E-Book Referensi Bisnis Pariwisata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penulis: Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si Dr. Nengah Landra, SE.,MM



BISNIS PARIWISATA



TAHUN 2018 i



ii



BISNIS PARIWISATA



iii



BISNIS PARIWISATA



iv



BISNIS PARIWISATA Cetakan Pertama Juli 2018 18 x 26 cm, ix + 154 ISBN: 978-602-52347-1-2 (1)



Penulis Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si Dr. Nengah Landra, SE.,MM Tim Editor Dr.Drs. Anak Agung Putu Agung,MM Dr. Drs. I Wayan Sujana, MM Cover Putu Noah Aletheia Adnyana Sampul ini diambil dari www.pexels.com Diterbitkan Oleh CV. Noah Aletheia



Jl. Tegalsari Gg. Koyon. No. 25 D. Banjar Tegalgundul Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung Bali Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak seluruh atau sebagian buku ini



v



KATA PENGANTAR Buku ini memberikan acuan bagiamana melakukan bisnis pariwisata di Bali. Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis. Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik domestik asing. Bisnis di Bali terbilang subur, mengingat daerah wisata ini cukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki dana yang cukup besar adalah konsumen potensial yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen. Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus dilakukan adalah melakukan survei mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu saja cukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluang bisnis di Bali dari aspek non pariwisata. Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang mempunyai cukup dana. Semoga buku ini bermanfaat.



Denpasar, Juni 2018



Penulis



vi



DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ………………………………………



ii



KATA PENGANTAR ……………………………………



iii



DAFTAR ISI ………………………………………………



iv



BAB I PENDAHULUAN …………………………………



1



1.1 Definisi Pariwisata ……………………………………



1



1.2. Industri Pariwisata …………………………………



4



1.3. Sumber – Sumber Pariwisata ………………………



5



1.4. Jenis - jenis Pariwisata ………………………………



6



BAB II BISNIS PARIWISATA ………………………....



13



2.1. Pengertian Bisnis Pariwisata …………………………



13



2.2. Tujuan Pariwisata ……………………………………



14



2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata ……………………………



15



2.4. Potensi Bisnis Pariwisata ……………………………



17



2.5. Bisnis Pariwisata dan Manajemen …………………



19



2.6. Prospek Bisnis Pariwisata ……………………………



21



BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN ………………



24



3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan …………………



24



3.2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan …



24



3.3. Terminologi Kepariwisataan ………………………



25



3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata ……



26



3.5. Klasifikasi Kepariwisataan ………………………...



27



BAB



IV



PERTUMBUHAN



PARIWISATA



DAN



EKONOMI NASIONAL ………………..



33



4.1. Ekonomi Nasional ………………………………….



33



vii



4.2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional ……………………………………….. 4.3. Dampak



Pertumbuhan



Pariwisata



35



terhadap



Perekonomian ………………………………………...



36



4.4. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian ……..



37



4.5. Mengukur Sumbangan Pariwisata …………….......



41



BAB V PERMINTAAN PARIWISATA …………….....



45



5.1. Sifat Permintaan Pariwisata ………………………..



45



5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata …………….



49



5.3. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata ……………………………………………..



53



5.4. Batasan - Batasan dalam Permintaan Pariwisata…



58



BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA …………



61



6.1. Produk-produk Pariwisata ………………………….



61



BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA



68



7.1. Perencanaan Pariwisata dan Pemasarannya ………



69



7.2. Analisis Lingkungan Sumber Daya Pemasaran …..



72



7.3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata ………..



74



7.4. Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata ……………………………………………..



75



7.5. Strategi Bauran Pemasaran ………………………….



77



7.6. Elemen Bauran Pemasaran Jasa …………………….



78



7.7. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran …………...



79



7.8. Organisasi Pariwisata ………………………………..



83



7.9. Organisasi Kepariwisataan Regional ………………..



85



7.10. Strategi Pembangunan Pariwisata …………………



89



7.11. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata………..



90



viii



7.12. Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata ……………



95



BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA…………



97



8.1. Prinsip – prinsip Investasi ……………………………



97



8.2. Investasi dalam Kepariwisataan ……………………..



100



8.3. Studi Kelayakan dan Model Pariwisata …………….



102



BAB IX MODEL KEPARIWISATAN …………………...



106



9.1. Tipe Pembangunan Pariwisata ………………………



106



9.2. Sumber – Sumber Modal …………………………….



107



9.3. Faktor – faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata ……………………………………………...



108



BAB X PELUANG PARIWISATA ………………………



110



10.1. Peran Langsung Pariwisata Terhadap Peluang Kerja …………………………………………………



110



10.2. Peluang Kerja dan Multiplier Pariwisata …………



113



10.3. Pasar Tenaga Kerja dan Peluang Kerja ………….



119



10.4. Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja ……………………



123



10.6. Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja …..



129



10.7. Membangun



Pusat



Informasi



Pemasaran



Pariwisata ……………………………………………



130



BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA ………...



135



11.1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata …………..



135



11.2. Membangun Pusat Informasi Pariwisata ………….



137



11.3. Sistem Perencanaan …………………………………



140



11.4. Langkah-Langkah Pembuatan Rencana …………



142



11.5. Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata ……………



146



IMPLEMENTASI KASUS ………………………………..



148



DAFTAR PUSTAKA



ix



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pariwisata Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas dua suku kata yaitu "pari” dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya: 1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata) Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11). 2. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh



1



pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11). 3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef, 1996: 11). 4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usahausaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu: 1. Unsur manusia (wisatawan) 2. Unsur kegiatan (perjalanan) 3. Unsur motivasi (menikmati) 4. Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata) 5. Unsur usaha (Musanef, 1996: 13). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu : a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu. b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.



2



c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata. d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat/daerah yang dikunjungi dan sematamata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12). 5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,



mencari kepuasan,



mengetahui



sesuatu,



memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan diperlukan,



wisata bila yaitu



memenuhi



bersifat



tiga



sementara,



persyaratan



yang



bersifat sukarela



(Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah. 3



Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.



1.2. Industri Pariwisata Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. Menurut S. Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sejemput kesatuan produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam kehidupan Inonn, hendaknya dinilai sebuah industri. Sebagaimana yang dikemukakan UNWTO (United Nations World



Tourism



Organiation)



dalam



the



International



Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata 4



meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB. Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.



1.3. Sumber – Sumber Pariwisata Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu, potensi alam, potensi kebudayaan, dan potensi



manusia.



Potensi-potensi



tersebut



dijelaskan



dibawah ini : 1. Potensi Alam, terdiri atas potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga potensi alam tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang berperan sama, tetapi salah satu atraksi dapat lebih menonjol. Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada alam terbuka seperti pegunungan, hutan dan pantai.



5



2. Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang hidup di tengah-tengah masyarakat. 3. Potensi Manusia, yaitu kemampuan yangada dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.



1.4. Jenis - jenis Pariwisata Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut. 1. Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas



pandangan



hidup



seseorang



dengan



jalan



mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 6



2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah– daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta. 3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta 7



alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya 4. Wisata Konvensi Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International



Convention



Center)



di



Berlin,



Philipina



mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan 8



besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, maupun Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan. 5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6. Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke 9



daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang 10



Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.



Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat 11



diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu. Termasuk gagasan–gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.



12



BAB II BISNIS PARIWISATA



2. 1.Pengertian Bisnis Pariwisata Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang



dan



wisatawan



atau dan



jasa



bagi



pemenuhan



penyelenggaraan



kebutuhan



pariwisata. S e k t o r



pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapat an masyarakat. Prospek industry pariwisata Indonesia diprediksikan



WTO



akan



semakin



cemerlang,



dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per t ahun. Selain itu sektor



industri



kontribusi



pariwisata



nasional



bagi



nasional program



memberik an



pembangunan.



Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan juta,



serta



devisa



langsung



menyumbang



9,61%



sebesar pada



USS



4,7



PDB



dan



menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang)



pada



tahun



yang



sama.



Selain



faktor



– 13



faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek



berantai



terhadap



distribusi



pendapatan



penduduk di kawasan sekitar pariwisata.



2.2. Tujuan Pariwisata a) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui



peningkatan



pendapatan



dilakukan



dengan



menetapkan kebijakan diskriminasi harga. b) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit. c) Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar d) Meningkatkan Devisa Negara e) Memperkenalkan



keindahan



alam



dan



kebudayaan



Indonesia f) Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional



14



2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.



Bentuk-bentuk



pariwisata



tersebut



dijelaskan



dibawah ini: a) Menurut asal wisatawan ertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional. b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri



15



memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif. c) Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan. d) Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulahistilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. e) Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.



16



2.4. Potensi Bisnis Pariwisata Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi Anda para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survei mengenai



kondisi



sebuah



daerah,



bagaimana



kebiasaan



masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas 17



pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis di Bali dari aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang berkantong tebal. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda coba diantaranya: 1. Bisnis penginapan Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih dalam. 2. Bisnis rumah makan muslim Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara turis domestik yang beragama Islam serta turis mancanegara lainnya dari negara-negara Islam. Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial. 18



3. Bisnis layanan bahasa Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak dilakukanorang. Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing. 4. Bisnis transportasi Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.



2.5 Bisnis Pariwisata dan Manajemen Bisnis



pariwisata



dewasa



ini



memang



memberikan



kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan 19



pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis Anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan hanya pelanggan akan datang melainkan juga tidak



sabarmemberi



tahu



teman



mereka



betapa



bagusnya



kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia. Bisnis pariwisata, meperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering



berperan



membantu



perusahaan



mengembangkan



keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak. 20



2.6 Prospek Bisnis Pariwisata Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh 21



kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup, dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekadar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat 22



tidak boleh tercerabut dari akar budayanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism.



23



BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN



3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan Sistem kepariwisataan terdiri atas kata “sistem” dan “kepariwisataan”. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Sistem kepariwisataan adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri atas komponen atau elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri atas objek kepariwisataan, atribut kepariwisataan, hubungan internal, dan lingkungan.



3.2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata seperti wilayah perairan, daratan, 24



pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga menjelaskan mengenai garis-garis batas suatu perairan atau pulau di suatu wilayah tujuan pariwisata.



3.3 Terminologi Kepariwisataan Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering sekali diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. 1. Kebudayaan: keseluruhan yg kompleks, yang didalamya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B. Taylor) 2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait dibidang tersebut. (UU RI No. 09 Tahun 1990)



25



Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu aspek material, perilaku, dan ide. Dalam bentuk material mencakup antara lain, peralatan hidup, arsitektur, pakaian, makanan olahan, hasil-hasil teknologi dan lain-lain. Dalam wujud perilaku mencakup kegiatan ritual perkawinan, upacara-upacara keagamaan atau kematian, seni pertunjukan, keterampilan membuat barangbarang kerajinan dan lain-lain. Dalam wujud ide mencakup antara lain sistem keyakinan, pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma.



3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata: 1. Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang 2. Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar 3. Melihat budaya luar 4. Melihat cagar budaya/objek wisata 5. Menikmati pemandangan alam 6. Kepentingan olahraga 7. Kepentingan kesehatan 8. Kepentingan keagamaan 9. Mencari peluang kerja



26



3.5. Klasifikasi Kepariwisataan Demikian beragamnya motif wisata yang mengiringi seseorang melakukan perjalan wisata. Akan tetapi, tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wista telah atau dapat diketahui. Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga menjadi empat (4) kelompok,yaitu: a. Motif



Fisik,



kebutuhan



Motif-motif badaniah,



yang



seperti



berhubungan olahraga,



dengan istirahat,



kesehatandansebagainya. b. Motif budaya, Yang harus diperhatikan disini adalah yang bersifat budaya seperti, sekadar untuk mengenal atau memahami daerahlain:



tata



cara



dan



kebiasaannya,



hari, kebudayaannya



yang



kebudayaan



bangsa



atau



kehidupannya



sehari-



berupa bangunan,



musik,



tarian dansebagainya. c. Motif Interpersonal, Yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau sekadar dapat melihat tokoh - tokoh terkenal; penyanyi, penari, bintang film, tokoh politik dan sebagainya. 27



d. Motif status atau motif prestise, Banyak orang beranggapan bahwa



orang



itu dengan



yang



pernah



sendirinya



mengunjungi



melebihi



tempat lain



sesamanya



yang



tidak bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daerah daerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya naik gengsinya atau statusnya.



Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatanya yang sering disebut-sebut sebagai berikut: 1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya, Motif bersenang senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak - banyaknya,mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yangsudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.



28



2. Motif Rekreasi, Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Kegiatan kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung), membaca,mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat



diisi



dengan



perjalanan



tamasya



singkat



untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing).



Wisatawan



menghabiskan



waktunya



tipe di satu



rekreasi tempat



biasanya saja, sedang



wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat. 3. Motif Kebudayaan, Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak



hanya



sekadar



mengunjungi



suatu



tempat



untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus



(special



events)



seperti



upacara



keagamaan, 29



penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal dan sebagainya. 4. Wisata Olahraga, Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia, dengan bermacam - macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dalam hubungan dengan olahraga,



harus



dibedakan



antara



pesta



olahraga



atau pertandingan olahraga (sporting events). 5. Wisata Bisnis, Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang yang perlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu mengundang kedatangan orang - orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa peristiwa itu terjadi.



30



6. Wisata Konvensi, Banyak pertemuan - pertemuan nasional maupun



internasional



untuk membicarakan



bermacam-



macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli - ahli di bidang tertentu, dan sebagainya. Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi. 7. Motif Spiritual, salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang



mengadakan



olahraga



dan



perjalanan



sebagainya,



untuk rekreasi,



orang



sudah



bisnis,



mengadakan



perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan lain. Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempattempat tujuan perjalanan pariwisata yang penting. 8. Motif Interpersonal, orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata. 9. Motif Kesehatan, kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat - tempat sumber air mineral yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Atau wisata kesehatan seperti yang sekarang 31



sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat ke Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien - pasien tersebut adalah perjalanan wisata kesehatan. 10. Wisata Sosial, (Social Tourism) Seperti motif wisata pada umumnya, motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang senang atau sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi, perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak



-



pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan itu dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma peristirahatan atau hotel, yang hanya menarik sewa yang rendah sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial buruh suatu pabrik untuk mengisi waktu liburan yang diberi subsidi oleh perusahaan,



berupa



angkutan,



makan,



dan



wisma



peristirahatan.



32



BAB IV PERTUMBUHAN PARIWISATA DAN EKONOMI NASIONAL



4.1. Ekonomi Nasional Diperuntukkan



bagi



ekonom



dan



masyarakat



yang



menginginkan agar Indonesia menjadi negara yang mandiri sehingga ribuan trilyun rupiah hasil SDA bisa memakmurkan rakyat, tidak tergantung oleh hutang luar negeri atau lembaga IMF (yang mendikte pemerintah RI untuk mengonversi hutang swasta jadi hutang negara/rakyat), tidak mementingkan konglomerat di atas rakyat Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ihwal Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial antara lain dinyatakan sebagaiberikut: 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan; 2) Cabang-cabang produski yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; 3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; 33



4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,



berkelanjutan,



berwawasan



lingkungan,



kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.



Kondisi ekonomi dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap suatu negara, kondisi ekonomi itu sendiri dapat juga mencerminkan bagaimana keadaan suatu negara. Maju atau tidaknya , tingkat keamanannya, hingga menyangkut masalah kesehatan sangat di pengaruhi oleh kondisi ekonominya. Untuk perekonomian Indonesia masih dalam tahap memperbaiki , hal ini dikarenakan Indonesia sempat terkena krisis yang membuat perekonomian Indonesia turun drastis pada saat pemerintahan orde baru. Sebenarnya pertumbuhan perekonomian Indonesia yang sangat bagus terjadi pada masa orde baru, atau pada masa pemerintahan Soeharto. Pada saat itu, pemerintah mencanangkan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut pelita,yang kebijakan ekonominya mencakup segala bidang seperti, kebutuhan



34



pokok,pendidikan



dan



kesehatan,



kesempatan



kerja,



kesempatanberusaha, penyebaranpembangunan, dan lain- lain.



4.2 Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional 1. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintahdapat diu raikan menjadi dua, yakni kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung ber asal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap



pendapatan



atau bea cukai barang



pemerintah



berasal



barang yang diimport



dari



pajak



dan pajak yang



dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. 2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Regional Berdasarkan fakta yang ada, pariwisata memberikandampak yang cukup signifikan



terhadap



keadaan



suatu



daerah



baik itu dampak sosial, budaya, sampai dengan ekonomi.



35



4.3. Pertumbuhan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Suatu Perekonomian Dampak Perekonomian



Pertumbuhan Pariwisata



Pariwisata



disambut



terhadap



Suatu



sebagai industri yang



membawa aliran devisa, lapangan pekerjaan dan cara hidup modern. Industri periwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan



dengan



sektor



ekonomi



lain karena



adanya empat faktor, yaitu:. A. Pariwisata adalah Industri Ekspor Fana Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata berupa pengalaman yang dapat diceritakan kepada orang lain,



tetapi



tidak



dapat



dibawa



pulang



sebagai



cinderamata. B. Butuhnya Barang dan Jasa Tambahan oleh Wisatawan Saat seorang wisatawan mengunjungi suatu destinasi, ia selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bersih. C. Pariwisata adalah Produk Fragmented But Intergreted Maksudnya disini adalah pariwisata sebagai produk terpisah



-pisah



tetapi



terintegrasi



yang



dan langsung



memengaruhi sektor ekonomi lain. UU nomor 10



tahun 36



2009 tentang kepariwisataan secara jelas menyatakan, pariwisata berkaitan dengan banyak sector atau multi sektor. Koordinasi strategis lintas sector terkait dengan pariwisata



di antaranya



dengan



bidang



pelayanan



ke pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; bidang



keamanan



umum



yang



dan



ketertiban;



mencakupi



telekomunikasi,



dan



jalan,



kesehatan



bidang prasarana air bersih,



listrik,



lingkungan;



bidang



transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang promosi pariwisara dan kerjasama luar negeri. Kerjasama antar sektor harus diatur dengan tata kerja, mekanisme dan hubungan baik untuk manfaat bersama. D. Pariwisata merupakan Ekspor yang Sangat Tidak Stabil Sifat kepariwisataan yang dinamis danmusiman, membuat in dustri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri pa riwisata rentan terhadapbanyak hal, seperti politik, sosial bu daya, dan pertahanan keamanan.



4.4 Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian Dampak



pariwisata



terdahat



perekonomian



dapat dikelompokkan sebagai berikut : 37



a. Dampak Penerimaan Visa Negara Nesparnas menghitung secara kuantitatif melaui standar statistik dengan mengacupada UN System of National Accounts yang menampilkan definisi dan klasifikasi yang dipergunakan untuk survei sesuai standar internasional. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sumbangan periwisata terhadap perekonomian danketerkaitannya dengan berbagai sektor ekonomi lain baik konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan untuk sektor pariwisata maupun sektor lain.Perhitungan Nesparnas terdiri atas beberapa sub sektor dalam ekonomi (perdagangan, hotel, restoran,transportasi



dan



jasa),



faktor



pendapatan



(upah,



keuntungan, danbunga) serta komposisi pengeluaran(konsumsi, pemerintah, investasi, ekspor, danimpor). Ketiga komponen itu dihitung menjadi satu sebagaidevisa dari sektor kepariwisataan. Nesparnas menggambarkan besaran devisa yang mengalir masuk danmengalir keluar dari sektor pariwisata. b. Dampak terhadap Pendapatan Masyarakat Setiap kegiatan pariwisata menghasilkan pendapatan khususnya bagi masyarakat setempat . Pendapatanitu dihasilkan dari transaksi antara wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk pembelanjaan yang dilakukan olehwisatawan. Pengeluaran 38



wisatawan terdistribusi tidak hanya ke pihak-pihak yang terlibat langsung dalamindustri pariwisata seperti hotel, restoran, biro perjalanan



wisata,



dan



pemandu



wisata.



Distribusi



pengeluaranwisatawan juga diserap ke sektor pertanian, sektor industri kerajinan, sektor angkutan, sektor komunikasi, dansektor lain yang terkait. c. Dampak terhadap Peluang Kerja Pariwisata merupakan industri yang menawarkan beragam jenis pekerjaan kreatif sehingga mampumenampung jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Seorang wisatawan dilayani oleh banyak orang. Sebagaicontoh, wisatawan yang bersantai di pantai dapat memberikan pendapatan bagi penjual makanminum, penyewatikar, pemijat, dan pekerja lain. d. Dampak terhadap Struktur Ekonomi Peningkatan pendapatan masyarakat dari industri pariwisata membuat struktur ekonomi masyarakatmenjadi lebih baik. Masyarakat bisa memperbaiki kehidupan dari bekerja di industri pariwisata. e. Dampak dalam Membuka Peluang Investasi Keragaman usaha dalam industri pariwisata memberikan peluang bagi para investor untuk menanamkanmodal. Kesempatan 39



berinvestasi di daerah wisata berpotensi membentuk dan meningkatkan perekonomianmasyarakat setempat. f. Dampak terhadap Aktivitas Wirausaha Adanya kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata mendorong masyarakat untuk menyediakan kebutuhannya dengan membuka usaha atau wirausaha. Pariwisata membuka peluang untuk berwirausaha dengan menjajahkan berbagai kebutuhan wisatawan, baikprodukbarangmaupunprodukjasa. Selain keuntungan-keuntungan itu, pariwisata memberikan dampak yang merugikan bagimasyarakat di antaranya sebagai berikut : a. Bahaya Ketergantungan terhadap Industri pariwisata Melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari sektor pariwisata, beberapa daerah tujuan wisata menjadi sangat bergantung dari kepariwisataan untuk kehidupannya. Hal ini menjadikanwisatawan sangat rentan terhadap perubahan permintaan wisata. b. Pengembalian Modal Lambat Industri pariwisata adalah Industri dengan investasi yang besar dan pengembalian modal yang lambat.Hal ini



40



menyebabkan kesulitan bagi pengusaha pariwisata untuk mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. c. Mendorong Timbulnya Biaya Eksternal Lain Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul biaya eksternal lain bagi penduduk di daerah tujuanwisata, seperti biaya



kebersihan



lingkungan,



biaya



pemeliharaan



lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata,dan peluang lain.



4. 5 Mengukur Sumbangan Pariwisata a. Foreign Exchange Earnings Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan



menyebabkan



seiringbertumbuhnya



sektor sektor



keuangan ekonomi



bertumbuh



lainnya.



bahwa



pembangunan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan suatu negara khususnya dari aktivitas perdagangan valuta asing. b. Contributions To Government Revenue Kontribusi



pariwisata



terhadap



pendapatan



pemerintah



dapatdiuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal dari pajak pendapatan 41



yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi.Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak ataubea cukai barang-barang yang diimpor dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. Pariwisata memang benar dapat meningkatkan pendapatan bagi pemerintah sehingga wisata tersebut dapatdikembangkan dengan baik. c. Employment Generation Beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata, membuktikan berkontribusi



sektor nyata



penciptaanusaha-usaha



pariwisata



secara



internasional



terhadap



penciptaan



peluang



kerja,



terkait



pariwisata



seperti,



usaha



akomodasi, restoran, klub, taksi, dan usaha kerajinan seni suvenir.



Pariwisata



penyerapan



tenaga



memegang



peranan



penting



dalam



kerja



hampir



semua



negara



di



yangmengembangkan pariwisata, walaupun harus diakui sektor pertanian “agriculture” masih lebih besar indekspenyerapannya dan berada di atas indeks penyerapan tenaga kerja oleh sektor pariwisata di hampir semua negara pada tabel di atas. d. Infrastructure Development 42



Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih baik,



penyediaan



air



bersih,



listrik,



telekomunikasi,



transportasiumum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi



logis



dan



kesemuanya



itu



dapat



meningkatkankualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan rumah. Pembangunaninfrastruktur pariwisata dapat dilakukan secara mandiri ataupun mengundang pihak swasta nasional bahkanpihak investor asing khususnya untuk pembangunan yang berskala besar seperti pembangunan BandaraInternasional, pembangunan



dan



sebagainya.



insfrastruktur



pariwisata



Perbaikan



dan



tersebut



juga



akandinikmati oleh penduduk local dalam menjalankan aktifitas bisnisnya, dalam konteks ini masyarakat local akanmendapatkan pengaruh positif dari pembangunan pariwisata di daerahnya. e. Development of Local Economies Pendapatan



sektor



pariwisata



acapkali



digunakan



untuk



mengukur nilaiekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitungkarena tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas



43



seperti misalnya penghasilan parapekerja informal seperti sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan sebagainya. Setiap pemasaran, termasuk pemasaran pariwisata pada awalnya dimulai dengan membuat analisis pasar wisata. Analisis ini meliputi analisis persepsi dan preferensi wisatawan. Pada umumnya calon wisatawan menginginkan suatu produk wisata tertentu. Faktor sosiodemografi dan psikografi memiliki peran yang sangat besar dalam memilih macam produk dan destinasi pariwisata. Berawal dari data inilah bagaimana pemasaran harus dilakukan. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana individual maupun kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (value) secara bebas dengan pihak lain. Dari pengertian ini jelas bahwa dalam proses pemasaran pihak pemilik produk harus bisa menyesuaikan dengan keinginan wisatawan atau menyesuaikan dengan segmen wisatawan yang berminat pada jenis produk yang dimilikinya.



44



BAB V PERMINTAAN PARIWISATA



5. 1. Sifat Permintaan Pariwisata Pariwisata merupakan suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, dikatakan demikian karena pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa–jasa (service) yang dihasilkan melalui proses produksi. Yang dimaksud dengan “product” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang (product) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utamadan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut:



45



1. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitu pula sebaliknya. 2. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan. 3. Sosial Budaya Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal



ini



akan



membuat



sebuah



keingintahuan



dan



penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya wisatawan. 4. Sosial dan Politik Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan wisata dalamsituasi aman dan tenteram, 46



tetapi



apabila



hal



tersebut



berseberangan



dengan



kenyataan, maka sosial politik akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya terhadap permintaan. 5. Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata halini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satukeluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri. 6. Harga Barang Substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti, juga termasuk dalam aspek permintaan. Barang-barang pengganti



misalkan



sebagai



pengganti



DTW



yang



dijadikan cadangan dalam berwisata seperti, Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali



tidak



dapat



memberikan



kemampuan



dalam



memenuhi syarat-syarat daerah tujuanwisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.



47



7. Harga Barang Komplementer Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisatalainnya.



Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain, jumlah penduduk



(population



size),



kemampuan



finansial



masyarakat (financial means), waktu senggang yang dimiliki (leisure time), sistem transportasi, dan sistem pemasaran pariwisata yang ada.



Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan (demand) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non - ekonomis. Terjadinya



kekacauan, peperangan atau bencana alam



akan mengakibatkan permintaaan berkurang. Sebaliknya bilamana



musim



berlibur



dengan kondisi normal, 48



permintaan akan meningkat, sehingga kadang terjadi kekurangan dalam supply.



5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki formasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah wujud dari konsumen: 1. Personal Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.



49



2. Organizational Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen yang harus dicermati olehseorang pengusaha, antar lain: a) Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai



pengaruh



besar



bagi



perilaku



konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan bangsa Indonesia yang dalam kehidupannya seringkali mengikuti tren kelompok. Ketika ramai tren pakaian yang ketat, maka semua orang akan berubah yang sama dengan mayoritas. b) Perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya konsumen, seperti waktu luang yang dimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat sasaran pasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup 50



dari konsumen yang ingin ditujupengusaha dalam memproduksi barang dan jasa. c) Situasi psychologis yang melingkupi saat peluncuran produk



dan



jasa



kepada



costumer.



Disinilah



pentingnya pengusaha untuk mampu mengelola informasi



yang



komprehensif



tentang



perilaku



konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting, jika



costumer



karena



kondisi



psychologisnya,



seringkaliberubah sikap dan perilakunya dalam mengkonsumsi



suatu



produk



dan



jasa



yang



ditawarkan. d) Faktor lain yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah pandangan agama atasprodukdan jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal agamis, penting memperhatikan ini,karena kalau dalam pandangan agama terdapat kandungan yang dilarang dalam produk sudah pasti akanterjadi penolakan besar-besaran di masyarakat.



Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang tercermin pada ekspresi di setiap aktivitas, hasratserta keingingan, 51



dan pendapat-pendapat yang tercetus daripadanya. Gaya hidup atau lifestyle juga berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia, nilai-nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga berdampak pada faktor-faktor lingkungan. Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan dengan aktivitas, hobi, pendapat, yangmemainkan peranan penting pada perilaku konsumen. Perilaku konsumen pariwisata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipologi sebagai dasar dari aspek sosilogi pengambilan keputusan oleh pelaku pariwisatauntuk memilah konsumennya agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen. Informasi



tentang



kebutuhan



riil



wisatawan



sangat



berhubungan dengan perilaku konsumen, danmerupakan informasi penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan pengembangan pariwisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan. Perilaku konsumen melekat pada tipologi konsumenpariwisata, dan juga adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang berdampak pada aktivitas wisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.



52



5.3. Variabel - Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata 1. Aspek Penawaran Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a. Attraction (daya tarik). Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat danbudayanya. b. Accesable



(transportasi).



Accesable



dimaksudkan



agar



wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. c. Amenities (fasilitas). Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW. d. Ancillary(kelembagaan).



Adanya



lembaga



pariwisata



wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi.



53



Menurut



Smith,



mengklasifikasikan



1988



(dalam



berbagai



barang



Pitana, dan



2005)



jasa



yang



harusdisediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu: a) Transportation b) Travel services c) Accommodation d) Food service e) Activities



and



attractions



(recreation



culture/



entertainment) f) Retail goods. Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat menjelaskan: a) Apa yang akan ditawarkan. b) Apa saja atraksi yang ditawarkan. c) Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan. d) Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata. e) Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata yang akan dibeli.



54



2. Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurangbegitu pula sebaliknya. b. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerahtujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan. c. Sosial Budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apayang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akantinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan



55



penggalian pengetahuan sebagai khasanahkekayaan pola pikir budaya wisatawan. d. Sospol (Sosial Politik) Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah TujuanWisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengankenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinyapermintaan. e. Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur darisalah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itusendiri. f. Harga barang substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barangbarang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata, seperti: Bali sebagaitujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan 56



kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura. g. Harga barang komplementer Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisata lainnya. Melihat bahwa faktor penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain (Jackson, 1989 dalam Pitana, 2005): *



Jumlah penduduk (population size)



*



Kemampuan finansial masyarakat (financial means)



*



Waktu senggang yang dimiliki (leisure time)



*



Sistem transportasi



*



Sistem pemasaran pariwisata yang ada



57



Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari:  Jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan.  Pendapatan perkapita dari suatu negara asal wisata.  Lamanya waktu senggang yang dimiliki.Berhubungan dengan musim di suatu negara.  Kemajuan teknologi informasi dan transportasi.  Sistem pemasaran yang berkembang.  Keamanan dunia.  Sosial dan politik serta aspek lain.Berhubungan dengan aspek fisik dan non fisik wisatawan



5.4. Batasan-Batasan dalam Permintaan Pariwisata Hermann



V.



Schuralard



(1910),



yang



dimaksud



kepariwisataan disini adalah sejumlah kegiatan,terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara. E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut: "Pariwisata dalam pengertian modern merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan 58



atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan". Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut: keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya kepariwisataan mencakup semua macam perjalanan, asal saja



perjalanan



tersebut



berhubungan



dengan



rekreasi



danpertamasyaan. Ada beberapa faktor penting dalam pemberian batasan suatu definisi pariwisata,yaitu:  Perjalanan dilakukan sementara waktu  Perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya  Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi 59



 Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.



60



BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA 6.1. Produk-produk Pariwisata Produk-produk pariwisata yang dapat ditawarkan kepada para konsumen adalah sebagai berikut: 1. JasaTransportasi. Perkembangan bidang pariwisata di Indonesia menjadikan bisnis Jasa Transportasi Wisata menjadi



bisnis



yang



dikembangkan. Usaha jasa



cukup



diminati



untuk



transportasi wisata, adalah



usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi reguler/umum.



Usaha



Transportasi



yakni



mencakup



transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan transportasi darat terdiri atas pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi, dan perusahaan transportasi udara meliputi maskapai penerbangan. Sedangkan, transportasi laut terdiri atas pelayaran umum dan pelayaran wisata. 2. Jasa Akomodasi. Usaha penyediaan akomodasi, adalah usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok 61



wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, motel, apartemen, wisma, cottage, bungalow dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata. 3.



Jasa Atraksi. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,merupakan usaha penyelenggaraan kegiatan berupa usaha seni pertunjukan, seperti tari, musik, dan upacara adat suatu budaya setempat baik tradisional maupun modern, arena permainan, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata, tetapi tidak termasuk di dalamnya wisata tirta dan spa.



4. Jasa Perantara. Usaha jasa informasi pariwisata, adalah usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto, video, dan



hasil



penelitian



mengenai



kepariwisataan



yang



disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik. Usaha jasa konsultan pariwisata, adalah usaha yang menyediakan sarana dan rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran



di



bidang



kepariwisataan.



Usaha jasa pramuwisata, adalah usaha yang menyediakan dan/atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk



62



memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro perjalanan wisata. 5. Jasa Penunjang. Sarana penunjang pariwisata adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok. Selain berfungsi untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, sarana penunjang pariwisata memiliki fungsi yang jauh lebih penting



yaitu



membuat



wisatawan



lebih



banyak



mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.



Misalnya night



club,



casinos,



steambaths, dan lain-lain. Adanya sarana pelengkap dan penunjang pariwisata seperti yang telah diuraikan di atas akan mendukung sarana-sarana pokok. Hal ini berarti bahwa ketiga sarana pariwisata tersebut, satu sama lainnya harus saling mengisi dan melengkapi. 6.



Jasa Restoran/Rumah Makan. Usaha jasa makanan dan minuman, adalah usaha jasa penyediaan makanan dan minuman



yang



dilengkapi



dengan



peralatan



dan



perlengkapan untuk proses pembuatan dapat berupa restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.



63



7.



Jasa Travel. Usaha jasa perjalanan wisata, adalah usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah. Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan



akomodasi



serta



pengurusan



dokumen



perjalanan. Adapun beberapa cabang usaha jasa wisata perjalan yang didirikan di berbagai wilayah untuk mempermudah pelayanan untuk pelanggan. Kegiatan cabang biro wisata sama seperti kegiatan di kantor pusatnya. Sementara agen wisata sendiri adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan jasa travel. Jasa travel wisata juga memiliki beberapa perwakilan untuk mendukung bisnis wisata ini. Perwakilan jasa perjalanan meliputi: a) Biro perjalanan yang bersifat umum b) Badan usaha lain merupakan biro yang telah dipilih untuk melakukan kegiatan perjalanan baik sifatnya tetap atau sementara yang terletak di suatu wilayah. c) Agen travel. 64



8. Jasa MICE. Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan



dengan



kepentingan



bersama.



Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok



orang



secara



bersama-sama,



rangkaian



kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions,congresses,conference dan exhibition. penyelenggaraan



pertemuan,



perjalanan



Usaha insentif,



konferensi, dan pameran, adalah usaha yang memberikan jasa



bagi



suatu



pertemuan



sekelompok



orang,



menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha



sebagai



imbalan



atas



prestasinya,



serta



menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional. 65



Bentuk-bentuk MICE yaitu: a) Meeting. Meeting menurut Kesrul (2004:8), adalah suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan



atau



perserikatan



dengan



tujuan



mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan. b) Insentif. UU No.9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27), Menjelaskan bahwa perjalanan insentif merupakan



suatu



kegiatan



perjalanan



yang



diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan



yang



bersangkutan.



Menurut



Kesrul



(2004:18), bahwa insentif merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang. 66



c) Conference.



Menurut



Pendit



Istilah conference diterjemahkan



dengan



(1999:29), konferensi



dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya



merupakan sarana yang sekaligus adalah



produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. d) Exhibition. Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis



wisata



konvensi.



(2004:16), exhibition adalah



ajang



Menurut pertemuan



Kesrul yang



dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.



67



BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA



Dalam pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri dari peranan pemerintah, peran swasta atau dunia usaha dan peran masyarakat, maka perlunya perencanaan lebih dititkberatkan fungsinya kepada lingkup tugas dan peranan masing-masing. Perencanaan dari Pemerintah Bersifat makro Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya aksesibilitas, air bersih.Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya : suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata)  Perencanaan



dari



Swasta



atau



Dunia



UsahaBersifat



Mikro,bersifat profit making Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan usaha Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usahannya, misalnya : keamanan, keterlibatan, dan keindahan lingkungan. Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada kepuasan konsumen diamping untung dan rugi.



68



 Perencanaan dari Masyarakat Bersifat sederhana,bersifat partisipasip ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-sumber.yang memadai, memperhatikan kondisi dan situasi dalam masyarakat baik yang bersifat positif dan negatif.



7.1 Perencanaan Pariwisata dan Pemasarannya Perencanaan merupakan sebuah aktivitas manajemen yang dilakukan dalam ruang lingkup internal perusahaan dalam menentukan strategi serta penetapan tujuan yang akan dicapai perusahaan selama periode kedepan, yang melibatkan faktor internal serta eksternal perusahaan dalam pelaksanaannya. Aktivitas multidimensi ini berusaha untuk selalu integratif, yang mencakup faktor - faktor sosial, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, danteknologi dengan mempertimbangkan masa lalu, kini, dan yang akan datang(Rose,1984). Perencanaan dalam pariwisata sangat diperlukan, karena terdapat fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terpikir sebelumnya, keberadaan pariwisata dapat berdampak positif dan juga negatif, industri pariwisata semakin kompetitif dan



69



promosi destinasi wisata makin gencar, pariwisata bisa berakibat buruk pada sumber daya alam dan budaya, pariwisata memengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata. Untuk pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri atas peranan pemerintah, peran swasta, dunia usaha, dan peran masyarakat, maka perlu perencanaan yang lebih menitik-beratkan pada fungsi lingkup tugas, dan peranan masing - masing. Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-sumber yang memadai, memperhatikan kondisi dansituasi dalam masyarakat baik yang bersifat positif dan negatif. Menurut J. Krippendorf, dalam bukunya “Marketing Et



Tourisme” merumuskan



Pemasaran



Pariwisata



sebagai suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar. Sedangkan menurut Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampon, Ma,



dan



LM



Rothfield,



MA



dalam



buku



“TourismMarketing”merumuskan pengertian Pemasaran Pariwisata 70



sebagai suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang mempunyai potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi dengan



mereka,



memengaruhi



keinginan,



kebutuhan,



dan



memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan tidak disukai, pada tingkat daerah-daerah lokal, regional,nasional maupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh



kepuasan



optimal.



Kegiatan



pemasaran



dalam



pariwisata sangat penting. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari beberapa peran pemasaran pariwisata, yaitu organisasi pariwisata dan destinasi memiliki kekuatan untuk memengaruhi permintaan wisatawan (pengunjung) terhadap jenis produk dan pengalaman wisata tertentu dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata, terutama pangsa pasar utama terhadap upaya pelestarian produk-produk wisata secara berkelanjutan, strategi pemasaran menyediakan kerangka kordinasi, sehingga para pemangku kepentingan pariwisata akan memiliki arah yang sama dalam upaya pengembangan mengelola 71



destinasi, pemasaran memiliki alat yang penting dalam memahami dan memengaruhi apa yang akan dikonsumsi oleh wisatawan /pengunjung dan tehnik penyampaian produk yang berkualitas yang dirancang untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan lokal serta manajer pemasaran akan memiliki target, terlibat dan bekerja sama dengan pihak pemerintah (regulator) dan para anggota Dewan Perwakilan



Rakyat



dalam



upaya



mencapai



sasaran-sasaran



pembangunan pariwisata berkelanjutan.



7.2. Analisis Lingkungan Sumber Daya Pemasaran Analisis lingkungan yang dimaksud adalah analisis yang dilakukan perusahaan dibidang pariwisata terhadap ancaman dan peluang yang dihadapi oleh unit bisnis pariwisata tersebut. Analisis lingkungan



dimana



organisasi



pariwisata



beroperasi



dapat



dikelompokkan menjadi: 1. Lingkungan makro, merupakan kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasi perusahaan. Berkaitan denganpeluang dan ancaman terhadap



destinasi



atau



bisnis



pariwisata.



Meliputi



lingkungansosial politik, teknologi, ekonomi dan demografi.



72



2. Lingkungan mikro, merupakan para pelaku yang sacara langsung berkaitan dengan peusahaan dan keberadaan sangat memengaruhi perusahaan. Yang termasuk lingkungan mikro adalah: pelanggan, pemasok, pesaing, publik (masyarakat). 3. Lingkungan kompetisi, meliputi semua pemasok jasa pariwisata terhadap wisatawanyang sejenis atau target market yang sama. 4. Lingkungan pasar, dalam pariwisata adalah wisatawan yang sedang berwisata danwisatawan potensial.Analisis terhadap sumber-sumber



dari



suatu



destinasi



atau



organisasi



kepariwisataan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari organisasi tersebut. Kekuatan dan kelemahan tersebut diperoleh dari sumber- sumber pariwisata yang dimilikinya.



Analisis



lingkungan



dan



sumber-sumber



memberikan dasar bagi bisnis pariwisata atau destinasi untuk memformulasikan misi, sasaran dan tujuan. Sasaran yang realistis akan dapat membantu dalam: a. Mengetahui apa yang harus dilakukan b. Mengembangkan perencanaan dan strategi yang efektif c. Menseting tujuan dalam meningkatkan kinerja unit bisnis pariwisata secara individu d. Mengevaluasi hasil 73



7. 3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata Dengan



melaksanakan



segmentasi



pasar,



kegiatan



pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu, perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Tujuan dilakukannya segmentasi adalah sebagai dasar untuk menetapkan produk yang dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar, untuk meningkatkan penjualan, menjadi dasar untuk menentukan strategi promosi yang lebih jitu, serta memperkuat posisi persaingan. Secara sederhana segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan karakteristiknya. Menurut Kotler dalam Oka A. Yoeti (2002:74), dalam industri pariwisata segmentasi pasar adalah membagi pasar pariwisata ke dalam kelompok-kelompok wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan dipengaruhi dengan menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Berikut ini beberapa variabel utama yang dapat digunakan dalam melakukan segmentasi menurut Kotler dkk. (2002: 255-261). 74



1. Segmentasi Geografis: yang membagi pasar ke dalam unit-



unit geografis, misalnya daerah/negara asal wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Unit-unit geografis ini dapat berupa negara, provinsi, kota, kabupaten, kota dan kecamata. 2. Segmentasi Demografis: yang membagi pasar kedalam



kelompok-kelompok berdasar pada variabel demografis seperti



umur,



jenis



kelamin,



pendapatan,



pekerjaan,



pendidikan, agama dan kebangsaan. 3. Segmentasi Psikografis: yang membagi pasar ke dalam



kelompok-kelompok berdasar kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik pribadi/individu. 4. Segmentasi berdasar perilaku: yang membagi pasar ke



dalam kelompok-kelompok berdasar pengetahuan mereka, sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap suatu produk.



7.4 Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata Setelah pasar dibagi bagi menjadi segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target pasar. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar, yaitu:



75



1. Undifferentiated targeting strategy. Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai suatu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu tauran pemesanan yang digunakan



untuk



melayani



semua



pasar.



Perusahaan



mengandalkan produksi, distribusi,dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen. 2. Differentiated targeting strategy. Perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. 3. Concentrated targeting strategy. Perusahaan lebih memfokuskan menawarkanbeberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial. 4. Custom targeting strategy. Perusahaan lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual. Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu: 1. Mengevaluasi daya tarik masing - masing segmen dengan menggunakan variabelvariabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang 76



pasarsasaran. 2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.



7.5. Strategi Bauran Pemasaran Dalam pemasaran, strategi berperan sebagai penyaringan dari pengelolaandengan tujuan mengoptimalkan keberhasilan usaha. Sedangkan secara lengkap menurutCravens, David W (1996) adalah “Strategi



pemasaran”



didefinisikan



sebagai



analisis,strategi



pengembangan, dan pelaksanaan, kegiatan dalam: pemilihan strategi tujuan, program



pasarsasaran, produk pada tiap unit bisnis, penetapan pemasaran, pemasaran,



pengembangan, serta



danpengelolaan



penentuan



posisi



pasar



strategi yang



dirancanguntuk memenuhi pasar sasaran. A. Strategi Pemasaran Jasa Dalam



industri



perhotelan



strategi



yang



diutamakan



adalah pada penekananpelayanan tamu dengan harapan dapat memberikan kepuasan. Pemasaran tidak hanyaberarti pemberian pelayanan jasa atau produk hotel juga untuk membentuk image dariperusahaan itu sendiri. Kolter menambahkan bahwa batasan bagi pemasaran jasa hoteladalah melayani dan memuaskan 77



kebutuhan



konsumen,



untuk



memberikan



keuntunganbagi



perusahaan. B. Bauran Pemasaran Jasa Di dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur pemasaran yang disebutdengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiriatas berbagai



elemen



dipertimbangkan



suatu



program



pemasaran



yang



perlu



agarimplementasi strategi pemasaran dan



positioning yang ditetapkan dapat berjalansukses.



7.6 Elemen Bauran Pemasaran Jasa Dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur pemasaran yang disebutbauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiri atas berbagaielemen yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioningyang ditetapkan berjalan lancar. Komponen bauran pemasaran adalah sebagai berikut : 1. Produk pariwisata meliputi produk manajemen pariwisata, manajemen untuk produk pariwisata baru, dan pengembangan strategi produk. Namun, produk menurut N.J McHugh, dan S. MCHugh (1990), “a product is any physicalgood, service, or 78



idea



that



satisfies



a



want



or



need” (p.407).



Sebuah



produk. 2. Personal penyedia penjual



Selling: merupakan jasa dapat



interaksi



personal



antara



dan konsumen, bersifat luwes karena tenaga langsung



menyesuaikanpenawaran



dengan



kebutuhan dan perilaku konsumen. A. Sales Promotion: merupakan semua kegiatan dimaksudkan



yang



untukmeningkatkan penjualan arus



barang dan jasa B. Public Relation: menjalin hubungan dengan kumpulan kepentingan publik yanglebih besar.



7.7. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran A. Hal-Hal Penentu Organisasi Pariwisata Kebanyakan organisasi pariwisata di negara-negara yang sudah maju maupun dinegara sedang berkembang, disusun dan dikelola bedasarkan birokrasi klasik. Banyakorganisasi pariwisata nasional milik pemerintah direncanakan sesuai dengan sistem kerjapemerintah dalam bentuk suatu kementrian, suatu sekretariat, suatu departemen, sebuahkomisi dewan dan sebagainya. Sistem demikian



yang



mempunyai



keuntungan



dankelemahan, 79



didasarkan pada dua prinsip yaitu tugas dibagi habis dalam bagian dankekuasaan secara berjenjang. Dalam konsep organisasi seperti itu, hasil penerimaanbersih yang dimaksudkan sektor pariwisata sulit sekali akan berhasil. Namun demikian, organisasi pariwisata nasional yang sudah dipercayakan untuk berperan aktif mempromosikan pariwisata negara dan harus turut mengambil bagiandalam secara



keseluruhan,



serta harus



pembangunan



memajukan



industri



pariwisata,seharusnya pula diberikan peluang untuk mengemban fungsinya dengan baik. Hal iniberarti pariwisata



nasional



sistemantarhubungan, tersedia



dan



Pengarahan



harus yang



dianggap merata



mengelolanya keterampilan



bahwa



sebagai



sumber-sumber



secaraefisien



teknis



organisasi



dan



dan



manajerial



suatu yang efektif. untuk



mencapaitujuan yang telah digariskan memerlukan suatu tingkat koordinasi yang mampu menatatingkat jabatan, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing serta menggariskanserangkaian tugas operasional yang patut dipertanggungjawabkan terhadap hasilhasilkeluaran yang sudah terpadu. Akan tetapi, kemungkinan penerapan koordinasi yang diinginkan



sangat bergantung



pada



seberapa



jauh



setiap 80



anggota masing-masing dalam organisasi itudiarahkan untuk berusaha semampunya dan sejauh mana persyaratan



kerja



cukupmemacu semangat kerja serta sejauh mana manajemen yang bijaksana diterapkan. Hal inimenuntut pariwisata



nasional



harus



bahwa



organisasi



membatasi



hambatan



yangberkepanjangan dan sering mengganggu akibat dari sistem birokrasi. Hambatan birokratisitu biasanya terjadi karena akses pembagian



organisasi



secara



administratif



dankeengganan



klasik pegawai negeri untuk bersedia menerima suatu tanggung jawab.



B. Membantu Perumusan suatu Kebijakan Wisata yang tangguh dan Mantap melalui Pengkajian dan penelitian yang mempersiapkan informasi yang terus menerus mengenai keadaan pasar-pasar wisata.Tujuantujuan laindapat ditetapkan ,bergantung



pada peranan yang



akandimainkan oleh organisasi pariwisata nasional. C. Pedoman Umum bagi Organisasi Pariwisata Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik, harus terjalinkerja sama dan koordinasi di antaranya:



81







Para pejabat yang duduk dalam organisasi tingkat nasional, provinsi dan lokal.







Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata, usaha perjalanan, usahapenginapan, usaha angkutan, sektor rekreasi, dan sektor hiburan,



lembagakeuangan pariwisata, usaha



cendera mata dan perdagangan umum) 



Organisasi-organisasi yang tidak mencari untung, yang erat berkaitan dengan







pariwisata (misalnya klub-klub wisata dan klub mobil) Asosiasi profesi dalam pariwisata.Tidak satu pun kemajuan dapat diperoleh dibidang pariwisata, tanpa kerja sama dankoordinasi yang terjalin baik di antara organisasi pariwisata nasional dengan departemenyang lain, yang dalam kegiatannya baik langsung atau tidak langsung, ikutmempengaruhi kemajuan pariwisata.



D. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran Pemasaran adalah suatu cara pendekatan yang menyeluruh yang dimulai denganlangkah mengidentifikasi pasar-pasar wisata, lalu merumuskan hal-hal yang diperlukanuntuk meningkatkan produk wisata, dan dengan begitu kita mampu mencapai tujuan yangtelah adalah



ditetapkan



suatu



memengaruhi



sebelumnya.



kegiatan dan



Karena



yangmerangkul



menerobos



semua



itu,



semua



pemasaran pihak



yang



keruwetanpariwisata.



Secara rinci, hal ini mencakup:



82



1. Pengidentifikasian dan pemilihan pasar-pasar wisata melalui proses penelitian danpengkajian yang cermat. 2. Membangun satu sistem hubungan dengan semua pasar wisata yang telah dipilih. 3. Pengembangan



dan



perbaikan



produk



wisata



untuk



memenuhi permintaan yangtelah dirancang dan dianalisis dengan baik. 4. Pengawasan hasil yang dicapai dengan cara menciptakan suatu sistem umpan balik yang terus-menerus, yang mampu memberi penilaian dan takaran hasil-hasilperolehan itu, agar dapat menyesuaikan unsur-unsur yang ditawarkan kapan saja diperlukan.



a. Organisasi Pariwisata Berikut adalah yang termasuk Private Tourist office: a. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies). ASITA



adalah



pengusaha



organisasi



yang



menjadi



wadah



bagi



perusahaanperjalanan Indonesia, dalam bahasa



Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan PerjalananIndonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki beberapa tujuanyaitu:



83







Berusaha



memajukan



kepentingan



industri



dan



melindungi



kepariwisataannasional dan



kepentingan para anggota. 



Menigkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian perlindungan



dan



jaminan



kepentingan



tanpamengorbankan kepentingan sesama anggota. 



Menyuskseskan program pembangunan nasional melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis– garis



besar



haluan



negara



dan



rencana



pembangunannasional. b.



PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia). Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRIdidirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didirikan PUTRI ini adalah sebagaiwadah perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengeloladan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat.



Adabeberapa tujuan



organisasi PUTRI yaitu: 



Membina



dan



mengembangkan



dalam



rangka



objek



wisata



mengembangkanpariwisata



nusantara dan mancanegara. 



Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui penyaajian objek wisatadalam usaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya. 84







Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola objek – objek wisata dalamrangka



meningkatkan



pelayanan. 7.9 Organisasi Kepariwisataan Regional 1. Sejarah Perkembangan Organisasi



Kepariwisatan



Regional Organisasi perintis



kerja sama di kawasan regional



Asia Tenggara ini disebut Perhimpunan Asia Tenggara, lazim disebut ASA, yang didirikan bersama oleh Malaysia, Filipina dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada 31 Juli 1967 yang bersejarah itu. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN merupakan pertumbuhan langsung dari ASA, dan terdiri atas tiga negara anggota ASEAN, ditambah dengan Indonesia dan Singapura. ASEAN terbentuk setelah berlangsung perundingan-perundingan di Filipina dan di Bangkok (Thailand), sehingga tercapai kesepakatan antara kelima negara untuk memperluas ASA dan member nama baru melalui gagasan yang disebut DEKLARASI ASEAN atau DEKLARASI BANGKOK. Presidium Menteri Urusan Politik/Menteri Luar Negeri Indonesia, Wakil Perdana Menteri Malaysia, Menteri Luar Negeri Filipina, Menteri Luar Negeri Singapura dan Menteri 85



Luar Negeri Thailand.Memerhatikan adanya kepentingankepentingan dan masalah-masalah bersama di kalangan negaranegara Asia Tenggara, dan merasa yakin akan perlunya usaha untuk lebih memperkokoh ikatan-ikatan solidaritas regional dan kerja sama yang ada. Adanya hasrat untuk membentuk suatu kesatuan landasan yang teguh untuk kegiatan-kegiatan bersama guna meningkatkan kerja sama regional di Asia Tengara atas dasar jiwa persamaan dan persekutuan dan dengan demikian memberikan sumbangan kea rah terwujudnya perdamaian, kemajuan dan kemakmuran di wilayah ini. Menyadari bahwa di dunia ini suatu negara saling ketergantungan antara negara yang satu dengan yang lain bertambah, maka cita-cita bagi perdamaian, kemerdekaan, keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi akan terlaksana sebaik-baiknya dengan jalan memelihara saling pengertian, bertetangga baik dan kerja sama yang berarti di kalangan negara-negara wilayah ini, yang satu dengan yang lainnya sudah terkat oleh hubungan-hubungan sejarah dan kebudayaan. Anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam,Indonesia,



86



Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. 2. Jenis-Jenis Organisasi Kepariwisataan Regional a. Asean Tourism Association (ASEANTA) Sebagai



pelaksana



Deklarasi



ASEAN



yang



ditanda tangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dan untuk mewujudkan kerja sama regional antar bangsa di kawasan Asia Tenggara, maka di dalam siding-sidang para Menteri Luar Negeri ASEAN, sejak tahun 1967, bidang pariwisata telah menjadi salah satu pokok pembahasan, pengembangan



karena



disadari



pariwisata



bahwa



diharapkan



kerja



melalui sama



ASEAN akan lebih memasyarakat. ASEANTA dibentuk dala



rangka



mempromosikan



meningkatkan periwisata



kerja



sama



dalam



antar



Negara-negara



ASEAN. b. Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) adalah suatu asosiasi kepriwisataan yang bergerak di bidang pengembangan dan pembinaan 87



usaha konservasi di kawasan Asia. Asosiasi ini dibentuk pada 1983 di Manila dan berkantor Pusat di Macao. Keanggotam AACVB meliputi antara lain: Organisasi Hotels, Airlines, Professional Congress Organizer (PCO), Specialist Travel Agents dan Transportation Companies. c. ASEAN Permanent Committee on Tourism (ASEAN PCT) ASEAN PCT merupakan salah satu bagian dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang bergerak di bidang kepariwisataan yang dibentuk pada tahun 1969. Kedudukan sekretariat organisasi ini bergilir mengikuti negara dari ketua organisasi ini. Tujuan ASEAN PCT adalah meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang perjalanan dan pariwisata. d. ASEAN Hotel and Restaurant Association (AHRA) AHRA adalah perhimpunan hotel dan restoran di kawasan ASEAN. Kantor pusatnya di Singapura. Usaha dan tujuan AHRA adalah menerbitkan ASEAN Hotel and Restaurant Directory, menyelenggarakan pendidikan dan 88



konferensi tahunan untuk merumuskan dan mencari pemecahan masalah-masalah kepariwisataan ASEA 7.10 Strategi Pembangunan Pariwisata Dalam mengimplementasikan perencanan pariwisata yang dibuat



elemen



kepariwisataan



maka



diperlukan



strategi



pembangunan pariwisata untuk mengakomodasikan peranan dan tugas dari elemen kepariwisataan tersebut. Adapaun strategi pembangunan pariwisata sebagai upaya pemberdayaan potensi wisata adalah sebagai berikut: 1. Pariwisata



Berbasis



Ekonomi



Kerakyatan



yaitu



pembangunan pariwisata harus mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat kecil/kurang mampu sehingga mereka dapat ikut menikmati perbaikan tingkat hidup. Konsep keberpihakan pada ekonomi rakyat, dapat dilakukan melalui: kemitraan dan kesetaraan antara usaha



pariwisata



besar,



menengah,kecil



dan



produksi.Mengembangkan produk wisata yang berbasis pedesaan seperti : desa wisata, ekowisata, agrowisata dan sebagainya. 2. Pengembangan produk wisata yang dititik-beratkan pada



kelokalan dan keaslian yaitu keunikan dan kekhasan seni 89



budaya dan keadaan alam merupakan keunggulan dan keandalan pariwisata yang harus dijaga kelestariannya karena hal tersebut merupakan sumber daya wisata yang saat ini merupakan trend untuk wisatawan.



7.11 Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata Di



dalam



pemasaran



pariwisata



diperlukan



adanya



pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon wisatawan.



Persepsi



dan



preferensi



wisatawan



ini



akan



menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata sebagai berikut: a) Konsep produksi Konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk pariwisata yang memenuhi dua kriteria ini adalah produk pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass production.Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat menggunaan pendekatan produksi ini. 90



b) Konsep produk Konsep produk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya



akan membeli barang yang



memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan c) Konsep penjualan Pemasaran yang bertjuan untuk menjual produk untuk mendapatkan laba dari penjualan yang banyak volumenya dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi masal buatan pabrik, event olah raga , exhibition dan convention. d) Konsep pemasaran , suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih dahulu melakukan



pengidentifikasian kebutuhan dan



keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini.



91



e) Konsep pelanggan Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata. f) Konsep



ekologikal



dan



humanistik



Konsep



yang



mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen



dengan



cara



pengidentifikasian



kebutuhan



wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya. Selain menggunakan konsep pemasaran pariwisata juga harus memperhatikan analisis situsi (situation analysis) yakni : 1. Analisis Lingkungan (environment analisys) . Langkah pertama



suatu



perencanaan



strategis



pemasaran



pariwisata adalah melakukan analisis lingkungan di mana suatu DTW itu berada. Dengan cara ini diketahui kecenderungan



yang



relevan



dan



implikasinya 92



terhadap DTW atau perusahaan-perusahan yang bergerak dalam industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan diharapkan dapat mengetahui peluang-peluang (opportunity) dan kendala atau ancaman (threat) yang perlu diantisipasi. Hal ini diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis : adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),



ancaman



(threat),



bila



terjadi



perubahan lingkungan usahanya. Lingkungan usaha bisnis kepariwisataan cukup kompleks dan sering terjadi perubahan, oleh karena itu untuk tujuan analisis, maka lingkungan itu dapat dibagi dalam tiga komponen sebagai berikut : a. Lingkungan makro (the macro environment) Ini merupakan



lingkungan



tempat



menciptakan



peluang dan sekaligus juga dapat mendatangkan ancaman bagi suatu DTW. Lingkungan ini misalnya terdiri dari bermacam-macam unsur 93



seperti sosial, politik, ekonomi dan juga faktor demografi, karena itu semua merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah, apalagi untuk dikontrol. b. Lingkungan



persaingan



(the



competitive



environment) Lingkungan pesaing dapat terjadi kalau yang menawarkan paket wisata saling memperebutkan calon wisatawan yang sama dan biasa serta mau berkunjung pada suatu DTW tertentu. Persaingan terjadi karena ada beberapa tour



operator



yang



berkecenderungan



memusatkan perhatiannya untuk merebut target pasar yang sama. Nah ini perlu hati-hati, karena bisa terjadi adu kekuatan, yang kuat akan menang. c. Lingkungan pasar (the market environment) Yang dimaksud dengan lingkungan pasar di sini tidak



lain



terdiri



atas



kelompok-kelompok



wisatawan baik yang aktual maupun yang potensial yang diharapkan berkunjung pada suatu DTW tertentu. 94



2.



Analisis Sumber Daya (resources analisys). Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai



kekuatan



(strenght)



(weaknesses)



organisasi



bertanggung



jawab



atau



terhadap



dan



kelemahan



lembaga



yang



pengembangan



pariwisata di DTW itu. Untuk dapat mengetahui sumber daya yang dapat diandalkan perlu dilakukan inventarisasi dan bila perlu dengan jalan melakukan audit sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga diketahui mana yang dapat diandalkan dan mana yang merupakan kelemahan atau tidak menguntungkan.



7.12 Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata Pemasaran



pariwisata



baik



yang



dilaksanakan



oleh



pemerintah pusat, pemerintah daerah serta industri pariwisata harus dilaksanakan dengan strategi pemasaran bauran (marketing mix). Strategi ini angat diperlukan karena pariwisata adalah industri yang sifatnya sangat kompleks dan multi faset. Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak. Namun pariwisata 95



juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka berakibat pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan dengan well organized. Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan dengan strategi bauran pemasaran ( marketing mix ) dapat dilihat pada tabel berikut: Alat Pemasaran Strategi Marketing Mix Product



Price 1.Souvenir



2.Services



Place Memadai



Tarif tercatat



Promotion Pameran



.Setiap pemberhentian



Iklan



Promosi dan sekaligus penjualan



3. ODTW



Tidak slalu berubah



Disetiap



Promosi



berlangsung personal,Publikasi wisatawan ,Pemasaran langsung beraktifitas



96



BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA



8.1. Prinsip – prinsip Investasi Ada enam Prinsip Utama Investasi: A. Mengevaluasi profil risiko Anda Profil risiko Anda adalah tingkat toleransi Anda terhadap fluktuasi positif dan negatif dalam portofolio investasi Anda. Anda perlu menentukan apakah Anda merasa nyaman dengan sejumlah volatilitas pasar yang wajar, atau apakah Anda lebih suka berinvestasi lebih tenang dengan volatilitas pasar yang lebih rendah. B. Mendiversifikasikan investasi Anda Anda harus mengikutsertakan berbagai instrumen keuangan di dalam portofolio Anda ketika membuat keputusan investasi Anda. Dengan demikian, kinerja suatu investasi yang kurang baik akan diimbangi oleh laba yang dihasilkan pada investasi lain. Namun, Anda harus mencatat bahwa pengimbangan kerugian dalam investasi tertentu oleh laba dari investasi lain tidak selalu tercapai. C. Menentukan pemilihan jangka waktu Anda Ada



dua



cara



pemilihan



jangka



waktu



yang



dapat



memengaruhi tingkat pengembalian investasi Anda: 97



1. Rencana Jangka Waktu. Investasi dapat berfluktuasi dalam jangka yang pendek, namun volatilitas tersebut dapat dikurangi apabila Anda memegang investasi tersebut dengan jangka waktu yang lebih panjang. Portofolio yang dikelola dengan baik cenderung menunjukkan laba yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Namun demikian, portofolio yang dikelola dengan baik sekalipun tidak dapat menjamin laba dalam jangka waktu apa pun. 2. Menentukan Waktu Masuk dan Keluar Pasar. “Membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi” mungkin terdengar seperti pedoman investasi yang baik, namun jika Anda berusaha “menentukan waktu masuk dan keluar pasar” (menangkap titik terendah di pasar untuk membeli dan titik tertinggi di pasar untuk menjual) akan mengakibatkan perilaku investasi yang berisiko dan akan menghasilkan laba yang lebih rendah dari perkiraan atau mengurangi jumlah pokok



yang



diinvestasikan.



Tidaklah



mudah



untuk



menentukan waktu masuk dan keluar pasar dengan “membeli rendah dan menjual tinggi”. Jika Anda berusaha melakukan hal ini, Anda bisa jadi malah melakukan hal yang berlawanan (yaitu membeli tinggi dan menjual 98



rendah). Sebaliknya, jika keputusan investasi Anda adalah sekadar membeli dan memegang investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang, Anda dapat mempunyai peluang untuk menerima tingkat pengembalian investasi yang lebih baik dari berpartisipasi dalam siklus kinerja pasar yang terbaik (di atas siklus kinerja terburuknya) D. Investasi berkala untuk keuntungan Anda Ketika



membuat



menyimpan dan



keputusan



investasi,



Anda



dapat



mengakumulasikan



kekayaan



Anda



secara



konsisten dengan menggunakan konsep Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu komitmen untuk membeli sejumlah investasi tertentu secara teratur. Bila harga naik, lebih sedikit unit akan dibeli, dan bila harga turun, lebih banyak unit akan dibeli. Karena itu, biaya pembelian per unit akan dirata-ratakan. E. Mulai berinvestasi dini dan menginvestasikan kembali laba Anda Kekuatan dari pelipat gandaan Anda dapat berpotensi untuk memaksimalkan tingkat pengembalian Anda dengan secara konsisten menginvestasikan kembali laba yang Anda terima ke dalam investasi Anda ketika membuat keputusan investasi Anda. Dengan demikian, Anda terus-menerus menaruh jumlah modal yang 99



lebih besar untuk bekerja, dan pengembalian investasi Anda akan dilipatgandakan dan akan dimaksimalkan secara berangsur-angsur. Bila digunakan dengan baik, pelipatgandaan dapat membantu Anda meningkatkan sejumlah uang yang kecil menjadi jumlah yang besar dalam jangka yang lebih panjang. F. Secara teratur meninjau dan menyeimbangkan kembali portofolio Anda Memastikan portofolio tetap sehat. Sebagai bagian dari proses dalam membuat keputusan investasi Anda, Anda harus ingat untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian portofolio investasi Anda pada tinjauan yang dijadwalkan secara teratur. Evaluasi dan penyesuaianini dapat membantu memastikan portofolio Anda tetap sesuai dengan profil risiko dan tingkat pengembalian yang Anda inginkan, serta berada pada posisi yang baik untuk mencapai target kinerja investasi Anda.



8.2.



Investasi dalam Kepariwisataan Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian



yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Pendekatanpendekatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut: 100



1) Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan Konsekuensi biaya yang harus dibayar dari pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi pada kuantitas dan pertumbuhan



yang



yang



setinggi-tingginya



seperti: over



carrying capacity, degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya bentuk pilihan pengembangan pariwisata yang didasarkan pada “spirit” konservasi, seperti pemgembangan jenis pariwisata: small scale tourism, green tourism, going ethnic society yang semuanya menuju pada pencarian konsep alternatif tourism yang dinilai tepat dengan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, yang memberi prioritas utama pada lingkungan. 2) Perencanaan pendekatan yang dikembangkan Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-tingginya telah meniadakan pilihan lain, bagi perencana, kecuali penggunaan pendekatan centrally imposed blue print plan yang biasanya bercirikan: 



Prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk



perencanaan formal 



Proses penyusunan program bersifat statis 101







Mekanisme kelembagaan bersifat top down







Fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kebijakan anggaran yang ada.



8.3 Studi Kelayakan dan Model Pariwisata Sebuah studi kelayakan adalah evaluasi proposal yang dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan tugas yang ditunjuk. Secara umum, studi kelayakan mendahului pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, studi kelayakan adalah evaluasi atau analisis dampak potensial dari sebuah proyek yang diusulkan. Faktor Penentu Kelayakan : 1) Kelayakan Teknologi dan Sistem. Penilaian ini didasarkan pada desain garis besar persyaratan sistem dalam hal Input, Proses, Output, Fields, Program, dan Prosedur. Hal ini dapat diukur dalam hal volume data, tren, frekuensi update, dan lain-lain untuk memperkirakan apakah sistem baru akan melakukan cukup atau tidak. Kelayakan teknologi dilakukan untuk



menentukan



apakah



perusahaan



memiliki



kemampuan, dalam hal software, hardware, personil dan keahlian, untuk menangani penyelesaian proyek 102



2) Kelayakan Ekonomi. Analisis ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Analisis biaya manfaat, digunakan untuk menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem dan membandingkannya dengan biaya. Jika imbalan lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya dan manfaat sebelum mengambil tindakan. 3) Kelayakan Hukum. Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan data harus sesuai dengan perlindungan data lokal. 4) Kelayakan Operasional. Adalah ukuran dari seberapa baik sistem



yang



diusulkan



memecahkan



masalah,



dan



mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi selama definisi ruang lingkup dan bagaimana memenuhi persyaratan



yang diidentifikasi dalam tahap analisis



kebutuhan pengembangan sistem. 5) Kelayakan Jadwal. Sebuah proyek akan gagal jika penyelesaiannya memerlukan waktu yang terlalu lama. 103



Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan dibuat dan dikembangkan, dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, yang dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode seperti payback period. Kelayakan jadwal adalah ukuran dari seberapa wajar jadwal proyek. Faktor Lainnya 1) Kelayakan Pasar dan Real Estate. Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek pengembangan real estate, dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate. Pengembang sering melakukan penelitian pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk menguji alternatif menggunakan tanah untuk paket yang diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk menyelesaikan



studi



kelayakan



sebelum



mereka



akan



menyetujui permohonan izin untuk ritel, kantor komersial, industri, manufaktur, perumahan, atau dicampur-gunakan proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan pentingnya bisnis di area yang dipilih. 2) Kelayakan Sumber Daya. Hal ini melibatkan pertanyaan seperti berapa banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem 104



baru, bila dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, dependensi, dan lain-lain. Kontinjensi dan rencana mitigasi juga harus dinyatakan di sini. 3) Kelayakan Budaya. Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya terhadap budaya lokal dan umum. Misalnya, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktorfaktor ini harus dikenal. budaya perusahaan yang lebih lanjut sendiri dapat berbenturan dengan hasil proyek.



105



BAB IX MODEL KEPARIWISATAN



9.1 Tipe Pembangunan Pariwisata Di Indonesia atau di beberapa negara lain biasa dikenal dua tipe pembangunan pariwisata berdasarkan pada pola, proses dan tipe pengelolaannya, yaitu: tipe tertutup (enclave) atau terstruktur dan tipe kedua yaitu tipe terbuka (spontaneous) atau tidak terstruktur. Kedua tipe ini pada umumnya mempunyai perbedaan yang jelas dalam karakteristiknya, terutama pada pola, proses dan tipe pengelolaannya. Tipe tertutup atau terstruktur pada dasarnya ditandai oleh karakteristik sebagai berikut: 



Pada umumnya kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini memang tidak didesain untuk tujuan utama pada keuntungan penduduk lokal. Tipe kawasan ini akan mempunyai kelebihan kekuatan kesan yang ditumbuhkan sehingga mampu menembus pasar internasional.







Lokasi biasanya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan mudah 106



untuk dimonitor atau dikontrol. Karena itu, pengaruh sosial budaya yang ditimbulkan dari pariwisata terhadap penduduk lokal dapat terdeteksi sejak dini. 



Lahan pada umumnya terbatas, sehingga kawasan pariwisata biasanya tidak terlalu besar, sehingga masih berada pada tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir, dan akan mampu menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana secara internasional. Tipe terbuka atau tidak terstruktur yang bersifat spontan



pada umumnya ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: 



Tumbuh menyatu dengan struktur kehidupan baik ruang maupun pola masyarakat lokal.







Distribusi pendapatan yang diperoleh dari wisatawan bisa secara langsung dinikmati oleh penduduk lokal.







Dampak



perkembangan



pariwisata



terutama



dampak



negatifnya menjalar dan menyatu dengan cepat ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dimonitor.



9.2. Sumber – Sumber Modal Pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh 107



serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitasaktivitas ini meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan : 1. Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber apa. 2. Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi berbagai alternatif) diidentifikasi dan dievaluasi. 3. Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah alternatif proyek ditentukan. 4. Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat. 5. Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah proyek berjalan) dilakukan.



9.3 Faktor – faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata Pariwisata dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut meliputi hal sebagai berikut: 



Jumlah objek wisata. Indonesia sebagai negara yang memiliki keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang mempunyai kesempatan untuk menjual keindahan alam dan atraksi budaya kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam 108



dan budaya tersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan tersebut akan mendatangkan penerimaan bagi daerah yang dikunjunginya. 



Jumlah Kunjungan Wisatawan. Secara teoritis (apriori) menurut Pleanggra (2012), semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut paling sedikit untuk keperluan makan, minum, dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut.







Pendapatan Perkapita. Ekonomi suatu wilayah dalam periode tertentu, yangditunjukkan dengan Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan. Pendapatan perkapita yang tinggi cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi perkapita yang selanjutnya menimbulkan insentif bagi diubahnya



struktur



produksi



(pada



saat



pendapatan



meningkat, permintaan akan barang manufaktur dan jasa pasti akan meningkatkan lebih cepat dari pada permintaan akan produk-produk pertanian.



109



BAB X PELUANG PARIWISATA



10. 1. Peran Langsung Pariwisata Terhadap Peluang Kerja Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja.Saranasarana pariwisata seperti hotel dan perjalanan adalah usaha yang ”padat karya”.Menurut perbandingan jauh lebih banyak untuk hotel dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya.Untuk setiap tempat tidur dibutuhkan kira-kira 2 orang tenaga.Di Amerika Serikat untuk tempat tidur diperlukan 279 tenaga kerja.Sudah tentu angka itu berbeda-beda menurut negaranya .Di Indonesia untuk setiap kamar dibutuhkan kira-kira 2 orang tenga kerja. Itu



semua



mengenai



tenaga



kerja



yang



langsung



berhubungan dengan pariwisata.Di samping itu,pariwisata juga menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan.Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel, restoran, toko artshop, dll.Wisatawan-wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja. 110



Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus: pariwisata Bali-Indonesia) yaitu: 1. Mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uangasing di daerahtujuan wisata 2. Pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat setempat (3) meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsungatau tidak langsungdengan jasa pariwisata, 3. Memperluas penciptaan kesempatan kerja,baik pada sektorsektoryang terkait langsung seperti perhotelan, restoran, agenperjalanan, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industrikerajinan, penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasalain dan sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), 4. Merangsangkreativitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dantari yang diperuntukkan konsumsi wisatawan. Menggunakan



pengganda



National



Tourism



Satellite



Account 2006 diketahui pengganda pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di sector pariwisata sebesar 0,0000000530 dan di dalam perekonomian nasional sebesar 111



0,000000761. Artinya setiap pengeluaran wisatawan sebesar satu trilliun



(Rp1,000,000,000,000)



akan



mampu



menciptakan



kesempatan kerja di sektor pariwisata sebanyak 53.000 orang dan di dalam perekonomian nasional sebesar 761.000 orang.Sumbangan penciptaan kesempatan kerja di pariwisata terhadap perekonomian nasional 6,97%. Untuk kasus Bali menggunakan pengganda Bali Tourism Satellite Account 2007, pengganda pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor pariwisata adalah 0,0000000283



dan



dalam



perekonomian



regional



adalah



0,00000006756. Artinya setiap pengeluaran wisatawan satutrilliun rupiah



(Rp1,000,000,000,000)



akan



mampu



menciptakan



kesempatan kerja sebanyak 28.300 disektor pariwisata, dan dalam perekonomian Bali sendiri adalah 67.560 orang. Jadi,sumbangan penciptaan kesempatan kerja sektor pariwisata terhadap kesempatan kerjaregional mencapai 41,89%. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pariwisata telah menjadimesin penciptaan kesempatan kerja. Peningkatan kedatangan wisatawan ke Indonesiaatau ke pulau Bali (berarti peningkatan pengeluaran wisatawan) akan meningkatkan secara nyata permintaan berbagai macam output, dan pada akhirnya akan meningkatkan peluang pekerjaan. Dalam perspektif ini, dapatlah dikatakan bahwa Bali telah benarmenaruh pariwisata 112



sebagai prioritas dalam strategi pembangunan, seperti pariwisata adalah sebuah wahana meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan pemerintah,revitalisasi seni dan budaya, pengentasan kemiskinan, atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.Kebutuhan tenaga kerja pariwisata makin meningkat sejalan dengan makin berkembangnya usaha jasa pariwisata, sarana pariwisata serta usaha objek dan dayatarik wisata.Oleh karena itu, kesempatan kerja di bidang pariwisata perlu juga diperhitungkan, berdasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan, jumlah pengeluaran wisatawan dan pertumbuhan sarana pariwisata.



10.2 Peluang Kerja dan Multiplier Pariwisata A. Peluang Kerja Pariwisata juga menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan. Banyak bangunan yang didirikan



untuk



hotel,restoran,toko



artshop,dan



lain-



lain.Wisatawan - wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja. 113



Sektor pariwisata dapat membuka banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor ini memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau penginapan untuk tempat menginap selama berwisata, jasa transportasi, guide, rumah makan atau restoran, ticketing, dan lain-lain. Peluang kerja yang luas dapat memaksimalkan para pekerja dan meningkatan pendapatan nasional. Apabila tenaga kerja sebagian besar atau semua dapat tertampung dilapangan kerja maka hasil produksi baik barang atau jasa akan meningkat dan tentunya pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan bertambah banyak. Pendapatan yang diterima masyarakat meningkat akan meningkatkan pendapatan nasional. Keadaan ini tidak akan ada pencari kerja yang menganggur, semua digunakan dalam proses produksi disebut kesempatan kerja penuh (full employment). Masih banya pencari kerja yang tidak tertampung pada kesempatan



kerja



yang



menimbulkan



pengangguran.



Pengangguran tinggi mengakibatkan para pekerja haruslah 114



menanggung biaya hidup para penganggur. Pendapatan yang diterima masyarakat semakin berkurang, gizi masyarakat berkurang, kesehatan masyarakat berkurang, kemampuan untuk kreasi berkurang, dan akan menimbulkan kerawanan nasional. Kecuali itu pendapatan nasional akan berkurang yang ada hanyalah kemiskinan.



B. Multiplier Pariwisata Multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat memacu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi



wisata,



perhotelan,



restoran



dan



transportasi



lokal.Sementara komponen pendukungnya, mencakup industriindustri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur.Semuanya dapat dipacu dari industri pariwisata.Analisis nilai pengganda (multiplier) adalah salah satu ukuran ekonomi yang dapat dipakai untuk melihat peran sektor produksi Restoran dan Hotel dalam sistem ekonomi



115



wilayah. Analisis nilai pengganda dari sektor Restoran dan Hotel akan dilihat dalam ukuran : 1. Pengganda permintaan akhir (output multiplier) 2. Pengganda pendapatan (income multiplier) 3. Pengganda nilai tambah (value added multiplier) 4. Pengganda tenaga kerja Dampak multiplier dari pengeluaran wisatawan mengacu pada income, ketenagakerjaan, dan pendapatan pemerintah dari belanja wisatawan. Hal ini dapat dikategorikan dalam lima tipe, yaitu (Lickorish dan Jenkins, 1997;63): a.



Transactions or sales multipliers. Peningkatan belanja wisatawan dapat meningkatkan pendapatan usaha.



b.



Output Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada peningkatan jumlah output yang diproduksi.



c.



Income Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada perhitungan tambahan pendapatan dalam perekonomian.



d.



Government Revenue Multiplier. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada perhitungan pendapatan pemerintah. 116



e.



Employement



Multiplier.



Peningkatan



belanja



wisatawan berdampak pada terciptanya kesempatan kerja baru. Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak penggandaan (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi.Pariwisata memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung terkait dengan industri pariwisata. 19 Pembahasan tentang multiplier memungkinkan kita membedakan antara dampak langsung, tidak langsung serta dampak ikutan dari pengeluaran pariwisata (Tribe, 2011 dalam Gilang, 2014; 40): 



Dampak langsung (direct effects): dampak yang diperoleh oleh supplier dari transaksi langsung yang dilakukan



oleh



konsumen



(wisatawan)



atas



penawaran (supply) produk dan jasa di industri pariwisata (misal: hotel, restoran); 



Dampak tidak langsung (indirect effects) : dampak yang muncul dari aktivitas rantai penawaran yang dibutuhkan



dalam



memenuhi



kebutuhan



pada



pengeluaran langsung sektor pariwisata (misal: hotel 117



mempekerjakan karyawan, restoran membeli bahanbahan makanan); 



Dampak ikutan (induced impact): terjadi ketika penerima dari pengeluaran langsung dan tidak langsung membelanjakan pendapatan ekstra yang diperolehnya ke dalam perekonomian. Pengeluaran ini menciptakan pendapatan pada sektor lain dalam perekonomian



yang



terus



berputar



dan



mengembangkan dampak multiplier. 20 Tabel II.4 Multiplier Effect Pariwisata Terhadap Perekonomian Menurut Lickorish dan Jenkins (1997;63) Dampak utama pariwisata terhadap perekonomian terkait dengan pendapatan devisa , sumbangan untuk penerimaan pemerintah kesempatan kerja baru dan income untuk menstimulasi pembangunan daerah.



118



10. 3 Pasar Tenaga Kerja dan Peluang Kerja 



Pengertian Pasar Tenaga Kerja Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang



mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja.Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja.Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan



119



jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya.Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini.Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.







Fungsi Pasar Tenaga Kerja Pasar tenaga kerja memiliki fungsi yang sangat luas, baik



dalam sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yakni sebagai berikut : 



Berfungsi untuk Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,







Berfungsi untuk sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan,







Berfungsi untuk sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.







Manfaat Pasar Tenaga Kerja Manfaat adanya bursa tenaga kerja yakni :



120



1. Dapat membantu pencari tenaga kerja mendapatkan pekerjaan sehingga mengurangi tingkat pengangguran 2.



Sebagai sarana atau fasilitator bagi perorangan atau lembaga yang mencari tenaga kerja.



3. Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan. 4. Dengan adanya pasar tenaga kerja, distribusi pekerjaan antara informal dan formal dapat merata sesuai dengan kebutuhannya masing-masing di setiap sektor. 5. Pasar tenaga kerja dapat membantu mengurangi lapangan pekerjaan informal. Sebagaimana lapangan



kerja



informal



diketahui



berakibat



pada



besarnya kewajiban



pemenuhan kebutuhan dasar pekerjanya, yang dicerminkan dari upah riil pekerja informal. Tingginya upah riil pekerja akan mengakibatkan terjadinya pengangguran selain itu ketidakseimbangan upah antara pekerja informal dan formal akan menimbulkan kesenjangan sosial. Meskipun sektor informal tak dipungkiri merupakan salah satu penggerak roda ekonomi akan tetapi dalam diperlukan perhatian lebih untuk menertibkannya.



121



6. Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi TKI untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri dengan lebih aman dan



terjamin



oleh



Pemerintah.



Dengan



demikian,



problematika TKI yang seringkali menghiasi media dengan konotasi negatifnya dapat dikurangi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus menyempurnakan peraturan bagi TKI dengan meninjau kembali mekanisme perekrutan, penempatan, perlindungan dan pemulangan TKI. 7. Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi tenaga kerja yang terampil, ahli dan kompeten untuk mengembangkan dirinya di dunia kerja yang lebih luas bahkan sampai ke luar negeri. Peluang yang besar tersebut menjadi wadah yang baik untuk menunjukkan taji SDM Indonesia di mata dunia, sehingga tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. 8. Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari kerja



(Pemilik



Tenaga



Kerja),



sedangkan



sebagai



pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan 122



maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. 9. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan



jalan



keluar



bagi



perusahaan



untuk



memenuhinya. Dengan demikian, tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.



10.4 Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja A. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus seperti dokter, akuntan, guru, dan lainlain.Adapun



tenaga



kerja



terlatih



yaitu tenaga



kerja



yang



123



memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan lain-lain.



Ciri-Cirinya : 



Pasar



tenaga



kerja



terdidik yaitu



pasar



yang



mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja terdidik. 



Pasar



tenaga



kerja



terlatih



yaitu pasar



yang



mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja terlatih. 



Pasar



tenaga



kerja



tidak



terdidik



dan



tidak



terlatihyaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, seperti tukang angkut, tukang batu, dan lainlain.



o



Pasar tenaga kerja utama dan biasa 



Pasar tenaga kerja utama (primary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut: o



Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,



o



Manajemen perusahaan sangat baik,



o



Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan sangat tinggi,



124



o



o



Gaji dan upah tinggi,



o



Jaminan sosial yang baik,



o



Disiplin pegawai sangat tinggi,



o



Jumlah perpindahan pegawai sedikit.



Pasar tenaga kerja biasa (secondary labour market) Yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai



berikut: o



Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,



o



Manajemen perusahaan kurang baik,



o



Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan rendah,



o



o



Gaji dan upah rendah,



o



Jaminan sosial kurang baik,



o



Disiplin pegawai rendah,



o



Sering terjadi perpindahan pegawai.



Pasar tenaga kerja intern dan ekstern Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para pegawai yang sudah ada untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.Ini berarti berkaitan dengan pemberian promosi (kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan.Pasar tenaga kerja ekstern yaitu pasar yang mempersilakan orang luar untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.



125



o



Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di dalam negeri.Pasar tenaga kerja luar negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di luar negeri. Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang lebih 220 juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis



ekonomi



yang



berkepanjangan



dan



memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan Kerja) sangat membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri. Dengan adanya pasar tenaga kerja luar negeri, Indonesia dapat mengurangi jumlah pengangguran sekaligus menambah devisa negara.



o



Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali perusahaan.Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya secara perseorangan pada perusahaan yang diinginkan.Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi kepentingan masing-masing dan tidak mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja demi mewakili kepentingan bersama. Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum 126



penawaran seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu berarti, semakin tinggi upah tenaga kerja, semakin sedikit permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja, semakin banyak permintaan terhadap tenaga kerja.Hal demikian berlaku pula pada penawaran, yakni semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga kerja.Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran tenaga kerja.



o



Pasar Tenaga Kerja Monopoli Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada pasar ini seluruh tenaga kerja bersatu, menyatukan kekuatan dan kepentingan dengan bergabung dalam serikat pekerja atau serikat buruh.Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja dalam menuntut upah dan fasilitas-fasilitas lain kepada perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan pekerja.Karena bergabung dalam satu kekuatan, yakni serikat pekerja maka para tenaga kerja memiliki hak monopoli dalam menjual atau menawarkan tenaganya.



127



Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:



o







Menuntut upah lebih tinggi dari upah ekuilibrium.







Membatasi penawaran tenaga kerja.







Menambah permintaan tenaga kerja.



Pasar Tenaga Kerja Monopsoni Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah tertentu hanya ada satu perusahaan yang bersedia meminta tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak mempunyai organisasi



seperti



serikat



pekerja.Ini



berarti,



kekuatan



perusahaan jauh lebih besar dibanding tenaga kerja.Akibatnya upah yang terjadi umumnya di bawah upah ekuilibrium atau upah keseimbangan.



o



Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua kekuatan yang saling bertentangan.Kekuatan pertama berasal dari para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat pekerja, dan kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan satu-satunya perusahaan yang memakai tenaga kerja. Serikat



128



pekerja



yang



memberikan



penawaran



tenaga



kerja



mempunyai posisi yang sama kuat dengan perusahaan yang melakukan permintaan tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling memonopoli, yang disebut monopoli bilateral



10.6 Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja Kelebihan adanya pasar tenaga kerja 



Untuk membantu mengurangi pengangguran.







Untuk membantu bagi pencari kerja maupun pengusaha/ perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.







Untuk menambah devisa negara.







Untuk



mudah



mendapatkan



sebuah



informasi



tentang



lowongan pekerjaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 



Untuk membantu dengan cepat mengisi posisi pekerjaan dengan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.



Kelemahan adanya pasar tenaga kerja 



Munculnya kegiatan percaloan tenaga kerja.







Munculnya tindakan penipuan dan kekerasan terhadap calon tenaga kerja.



129



10. 7 Membangun Pusat Informasi Pemasaran Pariwisata Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan informasi tentang pariwisata.Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta



sarana-prasarana



khususnya.Ini



adalah



perdagangan penjabaran



dari



dan



pariwisata



pembangunan



pada sistem



perdagangan barang dan jasa unggulan.Berangkat dari kebutuhan turis mari kita lihat apa yang sebetulnya mereka butuhkan dan mereka lakukan pada sebuah tempat wisata adalah sebagai berikut: 1. Mencari informasi detail Beberapa hal yang akan dilakukan



turis dalam mencari



informasi adalah sebagai berikut : o



Lokasi



: Aman (bukan area konflik) , Murah,



Memenuhi karakteristik Kunjungan, mudah dikunjungi. o



Transaksi



o



Transportasi :Mudah didapat, Murah, Cepat, Layanan 24



: Kartu kredit , e-Banking , Transfer payment.



jam ,Tersedia kesemua situs.



130



2. Memesan Hotel Dalam memesan hotel beberapa hal yang akan dilakukan turis : a. Hotel yang murah ,nyaman . aman, dekat dengan lokasi situs,



memiliki



“online



reservation”



(gampang



melakukan pemesanan). b. Dapat menggunakan “online payment” Credit card, Transfer, Online banking, Interactive information. 3. Memesan Tiket perjalanan Tiket perjalanan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : a. Tiket yang murah, Gampang di “reserved”. b. Dapat dibayar secara online Credit card, online banking, Interactive information. 4. Mencari Paket Tour Dalam mencari paket tur, beberapa hal ini akan dilakukan oleh turis yaitu Paket tour n travel yang memiliki karakteristik atau mempunyai ketiga hal sebelum ini adalah : a. Dapat menemukan informasi detail tentang situs. b. Dapat melakukan pemesanan hotel dan c. Dapat melakukan pemesanan tiket perjalanan .



131



5. Mencari Lokasi Situs tujuan pariwisata Hal penting yang akan dilakukan oleh setiap turis didunia ini adalah mencari situs tujuan pariwisata dari situs-situs sebagai berikut : a. Situs-situs tentang Hotel b. Situs-situs pemerintahan c. Agen-agen tur dan travel d. Situs-situs komunitas ( yang dapat bercerita tentang pengalaman “surfing” di situs-situs pariwisata tertentu ). e. Menggunakan search engine ( google adalah favorit orang Indonesia). f. Foto , Video, Dokumen-dokumen perjalanan. Kelima hal yang dibutuhkan turis tersebut pada akhirnya akan dibuat dalam sebuah system yang merupakan Pusat Informasi bagi turis. Pusat informasi tersebut harus mengandung keenam hal sebagai berikut (6T) : 1. Terdekat Informasi dapat diperoleh disekitar turis berada baik itu berupa media suratkabar, Email, Situs online / Blog, Sms dan Suratsurat atau dokumen elektronik. 132



2. Tercepat Informasi dapat dengan cepat diakses, tidak lambat saat informasi sedang diakses. 3. Termurah Informasi dapat diakses dengan biaya yang murah, bahkan apabila memungkinkan informasi tersebut “dating” secara gratis kepada calon turis. 4. Terakurat Informasi yang disampaikan harus akurat, tepat sesuai dengan yang ada dalam brosur. 5. Terpercaya Informasi yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak membuat kebohongan, harus dibuat apa adanya sesuai kondisi asli. 6. Ternama Informasi harus berasal dari organisasi, departemen, lembaga yang bertanggung jawab dan mempunyai nama yang dapat dipertanggungjawabkan.



Penting



bagi



pemerintah



untuk



mempersiapkan sebuah layanan pusat informasi yang credible dan dapat menunjukan “wajah” bahwa layanan informasi 133



tersebut



dikelola



oleh



pemerintah



atau



swasta



yang



bekerjasama dengan pemerintah. Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan turis dan semua hal yang “kira-kira” akan mereka lakukan untuk menemukan sebuah situs tujuan pariwisata maka hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan infrastruktur fisik untuk mengakomodir seluruh kebutuhan turis tersebut. Dengan kemauan dan kemampuan pemerintah propinsi secara serius dalam mempersiapkan infrastruktur tersebut di dukung penuh oleh



tata kelola teknologi informasi yang memadai



maka diyakini percepatan pariwisata akan meningkat dengan tajam.



134



BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA



11. 1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata Sistem Informasi pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar”. Produk industri yang dipasarkan itu tidak berwujud (intangible product), karena itu tidak dapat di pindah kan, dicoba, di tabung atau ditumpuk di gudang dimana hubungan antara penjual dan pembeli berakhir kalau transaksi selesai dilakukan. System terintegrasi dalam persepsi teknologi informasi merupakan sebuah koneksitas diantara semua elemen sistem atau stakeholders yang terhubung dalam sebuah sistem jaringan yang saling terkait. Rancangan sistem tersebut secara global dapat dilihat sebagai berikut : Sistem seperti ini memerlukan pusat informasi yang sangat rapi dan terintegrasi dari semua pihak dan dapat dibangun atau 135



disponsori oleh dinas pariwisata provinsi. Pusat informasi ini harus dapat diakses oleh setiap calon turis dengan sangat mudah. Dengan menggunakan beberapa teknik dalam metode pencarian cepat (search engine optimation ) diperkirakan Pusat informasi seperti ini akan cepat dikenal dan banyak diakses oleh calon turis dari seluruh penjuru dunia. Dua bagian utama dalam sistem ini adalah :  pertama, membangun infrastruktur pusat informasi dengan sangat hati-hati dan terintegrasi seperti yang telah dijelaskan diatas, lalu yang  kedua, Mulai memasarkan pusat informasi ini agar dapat dan cepat



diakses oleh calon turis diseluruh dunia dengan



beberapa teknik transaksi dan bantuan dari search engine optimation serta beberapa trik pemasaran yang banyak berkembang didunia maya / Internet (baca: E-Commerce). Sistem Informasi Pariwisata adalah sistem yang menyajikan informasi - informasi mengenai suatu objek wisata, kawasan wisata ataupun wahana - wahana di suatu objek/kawasan wisata. Sistem ini juga menyajikan tentang beberapa informasi yang menunjang kegiatan kepariwisataan seperti akomodasi, transportasi, tiket, hotel. Bagian-bagian dari system informasi pariwisata 136



 Promosi oleh negara/daerah  Asosiasi pariwisata  Travel information centers  Promosi oleh perusahaan  Pengetahuan pekerja pariwisata  Brosur  Penampilan daerah pariwisata  Wisatawan yang selalu datang Manfaat menggunakan



internet dalam system informasi



pariwisata  Memudahkan untuk mengakses  Dapat



memberikan



informasi



yang



lengkap



kepada



konsumen  Dapat menjangkau luas di berbagai dunia  Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan pariwisata.



11.2. Membangun Pusat Informasi Pariwisata Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan: Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. 137



Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Strategi Membangun Pusat Informasi Pariwisata yang menunjang



pertumbuhan



ekonomi



dapat



dilakukan



dengan



memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu. b. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak



ada



sumbangsih



ekonomi



yang



diperoleh



masyarakat sekitar. c. Kegiatan promosi harus beraneka ragam, selain dengan mencanangkan cara kampanye dan program Visit Indonesia



Year



seperti



yang



sudah



dilakukan 138



sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk sistem informasi yang handal dan membangun



kerjasama



yang



baik



dengan



pusat



informasi pada negara – negara lain terutama pada negara yang berpotensi. d. Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan disbanding dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat tradisional dan alama. Karena era kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing. e. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata yang ada diseluruh Indonesia. f. Mengajak masyarakat sekitar daerah tujuan wisata agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi. g. Sarana



dan



prasarana



yang



dibutuhkan



perlu



dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran pariwisata. misalnya dengan pengadaan perbaikan jalan,



139



telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi daerah wisata. Dengan memperhatikan beberapa masukan ini kiranya dapat membantu bagi penyelenggara pariwisata yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Factor baik internal dan eksternal, pariwisata dapat menghasilkan pendapat yang luar biasa bagi suatu daerah terutama apabila dikelolah dengan baik.



11.3. Sistem Perencanaan Sistem Perencanaan adalah proses membuat sebuah Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan operasi organisasi.  Sistem



Perencanaan berhubungan dengan perencanaan



bisnis  Sistem Perencanaan menyangkut estimasi dari kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta operasinya. Definisi dari perencanaan pemasaran strategis menurut Mc Donald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan pemasaran.



Perencanaan



ini



merupakan



urutan



logis



dan 140



serangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran dan perumusan



rencana



untuk



mencapai



tujuannya.Perencanaan



pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian, perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran.Rencana



pemasaran



ini



memberikan



fokus



bagi



pengumpulan informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan.



Perencanaan dari Pemerintah 



Bersifat makro







Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya aksesibilitas, air bersih.







Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya : suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.







Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata)



Perencanaan dari Swasta atau Dunia Usaha 



Bersifat Mikro 141







Bersifat profit making







Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan usaha







Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usahannya, misalnya



:



keamanan,



keterlibatan,



dan



keindahan



lingkungan. 



Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada kepuasan konsumen diamping untung dan rugi.



Perencanaan dari Masyarakat 



Bersifat sederhana







Bersifat partisipasif







Ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.



11. 4. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA 



Mendefinisikan situasi bisnis







Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)







Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan







Penetapan tujuan dan pasar







Mendefinisikan



strategi



pemasaran



dan



usaha



yang



dilakukan



142







Perancangan tanggung jawab implementasi







Penganggaran strategi pemasaran







Monitor kemajuan usaha pemasaran



Tujuan perencanaan pemasaran adalah identifikasi dan kreasi dari keunggulan kompetetif. 



Perencanaan Kontingensi Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian Penyebab kegagalan dalam perencanaan : Minimnya rencana nyata 



Minimnya analisa situasi yang memadai







Tujuan dan sasaran yang tidak realistis







Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan



Manfaat rencana pemasaran : 



Mencapai koordinasi aktivitas yang lebih baik







Mengidentifikasi perkembangan yang diharapkan







Meningkatkan kesiapan organisasi untuk berubah



143







Meminimalkan respon tak rasional samapi respon yang tak diharapkan







Mengurangi konflik



tentang ke



mana seharusnya



organisasi bergerak 



Meningkatkan komunikasi







Mendesak manajemen untuk berpikir ke depan secara sistematis







Memperluas penyesuaian sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan peluang pilihan



Masalah masalah yang muncul akibat kurangnya perencanaan pemasaran : 



Peluang-peluang yang hilang untuk mendapatkan laba







Angka-angka yang tak berarti dalam rencana jangka panjang







Tujuan yang tidak realistis







Kurangnya informasi pasar yang dapat dilakukan







Perselisihan antar fungsional







Frustasi manajemen







Perkembangbiakan produk dan pasar



144







Pengeluaran promosi yang sia-sia







Penentuan harga yang terlalu membingungkan







Semakin melemah terhadap perkembangan bisnis







Hilangnya kendali terhadap bisnis



Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran meliputi : 1. Melakukan analisis situasi Dengan



menggunakan



analisis



SWOT



(streghts,



weaknesses, opportunities, dan threats). Analisis ini mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh trend an situasi pembeli, pesaing, biaya dan regulasi. 2. Menetapkan tujuan/sasaran Tujuan dirumuskan secara spesifilk dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan untuk dicapai organisasi pada waktu tertentu di masa datang, dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. 3. Menyusun strategi dan program Pengambil



keputusan kemudian merancang strategi



(tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan) dan program



(tindakan



jangka



pendek



spesifik



untuk 145



mengimplementasikan



strategi).



Hasil dari perencanaan pemasaran yang berfokus pada konsumen dapat menghasilkan sebuah keunggulan bersaing melalui :  Harga yang lebih rendah dibandingkan dengan para pesaing untuk manfaat yang sama atau  Keunikan manfaat yang dapat menutupi harga tinggi.



11.5 Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata Menurut Blue Say dalam tulisannya berjudul: Beginner’s Guide to Marketing Evaluation(London & Partners, 2010), para pelaku usaha seringkali menempatkan evaluasi pada akhir kegiatan pemasaran, padahal sebenarnya lebih masuk akal (makes sense) apabila kegiatan ini dilakukan sejak awal saat seorang pengusaha menentukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai dan merencanakan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.



Komponen yang Perlu Dievaluasi Terdapat beberapa pandangan atau gagasan mengenai komponendalam kegiatan pemasaran yang perlu dievaluasi pada 146



tahap awal kegiatan.



Jon Vencil menyebutkan terdapat dua



komponen utama yang perlu dievaluasi, yaitu: 



Evaluasi Produk, yaitu evaluasi pada jasa atau barang yang akan dilempar ke pasar. Dengan melakukan evaluasi sebelum produk dan jasa dilempar ke pasar, akan dapat diketahui produk atau jasa mana yang bisa tetap ditawarkan, dihentikan penawarannya, dimodifikasi produk dan jasanya, atau dilakukan pengulangan.







Evaluasi Proses, merupakan tindakan evaluasi yang dilakukan pada proses pemasaran produk dan jasa yaitu penggunaan metode pemasaran seperti iklan dan/ atau promosi. Dari evaluasi di tahap awal ini akan diketahui efisiensi dari setiap metode yang digunakan, diukur dengan perbandingan antara biaya dan hasil yang diperkirakan.



Dasar Pertimbangan Evaluasi : a. Tentukan lebih dahulu apa yang menjadi tujuan utama dilakukannya evaluasi b. Berilah urutan prioritas komponen pemasaran yang akan dievaluasi sehingga kegiatan evaluasi akan menjadi lebih efisien. 147



c. Pastikan adanya pakar dalam bidang evaluasi yang dapat membantu atau memberi pertimbangan pada metode evaluasi yang dilakukan d. Perhitungkan waktu dan durasi evaluasi yang akan dilakukan. e. Gunakan sebanyak mungkin saluran



yang tersedia.



Kemudian pilihlah tempat untuk mengadakan evaluasi yang mudah diakses oleh mereka yang akan mengevaluasi data. f. Gunakan data hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran pada periode berikutnya.



IMPLEMENTASI KASUS Sabtu, 8 Desember yang lalu kami mengunjungi Dinas Priwisata Kota Denpasar yang berada di Jl. Surapati No.7 Denpasar untuk



mengetahui



tentang



informasi



pariwisata



di



kota



Denpasar.Karena kami hanya mempunyai waktu senggang saat akhir pekan, kami mengadakan kesepakatan dengan seorang pegawai Dinas Pariwisata Kota Denpasar untuk bersedia kami kunjungi dan memberikan informasi terkait dengan pokok bahasan kami yaitu mengenai informasi pariwisata, kami tertarik untuk



148



mengangkat kasus penipuan mengenai informasi pariwasata yang berkedok agent travel. Beberapa waktu yang lalu, sekitar bulan Oktober penipuan dilakukan oleh travel agen online website www.bali-explorer.com / www.kutacarrental.com Address : Jl. Wr supratman 263 B 2nd Floor Denpasar - Bali – Indonesia Phone



: +62 361 9285810



Mobile



: +62 819 3432 1888



E-Mail



: [email protected]



Website



: www.kutacarrental.com



Sister Site : www.bali-explorer.com for hotel needs in Bali.



Lisa, wisatawan yang bermaksud berlibur di Bali memakai jasa mereka menginap di villa mutiara seminyak ( 2 mlm 3,7 juta) sudah bayar lunas via transfer ke rekening Doni Riswandi (owner) Bali Exporer dan Kuta Car Rental. Tetapi setelah ia kembali ke negaranya ternyata pihak mutiara memotong pembayaran sewa villa. ternyata pihak Bali Explore (Doni Riswandi) belum membayar tagihan villa ke pihak mutiara sehingga tamunya membayar 2x . Setelah dihubungi doni riswandi sudah kabur. 149



Pembahasan : Berkaitan dengan maraknya penipuan yang dilakukan oleh beberapa travel agent gelap atau tidak berizin resmi, pelanggan diharapkan untuk lebih



berhati-hati dalam bertransaksi dengan



travel agent yang tidak resmi, atau perusahaan/perorangan yang mengatasnamakan biro perjalanan / Travel Agent yang mempunyai motif menjebak atau menipu dengan menjanjikan harga murah. Kasus-kasus penipuan seperti ini sangat merugikan pihak konsumen, serta Travel Agent Resmi yang terkena imbas dari kasus-kasus tersebut yang berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap Biro Perjalanan / Travel Agent. Narasumber kami yaitu Bapak yang menjabat sebagai di Dinas



Pariwisata



Kota



Denpasar



memberikan



tips



untuk



menghindari penipuan. Periksa biro perjalanan wisata yang Anda gunakan. Sebaiknya, gunakan biro perjalanan wisata yang memiliki reputasi baik.



Minimal,



pilih



biro



perjalanan



wisata



berdasarkan



rekomendasi teman atau kerabat yang sudah pernah menggunakan biro perjalanan wisata tersebut.Tanyakan secara detail harga paket 150



yang ditawarkan termasuk biaya tambahan yang mungkin akan keluar di saat perjalanan dan tidak masuk dalam harga paket. Cek kembali tiket yang sudah Anda pesan. Beli tiket untuk transportasi umum seperti pesawat terbang, kereta, dan bus, melalui agen atau penjualan resmi. Hindari pembelian melalui calo, selain harga lebih mahal, bisa jadi tiket yang dijual adalah palsu.Periksa tanggal dan tujuan tiket yang Anda beli, pastikan ke pihak perusahaan transportasi mengenai jadwal keberangkatan apa masih sesuai dengan jadwal semula. Gunakan asuransi perjalanan.Perjalanan ke luar negeri untuk beberapa negara seperti Eropa, memang mengharuskan pelancong asal Indonesia memiliki asuransi perjalanan sebagai syarat permohonan visa.Selain itu, asuransi perjalanan juga dapat membantu Anda jika terjadi kehilangan sampai kejadian pesawat yang delay. Membayar dengan uang tunai.Sebaiknya bawa saja uang tunai secukupnya. Menukar uang. Jika ke luar negeri, sebaiknya membawa uang dalam bentuk dollar AS.Lalu tukarkan ke mata uang setempat di money charger terpercaya dan penukaran resmi.Hindari menukarkan uang Anda di bandara atau money charger yang padat 151



turis, biasanya di tempat-tempat ini uang Anda akan dihargai murah. Pilih hotel dengan reputasi tinggi.Jangan langsung percaya dengan foto yang ditampilkan situs suatu hotel.Gunakan rekomendasi dari kenalan yang mengenal daerah tersebut mengenai reputasi hotel tersebut. Jangan mudah percaya dengan orang asing.Jangan terlalu bergantung pada orang yang baru Anda kenal.Tetap waspada,



jangan



sampai



Anda



dibawa



ke



tempat



yang



mencurigakan ataupun tempat-tempat sepi.Waspada juga barangbarang yang Anda bawa selama perjalanan. Sewa



mobil



ataupun



taksi.Gunakan



taksi



dengan



argometer dan naik taksi yang memiliki reputasi baik di daerah tersebut. Anda bisa tanyakan pihak hotel untuk taksi apa yang bisa dipercaya di daerah atau negara tersebut. Teliti harga diskon yang ditawarkan.Ada baiknya periksa terlebih dahulu potongan harga yang diberikan tersebut.Anda perlu tahu harga normal barang tersebut.Di beberapa toko, terkadang membuka bungkusan berarti membeli, walaupun Anda sekadar ingin melihat kondisi barang.



152



Pak



melanjutkan,



tidak



dapat



dipungkiri



kunjungan



wisatawan tidak bisa lepas dari berbagai dampak, baik dari segi keamanan, teroris, isu kesehatan dan dan faktor lainnya.Hal ini kita dapat lihat pada tingkat kunjungan wisatawan yang mengalami fluktuasi.Untuk itu, Bali sebagai salah satu tujuan wisata terfavorit di dunia masih terus maningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.



153



DAFTAR PUSTAKA



Ekonomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gafur, Juliafitri Dj. 2008. “Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bitung (tesis)”. Medan : Universitas Sumatera Utara. Lundberg, E Donald., Stavenga, Mink H., dan Krishnamoorthy, M. 1997. Pendit, I Nyoman, S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita, cetakan ke-enam (edisi revisi Pitana, I Gede. 1994. Desa Adat Dalam Arus Modernisasi. Dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: BP. Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Otonomi Daerah, Kuraiko Pratama, Bandung. Spillane, J James. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius.Yogyakarta Undang-UndangNomor10 Tahun 2009 TentangKepariwisataan. Kompas,Com Yoeti.Oka A.2010.Pemasaran Pariwiasata Terpadu.Bandung : Angkasa.



154



Nengah Landra, lahir di Klungkung, Bali, pada tanggal 31 Desember 1962, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak I Ketut Daging (Alm) dan Ibu Ni Wayan Tiyeb (Alm). Pendidikan SD diselesaikan di SDN 1 Nyalian, Banjarangkan Klungkung lulus pada tahun 1974, pendidikan SMP diselesaikan di SMPN1 Banjarangkan, Klungkung lulus pada tahun 1977, pendidikan SMA diselesaikan di SMAN1 Klungkung lulus pada tahun 1981. Pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar lulus tahun 1986, Strata Dua (S2) pada Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Udayana lulus tahun 2003. Studi pada Program Doktor Ilmu Manajemen pada Program Doktor Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang lulus tahun 2015.. Pengalaman bekerja sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar sejak tahun 1989 sampai sekarang. Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 1997-2004. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 2008-2012. Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 20122018. Wakil Rektor II mulai 12 April 2018 sampai sekarang



155