Draft Skripsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUGAS AKHIR



PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, DAN BUKTI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Survei pada KAP di Kota Bandung)



Pelaksana



Mahasiswa



:



Nama



: Franco Imanta



NPM



: 0116101296



Dosen



:



Nama



: Moch. Kohar Mudzakar, S.E., M.Si



NIP/NIDN



: 1110594028/0403055702



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIDYATAMA Maret 2020



HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL



:Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit



PELAKSANA MAHASISWA Nama Mahasiswa



: Franco Imanta



Program Studi



: Akuntansi S1



Alamat Surel (email)



: [email protected]



DOSEN Nama Lengkap



: Moch. Kohar Mudzakar, S.E., M.Si



NIP/NIDN



: 1110594028/0403055702



Jabatan Fungsional



: Lektor



Alamat Surel (email)



: [email protected]



Biaya Tugas Akhir



: Mandiri



Bandung, 12 Maret 2020 Mengetahui, Pembimbing Tugas Akhir,



Pelaksana



Moch. Kohar Mudzakar, S.E., M.Si NIP/NIDN : 1110594028/0403055702



Franco Imanta NPM : 0116101296



Mengetahui,



Mengetahui



Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis



Ka. Prodi Akuntansi S1



Dr. H. Deden Sutisna M.N. S.E., M.Si. NIP/NIDN : 1120814318



Bunga Indah Bayunittri,S.E.,M.M., Ak., CA NIP/NIDN : 1110113280/0412128501



SURAT PERNYATAAN



Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama



: Franco Imanta



NPM



: 0116101296



Tempat Tanggal Lahir



: Bandung, 02 Oktober 1998



Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit (Survei pada KAP di Kota Bandung) ” adalah benar hasil karya saya sendiri. Apabila tidak terbukti demikian, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.



Bandung, 12 Maret 2020 Penulis,



Franco Imanta



KATA PENGANTAR



Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena telah melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Tugas akhir berjudul “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit (Survei pada KAP di Kota Bandung)” disusun sebagai salah satu syarat ujian kelulusan sarjana Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Hakekatnya penulis menyadari bahwa tugas akhir yang disusun ini jauh dari sempurna, mengingat adanya keterbatasan dan ketidaksempurnaan pengalaman serta kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu, masukan serta kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis demi sempurnanya skripsi ini.



Bandung, 12 Maret 2020



Franco Imanta



i



UCAPAN TERIMA KASIH Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan selama penyusunan skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada: 1. Yang terhormat, Bapak Moch. Kohar Mudzakar, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan penulis begitu banyak kesempatan, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, memberikan masukan, nasihat, dan saran selama penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran. 2. Yang terhormat, Bapak Syafdinal, S.E., M.M., Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan saat proses sidang skripsi berlangsung. 3. Yang terhormat, Bapak H. Muhamad Alan Jayaatmaja, S.E., M.M., Ak. selaku dosen wali yang selalu memberikan nasihat perihal perkuliahan. 4. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si. selaku Rektor Universitas Widyatama. 5. Yang terhormat, Bapak Dr. H. Deden Sutisna M.N. S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Bapak Dr. Rachmat Hidayat, Drs., MPd selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama. 6. Yang terhormat, Ibu Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama beserta jajarannya. 7. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu serta wawasan kepada penulis. 8. Bapak, Pt. Albert Ville Sinukaban dan Ibu, Elisabeth Br. Ginting S.E. Terima kasih atas perjuangan, kasih sayang, bimbingan, dan arahan selama hampir 22 tahun ini dan terus bertambah setiap detiknya, dengan ini ketiga putra yang disayangi telah selesai menempuh pendidikan sarjananya, sekarang, biar kami yang melanjutkannya. Tuhan memberkati kalian mah,pak.



ii



9. Bang Tua Septian Gunanta Sinukaban S.I.Kom dan Bang Tengah Aprial Rajana S.Kom yang selalu menanyakan skripsi sudah sampai mana,terima kasih karena selalu mengingatkan secara tidak langsung. 10. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar karena sudah turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, terkhusus kepada Bulang Ambon dan Iting yang membantu dalam pengumpulan data di KAP kota Bandung. 11. Terima kasih kepada KAP Joseph Munthe dan jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 12. Terima kasih kepada KAP DBSD&A dan jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 13. Terima kasih kepada KAP Roebiandini dan Rekan karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 14. Terima kasih kepada KAP Gatot Permadi, Azwir & Abimail beserta jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 15. Terima kasih kepada KAP Dra. Yati Ruhiyati dan jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 16. Terima kasih kepada KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi & Rekan beserta jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 17. Terima kasih kepada KAP Asep Rahmansyah Mansyur & Suharyono karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 18. Terima kasih kepada KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 19. Terima kasih kepada KAP HBA Bandung karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 20. Terima kasih kepada KAP AF. Rachman & Soetjipto Ws dan jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 21. Terima kasih kepada KAP Joseph Munthe dan jajarannya karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner



iii



22. Terima kasih kepada KAP Agus Widarsono, S.E., M.Si., Ak., LA., QNSA, CPA karena sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data berupa kuesioner 23. Terima kasih untuk Gerald untuk printernya dan segala kedadakan yang sering sekali. 24. Terima kasih untuk Jenny yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk sesegera mungkin menyelesaikan tugas akhir ini, kamu luar biasa. Terima kasih selalu memberi warna baru di setiap harinya. 25. Yohana, April, sahabat sedari kecil yang selalu menyemangati, dan memotivasi, teruntuk Yohana, makasih sudah mau menemani keliling kota Bandung untuk menyebarkan kuesioner dari satu KAP ke KAP lainnya, meski hujan dan panas, tetap memberikan semangat kepada saya. 26. KOPMA, Terima kasih atas semua kenangan dan cerita yang sudah kalian berikan selama ini, banyak hal yang bisa saya dapatkan dari kalian. Kalian luar biasa! Cepatlah menyusul kalian wahai sahabat – sahabatku! 27. Agree, Fg, Aldo, Yasmine, Aldy, Majid, Terima kasih ngopi rutin sabtunya dan memberikan semangat baru untuk mengerjakan skripsi, kalian terbaik! 28. Lio, Afreza, Ujang, Jessica, Intan, Devla, Felix, Julian, Angel, Velent dan anggota NEPTNATION lainnya, Terima kasih untuk selalu memberikan tawa, pengetahuan, dan kesenangannya! 29. Terima kasih untuk KSM 2016 telah memberikan banyak warna warni selama masa perkuliahan, kenangan tidak akan pernah hilang teman! 30. Terima kasih untuk seluruh teman teman seperjuangan angkatan 2016 Universitas Widyatama. 31. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Penulis mohon maaf karena tidak dapat menyebutkan satu persatu.



Akhir kata, semoga Tuhan melimpahkan kasih sayang dan anugerah-Nya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas akhir ini. Besar harapan penulis agar tugas akhir ini dapat dipahami oleh kalangan mahasiswa,



iv



dosen, perusahaan, maupun peneliti selanjutnya. Semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.



v



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................... SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................................ i UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi ABSTRAK ........................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ......................................................................................... 1



1.2



Identifikasi Masalah ................................................................................. 6



1.3



Pembatasan Masalah ................................................................................ 6



1.4



Perumusan Masalah .................................................................................. 6



BAB II 2.1



TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8 Audit ......................................................................................................... 8



2.1.1



Pengertian Audit................................................................................ 8



2.1.2



Jenis-jenis Audit ................................................................................ 8



2.1.3



Standar Audit .................................................................................. 10



2.1.4



Pengertian Auditor .......................................................................... 11



2.1.5



Jenis-jenis Auditor .......................................................................... 13



2.2



Kompetensi ............................................................................................. 14



2.2.1



Pengertian Kompetensi ................................................................... 14



2.2.2



Sudut Pandang Kompetensi ............................................................ 16



2.2.3



Jenis-jenis Kompetensi.................................................................... 17



2.2.4



Faktor yang mempengaruhi Kompetensi Auditor ........................... 18



2.3



Independensi ........................................................................................... 19



2.3.1



Pengertian Independensi ................................................................. 19



2.3.2



Aspek Independensi ........................................................................ 20



2.3.3



Faktor Yang Mempengaruhi Independensi ..................................... 22



2.4



Akuntabilitas .......................................................................................... 24



2.4.1



Pengertian Akuntabilitas ................................................................. 24



v



2.4.2



Bentuk – bentuk Akuntabilitas ........................................................ 25



2.4.3



Faktor yang mempengaruhi Akuntabilitas ...................................... 27



2.5



Bukti Audit ............................................................................................. 29



2.5.1



Pengertian Bukti Audit.................................................................... 29



2.5.2



Cukup atau tidaknya Bukti Audit.................................................... 29



2.5.3



Kendala terkait Bukti Audit ............................................................ 30



2.5.4



Faktor yang mempengaruhi Bukti Audit ........................................ 31



2.6



Kualitas Audit......................................................................................... 32



2.6.1



Pengertian Kualitas Audit ............................................................... 32



2.6.2



Standar pengendalian Kualitas Audit .............................................. 34



2.6.3 Audit



Langkah – langkah yang dilakukan untuk meningkatkan Kualitas 36



2.6.4



Faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit .................................... 38



2.7



Penelitian Terdahulu............................................................................... 39



2.8



Kerangka Pemikiran ............................................................................... 42



2.8.1



Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit .............................. 43



2.8.2



Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit ............................ 44



2.8.3



Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit ............................ 44



2.8.4



Pengaruh Bukti Audit terhadap Kualitas Audit .............................. 45



2.8.5 Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit ..................................................................................... 45 2.8.6



Hipotesis Penelitian......................................................................... 47



BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN....................................... 48 3.1



Tujuan Penelitian .................................................................................... 48



3.2.1



Manfaat Praktis ............................................................................... 48



3.2.2



Manfaat Teoritis .............................................................................. 49



BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 50 4.1



Desain Penelitian .................................................................................... 50



4.2



Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 50



4.3



Data dan Sumber Data ............................................................................ 50



4.4



Metode Pengumpulan Data .................................................................... 51



4.4.1



Populasi Penelitian .......................................................................... 51



4.4.2



Sampel Penelitian ............................................................................ 51



4.4.3



Operasionalisasi Variabel................................................................ 52



4.5



Instumen Penelitian............................................................................. 57 vi



4.6



Teknik Analisis Data .............................................................................. 58



4.6.1



Method of succesive interval (MSI) ................................................ 58



4.6.2



Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 59



4.6.3



Koefisien Determinasi ..................................................................... 60



4.6.4



Analisis Regresi Linear Berganda ................................................... 60



4.6.5



Pengujian Hipotesis......................................................................... 61



4.7



Keabsahan Data ...................................................................................... 64



4.7.1



Uji Validitas .................................................................................... 64



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 67 5.1



Profil Tempat Penelitian ......................................................................... 67



5.2



Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 70



5.2.1



Uji Validitas .................................................................................... 70



5.2.2



Uji Reliabilitas ................................................................................ 74



5.2.3



Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 75



5.2.4



Analsis Deskriptif ........................................................................... 78



5.2.5



Koefisien Determinasi ................................................................... 112



5.2.6



Uji Parsial ...................................................................................... 113



5.2.7



Uji Simultan .................................................................................. 116



5.3



Pembahasan Hasil Penelitian................................................................ 118



5.3.1



Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ............. 118



5.3.2



Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ........... 119



5.3.3



Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit ........... 120



5.3.4



Pengaruh Bukti Audit Terhadap Kualitas Audit ........................... 121



5.3.5 Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Bukti Audit Terhadap Kualitas Audit .............................................................................. 123 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 126 6.1



Kesimpulan ........................................................................................... 126



6.2



Saran ..................................................................................................... 127



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 129 LAMPIRAN ....................................................................................................... 135



vii



DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 39 Tabel 4. 1 Operasionalisasi Variabel ............................................................................. 53 Tabel 5.1 Data Penyebaran Kuesioner......................................................................... 68 Tabel 5.2 Lama Waktu Bekerja.................................................................................... 69 Tabel 5.3 Jabatan Auditor ............................................................................................ 69 Tabel 5.4 Uji Validitas Kompetensi .............................................................................. 70 Tabel 5.5 Uji Validitas Independensi ........................................................................... 71 Tabel 5.6 Uji Validitas Akuntabilitas ........................................................................... 72 Tabel 5.7 Uji Validitas Bukti Audit .............................................................................. 73 Tabel 5.8 Uji Validitas Kualitas Audit ......................................................................... 74 Tabel 5.9 Hasil Uji Realibilitas ..................................................................................... 75 Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas.................................................................................... 76 Tabel 5.11 Hasil Uji Moltikolinearitas ......................................................................... 77 Tabel 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas...................................................................... 77 Tabel 5.13 Kriteria Pengklasifikasian Persentase Skor Tanggapan Responden ..... 78 Tabel 5.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan ................ 79 Tabel 5.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman ................. 81 Tabel 5.16 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi .................. 82 Tabel 5.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Ukuran KAP ................ 83 Tabel 5.18 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Persaingan antar KAP ........................................................................................................................ 85 Tabel 5.19 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lama Waktu Audit ..... 86 Tabel 5.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Besaran Audit Fee Yang Diterima KAP .................................................................................................................. 87 Tabel 5.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Jasa Konsultasi Manajemen Sekaligus Pada Klien .............................................................. 88 Tabel 5.22 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Komite Audit ................................................................................................................................. 90 Tabel 5.23 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi................ 91 Tabel 5.24 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Motivasi ....................... 92 Tabel 5.25 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai pengabdian pada profesi .......................................................................................................................................... 94 Tabel 5.26 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Sosial ......... 95 Tabel 5.27 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Akuntabilitas ............... 96 Tabel 5.28 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi Pemberi Informasi.......................................................................................................................... 98 Tabel 5.29 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Efektivitas Pengendalian Intern Klien ..................................................................................................................... 99 Tabel 5.30 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Langsung Auditor ........................................................................................................................... 100 Tabel 5.31 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualifikasi Individu Yang Memberikan Informasi ...................................................................................... 102 Tabel 5.32 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Objektivitas . 103 Tabel 5.33 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu ...... 104 Tabel 5.34 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Bukti Audit ................ 105 Tabel 5.35 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tenure ........................ 106



viii



Tabel 5.36 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Klien ............. 108 Tabel 5.37 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kesehatan Keuangan Klien ............................................................................................................................... 109 Tabel 5.38 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Review Oleh Pihak Ketiga ............................................................................................................................. 110 Tabel 5.39 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit ........... 111 Tabel 5.40 Koefisien Determinasi ............................................................................... 112 Tabel 5.41 Hasil Uji Parsial......................................................................................... 113 Tabel 5.42 Hasil Uji Simultan ..................................................................................... 117



ix



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ............................................................................... 46 Gambar 5.1 Garis Kontinum Penilaian Variabel Kompetensi .................................. 83 Gambar 5.2 Garis Kontinum Penilaian Variabel Independensi ................................ 92 Gambar 5.3 Garis Kontinum Penilaian Variabel Akuntabilitias .............................. 97 Gambar 5.4 Garis Kontinum Penilaian Variabel Bukti Audit ................................ 106 Gambar 5. 5 Garis Kontinum Penilaian Variabel Kualitas Audit .......................... 112



x



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran I



: Surat Survey



Lampiran II



: Kuesioner Penelitian



Lampiran III : Tabulasi Data Lampiran IV : Tabel r, Tabel t, Tabel f Lampiran IV : Kartu Bimbingan Lampiran V



: Daftar Riwayat Hidup



xi



Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit (Survei pada KAP di Kota Bandung) ABSTRAK



Auditor dalam melakukan proses audit dalam suatu perusahaan harus mengikuti standar profesional menjadi seorang auditor demi menjaga kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada pengaruh dari kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit terhadap kualitas audit. Penelitian melakukan pengambilan sampel dengan metode non probability sampling berupa purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dan diperoleh 48 kuesioner dari KAP di Kota Bandung. Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan pengujian hipotesis menggunakan uji hipotesis statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-Statistik untuk menguji koefisien regresi simultan dengan tingkat signifikansi 5%. Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan Software SPSS 20. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Secara parsial, kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata Kunci : Akuntabilitas, Bukti Audit, Independensi, Kompetensi, Kualitas Audit



xii



The Influence of Competence, Independence, Accountability, and Audit Evidence to Audit Quality (Survey on Audit Firm in Bandung City) ABSTRACT



The auditor in conducting the audit process in a company must follow the professional standards of being an auditor in order to maintain the quality of audits produced by the auditor himself. This study aims to determine whether there is an effect of competence, independence, accountability, and audit evidence on audit quality. The study conducted sampling with non-probability sampling methods in the form of purposive sampling. Purposive sampling was carried out and 48 questionnaires were obtained from audit firm in Bandung. The analysis technique used is the validity test, reliability test, classic assumption test, multiple linear regression analysis, and hypothesis testing using statistical hypothesis testing to test partial regression coefficients and F-Statistics to test the simultaneous regression coefficients with a significance level of 5%. Statistical calculations are performed using SPSS 20. The results of the study indicate that competency, independence, accountability, and audit evidence simultaneously affect audit quality. Partially, competence, independence, accountability, and audit evidence affect audit quality. Keywords : Accountability Auditor, Audit Evidence, Audit Quality Competence Auditor, Independence Auditor



xiii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Di samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. (Tim Ruang Guru, 2018) Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan. (Mulyadi dan Puradiredja,1998:224) Kualitas audit merupakan karakteristik atau gambaran praktik dan hasil audit menurut standar auditing dan standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran jalannya tugas dan tanggung jawab profesi auditor. Kualitas audit berkaitan dengan seberapa baik suatu pekerjaan diselesaikan dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Kualitas audit adalah kemungkinan dimana auditor akan menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan klien. Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas baik, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. (Watkins et al, 2004:153)



1



2



Karena beberapa kegagalan perusahaan, pengguna Layanan Audit meragukan integritas CPA, dan kepercayaan publik dalam kualitas audit oleh publik akuntan adalah penurunan, kepercayaan publik di dunia profesi Jasa Audit semakin menurun, masyarakat mengasumsikan bahwa profesi auditor adalah profesi yang memalukan karena telah pembodohan dan berbohong kepada publik. Selain masalah kegagalan perusahaan ada juga pelanggaran terhadap Kantor Akuntan Publik dan Standar Audit. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya KAP yang ditutup oleh Menteri Keuangan (Rita, 2011) Kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik kembali mendapat sorotan masyarakat menyusul banyak kasus yang melibatkan auditor independen, salah satu kasus SNP finance. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan oktober 2018 mengenakan sanksi administratif berupa pembatalan pendaftaran kepada Akuntan Publik (AP) Marlinna, Akuntan Publik (AP) Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan terkait hasil pemeriksaan OJK terhadap PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (PT SNP). AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul serta KAP Satrio, Bing, Eny (SBE) dan Rekan dinilai tidak memberikan hasil audit yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam laporan keuangan tahunan audit milik PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Sanksi yang diterima dua AP dan satu KAP itu berupa pembatalan pendaftaran terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan SNP Finance. Kedua AP dan satu KAP itu menyatakan SNP Finance ‘Wajar Tanpa Pengecualian’ dalam hasil audit terhadap laporan keuangan tahunan SNP Finance. Padahal, hasil pemeriksaan OJK mengindikasikan SNP Finance menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya secara signifikan. Sehingga, menyebabkan kerugian banyak pihak termasuk perbankan. (Tim Liputan6,2018) Kasus yang diberitakan CNN Indonesia (2019) Kementrian keuangan memaparkan tiga kelalaian Akuntan Publik (AP) dalam mengaudit laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018. Hal itu akhirnya berujung sanksi dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK). Adapun, laporan keuangan tersebut diaudit oleh AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik



3



(KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan. Sebelumnya, laporan keuangan Garuda Indonesia menuai polemik. Hal itu dipicu oleh penolakan dua komisaris Garuda Indonesia, Chairul Tanjung dan Dony Oskaria untuk menandatangani persetujuan atas hasil laporan keuangan 2018. Keduanya memiliki perbedaan pendapat terkait pencatatan transaksi dengan Mahata senilai US$239,94 juta pada pos pendapatan. Pasalnya, belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018. Sekretaris Jendral Kemenkeu Hadiyanto merinci kelalaian yang dilakukan. Pertama, AP bersangkutan belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan perlakuan akuntansi pengakuan pendapatan piutang dan pendapatan lainlain. Sebab, AP ini sudah mengakui pendapatan piutang meski secara nominal belum diterima oleh perusahaan. Kedua, akuntan publik belum sepenuhnya mendapatkan bukti audit yang cukup untuk menilai perlakuan akuntansi sesuai dengan substansi perjanjian transaksi tersebut. Ini disebutnya melanggar SA 500. Terakhir, AP juga tidak bisa mempertimbangkan fakta-fakta setelah tanggal laporan keuangan sebagai dasar perlakuan akuntansi, dimana dalam hal ini melanggar SA 560. Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) tempat Kasner bernaung pun diminta untuk mengendalikan standar pengendalian mutu KAP. Sebelumnya, Kemenkeu menjatuhkan dua sanksi kepada Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan terkait dengan polemik laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun buku 2018. Tak hanya itu, KAP yang mengaudit laporan keuangan Garuda Indonesia juga dikenakan peringatan tertulis disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan riviu oleh BDO International Limited kepada KAP Tanubrata, Sutanto,Fahmi,Bambang&Rekan.(CNN Indonesia, 2019) Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi. Persepsi pengguna laporan keuangan atas



4



kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas keahlian auditor. (AAA Financial Accounting Standard Comittee, 2001:374) Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi, sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Selain kompetensi dan independensi, terdapat faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu akuntabilitas. Kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas sendiri merupakan kewajiban auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya serta bertanggung jawab terhadap hasil audit tersebut. Faktor terakhir yang diduga juga mempengaruhi kualitas audit yaitu bukti audit. Bukti audit memiliki implikasi langsung terhadap kertas kerja dan kualitas audit. Bukti audit merupakan setiap informasi yang dibutuhkan auditor dalam kegiatan pengauditan. (Bennet dan Richard, 2013) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis



yang cukup



sebagai auditor. Untuk



melakukan tugas



pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan dan pengetahuan mengenai



bidang pengauditan, serta pengalaman dalam melakukan



audit.



Penelitian yang dilakukan oleh Rezha (2013) menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Seorang auditor harus mematuhi standar-standar, prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tidak memihak (independen), serta mentaati kode etik profesi agar terhindar dari prilaku yang menyimpang (Simanjuntak, 2008). Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De angelo,1981). Kualitas audit yang tinggi meningkatkan kemungkinan bahwa laporan keuangan mencerminkan posisi



5



keuangan yang lebih akurat dari hasil usaha entitas yang telah diaudit.(Bing et al,2014) Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kualitas audit yaitu akuntabilitas. Akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Terdapat tiga indikator yang mempengaruhi akuntanbilitas antara lain: 1) motivasi, 2) usaha atau daya pikir dalam menyelesaikan pekerjaannya, 3) keyakinan akan hasil pekerjaannya. Akuntabilitas yang dimiliki oleh auditor dapat meningkatkan proses kognitif dalam pengambilan keputusan, selain itu auditor dengan akuntabilitas tinggi melakukan proses kognitif yang lebih lengkap.(Messier and Quillliam,1992) Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit dalam penelitian ini yaitu bukti audit. Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit dapat berupa data akuntansi dan informasi penguat. Pengumpulan bukti audit merupakan hal yang sangat penting bagi auditor untuk menentukan kebenaran angka yang dilaporkan. Semakin banyak jumlah bukti yang kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai auditor.(Mulyadi,2002) Penelitian ini merupakan replikasi yang mengkombinasikan dari penelitian yang dilakukan oleh Eunike Cristina Elfarini (2007) dan Elisha Muliana Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010). Penelitian Eunike berjudul Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada KAP di Jawa Tengah). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.



Perbedaan



penelitian



ini



dengan



penelitian



sebelumnya



adalah



ditambahkannya variabel akuntabilitas dan bukti audit, alasan ditambahkannya variabel akuntabilitas dan bukti audit karena dalam prinsip-prinsip etika auditor selain kompetensi dan independensi, auditor juga harus memiliki tanggungjawab



6



(akuntabilitas) terhadap profesinya dan juga bukti audit yang digunakan sebagai dasar auditor menentukan pendapatnya. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka judul yang diambil oleh penulis yaitu “PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, DAN BUKTI AUDIT AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT.” (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah pada kualitas audit. Maka, penulis mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Seberapa besar Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Seberapa besar Akuntanbilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. 4. Seberapa besar Bukti Audit Auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. 5. Seberapa besar Kompetensi, Independensi, Akuntabiliatas, dan Bukti Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas serta mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada, penulis hanya membatasi penelitian yang berfokus pada Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Bukti Audit terhadap kualitas audit perusahaan Kantor Akuntan Publik. Kualitas Audit dipilih karena sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :



7



1. Bagaimana pengaruh kompetensi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 2. Bagaimana pengaruh independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 3. Bagaimana pengaruh akuntabilitas auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung, 4. Bagaimana pengaruh kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 5. Bagaimana pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit Auditor terhadap kualitas audit.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Audit



2.1.1



Pengertian Audit Pengauditan (auditing) diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk



memperoleh dan mengevaluasi (secara objektif) bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Hery, 2017:10) Audit adalah proses sistematis yang secara objektif bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti terkait asersi-asersi mengenai kebijakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan mengomunikasikan hasilnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Hayes, Wallage, & Gortemaker, 2014:10). 2.1.2 Jenis-jenis Audit Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit menurut ahli. Menurut Sukrisno Agoes (2012:10) ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas : “1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.



8



9



2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan” Menurut Sukrisno Agoes (2012:9) ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas : “1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. 2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturanperaturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan. 3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. 4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).” Dari uraian tersebut, jenis-jenis audit dapat ditinjau dari luasnya pemeriksaan serta dapat ditinjau dari jenis pemeriksaan tergantung pada kebutuhan pengguna laporan keuangan.



10



2.1.3



Standar Audit Auditor harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik



(SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar ini disebut sebagai Pernyataan Standar Auditing (PSA). Standar tersebut digunakan auditor sebagai pedoman pelaksanaan audit atas laporan keuangan klien. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) 2011, Standar Auditing Seksi 150, menjelaskan mengenai standar auditing yang terdiri dari : “ 1) Standar Umum a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b. Dalam



semua



hal



yang



berhubungan



dengan



penugasan,



independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerja Lapangan a. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang harus dilakukan. b. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3) Standar Pelaporan a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disetujui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.



11



b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang ditetapakan dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor harus memuat tanggung jawab yang dipikulnya”. 2.1.4 Pengertian Auditor Suatu aktivitas audit dilakukan oleh seorang auditor untuk menemukan suatu ketidakwajaran terkait dengan informasi yang disajikan. Menurut International Standard of Organization (19011:2002) auditor adalah orang yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan audit. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011) tentang auditor, audit dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor adalah independensi, integritas dan kompetensi. Dua kriteria yang pertama lebih bersifat kualitatif, sehingga sulit untuk mengukurnya. Sebaliknya, kompetensi lebih nyata dan dapat kita telaah sejauh mana seseorang dapat dikategorikan kompeten. Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Untuk memperoleh kompetensi tersebut, dibutuhkan pendidikan dan pelatihan bagi auditor yang dikenal dengan nama



12



pendidikan profesional berkelanjutan (Countinuing Professional Education). Ada beberapa komponen dari kompetensi auditor, yakni: mutu profesional, pengetahuan umum dan keahlian khusus. Dalam menjelaskan tugasnya, seorang auditor harus memiliki mutu profesional yang baik, mutu profesional seorang auditor yaitu : 1. Berpikiran terbuka (open minded); 2. Berpikiran luas (broad minded); 3. Mampu menangani ketidakpastian; 4. Mampu bekerjasama dalam tim; 5. Rasa ingin tahu (inquisitive); 6. Mampu menerima bahwa tidak ada solusi yang mudah; 7. Menyadari bahwa beberapa temuan dapat bersifat subjektif. Di samping itu, auditor juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karena selama masa pemeriksaan banyak dilakukan wawancara dan permintaan keterangan dari auditan untuk memperoleh data. Seorang auditor harus memiliki pengetahuan umum untuk memahami entitas yang diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk melakukan review analitis (analytical review), pengetahuan teori organisasi untuk memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing dan pengetahuan tentang sektor publik. Yang tidak boleh dilupakan, adalah pengetahuan akuntansi untuk membantu dalam memahami siklus entitas dan laporan keuangan serta mengolah data dan angka yang diperiksa. Keahlian khusus yang harus dimiliki seorang auditor antara lain keahlian untuk melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistik, keterampilan mengoperasikan komputer serta kemampuan menulis dan mempresentasikan laporan dengan baik.



13



Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa auditor merupakan orang yang sangat memegang peranan penting dalam aktivitas audit dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan audit sesuai dengan standar profesionalnya (http://scribd.com/doc/Pengertian-Auditor). 2.1.5 Jenis-jenis Auditor Menurut Rendal J.Elder, Mark S.Beasley, Alvin A.Arens dalam Amir Abadi Jusuf (2016:19) mengklasifikasikan jenis-jenis auditor menjadi empat, yaitu : “ 1. Akuntan Publik Terdaftar Auditor ekstern atau independen bekerja untuk Kantor Akuntan Publik yang statusnya di luar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit yang dibuat oleh kliennya. Auditor tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti: kreditur, investor, calon kreditur, calon investor dan instansi pemerintah. 2. Auditor Pemerintah Tugas auditor pemerintah adalah untuk menilai kewajaran atas laporan keuangan yang disusun oleh instansi pemerintah. Di samping itu audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 3. Auditor Pajak Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku. 4. Auditor Internal Auditor internal bekerja untuk perusahaan yang mereka audit di mana tugas pokoknya (Auditor Internal) adalah menentukan apakah kebijakan dan



14



prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi. 2.2



Kompetensi



2.2.1



Pengertian Kompetensi Standar umum pertama (IAI, 2011) menyebutkan bahwa audit harus



dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing. Menurut Sukrisno Agoes (2013:146) mengartikan kompetensi sebagai berikut: “Suatu kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau profesinya. Orang yang kompeten berarti orang yang dapat menjalankan pekerjaannya dengan kualitas hasil yang baik. Dalam arti luas kompetensi mencakup penguasaan ilmu/ pengetahuan (Knowledge), dan keterampilan (skill) yang mencakupi, serta mempunyai sikap dan perilaku (attitude) yang sesuai untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya”. Menurut Alvin A. Arens et. All (2013:42) mengartikan kompetensi sebagai berikut : “Kompetensi sebagai keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan formal dibanding auditing dan akuntansi, pengalaman praktik yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikuti pendidikan professional yang berkelanjutan”. Menurut Fitrawansyah (2014:46) mengartikan kompetensi sebagai berikut : “Kompetensi artinya auditor harus memiliki keahlian dibidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya”.



15



Menurut Iskandar Indranata (2006:36) mengartikan kompetensi sebagai berikut : “Keseluruhan pengetahuan, kemampuan/keterampilan dan sikap kerja ditambah atribut kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang mencakup kemampuan berfikir kreatif, keluasan pengetahuan, kecerdasan emosional, pengalaman, daya juang, sikap positif, keterampilan kerja serta kondisi kesehatan yang baik yang bisa dibuktikan atau diperagakan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya”. Menurut Mc Acshan dalam Edy Sutrisno (2015:203) pengertian kompetensi sebagai berikut : “Kompetensi adalah Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”. Menurut Tuanakotta (2011), kompetensi merupakan keahlian seorang auditor diperoleh dari pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan. Setiap auditor wajib memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi auditor. Pada awal lahirnya profesi ini, persyaratannya masih sederhana. Dengan berkembang dan kemajuan ilmu pengetahuan dan semakin kompleksnya dunia usaha, persyaratan menjadi auditor akan semakin ketat. Christiawan (2002) dan Alim, Hapsari, Purwanti (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Pengelolaan sumber daya manusia melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman dan pelatihan merupakan investasi yang mahal, tetapi sangat menentukan. KAP peringkat teratas mengeluarkan banyak sumber daya (uang dan waktu) untuk meningkatkan kemahiran auditornya, artinya dalam melaksanakan audi diperlukan sikap kompeten dimana didalamnya harus memiliki pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan.



16



2.2.2



Sudut Pandang Kompetensi Menurut De Angelo dalam Law Tjun Tjun (2016) dapat dilihat dari berbagai



sudut pandang yakni : 1. Sudut pandang auditor individual. 2. Sudut pandang audit tim. 3. Sudut pandang Kantor Akuntan Publik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan dibahas mendetail berikut ini : 1. Kompetensi Auditor Individual Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan



pengetahuan



pengauditan



(umum



dan



khusus)



dan



pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Seperti yang dikemukakan oleh Libby dan Frederick (1990) bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputuan yang diambil bisa lebih baik. 2. Kompetensi Audit Tim Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan menggunakan assisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor yunior, auditor senior, manajer dan partner. Tim audit ini dipandang sebagai faktor yang lebih menentukan kualitas audit (Wooten, 20014). Kerjasama yang baik antar anggota tim, profesionalisme, persistensi, skeptisme, proses kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit. 3. Kompetensi dari Sudut Pandang KAP Besaran KAP menurut Deis &Giroux (2015) diukur dari jumlah klien dan prosentse dari audit fee dalam usaha mempertahankan kliennya untuk



17



tidak berpindah pada KAP yang lain. Berbagai penelitian (missal De Angelo 1981, Davidson dan Neu 1993, Dye 1993, Becker et.al. 1998, Lennox 1999) menemukan hubungan positif antara besaran KAP dan kualitas audit. KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien (De Angelo, 1981). Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian audit dari pada KAP kecil. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kompetensi dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah subyek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas. 2.2.3



Jenis-jenis Kompetensi Menurut Amstrong dan Murlis dalam Ramelan (2017:56), kompetensi itu



ada dua yaitu kompetensi inti dan kompetensi generic atau kompetensi khusus. “ 1. Kompetensi Inti Kompetensi inti adalah hal-hal yang harus dilakukan organisasi dan orang yang ada didalamnya agar bisa berhasil. Kompetensi inti ini merupakan hasil dari pembelajaran kolektif dalam organisasi. Mereka mengatakan bahwa kompetensi inti adalah komunikasi, keterlibatan dan komitmen mendalam untuk bekerja dalam organisasi. 2. Kompetensi Generik Kompetensi generik adalah kompetensi yang berlaku untuk kategori karyawan tertentu, seperti manajer, pemimpin tim, teknisi desain, manajer



18



cabang, spesialis kepersonaliaan, akuntan, ooperator mesin, asisten penjualan atau sekretaris, sebagai contoh, kompetensi generik manajer cabang bisa mencakup kepemimpinan, perencanaan dan pengorganisasian., pengembangan bisnis, hubungan pelanggan, keputusan komersial, keterampilan komunikasi dan hubungan antar pribadi.kompetensi generik bisa ditetapkan untuk kelompok jabatan yang secara fundamental sifat-sifat tugasnya sama, tetapi level pekerjaan yang ditangani berbeda-beda. 2.2.4 Faktor yang mempengaruhi Kompetensi Auditor 1. Pengetahuan Standar Profesi Akuntan Publik (IAI ; 2011) tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai pengetahuan yang banyak mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan perusahaan. Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor (Kusharyanti, 2003), yaitu : 1. Pengetahuan pengauditan umum. 2. Pengetahuan area fungsional. 3. Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru. 4. Pengetahuan mengenai industri khusus. 5. Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah.



19



2. Pengalaman Pengalaman seseorang ditunjukkan dengan telah dilakukannya berbagai pekerjaan atau lamanya seseorang dalam bekerja untuk mendapatkan ilmu yang sebenarnya selain dari pendidikan formal. Semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin baik dan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Auditor yang berpengalaman lebih memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pada waktu menentukan kompetensi auditor, auditor harus memperoleh atau memutakhirkan informasi dari audit tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut : 1. Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional auditor. 2. Ijazah profesional dan pendidikan profesional berkelanjutan. 3. Kebijakan, program, dan prosedur audit. 4. Praktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor. 5. Supervise dan review terhadap aktivitas auditor. 6. Mutu dokumentasi dalam kertas kerja, laporan, dan rekomendasi. 7. Penilaian atas kinerja auditor. 2.3



Independensi



2.3.1



Pengertian Independensi Beberapa pengertian tentang independensi telah banyak dikemukakan oleh



para ahli, di antaranya oleh Arens et al. (1999) dalam Abu Bakar et al (2015 : 2) yang mengartikan independensi dalam auditing sebagai berikut : “Independence in auditing is taking an unbiased viewpoint in the performance of audit test, the evaluation of the results and issuance of the audit reports” Artinya Independensi dalam auditing adalah penggunaan sudut pandang tanpa bias dalam mengerjakan pengujian audit, evaluasi terhadap hasil dan dalam penerbitan laporan audit. Pengertian bias disini adalah melakukan penilaian



20



terhadap sesuatu berdasarkan kondisi dari obyek yang sesungguhnya tanpa merasa adanya tekanan atau kepentingan tertentu, atau dengan kata lain bersifat obyektif. Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. 2.3.2 Aspek Independensi Terdapat dua aspek independensi yang dimiliki auditor, yaitu independensi dalam sikap mental (independence in mind) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance) (Trisnaningsih, 2006:6), masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut: a. Independensi dalam sikap mental (independence in mind) Independensi dalam sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan untuk mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya. b. Independensi



dalam



penampilan



(independence



in



appearance).



Independensi dalam penampilan berarti adanya kesan dari masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen, sehingga akuntan publik harus menghindari



faktor-faktor



yang



dapat



mengakibatkan



masyarakat



meragukan kebebasannya. Independensi dalam penampilan berhubungan



21



dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik, untuk memperjelas pengertian ini akan diberikan contoh seperti seorang akuntan yang kompeten dan independen akan melakukan audit pada sebuah perusahaan yang dewan direksi dan para manajernya adalah saudara atau kerabat dekatnya. Walaupun auditor tersebut benar-benar bersikap independen dalam sikap mentalnya. Namun, menurut persepsi masyarakat auditor tersebut tidak akan bersikap independen dikarenakan adanya hubungan darah atau kekerabatan yang dapat mengakibatkan rusaknya independensi. Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan. Mautz (1961) dalam Trisnaningsih (2006:7) mengungkapkan ada dua aspek independensi lainnya, yaitu independensi praktisi (practitioner independence) dan independensi profesi (profession independence). Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Independensi praktisi (practitioner independence) Independensi praktisi berarti independensi yang berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam merencanakan program, pelaksanaan pekerjaan, verifikasi, dan penyusunan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu independensi penyusunan program, independensi investigatif, dan independensi pelaporan. b. Independensi profesi (profession independence) Independensi profesi berarti kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Berbeda sedikit dengan independensi dalam penampilan, independensi profesi lebih bersifat menyeluruh terhadap profesi akuntan publik. Jika profesi akuntan publik sedang buruk di mata masyarakat seperti adanya kasus enron, maka nama baik seluruh akuntan publik akan ikut tercemar.



22



Sebagian besar literatur yang membahas tentang independensi auditor menegaskan bahwa kredibilitas laporan keuangan tergantung pada persepsi para pengguna laporan keuangan tentang independensi auditor eksternal. Jika auditor tidak terlihat independen oleh para pengguna laporan keuangan, maka para pengguna tidak akan mempunyai kepercayaan terhadap laporan keuangan dan opini auditor pada suatu laporan keuangan perusahaan tidak akan bernilai. Dengan demikian, kredibilitas auditor tidak hanya tergantung dari sikap independensi yang dimilikinya, tetapi juga tergantung pada persepsi independensi dari para pengguna laporan keuangan. Bagaimanapun juga, independensi dalam sikap mental maupun independensi dalam penampilan merupakan dua hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik (Abu Bakar et al., 2005:3) 2.3.3



Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Shockley (1981) dalam Carey dan Simnett, R. (2016:5) melakukan



penelitian tentang empat faktor yang berpengaruh terhadap independensi akuntan publik dimana responden penelitiannya adalah kantor akuntan publik, bank dan analis keuangan. Faktor yang diteliti adalah pemberian jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan lama hubungan audit dengan klien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP yang memberikan jasa konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan yang tidak memberikan jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan publik. KAP yang lebih kecil mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan KAP yang lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan hubungan dengan klien tertentu tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik. Abu Bakar et al. (2005) telah melakukan penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi independensi auditor, dalam penelitiannya terdapat enam hal yang dapat mempengaruhi independensi auditor, yaitu ukuran KAP, tingkat



23



persaingan antar KAP, lamanya waktu audit, besarnya audit fee yang diterima KAP, pemberian jasa konsultasi manajemen oleh 24 KAP, dan keberadaan komite audit. Keenam hasil penelitian tersebut akan dijelaskan di bawah ini: a. Ukuran KAP Dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan positif antara ukuran KAP dengan independensi auditor. Hubungan yang positif berarti ukuran KAP yang lebih besar membuat independensi auditor yang lebih besar, hal ini berdasarkan alasan bahwa ukuran KAP yang lebih besar dapat menolak berbagai tekanan dari kliennya, dengan demikian KAP yang lebih besar dapat memelihara independensi auditornya. Selain itu, KAP yang lebih besar lebih mampu dan memotivasi untuk memberikan jasa audit yang lebih baik. b. Tingkat persaingan antar KAP Beberapa studi empiris terdahulu telah membuktikan bahwa tingkat persaingan yang tinggi antar KAP dapat menghasilkan independensi auditor yang rendah. c. Lama waktu audit Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin lama auditor mengaudit suatu perusahaan,



maka



auditor



tersebut



dapat



mengalami



penurunan



independensi karena mulai timbul rasa loyalitas terhadap kliennya. d. Besarnya audit fee yang diterima KAP Semakin besar audit fee yang diterima, maka dapat meningkatkan risiko yang besar kehilangan independensi auditor. e. Pemberian jasa konsultasi manajemen sekaligus kepada klien Pemberian jasa selain jasa audit mempunyai hubungan negatif terhadap independensi auditor. Jika jasa non audit diberikan sekaligus kepada kliennya, maka dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri bagi auditor. selain itu, dengan adanya jasa non audit sekaligus dapat menciptakan hubungan kerjasama antar auditor dan kliennya, tentunya hal ini dapat menggangu independensi auditor.



24



f. Keberadaan Komite Audit Keberadaan komite audit dapat meningkatkan independensi auditor. hal ini karena dengan adanya komite audit auditor dapat megalami peningkatan kepercayaan dirinya (Knap, 1985) dalam Abu Bakar et al. (2005: 6). Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa independensi adalah sikap yang terdapat pada diri seseorang untuk mengambil keputusan yang tanpa bias dan obyektif serta kebebasan dari berbagai pengaruh dan tekanan dari dalam maupun dari luar diri. Independensi terbagi menjadi dua hal yaitu independensi dalam sikap mental dan independensi dalam penampilan. Sedangkan ada pula peneliti lain yang menjelaskan tentang aspek independensi lainnya, yaitu independensi praktisi dan independensi profesi. 2.4



Akuntabilitas



2.4.1 Pengertian Akuntabilitas Kantor Akuntan Publik dituntut untuk lebih akuntabel dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Tanpa adanya prinsip akuntabilitas maka kesimpulan yang dibuat tidak dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai laporan keuangan perusahaan/instansi berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan. Pengertian akuntabilitas secara umum menurut Mardiasmo (2006:3) adalah sebagai berikut : “Akuntabilitas merupakan kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.” Menurut Tetclock (1987) dalam Mardisar. D dan R. Nelly Sari (2007) mengartikan akuntabilitas sebagai berikut: “Akuntabilitas merupakan bentuk dorongan psikologi yang membuat sesorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang



25



diambil kepada lingkungannnya. Akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika pengetahuan audit yang dimiliki tinggi.” Akuntabilitas auditor merupakan kewajiban untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang atau badan kepada pihak-pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau keterangan dari orang atau badan yang telah diberikan wewenang untuk mengelola sumber daya tertentu. Dalam konteks ini, pengertian akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian dan tolok ukur pengukuran kinerja (Ainia dan Prayudiawan, 2011). Sedangkan menurut Supardi dan Mutakin (2008) menyatakan bahwa rasa tanggung jawab atau akuntabilitas merupakan suatu keadaan yang dirasakan oleh auditor bahwa pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur dan standar akuntan publik sehingga dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesimpulan yang dibuat untuk pihak-pihak yang berkepentingan baik langsung maupun tidak langsung. Akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. 2.4.2



Bentuk – bentuk Akuntabilitas



a. Akuntabilitas Publik Menurut Mardiasmo (2016:21) akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: “1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability) Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas kegiatan kepada pihak-pihak yang lebih tinggi kedudukannya. 2. Akuntabilitas Horizontal (horizontal accountability) Akuntabilitas horizontal merupakan pertanggungjawaban kepada masyarakat”. Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga lembaga



sektor



publik



untuk



lebih



menekankan



pada



pertanggungjawaban horizontal bukan hanya pertanggungjawaban vertikal.



26



b. Akuntabilitas Auditor Akuntabilitas merupakan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seorang auditor. Peran dan tanggung jawab diatur dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) (2011:305-306) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ataupun Statement on Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auidting Standards Boards (ASB). Peran dan tanggung jawab auditor adalah sebagai berikut: 1. Tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud), kekeliruan dan ketidakberesan. Dalam SPAP (seksi 316) pendeteksian terhadap kekeliruan dan ketidakberesan dapat berupa kekeliruan dan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi, kesalahan estimasi akuntansi, kesalahan penafsiran prinsip akuntansi tentang jumlah, klasifikasi dan cara penyajian, penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta penyalahgunaan aktiva. 2. Tanggung jawab sikap independensi dan menghindari konflik. SPAP (Seksi 220) harus bersikap jujur, bebas dari kewajiban klien dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien baik terhadap manajemen maupun pemilik. 3. Tanggung jawab mengkomunikasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil proses audit. SPAP (Seksi 341) menyatakan bahwa hasil evaluasi yang dilakukan mengindikasikan



adanya



ancaman



terhadap



kelangsungan



hidup



perusahaan, au ditor wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bila ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu diungkapkan.



27



4. Tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien. SPAP (Seksi 317) memberikan arti penting tentang pelanggaran terhadap hukum atau perundang-undangan oleh satuan usaha yang laporan keuangannya diaudit. Penentuan pelanggaran tersebut bukan kompetensi auditor tetapi hasil penilaian ahli hukum. Indikasinya adalah pengaruh langsung yang material terhadap laporan keuangan sehingga auditor melakukan prosedur audit yang dirancang khusus agar diperoleh keyakinan memadai apakah pelanggaran hukum telah dilakukan. 2.4.3 Faktor yang mempengaruhi Akuntabilitas Aspek-aspek yang mendukung timbulnya prinsip akuntabilitas menurut Robbins (2008) dalam Elisha dan Icuk (2014) dapat dilihat dari motivasi, pengabdian pada profesi, dan kewajiban sosial. Berikut penjelasannya yaitu: 1. Motivasi Motivasi adalah dorongan pada diri seseorang yang menimbulkan suatu keinginan untuk melakukan suatu tindakan atau tingkah laku untuk mencapai tujuan. Auditor yang berkualitas memiliki motivasi yang tinggi. Dengan motivasi yang tinggi, seorang auditor akan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga menghasilkan hasil audit yang berkualitas. Menurut Robbins (2012:222) Elemen utama dalam motivasi adalah: a. Intensitas, berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. b. Ketekunan,



ukuran



mengenai



mempertahankan usahanya.



berapa



lama



seseorang



28



2. Pengabdian pada profesi Pengabdian pada profesi seorang auditor merupakan dedikasi auditor terhadap pekerjaanya yang dilakukan secara profesional dan total dengan menggunakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Profesional dan totalitas pekerjaan tidak memprioritaskan materi. Menurut Robbins (2008) dalam Elisha dan Icuk (2010), pengabdian kepada profesi merupakan suatu komitmen yang terbentuk dari dalam diri seseorang profesional, tanpa paksaan dari siapapun, dan secara sadar bertanggung jawab terhadap profesinya. Indikator pengabdian terhadap profesi dalam IAI: a. Tanggung jawab profesi. Prinsip tanggung jawab profesi menyatakan bahwa sebagai profesional, anggota IAI mempunyai peranan penting dalam masyarakat terutama kepada semua pemakai jasa profesional merekadan bertanggung jawab dalam mengembangkan profesi akuntansi. b. Menjalankan setiap program kegiatan profesi Setiap anggota profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu dan seni akuntansi serta mengadakan dan menjalankan setiap program dan kegiatan profesi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jasa yang diberikan profesi.



3. Kewajiban Sosial Kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan tersebut. Dari definisi tersebut didapatkan indikator kewajiban sosial bagi auditor yaitu:



29



a. Pelayanan kepentingan publik Prinsip kepentingan publik menyatakan bahwa setiap anggota berkewajiban untuk selalu bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. b. Integritas Prinsip integritas mengakui integritas sebagai kualitas yang dibutuhkan untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik. c. Menjaga kepercayaan publik terhadap profesi Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus- menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. 2.5



Bukti Audit



2.5.1



Pengertian Bukti Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau



informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. (Arens et all, 2008 : 225). 2.5.2 Cukup atau tidaknya Bukti Audit Menurut INTOSAI dalam Rai (2008,) Hal yang berkaitan dengan kuantitas bukti harus dikumpulkan oleh auditor. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah



30



• Materialitas dan Resiko Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak material. Untuk akun yang mempunyai kemungkinantinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memilliki kemungkinan kecil salah saji. • Faktor Ekonomi Faktor ekonomi melihat dari segi waktu dan biaya. Jika dalam memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, aditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit. • Ukuran dan Karakteristik Populasi. ukuran populasi ditentukan banyaknya item dalam populasi. Semakin



besar



populasi



semakin



banyak



bukti



yang



diperlukan.Karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota populasi. Jika homogen, jumlah bukti audit yang dipilih lebih kecil dibandingkan dengan populasi yang heterogen. 2.5.3



Kendala terkait Bukti Audit Menurut INTOSAI dalam Rai (2008), terdapat beberapa permasalahan



yang sering timbul terkait dengan bukti audit, yakni : 1. Bukti berasal dari satu sumber audit 2. Bukti audit bersifat lisan dan tidak didukung oleh dokumentasi atau pengamatan 3. Bukti audit yang sudah tidak up to date dan tidak menggambarkan entitas yang ada



31



4. Untuk memperoleh bukti audit diperlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh 5. Sumber bukti audit tersebut mempunyai kepentingan pribadi 6. Sampel yang digunakan tidak cukup untuk mewakili 7. Bukti Audit yang tidak lengkap 8. Bukti audit yang saling bertentangan 2.5.4



Faktor yang mempengaruhi Bukti Audit Keandalan bukti mengacu pada tingkat di mana bahan bukti dapat



dipercaya atau layak dipercaya, keandalan bukti audit bergantung pada enam karakteristik (Elder, Randal, J, dkk ,2011: 155-156). 1. Independensi pemberi informasi Bahan bukti yang didapatkan dari pihak luar entitas klien lebih andal dibandingkan dengan bahan bukti yang didapatkan dari dalam. 2. Efektivitas pengendalian internal klien Jika pengendalian internal klien efektif, bahan bukti yang didapatkan menjadi lebih andal dibandingkan dengan jika pengendalian internal klien lemah. 3. Pengetahuan langsung auditor Bahan bukti yang didapatkan langsung oleh auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan ulang, dan pemeriksaan lebih andal daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung. 4. Kualifikasi individu yang memberikan informasi Meskipun sumber informasinya independen, bahan bukti tidak akan andal kecuali individu yang memberikan informasi tersebut merupakan orang yang kompeten di bidangnya. 5. Tingkat objektivitas Bahan bukti objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bahan bukti yang memerlukan penilaian untuk menentukan apakah bahan bukti tersebut benar adanya.



32



6. Ketepatan waktu Ketepatan waktu dalam bukti audit mengacu pada kapan bahan butki tersebut dikumpulkan atau periode yang dicakup dalam audit tersebut. Berdasarkan indikator-indikator bukti audit menurut Elder, maka peneliti menggunakan indikator-indikator tersebut untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas audit. 2.6



Kualitas Audit



2.6.1



Pengertian Kualitas Audit Rendal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens dalam Amir Abadi



(2011:47) mengartikan kualitas audit adalah sebagai berikut: “Suatu proses untuk memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian kualitas audit khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasannya”. Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010) mengartikan kualitas audit adalah sebagai berikut: “Sikap auditor dalam melaksanakan tugasnya yang tercermin dalam hasil pemeriksaannya yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku”. Webster’s New International Dictionary dalam Mulyadi (2013:16) menjelaskan bahwa: “Standar adalah sesuatu yang ditentukan oleh penguasa, sebagai suatu peraturan untuk mengukur kualitas, berat, luas, nilai atau mutu. Jika diterapkan dalam auditing, standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit. Standar auditing mengandung pula pengertian sebagai suatu ukuran baku atas mutu jasa auditing”.



33



Menurut Nasrullah (2011) mengartikan kualitas audit adalah sebagai berikut: “Kualitas melalui sejumlah unit standarisasi dari bukti audit yang diperoleh oleh auditor eksternal dan kegagalan audit dinyatakan juga sebagai kegagalan auditor independen untuk mendeteksi suatu kesalahan material. Untuk meningkatkan kualitas audit maka harus memperhatikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit”. Seorang auditor harus memiliki kualitas audit agar hasil laporan keuangan yang menjadi maksimal dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Agar hasil audit lebih berkualitas, Indra Bastian (2007:186) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut: “Bahwa kualitas audit harus dimulai dari melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum mulai melaksanakan pemeriksaan dan menggunakan keahlian serta kecermatan dalam menjalankan profesinya”. De Angelo dalam Kusharyanti (2003) mengartikan kualitas audit adalah sebagai berikut: “Kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi), sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor”. Agar tidak keliru menafsirkannya, maka perlu meninjau definisi kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seperti yang dikutip dalam R. Suyoto Bakir dan Sigit Suryanto (2006) mengartikan kualitas adalah sebagai berikut: “Kadar, mutu, tingkat baik buruknya suatu (tentang barang dsb), tingkat derajat atau taraf kepandaian, kecakapan dsb”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas terkait dengan kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dalam hal ini yaitu laporan audit. Profesi akuntan publik sebagai pihak yang independen yang dikenal oleh masyarakat harus mampu menghasilkan jasa audit yang berkualitas, maka auditor dituntut untuk mempertahankan kepercayaan yang mereka dapatkan



34



dari klien, para pengambil keputusan dan masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas audit ini auditor harus memperhatikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit sesuai dengan standar yang berlaku. 2.6.2



Standar pengendalian Kualitas Audit Bagi suatu kantor akuntan publik, pengendalian kualitas dari metode metode



yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor akuntan publik telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien maupun pihak lain. Menurut Rendal J.Elder, Mark S.Beasly, Alvin A.Arens dalam Amir Abadi Jusuf (2011:48) menjelaskan bahwa terdapat lima elemen pengendalian kualitas, yaitu : 1. Indenpendensi, Integritas dan Objektivitas Semua fenomena yang terlibat dalam penugasan harus mempertahankan independensi baik secara fakta maupun secara penampilan, serta memprtahankan



objektivitas



dalam



melaksankan



tanggungjawab



profesionalnya. 2. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam kantor akuntan publik, kebijakan dan prosedur harus disusun supaya dapat memberikan tingkat keandalan tertentu bahwa: a. Semua karyawan harus memilki kualifikasi sehingga mampu melaksanakan tugasnya secra kompeten. b. Pekerjaan kepada mereka yang telah mendapatkan pelatihan teknis secara cukup serta memiliki kecakapan. c. Semua karyawan harus berpartisispasi dalam melaksanakan pendidikan



profesi



sehingga



membuat



mereka



mampu



melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. d. Karyawan yang dipilih untuk dipromosikan adalah mereka yang memiliki kualifikasi yang diperlukan supaya menjadi bertanggung jawab dalam penyususnan berikutnya.



35



3. Penerimaan dan Kelanjutan Klien dan Penugasannya Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memutuskan apakah akan menerima klien baru atau meneruskan kerjasama dengan klien yang telah ada. Kebijakan dan prosedur ini harus mampu meminimalkan resiko yang berkaitan dengan klien yang memiliki tingkat integritas manajemen yang rendah. 4. Kinerja Penugasan dan Konsultasi Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh personel penugasan memenuhi standar profesi yang berlaku, persyaratan peraturan, dan mutu KAP sendiri. 5. Pemantauan Prosedur Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa keempat unsur pengendalian mutu lainnya diterapkan secara efektif. IAPI menjelaskan bahwa pelaksanaan standar auditing akan mempengaruhi kualitas audit, standar auditing tersebut meliputi (SPAP, 2011:150.1): A. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam melaksanakan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. B. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar



36



memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. C. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.



Standar-standar tersebut dalam banyak hal saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Keadaan yang berhubungan erat dengan penentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar yang lain. Materialitas dan risiko audit melandasi penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. 2.6.3 Langkah – langkah yang dilakukan untuk meningkatkan Kualitas Audit Menurut Nasrullah Djamil (2015) langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit adalah sebagai berikut:



37



1. Perlunya melanjutkan pendidikan profesionalnya bagi suatu tim audit, sehingga mempunyai keahlian dan pelatihan yang memadai untuk melaksanakan audit. 2. Dalam hubungannya dengan penugasan audit selalu mempertahankan independensi dalam sikap mental, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Sehingga ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor tersebut menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, maksudnya petugas audit agar mendalami standar pekerjaan lapangan dan standar laporan dengan semestinya. Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan dengan melakukan review secara kritis pada setiap tingkat supervisi terhadap pelaksanaan audit dan terhadap pertimbangan yang digunakan. 4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten maka dilakukan supervisi dengan semestinya. Kemudian dilakukan pengendalian dan pencatatan untuk semua pekerjaan audit dan terhadap pertimbangan yang digunakan. 5. Melakukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern klien untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas jasa laporan keuangan auditan. 7. Membuat laporan audit yang menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak dan pengungkapan yang informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, jika tidak maka harus dinyatakan dalam laporan audit”.



38



2.6.4



Faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit Terdapat dua proksi yang sering digunakan dalam penelitian tentang



kualitas audityaitu ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), dan spesialisasi jasa audit KAP padakelompok industri tertentu (selajutnya akan digunakan istilah spesialisasi industri KAP).Para peneliti di Indonesia sepanjang yang penulis temui menggunakan ukuran KAPsebagai proksi dari kualitas audit, dengan hasil penelitian yang belum konsisten. Karenaitu, penelitian tentang kualitas audit dengan menggunakan proksi lain diharapkan dapatmemberikan kontribusi dalam penelitian bidang akuntansi dan auditing. (Nuryaman, 2010) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dies dan Giroux (1992) dalam Alim dkk (2007,11:15) tentang empat faktor yang dapat mempengaruhi audit, yaitu: “1. Tenure Lama waktu audit yang telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenur), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah. 2. Jumlah klien Semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik, karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya. 3. Kesehatan keuangan klien Semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar. 4. Review oleh pihak ketiga



39



Kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh orang ketiga”.



2.7



Penelitian Terdahulu Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu



No.



Peneliti



Judul



dan



Penelitian



Variabel Penelitian



Hasil Penelitian



Tahun 1.



Eunike



Pengaruh



Cristina



Kompetensi dan Independen:



Elfarini



Independensi



(2007)



Auditor terhadap Independensi. kualitas audit



Variabel



Kompetensi dan



Kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh



Variabel Dependen: Kualitas Audit.



2



Nataline



Pengaruh



Variabel



(2007)



Batasan Waktu



Independen: Batasan audit, pengetahuan



Audit,



Waktu



audit, pemberian



Pengetahuan



Audit,Pengetahuan



bonus dan



Akuntansi,



Akuntansi,



pengalaman kerja



Pemberian



Pemberian Bonus



berpengaruh



Bonus,



Batasan waktu



40



Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit



dan Pengalaman Kerja.



signifikan terhadap kualitas audit.



Variabel Dependen: Kualitas Audit.



3



Sukriah,



Pengaruh



dkk (2009) Pengalaman Kerja, Independensi Objektivitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit.



Variabel



Pengalaman kerja,



Independen:



obyektivitas dan



Pengalaman Kerja,



kompetensi



Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi. Variabel Dependen: Kualitas Audit.



4



berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan



Elisha



Pengaruh



Variabel



Independensi,



Muliana



Independensi,



Independen:



pengalaman, due



Singgih



Pengalaman,



Independensi,



professional care



dan Icuk



Due



Pengalaman,



dan akuntabilitas



Rangga



Professional



DueProfessional



secara simultan



Bawono



Care, dan



Care dan



berpengaruh



(2010)



Akuntabilitas



Akuntabilitas.



terhadap kualitas



terhadap Kualitas Audit



audit. Selain itu Variabel Dependen:



secara parsial,



Kualitas Audit.



independensi, due professional care dan akuntabilitas



41



berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.



5



Diani



Pengaruh



Variabel



Akuntabilitas dan



Mardisar



Akuntabilitas



Independen:



pengetahuan



dan Ria



Dan



Akuntabilitas dan



memiliki pengaruh



Nelly



Pengetahuan



Pengetahuan.



positif terhadap



Sari



Terhadap



(2007)



Kualitas Hasil Kerja Auditor.



6



Kualitas Hasil Kerja



kualitas hasil kerja auditor.



Auditor.



Inka Dwi



Pengaruh



Anggraini



Kompetensi Dan Independen:



(2013)



Akuntabilitas



Kompetensi dan



auditor berpengaruh



Auditor



Akuntabilitas.



positif terhadap



Terhadap



7



Variabel Dependen:



R. Wedi



Variabel



Variabel Dependen:



Kompetensi dan akuntabilitas



kualitas audit.



Kualitas Audit.



Kualitas Audit.



Pengaruh



Variabel



Independensi



Independen:



akuntan publik,



Rusmawan Independensi Kusumah



Akuntan Publik, Independensi



spesialisasi auditor



(2012)



Spesialisasi



di bidang industri



Akuntan Publik,



auditor di bidang Spesialisasi auditor



klien, dan



Industri klien,



karakteristik



dan karakteristik



di bidang industri



personal



42



personal



klien, karakteristik



terhadap kualitas personal



secara simultan



audit serta



maupun parsial



implikasinya terhadap kepercayaan



Variabel Dependen: Kualitas audit, Kepercayaan auditee



auditee 8



9



terhadap kualitas audit,dan Kepercayaan auditee



Dr. Rita



AUDIT FIRM



Variabel



Ukuran KAP dan



Yuniarti



SIZE, AUDIT



Independen: Ukuran



audit fee



S.E.,



FEE AND



KAP, Audit Fee



berpengaruh secara



M.M.,



AUDIT



AK., C.A



QUALITY



Variabel Dependen: Audit Quality



parsial dan simultan terhadap kualitas audit



Dr. H.



Pengaruh



Variabel



Nuryaman



Struktur



Independen: Struktur kepemilikian dan



Struktur



S.E., M.Si., Kepemilikan



Kepemilikan,



kualitas audit secara



AK., C.A



Kualitas Audit



parsial dan simultan



Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba



2.8



berpengaruh baik



Variabel Dependen: Manajemen Laba



berpengaruh terhadap manajemen laba.



Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah sebuah pencarian alternative pemecahan /



jawaban masalah penelitian secara logis, berdasarkan teori, dalil-dalil, dan temuantemuan penelitian sebelumnya. Kerangka teori menjelaskan secara argumentatif bagaimana hubungan antara variabel penelitian dan mengapa variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya (Nuryaman dan Christina,2015).



43



2.8.1



Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Alvin A. Arens, Rendal J.Elder dan Mark S.Beasley dalam Hermawan



Wibowo (2008:42) menjelaskan bahwa: “Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesionalnya seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan dan bukti”. De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003) mengartikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dari pengertian tentang kualitas audit di atas bahwa auditor dituntut oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan, untuk dapat menjalankan kewajibannya terdapat dua komponen yang saling terkait dengan kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor. Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Dalam melaksanakan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai serta keahlian khusus dibidangnya. Menurut Tubbs (1992) dalam Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan bahwa dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.



44



2.8.2



Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Independensi dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias.



Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (Independence in fact) ada bila auditor benar-benar mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independence in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini (Arens et al,2015). Berkurangnya independensi sebenarnya akan menjadi alasan utama dibalik memburuknya kualitas audit karena akan menghambat auditor dari melaksanakan tanggung jawab dasar dalam mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam cacatan keuangan klien. Penelitian yang dilakukan oleh Octavia dan Widodo (2015) meneliti beberapa KAP menunjukan bahwa independensi berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Amalia Dewi Rosalina (2014) menunjukan bahwa variabel independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit berdasarkan pengujian parsial. Sehingga, semakin baik independensi auditor, maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.



2.8.3



Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit Akuntabilitas merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh seorang auditor,



tanpa adanya sifat akuntabilitas dari auditor maka setiap tugas yang dilaksanakan tidak dapat tercapai sesuai dengan harapan yang sebenarnya. Akuntabilitas memiliki suatu pengaruh terhadap tingkat kualitas audit. Menurut Mardiasmo (2002:121) bahwa akuntabilitas memiliki suatu pengaruh terhadap tingkat kinerja seperti yang dinyatakan sebagai berikut ini: “Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik”. Meisser dan Quilliem dalam Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007) meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja auditor sebagai berikut:



45



“Akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan”. Achmad Badjuri (2011) menjelaskan bahwa: “Semakin auditor menyadari akan tanggungjawab profesionalnya maka kualitas audit akan terjamin dan terhindar dari tindakan manipulasi”. Lilis Ardini (2010) menjelaskan bahwa: “Tingkat kecermatan yang tinggi dalam memeriksa laporan yang akan diaudit, serta mengerjakan tugas audit seoptimal mungkin dengan penuh tanggungjawab akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas”. 2.8.4



Pengaruh Bukti Audit terhadap Kualitas Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka untuk



informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit dapat berupa data akuntansi dan informasi penguat. Pengumpulan bukti audit merupakan hal yang sangat penting bagi auditor untuk menentukan kebenaran angka yang dilaporkan. Semakin banyak jumlah bukti yang kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai auditor.(Mulyadi,2002) 2.8.5 Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit Kompetensi merupakan pengalaman dan pengetahuan auditor dalam melakukan suatu tugas audit. Auditor yang memiliki kompetensi tinggi dapat melakukan tugas audit secara benar dan sesuai dengan standar audit. Hasil audit yang sesuai dengan standar dan bebas dari adanya penyimpangan akan meningkatkan kualitas hasil audit tersebut. Dapat disimpulkan semakin tinggi kompetensi seorang auditor, maka hasil audit yang diberikan semakin berkualitas. Sedangkan Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Oleh karena itu, cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Karena jika auditor kehilangan independensinya



46



maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Akuntabilitas merupakan kewajiban auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit dan mempertanggungjawabkan hasil audit tersebut. Seorang auditor diharuskan untuk dapat menyelesaikan tugas auditnya sesuai dengan standar pengauditan dan mempertanggungjawabkan hasil audit tersebut. Auditor yang dapat menyelesaikan tugas audit dengan baik dan dapat mempertanggungjawabkan hasil auditnya akan berdampak pada kualitas hasil audit yang meningkat. Oleh karena itu, semakin tinggi akuntabilitas yang dimiliki auditor, semakin tinggi pula kualitas hasil auditnya. Bukti audit juga dipertimbangkan untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas audit. Bukti audit merupakan segala informasi yang dibutuhkan auditor dalam melakukan kegiatan pengauditan. Auditor membutuhkan bukti audit yang andal untuk dapat mengeluarkan opini audit untuk sebuah laporan keuangan. Bukti audit yang andal akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Semakin andal sebuah bukti audit maka semakin tinggi pula kualitas hasil audit. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi, akuntabilitas, dan bukti audit secara bersama-sama memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit.



Gambar 2.1 Paradigma Penelitian



47



2.8.6



Hipotesis Penelitian Berdasarkan penjelasan mengenai kerangka berpikir dan paradigma



penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 :Terdapat pengaruh dari kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung H2 :Terdapat pengaruh dari independensi auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung H3 :Terdapat pengaruh dari Akuntabilitas terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung. H4 : Terdapat pengaruh dari Bukti Audit terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung. H5:Terdapat



pengaruh



secara



bersama-sama



Kompetensi



auditor,



Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap kualitas audit pada KAP di Bandung.



BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1



Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Menguji pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 2. Menguji pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 3. Menguji pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 4. Menguji pengaruh bukti audit auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung 5. Menguji pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung



3.2



Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka hasil



penelitian ini diharapkan akan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut: 3.2.1



Manfaat Praktis Manfaat praktis merupakan penjelasan kepada pihak-pihak mana saja yang



kiranya hasil penelitian penulis dapat memberikan manfaat. Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai syarat untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung.



48



49



2. Bagi Pihak Lain yaitu sebagai sumbangan yang diharapkan akan memperkaya ilmu pengetahuan dan dalam rangka pengembangan disiplin ilmu akuntansi, serta memberikan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian yang dilakukan penulis. 3.2.2



Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan ilmu dalam



bidang studi yang membahas mengenai pemeriksaan keuangan khususnya mengenai topik pengaruh kompetensi auditor dan skeptisisme professional terhadap upaya mendeteksi kecurangan. Semoga penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.



BAB IV METODE PENELITIAN 4.1



Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penggunaan metode



penelitian kuantitatif dalam penelitian ini dinilai tepat dan sesuai dikarenakan penlitian ini menggunakan angka-angka sebagai indikator variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai pendekatan untuk menganalisis permasalahan penelitian ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kuesioner yang telah diisi kemudian dikembalikan kepada peneliti untuk diolah lebih lanjut menggunakan metode yang telah ditentukan. Peneliti kemudian menyajikan hasilnya menggunakan tabel distribusi. 4.2



Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti,



penulis melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2020. 4.3



Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan yakni data primer berupa kuesioner. Data primer



merupakan data yang dikumpulkan secara langsung pada unit analisis yang diteliti (Edison, 2018, hal. 95). Kuesioner penelitian yakni berisi pernyataan mengenai variabel Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit Terhadap Kualitas Audit yang akan dijawab oleh junior auditor, senior auditor, dan partner. Penyebaran kuisioner dilakukan pada 12 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yang sudah terdaftar pada directory IAPI tahun 2020.



50



51



4.4



Metode Pengumpulan Data Penelitian ini memerlukan data dan informasi yang dapat diuji



keabsahannya. Untuk itu, dibutuhkan metode pengumpulan data sehingga dapat membantu pencapaian hasil penelitiannya yang baik. 4.4.1



Populasi Penelitian Menurut Nuryaman dan Christina (2015:6) mendefinisikan populasi sebagai



berikut: “Populasi sebagai kelompok orang, kejadian atau sesuatu yang menjadi ketertarikan peneliti untuk investigasi.” Berdasarkan pengertian populasi, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah auditor di 12 Kantor Akuntan Publik Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah profesional auditor yang bekerja pada 35 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yang sudah terdaftar pada directory IAPI tahun 2019. 4.4.2



Sampel Penelitian Menurut Nuryaman dan Christina (2015:101), mendefinisikan pengertian



sampel sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari populasi.” Metode



dalam



pengambilan



sampel



pada



penelitian



ini



adalah



nonprobability sampling. Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut



pertimbangan



pakar.



Alasan



memilih



menggunakan



metode



nonprobability sampling didasar pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria yang diuji. Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah



52



auditor di 12 Kantor Akuntan Publik Kota Bandung. Pertimbangan atau kriteria sampel yang dipilih adalah sebagai berikut : 1.



Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung



2.



Auditor yang bersedia menjadi responden



3.



Profesional auditor yang bekerja sebagai junior auditor, senior auditor, dan partner



4.4.3



Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variable merupakan suatu cara pengoperasian variable



sehingga diperoleh nilai dan gambaran secara nyata dari suatu variable (Edison, 2018). Operasionalisasi variable dilakukan dengan cara mengamati dimensi, sisisisi, ciri-ciri perilaku dari suatu konsep, kemudian menterjemahkan dalam elemenelemen yang dapat diobservasi dan diukur agar dapat dibuat atau dikembangkan indeks pengukuran dari konsep-konsep tersebut (Nuryaman & Christina, 2015). Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau mengubah nilai (Sekaran & Roger, 2017). Variable penelitian adalah suatu karakteristik objek yang berubah atau suatu karakteristik yang keadaannya selalu berubah ubah dan dapat diukur (Edison, 2018). Ada beberapa jenis variabel menurut (Sekaran & Roger, 2017), antara lain : 1. Variabel Terkait (Dependent Variable) Variabel terkait merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variable terkait merupakan variable utama yang sesuai dalam investigasi. Melalui analisis variable terkait (misalnya, menemukan apakah variable



mempengaruhinya),



maka



terdapat



kemungkinana



untuk



menemukan jawaban atau solusi atas masalah tersebut Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah Kualitas Audit (Y).



53



2. Variabel bebas (Independent variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terkait, baik secara posistif atau negatif. Jika terdapat variabel bebas, variabel terkait juga hadir,dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terkait. Dengan kata lain, varians variabel terkait disebabkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Kompetensi (X1), Independensi (X2), Akuntabilitas (X3), dan Bukti Audit (X4). Tabel 4. 1 Operasionalisasi Variabel Variabel



Definisi Variabel



Indikator



Kompetensi



Menurut Iskandar Indranata



Menurut IAI



(X1)



(2006:36) mengartikan



(2011)



kompetensi sebagai berikut : “Keseluruhan pengetahuan, kemampuan/keterampilan dan sikap kerja ditambah atribut kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang mencakup kemampuan berfikir kreatif, keluasan pengetahuan, kecerdasan emosional, pengalaman, daya juang, sikap positif, keterampilan kerja serta kondisi kesehatan yang baik yang bisa dibuktikan atau diperagakan dalam melaksanakan tugas dan



Kompetensi Auditor dipengaruhi oleh 1.Pengetahuan 2.Pengalaman



Skala Ordinal



54



tanggung jawab yang dibebankan kepadanya”. Independensi Menurut Arens et al. (1999) (X2)



Menurut Abu



dalam Abu Bakar et al (2015 :



Bakar (2005)



2) yang mengartikan



Independensi



independensi dalam auditing



dipengaruhi



sebagai berikut :



oleh :



“Independence in auditing is



1.Ukuran KAP



taking an unbiased viewpoint



2.Tingkat



in the performance of audit test, the evaluation of the



Persaingan antar



results and issuance of the audit reports”



KAP 3.Lama waktu audit 4.Besarnya audit fee yang diterima KAP 5.Pemberian jasa konsultasi manajemen sekaligus pada klien 6. Keberadaan komite audit



Ordinal



55



Akuntabilitas



Menurut Tetclock (1987)



Menurut Robbins



(X3)



dalam Mardisar. D dan R.



(2008)



Nelly Sari (2007)



Akuntabilitas



mengartikan akuntabilitas



dipengaruhi oleh



sebagai berikut:



1. Motivasi



“Akuntabilitas merupakan



2. Pengabdian



bentuk dorongan psikologi



pada profesi



yang membuat sesorang



3.Kewajiban



berusaha



Sosial



mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika pengetahuan audit yang dimiliki tinggi.”



Ordinal



56



Bukti Audit



Menurut Arens (2008 : 225)



Menurut Elder,



(X4)



Bukti audit adalah segala



Randal, J, dkk



informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.



(2011: 155-156) Bukti Audit dipengaruhi oleh : 1.Independensi pemberi informasi 2.Efektivitas pengendalian internal klien 3.Pengetahuan langsung auditor 4.Kualifikasi individu yang memberikan informasi 5.Tingkat objektivitas 6.Ketepatan waktu



Ordinal



57



Kualitas



Rendal J. Elder, Mark S.



Berdasarkan hasil



Audit (Y)



Beasley, Alvin A. Arens



penelitian yang



dalam Amir Abadi (2011:47)



dilakukan oleh



mengartikan kualitas audit



Dies dan Giroux



adalah sebagai berikut:



(1992) dalam



“Suatu proses untuk



Alim dkk



memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian kualitas audit khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasannya”.



Ordinal



(2007,11:15) tentang empat faktor yang dapat mempengaruhi audit, yaitu: 1.Tenure 2.Jumlah Klien 3.Kesehatan Keuangan Klien 4.Review oleh pihak ketiga



4.5



Instumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti



dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikonto, 2014, hal. 203). Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dalam tabel operasionalisasi variable. Indikator-indikator variable tersebut dijabarkan oleh penulis menjadi sebuah pernyataan sehingga diperoleh data kualitatif. Data ini akan dianalisis dengan pendekatan kuantitatif mengunakan analisis statistik.



58



Pengukuran variabel menggunakan skala likert yang dimulai dari angka 1 sampai 5 yang menunjukan persetujuan dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Angka 1 menunjukan jawaban responden dinilai “sangat tidak setuju”, angka 2 menunjukan jawaban responden dinilai “tidak setuju”, angka 3 menunjukan jawaban responden dinilai “netral”, angka 4 menunjukan jawaban responden dinilai “setuju”, dan angka 5 menunjukan jawaban responden dinilai “sangat setuju”. 4.6



Teknik Analisis Data Analisis data memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang



telah dirumuskan sehingga hasil dari analisis data dapat dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan serta rekomendasi bagi pengguna (Nuryaman & Christina, 2015, hal. 115). Untuk mengukur seberapa besar pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitias, dan bukti audit terhadap kualitas audit, peneliti menggunakan program SPSS dalam proses pengolahan data. 4.6.1



Method of succesive interval (MSI) Penelitian menggunakan analisis regresi yang mengharuskan data memiliki



skala pengukuran minimal inteval, sehingga data ordinal hasil jawaban responden harus dikonversi menjadi data inteval melalui method of successive interval (Riduwan & Kuncoro, 2008, hal. 30) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perhatikan setiap item pertanyaan b. Untuk setiap item, hitung frekuensi jawaban, beberapa responden yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 atau 5 c. Menentukan proporsi dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden d. Tentukan proporsi kumulatif e. Mencari nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan tabel normal f. Tentukan nilai skala untuk setiap nilai Z dengan rumus: (𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎)−(𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠)



Nilai skala = (𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠)−𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎)



59



4.6.2



Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian regresi berganda, terdapat beberapa asumsi



yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut: 4.6.5.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,2016). Uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. 4.6.5.2 Uji Multikolinearitas Ghozali (2016) mengatakan bahwa uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (variabel bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini memperlihatkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolineritas. 4.6.5.3 Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013 : 142), salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil probabilitas dikatakan signifikan jika nilai signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%



60



4.6.3



Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh



kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variable independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen (Ghozali, 2016, hal.95) 4.6.4



Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih



dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2016, hal. 94). Pada penelitian ini, penulis menggunakan alat bantu berupa SPSS. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah terdapat



pengaruh kompetensi, independensi,



akuntabilitas, dan bukti audit terhadap kualitas audit. Persamaan analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 e Keterangan: Y



= Kualitas Audit



X1



= Kompetensi



X2



= Independensi



X3



= Kompetensi



X4



= Bukti Audit



α



= Konstanta



61



β



= koefisien regresi



e



= error term



4.6.5



Pengujian Hipotesis Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis akan menjelaskan sifat



hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam situasi (Sekaran,2014). Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, maka ada kemungkinan 5% bahwa peneliti membuat kesalahan dalam menolak hipotesis. 4.6.5.1 Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji t (t-test) adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,2016). Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis secara parsial agar dapat menunjukan pengaruh tiap variabel independen secara induvidu terhadap variabel dependen. Langkah yang dilakukan dalam uji t adalah: a. Menentukan tingkat signifikan sebesar α = 5% Artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan profitabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. b. Menghitung uji t



𝑇ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =



Keterangan: r



: Koefisien korelasi



𝑟 √𝑛 − 2 √1 − 𝑟 2



62



n



: Jumlah sampel Hipotesis Parsial: H0 : β1 = 0 Tidak ada pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit. Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit. H0 : β2 = 0 Tidak ada pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit. Ha : β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit. H0 : β3 = 0 Tidak ada pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Ha : β3 ≠ 0 Terdapat pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. H0 : β4 = 0 Tidak ada pengaruh Bukti Audit terhadap Kualitas Audit. Ha : β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh Bukti Audit terhadap Kualitas Audit. c. Kriteria pengambilan keputusan



1) Ho ditolak jika 𝑡𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 < 0,05 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2) Ho diterima jika 𝑡𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 > 0,05 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 didapat dari: dƒ = n – k - 1 Keterangan: N



: Jumlah observasi



K



: Variabel independen



63



4.6.5.2 Uji Simultan (Uji F) Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen dimana hipotesis nol (H0), yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha), merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut: H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu Kompetensi (X1), Independensi (X2) , Akuntabilitas (X3), Bukti Audit (X4) terhadap Kualitas Audit (Y). Ha :≠ β1 ≠ β2≠ β3≠ β4 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu Kompetensi (X1), Independensi (X2) , Akuntabilitas (X3), Bukti Audit (X4) terhadap Kualitas Audit (Y). 1. Menekan tingkat signifikan sebesar α = 5% Tingkat signifikansi 0,05 atau 5% artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan memiliki profitabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5% 2. Menghitung Uji F (F-test)



F ℎ 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔



𝑅 2 /𝑘 = (1 − 𝑅 2 ) (𝑛 − 𝑘 − 1 )



64



Keterangan: 𝑅2



: Koefisien determinasi gabungan



𝐾



: Jumlah variabel independen



𝑛



: Jumlah sampel



3. Kriteria Pengambilan Keputusan A. H0 ditolak jika 𝐹𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 < 0,05 atau 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 B. H0 tidak berhasil ditolak jika 𝐹𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐 > 0,05 atau 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Nilai tabel dapat dari Df1 (pembilang) = Jumlah variabel independen Df2 (penyebut) = n-k-1 n



: Jumlah obsevasi



k



: variabel independen



4.7



Keabsahan Data



4.7.1



Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu



kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner (Ghozali,2016:52). Dalam menguji validitas instumen dibutuhkan rumus:



(∑ 𝑋 )(∑ 𝑌 ) 𝑛 r= 2 (∑ 𝑋 ) (∑ 𝑌 ) 2 √ (∑ 𝑋 2 − ) (∑ 𝑌2 − ) 𝑛 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 −



65



Keterangan: r



: Koefisien Korelasi



n : Jumlah Responden Y



: Jumlah skor total seluruh item Y



X : Jumlah skor total seluruh item X Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai r tersebut dengan rtabel untuk degree of freedom (df)= n-2 dan α=5%. Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas, yaitu: a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item kuesioner adalah valid. b. Jika r hitung ≤ r tabel, maka item-item kuesioner adalah tidak valid.



4.7.2



Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil



pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama pula. Pada penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha. Uji Reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Menurut Sujarweni Wiratna (2015:192) Jika nilai alpha > 0,60 butir pertanyaan tersebut reliabel.



∝=



𝑘 𝑘−1



Keterangan: 𝑠𝑖2 : varian masing-masing item



(1 −



∑ 𝑠𝑖 2 𝑠𝑡 2



)



66



𝑠𝑡2 : varian skor total dari responden 𝑘 : jumlah item yang diuji ∑ : jumlah semua item yang diuji 𝛼



: koefisien Reliabilitas alpha Pengujian Reliabilitas dilakukan agar dapat mengetahui apakah kuesioner



memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Perhitungannya secara statistik dibandingkan dengan tabel product moment, pengukurannya yaitu: a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item kuesioner adalah reliabel. b. Jika r hitung ≤ r tabel, maka item-item kuesioner adalah tidak reliabel. Dalam metode internal consistency, semakin tinggi koefisien alpha, maka kuesioner tersebut saling reliabel. Koefisien alpha akan semakin besar ketika item-item yang diuji tersebut saling berhubungan satu sama lain. Suatu item dikatakan tidak reliabel jika item tersebut dihilangkan, sehingga membuat koefisien alpha semakin besar. Sebaliknya, suatu item dikatakan reliabel jika menghilangkan item-item tersebut, sehingga membuat koefisien alpha semakin kecil.



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN



5.1



Profil Tempat Penelitian Kantor Akuntan Publik merupakan badan usaha yang didirikan berdasarkan



ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapat izin usaha berdasarkan undang-undang. Penulis melakukan penelitian pada Kantor akuntan Publik yang berada pada wilayah Kota Bandung, dari 35 Kantor Akuntan Publik yang terdaftar pada directory IAPI tahun 2020, hanya 12 Kantor Akuntan Publik yang bersedia mengisi kuesioner. 1. KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang) : Jl. Haruman No. 2 Bandung 2. KAP Roebiandini & Rekan : Jl. Cikutra Baru VI No. 49 Bandung 3. KAP Gatot Permadi, Azwir & Abimail (Cabang) : Jl. Sentradago Utama No. 24 Bandung 4. KAP Dra. Yati Ruhiyati : Jl. Ujung Berung Indah Berseri I Blok 9 No. 4 Komplek Ujung Berung Indah Bandung 5. KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi & Rekan (Pusat) : Jl. Melong Asih No.69 B Lantai 2 Bandung 6. KAP Asep Rahmansyah Mansyur & Suharyono (Cabang) : Jl. Wartawan No. 16 A II Bandung 7. KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan : Jl. Dr. Slamet No. 55 Bandung 8. KAP Dr. Agus Widarsono, S.E., M.Si., Ak., LA., QNSA, CPA. : Jl. Laboratorium No. 51 Bandung 9. KAP HBA Bandung : Jl. R. A. A Marta Negara, Lingkar Selatan Bandung 10. KAP Joseph Munthe : Jl. Jakarta No. 20 Bandung 11. KAP AF. Rachman & Soetjipto Ws : Jl. Pasir Luyu Raya No. 36 Bandung 12. KAP Dr. H.E.R. Suhardhanita & Rekan : Metro Trande Center Blok E No. 16 Jl. Soekarno - Hatta No. 590 Bandung 67



68



5.1.1



Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor



Akuntan Publik di Kota Bandung. Berikut ini adalah daftar penyebaran kuesioner pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung dan dapat dilihat pada Tabel 5.1 : Tabel 5.1 Data Penyebaran Kuesioner No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Nama Kantor Akuntan Publik



KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang) KAP Roebiandini & Rekan KAP Gatot Permadi, Azwir & Abimail (Cabang) KAP Dra. Yati Ruhiyati KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi & Rekan (Pusat) KAP Asep Rahmansyah Mansyur & Suharyono (Cabang) KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan KAP Dr. Agus Widarsono, S.E., M.Si., Ak., LA., QNSA, CPA KAP HBA Bandung KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan KAP AF. Rachman & Soetjipto Ws KAP Joseph Munthe TOTAL



Jumlah Kuesioner 3 2 5 3 3 3 3 3 3 5 5 10 48



Sumber: Data penyebaran Kuesioner Kuesioner yang kembali sebanyak 48 buah. Dari semua kuesioner yang disebarkan dapat terkumpul semua sehingga dapat diolah untuk kemudian dianalisis datanya. Untuk mendapatkan gambaran mengenai responden dapat dilihat berdasarkan lama waktu bekerja dan jabatan auditor di kantor akuntan publik yang ditunjukkan sebagai berikut :



69



Tabel 5.2 Lama Waktu Bekerja Lama Bekerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 tahun - 2 tahun



36



75.0



75.0



75.0



2 tahun - 4 tahun



6



12.5



12.5



87.5



Valid 4 tahun - 6 tahun



4



8.3



8.3



95.8



>6 tahun



2



4.2



4.2



100.0



48



100.0



100.0



Total



Sumber: Kuesioner (diolah)



Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden terdiri dari 36 auditor yang sudah bekerja selama 1 tahun – 2 tahun atau sebanyak 75%, 6 auditor yang sudah bekerja selama 2 tahun – 4 tahun atau sebanyak 12,5%, 4 auditor yang sudah bekerja selama 4 tahun – 6 tahun atau sebanyak 8,3%, dan 2 auditor yang sudah bekerja selama lebih dari 6 tahun atau sebanyak 4,2% Berikut adalah data responden berdasarkan jabatan yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Jabatan Auditor Jabatan Auditor Frequency



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



Junior Auditor



29



60.4



60.4



60.4



Senior Auditor



17



35.4



35.4



95.8



2



4.2



4.2



100.0



48



100.0



100.0



Valid Partner Total



Sumber: Kuesioner (diolah)



Tabel 5.3 menunjukkan bahwa terdapat 29 auditor yang memiliki posisi sebagai Junior auditor atau sebesar 60,4%, dan terdapat 17 auditor yang memiliki



70



posisi sebagai Senior Auditor atau sebesar 35,4%, dan 2 auditor yang memiliki posisi sebagai Partner atua sebanyak 4,2%. 5.2



Deskripsi Hasil Penelitian



5.2.1



Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk memastikan bahwa pernyataan-pernyataan



dalam masing-masing variabel dapat terklarifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan cara bivariate pearson. Dimana dalam pengujian ini dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor item dengan total skor item. Nilai dari korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel α = 5%, df = n-2, dimana n menunjukkan total data yang digunakan. Maka dalam penelitian ini n yang digunakan sebesar 48, maka nilai df sebesar 46 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil dari pengujian menggunakan korelasi bivariate akan disajikan dalam tabel untuk variabel-variabel berikut ini. Tabel 5.4 Uji Validitas Kompetensi Correlations X1.1



X1.2



.683**



.002



.000



48



48



48



-.428**



1



.367*



Pearson Correlation X1.1



Pearson Correlation X1.2



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



TOTAL_X1



1



Sig. (2-tailed) N



Sig. (2-tailed) N



.002



.010



48



48



48



**



*



1



.683



.367



.000



.010



48



48



**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).



Sumber: Kuesioner (diolah)



TOTAL_X1



-.428**



48



71



Tabel 5.5 Uji Validitas Independensi Correlations X2.1



X2.2



X2.3



X2.4



X2.5



1



.140



-.058



-.023



.023



.040



.407**



.344



.697



.877



.876



.786



.004



48



48



48



48



48



48



48



Pearson Correlation



.140



1



.000



.161



-.056 -.009



.457**



Sig. (2-tailed)



.344



1.000



.274



.704



.951



.001



48



48



48



48



48



.149



.292*



.178



.493**



.311



.044



.226



.000



Pearson Correlation X2.1



Sig. (2-tailed) N



X2.2



N Pearson Correlation X2.3



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



X2.4



Sig. (2-tailed) N



X2.5



-.058



48 .000



1



.697 1.000 48



48



48



48



48



48



48



-.023



.161



.149



1



.042



.120



.540**



.877



.274



.311



.777



.417



.000



48



48



48



48



48



48



48



.042



1 -.193



.495**



.189



.000



Pearson Correlation



.023



-.056



.292*



Sig. (2-tailed)



.876



.704



.044



.777



48



48



48



48



48



48



48



Pearson Correlation



.040



-.009



.178



.120



-.193



1



.338*



Sig. (2-tailed)



.786



.951



.226



.417



.189



48



48



48



48



48



48



48



.407**



.457**



.493**



.540**



.495**



.338*



1



.004



.001



.000



.000



.000



.019



48



48



48



48



48



48



N



X2.6



48



X2.6 TOTAL_X2



N Pearson Correlation TOTAL_X2 Sig. (2-tailed) N



**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).



Sumber: Kuesioner (diolah)



.019



48



72



Tabel 5.6 Uji Validitas Akuntabilitas Correlations



Pearson Correlation X3.1



Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X3.3



X3.2



X3.3 TOTAL_X3



1



-.094



.293*



.608**



.526



.044



.000



48



48



48



1



.839**



.715**



.000



.000



Sig. (2-tailed) N



X3.2



X3.1



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



TOTAL_X3 Sig. (2-tailed) N



48 -.094 .526 48



48



48



48



.293*



.839**



1



.920**



.044



.000



48



48



48



48



.608**



.715**



.920**



1



.000



.000



.000



48



48



48



.000



*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



Sumber: Kuesioner (diolah)



48



73



Tabel 5.7 Uji Validitas Bukti Audit Correlations



Pearson Correlation X4.1



Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X4.3



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



X4.4



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



X4.5



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



X4.6



X4.2



X4.3



X4.4



X4.5



X4.6



TOTAL_X4



1



-.002



-.274



-.190 -.299*



-.224



.342*



.989



.060



.196



.039



.127



.017



48



48



48



48



48



48



1



.289*



.131



.146



.367*



.629**



.046



.375



.321



.010



.000



48



48



48



48



48



1



.437**



.126



-.022



.356*



.002



.395



.884



.013



Sig. (2-tailed) N



X4.2



X4.1



Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation



TOTAL_X4 Sig. (2-tailed) N



48 -.002 .989 48



48



-.274



.289*



.060



.046



48



48



48



48



48



48



48



-.190



.131



.437**



1



.279



-.107



.420**



.196



.375



.002



.055



.468



.003



48



48



48



48



48



48



1



.356*



.444**



.013



.002



.146



.126



.279



.039



.321



.395



.055



48



48



48



48



48



48



48



-.224



.367*



-.022



-.107



.356*



1



.458**



.127



.010



.884



.468



.013



48



48



48



48



48



48



48



.342*



.629**



.356*



.420**



.444**



.458**



1



.017



.000



.013



.003



.002



.001



48



48



48



48



48



48



*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).



Sumber: Kuesioner (diolah)



48



-.299*



.001



48



74



Tabel 5.8 Uji Validitas Kualitas Audit Correlations



Pearson Correlation Y1.1



Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N



Y1.3



Y1.3



Y1.4



TOTAL_Y



1



-.105



.099



.146



.452**



.478



.502



.322



.001



48



48



48



48



1



.356*



.359*



.611**



.013



.012



.000



48



48



48



1



.294*



.693**



.042



.000



48 -.105 .478 48



48



Pearson Correlation



.099



.356*



Sig. (2-tailed)



.502



.013



48



48



48



48



48



Pearson Correlation



.146



.359*



.294*



1



.750**



Sig. (2-tailed)



.322



.012



.042



48



48



48



48



48



.452**



.611**



.693**



.750**



1



.001



.000



.000



.000



48



48



48



48



N



Y1.4



Y1.2



Sig. (2-tailed) N



Y1.2



Y1.1



N Pearson Correlation TOTAL_Y Sig. (2-tailed) N



.000



48



**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).



Sumber: Kuesioner (diolah)



Hasil Pengamatan pada rTabel mendapatkan hasil dari sampel (N) = 46 sebesar 0,2845. Melihat dari hasil uji validitas diketahui bahwa semua instrumen penelitian mulai dari variabel Kompetensi (X1), Independensi (X2), Akuntabilitas (X3), Bukti Audit (X4) dan Kualitas Audit (Y) masing-masing menghasilkan nilai rHitung > rTabel sebesar 0,2845. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrumen penelitian dalam penelitian ini dapat dikatakan valid. 5.2.2



Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil



pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama pula. Pada penelitian ini



75



menggunakan Cronbach Alpha. Uji Reliabilitas dapat dilakukan secara bersamasama terhadap seluruh butir pertanyaan. Menurut Sujarweni Wiratna (2015:192) Jika nilai alpha > 0,60 butir pertanyaan tersebut reliabel. Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha



N of Items



.698



21



Sumber: Output SPSS 20



Dari tabel diatas nilai reliabilitas memiliki r hitung sebesar 0,698, nilai ini lebih besar dari pada r tabel sebesar 0,60. Hasil tersebut menunjukan bahwa seluruh pertanyaan dalam variabel sudah reliabel dan dapat memberikan hasil yang konsisten yang dapat diandalkan. 5.2.3



Uji Asumsi Klasik Metode regresi biasanya memiliki beberapa masalah. Oleh karena itu untuk



mendeteksi apakah terdapat sebuah masalah regresi pada penelitian ini, maka dilakukannya uji asumsi klasik yang meliputi pengujian : (1) Normalitas, (2) Multikolinieritas, (3) Heteroskedastisitas. 5.2.1



Uji Normalitas Ghozali (2016) mengatakan bahwa uji normalitas memiliki tujuan untuk



menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data yang digunakan peneliti adalah uji KolmogorovSmirnov dengan pengambilan keputusan, yaitu: a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal



76



Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b



Most Extreme Differences



48 Mean Std. Deviation



0E-7 2.23038986



Absolute



.092



Positive



.092



Negative



-.076



Kolmogorov-Smirnov Z



.635



Asymp. Sig. (2-tailed)



.815



a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.



Sumber: Output SPSS 20



Dari hasil uji normalitas menggunakan metode Kolomogrov Smirnov didapatkan hasil signifikansi dari uji normalitas sebesar 0.815, dimana hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa uji normalitas pada penelitian ini terdistribusi normal. 5.2.2 Uji Multikolinearitas Ghozali (2016) mengatakan bahwa uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (variabel bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini memperlihatkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Multikolinearitas dilakukan dengan melihat Tolerance Value dan Variance Infaltion Factor (VIF) dengan kriteria: a. Tolerance Value > 10 b. Variance Inflation Factor (VIF) < 10



77



Tabel 5.11 Hasil Uji Moltikolinearitas Coefficientsa Model



Unstandardized



Standardized



Coefficients



Coefficients



B



Std. Error



t



Sig.



Collinearity Statistics



Beta



Tolerance



(Constant)



2.338



6.406



.365 .717



TOTAL_X1



-.259



.538



-.076 -.482 .632



1 TOTAL_X2



.105



.165



.097



TOTAL_X3



.280



TOTAL_X4



.315



VIF



.834



1.199



.636 .528



.892



1.121



.176



.229 1.589 .119



.993



1.007



.202



.238 1.565 .125



.893



1.119



a. Dependent Variable: TOTAL_Y



Sumber: Output SPSS 20



5.2.3



Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2016), salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya



heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hasil probabilitas dikatakan signifikan jika nilai signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Tabel 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model



Unstandardized Coefficients



Standardized



t



Sig.



Coefficients B



1



Std. Error



(Constant)



-.252



3.269



TOTAL_X1



-.020



.197



TOTAL_X2



-.019



TOTAL_X3 TOTAL_X4 a. Dependent Variable: RES2



Beta -.077



.939



-.015



-.102



.919



.104



-.029



-.180



.858



.261



.102



.367



2.554



.014



-.020



.126



-.026



-.158



.875



78



Dari hasil uji heterokedastisitas menggunakan uji glejser hasil signifikansi dari variabel Kompetensi (X1) sebesar 0,919, Independensi (X2) sebesar 0,858, Akuntabilitas (X3) sebesar 0,14 dan Bukti Audit (X4) sebesar 0,875.



Maka



mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 5.2.4



Analsis Deskriptif Analisis ini akan memberikan gambaran hasil penelitian dengan sampel



sebanyak 48 responden. Penilaian responden dalam setiap variabel dapat dilihat dari persentase yang diperoleh dengan kriteria sebagaimana pada Tabel 5.13 Tabel 5.13 Kriteria Pengklasifikasian Persentase Skor Tanggapan Responden Interval



Kategori



20,00% - 36,00% Tidak Baik / Sangat Rendah 36,01% - 52,00%



Kurang Baik / Rendah



52,01% - 68,00%



Cukup Baik / Tinggi



68,01% - 84,00%



Baik / Tinggi



84,01% - 100%



Sangat Baik / Tinggi



Sumber: Narimawati (2007, 84)



79



5.2.4.1 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Berikut hasil jawaban responden mengenai pengetahuan sebagaimana dijelaskan pada tabel Tabel 5.14 Tabel 5.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan



No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Dalam melakukan audit,



F



0



1



3



1 8



26



auditor harus memiliki keahlian dan struktur 1.



4,33



pengetahua



213



n yang cukup, Pengetahua



%



n diukur dari seberapa tinggi pendidikan auditor. Sumber: Kuesioner (diolah)



0



2



6



3 6



52



240



88,75



80



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator kompetensi yaitu pengetahuan, dapat diketahui bahwa sebagian besar auditor sependapat dengan pernyataan bahwa dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki keahlian dan struktur yang cukup, dan juga pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor, hal ini ditunjukkan dengan persentase yang mencapai 88,75% dan nilai mean sebesar 4,44, dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan auditor KAP di Bandung termasuk kategori sangat baik. Berikut hasil jawaban responden mengenai pengalaman sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.15



81



Tabel 5.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktu al



Sko r Idea l



Persenta se (%)



Mea n Skor



Semakin lama masa kerja dan



F



0



0



2



2 8



18



pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin



4,33



baik dan meningkatka n kualitas audit yang dihasilkan. 1.



208



Auditor yang berpengalam an lebih memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik dalam menyelesaika n pekerjaannya .



Sumber: Kuesioner (diolah)



%



0



0



4



5 6



36



240



86,66



82



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator kompetensi yaitu pengalaman, dapat diketahui bahwa sebagian besar auditor sependapat dengan pernyataan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan, auditor yang berpengalaman lebih memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya, hal ini dapat dilihat dari persentase pendapat auditor sebesar 86,6% dan nilai mean sebesar 4,4. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman auditor KAP di Bandung termasuk di kategori sangat baik.



Berikut tanggapan responden mengenai Variabel Kompetensi sebagaimana pada Tabel 5.16 : Tabel 5.16 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi Indikator



Skor Aktual



Skor Ideal



Persentase (%)



Mean Skor



Kategori



1



Pengetahuan



213



240



88,75



4,33



Sangat baik



2



Pengalaman



208



240



86,66



4,33



Sangat Baik



421



480



87,77



4,33



Sangat Baik



No



Total Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan tabel diatas, skor aktual untuk variabel Kompetensi (X1) sebesar 421 dengan skor ideal 480. Skor ideal akan tercapai apabila seluruh responden memberikan jawaban Sangat Setuju dengan bobot skor 5 pada seluruh pertanyaan. Nilai persentase diperoleh dari skor aktual sebesar 421 dibagi skor ideal sebesar 480, dikalikan 100%, sehingga didapatkan presentase secara keseluruhan sebesar 88,77%. Jika dikonsultasikan kedalam kategori pengklasifikasian persentase skor tanggapan responden, termasuk ke dalam interval Sangat Baik (84,01% - 100%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat Kompetensi auditor KAP di Kota Bandung sudah tergolong sangat baik.



83



Kategori sangat baik dalam Kompetensi jika digambarkan menggunakan garis kontinum maka akan tampak sebagai berikut:



4,33



Gambar 5.1 Garis Kontinum Penilaian Variabel Kompetensi



5.2.4.2 Tanggapan Responden terhadap Independensi Berikut hasil jawaban responden mengenai ukuran KAP sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.17 Tabel 5.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Ukuran KAP No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



169



240



70,42



Mea n Skor



KAP yang lebih besar dapat



F



0



4



1 9



2 1



4



menolak 1.



berbagai tekanan dari kliennya, dengan demikian



%



0



8



3 8



4 2



8



3,52



84



KAP yang lebih besar dapat memelihara independen si auditornya. Selain itu, KAP yang lebih besar lebih mampu dan memotivasi untuk memberika n jasa audit yang lebih baik. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator independensi yaitu ukuran KAP, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 21 auditor dan 4 auditor yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut,tetapi ada 4 auditor yang tidak setuju jika ukuran KAP menjadi salah satu tolak ukur tingkat independensi auditor, dan sebanyak 19 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 70,42% dan nilai mean sebesar 3,52 yang artinya termasuk di kategori baik.



85



Berikut hasil jawaban responden mengenai tingkat persaingan antar KAP sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.18 Tabel 5.18 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Persaingan antar KAP Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Tingkat persaingan yang tinggi



F



0



1



1 6



1 9



12



antar KAP 4,13



dapat 1.



menghasilk



186



240



77,5



an independens i auditor



%



0



2



3 2



3 8



24



yang rendah. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator independensi yaitu megenai tingkat persaingan antar KAP, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 19 auditor dan ada 12 auditor yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut,tetapi ada 1 auditor yang tidak setuju jika tingkat persaingan yang tinggi antar KAP dapat menghasilkan independensi yang rendah, dan sebanyak 16 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 77,5% dan nilai mean sebesar 4,13 yang artinya termasuk di kategori baik.



86



Berikut hasil jawaban responden mengenai lama waktu audit sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.19 Tabel 5.19 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lama Waktu Audit No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Semakin lama auditor



F



0



4



3 4



1 0



0



mengaudit 3,12



suatu perusahaan, maka auditor tersebut 1.



dapat



150



240



62,5



mengalami penurunan independen



%



0



8



6 8



2 0



0



si karena mulai timbul rasa loyalitas terhadap kliennya. Sumber: Kuesioner yang sudah diolah



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator independensi yaitu megenai lama waktu audit, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 10



87



auditor,tetapi ada 4 auditor yang tidak setuju jika semakin lama auditor mengaudit suatu perusahaan akan menimbulkan rasa loyalitas kepada kliennya, dan sebanyak 34 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 62,5% dan nilai mean sebesar 3,12 yang artinya termasuk di kategori cukup baik. Berikut hasil jawaban responden mengenai besaran audit fee yang diterima KAP sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.20



Tabel 5.20 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Besaran Audit Fee Yang Diterima KAP Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktu al



Sko r Idea l



Persenta se (%)



Mea n Skor



Semakin besar audit fee yang



F



0



24



1 6



6



2



diterima oleh 2,70



KAP akan mengakibatk an meningkatny 1.



a resiko



130



hilangnya independensi seorang



%



0



auditor dalam mengaudit suatu perusahaan. Sumber: Kuesioner yang sudah diolah



48



3 2



1 2



4



240



54,1



88



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator independensi yaitu megenai besaran audit fee yang diterima, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 6 auditor,dan ada 2 auditor yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut, tetapi ada 24 auditor yang tidak setuju jika semakin besar audit fee yang diterima akan menyebabkan hilangnya independensi seorang auditor dalam mengaudit perusahaan, dan sebanyak 16 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 54,1% dan nilai mean sebesar 2,70 yang artinya termasuk di kategori cukup baik. Berikut hasil jawaban responden mengenai pemberian jasa konsultasi manajemen sekaligus pada klien sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.21 : Tabel 5.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Jasa Konsultasi Manajemen Sekaligus Pada Klien Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



198



240



82,5



Mea n Skor



Jika jasa non audit diberikan



F



0



5



8



1 1



24



sekaligus kepada kliennya, maka dapat 1.



menyebabk an hilangnya kepercayaan



%



0



10



1 6



2 2



48



diri bagi auditor. selain itu, dengan



4,12



89



adanya jasa non audit sekaligus dapat menciptaka n hubungan kerjasama antar auditor dan kliennya, tentunya hal ini dapat menggangu independens i auditor. Sumber: Kuesioner yang sudah diolah



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator independensi yaitu megenai pemberian jasa konsultasi manajemen sekaligus pada klien, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 11 auditor,dan 24 auditor sangat setuju jika jasa non audit diberikan sekaligus kepada kliennya maka akan menimbulkan hubungan kerjasama antar auditor dengan kliennya dan dapat mengganggu independensi seorang auditor,tetapi ada 5 auditor yang tidak setuju jika jasa non audit diberikan sekaligus kepada kliennya maka akan menimbulkan hubungan kerjasama antar auditor dengan kliennya dan dapat mengganggu independensi seorang auditor, dan sebanyak 8 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 82,5% dan nilai mean sebesar 4,12 yang artinya termasuk di kategori baik.



90



Berikut hasil jawaban responden mengenai keberadaan komite audit sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.22 Tabel 5.22 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Komite Audit Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Keberadaan komite audit dapat



F



0



0



1 3



2 4



11 3,95



meningkatk an independens i auditor. hal ini karena 1.



dengan



190



240



79,1



adanya komite audit auditor



%



0



0



2 6



4 8



22



dapat megalami peningkatan kepercayaan dirinya. Sumber: Kuesioner yang telah diolah



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator independensi yaitu megenai keberadaan komite audit, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 24 auditor,dan ada 11 auditor yang sangat setuju dengan pernyataan



91



tersebut, dan sebanyak 16 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 79,1% dan nilai mean sebesar 3,95 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut



tanggapan



responden



mengenai



Variabel



Independensi



sebagaimana pada Tabel 5.23: Tabel 5.23 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi No



Indikator



Skor Aktual



Skor Ideal



Persentase (%)



Mean Skor



Kategori



1



Ukuran KAP



169



240



70,42



3,52



Baik



2



Tingkat persaingan antar KAP



186



240



77,5



4,13



Baik



3



Lama waktu audit



150



240



62,5



3,12



Cukup Baik



4



Besaran audit fee yang diterima KAP



130



240



54,1



2,70



Cukup Baik



5



Pemberian jasa konsultasi manajemen sekaligus kepada klien



198



240



82,5



4,12



Baik



6



Keberadaan komite audit



190



240



79,1



3,95



Baik



Total



1023



1440



73,1



3,59



Baik



Sumber: Kuesioner yang telah diolah



Berdasarkan tabel diatas, skor aktual untuk variabel Independensi (X2) sebesar 1023 dengan skor ideal 1440. Skor ideal akan tercapai apabila seluruh responden memberikan jawaban Sangat Setuju dengan bobot skor 5 pada seluruh pertanyaan. Nilai persentase diperoleh dari skor aktual sebesar 1023 dibagi skor ideal sebesar 1440 dikalikan 100%, sehingga didapatkan presentase secara keseluruhan



sebesar



73,1%.



Jika



dikonsultasikan



kedalam



kategori



pengklasifikasian persentase skor tanggapan responden, termasuk ke dalam interval Baik (68,01% - 84,00%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat Kompetensi auditor KAP di Kota Bandung sudah tergolong baik.



92



Kategori baik dalam Independensi jika digambarkan menggunakan garis kontinum maka akan tampak sebagai berikut:



3,59



Gambar 5.2 Garis Kontinum Penilaian Variabel Independensi 5.2.4.3 Tanggapan Responden terhadap Akuntabilitas Berikut hasil jawaban responden mengenai motivasi sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.24 Tabel 5.24 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Motivasi No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



206



240



85,8



Auditor yang berkualitas



F



1



4



1



1 6



26



memiliki motivasi 1.



yang tinggi. Dengan motivasi yang tinggi, seorang



%



2



8



2



3 2



52



Mea n Skor



93



auditor akan melaksanaka



4,29



n tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga menghasilka n hasil audit yang berkualitas. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator akuntabilitas yaitu megenai motivasi, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 16 auditor,dan ada 11 auditor yang sangat setuju bahwa dengan motivasi yang tinggi, seorang auditor akan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab sehingga menghasilkan hasil audit yang berkualitas, dan sebanyak 4 auditor yang berpendapat netral, dan terdapat 4 auditor yang tidak setuju, bahkan ada 1 auditor yang sangat tidak setuju jika motivasi menentukan akuntabilitas seseorang. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 85,8% dan nilai mean sebesar 4,29 yang artinya termasuk di kategori sangat baik.



94



Berikut hasil jawaban responden mengenai pengabdian pada profesi sebagaimana dijelaskan pada tabel Tabel 5.25 Tabel 5.25 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai pengabdian pada profesi No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Pengabdia n kepada profesi



F



0



0



9



1 5



24



merupakan suatu 4,12



komitmen yang terbentuk dari dalam diri seseorang 1.



198



profesional , tanpa paksaan



%



dari siapapun, dan secara sadar bertanggun g jawab terhadap profesinya. Sumber: Kuesioner (diolah)



0



0



1 8



3 0



48



240



82,5



95



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator akuntabilitas yaitu megenai pengabdian pada profesi, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 15 auditor,dan ada 24 auditor yang sangat setuju bahwa pengabdian kepada profesi merupakan suatu komitmen yang terbentuk dari dalam diri seseorang profesional tanpa paksaan dan secara sadar bertanggung jawab terhadap profesinya, dan sebanyak 9 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 82,5% dan nilai mean sebesar 4,12 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut hasil jawaban responden mengenai kewajiban sosial sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5.26 Tabel 5.26 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Sosial No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Kesadaran auditor mengenai



F



0



0



1 4



1 5



19



pentingnya peranan 4,10



profesi serta 1.



manfaat



197



yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profession al karena



%



0



0



2 8



3 0



38



240



82



96



adanya pekerjaan tersebut.



Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator akuntabilitas yaitu megenai kewajiban sosial, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 15 auditor,dan ada 19 auditor yang sangat setuju bahwa kesadaran seorang auditor mengenai pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun oleh profesional karena adanya pekerjaan tersebut, dan sebanyak 14 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 82% dan nilai mean sebesar 4,10 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut



tanggapan



responden



mengenai



Variabel



Akuntabilitas



sebagaimana pada Tabel 5.27 : Tabel 5.27 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Akuntabilitas No



Indikator



Skor Aktual



Skor Ideal



Persentase (%)



Mean Skor



Kategori



1



Motivasi



206



240



85,80



4,29



Sangat baik



2



Pengabdian pada profesi



198



240



82,50



4,12



Baik



3



Kewajiban Sosial



197



240



82,00



4,10



Baik



601



720



83,48



4,17



Baik



Total Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan tabel 5.26, skor aktual untuk variabel Akuntabilitas (X3) sebesar 601 dengan skor ideal 720. Skor ideal akan tercapai apabila seluruh responden memberikan jawaban Sangat Setuju dengan bobot skor 5 pada seluruh



97



pertanyaan. Nilai persentase diperoleh dari skor aktual sebesar 601 dibagi skor ideal sebesar 720 dikalikan 100%, sehingga didapatkan presentase secara keseluruhan sebesar 83,48%. Jika dikonsultasikan kedalam kategori pengklasifikasian persentase skor tanggapan responden, termasuk ke dalam interval Baik (68,01% 84,00%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat Akuntabilitas auditor KAP di Kota Bandung sudah tergolong baik. Kategori baik dalam Akuntabilitas jika digambarkan menggunakan garis kontinum maka akan tampak sebagai berikut:



4,17



Gambar 5.3 Garis Kontinum Penilaian Variabel Akuntabilitias



98



5.2.4.4



Tanggapan Responden terhadap Bukti Audit



Berikut tanggapan responden mengenai independensi pemberi informasi sebagaimana pada Tabel 5.28 :



Tabel 5.28 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Independensi Pemberi Informasi No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Bahan bukti yang didapatkan



F



2



5



4



1 0



27



dari pihak luar entitas 4,20



klien lebih andal 1.



202



dibandingka



240



84,2



n dengan bahan bukti



%



yang



4



10



8



2 0



54



didapatkan dari dalam entitas. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator bukti audit yaitu megenai independensi pemberi informasi, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 10 auditor,dan ada 27 auditor yang sangat setuju bahwa bahan bukti yang didapatkan dari pihak luar entitas klien lebih andal dibandingkan bahan bukti yang didapatkan



99



dari dalam entitas, dan sebanyak 4 auditor yang berpendapat netral, lalu ada juga 5 auditor yang tidak setuju dengan pernyataan ini,ditambah lagi terdapat 2 auditor yang sangat tidak setuju jika bukti yang didapat dari luar lebih andal. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 84,2% dan nilai mean sebesar 4,20 yang artinya termasuk di kategori sangat baik. Berikut tanggapan responden mengenai efektivitas pengendalian intern sebagaimana pada Tabel 5.29 : Tabel 5.29 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Efektivitas Pengendalian Intern Klien No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Semakin efektif pengendalia



F



0



0



1



2 5



22



n intern klien, maka 4,43



bukti audit yang didapatkan akan lebih 1.



andal, dan



213



semakin tidak efektifnya pengendalia n intern klien, maka bukti audit yang diapatkan



%



0



0



2



5 0



44



240



88,75



100



akan lebih tidak andal.



Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator bukti audit yaitu megenai pengendalian intern klien, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 25 auditor,dan ada 22 auditor yang sangat setuju bahwa semakin efektif pengendalian intern klien maka bukti audit yang didapatkan akan lebih andal begitupun sebaliknya, dan sebanyak 1 auditor yang berpendapat netral. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 88,75% dan nilai mean sebesar 4,43 yang artinya termasuk di kategori sangat baik Berikut tanggapan responden mengenai pengetahuan langsung auditor sebagaimana pada Tabel 5.30: Tabel 5.30 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Langsung Auditor Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



208



240



87



4,33



Bahan bukti yang didapatkan



F



0



0



0



3 2



16



langsung oleh 1.



auditor melalui pemeriksaa n fisik, pengamata n,



%



0



0



0



6 6



32



101



perhitunga n ulang, dan pemeriksaa n lebih andal daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator bukti audit yaitu megenai pengetahuan langsung auditor, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 36 auditor,dan ada 16 auditor yang sangat setuju bahwa bukti audit yang didapatkan langsung oleh auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan ulang, dan pemeriksaan lebih andal daripada informasi yang didapatkan secara tidak langsung. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 87% dan nilai mean sebesar 4,33 yang artinya termasuk di kategori sangat baik



102



Berikut tanggapan responden mengenai kualifikasi individu yang memberikan informasi sebagaimana pada Tabel 5.31: Tabel 5.31 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualifikasi Individu Yang Memberikan Informasi Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Meskipun sumber informasiny



F



0



0



2 7



1 9



2



a independen, 3,48



bahan bukti tidak akan andal kecuali 1.



individu



167



240



69,5



yang memberika n informasi



%



0



0



5 4



3 8



4



tersebut merupakan orang yang kompeten di bidangnya. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator bukti audit yaitu megenai kualifikasi individu yang memberikan informasi, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di



103



kuesioner yaitu sebanyak 19 auditor,dan ada 2 auditor yang sangat setuju bahwa bahan bukti tidak akan andal kecuali individu yang memberikan informasi tersebut merupakan orang yang kompeten di bidangnya, dan ada 27 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 69,5% dan nilai mean sebesar 3,48 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut tanggapan responden mengenai tingkat objektivitas sebagaimana pada Tabel 5.32: Tabel 5.32 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Objektivitas No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Bahan bukti objektif lebih dapat



F



0



0



2



2 6



20



diandalkan dibandingka 4,37



n dengan bahan bukti yang 1.



memerlukan



210



penilaian untuk menentukan



%



apakah bahan bukti tersebut benar adanya. Sumber: Kuesioner (diolah)



0



0



4



5 2



40



240



87,5



104



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator bukti audit yaitu megenai tingkat objektivitas, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 26 auditor,dan ada 20 auditor yang sangat setuju bahwa bahan bukti objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bahan bukti yang memerlukan penilaian untuk menentukan kebenarannya, dan ada 2 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 87,5% dan nilai mean sebesar 4,37 yang artinya termasuk di kategori sangat baik. Berikut tanggapan responden mengenai ketepatan waktu sebagaimana pada Tabel 5.33: Tabel 5.33 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Semakin cepat bukti audit



F



0



0



8



1 4



26



dikumpulka n maka 4,08



tingkat ketepatan 1.



196



waktu auditor dalam



%



mengaudit akan semakin besar. Sumber: Kuesioner (diolah)



0



0



1 6



2 8



52



240



81,6



105



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator bukti audit yaitu megenai ketepatan waktu, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 14 auditor,dan ada 26 auditor yang sangat setuju bahwa semakin cepat bukti audit dikumpulkan maka tingkat ketepatan waktu auditor dalam mengaudit akan semakin besar, dan ada 8 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 81,6% dan nilai mean sebesar 4,08 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut tanggapan responden mengenai Variabel Bukti Audit sebagaimana pada : Tabel 5.34 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Bukti Audit Indikator



Skor Aktual



Skor Ideal



Persentase (%)



Mean Skor



Kategori



1



Independensi Pemberi Informasi



202



240



84,20



4,20



Sangat baik



2



Efektivitas Pengendalian Intern Klien



213



240



88,75



4,33



Sangat Baik



3



Pengetahuan Langsung Auditor



208



240



87,00



4,33



Sangat Baik



4



Kualifikasi Individu yang memberikan informasi



167



240



69,50



3,48



Baik



5



Tingkat Objektivitas



210



240



87,50



4,37



Sangat Baik



6



Ketepatan Waktu



196



240



81,60



4,08



Baik



Total



1196



1440



83,05



4,13



Baik



No



Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan tabel diatas, skor aktual untuk variabel Bukti Audit (X4) sebesar 1196 dengan skor ideal 1440. Skor ideal akan tercapai apabila seluruh responden memberikan jawaban Sangat Setuju dengan bobot skor 5 pada seluruh pertanyaan. Nilai persentase diperoleh dari skor aktual sebesar 1196 dibagi skor



106



ideal sebesar 1440 dikalikan 100%, sehingga didapatkan presentase secara keseluruhan



sebesar



83,05%.



Jika



dikonsultasikan



kedalam



kategori



pengklasifikasian persentase skor tanggapan responden, termasuk ke dalam interval Baik (68,01% - 84,00%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman Bukti Audit auditor KAP di Kota Bandung sudah tergolong baik. Kategori sangat baik dalam Kompetensi jika digambarkan menggunakan garis kontinum maka akan tampak sebagai berikut:



4,13



Gambar 5.4 Garis Kontinum Penilaian Variabel Bukti Audit 5.2.4.5 Tanggapan Responden terhadap Kualitas Audit Berikut tanggapan responden mengenai Tenure sebagaimana pada Tabel 5.35: Tabel 5.35 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Tenure No.



Butiran Kuesioner



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Skor Aktua l



Skor Idea l



Persentas e (%)



2 0



152



240



63,4



Semakin lama 1.



seorang auditor



F



0



12



1 2



4



Mea n Skor



107



telah melakuka



3,17



n audit pada klien yang sama maka



%



0



24



kualitas



4 0



2 4



8



audit yang dihasilkan semakin rendah. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator kualitas audit yaitu megenai tenure, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 12 auditor,dan ada 4 auditor yang sangat setuju bahwa semakin semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah, dan ada 20 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut,lalu ada 12 auditor yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 63,4% dan nilai mean sebesar 3,17 yang artinya termasuk di kategori cukup baik.



108



Berikut tanggapan responden mengenai jumlah klien sebagaimana pada Tabel 5.36: Tabel 5.36 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Klien Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



No.



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Semakin banyak jumlah



F



0



2



2 4



1 4



8



klien maka kualitas 3,58



audit akan semakin baik, karena 1.



auditor



172



240



71,6



dengan jumlah klien yang



%



0



4



4 8



2 8



16



banyak akan berusaha menjaga reputasiny a. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator kualitas audit yaitu megenai jumlah klien, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 14 auditor,dan ada 8 auditor yang sangat setuju bahwa semakin banyak jumlah klien maka auditor akan



109



semakin berusaha menjaga reputasinya, dan ada 24 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut, lalu ada 2 auditor yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 71,6% dan nilai mean sebesar 3,58 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut tanggapan responden mengenai kesehatan keuangan klien sebagaimana pada Tabel 5.37: Tabel 5.37 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kesehatan Keuangan Klien No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktu al



Sko r Idea l



Persenta se (%)



Mea n Skor



Semakin sehat kondisi keuangan



F



0



6



2 1



1 2



9



klien maka akan ada 3,5



kecenderung an klien 1.



168



tersebut



240



70



untuk menekan auditor agar



%



0



12



4 2



2 4



1 8



tidak mengikuti standar. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator kualitas audit yaitu megenai kesehatan keuangan klien, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 12 auditor,dan ada 9 auditor yang sangat setuju bahwa semakin sehat kondisi keuangan



110



klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan ada 21 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut, lalu ada 6 auditor yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 70,6% dan nilai mean sebesar 3,50 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut tanggapan responden mengenai review oleh pihak ketiga sebagaimana pada Tabel 5.38: Tabel 5.38 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Review Oleh Pihak Ketiga No.



Alternatif Jawaban ST T S N S S S S



Butiran Kuesioner



Skor Aktua l



Sko r Idea l



Persentas e (%)



Mea n Skor



Kualitas audit akan meningkat



F



0



9



1 5



1 1



13



jika auditor tersebut 3,58



mengetahui 1.



172



bahwa hasil



240



71,6



pekerjaanny a akan



%



direview



0



18



3 0



2 2



26



oleh orang ketiga. Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan diatas mengenai indikator kualitas audit yaitu mengenai review oleh pihak ketiga, dapat diketahui bahwa auditor yang setuju dengan pernyataan yang dilampirkan di kuesioner yaitu sebanyak 11 auditor,dan ada 13 auditor yang sangat setuju bahwa kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga, dan ada 15 auditor yang netral terhadap pernyataan tersebut, lalu ada



111



9 auditor yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari hasil tersebut dapat dilihat tingkat presentase sebesar 71,6% dan nilai mean sebesar 3,58 yang artinya termasuk di kategori baik. Berikut tanggapan responden mengenai Variabel



Kualitas Audit



sebagaimana pada Tabel 5.39: Tabel 5.39 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit No



Indikator



Skor Aktual



Skor Ideal



Persentase (%)



Mean Skor



Kategori



1



Tenure



152



240



63,4



3,17



Cukup Baik



2



Jumlah Klien



172



240



71,60



3,58



Baik



3



Kesehatan keuangan klien



168



240



70,00



3,50



Baik



4



Review oleh pihak ketiga



172



240



71,60



3,58



Baik



Total



664



960



69,20



3.46



Baik



Sumber: Kuesioner (diolah)



Berdasarkan tabel diatas, skor aktual untuk variabel Kualitas Audit (Y) sebesar 664 dengan skor ideal 960. Skor ideal akan tercapai apabila seluruh responden memberikan jawaban Sangat Setuju dengan bobot skor 5 pada seluruh pertanyaan. Nilai persentase diperoleh dari skor aktual sebesar 664 dibagi skor ideal sebesar 960 dikalikan 100%, sehingga didapatkan presentase secara keseluruhan sebesar 69,20%. Jika dikonsultasikan kedalam kategori pengklasifikasian persentase skor tanggapan responden, termasuk ke dalam interval Baik (68,01% 84,00%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat Kualitas Audit auditor KAP di Kota Bandung sudah tergolong baik.



112



Kategori baik dalam Kualitas Audit jika digambarkan menggunakan garis kontinum maka akan tampak sebagai berikut :



3,46



Gambar 5. 5 Garis Kontinum Penilaian Variabel Kualitas Audit 5.2.5



Koefisien Determinasi Nilai yang digunakan dalam koefisien determinasi adalah dengan



menggunakan nilai R Square. Nilai tersebut digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variable independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R Square yang digunakan, diambil dari tabel berikut: Tabel 5.40 Koefisien Determinasi Model Summary Model 1



R .656a



R Square Adjusted R Square .530



.377



Std. Error of the Estimate 2.603



a. Predictors: (Constant), TOTAL_X4, TOTAL_X3, TOTAL_X1, TOTAL_X2



Sumber: Output SPSS 20



Nilai R Square pada tabel diatas adalah sebesar 0,530 atau 53%. Hal ini berarti variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 53%, sedangkan sisanya sebesar 47% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan kedalam model regresi dalam penelitian ini.



113



Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit berpengaruh sebesar 53% terhadap kualitas audit, sedangkan sisanya sebesar 47% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 5.2.6



Uji Parsial Uji t ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)



variabel-variabel independen yakni kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. Pengujian ini menggunakan tabel coefficients yang akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.41 Hasil Uji Parsial Coefficientsa Model



Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B



Std. Error



t



Sig.



Beta



(Constant)



.285



.342



.810 .425



TOTAL_X1



.022



.383



.007 3.056 .055



1 TOTAL_X2



.388



.202



.254 2.926 .061



TOTAL_X3



.846



.198



.497 4.263 .000



TOTAL_X4



.557



.195



.393 3.461 .000



a. Dependent Variable: TOTAL_Y



Sumber: Output SPSS 20



Dari hasil pengujian yang terdapat dalam tabel 5.29 nilai unstandardized coefficient (B), maka persamaan regresi yang telah dibentuk dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = 0.285 + 0,022 X1 + 0,388 X2 + 0,846 X3 + 0,557 X4 +e α = 0,285 memiliki arti bahwa, apabila variabel kompetensi (X1), Independensi (X2), Akuntabilitas (X3), dan Bukti Audit (X4) sama dengan nol atau konstan maka kualitas audit (Y) memiliki nilai sebesar 0,285



114



β1 = Jika nilai koefisien regresi variabel kompetensi (X1) sebesar 0,022 artinya adalah apabila kompetensi auditor (X1) dan variabel independen lain bernilai konstan atau sama dengan nol maka nilai variabel kualitas audit (Y) akan diprediksikan mengalami peningkatan sebesar 0,022. β2 = Jika nilai koefisien regresi variabel independensi (X2) sebesar 0,388 artinya adalah apabila independensi (X2) dan variabel independen lain bernilai konstan atau sama dengan nol maka nilai variabel kualitas audit (Y) akan diprediksikan mengalami peningkatan sebesar 0,388. β3 = Jika nilai koefisien regresi variabel akuntabilitas (X3) sebesar 0,846 artinya adalah apabila akuntabilitas (X3) dan variabel independen lain bernilai konstan atau sama dengan nol maka nilai variabel kualitas audit (Y) akan diprediksikan mengalami peningkatan sebesar 0,846. β4 = Jika nilai koefisien regresi variabel bukti audit (X4) sebesar 0,557 artinya adalah apabila bukti audit (X4) dan variabel independen lain bernilai konstan atau sama dengan nol maka nilai variabel kualitas audit (Y) akan diprediksikan mengalami peningkatan sebesar 0,557. Hasil pengujian yang terdapat dalam tabel diatas menampilkan nilai t dan sig untuk masing-masing variabel independen yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan dalam uji t. Uji t yang dilakukan dalam penelitian ini dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel yang telah diperhitungkan yaitu sebesar 2,021. Cara kedua dengan menggunakan nilai sig yang terdapat didalam tabel, kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai sig lebih besar dari tingkat signifikan maka H0 akan diterima, sedangkan jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka Ha akan diterima dan H0 ditolak. Hipotesis pertama, peneliti akan menguji apakah variabel kompetensi auditor akan mempengaruhi kualitas audit.



115



Hipotesis pertama H0 : Kompetensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Ha : Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa variabel kompetensi auditor memiliki thitung sebesar 3,056 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,035. Nilai sig sebesar 0,55 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hipotesis kedua H0 : Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Ha : Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa variabel independensi auditor memiliki thitung sebesar 2,926 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,035. Nilai sig sebesar 0,061 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang menunjukkan bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hipotesis ketiga H0 : Akuntabilitas auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Ha : Akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa variabel akuntabilitas auditor memiliki thitung sebesar 4,263 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,035. Nilai sig sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang menunjukkan bahwa akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.



116



Hipotesis keempat H0 : Bukti Audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Ha : Bukti Audit berpengaruh terhadap kualitas audit Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa variabel bukti audit memiliki thitung sebesar 3,461 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,035. Nilai sig sebesar 0,000 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang menunjukkan bahwa bukti audit berpengaruh terhadap kualitas audit. 5.2.7



Uji Simultan Uji F dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara bersama-sama



pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit terhadap kualitas audit. Dalam uji F ini, nilai yang digunakan adalah nilai F dan nilai Sig yang terdapat dalam tabel anova yang disajikan dibawah ini dalam tabel 5.40. Dalam pengujian ini dengan cara melihat nilai Fhitung yang terdapat dalam tabel anova kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel, sedangkan nilai Sig dibandingkan dengan nilai signifikansi yaitu sebesar 0,05.



117



Tabel 5.42 Hasil Uji Simultan ANOVAa Model



Sum of Squares



Regression



220.097



df



Mean Square



4



55.024



1 Residual



291.382 43



6.776



Total



511.479 47



F



Sig.



8.120



.000b



a. Dependent Variable: TOTAL_Y b. Predictors: (Constant), TOTAL_X4, TOTAL_X3, TOTAL_X1, TOTAL_X2 Sumber: Output SPSS 20



Hipotesis nol (H0) yang digunakan dalam pengujian ini adalah tidak adanya pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang digunakan adalah terdapat adanya pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berdasarkan atas hasil diatas, menunjukkan nilai F hitung sebesar 8.120 dan nilai Sig pada table anova sebesar 0,000. Nilai F hitung tersebut kita bandingkan dengan F table yang sudah dihitung yaitu sebesar 2,42 dan terlihat bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel yang artinya Ha atau hipotesis alternative yang digunakan diterima. Kemudian cara kedua yakni membandingkan nilai sig. pada tabel anova dengan nilai signifikansi yaitu 0,05 , dapat dilihat bahwa nilai sig. pada tabel anova memiliki nilai yang lebih kecil dibanding nilai signifikan yang telah ditetapkan yakni 0,05. Dari hasil sig tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif diterima. Sehingga dari kedua cara tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.



118



5.3



Pembahasan Hasil Penelitian



5.3.1



Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan penelitian pada KAP di Kota Bandung, maka peneliti



mendapatkan hasil penelitian dengan pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan dalam uji t untuk variabel Kompetensi (Tabel 5.41) yang menunjukan bahwa hasil uji t melakukan penolakan terhadap Ho. Dilihat dari perhitungan yang dilakukan dengan software SPSS, didapatkan nilai t hitung lebih besar dari ttabel (3,056 > 2,035) dan nilai signifikansi (0,055 < 0,05). Pengujian hipotesis yang sudah dilakukan penulis menunjukkan bahwa variabel kompetensi mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Eunike (2007), Inka Dwi (2013), Elisha dan Icuk (2010) dan Eunike (2007) bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Melihat dari penelitian yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Kompetensi memiliki pengaruh cukup besar terhadap Kualitas Audit. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan. Kompetensi memiliki pengaruh secara positif terhadap Kualitas Audit,. Artinya, jika auditor meningkatkan Kompetensinya dalam setiap proses audit, maka secara bersamaan Kualitas Audit yang akan diberikan pun akan semakin meningkat. Hasil penelitian mendukung teori dari Sukrisno Agoes (2013) yang menyatakan Suatu kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau profesinya. Orang yang kompeten berarti orang yang dapat menjalankan pekerjaannya dengan kualitas hasil yang baik. Dalam arti luas kompetensi mencakup penguasaan ilmu/ pengetahuan (Knowledge), dan keterampilan (skill) yang mencakupi, serta mempunyai sikap dan perilaku (attitude) yang sesuai untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya.



119



Pada penelitian ini, hasil menunjukan bahwa auditor sudah memahami pentingnya pengalaman dan pengetahuan yang dimana ditunjukkan dengan hasil sebesar 88,75% untuk pengetahuan dan 86,6% untuk pengalaman, dan pengalaman serta pengetahuan menjadi tolak ukur seorang auditor dikatakan kompeten atau tidak dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor, oleh sebab itu seorang auditor wajib memperluas wawasannya dalam bidang auditing dan juga pengalaman sebagai auditor agar dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan saat melakukan kegiatan audit suatu perusahaan 5.3.2



Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan penelitian pada KAP di Kota Bandung, maka peneliti



mendapatkan hasil penelitian dengan pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan dalam uji t untuk variabel Independensi (Tabel 5.41) yang menunjukan bahwa hasil uji t melakukan penolakan terhadap Ho. Dilihat dari perhitungan yang dilakukan dengan software SPSS, didapatkan nilai t hitung lebih besar dari ttabel (2,926 > 2,035) dan nilai signifikansi (0,061 < 0,05). Pengujian hipotesis yang sudah dilakukan penulis menunjukkan bahwa variabel independensi mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Eunike Cristina Elfarini (2007), Sukriah, dkk (2009), bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Melihat dari penelitian yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Independensi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap Kualitas Audit. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan. Independensi memiliki pengaruh secara positif terhadap Kualitas Audit,. Artinya, jika auditor meningkatkan Independensinya dalam setiap proses audit, maka secara bersamaan Kualitas Audit yang akan diberikan pun akan semakin meningkat. Hasil penelitian mendukung teori dari Sukrisno Agoes (2018) Auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena dia melaksanakan



120



pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern), tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Pada penelitian ini, faktor yang memiliki nilai paling kecil yaitu besaran audit fee yang diterima oleh KAP dengan persentase sebesar 54,1%, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat independensi seorang auditor atau KAP masih bisa diukur melalui besaran fee yang didapat, sebaiknya walaupun fee yang diberikan oleh perusahaan terbilang lebih tinggi daripada biasanya, hasil audit yang diberikan tetap dijamin kualitasnya, dan auditor masih kurang tegas dalam pernyataan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor harus didasari dengan sikap independensi yang kuat dan menjaga kredibilitasnya sebagai auditor apapun keadaan dan kondisinya. 5.3.3



Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan penelitian pada KAP di Kota Bandung, maka peneliti



mendapatkan hasil penelitian dengan pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan dalam uji t untuk variabel Akuntabilitas (Tabel 5.41) yang menunjukan bahwa hasil uji t melakukan penolakan terhadap Ho. Dilihat dari perhitungan yang dilakukan dengan software SPSS, didapatkan nilai t hitung lebih besar dari ttabel (4,263 > 2,035) dan nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Pengujian hipotesis yang sudah dilakukan penulis menunjukkan bahwa variabel Akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Elisha Muliana Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010), Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007) bahwa akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Melihat dari penelitian yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap Kualitas Audit.



121



Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan. Akuntabilitas memiliki pengaruh secara positif terhadap Kualitas Audit,. Artinya, jika auditor meningkatkan Akuntabilitasnya dalam setiap kegiatan proses audit, maka secara bersamaan Kualitas Audit yang akan diberikan pun akan semakin meningkat. Hasil penenlitian mendukung teori dari Supardi (2008) yang menyatakan bahwa rasa tanggung jawab atau akuntabilitas merupakan suatu keadaan yang dirasakan oleh auditor bahwa pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur dan standar akuntan publik sehingga dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesimpulan yang dibuat untuk pihak-pihak yang berkepentingan baik langsung maupun tidak langsung. Akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Pada penilitan akuntabilitas terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa auditor sadar pentingnya akuntabilitas dalam menghasilkan kualitas audit yang baik, hal ini ditunjukkan dengan persentase penelitian akuntabilitas yaitu 85,80% motivasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan, 82,50% pengabdian pada profesi berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan, dan 82% pada indikator kewajiban sosial mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor utama tersebut mempengaruhi akuntabilitas seorang auditor dalam menghasilkan kualitas audit yang baik. 5.3.4



Pengaruh Bukti Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan penelitian pada KAP di Kota Bandung, maka peneliti



mendapatkan hasil penelitian dengan pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan dalam uji t untuk variabel Bukti Audit (Tabel 5.41) yang menunjukan bahwa hasil uji t melakukan penolakan terhadap Ho. Dilihat dari perhitungan yang dilakukan dengan software SPSS, didapatkan nilai t hitung lebih besar dari ttabel (3,461 > 2,035) dan nilai signifikansi (0,000 < 0,05).



122



Pengujian hipotesis yang sudah dilakukan penulis menunjukkan bahwa variabel Bukti Audit mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Dayanara Pintasari (2015) dan Achmat Badjuri (2011) bahwa bukti audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Melihat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan Bukti audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Bukti audit menjadi salah satu bahan pertimbangan auditor dalam mengeluarkan opini audit. Bahan bukti yang andal dan cukup sangat dibutuhkan auditor dalam rangka untuk dapat mendeteksi adanya penyimpangan yang terjadi pada sebuah laporan keuangan. Audit dikatakan berkualitas apabila hasil audit bebas dari segala bentuk penyimpangan dan sesuai dengan standar audit yang ditetapkan. Bukti audit membantu auditor untuk dapat menghasilkan hasil audit yang bebas dari penyimpangan dan agar sesuai dengan standar audit yang ditetapkan. Dapat diartikan semakin andal bukti audit yang dikumpulkan auditor, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh teori Bennet dan Hatfield (2013) yang menyatakan bahwa bukti audit memiliki implikasi langsung terhadap kertas kerja dan kualitas audit. Pada penelitian pengaruh bukti audit terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa terdapat faktor yang tidak terlalu mempengaruhi kualitas audit yaitu kualifikasi individu yang memberikan informasi yang memiliki persentase pengaruh sebesar 69,50% yang dimana hasil ini lebih rendah daripada 5 faktor lainnya. Hal ini menunjukan bahwa bukti audit tetap dikatakan baik dan dapat digunakan walaupun informan yang memberikan informasi tersebut bukan ahli dalam bidangnya, karena walaupun yang memberikan informasi tersebut bukan orang yang kompeten di bidangnya, auditor tetap dapat mengukur tingkat keandalan bukti audit yang diberikan, dan tidak terlalu mempengaruhi kualitas audit yang nantinya dihasilkan oleh auditor.



123



5.3.5



Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Bukti Audit Terhadap Kualitas Audit Berdasarkan penelitian pada KAP di Kota Bandung, maka peneliti



mendapatkan hasil penelitian dengan pengujian hipotesis secara simultan yang telah dilakukan dalam uji f untuk variabel Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti



Audit



(Tabel



5.42



Hasil Uji Simultan). Besarnya pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Bukti Audit sebesar 8,120 yang dimana lebih besar dari f tabel yaitu 2,42. Pengujian hipotesis yang sudah dilakukan penulis menunjukkan bahwa variabel Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas Bukti Audit mempengaruhi kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Eunike Cristina Elfarini (2007) yang menunjukkan bahwa Kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, dan penelitian yang dilakukan Dayana Pintasari (2015) yang menunjukkan bahwa kompetensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang menyatakan kompetensi auditor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit didukung teori Lee dan Stone (1995) yang menyatakan kompetensi secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif dan dapat meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian yang menyatakan independensi auditor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit didukung oleh teori Sukrisno Agoes (2018) Auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena dia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern), tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Hasil Penelitian yang menyatakan Akuntabilitas auditor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit didukung oleh teori Messier



124



dan Quilliam (1992) yang mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang dimiliki oleh auditor dapat meningkatkan proses kognitif dalam pengambilan keputusan, selain itu auditor dengan akuntabilitas tinggi melakukan proses kognitif yang lebih lengkap. Hasil penelitian yang menyatakan bukti audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit didukung oleh teori Bennet dan Hatfield (2013) yang mengungkapkan bukti audit memiliki implikasi langsung terhadap kertas kerja dan kualitas audit. Pada penelitian ini menunjukkan persentase yang dihasilkan oleh tiap variabel X dalam mempengaruhi variabel Y yaitu 87,7% untuk kompetensi, 73,1% untuk independensi, 83,48% untuk akuntabilitas, dan 83,05% untuk bukti audit, maka dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tingkat persentase dari independensi lebih rendah dibandingkan dengan tiga faktor lainnya yaitu kompetensi, akuntabilitas, dan bukti audit. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat independensi auditor dalam menghasilkan kualitas audit yang baik masih lebih rendah daripada faktor lainnya, oleh sebab itu seorang auditor atau KAP seharusnya lebih meningkatkan independensinya dalam melakukan proses audit suatu perusahaan.



125



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1



Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi,



independensi, akuntabilitas, dan bukti audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Maka peneliti mengambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kompetensi auditor, maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. 2. Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik independensi auditor, maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. 3. Akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik akuntabilitas auditor, maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. 4. Bukti Audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik bukti audit, maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. 5. Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti Audit, maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.



126



127



6.2



Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka



diajukan saran – saran sebagai berikut.



1. Berdasarkan data responden skor tertinggi pada variabel kualitas audit adalah indikator Jumlah Klien. Oleh sebab itu, sebaiknya auditor tidak terpaku kepada jumlah klien untuk menjaga kualitas hasil auditnya. Walaupun terdapat perbedaan jumlah klien, seorang auditor ataupun KAP wajib menjaga kredibilitasnya dan reputasinya lewat hasil dari audit yang dilakukan.



2. Berdasarkan data responden skor tertinggi pada variabel Kompetensi adalah Pengetahuan. Oleh sebab itu, sebaiknya auditor terus mengasah pengetahuannya dalam bidang auditor, karena semakin banyak pengetahuan auditor dalam melakukan kegiatan audit, maka kualitas yang dihasilkan terhadap audit tersebut akan lebih baik.



3. Berdasarkan data responden skor tertinggi pada variabel Independensi adalah pemberian jasa konsultasi manajemen sekaligus pada klien. Oleh sebab itu, sebaiknya seorang auditor tidak melakukan jasa konsultasi sekaligus kepada klien untuk tetap menjaga independensinya, alangkah baiknya jika tugas konsultasi manajemen klien dan kegiatan audit tidak dilakukan oleh pihak yang sama untuk menjaga independensi agar tetap terjaga.



4. Berdasarkan data responden skor tertinggi pada variabel Akuntabilitas adalah Motivasi. Oleh sebab itu, saat auditor sedang melakukan kegiatan audit suatu perusahaan, auditor tersebut harus memiliki motivasi yang cukup kuat untuk menyelesaikan tugasnya, sehingga sampai tugasnya selesai dikerjakan, auditor tetap stabil dalam menyelesaikan tugasnya sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang baik.



5. Berdasarkan data responden tertinggi variabel Bukti Audit adalah efektivitas pengendalian intern. Oleh sebab itu, alangkah baiknya



128



seorang auditor dalam melakukan proses audit dapat mengumpulkan bukti audit yang andal guna menghasilkan hasil audit yang baik, walaupun pengendalian intern klien buruk, auditor harus bisa mengantisipasi dan mengetahui keputusan apa yang harus diambil guna memaksimalkan kualitas audit yang akan dihasilkan nantinya.



6. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang mungkin memiliki pengaruh lebih besar terhadap kualitas audit pada KAP di Kota Bandung. Variabel yang mungkin bisa diteliti yaitu objektivitas, pengalaman kerja, opinion shopping, Ukuruan KAP.



DAFTAR PUSTAKA AAA Financial Accounting Standard Committee (2000), “Commentary: SEC Auditor Independece Requirements”, Accounting Horizons Vol. 15 No. 4 December 2001, hal 373-386. Achmad Kuncoro, Engkus dan Riduwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta AICPA. 2014. American Institute of Certified Public Accountant. https:///www.aicpa.org/ Agoes, S. 2018. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik (5th ed.). Jakarta: Salemba Empat. Agung, Rai I Gusti. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta : Grafindo Anggraini, Inka Dwi. 2014. Pengaruh Kompetensi Dan Akuntanbilitas Audit Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia. Jakarta Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. 2015. Auditing & Jasa Assurance : Pendekatan Terintegrasi (fifteen Edition ed., Vol. 1). Erlangga: Jakarta. Arikonto, S. 2014. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara. Aji, Pandhit Seno, 2014, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Ditinjau dari Persepsi Auditor atas Independensi, Pengalaman, dan Akuntabilitas. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman.Purwokerto. Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, Liliek Purwanti. 2017. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2017. Ardiani, Nurul, Emrinaldi Nur DP dan Nur Azlina, 2012, Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran Kap, Debt Default, Opinion Shopping, Dan Kondisi Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern, Jurnal Ekonomi, Vol. 20, No. 4 Desember. Ardini, Lilis, 2013, Pengaruh Kompetensi, Indepedensi, Akuntabilitas Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit, Majalah Ekonomi, Tahun XX, No 3 Desember 2013 Hal 329-349.



Badjuri, Achmad, 2016, Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jawa Tengah, Dinamika Keuangan Perbankan, Nopember 2011 Vol.3, No.2 Hal: 183-197. ISSN:1979-4878. Bawono, Icuk Rangga dan Elisha Muliani Singgih. 2010. Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Pubik. Jakarta: Salemba Empat Bakir, Suyoto.R & Suryanto, Sigit, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Edisi Terbaru. Karisma Publishing Group, Batam, 2006. Bennet, G. Bradley dan Richard C. Hatfield. 2013 The Effect of the Social Mismatch between Staff Auditor and Client Management on the Collection of Audit Evidence, The Accounting Review. Vol. 88 No. 1. Hal :31-50 Bing, J., Chu, X. H., Anqi, L., Xinyi, Z. 2014. A report prepared by the 2013-14 Summer Interns in the Research School of Accounting and Business Information Systems. Audit Quality Research Report. Australian National Centre for Audit and Assurance Research Hanna Neumann Building #21 Canberra ACT 0200 Australia Hal :12-13 Djamil, Nasrullah.2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit Pada Sektor Publik dan Beberapa karakteristik Untuk Meningkatkannya. Riau Carey, P., & Simnet, R. (2006). Audit Partner Tenure And Audit Quality. The Accounting Review, Vol. 81: 653-676. Cloyd, C. Bryan, 1997, Performance in Reseach Task: The Joint Effect of Knowledge and Accountability. Journal of Accounting Review De angelo, L. E. 1981. Auditor Independence, Low Balling and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics. Dayana Pintasari. 2015. Pengaruh Kompetensi, Akuntabilitas dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit. Universitas Negeri Padjajaran Davidson, R.A., dan D. Neu. 1993. ―A Note on The Association between Audit Firm Size and Audit Quality.Contemporary Accounting Research. 9 (Spring).pg. 479—488 Djamil, Nasrullah, 2015, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Sektor Publik Dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya, Jurnal STIE Nasional Banjarmasin.



Donald R. Deis, Jr. dan Gary A. Giroux. (2015). “Determinants of Audit Quality in the Public Sector”. The Accounting Review. 67 no.3. pp. 462-479. Edison, A. 2018. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cendra. Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Fitrawansyah. (2014). Fraud Auditing Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta. Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit-Undip. Halim, Abdul, 2008, Auditing Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Jilid 1, Edisi Keempat, Sekolah tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta Hayes, Rick, Philip Wallage, dan Hans Gortemaker. 2014. "Principles of Auditing. In: An Introduction to International Standards on Auditing". Edisi Ketiga. Harlow:Pearson Educational Limited. Hery. 2014. 240 Konsep Penting Akuntansi & Auditing yang perlu Anda ketahui. Yogyakarta: Gava Media. Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP), 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. Indah, Siti Nurmawar 2010, “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit” (Studi Empiris Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik di Semarang), Universitas Dipenogoro, Semarang. Indranata Iskandar.2006. Terampil dan Sukses melakukan Audit Mutu Internal ISO 9001:2000. Bandung: Alfabeta. Institut Akuntan Publik Indonesia, 2013, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. International Standard of Organization., (19011 : 2002). Guidelines For Quality Management System Auditing. Kaplan 2013, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60.



Law Tjun-Tjun-Tjun, Marpaung, Elyzabet Indrawati dan Setiawan, Santy (2012) “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi, 4 (1). Pp. 33-56. ISSN 2085-8698. Lee, Tom & Mary Stone. 1995. Competence and Independence: The Congenial Twins of Auditing. Journal of Business Finance and Accounting. December Libby, R., Frederick, D.M. (1990). Experience and the ability to explain audit findings. Journal of Accounting Research 28, 348-67 Mabruri dan Winarna. (2010). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. SNA XIII Purwokerto. Mardisar dan Ria Nelly Sari. 2017. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. SNA. X.Universitas Riau. Mardiasmo, 2002. Ekonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit ANDI Yogyakarta Messier, William F. Jr. dan Quilliam William C. 1992. The Effect of Accountability on Judgment Develompment of Hypothesis For Auditing. Auditing: Sarasota. Vol.11. Muliani, Elisha. dan Icuk Rangga. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit, Symposium Nasional Akutansi XIII. Hal. 1-23. Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat,Jakarta Nataline. 2007. “Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengaruh Akuntansi dan Auditing, Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Hasil Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNNES. Nuryaman dan Veronica Christina. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis Teori dan Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia. Rai, Gusti Agung, 2008, Audit Kinerja pada Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Ramelan. 1982. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Jakarta: Departemen P dan K. Rochaety, Ety, Ratih Tresnati dan H. Abdul Madjid Latief, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.



Salsabila, Ainia dan Prayudiawan. 2011. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan Gender terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal (Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta). Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Volume 4 Nomor 1 Juli 2011. Hal 155-157. Sekaran, U., & Roger, B. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis (6 ed., Vol. 1). Jakarta: Selemba Empat. Singgih, Elisha Muliani, dan Icuk Rangga Bawono, 2010, Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia), Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII, Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Simanjuntak, Piter. 2014. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Qaulity) (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jakarta). Magister Sains Jurusan Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Sugiono. 2017. Metode Penelitian Bisnis (3 ed.). Bandung: Alfabeta Sukriah, Ika, Akram dan Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang. Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Supardi, D dan Mutakin, Z. 2008. Jurnal. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Pada Kantor akuntan Publik . Bandung Sutrisno, Edy. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan ke tujuh). Jakarta: Kencana Prenada Media Group Standar Profesional Akuntan Publik 2011 No. 1 tentang Standar Audit. Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Unhas Makassar, 26-28 Juli 2007. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jawa Timur Tuanakotta, Theodorus M. (2011). Berpikir Kritis Dalam Auditing. Salemba Empat, Jakarta



Rezha, Pahleviando. 2013. Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Universitas Muhammadiah Surakarta. Widodo, Nor Rasyid, 2012, Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung. Zuhrawaty, 2017, Panduan Kilat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu, Medpres, Irian Jaya.



Ruang Guru. (2019, 09 Maret) Profesi Akuntansi dan Etika Profesi Akuntansi. https://blog.ruangguru.com/profesi-akuntansi-dan-etika-profesi-akuntansi)(09 maret 2019 20:22) Liputan6.com. (2019, 09 Maret) Begini Awal Mula Kasus SNP Finance yang rugikan 14 Bank. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3653257/begini-awalmula-kasus-snp-finance-yang-rugikan-14-bank (9 maret 2019 20:03) Kompasiana. Apa itu Audit? (2019, 09 Maret) https://www.kompasiana.com/nenghanum/5640a9c5d092732705a c05d7/apa-itu-audit?page=all



LAMPIRAN



SURAT SURVEI



LAMPIRAN II KUESIONER PENELITIAN



KUESIONER PENELITIAN



PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, DAN BUKTI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (SURVEY PADA KAP DI KOTA BANDUNG)



Franco Imanta



apabila pengisian kuesioner ini telah selesai mohon hubungi kontak berikut 022-7210534 / 083195371825 (WA)



Kuesioner Penelitian Kepada Yth Bapak/Ibu Responden Di Tempat



Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama



: Franco Imanta



NPM



: 0116101296



Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung, saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi untuk melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, dan Bukti Audit terhadap Kualitas Audit.” Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi akan dijaga dan hanya digunakan untu kepentingan penelitian. Hasil kuesioner yang Bapak/Ibu isi akan sangat membantu saya dalam menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas, dan bukti audit terhadap kualitas audit. Demikian permohonan ini saya buat, keberhasilan penelitian ini bergantung pada perhatian dan partisispasi Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Atas perhatian dan ketersediannya saya ucapkan terima kasih.



Hormat Saya,



Franco Imanta



LAMPIRAN III TABULASI DATA



TABULASI DATA KUESIONER IN D E P E N D E N SI (X 2)



N KO o MP R T ETE e O NSI s T (X1 p A ) o L n X d 1 e X X n X 1 1 2. . . 1 1 2



X 2 . 2



1



5 4 9



4



5 3 2 5 4



2



4 5 9



3



4 3 3 5 5



3



5 3 8



2



3 3 2 4 3



4



5 4 9



3



4 3 2 4 4



5



5 4 9



3



5 3 4 4 4



6



5 4 9



3



5 3 4 4 5



7



4 5 9



4



3 3 3 4 4



8



4 5 9



4



5 3 2 5 3



9



5 4 9



2



3 3 2 4 4



4 5 9



5



5 3 5 5 5



4 5 9



5



4 3 2 2 4



5 4 9



3



4 2 2 3 3



4 4 8



5



3 2 2 3 4



4 4 8



3



5 3 3 2 4



5 4 9



2



3 3 2 4 5



1 0



5



4 3 2 2 4



1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6



5 5



AKUN T TABI O LITAS T (X3) A L X 2 X 2 . 3



X 2 . 4



X 2 . 5



X 2 . 6



X 3 . 1 2 3 2 3 1 7 2 0 2 3 2 4 2 1 2 2 1 8 2 8 2 0 1 7 1 9 2 0 1 9 2 0



X 3 . 2



T O T A L X 3



X 3 . 3



2 5 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3 1 5 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 5 3 3 5 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5



X 4 . 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 4 1 3 1 4 1 4



T O T A L X 4



BUKTI AUDIT (X4)



X 4 . 2



X 4 . 3



X 4 . 4



X 4 . 5



X 4 . 6



5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 2 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5



KUALIT AS AUDIT (Y)



Y 1 . 1 2 6 2 4 2 6 2 4 2 5 2 5 2 4 2 6 2 5 2 4 2 5 2 4 2 2 2 3 2 1 2 9



Y 1 . 2



Y 1 . 3



T O T A L Y



Y 1 . 4



3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 5 3 5 4 5 3 3 5



1 2 1 1 1 1 1 4 1 3 1 0 1 7 1 6



2 3 2 2 9 5 3 3 5 2 5 3 4 5 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 5 4 4



1 6 1 4 1 3 1 3 1 0 1 1 1 6



1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0



4 4 8



3



4 3 3 4 3



4 5 9



4



5 3 4 5 3



1 0



4



3 3 4 4 5



5 4 9



4



4 3 3 5 3



3 5 8



3



3 3 3 4 4



3 5 8



3



4 3 4 2 4



3 5 8



3



5 3 2 3 5



5 3 8



4



2 3 3 5 4



5 4 9



3



4 3 3 5 3



4 4 8



3



3 4 3 3 5



4 4 8



3



4 3 2 3 4



5 4 9



4



3 4 3 5 3



5 4 9



4



4 4 3 5 4



5 4 9



4



4 4 2 5 3



5 4 9



4



5 4 2 5 5



4 5 9



4



3 3 2 5 3



1 0



4



4 4 4 5 4



4 5 9



3



3 4 3 5 4



4 4 8



4



4 3 2 5 3



4 5 9



4



3 2 2 3 5



4 4 8



4



4 4 3 2 5



5 4 9



3



4 4 3 3 4



2 4 6



4



3 3 2 5 4



5 4 9



3



3 4 2 5 4



5 5



5 5



2 0 2 4 2 3 2 2 2 0 2 0 2 1 2 1 2 1 2 1 1 9 2 2 2 4 2 2 2 5 2 0 2 5 2 2 2 1 1 9 2 2 2 1 2 1 2 1



2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 3



1 0 1 5 1 5 1 1 1 3 1 4 1 5 1 3 1 2 1 2 1 5 1 3 1 3 1 3 1 0



2 4 3 9 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4



1 5 1 5 1 1 1 2 1 4 1 5 1 5 1 3



5 4 4 5 3 4 1 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 4 3 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 5 3 4 5 2 4 4 3 5 5 3 5 5 4 4 5



2 5 2 3 2 6 2 5 2 3 2 3 2 6 2 6 2 7 2 8 2 5 2 9 2 8 2 8 2 4 2 5 2 7 2 7 2 6 2 5 2 3 2 6 2 3 2 6



3 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 5 4 2 5 5 5 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 5 3 3 4 4 5 3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 5 3 3 4 3 3 4 5 4 4 2 3 3 3 4 3 4 5 3 5 5 5 2 4 3 5 2 4 3 3 4 5 4 2



1 0 1 2 1 2 1 2 1 5 1 7 1 7 1 3 1 6 1 6 1 7 1 6 1 4 1 2 1 3 1 5 1 3 1 7 1 1 1 6 1 8 1 4 1 2 1 5



4 1 4 2 4 3 4 4 4 5 4 6 4 7 4 8



1 0



4



4 3 3 5 4



5 4 9



2



4 3 5 4 3



5 4 9



3



3 3 2 5 4



5 4 9



3



5 4 2 5 4



4 5 9



4



5 3 2 5 4



4 5 9



4



5 2 2 3 3



5 4 9



3



3 3 2 5 4



5 4 9



4



4 4 3 5 5



5 5



2 3 2 1 2 0 2 3 2 3 1 9 2 0 2 5



1 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 4 4 3 5 5 5



2 4 3 9 1 2 1 5 5 5 5 1 4 5 5 4 4 4 4



1 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 2 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 2 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 4



2 4 2 6 2 3 2 8 2 5 2 5 2 6 2 6



3 3 5 2 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5



1 3 1 2 1 2 1 4 1 3 1 4 1 7 1 8



LAMPIRAN IV TABEL R, TABEL T, TABEL F



TABEL R Tingkat signifikansi untuk uji satu arah df = (N-2)



0.05



0.025



0.01



0.005



0.0005



Tingkat signifikansi untuk uji dua arah 0.1



0.05



0.02



0.01



0.001



1 2 3



0.9877



0.9969



0.9995



0.9999



1.0000



0.9000 0.8054



0.9500 0.8783



0.9800 0.9343



0.9900 0.9587



0.9990 0.9911



4



0.7293



0.8114



0.8822



0.9172



0.9741



5 6



0.6694 0.6215



0.7545 0.7067



0.8329 0.7887



0.8745 0.8343



0.9509 0.9249



7



0.5822



0.6664



0.7498



0.7977



0.8983



8 9



0.5494 0.5214



0.6319 0.6021



0.7155 0.6851



0.7646 0.7348



0.8721 0.8470



10



0.4973



0.5760



0.6581



0.7079



0.8233



11 12



0.4762 0.4575



0.5529 0.5324



0.6339 0.6120



0.6835 0.6614



0.8010 0.7800



13 14 15



0.4409



0.5140



0.5923



0.6411



0.7604



0.4259 0.4124



0.4973 0.4821



0.5742 0.5577



0.6226 0.6055



0.7419 0.7247



16 17



0.4000 0.3887



0.4683 0.4555



0.5425 0.5285



0.5897 0.5751



0.7084 0.6932



18



0.3783



0.4438



0.5155



0.5614



0.6788



19 20 21



0.3687



0.4329



0.5034



0.5487



0.6652



0.3598 0.3515



0.4227 0.4132



0.4921 0.4815



0.5368 0.5256



0.6524 0.6402



22



0.3438



0.4044



0.4716



0.5151



0.6287



23 24



0.3365 0.3297



0.3961 0.3882



0.4622 0.4534



0.5052 0.4958



0.6178 0.6074



25



0.3233



0.3809



0.4451



0.4869



0.5974



26 27 28



0.3172 0.3115 0.3061



0.3739 0.3673 0.3610



0.4372 0.4297 0.4226



0.4785 0.4705 0.4629



0.5880 0.5790 0.5703



29 30



0.3009 0.2960



0.3550 0.3494



0.4158 0.4093



0.4556 0.4487



0.5620 0.5541



31 32 33



0.2913



0.3440



0.4032



0.4421



0.5465



0.2869 0.2826



0.3388 0.3338



0.3972 0.3916



0.4357 0.4296



0.5392 0.5322



34 35



0.2785 0.2746



0.3291 0.3246



0.3862 0.3810



0.4238 0.4182



0.5254 0.5189



36



0.2709



0.3202



0.3760



0.4128



0.5126



Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010



TABLE DISTRIBUSI T Pr



0.25



0.10



0.05



0.025



0.01



0.005



0.50



0.20



0.10



0.050



0.02



0.010



0.002



1



1.00000



3.07768



6.31375



12.70620



31.82052



63.65674



318.30884



2



0.81650



1.88562



2.91999



4.30265



6.96456



9.92484



22.32712



3



0.76489



1.63774



2.35336



3.18245



4.54070



5.84091



10.21453



4



0.74070



1.53321



2.13185



2.77645



3.74695



4.60409



7.17318



5



0.72669



1.47588



2.01505



2.57058



3.36493



4.03214



5.89343



6



0.71756



1.43976



1.94318



2.44691



3.14267



3.70743



5.20763



7



0.71114



1.41492



1.89458



2.36462



2.99795



3.49948



4.78529



8



0.70639



1.39682



1.85955



2.30600



2.89646



3.35539



4.50079



9



0.70272



1.38303



1.83311



2.26216



2.82144



3.24984



4.29681



10



0.69981



1.37218



1.81246



2.22814



2.76377



3.16927



4.14370



11



0.69745



1.36343



1.79588



2.20099



2.71808



3.10581



4.02470



12



0.69548



1.35622



1.78229



2.17881



2.68100



3.05454



3.92963



13



0.69383



1.35017



1.77093



2.16037



2.65031



3.01228



3.85198



14



0.69242



1.34503



1.76131



2.14479



2.62449



2.97684



3.78739



15



0.69120



1.34061



1.75305



2.13145



2.60248



2.94671



3.73283



16



0.69013



1.33676



1.74588



2.11991



2.58349



2.92078



3.68615



17



0.68920



1.33338



1.73961



2.10982



2.56693



2.89823



3.64577



18



0.68836



1.33039



1.73406



2.10092



2.55238



2.87844



3.61048



19



0.68762



1.32773



1.72913



2.09302



2.53948



2.86093



3.57940



20



0.68695



1.32534



1.72472



2.08596



2.52798



2.84534



3.55181



21



0.68635



1.32319



1.72074



2.07961



2.51765



2.83136



3.52715



22



0.68581



1.32124



1.71714



2.07387



2.50832



2.81876



3.50499



23



0.68531



1.31946



1.71387



2.06866



2.49987



2.80734



3.48496



24



0.68485



1.31784



1.71088



2.06390



2.49216



2.79694



3.46678



25



0.68443



1.31635



1.70814



2.05954



2.48511



2.78744



3.45019



26



0.68404



1.31497



1.70562



2.05553



2.47863



2.77871



3.43500



27



0.68368



1.31370



1.70329



2.05183



2.47266



2.77068



3.42103



28



0.68335



1.31253



1.70113



2.04841



2.46714



2.76326



3.40816



29



0.68304



1.31143



1.69913



2.04523



2.46202



2.75639



3.39624



30



0.68276



1.31042



1.69726



2.04227



2.45726



2.75000



3.38518



31



0.68249



1.30946



1.69552



2.03951



2.45282



2.74404



3.37490



32



0.68223



1.30857



1.69389



2.03693



2.44868



2.73848



3.36531



33



0.68200



1.30774



1.69236



2.03452



2.44479



2.73328



3.35634



34



0.68177



1.30695



1.69092



2.03224



2.44115



2.72839



3.34793



35



0.68156



1.30621



1.68957



2.03011



2.43772



2.72381



3.34005



36



0.68137



1.30551



1.68830



2.02809



2.43449



2.71948



3.33262



37



0.68118



1.30485



1.68709



2.02619



2.43145



2.71541



3.32563



38



0.68100



1.30423



1.68595



2.02439



2.42857



2.71156



3.31903



39



0.68083 0.68067



1.30364 1.30308



1.68488 1.68385



2.02269 2.02108



2.42584 2.42326



2.70791 2.70446



3.31279 3.30688



df



40



Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010



0.001



TABLE DISTRIBUSI F



df untuk pembilang (N1) df untuk penyebut (N2)



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



1



161



199



216



225



230



234



237



239



241



242



2



18.51



19.00



19.16



19.25



19.30



19.33



19.35



19.37



19.38



19.40



3



10.13



9.55



9.28



9.12



9.01



8.94



8.89



8.85



8.81



8.79



4



7.71



6.94



6.59



6.39



6.26



6.16



6.09



6.04



6.00



5.96



5



6.61



5.79



5.41



5.19



5.05



4.95



4.88



4.82



4.77



4.74



6



5.99



5.14



4.76



4.53



4.39



4.28



4.21



4.15



4.10



4.06



7



5.59



4.74



4.35



4.12



3.97



3.87



3.79



3.73



3.68



3.64



8



5.32



4.46



4.07



3.84



3.69



3.58



3.50



3.44



3.39



3.35



9



5.12



4.26



3.86



3.63



3.48



3.37



3.29



3.23



3.18



3.14



10



4.96



4.10



3.71



3.48



3.33



3.22



3.14



3.07



3.02



2.98



11



4.84



3.98



3.59



3.36



3.20



3.09



3.01



2.95



2.90



2.85



12



4.75



3.89



3.49



3.26



3.11



3.00



2.91



2.85



2.80



2.75



13



4.67



3.81



3.41



3.18



3.03



2.92



2.83



2.77



2.71



2.67



14



4.60



3.74



3.34



3.11



2.96



2.85



2.76



2.70



2.65



2.60



15



4.54



3.68



3.29



3.06



2.90



2.79



2.71



2.64



2.59



2.54



16



4.49



3.63



3.24



3.01



2.85



2.74



2.66



2.59



2.54



2.49



17



4.45



3.59



3.20



2.96



2.81



2.70



2.61



2.55



2.49



2.45



18



4.41



3.55



3.16



2.93



2.77



2.66



2.58



2.51



2.46



2.41



19



4.38



3.52



3.13



2.90



2.74



2.63



2.54



2.48



2.42



2.38



20



4.35



3.49



3.10



2.87



2.71



2.60



2.51



2.45



2.39



2.35



21



4.32



3.47



3.07



2.84



2.68



2.57



2.49



2.42



2.37



2.32



22



4.30



3.44



3.05



2.82



2.66



2.55



2.46



2.40



2.34



2.30



23



4.28



3.42



3.03



2.80



2.64



2.53



2.44



2.37



2.32



2.27



24



4.26



3.40



3.01



2.78



2.62



2.51



2.42



2.36



2.30



2.25



25



4.24



3.39



2.99



2.76



2.60



2.49



2.40



2.34



2.28



2.24



26



4.23



3.37



2.98



2.74



2.59



2.47



2.39



2.32



2.27



2.22



27



4.21



3.35



2.96



2.73



2.57



2.46



2.37



2.31



2.25



2.20



28



4.20



3.34



2.95



2.71



2.56



2.45



2.36



2.29



2.24



2.19



29



4.18



3.33



2.93



2.70



2.55



2.43



2.35



2.28



2.22



2.18



30



4.17



3.32



2.92



2.69



2.53



2.42



2.33



2.27



2.21



2.16



31



4.16



3.30



2.91



2.68



2.52



2.41



2.32



2.25



2.20



2.15



32



4.15



3.29



2.90



2.67



2.51



2.40



2.31



2.24



2.19



2.14



33



4.14



3.28



2.89



2.66



2.50



2.39



2.30



2.23



2.18



2.13



34



4.13



3.28



2.88



2.65



2.49



2.38



2.29



2.23



2.17



2.12



35



4.12



3.27



2.87



2.64



2.49



2.37



2.29



2.22



2.16



2.11



36



4.11



3.26



2.87



2.63



2.48



2.36



2.28



2.21



2.15



2.11



Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010



LAMPIRAN V KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR



LAMPIRAN VI DAFTAR RIWAYAT HIDUP



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



DATA PRIBADI Nama



: Franco Imanta



Tempat/Tanggal Lahir



: Bandung, 02 Oktober 1998



Jenis Kelamin



: Laki - Laki



Alamat



: Jl. Ters. Pesantren Raya XII Komplek Pos dan Giro Blok O – 154 Kel. Sukamiskin Kec. Arcamanik



Nomor Telepon



: 083195371825



Email



: [email protected]



RIWAYAT PENDIDIKAN 2016 – 2020



Universitas Widyatama Bandung



2014 – 2016



SMA Teladan Pematangsiantar



2013 – 2014



SMA Santo Xaverius Gunungsitoli



2010 – 2013



SMP Santo Yusuf Bandung



2004 – 2010



SD Negeri Arcamanik Endah Bandung