E-Book Kep Keluarga PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA



TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



Penerbit



UNNES PRESS Jl. Kelud Raya No. 2 Semarang 50232 Telp/Fax. (024) 8415032



Hak Cipta © pada Penulis dan dilindungi Undang-Undang Penerbitan Hak Penerbitan pada Unnes Press Dicetak oleh Unnes Press Jl. Kelud Raya No. 2 Semarang 50232 Telp/Fax. (024) 8415032



Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari penerbit.



TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes Desain cover : Moh. Tamrin Lay out : Moh. Tamrin



614 RID T



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga/Ridwan Setiawan, SKP. M.Kes.; -Cet.1- -illus,- Semarang: Unnes Press, 2016 viii + 168 hal, 27 cm 1. Kesehatan Masyarakat I. Ridwan Setiawan; II. Judul ISBN 978-602-285-073-1



iv



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucap syukur AlhamdulILLAH penulis panjatkan kehadirat ILLAHI atas semua nikmat-nikmatNya sehingga akhirnya buku “Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga” ini dapat disusun. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian buku ini tidak lepas dari dorongan dan sumbangan pikiran, serta uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sampai tersusunnya buku ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan buku ini. Buku ini disintesis dari berbagai sumber ilmiah, buku ini terdiri dari lima bab, Bab I: berisi tentang Keluarga, Bab II: berisi tentang Konsep Model Keperawatan Keluarga, Bab III: berisi tentang Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga, Bab IV: berisi tentang Proses Keperawatan Keluarga, Bab V: berisi tentang Diagnosa Keperawatan Keluarga, Bab VI: berisi tentang Perencanaan Keperawatan Keluarga, Bab VII: berisi tentang Tindakan Keperawatan Keluarga, Bab VIII: berisi tentang Evaluasi Keperawatan Keluarga dan Bab IX: tentang Panduan Praktik Keperawatan Keluarga. Tersusunnya buku ini, sudah tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu



perlunya



tegur



sapa



yang



membangun



dari



pembaca



untuk



penyempurnaan selanjutnya. Sekelumit pengetahuan yang telah tersusun dalam buku ini, kami berharap semoga bermanfaat dan dapat sebagai acuan untuk mengupas dari sisi yang lain. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Juni 2016 Penyusun Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



v



vi



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Daftar Isi



Kata Pengantar .................................................................................. v Daftar Isi .......................................................................................... vii Bab I Keluarga .................................................................................... 1 Definisi keluarga ...................................................................... 1 Ciri-ciri Keluarga ..................................................................... 2 Tipe Keluarga ............................................................................ 2 Struktur Keluarga ...................................................................... 5 Fungsi Pokok Keluarga ............................................................. 6 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ............................... 7 Peranan Keluarga ..................................................................... 8 Tahap Perkembangan Keluarga ............................................... 9 Tingkat Kemandirian Keluarga ............................................... 13 Bab II Konsep Model Keperawatan Keluarga ............................... 15 Konsep Self Care Dorothea Orem .......................................... 15 1. Teori Self Care ................................................................... 17 2. Teori Self Care Deficit ....................................................... 18 3. Teori Nursing System .......................................................... 20 Bab III Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ................ 23 Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Perawatan ............ 23 Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga .................................. 24 Langkah-langkah dalam Keperawatan Kesehatan Keluarga ... 27 Cara Melihat Keluarga Sebagai Klien .................................... 28 Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga ................................................................................. 28 Hambatah Perawatan Kesehatan Keluarga ............................. 29 Faktor-faktor yang menciptakan Halangan Perkembangan Kesehatan Keluarga ................................................................ 30 Bab IV Proses Keperawatan Keluarga ........................................... 31 Pengkajian .............................................................................. 33 Data Umum ............................................................................. 35 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga ......................... 37 Pengkajian Lingkungan ........................................................... 38 Struktur Keluarga .................................................................... 39 Fungsi Keluarga ...................................................................... 40 Stres dan Koping Keluarga .................................................... 42 Pemeriksaan Fisik ................................................................... 42 Harapan Keluarga .................................................................... 43



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



vii



Bab V Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................................ 59 Label Diagnosis keperawatan .................................................. 60 Metode Formulasi Penulisan Diagnosis .................................. 61 Modifikasi penulisan diagnosis keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas menggunakan pendekatan: NANDA, NIC dan NOC .................................... 74 Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga: NANDA, ICNP, NIC, NOC ................................................... 91 Bab VI Perencanaan Keperawatan Keluarga .............................. 133 1. Definisi perencanaan keperawatan keluarga .................... 133 2. Prioritas masalah keperawatan keluarga .......................... 134 3. Perumusan tujuan keperawatan keluarga .......................... 135 Bab VII Tindakan Keperawatan Keluarga ................................. 139 1. Pengertian tindakan keperawatan pada keluarga............... 139 2. Tahap tindakan keperawatan keluarga ............................. 141 Bab VIII Evaluasi Keperawatan Keluarga ................................. 147 Tujuan Evaluasi .................................................................... 148 Proses Evaluasi ..................................................................... 148 Komponen unutuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan .......................................................................... 149 Metode dan sumber data evaluasi ........................................ 149 Bab IX Panduan Praktik Keperawatan Keluarga ....................... 151 Strategi Bimbingan ............................................................... 152 Tahapan Kegiatan bimbingan praktik ................................... 153 Tempat Praktik ..................................................................... 155 Daftar Pustaka ................................................................................ 167



viii



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB I Keluarga Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga



yang ada disekitarnya atau



masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap negara Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam Friedman, 1998). Keluarga diartikan sebagai dua atau lebih individu yang saling tergantung satu dengan yang lain terhadap berbagai dukungan, diantaranya dukungan emosional dan ekonomi. Keluarga juga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001,dalam Doane & Varcoe, 2005).



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



1



Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua atau lebih yang dihubungkan karena hubungan darah , hubungan perkawinan , hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan suatu budaya tertentu. Ciri-Ciri Keluarga 1. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan. d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga. 2. Ciri Keluarga Indonesia a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah



Tipe Keluarga 1. Secara Tradisional Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 2



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi). 2. Secara Modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah: a. Tradisional Nuclear Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. b. Reconstituted Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anakanaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah. c. Niddle Age/Aging Couple Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,



anak-anak



sudah



meninggalkan



rumah



karena



sekolah/perkawinan/meniti karier. d. Dyadic Nuclear Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah. e. Single Parent Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah. f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



3



g. Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. h. Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin. i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah. j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami



dengan



anak-anaknya



dan



bersama-sama



dalam



penyediaan fasilitas. l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak. m. Unmaried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi. n. Cohabitating Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. o. Gay and lesbian family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. Gambaran tentang bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan 4



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan yang melayani keluarga harus bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga. Struktur Keluarga Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacammacam, diantaranya adalah: 1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ayah. 2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. 4. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga Kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



5



Fungsi Pokok Keluarga Menurut Friedman (1998) fungsi keluarga ada 5 yaitu: 1. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri. 2. Fungsi sosialisasi Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup di mana individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial. 3. Fungsi reproduksi Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga 4. Fungsi ekonomi, Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 5. Fungsi perawatan kesehatan Fungsi ini menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi



6



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga 3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



7



4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada) Peranan Keluarga Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”.



Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah: 1. Ayah Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota kelurga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.



8



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



2. Ibu Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. 3. Anak Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual Tahap perkembangan Keluarga 1. Duvall (1985) Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu: a. Keluarga baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah: -



Membina hubungan intim yang memuaskan.



-



Menetapkan tujuan bersama.



-



Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.



-



Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.



-



Persiapan menjadi orang tua.



-



Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)



b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



9



-



Suami merasa diabaikan.



-



Peningkatan peselisihan dan argumen.



-



Interupsi dalam jadwal kontinu.



-



Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.



Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah: -



Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).



-



Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.



-



Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua - bayi (sentuhan dan kehangatan ibu dan ayah).



-



Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.



-



Konseling KB post partum 6 minggu.



-



Menata ruang untuk anak.



-



Biaya/dana Child Bearing.



-



Memfasilitasi role learning anggota keluarga.



-



Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.



c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : -



Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.



-



Membantu anak bersosialisasi.



-



Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.



-



10



Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



-



Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.



-



Pembagian tanggung jawab.



-



Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.



d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 th) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -



Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas



-



Mendorong



anak



untuk



mencapai



pengembangan



daya



intelektual. -



Menyediakan aktifitas untuk anak.



-



Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.



-



Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga



e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 th) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -



Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi



-



Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).



-



Memilihara hubungan intim dalam keluarga



-



Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



11



f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah) Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -



Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.



-



Mempertahankan keintiman.



-



Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat



-



Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.



-



Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.



-



Berperan suami-istri kakek dan nenek.



-



Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.



g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -



Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai.



-



Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.



-



Keakrapan dengan pasangan.



-



Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.



-



Persiapan masa tua/pensiun.



h. Keluarga lanjut usia. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -



Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.



12



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



-



Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.



-



Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat



-



Melakukan life review masa lalu



Tingkat Kemandirian Keluarga Kemandirian keluarga” di bagi dalam 4 tingkatan yaitu : Keluarga Mandiri tingkat I (paling rendah) sampai Keluarga Mandiri tingkat IV (paling tinggi). 1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I) Kriteria: a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. 2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II) Kriteria: a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. 3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III) Kriteria: a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan c. rencana keperawatan. d. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara e. benar.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



13



f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif. g. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. h. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. 4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV) a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran. e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.



14



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB II Konsep Model Keperawatan Keluarga



Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang profesional, bersifat holistik dan komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui kiat-kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh klien. Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya melalui penggunaan model konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien. Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah Self Care Defisit oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Teori ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari KONSEP SELF CARE DOROTHEA OREM Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



15



Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan: “Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”. Pada tahun 1959



konsep keperawatn Orem ini pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Committee termasuk Orem melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan disiplin keperawatan. Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985). Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi keempat (1991), Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat. Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) Nursing System. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar). Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari prilaku yang telah dipelajari, 16



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya. 1. Teori Self Care Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, selfcare agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber. Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self care demand) adalah merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan. Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite : a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



17



b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut. c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury. 2. Teori Self Care Deficit Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau



tidak



dapat



terpenuhi



atau



adanya



ketergantungan.



Orem



mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care: a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain. b. Memberikan petunjuk dan pengarahan. c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis. d. Memberikan



dan



memelihara



lingkungan



yang



mendukung



pengembangan personal. e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan



hubungan



diantara



konsep



yang



telah



dikemukakannya.



18



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Self Care



A Self Care



Self Care



A



D Self Care dfi i



Nursing Agency



Berdasarkan gambar diatas dapatdilihat bahwa jika kebutuhan lebih banyak dari kemampuan, maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakantindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada saat memberikan pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagi domain keperawatan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu: a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan. b. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan. c. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat. d. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam bentuk keperawatan.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



19



e. Mengkoordinasikan



dan



mengintegrasi



keperawatan



dengan



kehidupan sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. 3. Teory Nursing System Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency. Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu: WHOLLY COMPENSATORY SYSTEM Menyelesaikan herapeutik selfcare klien Tindakan Perawat



Kompensasi ketidakmampuan untuk self care Pendukung dan melindungi klien



20



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



PARTLY COMPENSATORY SYSTEM Menjalankan beberapa kegiatan self Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare Membantu klien sesuai kebutuhan Tindakan Perawat Menjalankan beberapa kegiatan self Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare



Tindakan Perawat



Membantu klien sesuai kebutuhan



a. Wholly Compensatory system Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat keputusan yang tepat tentang self care nya. b. Partly compensatory nursing system Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self care.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



21



c. Supportive educative system Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau external self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan supportive-developmental system.



22



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB III Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga



Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Perawatan Alasan utama meninjau keluarga sebagai unit pelayanan perawatan menurut Ruth B Freemen, (1981), adalah sebagai berikut: 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok. 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain. 4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya. 5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



23



Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu: 1. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang beriteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan luarnya. 2. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga. 3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu: a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang bebas dari penyakit dan cedera b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan pengobatan 24



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/ perawatan dirumah 10. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan kepeda keluarga dengan keadaan resiko tinggi, karena keluarga dengan resiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain adalah: a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut: -



Tingkat sosial ekonomi rendah.



-



Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.



-



Keluarga dengan penyakit keturunan.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



25



b. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan,yaitu : -



Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih 35 tahun



-



Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia.



-



Primipara atau multi para.



-



Riwayat persalinan dengan komplikasi.



c. Keluarga dengan anak : -



Lahir premature.



-



Berat badan sukar naik.



-



Lahir dengan cacat bawaan.



-



Asi ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.



-



Ibu menderita penyakit menular.



d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubunganya antara anggota keluarga. -



Anak yang tidak dikehendaki dan mencoba untuk digugurkan.



-



Sering timbul cekcok.



-



Ada anggota keluarga yang sering sakit.



-



Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan rumah.



11. Patisipasi keluarga aktip dilakukan Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari kelaurga adalah suatu pendekatan essensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga dalam implementasi biasanya dimaksudkan untuk melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual, juga mendiskusikan serta memutuskan pendekatanpendekatan yang paling tepat atau paling mungkin untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disetujui bersama.



26



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Langkah-langkah dalam Keperawatan Kesehatan Keluarga Langkah-langkah dalam perawatan kesehatan keluarga antara lain adalah: 1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara: a. Mengadakan kontak dengan keluarga, ini bisa dilakukan dengan cara kontrak social yang memandang keluarga sebagai sistem, dimana mereka hidup dimasyarakat yang mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan. Maka sebelum kontak pertama maka ada baiknya menghubungi RT/RW setempat untuk menyampaikan maksud dan tujuan keperawatan yang akan dilakukan. b. Menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka. c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga. d. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga. 2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga. Pengkajian dilakukan pada saat kunjungan pertama sesuai kesepakatan dengan keluarga. Alat pengkajian dengan format keperawatan keluarga. Dan cara mengkaji bisa dengan wawancara, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Pada tahap ini yang perlu dibedakan adalah apakah keluarga merupakan kasus yang ditemukan oleh perawat ataukah kasus rujukan yang memerlukan tindak lanjut pengkajian lebih detail sesuai studi dokumentasi yang dimiliki klien. 3. Menganalisa data untuk menentukan masalah dan perawatan keluarga dengan cara mengkelompokkan menjadi data subyektif dan objektif. 4. Merumuskan masalah dengan mengacu kepada tipologi masalah kesehatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas dalam bidang kesehatan



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



27



5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas keluarga 6. Menentukan diagnosa keperawatan keluarga 7. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan 8. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan urutan prioritas 9. Melaksanakan asuhan keperawatan 10. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan 11. Meninjau kembali masalah kesehatan yang belum teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru. Cara Melihat Keluarga sebagai Klien Dalam melihat keluarga sebagai klien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, yaitu: 1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan pada anggotanya. 2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap anggota keluarga dari berbagai segi, yaitu pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilainilai dalam keluarga, kebudayaan serta gaya hidup. 3. Keluarga perkotaan berbeda dengan keluarga pedesaan. 4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga Pengambilan Keputusan dalam Perawataan Kesehatan Keluarga Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut:



28



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



1. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga 2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga 3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah. Hambatan Perawatan Kesehatan Keluarga Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah: 1. Hambatan dari keluarga - Pendidikan keluarga rendah, sehingga terkadang sulit menerima masukan baru dan sering mempertahankan kebiasaan dari nenek moyang mereka yang tidak sehat - Keterbatasan sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana). - Kebiasaan-kebiasaan yang melekat, seperti misalnya sewaktu hamil seorang ibu harus tarak (pantangan yang terlalu banyak terhadap berbagai macam makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh anak dalam kandungan. - Sosial budaya yang yang tidak menunjang 2. Hambatan dari perawat - Sarana dan prasarana yang tidak menunjang - Kondisi alam (geografi yang sulit) terutama didaerah luar Jawa yang sulit dijangkau keberadaannya oleh perawat - Kesulitan komunikasi (bahasa) - Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



29



Faktor-Faktor yang Menciptakan Halangan Perkembangan Kesehatan Keluarga Ada faktor-faktor tertentu yang akan menciptakan halangan atau rintangan terhadap perkembangan kesehatan keluarga antara lain adalah: 1. Uang, ini merupakan halangan utama karena kurangnya biaya dari keluarga dan peran pembiayaan dari pemerintah secara otomatis akan memperlambat proses keperawatan dirumah. 2. Sikap dan sosialisasi dari para perawat yang hanya berorientasi pada penyakit dan hanya menyatakan dengan kata-kata tentang betapa pentingnya peningkatan kesehatan tanpa menunjukkan secara praktis cara yang harus dilakukan oleh masyarakat melalui tindakan-tindakan nyata. 3. Sistem nilai yang kita anut, yang masih berpaham materialisme dan akumulasi harta benda sehingga perawatan yang dilakukan oleh tenaga profesionalisme



berpacu



kepada



orang



yang



berduit



tanpa



memperhatikan dampak jika yang tidak berduit tidak ditangani pun akan menular terhadap anggota masyarakat yang lain.



30



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB IV Proses Keperawatan Keluarga Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum



yang terdiri



dari



pengkajian,



perencanaan, intervensi



dan



implementasi serta evaluasi. Dasar dari proses keperawatan adalah penggunaan cara-cara ilmiah dalam menyelidiki dan menganalisa data-data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam penyelesaian masalah secara rasional. Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi



Bagan 4.1: Langkah-langkah dalam proses keperawatan (dari Alvaro, R. (1990). Application of Nursing Process :, 1990) Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat didalam



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



31



keluarga ada individu yang rawat, maka anggota kelurga secara individu merupakan fokus utama. Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekaligus dengan keluarga dan sekaligus dengan anggota keluarga secara individu. Ini berarti perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan keluarga dalam beberapa tingkat yaitu tingkat keluarga dan tingkat individu. Proses



keperawatan



keluarga



secara



khusus



mengikuti



pola



keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan implementasi serta evaluasi. Hubungan antara langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga digambarkan pada bagan 3.2 Pengumpulan Data:



1) Tipe keluarga



Pengkajian



2) Riwayat perkembangan



3) Lingkungan 4) struktur keluarga 5) Fungsi keluarga



6) Koping kelurga



Diagnosa - Analisa data - Permusan masalah - Prioritas masalah



Pengumpulan Data Anggota keluarga secara individu :



1) Fisik 2) Mental 3) Emosional 4) Sosial 5) Spiritual



Rencana perawatan - Penentuan tujuan - Penentuan kriteria - Penentuan standart - Intervensi kep.



Impelemntasi keperawatan



- Sumber daya keluarga - Tingkat pendidikan keluarga



- Adat-istiadat yang berlaku - Respon dan penilaian keluarga - Sarana dan prasarana keluarga



Evaluasi keperawatan - Sumatif - Formatif



Bagan 4.2: Langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga dan individu



32



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan keluarga (Lyer et al., 1996). Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan, Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan: 1. Wawancara, Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Tujuan komunikasi/wawancara disini adalah : - Mendapatkan informasi yang diperlukan. - Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi. - Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya dengan kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang. 2. Pengamatan, Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



33



3. Study dokumentasi, Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat antara lain adalah KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainya misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear, dsb) 4. Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Beberapa alat yang dapat dipakai dalam mengumpulkan data antara lain adalah: -



Berupa quesioner,



-



Daftar ceklist,



-



Inventaris dan lainnya Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik



dengan keluarga dengan cara : -



Diawali perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.



-



Menjelaskan tujuan kunjungan.



-



Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dikeluarga.



-



Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.



-



Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat.



34



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1) Nama kepala keluarga (KK) 2) Usia 3) Alamat dan telepon 4) Pekerjaan kepala keluarga 5) Pendidikan kepala keluarga 6) Komposisi keluarga No



Nama



JK



Hub



Umur



dg KK



Pendi dikan



Status Imunisasi



Ket



BCG



Campak 1



2



3



4



1



2



3



1



2



3



Genogram Simbol-simbol yang bisa digunakan :



Laki-laki Perempuan



Cerai



Identifikasi - klien Meninggal



Cerai



Anak angkat



Aborsi



Menikah



Pisah



Kembar



Tinggal dalam 1 rumah



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



35



e. Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe/bentuk keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe/bentuk keluarga tersebut. f. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Kalau ada perpedaan dalam keluarga bagaimana keluarga beradaptasi terhadap perbedaan tersebut, apakah berhasil atau tidak dan kesulitan kesulitan yang masih dirasakan sampai saat ini sehubungan dengan proses adaptasi tsb. g. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. Apakah berasal dari agama dan kepercayaan yang sama, kalau tidak bagaimana proses adaptasi dilakukan dan bagaimana hasilnya. h. Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. Tingkat status sosial ekonomi : adekuat bila keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder dan keluarga mempunyai tabungan; marginal bila keluarga tidak mempunyai tabungan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, miskin bila kelurga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari hari secara maksimal, sangat miskin bila keluarga harus dibantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.



36



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



i. Aktivitas rekerasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi. Seberapa sering rekreasi dilakukan dan apa kegiatan yang dilakukan baik oleh keluarga scr keseluruhan maupun oleh anggota keluarga. Eksplorasi perasaan keluarga setelah berekreasi, apakah keluarga puas / tidak. Rekreasi dibutuhkan utk memperkokoh dan mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki perasaan masing-masing anggota keluarga curah pendapat / sharing, menurunkan ketegangan dan utk bersenang-senang. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh: keluarga Bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak ke 2 berumur 4 tahun, maka keluarga Bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. c. Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga terbentuk (co. apakah pacaran sebelum nikah, dijodohkan, terpaksa, dll), riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meluputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan



masing-masing



anggota



keluarga,



perhatian



terhadap



pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



37



yang bisa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. d. Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri, Pengkajian Lingkungan a. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah tangga, jenis septicktank, jarak septicktank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. Apakah rumah dan lingkungan sekitar telah memenuhi syarat-syarat lingkungan sehat, tk keamanan dalam pengunan fasilitas yg ada di rumah, apakah privasi masing-masing anggota keluarga adekuat dan eksplorasi perasaan anggota keluarga tentang keadaan rumah co puas/tidak, memadai/tidak. b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga meliputi urban, sub urban, pedesaan hunian, industri, agraris, bgmn keamanan jalan yang digunakan. Karakteristik komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masy. umumnya, tk kepadatan pddk, stabil/tidak, yan kes/yan sos yg ada dan tk kejahatan yang terjadi c. Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. Tgl didaerah yg sekarang sudah berapa lama dan apakah sdh dpt beradaptasi dg lingkungan sdetempat. 38



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



d. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan oleh keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga interaksinya dengan masyarakat. Kepuasan dalam keterlibatan dg perkumpulan atau pelayanan yg ada. Bgmn persepsi keluarga terhadap masyarakat sekitarnya e. Sistim pendukung keluarga Yang termasuk pada sistim pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. Dapat digambarkan dengan menggunakan genogram dan ekomap Struktur keluarga a. Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara/pola berkomunikasi antar anggota keluarga. Pola komunikasi fungsional bila komunikasi dilakukan secara efektif, proses komunikasi berlangsung dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak. Komunikasi fisfungsional bila komunikasi tidak fokus pada 1 ide pembicaraan sehingga pesan tidak jelas, bila bertahan pada pendapat masing - masing dan tidak dapat menerima pendapat orang lain sehingga pembicaraan menjadi buntu/tdk berkembang, serta bila ada pesan pesan penting yang ditutupi padahal penting untuk dibicarakan. b. Struktur kekuatan keluarga Bagaimana proses pengambilan keputusan : konsensus bila perbedaan masih dapat disatukan, proses pengambilan keputusan yang paling sehat; akomodasi bila perbedaan tidak dapat disatukan (tawar menawar, kompromi, paksaan); de facto bila keputusan diserahkan kepada yang



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



39



melaksanakan co. KB. Bagaimana hasil keputusan : siapa yg membuat keputusan akhir, memuaskan/tidak, bila tidak apa yang dilakukan. Kesimpulannya bagaiman kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. c. Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal (suam-istri, ayah-ibu, anak-sanak saudara, dsb.) maupun informal (pengharmonis, pendamai, penghalang dominator, penyalah keras hati, sahabat, penghibur, perawat keluarga, penghubung keluarga, dsb.) dan bgmn pelaksanaannya. Apakah ada yang mempengaruhi pelaksanaanya. Bagaiman peran lain dilaksanakan contoh ibu berperan sebagai ayah karena ayah telah meninggal. d. Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan. Bagaimana nilai dan norma menjadi suatu keyakinan dan diinterpretasikan dalam btk perilaku. Apakah perilaku ini dapat diterima oleh masyarakat dan apakah dapat diterima oleh masyarakat. Fungsi keluarga a. Fungsi afektif Bagaimana



anggota



keluarga



mempersepsikan



keluarga



dalam



memenuhi kebutuhan psikososial (membentuk sifat-sifat kemanusiaan, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin hub yang akrab, menumbuhkan konsep diri yang positif). Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 40



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



b. Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji bagaimana membesarkan anak, siapa yang melakukan,



adakah



budaya-budaya



yang



mempengaruhi



pola



pengasuhan ada masalah dalam memberikan pola pengasuhan dan bgmn keamanan dalam memberikan pengasuhan. Sosialisasi dilakukan mulai dari lahir sampai meninggal karena sosialisasi merupakan proses belajar yang menghasilkan perubaham perilaku sebagai respon terhadap situasi (tumbuh kembang keluarga dan tumbuh kembang anak) yang terpola secara sosial. c. Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam



melaksanakan perawatan kesehatan dapat



dilihat



dari



kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat. d. Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi adalah:   



x



Berapa jumlah anak



x



Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.



x



Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya pengendalian jumlah anggota keluarga.



x



Pola hubungan seksual



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



41



e. Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah : x



Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.



x



Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.



Stres dan Koping Keluarga a. Stresor jangka pendek dan panjang 9 Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga ± 6 bulan. 9 Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga lebih dari 6 bulan.  b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor Hal yang perlu di kaji adalah bagaimana keluarga keluarga berespon terhadap situasi/stresor baik jangka pendek maupun jangka panjang. c. Strategi koping konstruktif yang digunakan Strategi koping konstruktif yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. d. Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.



42



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Harapan Keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.



FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA



A. IDENTITAS UMUM 1. Identitas Kepala Keluarga: Nama Umur Agama Suku



: ……………….. : ……………….. : ……………….. : ………………..



Pendidikan Pekerjaan Alamat Nomor Telpon



: ………………… : ………………… : ………………… : …………………



2. Komposisi Keluarga: No



Nama



L/P



Hub. Kel.



Umur



Pend.



Imunisasi



KB



1. 2. 3. 4. 5. 6 7.



3. Genongram



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



43



4. Type keluarga a. Jenis type keluarga: .................................................................................................. ….



b. Masalah yang terjadi dg type tersebut: ....................................................................................................... 5. Suku bangsa (etnis) a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga: ....................................................................................................... b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen). Uraikan. ....................................................................................................... c. Kegiatan-kegiatan pendidikan



Keagamaan,



(Apakah



sosial,



budaya,



kegiatan-kegiatan ini



berada



rekreasi, dalam



kelompok kultur/budaya keluarga). ....................................................................................................... d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern). ....................................................................................................... e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau ”modern”. ....................................................................................................... f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah ....................................................................................................... g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan). ......................................................................................................... 6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan mereka. ….………………………………………………………………… 44



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



....................................................................................................... b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan. .............................................................................................. c. Agama yang dianut oleh keluarga. .............................................................................................. d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan. .............................................................................................. e. Status Sosial Ekonomi Keluarga: .............................................................................................. f. Aktivitas Rekreasi Keluarga: .............................................................................................. B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : ..................................................................................................... 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: ..................................................................................................... C. Riwayat Kesehatan keluarga inti 1. Riwayat Keluarga sebelumnya



:



..................................................................................................... 2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga: Imunisasi No



Nama



Umur BB



Keadaan



(BCG/Polio/



Masalah



Kesehatan



DPT/HB/



kesehatan



Campak



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



Tindakan Yang telah dilakukan



45



3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan ..................................................................................................... D. Pengkajian lingkungan 1. Karakteristik rumah : a. Gambaran tipe tempat tinggal : .............................................................................................. b. Denah rumah



c. Gambaran kondisi rumah : .............................................................................................. d. Dapur .............................................................................................. e. Kamar mandi .............................................................................................. f. Mengkaji pengaturan tidur di dalam rumah. .............................................................................................. g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. .............................................................................................. h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.



.............................................................................................. i. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah. .............................................................................................. j. pengaturan/penataan rumah. .............................................................................................. 46



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: ..................................................................................................... 3. Mobilitas geografis keluarga: ..................................................................................................... 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: ..................................................................................................... 5. Sistem pendukung keluarga: ..................................................................................................... E. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga: ..................................................................................................... 2. Struktur kekuatan keluarga: ..................................................................................................... 3. Struktur peran: .............................................................................................. 4. Nilai atau norma keluarga: ..................................................................................................... F. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif: ..................................................................................................... 2. Fungsi sosialisasi: ..................................................................................................... 3. Fungsi perawatan kesehatan: ..................................................................................................... 4. Fungsi reproduksi: ..................................................................................................... 5. Fungsi ekonomi .....................................................................................................



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



47



G. Stress dan Koping Keluarga 1. Stresor jangka pendek dan panjang: ..................................................................................................... 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor: ..................................................................................................... 3. Strategi koping yang digunakan:



H. Pemeriksaan Fisik 1. Identitas Nama



: ................................................................................



Umur



: ............................................................... L/P



Pendidikan : ................................................................................ Pekerjaan : ................................................................................ 2. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini ..................................................................................................... 3. Riwayat Penyakit Sebelumnya ..................................................................................................... 4. Tanda-tanda vital: ..................................................................................................... 5. System Cardio Vascular ..................................................................................................... 6. System Respirasi ..................................................................................................... 7. System Gastrointestinal (GI Tract) ..................................................................................................... 8. System Persyarafan .....................................................................................................



48



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



9. System Muskuloskeletal ..................................................................................................... 10. System Genitalia ..................................................................................................... I. Harapan Keluarga 1. Terhadap masalah kesehatannya: ..................................................................................................... 2. Terhadap petugas kesehatan yang ada: .....................................................................................................



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



49



50



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



51



Suku



Pendidikan Terakhir



No



Nama



Hub dgn KK



Pekerjaan Saat Ini



Status Gizi (TB, BB, BMI)



Alat Transportasi



Agama & Suku



JK



Jarak yankes terdekat



Alamat Rumah & Telp



DATA ANGGOTA KELUARGA



Bahasa sehari-hari



Nama Kepala Keluarga



Umur



Tanggal Pengkajian



Nama Perawat yang mengkaji



1. DATA KELUARGA



No. Register



Fasilitas Yankes



PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA



TTV (TD, N, S, P)



PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA



Status Imunisasi



Alat Bantu/ Protesa



52



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Penampilan Umum



Status Kesehatan Saat ini



....................................................................................................................



....................................................................................................................



Cukup/Kurang*...........................................................................................



Ventilasi :



..................................................................................................................



..................................................................................................................



Permanen/tidak permanen* ....................................................................



Analisis Masalah Kesehatan



Menggunakan air bersih untuk makan & minum:



Ya/ Tidak* ...................................................................................................................



Menimbang balita tiap bln :



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



Memberi ASI ekslusif :



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



PHBS Di Rumah Tangga Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :



Riwayat Penyakit/ Alergi



Tipe Rumah :



DATA PENUNJANG KELUARGA



DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)



Nama



Sanitasi Lingkungan



3.



2.



No



LANJUTAN



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



53



Ya ...................................................



Tidak ada, sebab....................................................................................... Tidak, sebab .......................................................................................................



Ada



Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami pasien :



x



Ya



Adakah perhatian keluarga kepada anggota keluarga yang menderita sakit:



x



Tidak



Lainnya ....................................................................



Siapa yang membantu jika ada anggota keluarga yang menderita sakit : Semua anggota



x



Hanya Ibu



Apakah ada anggota keluarga yang pernah terkena masalah kesehatan yang sama dengan pasien sebelumnya:



Ada, yaitu ...................................................................................



x



Tidak



Adakah anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan atau sakit saat ini :



KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGANYA



Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak* ............................................................



Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* .....................................................



Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak* ........................................................



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



Menggunakan jamban sehat :



Ya/ Tidak* ...................................................................................................................



Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :



Ya/ Tidak* ...................................................................................................................



Tersedia tempat pembuangan sampah :



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :



Ya/ Tidak* ..................................................................................................................



Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:



Ya/ Tidak* ...................................................................................................................



x



4.



8m /orang : Ya/Tidak*………………............................................................



2



Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga



Ya/Tidak*……………………............................................................................



Tempat Sampah Tertutup :



..................................................................................................................



Ya/Tidak* …………………..............................................................................



Jamban Memenuhi Syarat :



..................................................................................................................



Sehat/Tidak Sehat*....................................................................................



Sumber Air Bersih :



.................................................................................................................



Baik /Cukup/Kurang*................................................................................



Saluran Buang Limbah :



..................................................................................................................



..................................................................................................................



Baik/ Tidak* ..............................................................................................



Pencahayaan Rumah :



54



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan keluarganya:



Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan tersebut :



x



x



Kader



Tidak Tenaga kesehatan, yaitu.................



Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialami pasien :



7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif



3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar



4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran



5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif



1. Menerima petugas puskesmas



2. Menerima yankes sesuai rencana



- Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7



- Kemandirian III: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6



- Kemandirian II; jika memenuhi kriteria 1 s.d 5



- Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2



Kesimpulan:



Ya Tidak, sebab ........................................................................................................................................................................................................................



Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan pada anggota keluarganya :



Ya Tidak, sebab .........................................................................................................................................................................................................................



KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA :



 x 



Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :



Tidak, sebab ..........................................................................



x 



Ya



Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami pasien :



x



Ya Tidak, yaitu ..........................................................................................................................................................................................................................



Tidak ............................................................................



x 



Ya



Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami pasien :



x



Tidak, jelaskan ...................................................................................



Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan anggota secara aktif : Ya



Tidak terpikir sebab ………………………………………………………………………………………...........................................................……..



Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya



Keluarga Tetangga



Ya



x



Perlu berobat ke fasilitas yankes



Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami pasien bila tidak diobati/dirawat :



x



Tidak, sebab ...........................................................................



Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami pasien : Ya



Tidak, sebab .......................................................................................



x



Ya



Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami pasien:



x



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



55



:



N



pucat/ Bibir pucat/ Akral pucat*



Tubuh teraba hangat



Menggigil



Kesemutan



Tonus otot Kontraktur



Mual Muntah Kembung



Nafsu Makan :



Berkurang/Tidak*



Muskuloskeletal



Pencernaan



Pengisian kapiler ! 3 detik



Berkeringat Rasa Haus



Pusing



berkurang/ bibir kering *



mata cekung/ turgor kulit



Tanda Dehidrasi:



Konjungtiva pucat/ Lidah



Tanda Anemia : Pucat/



melena/ epistaksis*



petekie/ hematemesis/



C



x/ menit



0



Bradikardia



Takikardia



:



S



purpura/ hematom/



x/ menit



mm/Hg



Tanda Perdarahan:



:



:



Asites Akral dingin



GCS :



P



Edema Bunyi jantung: .....



TD



Sirkulasi/ Cairan



Kesadaran :



:



Sumber Dana Kesehatan



Keadaan Umum



:



Nama Individu yang sakit



2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT



Disuria



Poliuria



Tak bisa melihat



Buram



Fungsi Penglihatan :



Neurosensori



Alat bantu: Tidak/Ya*...



:



Krepirasi



Stridor



Sesak



Dispnea



Alat bantu nafas ....................



Otot bantu napas ..................



Ronki ........................................



Wheezing



Irama ireguler



Sekret / Slym



Sianosis



Pernapasan



Kebas pada ..........................…



Kesemutan pada …….............



Fungsi perabaan :



Bantu sebagian/tergantung*



Kemampuan BAB :Mandiri/



Gunakan Obat :Tidak/Ya*...



Alat bantu: Tidak/Ya*………



Bantu sebagian/tergantung*



KemampuanBAK : Mandiri/



Nyeri saat BAK



Inkontinensia Retensi



Oliguria



Hematuri



Pola BAK …x/hr,vol ..ml/hr



Perkemihan



Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :



Diagnosa Medik



56



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Drop Foot Lokasi ……...........… Tremor Jenis ……......…......…..



Bau Nafas



Kerusakan gigi/gusi/ lidah/



Kekuatan otot ....….............…..



Bising Usus: ................................



Mental Cemas DenialMarah



Alat bantu : Tidak/Ya*.............



Tidak/Ya*..................................



Alergi makanan/minuman :



Tergantung*



Mandiri/ Bantu sebagian/



Kebiasaan makan-minum :



Diet Khusus: Tidak/Ya*................



Komunikasi dan Budaya Interaksi dengan Keluarga :



Nyeri : Tidak/Ya*.......................



Alat Bantu : Tidak/Ya*..............



sebagian/tergantung*



Berjalan : Mandiri/ Bantu



sebagian/tergantung*



Berdiri : Mandiri/ Bantu



(kanan / kiri)*



Maag



Konsistensi ..........



kelemahan/kelumpuhan



Riwayat obat pencahar .........



RPS Bawah :bebas/terbatas/



(kanan / kiri)*



Teraba Masa abdomen .........



Stomatitis Warna



kelemahan/ kelumpuhan



RPS Atas : bebas/ terbatas/



Diare ....... x/hr



Hemoroid, grade .....................



Postur tidak normal



Konstipasi



..... . ... ... . ..



Atropi



Distensi Abdomen



Malaise / fatique



Nyeri otot/tulang*



Disphagia



geraham/rahang/palatum*



Fraktur



Sulit Menelan



Disorientasi



frekwensi ....................................



Terganggu



Mampu



Derajat ...... Perubahan warna…….



Perdarahan bawah Krustae



Kebersihan Diri Gigi-Mulut kotor



Perawatan Diri Sehari-hari Mandi : Mandiri/ Bantu



Bantuan obat, …………………………………………..………………



Waktu tidur ………………………………………………………………



Tidur dan Istirahat Susah tidur



Paralisis



Ulserasi Pus ………



Fungsi Penciuman



Memar Laserasi



......



Parese Disartria



Kejang : sifat …….. lama ..……



Refleks patologis ……



Amnesia



Halusinasi



Decubitus: grade … Lokasi ………..….



Luka bakar Kulit



Bulae/lepuh



Kulit Jaringan parut



Terganggu



Mampu



Fungsi Perasa



Tinnitus



Alat bantu



Tuli



Kurang jelas



Fungsi pendengaran :



Visus ………........



Alat bantu …........



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



57



Perilaku



kekerasan



mau



melihat …………………………………….



Kegiatan sosial sehari-hari :



Lancar/ terhambat* ...............



Berkomunikasi :



Baik/ tehambat* ......................



Laboratorium



Radiologi



DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT



Keterangan Tambahan terkait Individu



bagian tubuh yang rusak



Tidak



Respon pasca trauma .....



Agresif



Rendah diri Menarik diri



Takut Putus asa Depresi



EKG



Rambut-Kepala kotor



Telinga kotor



Hidung kotor Kuku kotor



Perineal/genital kotor



Mata kotor Kulit kotor



USG



Bantu sebagian/tergantung*



Menyisir Rambut : Mandiri/



sebagian/tergantung*



Berpakaian : Mandiri/ Bantu



sebagian/tergantung*



58



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB V Diagnosa Keperawatan Keluarga Asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu, keluarga dan kelompok dan masyarakat menggunakan proses keperawatan terdiri dari pengkajian dan perumusan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi). Asuhan ini harus didokumentasikan dengan baik agar berfungsi sebagai dokumen asuhan keperawatan juga berfungsi sebagai pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Menurut Asosiasi North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2011) diagnosis keperawatan adalah “interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat



rencana, melakukan implementasi serta evaluasi.” Penerapan proses keperawatan dan dokumentasi sampai saat ini masih menemui berbagai kendala antara lain sulitnya merumuskan diagnosis keperawatan dan belum seragamnya diagnosis yang ditetapkan sehingga menyulitkan dalam penetapan imbal jasa menggunakan DRG’s system.



Oleh karena itu, diagnosis keperawatan terus menerus dikembangkan dan diteliti oleh perawat serta asosiasi diagnosis keperawatan NANDA (NANDA, 2011). Diagnosis yang dikembangkan belum semua dapat diadopsi langsung karena respon sistem klian (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) sangat unik dipengaruhi lingkungan dimana mereka berada serta kualifikasi pendidikan perawat yang ada saat ini terutama yang melaksanakan Primary



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



59



Health Nursing (PHN) atau Community Health Nursing (CHN) bervariasi mulai SPK, AMK, Ners, dan spesialis keperawatan komunitas. dengan demikian perlu ditelaah dan disepakati bersama panduan diagnosis keperawatan untuk PHN/CHN. II. Label Diagnosis Keperawatan: A. Aktual: menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh batasan karakteristik (manifestasi tanda dan gejala) yang saling mengelompok dan saling berhubungan (NANDA, 2012-2014). Contoh diagnosis aktual adalah: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh gangguan menelan gangguan pola tidur disfungsi proses keluarga



ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga B. Potensial



mencakup



promosi



kesehatan/sejahtera/wellness:



penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan keinginan untuk meningkatkan keejahteraan mewujudkan potensi kesehatan manusia dan menguatkan perilaku sehat secara khusus, misalnya melalui nutrisi dan olahraga. Diagnosis promosi kesehatan dapat dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Namun kesiapan individu, keluarga dan masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan mempengaruhi



mereka



untuk



mendapatkan



diagnosis



promosi



kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan meningkatkan”…… (NANDA, 2012-2014). Selanjutnya agar tidak membingungkan dengan label sejahtera maka label promosi kesehatan dan sejahtera disatukan menjadi label Promosi Kesehatan. Contoh Diagnosis promosi kesehatan adalah:



60



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Kesiapan meningkatkan nutrisi Kesiapan meningkatkan komunikasi Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan Kesiapan meningkatkan pengetahuan Kesiapan meningkatkan religiositas Kesiapan meningkatkan pengetahuan Kesiapan meningkatkan koping Kesiapan meningkatkan koping keluarga Kesiapan meningkatkan koping komunitas



C. Risiko: menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh berbagai faktor resiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (NANDA, 20122014). Contoh diagnosis risiko adalah: Risiko kekurangan volume cairan Risiko konstipasi Risiko intoleran aktifitas Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua Resiko distress spiritual III. Metode Formulasi Penulisan Diagnosis Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan Nanda (2012-2014) dan ICPN . Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (single diagnosis). Sesuai dengan label diagnosis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diagnosis keperawatan individu, keluarga:



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



61



aktual, promosi kesehatan/sejahtera, serta risiko. Diagnosis keperawatan individu dan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang lazim terjadi antara lain : masalah gizi, diare, ISPA, DM, TB Paru, hipertensi, stroke, rematik, kecemasan, depresi, dimensia. Masalah kesehatan komunitas Nasional berdasarkan Riskesdas (2013) dan MDGs antara lain HIV, TB , Malaria, masalah gizi, masalah kesehatan sebagai dampak dari kemiskinan dan keterbatasan akses yankes dan informasi kesehatan, masalah kesehatan ibu dan anak, cidera akibat kecelakaan lalu lintas. Sebagai dampak dari kemiskinan dan keterbatasan akses yankes dan informasi kesehatan, masalah kesehatan ibu dan anak, cidera akibat kecelakaan lalu lintas. Berikut merupakan contoh diagnosis berdasarkan masalah kesehatan yang lazim terjadi di individu dan keluarga berdasarkan NANDA 2012-2014 dan ICNP 2013.



62



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



63



Individu



Sasaran



Domain 2: Nutrisi



Domain



- Ketidakseimbangan nutrisi:



00001



- Risiko defisiensi volume cairan - Risiko ketidakseimbangan volume cairan



00028 00025



cairan



- Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan - Defisiensi volume cairan



00160



Hidrasi



- Risiko ketidakseimbangan elektrolit



- Gangguan menelan



00027



00195



00103



- Risiko ketidakseimbangan nutrisi:



00003



lebih dari kebutuhan tubuh



- Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi



00163



lebih dari kebutuhan tubuh



- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh



Rumusan diagnosis keperawatan



00002



Kode



Kelas 5:



Kelas 1: Ingesti



Kelas



64



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



00197 00030



gastrointestinal Kelas 4 :



00088 00093



Aktivitas/latihan Kelas 3: Keseimbangan energi



00085



Tidur/istirahatat



Aktivitas/istirahat Kelas 2 :



Kelas 1:



00198



00196



Fungsi



Fungsi respirasi



00013



00016



Kelas 2 :



Kelas 1: Fungsi urinari



Domain 4 :



pertukaran



Domain 3: Eliminasi dan



- Fatigue



- Gangguan berjalan



- Gangguan mobilitas fisik



- Gangguan pola tidur



- Gangguan pertukaran gas



- Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal



- Disfungsi motilitas gastrointestinal



- Diare



- Gangguan eliminasi urin



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



65



00201



- Defisit perawatan diri: makan - Defisit perawatan diri: toileting



00110



berpakaian



- Defisit perawatan diri:



- Defisit perawatan diri : mandi



jaringan serebral



- Tidak efektifnya pola nafas



00102



00109



- Risiko tidak efektifnya perfusi



00228



Perawatan diri



- Risiko tidak efektifnya perfusi jaringan perifer



00204



00108



- Tidak efektifnya perfusi jaringan perifer



00029



Pulmonari



Kelas 5:



- Penurunan kardiak output



00032



Kardiovaskular/



- Risiko intoleransi aktivitas



00094



Respon



- Intoleransi aktivitas



00092



Kelas 4 :



66



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Proteksi



Keamanan/ Kelas 2 : Injury fisik



00031



00004



Domain 11 :



Kelas 1 : Infeksi



00158



00069



00146



thd stres



Respon koping



Koping/Toleransi



00120



Harga diri Kelas 2 :



00119



Kelas 2 :



Domain 9 :



00054



konsep diri



Persepsi diri



00124



Kelas 1 :



- Tidak efektifnya bersihan jalan nafas



- Risiko infeksi



- Kesiapan meningkatkan koping



- Tidak efektifnya koping



- Kecemasan



- Harga diri rendah situasional



- Harga diri rendah kronik



- Risiko kesepian



- Ketidakberdayaan



- Gangguan memori



00131



Domain 6 :



- Kurangnya pengetahuan - Kesiapan meningkatkan pengetahuan



00126 00161



Kelas 4 : Kognisi



Domain 5 : Persepsi/Kognisi



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



67



Keluarga



Kelas 2: Manajemen Kesehatan



Promosi



Kesehatan



00188



00099



00080



- Nyeri kronik



00133



Domain 1:



- Nyeri akut



00132



sosial



- Perilaku kesehatan cenderung berisiko



kesehatan



- Ketidakefektifan pemeliharaan



regimen terapeutik keluarga



- Ketidakefektifan manajemen



- Mual



00134



Kenyamanan



- Gangguan rasa nyaman



Rasa nyaman



00214



Kelas 3 :



- Tidak efektifnya termoregulasi



Domain 12 :



00008



Termoregulasi



- Hipertermi



- Risiko gangguan integritas kulit



00047 00007



- Gangguan integritas kulit



00046



Kelas 6 :



- Risiko jatuh - Risiko injuri



00155 00035



68



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



- Risiko ketegangan peran pemberi asuhan - Ketidakmampuan menjadi orang tua - Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua - Risiko ketidakmampuan



00062 00056 00164 00057



- Disgungsi proses keluarga - Gangguan proses keluarga



00063 00060



- Risiko gangguan perlekatan



menjadi orang tua



- Ketegangan peran pemberi asuhan



00061



Hubungan Keluarga



caregiver



Peran



pemberian ASI



- Kesiapan meningkatkan



- Kesiapan meningkatkan komunikasi



- Ketidakefektifan kontrol implus



- Hambatan pemeliharaan rumah



00058



Peran



Hubungan



00106



00157



00222



00098



Kelas 2:



Kelas 1:



Domain 7:



Kelas 5: Komunikasi



Kelas 4: Kognisi



Domain 5:



Persepsi/Kognisi



Kelas 5: Perawatan Diri



Domain 4: Aktivitas/Istirahat



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



69



Respon koping



Kelas 3:



Koping/Toleran



si stress



Domain 10:



- Hambatan interaksi sosial



00052



00083



00212



- Risiko ketidakefektifan



00226



- Konflik pengambilan keputusan



- Kesiapan meningkatkan penyesuaian



perencanaan aktifitas



- Kesiapan meningkatkan koping keluarga



keluarga



- Ketidakmampuan koping



00075



00073



- Penurunan koping keluarga



- Ketidakefektifan performa peran



00055



00074



- Konflik peran orang tua



00064



Kelas 2:



- Risiko ketidakefektifan hubungan



00229



Domain 9:



- Kesiapan meingkatkan hubungan



00207



Performa peran



- Ketidakefektifan hubungan



00223



- Kesiapan meningkatkan proses keluarga



Kelas 3:



00159



70



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



lingkungan Kelas 1: Pertumbuhan



Proteksi



Domain 13:



Pertumbuhan



Carers



- Gangguan kemampuan untuk



10029621



melakukan perawatan



- Risiko stress pada pemberi asuhan



10027787



Carers



- Stres pada pemberi asuhan



- Risiko keterlambatan perkembangan



- Risiko pertumbuhan tidak proporsional



- Risiko kontaminasi



- Kontaminasi



pengambilan keputusan



- Risiko hambatan religiositas - Kesiapan meningkatkan



10027773



00112



00113



00180



00181



00170 00184



Perkembangan



Kelas 2:



Hazard



Keamanan/



/perkembangan



Kelas 4:



kongruen



Nilai/Keya kinan/Aksi



Domain 11:



Prinsip hidup



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



71



promotion



kesehatan



10023078 - Gangguan proses keluarga



keluarga



Health



10029841 - Masalah ketenagakerjaan



Perawatan



Promosi



10038411 - Gangguan status psikologis



Isu psikologikal



10000918 - Gangguan mempertahankan kesehatan



mempertahankan kesehatan



10023452 - Kemampuan untuk



keluarga



10032364 - Risiko gangguan koping



10035744 - Masalah hubungan



10022753 - Masalah dukungan sosial



10022473 - Kurangnya dukungan keluarga



10023370 - Gangguan komunikasi



Emosional/



untuk melakukan perawatan



10027787 - Risiko stress pada pemberi asuhan 10032270 - Risiko gangguan kemampuan



72



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



- Keselamatan lingkungan yang efektif - Masalah keselamatan lingkungan - Risiko terjadinya



10030233 10030233 10029856



risiko



penyalahgunaan



- Kekerasan rumah tangga



10029792



Manajemen



Gangguan kerumah tanggaan



memanajemen pengobatan



Gangguan kemampuan untuk



Kurangnya pengetahuan tentang penyakit



10000925



10022635



10021994



- Risiko bahaya lingkungan



Perawatan diri



Medikasi



panjang



jangka



perawatan



Manajemen



10032386



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



73



10029887 - Tinggal di rumah



sosial



10022753 - Kurangnya dukungan sosial



10022563 - Pendapatan yang tidak memadai



10029904 - Masalah perumahan



10029860 - Masalah financial



Keadaan



10033436



10015133 - Risiko terjadinya pengabaian



10015122 - Risiko terinfeksi



10033489 - Risiko untuk jatuh



10032340 - Risiko terjadinya pengabaian lansia



10033470 - Risiko terjadinya pelecehan lansia



10032289 - Risiko terjadinya pelecehan anak 10032301 - Risiko terjadinya pengabaian anak



IV. Modifikasi penulisan diagnosis keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas menggunakan pendekatan: NANDA, NIC dan NOC. Pedoman diagnosis, intervensi, dan hasil untuk asuhan keperawatan komunitas



(individu,



keluarga,



kelompok/komunitas)



dikembangkan



berdasarkan integrasi diagnosis keperawatan NANDA dan International Classification for Nursing Practice (ICNP), Nursing Intervention Kelasification (NIC) dan Nursing Outcome Classification (NOC) serta pengalaman lapangan dari para penyusun. Upaya ini dilakukan untuk mempermudah para praktisi dan ners pendidik untuk melakukan asuhan keperawatan



komunitas,



keluarga,



dan



gerontik



serta



dapat



mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas yang efektif, ringkas, komprehensif. Disisi lain pengembangan dokumentasi ini diharapkan dapat memfasilitasi pimpinan untuk menilai kinerja dan menentukan cara pemberian reward yang berkeadilan kepada perawat kesehatan masyarakat (perkesmas) yang melaksanakan tugas di dalam dan di luar gedung puskesmas. Pengintegrasian dokumentasi keperawatan NANDA/ICNP, NIC, NOC tersebut dapat dilihat pada kasus individu dan keluarga sebagai berikut:



74



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



75



Domain: 3 Eliminasi dan



pertukaran



Data pendukung masalah ISPA:



x Sering batuk



Gangguan



x Sering terbangun



x Merasa lelah



Status perfusi jaringan



pulmonary, sirkulasi atau



panas



Hasil yang



Kardiopulmuner:



Level 2, Kelas E:



organ



menggambarkan fungsi



menggambarkan cardiac



(00030)



efektif



jalan nafas yang



mempertahankan



- Klien



yang efektif



hasil yang



Level 1 Domain II: Kesehatan fisiologis:



- Klien mempertahankan Pertukaran gas



NOC



TUJUAN



terasa sakit dan



x Dada sering



pertukaran gas



Fungsi respirasi:



x sesak nafas



karena batuk



Kelas: 4



x demam



x Dahak berlebihan



DIAGNOSA (NANDA/INCP)



DATA



A. Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Individu: NANDA,ICNP, NIC, NOC



gas



jalan nafas dan pertukaran



meningkatkan kepatenan



Intervensi untuk



Respiratory management:



Level 2 Kelas K :



homeostatik



mendukung regulasi



Fisiologis : Perawatan yang



Level 1 Domains: 2



NIC



76



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



nafas



x Ada ronchi dan



dinding dada



x retraksi 



Kehijauan,



kental warna



x batuk berdahak,



kedua paru



(00031)



bersihan jalan



x Tachycardia



wheezing di



Tidak efektifnya



Injury fisik :



x Dyspnoe



abnormal (pucat) respirasi:pertukaran gas



0402- status



kepatenan jalan nafas



0410- Status respirasi:



Kelas 2 :



x Warna kulit



cardiopulmonary



Level 3 : hasil: 0414- status 0401-Status sirkulasi



proteksi



Domain 11 : Keamanan/



kedalaman)



(rate, ritme,



x Pernafasan abnormal



(hal.326)



3350-Monitoring pernafasan



(hal.281)



3320-Terapi oksigen



(hal.134)



3250- Latihan batuk



(hal.120)



3230- Fisioterapi dada



(hal.76)



nafas



3140- Manajemen jalan



Level 3 Intervensi:



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



77







terangsang



x Nyeri kepala  x Mudah



memfasilitasi perubahan gaya hidup



individu untuk mengatur metabolisme tubuh



3510-Pendidikan kesehatan



penyakit (hal.371)



menggambarkan sikap, comprehension dan mendukung kesehatan



tindakan yang



5602-Mengajarkan proses



Hasil yang



pengetahuan & perilaku: (hal.210)



Level 1 Domain IV:



Intervensi:



Pendidikan pasien



psikososial dan



kemampuan



0802-Vital sign



mendukung fungsi



menggambarkan



Level 2, Kelas S :



Perawatan untuk



metabolik: Hasil yang



Level 3: Hasil:



Domains 3: Perilaku



Level 2, Kelas I:Regulasi



78



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



6040-Terapi relaksasi (hal.321)



Hasil yang menggambarkan



Manajemen kesehatan :



Level 2: Kelas F:



yankes



1603- Perilaku mencari



meningkatkan kesehatan



1602- Perilaku



1601-Perilaku kepatuhan



Level 3: Hasil



memulihkan kesehatan.



meningkatkan dan



tindakan individu untuk



Kelas T : Meningkatkan kenyamanan psikologis



Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



79



ngan nutrisi:



Ketidakseimba



- Nafsu makan



kurang



mempertahan



Kelas 1 : Ingesti



kurang nutrisi seimbang



kan kebutuhan



Klien mampu



Nutrisi



masalah Gizi



Kan fungsi organ



hasil yang menggambar



Kesehatan fisiologis:



Level 1 Domain II:



manajemen penyakit akut 1803-Pengetahuan: proses penyakit 1805-Pengetahuan: perilaku sehat 1816- pengetahuan promosi kesehatan 1806- pengetahuan sumber kesehatan



menggambarkan pemahaman dalam aplikasikan informasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan kesehatan.



Domain 2:



1844-Pengetahuan:



Hasil yang



Data pendukung



Level 3: Intervensi



akut



kesehatan



Pengetahuan



Level 2, Kelas S:



Level 3: Intervensi 3100-Manajemen penyakit



Fisiologis : dasar



Domains: 1



Level 1



80



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



nutrisi: intake nutrisi



- Pola



anjuran diet (hal.379)



mendukung kesehatan



(hal.276) 5614:pendidikan:



kan sikap, pengetahuan



mudah dicabut



1160-Monitoring nutrisi



dan tindakan yang



Hasil yang menggambar



- Perut buncit



5246- Konseling nutrisi



(hal.274)



1100- Manajemen nutrisi



Intervensi:



Level 3



nutrisi



mempertahankan status



memodifikasi atau



nutrisi : Intervensi untuk



Level 2,Kelas D: Dukungan



pengetahuan & perilaku: (hal.276)



- Rambut merah,



hari dibantu



- Aktivitas sehari-



tdk teratur Domain IV:



1009: status



(terkait penyakit)



makan



1014: nafsu makan



1004: status nutrisi



- Diet khusus



pucat, lemah



Level 3 : hasil:



- Tampak kurus,



Pola digesti &



yang menggambarkan



Level 2, Kelas K: Digesti &nutrisi : Hasil



nutrisi individu



tubuh (00002)



dari kebutuhan



kurang



- BB menurun



kurang



- Intake makanan



muntah



- Mengeluh mual,



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



81



BB (hal.415)



Hasil yang



Meningkatkan rasa nyaman: Intervensi untuk



meningkatkan dan memulihkan kesehatan.



tehnik fisik



1622-Perilaku kepatuhan:



1450-Manajemen mual



yankes muntah



1618: Mengontrol mual &



Level 3 Intervensi:



1603- Perilaku mencari



anjuran diet



nyaman dan menggunakan



Level 3: Intervensi



meningkatkan rasa



Level 2, Kelas F :



tindakan individu untuk



menggambarkan



1240:Membantu mempertahankan



Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat



82



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



kesehatan mulut (hal.278)



1720:Peningkatan



(hal.336)



bantuan:makan



1803-Memberikan



Level 3 Intervensi:



memenuhi ADL & IADL



kemampuan individu dlm



hasil yg menggambarkan



sehari-hari



meningkatkan



diri : makan



kehidupan Level 2 Kelas D: self care:



:intervensi untuk



Defisit perawatan atau membantu aktifitas



Fasilitasi perawatan diri



Kelas 5:self care



& penampilan tugas dasar



menggambarkan kapasitas



:makan Level 2, Kelas F :



fungsional:hasil yang



perawatan diri



Level 1 Domain I : Kesehatan



istirahat



1628:perilaku mempertahankan BB



Klien mampu melakukan



Domain 4: Aktivitas/



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



83



gelisah



teknik fisik.



0414-Status kardiopulmonari



menggunakan



kenyamanan dengan



meningkatkan



intervensi untuk



Promosi Kenyamanan Fisik:



Level 2, Kelas E:



Mendukung fungsi fisik



Dasar: perawatan yang



2:Fisiologis:



Level 1,Domain:



0303:self care:makan



Level 3:hasil : 0300:self care: status ADL



Level 3 : Hasil



status perfusi jaringan



sirkulasi atau



x kesakitan dan



menggambarkan



Hasil yang



Kardiopulmuner:



Level 2 Kelas E:



organ



menggambarkan fungsi



Hasil yang



Level 1 Domain II: Kesehatan fisiologis :



cardiac pulmonary,



perfusi serebral



keefektifan



Mempertahankan



Klien mampu



x Tampak meringis



perfusi



ketidakefektifan



area tengkuk.



x Pusing



Risiko



menetap yaitu di



Kardiovaskuler:



Respon



sejak semalam



x Lokasi nyeri



Kelas: 4



Istirahat



Domain 4: Aktifitas dan



hilang timbul



x Frekuensi nyeri



(rentang 1-10)



x Skala nyeri 7



x Nyeri tengkuk



84



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga Level 3: Hasil 0802-Vital sign



lalu



(00132)



metabolisme tubuh



Akut



sejak 5 tahun yang



Riwayat Hipertensi



individu untuk mengatur



Sosial: Nyeri



kemampuan



Kenyamanan



Keringat dingin



menggambarkan



Kelas 3 :



tengkuk



metabolik: Hasil yang



Kenyamanan



Level 2, Kelas I:Regulasi



6482 manajemen



cerebral



Memegangi area



Domain 12 :



1320 akupresur (74)



0406- Perfusi jaringan:



homeostatik



mendukung regulasi



Fisiologis : Perawatan yang



Level 1, Domain: 2



(285)



1400 manajemen nyeri



(214)



1380: Heat application



kenyamanan (177)



lingkungan:



Level 3:Intervensi



0401-Status sirkulasi



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



85



Hasil yang menggambarkan sikap, komprehensif dan tindakan yang mendukung kesehatan



mmHg;



Nadi: 115



x/menit, RR: 30



x/menit, Suhu:



36 ºC.



(79)



Perilaku sehat



Manajemen neurologi: Intervensi untuk meningkatkan optimalisasi fungsi



tindakan individu untuk meningkatkan dan memulihkan kesehatan.



neurologi



Level 2, Kelas I :



menggambarkan



Hasil yang



2210 Administrasi analgesic



Level 2 Kelas Q:



Level 3: Intervensi



timbul



farmakologis yang dapat



efek samping agent



Untuk meminimalisir



Pengetahuan & Perilaku: Manajemen Obat: Intervensi



fisik: TD: 180/100



Level 2, Kelas H:



Level 1 Domain IV:



Hasil pemeriksaan



86



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Perawatan untuk



Manajemen



akut dan kronik



penyakit



memanajemen kondisi



perubahan gaya hidup



Domain 3: Perilaku



Level 2, Kelas F:



perilaku individu dalam



(302)



1605 Kontrol nyeri



memfasilitasi



0844 Posisi: Neurologik



yankes



menggambarkan



(272)



1603- Perilaku mencari



psikososial dan



2620 monitoring neurologi



Meningkatkan kesehatan



Hasil yang



serebral (117)



1602- Perilaku



mendukung fungsi



2550 Meningkatkan perfusi



1601-Perilaku kepatuhan



kesehatan:



Level 3: Intervensi



Level 3: Hasil



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



87



(371) 5606 mengajarkan individu (373)



Pengetahuan kesehatan Hasil yang menggambar



psikologis



mempertahankan dan



6040-Terapi relaksasi (321)



Level 3: Intervensi



Meningkatkan kenyamanan



untuk meningkatkan, Memulihkan kesehatan



Level 2, Kelas T:



aplikasikan informasi



kan pemahaman dalam



penyakit



5602-Mengajarkan proses



Level 2:Intervensi:



Level 2, Kelas S : Pendidikan pasien



Level 2, Kelas S:



hipertensi



3107-manajemen penyakit



kronik



Level 3: Hasil 3102-Manajemen penyakit



88



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



manajemen hipertensi



kesehatan 1837-



1806- Pengetahuan sumber



promosi kesehatan



1823- Pengetahuan



sehat



Pengetahuan: perilaku



penyakit 1805-



Pengetahuan: proses



penyakit kronik 1803-



manajemen



1847-Pengetahuan



penyakit kardiovaskuler



manajemen



1830-Pengetahuan



Level 3: Hasil



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



89



Level 2, Kelas V: Status gejala Level 3: Hasil 2109- Level ketidaknyamanan



Domain VStatus kesehatan yang dirasakan Hasil yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap kesehatan dan perawatan kesehatan



Level 3: Hasil 1922: Kontrol risiko: hipertensi



Level 2, Kelas T: Kontrol faktor dan keamanan Hasil yang menggambar kan status keamanan seseorang to menghindari, meminimalisir atau mengontrol ancaman kesehatan



90



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



*Regional Tengah, Denpasar: 7-8 Nopember 2014



*Regional Timur: Makasar, 10-11 Oktober 2014



*Regional Barat: Jakarta, 19-20 September 2014



Hasil Workshop Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia tahun 2014



3016-Kepuasan manajemen nyeri



Level 3: Hasil 3014-Kepuasan klien



Level 2, Kelas EE: Kepuasan terhadap perawatan



2112- Keparahan hipertensi 1306Nyeri:Respon psikologis yang merugikan 2101 Nyeri: efek yang membahayakan 2102- Level nyeri



B. Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga: NANDA,ICNP, NIC, NOC Sesuai dengan hasil Konggres Nasional IPKKI II di Yogyakarta, sudah disepakati dalam perumusan diagnosa keperawatan keluarga



menggunakan



diagnosa



tunggal



dengan



menambahkan



pernyataan anggota keluarga yang teridentifikasi memiliki masalah kesehatan. Rumusan diagnosa ini menggunakan rumusan NANDA dan ICNP. Modifikasi penulisan kriteria intervensi dan hasil pada kasus keluarga menggunakan pendekatan tugas kesehatan keluarga yaitu kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang sakit, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan (Maglaya, 2009). Berikut ini contoh rumusan diagnosa keperawatan dengan integrasi NIC dan NOC.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.



91



92



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



keperawatan



yaitu:



cacat lahir



x Perasaan cemas



Kelas 2 :



x Merasa tidak berdaya



kesehatan yang ada



x Ketidakmampuan



x Mengingkari Masalah Respon koping :



stress



koping/toleransi



yang dialami anaknya



x Tidak ada harapan



Domain 9:



terhadap penyakit



x Perasaan bersalah



diagnosis



Yang mempunyai anak



(koping)



pertahanan diri



x Mekanisme



tentang:



mengenal



keluarga mampu



keperawatan,



intervensi



Setelah dilakukan



adaptif



kemungkinan



psikososial keluarga



TUJUAN Keluarga memliki koping yang



DIAGNOSA (NANDA/INCP)



Contoh data pendukung Dari data yang terhadap masalah disajikan ada 2



DATA



dan penyakit.



tindakan terhadap kesehatan



sikap, pemahaman, dan



Hasil yang menggambarkan



dan perilaku.



Pengetahuan kesehatan



Domain IV:



Level 1



1. Keluarga mampu mengenal



NOC



A. Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Individu: NANDA,ICNP, NIC, NOC



gaya hidup



memfasilitasi perubahan



fungsi psikososial dan



Memberikan dukungan



Domain 3: Perilaku.



Level 1



1. Keluarga mampu mengenal



NIC



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



93







dengan  tetangga/oral 



terpenuhi



 







sosialisasi











x Keluarga



menghindari







anaknya



klien tidak



x Kebutuhan dasar



dibutuhkan



perawatan yang







dap perawatan







resisten terha-



kesehatan



x Mengabaikan







cenderung 







mengunjungi layanan



x Keluarga 







anggota lain



kegiatan sehari-hari



x Menolak 



tindakan keluarga untuk







dengan



untuk melakukan



Hasil yang menggambarkan



kesehatan.



Kelas R : keyakinan



kesehatan (hal 407)



bantu diri sendiri



Intervensi untuk mem-



koping.



Kelas R : bantuan



kognitif (hal 124b)



x 4700 restrukturisasi



x1606 berpartispasi dalam memutuskan perawatan



Intervensi :



untuk belajar.



fasilitasi keluarga



Intervensi yang mem-



Level 2 Kelas S : penkes



Hasil :



memperbaiki kesehatan.



meningkatkan atau



Hasil yang menggambarkan



kesehatan.



hubungan







mengabaikan



penyakit



Level 2 Kelas S : pengetahuan



x Menurunnya minat 







cenderung 



x Keluarga 



mengakui dampak 



x Tidak mampu



94



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



(00073)



x Ansietas (00146)



mengambil keputusan untuk 



dialami ang-



gota keluarga  



efektifnya koping dalam keluarga







mengatasi tidak







keluarga dapat







 (hal 243)



x 1700 keyakinan kesehatan



harapan (218b, 504)



x 5310 membangun



keputusan (hal 139b)



x 5250 dukungan membuat



Intervensi :



lebih tinggi.



Hasil :







perubahan fungsi, atau



beradaptasi dengan



membangun kekuatan,



mencapai fungsi yang



Perilaku sehat.



Yang mempengaruhi



ide dan persepsi keluarga



















yang sedang



kunjungan,



dilakukan



adaptif



x Penyakit fisik



Setelah



gejala koping



x Tanda dan



koping keluarga



Diagnosa lain :



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



95



keluarga



Intervensi : x 4352 managemen



kesehatan emosi dan persepsi.



Perilaku (berlebih/ kurang perhatian) hal keluarga



Level 3



engubah perilaku yang



Hasil ini menggambarkan



psikologis.



Kelas M : kesejahteraan



meningkatkan perilaku social. yang diinginkan atau



memperkuat atau psikologikal dan fungsi



Intervensi yang



merawat anggota



omain III : kesehatan



dilakukan Hasil yang menggambarkan untuk



yang



. Keluarga mampu



adaptif saat



perilaku



menunjukkan



Keluarga dapat



Kunjungan rumah,



Setelah dilakukan



96



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



(hal 93)



Hasil : x 1211 tingkat kecemasan







maupun orang lain.



bersalah (hal 241-242) 



berbahaya bagi diri



x 1310 resolusi perasaan



kesehatan.



harapan (hal 270b)



mencapai tujuan/



memodifikasi diri untuk



x 4410 Bantuan untuk



92-93b



kecemasan (hal 195)



x 1409 pengendalian 



Hasil :



secara fisik dapat



yang kemungkinan



untuk menahan perilaku



x 1302 koping (hal 188)



369)



x 1209 motivasi (hal 368-



kemampuan keluarga



Hasil menggambarkan



Kelas O : pengendalian diri.



perubahan



keluarga terhadap



kan adapatasi



Hasil menggambar- x 1201 harapan (hal 252) 



psikososial.



Kelas N : Adaptasi



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



97



kehidupannya.



anggota keluarga sepanjang



kesehatan dan kesejahteraan



keluarga (hal …. )



x 7140 dukungan



492, 493) 



proses keluarga (hal



x 7130 mempertahankan



189b, 492, 493) 



fasilitasi fungsi keluarga dan meningkatkan



integritas keluarga (hal



x 7100 peningkatan



Intervensi untuk mem-



Kelas X : lifespan care.



(113b, 473, 474) 



pemberi perawatan



x 7040 dukungan



Perawatan yang memberi kan dukungan pada keluarga.



Intervensi :



Domain 5 : Keluarga.



Level 1 :



diri (hal 341-342b)



jawab terhadap perilaku



x 4480 Fasilitasi  peningkatan tanggung



98



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



status kesehatan, perilaku, atau fungsi keluarga secara keseluruhan, atau sebagai individu yang merupakan anggota



luarga dengan yang lainya. Hasil : x 1500 kedekatan orang tua-anak (hal 393)  x 1502 interaksi social



(hal 518)



x 1504 dukungan social



klien (hal 121) 



pengasuh dengan



x 2204 hubungan



Hasil :



caregiver /pengasuh



Kelas W : penampilan



keluarga.



Hasilnya menggambarkan



bagaimana hubungan ke-



(hal 526)



Domain VI : Kesehatan keluarga.



Kelas P :interaksi social. Hasil menggambarkan



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



99



Suatu unit.



keluarga sebagai



Kompetensi social



kesehatan,



keluarga, status



kan lingkungan



(hal 228b)



selama perawatan



x 2609 dukungan keluarga



(hal 221b)



x 2603 integritas keluarga



218-219)



x 2602 fungsi keluarga (hal



(217-218)



x 2600 koping keluarga



Hasil menggambar- Hasil :



sejahtera.



Keluarga



Kelas X :



(hal 331b)



x 5370 peningkatan peran



491) 



x 7150 terapi keluarga (hal



193-194b, 492)



(hal 126b) 



x 2208 stressor pengasuh



100



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



mengurangi risiko



keluaga dan tindakan untuk



kesehatan.



mengontrol ancaman



Kontinu terhadap risiko.



mencegah, mengurangi, atau dan pemantauan secara



Managemen risiko. Intervensi untuk



Kelas V: .



status keamanan individu/



Kontrol risiko dan



koping keluarga



bahaya



keluarga yang sakit



Kelas T :



meningkatkan



untuk melindungi dari



Hasil yang menggambarkan



dan perilaku.



dapat membantu



Dukungan yang diberikan



merawat anggota



Pengetahuan kesehatan



lingkungan yang



Domain 4 : Keamanan.



keamanan.



Domain IV :



memodifikasi



Level 1



lingkungan



4. Keluarga mampu memodifikasi



untuk beradaptasi



Level 1



lingkungan



4. Keluarga mampu memodifikasi



keluarga mampu



45 menit,



kunjungan 2 X



Setelah dilakukan



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



101



bungan dengan keidupan.



status kesehatan dan berhu-



Hasil yang menggambarkan



dan Kualitas hidup.



Kelas U : Kesehatan



pelayanan kesehatan.



kesehatan personal dan



Hasil yang menggambarkan







490, 552)



Kesehatan yang dirasakan.



diri (hal 360-361b, 470, 



(179-180b)  x 6340 mencegah bunuh



mencegah kekerasan



Domain V :



yang aman (hal 460-461b)







lingkungan :



x 6487 managemen



x 1902 pengendalian factor risiko (hal 435-436b)  x 1910 lingkungan rumah



Intervensi :



Hasil :



102



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Intervensi untuk mem-



informasi .



x 3000 kepuasan klien :



keluarganya



akses menuju sumber



Kelas b : managemen



Hasil :



merawat anggota



keluarga dalam



dalam merawat



koping mekanisme



kesehatan



pemanfaatan pelayanan



Kelas EE : kepuasan



meningkatkan



kesehatan Intervensi untuk mendukung



Kesehatan yang dirasakan



kesehatan untuk



Domain 6 : Sistem



pelayanan kesehatan



5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas



membantu



Domain V :



pelayanan kesehatan



5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas



fasilitas



memanfaatkan



keluarga dapat



Setelah dilakukan kunjungan,



lingkungan



Hasil : x 2009 status kenyamanan :



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



103



terdapat warna



Aktivitas/latihan



kesehatan



Kelas 2:



2. Pada lutut kanan



mengenal masalah



istirahat



1. Nyeri pada seluruh



Keluarga mampu



persendian



Domain 4: Aktivitas/



Data pendukung masalah Rematik:



perilaku



IV: Pengetahuan &



Level 1, Domain



Keluarga mampu mengenal masalah:



psikososial (hal 151b)



terhadap pelayanan



x 3009 kepuasan klien :



146b)



bantuan fungsional (hal



pelayanan (hal 140b) x 3005 kepuasa klien :



Level 2, Kelas A:



Fisiologis



Level 1, Domain 1:



Keluargamampu mengenal masalah:



320b,477, 484)



x 8100 rujukan (hal



131b, 474)



x 7910 konsultasi (hal



Intervensi :



kesehatan.



Fasilitasi komunikasi tentang Pelayanan



104



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



mobilitas fisik



(00085)



Teraba hangat dan



bengkak



Level 3: Intervensi 1827:Pengetahuan :



secara rutin ke



Fasyankes karena



kontrol kesehatan



dan pemulihan kesehatan



mempertahankan kesehatan



penyakitnya



8.Menolak



peningkatan kesehatan,



Merawat



menerapkan informasi ttg



pemahaman individu dalam



dari penyakitnya



7. Tidak tahu cara



Hasil yang menggambarkan



kesehatan



Pengetahuan



Level 2,Kelas S:



mendukung kesehatan



dan tindakan yang



Hasil yang menggambarkan sikap, komprehension



6. Tidak tahu dampak



5. ADL terbatas



kesakitan



4. Wajah meringis



3. Skala nyeri 8 (1-10)



Hambatan



kemerahan, nyeri,



mekanik tubuh (hal.104)



0140: Peningkatan



Level 3: Intervensi



Aktifitas dan Latihan



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



105



tidak ada perbaikan dari penyakitnya.



3:Perilaku Perawatan dukungan Fungsi psikososial dan perubahan gaya hidup



Pengetahuan kesehatan dan perilaku. Level 2, Kelas Q :Perilaku kesehatan.



koping. Intervensi untuk mem-



meningkatkan atau memperbaiki kesehatan.



bangun kekuatan, beradaptasi dengan



Level 3, Hasil : 1606: Berpartispasi dalam



bantu diri sendiri mem-



Kelas Q : bantuan



tindakan keluarga untuk



Hasil yang menggambarkan



Level 1, Domain



Level 1, Domain IV :



memutuskan



Keluarga dapat memutuskan:



Keluarga mampu memutuskan:



Keluarga mampu



mekanik tubuh (hal.293)



106



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Keluarga mampu merawat: Level 1, Domain 1: Fungsi kesehatan



Keluarga mampu Merawat anggota keluarga yang sakit



(243)



1700 keyakinan kesehatan



Level 3, Hasil :



Fisiologis



Level 1, Domain 1:



Keluarga mampu merawat:



Keputusan (hal.139)



yang mempengaruhi perilaku sehat.



5250: Dukungan membuat



Level 3:Intervensi :



lebih tinggi.



perubahan fungsi, atau mencapai fungsi yang



ide dan persepsi keluarga



Hasil yang menggambarkan



Keyakinan kesehatan.



Level 2, Kelas R :



memutuskan perawatan kesehatan (hal.407)



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



107



Level 3: Intervensi 0224: Terapi latihan: Mobilitas sendi (hal.185)



Level 3: Intervensi 0200:Ambulasi (hal.90) 0203:Perubahan posisi tubuh (hal.103)



Jari (hal.281)



0215:Pergerakan persendian



Siku (hal.280)



2014:Pergerakan persendian



tumit (hal.279)



2013:Pergerakan persendian



lutut (hal.283)



217:Pergerakan persendian



0206:Pergerakan persendian



0208:Mobility (hal.366)



Level 2, Kelas A: Aktifitas dan Latihan



Level 2: Kelas C: Mobilisasi



108



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



lingkungan:



lingkungan



Hasil yang menggambarkan sikap, pemahaman, dan tindakan terhadap kesehatan dan penyakit Level 2, Kelas T: Kontrol dan keamanan



sikap, pemahaman, dan tindakan terhadap kesehatan dan penyakit. Level 2 Kelas S : pengetahuan kesehatan.



Pengetahuan kesehatan



dan perilaku.



dan perilaku.



Domain IV :



Pengetahuan kesehatan Hasil yang menggambarkan



Level 1



lingkungan:



Keluarga mampu memodifikasi



Domain IV :



Level 1



Keluarga mampu memodifikasi



Keluarga mampu memodifikasi



0216:Pergerakan persendian pangkal paha (hal.282)



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



109



fasilitas kesehatan: Domain 6 : Sistem kesehatan



Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Level 1, Domain IV:Pengetahuan



Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan



cegahan jatuh (hal.32)



1828:Pengetahuan: Pen-



Level 3: Hasil :



perbaikan kesehatan.



mempertahankan, dan



Keluarga mampu memanfaatkan



jatuh (hal.188)



pemanfaatan informasi untuk meningkatkan,



Level 3: Intervensi 6490: Pencegahan



Hasil yang menggambarkan pemahaman keluarga dalam



110



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



kesehatan



tindakan yang mendukung



memfasilitasi komunikasi tentang



Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk



8100: Rujukan(hal.320)



1603: Perilaku mencari (hal.248)



Pelayanan kesehatan



7910: Konsultasi(hal.131)



Level 3: Intervensi Level 3: Hasil



Memulihkan kesehatan.



Pelayanan kesehatan.



Intervensi untuk



sehat



meningkatkan dan



Manajemen informasi



Level 2, Kelas Q: Perilaku



Level 2, Kelas B :



pemanfaatan pelayanan



sikap, komprehension dan kesehatan



Intervensi untuk mendukung



& perilaku Hasil yang menggambarkan



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



111



fungsi psikososial dan memfasilitasi perubahan gaya hidup



dan perilaku. Hasil yang menggambarkan sikap, pemahaman, dan



pemahaman keluarga dalam



Hasil yang menggambarkan Intervensi yang mem-



Kelas S : penkes



Kelas S : pengetahuan kesehatan.



Level 2



Level 2



kesehatan dan penyakit.



tindakan terhadap



Memberikan dukungan



Pengetahuan kesehatan



Domain 3 : Perilaku.



Level 1



Keluarga mampu mengenal masalah:



(00133)



Level 1



Keluarga mampu Mengenal masalah:



Domain IV :



kesehatan



masalah



Keluarga mampu mengenal



Nyeri kronis



Kelas 1:



Domain 12: Kenyamanan



112



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



5618:Pengajaran:Prosedur/ pengobatan (hal.382)



1831: Manajemen artritis (hal.290)



Keluarga mampu memutuskan: Level 1, Domain IV :



Keluarga Mampu memutuskan



pengobatan (hal.350)



perubahan gaya hidup



Perawatan dukungan fungsi psikososial dan



3:Perilaku



Level 1, Domain



1814:Pengetahuan: Prosedur memutuskan:



Manajemen nyeri (hal.332)



Keluarga dapat



Penyakit (hal.371)



Hasil :



1843: Pengetahuan:



5602:Pengajaran:Proses



Intervensi :



Level 3



Fasilitasi keluarga untuk belajar.



Level 3



dan perbaikan kesehatan.



mempertahankan,



pemanfaatan informasi Untuk meningkatkan,



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



113



koping.



perilaku.



membangun kekuatan, beradaptasi dengan perubahan fungsi, atau mencapai fungsi yang lebih tinggi. Level 3:Intervensi : 5250: Dukungan membuat keputusan(hal.139)



kesehatan. Hasil yang menggambarkan tindakan keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Level 3, Hasil : 1606: Berpartispasi dalam memutuskan perawatan



keyakinan kesehatan.



Level 2, Kelas R :



kesehatan(hal.407)



Membantu diri sendiri



Level 2, Kelas Q :Perilaku



Intervensi untuk



Kelas Q : bantuan



Pengetahuan kesehatan dan



114



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Fisiologis : Perawatan yang mendukung regulasi homeostatik Level 2, Kelas E: Kenyamanan Fisik



Level 1 Domain IV: Pengetahuan & Perilaku: Hasil yang menggambarkan sikap, komprehensif dan tindakan yang mendukung kesehatan



sakit



Keluarga mampu merawat : Level 1,Domain: 2



Keluarga mampu merawat :



keluarga yang



Keluarga mampu merawat anggota



(243)



1700 keyakinan kesehatan



Level 3, Hasil :



perilaku sehat.



Yang mempengaruhi



Hasil yang menggambarkan ide dan persepsi keluarga



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



115



6482 manajemen lingkungan: kenyamanan (177) 1380: Heat application



Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk meningkatkan dan Memulihkan kesehatan.



Level 3: Intervensi 2210: Adminitrasi analgesic (hal.79)



kesehatan yang dirasakan Hasil yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap kesehatan



kesehatan dan perawatan



H:Manajemen Obat



Domain V- Status



Level 2: Kelas



(285)



1605:Kontrol nyeri (hal.390)



1400 manajemen nyeri



Level 3: Hasil



(214)



Level 3: Intervensi 1320 akupresur (74)



Level 2 Kelas Q: Perilaku sehat



116



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:



Keluarga mampu memodifikasi lingkungan



lingkungan:



Keluarga mampu memodifikasi



(321)



6040-Terapi relaksasi



Level 3: Intervensi



Kenyamanan psikologis



Meningkatkan



Level 2, Class T:



gaya hidup



memfasilitasi perubahan



2102: Tingkat nyeri (hal.392)



psikososial dan



mendukung fungsi



Domain 3: Perilaku Perawatan untuk



Level 3: Hasil



Level 2, Kelas V: Status gejala



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



117



Dukungan yang diberikan untuk melindungi dari bahaya



dirasakan. Hasil yang menggambarkan kesehatan personal dan



Intervensi untuk mengurangi risiko dan pemantauan secara Kontinu terhadap risiko.



hidup. Hasil yang menggambarkan Status kesehatan dan berhubungan dengan



482: Manajemen lingkungan: kenyamanan (hal.177)



Level 3, Hasil 2009:Status kenyamanan: Lingkungan (hal.158)



Level 3:Intervensi :



Manajemen risiko.



Kesehatan dan kualitas



keidupan.



Level 2, Kelas V:



Level 2, Kelas U :



pelayanan kesehatan.



Level 1,Domain 4 : Keamanan.



Level 1, Domain V : Kesehatan yang



118



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



fasilitas kesehatan:



fasilitas kesehatan



kesehatan Intervensi untuk Mendukung pemanfaatan pelayanan kesehatan



perilaku Hasil yang menggambarkan sikap, komprehension dan tindakan yang mendukung



Level 2, Kelas B : Manajemen informasi Intervensi untuk mem fasilitasi komunikasi tentang pelayanan kesehatan.



Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk meningkatkan dan memulihkan kesehatan.



kesehatan



Domain 6 : Sistem



fasilitas kesehatan:



Keluarga mampu memanfaatkan



IV:Pengetahuan &



Level 1, Domain



Keluarga mampu memanfaatkan



Keluarga mampu memanfaatkan



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



119



an nutrisi:



Kurang dari



kebutuhan



5. Kulit gatal-gatal



6. Mudah lelah



7. Mengeluh kakinya



sulit sembuh



8. Luka pada kaki yang



tubuh (00002)



ketidakseimbang



4. Banyak kencing



kesemutan dan baal



Kelas 1: Makan



Domain 2: nutrisi



3. Banyak makan



2. Sering haus



1. Mengeluh pusing



Data pendukung masalah DM: masalah



Keluarga mampu mengenal



kesehatan



tindakan yang mendukung



sikap, komprehension dan



Hasil yang menggambarkan



& perilaku



IV:Pengetahuan



Level 1, Domain



Keluarga mampu Mengenal masalah



pembelajaran



Intervensi Persiapan



S:Pendidikan klien



Level 2,Kelas



perubahan gaya hidup



fungsi psikososial dan



Perawatan dukungan



3:Perilaku



Level 1, Domain



Mengenal masalah



Keluarga mampu



8100: Rujukan(hal.320)



pelayanan kesehatan (hal.248)



Level 3: Intervensi 7910: Konsultasi(hal.131)



Level 3: Hasil 1603: Perilaku mencari



120



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



penyakitnya



(00093)



energy keletihan



Keseimbangan



Kelas 3:



istirahat



Aktivitas/



Domain 4:



(00179)



Glukosa darah



11. Tidak tahu cara



merawat



Stabilan kadar



Resiko ketidak-



Metabolisme



Kelas 4:



kesehatan



10. Tidak rutin kontrol



tentang penyakitnya



9. Keluarga tidak tahu



pemahaman individu dalam



Hasil yang menggambarkan



Level 2,Kelas S: Pengetahuan kesehatan



kesehatan (210)



5510: Pendidikan



Level 3: Intervensi:



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



121



kesehatan



pemulihan



kesehatan dan



mempertahankan



kesehatan,



peningkatan



informasi ttg



menerapkan



kulit(00046)



intergritas



Fisik kerusakan



Kelas 2:Cidera



perlindu ngan



Keamanan/



Domain 11:



122



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



huan



Level 3: Hasil 1802- Pengeta-



(317)



tentang gaya hidup



1855:Pengetahuan



seimbang (316)



tentang nutrisi



1802: Pengetahuan



emen DM (307)



tahuan:Manaj-



1820-Penge-



Pengobatan



1808-Pengatahuan:



Penyakit



huan: Proses



Diet 1803- Pengeta-



:Pengaturan



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



123



Keluarga mampu memutuskan



Perilaku kesehatan. Hasil yang menggambarkan tindakan keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan.



3:Perilaku Perawatan dukungan fungsi psikososial dan perubahan gaya hidup



Level 1, Domain



IV :



Pengetahuan



kesehatan dan



perilaku.



kesehatan (161)



memutuskan perawatan



x 1606 berpartispasi dalam



Level 3, Hasil :



Level 2, Kelas Q :



Keluarga mampu memutuskan



Level 1, Domain



keputusan



ngambil



Keluarga Mampu me-



bersama (270)



x Penetapan tujuan



ambil keputusan (139)



x 5250: Dukungan meng-



Level 3: Intervensi:



fungsi yang lebih tinggi.



fungsi, atau mencapai



adaptasi dengan perubahan



bangun kekuatan, ber-



bantu diri sendiri mem-



Intervensi untuk mem-



Bantuan koping.



Level 2, Kelas R :



124



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



factor risiko (329)



x 6610: Identifikasi



Kontinu terhadap risiko.



dan pemantauan secara



mengurangi risiko



Intervensi untuk



risiko.



Kelas V: Manajemen



Level 2,



melindungi dari bahaya



diberikan untuk



Dukungan yang



Domain 4 : Keamanan.



Level 1



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



125



sakit



keluarga yang



Keluarga Mampu Merawat anggota



Perawatan yang mendukung fungsi fisik Level 2 kelas D:Dukungan nutrisi Intervensi u/ memodifikasi atau mempertahankan status nutrisi. Level 3: Intervensi:



Hasil yang menggambarkan Fungsi organ Level 2,Kelas K:Pencernaan &Nutrisi Hasil yang menggambarkan system pencernaan dan pola nutrisi Level 3: Intervensi x 1004:Status nutrisi trepan(384 dan 385)



(276)



x 5246: Konseling nutrisi



Fisiologis dasar



II:Kesehatan fisiologis



tau melalui glukosa darah



Level 1 Domain 1:



Keluarga mampu merawat



Level 1 Domain



Keluarga mampu merawat



126



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



2:Fisiologi



Pengobatan berulang, agent



Infeksi (277)



x Tidak ada tanda-tanda



glukosa darah (256)



gejala perubahan



Intervensi untuk



x manajemen luka:



Level 2, Kelas L :Kulit/



hemostatik



Mendukungan regulasi



x 2300: Pemantauan Terhadap tanda dan



Perawatan yang



Level 3: Hasil



kompleks:



Level 1,Domain



nutrisi (274)



x 1100: Manajemen



halaman11 3



terhadap metoda,



reaksi sistemik individual



Hasil yang menggambarkan



pengobatan



Level 2,Kelas AA:Respon



x Manajemen kasus lihat



Nutrisi (276)



x 1160:Monitoring



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



127



amputasi (78)



x 3420:Perawatan



ulkus (312)



cegahan ulkus (312)  x 3520; Perawatan



x 3540: Perawatan pen-



halaman 349



x Perawatan kaki lihat



kulit (349)



x 3590: Periksa kondisi



Level 3:Intervensi



integritas jaringan



atau memulihkan



mempertahankan



128



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



x 6540: kontrol infeksi  Lihat (231)  x 6550: pencegahan  Infeksi (231)



Level 3: Intervensi



kontinu terhadap risiko.



pemantauan secara



mengurangi risiko dan



Intervensi untuk



risiko.



Kelas V: Manajemen



Level 2,



dari bahaya



Untuk melindungi



Dukungan yang diberikan



Domain 4 : Keamanan.



Level 1



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



129



lingkungan



Keluarga mampu memodifikasi



Fisiologis



IV:Pengetahuan



Aktifitas dan Latihan



sikap, komprehension dan



x 0200:Olah raga (183)



Level 2,Kelas T:Kontrol



Perilaku



status keamanan individu



Level 2, Kelas X: Lifespan



an, keterbatasan, atau mengenali ancaman kesehatan



dan atau tindakan pencegah-



Level 1, Domain 3:



Hasil yang menggambarkan



resiko dan keamanan



Level 3: Intervensi



kesehatan



tindakan yang mendukung



Level 2, Kelas 2:



Hasil yang menggambarkan



& perilaku



Level 1, Domain 1:



3. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan



Level 1, Domain



Keluarga mampu Memodifikasi lingkungan



130



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga kesehatan



Fasilitas



Keluarga mampu memanfaatkan



Kesehatan Intervensi untuk mendukung pemanfaatan pelayanan



Kesehatan yang dirasakan Kelas EE : kepuasan dalam merawat



kesehatan



Domain 6 : Sistem



pelayanan kesehatan



Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas



Giver (113)



x 7040: Dukungan care



promosi (190)



keluarga dalam



x 7140: Pelibatan



Level 3: Intervensi:



Domain V :



pelayanan kesehatan



Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas



yang sehat



1910:Lingkungan rumah



sehat



Level 3: Hasil 1934:Lingkungan yang



Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes



131



untuk memfasilitasi komunikasi tentang pelayanan kesehatan.



pelayanan (hal 140b) x 3005 kepuasa klien : bantuan fungsional



*Regional Tengah, Denpasar: 7-8 Nopember 2014



*Regional Timur: Makasar, 10-11 Oktober 2014



*Regional Barat: Jakarta, 19-20 September 2014



Hasil Workshop Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia tahun 2014



psikososial (hal 151b)



terhadap pelayanan



x 3009 kepuasan klien :



131b, 474)



x 7910 konsultasi (hal



Intervensi :



info rmasi . Intervensi



Akses menuju sumber



(hal 146b)



Kelas b : managemen



Hasil x 3000 kepuasan klien:



132



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB VI Perencanaan Keperawatan Keluarga 1. Definisi perencanaan keperawatan keluarga Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalahmasalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat



suatu



proses



keperawatan.



Dalam



menentukan



tahap



perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis intruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Tujuan dari perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai alat komunikasi antar perawat dalam memberikan askep keluarga, meningkatkan kesinambungan askep yang diberikan pada keluarga, mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan evaluasi.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



133



2. Prioritas masalah keperawatan keluarga. Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga dengan menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga adalah kriteria dan bobot. Kriteria dari prioritas masalah keperawatan keluarga terdiri dari : a) Sifat masalah, kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat katagori diagnosis keperawatan. Adapun skor nya adalah sebagai berikut : diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan risiko skor 2 dan diagnosis keperawatan aktual dengan skor 3. b) Kriteria kedua adalah kemungkinan untuk diubah, kriteria ini dapat ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan yang tersedia dan dukungan masyarakatnya. Kriteri kemungkinan untuk diubah ini skornya terdir dari mudah skornya 2, sebagaian skornya 1 dan tidak dapat skornya nol. c) Kriteria ketiga adalah potensial untuk dicegah, kriteria ini dapat ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri dari tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2 dan rendah dengan skor 1. d) Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah, kriteria ini dapat ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian dari kriteria ini terdiri dari segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1 dan tidak dirasakan dengan skor nol 0.



134



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga



Tabel: Skala Prioritas Masalah Keluarga Kriteria



Skor



Bobot



a. Aktual (tidak/kurang sehat)



3



1



b. Ancaman Kesehatan



2



c. Keadaan Sejahtera



1



1. Siat Masalah



2. Kemungkinan Masalah dapat diubah a. Mudah



2



b. Sebagian



1



c. Tidak Dapat



0



2



3. Potensi Masalah untuk dicegah a. Tinggi



3



b. Cukup



2



c. Remdah



1



1



4. Menonjolnya Masalah a. Masalah berat dan harus segera ditangani



2



b. Ada masalah, tidak perlu segera ditangani



1



c. Masalah tidak dirasakan



0



1



Sumber: Baylon & Maglaya



3. Perumusan tujuan keperawatan keluarga. Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut: S (subyek) P (predikat) K (kriteria) K (kondisi) W (waktu) dengan penjabaran sebgai berikut:



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



135



S: Perilaku pasien yang diamati. P: Kondisi yang melengkapi pasien. K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan. K: Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan. W : Waktu yang ingin dicapai. Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standar evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus dapat diukur, dilihat, dan didengar. Penulisan kriteria hasil menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif. Perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama keluarga, karena keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan Perawat perlu menghormati keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan ada dua yaitu tujuan jangka panjang & tujuan jangka Pendek. Contoh : Tujuan jangka panjang: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 minggu jalan nafas anak S keluarga Bp. X efektif kembali Tujuan jangka pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah: Setelah pertemuan 3x45 menit keluarga dapat mengenal masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali pengertian ISPA, penyebab, dan tanda serta gejalanya 4. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga. Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah



136



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan berdasarkan tugas kesehatan keluarga, yaitu a) Rencana



tindakan



menstimulasi



untuk



kesadaran



membantu dan



keluarga



penerimaan



dalam



terhadap



rangka masalah



keperawatan keluarga adalah dengan memperluas dasar pengetahuan keluarga, membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada, menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah ditentukan, dan mengembangkan sikap positif dalam menghadapi masalah b) Rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat sehingga dapat menyelesaikan masalahnya adalah dengan mendiskusikan dengan keluarga tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan, memperkenalkan pada keluarga tentang alternatif tindakan yang mungkin dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-masing alternatif tindakan c) Rencana tindakan agar keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, Perawat



dapat



mendemonstrasikan



melakukan tindakan



tindakan yang



antara



diperlukan,



lain



dengan



memanfaatkan



fasilitas/sarana yang ada di rumah, dan hindari hal-hal yang merintangi keberhasilan keluarga dalam merujuk klien atau mencari pertolongan pada petugas kesehatan.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



137



d) Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan, antara lain dengan membantu keluarga mencari cara untuk menghindari adanya ancaman dan perkembangan



kepribadian



anggota



keluarga,



bantu



keluarga



memperbaiki fasilitas fisik yang ada, hindari ancaman psikologis dengan memperbaiki pola komunikasi, memperjelas peran masingmasing anggota keluarga dan mengembangkan kesanggupan keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikososial. e) Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam memanfaatkan



fasilitas



kesehatan



yang



ada,



Perawat



harus



mempunyai pengetahuan yang luas dan tepat tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara memanfaatkannya.



138



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB VII Tindakan Keperawatan Keluarga



1. Pengertian tindakan keperawatan pada keluarga Tindakan perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, budaya dan lingkungan dimana mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam pelaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dan selama tindakan perawat perlu memantau respon verbal dan non verbal keluarga.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



139



a. Tindakan keperawatan keluarga mencakup : 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara: a). Memberikan informasi b). Memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan 2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara: a). Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan b). Mengidentifikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga c). Mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan 3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara: a). Mendemonstrasikan cara perawatan b). Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah c). Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara : a). Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga b). Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin 5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara a) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada selama



melakukan



tindakan,



Anda



diharapkan



tetap



mengumpulkan data baru, seperti respon klien terhadap tindakan atau situasi yang berganti dan perubahan-perubahan situasi. Yang harus menjadi perhatian adalah pada keadaan ini perawat harus fleksibel dalam menerapkan tindakan. Beberapa



140



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



kendala yang sering terjadi dalam implementasi adalah ide yang tidak mungkin, pAndangan negatif terhadap keluarga, kurang perhatian terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki keluarga serta penyalahgunaan budaya atau gender. 2. Tahap tindakan keperawatan keluarga Dalam pelaksanaannya, ada tiga tahapan dalam tindakan keperawatan yaitu: a. Tahap 1: Persiapan Pada tahap awal ini Anda sebagai perawat harus menyiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dalam tindakan. Persiapan meliputi kegiatan-kegiatan: 1) Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan. Perlu dipahami bahwa prinsip dari tindakan keperawatan disusun pada dasarnya dilakukan untuk upaya promosi, mempertahankan dan memulihkan kesehatan klien/keluarga. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga: a) Konsisten sesuai dengan rencana tindakan b) Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah c) Ditujukan kepada individu sesuai dengan kondisi klien d) Digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan aman e) Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien. f) Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai 2) Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan Perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tipe ketrampilan yang diperlukan untuk tindakan keperawatan.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



141



3) Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin Timbul Prosedur tindakan keperawatan mungkin berakibat terjadinya resiko tinggi kepada klien. Perawat harus menyadari kemungkinan timbulnya komplikasi sehubungan dengan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Keadaan yang demikian ini memungkinkan perawat untuk melakukan pencegahan dan mengurangi resiko yang timbul. 4) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan Harus mempertimbangkan beberapa hal: a). Waktu: Perawat harus dapat menentukan waktu secara selektif b). Tenaga: Perawat harus memperhatikan kuantitas dan kualitas tenaga yang ada dalam melakukan tindakan keperawatan. c). Alat: Perawat harus mengidentifikasi peralatan yang diperlukan pada tindakan. 5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif Keberhasilan suatu tindakan keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang aman dan nyaman. Lingkungan yang nyaman mencakup komponen fisik dan psikologis. 6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensial tindakan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus memperhatikan unsurunsur hak dan kewajiban klien, hak dan kewajiban perawat atau dokter, kode etik perawatan, dan hukum keperawatan. b. Tahap 2: Perencanaan Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan



142



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



kewenangan dan tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam stAndard praktek keperawatan. 1) Independen Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe dari aktivitas yang dilaksanakan perawat secara independen didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalamannya. a) Lingkup tindakan independen keperawatan adalah: (1) Mengkaji terhadap klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan klien (2) Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan intervensi keperawatan (3) Mengidentifikasi



tindakan



keperawatan



untuk



mempertahankan atau memulihkan kesehatan (4) Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung, mengajarkan kepada klien atau keluarga. (5) Merujuk kepada tenaga kesehatan lain ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga keperawatan klien. (6) Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis (7) Partisipasi dengan consumer atau tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan mutu pelayanan.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



143



Bagus! Anda telah berhasil memahami beberapa hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan keluarga, untuk lebih menambah wawasan Anda silahkan ikuti materi selanjutnya. b) Tipe tindakan independen keperawatan dapat dikategorikan menjadi 4: (1) Tindakan Diagnostik Tindakan



yang



ditujukan



pada



pengkajian



dalam



merumuskan suatu diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut meliputi: (a) Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data subyektif, keluhan klien, persepsi klien tentang penyakitnya, riwayat penyakit klien. (b) Observasi dan pemeriksaan fisik Tindakan



untuk



mendapatkan



data-data



obyektif



meliputi: Observasi kesadaran, tanda-tanda vital dan Pemeriksaan fisik (c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (2) Tindakan terapeutik Tindakan yang ditujukan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi masalah klien. Misalnya: Klien stroke yang tidak sadar dengan paralise. Maka tindakan terapeutik yang dilakukan perawat dalam mencegah terjadinya gangguan integritas kulit adalah dengan melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air, pada bagian tubuh yang tertekan dan mengenali tandatanda terjadinya hipoglikemi dan cara mengatasinya.



144



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



(3) Tindakan edukatif (mengajarkan) Ditujukan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien. Misal: perawat mengajarkan kepada keluarga tentang pengukuran suhu, perawatan penderita Diabetis Mellitus (DM) tentang pemberian injeksi insulin, dsb. (4) Tindakan merujuk Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dan kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya. Misalnya: klien pasca trauma kepala ditemukan adanya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat, maka perawat harus mengkonsultasikan atau merujuk klien kepada dokter ahli saraf untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat dalam mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah. 2) Interdependen Interdependen tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya. Misalnya : tenaga sosial, Ahli gizi, Fisioterapi 3) Dependen Tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menAndakan suatu cara dimana tindakan medis atau tindakan profesi lain dilaksanakan. Contoh : dokter menuliskan “perawatan colostomy“.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



145



Tindakan keperawatan adalah melaksanakan perawatan colostomy berdasarkan kebutuhan individu dari klien. Tindakan tersebut meliputi: a) Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu– waktu bila kantong faeses bocor b) Mengganti kantong faeces c) Mencuci lokasi sekitar colostomy d) Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stoma.



Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akuarat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.



146



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB VIII Evaluasi Keperawatan Keluarga Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menAndakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evalusi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa keperawatan juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan keperawatan harus dievaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut, dapat dicapai secara efektif. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi/tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasi, bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan. Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan, seringkali membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat criteria objektif untuk hasil yang dikehendaki. Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum perencanaan dikembangkan lebih lanjut, perawat bersama keluarga perlu melihat tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan tersebut benar-benar membantu.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



147



Tujuan evaluasi Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk: a. mengakhiri rencana tindakan keperawatan b. memodifikasi rencana tindakan keperawatan c. meneruskan rencana tindakan keperawatan.



Proses Evaluasi a. Mengukur pencapaian tujuan klien 1) Kognitif (pengetahuan) Untuk mengukur kemampuan klien, setelah klien diajarkan tehniktehnik perawatan tertentu. a) Interview b) Siapkan kertas dan pensil 2) Affektif (status emosional) Cenderung kepenilaian subyektif yang sangat sulit diukur. a) Observasi langsung b) Feedback dari staf kesehatan yang lain. 3) Psikomotor 4) Perubahan fungsi tubuh dan gejala



b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi 1) klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan 2) klien masih dalam proses mencapai tujuan yang ditentukan 3) klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan.



148



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan a. Proses (formatif) Formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan. Fokus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. b. Hasil (sumatif) Fokus evaluasi ini adalah perubahan perilaku klien atau status kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien.tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.



Metode dan sumber data evaluasi a. Observasi Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku dari anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan b. Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan Perawat perlu memeriksa kembali laporan atau catatan keperawatan yang telah ditulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi keperawatan c. Wawancara atau angket Membuat daftar pertanyaan atau angket yang ditujukan pada keluarga untuk mengetahui kemajuan kondisi kesehtannya. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. d. Latihan/simulasi/redemonstrasi Perawat mengevaluasi kemampuan Perawat dalam melakukan suatu tindakan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta keluarga untuk melakukan kembali tindakan keperawatan yang telah diajarkan.



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



149



Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa dan Planning) S: Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya anak D nafsu makannya lebih baik. O: Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak D naik BB nya 0,5 Kg. A: Analisa yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose. P: Perencanaan yang akan dating setelah melihat respons keluarga. Penilaian terhadap asuhan keperawatan juga dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian, kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan pemnbinaan/tindakan keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan/tindakan keperawatan dilakukan. Dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No: 267/2006, penilaian kemandirian keluarga ini dijadikan sebagai outcome pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas). Kemandirian keluarga dibagi dalam empat tingkatan mulai tingkat paling rendah sampai tingkat tinggi, sebagai berikut: Tabel: Penilaian tingkat kemandirian keluarga No 1.



Kriteria



Menerima petugas Menerima pelayanan sesuai rencana 2. keperawatan Tahu dan dapat mengungkapkan masalah 3. kesehatannya secara benar Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 4. sesuai anjuran Melakukan tindakan keperawatan sederhana 5. sesuai anjuran 6. Melakukan tindakan pencegahan secara asertif Melakukan tindakan peningkatan/promotif 7. secara aktif Sumber: Depkes RI, 2006 150



Tingkat kemandirian 1 2 3 4 ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ























































ⱱ ⱱ



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



BAB IX Panduan Praktik Keperawatan Keluarga



Panduan



praktik



ini



bermanfaat



dalam



memandu



Anda



selama



melaksanakan praktik klinik keperawatan keluarga. Tujuan dari praktik klinik keperawatan keluarga agar mahasiswa mampu: 1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga 2. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga 3. Merencanakan tindakan keperawatan keluarga 4. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga 5. Melakukan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan keluarga



Kompetensi yang dicapai, kompetensi yang akan dicapai selama pelaksanaan praktik adalah Anda mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.



Sedangkan sub kompetensi yang akan Anda capai yaitu: 1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga 2. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga 3. Membuat perencanaan asuhan keperawatan keluarga 4. Melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga 5. Memberdayakan keluarga 6. Melakukan tindakan keperawatan secara langsung pada keluarga 7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan keluarga 8. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



151



Untuk mencapai kompetensi tersebut, ketrampilan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut: No 1



Ketrampilan Mengumpulkan data



pengenalan keluarga, tipe, fungsi, tahap



perkembangan, data lingkungan, struktur dan koping keluarga 2



Merumuskan masalah keperawatan keluarga



3



Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga



4



Memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan skoring



5



Menyusun tujuan dan rencana evaluasi



6



Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga



7



Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga



8



Melaksanakan pendidikan kesehatan



9



Pemberdayaan keluarga



10



Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan



Strategi Bimbingan a. Menetapkan keluarga yang akan dilakukan asuhan keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian keperawatan komunitas dan kriteria yang dtetapkan b. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga c. Menetapkan diagnosa keperawatan keluarga d. Menetapkan prioritas masalah keperawatan keluarga melalui pembobotan dan skoring e. Menyusun rencana keperawatan keluarga f. Melakukan intervensi keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun g. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga



152



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Tahapan Kegiatan bimbingan praktik Proses bimbingan praktik keperawatan keluarga diuraikan berdasarkan tahapan: pra interaksi, introduksi/orentasi, kerja, terminasi proses dan terminasi akhir. Kegiatan yang harus dilakukan instruktur klinik pada setiap tahapan diuraikan pada tabel berikut ini. Tahap Kegiatan 1. Pra interaksi



Waktu  Setiap hari sebelum melaksanakan praktik  Pre conference



2. Introduksi/ orientasi



 Hari pertama praktik  Pada awal pertemuan setiap praktik



3. Kerja



 Setiap hari praktik



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



Kegiatan Instruktur klinik  Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai peserta didik  Mempelajari panduan praktik bagi instruktur klinik  Memfasilitasi dan menyetujui kontrak belajar yang dibuat oleh peserta didik  Memfasilitasi peserta didik untuk dapat menyiapkan perlengkapan praktik  Memeriksa dan memberikan umpan balik laporan pendahuluan dari peserta didik  Memandu pre conference selama maksimum 30 menit untuk satu kelompok  Menetapkan kasus keluarga binaan (2 kasus) bersama peserta didik  Mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang laporan pendahuluan  Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kontrak awal dengan keluarga  Mengobservasi kegiatan peserta didik di awal praktik  Memberikan umpan balik  Membimbing peserta didik sesuai tahapan asuhan keperawatan (pengkajian, perencanaan, perencanaan, implementasi dan evaluasi).



153



Tahap Kegiatan



Waktu



Kegiatan Instruktur klinik  Memeriksa laporan asuhan keperawatan keluarga dari peserta didik  Memberikan konsultasi pada peserta didik sesuai kebutuhan belajarnya



4. Terminasi proses



154



 Pada akhir pertemuan setiap hari praktik  Post conference



 Menyiapkan peserta didik untuk siap melaksanakan ujian secara individu sesuai dengan kontraknya dengan instruktur klinik dalam pelaksanaan ujian, minimal setelah peserta didik menemukan masalah di keluarga yang dibina  Memeriksa laporan pendahuluan untuk persiapan ujian dan memberikan umpan balik  Melaksanakan ujian pada peserta didik sesuai kontrak ujian  Memberikan umpan balik dan memberi nilai  Menyiapkan peserta didik yang belum lulus ujian untuk melakukan ujian ulang sesuai kesiapan peserta didik pada kurun waktu praktik di komunitas  Membimbing peserta didik untuk dapat melakukan evaluasi secara komprehensif dan modifikasi yang diperlukan  Memfasilitasi peserta didik untuk dapat membuat kontrak pertemuan berikutnya dengan klien  Memandu post conference selama maksimum 45 menit untuk satu kelompok



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Tahap Kegiatan



Waktu



Kegiatan Instruktur klinik



 Pada akhir praktik



5. Terminasi akhir



 Memberi umpan balik atas kegiatan peserta didik  Mengevaluasi kegiatan praktik peserta didik secara keseluruhan dan memberikan umpan balik  Memeriksa laporan asuhan praktik dari peserta didik dan memberi nilai mencakup laporan asuhan keperawatan keluarga  Memfalitasi peserta didik untuk dapat melakukan evaluasi diri



Tempat Praktik Tempat praktik untuk praktik keperawatan keluarga adalah yang dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan



keluarga . Setting praktik keperawatan keluarga adalah



keluarga resiko tinggi di satu wilayah tingkat RW. Panduan Penilaian praktik klinik ini meliputi 4 kegiatan yaitu: Kegiatan 1 : Penilaian kedisiplinan Kegiatan 2 : Penilaian pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga Kegiatan 3 : Penilaian ujian asuhan keperawatan keluarga Kegiatan 4 : Penyusunan laporan asuhan keperawatan keluarga 1: Penilaian Kedisplinan Penilaian kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga, diawali dengan penilaian terhadap kedisplinan anda untuk hadir di tempat praktik. Persentase dari penilaian kedisiplinan ini adalah 10% dari keseluruhan komponen



evaluasi



selama



praktik



klinik



keperawatan



keluarga



dilaksanakan. Anda harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



155



(100% kehadiran). Apabila tidak terpenuhi maka anda harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Apabila anda tidak masuk praktik karena sakit dengan membawa surat keterangan sakit dari dari Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik, anda mengganti sesuai dengan hari yang anda tinggalkan. Misalnya : Tidak masuk 2 hari karena sakit, maka mengganti 2 hari juga. Tetapi apabila anda sakit dan tidak menyertakan surat keterangan sakit, maka anda dianggap tidak masuk tanpa keterangan. Ketentuannya ada dipoin c. b. Apabila anda tidak masuk praktik karena keperluan lain atau keperluan keluarga dengan membawa surat ijin, maka anda wajib mengganti 2 kali lipat dari hari yang anda tinggalkan. Misalnya : anda ijin karena keperluan keluarga selama 1 hari, maka anda mengganti 2 hari. c. Apabila anda tidak masuk tanpa keterangan, mengganti 3 kali lipat dari hari yang ditinggalkan. Misalnya tidak masuk tanpa keterangan selama 2 hari, maka anda harus mengganti selama 6 hari. d. Pelaksanaan penggantian waktu praktik dilaksanakan setelah semua kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga selesai (di luar waktu praktik) dan akan diatur oleh pembimbing lahan dan pembimbing institusi. Setiap hari anda harus mengisi daftar hadir pada saat datang dan pulang. Format daftar hadir adalah sebagai berikut: FORMAT 1. DAFTAR HADIR



No Nama



NIM



Tanggal Datang



156



Pulang



Waktu Tanggal Datang



Pulang



Tanggal Datang



Pulang



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Penilaian kedisiplinan tidak hanya kehadiran anda saja, tetapi juga ketepatan waktu dalam mengerjakan tugas. Misalnya Pembimbing memberikan tugas untuk membuat menu untuk penderita DM per 24 jam sehari sebelum ujian asuhan keperawatan keluarga, anda harus mengumpulkan tepat waktu. Apabila tidak tepat waktu, maka anda akan diberikan sanksi pengurangan nilai dari pembimbing. 2: Penilaian Tindakan Keperawatan Keluarga Penilaian pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga dilaksanakan oleh pembimbing ketika anda melakukan kunjungan rumah pada keluarga sebagai klien anda. Tindakan yang dinilai meliputi tindakan dependen, independen dan interdependen. Contoh tindakan dependen di keluarga adalah melanjutkan program terapi medis seperti injeksi insulin, pemasangan infus dan kateter bila diperlukan oleh keluarga. Tindakan independen, contohnya melaksnakan pengkajian kepada seluruh anggota keluarga dan menentukan status kesehatannya, membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah anggota keluarga seperti memberikan pendidikan, latihan terkait dengan masalah kesehatan keluarga (misalnya: senam kaki diabetik, diet, relaksasi) mendorong terjadinya perubahan perilaku yang sehat bagi keluarga, serta perawatan luka pasca operasi. Fungsi interdependen, contohnya kolaborasi anda dengan kader kesehatan, kelurahan, dan Puskesmas (misalnya memfasilitasi keluarga untuk mengurus Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin) Pemilihan tindakan disesuaikan dengan masalah yang terjadi pada keluarga. Anda yang harus memilih tindakan yang paling tepat untuk keluarga. Setelah anda memilih dan siap melaksanakan tindakan, silahkan anda menghubungi pembimbing untuk kontrak waktu melakukan kunjungan rumah. Sebelumnya anda sudah mempersiapkan dan kontrak waktu dengan keluarga. Penilaian yang dilakukan dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tahap terminasi. Format penilaian tindakan sebagai berikut:



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



157



FORMAT 2. PENILAIAN PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA



Nama



:



NIM



:



Hari/Tgl Praktik



:



No



Rentang Nilai Total 0 1 2 3 4



Aspek yang dinilai



Tahap Persiapan 1 Kontrak waktu dengan keluarga 2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada keluarga 3 Menyiapkan alat, media dan lingkungan yang diperlukan Tahap Pelaksanaan 4 Berbicara dengan kontak mata, sikap menghargai, mendengar secara aktif, menggunakan bahasa dan kata-kata yang dapat dimengerti klien 5 Melakukan prosedur/tindakan dengan tepat 6 Menggunakan alat bantu dengan tepat dan tepat guna 7 Kemampuan menggunakan alat/media dengan baik 8 Melibatkan keluarga selama proses Tahap Terminasi 9 Melakukan evaluasi terhadap kemampuan keluarga 10 Teliti dan tepat dalam menuliskan dan melaporkan hasil tindakan Merencanakan tindak lanjut dari hasil intervensi 11 yang telah dilakukan Ket : Rentang nilai : 0-4 Nilai Total : Nilai yang diperoleh x 100 44



Pembimbing,



(



158



)



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Selain menilai pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga, pembimbing juga akan memperhatikan pencapaian kompetensi anda. Untuk memantau pencapaian kompetensi tersebut, anda harus mengisi format pencapaian kompetensi. pembimbing dapat mengevaluasi pencapaian kompetensi anda masing-masing diakhir praktik klinik keperawatan keluarga. Apabila ada yang belum tercapai, maka pembimbing akan menjadual kembali kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga untuk kompetensi yang belum tercapai. Format



pencapaian



kompetensi



keperawatan



keluarga



dan



contoh



pengisiannya adalah sebagai berikut: FORMAT 3. FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI



NO



1



KETRAMPILAN



HARI/TGL PELAKSANAAN



PROSES PENCAPAIAN KOMPTENSI Bimbingan



Mandiri



KOMENTAR PEMBIM BING



TANDA TANGAN PEMBIM BING



Pengumpulan data Contoh: Data pengenalan keluarga Bp. Batman



2



Merumuskan diagnosis keperawatan



3



Dx. Keperawatan aktual: ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Bp. Batman



4



Menyusun prioritas masalah dengan skoring



SeninRabu, 2224 April 2013



Jumat, 26 April 2013



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes







Ditanda tangani pembimbing lapangan atau pendidikan







159



Masalah ketidakefektifan bersihan Jalan nafas pada Bp. Batman dengan skor 3 ¾



5



Menyusun tujuan dan kriteria hasil



6



Menyusun perencanaan



7



Melaksanakan tin-dakan independen



8



Melaksanakan tindakan dependen



9



Melaksanakan tindakan interdependen



10



Melaksanakan evaluasi



3: Penilaian ujian asuhan keperawatan keluarga Pelaksanaan ujian asuhan keperawatan (Askep) keluarga dilaksanakan setelah anda melaksanakan semua proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi. Tujuan dari penilaian ujian asuhan keperawatan keluarga ini untuk mengetahai kemampuan anda dalam melaksanakan asuhan keparawatan pada keluarga. Persentase penilaiannya adalah 40% dari semua komponen evaluasi praktik klinik keperawatan keluarga.



160



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



Persiapan yang perlu anda lakukan sebelum pelaksanaan ujian askep keluarga adalah menulis laporan asuhan keperawatan dan kontrak waktu dengan keluarga. Penilaian yang dilakukan oleh pembimbing adalah kemampuan anda dalam melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi. Pembimbing yang melaksanakan ujian adalah pembimbing dari institusi dan lahan praktik. Adapun format penilaian ujian askep keluarga adalah sebagai berikut: FORMAT 4. FORMAT PENILAIAN UJIAN ASKEP KELUARGA NO



Kegiatan



Bobot



Nilai BXN 1 2 3 4



A



TAHAP PENGKAJIAN 100% 1. Ketrampilan pengumpulan data keluarga a. Menggunakan sumber data yg tepat 10 b. Menggunakan tehnik komunikasi yg 10 sesuai c. Menggunakan tehnik pengumpulan 10 data yg sesuai 2. Kesesuaian penggunaan alat pengkajian 10 3. Kelengkapan dan sistematika data 15 pengkajian 4. Kedalaman data pengkajian 15 5. Validasi data 15 6. Terbina hubungan saling percaya 15 B TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN 100% 1. Ketepatan pengelompokan data analisa 40 data sesuai dengan masalah yg muncul 2. Menetapkandiagnosekeperawatan 30 keluarga 3. Ketepatan menyusun prioritas diagnose 30 keperawatan C TAHAP PERENCANAAN 100% 1. Ketepatan merumuskan tujuan umum 15 2. Ketepatan merumuskan tujuan khusus 15 3. Ketepatan merumuskan criteria evaluasi 15 4. Ketepatan menentukan standar evaluasi 15



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



161



5. Menyusun intervensi yang relevan 25 dengan tujuan 6. Melibatkan keluarga 15 D TAHAP PELAKSANAAN 100% 1. Pelaksanaan tindakan sesuai perencanaan 35 2. Melaksanakan fungsi koordinasi 30 penyelesaian masalah 35 3. Pendokumentasian intervensi keperawatan E TAHAP EVALUASI 100% 1. Mengevaluasi askep dengan standar 40 menggunakan criteria dan evaluasi 2. Mendokumentasikan hasil evaluasi 40 3. Penampilan akhir setelah dirawat 20 Pembimbing …………………… Nilai minimal yang harus anda dapatkan pada ujian askep keluarga ini adalah B. Jika anda belum mendapatkan nilai B, maka anda akan diuji ulang oleh Pembimbing. Batasan uji ulang sampai dua kali, jika dua kali nilai anda belum memenuhi persyaratan, maka anda dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang tahun depan.



4: Penilaian Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Sebelum menyusun laporan asuhan keperawatan keluarga, anda harus memahami format laporan asuhan keperawatan, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang b. Tujuan BAB II ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian keperawatan keluarga b. Diagnosis keperawatan keluarga



162



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



c. Perencanaan keperawatan keluarga d. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga e. Evaluasi tindakan keperawatan keluarga BAB III PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



a. Penulisan Bab I yaitu pendahuluan pada laporan asuhan keperawatan meliputi latar belakang dan tujuan dari penulisan laporan. Latar belakang menguraikan tentang alasan anda memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sesuai dengan masalah yang dialami keluarga. Contohnya anda membuat latar belakang asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru, yang perlu anda uraikan mengapa anda memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru, apakah kasusnya banyak terjadi di masyarakat?, angka kejadiannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun? dan seterusnya. Uraikan pula perlunya pemberian asuhan keperawatan keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Sedangkan penulisan tujuan menguraikan tentang tujuan anda membuat laporan asuhan keperawatan tersebut. Contoh: Tujuan Umum: Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah TB Paru. Tujuan khusus: a. Memberikan gambaran tentang pengkajian keperawatan keluarga....dst b. Penulisan Bab II asuhan keperawatan, menguraikan tentang pengkajian yang dilakukan sampai dengan evaluasi. Penulisan laporan dibuat pertahapan dari proses keperawatan, contoh:



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



163



1. Pengkajian Keperawatan keluarga, dituliskan dengan bentuk narasi, seluruh hasil pengkajian ditulis. Penulisan Analisa dalam bentuk tabel. 2. Diagnosis Keperawatan Keluarga, dituliskan dalam bentuk narasi. 3. Perencanaan Keperawatan Keluarga, dibuat dalam bentuk tabel. Semua perencanaan ditulis dalam laporan. 4. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga, ditulis dalam bentuk narasi, semua kendala dalam pelaksanaan ditulis dalam laporan. 5. Evaluasi keperawatan keluarga, ditulis dalam bentuk tabel.



c. Penulisan Bab III adalah penutup, menguraikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menguraikan tentang masalah yang muncul berdasarkan hasil pengkajian, pelaksanaan tindakan untuk menyelesaikan masalah dan evaluasi akhir dari asuhan keperawatan. Sedangkan saran menguraikan tentang rekomendasi anda setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sesuai dengan masalah kesehatannya. Rekomendasi dapat anda tujukan pada keluarga untuk melanjutkan tindakan keperawatan yang telah diajarkan, dapat ditujukan pula untuk kader kesehatan dan petugas kesehatan yang bertugas di wilayah tersebut untuk terus memberikan motivasi pada keluarga dan memberikan fasilitasi terhadap berbagai hal yang dibutuhkan keluarga untuk melanjutkan intervensi keperawatan keluarga. Hal lain yang harus anda cantumkan dalam laporan adalah daftar pustaka dan lampiran.



Adapun format penilaian dari laporan asuhan keperatan keluarga adalah sebagai berikut:



164



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



FORMAT PENILAIAN LAPORAN ASKEP KELUARGA NO KOMPONEN Rentang Nilai 0 1 2 3 4 A PENGKAJIAN 1 Ketrampilan pengumpulan data a. Menggunakan sumber data yang tepat b. Menggunakan tehnik pengumpulan data yang sesuai c. Mencatat data secara sistematik 2 Kelengkapan data pengkajian 3 Validitas data B DIAGNOSA KEPERAWATAN 4 Ketepatan pengelompokan data 5 Ketepatan menganalisa data 6 Menetapkan diagnosis Keperawatan keluarga 7 Ketepatan menyusun prioritas diagnose keperawatan C PERENCANAAN 8 Ketepatan merumuskan tujuan Jangka panjang 9 Ketepatan merumuskan tujuan Jangka pendek 10 Ketepatan menentukan kriteria evaluasi 11 Ketepatan menentukan standar evaluasi 12 Menyusun intervensi yang relevan dengan tujuan D PELAKSANAAN 13 Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan 14 Strategi pelaksanaan tindakan yang tepat E EVALUASI 15 Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan tepat Adanya modifikasi (prioritas, sasaran, tujuan, 16 intervensi sesuai dengan hasil evaaluasi) Pengambilan keputusan sebagai tindak lanjut dari 17 evaluasi Ket : Rentang nilai 0 - 4 Pembimbing (……………………………)



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



165



166



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga



DAFTAR PUSTAKA



Friedman, M.M. (1998) Family nursing : Research, Theory & Practice. (4th ed.), California : Appleton and Lange. Friedman,M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing: Research, Theory & Practice. (5th ed.), New Jersey : Prentice Hall. Hanson, S.M.H., & Boyd, S.T. (1996). Family Health care nursing: Theory, Practice and research, Philadelphia : F.A. Davis Company. Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Internasional). EGC. Jakarta



Keperawatan



(NAnda



Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI), Penetapan Standar Asuhan Keperawatan: Individu, Keluarga, dan Kelompok/Komunitas di Indonesia dengan Pendekatan NANDA/ICNP, NIC,& NOC, Yogyakarta, 2013 Keputusan Menteri Kesehatan 908/MENKES/SK/VII/2010



Republik



Indonesia



Nomor



Keputusan Menteri Kesehatan 908/MENKES/SK/VII/2010



Republik



Indonesia



Nomor



Nur Kholifah, (2013) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan , Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta Ruth B Freemen, (1981) Community health nursing practice, SPCK Publishing Stanhope,M. & Lancaster.J. (1997). Communtiy health nursing. Process and practice for promoting health. Mosby Company, USA. Supriyadi,(2015), Asuhan Keperawatan Keluarga , Poltekkes Bandung



Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes



167



168



Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga