14 0 2 MB
TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA
TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
Penerbit
UNNES PRESS Jl. Kelud Raya No. 2 Semarang 50232 Telp/Fax. (024) 8415032
Hak Cipta © pada Penulis dan dilindungi Undang-Undang Penerbitan Hak Penerbitan pada Unnes Press Dicetak oleh Unnes Press Jl. Kelud Raya No. 2 Semarang 50232 Telp/Fax. (024) 8415032
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari penerbit.
TEORI DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes Desain cover : Moh. Tamrin Lay out : Moh. Tamrin
614 RID T
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga/Ridwan Setiawan, SKP. M.Kes.; -Cet.1- -illus,- Semarang: Unnes Press, 2016 viii + 168 hal, 27 cm 1. Kesehatan Masyarakat I. Ridwan Setiawan; II. Judul ISBN 978-602-285-073-1
iv
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucap syukur AlhamdulILLAH penulis panjatkan kehadirat ILLAHI atas semua nikmat-nikmatNya sehingga akhirnya buku “Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga” ini dapat disusun. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian buku ini tidak lepas dari dorongan dan sumbangan pikiran, serta uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sampai tersusunnya buku ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan buku ini. Buku ini disintesis dari berbagai sumber ilmiah, buku ini terdiri dari lima bab, Bab I: berisi tentang Keluarga, Bab II: berisi tentang Konsep Model Keperawatan Keluarga, Bab III: berisi tentang Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga, Bab IV: berisi tentang Proses Keperawatan Keluarga, Bab V: berisi tentang Diagnosa Keperawatan Keluarga, Bab VI: berisi tentang Perencanaan Keperawatan Keluarga, Bab VII: berisi tentang Tindakan Keperawatan Keluarga, Bab VIII: berisi tentang Evaluasi Keperawatan Keluarga dan Bab IX: tentang Panduan Praktik Keperawatan Keluarga. Tersusunnya buku ini, sudah tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
perlunya
tegur
sapa
yang
membangun
dari
pembaca
untuk
penyempurnaan selanjutnya. Sekelumit pengetahuan yang telah tersusun dalam buku ini, kami berharap semoga bermanfaat dan dapat sebagai acuan untuk mengupas dari sisi yang lain. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Juni 2016 Penyusun Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
v
vi
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................. v Daftar Isi .......................................................................................... vii Bab I Keluarga .................................................................................... 1 Definisi keluarga ...................................................................... 1 Ciri-ciri Keluarga ..................................................................... 2 Tipe Keluarga ............................................................................ 2 Struktur Keluarga ...................................................................... 5 Fungsi Pokok Keluarga ............................................................. 6 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ............................... 7 Peranan Keluarga ..................................................................... 8 Tahap Perkembangan Keluarga ............................................... 9 Tingkat Kemandirian Keluarga ............................................... 13 Bab II Konsep Model Keperawatan Keluarga ............................... 15 Konsep Self Care Dorothea Orem .......................................... 15 1. Teori Self Care ................................................................... 17 2. Teori Self Care Deficit ....................................................... 18 3. Teori Nursing System .......................................................... 20 Bab III Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ................ 23 Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Perawatan ............ 23 Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga .................................. 24 Langkah-langkah dalam Keperawatan Kesehatan Keluarga ... 27 Cara Melihat Keluarga Sebagai Klien .................................... 28 Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga ................................................................................. 28 Hambatah Perawatan Kesehatan Keluarga ............................. 29 Faktor-faktor yang menciptakan Halangan Perkembangan Kesehatan Keluarga ................................................................ 30 Bab IV Proses Keperawatan Keluarga ........................................... 31 Pengkajian .............................................................................. 33 Data Umum ............................................................................. 35 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga ......................... 37 Pengkajian Lingkungan ........................................................... 38 Struktur Keluarga .................................................................... 39 Fungsi Keluarga ...................................................................... 40 Stres dan Koping Keluarga .................................................... 42 Pemeriksaan Fisik ................................................................... 42 Harapan Keluarga .................................................................... 43
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
vii
Bab V Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................................ 59 Label Diagnosis keperawatan .................................................. 60 Metode Formulasi Penulisan Diagnosis .................................. 61 Modifikasi penulisan diagnosis keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas menggunakan pendekatan: NANDA, NIC dan NOC .................................... 74 Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga: NANDA, ICNP, NIC, NOC ................................................... 91 Bab VI Perencanaan Keperawatan Keluarga .............................. 133 1. Definisi perencanaan keperawatan keluarga .................... 133 2. Prioritas masalah keperawatan keluarga .......................... 134 3. Perumusan tujuan keperawatan keluarga .......................... 135 Bab VII Tindakan Keperawatan Keluarga ................................. 139 1. Pengertian tindakan keperawatan pada keluarga............... 139 2. Tahap tindakan keperawatan keluarga ............................. 141 Bab VIII Evaluasi Keperawatan Keluarga ................................. 147 Tujuan Evaluasi .................................................................... 148 Proses Evaluasi ..................................................................... 148 Komponen unutuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan .......................................................................... 149 Metode dan sumber data evaluasi ........................................ 149 Bab IX Panduan Praktik Keperawatan Keluarga ....................... 151 Strategi Bimbingan ............................................................... 152 Tahapan Kegiatan bimbingan praktik ................................... 153 Tempat Praktik ..................................................................... 155 Daftar Pustaka ................................................................................ 167
viii
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB I Keluarga Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga
yang ada disekitarnya atau
masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap negara Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam Friedman, 1998). Keluarga diartikan sebagai dua atau lebih individu yang saling tergantung satu dengan yang lain terhadap berbagai dukungan, diantaranya dukungan emosional dan ekonomi. Keluarga juga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001,dalam Doane & Varcoe, 2005).
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
1
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua atau lebih yang dihubungkan karena hubungan darah , hubungan perkawinan , hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan suatu budaya tertentu. Ciri-Ciri Keluarga 1. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan. d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga. 2. Ciri Keluarga Indonesia a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah
Tipe Keluarga 1. Secara Tradisional Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 2
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi). 2. Secara Modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah: a. Tradisional Nuclear Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. b. Reconstituted Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anakanaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah. c. Niddle Age/Aging Couple Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak
sudah
meninggalkan
rumah
karena
sekolah/perkawinan/meniti karier. d. Dyadic Nuclear Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah. e. Single Parent Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah. f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
3
g. Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. h. Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin. i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah. j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan
anak-anaknya
dan
bersama-sama
dalam
penyediaan fasilitas. l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak. m. Unmaried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi. n. Cohabitating Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. o. Gay and lesbian family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. Gambaran tentang bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan 4
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan yang melayani keluarga harus bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga. Struktur Keluarga Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacammacam, diantaranya adalah: 1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ayah. 2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. 4. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga Kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
5
Fungsi Pokok Keluarga Menurut Friedman (1998) fungsi keluarga ada 5 yaitu: 1. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri. 2. Fungsi sosialisasi Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup di mana individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial. 3. Fungsi reproduksi Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga 4. Fungsi ekonomi, Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 5. Fungsi perawatan kesehatan Fungsi ini menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi
6
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga 3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
7
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada) Peranan Keluarga Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”.
Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah: 1. Ayah Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota kelurga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
8
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
2. Ibu Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. 3. Anak Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual Tahap perkembangan Keluarga 1. Duvall (1985) Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu: a. Keluarga baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah: -
Membina hubungan intim yang memuaskan.
-
Menetapkan tujuan bersama.
-
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
-
Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
-
Persiapan menjadi orang tua.
-
Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
9
-
Suami merasa diabaikan.
-
Peningkatan peselisihan dan argumen.
-
Interupsi dalam jadwal kontinu.
-
Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah: -
Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
-
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
-
Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua - bayi (sentuhan dan kehangatan ibu dan ayah).
-
Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
-
Konseling KB post partum 6 minggu.
-
Menata ruang untuk anak.
-
Biaya/dana Child Bearing.
-
Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
-
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : -
Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
-
Membantu anak bersosialisasi.
-
Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
-
10
Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
-
Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
-
Pembagian tanggung jawab.
-
Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 th) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -
Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas
-
Mendorong
anak
untuk
mencapai
pengembangan
daya
intelektual. -
Menyediakan aktifitas untuk anak.
-
Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
-
Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 th) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -
Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi
-
Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
-
Memilihara hubungan intim dalam keluarga
-
Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
11
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah) Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
-
Mempertahankan keintiman.
-
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat
-
Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
-
Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
-
Berperan suami-istri kakek dan nenek.
-
Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -
Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai.
-
Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
-
Keakrapan dengan pasangan.
-
Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
-
Persiapan masa tua/pensiun.
h. Keluarga lanjut usia. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: -
Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.
12
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
-
Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
-
Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
-
Melakukan life review masa lalu
Tingkat Kemandirian Keluarga Kemandirian keluarga” di bagi dalam 4 tingkatan yaitu : Keluarga Mandiri tingkat I (paling rendah) sampai Keluarga Mandiri tingkat IV (paling tinggi). 1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I) Kriteria: a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. 2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II) Kriteria: a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. 3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III) Kriteria: a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan c. rencana keperawatan. d. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara e. benar.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
13
f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif. g. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. h. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. 4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV) a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat. b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan. c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar. d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran. e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.
14
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB II Konsep Model Keperawatan Keluarga
Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang profesional, bersifat holistik dan komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui kiat-kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh klien. Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya melalui penggunaan model konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien. Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah Self Care Defisit oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Teori ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari KONSEP SELF CARE DOROTHEA OREM Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
15
Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan: “Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”. Pada tahun 1959
konsep keperawatn Orem ini pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Committee termasuk Orem melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan disiplin keperawatan. Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985). Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi keempat (1991), Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat. Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) Nursing System. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar). Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari prilaku yang telah dipelajari, 16
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya. 1. Teori Self Care Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, selfcare agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber. Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self care demand) adalah merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan. Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite : a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
17
b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut. c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury. 2. Teori Self Care Deficit Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau
tidak
dapat
terpenuhi
atau
adanya
ketergantungan.
Orem
mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care: a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain. b. Memberikan petunjuk dan pengarahan. c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis. d. Memberikan
dan
memelihara
lingkungan
yang
mendukung
pengembangan personal. e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan
hubungan
diantara
konsep
yang
telah
dikemukakannya.
18
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Self Care
A Self Care
Self Care
A
D Self Care dfi i
Nursing Agency
Berdasarkan gambar diatas dapatdilihat bahwa jika kebutuhan lebih banyak dari kemampuan, maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakantindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada saat memberikan pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagi domain keperawatan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu: a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan. b. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan. c. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat. d. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam bentuk keperawatan.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
19
e. Mengkoordinasikan
dan
mengintegrasi
keperawatan
dengan
kehidupan sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. 3. Teory Nursing System Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency. Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu: WHOLLY COMPENSATORY SYSTEM Menyelesaikan herapeutik selfcare klien Tindakan Perawat
Kompensasi ketidakmampuan untuk self care Pendukung dan melindungi klien
20
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
PARTLY COMPENSATORY SYSTEM Menjalankan beberapa kegiatan self Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare Membantu klien sesuai kebutuhan Tindakan Perawat Menjalankan beberapa kegiatan self Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare
Tindakan Perawat
Membantu klien sesuai kebutuhan
a. Wholly Compensatory system Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat keputusan yang tepat tentang self care nya. b. Partly compensatory nursing system Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self care.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
21
c. Supportive educative system Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau external self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan supportive-developmental system.
22
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB III Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Perawatan Alasan utama meninjau keluarga sebagai unit pelayanan perawatan menurut Ruth B Freemen, (1981), adalah sebagai berikut: 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok. 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain. 4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya. 5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
23
Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu: 1. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang beriteraksi, dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan luarnya. 2. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga. 3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu: a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang bebas dari penyakit dan cedera b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan pengobatan 24
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/ perawatan dirumah 10. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan kepeda keluarga dengan keadaan resiko tinggi, karena keluarga dengan resiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain adalah: a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut: -
Tingkat sosial ekonomi rendah.
-
Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
-
Keluarga dengan penyakit keturunan.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
25
b. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan,yaitu : -
Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih 35 tahun
-
Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia.
-
Primipara atau multi para.
-
Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dengan anak : -
Lahir premature.
-
Berat badan sukar naik.
-
Lahir dengan cacat bawaan.
-
Asi ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
-
Ibu menderita penyakit menular.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubunganya antara anggota keluarga. -
Anak yang tidak dikehendaki dan mencoba untuk digugurkan.
-
Sering timbul cekcok.
-
Ada anggota keluarga yang sering sakit.
-
Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan rumah.
11. Patisipasi keluarga aktip dilakukan Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari kelaurga adalah suatu pendekatan essensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga dalam implementasi biasanya dimaksudkan untuk melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual, juga mendiskusikan serta memutuskan pendekatanpendekatan yang paling tepat atau paling mungkin untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disetujui bersama.
26
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Langkah-langkah dalam Keperawatan Kesehatan Keluarga Langkah-langkah dalam perawatan kesehatan keluarga antara lain adalah: 1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara: a. Mengadakan kontak dengan keluarga, ini bisa dilakukan dengan cara kontrak social yang memandang keluarga sebagai sistem, dimana mereka hidup dimasyarakat yang mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan. Maka sebelum kontak pertama maka ada baiknya menghubungi RT/RW setempat untuk menyampaikan maksud dan tujuan keperawatan yang akan dilakukan. b. Menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka. c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga. d. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga. 2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga. Pengkajian dilakukan pada saat kunjungan pertama sesuai kesepakatan dengan keluarga. Alat pengkajian dengan format keperawatan keluarga. Dan cara mengkaji bisa dengan wawancara, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Pada tahap ini yang perlu dibedakan adalah apakah keluarga merupakan kasus yang ditemukan oleh perawat ataukah kasus rujukan yang memerlukan tindak lanjut pengkajian lebih detail sesuai studi dokumentasi yang dimiliki klien. 3. Menganalisa data untuk menentukan masalah dan perawatan keluarga dengan cara mengkelompokkan menjadi data subyektif dan objektif. 4. Merumuskan masalah dengan mengacu kepada tipologi masalah kesehatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas dalam bidang kesehatan
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
27
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas keluarga 6. Menentukan diagnosa keperawatan keluarga 7. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan 8. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan urutan prioritas 9. Melaksanakan asuhan keperawatan 10. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan 11. Meninjau kembali masalah kesehatan yang belum teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru. Cara Melihat Keluarga sebagai Klien Dalam melihat keluarga sebagai klien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, yaitu: 1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan pada anggotanya. 2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap anggota keluarga dari berbagai segi, yaitu pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilainilai dalam keluarga, kebudayaan serta gaya hidup. 3. Keluarga perkotaan berbeda dengan keluarga pedesaan. 4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga Pengambilan Keputusan dalam Perawataan Kesehatan Keluarga Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut:
28
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
1. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga 2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga 3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah. Hambatan Perawatan Kesehatan Keluarga Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah: 1. Hambatan dari keluarga - Pendidikan keluarga rendah, sehingga terkadang sulit menerima masukan baru dan sering mempertahankan kebiasaan dari nenek moyang mereka yang tidak sehat - Keterbatasan sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana). - Kebiasaan-kebiasaan yang melekat, seperti misalnya sewaktu hamil seorang ibu harus tarak (pantangan yang terlalu banyak terhadap berbagai macam makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh anak dalam kandungan. - Sosial budaya yang yang tidak menunjang 2. Hambatan dari perawat - Sarana dan prasarana yang tidak menunjang - Kondisi alam (geografi yang sulit) terutama didaerah luar Jawa yang sulit dijangkau keberadaannya oleh perawat - Kesulitan komunikasi (bahasa) - Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
29
Faktor-Faktor yang Menciptakan Halangan Perkembangan Kesehatan Keluarga Ada faktor-faktor tertentu yang akan menciptakan halangan atau rintangan terhadap perkembangan kesehatan keluarga antara lain adalah: 1. Uang, ini merupakan halangan utama karena kurangnya biaya dari keluarga dan peran pembiayaan dari pemerintah secara otomatis akan memperlambat proses keperawatan dirumah. 2. Sikap dan sosialisasi dari para perawat yang hanya berorientasi pada penyakit dan hanya menyatakan dengan kata-kata tentang betapa pentingnya peningkatan kesehatan tanpa menunjukkan secara praktis cara yang harus dilakukan oleh masyarakat melalui tindakan-tindakan nyata. 3. Sistem nilai yang kita anut, yang masih berpaham materialisme dan akumulasi harta benda sehingga perawatan yang dilakukan oleh tenaga profesionalisme
berpacu
kepada
orang
yang
berduit
tanpa
memperhatikan dampak jika yang tidak berduit tidak ditangani pun akan menular terhadap anggota masyarakat yang lain.
30
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB IV Proses Keperawatan Keluarga Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum
yang terdiri
dari
pengkajian,
perencanaan, intervensi
dan
implementasi serta evaluasi. Dasar dari proses keperawatan adalah penggunaan cara-cara ilmiah dalam menyelidiki dan menganalisa data-data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam penyelesaian masalah secara rasional. Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi
Bagan 4.1: Langkah-langkah dalam proses keperawatan (dari Alvaro, R. (1990). Application of Nursing Process :, 1990) Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat didalam
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
31
keluarga ada individu yang rawat, maka anggota kelurga secara individu merupakan fokus utama. Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekaligus dengan keluarga dan sekaligus dengan anggota keluarga secara individu. Ini berarti perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan keluarga dalam beberapa tingkat yaitu tingkat keluarga dan tingkat individu. Proses
keperawatan
keluarga
secara
khusus
mengikuti
pola
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan implementasi serta evaluasi. Hubungan antara langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga digambarkan pada bagan 3.2 Pengumpulan Data:
1) Tipe keluarga
Pengkajian
2) Riwayat perkembangan
3) Lingkungan 4) struktur keluarga 5) Fungsi keluarga
6) Koping kelurga
Diagnosa - Analisa data - Permusan masalah - Prioritas masalah
Pengumpulan Data Anggota keluarga secara individu :
1) Fisik 2) Mental 3) Emosional 4) Sosial 5) Spiritual
Rencana perawatan - Penentuan tujuan - Penentuan kriteria - Penentuan standart - Intervensi kep.
Impelemntasi keperawatan
- Sumber daya keluarga - Tingkat pendidikan keluarga
- Adat-istiadat yang berlaku - Respon dan penilaian keluarga - Sarana dan prasarana keluarga
Evaluasi keperawatan - Sumatif - Formatif
Bagan 4.2: Langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga dan individu
32
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan keluarga (Lyer et al., 1996). Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan, Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan: 1. Wawancara, Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Tujuan komunikasi/wawancara disini adalah : - Mendapatkan informasi yang diperlukan. - Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi. - Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya dengan kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang. 2. Pengamatan, Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
33
3. Study dokumentasi, Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat antara lain adalah KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainya misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear, dsb) 4. Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Beberapa alat yang dapat dipakai dalam mengumpulkan data antara lain adalah: -
Berupa quesioner,
-
Daftar ceklist,
-
Inventaris dan lainnya Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik
dengan keluarga dengan cara : -
Diawali perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
-
Menjelaskan tujuan kunjungan.
-
Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dikeluarga.
-
Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
-
Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat.
34
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1) Nama kepala keluarga (KK) 2) Usia 3) Alamat dan telepon 4) Pekerjaan kepala keluarga 5) Pendidikan kepala keluarga 6) Komposisi keluarga No
Nama
JK
Hub
Umur
dg KK
Pendi dikan
Status Imunisasi
Ket
BCG
Campak 1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
Genogram Simbol-simbol yang bisa digunakan :
Laki-laki Perempuan
Cerai
Identifikasi - klien Meninggal
Cerai
Anak angkat
Aborsi
Menikah
Pisah
Kembar
Tinggal dalam 1 rumah
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
35
e. Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe/bentuk keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe/bentuk keluarga tersebut. f. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Kalau ada perpedaan dalam keluarga bagaimana keluarga beradaptasi terhadap perbedaan tersebut, apakah berhasil atau tidak dan kesulitan kesulitan yang masih dirasakan sampai saat ini sehubungan dengan proses adaptasi tsb. g. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. Apakah berasal dari agama dan kepercayaan yang sama, kalau tidak bagaimana proses adaptasi dilakukan dan bagaimana hasilnya. h. Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. Tingkat status sosial ekonomi : adekuat bila keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder dan keluarga mempunyai tabungan; marginal bila keluarga tidak mempunyai tabungan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, miskin bila kelurga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari hari secara maksimal, sangat miskin bila keluarga harus dibantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
36
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
i. Aktivitas rekerasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi. Seberapa sering rekreasi dilakukan dan apa kegiatan yang dilakukan baik oleh keluarga scr keseluruhan maupun oleh anggota keluarga. Eksplorasi perasaan keluarga setelah berekreasi, apakah keluarga puas / tidak. Rekreasi dibutuhkan utk memperkokoh dan mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki perasaan masing-masing anggota keluarga curah pendapat / sharing, menurunkan ketegangan dan utk bersenang-senang. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh: keluarga Bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak ke 2 berumur 4 tahun, maka keluarga Bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. c. Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga terbentuk (co. apakah pacaran sebelum nikah, dijodohkan, terpaksa, dll), riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meluputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing
anggota
keluarga,
perhatian
terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
37
yang bisa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. d. Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri, Pengkajian Lingkungan a. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah tangga, jenis septicktank, jarak septicktank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. Apakah rumah dan lingkungan sekitar telah memenuhi syarat-syarat lingkungan sehat, tk keamanan dalam pengunan fasilitas yg ada di rumah, apakah privasi masing-masing anggota keluarga adekuat dan eksplorasi perasaan anggota keluarga tentang keadaan rumah co puas/tidak, memadai/tidak. b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga meliputi urban, sub urban, pedesaan hunian, industri, agraris, bgmn keamanan jalan yang digunakan. Karakteristik komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masy. umumnya, tk kepadatan pddk, stabil/tidak, yan kes/yan sos yg ada dan tk kejahatan yang terjadi c. Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. Tgl didaerah yg sekarang sudah berapa lama dan apakah sdh dpt beradaptasi dg lingkungan sdetempat. 38
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
d. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan oleh keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga interaksinya dengan masyarakat. Kepuasan dalam keterlibatan dg perkumpulan atau pelayanan yg ada. Bgmn persepsi keluarga terhadap masyarakat sekitarnya e. Sistim pendukung keluarga Yang termasuk pada sistim pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat. Dapat digambarkan dengan menggunakan genogram dan ekomap Struktur keluarga a. Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara/pola berkomunikasi antar anggota keluarga. Pola komunikasi fungsional bila komunikasi dilakukan secara efektif, proses komunikasi berlangsung dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak. Komunikasi fisfungsional bila komunikasi tidak fokus pada 1 ide pembicaraan sehingga pesan tidak jelas, bila bertahan pada pendapat masing - masing dan tidak dapat menerima pendapat orang lain sehingga pembicaraan menjadi buntu/tdk berkembang, serta bila ada pesan pesan penting yang ditutupi padahal penting untuk dibicarakan. b. Struktur kekuatan keluarga Bagaimana proses pengambilan keputusan : konsensus bila perbedaan masih dapat disatukan, proses pengambilan keputusan yang paling sehat; akomodasi bila perbedaan tidak dapat disatukan (tawar menawar, kompromi, paksaan); de facto bila keputusan diserahkan kepada yang
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
39
melaksanakan co. KB. Bagaimana hasil keputusan : siapa yg membuat keputusan akhir, memuaskan/tidak, bila tidak apa yang dilakukan. Kesimpulannya bagaiman kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. c. Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal (suam-istri, ayah-ibu, anak-sanak saudara, dsb.) maupun informal (pengharmonis, pendamai, penghalang dominator, penyalah keras hati, sahabat, penghibur, perawat keluarga, penghubung keluarga, dsb.) dan bgmn pelaksanaannya. Apakah ada yang mempengaruhi pelaksanaanya. Bagaiman peran lain dilaksanakan contoh ibu berperan sebagai ayah karena ayah telah meninggal. d. Nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan. Bagaimana nilai dan norma menjadi suatu keyakinan dan diinterpretasikan dalam btk perilaku. Apakah perilaku ini dapat diterima oleh masyarakat dan apakah dapat diterima oleh masyarakat. Fungsi keluarga a. Fungsi afektif Bagaimana
anggota
keluarga
mempersepsikan
keluarga
dalam
memenuhi kebutuhan psikososial (membentuk sifat-sifat kemanusiaan, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin hub yang akrab, menumbuhkan konsep diri yang positif). Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 40
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
b. Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji bagaimana membesarkan anak, siapa yang melakukan,
adakah
budaya-budaya
yang
mempengaruhi
pola
pengasuhan ada masalah dalam memberikan pola pengasuhan dan bgmn keamanan dalam memberikan pengasuhan. Sosialisasi dilakukan mulai dari lahir sampai meninggal karena sosialisasi merupakan proses belajar yang menghasilkan perubaham perilaku sebagai respon terhadap situasi (tumbuh kembang keluarga dan tumbuh kembang anak) yang terpola secara sosial. c. Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat
dilihat
dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat. d. Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi adalah:
x
Berapa jumlah anak
x
Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
x
Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya pengendalian jumlah anggota keluarga.
x
Pola hubungan seksual
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
41
e. Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah : x
Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
x
Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
Stres dan Koping Keluarga a. Stresor jangka pendek dan panjang 9 Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga ± 6 bulan. 9 Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga lebih dari 6 bulan. b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor Hal yang perlu di kaji adalah bagaimana keluarga keluarga berespon terhadap situasi/stresor baik jangka pendek maupun jangka panjang. c. Strategi koping konstruktif yang digunakan Strategi koping konstruktif yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. d. Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
42
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Harapan Keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. IDENTITAS UMUM 1. Identitas Kepala Keluarga: Nama Umur Agama Suku
: ……………….. : ……………….. : ……………….. : ………………..
Pendidikan Pekerjaan Alamat Nomor Telpon
: ………………… : ………………… : ………………… : …………………
2. Komposisi Keluarga: No
Nama
L/P
Hub. Kel.
Umur
Pend.
Imunisasi
KB
1. 2. 3. 4. 5. 6 7.
3. Genongram
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
43
4. Type keluarga a. Jenis type keluarga: .................................................................................................. ….
b. Masalah yang terjadi dg type tersebut: ....................................................................................................... 5. Suku bangsa (etnis) a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga: ....................................................................................................... b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen). Uraikan. ....................................................................................................... c. Kegiatan-kegiatan pendidikan
Keagamaan,
(Apakah
sosial,
budaya,
kegiatan-kegiatan ini
berada
rekreasi, dalam
kelompok kultur/budaya keluarga). ....................................................................................................... d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern). ....................................................................................................... e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau ”modern”. ....................................................................................................... f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah ....................................................................................................... g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan). ......................................................................................................... 6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan mereka. ….………………………………………………………………… 44
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
....................................................................................................... b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan. .............................................................................................. c. Agama yang dianut oleh keluarga. .............................................................................................. d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan. .............................................................................................. e. Status Sosial Ekonomi Keluarga: .............................................................................................. f. Aktivitas Rekreasi Keluarga: .............................................................................................. B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : ..................................................................................................... 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: ..................................................................................................... C. Riwayat Kesehatan keluarga inti 1. Riwayat Keluarga sebelumnya
:
..................................................................................................... 2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga: Imunisasi No
Nama
Umur BB
Keadaan
(BCG/Polio/
Masalah
Kesehatan
DPT/HB/
kesehatan
Campak
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
Tindakan Yang telah dilakukan
45
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan ..................................................................................................... D. Pengkajian lingkungan 1. Karakteristik rumah : a. Gambaran tipe tempat tinggal : .............................................................................................. b. Denah rumah
c. Gambaran kondisi rumah : .............................................................................................. d. Dapur .............................................................................................. e. Kamar mandi .............................................................................................. f. Mengkaji pengaturan tidur di dalam rumah. .............................................................................................. g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. .............................................................................................. h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.
.............................................................................................. i. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah. .............................................................................................. j. pengaturan/penataan rumah. .............................................................................................. 46
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: ..................................................................................................... 3. Mobilitas geografis keluarga: ..................................................................................................... 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: ..................................................................................................... 5. Sistem pendukung keluarga: ..................................................................................................... E. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga: ..................................................................................................... 2. Struktur kekuatan keluarga: ..................................................................................................... 3. Struktur peran: .............................................................................................. 4. Nilai atau norma keluarga: ..................................................................................................... F. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif: ..................................................................................................... 2. Fungsi sosialisasi: ..................................................................................................... 3. Fungsi perawatan kesehatan: ..................................................................................................... 4. Fungsi reproduksi: ..................................................................................................... 5. Fungsi ekonomi .....................................................................................................
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
47
G. Stress dan Koping Keluarga 1. Stresor jangka pendek dan panjang: ..................................................................................................... 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor: ..................................................................................................... 3. Strategi koping yang digunakan:
H. Pemeriksaan Fisik 1. Identitas Nama
: ................................................................................
Umur
: ............................................................... L/P
Pendidikan : ................................................................................ Pekerjaan : ................................................................................ 2. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini ..................................................................................................... 3. Riwayat Penyakit Sebelumnya ..................................................................................................... 4. Tanda-tanda vital: ..................................................................................................... 5. System Cardio Vascular ..................................................................................................... 6. System Respirasi ..................................................................................................... 7. System Gastrointestinal (GI Tract) ..................................................................................................... 8. System Persyarafan .....................................................................................................
48
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
9. System Muskuloskeletal ..................................................................................................... 10. System Genitalia ..................................................................................................... I. Harapan Keluarga 1. Terhadap masalah kesehatannya: ..................................................................................................... 2. Terhadap petugas kesehatan yang ada: .....................................................................................................
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
49
50
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
51
Suku
Pendidikan Terakhir
No
Nama
Hub dgn KK
Pekerjaan Saat Ini
Status Gizi (TB, BB, BMI)
Alat Transportasi
Agama & Suku
JK
Jarak yankes terdekat
Alamat Rumah & Telp
DATA ANGGOTA KELUARGA
Bahasa sehari-hari
Nama Kepala Keluarga
Umur
Tanggal Pengkajian
Nama Perawat yang mengkaji
1. DATA KELUARGA
No. Register
Fasilitas Yankes
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
TTV (TD, N, S, P)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Status Imunisasi
Alat Bantu/ Protesa
52
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Penampilan Umum
Status Kesehatan Saat ini
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Cukup/Kurang*...........................................................................................
Ventilasi :
..................................................................................................................
..................................................................................................................
Permanen/tidak permanen* ....................................................................
Analisis Masalah Kesehatan
Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Ya/ Tidak* ...................................................................................................................
Menimbang balita tiap bln :
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
Memberi ASI ekslusif :
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
PHBS Di Rumah Tangga Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Riwayat Penyakit/ Alergi
Tipe Rumah :
DATA PENUNJANG KELUARGA
DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
Nama
Sanitasi Lingkungan
3.
2.
No
LANJUTAN
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
53
Ya ...................................................
Tidak ada, sebab....................................................................................... Tidak, sebab .......................................................................................................
Ada
Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami pasien :
x
Ya
Adakah perhatian keluarga kepada anggota keluarga yang menderita sakit:
x
Tidak
Lainnya ....................................................................
Siapa yang membantu jika ada anggota keluarga yang menderita sakit : Semua anggota
x
Hanya Ibu
Apakah ada anggota keluarga yang pernah terkena masalah kesehatan yang sama dengan pasien sebelumnya:
Ada, yaitu ...................................................................................
x
Tidak
Adakah anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan atau sakit saat ini :
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGANYA
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak* ............................................................
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* .....................................................
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak* ........................................................
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
Menggunakan jamban sehat :
Ya/ Tidak* ...................................................................................................................
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Ya/ Tidak* ...................................................................................................................
Tersedia tempat pembuangan sampah :
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Ya/ Tidak* ...................................................................................................................
x
4.
8m /orang : Ya/Tidak*………………............................................................
2
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga
Ya/Tidak*……………………............................................................................
Tempat Sampah Tertutup :
..................................................................................................................
Ya/Tidak* …………………..............................................................................
Jamban Memenuhi Syarat :
..................................................................................................................
Sehat/Tidak Sehat*....................................................................................
Sumber Air Bersih :
.................................................................................................................
Baik /Cukup/Kurang*................................................................................
Saluran Buang Limbah :
..................................................................................................................
..................................................................................................................
Baik/ Tidak* ..............................................................................................
Pencahayaan Rumah :
54
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan keluarganya:
Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan tersebut :
x
x
Kader
Tidak Tenaga kesehatan, yaitu.................
Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialami pasien :
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
1. Menerima petugas puskesmas
2. Menerima yankes sesuai rencana
- Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
- Kemandirian III: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
- Kemandirian II; jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
- Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
Kesimpulan:
Ya Tidak, sebab ........................................................................................................................................................................................................................
Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan pada anggota keluarganya :
Ya Tidak, sebab .........................................................................................................................................................................................................................
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA :
x
Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Tidak, sebab ..........................................................................
x
Ya
Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami pasien :
x
Ya Tidak, yaitu ..........................................................................................................................................................................................................................
Tidak ............................................................................
x
Ya
Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami pasien :
x
Tidak, jelaskan ...................................................................................
Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan anggota secara aktif : Ya
Tidak terpikir sebab ………………………………………………………………………………………...........................................................……..
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Keluarga Tetangga
Ya
x
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami pasien bila tidak diobati/dirawat :
x
Tidak, sebab ...........................................................................
Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami pasien : Ya
Tidak, sebab .......................................................................................
x
Ya
Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami pasien:
x
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
55
:
N
pucat/ Bibir pucat/ Akral pucat*
Tubuh teraba hangat
Menggigil
Kesemutan
Tonus otot Kontraktur
Mual Muntah Kembung
Nafsu Makan :
Berkurang/Tidak*
Muskuloskeletal
Pencernaan
Pengisian kapiler ! 3 detik
Berkeringat Rasa Haus
Pusing
berkurang/ bibir kering *
mata cekung/ turgor kulit
Tanda Dehidrasi:
Konjungtiva pucat/ Lidah
Tanda Anemia : Pucat/
melena/ epistaksis*
petekie/ hematemesis/
C
x/ menit
0
Bradikardia
Takikardia
:
S
purpura/ hematom/
x/ menit
mm/Hg
Tanda Perdarahan:
:
:
Asites Akral dingin
GCS :
P
Edema Bunyi jantung: .....
TD
Sirkulasi/ Cairan
Kesadaran :
:
Sumber Dana Kesehatan
Keadaan Umum
:
Nama Individu yang sakit
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Disuria
Poliuria
Tak bisa melihat
Buram
Fungsi Penglihatan :
Neurosensori
Alat bantu: Tidak/Ya*...
:
Krepirasi
Stridor
Sesak
Dispnea
Alat bantu nafas ....................
Otot bantu napas ..................
Ronki ........................................
Wheezing
Irama ireguler
Sekret / Slym
Sianosis
Pernapasan
Kebas pada ..........................…
Kesemutan pada …….............
Fungsi perabaan :
Bantu sebagian/tergantung*
Kemampuan BAB :Mandiri/
Gunakan Obat :Tidak/Ya*...
Alat bantu: Tidak/Ya*………
Bantu sebagian/tergantung*
KemampuanBAK : Mandiri/
Nyeri saat BAK
Inkontinensia Retensi
Oliguria
Hematuri
Pola BAK …x/hr,vol ..ml/hr
Perkemihan
Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :
Diagnosa Medik
56
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Drop Foot Lokasi ……...........… Tremor Jenis ……......…......…..
Bau Nafas
Kerusakan gigi/gusi/ lidah/
Kekuatan otot ....….............…..
Bising Usus: ................................
Mental Cemas DenialMarah
Alat bantu : Tidak/Ya*.............
Tidak/Ya*..................................
Alergi makanan/minuman :
Tergantung*
Mandiri/ Bantu sebagian/
Kebiasaan makan-minum :
Diet Khusus: Tidak/Ya*................
Komunikasi dan Budaya Interaksi dengan Keluarga :
Nyeri : Tidak/Ya*.......................
Alat Bantu : Tidak/Ya*..............
sebagian/tergantung*
Berjalan : Mandiri/ Bantu
sebagian/tergantung*
Berdiri : Mandiri/ Bantu
(kanan / kiri)*
Maag
Konsistensi ..........
kelemahan/kelumpuhan
Riwayat obat pencahar .........
RPS Bawah :bebas/terbatas/
(kanan / kiri)*
Teraba Masa abdomen .........
Stomatitis Warna
kelemahan/ kelumpuhan
RPS Atas : bebas/ terbatas/
Diare ....... x/hr
Hemoroid, grade .....................
Postur tidak normal
Konstipasi
..... . ... ... . ..
Atropi
Distensi Abdomen
Malaise / fatique
Nyeri otot/tulang*
Disphagia
geraham/rahang/palatum*
Fraktur
Sulit Menelan
Disorientasi
frekwensi ....................................
Terganggu
Mampu
Derajat ...... Perubahan warna…….
Perdarahan bawah Krustae
Kebersihan Diri Gigi-Mulut kotor
Perawatan Diri Sehari-hari Mandi : Mandiri/ Bantu
Bantuan obat, …………………………………………..………………
Waktu tidur ………………………………………………………………
Tidur dan Istirahat Susah tidur
Paralisis
Ulserasi Pus ………
Fungsi Penciuman
Memar Laserasi
......
Parese Disartria
Kejang : sifat …….. lama ..……
Refleks patologis ……
Amnesia
Halusinasi
Decubitus: grade … Lokasi ………..….
Luka bakar Kulit
Bulae/lepuh
Kulit Jaringan parut
Terganggu
Mampu
Fungsi Perasa
Tinnitus
Alat bantu
Tuli
Kurang jelas
Fungsi pendengaran :
Visus ………........
Alat bantu …........
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
57
Perilaku
kekerasan
mau
melihat …………………………………….
Kegiatan sosial sehari-hari :
Lancar/ terhambat* ...............
Berkomunikasi :
Baik/ tehambat* ......................
Laboratorium
Radiologi
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT
Keterangan Tambahan terkait Individu
bagian tubuh yang rusak
Tidak
Respon pasca trauma .....
Agresif
Rendah diri Menarik diri
Takut Putus asa Depresi
EKG
Rambut-Kepala kotor
Telinga kotor
Hidung kotor Kuku kotor
Perineal/genital kotor
Mata kotor Kulit kotor
USG
Bantu sebagian/tergantung*
Menyisir Rambut : Mandiri/
sebagian/tergantung*
Berpakaian : Mandiri/ Bantu
sebagian/tergantung*
58
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB V Diagnosa Keperawatan Keluarga Asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu, keluarga dan kelompok dan masyarakat menggunakan proses keperawatan terdiri dari pengkajian dan perumusan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi). Asuhan ini harus didokumentasikan dengan baik agar berfungsi sebagai dokumen asuhan keperawatan juga berfungsi sebagai pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Menurut Asosiasi North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2011) diagnosis keperawatan adalah “interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat
rencana, melakukan implementasi serta evaluasi.” Penerapan proses keperawatan dan dokumentasi sampai saat ini masih menemui berbagai kendala antara lain sulitnya merumuskan diagnosis keperawatan dan belum seragamnya diagnosis yang ditetapkan sehingga menyulitkan dalam penetapan imbal jasa menggunakan DRG’s system.
Oleh karena itu, diagnosis keperawatan terus menerus dikembangkan dan diteliti oleh perawat serta asosiasi diagnosis keperawatan NANDA (NANDA, 2011). Diagnosis yang dikembangkan belum semua dapat diadopsi langsung karena respon sistem klian (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) sangat unik dipengaruhi lingkungan dimana mereka berada serta kualifikasi pendidikan perawat yang ada saat ini terutama yang melaksanakan Primary
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
59
Health Nursing (PHN) atau Community Health Nursing (CHN) bervariasi mulai SPK, AMK, Ners, dan spesialis keperawatan komunitas. dengan demikian perlu ditelaah dan disepakati bersama panduan diagnosis keperawatan untuk PHN/CHN. II. Label Diagnosis Keperawatan: A. Aktual: menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh batasan karakteristik (manifestasi tanda dan gejala) yang saling mengelompok dan saling berhubungan (NANDA, 2012-2014). Contoh diagnosis aktual adalah: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh gangguan menelan gangguan pola tidur disfungsi proses keluarga
ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga B. Potensial
mencakup
promosi
kesehatan/sejahtera/wellness:
penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan keinginan untuk meningkatkan keejahteraan mewujudkan potensi kesehatan manusia dan menguatkan perilaku sehat secara khusus, misalnya melalui nutrisi dan olahraga. Diagnosis promosi kesehatan dapat dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Namun kesiapan individu, keluarga dan masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan mempengaruhi
mereka
untuk
mendapatkan
diagnosis
promosi
kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan meningkatkan”…… (NANDA, 2012-2014). Selanjutnya agar tidak membingungkan dengan label sejahtera maka label promosi kesehatan dan sejahtera disatukan menjadi label Promosi Kesehatan. Contoh Diagnosis promosi kesehatan adalah:
60
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Kesiapan meningkatkan nutrisi Kesiapan meningkatkan komunikasi Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan Kesiapan meningkatkan pengetahuan Kesiapan meningkatkan religiositas Kesiapan meningkatkan pengetahuan Kesiapan meningkatkan koping Kesiapan meningkatkan koping keluarga Kesiapan meningkatkan koping komunitas
C. Risiko: menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh berbagai faktor resiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (NANDA, 20122014). Contoh diagnosis risiko adalah: Risiko kekurangan volume cairan Risiko konstipasi Risiko intoleran aktifitas Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua Resiko distress spiritual III. Metode Formulasi Penulisan Diagnosis Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan Nanda (2012-2014) dan ICPN . Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (single diagnosis). Sesuai dengan label diagnosis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diagnosis keperawatan individu, keluarga:
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
61
aktual, promosi kesehatan/sejahtera, serta risiko. Diagnosis keperawatan individu dan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang lazim terjadi antara lain : masalah gizi, diare, ISPA, DM, TB Paru, hipertensi, stroke, rematik, kecemasan, depresi, dimensia. Masalah kesehatan komunitas Nasional berdasarkan Riskesdas (2013) dan MDGs antara lain HIV, TB , Malaria, masalah gizi, masalah kesehatan sebagai dampak dari kemiskinan dan keterbatasan akses yankes dan informasi kesehatan, masalah kesehatan ibu dan anak, cidera akibat kecelakaan lalu lintas. Sebagai dampak dari kemiskinan dan keterbatasan akses yankes dan informasi kesehatan, masalah kesehatan ibu dan anak, cidera akibat kecelakaan lalu lintas. Berikut merupakan contoh diagnosis berdasarkan masalah kesehatan yang lazim terjadi di individu dan keluarga berdasarkan NANDA 2012-2014 dan ICNP 2013.
62
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
63
Individu
Sasaran
Domain 2: Nutrisi
Domain
- Ketidakseimbangan nutrisi:
00001
- Risiko defisiensi volume cairan - Risiko ketidakseimbangan volume cairan
00028 00025
cairan
- Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan - Defisiensi volume cairan
00160
Hidrasi
- Risiko ketidakseimbangan elektrolit
- Gangguan menelan
00027
00195
00103
- Risiko ketidakseimbangan nutrisi:
00003
lebih dari kebutuhan tubuh
- Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi
00163
lebih dari kebutuhan tubuh
- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Rumusan diagnosis keperawatan
00002
Kode
Kelas 5:
Kelas 1: Ingesti
Kelas
64
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
00197 00030
gastrointestinal Kelas 4 :
00088 00093
Aktivitas/latihan Kelas 3: Keseimbangan energi
00085
Tidur/istirahatat
Aktivitas/istirahat Kelas 2 :
Kelas 1:
00198
00196
Fungsi
Fungsi respirasi
00013
00016
Kelas 2 :
Kelas 1: Fungsi urinari
Domain 4 :
pertukaran
Domain 3: Eliminasi dan
- Fatigue
- Gangguan berjalan
- Gangguan mobilitas fisik
- Gangguan pola tidur
- Gangguan pertukaran gas
- Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
- Disfungsi motilitas gastrointestinal
- Diare
- Gangguan eliminasi urin
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
65
00201
- Defisit perawatan diri: makan - Defisit perawatan diri: toileting
00110
berpakaian
- Defisit perawatan diri:
- Defisit perawatan diri : mandi
jaringan serebral
- Tidak efektifnya pola nafas
00102
00109
- Risiko tidak efektifnya perfusi
00228
Perawatan diri
- Risiko tidak efektifnya perfusi jaringan perifer
00204
00108
- Tidak efektifnya perfusi jaringan perifer
00029
Pulmonari
Kelas 5:
- Penurunan kardiak output
00032
Kardiovaskular/
- Risiko intoleransi aktivitas
00094
Respon
- Intoleransi aktivitas
00092
Kelas 4 :
66
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Proteksi
Keamanan/ Kelas 2 : Injury fisik
00031
00004
Domain 11 :
Kelas 1 : Infeksi
00158
00069
00146
thd stres
Respon koping
Koping/Toleransi
00120
Harga diri Kelas 2 :
00119
Kelas 2 :
Domain 9 :
00054
konsep diri
Persepsi diri
00124
Kelas 1 :
- Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
- Risiko infeksi
- Kesiapan meningkatkan koping
- Tidak efektifnya koping
- Kecemasan
- Harga diri rendah situasional
- Harga diri rendah kronik
- Risiko kesepian
- Ketidakberdayaan
- Gangguan memori
00131
Domain 6 :
- Kurangnya pengetahuan - Kesiapan meningkatkan pengetahuan
00126 00161
Kelas 4 : Kognisi
Domain 5 : Persepsi/Kognisi
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
67
Keluarga
Kelas 2: Manajemen Kesehatan
Promosi
Kesehatan
00188
00099
00080
- Nyeri kronik
00133
Domain 1:
- Nyeri akut
00132
sosial
- Perilaku kesehatan cenderung berisiko
kesehatan
- Ketidakefektifan pemeliharaan
regimen terapeutik keluarga
- Ketidakefektifan manajemen
- Mual
00134
Kenyamanan
- Gangguan rasa nyaman
Rasa nyaman
00214
Kelas 3 :
- Tidak efektifnya termoregulasi
Domain 12 :
00008
Termoregulasi
- Hipertermi
- Risiko gangguan integritas kulit
00047 00007
- Gangguan integritas kulit
00046
Kelas 6 :
- Risiko jatuh - Risiko injuri
00155 00035
68
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
- Risiko ketegangan peran pemberi asuhan - Ketidakmampuan menjadi orang tua - Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua - Risiko ketidakmampuan
00062 00056 00164 00057
- Disgungsi proses keluarga - Gangguan proses keluarga
00063 00060
- Risiko gangguan perlekatan
menjadi orang tua
- Ketegangan peran pemberi asuhan
00061
Hubungan Keluarga
caregiver
Peran
pemberian ASI
- Kesiapan meningkatkan
- Kesiapan meningkatkan komunikasi
- Ketidakefektifan kontrol implus
- Hambatan pemeliharaan rumah
00058
Peran
Hubungan
00106
00157
00222
00098
Kelas 2:
Kelas 1:
Domain 7:
Kelas 5: Komunikasi
Kelas 4: Kognisi
Domain 5:
Persepsi/Kognisi
Kelas 5: Perawatan Diri
Domain 4: Aktivitas/Istirahat
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
69
Respon koping
Kelas 3:
Koping/Toleran
si stress
Domain 10:
- Hambatan interaksi sosial
00052
00083
00212
- Risiko ketidakefektifan
00226
- Konflik pengambilan keputusan
- Kesiapan meningkatkan penyesuaian
perencanaan aktifitas
- Kesiapan meningkatkan koping keluarga
keluarga
- Ketidakmampuan koping
00075
00073
- Penurunan koping keluarga
- Ketidakefektifan performa peran
00055
00074
- Konflik peran orang tua
00064
Kelas 2:
- Risiko ketidakefektifan hubungan
00229
Domain 9:
- Kesiapan meingkatkan hubungan
00207
Performa peran
- Ketidakefektifan hubungan
00223
- Kesiapan meningkatkan proses keluarga
Kelas 3:
00159
70
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
lingkungan Kelas 1: Pertumbuhan
Proteksi
Domain 13:
Pertumbuhan
Carers
- Gangguan kemampuan untuk
10029621
melakukan perawatan
- Risiko stress pada pemberi asuhan
10027787
Carers
- Stres pada pemberi asuhan
- Risiko keterlambatan perkembangan
- Risiko pertumbuhan tidak proporsional
- Risiko kontaminasi
- Kontaminasi
pengambilan keputusan
- Risiko hambatan religiositas - Kesiapan meningkatkan
10027773
00112
00113
00180
00181
00170 00184
Perkembangan
Kelas 2:
Hazard
Keamanan/
/perkembangan
Kelas 4:
kongruen
Nilai/Keya kinan/Aksi
Domain 11:
Prinsip hidup
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
71
promotion
kesehatan
10023078 - Gangguan proses keluarga
keluarga
Health
10029841 - Masalah ketenagakerjaan
Perawatan
Promosi
10038411 - Gangguan status psikologis
Isu psikologikal
10000918 - Gangguan mempertahankan kesehatan
mempertahankan kesehatan
10023452 - Kemampuan untuk
keluarga
10032364 - Risiko gangguan koping
10035744 - Masalah hubungan
10022753 - Masalah dukungan sosial
10022473 - Kurangnya dukungan keluarga
10023370 - Gangguan komunikasi
Emosional/
untuk melakukan perawatan
10027787 - Risiko stress pada pemberi asuhan 10032270 - Risiko gangguan kemampuan
72
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
- Keselamatan lingkungan yang efektif - Masalah keselamatan lingkungan - Risiko terjadinya
10030233 10030233 10029856
risiko
penyalahgunaan
- Kekerasan rumah tangga
10029792
Manajemen
Gangguan kerumah tanggaan
memanajemen pengobatan
Gangguan kemampuan untuk
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
10000925
10022635
10021994
- Risiko bahaya lingkungan
Perawatan diri
Medikasi
panjang
jangka
perawatan
Manajemen
10032386
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
73
10029887 - Tinggal di rumah
sosial
10022753 - Kurangnya dukungan sosial
10022563 - Pendapatan yang tidak memadai
10029904 - Masalah perumahan
10029860 - Masalah financial
Keadaan
10033436
10015133 - Risiko terjadinya pengabaian
10015122 - Risiko terinfeksi
10033489 - Risiko untuk jatuh
10032340 - Risiko terjadinya pengabaian lansia
10033470 - Risiko terjadinya pelecehan lansia
10032289 - Risiko terjadinya pelecehan anak 10032301 - Risiko terjadinya pengabaian anak
IV. Modifikasi penulisan diagnosis keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas menggunakan pendekatan: NANDA, NIC dan NOC. Pedoman diagnosis, intervensi, dan hasil untuk asuhan keperawatan komunitas
(individu,
keluarga,
kelompok/komunitas)
dikembangkan
berdasarkan integrasi diagnosis keperawatan NANDA dan International Classification for Nursing Practice (ICNP), Nursing Intervention Kelasification (NIC) dan Nursing Outcome Classification (NOC) serta pengalaman lapangan dari para penyusun. Upaya ini dilakukan untuk mempermudah para praktisi dan ners pendidik untuk melakukan asuhan keperawatan
komunitas,
keluarga,
dan
gerontik
serta
dapat
mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas yang efektif, ringkas, komprehensif. Disisi lain pengembangan dokumentasi ini diharapkan dapat memfasilitasi pimpinan untuk menilai kinerja dan menentukan cara pemberian reward yang berkeadilan kepada perawat kesehatan masyarakat (perkesmas) yang melaksanakan tugas di dalam dan di luar gedung puskesmas. Pengintegrasian dokumentasi keperawatan NANDA/ICNP, NIC, NOC tersebut dapat dilihat pada kasus individu dan keluarga sebagai berikut:
74
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
75
Domain: 3 Eliminasi dan
pertukaran
Data pendukung masalah ISPA:
x Sering batuk
Gangguan
x Sering terbangun
x Merasa lelah
Status perfusi jaringan
pulmonary, sirkulasi atau
panas
Hasil yang
Kardiopulmuner:
Level 2, Kelas E:
organ
menggambarkan fungsi
menggambarkan cardiac
(00030)
efektif
jalan nafas yang
mempertahankan
- Klien
yang efektif
hasil yang
Level 1 Domain II: Kesehatan fisiologis:
- Klien mempertahankan Pertukaran gas
NOC
TUJUAN
terasa sakit dan
x Dada sering
pertukaran gas
Fungsi respirasi:
x sesak nafas
karena batuk
Kelas: 4
x demam
x Dahak berlebihan
DIAGNOSA (NANDA/INCP)
DATA
A. Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Individu: NANDA,ICNP, NIC, NOC
gas
jalan nafas dan pertukaran
meningkatkan kepatenan
Intervensi untuk
Respiratory management:
Level 2 Kelas K :
homeostatik
mendukung regulasi
Fisiologis : Perawatan yang
Level 1 Domains: 2
NIC
76
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
nafas
x Ada ronchi dan
dinding dada
x retraksi
Kehijauan,
kental warna
x batuk berdahak,
kedua paru
(00031)
bersihan jalan
x Tachycardia
wheezing di
Tidak efektifnya
Injury fisik :
x Dyspnoe
abnormal (pucat) respirasi:pertukaran gas
0402- status
kepatenan jalan nafas
0410- Status respirasi:
Kelas 2 :
x Warna kulit
cardiopulmonary
Level 3 : hasil: 0414- status 0401-Status sirkulasi
proteksi
Domain 11 : Keamanan/
kedalaman)
(rate, ritme,
x Pernafasan abnormal
(hal.326)
3350-Monitoring pernafasan
(hal.281)
3320-Terapi oksigen
(hal.134)
3250- Latihan batuk
(hal.120)
3230- Fisioterapi dada
(hal.76)
nafas
3140- Manajemen jalan
Level 3 Intervensi:
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
77
terangsang
x Nyeri kepala x Mudah
memfasilitasi perubahan gaya hidup
individu untuk mengatur metabolisme tubuh
3510-Pendidikan kesehatan
penyakit (hal.371)
menggambarkan sikap, comprehension dan mendukung kesehatan
tindakan yang
5602-Mengajarkan proses
Hasil yang
pengetahuan & perilaku: (hal.210)
Level 1 Domain IV:
Intervensi:
Pendidikan pasien
psikososial dan
kemampuan
0802-Vital sign
mendukung fungsi
menggambarkan
Level 2, Kelas S :
Perawatan untuk
metabolik: Hasil yang
Level 3: Hasil:
Domains 3: Perilaku
Level 2, Kelas I:Regulasi
78
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
6040-Terapi relaksasi (hal.321)
Hasil yang menggambarkan
Manajemen kesehatan :
Level 2: Kelas F:
yankes
1603- Perilaku mencari
meningkatkan kesehatan
1602- Perilaku
1601-Perilaku kepatuhan
Level 3: Hasil
memulihkan kesehatan.
meningkatkan dan
tindakan individu untuk
Kelas T : Meningkatkan kenyamanan psikologis
Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
79
ngan nutrisi:
Ketidakseimba
- Nafsu makan
kurang
mempertahan
Kelas 1 : Ingesti
kurang nutrisi seimbang
kan kebutuhan
Klien mampu
Nutrisi
masalah Gizi
Kan fungsi organ
hasil yang menggambar
Kesehatan fisiologis:
Level 1 Domain II:
manajemen penyakit akut 1803-Pengetahuan: proses penyakit 1805-Pengetahuan: perilaku sehat 1816- pengetahuan promosi kesehatan 1806- pengetahuan sumber kesehatan
menggambarkan pemahaman dalam aplikasikan informasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan kesehatan.
Domain 2:
1844-Pengetahuan:
Hasil yang
Data pendukung
Level 3: Intervensi
akut
kesehatan
Pengetahuan
Level 2, Kelas S:
Level 3: Intervensi 3100-Manajemen penyakit
Fisiologis : dasar
Domains: 1
Level 1
80
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
nutrisi: intake nutrisi
- Pola
anjuran diet (hal.379)
mendukung kesehatan
(hal.276) 5614:pendidikan:
kan sikap, pengetahuan
mudah dicabut
1160-Monitoring nutrisi
dan tindakan yang
Hasil yang menggambar
- Perut buncit
5246- Konseling nutrisi
(hal.274)
1100- Manajemen nutrisi
Intervensi:
Level 3
nutrisi
mempertahankan status
memodifikasi atau
nutrisi : Intervensi untuk
Level 2,Kelas D: Dukungan
pengetahuan & perilaku: (hal.276)
- Rambut merah,
hari dibantu
- Aktivitas sehari-
tdk teratur Domain IV:
1009: status
(terkait penyakit)
makan
1014: nafsu makan
1004: status nutrisi
- Diet khusus
pucat, lemah
Level 3 : hasil:
- Tampak kurus,
Pola digesti &
yang menggambarkan
Level 2, Kelas K: Digesti &nutrisi : Hasil
nutrisi individu
tubuh (00002)
dari kebutuhan
kurang
- BB menurun
kurang
- Intake makanan
muntah
- Mengeluh mual,
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
81
BB (hal.415)
Hasil yang
Meningkatkan rasa nyaman: Intervensi untuk
meningkatkan dan memulihkan kesehatan.
tehnik fisik
1622-Perilaku kepatuhan:
1450-Manajemen mual
yankes muntah
1618: Mengontrol mual &
Level 3 Intervensi:
1603- Perilaku mencari
anjuran diet
nyaman dan menggunakan
Level 3: Intervensi
meningkatkan rasa
Level 2, Kelas F :
tindakan individu untuk
menggambarkan
1240:Membantu mempertahankan
Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat
82
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
kesehatan mulut (hal.278)
1720:Peningkatan
(hal.336)
bantuan:makan
1803-Memberikan
Level 3 Intervensi:
memenuhi ADL & IADL
kemampuan individu dlm
hasil yg menggambarkan
sehari-hari
meningkatkan
diri : makan
kehidupan Level 2 Kelas D: self care:
:intervensi untuk
Defisit perawatan atau membantu aktifitas
Fasilitasi perawatan diri
Kelas 5:self care
& penampilan tugas dasar
menggambarkan kapasitas
:makan Level 2, Kelas F :
fungsional:hasil yang
perawatan diri
Level 1 Domain I : Kesehatan
istirahat
1628:perilaku mempertahankan BB
Klien mampu melakukan
Domain 4: Aktivitas/
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
83
gelisah
teknik fisik.
0414-Status kardiopulmonari
menggunakan
kenyamanan dengan
meningkatkan
intervensi untuk
Promosi Kenyamanan Fisik:
Level 2, Kelas E:
Mendukung fungsi fisik
Dasar: perawatan yang
2:Fisiologis:
Level 1,Domain:
0303:self care:makan
Level 3:hasil : 0300:self care: status ADL
Level 3 : Hasil
status perfusi jaringan
sirkulasi atau
x kesakitan dan
menggambarkan
Hasil yang
Kardiopulmuner:
Level 2 Kelas E:
organ
menggambarkan fungsi
Hasil yang
Level 1 Domain II: Kesehatan fisiologis :
cardiac pulmonary,
perfusi serebral
keefektifan
Mempertahankan
Klien mampu
x Tampak meringis
perfusi
ketidakefektifan
area tengkuk.
x Pusing
Risiko
menetap yaitu di
Kardiovaskuler:
Respon
sejak semalam
x Lokasi nyeri
Kelas: 4
Istirahat
Domain 4: Aktifitas dan
hilang timbul
x Frekuensi nyeri
(rentang 1-10)
x Skala nyeri 7
x Nyeri tengkuk
84
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga Level 3: Hasil 0802-Vital sign
lalu
(00132)
metabolisme tubuh
Akut
sejak 5 tahun yang
Riwayat Hipertensi
individu untuk mengatur
Sosial: Nyeri
kemampuan
Kenyamanan
Keringat dingin
menggambarkan
Kelas 3 :
tengkuk
metabolik: Hasil yang
Kenyamanan
Level 2, Kelas I:Regulasi
6482 manajemen
cerebral
Memegangi area
Domain 12 :
1320 akupresur (74)
0406- Perfusi jaringan:
homeostatik
mendukung regulasi
Fisiologis : Perawatan yang
Level 1, Domain: 2
(285)
1400 manajemen nyeri
(214)
1380: Heat application
kenyamanan (177)
lingkungan:
Level 3:Intervensi
0401-Status sirkulasi
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
85
Hasil yang menggambarkan sikap, komprehensif dan tindakan yang mendukung kesehatan
mmHg;
Nadi: 115
x/menit, RR: 30
x/menit, Suhu:
36 ºC.
(79)
Perilaku sehat
Manajemen neurologi: Intervensi untuk meningkatkan optimalisasi fungsi
tindakan individu untuk meningkatkan dan memulihkan kesehatan.
neurologi
Level 2, Kelas I :
menggambarkan
Hasil yang
2210 Administrasi analgesic
Level 2 Kelas Q:
Level 3: Intervensi
timbul
farmakologis yang dapat
efek samping agent
Untuk meminimalisir
Pengetahuan & Perilaku: Manajemen Obat: Intervensi
fisik: TD: 180/100
Level 2, Kelas H:
Level 1 Domain IV:
Hasil pemeriksaan
86
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Perawatan untuk
Manajemen
akut dan kronik
penyakit
memanajemen kondisi
perubahan gaya hidup
Domain 3: Perilaku
Level 2, Kelas F:
perilaku individu dalam
(302)
1605 Kontrol nyeri
memfasilitasi
0844 Posisi: Neurologik
yankes
menggambarkan
(272)
1603- Perilaku mencari
psikososial dan
2620 monitoring neurologi
Meningkatkan kesehatan
Hasil yang
serebral (117)
1602- Perilaku
mendukung fungsi
2550 Meningkatkan perfusi
1601-Perilaku kepatuhan
kesehatan:
Level 3: Intervensi
Level 3: Hasil
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
87
(371) 5606 mengajarkan individu (373)
Pengetahuan kesehatan Hasil yang menggambar
psikologis
mempertahankan dan
6040-Terapi relaksasi (321)
Level 3: Intervensi
Meningkatkan kenyamanan
untuk meningkatkan, Memulihkan kesehatan
Level 2, Kelas T:
aplikasikan informasi
kan pemahaman dalam
penyakit
5602-Mengajarkan proses
Level 2:Intervensi:
Level 2, Kelas S : Pendidikan pasien
Level 2, Kelas S:
hipertensi
3107-manajemen penyakit
kronik
Level 3: Hasil 3102-Manajemen penyakit
88
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
manajemen hipertensi
kesehatan 1837-
1806- Pengetahuan sumber
promosi kesehatan
1823- Pengetahuan
sehat
Pengetahuan: perilaku
penyakit 1805-
Pengetahuan: proses
penyakit kronik 1803-
manajemen
1847-Pengetahuan
penyakit kardiovaskuler
manajemen
1830-Pengetahuan
Level 3: Hasil
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
89
Level 2, Kelas V: Status gejala Level 3: Hasil 2109- Level ketidaknyamanan
Domain VStatus kesehatan yang dirasakan Hasil yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap kesehatan dan perawatan kesehatan
Level 3: Hasil 1922: Kontrol risiko: hipertensi
Level 2, Kelas T: Kontrol faktor dan keamanan Hasil yang menggambar kan status keamanan seseorang to menghindari, meminimalisir atau mengontrol ancaman kesehatan
90
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
*Regional Tengah, Denpasar: 7-8 Nopember 2014
*Regional Timur: Makasar, 10-11 Oktober 2014
*Regional Barat: Jakarta, 19-20 September 2014
Hasil Workshop Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia tahun 2014
3016-Kepuasan manajemen nyeri
Level 3: Hasil 3014-Kepuasan klien
Level 2, Kelas EE: Kepuasan terhadap perawatan
2112- Keparahan hipertensi 1306Nyeri:Respon psikologis yang merugikan 2101 Nyeri: efek yang membahayakan 2102- Level nyeri
B. Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga: NANDA,ICNP, NIC, NOC Sesuai dengan hasil Konggres Nasional IPKKI II di Yogyakarta, sudah disepakati dalam perumusan diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan
diagnosa
tunggal
dengan
menambahkan
pernyataan anggota keluarga yang teridentifikasi memiliki masalah kesehatan. Rumusan diagnosa ini menggunakan rumusan NANDA dan ICNP. Modifikasi penulisan kriteria intervensi dan hasil pada kasus keluarga menggunakan pendekatan tugas kesehatan keluarga yaitu kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang sakit, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan (Maglaya, 2009). Berikut ini contoh rumusan diagnosa keperawatan dengan integrasi NIC dan NOC.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes.
91
92
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
keperawatan
yaitu:
cacat lahir
x Perasaan cemas
Kelas 2 :
x Merasa tidak berdaya
kesehatan yang ada
x Ketidakmampuan
x Mengingkari Masalah Respon koping :
stress
koping/toleransi
yang dialami anaknya
x Tidak ada harapan
Domain 9:
terhadap penyakit
x Perasaan bersalah
diagnosis
Yang mempunyai anak
(koping)
pertahanan diri
x Mekanisme
tentang:
mengenal
keluarga mampu
keperawatan,
intervensi
Setelah dilakukan
adaptif
kemungkinan
psikososial keluarga
TUJUAN Keluarga memliki koping yang
DIAGNOSA (NANDA/INCP)
Contoh data pendukung Dari data yang terhadap masalah disajikan ada 2
DATA
dan penyakit.
tindakan terhadap kesehatan
sikap, pemahaman, dan
Hasil yang menggambarkan
dan perilaku.
Pengetahuan kesehatan
Domain IV:
Level 1
1. Keluarga mampu mengenal
NOC
A. Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Individu: NANDA,ICNP, NIC, NOC
gaya hidup
memfasilitasi perubahan
fungsi psikososial dan
Memberikan dukungan
Domain 3: Perilaku.
Level 1
1. Keluarga mampu mengenal
NIC
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
93
dengan tetangga/oral
terpenuhi
sosialisasi
x Keluarga
menghindari
anaknya
klien tidak
x Kebutuhan dasar
dibutuhkan
perawatan yang
dap perawatan
resisten terha-
kesehatan
x Mengabaikan
cenderung
mengunjungi layanan
x Keluarga
anggota lain
kegiatan sehari-hari
x Menolak
tindakan keluarga untuk
dengan
untuk melakukan
Hasil yang menggambarkan
kesehatan.
Kelas R : keyakinan
kesehatan (hal 407)
bantu diri sendiri
Intervensi untuk mem-
koping.
Kelas R : bantuan
kognitif (hal 124b)
x 4700 restrukturisasi
x1606 berpartispasi dalam memutuskan perawatan
Intervensi :
untuk belajar.
fasilitasi keluarga
Intervensi yang mem-
Level 2 Kelas S : penkes
Hasil :
memperbaiki kesehatan.
meningkatkan atau
Hasil yang menggambarkan
kesehatan.
hubungan
mengabaikan
penyakit
Level 2 Kelas S : pengetahuan
x Menurunnya minat
cenderung
x Keluarga
mengakui dampak
x Tidak mampu
94
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
(00073)
x Ansietas (00146)
mengambil keputusan untuk
dialami ang-
gota keluarga
efektifnya koping dalam keluarga
mengatasi tidak
keluarga dapat
(hal 243)
x 1700 keyakinan kesehatan
harapan (218b, 504)
x 5310 membangun
keputusan (hal 139b)
x 5250 dukungan membuat
Intervensi :
lebih tinggi.
Hasil :
perubahan fungsi, atau
beradaptasi dengan
membangun kekuatan,
mencapai fungsi yang
Perilaku sehat.
Yang mempengaruhi
ide dan persepsi keluarga
yang sedang
kunjungan,
dilakukan
adaptif
x Penyakit fisik
Setelah
gejala koping
x Tanda dan
koping keluarga
Diagnosa lain :
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
95
keluarga
Intervensi : x 4352 managemen
kesehatan emosi dan persepsi.
Perilaku (berlebih/ kurang perhatian) hal keluarga
Level 3
engubah perilaku yang
Hasil ini menggambarkan
psikologis.
Kelas M : kesejahteraan
meningkatkan perilaku social. yang diinginkan atau
memperkuat atau psikologikal dan fungsi
Intervensi yang
merawat anggota
omain III : kesehatan
dilakukan Hasil yang menggambarkan untuk
yang
. Keluarga mampu
adaptif saat
perilaku
menunjukkan
Keluarga dapat
Kunjungan rumah,
Setelah dilakukan
96
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
(hal 93)
Hasil : x 1211 tingkat kecemasan
maupun orang lain.
bersalah (hal 241-242)
berbahaya bagi diri
x 1310 resolusi perasaan
kesehatan.
harapan (hal 270b)
mencapai tujuan/
memodifikasi diri untuk
x 4410 Bantuan untuk
92-93b
kecemasan (hal 195)
x 1409 pengendalian
Hasil :
secara fisik dapat
yang kemungkinan
untuk menahan perilaku
x 1302 koping (hal 188)
369)
x 1209 motivasi (hal 368-
kemampuan keluarga
Hasil menggambarkan
Kelas O : pengendalian diri.
perubahan
keluarga terhadap
kan adapatasi
Hasil menggambar- x 1201 harapan (hal 252)
psikososial.
Kelas N : Adaptasi
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
97
kehidupannya.
anggota keluarga sepanjang
kesehatan dan kesejahteraan
keluarga (hal …. )
x 7140 dukungan
492, 493)
proses keluarga (hal
x 7130 mempertahankan
189b, 492, 493)
fasilitasi fungsi keluarga dan meningkatkan
integritas keluarga (hal
x 7100 peningkatan
Intervensi untuk mem-
Kelas X : lifespan care.
(113b, 473, 474)
pemberi perawatan
x 7040 dukungan
Perawatan yang memberi kan dukungan pada keluarga.
Intervensi :
Domain 5 : Keluarga.
Level 1 :
diri (hal 341-342b)
jawab terhadap perilaku
x 4480 Fasilitasi peningkatan tanggung
98
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
status kesehatan, perilaku, atau fungsi keluarga secara keseluruhan, atau sebagai individu yang merupakan anggota
luarga dengan yang lainya. Hasil : x 1500 kedekatan orang tua-anak (hal 393) x 1502 interaksi social
(hal 518)
x 1504 dukungan social
klien (hal 121)
pengasuh dengan
x 2204 hubungan
Hasil :
caregiver /pengasuh
Kelas W : penampilan
keluarga.
Hasilnya menggambarkan
bagaimana hubungan ke-
(hal 526)
Domain VI : Kesehatan keluarga.
Kelas P :interaksi social. Hasil menggambarkan
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
99
Suatu unit.
keluarga sebagai
Kompetensi social
kesehatan,
keluarga, status
kan lingkungan
(hal 228b)
selama perawatan
x 2609 dukungan keluarga
(hal 221b)
x 2603 integritas keluarga
218-219)
x 2602 fungsi keluarga (hal
(217-218)
x 2600 koping keluarga
Hasil menggambar- Hasil :
sejahtera.
Keluarga
Kelas X :
(hal 331b)
x 5370 peningkatan peran
491)
x 7150 terapi keluarga (hal
193-194b, 492)
(hal 126b)
x 2208 stressor pengasuh
100
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
mengurangi risiko
keluaga dan tindakan untuk
kesehatan.
mengontrol ancaman
Kontinu terhadap risiko.
mencegah, mengurangi, atau dan pemantauan secara
Managemen risiko. Intervensi untuk
Kelas V: .
status keamanan individu/
Kontrol risiko dan
koping keluarga
bahaya
keluarga yang sakit
Kelas T :
meningkatkan
untuk melindungi dari
Hasil yang menggambarkan
dan perilaku.
dapat membantu
Dukungan yang diberikan
merawat anggota
Pengetahuan kesehatan
lingkungan yang
Domain 4 : Keamanan.
keamanan.
Domain IV :
memodifikasi
Level 1
lingkungan
4. Keluarga mampu memodifikasi
untuk beradaptasi
Level 1
lingkungan
4. Keluarga mampu memodifikasi
keluarga mampu
45 menit,
kunjungan 2 X
Setelah dilakukan
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
101
bungan dengan keidupan.
status kesehatan dan berhu-
Hasil yang menggambarkan
dan Kualitas hidup.
Kelas U : Kesehatan
pelayanan kesehatan.
kesehatan personal dan
Hasil yang menggambarkan
490, 552)
Kesehatan yang dirasakan.
diri (hal 360-361b, 470,
(179-180b) x 6340 mencegah bunuh
mencegah kekerasan
Domain V :
yang aman (hal 460-461b)
lingkungan :
x 6487 managemen
x 1902 pengendalian factor risiko (hal 435-436b) x 1910 lingkungan rumah
Intervensi :
Hasil :
102
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Intervensi untuk mem-
informasi .
x 3000 kepuasan klien :
keluarganya
akses menuju sumber
Kelas b : managemen
Hasil :
merawat anggota
keluarga dalam
dalam merawat
koping mekanisme
kesehatan
pemanfaatan pelayanan
Kelas EE : kepuasan
meningkatkan
kesehatan Intervensi untuk mendukung
Kesehatan yang dirasakan
kesehatan untuk
Domain 6 : Sistem
pelayanan kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
membantu
Domain V :
pelayanan kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
fasilitas
memanfaatkan
keluarga dapat
Setelah dilakukan kunjungan,
lingkungan
Hasil : x 2009 status kenyamanan :
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
103
terdapat warna
Aktivitas/latihan
kesehatan
Kelas 2:
2. Pada lutut kanan
mengenal masalah
istirahat
1. Nyeri pada seluruh
Keluarga mampu
persendian
Domain 4: Aktivitas/
Data pendukung masalah Rematik:
perilaku
IV: Pengetahuan &
Level 1, Domain
Keluarga mampu mengenal masalah:
psikososial (hal 151b)
terhadap pelayanan
x 3009 kepuasan klien :
146b)
bantuan fungsional (hal
pelayanan (hal 140b) x 3005 kepuasa klien :
Level 2, Kelas A:
Fisiologis
Level 1, Domain 1:
Keluargamampu mengenal masalah:
320b,477, 484)
x 8100 rujukan (hal
131b, 474)
x 7910 konsultasi (hal
Intervensi :
kesehatan.
Fasilitasi komunikasi tentang Pelayanan
104
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
mobilitas fisik
(00085)
Teraba hangat dan
bengkak
Level 3: Intervensi 1827:Pengetahuan :
secara rutin ke
Fasyankes karena
kontrol kesehatan
dan pemulihan kesehatan
mempertahankan kesehatan
penyakitnya
8.Menolak
peningkatan kesehatan,
Merawat
menerapkan informasi ttg
pemahaman individu dalam
dari penyakitnya
7. Tidak tahu cara
Hasil yang menggambarkan
kesehatan
Pengetahuan
Level 2,Kelas S:
mendukung kesehatan
dan tindakan yang
Hasil yang menggambarkan sikap, komprehension
6. Tidak tahu dampak
5. ADL terbatas
kesakitan
4. Wajah meringis
3. Skala nyeri 8 (1-10)
Hambatan
kemerahan, nyeri,
mekanik tubuh (hal.104)
0140: Peningkatan
Level 3: Intervensi
Aktifitas dan Latihan
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
105
tidak ada perbaikan dari penyakitnya.
3:Perilaku Perawatan dukungan Fungsi psikososial dan perubahan gaya hidup
Pengetahuan kesehatan dan perilaku. Level 2, Kelas Q :Perilaku kesehatan.
koping. Intervensi untuk mem-
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan.
bangun kekuatan, beradaptasi dengan
Level 3, Hasil : 1606: Berpartispasi dalam
bantu diri sendiri mem-
Kelas Q : bantuan
tindakan keluarga untuk
Hasil yang menggambarkan
Level 1, Domain
Level 1, Domain IV :
memutuskan
Keluarga dapat memutuskan:
Keluarga mampu memutuskan:
Keluarga mampu
mekanik tubuh (hal.293)
106
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Keluarga mampu merawat: Level 1, Domain 1: Fungsi kesehatan
Keluarga mampu Merawat anggota keluarga yang sakit
(243)
1700 keyakinan kesehatan
Level 3, Hasil :
Fisiologis
Level 1, Domain 1:
Keluarga mampu merawat:
Keputusan (hal.139)
yang mempengaruhi perilaku sehat.
5250: Dukungan membuat
Level 3:Intervensi :
lebih tinggi.
perubahan fungsi, atau mencapai fungsi yang
ide dan persepsi keluarga
Hasil yang menggambarkan
Keyakinan kesehatan.
Level 2, Kelas R :
memutuskan perawatan kesehatan (hal.407)
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
107
Level 3: Intervensi 0224: Terapi latihan: Mobilitas sendi (hal.185)
Level 3: Intervensi 0200:Ambulasi (hal.90) 0203:Perubahan posisi tubuh (hal.103)
Jari (hal.281)
0215:Pergerakan persendian
Siku (hal.280)
2014:Pergerakan persendian
tumit (hal.279)
2013:Pergerakan persendian
lutut (hal.283)
217:Pergerakan persendian
0206:Pergerakan persendian
0208:Mobility (hal.366)
Level 2, Kelas A: Aktifitas dan Latihan
Level 2: Kelas C: Mobilisasi
108
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
lingkungan:
lingkungan
Hasil yang menggambarkan sikap, pemahaman, dan tindakan terhadap kesehatan dan penyakit Level 2, Kelas T: Kontrol dan keamanan
sikap, pemahaman, dan tindakan terhadap kesehatan dan penyakit. Level 2 Kelas S : pengetahuan kesehatan.
Pengetahuan kesehatan
dan perilaku.
dan perilaku.
Domain IV :
Pengetahuan kesehatan Hasil yang menggambarkan
Level 1
lingkungan:
Keluarga mampu memodifikasi
Domain IV :
Level 1
Keluarga mampu memodifikasi
Keluarga mampu memodifikasi
0216:Pergerakan persendian pangkal paha (hal.282)
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
109
fasilitas kesehatan: Domain 6 : Sistem kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Level 1, Domain IV:Pengetahuan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
cegahan jatuh (hal.32)
1828:Pengetahuan: Pen-
Level 3: Hasil :
perbaikan kesehatan.
mempertahankan, dan
Keluarga mampu memanfaatkan
jatuh (hal.188)
pemanfaatan informasi untuk meningkatkan,
Level 3: Intervensi 6490: Pencegahan
Hasil yang menggambarkan pemahaman keluarga dalam
110
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
kesehatan
tindakan yang mendukung
memfasilitasi komunikasi tentang
Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk
8100: Rujukan(hal.320)
1603: Perilaku mencari (hal.248)
Pelayanan kesehatan
7910: Konsultasi(hal.131)
Level 3: Intervensi Level 3: Hasil
Memulihkan kesehatan.
Pelayanan kesehatan.
Intervensi untuk
sehat
meningkatkan dan
Manajemen informasi
Level 2, Kelas Q: Perilaku
Level 2, Kelas B :
pemanfaatan pelayanan
sikap, komprehension dan kesehatan
Intervensi untuk mendukung
& perilaku Hasil yang menggambarkan
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
111
fungsi psikososial dan memfasilitasi perubahan gaya hidup
dan perilaku. Hasil yang menggambarkan sikap, pemahaman, dan
pemahaman keluarga dalam
Hasil yang menggambarkan Intervensi yang mem-
Kelas S : penkes
Kelas S : pengetahuan kesehatan.
Level 2
Level 2
kesehatan dan penyakit.
tindakan terhadap
Memberikan dukungan
Pengetahuan kesehatan
Domain 3 : Perilaku.
Level 1
Keluarga mampu mengenal masalah:
(00133)
Level 1
Keluarga mampu Mengenal masalah:
Domain IV :
kesehatan
masalah
Keluarga mampu mengenal
Nyeri kronis
Kelas 1:
Domain 12: Kenyamanan
112
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
5618:Pengajaran:Prosedur/ pengobatan (hal.382)
1831: Manajemen artritis (hal.290)
Keluarga mampu memutuskan: Level 1, Domain IV :
Keluarga Mampu memutuskan
pengobatan (hal.350)
perubahan gaya hidup
Perawatan dukungan fungsi psikososial dan
3:Perilaku
Level 1, Domain
1814:Pengetahuan: Prosedur memutuskan:
Manajemen nyeri (hal.332)
Keluarga dapat
Penyakit (hal.371)
Hasil :
1843: Pengetahuan:
5602:Pengajaran:Proses
Intervensi :
Level 3
Fasilitasi keluarga untuk belajar.
Level 3
dan perbaikan kesehatan.
mempertahankan,
pemanfaatan informasi Untuk meningkatkan,
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
113
koping.
perilaku.
membangun kekuatan, beradaptasi dengan perubahan fungsi, atau mencapai fungsi yang lebih tinggi. Level 3:Intervensi : 5250: Dukungan membuat keputusan(hal.139)
kesehatan. Hasil yang menggambarkan tindakan keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Level 3, Hasil : 1606: Berpartispasi dalam memutuskan perawatan
keyakinan kesehatan.
Level 2, Kelas R :
kesehatan(hal.407)
Membantu diri sendiri
Level 2, Kelas Q :Perilaku
Intervensi untuk
Kelas Q : bantuan
Pengetahuan kesehatan dan
114
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Fisiologis : Perawatan yang mendukung regulasi homeostatik Level 2, Kelas E: Kenyamanan Fisik
Level 1 Domain IV: Pengetahuan & Perilaku: Hasil yang menggambarkan sikap, komprehensif dan tindakan yang mendukung kesehatan
sakit
Keluarga mampu merawat : Level 1,Domain: 2
Keluarga mampu merawat :
keluarga yang
Keluarga mampu merawat anggota
(243)
1700 keyakinan kesehatan
Level 3, Hasil :
perilaku sehat.
Yang mempengaruhi
Hasil yang menggambarkan ide dan persepsi keluarga
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
115
6482 manajemen lingkungan: kenyamanan (177) 1380: Heat application
Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk meningkatkan dan Memulihkan kesehatan.
Level 3: Intervensi 2210: Adminitrasi analgesic (hal.79)
kesehatan yang dirasakan Hasil yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap kesehatan
kesehatan dan perawatan
H:Manajemen Obat
Domain V- Status
Level 2: Kelas
(285)
1605:Kontrol nyeri (hal.390)
1400 manajemen nyeri
Level 3: Hasil
(214)
Level 3: Intervensi 1320 akupresur (74)
Level 2 Kelas Q: Perilaku sehat
116
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
lingkungan:
Keluarga mampu memodifikasi
(321)
6040-Terapi relaksasi
Level 3: Intervensi
Kenyamanan psikologis
Meningkatkan
Level 2, Class T:
gaya hidup
memfasilitasi perubahan
2102: Tingkat nyeri (hal.392)
psikososial dan
mendukung fungsi
Domain 3: Perilaku Perawatan untuk
Level 3: Hasil
Level 2, Kelas V: Status gejala
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
117
Dukungan yang diberikan untuk melindungi dari bahaya
dirasakan. Hasil yang menggambarkan kesehatan personal dan
Intervensi untuk mengurangi risiko dan pemantauan secara Kontinu terhadap risiko.
hidup. Hasil yang menggambarkan Status kesehatan dan berhubungan dengan
482: Manajemen lingkungan: kenyamanan (hal.177)
Level 3, Hasil 2009:Status kenyamanan: Lingkungan (hal.158)
Level 3:Intervensi :
Manajemen risiko.
Kesehatan dan kualitas
keidupan.
Level 2, Kelas V:
Level 2, Kelas U :
pelayanan kesehatan.
Level 1,Domain 4 : Keamanan.
Level 1, Domain V : Kesehatan yang
118
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
fasilitas kesehatan:
fasilitas kesehatan
kesehatan Intervensi untuk Mendukung pemanfaatan pelayanan kesehatan
perilaku Hasil yang menggambarkan sikap, komprehension dan tindakan yang mendukung
Level 2, Kelas B : Manajemen informasi Intervensi untuk mem fasilitasi komunikasi tentang pelayanan kesehatan.
Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk meningkatkan dan memulihkan kesehatan.
kesehatan
Domain 6 : Sistem
fasilitas kesehatan:
Keluarga mampu memanfaatkan
IV:Pengetahuan &
Level 1, Domain
Keluarga mampu memanfaatkan
Keluarga mampu memanfaatkan
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
119
an nutrisi:
Kurang dari
kebutuhan
5. Kulit gatal-gatal
6. Mudah lelah
7. Mengeluh kakinya
sulit sembuh
8. Luka pada kaki yang
tubuh (00002)
ketidakseimbang
4. Banyak kencing
kesemutan dan baal
Kelas 1: Makan
Domain 2: nutrisi
3. Banyak makan
2. Sering haus
1. Mengeluh pusing
Data pendukung masalah DM: masalah
Keluarga mampu mengenal
kesehatan
tindakan yang mendukung
sikap, komprehension dan
Hasil yang menggambarkan
& perilaku
IV:Pengetahuan
Level 1, Domain
Keluarga mampu Mengenal masalah
pembelajaran
Intervensi Persiapan
S:Pendidikan klien
Level 2,Kelas
perubahan gaya hidup
fungsi psikososial dan
Perawatan dukungan
3:Perilaku
Level 1, Domain
Mengenal masalah
Keluarga mampu
8100: Rujukan(hal.320)
pelayanan kesehatan (hal.248)
Level 3: Intervensi 7910: Konsultasi(hal.131)
Level 3: Hasil 1603: Perilaku mencari
120
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
penyakitnya
(00093)
energy keletihan
Keseimbangan
Kelas 3:
istirahat
Aktivitas/
Domain 4:
(00179)
Glukosa darah
11. Tidak tahu cara
merawat
Stabilan kadar
Resiko ketidak-
Metabolisme
Kelas 4:
kesehatan
10. Tidak rutin kontrol
tentang penyakitnya
9. Keluarga tidak tahu
pemahaman individu dalam
Hasil yang menggambarkan
Level 2,Kelas S: Pengetahuan kesehatan
kesehatan (210)
5510: Pendidikan
Level 3: Intervensi:
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
121
kesehatan
pemulihan
kesehatan dan
mempertahankan
kesehatan,
peningkatan
informasi ttg
menerapkan
kulit(00046)
intergritas
Fisik kerusakan
Kelas 2:Cidera
perlindu ngan
Keamanan/
Domain 11:
122
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
huan
Level 3: Hasil 1802- Pengeta-
(317)
tentang gaya hidup
1855:Pengetahuan
seimbang (316)
tentang nutrisi
1802: Pengetahuan
emen DM (307)
tahuan:Manaj-
1820-Penge-
Pengobatan
1808-Pengatahuan:
Penyakit
huan: Proses
Diet 1803- Pengeta-
:Pengaturan
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
123
Keluarga mampu memutuskan
Perilaku kesehatan. Hasil yang menggambarkan tindakan keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan.
3:Perilaku Perawatan dukungan fungsi psikososial dan perubahan gaya hidup
Level 1, Domain
IV :
Pengetahuan
kesehatan dan
perilaku.
kesehatan (161)
memutuskan perawatan
x 1606 berpartispasi dalam
Level 3, Hasil :
Level 2, Kelas Q :
Keluarga mampu memutuskan
Level 1, Domain
keputusan
ngambil
Keluarga Mampu me-
bersama (270)
x Penetapan tujuan
ambil keputusan (139)
x 5250: Dukungan meng-
Level 3: Intervensi:
fungsi yang lebih tinggi.
fungsi, atau mencapai
adaptasi dengan perubahan
bangun kekuatan, ber-
bantu diri sendiri mem-
Intervensi untuk mem-
Bantuan koping.
Level 2, Kelas R :
124
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
factor risiko (329)
x 6610: Identifikasi
Kontinu terhadap risiko.
dan pemantauan secara
mengurangi risiko
Intervensi untuk
risiko.
Kelas V: Manajemen
Level 2,
melindungi dari bahaya
diberikan untuk
Dukungan yang
Domain 4 : Keamanan.
Level 1
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
125
sakit
keluarga yang
Keluarga Mampu Merawat anggota
Perawatan yang mendukung fungsi fisik Level 2 kelas D:Dukungan nutrisi Intervensi u/ memodifikasi atau mempertahankan status nutrisi. Level 3: Intervensi:
Hasil yang menggambarkan Fungsi organ Level 2,Kelas K:Pencernaan &Nutrisi Hasil yang menggambarkan system pencernaan dan pola nutrisi Level 3: Intervensi x 1004:Status nutrisi trepan(384 dan 385)
(276)
x 5246: Konseling nutrisi
Fisiologis dasar
II:Kesehatan fisiologis
tau melalui glukosa darah
Level 1 Domain 1:
Keluarga mampu merawat
Level 1 Domain
Keluarga mampu merawat
126
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
2:Fisiologi
Pengobatan berulang, agent
Infeksi (277)
x Tidak ada tanda-tanda
glukosa darah (256)
gejala perubahan
Intervensi untuk
x manajemen luka:
Level 2, Kelas L :Kulit/
hemostatik
Mendukungan regulasi
x 2300: Pemantauan Terhadap tanda dan
Perawatan yang
Level 3: Hasil
kompleks:
Level 1,Domain
nutrisi (274)
x 1100: Manajemen
halaman11 3
terhadap metoda,
reaksi sistemik individual
Hasil yang menggambarkan
pengobatan
Level 2,Kelas AA:Respon
x Manajemen kasus lihat
Nutrisi (276)
x 1160:Monitoring
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
127
amputasi (78)
x 3420:Perawatan
ulkus (312)
cegahan ulkus (312) x 3520; Perawatan
x 3540: Perawatan pen-
halaman 349
x Perawatan kaki lihat
kulit (349)
x 3590: Periksa kondisi
Level 3:Intervensi
integritas jaringan
atau memulihkan
mempertahankan
128
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
x 6540: kontrol infeksi Lihat (231) x 6550: pencegahan Infeksi (231)
Level 3: Intervensi
kontinu terhadap risiko.
pemantauan secara
mengurangi risiko dan
Intervensi untuk
risiko.
Kelas V: Manajemen
Level 2,
dari bahaya
Untuk melindungi
Dukungan yang diberikan
Domain 4 : Keamanan.
Level 1
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
129
lingkungan
Keluarga mampu memodifikasi
Fisiologis
IV:Pengetahuan
Aktifitas dan Latihan
sikap, komprehension dan
x 0200:Olah raga (183)
Level 2,Kelas T:Kontrol
Perilaku
status keamanan individu
Level 2, Kelas X: Lifespan
an, keterbatasan, atau mengenali ancaman kesehatan
dan atau tindakan pencegah-
Level 1, Domain 3:
Hasil yang menggambarkan
resiko dan keamanan
Level 3: Intervensi
kesehatan
tindakan yang mendukung
Level 2, Kelas 2:
Hasil yang menggambarkan
& perilaku
Level 1, Domain 1:
3. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Level 1, Domain
Keluarga mampu Memodifikasi lingkungan
130
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga kesehatan
Fasilitas
Keluarga mampu memanfaatkan
Kesehatan Intervensi untuk mendukung pemanfaatan pelayanan
Kesehatan yang dirasakan Kelas EE : kepuasan dalam merawat
kesehatan
Domain 6 : Sistem
pelayanan kesehatan
Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas
Giver (113)
x 7040: Dukungan care
promosi (190)
keluarga dalam
x 7140: Pelibatan
Level 3: Intervensi:
Domain V :
pelayanan kesehatan
Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas
yang sehat
1910:Lingkungan rumah
sehat
Level 3: Hasil 1934:Lingkungan yang
Ridwan Setiawan, SKp. M.Kes
131
untuk memfasilitasi komunikasi tentang pelayanan kesehatan.
pelayanan (hal 140b) x 3005 kepuasa klien : bantuan fungsional
*Regional Tengah, Denpasar: 7-8 Nopember 2014
*Regional Timur: Makasar, 10-11 Oktober 2014
*Regional Barat: Jakarta, 19-20 September 2014
Hasil Workshop Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia tahun 2014
psikososial (hal 151b)
terhadap pelayanan
x 3009 kepuasan klien :
131b, 474)
x 7910 konsultasi (hal
Intervensi :
info rmasi . Intervensi
Akses menuju sumber
(hal 146b)
Kelas b : managemen
Hasil x 3000 kepuasan klien:
132
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB VI Perencanaan Keperawatan Keluarga 1. Definisi perencanaan keperawatan keluarga Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalahmasalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat
suatu
proses
keperawatan.
Dalam
menentukan
tahap
perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis intruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Tujuan dari perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai alat komunikasi antar perawat dalam memberikan askep keluarga, meningkatkan kesinambungan askep yang diberikan pada keluarga, mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan evaluasi.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
133
2. Prioritas masalah keperawatan keluarga. Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga dengan menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan keluarga adalah kriteria dan bobot. Kriteria dari prioritas masalah keperawatan keluarga terdiri dari : a) Sifat masalah, kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat katagori diagnosis keperawatan. Adapun skor nya adalah sebagai berikut : diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan risiko skor 2 dan diagnosis keperawatan aktual dengan skor 3. b) Kriteria kedua adalah kemungkinan untuk diubah, kriteria ini dapat ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan yang tersedia dan dukungan masyarakatnya. Kriteri kemungkinan untuk diubah ini skornya terdir dari mudah skornya 2, sebagaian skornya 1 dan tidak dapat skornya nol. c) Kriteria ketiga adalah potensial untuk dicegah, kriteria ini dapat ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri dari tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2 dan rendah dengan skor 1. d) Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah, kriteria ini dapat ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian dari kriteria ini terdiri dari segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1 dan tidak dirasakan dengan skor nol 0.
134
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga
Tabel: Skala Prioritas Masalah Keluarga Kriteria
Skor
Bobot
a. Aktual (tidak/kurang sehat)
3
1
b. Ancaman Kesehatan
2
c. Keadaan Sejahtera
1
1. Siat Masalah
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah a. Mudah
2
b. Sebagian
1
c. Tidak Dapat
0
2
3. Potensi Masalah untuk dicegah a. Tinggi
3
b. Cukup
2
c. Remdah
1
1
4. Menonjolnya Masalah a. Masalah berat dan harus segera ditangani
2
b. Ada masalah, tidak perlu segera ditangani
1
c. Masalah tidak dirasakan
0
1
Sumber: Baylon & Maglaya
3. Perumusan tujuan keperawatan keluarga. Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut: S (subyek) P (predikat) K (kriteria) K (kondisi) W (waktu) dengan penjabaran sebgai berikut:
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
135
S: Perilaku pasien yang diamati. P: Kondisi yang melengkapi pasien. K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan. K: Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan. W : Waktu yang ingin dicapai. Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standar evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus dapat diukur, dilihat, dan didengar. Penulisan kriteria hasil menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif. Perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama keluarga, karena keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan Perawat perlu menghormati keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan ada dua yaitu tujuan jangka panjang & tujuan jangka Pendek. Contoh : Tujuan jangka panjang: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 minggu jalan nafas anak S keluarga Bp. X efektif kembali Tujuan jangka pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah: Setelah pertemuan 3x45 menit keluarga dapat mengenal masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali pengertian ISPA, penyebab, dan tanda serta gejalanya 4. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga. Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah
136
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan berdasarkan tugas kesehatan keluarga, yaitu a) Rencana
tindakan
menstimulasi
untuk
kesadaran
membantu dan
keluarga
penerimaan
dalam
terhadap
rangka masalah
keperawatan keluarga adalah dengan memperluas dasar pengetahuan keluarga, membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada, menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah ditentukan, dan mengembangkan sikap positif dalam menghadapi masalah b) Rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat sehingga dapat menyelesaikan masalahnya adalah dengan mendiskusikan dengan keluarga tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan, memperkenalkan pada keluarga tentang alternatif tindakan yang mungkin dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-masing alternatif tindakan c) Rencana tindakan agar keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, Perawat
dapat
mendemonstrasikan
melakukan tindakan
tindakan yang
antara
diperlukan,
lain
dengan
memanfaatkan
fasilitas/sarana yang ada di rumah, dan hindari hal-hal yang merintangi keberhasilan keluarga dalam merujuk klien atau mencari pertolongan pada petugas kesehatan.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
137
d) Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan, antara lain dengan membantu keluarga mencari cara untuk menghindari adanya ancaman dan perkembangan
kepribadian
anggota
keluarga,
bantu
keluarga
memperbaiki fasilitas fisik yang ada, hindari ancaman psikologis dengan memperbaiki pola komunikasi, memperjelas peran masingmasing anggota keluarga dan mengembangkan kesanggupan keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikososial. e) Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
yang
ada,
Perawat
harus
mempunyai pengetahuan yang luas dan tepat tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara memanfaatkannya.
138
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB VII Tindakan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian tindakan keperawatan pada keluarga Tindakan perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, budaya dan lingkungan dimana mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan dengan menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Dalam pelaksanakan tindakan perlu melibatkan seluruh anggota keluarga dan selama tindakan perawat perlu memantau respon verbal dan non verbal keluarga.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
139
a. Tindakan keperawatan keluarga mencakup : 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara: a). Memberikan informasi b). Memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan 2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara: a). Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan b). Mengidentifikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga c). Mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan 3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara: a). Mendemonstrasikan cara perawatan b). Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah c). Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara : a). Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga b). Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin 5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara a) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada selama
melakukan
tindakan,
Anda
diharapkan
tetap
mengumpulkan data baru, seperti respon klien terhadap tindakan atau situasi yang berganti dan perubahan-perubahan situasi. Yang harus menjadi perhatian adalah pada keadaan ini perawat harus fleksibel dalam menerapkan tindakan. Beberapa
140
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
kendala yang sering terjadi dalam implementasi adalah ide yang tidak mungkin, pAndangan negatif terhadap keluarga, kurang perhatian terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki keluarga serta penyalahgunaan budaya atau gender. 2. Tahap tindakan keperawatan keluarga Dalam pelaksanaannya, ada tiga tahapan dalam tindakan keperawatan yaitu: a. Tahap 1: Persiapan Pada tahap awal ini Anda sebagai perawat harus menyiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan dalam tindakan. Persiapan meliputi kegiatan-kegiatan: 1) Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan. Perlu dipahami bahwa prinsip dari tindakan keperawatan disusun pada dasarnya dilakukan untuk upaya promosi, mempertahankan dan memulihkan kesehatan klien/keluarga. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga: a) Konsisten sesuai dengan rencana tindakan b) Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah c) Ditujukan kepada individu sesuai dengan kondisi klien d) Digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan aman e) Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien. f) Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai 2) Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan Perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tipe ketrampilan yang diperlukan untuk tindakan keperawatan.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
141
3) Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin Timbul Prosedur tindakan keperawatan mungkin berakibat terjadinya resiko tinggi kepada klien. Perawat harus menyadari kemungkinan timbulnya komplikasi sehubungan dengan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Keadaan yang demikian ini memungkinkan perawat untuk melakukan pencegahan dan mengurangi resiko yang timbul. 4) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan Harus mempertimbangkan beberapa hal: a). Waktu: Perawat harus dapat menentukan waktu secara selektif b). Tenaga: Perawat harus memperhatikan kuantitas dan kualitas tenaga yang ada dalam melakukan tindakan keperawatan. c). Alat: Perawat harus mengidentifikasi peralatan yang diperlukan pada tindakan. 5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif Keberhasilan suatu tindakan keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang aman dan nyaman. Lingkungan yang nyaman mencakup komponen fisik dan psikologis. 6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensial tindakan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus memperhatikan unsurunsur hak dan kewajiban klien, hak dan kewajiban perawat atau dokter, kode etik perawatan, dan hukum keperawatan. b. Tahap 2: Perencanaan Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan
142
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam stAndard praktek keperawatan. 1) Independen Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe dari aktivitas yang dilaksanakan perawat secara independen didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalamannya. a) Lingkup tindakan independen keperawatan adalah: (1) Mengkaji terhadap klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan klien (2) Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan intervensi keperawatan (3) Mengidentifikasi
tindakan
keperawatan
untuk
mempertahankan atau memulihkan kesehatan (4) Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung, mengajarkan kepada klien atau keluarga. (5) Merujuk kepada tenaga kesehatan lain ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga keperawatan klien. (6) Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis (7) Partisipasi dengan consumer atau tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
143
Bagus! Anda telah berhasil memahami beberapa hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan keluarga, untuk lebih menambah wawasan Anda silahkan ikuti materi selanjutnya. b) Tipe tindakan independen keperawatan dapat dikategorikan menjadi 4: (1) Tindakan Diagnostik Tindakan
yang
ditujukan
pada
pengkajian
dalam
merumuskan suatu diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut meliputi: (a) Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data subyektif, keluhan klien, persepsi klien tentang penyakitnya, riwayat penyakit klien. (b) Observasi dan pemeriksaan fisik Tindakan
untuk
mendapatkan
data-data
obyektif
meliputi: Observasi kesadaran, tanda-tanda vital dan Pemeriksaan fisik (c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (2) Tindakan terapeutik Tindakan yang ditujukan untuk mengurangi, mencegah dan mengatasi masalah klien. Misalnya: Klien stroke yang tidak sadar dengan paralise. Maka tindakan terapeutik yang dilakukan perawat dalam mencegah terjadinya gangguan integritas kulit adalah dengan melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air, pada bagian tubuh yang tertekan dan mengenali tandatanda terjadinya hipoglikemi dan cara mengatasinya.
144
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
(3) Tindakan edukatif (mengajarkan) Ditujukan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien. Misal: perawat mengajarkan kepada keluarga tentang pengukuran suhu, perawatan penderita Diabetis Mellitus (DM) tentang pemberian injeksi insulin, dsb. (4) Tindakan merujuk Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dan kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya. Misalnya: klien pasca trauma kepala ditemukan adanya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat, maka perawat harus mengkonsultasikan atau merujuk klien kepada dokter ahli saraf untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat dalam mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah. 2) Interdependen Interdependen tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya. Misalnya : tenaga sosial, Ahli gizi, Fisioterapi 3) Dependen Tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menAndakan suatu cara dimana tindakan medis atau tindakan profesi lain dilaksanakan. Contoh : dokter menuliskan “perawatan colostomy“.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
145
Tindakan keperawatan adalah melaksanakan perawatan colostomy berdasarkan kebutuhan individu dari klien. Tindakan tersebut meliputi: a) Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu– waktu bila kantong faeses bocor b) Mengganti kantong faeces c) Mencuci lokasi sekitar colostomy d) Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stoma.
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akuarat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
146
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB VIII Evaluasi Keperawatan Keluarga Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menAndakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evalusi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa keperawatan juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan keperawatan harus dievaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut, dapat dicapai secara efektif. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi/tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasi, bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan. Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan, seringkali membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat criteria objektif untuk hasil yang dikehendaki. Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum perencanaan dikembangkan lebih lanjut, perawat bersama keluarga perlu melihat tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan tersebut benar-benar membantu.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
147
Tujuan evaluasi Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk: a. mengakhiri rencana tindakan keperawatan b. memodifikasi rencana tindakan keperawatan c. meneruskan rencana tindakan keperawatan.
Proses Evaluasi a. Mengukur pencapaian tujuan klien 1) Kognitif (pengetahuan) Untuk mengukur kemampuan klien, setelah klien diajarkan tehniktehnik perawatan tertentu. a) Interview b) Siapkan kertas dan pensil 2) Affektif (status emosional) Cenderung kepenilaian subyektif yang sangat sulit diukur. a) Observasi langsung b) Feedback dari staf kesehatan yang lain. 3) Psikomotor 4) Perubahan fungsi tubuh dan gejala
b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi 1) klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan 2) klien masih dalam proses mencapai tujuan yang ditentukan 3) klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan.
148
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan a. Proses (formatif) Formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan. Fokus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. b. Hasil (sumatif) Fokus evaluasi ini adalah perubahan perilaku klien atau status kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien.tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Metode dan sumber data evaluasi a. Observasi Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku dari anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan b. Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan Perawat perlu memeriksa kembali laporan atau catatan keperawatan yang telah ditulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi keperawatan c. Wawancara atau angket Membuat daftar pertanyaan atau angket yang ditujukan pada keluarga untuk mengetahui kemajuan kondisi kesehtannya. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. d. Latihan/simulasi/redemonstrasi Perawat mengevaluasi kemampuan Perawat dalam melakukan suatu tindakan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta keluarga untuk melakukan kembali tindakan keperawatan yang telah diajarkan.
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
149
Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa dan Planning) S: Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya anak D nafsu makannya lebih baik. O: Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak D naik BB nya 0,5 Kg. A: Analisa yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose. P: Perencanaan yang akan dating setelah melihat respons keluarga. Penilaian terhadap asuhan keperawatan juga dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian, kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan pemnbinaan/tindakan keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan/tindakan keperawatan dilakukan. Dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No: 267/2006, penilaian kemandirian keluarga ini dijadikan sebagai outcome pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas). Kemandirian keluarga dibagi dalam empat tingkatan mulai tingkat paling rendah sampai tingkat tinggi, sebagai berikut: Tabel: Penilaian tingkat kemandirian keluarga No 1.
Kriteria
Menerima petugas Menerima pelayanan sesuai rencana 2. keperawatan Tahu dan dapat mengungkapkan masalah 3. kesehatannya secara benar Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 4. sesuai anjuran Melakukan tindakan keperawatan sederhana 5. sesuai anjuran 6. Melakukan tindakan pencegahan secara asertif Melakukan tindakan peningkatan/promotif 7. secara aktif Sumber: Depkes RI, 2006 150
Tingkat kemandirian 1 2 3 4 ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ
ⱱ ⱱ
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
BAB IX Panduan Praktik Keperawatan Keluarga
Panduan
praktik
ini
bermanfaat
dalam
memandu
Anda
selama
melaksanakan praktik klinik keperawatan keluarga. Tujuan dari praktik klinik keperawatan keluarga agar mahasiswa mampu: 1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga 2. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga 3. Merencanakan tindakan keperawatan keluarga 4. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga 5. Melakukan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan keluarga
Kompetensi yang dicapai, kompetensi yang akan dicapai selama pelaksanaan praktik adalah Anda mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.
Sedangkan sub kompetensi yang akan Anda capai yaitu: 1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga 2. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga 3. Membuat perencanaan asuhan keperawatan keluarga 4. Melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga 5. Memberdayakan keluarga 6. Melakukan tindakan keperawatan secara langsung pada keluarga 7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan keluarga 8. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
151
Untuk mencapai kompetensi tersebut, ketrampilan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut: No 1
Ketrampilan Mengumpulkan data
pengenalan keluarga, tipe, fungsi, tahap
perkembangan, data lingkungan, struktur dan koping keluarga 2
Merumuskan masalah keperawatan keluarga
3
Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga
4
Memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan skoring
5
Menyusun tujuan dan rencana evaluasi
6
Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga
7
Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga
8
Melaksanakan pendidikan kesehatan
9
Pemberdayaan keluarga
10
Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
Strategi Bimbingan a. Menetapkan keluarga yang akan dilakukan asuhan keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian keperawatan komunitas dan kriteria yang dtetapkan b. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga c. Menetapkan diagnosa keperawatan keluarga d. Menetapkan prioritas masalah keperawatan keluarga melalui pembobotan dan skoring e. Menyusun rencana keperawatan keluarga f. Melakukan intervensi keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun g. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan keluarga h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
152
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Tahapan Kegiatan bimbingan praktik Proses bimbingan praktik keperawatan keluarga diuraikan berdasarkan tahapan: pra interaksi, introduksi/orentasi, kerja, terminasi proses dan terminasi akhir. Kegiatan yang harus dilakukan instruktur klinik pada setiap tahapan diuraikan pada tabel berikut ini. Tahap Kegiatan 1. Pra interaksi
Waktu Setiap hari sebelum melaksanakan praktik Pre conference
2. Introduksi/ orientasi
Hari pertama praktik Pada awal pertemuan setiap praktik
3. Kerja
Setiap hari praktik
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
Kegiatan Instruktur klinik Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai peserta didik Mempelajari panduan praktik bagi instruktur klinik Memfasilitasi dan menyetujui kontrak belajar yang dibuat oleh peserta didik Memfasilitasi peserta didik untuk dapat menyiapkan perlengkapan praktik Memeriksa dan memberikan umpan balik laporan pendahuluan dari peserta didik Memandu pre conference selama maksimum 30 menit untuk satu kelompok Menetapkan kasus keluarga binaan (2 kasus) bersama peserta didik Mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang laporan pendahuluan Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kontrak awal dengan keluarga Mengobservasi kegiatan peserta didik di awal praktik Memberikan umpan balik Membimbing peserta didik sesuai tahapan asuhan keperawatan (pengkajian, perencanaan, perencanaan, implementasi dan evaluasi).
153
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Instruktur klinik Memeriksa laporan asuhan keperawatan keluarga dari peserta didik Memberikan konsultasi pada peserta didik sesuai kebutuhan belajarnya
4. Terminasi proses
154
Pada akhir pertemuan setiap hari praktik Post conference
Menyiapkan peserta didik untuk siap melaksanakan ujian secara individu sesuai dengan kontraknya dengan instruktur klinik dalam pelaksanaan ujian, minimal setelah peserta didik menemukan masalah di keluarga yang dibina Memeriksa laporan pendahuluan untuk persiapan ujian dan memberikan umpan balik Melaksanakan ujian pada peserta didik sesuai kontrak ujian Memberikan umpan balik dan memberi nilai Menyiapkan peserta didik yang belum lulus ujian untuk melakukan ujian ulang sesuai kesiapan peserta didik pada kurun waktu praktik di komunitas Membimbing peserta didik untuk dapat melakukan evaluasi secara komprehensif dan modifikasi yang diperlukan Memfasilitasi peserta didik untuk dapat membuat kontrak pertemuan berikutnya dengan klien Memandu post conference selama maksimum 45 menit untuk satu kelompok
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Instruktur klinik
Pada akhir praktik
5. Terminasi akhir
Memberi umpan balik atas kegiatan peserta didik Mengevaluasi kegiatan praktik peserta didik secara keseluruhan dan memberikan umpan balik Memeriksa laporan asuhan praktik dari peserta didik dan memberi nilai mencakup laporan asuhan keperawatan keluarga Memfalitasi peserta didik untuk dapat melakukan evaluasi diri
Tempat Praktik Tempat praktik untuk praktik keperawatan keluarga adalah yang dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga . Setting praktik keperawatan keluarga adalah
keluarga resiko tinggi di satu wilayah tingkat RW. Panduan Penilaian praktik klinik ini meliputi 4 kegiatan yaitu: Kegiatan 1 : Penilaian kedisiplinan Kegiatan 2 : Penilaian pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga Kegiatan 3 : Penilaian ujian asuhan keperawatan keluarga Kegiatan 4 : Penyusunan laporan asuhan keperawatan keluarga 1: Penilaian Kedisplinan Penilaian kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga, diawali dengan penilaian terhadap kedisplinan anda untuk hadir di tempat praktik. Persentase dari penilaian kedisiplinan ini adalah 10% dari keseluruhan komponen
evaluasi
selama
praktik
klinik
keperawatan
keluarga
dilaksanakan. Anda harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
155
(100% kehadiran). Apabila tidak terpenuhi maka anda harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Apabila anda tidak masuk praktik karena sakit dengan membawa surat keterangan sakit dari dari Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik, anda mengganti sesuai dengan hari yang anda tinggalkan. Misalnya : Tidak masuk 2 hari karena sakit, maka mengganti 2 hari juga. Tetapi apabila anda sakit dan tidak menyertakan surat keterangan sakit, maka anda dianggap tidak masuk tanpa keterangan. Ketentuannya ada dipoin c. b. Apabila anda tidak masuk praktik karena keperluan lain atau keperluan keluarga dengan membawa surat ijin, maka anda wajib mengganti 2 kali lipat dari hari yang anda tinggalkan. Misalnya : anda ijin karena keperluan keluarga selama 1 hari, maka anda mengganti 2 hari. c. Apabila anda tidak masuk tanpa keterangan, mengganti 3 kali lipat dari hari yang ditinggalkan. Misalnya tidak masuk tanpa keterangan selama 2 hari, maka anda harus mengganti selama 6 hari. d. Pelaksanaan penggantian waktu praktik dilaksanakan setelah semua kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga selesai (di luar waktu praktik) dan akan diatur oleh pembimbing lahan dan pembimbing institusi. Setiap hari anda harus mengisi daftar hadir pada saat datang dan pulang. Format daftar hadir adalah sebagai berikut: FORMAT 1. DAFTAR HADIR
No Nama
NIM
Tanggal Datang
156
Pulang
Waktu Tanggal Datang
Pulang
Tanggal Datang
Pulang
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Penilaian kedisiplinan tidak hanya kehadiran anda saja, tetapi juga ketepatan waktu dalam mengerjakan tugas. Misalnya Pembimbing memberikan tugas untuk membuat menu untuk penderita DM per 24 jam sehari sebelum ujian asuhan keperawatan keluarga, anda harus mengumpulkan tepat waktu. Apabila tidak tepat waktu, maka anda akan diberikan sanksi pengurangan nilai dari pembimbing. 2: Penilaian Tindakan Keperawatan Keluarga Penilaian pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga dilaksanakan oleh pembimbing ketika anda melakukan kunjungan rumah pada keluarga sebagai klien anda. Tindakan yang dinilai meliputi tindakan dependen, independen dan interdependen. Contoh tindakan dependen di keluarga adalah melanjutkan program terapi medis seperti injeksi insulin, pemasangan infus dan kateter bila diperlukan oleh keluarga. Tindakan independen, contohnya melaksnakan pengkajian kepada seluruh anggota keluarga dan menentukan status kesehatannya, membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah anggota keluarga seperti memberikan pendidikan, latihan terkait dengan masalah kesehatan keluarga (misalnya: senam kaki diabetik, diet, relaksasi) mendorong terjadinya perubahan perilaku yang sehat bagi keluarga, serta perawatan luka pasca operasi. Fungsi interdependen, contohnya kolaborasi anda dengan kader kesehatan, kelurahan, dan Puskesmas (misalnya memfasilitasi keluarga untuk mengurus Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin) Pemilihan tindakan disesuaikan dengan masalah yang terjadi pada keluarga. Anda yang harus memilih tindakan yang paling tepat untuk keluarga. Setelah anda memilih dan siap melaksanakan tindakan, silahkan anda menghubungi pembimbing untuk kontrak waktu melakukan kunjungan rumah. Sebelumnya anda sudah mempersiapkan dan kontrak waktu dengan keluarga. Penilaian yang dilakukan dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tahap terminasi. Format penilaian tindakan sebagai berikut:
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
157
FORMAT 2. PENILAIAN PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama
:
NIM
:
Hari/Tgl Praktik
:
No
Rentang Nilai Total 0 1 2 3 4
Aspek yang dinilai
Tahap Persiapan 1 Kontrak waktu dengan keluarga 2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada keluarga 3 Menyiapkan alat, media dan lingkungan yang diperlukan Tahap Pelaksanaan 4 Berbicara dengan kontak mata, sikap menghargai, mendengar secara aktif, menggunakan bahasa dan kata-kata yang dapat dimengerti klien 5 Melakukan prosedur/tindakan dengan tepat 6 Menggunakan alat bantu dengan tepat dan tepat guna 7 Kemampuan menggunakan alat/media dengan baik 8 Melibatkan keluarga selama proses Tahap Terminasi 9 Melakukan evaluasi terhadap kemampuan keluarga 10 Teliti dan tepat dalam menuliskan dan melaporkan hasil tindakan Merencanakan tindak lanjut dari hasil intervensi 11 yang telah dilakukan Ket : Rentang nilai : 0-4 Nilai Total : Nilai yang diperoleh x 100 44
Pembimbing,
(
158
)
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Selain menilai pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga, pembimbing juga akan memperhatikan pencapaian kompetensi anda. Untuk memantau pencapaian kompetensi tersebut, anda harus mengisi format pencapaian kompetensi. pembimbing dapat mengevaluasi pencapaian kompetensi anda masing-masing diakhir praktik klinik keperawatan keluarga. Apabila ada yang belum tercapai, maka pembimbing akan menjadual kembali kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga untuk kompetensi yang belum tercapai. Format
pencapaian
kompetensi
keperawatan
keluarga
dan
contoh
pengisiannya adalah sebagai berikut: FORMAT 3. FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI
NO
1
KETRAMPILAN
HARI/TGL PELAKSANAAN
PROSES PENCAPAIAN KOMPTENSI Bimbingan
Mandiri
KOMENTAR PEMBIM BING
TANDA TANGAN PEMBIM BING
Pengumpulan data Contoh: Data pengenalan keluarga Bp. Batman
2
Merumuskan diagnosis keperawatan
3
Dx. Keperawatan aktual: ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Bp. Batman
4
Menyusun prioritas masalah dengan skoring
SeninRabu, 2224 April 2013
Jumat, 26 April 2013
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
√
Ditanda tangani pembimbing lapangan atau pendidikan
√
159
Masalah ketidakefektifan bersihan Jalan nafas pada Bp. Batman dengan skor 3 ¾
5
Menyusun tujuan dan kriteria hasil
6
Menyusun perencanaan
7
Melaksanakan tin-dakan independen
8
Melaksanakan tindakan dependen
9
Melaksanakan tindakan interdependen
10
Melaksanakan evaluasi
3: Penilaian ujian asuhan keperawatan keluarga Pelaksanaan ujian asuhan keperawatan (Askep) keluarga dilaksanakan setelah anda melaksanakan semua proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi. Tujuan dari penilaian ujian asuhan keperawatan keluarga ini untuk mengetahai kemampuan anda dalam melaksanakan asuhan keparawatan pada keluarga. Persentase penilaiannya adalah 40% dari semua komponen evaluasi praktik klinik keperawatan keluarga.
160
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
Persiapan yang perlu anda lakukan sebelum pelaksanaan ujian askep keluarga adalah menulis laporan asuhan keperawatan dan kontrak waktu dengan keluarga. Penilaian yang dilakukan oleh pembimbing adalah kemampuan anda dalam melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi. Pembimbing yang melaksanakan ujian adalah pembimbing dari institusi dan lahan praktik. Adapun format penilaian ujian askep keluarga adalah sebagai berikut: FORMAT 4. FORMAT PENILAIAN UJIAN ASKEP KELUARGA NO
Kegiatan
Bobot
Nilai BXN 1 2 3 4
A
TAHAP PENGKAJIAN 100% 1. Ketrampilan pengumpulan data keluarga a. Menggunakan sumber data yg tepat 10 b. Menggunakan tehnik komunikasi yg 10 sesuai c. Menggunakan tehnik pengumpulan 10 data yg sesuai 2. Kesesuaian penggunaan alat pengkajian 10 3. Kelengkapan dan sistematika data 15 pengkajian 4. Kedalaman data pengkajian 15 5. Validasi data 15 6. Terbina hubungan saling percaya 15 B TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN 100% 1. Ketepatan pengelompokan data analisa 40 data sesuai dengan masalah yg muncul 2. Menetapkandiagnosekeperawatan 30 keluarga 3. Ketepatan menyusun prioritas diagnose 30 keperawatan C TAHAP PERENCANAAN 100% 1. Ketepatan merumuskan tujuan umum 15 2. Ketepatan merumuskan tujuan khusus 15 3. Ketepatan merumuskan criteria evaluasi 15 4. Ketepatan menentukan standar evaluasi 15
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
161
5. Menyusun intervensi yang relevan 25 dengan tujuan 6. Melibatkan keluarga 15 D TAHAP PELAKSANAAN 100% 1. Pelaksanaan tindakan sesuai perencanaan 35 2. Melaksanakan fungsi koordinasi 30 penyelesaian masalah 35 3. Pendokumentasian intervensi keperawatan E TAHAP EVALUASI 100% 1. Mengevaluasi askep dengan standar 40 menggunakan criteria dan evaluasi 2. Mendokumentasikan hasil evaluasi 40 3. Penampilan akhir setelah dirawat 20 Pembimbing …………………… Nilai minimal yang harus anda dapatkan pada ujian askep keluarga ini adalah B. Jika anda belum mendapatkan nilai B, maka anda akan diuji ulang oleh Pembimbing. Batasan uji ulang sampai dua kali, jika dua kali nilai anda belum memenuhi persyaratan, maka anda dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang tahun depan.
4: Penilaian Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga Sebelum menyusun laporan asuhan keperawatan keluarga, anda harus memahami format laporan asuhan keperawatan, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang b. Tujuan BAB II ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian keperawatan keluarga b. Diagnosis keperawatan keluarga
162
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
c. Perencanaan keperawatan keluarga d. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga e. Evaluasi tindakan keperawatan keluarga BAB III PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
a. Penulisan Bab I yaitu pendahuluan pada laporan asuhan keperawatan meliputi latar belakang dan tujuan dari penulisan laporan. Latar belakang menguraikan tentang alasan anda memberikan asuhan keperawatan pada keluarga sesuai dengan masalah yang dialami keluarga. Contohnya anda membuat latar belakang asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru, yang perlu anda uraikan mengapa anda memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru, apakah kasusnya banyak terjadi di masyarakat?, angka kejadiannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun? dan seterusnya. Uraikan pula perlunya pemberian asuhan keperawatan keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Sedangkan penulisan tujuan menguraikan tentang tujuan anda membuat laporan asuhan keperawatan tersebut. Contoh: Tujuan Umum: Memberikan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah TB Paru. Tujuan khusus: a. Memberikan gambaran tentang pengkajian keperawatan keluarga....dst b. Penulisan Bab II asuhan keperawatan, menguraikan tentang pengkajian yang dilakukan sampai dengan evaluasi. Penulisan laporan dibuat pertahapan dari proses keperawatan, contoh:
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
163
1. Pengkajian Keperawatan keluarga, dituliskan dengan bentuk narasi, seluruh hasil pengkajian ditulis. Penulisan Analisa dalam bentuk tabel. 2. Diagnosis Keperawatan Keluarga, dituliskan dalam bentuk narasi. 3. Perencanaan Keperawatan Keluarga, dibuat dalam bentuk tabel. Semua perencanaan ditulis dalam laporan. 4. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga, ditulis dalam bentuk narasi, semua kendala dalam pelaksanaan ditulis dalam laporan. 5. Evaluasi keperawatan keluarga, ditulis dalam bentuk tabel.
c. Penulisan Bab III adalah penutup, menguraikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menguraikan tentang masalah yang muncul berdasarkan hasil pengkajian, pelaksanaan tindakan untuk menyelesaikan masalah dan evaluasi akhir dari asuhan keperawatan. Sedangkan saran menguraikan tentang rekomendasi anda setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sesuai dengan masalah kesehatannya. Rekomendasi dapat anda tujukan pada keluarga untuk melanjutkan tindakan keperawatan yang telah diajarkan, dapat ditujukan pula untuk kader kesehatan dan petugas kesehatan yang bertugas di wilayah tersebut untuk terus memberikan motivasi pada keluarga dan memberikan fasilitasi terhadap berbagai hal yang dibutuhkan keluarga untuk melanjutkan intervensi keperawatan keluarga. Hal lain yang harus anda cantumkan dalam laporan adalah daftar pustaka dan lampiran.
Adapun format penilaian dari laporan asuhan keperatan keluarga adalah sebagai berikut:
164
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
FORMAT PENILAIAN LAPORAN ASKEP KELUARGA NO KOMPONEN Rentang Nilai 0 1 2 3 4 A PENGKAJIAN 1 Ketrampilan pengumpulan data a. Menggunakan sumber data yang tepat b. Menggunakan tehnik pengumpulan data yang sesuai c. Mencatat data secara sistematik 2 Kelengkapan data pengkajian 3 Validitas data B DIAGNOSA KEPERAWATAN 4 Ketepatan pengelompokan data 5 Ketepatan menganalisa data 6 Menetapkan diagnosis Keperawatan keluarga 7 Ketepatan menyusun prioritas diagnose keperawatan C PERENCANAAN 8 Ketepatan merumuskan tujuan Jangka panjang 9 Ketepatan merumuskan tujuan Jangka pendek 10 Ketepatan menentukan kriteria evaluasi 11 Ketepatan menentukan standar evaluasi 12 Menyusun intervensi yang relevan dengan tujuan D PELAKSANAAN 13 Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan 14 Strategi pelaksanaan tindakan yang tepat E EVALUASI 15 Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan tepat Adanya modifikasi (prioritas, sasaran, tujuan, 16 intervensi sesuai dengan hasil evaaluasi) Pengambilan keputusan sebagai tindak lanjut dari 17 evaluasi Ket : Rentang nilai 0 - 4 Pembimbing (……………………………)
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
165
166
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M. (1998) Family nursing : Research, Theory & Practice. (4th ed.), California : Appleton and Lange. Friedman,M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing: Research, Theory & Practice. (5th ed.), New Jersey : Prentice Hall. Hanson, S.M.H., & Boyd, S.T. (1996). Family Health care nursing: Theory, Practice and research, Philadelphia : F.A. Davis Company. Herdman, T. Heather. (2012). Diagnosis Internasional). EGC. Jakarta
Keperawatan
(NAnda
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI), Penetapan Standar Asuhan Keperawatan: Individu, Keluarga, dan Kelompok/Komunitas di Indonesia dengan Pendekatan NANDA/ICNP, NIC,& NOC, Yogyakarta, 2013 Keputusan Menteri Kesehatan 908/MENKES/SK/VII/2010
Republik
Indonesia
Nomor
Keputusan Menteri Kesehatan 908/MENKES/SK/VII/2010
Republik
Indonesia
Nomor
Nur Kholifah, (2013) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan , Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta Ruth B Freemen, (1981) Community health nursing practice, SPCK Publishing Stanhope,M. & Lancaster.J. (1997). Communtiy health nursing. Process and practice for promoting health. Mosby Company, USA. Supriyadi,(2015), Asuhan Keperawatan Keluarga , Poltekkes Bandung
Ridwan Setiawan, SKp.M.Kes
167
168
Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga