



berkomunikasi, dan bekerjasama, dan kemampuan menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan, dan memiliki semangat kebangsaan yang positif. Fokus pengembangan dalam Imtaq Indonesia adalah manusia beriman dan bertaqwa yang memiliki kemampuan menggunakan dan mengembangkan ilmu dan tenologi untuk kesejahteraan hidup dirinya dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan bangsa. Kemampuan yang dikembangkan dalam program Imtaq Indonesia adalah dasar bagi pengembangan potensi siswa dalam belajar di kelas lebih lanjut. Program Imtaq Indonesia ditandai oleh proses pembelajaran yang menerapkan teori belajar melalui bermain. Dalam belajar sambil bermain, kegiatan belajar siswa terdiri atas mendengar, meniru, menyanyi, menari, bergerak dalam kebersamaan (kerjasama) untuk mengembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, mengembangkan potensi dirinya dalam mengenal huruf, angka, lambang-lambang lain, lingkungan, kata, kalimat, bacaan, kemampuan berhitung dan matematik, sosial, budaya, seni, teknologi, berbagai cerita rakyat dan inspiratif, kebugaran fisik, serta kerjasama. Dalam Imtaq Indonesia, siswa belajar dibawah bimbingan guru, yang dikembangkan atas dasar perencanaan guru (RPP). Kegiatan belajar Imtaq Indonesia terjadi di kelas dan di luar kelas, meliputi kegiatan belajar, penilaian hasil belajar, dan proses umpan balik untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar dan menggunakan hasil belajar dalam pergaulan di keluarga, kelompok bermain (peer), dan masyarakat.



140



Dalam belajar di kelas dan luar kelas, siswa bermain dalam kelompok dan saling bekerjasama dalam mencapai kompetensi yang disyaratkan. Suasana belajar bermain adalah suasana belajar yang santai tapi penuh kesungguhan, kerjasama, dan yang mensyaratkan siswa untuk menggunakan pengetahuan, kemampuan kognitif, emosi, dan ketrampilan kinestetiknya secara maksimal. 2. Tujuan Imtaq Indonesia Tujuan Imtaq Indonesia adalah untuk membangun karakter siswa yang diwujudkan dalam: 1. Pengembangan dasar-dasar iman dan taqwa 2. Kemampuan berkomunikasi 3. Sikap yang positif dan produktif 4. Kemampuan berkolaborasi 5. Pengetahuan dan kemampuan menggunakan huruf, angka, kalimat 6. Kemampuan literasi 7. Kemampuan berhitung dan matematika 8. Kemampuan berpikir dari mengingat – mencipta 9. Kemampuan dan kebiasaan hidup sehat melalui gerak kinestetik 3. Proses Pembelajaran Imtaq Indonesia Pembelajaran Imtaq Indonesia menerapkan proses pembelajaran yang dikembangkan melalui: 1. Mendengar cerita yang berisikan nilai-nilai agama, budaya, sosial, lingkungan alam, masyarakat yang menjadi kearifan lokal (local wisdom) yang memberi inspirasi bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan dirinya dalam kehidupan beragama, sosial, budaya, seni, kerjasama, dan ilmu. 140



2. Bermain; melakukan berbagai permainan, baik yang berasal dari permainan lokal, nasional mau pun permainan yang dikembangkan oleh perencana permainan pendidikan, mengandung permainan untuk pengenalan angka, huruf, kalimat, berhitung, dan komunikasi. 3. Bernyanyi; menyanyikan lagu-lagu yang bernafaskan agama, mengandung



angka,



hitungan,



huruf,



kalimat,



dan



komunikasi, baik yang sudah dikenal di dalam lingkungan busaya-masyarakat di sekitar sekolah, nasional, maupun yang dirancang khusus untuk suatu kegiatan belajar. 4. Menari; menarikan suatu tarian dari lingkungan budaya masyarakat di sekitar sekolah, nasional, atau pun tarian khusus yang dirancang untuk suatu kegiatan belajar yang berisikan



kegiatan



mengenal



angka,



berhitung, komunikasi, dan latihan



huruf,



kalimat,



gerak tubuh yang



terkordinasi. 5. Gerakan kinestetik; gerakan, baik dalam kelompok mau pun individual yang dikembangkan berdasarkan suatu rancangan pedagogis guru penjaskes, guru kelas, agama secara bersamasama pada setiap awal tahun atau awal semester, yang mengandung pengenalan angka, huruf, kalimat, komunikasi, dan latihan gerak tubuh yang terkoordinasi. Proses pembelajaran untuk Imtaq Indonesia dikembangkan khusus dan menjadi ciri khas utama program ini. Proses pembelajaran ditandai dengan aktivitas belajar siswa melalui kegiatan mendengar cerita, bermain, menari, menyanyi, dan bergerak. Keempat kegiatan ini memiliki keunggulan yang sangat efektif dalam membangun suasana belajar yang santai dan penuh tantangan. Suasana belajar yang tercipta melalui keempat kegiatan tersebut menyebabkan siswa



140



berada dalam posisi tidak formal dan tidak langsung ketika mereka belajar mengenal huruf, angka, kalimat, dan berhitung. Proses pembelajaran Imtaq Indonesia dirancang oleh guru secara berkelanjutan dalam RPP untuk pembelajaran satu tahun di tahun pertama SD dan dilanjutkan di tahun berikutnya. Untuk itu, guru SD kelas I dan kelas II di suatu satuan pendidikan yang sama harus bekerjasama sehingga terjadi kesinambungan dan keberlanjutan dalam proses pengembangan kemampuan yang dirumuskan di tujuan program Imtaq Indonesia. Proses pembelajaran Imtaq Indonesia berkaitan dengan aktivitas dan partisipasi aktif siswa dalam bermain tanpa harus dipaksa karena bermain adalah aktivitas penting dalam pertumbuhan siswa usia 7 dan 8 tahun. Secara langsung tanpa diminta, siswa usia 7 dan 8 tahun akan berpartisipasi aktif dalam suatu permainan, bernyanyi, menari, dan bergerak. 4. Langkah-langkah Pembelajaran Imtaq Indonesia Langkah-langkah pembelajaran kelas Imtaq Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Pembukaan -



Salam



-



Menarik perhatian siswa



-



Apersepsi: menanyakan tentang pelajaran kemarin atau sebelumnya



-



Memberikan motivasi dan pengarahan mengenai apa yang akan dilakukan hari ini dan apa yang diharapkan dilakukan siswa



140



2) Kegiatan Utama -



Guru bercerita tentang cerita rakyat yang mengandung kearifan lokal dan/atau cerita yang mendorong untuk berbuat baik dan kreativitas (untuk pertemuan pertama) dan membahas nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta maknanya bagi kehidupan siswa



-



Guru



mengatur



siswa



untuk



kegiatan



berikutnya



(menyanyi/menari/bercerita/bermain/bergerak)



sesuai



dengan yang sudah dinyatakan dalam RPP -



Siswa melakukan kegiatan belajar



3) Penutup -



Menilai



-



Mengambil kesimpulan



-



Menghubungkan pelajaran sesi ini/hari ini dengan sesi berikutnya



5. Penilaian Hasil Belajar Imtaq Indonesia a. Penilaian Hasil Belajar Imtaq Indonesia adalah penilaian belajar tuntas, yaitu tuntas dalam mencapai kompetensi minimal (KKM) sebagaimana disyaratkan dalam SKTB b. Penilaian hasil belajar Imtaq Indonesia dilakukan selama proses



pembelajaran



dan



di



akhir



suatu



proses



pembelajaran (kegiatan penutup) c. Penilaian



dilakukan



melalui



pengamatan



(terhadap



perilaku dan kemampuan yang ditunjukkan siswa), tanya jawab untuk kelas 1 dan untuk kelas 2, ditambah dengan tes tertulis d. Remedial dilakukan segera setelah suatu kegiatan penilaian (pengamatan, tanya jawab, tes tertulis) e. Hasil penilaian dicatat dalam bentuk angka (1-10) untuk pengetahuan dan dalam bentuk huruf (A-D) untuk sikap, 140



gerak, kemampuan berkomunikasi, kerjasama, dan kreativitas.



Masing-masing



deskripsi



singkat



hasil



mengenai



penilaian kompetensi



disertai yang



sudah/belum dicapai sebelum remedial f. Catatan nilai siswa berisikan informasi pencapaian sesudah ulangan dan pencapaian setelah remedial g. Nilai akhir dibukukan dalam format yang tersedia 3.2.LANDASAN PEDAGOGIS IMTAQ INDONESIA Program Imtaq Indonesia didasarkan pada landasan pedagogi sebagai berikut: a. Pengalaman belajar siswa haruslah isomorphic (sebangun) dengan kegiatan sehari-hari peserta didik di lingkungan kelompoknya di luar kelas. Bermain adalah kegiatan utama di lingkungan peserta didik umur 7 dan 8 tahun. Menerapkan bermanin sebagai proses belajar memberikan kesinambungan belajar di kelas dan luar kelas sehingga terjadi proses pengauatan dan kesinambungan antara dua jalur pendidikan tersebut (formal dan non-formal) b. Melalui kegiatan belajar bermain kegiatan sekolah tidak terpisah dari kegiatan siswa di luar sekolah dalam cara mengembangkan potensinya



untuk



menguasai



pengetahuan,



kemampuan



berpikir, kemampuan kinestetik, dan sikap. c. Hasil belajar terdiri dari pengetahuan, kemampuan berpikir, kemampuan kinestetik dan sikap dari bermain di sekolah yang dapat digunakan siswa secara langsung dalam kehidupan sehari-hari dengan kelompok bermain di luar kelas, di masyarakat sekitarnya, dan untuk dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan di lingkungan yang lebih luas. d. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan yang diperlukan bagi 140



dirinya untuk kehidupan pribadi, sosial, warga masyarakat, warganegara, dan warga ummat manusia. Bermain adalah proses belajar yang secara langsung memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk aktif dalam mengembangkan aktivitas belajar. e. Belajar dimulai dari pengetahuan, kemampuan dan sikap yang sudah dimiliki siswa (entry behavior) ke jenjang dan lingkup yang belum diketahui/dikuasai siswa melalui menyanyi, menari, bercerita,



dan



cara



lain



yang



dikembangkan



dalam



pembelajaran bermain. f. Belajar dimulai dari lingkungan belajar terdekat sebagai sumber bagi bahan belajar, bermain, dan ceritayang tidak asing bagi siswa ke lingkungan terjauh dari lingkungan kehidupan siswa untuk



memperkaya



wawasan,



sikap,



pengetahuan,



dan



meningkatkan kemampuan berpikir dan bersikap. g. Siswa tahun 1 dan 2 SD berusia 7 dan 8 tahun yang merupakan masa awal pendidikan formal sistem persekolahan dan merupakan fase yang menentukan pemantapan pengembangan potensi siswa dalam kreativitas, berpikir logis, sikap sosial, enkulturasi, emosi, dan keterampilan psikomotorik. Oleh karena



itu,



pengembangan



potensi



harus



dari



hakiki



kemanusiaan anak usia 7-8 tahun h. Bermain



adalah



aktivitas belajar



harus



menyenangkan,



menantang, dan selalu membuka kemungkinan baru bagi siswa untuk mengembangkan cara berpikir, cara belajar sesuai dengan strategi belajar siswa (deskriptif), tidak selalu berbentuk struktur dan prosedur yang beraturan dan sepenuhnya milik diri siswa. Guru dapat membimbing siswa dalam cara belajar yang efektif seperti belajar melalui menyanyi, menari, bercerita, dan cara lain yang dikembangkan dalam pembelajaran bermain.



140



i. Bermain memiliki kemampuan mengembangkan disiplin, kerjasama, toleransi, dan kreativitas j. Bermain adalah kegiatan pendidikan yang mampu membangun aspirasi, inspirasi, motivasi dan juga unsur kehidupan lain yang terintegrasi dalam suatu aktivitas belajar k. Melalui bermain yang memungkinkan setiap peserta didik berpartisipasi secara aktif baik secara individual mau pun dalam kelompok. l. Bermain mampu melepaskan manusia dari kehidupan sebagai mesin, robot yang menurunkan nilai-nilai kemanusiaan dan mendapatkan kembali posisinya sebagai manusia yang memiliki kemampuan menguasai berbagai teknologi. m. Esensialis dan perenialis sebagai filosofi kurikulum yang menetapkan standar three r’s (baca, tulis, hitung) telah diperkaya oleh



filosofi



progresivis



memberikan



keluasan



dalam



mengembangkan kemampuan awal siswa untuk tidak terpaku pada mata pelajaran baca, tulis, hitung (Kennedy, 2014) n. Dalam kurikulum 2013 dan sebelumnya, nama mata pelajaran baca, tulis, dan hitung tidak dikenal, karena kemampuan baca dan tulis terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kemampuan hitung pada mata pelajaran matematika. o. Dalam kurikulum 2013 dan sebelumnya, pembelajaran kelas 13 dilakukan dengan pendekatan integratif (integrated teaching), bahkan dalam kurikulum 2006 tidak ada jam pelajaran khusus untuk Bahasa Indonesia dan matematika, sedangkan dalam kurikulum 2013 Bahasa Indonesia kelas 1-3 memuat KD Bahasa Indonesia, PPKN, IPS, dan IPA. Dalam mapel matematika terdapat KD IPA dan IPS.



140



3.3 LANDASAN PSIKOLOGIS IMTAQ INDONESIA Perkembangan anak merupakan perubahan yang terjadi, baik secara fisik maupun mental anak. Perubahan yang terjadi ini merupakan interaksi yang terjadi antara kompetensi yang dimiliki anak dan stimulasi dari lingkungan terhadap dirinya. Pengalaman anak berinteraksi dengan lingkungan akan terolah dan kemudian ‘terpahat’ dalam otak anak. Pengalaman dapat bermanfaat sebagai informasi yang dapat ia gunakan untuk menghadapi dan memecahkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu, peran lingkungan



akan



sangat



menentukan



pertumbuhan



dan



perkembangan fisik dan mental anak (kognisi, sosial, emosi dan moral). Saat anak berusia 4 sampai 6 tahun, sudah dapat terlihat perbedaan antara anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan



yang



memberikan



stimulus



yang



mendukung



perkembangannya, atau ia terpapar ‘stimulus’ yang menghambat perkembangan bahkan mengembangkan kebiasaan atau karakter yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitar; misalnya karakter tidak



menghargai



diri



sendiri



sehingga



berperilaku



‘seenaknya/cuek’, tidak peduli pada lingkungan. Pendidikan



pada



dasarnya



bertujuan



membantu



anak



mengembangkan seluruh potensi psikologis, kognisi, emosi, kemampuan bersosialisasi, dan juga sisi spiritual secara optimal. Pendidikan bertujuan untuk mempertajam kecerdasan, yang terkait juga degan perkembangan logika matematis, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan yang merupakan bagian dari perkembangan sosial-emosi dan moral (Malaka, dalam Fadhillah, 2017). Dapat kita simpulkan bahwa pendidikan sekolah seharusnya tidak hanya mengutamakan kecerdasan apalagi yang hanya diukur 140



dari IQ atau nilai hasil belajar di kelas (rapor) saja, tetapi pendidikan sekolah hendaknya mengembangkan juga kecerdasan majemuk seperti kecerdasan lingusitik, logika-matematika, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal dan intrapersonal, naturalis dan eksistensial (Gardner, 1993). Pengembangan kecerdasan majemuk dapat dilakukan melalui integrasi kegiatan bermain dalam pendidikan sekolah. Penelitian mengenai otak menunjukkan pentingnya kegiatan bermain bagi perkembangan anak (McCain, Mustard, & Shanker, 2007). Melalui kegiatan bermain, anak dapat melakukan kegiatan menyenangkan yang melibatkan kegiatan berpikir memecahkan masalah dengan menyusun suatu strategi, atau melibatkan orang lain yang terlibat dalam permainan. Ditemukan pula bahwa keberhasilan di sekolah ditentukan oleh kemampuan anak untuk dapat berinteraksi secara positif dengan teman sebayanya dan orang dewasa (Smilanksy & Shefatya, 1990). Kegiatan bermain dapat mengajarkan anak cara untuk menang atau berhasil dengan usahanya melalui interaksi, merencanakan, menerapkan rencana dan fokus pada tugas. Bermain memberi kesempatan yang positif pada anak melalui beragam cara, seperti kemampuan menolong dalam perkembangan sosial dan moral, perkembangan motorik halus dan kasar, atau kesadaran akan tubuhnya, misalnya belajar menggunakan alat tulis. Bermain aktif membantu anak membangun atau memelihara energinya, fleksibilitas persendiannya, dan kekuatan otot otot mereka (Majure, 1995, dalam Isenberg & Jalongo, 2014).



Kreativitas berpikir, sebagai suatu kemampuan



memecahkan masalah, juga merupakan kemampuan utama yang dikembangkan dalam bermain. Mengintegrasikan bermain dalam rutinitas



pembelajaran



di



sekolah



dapat



membantu



anak



menyesuaikan diri dalam situasi sekolah, juga mengembangkan 140



kesiapan perilaku belajar mereka, dan keterampilan analisis. Dampak lain dari bermain aktif selain pengembangan keterampilan sosial emosi dan moral adalah anak dapat mengembangkan kemampuan untuk bertahan dalam situasi yang menekan (stress). Perkembangan Anak Usia 6 – 8 Tahun Pada umumnya anak mulai menapaki dunia pendidikan formal saat anak menginjak usia 6 tahun, yang masih tergolong ke dalam usia emas.Usia Emas (Golden Age) adalah 8 tahun pertama kehidupan seorang anak saat semua aspek psikologis perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara optimal (NAECS, 2007). Kesempatan dan stimulasi yang sesuai tidak saja diperlukan untuk perkembangan di usia ini, tetapi menjadi dasar bagi perkembangan untuk menjadi individu yang berkembang optimal dan selaras di masa yang akan datang. Perkembangan kemampuan anak usia 6 sampai 8 tahun ditentukan pula oleh harapan masyarakat di sekitarnya, dan kemampuan yang harus dicapai anak di usia tertentu ini disebut sebagai Tugas Perkembangan (Havighurst, 1953). Adapun Tugas Perkembangan anak periode sekolah, yaitu usia 6 sampai 12 tahun, antara lain adalah: 1. Memperlajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum 2. Membangun sikap yang positif mengenai diri sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh 3. Belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya 4. Mulai mengembangkan peran sosial sebagai laki laki atau perempuan yang sesuai dengan harapan masyarakat



140



5. Mengembangkan



keterampilan-keterampilan



yang



diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari 6. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai 7. Mengembangkan sikap menghargai aturan dalam kelompokkelompok sosial ataupun lembaga-lembaga a.



Perkembangan Neuron Anak Usia 6 – 8 Tahun



Pertumbuhan dan perkembangan otak manusia ditentukan secara genetik, artinya diturunkan dari orang tua, dan berkembang seturut dengan pengolahan pengalaman seseorang ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya selama ia hidup. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan pengalaman yang memapar perkembangan otak seseorang sejak masa kanak kanak. Sel syaraf penyusun otak disebut neuron. Saat bayi lahir telah terbentuk hampir seluruh neuron penyusun otak. Lebih dari 100 milyar neuron telah dimiliki oleh seorang bayi ketika terlahir ke dunia. Perkembangan anak merupakan perubahan dari interaksi yang saling memengaruhi dari berbagai dimensi; kognisi-bahasa, sensorimotorik dan sosial-emosi. Kognitif adalah proses otak untuk berpikir



yang



meliputi



perhatian,



ingatan



dan



persepsi.



Kemampuan kognisi ini dapat terlihat dari kemampuan bahasa yang memperlihatkan isi pikiran seseorang. Sensorik adalah kemampuan menerima rangsangan stimulasi dari lingkungan. Motorik adalah kemampuan dalam melakukan gerakan tubuh. Kemampuan akademik ditentukan oleh perkembangan fungsi kognitif dan non-kognitif seseorang. Seorang anak yang kehilangan 140



kesempatan untuk berkembang di masa kanak-kanaknya akan bisa mengalami 20% penurunan penghasilan yang harusnya bisa ia capai di masa dewasanya kelak (Grantham-McGregor, et al, 2007). Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan otak secara optimal ini dapat terjadi ketika anak merasakan adanya tekanan atau stress. Tekanan ini antara lain adanya tuntutan untuk mengerjakan kegiatan yang membuat kondisi emosi lebih diwarnai oleh emosi negatif, seperti kesal, marah, merasa tidak mampu, jengkel karena terpaksa, tidak bahagia atau tidak merasa sejahtera. Baik pendidikan formal maupun informal yang kurang memperhatikan kondisi emosi positif anak merupakan sumber masalah bagi perkembangan psikologis anak secara optimal. Perkembangan otak anak mulai dari lahir sampai usia 6 tahun terjadi dengan adanya terbentuknya hubungan antara bermilyar sel saraf yang sudah terbentuk dan pematangan fungsi bagian-bagian otak yang digunakan untuk mengontrol gerak tubuh, berpikir, dan berpersepsi. Bagian otak yang paling berkembang pada fase ini adalah Lobus frontal. Bagian otak ini mengembangkan emosi, kedekatan, proses perencanaan, dan daya ingat. Pengenalan dan rasa nyaman anak terhadap diri sendiri juga berkembang pesat pada masa ini, sementara pengalaman sehari-hari akan membentuk kenyamanan emosional. b. Perkembangan Moral Anak Usia 6 – 8 Tahun Kecerdasan moral terdiri dari 7 essential virtues (keutamaankeutamaan inti) (Borba, 2001). Virtues yang dimaksud terdiri dari empati, hati nurani (conscience), kontrol diri, respek, kebaikan (kindness), toleransi dan keadilan (fairness).



140



Empati adalah kemampuan untuk mengenali dan merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Empati merupakan emosi moral inti, yang membuat seorang anak mampu memahami bagaimana perasaan orang lain. Empati membantu seorang anak untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Hal ini akan membuatnya lebih mudah membantu orang lain yang mengalami kesusahan atau masalah, dan memperlakukan orang lain dengan penuh kasih sayang. Empati juga merupakan emosi moral yang kuat, dimana akan mendorong seorang anak untuk melakukan hal yang benar karena ia dapat mengenali dampak dari rasa sakit emosional yang terdapat pada orang lain, dan dapat menghentikan seorang anak untuk melakukan tindakan yang kurang baik. Hati nurani adalah mengetahui mana yang benar dan cara yang pantas untuk bertindak, dan mampu menampilkan tindakan yang sesuai dengan cara yang pantas tersebut. Hati nurani membantu anak untuk membedakan yang benar dari yang salah dan tetap berada pada jalur moral, dan akan memberikan rasa bersalah ketika ia keluar dari jalur tersebut. Anak yang memiliki hati nurani yang kuat akan mampu menampilkan tindakan yang benar sekalipun menghadapi godaan. Hati nurani merupakan titik tumpuan untuk pengembangan nilai kejujuran, tanggung jawab dan integritas. Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengatur pemikiran dan tindakan sehingga anak dapat menghentikan tekanan, baik dari dalam atau luar, dan bertindak sesuai dengan apa yang diketahui dan dirasa benar. Kontrol diri membantu anak untuk menahan dorongan-dorongannya dan berpikir sebelum bertindak. Adanya kontrol diri akan membantu anak untuk menampilkan perilaku yang benar dan tidak sembarangan menentukan pilihan, terutama yang



memiliki



potensi



yang



membahayakan.



Anak



dapat 140



mengontrol perilakunya sendiri, dan mengembangkan nilai kemurahan hati dan kebaikan. Respek atau rasa hormat adalah kemampuan untuk menunjukkan bagaimana anak menilai orang lain dengan memperlakukan mereka dalam cara yang sopan dan penuh pertimbangan. Respek dapat mendorong anak untuk memperlakukan orang lain dengan pertimbangan bahwa orang lain merupakan sosok yang berharga. Respek akan mengarahkan anak untuk memperlakukan orang lain dengan cara sebagaimana yang ia ingin diperlakukan, sehingga menjadi dasar untuk mencegah kekerasan, ketidakadilan dan kebencian, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Kebaikan adalah kemampuan untuk menunjukkan kepedulian atau perhatian yang berkaitan dengan kesejahteraan dan perasaan orang lain. Dengan mengembangkan keutamaan kebaikan ini, anak akan mengurangi kecenderungan untuk memikirkan diri sendiri dan lebih menampilkan kasih sayang, membantu orang lain yang membutuhkan, dan membela orang yang berada dalam kesusahan atau masalah. Toleransi adalah kemampuan untuk menghormati martabat dan hak semua orang, bahkan pada mereka yang memiliki perbedaan dalam keyakinan dan perilaku. Toleransi membantu anak untuk menghargai perbedaan kualitas pada setiap orang, bersikap terbuka terhadap sudut pandang atau keyakinan baru, menghormati orang lain apapun perbedaan mereka, baik dalam ras, jenis kelamin, penampilan, kemampuan.



budaya,



keyakinan



Toleransi



dapat



hidup,



agama,



memengaruhi



maupun caraanak



memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan pengertian, untuk



140



membela dari kebencian, kekerasan dan untuk menghormati orang berdasarkan karakter mereka. Keadilan (fairness) adalah kemampuan memilih untuk bersikap terbuka dan bertindak dalam cara yang adil dan setara. Keadilan mengarahkan anak untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya, secara menyeluruh, dan setara sehingga ia akan cenderung menuruti aturan, mengikuti urutan, berbagi, mendengarkan secara terbuka semua sudut pandang sebelum menilai sesuatu. 3.4. LANDASAN SOSIOLOGIS IMTAQ INDONESIA Secara sosio-kultural anak usia Sekolah Dasar (usia 6-8 tahun) sudah mulai memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri dari sifat egosentris (berfokus pada diri sendiri) kepada sikap yang kooperatif (bekerjasama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak sudah mempunyai minat terhadap kegiatan-kegiatan



teman



sebayanya,



dan



bertambah



kuat



keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang). Anak merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya. Berkat perkembangan sosial tersebut, anak belajar dan berusaha untuk menyesuaikan diri padaaturan atau nilai nilai yang berlaku pada kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya. Peran teman sebaya juga semakin penting pada masa anak-anak SD. Pada anak usia 6-8 tahun, teman sebaya umumnya terdiri dari anakanak berjenis kelamin sama dengan umur yang relatif sebaya. Pada kelompok sebaya perempuan persahabatan lebih berkaitan dengan menjadi menarik, popular, ramah, optimis, dan memiliki rasa humor (Rubin,1980). Beberapa telaah mengenai teman sebaya menyimpulkan bahwa anak-anak yang tidak diterima dengan baik 140



atau terabaikan oleh teman sebaya mereka di sekolah dasar merupakan anak-anak bermasalah (Parker & Asher, 1987). Perilaku yang muncul bisa cenderung amat agresif atau amat pasif dan menyendiri. Anak-anak yang tersisihkan lebih sensitif dan tidak percaya diri, dibanding dengan anak-anak yang menjadi populer atau banyak yang suka. Mereka lebih banyak menjadi anak yang pendiam, murung, dan terkadang sering tersinggung dengan canda teman-temannya. Anak-anak ini lebih memiliki kemungkinan putus sekolah, terlibat dalam tindak kenakalan anak-anak, dan lebih memiliki masalah-masalah emosional dan kejiwaan dalam masa remaja dan dewasa daripada teman sebaya mereka yang lebih diterima (Morrison dan Masten, 1991; Hymel, Bowker, & Woody, 1993). Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar untuk mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Berdasarkan penjelasan teoritis diatas, di dalam pembelajaran IMTAQ Indonesia dipandang perlu untuk mengkondisikan permainan sebagai media belajar untuk dapat mendukung tugas perkembangan anak. Adapun tugas perkembangan anak pada usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut (Piaget, 1966): ▪



Belajar keterampilan fisik yang berkaitan dengan permainan;







Belajar berkawan dengan teman sebaya. Pada masa ini anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerjasama dan membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong dan membentuk kepribadian sosial;







Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau perempuan, anak dituntut melakukan peranan-peranan sosial yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya; 140







Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini dituntut telah menguasai kemampuan membaca, menulis dan berhitung.







Memiliki kemerdekaan pribadi. Dalam hal ini secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kemerdekaan



pribadi.



Anak



mampu



memilih,



merencanakan, dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya. ▪



Perkembangan sosial pada anak usia 8 tahun sudah mulai ditandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga dengan orang dewasa dan teman lain di sekitarnya. Selain dari itu, pada usia ini anak mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya menjadi lebih luas.



Perkembangan anak usia 6-12 tahun merupakan masa belajar di sekolah dan diluar sekolah (Havighurst, 1970). Prestasi belajar anak di sekolah didukungoleh kegiatan belajar di sekolah dan latihan di rumah. Banyak aspek perilaku dapat dibentuk melalui penguatan verbal, keteladanan, dan identifikasi. Anak-anak pada masa ini juga mempunyai tugas-tugas perkembangan sebagai berikut: ▪



Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan; bermain sepak bola, loncat tali, berenang.







Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis 140







Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya







Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya







Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, berhitung







Belajar mengembangkan konsep sehari-hari







Membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai sosial







Memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi







Membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembagalembaga.



Salah satu tuntutan masyarakat terhadap pembelajaran anak usia dini (6-8 tahun) di sekolah sebaiknya mulai diperkenalkan kemampuan



membaca,



menulis



dan



berhitung



(calistung).



Kemampuan calistung ini lebih merupakan kemampuan seseorang untuk menjadi bagian dari suatu masyarakat. Dengan kemampuan calistung seseorang dapat diterima dan dapat terlibat dalam berbagai kegiatan di masyarakat. Misalnya, kemampuan membaca dapat membuat seseorang memiliki informasi, keterangan atau mengetahui aturan tertulis di lingkungan. Kemampuan menulis, misalnya menuliskan namanya sendiri membuatnya dapat diakui keberadaannya ketika ia harus mengisi formulir di masyarakat. Kemampuan berhitung lebih memberikan kesempatan bagi seseorang terlibat dalam interaksi pertukaran, misalnya jual beli. Sehingga kemampuan calistung hendaknya diperkenalkan pada usia dini sebagai salah satu ‘keterampilan hidup’ (life skills) yang akan sangat berguna dan bukan hanya sebagai salah satu ‘mata pelajaran sekolah’ yang harus ia kuasai untuk mendapatkan nilai bagus di sekolah.



140



Berdasarkan laporan dari Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, posisi Indonesia menempati urutan ke 58 dari 66 negara yang diukur berdasarkan tingkat kemampuan siswa dalam membaca, matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hal yang perlu menjadi sorotan adalah kualitas kemampuan membaca anak Indonesia berada dibawah rata-rata negara lain. Budaya membaca tidak terbentuk pada masyarakat Indonesia karena sejak usia dini kegiatan membaca tidak memberikan ingatan yang menyenangkan, bahkan



mungkin



merupakan



yang



pengalaman



pengalaman buruk.



tertanam tidak



bahwa



belajar



menyenangkan



atau



membaca bahkan



Hal ini menjadi penting dan perlu dapat



perhatian karena : ▪



Pertama,



masa



anak-anak



adalah



masa



bermain.



Pembelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) yang terlalu dipaksakan tanpa mengembangkan minat anak terhadap manfaat baca tulis dan hitung, dapat mengganggu tugas perkembangan anak yang kodratnya adalah bermain. ▪



Kedua, penekanan pembelajaran calistung secara klasikal pada usia yang terlalu dini dapat berdampak pada tumbuhkembangnya anak, seperti pertumbuhan fisik melambat dan pelambatan perkembangan otak. Hal ini diduga karena “penyalahgunaan” fungsi otak yang masih dalam taraf perkembangan.







Ketiga, pembelajaran calistung klasikal seringkali menjadi situasi belajar yang menekan bagi anak anak usia dibawah 8 tahun, berpotensi menimbulkan gangguan mental pada anak, karena masa-masa yang seharusnya diisi dengan bermain dipenuhi dengan beban belajar layaknya orang dewasa.



140



Dalam perkembangannya ini, anak masih perlu mengembangkan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis disekolah juga belajar mengembangkan sikap, kebiasaan di rumah ataupun lingkungan



sekitarnya.



Dalam



proses



pembelajaran



anak



membutuhkan pujian atau penghargaan padausaha belajarnya dan bukan hanya prestasi berdasarkan nilai bagus, pengawasan dari guru dan orang tua diperlukan untuk memunculkan sikap dan kebiasaan yang baik. Berdasarkan penjelasan teoritis diatas, di dalam pembelajaran IMTAQ Indonesia dipandang perlu untuk mengkondisikan permainan sebagai media belajar untuk dapat mendukung tugas perkembangan anak. Dalam kegiatan permainan ini juga perlu memiliki pertimbangan akan pengenalan peran yang sesuai dengan jenis kelamin.



140



4



Bab



KONSEP BERMAIN DALAM KEGIATAN BELAJAR Pengertian Bermain Kegiatan bermain merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh semua anak dalam kesehariannya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang penting bagi anak, karena memiliki banyak manfaat bagi perkembangannya.



Kita



mengenal



beberapa



istilah



yang



menggunakan kata bermain, seperti main, bermain, main-main, dan permainan. Bermain adalah melakukan aktivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak (KBBI, ed. V). Pengertian lain bermain adalah suatu kegiatan sebagai sarana bersosialisasi dan dapat memberikan anak kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan



perasaan,



berkreasi



dan



belajar



secara



menyenangkan (Parten, 1932, dalam Papalia &Martorell, 2015). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Kegiatan bermain perlu dibedakan dengan main-main. Kegiatan bermain merupakan kegiatan yang terarah, sehingga ada rancangan kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan di awal. Hal inilah yang menjadi ciri kegiatan Imtaq Indonesia. Sementara itu, kegiatan main-main tidak memiliki tujuan. Namun demikian, kegiatan bermain juga perlu diperhatikan pelaksanaannya. Kegiatan bermain yang baik harus mempertimbangkan kematangan perkembangan. Ada permainan-permainan yang sebaiknya diberikan pada anak dengan usia tertentu karena sudah sesuai dengan kematangan perkembangannya. Sebagai contoh menyusun puzzle 2-4 keping 140



baru dapat diberikan ketika anak berusia diatas 2 tahun, karena pada usia ini kemampuan anak untuk memegang benda sudah berkembang lebih baik, begitupula dengan kemampuan kognitifnya. Selain itu, dalam kegiatan bermain perlu adanya latihan. Dalam hal ini maksudnya adalah anak dilatih untuk memainkan permainan tertentu sesuai dengan aturan agar mendapatkan kesenangan dan manfaat yang diharapkan dalam permainan tersebut. Anak menggunakan panca inderanya dalam melakukan kegiatan bermain. Melihat, mendengar, mencium, memegang, menggigit, mengunyah, melempar, menginjak, adalah beberapa cara yang digunakan oleh anak untuk mendapatkan pengetahuan mengenai berbagai hal. Dengan melihat ia jadi tahu warna dan bentuk benda. Dengan memegang, ia jadi tahu tekstur benda. Dengan mendengar, tentunya ia jadi tahu bunyi benda atau nama benda. Dengan menggigit atau mengunyah, ia tahu bahwa benda yang ia mainkan dapat dimakan atau tidak. Melalui bermain, anak belajar untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Dengan aktifnya panca indera, tentunya akan mengaktifkan jaringan saraf pada otak anak. Anak yang memiliki waktu bermain akan memiliki perkembangan saraf yang lebih pesat daripada anak yang tidak memiliki



waktu



bermain.



Karena



kegiatan



bermain



akan



memberikan kesenangan pada anak, maka hal ini juga berpengaruh pada perkembangan sarafnya. Anak yang bahagia memiliki jaringan saraf yang kompleks dan saling berinteraksi daripada anak yang tidak bahagia. Dampak positif yang dirasakan bukan hanya mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan sosial, emosi, dan moralnya. Hal ini dapat



mengembangkan



kemampuan



anak



sehingga



dapat



menunjang kecerdasan majemuknya (multiple intelligence).



140



Walaupun memiliki banyak dampak positif, kegiatan bermain juga dapat memiliki dampak negatif. Antara lain adalah terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk kegiatan bermain, sehingga kurang waktu untuk beristirahat ataupun untuk melakukan kegiatan lain. Dampak lainnya adalah adanya ketidakseimbangan antara bermain aktif dan pasif. Bermain aktif adalah anak sebagai pemain yang terlibat aktif dalam kegiatan permainan. Sedangkan bermain pasif adalah anak sebagai pengamat yang menyaksikan orang lain bermain. Terlalu banyak bermain aktif akan membuat anak kekurangan waktu untuk melakukan kegiatan lain dan menguras energinya. Sementara, terlalu banyak bermain pasif akan membuat fisik anak tidak aktif dan menghambat perkembangan motoriknya. Dampak lain yang juga muncul adalah ketidakseimbangan antara bermain sosial dan soliter. Terlalu banyak terlibat dalam kegiatan bermain sosial akan membuat anak tidak punya waktu untuk meningkatkan fokus perhatian dan konsentrasinya. Sementara, terlalu banyak bermain soliter atau sendirian akan membuat anak kurang mampu mengembangkan kemampuan sosialnya. Selain itu, terlalu banyak penekanan pada aktivitas bermain sesuai jenis kelamin juga tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar peran dari jenis kelamin yang lain. Selanjutnya, peralatan bermain yang tidak sesuai membuat kegiatan bermain tidak mencapai tujuan yang diharapkan atau anak tidak mendapat kesenangan dari permainan tersebut. Dampak lainnya adalah terlalu banyak/kurang bimbingan juga membuat kegiatan main-main dapat menjadi kegiatan yang tidak bermanfaat bagi anak. Kegiatan bermain memiliki beberapa tujuan dan prinsip (Fadlilah, 2017). Tujuan bermain yakni sebagai sarana untuk eksplorasi, eksperimen (melakukan uji coba untuk mendapatkan pengetahuan baru),



imitasi



(meniru



kegiatan



sehari-hari)



dan



adaptasi 140



(menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya). Sedangkan prinsip bermain yaitu memiliki tujuan yang jelas, dilakukan secara bebas, mementingkan proses, bukan hasil, memperhatikan keselamatan, menyenangkan dan dapat dinikmati. Prinsip ini merupakan inti dari kegiatan bermain itu sendiri. Kegiatan bermain harus memberikan rasa senang, gembira, dan membangkitkan semangat anak, karena akan memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Fungsi Bermain bagi Anak Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bermain akan memampukan anak untuk: 



Membuat dunia mereka bermakna







Memperluas pemahaman mereka mengenai sosial dan budaya







Memberikan kesempatan mereka mengekspresikan pikiran dan perasaan pribadi mereka







Melatih fleksibilitas bepikir dan berpikir divergen







Memberi kesempatan mereka menghadapi dan memecahkan masalah







Memberi kesempatan mereka belajar mempertimbangkan perspektif orang lain







Memberi kesempatan membuat rencana dan menegosiasi aturan permainan







Mengembangkan kendali diri







Memperluas keterampilan bahasa dan literasi







Meningkatkan perkembangan otak dan motorik



Bermain dalam pembelajaran memiliki keunggulan bagi siswa usia 7 dan 8 tahun dalam: 1. Penegakan disiplin melalui aturan bermain



140



2. Toleransi melalui kerjasama dalam tim dengan anggota yang berbeda kemampuan (cooperative learning) 3. Penghargaan terhadap prestasi diri sendiri ataupun teman lain. 4. Penerapan



kemampuan



berbahasa,



membaca



(petunjuk/tanda/lambang/huruf), kemampuan berpikir logismatematis (menghitung, tertentu,



mengurutkan berdasarkan ukuran



membandingkan,



membedakan,



menghitung),



kemamapuan komunikasi sosial, dan kerjasama 5. Mengalami bahwa ‘belajar’ merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan, menantang, dan eksploratif Manfaat Bermain Sebagai Stimulasi Perkembangan Anak Melalui kegiatan bermain, anak mendapatkan banyak hal. Kegiatan bermain



bagi



memberikan



kesempatan



bagi



anak



untuk



mengembangkan aspek-aspek kepribadian anak, baik fisik dan motorik, sosial-emosi, dan kognisi. Bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh (Utami Munandar, dalam Fadlilah, 2017). Keutuhannya mencakup banyak aspek, seperti fisik, intelektual, sosial, moral, bahasa, dan emosional. Manfaat tersebut dapat diperoleh anak ketika bermain sendiri atau bermain dengan anak lain. Kegiatan bermain bagi anak merupakan kegiatan yang membuatnya bekerja, belajar dalam kondisi yang memberikan perasaan senang, tak kenal lelah, tidak bosan bosan, menantang, dan selalu penuh bersemangat. Aspek aspek perkembangan anak yang distimulasi adalah sebagai berikut: 1. Fisik dan Motorik 



Mengasah kesadaran anak terhadap tubuh (terutama anggota gerak)







Meningkatkan



kemampuan



anak



dalam



mengontrol



gerakannya agar menjadi lebih terkoordinasi, yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan 140



halusnya (Isenberg & Quisenberry, 1988), seperti bermain bola atau membuat benda dari plastisin



Sumber: wartakota.tribunnews.com 2. Intelektual 



Memiliki kesempatan pada anak untuk menggunakan panca inderanya agar dapat mengetahui sifat-sifat benda. Dengan demikian, anak menyusun pengetahuannya sendiri.



Sumber: rockingmama.id



140







Mengembangkan



kreativitas



anak,



misalnya



dengan



mencoba-coba ide baru untuk membuat beraneka ragam gambar atau bentuk dari tanah liat, malam atauplastisin. 



Melatih



anak



untuk



memecahkan



masalah-masalah



sederhana, seperti menyelesaikan puzzle.



Sumber: lazada.co.id 



Mengenal potensi dan kemampuan yang dimiliki anak.



Sumber: paudkbperwirapurbalingga.blogspot.com



140



3. Bahasa 



Membantu anak untuk lebih mengembangkan kemampuan bahasanya, misalnya dalam kegiatan bermain peran.







Melatih keterampilan verbal dan non-verbal pada anak melalui kesempatan melakukan negosiasi aturan main.







Mengembangkan kemampuan anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami orang lain.



4. Sosial 



Melatih kemampuan anak untuk menghargai atau peduli pada perasaan orang lain (Spodek & Saracho, 1998), melalui



adanya



perbedaan



pendapat,



konflik



dan



menyelesaikan konflik. 



Mengurangi fokus perhatian anak yang pada awalnya ke dirinya sendiri, dan beralih ke anak lain karena ia belajar untuk melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain.







Meningkatkan kemampuan belajar berinteraksi dengan anak lain atau orang dewasa secara langsung.







Meningkatkan kemampuan berespon pada perasaan teman lain saat mereka menunggu giliran, atau berbagi mainan dan pengalaman (Sapon-Shevin, Cobbelgere, Carigan, Goodman & Mastin 1998).







Melatih anak untuk bereksperimen dengan peran-peran sosial yang ada di masyarakat. (Creasey, Jarvis & Berk, 1998).



5. Emosi 



Menjadi



sarana



penyaluran



energi



emosional



yang



terpendam. 



Meningkatkan kematangan emosi anak, khususnya dalam melalui situasi situasi yang sulit dalam kehidupannya.



6. Moral 140







Meningkatkan kemampuan anak untuk mengetahui dan menaati aturan-aturan yang ada dalam permainan. Anak belajar untuk memahami pentingnya mematuhi aturan demi kepentingan bersama.







Meningkatkan kemampuan anak untuk belajar mengenai dampak perilaku yang ia tampilkan pada lingkungan alam dan orang lain.







Meningkatkan kemampuan anak untuk memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan.



Sarana atau Alat Permainan Kegiatan bermain membutuhkan sarana atau alat, yang memiliki bentuk dan ragam yang bervariasi. Berdasarkan letaknya, alat permainan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu alat permainan dalam ruang (indoor) dan alat permainan luar ruang (outdoor). Alat permainan dalam ruang, memiliki beberapa ciri, seperti



mudah



dipindahkan,



dapat



digunakan



untuk



mengembangkan aspek kognitif dan kreativitas anak, dan berukuran kecil dan ringan. Contoh dari alat permainan dalam ruang antara lain: 



Daun, ranting, biji-bijian, pasir, air, sekop (untuk kegiatan sains dan seni)



140



Sumber: meydanueunirow2014.wordpress.com 



Berbagai balok dengan bentuk ukuran dan warna



Sumber: julao.com



Sumber: mainananakbayisurabaya.com 



Berbagai jenis, warna, ukuran, dan bentuk kertas



Sumber: stalktr.com



140







Berbagai jenis alat gambar (cat air, pensil warna, kuas, krayon, spidol)



Sumber: Pixabay







Berbagai jenis alat bermain peran (boneka tangan, buah plastik, alat masak)



Sumber: pricearea.com



140







Buku-buku cerita, kartu kata, kartu huruf, kartu angka, gambar-gambar tentang huruf, kata, dan angka



Sumber: Shaleh; Buku Literasi Cerita Rakyat 



Perlengkapan ibadah, gambar-gambar tentang tatacara ibadah



Sumber: adidadiahfu.wordpress.com 



Alat-alat musik (seruling, rebana, pianika)



140



Sumber: garudaelektronik.id 



Alat-alat untuk belajar angka, seperti sempoa dan jam-jaman



Sedangkan alat permainan luar ruang memiliki beberapa ciri, seperti sulit diangkat dan memerlukan waktu dalam membongkar atau memasangnya, digunakan untuk menunjang kemampuan fisikmotorik anak, dan membutuhkan tempat yang luas untuk memasangnya. Contoh dari alat permainan luar ruang antara lain : 



Perosotan







Ayunan







Jungkat jungkit







Jembatan goyang







Papan titian







Bak, yang bisa berisi air atau pasir







Kereta putar



140



sumber: cvbintangperkasa.com, tipsanakbayi.com Tahapan Bermain dan Jenis Permainan Pada usia 6 - 8 tahun, anak berada pada tahap bermain asosiatif dan kooperatif. Pada tahap bermain asosiatif, anak mulai bermain bersama teman. Anak terlibat dalam aktivitas yang serupa, saling berbicara atau tersenyum, dan menawarkan mainan yang dimilikinya. Pada tahap ini kegiatan bermain sudah benar-benar interaktif (Howes & Matheson, 1992, dalam Kail, 2010). Permainan yang dilakukan misalnya balapan mobil di lantai atau bertukar mainan. Pada tahap bermain kooperatif, anak dapat mengatur kegiatan bermain bersama temannya dalam bentuk tim. Mereka juga menentukan jenis atau tema permainan yang akan mereka mainkan. Mereka juga menentukan aturan permainan, pembagian peran, dan siapa yang akan bermain terlebih dulu. Pada tahap perkembangan ini, anak telah menunjukkan bahwa ia telah memiliki kemampuan sosial. Kegiatan bermain yang dilakukan misalnya sepak bola, masak-masakan dan monopoli. Pada usia ini, anak juga mulai bermain sosio-drama, misalnya berpura-pura menjadi guru, dokter, supir, pilot, penjaga warung, dan sebagainya. Pada tahap ini mereka dapat menggunakan berbagai benda yang ada di sekitarnya untuk mendukung imajinasi mereka. Bermain sosio-drama merupakan cerminan dari nilai kebudayaan yang dianggap penting bagi anak (Gosso, Morais & Otta, 2007, dalam Kail 2010). Bermain sosio-drama tidak hanya menyenangkan bagi anak, namun juga meningkatkan perkembangan kognitif. Kemampuan anak dalam mengingat, menalar dan berbahasa akan lebih berkembang (Bergen 140



& Mauer, 2000, dalam Kail, 2010). Mereka juga memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pemikiran, keyakinan dan perasaan orang lain (Lindsey & Colwell, 2003, dalam Kail, 2010). Selain itu, anak juga dapat mengeksplorasi hal-hal yang menakutkan bagi mereka. Anak yang takut hantu dapat berpura-pura meyakinkan teman atau bonekanya agar tidak takut hantu. Dengan menjelaskan mengapa tidak perlu takut, anak dapat belajar untuk memahami dan mengatur rasa takut mereka sendiri.



sumber: naeyc.org Permainan sosio-drama mengembangkan kemampuan kognitif dan sosial. Permainan sosio-drama memberikan kesempatan pada anak untuk: 



Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak (Piaget, 1962)







Meningkatkan pemahaman mereka terhadap lingkungan/ dunia (McCain, Mustard, & Shanker, 2007)







Membantu memecahkan masalah dalam konteks yang aman (Smilansky & Shefatya, 1990)







Memiliki kendali terhadap pengalaman dan kegiatan yang mereka lakukan (Piaget, 1962)







Belajar cara berelasi dengan teman sebaya dalam cra yang positif (Saracho & Spodek, 2003) 140



Perkembangan bermain anak dapat dikelompokkan menjadi lima tahap, yaitu sensori motor, mastery, rough and tumble, social dan dramatic(Berger, 1999, dalam Fadlilah, 2017). Tahap pertama, sensori motor play terjadi pada usia 0-5 bulan. Pada tahap ini kegiatan bermain anak banyak mengandalkan pada panca indera dan bagianbagian tubuh. Tahap kedua, mastery play terjadi pada usia 6-24 bulan. Pada tahap ini kegiatan bermain anak bertujuan untuk menguasai keterampilan-keterampilan tertentu yang melibatkan fungsi panca indera anak. Selanjutnya pada tahap ketiga, rough and tumble play, dimulai pada usia 2 tahun. Kegiatan bermainnya berupa bermain dengan banyak menggunakan motorik kasarnya, seperti berlari, bermain ayunan atau jungkat-jungkit, melompat. Pada tahap ini, permainan yang dilakukan oleh anak terkesan kasar dan tidak beraturan. Sementara itu, tahap keempat yaitu social play terjadi mulai usia 3 tahun. Pada tahap ini, anak mulai bermain dengan melibatkan teman sebaya dan lingkungan sekitarnya. Anak bermain bersama-sama dengan anak yang lain, misalnya bermain sepak bola, petak umpet, monopoli, dan sebagainya. Pada tahap kelima, dramatic play, dimulai pada usia 4 tahun.



Kegiatan bermainnya



berupa bermain peran atau khayal. Kegiatan bermain yang dilakukannya dapat melibatkan anak lain atau sendiri. Anak bermain dengan berperan sebagai tokoh khayalannya, misalnya sebagai dokter, guru, ibu, petualang, atau tokoh-tokoh superhero. Beberapa Contoh Kegiatan Permainan dan Aspek yang Dikembangkan 1.



Petak Umpet Permainan ini dimainkan oleh sekelompok anak. Seorang anak akan menjadi Kucing (yang bertugas memejamkan mata), sementara yang lainnya akan menjadi Tikus dan pergi 140



bersembunyi. Waktu untuk memejamkan mata biasanya singkat, misalnya dalam 10 hitungan. Kemudian setelah hitungan selesai, maka Kucing akan berusaha mencari semua Tikus



yang



bersembunyi



sampai



ketemu.



Selanjutnya,



permainan dapat dilanjutkan dengan memilih Kucing yang baru



(biasanya



yang



terpilih



adalah



anak



yang



persembunyiannya pertama kali ditemukan). Dalam permainan ini tidak dibutuhkan sarana yang harus dibeli atau disiapkan sebelumnya. Yang dibutuhkan adalah tempat-tempat yang memungkinkan untuk bersembunyi. Permainan ini dapat meningkatkan



konsentrasi,



kemampuan



mengamati



lingkungan, ketelitian, kreativitas, fisik-motorik dan sosialemosional. Pengembangan karakter jujur, teliti dan sportif juga dapat dilakukan melalui permainan ini.



sumber: geotimes.co.id 2.



Ular Naga Ini adalah permainan yang dilakukan oleh sekelompok anak yang berbaris membentuk seperti ular memanjang dan ada dua orang yang bertugas sebagai mulut ular naga. Kemudian anakanak akan berjalan melewati atau memasuki mulut ular naga 140



tersebut dan yang paling terakhir dari barisan akan ditangkap, selanjutnya diminta memilih untuk ikut penjaga mulut ular naga di sebelah kanan atau kiri. Dalam permainan ini tidak dibutuhkan



sarana



yang



harus



dibeli



atau



disiapkan



sebelumnya. Permainan ini bermanfaat untuk melatih sosialemosional, kerja sama, dan fisik-motorik pada anak. Selain itu, manfaat lain yang dapat diperoleh dari permainan ini adalah dapat mengembangkan karakter toleransi, adil dan sportif.



sumber: www.rifanfajrin.com 3.



Puzzle Cara bermain puzzle adalah dengan menyusun potongan gambar menjadi satu gambar yang utuh. Bentuk puzzle sangat beragam, mulai dari gambar hewan, buah, lukisan, hingga pemandangan alam. Alat permainan puzzle adalah kepingan potongan gambar, jumlahnya bervariasi, dari mulai dua hingga ribuan keping. Puzzle juga dapat digunakan untuk permainan yang



membutuhkan



kemampuan



berhitung,



seperti



menghitung jumlah kepingan puzzle. Secara umum, puzzle bermanfaat untuk melatih konsentrasi, ketelitian, ketekunan dan ketrampilan motorik halus anak.



140



sumber: shuttershock.com 4.



Balok Bentuk permainan dengan menggunakan balok, baik yang terbuat dari kayu atau plastik, sangat beragam. Balok dapat digunakan untuk membuat suatu benda, misalnya rumah, istana, mobil, robot, dan sebagainya. Balok juga dapat digunakan untuk permainan mengenalkan warna, bentuk, dan jumlah benda. Anak dapat diminta untuk mengelompokkan balok yang sesuai dengan warna atau bentuk tertentu. Selain itu, anak juga dapat bermain hitung-hitungan dengan menggunakan balok, misalnya menjumlahkan beberapa balok atau mengurangi beberapa balok. Manfaat yang dapat diperoleh dari permainan ini adalah meningkatkan ketrampilan kognitif dan fisik-motorik.



sumber: ebay.com & grow learning company.com 140



5.



Boneka Jari Bentuk permainan dengan menggunakan boneka jari biasanya dilakukan pada saat guru atau orang tua ingin mengajarkan suatu kebiasaan atau nilai moral tertentu kepada anak. Anak dapat memainkan boneka jari dengan cara memasangkan boneka ke jarinya dan menggerak-gerakkan sesuai dengan keinginan anak. Bermain dengan menggunakan boneka jari dapat mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa dan kreativitas anak. Anak juga dapat mempelajari kebiasaan baik atau nilai moral tertentu.



Sumber: wikipedia.org



140



Bab



5



RANCANGAN MODEL IMTAQ INDONESIA Proses pembelajaran merupakan ujung tombak pelaksanaan Imtaq Indonesia. Bagaimana Imtaq Indonesia, tertampilkan pada bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran memfasilitasi siswa untuk belajar aktif dan belajar kooperatif. Belajar aktif adalah siswa terlibat/berpartispasi secara aktif dalam proses pembelajaran untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui bermain. Pengetahuan, keterampilan maupun sikap sebagai hasil belajar yang ingin dicapai sesuai Kompetensi Dasar (KD) diperoleh siswa pada saat terlibat bermain. Belajar kooperatif adalah siswa membangun komunikasi, relasi dan interaksi dengan siswa lain dengan



bekerjasama



untuk



menyelesaikan



permasalahan.



Permasalahan yang harus diselesaikan/dihadapi siswa diselesaikan bersama oleh siswa pada saat bermain secara kreatif. Pengembangan karakter siswa berbasis iman dan taqwa serta menggunakan pendekatan ekopedagogik. Berbasis iman dan taqwa dalam arti semua aktivitas dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan. Pendekatan etnopedagogik dalam arti menggunakan kearifan lokal yang ada pada legenda cerita rakyat dalam memotivasi siswa secara langsung untuk berprestasi.



140



5.1 MODEL PERENCANAAN 1. Konsep Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran adalah seperangkat rancangan kegiatan pembelajaran (belajar mengajar) yang disusun secara sistematis sehingga siswa siap dan mampu belajar. Rencana pembelajaran di tuangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai tema. Tema menjadi pengikat/pemersatu semua mapel untuk mencapai kompetensi. Guru menyeleksi kompetensi dari setiap mapel untuk mendukung tema. 2. Administrasi – Silabus dan RPP – bermain – kriteria dan penggabungan Secara administratif guru menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk silabus dan RPP dengan menyeleksi kompetensi inti, kompetensi dasar pada setiap mapel, karakter perilaku yang diharapkan diperoleh, serta bentuk bermain yang dikembangkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi dan karakter perilaku siswa. Guru dapat menggunakan buku guru dan siswa sebagai salah satu refensi. Kriteria 1)



Tema mengikat dan memfasilitasi pencapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)



2)



Bermain



memfasilitasi



pencapaian



indikator/tujuan



pembelajaran 3)



Karakter sebagai nurture effect (dampak alamiah langsung) dari proses pembelajaran



4)



Pemahaman kontekstual materi pada kehidupan keseharian memperkuat pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar 140



5)



Proses



pembelajaran



dan



pendidikan



memfasilitasi



perkembangan optimal (perkembangan fisik, psikomotorik, bahasa, kognitif, sosial, emosi,



moral, penghayatan



keagamaan, dan kepribadian) siswa yang teraktualisasi secara akademik maupun non akademik 3. Pengembangan karakter dan kompetensi Fokus utama pembelajaran/pendidikan pada kelas 1 dan 2 pada pengembangan karakter. Karakter religius (KI-1) dan Sosial (KI-2) menjadi dasar pengembangan karakter utama. Pengetahuan mengenai karakter religius dilakukan melalui KD-1 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sedangkan Pengetahuan mengenai karakter sosial (KI-2) dikembangkan melalui KD-2 mata pelajaran PPKN. Pengembangan karakter dalam bentuk perilaku dilakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Penetapan karakter yang



dikembangkan



dalam



pembelajaran



diseleksi



dengan



mempertimbangkan ranah Program Penguatan Karakter (PPK), kearifan lokal (nilai-nilai luhur budaya Sulewasi Selatan, khususnya Gowa), serta KD yangmendukung. Kompetensi terbagi dalam 2 bagian yaitu: (1) Kompetensi akademik berkenaan dengan penguasaan komponen pengetahuan materi pelajaran (fakta, konsep, prosedur, metakognitif) sesuai dengan KD, kemampuan literasi serta keterampilan berpikir sampai tingkat tinggi, dan (2) Kompetensi non akademik berkenaan dengan sikap dan pembiasaan, kemampuan kinestetik berupa perilaku yang diharapkan menjadi indikator karakter yang akan dimiliki siswa.



140



4. Peran guru Guru berperan sebagai pendidik (pengembang sistem nilai), pengajar (pemberi materi pelajaran), fasilitator (penyambung pemahaman pengetahuan, keterampilan dan sikap), administrator (pelaku pembuat administrasi pembelajaran) yang mengelola proses pembelajaran dengan berfokus pada stundent center (mengaktifkan siswa). 5. Kesiapan Siswa Siswa dipandang sebagai individu yang memiliki potensi kapasitas otak untuk belajar, sedang berkembang, dan berada pada karakter perkembangan bermain, serta keinginan (motivasi dan minat) untuk belajar. 6. Fasilitas belajar Fasilitas belajar disiapkan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan dan keamanan dalam mengikuti proses pembelajaran serta ketersediaan media pembelajaran untuk penyampaian materi pelajaran dan pengembangan karakter dengan menggunakan potensi alam sekitar (benda, tumbuhan, binatang), peralatan pendidikan/pembelajaran,



serta



alat



permainan,



baik



yang



dimanfaatkan dan atau dibuat sendiri secara kreatif oleh guru maupun produk yang dihasilkan pabrik/toko dengan kualitas terstandar. 7. Koordinasi antara Guru Kelas – Gguru PAI dan Guru PJOK Pendidikan dan pembelajaran di kelas pada dasarnya merupakan suatu kesatuan utuh untuk mendukung pencapaian kompetensi



140



lulusan (tingkat satuan pendidikan) dan kompetensi tingkatan kelas. Guru Kelas merupakan pengelola utama kelas yang seyogyanya dapat berkoordinasi dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk mengkoordinasikan KD dan pencapaian tema melalui mata pelajaran(mapel) yang diampu, pengelolaan jam pembelajaran sehingga menyamankan dan mendukung kesiapan siswa untuk belajar, serta menyepakati upaya-upaya pengembangan atmosfir belajar sebagai lingkungan perkembangan yang kondusif bagi siswa untuk mengembangkan motivasi belajar serta pembiasaan perilaku hingga menjadi karakter. 8. Langkah penyusunan dan struktur RPP 1) Langkah menyusun RPP a) Setiap tema dikembangkan menjadi satu RPP b) Pemetaan KD dalam untuk setiap pertemuan c) Mengkaji materi KD yang mendukung tema d) Merumuskan indikator dari setiap KD untuk setiap mapel e) Menentukan jadwal pembelajaran untuk 1 minggu dengan memperhatikan alokasi waktu dan beban belajar f) Menetapkan Tujuan Pembelajaran g) Menetapkan permainan, alat dan teknik permainan h) Menetapkan proses pembelajaran i) Menetapkan evaluasi pembelajaran 2) Struktur RPP a) Identitas Sekolah: satuan pendidikan b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester, tema, sub tema, pembelajaran ke, alokasi waktu, permainan, angka dan huruf yang dikembangkan c) Materi pokok d) Kompetensi Inti (KI) 140



e) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi f) Tujuan pembelajaran (+ pengalaman belajar + karakter) g) Materi pembelajaran (rincian materi pokok) h) Metode pembelajaran dan pendekatan pembelajraan (fokus pada bermain) i) Media, alat, dan sumber pembelajaran j) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran k) Penilaian 5.2



MODEL PEMBELAJARAN Konsep Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi proses belajar mengajar yang dilakukan secara sistematis berdasarkan perencanaan pembelajaran yang telah disusun. a. Proses Belajar mengajar – implementasi bermain sebagai metode pembelajaran Proses belajar mengajar dirancang mengikuti tahapan berikut: 1)



Pembukaan a)



Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik



b) Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari c) Mengantarkan siswa dengan cerita rakyat Sulawesi Selatan, khususnya Gowa untuk membangun nilainilai lokal/budaya dan karakter. d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai e) Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas



140



2) Inti a) Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan b) Menggunakan



metode



bermain



sesuai



dengan



karakteristik siswa dan mata pelajaran, meliputi proses



observasi,



menanya,



mengumpulkan



informasi, asosiasi, dan komunikasi. c) Contoh aplikasi dari pengalaman belajar (learning experience) 5 M adalah sebagai berikut: i. Mengamati Pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, mengenai lagu/tari/gerak yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. ii. Menanya • Siswa menanya bagian dari lagu, tari atau gerak yang tidak/belum dipahaminya, termasuk arti dari lagu, gerak tari, dan gerak lainnya. • Guru memberi jawaban pertanyaan siswa. iii. Mencari informasi Jika guru memandang perlu, siswa dapat diminta untuk



menambah



informasi



tentang



yang



ditanyakan tadi melalui video yang menanyangkan nyanyi, tari atau gerak yang akan dilakukan siswa. iv. Mengolah informasi/merekonstruksi/mekomposisi Siswa melakukan kegiatan belajar dalam bentuk menyanyi, menari, atau gerakan tertentu di bawah bimbingan guru sambil mempelajari lambang huruf,



angka,



kata,



kalimat,



benda,



menghubungkan antara kata, kalimat dengan



140



benda/lambang, kata dengan kata, kata dengan kegiatan, dan sebagainya. v.



Mengomunikasi Siswa



menyampikan



pendapat,



perasaan,



keinginan mengenai apa yang dilakukan dalam menyanyi, menari, bergerak. 3) Penutup a) Guru



bersama



siswa



membuat



rangkuman/kesimpulan b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut b. Pengembangan kompetensi – Calistung Kompetensi Calistung dikembangkan tidak dalam bentuk mata pelajaran tersendiri tetapi merupakan kemampuan yang dikembangkan pada waktu menyanyi, menari atau melakukan gerakan. Ketika siswa menyebut angka, huruf maka mereka diminta untuk menunjukkan angka dan huruf yang mereka nyanyikan, hitung dalam gerak tari, sebutkan nama tari, dalam gerak olahraga atau dalam gerakan waktu beribadah. Melalui tari dan nyanyi serta gerak mereka melakukan kegiatan menambah, mengali, mengurangi, membagi, menentukan huruf dan kata yang ada pada kata dalam nyanyian, huruf dan kata dalam gerak. Demikian pula kalimat yang mereka ucapkan dalam nyanyi, mereka sebutkan dalam tari atau gerak.



140



c.



Pengembangan Karakter Karakter siswa dibangun dari relasi pembelajaran antara guru dan siswa, perilaku yang ditetapkan untuk dibiasakan atas dasar pemahaman



nilai,



serta



perilaku



keteladanan



yang



dikembangkan dalam budaya sekolah. Guru menjadi cotoh dan teladan dalam berperilaku, demikian pula dengan teman sejawat yang dapat dijadikan contoh. d. Pengelolaan kelas Kelas dikelola sebagai lingkungan belajar dan lingkungan perkembangan



yang



memfasilitasi



siswa



untuk



mengaktualisasikan potensi diri, baik akademik maupun non akademik. Kelas dibangun dalam suasana yang menyenangkan karena menggunakan pendekatan bermain, memfasilitasi semua Siswa terlibat dalam aktivitas belajar, aktivitas pembelajaran tidak



terbatas



di



dalam kelas



tetapi



secara



fleksibel



menggunakan lingkungan di sekitar kelas/sekolah. e. Peran Guru Guru berperan sebagai: 1) Teladan yang menjadi contoh perilaku yang berkarakter, 2) Pemimpin aktivitas pembelajaran yang melaksanakan kegiatan pembelajaran secara bertahap dan sistematis, 3) Fasilitator yang merefleksi semua aktivitas siswa sehingga siswa merasakan pengalaman belajar yang bermakna, 4) Pengelola kelas yang menjamin proses pembelajaran berjalan sesuai rencana serta membuat atmosfir belajar yang membuat siswa siap dan mau belajar f.



Partisipasi Siswa Siswa secara individu maupun kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran, belajar sambil melakukan. Artinya dari aktivitas 140



yang



dilakukan



siswa



mengkonstruksi



pengetahuan,



keterampilan dan sikap. g. Administrasi – Catatan Pelaksanaan Selama proses pembelajaran guru melakukan pencatatan berkenaan dengan evaluasi proses, baik berkenaan dengan keterlaksanaan atau pun perubahan aktivitas dari RPP karena perkembangan, maupun mengenai perilaku yang ditampilkan siswa (observasi dan catatan anekdot berkenaan dengan partispasi, perubahan perilaku, kejadian atau perilaku yang menarik, pencapaian indikator KD). h. Pembelajaran PAI dan PJOK Pembelajaran PAI dan PJOK merupakan bagian dari pembelajaran secara keseluruhan di kelas, sehingga KD pada PAI dan PJOK juga diikat oleh tema. Dengan kata lain isi materi PAI dan PJOK harus dalam kerangka tema. Guru PAI dan PJOK harus kreatif menghubungkan materi dengan tema dan mengembangkan nilai-nilai karakter yang ingin dicapai. Pembelajaran PAI dan PJOK dilakukan secara terpisah dari pembelajaran lainnya tetapi dilakukan dengan bermain sebagaimana kegiatan belajar di kelas untuk mata pelajaran guru kelas. Pengembangan silabus dan RPP dilakukan secara bersama antara guru kelas dan guru PAI dan PJOK sehingga terjadi kesinambungan dan penguatan mengenai apa yang dipelajari. 5.3 MODEL PENILAIAN Konsep Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar bertujuan untuk menstimulasi pencapaian kompetensi dan mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian meliputi upaya pengukuran dan pemaknaan hasil pengukuran (membandingkan pengukuran dengan kriteria keberhasilan yang 140



ditetapkan). Penilaian hasil belajar berperan sebagai umpan balik bagi siswa dan guru. Bagi siswa, penilaian dapat memberikan penghargaan



dan



membangun



perasaan



berkemampuan/keberhasilan, serta informasi untuk memperbaiki kelemahan belajarnya. Bagi guru, penilaian berperan sebagai umpan balik mengenai ketercapaian tujuan, efektivitas pembelajaran serta efektivitas kompetensi sebagai pendidik. a. Bentuk Penilaian Penilaian meliputi dua bentuk, yakni penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses berkenaan dengan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung, yang meliputi partisipasi siswa, kemampuan siswa dalam mengikuti dan menyelesaikan aktivitas/tugas serta sikap siswa selama proses pembelajaran. Penilaian hasil berkenaan dengan pencapaian indikator sesuai dengan kriteria keberhasilan hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Keduanya dapat dilakukan pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung melalui pengamatan guru. b. Jenis Penilaian Penilaian bersifat formatif perkegiatan pembelajaran atau 1 sub tema. Penilaian dilakukan sepanjang pembelajaran dan waktuwaktu



tertentu



dalam



proses



pembelajaran.



Bentuk



penilaiannya menggunakan observasi dan autentik. Penilaian berisi tentang prosedur, cara penilaian, indikator/standar keberhasilan. Mengukur pencapaian tujuan – indikator , kompetensi,



meliputi semua ranah, menggunakan berbagai



cara, untuk mengukur hasil perilaku yang dimiliki/dikuasai siswa. c. Instrumen Penilaian Instrumen Penilaian disusun dengan menyusun kisi-kisi terlebih dahulu atas dasar indikator keberhasilan. Bentuk 140



instrumennya adalah pedoman observasi, skala sikap, skala performance/ tindakan/penugasan, pedoman wawancara/tanya jawab, pertanyaan tertulis. Semua instrument ini dilaksanakan dalam bentuk pengamatan dan tanya jawab (bentuk lisan), terkecuali untuk semester genap kelas 2 yaitu semester antara, dimana



siswa



diharapkan



sudah



memiliki



kemampuan



menjawab soal tertulis dan menjawab secara tertulis pula. d. Pedoman Penyekoran dan Ketuntasan Pencapaian



indikator



merupakan



kriteria



keberhasilan



pencapaian KD. Penyekoran meliputi : 1) Skala dari belum tahu hingga sudah tahu, 2) Nilai dari belum mencapai kompetensi hingga sudah mencapai kompetensi, untuk nilai akhir menggunakan huruf seperti pedoman dalam kurikulum, 3) Penilaian afektif berkenaan dengan karakter, kearifan lokal/ nilai-nilai lokal dari permainan yang dilakukan dan tertuang dalam bentuk rubrik. Setiap proses pembelajaran harus menopang semua karakter dan nilai yang ingin ditonjolkan. Permainan Bentuk Bentuk Karakter perilaku penilaian



Nilai



Tabel 1. Format Pedoman Penyekoran dan Ketuntasan



e. Hasil Belajar. Hasil belajar berupa nilai akhir di rapor dalam bentuk angka (pengetahuan) dan huruf (sikap), yang disertai dengan deskripsi perilaku/kompetensi



yang



mampu



ditampilkan/dikuasai,



menyebutkan pencapaian KKM, dan ketuntasan belajar. 140



f.



Umpan Balik Siswa yang belum mencapai kompetensi (belum tahu, belum mencapai kompetensi atau belum tuntas) perlu mendapatkan remedial. Apabila jumlah siswa yang memerlukan remedial lebih dari ½ jumlah siswa di dalam kelas, maka guru perlu mengevaluasi RPP terutama berkenaan dengan metode pembelajaran, penetapan indikator dan KD.



g. Pengadministrasian Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada setiap kegiatan pembelajaran perlu didokumentasikan, baik secara individual maupun kelompok. Pada akhir semester, hasil disimpulkan sebagai kompetensi yang dicapai untuk dituliskan dalam rapor. 5.4 MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU Monitoring dan Evaluasi Imtaq Indonesia Monitoring dan Evaluasi (monev) merupakan unsur penting dari Imtaq Indonesia yang merupakan bagian integral dari kegiatan penjaminan mutu program. Monev dilakukan sebgai bentuk akuntabilitas program sehingga Imtaq Indonesia kepada publik, baik secara akademik maupun non akademik. Agar kegiatan monev dapat berjalan efektif untuk mencapai tujuan Imtaq Indonesia, maka proses monitoring dan evaluasi harus dilakukan secara terintegrasi, dimulai dari perencanaan program, pelaksanaan program, hingga tahap akhir dalam bentuk evaluasi dan rekomendasi program. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan program selama proses pelaksanaan berlangsung dan untuk antisipasi dan perencanaan pengembangan kegiatan selanjutnya. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Imtaq Indonesia Tujuan monitoring dan evaluasi program adalah sebagai berikut: 140



1. Untuk memperoleh umpan balik mengenai efektivitas dan efisiensi implementasi program 2. Untuk mendeteksi sedini mungkin permasalahan yang terjadi selama implementasi program, sehingga dapat dilakukan perbaikan segera 3. Untuk memperoleh rekomendasi mengenai pengembangan program pada tahap selanjutnya Sasaran Monitoring dan Evaluasi Imtaq Indonesia Sasaran yang menjadi target dari kegiatan monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut: 1. Siswa (Peserta didik) kelas 1 dan 2 2. Guru kelas 1 dan 2, guru agama, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (GPJOK) 3. Kepala sekolah 4. Pengawas (minimal kehadiaran sebulan sekali) Metode Monitoring dan Evaluasi Imtaq Indonesia Metode monitoring dan evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1).Focus Group Discussion (FGD). Peserta FGD adalah tim ahli Imtaq Indonesia, Kepala Dinas Pendidikan, perwakilan pengawas, perwakilan guru, dan perwakilan kepala sekolah. Focus Group Discussion bertujuan untuk menggali sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam penerapan Imtaq Indonesia di sekolah dan mengenali hambatan atau permasalahan yang muncul dalam penerapan program tersebut. 2). Kunjungan lapangan (observasi dan diskusi) Kunjungan lapangan dilakukan oleh tim ahli Imtaq Indonesia bersama tim Dinas Pendidikan. Pada kunjungan lapangan ini, 140



tim Imtaq Indonesia melakukan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru. Tim Imtaq Indonesia menggunakan instrumen hasil observasi dan mendokumentasikan proses pembelajaran di kelas (foto atau video). Instrumen observasi berisi pemantauan mengenai pelaksanaan RPP yang dibuat oleh guru berdasarkan tema pelajaran, jenis permainan yang digunakan, serta nyanyian, tarian, dan gerakan yang diciptakan oleh guru. Observasi juga dilakukan terhadap penataan kelas dan lingkungan sekolah. 3). Evaluasi dokumen Tim Imtaq Indonesia melakukan review terhadap RPP yang dibuat oleh guru dan memberikan masukan untuk perbaikan. Tim Imtaq Indonesia juga melakukan evaluasi terhadap dokumen pengajuan kebutuhan sumber belajar oleh Dinas Pendidikan sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru. 4). Pengukuran efektivitas program Pengukuran efektivitas program menggunakan instrumen pengukuran yang terdiri dari: a. Monitoring kinerja guru oleh pengawas b. Monitoring kinerja guru oleh kepala sekolah c. Monitoring terhadap guru, terdiri dari : 1) Perencanaan pembelajaran 2) Pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar 3) Hasil belajar 4) Rekaman hasil belajar 5) Pengetahuan dan sikap guru 6) Dukungan terhadap guru dan sekolah 7) Manajemen kepala sekolah 8) Supervisi pengawas Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Imtaq Indonesia 140



Mekanisme yang digunakan untuk melakukan monitoring dan evaluasi program adalah sebagai berikut: 1. Monev dilakukan secara langsung terhadap sasaran monev (on the spot) 2. Mendiskusikan hasil monev 3. Membuat laporan monev 4. Pelaksanaan evaluasi dilakukan setelah setiap tahap pelatihan, dan terhadap keseluruhan program Ruang lingkup Monitoring dan Evaluasi Imtaq Indonesia Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi adalah sebagai berikut: 1. Administratif (dokumen) 2. Kelembagaan (perencanaan model pelatihan dan diseminasi program, penyediaan sarana dan prasarana oleh diknas, koordinasi pengorganisasian seluruh tahapan program antar semua pihak, pembiayaan, pengawasan dan evaluasi) 3. Implementasi program (pelaksanaan pelatihan, pengukuran efektivitas program: hasil belajar, perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, pemanfaatan sumber, pengembangan sumber belajar, pengetahuan dan sikap guru, dukungan terhadap guru dan sekolah, manajemen kepala sekolah, supervisi, dokumentasi, kompetensi siswa). Penjaminan Mutu Imtaq Indonesia Pengendalian mutu (quality control) pendidikan pada program Imtaq Indonesia adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan



suatu



organisasi/institusi



dalam



penetapan



kebijakan, sasaran, rencana, dan proses/prosedur mutu serta pencapaiannya



secara



berkelanjutan



(continous



improvement).



Implementasi pengendalian mutu pendidikan merupakan kegiatan untuk penjaminan mutu (quality assurance) suatu program kerja. 140



Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan pasal 1 ayat 1, dijelaskan, bahwa penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa. Penjaminan mutu merupakan keseluruhan rencana dan tindakan sistematis yang penting untuk membangun kepercayaan dan untuk memuaskan



kebutuhan



membutuhkan evaluasi



pelanggan. secara



Penjaminan



terus-menerus dan



mutu biasanya



digunakan sebagai alat bagi manajemen pendidikan . Tujuan penjaminan mutu pendidikan adalah memberikan acuan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa sebagai penyelenggara Imtaq Indonesia. Sedangkan tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan menurut Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 Pasal 2 (1) adalahuntuk mewujudkan tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). Dalam rangka mencapai tujuan akhir tersebut, terdapat tujuan antara yang hendak dicapai melalui sistem penjaminan mutu pendidikan yakni: ▪



Terbangunnya budaya mutu pendidikan







Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan di Kabupaten Gowa.



140







Terpetakannya



mutu



pendidikan



yang



dirinci



menurut



kecamatan, kelurahan, dan satuan pendidikan di Kabupaten Gowa ▪



Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan di Kabupaten Gowa



Paradigma penjaminan mutu pendidikan menurut Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 Pasal 3 (1) adalah: ▪



Pendidikan untuk semua yang bersifat inklusif dan tidak mendiskriminasi siswa atas dasar latar belakang apa pun







Pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada siswa yang memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong siswa menjadi insan



pembelajar



mandiri



yang



kreatif,



inovatif,



dan



berkewirausahaan ▪



Pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development), yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan siswa menjadi rahmat bagi sekalian alam



Prinsip dasar penjaminan mutu pendidikan, adalah: ▪



Berkelanjutan







Terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target capaian mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan formal







Menghormati otonomi satuan pendidikan formal



140







Memfasilitasi



pembelajaran



informal



masyarakat



berkelanjutan dengan regulasi daerah yang seminimal mungkin ▪



SPMP merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan



Adapun



cakupan



penjaminan



mutu



pendidikan



menurut



Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 Pasal 4 (1) adalah: ▪



Mutu keimanan, ketaqwaan, akhlak, budi pekerti, dan kepribadian







Kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik, kinestetik, vokasional, serta kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai dengan bakat, potensi, dan minat masing-masing







Muatan dan tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang mewarnai dan memfasilitasi kehidupan







Kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan







Tingkat kemandirian dan daya saing







Kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya



Secara organisatoris, kelembagaan dan personalia pendidikanyang terlibat dalam pengendalian mutu (quality control) pendidikan di tingkat kabupaten/kota, adalah: (a) Dinas Pendidikan; (b)); Pengawas Sekolah; (d) Kepala Sekolah; dan (e) Guru. Pola kerjasama dan tupoksi personalia pendidikan dalam pengendalian mutu program Imtaq Indonesia dapat divisualisasikan pada bagan berikut:



140



DINAS PENDIDIKAN (Kabid. Dikdas)



Pengawas Sekolah Guru SD Kelas Kelas 1 dan 2, GPA & GPJOK



Pembelajaran IMTAQ INDONESIA



Kepala Sekolah



Keterangan.



Garis Garis pembina Garis monev an laporan



Pembinaan Monev. Laporan



Gambar 1. Bagan pola kerjasama personalia pendidikan dalam pengendalian mutu program Imtaq Indonesia



1. Tupoksi Guru Kelas 1 dan 2, Guru Pendidikan Agama (GPA) dan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (GPJOK)  Tupoksi guru kelas I, II, Guru Pendidikan Agama (GPA), dan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (GPJOK)



adalah



menyusun



Rencana



Pelaksanaan



Pembelajaran (RPP) calistung sesuai Kompetensi Dasar (KD) dan indikator-indikator yang dikemas dalam bentuk permainan. Melaksanakan pembelajaran (bermain) sesuai RPP, dan melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran serta evaluasi akhir pembelajaran.  Membuat laporan secara tertulis kepada kepala sekolah tentang hasil pelaksanaan pembelajaran Imtaq Indonesia berdasarkan RPP.



140



2. Tupoksi Kepala Sekolah Tupoksi dan tanggungjawab kepala sekolah dalam pengendalian mutu (quality control) program Imtaq Indonesia, adalah: • Mengorganisir sumberdaya manusia (pendidik/guru dan tenaga kependidikan,



dan



komite



sekolah,)



untuk



mendukung



penjaminan kualitas Imtaq Indonesia. • Mengelola finansial (dana pendidikan), sumberdaya material (sarana dan prasarana pendidikan/pembelajaran) sesuai dengan peruntukannya dalam rangka pencapaian tujuan program Imtaq Indonesia yang efektif. • Melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan Imtaq Indonesia, dan menindaklanjuti hasil monev dalam rangka penjaminan mutu Imtaq Indoneia. • Merencanakan,



melaksanakan



dan



memantau



program



pengembangan kapasitas guru kelas I dan II,Guru Pendidikan Agama (GPA), dan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (GPJOK) yang terkait dengan penjaminan kualitas pembelajaran Imtaq Indonesia melalui kegiatan supervisi klinis (pembelajaran) dan kegiatan ilmiah lainnya. • Membuat laporan perkembangan Imtaq Indonesia secara periodik ke Dinas Pendidikan dan ke pengawas sekolah, serta mempertanggungjawabkan kepada pihak-pihak terkait (orang tua murid dan stakeholders lainnya) yang terkait dengan penjaminan kualitas Imtaq Indonesia.



140



Gambar2. Bagan prosedur kegiatan supervise klinis pada program Imtaq Indonesia



Kegiatan supervisi klinis diawali dengan kesepakatan antara kepala sekolah (Supervisor) dengan guru tentang aspek pembelajaran yang akan



diperbaiki



(Misal



penggunaan



media/metoda,



teknik



manajemen kelas, alat/pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran, dan atau tentang model pembelajaran yang tertuang pada RPP). Berdasarkan kesepakatan tersebut, selanjutnya kepala sekolah melakukan kunjungan kelas dan mengobservasi pelaksanaan pembelajaran. Catatan hasil observasi kepala sekolah dibahas bersama guru sebagai bentuk umpan balim (feedback) yang selanjutnya



digunakan



guru



untuk



perbaikan



RPP



dan



pelaksanaannya. Jika RPP sudah diperbaiki dan dilaksanakan dengan baik, supervisi klinis dilanjutkan untuk RPP kompetensi dasar (KD) berikutnya. Pola layanan supervisi klinis tersebut juga digunakan pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru pada program Imtaq Indonesia. 140



3. Tupoksi Pengawas Sekolah Tupoksi dan tanggungjawab pengawas sekolah dalam pengendalian mutu (quality control) Imtaq Indonesia, adalah: • Melakukan supervisi akademik/pembelajaran bersama kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Imtaq Indonesia. • Melakukan supervisi manajerial melalui pendampingan kepada kepala sekolah dalam prencanaan kerja tahunan program Imtaq Indonesia



mencakup



kegiatan:



perencanaan



kebutuhan



sumberdaya, pengadaan dan pemanfaatan sumberdaya, dan pemeliharaan sumberdaya sekolah untuk menjamin kualitas Imtaq Indonesia. • Melaksanakan



monev



kegiatan



Imtaq



Indonesia,



dan



menindaklanjuti hasil monev untuk menjamin kualitas Imtaq Indonesia. • Memsosialisasikan Imtaq Indonesia ke sekolah imbas, dan memfasilitasi sekolah imbas untuk melaksanakan Imtaq Indonesia. • Melakukan pembinaan paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) guru (Peraturan Menpan-RB No. 21 tahun 2010 Tentang Jabatan fungsional pengawas dan angka kreditbnya) • Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah di KKG dan/atau KKKS/MKKS terkait dengan program Imtaq Indonesia (Peraturan Menpan-RB No. 21 tahun 2010 Tentang Jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya) • Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah terkait dengan program Imtaq Indonesia (Peraturan Menpan-RB No. 21 tahun 2010 Tentang Jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya). 140



• Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan program Imtaq Indonesia (Peraturan Menpan-RB No. 21 tahun 2010 Tentang Jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya). • Membuat laporan secara periodik pelaksanaan Imtaq Indonesia dari sekolah-sekolah yang dibina kepada Dinas Pendidikan. 4. Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa • Menyiapkan regulasi sebagai payung hukum dan merancang SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan Imtaq Indonesia



untuk



menjamin



kualitas



pelaksanaan



Imtaq



Indonesia. • Mendukung dan mendistribusikan bantuan sumber daya manusia, material, finansial dan sumberdaya lainnya yang dibutuhkan sekolah untuk menjamin kualitas pelaksanaan Imtaq Indonesia. • Menyelenggarakan pengembangan kapasitas bagi, pengawas sekolah, kepala Sekolah, guru kelas I dan II, GPA dan GPJOK serta stakeholders lainnya dalam rangka penjaminan mutu pelaksanaan Imtaq Indonesia. • Melakukan monev secara periodik ke sekolah-sekolah yang melaksanakan Imtaq Indonesia, dan menganalisis isi laporan pelaksanaan Imtaq Indonesia dari pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai bahan membuat dan atau menyempurnakan kebijakan yang terkait dengan Imtaq Indonesia. • Membuat laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan Imtaq Indonesia ke Bupati dan DPRD, sebagai bentuk akuntabilitas penggunaan anggaran pemerintah daerah. Salah satu fungsi kegiatan pengendalian mutu (quality control) adalah melakukan deteksi dini terhadap implementasi suatu program. Jika 140



dalam implementasi program ditemukan permasalahan, maka segera dilakukan identifikasi penyebabnya untuk dicari alternatif penyelesaiannya. Prosedur penyelesaian masalah pembelajaran Imtaq Indonesia yang dihadapi guru dapat dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang (level) sekolah, level KKG, level KKKS/MKKS, sampai pada level KKPS/MKPS tergantung tingkat kompleksitas masalahnya. Bagan berikut mengilustrasikan prosedur proses penyelesaian masalah pembelajaran Imtaq Indonesia:



Gambar 3. Prosedur proses penyelesaian masalah pembelajaran Imtaq Indonesia



Permasalahan pembelajaran Imtaq Indonesia yang dihadapi guru dapat diselesaikan melalui beberapa langkah. Langkah (1) dapat diselesaikan di level sekolah melalui layanan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah. Jika langkah (1) tidak dapat menyelesaikan masalah, dapat diselesaikan melalui langkah ke 2 yakni diselesaikan melalui forum Kelompok Kerja Guru (langkah 140



3). Jika melalui langkah ke 3 (KKG) tidak dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran guru, maka dapat ditempuh melalui langkah ke 4, yakni diselesaikan di forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (langkah 5). Jika melalui langkah ke 5 (KKKS/MKKS) tidak dapat menyelesaikan masalah pembelajaran guru, jalan terakhir dapat diselesaikan melalui Langkah ke 6, yakni diselesaikan melalui kegiatan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (KKPS/MKPS) yang realisasi pemecahan masalah pembelajaran guru dipat dilihat pada langkah ke 7. Sedangkan sistem penjaminan mutu (quality assurance) berdasarkan tugas pokok fungsional (tupoksi) penyelenggara program Imtaq



1 Membangun kapa sitas dan Pendam pingan kepada: Guru, Kepala seko lah dan Pengawas sekolah



Pelaksanaan Program dan Melakukan Monev.



Melakukan Monev.



Dinas Pendidikan Bersama Dewan Pakar



Menyelenga rakan pela han



Indonesia di atas dapat divisualisasikan pada bagan berikut.



2 Guru, Kepala seko lah dan Pengawas sekolah melaksana kan tupoksinya dan membuat laporan kegiatanya (lihat bagan.1)



Merencanakan Program Kerja (Perbaikan/ Perluasan)



Melakukan Analisis Data dan Menginter pretasi Hasil Analisis Data



Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Imtaq Indoensia 3



Gambar 4. Bagan Sistem Penjaminan Mutu (quality assurance) Pada Program Imtaq Indonesia



140



Implementasi sistem penjaminan mutu pada program Imtaq Indonesia diawali dengan melakukan capacity building melalui pelatihan dan pendampingan kepada penyelenggaran program Imtaq Indonesia (guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah). Tahap berikutnya dilakukanmonitoring



pelaksanaan



program



Imtaq Indonesia untuk menemukan permasalahan di lapang (diteksi dini) yang dihadapi para penyelenggara program Imtaq Indonesia (guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah) di lapang, dan menganalisis hasil laporan periodik (bulanan/semesteran) dari masing-masing penyelenggara program Imtaq Indonesia (yang dikompilasi Dinas Pendidikan). Berdasarkan hasil data monev dan laporan tersebut diatas selanjutnya dilakukanevaluasi program. Kegiatan evaluasi diawali dengan melakukan analisis data, interpretasi hasil analisis, membuat simpulan dan membuat rekomendasi



untuk



bahan



menyusunan



rencana



program



berikutnya.



140



Bab



6



PENERAPAN MODEL IMTAQ INDONESIA



6.1 IMTAQ INDONESIA DALAM RANCANGAN SEKOLAH Penerapan Imtaq Indonesia dalam rancangan sekolah dilaksanakan di kelas I dan II dengan prioritas pada: a. Membangun potensi kemanusiaan b. Penghargaan atas martabat kemanusiaan c. Membangun perilaku berkarakter melalui bermain sebagai karakteristik perkembangan pada usia dini d. Kesiapan dan kemauan belajar untuk mengembangkan berbagai potensi diri baik secara akademik maupun non akademik Langkah-langkah penerapan Model Imtaq Indonesia di sekolah adalah sebagai berikut: a. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah menyusun rancangan kegiatan penerapan model Imtaq Indonesia b. Berkoordinasi dengan Pengawas dan koordinator wilayah untuk memperoleh masukan terhadap rancangan c. Kepala sekolah mengadakan rapat dinas menjelaskan model Imtaq Indonesia dan menyepakati bersama langkah-langkah penerapan model imtaq di sekolah d. Pimpinan sekolah memimpin workshop penyiapan perangkat pembelajaran model imtaq Indonesia yang beranggotakan guru kelas I, guru kelas II, guru PAI dan guru PJOK. Dalam workshop, peserta menyiapkan Silabus dan RPP dengan menggunakan pendekatan bermain, media pembelajaran – alat 140



permainan yang digunakan, serta menyepakati pengembangan budaya sekolah untuk mendukung penerapan model Imtaq Indonesia e. Pimpinan sekolah memimpin rapat dinas sosialisasi hasil workshop pada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah f. Pimpinan sekolah memimpin rapat dinas sosialisasi penerapan model Imtaq Indonesia pada orang tua siswa g. Guru kelas I, guru kelas II, guru PAI dan guru PJOK melaksanakan pembelajaran model Imtaq Indonesia dengan mempergunakan perangkat pembelajaran h. Kepala sekolah, pengawas dan koordinator wilayah melakukan supervisi model Imtaq Indonesia i. Guru kelas I, guru kelas II membuat laporan perkembangan kompetensi yang dikuasai siswa selama setiap semester j. Pimpinan sekolah memimpin workshop evaluasi penerapan model Imtaq Indonesia pada Akhir tahun ajaran dan mempergunakan hasil evaluasi sebagai dasar pengembangan perangkat pembelajaran model Imtaq Indoensia untuk tahun ajaran berikutnya. Dalam pola pengembanganpembelajaran, Tema berfungsi sebagai pengikat semua KD. KD 3 adalah inti, sebagai indikator pengetahuan, yang mendukung pencapaian KD 1, 2, dan 4.



140



KD 1 KD 3 KD 4



`



KD 2



Gambar 5. Posisi tema dalam pola pengembangan pembelajaran



Dalam penyusunan jadwal pembelajaran (roster), guru perlu memperhatikan beberapa hal berikut: 1. Struktur kurikulum SD 2013 2. Menyediakan 1 sesi khusus untuk cerita 2. Sesuai dengan SKTB, remedial dan formatif merupakan bagian integral dari proses pembelajaran 3. Pengaturan jadwal untuk pemetaan tema dan subtema diserahkan pada guru 4. Guru memberikan waktu 5 menit untuk mempersiapkan siswa mengikuti jam pelajaran berikutnya. Guru dapat mengisi waktu selama 5 menit tersebut dengan kegiatan relaksasi, atau mempersilahkan siswa ke toilet, atau kegiatan lainnya 6.2



KELAS IMTAQ INDONESIA SEMESTER 1 Penerapan model Imtaq Indonesia di kelas I semester 1 berfokus pada memfasilitasi siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan formal (sekolah), belajar bersoalisasi, rasa ingin tahu untuk mengembangkan minat dan motivasi untuk belajar.Secara spesifik siswa memiliki kompetensi: a. Menunjukkan perilaku sebagai individu yang menganut keyakinan agama, meyakini adanya Tuhan (Allah), dan dapat menunjukkan bukti keEsaan Tuhan (Allah) dari ciptaanya 140



b. Bersikap hormat dan patuh, sopan dan santun, berkasih sayang pada orang tua, guru, dan orang lain c. Mengenal keunikan dan keberagaman diri, anggota keluarga dan orang-orang yang ada di sekolah d. Dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan teman secara sopan dan santun e. Memiliki minat, kesiapan keterampilan membaca dan menulis, dan menggunakan huruf vokal dan konsonan pada kosa kata Bahasa Indonesia maupun Bahasa Daerah yang menunjukkan panca indra, benda-benda di sekitar dan dipergunakan seharihari f. Memiliki minat, mengenal lambang bilangan, keterampilan berhitung satuan dan puluhan untuk memahami jumlah dari benda-benda di sekitar dan dipergunakan sehari-hari g. Mengenal lambang negara h. Mematuhi aturan di rumah i. Mempraktikkan gerak dasar lokomotorik, non lokomotorik dan manipulatif serta sikap tubuh yang lentur dalam gerakan seharihari j. Melafalkan huruf hijaiyah, QS Alfatihah, QS Al-Ikhlas, Asmaul Alhusna: Arrahman, Arrahim, AlMalik, Syahadat, dan doa sebelum dan sesudah belajar k. Membuat karya seni ekspresi dua dan tiga dimensi serta elemen musik dalam lagu Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai teladan, pengelola kelas, pemimpin aktivitas pembelajaran, dan sebagai fasilitator. Peran masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Guru sebagai teladan menampilkan diri dalam pribadi pendidik yang: a. Ramah 140



b. Hangat c. Perhatian d. Peduli e. Siap membantu f. Memberi contoh perilaku dengan lembut tetapi tegas Dengan peran guru sebagai teladan tersebut, siswa diharapkan merasa aman dan nyaman untuk berada di kelas dan terpisah dari orang tua. 2. Guru sebagai pengelola kelas: a. Mempersiapkan kelas dalam suasana yang menyenangkan b. Menata meja, kursi dan fasilitas belajar lain yang memberi ruang bagi siswa untuk bergerak dan berinteraksi dengan teman maupun guru dengan mudah dan aman c. Mempersiapkan administrasi pembelajaran untuk mencatat penilaian proses dan hasil d. Menyusun/membuat laporan Hasil Belajar persemester yang menggambarkan kompetensi yang telah dicapai siswa 3. Guru sebagai pemimpin aktivitas pembelajaran: a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP secara bertahap dan sistematis dengan memperhatikan, memulai proses pembelajaran dengan cerita, lagu, syair maupun permainan tradisional/daerah yang sesuai dan mendukung tema b. Melaksanakan proses pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan bermain c. Menjamin setiap siswa terlibat dalam proses pembelajaran d. Mencatat dan mengadministrasikan perkembangan siswa selama proses pembelajaran sebagai hasil belajar untuk setiap kegiatan pembelajaran 4. Guru sebagai fasilitator



140



a. Memilih



dan



memfasilitasi



melaksanakan pencapaian



aktivitas indikator



bermain



yang



pembelajaran,



pengembangan karakter, keterampilan berpikir, dan rasa ingin tahu b. Memberikan refleksi baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan yang menguatkan pemahaman atas perilaku yang dilakukan sebagai pengalaman belajar yang bermakna Untuk dapat menjamin pendekatan bermain dilaksanakan, guru dapat membuat pemetaan permainan seperti contoh tabel berikut. Tabel 2. Pemetaan Permainan Nama Permainan



Kompetensi



Karakter



Alat permaian



Lagu Kelongkelong Pasikola



Huruf vokal, konsonan,



Motivasi belajar,



Kertas gambar, alat warna, kartu huruf, kartu kata,



kata,elemen musik dalam lagu, gerakan non sopan lokomotor, ekpresi santun, benda 2 dimensi, aturan di rumah(sesuai kerjasama indikator – KD)



Tahapan Bermain: 



Guru memberi contoh menyanyikan lagu bait demi bait, yang diikuti oleh siswa: Pasikola Ikatte pasikolayya (kita peserta didik) Linta-linta ‘ki ambangun (cepat-cepatlah bangun) Na Linta todong (2X) (sehingga cepat juga) Tassungke nawa nawangta (Terbuka pikiran/ wawasan)



  



Guru dan siswa mengulang beberapa kali sehingga siswa hafal Guru menuliskan satu kata yang memiliki vokal dan konsonan Guru meminta siswa menemukan huruf dari kartu huruf yang sama 140



   



dengan huruf yang ada dalam kata Siswa merangkai kartu huruf menjadi kata Siswa melafalkan kata dan huruf Siswa memberi warna gambar benda yang disebut dalam lagu Guru merefleksi pengalaman belajar



Untuk memfasilitasi proses pembelajaran dapat berlangsung secara terstruktur, guru dapat menyusun jadwal mata pelajaran yang akan diberikan setiap minggu. Contoh jadwal mata pelajaran SD Kelas I Semester 1 adalah sebagai berikut: T a



Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas I Semester 1



b



Tema: Diriku, Kegemaranku, Kegiatanku, Lingkunganku e Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu l 07.00-07.30 Upacara Cerita Cerita Cerita Cerita Cerita 3 07.30-08.00 Tema . 08.00-08.30 Tema



PAI



PAI



PJOK



Tema



Tema



PAI



PAI



PJOK



Tema



PJOK



08.30-09.00 Tema J



Tema



Tema



PJOK



Tema



PJOK



09.00-09.15 a Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat d 09.15-09.45 Tema w 09.45-10.15 Tema a



Istirahat



Tema



Tema



Tema



SBP/MULOK SBP/MULOK



Tema



Tema



Tema



SBP/MULOK SBP/MULOK



l Mata Pelajaran SD Kelas I Semester 1



Untuk mengevaluasi proses pembelajaran, perlu disusuninstrumen penilaian yang mengacu pada kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan pedoman untuk menyusun instrument penilaian yang dapat mengukur ketercapaian KD.



140



Contoh Kisi-Kisi dan instrumen penilaian proses dan produk adalah sebagai berikut: a. Kisi-Kisi Tabel 4. Kisi-kisi Penilaian



No



Aspek



Item



Penilaian



1



Mengenal Melafalkan huruf vokal dalam Skala huruf vokal kata dari lagu yang dinyanyikan penilaian : dan konsonan Ya – Tidak Melafalkan huruf konsonan dalam kata dari lagu yang dinyanyikan



Berdasarkan kisi-kisi, disusun instrument penilaian proses dan penilaian hasil b. Instrumen penilaian proses Tabel 5. Instrumen Penilaian Proses Nama Siswa



Huruf Vokal



Huruf Konsonan



Ya



Ya



Andi



V



Tidak



Keterangan



Tidak V



Dapat melafalkan huruf vocal. Perlu remedial melafalkan dan menunjukkan huruf konsonan pada pembelajaran berikutnya



Bilamana dari penilaian proses, ditemukan peserta didik yang belum



memenuhi



kompetensi,



perlu



dilakukan



remedial.



Pencapaian hasil belajar sebelum remedial perlu diberi penilaian dalam bentuk angka atau huruf dan deskripsinya. Contoh instrumen penilaian hasil sebelum remedial adalah sebagai berikut: 140



Tabel 6. Instrumen Penilaian Hasil Sebelum Remedial



Nama



Kemampuan



Nilai Deskripsi



Andi



Huruf vokal



A



Mampu menyebutkan melafalkan huruf vokal



Huruf konsonan



D



Belum mampu menyebutkan dan melafalkan huruf konsonan



dan



Setelah remedial, penilaian siswa berubah sesuai kemampuan yang ditampilkan. Nilai yang telah berubah tersebut akan dicatat sebagai nilai formatif. Contoh instrumen penilaian hasil setelah remedial adalah sebagai berikut: Tabel 7. Instrumen Penilaian Hasil Setelah Remedial



Nama Kemampuan



Nilai Deskripsi



Andi



Huruf vokal



A



Mampu menyebutkan melafalkan huruf vokal



Huruf konsonan



B



Mampu menyebutkan dan melafalkan huruf konsonan



dan



Nilai-nilai formatif digabungkan sebagai nilai akhir kompetensi siswa pada akhir semester (rapor). 6.3



KELAS IIMTAQ INDONESIA SEMESTER 2 Pembelajaran pada kelas Isemester 2 berfokus pada : a. Pengembangan rasa ingin tahu yang menumbuhkan minat dan motivasi belajar b. Gerak



tubuh



untuk



mengembangkan



konsentrasi



dan



kematangan aspek-aspek perkembangan



140



c. Kepercayaan



dan



keyakinan



diri



berkemampuan



yang



menumbuhkan keinginan untuk mengaktualisasikan potensi baik akademik maupun non akademik Secara spesifik, proses pembelajaran memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa sebagai berikut: a. Meyakini sebagai individu – makluk ciptaan Yang Maha Pencipta Tuhan YME dan penganut Agama b. Memiliki kosa kata dan kemampuan merangkai kalimat yang berhubungan dengan peristiwa siang dan malam c. Mampu memperkenalkan diri, keluarga dan hubungan keluarga, serta lingkungan d. Terbiasa menggunakan kata penting dalam relasi sosial (maaf, terima kasih, tolong, permisi), dan berkomunikasi baik dengan teman maupun orang dewasa e. Memiliki pemahaman berkenaan dengan pola bilangan, bangun ruang dan bangun datar f. Dapat mengukur dan mengurutkan benda berdasarkan panjang, berat, waktu, dan suhu g. Menunjukkan rasa kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan disekolah h. Mampu menggerakan tubuh untuk senam lantai dan berirama, bermain di air dengan selamat, serta menari i. Menceritakan bagian tubuh yang boleh/tidak boleh disentuh orang lain dan cara menjaga kebersihan j. Menampilkan perilaku baik, sopan dan santun, jujur, percaya diri, pemaaf k. Menampilkan perilaku atas dasar pemahaman keteladanan Nabi Adam, Idris, Hud, Nuh dan Muhammad l. Membuat karya berbahan dasar alam



140



Contoh jadwal mata pelajaran SD Kelas I Semester 2 adalah sebagai berikut: Tabel 8. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas I Semester 2 Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas I Semester 2 Tema: Pengalamanku; Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri; Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku; Peristiwa Alam Jampel



Senin



Selasa



Rabu



Kamis



Jumat



Sabtu



07.00-07.30



Upacara Cerita



Cerita



Cerita



Cerita



Cerita



07.30-08.00



Tema



PAI



PAI



PJOK



Tema



Tema



08.00-08.30



Tema



PAI



PAI



PJOK



Tema



PJOK



08.30-09.00



Tema



Tema



Tema



PJOK



Tema



PJOK



09.00-09.15



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



09.15-09.45



Tema



Tema



Tema



Tema



SBP/MULOK



SBP/MULOK



09.45-10.15



Tema



Tema



Tema



Tema



SBP/MULOK



SBP/MULOK



Dalam proses pembelajaran, peran guru adalah sebagai berikut: 1. Guru sebagai teladan a. Menampilkan diri dalam pribadi yang peduli, cerdas, dan mau menerima kritik b. Mempergunakan kata-kata penting dalam relasi sosial di dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, c. Berkomunikasi secara empatik d. Memberikan petunjuk pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan e. Memberikan umpan balik berupa pujian bagi siswa yang menunjukkan kemajuan dalam proses pembelajaran



140



f. Memberikan



dorongan



motivasi



bagi



siswa



yang



memerlukan waktu lebih lama untuk menunjukkan kemampuan dirinya 2. Guru sebagai pengelola kelas a. Mempersiapkan kelas dalam suasana yang menyenangkan, b. Menata meja, kursi dan fasilitas belajar lain yang memberi ruang bagi siswa untuk bergerak dan berinteraksi dengan teman maupun guru dengan mudah dan aman c. Mempersiapkan administrasi pembelajaran untuk mencatat penilaian proses dan hasil d. Menyusun/membuat laporan hasil belajar persemester yang menggambarkan kompetensi yang telah dicapai siswa e. Mengkomunikasikan hasil belajar siswa pada orang tua f. Mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa pada guru kelas dua dan memberikan catatan khusus tentang perilaku siswa yang memerlukan perhatian khusus apabila diperlukan sehingga layanan akademik berkesinambungan. 3. Guru sebagai pemimpin aktivitas pembelajaran a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP secara bertahap dan sistematis dengan memperhatikan, memulai proses pembelajaran dengan cerita, lagu, syair maupun permainan tradisional/daerah yang sesuai dan mendukung tema b. Melaksanakan



proses



pembelajaran



tematik



terpadu



dengan pendekatan bermain c. Menjamin setiap siswa terlibat dalam proses pembelajaran. d. Mencatat dan mengadministrasikan perkembangan siswa selama proses pembelajaran sebagai hasil belajar untuk setiap kegiatan pembelajaran e. Membuat catatan bagi orang tua kegiatan pendukung yang diharapkan



dilakukan



orang



tua



di



rumah



untuk 140



menguatkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah sehingga mencapai kompetensi perkembangan yang optimal. 4. Guru sebagai fasilitator a. Memilih dan melaksanakan aktivitas bermain yang memfasilitasi



pencapaian



indikator



pembelajaran,



pengembangan karakter, keterampilan berpikir, dan rasa ingin tahu b. Memberikan refleksi baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan yang menguatkan pemahaman atas perilaku yang dilakukan sebagai pengalaman belajar yang bermakna c. Melayani



konsultasi



orang



tua



berkenaan



dengan



pengembangan potensi siswa



6.4



KELAS IIIMTAQ INDONESIA SEMESTER 1 Pembelajaran pada Kelas IIsemester 1 berfokus pada : a. Penguatan minat dan motivasi belajar serta penguasaan keterampilan belajar b. Penguasaan



variasi



gerakan



tubuh



dalam



permainan



sederhana/tradisional, berirama untuk membangun kebugaran dan kesehatan c. Pengembangan



karakter



disiplin,



kerjasama,



toleransi,



bertanggung jawab Secara spesifik memfasilitasi pengembangan kompetensi : a. Mampu mengungkapkan kondisi lingkungan dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah dalam kalimat ajakan, perintah, penolakan baik dalam bentuk cerita, lagu, dan puisi



140



b. Terampil menyelesaikan masalah hitungan berkenaan dengan urutan, jumlah, kurang bilangan cacah hingga nilai 999 serta kali, bagi hingga nilai 100 c. Terampil mengurutkan dan menggunakan nilai mata uang d. Mampu menunjukkan hubungan gambar dan lambang negara e. Menunjukkan sikap patuh terhadap aturan/disiplin, rajin belajar, menjaga kebersihan dan kesehatan f. Melakukan variasi berbagai gerakan dengan lentur dan menjaga keseimbangan untuk permainan sederhana atau tradisional g. Melafalkan huruf hijaiyah bersambung, surat Annas, AlAshr, Asmaul Husna Alquddus, Assalam, Alkhaliq, serta doa sebelum dan sesudah makan h. Mengikuti pola irama sederhana serta menyanyikan lagu anakanak nasional/daerah Contoh jadwal mata pelajaran SD Kelas II Semester 1 adalah sebagai berikut: Tabel 9. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas II Semester 1 Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas II Semester 1 Tema: Hidup Rukun, Bermain di Lingkunganku, Tugasku Sehari hari, Hidup Bersih Dan Sehat Jampel



Senin



Selasa



Rabu



Kamis



Jumat



Sabtu



07.00-07.30



Upacara



Cerita



PJOK



Cerita



Cerita



PJOK



07.30-08.00



Tema



Tema



PJOK



Tema



Tema



PJOK



08.00-08.30



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



08.30-09.00



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



09.00-09.15



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



09.15-09.45



PAI



Tema



Tema



PAI



SBP



MULOK



140



09.45-10.15



PAI



Tema



Tema



PAI



09.45-10.15



PAI



Tema



Tema



PAI



SBP



MULOK Remedial



Peran Guru sebagai teladan, pengelola kelas, pemimpin aktivitas belajar serta fasilitator sama dengan dengan peran kelas I semester 2, sebagai suatu kesinambungan, termasuk menginformasikan dan mendiskusikan perkembangan kemampuan siswa sebagai umpan balik untuk merencanakan pembelajaran di semester empat sehingga siswa mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik di kelas III.



6.5



KELASII IMTAQ INDONESIA SEMESTER 2 (SEMESTER



TRANSISI) Kelas II semester 2 merupakan semester transisi dari model Imaq Indonesia ke model pembelajaran biasa. Siswa disiapkan untuk menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk mengikuti tuntutan perbelajaran akademik. Pembelajaran pada kelas IIsemester 2 berfokus pada : a. Penguatan minat dan motivasi belajar serta penguasaan keterampilan belajar b. Penguasaan



variasi



gerakan



tubuh



dalam



permainan



sederhana/tradisional, berirama untuk membangun kebugaran dan kesehatan c. Pengembangan karakter tanggung jawab, percaya diri, toleransi, kerjasama, kasih sayang Secara spesifik memfasilitasi pengembangan kompetensi : a. Mampu menggunakan kata sapaan dan dukungan untuk menunjukkan kasih sayang, hidup rukun dalam bentuk cerita,



140



lagu, puisi, interaksi sebaya berbahasa Indonesia maupun bahasa daerah b. Mampu menulis huruf tegak bersambung dan huruf kapital pada kalimat sederhana dengan menggunakan buku bergaris c. Terampil menyelesaikan masalah hitungan berkenaan dengan panjang, berat, waktu, pecahan dan ruas garis bangun datar pada kehidupan keseharian d. Mampu



menceritakan/mendramatisasi



pengalaman hidup



dalam keberagaman e. Mampu melakukan variasi berbagai gerakan dasar dengan irama serta merangkai gerak secara harmonis f. Mampu menunjukkan perilaku kasih sayang, kerjasama, menjaga kebersihan lingkungan serta perilaku keteladanan dari nabi Solh, Hud, Ishaq, Ya’kub dan Muhammad g. Mampu mempraktekkan tata cara wudu dan sholat beserta bacaannya h. Mampu membuat hiasan berbahan dasar dari alam. Contoh jadwal mata pelajaran SD Kelas II Semester 2 adalah sebagai berikut:



140



Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas II Semester 2 Tema: Pengalamanku, Merawat Hewan dan Tumbuhan, Kebersamaan, Keselamatan di Rumah dan Perjalanan Jampel



Senin



Selasa



Rabu



Kamis



Jumat



Sabtu



07.00-07.30



Upacara



Cerita



PJOK



Cerita



Cerita



PJOK



07.30-08.00



Tema



Tema



PJOK



Tema



Tema



PJOK



08.00-08.30



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



08.30-09.00



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



Tema



09.00-09.15



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



Istirahat



09.15-09.45



PAI



Tema



Tema



PAI



SBP



MULOK



09.45-10.15



PAI



Tema



Tema



PAI



SBP



MULOK



09.45-10.15



PAI



Tema



Tema



PAI



Remedial



Tabel 10. Jadwal Mata Pelajaran SD Kelas II Semester 2



Peran Guru sebagai teladan, pengelola kelas, pemimpin aktivitas belajar serta fasilitator sama dengan dengan peran di kelas II semester 1 sebagai suatu kesinambungan, dengan catatan guru sebagai



pengelola



kelas



mengkomunikasikan



perkembangan



kemampuan siswa pada guru kelas tiga dan melaporkan pada kepala sekolah pencapaian kompetensi sebagai indikator keberhasilan model Imtaq Indonesia.



140



Daftar Pustaka Borba, M (2001). Building Moral Intelligence: The Seven Essential Virtues that Teach Kids to Do the Right Thing. San Francisco: Jossey-Bass. Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth Through Age 8. USA: AAEYC. Bredekamp, S., Rosegrant, T. (1992). Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children, Volume 1 (ed). Washington: National Association for The Education of Young Children. Creasey, G., Jarvis, P., & Berk, L. (1998). Play and social competence. In O. Saracho and B. Spodek (Eds.), Multiple perspectives on play in early childhood education (pp. 116-143). Albany, NY: State University of New York Press Fadlilah, M. (2017) Buku Ajar Bermain dan Permainan. Jakarta: Penerbit Kencana. Frost, J.L., Wortham, S.C., & Reifel, S.C. (2005). Play and Child Development, 3rd ed. NewYork: Pearson, Inc. Gardner, H. (1993). Multiple Intelligence: A New Horizon in Theory and Practice. New York: Basic Books. Grantham-McGregor, S., Cheung, Y.B., Cueto, S., Glewwe, P., Richter, L., Strupp, B. (2007). Developmental potential in the first 5 years 140



for children in developing countries. Lancet. 2007 Jan 6; 369(9555): 60–70. doi: 10.1016/S0140-6736(07)60032-4 Ismail, A. (2012). Education Games. Yogyakarta: Pro-u media. Isenberg, J.P., Jalongo, M.R. (1997).Creative Expressions and Play in Early Childhood. New York: Pearson, Inc. Isenberg, J.P., Quisenberry, N. (1988). Play: A Necessity for All Children. Isenberg, J.P., Quisenberry, N. (2002). Play: Essential for All Children. A Position Paper of the Association for Childhood Education International. Isenberg, J.P., Jalongo, M.R. (2014). Why is Play Important? Social and Emotional Development, Physical Development, Creative Development. New York: Pearson Allyn Bacon Prentice Hall Kail, R.V (2010). Children and Their Development. New Jersey: Pearson Education, Inc. McCain, M.N., Mustard, J.F., & Shanker, S. (2007). Early Study 2: Putting Science into Action. Toronto: Council for Early Child Development Papalia, D.E., Martorell, G (2015). Experience Human Development, 13th edition. New York : McGraw-Hill, Inc.



140



Pellegrini, A.D., Smith, P.K. (1993). School Recess: Implication for Education and Development. Review of Educational Research, Vol. 63, issue 1, Spring 1993, p.51-67. Pellegrini, A.D., Bohn, C.M. (2005) The Role of Recess in Children’s Cognitive



Performance



and



School



Adjustment.



Educational



Researcher, Vol. 34, issue 1, 2005, p.13-19. Sapon-Shevin, M., Dobbelaere, A., Corrigan, C., Goodman, K., Mastin, M. (1998). Everyone Here Can Play. Educational Leadership, vol. 56 no. 1, p 42-45 Sep 1998 Smilansky, S., Shefatya, L. (1990). Facilitating Play: A Medium for Promoting Cognitive, Socio-Emotional, and Academic Development in Young Children. Psychosocial & Educational. Sujiono, Y.N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks



140



Lampiran Lampiran 1. Contoh Silabus Kelas 1 Semester 1, Tema Diriku Lampiran 2. Contoh RPP integrasi bermain Kelas 1 Semester 1, Tema Diriku Lampiran 3. Contoh RPP Kelas 1 Semester 1 Sub Tema Merawat Diri Lampiran 4. Contoh Silabus PJOK Kelas 1 Semester 2 Lampiran 5. Contoh RPP PJOK Kelas 2 Semester 1 Lampiran 6. Contoh RPP Agama Kelas 1 Semester 1 Lampiran 7. Daftar Kelong



140



Lampiran 1. Contoh Silabus Kelas 1 Semester 1, Tema Diriku



Contoh silabus Kompetensi Dasar



Materi Kegiatan penilaian pembelajara pembelajara n n



Alokasi waktu



Menerima keberagama n karakteristik individu dalam kehidupan beragama (k-1)



Pengalaman Perayaan hari besar keagamaan



3 X 35 menit 1. Diri anak 2. Lingkung an 3. Media membua t kue



menunjukan perilaku dispilin (k-2



Awal : apersepsi ttg Iedul fitri Inti : Pengalaman membuat kue sendiri untuk hidangan hari raya



Keterlibatan dalam aktivitas, ide, kecermatan dalam mengerjaka n, disiplin dan kerjasama



Sumber belajar



Penutup : Refleksi perilaku disiplin dan berkasih sayang



140



Lampiran 2. Contoh RPP integrasi bermain Kelas 1 Semester 1, Tema Diriku



RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK



Nama Sekolah Tema Kelas/Semester Alokasi Waktu Permainan Angka Huruf



: ................................. : Diri Sendiri : I/1 : 3 minggu : bermain peran, menyanyi, senam : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 : A,I,O,E,U, Y, H, B, D, K, N, M



Standar Kompetensi : 1. IPS: Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA: Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya. 3. PKN: Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan. 4. Matematika: Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. 5. Bahasa Indonesia :  Mendengarkan: Memahami bunyi bahasa, perintah dan dongeng yang dilisankan.  Berbicara: Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan, benda dan fungsi anggota tubuh, dan deklamas.  Membaca: Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.  Menulis : Menulis permulaan dengan menjiplak menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. 6. Seni Budaya danKeterampilan :  Mengapresiasikaryasenirupa.  Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. KompetensiDasar : 1. IPS :  Mengidentifikasiidentitasdiri,keluarga dankerabat. 2. IPA : 



Mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya. 3. PKN : 



Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa.



140



4. Matematika :  Membilangbanyakbenda .  Mengurutkanbanyakbenda. 5. Bahasa Indonesia :   



Membedakanbunyibahasa. Memperkenalkan diri dengan bahasa yang santun (IPS). Mendeskripsikan benda-benda sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana.  Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf.  Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf. 6. Seni Budaya danKeterampilan :  Mengidentifikasi unsur rupa pada benda alam sekitar.  Mengekspresikan diri melalui teknik menggunting/ menyobek. I.



Indikator :                  



Siswa dapat memperkenalkan diri, menceritakan anggota keluarga yang ada di rumahnya. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian anggota tubuhdan kegunaannya. Siswa dapat menjelaskan dan membiasakan merawat tubuhnya. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri fisik dari laki-laki dan perempuan. Siswa dapat menyebutkan kegiatan dan permainan yang dilakukan oleh lakilaki dan perempuan. Siswa dapat menyebutkan banyak benda. Siswa dapat membandingkan dua kumpulan benda. Siswa dapat melafalkan dan menunjukkan benda sesuai dengan lambang bilangan. Siswa dapat mengurutkan bilangan dengan pola teratur. Siswa dapat mencocokan informasi dengan gambar. Siswa dapat menyimak cerita dari gambar seri. Siswa dapat mendengarkan dan menyanyikan lagu. Siswa dapat menyebutkan identitas diri dengan bahasa yang santun. Siswa dapat menyebutkan cirri-ciri suatu benda. Siswa dapat menggerakkan tubuh mencontoh gambar huruf Siswa dapat menghubungkan titik maze menjadi huruf. Siswa dapat mencari persamaan bentuk huruf yang ditampilkan pada buku cerita Siswa dapat membuat benda karya mainan dengan teknik menyobek dan menggunting.



 Karaktersiswa yang diharapkan :



Disiplin ( Discipline ) Tekun( diligence ) Tanggungjawab( responsibility) Ketelitian( carefulness) Kerjasama( Cooperation ) 140



Toleransi( Tolerance ) Percayadiri( Confidence ) Keberanian( Bravery ) II. Materi Ajar ( Materi Pokok ) :        



Identitasdiri, keluarga dan kekerabatan. Bagian-bagian anggota tubuh, kegunaan dan cara perawatan. Hiduprukundalamperbedaan Oprasihitung. Tanggapan secara nonverbal terhadap informasi yang didengar. Kalimat sederhana untuk memperkenalkan diri. Penulisan huruf untuk membangun kata Membuatkaryakerajinan .



III. Metoda Pembelajaran :     



Permainan menemukan Bermain peran Bercerita Bernyanyi Senam kesehatan



IV. Langkah-langkah pembelajaran : A. Kegiatan awal : Apresepsi/ Motivasi :   



Mengisi daftar kelas, berdoa, menyampaikan tujuan pembelajaran Peserta didik di minta membawa foto keluarga Mengajak anak bernyanyi lagi yang dikenali tenang tubuh di TK atau di rumah



B. Kegiatan inti : Minggu I Pertemuan pertama : 3 x 35 menit (IPA, PKN, Matematika)



 Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru:



   



Menyimpan foto keluarga anak pada satu tempat Menutup mata anak dan mengajak anak untuk mengambil foto dalam kotak Anak mengamati foto yang diperoleh dan mencari teman yang ada dalam foto Bersama dengan teman yang fotonya ditemukan menemukan foto keluarga anak yang ditutup matanya  Semua anak melakukan sampai semua anak memiliki pasangan  Menanyakan dan mengumpulkan informasi Dalam kegiatan guru:



 Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan kunci, pertanyaan apa yang ingin kamu tanyakan pada temanmu  Anak bertanyajawab tentang apapun yang menarik dari foto keluarga. 140



 Mengolah informasidandan mengkomunikasikan  guru memfasilitasi anak untuk mengelompokkan informasi berdasarkan apa yang menarik bagi mereka



 guru memfasilitasi anak untuk menceritakan pengenalan tentang temannya berdasarkan pengelompokkan yang dilakukan  guru mendorong anak yang diceritakan untuk memberikan penghargaan pada teman yang bercerita C. Penutup



 Memaknaipermainanuntukmengenaldiridanmengenalteman  Mendoronguntukmenjaditeman yang baikdanbelajaruntukberteman  Refleksi harus sampai pada imtak Indonesia VI. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran



Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Siswa mengenal diri sendiri dan teman



Teknik Unjuka kerja



Bentuk Instrumen observasi



Contoh Instrumen Nama



A



Mengenal diri sendiri



Mengenal teman



Ya



Ya



V



tdk



Tdk



V



I. KriteriaPenilaian 1. Produk( hasildiskusi ) No.



Aspek



Kriteria



1



Menyebutkan ciriciri fisik Laki dan perempuan



A – Mampu membedakan ciri fisik laki-laki dan perempuan B – Mampu menyebutkan ciri fisik laki-laki dan perempuan C – Mampu menyebutkan orang sebagai laki-laki atau perempuan D – Kesulitan menunjukkan ciri fisik laki-laki dan perempuan



2. Performansi No. 1.



Aspek Kerjasama



Kriteria A. bekerjasama dengan teman B. kadang-kadang bekerjasama 140



C. kesulitan bekerjasama 2.



D. tidak mau bekerjasama A. pro aktifberpartisipasi B. aktif berpartisipasi C. Mau diajak berpatisipasi D. tidak mau berpartisipasi



Partisipasi



3. LembarPenilaian



No



Nama Siswa



Performan Kerjasama



Partisipasi



Produk



1. 2. 3. 4. 5. 6. CATATAN : Mengetahui KepalaSekolahSD/MI …….



……...., ………………… 20… Guru TematikKelas I



( ………………..………… ) NIP/NIK : …………………



( …………………...……… ) NIP/NIK : …………………



140



Lampiran 3. Contoh RPP Kelas 1 Semester 1 Sub Tema Merawat Diri



SUB TEMA 3



AKU MERAWAT TUBUHKU PEMBELAJARAN 1 MINGGU



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI IMTAQ INDONESIA Satuan Pendidikan



: SD INPRES TETEBATU 1



Kelas / Semester



: I / Ganjil



Tema 1 / Subtema 3



: Diriku / Aku Merawat Tubuhku



Pelaksanaan / Pembelajaran



: 1 Minggu ( 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 )



AlokasiWaktu / Minggu Ke



: 5 x 35 menit( 1 kali pertemuan ) / 3



Permainan



: Bermain Peran, Bernyanyi, Bermain Kartu Kata,



dan Angka, Bermain Abjad, Senam Bersama



A.



Huruf Vokal



: A, I, U, E, O



Huruf Konsonan



: b, d, g, h, j, k, l, m, n, p, t.



Angka



: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10



KOMPETENSI INTI ( KI ) 1.



Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya



140



2.



Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru



3.



Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah



4.



Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerimnkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.



B.



PEMETAAN KOMPETENSI DASAR 1. BAHASA INDONESIA : 3.2



Mengenal kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat dengan cahaya yang terang) yang benar.



3.3 Mengenal lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah 3.4 Mengenal kosakata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan atau syair lagu) 3.5



Mengenal kosakata tentang cara memelihara kesehatan melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, dan slogan sederhana)



4.2



Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan tangan atasbawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan menulis di udara/ pasir/meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung, menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar



4.3



Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah.



4.4 Menjelaskan dengan kosakata yang tepat tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis. 4.5



Menjelaskan dengan kosa kata Bahasa Indonesia dan pelafalan yang tepat cara memelihara kesehatan.



2. P P K n : 1.2



Menerima aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa



2.2



Menerima aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



140



3.2



Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



4.2



Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



3. MATEMATIKA : 3.3 Membandingkan dua bilangan sampai dua angka dengan menggunakan kumpulan benda benda 4.3 Mengurutkan bilangan-bilangan sampai dua angka dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret 4. S B D P : 3.1



Memahami karya ekspresi dua dan tiga dimensi



4.1



Membuat karya ekspresi dua dan tiga dimensi



5. P J O K : 3.4



Memahami prosedur menjaga sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan bergerak secara lentur serta seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau tradisional.



3.8



Memahami bagian-bagian tubuh, bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, cara menjaga kebersihannya, dan kebersihan pakaian.



4.4



Mempratikkan prosedur menjaga sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan bergerak secara lentur serta seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau tradisional.



4.8



Menceritakan bagian-bagian tubuh, bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, cara menjaga kebersihannya, dan kebersihan pakaian



C.



KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 



Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran Pertama 1. Bahasa Indonesia : 3.2



Mengenal kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat dengan cahaya yang terang) yang benar.



4.2



Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan tangan atas-bawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan menulis di udara/ pasir/ meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung,



140



menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar. Indikator Bahasa Indonesia : 3.2.1



Menunjukkan gambar cara duduk yang tepat saat menulis



3.2.2 Menunjukkan gambar cara memegang pensil yang tepat saat menulis 3.2.3 Menunjukkan gambar cara meletakkan buku yang tepat saat menulis 4.2.1



Mendemonstrasikan cara duduk yang tepat saat menulis



4.2.2 Mendemonstrasikan cara memegang pensil yang tepat saat menulis 4.2.3 Mendemonstrasikan cara meletakkan buku yang tepat saat menulis



2. P P K n : 3.2 4.2



Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari - hari di rumah Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



Indikator P P K n : 3.2.28 Menggali informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan menjaga kebersihan tubuh di rumah 4.2.28



Mempraktikkan cara mencuci tangan dan kaki setelah dari luar rumah saat berada di sekolah



3. S B D P : 3.1



Memahami karya ekspresi dua dan tiga dimensi



4.1



Membuat karya ekspresi dua dan tiga dimensi



Indikator S B D P : 3.1.1



Mengidentifikasi ciri-ciri finger painting sebagai karya ekspresi dua dimensi (meliputi ide/gagasan, tema, obyek, dan komposisi bentuk dan warna)



3.1.2 3.1.3



Mengidentifikasi alat dan bahan untuk membuat karya berupa finger painting Mengidentifikasi cara menggunakan alat dan bahan untuk membuat finger painting



4.1.1 Menentukan ide/gagasan, tema, dan obyek untuk membuat karya berupa finger painting 4.1.2 



Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat karya finger painting



Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran Kedua 1. Bahasa Indonesia :



140



3.2



Mengenal kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat dengan cahaya yang terang) yang benar.



4.2



Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan tangan atas-bawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan menulis di udara/ pasir/ meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung, menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar.



Indikator Bahasa Indonesia : 3.2.4 Menunjukkan gambar jarak yang baik antara mata dan media menulis 3.2.5 Menunjukkan gambar posisi cahaya yang benar saat menulis 4.2.4 Mendemonstrasikan jarak yang baik antara mata dan media menulis 4.2.5 Mendemostrasikan pencahayaan yang baik saat menulis 2. P J O K : 3.4



Memahami prosedur menjaga sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan bergerak secara lentur serta seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau tradisional.



4.4



Mempratikkan prosedur menjaga sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan bergerak secara lentur serta seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau tradisional.



Indikator P J O K : 3.4.3 Menjelaskan prosedur menjaga sikap berdiri secara lentur dan seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau tradisional. 4.4.3 Mempratikkan prosedur menjaga sikap berdiri secara lentur dan seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau tradisional.







Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran Ketiga 1. Bahasa Indonesia : 3.4



Mengenal kosa kata tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya melalui teks pendek ( berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan atau syair lagu )



140



4.4



Menjelaskan dengan kosa katan yang tepat tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan



Indikator Bahasa Indonesia : 3.4.3



Menunjukkan informasi tentang cara merawat anggota tubuh melalui media gambar, tulisan, slogan, atau lirik lagu



4.4.3



Mempraktikkan informasi yang didapat melalui media gambar, tulisan, slogan, atau lirik lagu tentang cara merawat anggota tubuh



2. P P K n : 3.2 4.2



Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari - hari di rumah



Indikator P P K n : 3.2.29 Menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan menjaga kebersihan tubuh di rumah 4.2.29 Memeragakan aturan di rumah tentang cara menjaga kebersihan tubuh seperti mandi pagi dan sore serta bersikat gigi



3. Matematika 3.3



:



Membandingkan dua bilangan sampai dua angka dengan menggunakan kumpulan benda-benda



4.3



Mengurutkan bilangan-bilangan sampai dua angka dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret



Indikator Matmatika : 3.3.1



Membandingkan banyak dua kumpulan benda dengan istilah lebih banyak, lebih sedikit atau sama banyak. ( 1 sampai dengan 10 )



4.3.1







Mengurutkan bilangan berdasarkan banyak objek ( 1 sampai dengan 10 )



Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran Keempat 1. Bahasa Indonesia : 3.4



Mengenal kosa kata tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya melalui teks pendek ( berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan atau syair lagu )



140



4.4



Menjelaskan dengan kosa katan yang tepat tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya ( berupa gambar dan tulisan ) dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan



Indikator Bahasa Indonesia : 3.4.4 Menunjukkan informasi tentang cara merawat anggota tubuh yang benar melalui media gambar, tulisan, slogan, atau syair lagu 4.4.4



Mempraktikkan informasi yang didapat melalui media gambar, tulisan, slogan, atau lirik lagu tentang cara merawat panca indera



2. P J O K : 3.8



Memahami bagian-bagian tubuh, bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, cara menjaga kebersihannya, dan kebersihan pakaian.



4.8



Menceritakan bagian-bagian tubuh, bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, cara menjaga kebersihannya, dan kebersihan pakaian



Indikator P J O K : 3.8.3 Menjelaskan cara menjaga kebersihan bagian-bagian tubuh 3.8.4 Menjelaskan cara menjaga kebersihan pakaian 4.8.3 Menceritakan cara menjaga kebersihan bagian-bagian tubuh 4.8.4 Menceritakan cara menjaga kebersihan pakaian



3. S B D P



:



3.1



Memahami karya ekspresi dua dan tiga dimensi



4.1



Membuat karya ekspresi dua dan tiga dimensi



Indikator S B D P : 3.1.4



Mengidentifikasi langkah-langkah membuat finger painting



4.1.3 Membuat karya finger painting sesuai dengan ide/ gagasan, tema, dan obyek yang telah ditentukan







Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran Kelima 1. Bahasa Indonesia : 3.3



Mengenal lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah



4.3



Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah.



Indikator Bahasa Indonesia : 3.3.7



Menunjukkan huruf vokal dalam suatu kata yang terkait dengan merawat tubuhku



140



3.3.8 Menunjukkan huruf konsonan dalam suatu kata yang terkait dengan merawat tubuhku 3.3.9



Menyusun huruf vokal dan konsonan menjadi kata yang bermakna yang terkait dengan merawat tubuhku



4.3.7



Melafalkan huruf vokal suatu kata yang terkait dengan merawat tubuh



4.3.8



Melafalkan huruf konsonan suatu kata yang terkait dengan merawat tubuh



4.3.9



Menyusun huruf vokal dan konsonan menjadi kata yang bermakna dalam kata yang terkait dengan merawat tubuh



2. Matematika : 3.3



Membandingkan dua bilangan sampai dua angka dengan menggunakan kumpulan benda-benda



4.3



Mengurutkan bilangan-bilangan sampai dua angka dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret



Indikator Matematika : 3.3.5 Membandingkan dua bilangan dengan istilah lebih dari, kurang dari, atau sama dengan ( 1 sampai 10 ) 4.3.5 Mengurutkan sekelompok bilangan dari terkecil atau terbesar ( 1 sampai 10 )







Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran Keenam 1. Bahasa Indonesia : 3.5



Mengenal kosakata tentang cara memelihara kesehatan melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, dan slogan sederhana)



4.5



Menjelaskan dengan kosa kata Bahasa Indonesia dan pelafalan yang tepat cara memelihara kesehatan.



Indikator Bahasa Indonesia : 3.5.1 3.5.2



Menyebutkan kosakata tentang cara memelihara kesehatan dengan tepat Menjelaskankan makna kata yang berhubungan tentang cara memelihara kesehatan dengan tepat



3.5.3



Memilih kosakata tentang cara memelihara kesehatan dalam suatu kalimat dengan tepat



4.5.1 Menggunakan kosa kata tentang cara memelihara kesehatan dengan tepat



140



4.5.2 Menggunakan kosakata yang berhubungan tentang cara memelihara kesehatan sesuai dengan makna kata dengan tepat 4.5.3 Mempraktikkan cara menggunakan kosa kata tentang cara memelihara kesehatan dalam suatu kalimat dengan tepat 2. P P K n : 3.2



Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



4.2



Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah



Indikator P P K n : 3.2.30 Menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan menjaga kebersihan tubuh di rumah 4.2.30



Melakukan kegiatan menggunting kuku dan membersihkan telinga sebagai aturan merawat tubuh yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari



3. Matematika 3.3



:



Membandingkan dua bilangan sampai dua angka dengan menggunakan kumpulan benda-benda



4.3



Mengurutkan bilangan-bilangan sampai dua angka dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret



Indikator Matematika : 3.3.5 Membandingkan dua bilangan dengan istilah lebih dari, kurang dari, atau sama dengan ( 1 sampai 10 ) 4.3.5 Mengurutkan sekelompok bilangan dari terkecil atau terbesar ( 1 sampai 10 )



D.



E.



KARAKTER PESERTA DIDIK YANG DIHARAPKAN 



Percaya Diri







Santun







Disiplin







Tanggung Jawab







Bekerjasama



MATERI PEMBELAJARAN 1. Pembelajaran Pertama ( Bahasa Indonesia, PPKn dan SBDP ) 



Membuat cat sebagai bahan untuk membuat finger paitinng Tubuh harus dirawat agar sehat. Kita harus menjaga kebersihan tubuh.



140



Tubuh



yang



sehat



membuat



kita



semangat. Tubuh yang sakit membuat kita lemah. Merawat tubuh tanda bersyukur kepada Tuhan.



Mempraktikkan Cara Mencuci Tangan



140







Mempraktikkan Kegiatan Persiapan Menulis Permulaan Meliputi Cara duduk, cara memegang pensil, dan cara meletakkan buku



Uraian Materi kegiatan Pembelajaran : 1.



Dengan mengamati contoh finger painting, peserta didik dapat mengidentifikasi ciriciri finger painting sebagai karya dua dimensi dengan tepat dan percaya diri.



2.



Dengan mengamati pembuatan cat untuk finger painting, peserta didik dapat menyebutkan alat dan bahan untuk membuat finger painting dengan tepat dan percaya diri.



3.



Dengan mengamati guru memperagakan cara membuat finger painting, peserta didik dapat mendemonstrasikan cara menggunakan alat dan bahan untuk membuat finger painting dengan benar dan percaya diri.



4.



Dengan kegiatan diskusi bersama teman, peserta didik dapat menentukan ide/ gagasan, tema dan objek untuk membuat karya finger painting sesuai dengan tema merawat tubuh.



5.



Dengan mengidentifikasi cara menggunakan alat dan bahan untuk membuat finger painting, peserta didik dapat menyiapkan alat dan bahan untuk membuat karya finger painting dengan tepat.



140



6.



Dengan mengamati poster urutan mencuci tangan, peserta didik dapat menemukan informasi mengenai cara mencuci tangan dengan benar sebagai aturan dalam kehidupan sehari-hari.



7.



Dengan mempraktikkan cara mencuci tangan yang tepat, peserta didik dapat menerapkan kebiasaan mencuci tangan secara benar dengan disiplin di rumah maupun sekolah.



8.



Dengan melakukan berbagai cara duduk saat menulis melalui pengamatan gambar, peserta didik dapat menunjukkan cara duduk yang baik saat menulis dengan tepat.



9.



Dengan melakukan berbagai cara memegang pensil saat menulis melalui pengamatan gambar, peserta didik dapat menunjukkan cara memegang pensil yang benar saat menulis dengan tepat.



10.



Dengan melakukan berbagai cara meletakkan buku saat menulis melalui pengamatan gambar, peserta didik dapat menunjukkan cara meletakkan buku yang benar saat menulis dengan tepat.



11.



Dengan menentukan cara duduk yang baik saat menulis pada buku peserta didik, peserta didik dapat mendemonstrasikan cara duduk yang baik saat menulis dengan percaya diri.



12.



Dengan menentukan cara memegang pensil yang baik saat menulis pada buku peserta didik, peserta didik dapat mendemonstrasikan cara memegang pensil yang tepat saat menulis dengan percaya diri.



13.



Dengan menentukan cara meletakkan buku yang tepat saat menulis pada buku peserta didik, peserta didik dapat mendemonstrasikan cara meletakkan buku yang tepat saat menulis dengan percaya diri.



2. Pembelajaran Kedua ( Bahasa Indonesia dan PJOK ) 



Baris – berbaris agar dapat mempraktikkan sikap berdiri secara lentur dan seimbang Tubuh yang terawat akan selalu kuat. Berdirilah dengan tegak agar tulangmu sehat. Perhatikan sikap tubuh agar tetap seimbang. Amati kegiatan yang dilakukan Udin dan teman-teman. Mari kita belajar berbaris. Atur barisan supaya rapi. Berdirilah dengan tegak agar tubuh seimbang.



140







Mempraktikkan



mengatur



jarak



mata



dengan



media



menulis



dan



mengatur



pencahayaan saat menulis Kita melihat dengan mata. Mata perlu cukup cahaya saat kita menulis. Mata



harus



dijaga



agar



tetap



terawat. Amati gambar di samping



Uraian Materi kegiatan Pembelajaran : 1.



Dengan mengamati contoh sikap berdiri yang diperagakan oleh guru, peserta didik dapat menjelaskan prosedur menjaga sikap berdiri secara lentur dan seimbang dengan runtun dan percaya diri



2.



Setelah melakukan kegiatan baris berbaris, peserta didik dapat mempraktikkan prosedur menjaga sikap berdiri secara lentur dan seimbang dengan tepat



3.



Setelah melakukan berbagai posisi jarak antara mata dengan media menulis, peserta didik dapat menunjukkan gambar jarak yang baik antara mata dan media menulis dengan benar



4.



Setelah melakukan berbagai posisi duduk dengan diterangi cahaya, peserta didik dapat menunjukkan gambar posisi cahaya yang benar saat menulis dengan tepat.



5.



Dengan melakukan kegiatan menulis di meja, peserta didik dapat mendemonstrasikan Jarak yang baik antara mata dan media menulis dengan tepat dan disiplin.



6.



Dengan melakukan kegiatan menulis di meja, peserta didik dapat mendemonstrasikan Pencahayaan saat menulis dengan baik. 3. Pembelajaran Ketiga ( Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn ) 



Membandingkan banyak benda untuk merawat tubuh



Ada banyak benda untuk merawat tubuh. Sabun untuk mandi. Sampo untuk mencuci rambut. Pasta gigi untuk menyikat gigi. Ayo kita bandingkan banyaknya.



140







Menemukan informasi cara menyikat gigi Edo sedang bersedih. Gigi Edo sakit. Edo suka makan permen. Tapi Edo sering lupa menyikat gigi. Teman-teman menghibur Edo.







Kebiasaan merawat tubuh Udin sedang mandi dan mencuci rambut. Dayu mencuci tangan. Lani menggosok gigi. Siti memotong kuku. Edo mencuci kaki sebelum tidur. Mereka selalu merawat tubuh. Sudahkah kamu



merawat tubuh? Merawat tubuh



ada aturannya. Lakukan secara teratur.



140



Uraian Materi kegiatan Pembelajaran : 1.



Setelah membilang benda yang terdapat pada suatu kumpulan, peserta didik dapat membandingkannya dengan menggunakan istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak dengan tepat.



2.



Setelah membilang kumpulan suatu benda, peserta didik dapat mengurutkan bilangan berdasarkan banyaknya objek dengan benar.



3.



Setelah mendengarkan syair sebuah lagu, peserta didik dapat menunjukkan informasi mengenai cara merawat tubuh dengan tepat.



4.



Setelah mengamati gambar cara menyikat gigi, peserta didik dapat mempraktikkan cara menyikat gigi dengan tepat.



5.



Setelah mengamati gambar, peserta didik dapat menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan tubuh di rumah dengan tepat.



6.



Setelah menyimak penjelasan guru tentang aturan merawat tubuh, peserta didik dapat memeragakan kebiasaan mandi pagi dan sore serta bersikat gigi di rumah sesuai dengan aturan yang telah diketahui.



4. Pembelajaran Keempat (Bahasa Indonesia, Pjok, dan Sbdp) 



Mendengarkan cerita mengenai cara menjaga kebersihan tubuh dan pakaian



140







Berkarya dengan finger painting bertema merawat tubuh







Menunjukkan informasi cara mengeringkan tangan setelah mencuci tangan Kulit adalah bagian tubuh. Kulit mudah mengeluarkan keringat. Debu mudah



menempel



pada



kulit



yang



berkeringat. Karenanya kulit harus dirawat. Bagaimana caranya? Ayo diskusikan dengan temanmu.



Uraian Materi kegiatan Pembelajaran : 1.



Setelah mendengarkan cerita tentang cara menjaga kebersihan tubuh, peserta didik dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan rambut, badan, gigi, kuku, dan telinga dengan runtun



2.



Setelah mendengarkan cerita tentang cara menjaga kebersihan tubuh, peserta didik dapat menceritakan pengalaman menjaga kebersihan rambut, badan, gigi, kuku, dan telinga di rumah dengan lengkap



3.



Dengan menyimak peragaan guru tentang cara menjaga kebersihan pakaian, peserta didik dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan pakaian saat sedang dipakai dan setelah dipakai dengan tepat



4.



Setelah mendengarkan cerita tentang cara menjaga kebersihan pakaian, peserta didik dapat menceritakan rangkaian kegiatan mencuci pakaian dengan lengkap



5.



Setelah menonton video cara melukis dengan jari, peserta didik dapat mengidentifikasi langkah-langkah melukis dengan jari.



6.



Setelah mengamati karya lukisan jari, peserta didik dapat membuat karya lukisan jari berdasakan ide/gagasan, tema dan obyek yang telah ditentukan dengan sesuai



7.



Setelah mengamati informasi cara merawat kulit, peserta didik dapat menunjukkan informasi cara merawat kulit dengan tepat



8.



Dengan mengikuti petunjuk yang terdapat pada informasi cara merawat kulit, peserta didik dapat mempraktikkan cara merawat kulit sebagai salah satu panca indera dengan baik



140



5. Pembelajaran Kelima ( Bahasa Indonesia, dan Matematika ) 



Mengenal Huruf Vokal dan konsonan melalui permainan “ Acak Huruf “ Ada banyak huruf terlihat. Mulai dari A, B, C, sampai Z. Jumlahnya adalah 26. Ada huruf A, I, U, E, O Juga B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, Z Temukan macam-macam huruf dalam tiap kata.







Membangdingkan dan mengurutkan dua bilangan



Uraian Materi kegiatan Pembelajaran : 1.



Setelah bermain acak huruf, peserta didik dapat menunjukkan huruf vokal dengan tepat



2.



Setelah bermain acak huruf, peserta didik dapat menunjukkan huruf konsonan dengan tepat



3.



Setelah bermain acak huruf, peserta didik dapat menyusun huruf vokal dan konsonan menjadi satu kata dengan tepat



4.



Setelah bermain acak huruf, peserta didik dapat melafalkan huruf vokal dengan tepat



5.



Setelah bermain acak huruf, peserta didik dapat melafalkan huruf konsonan dengan tepat



140



6.



Setelah bermain acak huruf, peserta didik dapat menyusun huruf vokal dan konsonan menjadi satu kata dengan tepat



7.



Setelah menghitung banyak benda, peserta didik dapat membandingkan dua bilangan dengan istilah lebih dari, kurang dari atau sama dengan secara tepat



8.



Setelah menghitung banyak benda, peserta didik dapat mengurutkan sekelompok bilangan dari terkecil atau terbesar dengan tepat



6. Pembelajaran Keenam ( Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn ) 



Merawat tubuh



Hari yang cerah. Bapak guru memeriksa kebersihan peserta didik. Mulai rambut hingga kuku. Rambut Udin bersih dan harum. Kuku Siti pendek dan rapi. Telinga Beni juga bersih. Semua menjaga kebersihan tubuh. Tahukah kamu cara membersihkan telinga? Perhatikan gambar di atas. Minta bantuan ayah atau ibu saat membersihkan telinga. 



Bermain peran dengan menggunakan kosa kata cara memelihara kesehatan







Membandingkan dan mengurutkan bilangan Bermain sambil Mengurutkan Bilangan Udin dan teman teman main bersama. Bermain sambil mengurutkan bilangan. Setelah bermain, mereka tak lupa membersihkan tubuh. Tubuh yang terawat, pasti sehat. Perhatikan angka pada kalung temanmu. Berbarislah sesuai urutan maju atau dari yang terkecil. Coba juga dengan urutan dari yang terbesar.



140



Uraian Materi kegiatan Pembelajaran : 1.



Setelah melakukan pemeriksaan kebersihan tubuh, peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan menjaga kebersihan tubuh di rumah dengan tepat



2.



Setelah



menyimak



penjelasan



guru



mengenai



cara



menggunting



kuku



dan



membersihkan telinga, peserta didik dapat menerapkan aturan merawat tubuh secara disiplin dalam kehidupan sehari-hari. 3.



Setelah mendengarkan cerita guru, peserta didik dapat menyebutkan kosakata tentang cara memelihara kesehatan dengan tepat



4.



Setelah berdiskusi, peserta didik dapat menjelaskan makna kata yang berhubungan dengan cara memelihara kesehatan dengan tepat



5.



Setelah membandingkan arti dari dua kata, peserta didik dapat memilih kosakata tentang cara memelihara kesehatan dalam suatu kalimat dengan tepat



6.



Setelah membaca cerita sederhana, peserta didik mampu menggunakan kosa kata tentang cara memelihara kesehatan dengan tepat



7.



Setelah membuat cerita sederhana untuk bermain peran, peserta didik mampu menggunakan kosa kata tentang cara memelihara kesehatan dengan tepat



8.



Setelah bermain peran, peserta didik dapat mempraktikkan cara menggunakan kosa kata tentang cara memelihara kesehatan dalam suatu kalimat dengan tepat



9.



Setelah menghitung banyak benda, peserta didik dapat membandingkan dua bilangan dengan istilah lebih dari, kurang dari atau sama dengan secara tepat



140



10.



Setelah menghitung maju dan mundur bilangan 1 sampai 10, peserta didik dapat mengurutkan sekelompok bilangan dari terkecil atau terbesar dengan tepat



F.



KEGIATAN PEMBELAJARAN Deskripsi Kegiatan



Alokasi



Kegiatan



Waktu



Pembelajaran Pertama :



Pembuka



1.



Hari ini sebelum masuk ke kelas peserta didik berbaris di depan ruang kelas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh meliputi kebersihan rambut, tubuh, kuku, gigi, dan telinga pada seluruh peserta didik secara bergiliran.



2.



Peserta didik masuk di kelas secara teratur setelah pemeriksaan kesehatan



3.



Guru menyapa peserta didik dan mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar



4.



Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum memulai kegiatan.



5.



Salah satu peserta didik memimpin doa belajar



6.



Guru menyapa peserta didik dan menanyakan kabarnya, apakah sehat atau ada yang sakit. Semoga semua dalam keadaan sehat.



7.



Untuk menyemangati peserta didik, guru mengajak peserta didik untuk menyanyi bersama “ Bangun Tidur ”.



8.



Sambil menyanyikan lagu “ Bangun tidur ”, peserta didik dan guru berbincang – bincang tentanglagu yang dinyanyikan



9.



Guru mengingatkan peserta didik tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan disampaikan.



15 menit



10. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan belajar. 11. Guru menyampaikan rencana kegiatan misalnya kalian akan bermain peran, dan akan bekerja secara individu dan kelompok 



Ayo Kita Mengamati dan bermain jari- jemari : 1.



Guru memperlihatkan video pembelajaran tentang kebersihan badan kita. ( cara membersihkan tangan )



2.



Setelah memperlihatkan video, guru dengan bercerita menggunakan boneka jari tentang keluarga jari-jemari yang saling membantu untuk menempelkan kertas besar di salah satu sudut sekolah.



Inti 3.



Guru bercerita bahwa keluarga jari telah saling membantu untuk mempersiapkan kegiatan belajar peserta didik hari ini.



4.



Sampaikan pada peserta didik bahwa tangan merupakan bagian tubuh yang harus dirawat dan dijaga kebersihannya







Ayo Bermain Finger Paiting dan Berkreasi :



140



150 menit



5.



Guru menunjukkan beberapa contoh dari finger painting pada peserta didik sebagai salah satu contoh penggunaan jari-jemari untuk berkreasi.



6.



Berikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati karya finger painting melalui aktivitas melihat dan meraba.



7.



Guru menggugah rasa ingin tahu peserta didik dan memotivasi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang diamati.



8.



Lakukan tanya jawab dengan peserta didik sehingga peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-ciri finger painting setelah melakukan pengamatan sebelumnya.



9.



Ajak peserta didik untuk membuat bahan pewarna untuk finger painting.



10. Tanyakan pada peserta didik alat dan bahan apa saja yang sekiranya dapat digunakan untuk membuat bahan pewarna finger painting. 11. Tunjukkan pada peserta didik alat dan bahan untuk membuat finger painting yang telah disiapkan sambil menyebutkan namanya. 12. Ulangi kembali kegiatan menunjukkan alat dan bahan membuat finger painting pada peserta didik, namun kali ini biarkan mereka menyebutkan namanya tanpa bantuan guru. 13. Jelaskan pada peserta didik mengenai berbagai jenis bahan pewarna yang dapat digunakan untuk membuat finger painting termasuk yang berbahaya jika termakan. Sampaikan bahwa cat yang akan dibuat merupakan bahan makanan dan aman jika tertelan. 14. Di sela-sela diskusi dan penjelasan, guru selalu kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.



memberi



15. Peragakan cara membuat bahan pewarna finger painting di hadapan peserta didik. Caranya, masak campuran tepung, gula pasir, garam, dan air dalam panci di atas kompor dengan api kecil selama 10-15 menit. Setelah adonan mengental, biarkan dingin, lalu tambahkan perwarna makanan. 16. Siapkan cat yang sudah jadi untuk dipakai bersama dengan peserta didik untuk mempersingkat waktu. 17. Guru memberi contoh cara membuat finger painting dengan mencelupkan tangan ke dalam cat, kemudian membuat lukisan di atas kertas agar peserta didik dapat mengidentifikasi cara menggunakan alat dan bahan untuk membuat finger painting. 18. Ajak peserta didik untuk membuat finger painting. 19. Biarkan peserta didik menyiapkan alat dan bahan untuk membuat finger painting dengan cara memilih kombinasi warna yang disukainya dan menentukan cara melukis, apakah menggunakan jari atau telapak tangan. 20. Kemudian ajak ke sudut yang telah ditempeli kertas karton besar tadi untuk membuat finger painting.



140



21. Setelah selesai melukis, ajak peserta didik untuk bekerjasama merapikan peralatan yang telah digunakan. 



Ayo Mengamati : 22. Guru meminta peserta didik untuk mengamati tubuh masing-masing setelah melakukan finger painting. 23. Guru menanyakan pada peserta didik apakah ada yang tangan dan kakinya terkena sisa-sisa cat? 24. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi mengenai apa yang akan terjadi jika tangan dan kaki masih kotor sedangkan sepulang sekolah aktivitas dilakukan di rumah. 25. Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kemudian melakukan kegiatan membersihkan tangan berdasarkan cara yang mereka ketahui. 26. Setelah peserta didik membersihkan tangan, Guru meminta peserta didik untuk mengamati cerita yang terdapat dalam buku peserta didik. 27. Bimbing peserta didik untuk menggali informasi dari cerita mengenai cara menjaga kebersihan tangan dan kaki, kemudian mendiskusikannya bersama-sama melalui cara tanya jawab.







AyoMencoba : 28. Guru menanyakan pada peserta didik apakah mereka telah melakukan kegiatan membersihkan tangan sesuai dengan informasi yang diperoleh dari cerita yang telah diamati. 29. Guru menunjukkan gambar/poster urutan mencuci tangan. 30. Biarkan peserta didik mengamati cara mencuci tangan dengan tepat yang terdapat dalam poster dan melakukan langkah-langkahnya bersama-sama. 31. Tanyakan pada peserta didik apakah mereka telah melakukan kegiatan merawat kebersihan tangan dan kaki di rumah secara teratur? 32. Merawat tubuh merupakan aturan yang harus dilakukan dengan disiplin.



Penutup



1.



Sebelum kegiatan ditutup, guru dan peserta didik sama-sama melakukan refleksi kegiatan di hari ini.



2.



Guru menyampaikan bahwa merawat dan menjaga kebersihan tubuh juga merupakan salah satu bentuk syukur pada Tuhan atas anugerah yang telah diberikanNya



3.



Sampaikan bahwa merawat dan menjaga kebersihan tubuh harus dilakukan secara teratur dan harus dijadikan kebiasaan di rumah.



1.



Guru melakukan pembelajaran.



4.



Refleksi ditutup dengan doa karena kegiatan hari ini telah selesai. Guru memimpin doa. Guru mengingatkan peserta didik agar selalu berdoa



penilaian



tes



lisan



atau



tulisan



pada



proses



140



15 menit



sebelum melakukan kegiatan di rumah. 5.



Guru memberikan salam penutup, peserta didik berpamitan dan memberi salam kepada guru saat pulang.



1.



Guru menanyakan bagaimana perasaannya mengenai pelajaran hari ini



2.



Kegiatan ditutup dengan kegiatan refleksi : peserta didik dan guru berbicara tentang bagian yang mudah dan sulit saat belajar dan bermain lambang bilangan peserta didik dan guru berbicara tentang bagian yang mudah dan sulit saat identifikasi huruf untuk menebak huruf yang hilang dari nama teman menyebutkan huruf konsonan dari dua nama teman di kelas (sebagai contoh) dan menghitung maju 1 -10 serta menghitung mundur



Penutup



G.



3.



Guru melakukan pembelajaran.



penilaian



tes



lisan



atau



tulisan



pada



4.



Guru memberi salam penutup dan berdoa . Peserta didik berpamitan dan memberi salam kepada guru saat pulang.



15 menit



proses



TEKNIK PENILAIAN 



Penilaian Pembelajaran Pertama :



1.



Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Peserta Didik selama Proses Kegiatan Belajar ) Format Lembar Obsevasi Sikap Sosial : NAMA



: ..............



PELAKSANAAN PENGAMATAN NO



ASPEK YANG DIAMATI



1



Disiplin



2



Jujur



3



Santun



4



Peduli



5



Percaya Diri



6



Bekerjasama



: Di Luar dan Di dalam pembelajaran HARI / TANGGAL KEJADIAN



CATATAN GURU



Hasil Observasi Dirangkum Dalam Jurnal Perkembangan Sikap



NO



Hari / Tanggal



Nama Peserta Didik



Catatan Perilaku



Butir Sikap



1 2 3 4



140



5 2.



















Penilaian Pegetahuan 



Tes Lisan Instrumen penilaian : Tes Lisan ( melalui pertanyaan ) 1.



Tes lisan : apa yang kita gunakan sebagai kuas untuk membuat gambar ? Kunci Jawaban : jari tangan sebagai kuas.



2.



Bahan apa yang digunakan untuk melukis Kunci Jawaban : bahan pewarna yang dibuat sendiri.



Kriteria Penilaian Perilaku Mampu menjawab benar Tidak Mampu Menjawab



No



3.



Nama



1



Afifah



2



Salsabila



3



Dewi Valen



4



Putri



5



Dst …



Nilai A B Menjawab apa yang di



Menjawab bahan yang



gunakan untuk melukis



digunakan untuk melukis



mampu



Mampu



Tidak mampu



Tidak Mampu



Penilaian Keterampilan a.



Penilaian Unjuk Kerja : Membuat Karya Finger Paiting Rubrik Kriteria Keterampilan Sangat Baik



Baik



Cukup



Perlu Bimbingan



Memiliki ide yang 1. Membuat karya Finger Paiting berdasarkan ide



kreatif, menggunakan paling sedikit 5 variasi warna,



yang telah



menggunakan jari



ditentukan



sebagai alat



sendiri



Hanya memenuhi 3 kriterian



Hanya memenuhi 2 kriterian



Hanya memenuhi 1 kriterian



melukis, gambar yang dibuat memiliki makna



140



Predikat



Sesuai dengan urutan mencuci tangan yang terdapat pada poster yaitu basahi tangan dan tuangkan sabun, 2. Mencuci tangan dengan tepat



menggosok telapak tangan, menggosok sela – sela jari daan menggosok



Hanya memenuhi 3 kriterian



Hanya memenuhi 2 kriterian



Hanya memenuhi 1 kriterian



ujung kuku, membilas air bersih dan mengeringkan tangan memakai tisuu ata lap tangan



140



Instrument Penilaian : 1. Membuat karya Finger Paiting berdasarkan ide yang telah ditentukan sendiri



No



Nama



1



Afifah



2



Salsabila



3



Dewi Valen



4



Putri



5



Dst …



Memiliki ide kreatif



Menggunakan paling sedikit 5 variasi warna



Menggunakan jari sebagai alat untuk melukis



Gambar memilki makna



skor



Predikat



2. Mencuci Tangan dengan tepat



2



No



Nama



1



Afifah



2



Salsabila



3



Dewi Valen



4



Putri



5



Dst …



Menggosok telapak tangan, sela – sela jari dan ujung kuku



Membasahi tangan dan memakai sabun



Membilas dengan air bersih



Mengeringkan tangan dengan tisu atau lap tangan



Pembalajaran ( Remedial Dan Pengayaan ) Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian 







Kegiatan Pengayaan 1.



Mengidentifikasi berbagai bahan untuk mencuci tangan di berbagai kesempatan, misal: cairan antiseptik, tisu basah, sabun cair



2.



Melakukan kegiatan peran profesi dengan mengundang ahli perawatan tubuh atau melakuan kunjungan ke tempat perawatan tubuh



Refleksi Guru : 



Guru membantu peserta didik mengenal huruf a - z : 1.



Hal-hal apa saja pembelajaran?



yang



perlu



menjadi



perhatian



Bapak/Ibu



selama



2.



Peserta didik mana saja yang perlu mendapatkan perhatian khusus?



3.



Hal-hal apa saja menjadi catatan keberhasilan pembelajaran yang telah Bapak/Ibu lakukan?



140



Predikat



4.



Kerja Sama dengan Orang Tua







H.



Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar pem bela jaran yang Bapak/Ibu lakukan menjadi lebih efektif?



1.



Orang tua bersama peserta didik dapat melakukan kegiatan membandingkan dan mengurutkan kumpulan mainan saat bermain bersama di rumah



2.



Orang tua bersama peserta didik mengumpulkan informasi mengenai cara merawat tubuh dari berbagai media kemudian memilih cara terbaik yang dapat diterapkan di rumah



3.



Orang tua bersama peserta didik membuat kesepakatan bersama mengenai pembiasaan merawat tubuh di rumah



4.



Orang tua mengajak peserta didik untuk berjalan pagi di sekitar rumah dan mempraktikkan sikap tubuh saat berdiri, misal melalui permainan meniti balok keseimbangan



5.



Orang tua dapat mengajak peserta didik untuk membuat finger painting yang akan digunakan untuk menghias rumah atau kamar peserta didik



MEDIA / ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR 1. Media / Alat / Bahan



:







Contoh gambar - gambar karya Finger Paiting







Boneka jari / boneka tangan







Alat dan Bahan untuk membuat cat finger painting : 1/2 cangkir Tepung kanji atau tepung maizena, 3 sdm gula pasir, 1/2 sdt garam halus, 2 cangkir air dingin, pewarna makanan, kompor,wajan danspatula, karton tebal untuk media gambar.







Poster urutan mencuci tangan, poster cara menyikat gigi, poster berisika lagu “ gigi “







Pensil dan buku







Video permaianan bernyanyi tentang perkenalan, lagu a, b, c dan lagu “ gigi “







Lap tangan atau tisu kertas







Lampu belajar







Berbagai alat perawatan tubuh seperti botol sampo, sabun, pasta gigi, sikat gigi, dll







Kartu cara merawat tubuh







Cerita / bacaan tentang cara merawat tubuh







Baju bersih dan baju kotor







Sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, cotton buds







Sabun untuk mencuci pakaian







Setrika untuk menyetrika







Karton putih atau kardus ukuran A3







Cat untuk lukisan jari







Video cara membuat lukisan jari



140







5 set kartu kata dan papan untuk menempelkan kartu







Alat untuk menempel kartu, misal lem, selotip, u tac







Kartu bergambar kumpulan benda, kartu angka dan kartu bertuliskan lebih dari, kurang dari dan sama dengan







Buku cerita Seri Anak Sehat: Kaila Sakit Gigi Penerbit Erlangga atau buku cerita tentang kesehatan lainnya







Kartu-kartu huruf dari a-z minimal sebanyak 3 set (atau disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk) dan bisa dikalungkan di leher.







Kartu-kartu huruf vokal ( a, i, u, e, o ) minimal sebanyak 3 set ( atau disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk ) dan bisa dikalungkan di leher.







Kartu lambang bilangan dari 1 sampai dengan 10 sebanyak 5 set.



2. Sumber Belajar



:







Lingkungan Sekolah / peserta didik







Silabus Kur. 2013







Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013







Buku guru hal : 73 – 117 dan Buku Peserta Didik hal : 73 - 114







Format remedial dan pengayaan







Lembar – lembar penilaian untuk guru



Program Tindak Lanjut 



Peserta didik yang memperoleh nilai KD ‹ KKM mengikuti program remedial







Peserta didik yang memperoleh nilai KD ≥ KKM mengikuti program pengayaan



Remedial : Memberikan remedial bagi Peserta Didik yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan



Pengayaan : Memberikan pengayaan bagi Peserta Didik yang melebihi target pencapaian kompetensi Rumus Nilai : Nilai = jumlah skor perolehan x 100 Jumlah skor keseluruhan



140



Cambaya,



2018



Mengetahui : Kepala Sekolah



Wali Kelas IA Bintang



Nurliah,S.Pd Nip. 19640208 198306 2 001



Islamiyah Kilab, S. Pd Nip. 19820716 201101 2 010



140



Lampiran 4. Contoh Silabus PJOK Kelas 1 Semester 2



SILABUS PEMBELAJARAN PENJAS ORKES KELAS SATU SEMESTER GENAP 2017/2018



Tema 5



: Pengalamanku



Subtema 1 : Pengalaman Masa Kecil MATA PELAJA RAN



KOMPETENS I DASAR



Materi Pembelaja ran



3.4 Menget ahui konsep bergera k secara seimban g dan cepat dalam rangka pengem bangan kebugar an jasmani melalui permain an sederha na dan atau permain an tradisio nal 3.7 Menget ahui perbeda an bergera



konsep bergerak secara seimbang dan cepat



Kegiatan Pembelajaran



Penilaian



MENGAMA TI  Mengamati permainan tradisional pada VCD/DVD/ Slide/gamba r  Mengamati gambar siswa yang sedang melakukan pemanasan



 Mempr aktikka n gerak non lokomo tor  Mempr aktikka n gerak domina n statis dalam senam  Permai nan di air



MENANYA 



perbedaan bergerak di air dan di darat dalam aktivitas air



Bertany a jawab tentang bebagai macam permain an tradisio nal yang peserta didik ketahui.



MENGUMPUL KAN INFORMASI  Mempra ktekkan berbagai macam



Alokasi Waktu 2 X 35 Menit



Sumber Belajar  Buku Tematik Kelas I  Media gambar  lingkungan sekitar  Benda-benda sebenarnya  Alat musik ritmis  Perlengkapan untuk eksperimen / eksplorasi  Tape cassete recorde



Slide/VCD/DVD



k di air dan di darat dalam aktivitas air 4.4 Mempra ktikkan aktivitas pengem bangan kebugar an jasmani untuk melatih keseimb angan dan kecepat an tubuh melalui permain an sederha na dan atau tradisio nal 4.7 Mempra ktikkan berbagai bentuk permain an pengena lan air dalam aktivitas air



permain an tradisio nal  Berlatih pola irama lagu bervariasi dengan alat musik ritmis (lagu “ Hujan”)  Menirukan gerakan bermain menemukan benda yang hilang di dalam air. MENALAR/ME NGASOSIASI  Menyanyi lagu anak yang berkaitan dengan peristiwa alam (lagu “hujan”) dengan pola birama tiga dengan iringan alat musik ritmis  Membuat perahu kertas dari berbagai bahan



MENGOMUN IKASIKAN  Melakukan gerakan manipulatif menirukan berbagai bentuk tanaman yang disebabkan



140



perubahan cuaca  Menceritaka n perasaan setelah melakukan permainan tradisional.  Menceritaka n pengalaman setelah beraktivitas di air



Makassar, 2 Januari, 2018 Mengetahui Kepala Sekolah



Guru Penjas,



ISKANDAR,S.Ag NIP: 19681206198803 1005



AMIR NIP :



140



Lampiran 5. Contoh RPP PJOK Kelas 2 Semester 1



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REVISI 2017 (Disusun Berdasarkan Permendikbud Nomor: 22 Tahun 2016)



Sekolah Muatan Pelajaran Kelas/Semester Tema Subtema Materi Pembelajaran ke Alokasi Waktu



:SD INPRES TETEBATU 1 : PJOK : 2/1 (Ganjil) : Hidup Rukun : Hidup Rukun di Rumah :Berjalan ke berbagai arah :2 : 2 x 35 menit



A. Kompetensi Inti (KI) 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air. 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar 3.1 Memahami prosedur gerak variasi pola gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional. 4.1Mempraktik kan gerak variasi pola



Indikator Pencapaian Kompetensi  Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang berbagai gerak berjalan dan berlari melewati rintangan gawang; melewati rintangan tali yang dibentangkan; melewati rintangan teman



gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional.



yang merangkak; melewati rintangan tongkat yang dipegang guru/teman; melewati rintangan parit; berjalan dan berlari merubah arah; lari berbelok-belok; berjalan, berlari dan melompat; berjalan, berlari, dan melompat setinggitingginya.  Siswa mencoba gerakan berbagai variasi pola gerak dasar lokomotor yang telah diperagakan oleh guru secara berulang-ulang.  Siswa mempraktikkan secara berulang berbagai variasi pola gerak dasar lokomotor sesuai dengan komando dan giliran yang diberikan oleh guru dalam bentuk permainan sederhana dan atau tradisionaldilandasi nilai-nilai disiplin, keberanian, kerja sama, dan tanggung jawab.  Siswa menggunakan berbagai variasi gerak lokomotor dalam kehidupan keseharian baik sendiri maupun pada saat bermain bersama teman



C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharpakan siswa mampu: 1. Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang berbagai gerak berjalan dan berlari melewati rintangan gawang; melewati rintangan tali yang dibentangkan; melewati rintangan teman yang merangkak; melewati rintangan tongkat yang dipegang guru/teman; melewati rintangan parit; berjalan dan berlari merubah arah; lari berbelok-belok; berjalan, berlari dan melompat; berjalan, berlari, dan melompat setinggi-tingginya. 2. Siswa mencoba gerakan berbagai variasi pola gerak dasar lokomotor yang telah diperagakan oleh guru secara berulang-ulang. 3. Siswa memraktikkan secara berulang berbagai variasi pola gerak dasar lokomotor sesuai dengan komando dan giliran yang diberikan oleh guru dalam



140



bentuk permainan sederhana dan atau tradisional dilandasi nilai-nilai disiplin, keberanian, kerja sama, dan tanggung jawab. 4. Siswa dapat memeragakan penggunaan berbagai gerak lokomotor dalam kehidupan keseharian untuk belajar, bermain dan bekerja D. Materi Pembelajaran. Berjalan ke berbagai arah  Berjalan dan berlari melawati rintangan  Berjalan dan berlari merubah arah  Lari berbelok-belok  Variasi berjalan, berlari, dan melompat



140



E. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran:Tanya jawab, diskusi, Cooperative Learning, demonstrasi, bermain Pendekatan Pembelajaran:Saintifik, bermain F. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan



Alokasi Waktu



Deskripsi



Pendahuluan Guru 30 menit Orientasi  Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.  Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta membaca doa adalah siswa yang hari itu datang paling awal (Menghargai kedisiplinan siswa )  Guru mengajak siswa berdoa sesuai harapan masing140



masing untuk hari ini dan menjelaskn do”a adalah permintaan kita pada Allah Tuhan yang Maha Esa  Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita – cita.  Menyanyikan salah satu Lagu Wajib/Lagu Nasional. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.  Siswa diminta untuk memeriksa kerapian diri dan kebersihan kelas  Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.  Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin, kerjasama, danmandiri yang akan dikembangkan dalam pembelajaran. Aperpepsi  Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.  Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.  Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan, aktivitas keseharian yang dilakukan dengan menggunakan gerakan berjalan Motivasi  Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan seharihari  Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi sesuai tema  Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung  Mengajukan pertanyaan Pemberian Acuan  Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.  Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung  Pembagian kelompok belajar  Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran 140



Kegiatan Inti Materi : Berjalan ke berbagai arah 165 menit Sintak Model KEGIATAN LITERASI Pembelajaran  Pembiasaan membaca 15 menit dimulai dengan guru menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh Stimulation dunia / agama yang menunjukkan gerak berjalan ( (stimullasi/ Misal : Ibnu Sina, Isaac Newton , nabi dan rasul, orang pemberian orang soleh dll). rangsangan)  Sebelum membacakan buku, guru menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut: - apa yang tergambar pada sampul buku? - apa judulbuku? - kira-kira buku ini menceritakan apa? - pernahkah kamu membaca judul seperti itu? - apa saja yang kamu ingin ketahui dari buku ini?  Guru membacakan cerita pada buku dan menunjukkan ekspresi dan intonasi yang sesuai. Siswa menyimak dengan seksama.  Setelah guru membacakan buku, siswa diminta menuliskan kesimpulan / ringkasan cerita pada selembar kertas berwarna.  Menyegarkan suasana kembali dengan menyanyikan salah satu lagu anak-anak.  Berikan penguatan bahwa cita – cita, apapun itu harus di capai dengan kerja keras. 



Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Berjalan ke berbagai arahdengan cara :  Melihat (tanpa atau dengan Alat) Menayangkan gambar/foto/video yang relevan  Mengamati Lembar kerja materi Berjalan ke berbagai arah pemberian contoh-contoh materi Berjalan ke berbagai arahuntuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb  Membaca. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Berjalan ke berbagai arah  Menulis Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Berjalan ke berbagai arah  Mendengar 140



Problem statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)



Pemberian materi Berjalan ke berbagai araholeh guru  Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi Berjalan ke berbagai arah  Siswa diajak untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi  Siswa mempertunjukkan hasil kerja kelompoknya untuk menarikan tari hasil kreasi kelompok yang merupakan kreasi dari daerah di Indonesia. Siswa berlatih kembali beberapa gerakan hasil kreasinya dengan mengikuti irama dan ketukan dari musik pengiring tarian tersebut. Siswa bekerja sama dengan kelompoknya agar menghasilkan harmoni yang indah  Siswa dan guru merayakan kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi dan bermain peran CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang materi : Berjalan ke berbagai arah biasanya kita gunakan kapan saja saat di rumah da disekolah



Data collection (pengumpulan data)



yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat KEGIATAN LITERASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian  Mengamati dengan seksama materi sub Berjalan ke berbagai arahyang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya Membaca sumber lain selain buku teks  Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Berjalan ke berbagai arahyang sedang dipelajari 140



Aktivitas  menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Berjalan ke berbagai arahyang sedang dipelajari Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber  mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Berjalan ke berbagai arahyang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru



Data processing (pengolahan Data)



COLLABORATION (KERJASAMA) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi Berjalan ke berbagai arah Mengumpulkan informasi  Mencatat semua informasi tentang materi Berjalan ke berbagai arahyang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Mempresentasikan ulang  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri sub tema Berjalan ke berbagai arahsesuai dengan pemahamannya Saling tukar informasi tentang materi:  Berjalan ke berbagai arah dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi Berjalan ke berbagai arah mengolah informasi dari materi Berjalan ke berbagai arahyang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. 140



peserta didik mengerjakan beberapa materiBerjalan ke berbagai arah Verification (pembuktian)



Generalization (menarik kesimpulan)



soal



mengenai



CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi Berjalan ke berbagai arah antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersamasama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik. COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materiBerjalan ke berbagai arahberupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi Berjalan ke berbagai arah Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Berjalan ke berbagai arahdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan Bertanya atas presentasi tentang materi Berjalan ke berbagai arahyang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya. CREATIVITY (KREATIVITAS) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materiBerjalan ke berbagai arah Menjawab pertanyaan tentang materi Berjalan ke berbagai arahyang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi :Berjalan ke berbagai arahyang akan selesai dipelajari Menyelesaikan uji kompetensi untuk materiBerjalan ke berbagai arahyang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu 140



untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran siswa secara berkelompok menciptakan gerakan ke berbagai arah secara kreatif Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan Penutup  Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran 15 Menit yang telah berlangsung ;  Apa saja yang telah dipahami siswa?  Apa yang belum dipahami siswa?  Bagaimana perasaan selama pembelajaran? Materi tentang sub tema: yang baru dilakukan  Apa aktivitas yang dilakukan dalam keseharian yang mempergunakan gerak ke berbagai arah  Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.  Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orangtua  Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap Disiplin, kerjasama, dan syukur  Siswa menyanyikan lagu gembira  Siswa melakukan operasi semutdengan gerakan ke berbagai arah untuk menjaga kebersihan kelas.  Mengingatkan siswa untuk menghapus papan tulis dan memastikan ruang belajar tetap bersih dan mencuci tangan dengan sabun dan menegaskan bahwa semua aktivitas yang dilakukan menggunakan gerakan ke berbagai arah  Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa. I. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Sikap - Penilaian Observasi Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap Aspek Perilaku yang Kode N Jumla Skor Nama Siswa Dinilai o h Skor Sikap Nilai BS JJ TJ DS C 1 … 75 75 50 75 275 68,75 2







...



...



...



...



...



...



...



140



Keterangan : • BS : Bekerja Sama • JJ : Jujur • TJ : Tanggun Jawab • DS : Disiplin Catatan : 1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria: 100 = Sangat Baik 75 = Baik 50 = Cukup 25 = Kurang 2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400 3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai - Penilaian Diri Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian : Jumlah Skor Kode No Pernyataan Ya Tidak Skor Sikap Nilai 1 2 3 4



Saya menyimak penjelasan guru Saya mengajak teman mengobrol di kelas Saya ikut memeragakan gerakan ke segala arah ...



50 50



250



62,50



C



50 100



Catatan : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50



140



2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan - Penilaian Teman Sebaya Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya: Nama yang diamati Pengamat



No 1 2 3 4 5



: ... : ...



Pernyataan Mau menerima pendapat teman. Memberikan solusi terhadap permasalahan. Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok. Marah saat diberi kritik. ...



Ya



Jumlah Tidak Skor



Skor Sikap



Kode Nilai



90,00



SB



100 100 450 100 100 50



Catatan : 1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100 2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500 3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00 4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B) 25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K) 140



- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran) 2. Pengetahuan - Tertulis Pilihan Ganda (lihat lampiran) - Tertulis Uraian(lihat lampiran) - Tes Lisan / Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan Praktek Monolog atau Dialog Penilaian Aspek Percakapan Aspek yang Skala No Dinilai 25 50 75 100 1 Intonasi 2 Pelafalan 3 Kelancaran 4 Ekspresi 5 Penampilan 6 Gestur



Jumlah Skor



Skor Sikap



Kode Nilai



- Penugasan(lihat lampiran) Tugas Rumah a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik b) Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian 3. Keterampilan - Penilaian Unjuk Kerja Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan bergerak ke berbagai arah sebagai berikut: Instrumen Penilaian No



Aspek yang Dinilai



Kesesuaian respon dengan perintah Kelenturandalam bergerak kesegala 2 arah Kesesuaian gerakan ke segala arah 3 dengan tujuan aktivitas Gerakan ke segala arah dengan 4 terkoordinasi Kriteria penilaian (skor) 100 = Sangat Baik 75 = Baik



Sangat Kurang Tidak Baik Baik Baik Baik (75) (100) (50) (25)



1



50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik 140



Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100) Instrumen Penilaian Gerakan ke segala arah No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25 1 Penguasaan materi gerakan ke segala arah Kemampuan menjawab pertanyaan tentang geraka n 2 ke segala arah 3 Kemampuan menunjukkan gerakan ke segala arah Kemampuan menyelesaikan masalah keseharian 4 dengan gerakan kesegala arah Keterangan : 100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik 75 = Baik 25 = Tidak Baik - Penilaian Proyek Membuat denah sekolah, jadwal kegiatan sekolah, dll - Penilaian Produk - Penilaian Portofolio Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll Instrumen Penilain No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25 1 2 3 4



4. Pembelajaran Remedial Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial dapat berupa: pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan merumuskan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran. remidial dilakukan pada siswa yang belum dapat menguasai kemamuan bergerak ke segala arah 5. PembelajaranPengayaan Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran. Peserta didik melaporkan aktivitas yang mempergunakan gerakan ke segala arah dalam aktivitas keseharian di rumah. J. Sumber dan Referensi Buku Guru PJOK Kelas 2 Kurikulum 2013 140



Buku Siswa PJOK Kelas 2 Kurikulum 2013 Mengetahui Kepela sekolah



Makassar , 3.Juli,2018 Guru PJOK



NURLIAH, S.Pd NIP.19640208198306 2 001



NIKMAH,S.Pd NIP.19720707200604 2 036



Catatan Kepala Sekolah …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………



140



Lampiran 6. Contoh RPP Agama Kelas 1 Semester 1



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Satuan Pendidikan



:



SD Negeri Longka



Mata Pelajaran



:



PAI dan Budi Pekerti



Kelas / Semester



:



1 /1



Materi Pokok



:



Nabi Muhammad Teladanku



Sub Materi Pokok



:



Kisah Masa Kecil Nabi Muhammad Kasih Sayang Nabi Muhammad



Alokasi Waktu



:



1 x 4JP



Huruf yang diperkenalkan : N, A, B, I, M, U, H, D, L, F, T, S, E, P, R Angka yang diperkenalkan : 1, 2, 5, 7, 0 Permainan yang dipergunakan : Film, Kartu huruf, kartu angka, kartu gambar



A.



KOMPETENSI INTI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca), dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.



B.



KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Kompetensi Dasar 3.12 Mengetahui kisah keteladananNabi Muhammad saw. Indikator Peserta didik diharapkan dapat: 1. Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad saw. 2. Menceritakan kisah singkat Nabi Muhammad saw. Kompetensi Dasar 4.7 Menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad saw. Indikator Peserta didik diharapkan dapat: 1. Menyebutkan kasih sayang Nabi Muhammad saw. 2. Menunjukkan sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw.



C.



TUJUAN PEMBELAJARAN



140



Peserta didik dapat: 1. Menceritakan kembali kisah masa kecil Nabi Muhammad saw. 2. Menyebutkan sikap-sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw. 3. Meneladani sikap kasih sayang Nabi Muhammad saw.



D.



MATERI PEMBELAJARAN Nabi Muhammad Teladanku A. Kisah Masa Kecil Nabi Muhammad B. Kasih Sayang Nabi Muhammad



E.



KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN 1. kejujuran 2. cinta kebenaran 3. keteladanan 4. tolong menolong 5. Disiplin



F.



METODE PEMBELAJARAN Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach), Bermain Model : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi Metode : 1. Ceramah Bervariasi 2. Curah Pendapat 3. Bermain dengan kartu gambar dan kartu huruf



G.



MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media a. Laptop, CPU b. LCD Projector c. Film/Video d. Gambar/Foto e. kartu huruf dan kartu angka 2. Sumber Belajar a. Abqary, Ridwan. 2009. 99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Qur’an. Bandung: Mizan Media Utama. b. Alfarisi, M. Zaka. 2005. Kisah Seru 25 Nabi dan Rasul. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa. c. Hamid, Syamsul Rijal. 2005. Buku Pintar Agama Islam. Bogor: Cahaya Alam.



H.



LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pendahuluan (… menit) 1. Guru memberi salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama. 2. Guru mengajak peserta didik berdoa khusus sesuai harapan/ keinginan hari ini untuk memberi pemahaman bahwa doa adalah permohonan kepada yang maha kuasa atas kebutuhan manusia 3. Guru mengondisikan kelas, agar kondusif untuk mendukung proses pembelajaran dengan cara meminta peserta didik merapikan tempat duduk untuk siap menyimak tayangan film/ video tentang Kisah Nabi Muhamad 4. Guru mengajak peserta didik agar selalu mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kehidupan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.



140



5. Guru memberi penjelasan tentang cakupan materi yang akan dipelajari beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 6. Guru membuat kesepakatan dengan peserta didik terkait kegiatan yang akan dilakukan



Kegiatan Inti (… menit) Mengamati 1. Peserta didik mengamati video tentangkisah masa kecil Nabi Muhammad dan kisah kasih sayang Nabi Muhammad. Menanya 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil pengamatan mereka tentangkisah masa kecil Nabi Muhammad dan kisah kasih sayang Nabi Muhammad. 2. Guru menampung pertanyaan peserta didik dan memberi kesempatan kepada tiap peserta didik atau menunjuk secara acak peserta didik untuk menjawab pertanyaan temannya. 3. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait tentangkisah masa kecil Nabi Muhammad dan perilaku kasih sayang Nabi Muhammad. Mengeksplorasi 1. Guru mempersiapkan potongan gambar yang menunjukkan kisah masa kecil Nabi Muhamad dengan kata kunci yang menunjukkan peristiwa : Abdullah (ayah Nabi wafat),kelahiran di tahun gajah, Aminah (ibunda Nabi), diasuhKakek Abdul Muthalib, di asuh Paman Abu Thalib 2. Guru mempersiapkan potongan kartu – kartu kata sesuai dengan kata yang ada pada potongan gambar 3. Guru meminta siswa mengambil kartu kata sebagai hasi pengamatan kartu kata yang penulisannya sesuai 4. Guru meminta siswa menirukan pelafalan kata dari kartu kata yang di tunjukkan Mengasosiasikan 1. Guru meminta siswa mengurutkan peristiwa kisah masa kecil Nabi Muhamad 2. Guru meminta siswa menyebutkan perilaku-perilaku baik yang ditunjukkan Nabi Muhamad Mengomunikasikan 1. Peserta didik menceritakan kembali kisah nabi Muhammad dalam bahasa sendiri 2. Peserta didik menampilkan perilaku-perilaku baik Nabi Muhamad yang diteladani Kegiatan Penutup (… menit) 1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan kisah nabi Muhamad dan perilaku baik yang patut di teladani bersama. 2. Guru memberikan penguatan perilaku baik yang perlu dibiasakan dilakukan sehari-hari agar berperilaku sesuai keteladanan Nabi Muhammad 3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama



I.



PENILAIAN No.



Kompetensi



Teknik



Instrumen



1.



KI 3



Unjuk kerja



Pedoman Observasi



2.



KI 4



Unjuk Kerja



Pedoman Observasi



140



Penilaian KI 3 dan KI 4 Uji Kompetensi Aspek



Mengurutkan kartu cerita



Menyesuaikan kartu kata dengan kata pada gambar



Menceritakan kembali kisah nabi muhamad



Nama



keterangan : Nilai A B C D



Menyebutkan perilaku Nabi Muhammad yang diteladani



Deskripsi Mampu mengerjakan tugas dengan tepat Mampu mengerjakan tugas dengan mengikuti arahan Mengerjakan Tugas sebagian dengan mengikuti arahan Tidak mampu mengerjakan tugas ..........................., .............



Mengetahui, Guru Kelas/Mata Pelajaran



Kepala Sekolah



ABDUL RASYID SULTAN, S.PDI NIP



MANSYUR, S.PD NIP



140



Lampiran 7. Daftar Kelong 1. Alla Taala Kusomba 2. Appilajarakki Angaji 3. Jai Tau Sassak Lalang 4. Assambayangki Ki Jakka 5. Punna Erokki Salamak 6. Pakanajiki Ampeta 7. Ammakku Anrong Kalengku 8. Teaki Cinik-cinik 9. Pakabiasai Aktabek 10. Allei Pinaknak Bajik 1. Alla Taala Kusomba Punna kikana kalengta Tau niak agamata Allei somba karaeng Ata ala Alla taala kusomba Kupatappak riniakna Sabak inakke Ummakna Nabbi Muhammad 9.Pakaniasai Aktabek Punna erokki ammalo Ridallekanna gurunta Aktabek tongki Kitea ammalo ularri Balluka punna ammalo Tena antu appakana Ka tena iyya angisseng rupatau Taua punna tu bajik Naassengi antu adakna Tena nammalo Punna taena naattabek



140