E. Metodologi Survey Kondisi 2021 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA Pada sub bab ini akan diuraikan tentang pendekatan teknis, metodologi dan program kerja karena merupakan kriteria pokok dari penawaran teknis ini, maka konsultan akan membagi menjadi tiga tahap sebagai berikut : 1) Pendekatan Teknis dan Metodologi 2) Program Kerja 3) Organisasi dan Personil



E.1. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI Pola pikir pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metodologi yang tepat bagi pelaksanaan pekerjaan. Dengan berpedoman pada metodologi yang tepat dan memanfaatkan pengalaman Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis serta mengacu pada Kerangka Acuan Kerja, diharapkan pelaksanaan pekerjaan “Survey Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan” di Provinsi Sulawesi Selatan ini akan dapat diselesaikan secara efektif dan efesien. Berdasarkan pada pengalaman kami dalam melaksanakan pekerjaan sejenis, kami merumuskan langkah-langkah pendekatan dan metodologi yang paling efektif untuk diterapkan pada pekerjaan ini. Data inventori dan kondisi jalan merupakan data utama jaringan jalan untuk mengukur dan memonitor kondisi jaringan jalan, membuat prakiraan kondisi yang akan datang, dan membantu dalam proses pengambilan keputusan strategis dalam manajemen jaringan jalan. Data tersebut juga menjadi data utama dalam perencanaan umum jaringan jalan, pemrograman dan penganggaran; memonitor kinerja jaringan jalan, pengelolaan pengadaan kontrak pekerjaan pemeliharaan, menganalisis data kecelakaan lalu lintas. Dengan demikian, data kondisi jaringan jalan harus bermutu tinggi. “Data merupakan inti dari setiap sistem informasi dan merupakan sumber daya utama setiap organisasi. Pengertian tentang data dan informasi harus dibedakan. Data didefinisikan sebagai rekaman dan gambaran faktual, sedangkan informasi adalah pengetahuan yang diperoleh dari data.” (Section 2.4, International Infrastructure Management Manual, Version 5, 2015. IPWEA). Berbagai teknik dan peralatan dapat digunakan untuk mengukur kondisi jalan, dan Ditjen Bina Marga menerapkan kebijakan penggunaan teknik dan peralatan yang dapat memberikan fleksibilitas, kemanfaatan, keandalan, kecepatan, keamanan bagi personil dan peralatan survei sesuai dengan kondisi geografis. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 1



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Diperolehnya data kondisi jalan yang akurat, andal, dan konsisten yang kemudian akan digunakan oleh Ditjen Bina Marga dalam menetapkan kondisi faktual jaringan jalan untuk:  Pelaporan data asset jalan yang ada,  Landasan untuk perencanaan manajemen asset jalan dan strategi investasi,  Hasil data yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan usulan pemograman Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksana survei pengumpulan data kondisi jalan dengan menggunakan metode kerja, teknik dan peralatan pengumpulan data kondisi jalan yang akurat, andal, dan konsisten, antara lain: 1. Mempersiapkan sumber daya manusia terlatih, alat dan bahan pemeriksaan termasuk didalamnya manajemen mutu, K3L dan kalibrasi alat, 2. Menyusun rencana kerja pelaksanaan survei, 3. Melakukan Survei Pendahuluan, 4. Melaksanakan pekerjaan survei yang tercakup dalam lingkup pekerjaan. 5. Melaksanakan pengolahan data. 6. Melaksanakan seluruh prosedur yang terdapat dalam manajemen mutu pengumpulan data Secara kronologi, pekerjaan Survey Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan ini, lingkup kegiatannya sebagai berikut : 1) Survei Apresiasi Lapangan (Pendahuluan) 2) Survei Linkdesc, titik referensi, dan survei Ketidakrataan Jalan (IRI) 3) Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan 4) Survei Kapasitas Struktur Perkerasan (Lendutan) 5) Survei Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting) dan beban Lalu Lintas 6) Survei Kondisi Lereng 7) Survei Kondisi Jembatan Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini ini adalah Metode Deskripsi analisis melalui kegiatan survei dan pengungkapan keadaan faktual dan akurat tentang hasil pengumpulan dan pengolahan data. Kegiatan pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi mengenai fenomena pada saat sekarang (existing condition) secara obyektif. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran secara sistimatis, faktual, dan akurat mengenai kondisi jalan, lereng dan jembatan yang akan di survei.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 2



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Gambar – E.1



BAGAN ALIR SURVEI



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 3



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.1



PT. IRAYA KONSULTAN



Survei Apresiasi Lapangan (Pendahuluan) Jalan raya merupakan bagian prasarana transportasi yang memiliki peran penting sebagai prasarana distribusi barang dan jasa. Untuk mendukung pergerakan sektoral maupun antar zona, jaringan jalan memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mewujudkan perkembangan antar daerah yang seimbang dan pemerataan hasil-hasil pembangunan Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh dinas teknis pada tiap daerah adalah belum tersedianya data base kondisi jalan. Ruas jalan, jembatan dan lereng yang akan disurvei dilengkapi dengan informasi mengenal awal ruas serta informasi kordinatnya. Penilaian kondisi jalan perlu dilakukan secara periodik baik struktural maupun nonstruktural. Nilai kondisi jalan ini nantinya dijadikan acuan untuk menentukan jenis program evaluasi yang harus dilakukan, apakah itu program peningkatan; pemeliharaan berkala; atau pemeliharaan rutin. Pemilihan bentuk pemeliharaan jalan yang tepat dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kondisi permukaan jalan diperoleh dengan pengukuran menggunakan Metode International Roughness Index (IRI). Ada beberapa metode pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian kondisi jalan, dimana tiga diantaranya adalah metode IRI dan metode Visual dalam hal ini metode Surface Distress Index (SDI) dan Pavement Condition Index (PCI).



E.1.2



Survei Linkdesc, Titik Referensi, dan Survei Ketidakrataan Jalan (IRI) Survei linkdesc dan titik referensi dilaksanakan setidaknya 5 tahun sekali. Akan tetapi, dikarenakan dengan adanya kebijakan survei dilaksanakan sesuai dengan panjang lapangan di tahun 2018, maka perlu dilakukan survei linkdesc dan titik referensi ditahun 2018. Survei dilakukan bersamaan dengan survei ketidakrataan di semester pertama. Survei linkdesc merekam informasi panjang jalan baik panjang datar ataupun miring serta pengenal awal dan akhir ruas juga koordinatnya. Survei Data Reference Points (DRP) adalah merekam koordinat per 100 meter real/panjang miring dan event pengenal sepanjang ruas tersebut seperti: awal, akhir ruas, persimpangan tidak sebidang, jembatan, patok Km, Tugu dll. Data Panjang dan GPS per 100 meter dari survei ini akan menjadi acuan bagi survei lainnya dalam proses pengolahan data. Pengukuran nilai IRI dilakukan untuk setiap ruas jalan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun. Pengukuran pertama dilaksanakan antara bulan Februari – Mei dan Pengukuran kedua dilakukan pada bulan Agustus - November. Data yang sudah



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 4



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



valid harus masuk ke dalam SiPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan Nasional) pada bulan Juni untuk pengukuran pertama dan Desember untuk Pengukuran ke dua. Kegiatan pengukuran data IRI menggunakan alat profilometer class III tipe responsif dengan menggunakan accelerometer atau class I tipe laser profilometer. Metoda pelaksanaan survei ketidakrataan mengacu pada pedoman pengukuran. Alat tersebut dilengkapi juga dengan DMI (Distanece Measuring Instrument) untuk mengukur jarak dan GPS (Global Positioning System) untuk mengambil data koordinat. Selain itu mobil survei dilengkapi juga kamera ber-GPS. Atribut Metode Penghitungan IRI Cara Pengujian



Interval Data Arah Pengukuran Satuan Alat



Acuan ASTM E 1926 – 08 RSNI 03-3426-2017 Cara Uji survey ketidakrataan permukaan pekerjaan jalan dengan alat tipe respon Per 100 m lajur 2 arah lalu lintas m/km Profilometer class III tipe responsif dengan menggunakan accelerpmeter dilengkapi DMI, GPS, dan Kamera ber-GPS atau class I tipe Laser Profilometer.



Survei lincdesc merekam informasi Panjang jalan baik Panjang datar maupun miring serta pengenal awal dan akhir ruas beserta koordinatnya. Survei DRP merekam koordinat per 100 meter real/Panjang miring dan event pengenal sepanjang ruas jalan tersebut, seperti: awal, akhir ruas, persimpangan tidak sebidang, jembatan, patok KM, Tugu dan lain-lain. Data Panjang dan GPS per 100 meter dari survei ini akan menjadi acuan bagi survei lainnya dalam proses pengolahan data. International Roughness Index (IRI) atau indeks internasional kekasaran jalan merupakan indeks internasional yang menunjukkan besaran kekasaran permukaan jalan dalam satuan m/km, dimana survei dilakukan dengan menggunakan alat ukur kerataan roughometer NAASRA (National Association of Australian State RoadAuthorities). Tata cara ini berguna untuk menghitung tebal lapis tambahan bila dilihat dari sisi fungsional jalan dan dilengkapi dengan formulir-formulir yang aplikatif dan komunikatif. Dalam survei ketidakrataan permukaan jalan dengan alat ukur roughometer NAASRA diperlukan beberapa alat bantu lainnya, yaitu: Dipstick Floor Profiler yang digunakan sebagai alat ukur elevasi, Odometer sebagai alat pengukur jarak tempuh, dua buah beban masing-masing seberat 50 kg dan alat pengukur DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 5



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



tekanan ban. Kegiatan pengukuran data IRI pada paket ini akan menggunakan alat bantu Profilometer Class III tipe responsive dengan menggunakanAccelerometer atau Class I tipe Laser Profilometer. Alat tersebur juga dilengkapi dengan DMI (Distance Measuring Instrument) untukmengambiljarakdan GPS (Global Positioning System) untuk mengambil data koordinat. Selain itu mobil survei dilengkapi juga dengan kamera ber-GPS. Pengukuran nilai IRI akan dilakukan untuk setiap ruas jalan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun yaitu antara bulan Februari-Mei dan antara bulan AgustusNovember. Data tersebut akan diolah dan dimasukkan kedalam SIPDJN (SistemPengolahan Database Jalan Nasional) pada bulan Juni untuk pengukuran pertama dan Desember untuk pengukuran kedua. Adapun, untuk jalan yang masih dalam tahap konstruksi selama masih dapat dilalui dilakukan servei namun diberikan tanda/event bahwa di lokasi sedang ada pekerjaan perbaikan. Berdasarkan Panduan Survai Kekasaran Permukaan Jalan Secara Visual yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2007, terdapat rumusan korelasi RCI dengan IRI, yaitu : RCI = 10e-0,0944IRI Dimana : RCI = Road Condition Index IRI = International Rounghness Index Kriteria Kondisi Jalan Berdasarkan nilai IRI pada tipe pemukaan : Jalan Aspal  Baik  Sedang  Rusak Ringan  Rusak Berat Jalan Penmac.  Baik  Sedang  Rusak Ringan  Rusak Berat Jalan Tanah/Kerikil  Baik  Sedang  Rusak Ringan  Rusak Berat



IRI < = 4 IRI > = 4 & IRI < = 8 IRI > = 8 & IRI < = 12 IRI < = 12 IRI < = 8 IRI > = 8 & IRI < = 10 IRI > = 10 & IRI < = 12 IRI < = 12 IRI < = 10 IRI > = 10 & IRI < = 12 IRI > = 12 & IRI < = 16 IRI < = 16



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 6



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Khusus untuk jalan dengan tipe perkerasan beton (rigid pavement), maka untuk sementara dapat dikelompokkan kedalam tipe perkerasan aspal. Perkiraan penilaian kondisi di atas disarankan digunakan dalam kondisi sebagai berikut : 1) Bila menggunakan alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan (Naasra/Romdas/Roughometer) hasilnya sudah tidak feasible (nilai count/BI > 400). 2) Kalau situasi lapangan tidak memungkinkan menggunakan kendaraan survai, maka disarankan menggunakan metodaRCI (Road Condition Index). 3) Jika tidak mempunyai kendaraan dan alat survai, maka disarankan menggunakan metoda RCI (Road Condition Index). Informasi Kondisi Jalan terdiri dari : 1. Indeks Kondisi Kekasaran Jalan (RCI) Road Condition Index (RCI) atau indek kondisi kekasaran jalan merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menilai suatu kondisi jalan, dimana survei dilakukan secara penagamatan/visualisasi terhadap ruas jalan. Rentangan nilai dari RCI ini adalah dari nol sampai sepuluh, dimana nilai nol mewakili kondisi pererasan yang paling buruk dan nilai sepuluh mewakili kondisi perkerasan yang paling baik. Selain memperhatikan kondisi perkerasan, RCI juga memperlihatkan kondisi dari jenis permukaannya. 2. Indeks Internasional Kekasaran Jalan (IRI) International Roughness Indek (IRI) atau indeks internasional kekasaran jalan merupakan indeks internasional yang menunjukkan besaran kekasaran permukaan jalan dalam satuan m/km, dimana survei dilakukan dengan menggunakan alat profilometer class III tipe responsif dengan menggunakan accelerometer atau class I tipe laser profilometer. International Roughness Index (IRI) atau ketidakrataan permukaan adalah parameter ketidakrataan yang dihitung dari jumlah kumulatif naik turunnya permukaan arah profil memanjang dibagi dengan jarak/panjang permukaan yang diukur seperti terlihat pada Untuk mengetahui tingkat kerataan permukaan jalan dapat dilakukan pengukuran salah satunya dengan menggunakan alat Roaddroid. Roadroid adalah salah satu aplikasi pada ponsel pintar (smart phone) Android yang dikembangkan oleh perusahaan di Swedia yang berfungsi untuk mengukur ketidakrataan jalan (road roughness). Aplikasi ini hanya dapat digunakan pada jenis ponsel yang memiliki spesifikasi tertentu, cara kerja aplikasi ini dengan menggunakan sensor getaran built-in di ponsel DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 7



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



pintar untuk mengumpulkan data kekasaran jalan yang dapat menjadi indikator kondisi jalan hingga ke level kelas 2 atau 3 dengan cara efektif dan efisien.



E.1.3



Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan Dalam mewujudkan peranan penting jalan dalam mendorong perkembangan kehidupan bangsa, sesuai dengan UU No. 13/1980 tentang jalan. Permerintah berkewajiban melakukan pembinaan yang menjurus ke arah profesionalisme dalam bidang pengelolaan jalan, baik di pusat maupun di daerah. Pengukuran inventaris dan kondisi jalan dilakukan untuk setiap ruas jalan dan dilakukan 1 kali pada Semester 1. Pengukuran dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan Nasional) pada bulan Juni. E.1.3.1 Petunjuk Teknis Inventarisasi Survai Jalan E.1.3.1.1



Inventarisasi Jalan secara Terinci Survai dan inspeksi jalan secara terinci harus dilakukan untuk menghimpun catatan-catatan yang lengkap mengenai data jalan dan drainase, mengenai prosedur dan formulir-formulir yang digunakan. Survai tersebut meliputi : 1) Untuk pembuatan alinyemen baru survai meliputi rincian dan pengukuran lengkap dari alinyemen yang direncanakan dan kondisi drainase yang berada disekitarnya. Apabila jalan yang ada hanya terdiri dari jalan desa yang belum terbentuk atau jalan setapak yang sederhana, survai akan merupakan survai yang terinci dari semua tanah-milik yang ada disekitarnya dan bentuk-bentuk drainase dalam mempersiapkan alinyemen dan konstruksi jalan yang baru. 2) Untuk alinyemen baru pertimbangan harus pula diberikan terhadap aspek lingkungan, termasuk :  Sedikit mungkin terjadi gangguan terhadap hak milik yang ada didaerah berkembang.  Gangguan lalu lintas di dalam daerah kemacetan, mengalihkan aliran untuk menghindari lokasi-lokasi rawan erosi.  Pengaruh terhadap daerah-daerah perawan (asli), misalnya hutan lindung (dimana mungkin



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 8



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



diperlukan untuk meminta tambahan studi perancangan). 3) Untuk jalan-jalan yang ada, survai meliputi pemeriksaan terinci dari kondisi jalan dengan mencatat kondisi umum kerusakan termasuk lubang-lubang jalan dan legokan-legokan dan catatan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan konstruksi perkerasan dan bahu jalan beserta gambar terinci konstruksi timbunan dan kondisi lereng samping. 4) Lokasi dan pengukuran gorong-gorong yang ada termasuk dinding ujung gorong2, selokan-tepi, dinding-penahan (selain yang untuk jembatan), rambu lalulintas dll. 5) Catatan mengenai semua kondisi drainase termasuk lengkung-cembung jalan, bahu-jalan yang tinggi, pengaruh gerusan pada lereng yang terjal, lanjutan aliran permukaan antara permukaan perkerasan dan bahu-jalan, kondisi selokan tepi termasuk fasilitas yang ada seperti sambungan sudut pada selokan (mitre drain), lubang masuk dan lubang keluar goronggorong, muka air tanahdan persyaratan-persyaratan drainase bawah-tanah (jika ada). Selain itu, harus dibuat catatan mengenai perkiraan lokasi rumah-rumah, dan pintu masuk, toko-toko, restoran, sekolah, tempat-tempat pasar dll, yang dianggap oleh Ahli Teknik lapangan berpengaruh terhadap disain akhir. E.1.3.1.2



Tingkat Survei Secara umum tingkat survai harus konsisten dengan jenis pekerjaan jalan yang harus dilaksanakan dan cukup untuk kebutuhan disain. Persyaratan-persyaratan ini ditetapkan pada tabel dibawah mengenai survai dan investigasi. Tabel – E.1 Peryaratan Survai Teknik JENIS PEK. JALAN Konstruksi Jalan Baru



TINGKAT SURVAI Survai Utama : 1. Survai sumbu jalan untuk alinyemen jalan baru (poligon tertutup termasuk Pengukuran dan elevasi). 2. Survai penampang melintang setiap melintang setiap jarak 25 m selebar min.15 m masing-msing sisi dari sumbu jalan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 9



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



JENIS PEK. JALAN



Peningkatan Jalan



Pemeliharaan Berkala dan Lapis Permukaan Baru



E.1.3.1.3



TINGKAT SURVAI 3.



Detail D.A.S dan drainase yang ada (termasuk irigasi muka air tanah dll). 4. Detail harta milik disekitarnya dan detil pemilikan tanah. 5. Fotograf. Bentuk-bentuk survai yang pokok : 1. Survai sumbu jalan (pengukuran & elevasi) 2. Identifikasi panjang lengkung yang ada radius dan titik-titik singgung 3. Penampang melintang typikal sampai selembar DMJ 4. Detail selokan tepi yang ada, titik-lepas air drainase dan gorong-gorong 5. Detail daerah milik jalan 6. Survai lalu – lintas Detail survai kecil : 1. Pengukuran sumbu 2. Lebar jalan 3. Penampang melintang tipikal 4. Lokasi gorong-gorong dan titik-lepas air drainase 5. Kondisi dan jenis selokan tepi jalan.



Survei Geometrik Secara ringkas detil survai tanah yang diperlukan beserta komentar berikutnya yang diberikan untuk menerangkan persyaratan-persyaratan ini. a. Alinyemen dan Konstruksi Jalan Baru Untuk pekerjaan jalan yang baru diperlukan detil survai secara lengkap bersamaan dengan penyelesaian pengumpulan data inventarisasi. Selain data survai yang dikumpulkan, formulir-formulir berikut (termasuk pada Lampiran I) harus diselesaikan :  Formulir R-1 Detil Survai Proyek termasuk data jalan dan drainase.  Formulir R-2 Detil Instrumen Survai untuk pengukuran longitudinal dan penampang melintang.  Formulir R-3 Poligon tertutup untuk survai jalan (teodolit).



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 10



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







 



Formulir R-7 Catatan2 Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP) untuk atau Formulir D12-2.1 menentukan CBR Formulir R-5 Sumber Persediaan Bahan untuk Konstruksi jalan (1) & (2) Formulir R-6 Catatan pemotretan yang diambil Catatan : Untuk Survai dan Inspeksi Jembatan, perincian lengkap diberikan pada Petunjuk Perencanaan Jembatan dan Petunjuk Pemeliharaan Jembatan.



b. Rekonstruksi dan Peningkatan Jalan yang Utama Penyederhanaan pekerjaan survai geometrik ialah memungkinkan sampai suatu tingkat seperti yang diuraikan secara terinci dibawah ini : (1) Pekerjaan Survai Dengan menggunakan theodolit (membaca dengan ketelitian sampai satu menit), pengukuran dan pekerjaan survai berikut harus dilaksanakan :  Membuat penampang melintang pada interval 100 m pada umumnya, tetapi pada tikungan dan pada perubahan kemiringan yang besar harus pada jarak yang lebih dekat. Disarankan bahwa untuk pekerjaan utama jalan maka poligon harus tertutup.  Levelling (referensi lokal saja) sepanjang sumbu jalan dan mengambil titik poligon utama apabila perlu.  Pembuatan Penampang Melintang, umumnya dibatasi pada penampang tipikal dan menunjukkan tempat dimana ada perubahan bentuk yang mendadak serta kemiringan sisi yang berat. Garis jalan yang ada harus diikuti sedekat mungkin dan untuk keperluan peningkatan jalan, radius yang lebih kecil dari minimum radius yang dihitung secara teoritis yang dapat diterima untuk suatu kecepatan tertentu perlu diterima. Dalam hal DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 11



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



tersebut, tanda-tanda lalu-lintas yang memaksa kecepatan agar dikurangi harus dimasukkan pada disain. Penting untuk mensurvai tikungan-tikungan yang ada termasuk titik-titik singgung, panjang lengkungan, dan sudut perpotongan, dengan menganggap bahwa setiap lengkungan dipisahkan paling sedikit 50 m apabila dapat dilakukan. Survai macam ini memberikan informasi mengenai penempatan rambu lalulintas yang tepat jika rambu tersebut diperlukan. Pengukuran lokasi goronggorong, jembatan, bahu-jalan, dinding-penahan dan rambu-rambu lalu-lintas dll. yang ada, juga harus diambil pada waktu ini. Akhirnya piket-piket kayu harus dipasang pada setiap stasiun survai dan digunakan sebagai titik-titik referensi selama survai. Jika dipasang secara kokoh maka piket-piket ini dapat digunakan selama tahap pembangunan jalan. Apabila staf kabupaten tidak mempunyai theodolit yang tersedia, maka metode dengan menggunakan rantai dan kompas dapat diterima untuk pengukuran alinyemen vertikal dan penampang melintang (Perhatikan bahwa apabila pekerjaan survai terbatas, maka inclinometer /alat ukur kemiringan mungkin cukup). (2) Formulir Pengumpulan Data Formulir Pengumpulan Data untuk melakukan survai Teknik dimasukkan kedalam Lampiran I Petunjuk ini, dengan persiapan yang dibuat untuk kedua-duanya, untuk survai alinyemen jalan baru dan survai peningkatan jalan. Formulir-formulir ini diidentifikasikan dalam Daftar Isi dan meliputi formulir-formulir nomor JB dan JL survai yang disederhanakan yang diterbitkan dalam pedoman terdahulu "Petunjuk Teknis untuk Pekerjaan Jalan yang sudah ada Peningkatan". c. Survai yang Disederhanakan untuk Pekerjaan Jalan Ringan Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil peningkatan jalan dimana permukaan jalan harus diperbaiki dan lapis-kedap atau lapisan ulang harus diterapkan dan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 12



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



tidak diperlukan perubahan alinyemen atau perlebaran, maka pekerjaan survai dapat dikurangi sampai suatu minimum. Pengukuran sumbu jalan dan lebar jalan saja yang akan diperlukan, beserta dengan penampang melintang yang tipikal (lihat Lampiran IB). Detil survai dapat dicatat pada lembar-lembar pengumpulan data survai pemeliharaan, atau apabila tidak tersedia catatan-catatan mengenai pemeliharaan pada formulir standar JL dan JB sebagaimana perlunya. Apabila ditemui kemiringan yang terjal maka juga akan perlu untuk mendapatkan perkiraan sudut kemiringan dengan menggunakan inclinometer. Untuk pekerjaan kecil peningkatan jalan, dokumentasi rencana termasuk rencana lokasi dan detil jalan, yang ditunjukkan pada basis garis lurus.



d. Inspeksi dan Survai Jembatan i.



Data jembatan untuk pemeliharaan-rutin jembatan akan dicatat selama survai dilaksanakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil jalan. ii. Untuk pemeliharaan - berkala jembatan dan perbaikan strukturil, inspeksi jembatan secara terinci harus dilaksanakan secara terpisah pada jarak-jarak yang teratur sesuai dengan program identifikasi dan inspeksi jalan yang ditetapkan oleh DPUK. Metode untuk mengorganisir dan melaksanakan inspeksi ini serta mencatat data jembatan diterangkan secara lengkap pada Pedoman Pemeliharaan Jalan. iii. Untuk melaksanakan survai guna perencanaan dan konstruksi jembatan jembatan baru dan untuk penggantian jembatan-jembatan yang ada, maka detil survai khusus yang diuraikan pada Pedoman Teknis Perencanaan Jembatan Kabupaten harus diikuti. Formulir BS I dan BS II diambil dari petunjuk perencanaan jembatan. E.1.3.1.4



Survei Lalu-Lintas 1. Survai lalu-lintas sepanjang rute yang ada diperlukan untuk menentukan:



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 13



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



   



Lalu-Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHR) pada setiap ruas jalan. Identifikasi jenis dan berat secara umum dari setiap kategori kendaraan. Distribusi model pada setiap ruas jalan. Perkiraan kecepatan operasi normal pada setiap ruas jalan.



Studi teknik dan studi perencanaan dilaksanakan untuk menganalisa data yang diperoleh untuk :  memilih standard disain yang tepat untuk setiap ruas jalan.  hitung dan perkirakan pertumbuhan lalu-lintas.  hitung Beban Gandar Standard (BGS) untuk keperluan disain lapis perkerasan struktural.  Perkirakan prioritas untuk pekerjaan-pekerjaan utama jalan dan pemeliharaan berkala. 2. Metode yang dipakai dalam melakukan survai lalulintas diuraikan secara lengkap pada "Pedoman Teknis Perencanaan dan Pemrograman Jalan-Jalan Kabupaten" dan hanya persyaratan-persyaratan utama yang diuraikan secara ringkas dibawah ini : i. Survai lalu-lintas harus dilaksanakan pada setiap ruas jalan yang dilalui kendaraan bermotor selama 2 hari dengan jangka waktu 12 jam sehari (terang hari jam 6.00-18.00) dengan ketentuan rata-rata untuk satu hitungan dilakukan pada setiap 5 km sepanjang ruas jalan tsb. ii. Hitungan-hitungan harus dibuat secara terpisah untuk setiap arah, dan harus dilakukan dengan memasukkan satu hari-pasar dan satu hari bukan hari-pasar. iii. Formulir-formulir Survai Lalu-Lintas Standard (No. S 5A dan S 5B) harus digunakan, yang disediakan untuk identifikasi dan penghitungan lalu-lintas dalam dua kelompok, yakni meliputi : Bukan Kendaraan Bermotor Pejalan kakai



Kendaraan Bermotor Sepeda Motor



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 14



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Pikulan Sepeda Becak



Pick Up (Penumpang/barang) Truk Ringan Truk Berat Truk Sedang Mobil/Jeep



iv. Survai kecepatan harus dilaksanakan pada waktu yang sama seperti pada penghitungan lalu-lintas dengan menggunakan formulir No. S4. Ini akan memberikan indikasi mengenai kondisi jalan untuk perhitungan biaya/manfaat ("cost/benefit"). Survai untuk setiap jalan penghubung harus dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda empat yang dikendarai dan diukur waktunya pada kecepatan pengendaraan yang nyaman.



E.1.3.2 Tata Cara Pelaksanaan Survai Inventarisasi Jalan E.1.3.2.1



Deskripsi 1. Maksud dan Tujuan a. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi Tim Survei, dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dalam pelaksanaan survei inventarisasi jalan dan jembatan kota agar lebih lancar dan terarah. b. Tujuan Tata cara ini bertujuan untuk menyeragamkan cara pelaksanaan survei inventarisasi jalan dan jembatan di wilayah administrasi perkotaan, yang meliputi jalan alteri, kolektor dan jalan-jalan lainnya yang dianggap penting. 2. Ruang Lingkup Tata cara ini memuat uraian tentang pelaksanaan survei dalam rangka mendapatkan data teknis dan non teknis



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 15



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



dari jalan dan jembatan (termasuk kondisinya), antara lain:  panjang, lebar dan konstruksi jalan  panjang, lebar dan konstruksi jembatan  kondisi jalan dan jembatan  bentuk persimpangan jalan utama  bangunan pelengkap yang ada di sebelah kanan/kiri jalan  gambar skema lokasi dan situasi pada ruas jalan dan persimpangan. 3. Pengertian  Data Teknis



:







Data Non Teknis :







Koodinator







Pembantu Umum:







Ketua Kelompok :







Surveyor



:







Pembantu



:



:



Data yang berhubungan dengan masalah teknis jalan ataupun jembatan misalnya dimensi, struktur jalan/jembatan Data yang tidak ada hubungannya dengan masalah teknis jalan ataupun jembatan misalnya : situasi disekitar jalan dan jembatan. Petugas yang mengkoordinir dan bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan. Petugas yang membantu koordinator untuk mengurus administrasi, keuangan, pralatan dan oprasi, serta bertanggung jawab kepada koordinator. petugas yang mengawasi seluruh kegiatan survei serta bertanggung jawab kepada koordinator. petugas sebagai pelaksana teknis survei yaitu pencatatan data-data ukuran, konstruksi, kondisi dan gambar skema lokasi. Petugas yang membantu surveyor.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 16



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.3.2.2



Persyaratan-persyaratan 1. Sebelum melaksanakan survei harus mendapat izin instansi yang berwenang dari Pemerintah Daerah Setempat 2. Dalam pelaksanaan survei diusahakan agar tidak menggangu kelancaran lalu-lintas. 3. Kesehatan, keselamatan petugas suvai dan pemakai jalan dijaga 4. Dalam melaksanakan survei, surveyor harus :  Membawa surat keterangan tugas  Membawa tanda pengenal (kartu penduduk dan atau lainnya)  Membawa petunjuk waktu (arloji)  Mendalami pekerjaan/tugas yang akan dilakukan dengan mengikuti penjelasan-penjelasan sebelumya.  Dapat membawa diri, dengan bersikap sopan dan wajar pada waktu bertugas.



E.1.3.2.3



Ketentuan – Ketentuan 1. Formulir Ada 5 jenis formulir yang dipakai dalam pelaksanaan survei adalah :  IJK – 1 IJK – 2 Untuk Survei Inventarisasi Jalan Kota  IJK – 3 IJK – 4 IJK – 5 Untuk Survei Inventarisasi Jembatan Kota 2. Team Survei Untuk melaksanakan kedua jenis survei tersebut diatas diperlukan kedua team survei. a. Team survei Inventarisasi jalan b. Team survei inventarisasi jembatan Masing-masing survei terdiri dari :



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 17



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



a. Dua orang petugas pentata dan penilai (surveyor) b. Dua orang pembantu 3. Peralatan utama yang dibutuhkan a. Rol meter panjang 50 meter dan atau 30 meter, halda meter b. Helling meter (inclinometer) c. Papan alas (clip board) dan alat-alat tulis. 4. Pembagian daerah Survei Pada umumnya ruas jalan-jalan dalam kota ruasnya pendek dan jumlah jaringan jalannya banyak. Oleh karena itu jaringan dalam kota tersebut dibagi beberapa seksi yang sama panjang. 5. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan survei jalan dan jembatan kota dapat dilaksanakan setiap hari, dengan memperlihatkan faktor-faktor cuaca dan kepadatan lalu lintas yang sangat berpengaruh pada kelancaran survei. 6. Organisasi Pelaksanaan Agar pelaksanaan survei berjalan lancar maka diperlukan suatu organisasi lapangan sebagai berikut : a. Koordinator b. Pembantu Umum c. Ketua Kelompok (jalan dan jembatan) d. Surveyor e. Pembantu 7. Kendaraan Operasional Masing-masing group baik tim inventarisasi jalan maupun tim inventarisasi jembatan disediakan sebuah kendaraan operasional. E.1.3.2.4



Pelaksanaan 1. Kenali dan kuasai terlebih dahulu lokasi-lokasi yang akan disurvei inventarisasi jalan/jembatan 2. Hitung jumlah tenaga surveyor dan tenaga lainnya yang akan dipergunakan 3. Beri penjelasan-penjelasan kepada tenaga surveyor atau tenaga lainnya tentang bagaimana cara melalukan survei. 4. Cara pengisian formulir yang akan digunakan adalah sebagai berikut :



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 18



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



A. Lembar I.J.K – 1 Lembar ini adalah daftar petunjuk untuk mengisi jawaban dari pernayataan IJK – 1. Pada dasarnya ada enam bagian besar jawaban yaitu :  Permukaan besera kondisinya  Bangunan pelengkap  Drainase  Bahu/trotoar  Kelandaian  Banjir Sebagai langkah pertama adalah mengisi nomor form, nama kota/kotamadya, nama jalan, serta batas persimpangan jalan ke jalan kemudian isi nomor dari node ke node, dan panjang jalan dalam meter. Setiap lembar IJK maksimum dipakai survei sepanjang 300 meter dimana setiap pengukuran diidentifikasikan situasi jalan per 50 meter.  No. Form, isi nomor lembar  Kota, diisi dengan nama kota/kotamadya yang akan akan disurvei  Nama jalan, diisi nama jalan yang disurvei  Batas persimpangan jalan ke jalan diisi namanama jalan yang membatasi jalan yang disurvei  Dari note ke note diisi pada kotak tersebut kode angka yang sesuai dengan daftar node kota terlampir, yang menunjukkan arah dari pelaksanaan survei.  Klasifikasi fungsi jalan diisi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Pembina Jalan.  Panjang diisi dalam meter, dari node (titik) saat survei dilakukan ke node yang dituju.  Struktur jalan, ialah lapisan jalan yang ada antara lapis tanah dasar dan lapis penutup. Sebutkan sumbernya berasal dari mana (dapat ditanyakan pada PU setempat).  Permukaan, base dan sub base, diisi dengan melihat daftar permukaan dan tulisankan nomor yang dipilih pada kolom yang tersebit setiap 50 meter.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 19



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Penampang melintang, gambar penampang melintang diambil dari situasi jalan diantara node. Berdasarkan segmen yang telah ditentukan.



Penampang melintang tersebut harus menggambarkan damija, lebar bahu, trotoar, lebar perkerasan, pemisah tengah, pemisah luar, pagar, tiang listrik, pohon, patok batas (bila ada).  Daerah Milik Jalan (Damija) adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hal tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lebar Damija diukur dalam meter, jarak dari as jalan ke arah kiri dan kanan sampai pagar halaman/patok batas. Bila patok ini tidak terdapat dilapangan supaya ditayangkan pada P.U kota setempat. Bila tak ada keterangan yang jelas, Damija diisi sama dengan lebar badan jalan.  Lebar Perkerasan adalah bagian permukaan jalan yang dipakai untuk lalu lintas kendaraan.  Lebar bahu/tratoar ialah bagian tepi jalan yang dibatasi /aspalan sampai tepi selokan.  Lebar Saluran , diisi lebar saluran sebelah kiri dan kanan dari jalan  Pemisah Tengah adalah bagian dari badan jalan yang dibatasi oleh tepi perkerasan/aspalan sampai tepi selokan.  Lebar Saluran diisi lebar saluran sebelah kiri dan kanan dari jalan.



B. Lembar I.J.K – 2 IJK – 2 adalah gambaran situasi jalan antar node. Hal-hal yang ada didamija bahu dan teotoar digambarkan dengan jelas dan skala bebas. C. Lembar I.J.K – 3 Formulir dipergunakan sebagai laporan inspeksi jembatan pada dasarnya cara melakukan survei ini hampir sama dengan cara melalukan inventarisasi jalan kota yang ditambah beberapa komentar.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 20



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Penjelasan cara pengisian formulir : 1) Diluar Kota 2) Didalam Kota 3) Komentar Komentar disini dimaksudkan adalah komentar mengenai keadaan jembatan di saat dilakukan survei, yang dibagi atas tiga bagian :  Bangunan atas  Oprit, diisi keadaan timbunannya  Keadaan Umum diisi baik sedang, jelek.  Pagar,diisi baik, sedang, jelek  Tembok penahan, diisi teratur, rusak  Lantai, diisi baik, sedang, jelek perlu penanganan  Trotoar, diisi baik, sedang, rusak  Drainase diisi tidak ada, rusak  Tumpuan diisi baik, sedang, rusak  Expansion Joint diisi jelas, tidak kelihatan, rusak  Test beban diisi jelas tidak keliatan, rusak  Bangunan induk  Beton diisi retak, ada atau tidak  Lendutan terjadi atau tidak  Baja diisi skrup/baut, diisi longgar, karatan, hilangkorosi, diisi terjadi atau tidak dan berapa %  Kayu diisi pelapukan diisi ada atau tidak (beri gambar)Rayap disebabkan apa Baut/anker, ada atau hilang karatan  Pasangan Batu diisi  Pilar dan Kepala Jembatan D. Lembar I.J.K – 4 Formulir ini dipergunakan inventarisasi jembatan kota



untuk



melakukan



E. Lembar I.J.K – 5 Formulir ini dipergunakan untuk melakukan survei inventarisasi gorong-gorong. F. Himpunan IJK Jalan Kota Formulir dipergunakan untuk menghimpun hasil inventarisasi jalan kota. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 21



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



G. Himpunan IJK Jembatan Formulir ini dipergunakan untuk menghimpun hasil inventarisasi jembatan kota. E.1.4



Survei Kapasitas Struktur Perkerasan (Lendutan) Pengukuran lendutan hanya dilakukan pada ruas yang telah ditentukan (20% dari total lajur), dan dilaksanakan hanya 1 kali dalam 1 tahun. Periode pengambilan data yaitu antara Bulan Februari – Mei. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan Nasional) pada bulan Juni. Pengukuran lendutan harus diambil dengan alat Falling Weight Deflectometer mengacu pada rancangan pedoman Tata cara pengujian lendutan permukaan jalan dengan alat falling weight deflectometer (FWD). Untuk Pulau Natuna tidak perlu dilakukan survei lendutan, untuk NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat untuk lendutan menggunakan LWD. Ruas -ruas yang akan di Survei lendutan harus memenuhi kriteria tipe perkerasan aspal/fleksibel dan nilai IRI berkisar lebih besar dari 6 dan kurang dari 12. Untuk bagian jalan dengan yang tidak berpenutup, perkerasan rigid, persimpangan kereta api, dan jembatan/gorong-gorong tidak perlu dilakukan survei lendutan. Atribut Metode Perhitungan Lendutan Cara Pengujian



Interval Data Arah Pengukuran Satuan Alat



Acuan ASTM D4695 – 03 Pedoman (R2) : Tata Cara Pengujian lendutan permukaan jalan dengan alat falling weigh deflectometer (FWD) Per 100 m lajur 2 arah lalu lintas Mikro FWD/APKJ



Pedoman perencanaan tebal lapis tambah dengan metode lendutan dengan menggunakan alat Falling Deflectometer (FWD) belum dibuat NSPM nya sedangkan Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983) dipandang perlu direvisi karena ada beberapa parameter yang perlu penyesuaian. Salah satu penyesuaian yang perlu dilakukan adalah pada grafik atau rumus tebal lapis tambah/overlay. Rumus atau grafik overlay yang terdapat dalam pedoman dan manual tersebut berbentuk asimtot dan lendutan setelah lapis tambah terbatas sebesar 0,5 mm. Hal ini tidak realistis terutama untuk perencanaan perkerasan yang melayani lalu lintas padat dan berat. Berdasarkan perencanaan dengan cara mekanistik (teori elastis linier) yang mengatakan bahwa kebutuhan kekuatan struktur perkerasan yang DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 22



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



dicerminkan dengan besaran lendutan sejalan dengan akumulasi beban lalu lintas rencana, maka makin banyak lalu lintas yang akan dilayani, lendutan rencana harus makin kecil. Upaya untuk memenuhi tuntutan tersebut perlu disusun pedoman perencanaan tebal lapis tambah dengan metode lendutan yang disesuaikan dengan kondisi lalu lintas dan lingkungan di Indonesia. Saat ini acuan yang ada adalah Tata Cara Pemeriksaan Lendutan dengan alat Benkelman Beam (SNI 07-2416-1991), Perencanaan Tebal Perkerasan dengan Analisa Komponen (SNI 03-1732-1989) dan Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983). Dengan telah diberlakukannya pedoman ini maka Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam (01/MN/B/1983) tidak berlaku lagi. Pedoman ini diharapkan akan memberikan keterangan yang cukup bagi perencana, pelaksana dan pengawas dalam perencanaan atau perhitungan tebal lapis tambah untuk konstruksi perkerasan lentur. E.1.4.1 Ruang Lingkup Pedoman ini menetapkan kaidah-kaidah dan tata cara perhitungan lapis tambah perkerasan lentur berdasarkan kekuatan struktur perkerasan yang ada yang diilustrasikan dengan nilai lendutan. Pedoman ini memuat deskripsi berbagai faktor dan parameter yang digunakan dalam perhitungan serta memuat contoh perhitungan. Perhitungan tebal lapis tambah yang diuraikan dalam pedoman ini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan lentur atau konstruksi perkerasan dengan lapis pondasi agregat dengan lapis permukaan menggunakan bahan pengikat aspal. Penilaian kekuatan struktur perkerasan yang ada, didasarkan atas lendutan yang dihasilkan dari pengujian lendutan langsung dengan menggunakan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) dan lendutan balik dengan menggunakan alat Benkelman Beam (BB). E.1.4.2 Acuan Normatif 1) SNI 03-1732-18-989, Perencanaan tebal perkerasan dengan analisa komponen 2) SNI 03-2416-1991, Metoda pengujian lendutan perkerasan lentur dengan alat Benkelman Beam E.1.4.3 Istilah dan Definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut : 1. Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan (E) DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 23



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban sumbu standar. 2. Benkelman Beam (BB) alat untuk mengukur lendutan balik dan lendutan langsung perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan 3. CESA (Cummulative Equivalent Standard Axle) akumulasi ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana 4. Falling Weight Deflectometer (FWD) alat untuk mengukur lendutan langsung perkerasan menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan



yang



5. Laston campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang rapat/menerus dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras tanpa dimodifikasi (Straight Bitumen) 6. Laston modifikasi campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang rapat/menerus dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras yang dimodifikasi (seperti aspal polimer, aspal multigrade dan aspal keras yang dimodifikasi asbuton). 7. Latasto campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang senjang dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras tanpa dimodifikasi (Straight Bitumen) 8. Lendutan maksimum (maximum deflection) besar gerakan turun vertikal maksimum suatu perkerasan akibat beban



permukaan



9. Lendutan balik (rebound deflection) besar lendutan balik vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban dipindahkan.



10. Lendutan langsung besar lendutan vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban langsung.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 24



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



11. Lendutan rencana/ijin besar lendutan rencana atau yang diijinkan sesuai dengan akumulasi ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana (Cummulative Equivalent Standard Axle, CESA). 12. Pusat beban (load center) letak beban pada permukaan perkerasan yang berada tepat dibawah garis sumbu gandar belakang dan ditengah-tengah ban ganda sebuah truk. 13. Perkerasan jalan konstruksi jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas yang terletak diatas tanah dasar. 14. Perkerasan lentur konstruksi perkerasan jalan yang dibuat dengan menggunakan lapis pondasi agregat dan lapis permukaan dengan bahan pengikat aspal. 15. Tebal lapis tambah (overlay) lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama kurun waktu yang akan datang. E.1.4.4 Simbol dan Singkatan C Ca Drencana Dsbl ov Dstl ov Dwakil d d1 d3



: : : : : : : : :



df1 dL dR E FK FKijin Fo



: : : : : : :



koefisien distribusi kendaraan faktor pengaruh muka air tanah lendutan rencana lendutan sebelum overlay lendutan setelah overlay lendutan wakil lendutan lendutan pada saat beban tepat pada titik pengukuran lendutan pada saat beban berada pada jarak 6 meter dari titik pengukuran lendutan langsung pada pusat beban lendutan langsung lendutan rencana ekivalen beban sumbu kendaraan faktor keseragaman faktor keseragaman yang diijinkan faktor koreksi tabal lapis tambah atau overlay



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 25



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Ft



:



FKB-BB : FKB-FWD : FKTBL



:



Ho HL Ht L MP m MR N



: : : : : : : :



n ns r S SDRG STRG STRT STrRG TPRT Tb TL Tp Tt Tu



: : : : : : : : : : : : : :



faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur standar 35oC faktor koreksi beban uji Benkelman Beam (BB) faktor koreksi beban uji Falling Weight Deflectometer (FWD) faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian (untuk Laston Modifikasi atau Lataston) tebal lapis tambah sebelum dikoreksi tebal lapis beraspal tebal lapis tambah setelah dikoreksi lebar perkearasan mobil penumpang jumlah masing-masing jenis kendaraan modulus resilien faktor hubungan antara umur rencana dengan perkembagan lalu lintas umur rencana jumlah titik pemeriksaan pada suatu seksi jalan angka pertumbuhan lalu lintas deviasi standar atau simpangan baku Sumbu Dual Roda Ganda Sumbu Tunggal Roda Ganda Sumbu Tunggal Roda Tunggal Sumbu Triple Roda Ganda Temperatur Perkerasan Rata-rata Tahunan temperatur bawah lapis beraspal temperatur lapis beraspal temperatur permukaan perkerasan beraspal temperatur tengah lapisan beraspal temperatur udara



E.1.4.5 Ketentuan Perhitungan E.1.4.5.1 Lalu lintas a) Jumlah Lajur dan Koefisien Distribusi Kendaraan (C). Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan, yang menampung lalu-lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur, maka jumlah



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 26



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



lajur ditentukan dari lebar perkerasan sesuai Tabel dibawah ini. Lebar Perkerasan (L) L< 4,50 m 4,50 m < L < 8,00 m 8,00 m < L < 11,25 m 11,25 m < L < 15,00 m 15,00 m < L < 18,75 m 18,75 m < L < 22,50 m



Jumlah Lajur 1 2 3 4 5 6



Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada lajur rencana ditentukan sesuai Tabel. Kendaraan Ringan 1 arah 2 arah 1,00 1,00 0,60 0,50 0,40 0,40 0,30 0,25 0,20



Jumlah Lajur 1 2 3 4 5 6



Kendaraan Berat 1 arah 2 arah 1,00 1,00 0,70 0,50 0,50 0,47 0,45 0,42 0,40



b) Ekivalen beban sumbu kendaraan (E). Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan) ditentukan menurut Rumus 1, c) Faktor umur rencana dan perkembangan lalu lintas Faktor hubungan umur rencana dan perkembangan lalu lintas ditentukan menurut Rumus 5 atau Tabel 4 dibawah ini.



N=



[



n−1



(1+r ) 1 1+(1+r )n +2(1+r ) 2 r



]



d) Akumulasi ekivalen beban sumbu standar (CESA) Dalam menentukan akumulasi beban sumbu lalu lintas (CESA) selama umur rencana ditentukan dengan Rumus



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 27



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Dengan : CESA m 365 E C N



= = = = = =



akumulasi ekivalen beban sumbu standar jumlah masing-masing jenis kendaraan jumlah hari dalam satu tahun ekivalen beban sumbu koefisien distribusi kendaraan Faktor hubungan umur rencana yang sudah disesuaikan dengan perkembangan lalu lintas



E.1.4.5.2 Lendutan Lendutan yang digunakan dalam perhitungan ini adalah lendutan hasil pengujian dengan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) atau Benkelman Beam (BB). Apabila pada waktu pengujian lendutan ditemukan data yang meragukan maka pada lokasi atau titik tersebut dianjurkan untuk dilakukan pengujian ulang atau titik pengujian dipindah pada lokasi atau titik disekitarnya. 1. Lendutan dengan Falling Weight Deflectometr (FWD) Lendutan yang digunakan adalah lendutan pada pusat beban (df1). Nilai lendutan ini harus dikoreksi dengan faktor muka air tanah (faktor musim) dan koreksi temperatur serta faktor koreksi beban uji (bila beban uji tidak tepat sebesar 4,08 ton). Besarnya lendutan langsung adalah sesuai Rumus dL = df1 x Ft x Ca x FKB-FWD



dengan : dL = lendutan langsung (mm) df1 = lendutan langsung pada pusat beban (mm) Ft = faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur standar 350C, yaitu sesuai Rumus 8, untuk tebal lapis beraspal (HL) lebih kecil 10 cm atau Rumus 9, untuk tebal lapis beraspal (HL) lebih besar atau sama dengan 10 cm atau menggunakan Tabel 5 atau pada Gambar 1 (Kurva A DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 28



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



untuk HL < 10 cm dan Kurva B untuk HL > 10 cm). = 4,184 x TL- 0,4025 , untuk HL < 10 cm = 14,785 x TL- 0,7573 , untuk HL > 10 cm TL = temperatur lapis beraspal, diperoleh dari hasil pengukuran langsung dilapangan atau dapat diprediksi dari temperatur udara,yaitu: TL = 1/3 (Tp + Tt + Tb) Tp = temperatur permukaan lapis beraspal Tt = temperatur tengah lapis beraspal Tb = temperatur bawah lapis beraspal Ca = faktor pengaruh muka air tanah (faktor musim) = 1,2 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau muka air tanah rendah = 0,9 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau muka air tanah tinggi FKB-FWD = faktor koreksi beban uji Falling Weight Deflectometer (FWD) = 4,08 x (Beban Uji dalam ton)(-1) Cara pengukuran lendutan dengan alat FWD mengacu pada Petunjuk Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat Falling Weight Deflectometer (Dadang AS Pustran, 2003) dan gambar alat Falling Weight Deflectometer (FWD). 2. Lendutan dengan Benkelman Beam (BB) Lendutan yang digunakan untuk perencanaan adalah lendutan balik. Nilai lendutan tersebut harus dikoreksi dengan, faktor muka air tanah (faktor musim) dan koreksi temperatur serta faktor koreksi beban uji (bila beban uji tidak tepat sebesar 8,16 ton). Besarnya lendutan balik adalah sesuai Rumus : dB = 2 x (d3 – d1) x Ft x Ca x FKB-BB dengan : dB d1 d3



= lendutan balik (mm) = lendutan pada saat beban tepat pada titik pengukuran = lendutan pada saat beban berada pada jarak 6 meter dari titik pengukuran



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 29



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Ft



= faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur standar 350C, sesuai Rumus 8, untuk tebal lapis beraspal (HL) lebih kecil 10 cm atau Rumus 9, untuk tebal lapis beraspal (HL) lebih besar atau sama dengan 10 cm atau menggunakan Tabel 5 atau pada Gambar 1 (Kurva A untuk HL < 10 cm dan Kurva B untuk HL > 10 cm). TL = temperatur lapis beraspal, diperoleh dari hasil pengukuran langsung dilapangan atau dapat diprediksi dari temperatur udara,yaitu: TL = 1/3 (Tp + Tt + Tb) Tp = temperatur permukaan lapis beraspal Tt = temperatur tengah lapis beraspal Tb = temperatur bawah lapis beraspal atau dari Tabel 6 Ca = faktor pengaruh muka air tanah (faktor musim) = 1,2 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau muka air tanah rendah = 0,9 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau muka air tanah tinggi FKB-BB = faktor koreksi beban uji Benkelman Beam (BB) = 77,343 x (Beban Uji dalam ton)(-2,0715) Cara pengukuran lendutan balik mengacu pada SNI 032416-1991 (Metoda Pengujian Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat Benkelman Beam) dan gambar alat Benkelman Beam (BB). E.1.4.5.3 Keseragaman Lendutan Perhitungan tebal lapis tambah dapat dilakukan pada setiap titik pengujian atau berdasarkan panjang segmen (seksi). Apabila berdasarkan panjang seksi maka cara menentukan panjang seksi jalan harus dipertimbangkan terhadap keseragaman lendutan. Keseragaman yang dipandang sangat baik mempunyai rentang faktor keseragaman antara 0 sampai dengan 10, antara 11 sampai dengan 20 keseragaman baik dan antara 21 sampai dengan 30 keseragaman cukup baik. E.1.4.5.4 Lendutan Wakil DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 30



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Untuk menentukan besarnya lendutan yang mewakili suatu sub ruas/seksi jalan, digunakan Rumus 18, 19 dan 20 yang disesuaikan dengan fungsi/kelas jalan, yaitu :  Dwakil = dR + 2 s ; untuk jalan arteri / tol (tingkat kepercayaan 98%)  Dwakil = dR + 1,64 s ; untuk jalan kolektor (tingkat kepercayaan 95%)  Dwakil = dR +1,28 s ; untuk jalan lokal (tingkat kepercayaan 90%) dengan pengertian : Dwakil = lendutan yang mewakili suatu seksi jalan dR = lendutan rata-rata pada suatu seksi jalan sesuai s = deviasi standar E.1.4.5.5 Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Tebal lapis tambah/overlay yang diperoleh adalah berdasarkan temperatur standar 35oC, maka untuk masingmasing daerah perlu dikoreksi karena memiliki temperatur perkerasan rata-rata tahunan (TPRT) yang berbeda. Data temperatur perkerasan rata-rata tahunan untuk setiap daerah atau kota ditunjukkan pada Lampiran A, sedangkan faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay (Fo) dapat diperoleh dengan Rumus atau menggunakan Gambar. Fo = 0,5032 x EXP(0,0194 x TPRT) dengan pengertian : Fo = faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay TPRT = temperatur perkerasan rata-rata tahunan untuk daerah/kota tertentu.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 31



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.1, Faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay (Fo)



E.1.4.5.6 Jenis Lapis Tambah Pedoman ini berlaku untuk lapis tambah dengan Laston, yaitu modulus resilien (MR) sebesar 2000 MPa dan Stabilitas Marshall minimum 800 kg. Nilai modulus resilien (MR) diperoleh berdasarkan pengujian UMATTA atau alat lain dengan temperatur pengujian 25oC. Apabila jenis campuran beraspal untuk lapis tambah menggunakan Laston Modifikasi dan Lataston atau campuran beraspal yang mempunyai sifat berbeda (termasuk untuk Laston) dapat menggunakan faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian (FKTBL) sesuai Rumus. FKTBL = 12,51 x MR-0,333 dengan : FKTBL



= faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian



MR



= Modulus Resilien (MPa)



E.1.4.6 Prosedur Perhitungan Perhitungan tebal lapis tambah yang disarankan pada pedoman ini adalah berdasarkan data lendutan yang diukur dengan alat FWD atau BB. Pengukuran lendutan dengan alat FWD disarankan dilakukan pada jejak roda luar (jejak roda kiri) dan untuk alat BB pada kedua jejak roda (jejak roda kiri dan jejak roda kanan). Pengukuran lendutan pada perkerasan yang mengalami kerusakan berat dan deformasi plastis disarankan dihindari. Perhitungan tebal lapis tambah perkerasan lentur dapat menggunakan rumus-rumus atau gambar-gambar yang terdapat pada pedoman ini. Tahapan perhitungan tebal lapis tambah adalah sebagai berikut :  hitung repetisi beban lalu-lintas rencana (CESA) dalam ESA;  hitung lendutan hasil pengujian dengan alat FWD atau BB dan koreksi dengan faktor muka air tanah (faktor musim, Ca) dan faktor DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 32



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







 



PT. IRAYA KONSULTAN



temperatur standar (Ft) serta faktor beban uji (FKB-FWD untuk pengujian dengan FWD dan FKB-BB untuk pengujian dengan BB) bila beban uji tidak tepat sebesar 8,16 ton) atau sesuai Pasal 5.2; tentukan panjang seksi yang memiliki keseragaman (FK) yang sesuai dengan tingkat keseragaman yang diinginkan sesuai Butir 5.3; hitung Lendutan wakil (Dwakil) untuk masing-masing seksi jalan yang tergantung dari kelas jalan sesuai Butir 5.4; hitung lendutan rencana/ijin (Drencana) dengan menggunakan Rumus 23 untuk lendutan dengan alat FWD dan Rumus 24 untuk lendutan dengan alat BB; Drencana = 17,004 x CESA (-0,2307) Drencana = 22,208 x CESA (-0,2307) dengan pengertian : Drencana = lendutan rencana, dalam satuan milimeter. CESA = akumulasi ekivalen beban sumbu standar, dalam satuan ESA atau dengan memplot data lalu-lintas rencana (CESA) pada Gambar 3 Kurva C untuk lendutan dengan alat FWD dan Gambar 4 Kurva D untuk lendutan balik dengan alat BB.











hitung tebal lapis tambah/overlay (Ho) dengan menggunakan Rumus.



dengan pengertian : Ho = tebal lapis tambah sebelum dikoreksi temperatur rata-rata tahunan daerah tertentu, dalam satuan centimeter. Dsbl ov = lendutan sebelum lapis tambah/Dwakil, dalam satuan milimeter. Dstl ov = lendutan setelah lapis tambah atau lendutan rencana, dalam satuan milimeter. hitung tebal lapis tambah/overlay terkoreksi (Ht) dengan mengkalikan Ho dengan faktor koreksi overlay (Fo), yaitu sesuai dengan Rumus; Ht = Ho x Fo dengan pengertian :



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 33



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Ht



Ho



Fo 



E.1.5



= tebal lapis tambah/overlay Laston setelah dikoreksi dengan temperatur rata-rata tahunan daerah tertentu, dalam satuan centimeter. = tebal lapis tambah Laston sebelum dikoreksi temperatur rata-rata tahunan daerah tertentu, dalam satuan centimeter. = faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay



Bila jenis atau sifat campuran beraspal yang akan digunakan tidak sesuai dengan ketentuan di atas maka tebal lapis tambah harus dikoreksi dengan faktor koreksi tebal tebal lapis tambah penyesuaian (FKTBL).



Survei Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting) dan Beban Lalu Lintas Survei pencacahan lalu lintas adalah kegiatan pokok dan sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data volume lalu lintas untuk berbagai keperluan teknik lalu lintas maupun perencanaan transportasi. Survei pencacahan lalu lintas dapat dilakukan dengan cara manual, semi manual (dengan bantuan kamera video), ataupun otomatis (menggunakan tube maupun loop). Dari ketiga metode ini, survei dengan cara manual sangat digemari dan banyak digunakan di Indonesia karena tidak memerlukan persiapan yang rumit, dan relatif dapat mengeliminasi kesalahan pencacahan akibat perilaku pengendara di Indonesia yang cenderung tidak disiplin pada lajurnya. Mempertimbangkan besarnya frekuensi penggunaan metoda ini, perlu ditetapkan suatu pedoman yang mengatur kaidah-kaidah dan tata laksana pencacahan, sehingga didapatkan data yang akurat dari pencacahan yang dilakukan. Pedoman ini disusun untuk mengakomodasi berbagai keperluan data lalu lintas baik pada ruas jalan maupun persimpangan. Referensi yang digunakan dalam pedoman ini adalah berbagai pengalaman praktis dan manual-manual yang telah disusun untuk berbagai kepentingan studi ataupun perencanaan. Dengan diterbitkannya pedoman ini, diharapkan ada suatu keseragaman dalam metoda pelaksanaan pencacahan, termasuk pengorganisasiannya, sehingga data yang didapat dari pencacahan dapat diverifikasi dan pelaksanaan pencacahan dapat dilakukan secara lebih sistematis. E.1.5.1



Ruang lingkup Pedoman ini mengatur tata cara pencacahan manual pada ruas jalan dan persimpangan penggunaan data, seperti analisis geometri, struktur perkerasan jalan maupun manajemen



lalu lintas dengan cara untuk berbagai tujuan kinerja lalu lintas dan lalu lintas. Pedoman ini



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 34



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



mencakup tata cara survei, organisasi, peralatan dan langkah-langkah pelaksanaan survei. E.1.5.2



Acuan Normatif a) Undang-Undang RI Nomor : 13 Tahun 1980 tentang Jalan; b) Undang-Undang RI Nomor : 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; c) Undang-Undang RI Nomor : 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; d) Peraturan Pemerintah RI Nomor : 26 Tahun 1985 tentang Jalan; e) Peraturan Pemerintah RI Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas; f) Peraturan Pemerintah RI Nomor : 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.



E.1.5.3



Istilah dan Definisi 1. Volume lalu lintas jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam atau LHRT (lalu lintas harian rata-rata tahunan). 2. Kendaraan Unsur lalu lintas di atas roda. 3. Kendaraan Ringan Kendaraan bermkendaraan bermotor ber-as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0 m s.d. 3,0 m (meliputi mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick-up dan truk kecil).otor ber-as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0 m s.d. 3,0 m (meliputi mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick-up dan truk kecil). 4. Kendaraan Berat kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda (meliputi : bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi). 5. Sepeda Motor kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi : sepeda motor dan kendaraan roda 3). 6. Kendaraan Tak Bermotor kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi : sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong).



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 35



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



7. Kapasitas arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu, biasanya dinyatakan dalam kendaraan per jam atau smp/h. 8. Alat Cacah Genggam (Handy Tally Counter) alat untuk mencacah jumlah kendaraan; jumlah kendaraan tertera pada deret angka yang berubah setiap tuas ditekan. 9. J a l u r bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. 10. L a j u r bagian jalur yang memanjang dengan marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor selain sepeda motor. 11. Periode Pengamatan kurun waktu pengamatan terkecil. 12. Periode Survei kurun waktu pelaksanaan berdasarkan tujuan survei.



pengukuran



yang



ditentukan



13. Lalu Lintas Harian Rata-Rata Volume lalu lintas rata-rata selama satu hari, yang didapat dari pengukuran selama beberapa hari dibagi dengan jumlah harinya. E.1.5.4



Ketentuan 1. Ketentuan Umum a. Perijinan Pelaksanaan survei pencacahan lalu lintas harus meminta ijin kepada instansi setempat yang berwenang memberi ijin, minimal pembina jalan, dan melakukan koordinasi dengan kepolisian. b. Keselamatan dan kesehatan Selama melakukan survei, petugas survei diharuskan : 1) Mengikuti ketentuan keselamatan kerja yang berlaku; 2) Dalam keadaan sehat badan dan rohani; 3) Mendapatkan perlindungan yang memadai dari cuaca, seperti terik sinar matahari atau hujan; 4) Mengantisipasi kemungkinan terhadap tabrakan, karena adanya kendaraan atau lalu lintas yang hilang kendali;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 36



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



5) Menyediakan satu orang personil yang mampu melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. c. Pelaksanaan Survei Dalam keadaan normal, survei harus diupayakan tidak terputus selama periode yang telah direncanakan. Untuk menghindarkan gangguan terhadap kesinambungan survei, petugas harus memastikan seluruh perlengkapan dan peralatan pencacahan bekerja dengan baik. 2. Ketentuan Teknis a. Organisasi Survei dan Uraian Tugas Organisasi survei diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan memastikan seluruh komponen pekerjaan telah ditangani dengan baik. Ketentuan pengorganisasian sesuai pencacahan lalu lintas dijelaskan dalam butir-butir sebagai berikut : 1) Besar kecilnya struktur organisasi survei pencacahan lalu lintas tergantung dari skala pekerjaan satu tim survei, sekurang-kurangnya terdiri atas : koordinator survei, ketua kelompok/pos dan tenaga petugas survei. Apabila dianggap perlu, koordinator dapat menunjuk seorang staf yang berfungsi sebagai tenaga administrasi sekaligus pembantu umum tim survei. Struktur ideal organisasi pelaksana kegiatan diperlihatkan dalam Gambar 1. 2) Tanggung jawab dan uraian tugas dari komponen dalam organisasi survei pencacahan lalu lintas; (a) Koordinator Survei  Bertanggung jawab atas pelaksanaan survei, mengontrol aktifitas petugas survei dan mengadakan koordinasi dengan petugas lapangan lainnya;  Mempelajari tujuan, kaidah, dan tata cara pelaksanaan survei dan menjelaskannya kepada seluruh personil yang terlibat dalam survei;  Menentukan saat mulai, penghentian sementara dan akhir survei;  Mengambil keputusan di lapangan dan mengatasi setiap permasalahan yang timbul selama pelaksanaan survei kemudian mencatat dalam berita pelaksanaan survei;  Membuat agenda (catatan harian) tentang berbagai masalah yang timbul selama pelaksanaan survei, DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 37



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



misalnya hambatan atau penghentian pelaksanaan survei beserta alasan-alasannya. (b) Ketua Kelompok  Bertugas membimbing dan mengawasi pelaksanaan survei, serta bertanggung jawab terhadap kualitas data kepada koordinator;  Menentukan penempatan petugas survei dengan pertimbangan penuh terhadap faktor keselamatan;  Mengatur waktu istirahat bagi petugas pencacah;  Memeriksa apakah petugas pencacah mengisi formulir survei dengan cara yang benar dan dengan tulisan yang dapat dibaca;  Mengumpulkan dan menyimpan formulir survei yang telah diisi oleh petugas pencacah;  Mengatasi setiap permasalahan yang timbul selama pelaksanaan survei kemudian mencatat dan melaporkannya kepada koordinator.



Gambar - E.2 Struktur Organisasi Tim Survei (c) Petugas Pencacah  Bertugas melakukan kegiatan pencacahan kendaraan berdasarkan jenis, atau kelompok golongan jenis kendaraan, arah lalu-lintas, dan periode waktu pengamatan yang telah ditentukan;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 38



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Menuliskan hasil pencacahan kendaraan setiap periode waktu yang telah ditentukan ke dalam formulir survei.



(d) Pembantu Umum  Bertugas membantu koordinator demi kelancaran survei dan bertanggung jawab kepada koordinator;  Menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama kegiatan survei yang terdiri dari perijinan survei, surat tugas, formulir survei, absensi, daftar petugas pencacah dan peralatan. b. Kemampuan Petugas Survei Setiap petugas mempunyai keterbatasan, untuk menjaga keakuratan data, maka harus diperhatikan hal–hal sebagai berikut : 1) Jumlah maksimum golongan kendaraan yang dicacah oleh satu orang petugas pencacah adalah 3 golongan untuk satu arah; 2) Petugas survei dalam melakukan pencacahan lalu lintas secara menerus, tidak lebih dari 8 jam (1 shift); 3) Apabila survei lalu lintas memerlukan waktu lebih dari 8 jam (satu shift), maka waktu pencacahan dibagi-bagi dalam shift, dan dalam keadaan tertentu (misalnya makan, dan buang air), petugas harus digantikan hingga petugas tersebut dapat bertugas kembali. c. Lokasi Pos Pos pencacahan ditempatkan dengan memperhatikan kondisi lokasi survei sebagai berikut : 1) Survei Pada Jaringan Jalan Antar Kota. Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, dimana :  lalu lintas tidak dipengaruhi oleh lalu lintas ulang alik (commuter traffic).  pos mempunyai jarak dan kebebasan pandang yang cukup untuk kedua arah.  karakter pergerakan lalu lintas mewakili pergerakan lalu lintas pada ruas jalan. 2) survei pada jaringan jalan perkotaan. Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, dimana :  lalu lintas yang dicacah tidak dipengaruhi oleh pergerakan lalu lintas dari persimpangan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 39



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengamati kedua arah. 3) Survei Pada Persimpangan. 



Pos



harus



ditempatkan



pada lengan



persimpangan,



dimana : pos mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengawasi pergerakan pada lengan-lengan yang ditinjau.  pos tidak mengganggu kebebasan pandang pengemudi.  lokasi pos dapat memberikan ruang pengamatan yang jelas untuk melihat lintasan dan arah pergerakan lalu lintas. 4) Pos sebaiknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan 



dengan lampu penerangan dan tempat berteduh. d. Jenis Kendaraan Pencacahan lalu lintas secara garis besar dibagi dalam 8 golongan, yang masing-masing golongan terdiri atas beberapa jenis kendaraan, seperti yang diuraikan dalam Tabel 2.



Tabel E.2 Golongan dan Kelompok Jenis Kendaraan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 40



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Catatan : 1) Kendaraan-kendaraan yang memiliki fungsi khusus, seperti kendaraan militer (tank, pansher), kendaraan konstruksi/alat berat (bulldozer dan lain-lain), mobil pemadam kebakaran, ambulan dan konvoi kendaraan, tidak dicacah. 2) Pengelompokan golongan kendaraan tersebut sudah mewakili untuk berbagai jenis analisa, seperti untuk digunakan pada : kinerja lalu lintas/kapasitas, geometri, struktur perkerasan jalan maupun manajemen lalu lintas. 3) Kendaraan tak bermotor dimasukkan pada hambatan samping. e. Formulir Survei Formulir survei terdiri atas formulir lapangan (ruas jalan dan persimpangan) dan formulir himpunan, formulir harus dilengkapi identitas, seperti berikut ini : 1) adanya logo/nama instansi/lembaga dan atribut lainnya yang dituangkan di sebelah kiri bagian atas formulir; 2) adanya keterangan mengenai lokasi, pelaksanaan survei dan kondisi cuaca, meliputi :  jumlah lembar  nomor propinsi  nama propinsi  nomor pos  lokasi pos  tanggal  arah lalu lintas  keterangan / cuaca  pencatat / pengawas Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A (formulir lapangan untuk ruas jalan dan persimpangan) dan lampiran B (formulir himpunan). f. Peralatan Survei pencacahan lalu lintas dengan cara manual tidak memerlukan peralatan secara khusus, peralatan yang diperlukan meliputi : 1) peralatan utama, yang terdiri atas : DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 41



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



(a) formulir pencacahan dan himpunan, seperti diuraikan pada sub-bab 4.2.5; (b) alat tulis pensil, disarankan menggunakan pensil mekanik untuk menghindari terjadinya gangguan, karena patahnya ujung pensil, sebaiknya setiap petugas pencacah membawa pensil cadangan; (c) alat penghapus, digunakan oleh petugas pencacah apabila terjadi kesalahan penulisan pada formulir survei; (d) hand board, sebagai alas menulis dan penjepit bundel data; (e) peralatan bantu, yaitu alat cacah genggam, lihat Gambar 2. 2) Peralatan pendukung, yang terdiri atas : (a) jas hujan; (b) lampu senter; (c) alat penerangan lain, seperti lampu minyak; (d) tas plastik. 3) Seluruh peralatan yang digunakan harus dipastikan berfungsi dengan baik, tidak mudah rusak, mudah dioperasikan dan memenuhi persyaratan untuk mencatat.



Gambar E.2 Alat Cacah Genggam (handy tally counter) 3. Cara Pengerjaan 1) Persiapan Hal - hal yang harus diperhatikan dalam persiapan adalah : (a) Mobilisasi jumlah pos, tenaga dan peralatan yang diperlukan; (b) Pembentukan organisasi survei, sesuai dengan sub-bab 4.2.1; (c) Pembuatan jadual pelaksanaan survei beserta penugasan/nama petugas survei;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 42



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



(d) Pembuatan tabel monitoring data, digunakan untuk mengecek data yang masuk dan data yang belum masuk beserta kelengkapannya. 2) Survei pendahuluan Untuk mengetahui situasi dan kondisi lapangan harus dilakukan survei pendahuluan, hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam survei pendahuluan adalah : (a) pengurusan surat ijin atau pemberitahuan/koordinasi dengan pembina jalan setempat; (b) pengamatan dan penentuan penempatan pos survei, sesuai sub-bab 4.2.3; (c) perekrutan/mobilisasi tenaga/petugas survei; (d) pelatihan bagi petugas survei, sebagai pembekalan dalam tata cara survei. 3) Pelaksanaan pencacahan (a) Cara pengisian formulir lapangan untuk ruas jalan (1) Lembar ke …, dari …, diisi dengan angka yang menunjukkan lembar ke berapa (berurutan mulai angka 1 s/d n) dari jumlah lembar total formulir survei pencacahan lalu lintas. contoh :  lembar ke 1 dari 15  lembar ke 2 dari 15  lembar ke 15 dari 15. (2) Nama Propinsi : diisi dengan nama propinsi dimana survei pencacahan lalu lintas tersebut dilakukan (nama propinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku). contoh : Nama Provinsi : J A maksudnya : Jawa Barat



W



-



B



R



T



(3) Nomor Provinsi : diisi dengan nomor propinsi dimana survei pencacahan lalu lintas tersebut dilakukan (nomor propinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku). Nomor Provinsi :



0



1



5



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 43



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



contoh : Propinsi Jawa Barat mempunyai urutan No. 015 secara Nasional. (4) Nomor Pos : diisi dengan nomor urut pos pencacahan lalu lintas untuk pos yang bersangkutan. contoh : 0 3 (5) Lokasi Pos / Nomor Ruas : 



Untuk ruas jalan, diisi dengan nomor ruas jalan yang menunjukkan lokasi pos pencacahan lalu lintas tersebut. contoh : Lokasi pos :







0



2



2



3



6



5



maksudnya : pos pencacahan lalu lintas tersebut terletak pada jaringan jalan yang ada di Propinsi Jawa Barat ( 022 ), dengan no ruas 365. Untuk persimpangan, diisi dengan nomor simpang/simpul jalan yang menunjukkan lokasi pos pencacahan lalu lintas tersebut. contoh : Lokasi pos :



0



2



2



0



2



3



maksudnya : pos pencacahan lalu lintas tersebut terletak pada jaringan jalan yang ada di Propinsi Jawa Barat (022), dengan nomor simpang/ simpul 023. (6) Tanggal : diisi dengan tanggal, bulan dan tahun penghitungan lalu lintas tersebut dilakukan. contoh : Tanggal :



1



5



0



5



1



dimana



8



maksudnya : pencacahan lalu lintas dilakukan pada tanggal 15 Mei 2018.



tersebut



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 44



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



(7) Nama Jalan contoh : S



U



C



I



maksudnya : nama jalan tempat lokasi survei adalah jalan SUCI (8) Arah lalu lintas : dari :      



pada ruas jalan antar kota, asal arah lalu lintas; pada ruas jalan perkotaan, angin; pada persimpangan, diisi simpang ke berapa. pada ruas jalan antar kota, tujuan arah lalu lintas; pada ruas jalan perkotaan, angin; pada persimpangan, diisi simpang ke berapa.



diisi dengan nama kota diisi dengan arah mata dengan nomor lengan diisi dengan nama kota diisi dengan arah mata dengan nomor lengan



contoh : dari : ke  



(9)



:



B



A



N



D



U



N



G



C



I



A



N



J



U



R



artinya : arah lalu lintas yang dihitung adalah dari Bandung ke Cianjur. nomor lengan simpang A pada sketsa yang menunjukkan letak lengan simpang dengan posisi di Utara, selanjutnya lengan B, C, D sesuai arah sesuai arah jarum jam.



Periode diisi sesuai dengan periode pencacahan, misalnya periode 1 antara pukul 06. 00 sampai dengan 14. 00 (satuan periode 8 jam).



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 45



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



(10) Waktu diisi dengan lamanya waktu pengukuran dalam hal periode / shift. contoh : Waktu :



06.00 – 14.00 (periode 1) atau 14.00 – 21.00 (periode 2) dan seterusnya (11) Petugas pencacah : diisi dengan identitas/nama petugas survei yang melakukan pencacahan lalu lintas bersangkutan. contoh : pencatat : Pulan (12) Pengawas diisi dengan identitas/nama petugas pengawas survei yang melakukan pencacahan lalu lintas bersangkutan. contoh : pengawas : Ansari (13) Pencacahan : pencacahan dilakukan setiap kurun waktu 15 menit, diisi dengan cara membubuhkan garis-garis yang menunjukkan setiap adanya satuan kendaraan yang melewati pos pencacahan tersebut. Garis-garis disusun pada kolom yang disediakan berjejer tegak dari kiri ke kanan sebanyak-banyaknya 4 buah, dan untuk kendaraan ke 5 yang lewat ditunjukkan dengan garis miring dari sudut kiri atas ke sudut kanan bawah. Setiap kolom disediakan untuk mencatat sebanyak-banyaknya 5 buah kendaraan. Jika misalnya pada jam pengamatan yang bersangkutan banyaknya kendaraan golongan 1 baris kolom yang tersedia sebagai tempat mencatatnya, maka pencatatan dilanjutkan ke baris kolom 2 dan seterusnya, sampai semua kendaraan golongan 1 yang lewat pada jam pengamatan tersebut dapat dicatat. Di bawah baris kolom akhir dari setiap jam pencatatan ditutup dengan garis penutup sejajar dengan arah baris kolom (garis mendatar). Kemudian DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 46



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



pencatatan jam berikutnya dimulai pada baris kolom baru dibawah garis penutup tesebut dengan cara yang sama seperti tersebut di atas. Apabila alat bantu (Handy Tally Counter) tersedia bisa menggunakan alat tersebut, pencatatan adalah kumulatif setiap kurun waktu 15 menit, untuk pencatatan 15 menit berikutnya data sebelumnya tidak dinolkan sampai dengan waktu 1 shift (8 jam pengukuran secara menerus). contoh : (a) pengisian menggunakan atau membubuhkan garis-garis. maksudnya : pada pukul 06 00 – 06 15, jumlah lalu lintas golongan 2 yang melewati pos tersebut adalah 13 buah dan pada pukul 06 15 – 06 30 adalah 10 buah.



(b) Pengisian menggunakan alat bantu (tally counter)



maksudnya : pada pukul 06.00 – 06.15, jumlah lalu lintas golongan 1 yang melewati pos tersebut DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 47



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



adalah 18 buah dan 15 30 06. – 06. adalah 23 buah.



pada



pukul



(14) Golongan 2, 3 …. s/d 8 :  



cara pengisian sama dengan cara pengisian golongan 1. catatan, apabila alat bantu pencacah (tally counter) terbatas, pencacahan yang menggunakan alat tersebut diutamakan golongan yang paling padat frekwensinya, contoh golongan 1 dan golongan 2, sedangkan yang jarang frekwensinya adalah golongan 8.



(b) Cara pengisian formulir lapangan untuk persimpangan Pada dasarnya teknik pengisian formulir lapangan untuk simpang dan ruas jalan adalah sama, perbedaan terletak pada data identifikasi lengan persimpangan yang harus diisi pada formulir ini untuk menjelaskan lengan mana yang dicacah oleh petugas pencacah yang menggunakan formulir tersebut. Identifikasi lengan diisi dengan nama jalan (ruas) yang dicacah. (c) Cara pengisian formulir himpunan Lakukan langkah yang sama dengan cara pengisian formulir lapangan survei, kecuali penulisan jumlah kendaraan setiap golongan ditulis dalam kolom sesuai jumlah kendaraan setiap jam. Jumlah kendaraan tiap jam tersebut didapat dari penjumlahan tiap jam dari volume lalu lintas golongan 1 yang dicatat pada formulir survei pencacahan lalu lintas yang bersangkutan. Contoh : WAKTU 06. - 07. 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00 00



00



1 45 58 74 91



2 100 95 89 102



3 15 21 30 14



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 48



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



penjelasan : angka 45 pada kolom golongan 1 pada pukul 06.00 – 07.00, didapat dari hasil pencatatan dari kolom golongan 1 untuk jam sesuai (06.00 – 07.00) pada formulir survei pencacahan lalu lintas (Lampiran A.1). 1) Total : diisi dengan angka yang merupakan jumlah total selama 24 jam pencacahan untuk tiap golongan lalu lintas pada ruas jalan yang bersangkutan. 2) Catatan : diisi hal-hal yang perlu diutarakan dalam pelaksanaan pencacahan lalu lintas. (d) Pelaporan Laporan harus disampaikan oleh koordinator, terdiri atas : (1) berkas formulir survei volume lalu lintas; (2) berkas formulir himpunan pencacahan volume lalu lintas; (3) laporan dibundel dengan baik sehingga tidak mudah lepas dan dikelompokkan berdasarkan golongan lalu lintas pada masing-masing ruas jalan; (4) setelah diperiksa dan ditandatangani ketua kelompok dan koordinator secepatnya paling lambat dua hari untuk disampaikan kepada pemberi tugas; (5) kumpulan data survei disarankan dipisahkan ke dalam map yang berbeda berdasarkan arah lalu lintas. Pada survei pencacahan lalu lintas di persimpangan pengumpulan formulir berdasarkan nama lengan dan arah lalu lintas pada lengan tersebut. (e) Prosedur keadaan darurat Apabila terjadi hal-hal atau kejadian yang tidak diinginkan dan dianggap dapat menggangu atau membahayakan keamanan serta kesehatan personil survei, ketua kelompok dapat menghentikan survei pencacahan untuk sementara. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan adalah : (1) memberi perintah penghentian pencacahan pada petugas pencacah;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 49



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



(2) mencatat kejadian penyebab penghentian pada laporan kegiatan harian dan melaporkan kejadian tersebut pada koordinator survei; (3) mengumpulkan data survei terakhir dari petugas pencacah dalam satu gabungan data (map) sesuai arah dan waktu pencacahan; (4) memerintahkan petugas pencacah untuk membereskan seluruh peralatan; (5) menempatkan atau memindahkan petugas pencacah le tempat yang tidak membahayakan; (6) apabila ada personil yang mengalami cidera dan memerlukan pengobatan, ketua kelompok harus memberikan pertolongan pertama, apabila cukup membahayakan, koordinator harus mengantar dan mengurus pengobatan ke rumah sakit; (7) jika kondisi telah memungkinkan untuk memulai survei kembali, ketua kelompok memerintahkan petugas pencacah untuk menyiapkan seluruh peralatan dan memberi tahu waktu (periode) awal survei dimulai. E.1.6



Survei Kondisi Lereng E.1.6.1



Ruang Lingkup Pedoman ini dirancang untuk menjadi acuan dalam perencanaan penanggulangan keruntuhan lereng. Ruang lingkup pedoman ini menekankan perencanaan penanggulangan keruntuhan lereng pada deposit residual di daerah pegunungan dan perbukitan. Keruntuhan lereng (slope failure) dan stabilitas galian dan timbunan pada tanah lunak dan ekspansif tidak termasuk dalam ruang lingkup pedoman ini. Pedoman ini merupakan pelengkap dari Buku Tata Cara Penanggulangan Longsoran SNI - 03.1962 - 1990. Dengan demikian, panduan ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan pegangan dilapangan sehingga praktisi dapat menyesuaikan dengan kondisi setempat. Tujuan panduan ini adalah agar praktisi dapat melakukan pencegahan penanganan darurat, penanggulangan permanen atau secara dini berusaha mencegah bencana keruntuhan lereng untuk mengurangi dampak kerugian sosial ekonomi secara tepat dan mencapai hasil yang optimal.



E.1.6.2



Acuan Normatif



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 50



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhan aturan teknis tentang penanggulangan keruntuhan lereng, pedoman ini menggunakan beberapa rujukan standar untuk investigasi lapangan dan pengujian laboratorium. Investigasi lapangan :  SNI 03-2411-1991, Metode pengujian lapangan tentang kelulusan air bertekanan  SNI 03-2436-1991, Metode pencatatan dan interpretasi hasil pemboran inti  SNI 06-2487-1991, Metode pengujian lapangan kekuatan geser baling pada tanah berkohesi  SNI 03-2528-1991, Metode eksplorasi awal air tanah dengan cara geolistrik wenner  SNI 03-2827-1992, Metode pengujian lapangan dengan alat sondir  SNI 03-2849-1992, Tata cara pemetaan geologi teknik lapangan  SNI 03-3968-1995, Metoda pengukuran kelulusan air pada tanah zone tak jenuh dengan lubang auger  SNI 03-3969-1995, Metode pemboran air tanah dengan alat bor putar sistem sirkulasi langsung  SNI 03-4153-1996, Metode pengujian penetrasi dengan SPT  SNI 03-4148.1-2000, Tata cara pengambilan contoh tanah dengan tabung dinding tipis  SNI 03-6796-2002, Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan beban statis pada pondasi dangkal  Pedoman Inventarisasi Lereng Jalan SE-2018  Pedoman Inspeksi Lereng Jalan SE-2018  Pedoman Penilaian resiko Lereng Jalan 2018  Pedoman Mitigasi Resiko Lereng Jalan 2018



E.1.6.3



Istilah dan Definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut : E.1.6.3.1



Keruntuhan Tanah (Ground Failures) Suatu proses perpindahan massa tanah/batuan dengan arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan awal. Dalam pengertian ini termasuk amblesan, penurunan tanah



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 51



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



karena pengembangan, gerakan tanah. E.1.6.3.2



rangkakan



permukaan,



dan



Keruntuhan Lereng (Slope Failure) Suatu proses pergerakan dan perpindahan massa tanah atau batuan yang dapat terjadi dengan variasi kecepatan dari sangat lambat sampai sangat cepat dan tidak terkait banyak dengan kondisi geologi lokal. Keruntuhan bersifat lokal atau skala kecil dan umumnya terjadi pada lereng galian atau timbunan yang dibuat manusia.



E.1.6.3.3



Klasifikasi Keruntuhan Lereng Untuk menyeragamkan istilah, memudahkan pengenalan tipe keruntuhan lereng, dan membantu dalam menentukan penyebab dan pemilihan cara penanggulangan. Pengelompokkan lereng longsor berdasarkan jenis material dan batuan dasar, jenis gerakan dan bentuk bidang keruntuhannya serta kecepatan gerakannya.



E.1.6.3.4



Longsoran (Landslide) Suatu proses perpindahan atau pergerakan massa batuan, debris (campuran tanah dan butiran batu), dan tanah kearah lereng bawah. Perpindahan ini dapat disebabkan oleh kondisi geologi yang kurang menguntungkan, phenomena geomorfologi gaya-gaya fisik alamiah atau akibat ulah manusia (man-made), dan umumnya terjadi pada daerah yang cukup luas, berukuran skala besar.



E.1.6.4 Geologi Indonesia Secara umum fisiografi kepulauan Indonesia sangat ditentukan oleh adanya gerak-gerak lempeng. Ditinjau dari sisi neotektonik pembentukan kepulauan Indonesia telah diketahui mulai terjadi pada jaman Paleocene, 60 juta tahun yang lalu. Pada 30 juta tahun berikutnya, Pulau Kalimantan bagian Selatan dan Borneo Utara bergabung. Selanjutnya 10 juta tahun lalu atau jaman Miosen akhir terjadi proses pengangkatan (uplift) dari batuan endapan dasar laut dan kemudian terbentuklah sederetan pulau-pulau volkanik (Sumatera – Jawa – Bali - NTB – NTT – Maluku dan sebagian Sulawesi). Kepulauan Indonesia terletak disekitar equator (garis khatulistiwa) yaitu sekitar 6o Lintang Utara (LU) – 12o Lintang Selatan (LS) dan diantara 95o – 140o Bujur Timur (BT). Letak geografis Indonesia sangat DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 52



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



berpengaruh terhadap iklim dan curah hujan, yang dicirikan oleh iklim tropika basah dan terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan (basah) dan musim kemarau (kering). Turunnya hujan sangat dipengaruhi oleh arah datangnya angin musim Barat dan Timur yang mengalir melalui equator. Keterdapatan air tanah di dalam suatu batuan diantaranya dipengaruhi oleh sifat fisik batuan, yaitu kesarangan dan kelulusannya. Karena tingkat kesarangan dan kelulusan batuan itu ditentukan, terutama oleh tingkat konsolidasinya maka dalam pembahasan ini, batuanbatuan yang merupakan akuifer dikelompokkan menjadi batuan padu dan batuan lepas atau setengah padu. Akuifer yang paling baik adalah endapan berbutir pasiran karena mempunyai volume rongga yang paling besar. Ruang rongga pada material pasiran diperkirakan sebesar 25 % - 40 %. Seiring dengan waktu, ruang ini akan berkurang karena faktor-faktor tersebut di atas, yang pada akhirnya akan membentuk formasi batuan pasiran. Formasi pasiran merupakan batuan reservoar yang cukup baik yang dapat menyimpan air tanah dalam jumlah besar. E.1.6.5 Klasifikasi Gerakan Massa E.1.6.5.1 Pergerakan Massa Bergeraknya material tanah/batuan dalam bentuk padat atau semi–viscous disebut sebagai pergerakan massa. Pergerakan massa ini analog dengan bergeraknya suatu blok pada bidang miring. Apabila gaya akibat gravitasi Klasifikasi gerakan massa tanah/batuan dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan pola pergerakan dan kecepatan pergerakan. (beban bergerak) melebihi kuat geser penahan lereng, maka material akan bergerak.



Gambar E.3 Analogi Gerakan Massa dilereng



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 53



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.6.5.2 Klasifikasi Berdasarkan Pola Pergerakan Klasifikasi berdasarkan pola pergerakan terbagi dalam tiga jenis, yaitu gelincir (slide), jatuhan (fall) dan aliran (flow). 1. Gelincir (slide) Gelincir terjadi akibat massa tanah bergerak pada suatu bidang yang disebut bidang gelincir. Jenis-jenis gelincir berupa translasi, rotasi atau kombinasi keduanya (majemuk). a. Gelincir translasi  Keruntuhan terjadi sepanjang zona lemah baik pada tanah ataupun batuan.  Massa tanah dapat bergerak jauh sebelum mencapai titik diamnya.  Umum terjadi pada tanah berbutir kasar, sedangkan pada batuan biasanya terjadi bila posisi bidang lemahnya searah dan memotong kemiringan lereng. Keruntuhan translasi ada yang berbentuk gelincir baji (wedge slides), jenis ini terjadi ketika massa tanah atau batuan terpecah belah sepanjang kekar-kekar (joints), sisipan (seams), rekahan (fissuress) atau zone lemah sebagai akibat, misalnya, pembekuan air. Massa yang terpecah bergerak sebagai blok dan bergerak turun dalam bentuk baji. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 54



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.4 Tipe Keruntuhan Gelincir Translasi



Gambar E.5 Tipe Keruntuhan Gelincir Translasi/gelincir baji pada batuan



b. Gelincir rotasi 



Rotasi pada batuan Tipe ini ditandai dengan adanya bentuk “sendok”. Bagian lereng atas terbentuk “gawir” melengkung dan di bagian tengah longsor terdapat bagian yang labil dan nampak adanya gelombang yang tidak rata (bulging). Jenis keruntuhan lereng ini sangat umum terjadi pada batuan contohnya pada serpih lapuk (shale-marine) dan mengalami retakan cepat. Gerakannya progresif serta meliputi daerah yang cukup luas.







Rotasi pada tanah Tipe ini ditandai dengan adanya bidang gelincir lengkung dan gerakan rotasi. Penyebab utama terjadinya keruntuhan lereng rotasi adalah gaya-



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 55



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



gaya rembesan air tanah atau kemiringan lereng yang bertambah pada tanah residual. Bidang gelincir yang dalam biasanya terjadi pada tanah lempung lunak dan kenyal. Keruntuhan lereng rotasi pada tanah koluvial biasanya dangkal. Morfologi keruntuhan lereng rotasi pada tanah.



Gambar E.6 Tipe Keruntuhan Gelincir Rotasi



Contoh gelincir yang termasuk dalam gelincir rotasi adalah nendatan (slump), yaitu pergerakan tanah/batuan ke arah bawah dan keluar. Jumlah bidang gelincir yang terjadi adalah satu atau lebih (Gambar 6). Jenis pergerakan ini sering terjadi setelah kemiringan lereng dirubah.



Gambar E.7 Tipe Pergerakan Nendatan



c. Gelincir Kombinasi Gelincir kombinasi merupakan bentuk gabungan gelincir translasi dan rotasi. Tipe gelincir ini terjadi pada tanah maupun batuan lapuk.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 56



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



2. Jatuhan (fall) Termasuk ke dalam kategori jatuhan adalah jatuh bebas (free fall) dan rolling serta jungkiran. a. Jatuh bebas dan rolling adalah material jatuh bebas yang kehilangan kontak dengan permukaan batuan. Pergerakan massa bergerak dari ketinggian tertentu melalui udara



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 57



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



b. Kasus keruntuhan jatuhan pada lereng yang terdapat perbedaan tingkat pelapukan. Tipe gerakan keruntuhan jatuhan c. Jungkiran (topless) terjadi akibat momen guling yang bekerja pada suatu titik putar dibawah titik massa. Jungkiran terjadi pada batuan yang mempunyai banyak kekar



Gambar E.8 Tipe Gerakan Keruntuhan Jungkiran



3. Aliran (flow) Aliran adalah suatu material lepas (batuan lapuk atau tanah) yang setelah mengalami proses penjenuhan akan mengalir seperti sifatnya fluida. Jenis aliran adalah sebagai berikut : a. aliran batuan lapuk atau material lepas; Aliran pada batuan lapuk termasuk ke dalam deformasi yang terus menerus, termasuk juga rangkak. Aliran jenis ini umumnya melibatkan rangkak dalam yang lambat dan perbedaan pergerakan antara unit –unit yang utuh. Ciri-ciri pergerakan aliran pada batuan lapuk adalah :  terjadi di sepanjang permukaan geser yang tidak saling berhubungan;  distribusi kecepatan mirip aliran fluida yang kental. b. aliran pada tanah. Aliran pada tanah adalah pergerakan material yang menyerupai fluida kental. Permukaan gelincir pada bidang material yang bergerak dapat berupa permukaan tajam, perbedaan pergerakan atau suatu zona distribusi geser (Gambar 10). Rentang pergerakan mulai dari sangat cepat sampai sangat lambat. Ciri-ciri pergerakan aliran pada tanah adalah :  pergerakan aliran terjadi ketika kondisi internal dan eksternal menyebabkan tanah berperilaku seperti cairan dan mengalir ke bawah meskipun kemiringan lerengnya landai; DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 58



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397















tanah mengalir bergerak ke berbagai arah serta tidak memiliki permukaan keruntuhan yang terdefinisi secara jelas; permukaan keruntuhan berganda terbentuk dan berubah secara terus menerus selama proses aliran terjadi; dan pergerakan aliran terjadi pada tanah kering maupun tanah basah.



Gambar E.9



Tipe Keruntuhan Lereng Aliran dengan bentuk keruntuhan



E.1.6.5.3 Klasifikasi Berdasarkan Kecepatan Pergerakan Berdasarkan kecepatan pergerakannya, gerakan massa tanah/batuan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pergerakan lambat, pergerakan sedang dan pergerakan cepat. Masing-masing kategori dibahas sebagai berikut :



1. Pergerakan lambat Pergerakan lambat terjadi selama 0.3 m/5 tahun – 1.5 m/tahun serta meliputi rangkak/rayapan dan solifluction. Rangkak adalah pergerakan terus menerus pada kondisi tegangan konstan, sedangkan solifluction adalah pergerakan debris dalam kondisi jenuh. Pergerakan lambat ditandai dengan miringnya tiang-tiang dan pohon-pohon. 2. Pergerakan Sedang Pergerakan sedang terjadi selama 1.5 m/tahun – 0.3 m/menit. serta meliputi :  Aliran tanah/lumpur (earth flows), yaitu pergerakan yang lambat tetapi dapat dideteksi dengan mudah. Hal ini biasanya terjadi pada tanah yang kadar airnya



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 59



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







terus bertambah. Penambahan kadar air yang terus menerus ini menyebabkan terjadinya mud flow. Runtuhan debris (debris slide), yaitu pergerakan material tak terkonsolidasi yang relatif kering. Material runtuhan debris biasanya lebih besar dibandingkan dengan material aliran tanah/lumpur. Debris merupakan kumpulan massa tanah, atau tanah tercampur fragmen batuan, yang berpindah di sepanjang permukaan datar yang miring. Runtuhan debris terjadi secara progresif dan dapat berkembang menjadi “avalanche” atau aliran yang tiba-tiba meluncur cepat.



Gambar E.10 Tipe gerakan keruntuhan lereng debres pada batuan







Aliran debris (debris flow) Proses terjadinya aliran debris sama dengan terjadinya debris avalanche. Perbedaan terletak pada jumlah kadar air materialnya. Pada aliran debris, kadar air materialnya cukup besar sehingga membawa debris mengalir seperti cairan kental (slurry). Penyebab utama terjadinya aliran debris adalah curah hujan tinggi dan erosi permukaan yang besar. Aliran debris umumnya terjadi pada tebing-tebing sungai curam (steep gullies).



3. Pergerakan cepat Pergerakan cepat terjadi selama > 0.3 m/menit serta terdiri dari :  Debris avalanche Debris avalanche adalah tipe perpindahan tanah/ batuan yang sangat cepat yang diawali dengan hancuran di sepanjang permukaan runtuhan. Penyebab utamanya adalah rembesan air tanah yang besar, curah hujan tinggi, gempa bumi atau rayapan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 60



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







yang berkembang sedikit demi sedikit dari suatu perlapisan batuan. Umumnya keruntuhan terjadi tanpa didahului oleh tanda-tanda serta tidak terduga terjadinya dan dampak kerusakan yang ditimbulkannya pada daerah permukiman sangat parah. Jatuh bebas batuan (rock falls) Jatuh bebas batuan mengakibatkan terbentuknya akumulasi batuan pada dasar jurang yang disebut juga talus.



Gambar E.11 Tipe jatuh bebas batuan (rock fall)



Beberapa jenis pergerakan dapat diidentifikasi melalui kadar air dan kecepatan pergerakan. Variasi tipe pergerakan berdasarkan hubungan kecepatan pergerakan dengan kadar air



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 61



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Untuk memudahkan identifikasi di lapangan, Tabel dapat digunakan untuk menjelaskan tipe gerakan tanah yang mungkin terjadi yang dikorelasikan dengan jenis batuan dasar. Klasifikasi pada Tabel dapat dihubungkan dengan kecepatan perpindahan massa tanah/batuan, tingkat kerusakan bangunan jalan termasuk tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh para praktisi dilapangan. Tabel E.3 Jenis tanah/batuan dan tipe gerakan yang mungkin terjadi



GEOLOGI Massa batuan (beku, sediman, ataupun lava)



Batuan Metamorf (filit, slate, sekis) Batuan sedimen berlapis - Lapisan datar - Lapisan miring - Serpih dan lempung pantai



BENTUK DAN TIPE KERUNTUHAN LERENG - Runtuhan, baji dan jungkiran - Keruntuhan disepanjang kekar (joint), rekahan perlampisan - Luncuran bongkah (block guide) Keruntuhan lereng di sepanjang struktur foliasi - Pengaruh derajat pelapukan sangat tinggi - Rotasi, longsor di sepanjang bidang perlapisan - Luncuran bongkah lapisan akibat retakan - Rotasi



Tanah residual dan - Rotasi koluvial - Keruntuhan lereng debris, - Lapisan tebal avalanche atau rayapan - Lapisan tipis menumpang diatas lapisan batuan Tanah alluvial - aliran atau rayap - Non kohesif - Rotasi dan translasi - kohesif Tabel E.4 Hubungan tipe keruntuhan lereng dengan kecepatan keruntuhan lereng, derajat kerusakan dan dampak terhadap jalan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 62



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.6.5.4 Klasifikasi Lereng Lereng berdasarkan pembentukannya dibagi menjadi dua tipe, yaitu lereng alam dan lereng buatan. Lereng buatan dapat dibagi lagi menjadi dua tipe, yaitu lereng timbunan dan lereng galian. Pergerakan lereng berdasarkan jenisnya dapat dikategorikan sebagai berikut :



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 63



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.12 Pergerakan lereng ditinjau dari jenis lereng



Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng pada umumnya terjadi akibat kurang tepatnya perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi lereng. Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng umumnya sangat berkaitan dengan kondisi geologinya. Terkadang keruntuhan lereng disebut juga keruntuhan geologi. Faktor geologi yang dominan di antaranya adalah lereng yang terdapat pada deposit serpih dan material porous (breksi, batu pasir, dll.) yang menumpang pada lereng serpih. Selain akibat kondisi geologinya (morfologi, topografi dan lain sebagainya), keruntuhan dapat juga terjadi akibat bentuk topografinya (cut & fill) yang merupakan hasil aktifitas keruntuhan lereng terdahulu.



Gambar E.13



Beberapa tipe lereng serpih yang sering mengalami pergerakan material



E.1.6.5.5 Beberapa Penyebab Ketidakmantapan Lereng Secara umum, terdapat empat penyebab utama terjadinya ketidakmantapan lereng, yaitu :  Kondisi tanah/batuan setempat  Lunak dan lemah, sensitif dan material telah lapuk  Adanya retakan, kekar dan patahan  Variasi sifat fisik ( permeabilitas, plastisitas, mineral dan sebagainya )  Morfologi  Pergerakan/pengangkatan permukaan tanah akibat gerak tektonik atau vulkanik aktif  Proses erosi (penggerusan lateral ) DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 64



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



                



Proses penggerusan vertikal (scouring) Penambahan beban tanah / tanah buangan di daerah puncak lereng Pengupasan vegetasi akibat kekeringan atau kebakaran. Kondisi fisik di sekitar lereng Hujan yang deras dan lama (banjir) Drawdown yang cepat Gempa bumi Letusan gunung berapi Kembang susut batuan lempeng marin Tekanan artesis Ulah manusia (man–made) Penggalian di kaki lereng Penambahan beban di bagian atas lereng Penggundulan hutan Adanya irigasi di bagian atas lereng Adanya kegiatan penambangan Air yang bocor dari utilitas (PDAM).



E.1.6.5.6 Tahapan Umum Penanggulangan Keruntuhan Lereng Keberhasilan dalam penanggulangan keruntuhan lereng tergantung kepada banyak hal, di antaranya keakuratan data hasil penyelidikan, ketajaman dalam mengidentifikasi penyebab keruntuhan lereng dan menemukan pola bidang gelincir, pemilihan analisis kestabilan lereng serta opsi penanggulangan yang tepat. Tahapan pekerjaan penanggulangan keruntuhan lereng secara umum dapat dilihat pada Gambar 16.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 65



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.14



Bagan Alir Tahapan Umum Pekerjaan Penanggulangan Keruntuhan lereng



E.1.6.5.7 Penyelidikan Tanah dan Batuan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 66



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



1. Tahapan Penyelidikan Usaha penanggulangan akan berhasil dengan baik apabila perencanaannya didukung oleh data hasil penyelidikan dan pengujian yang baik. Data yang dihasilkan akan baik jika dilakukan melalui tahap-tahap penyelidikan yang benar. Tahap penyelidikan geoteknik di daerah gerakan tanah terdiri dari studi meja, penyelidikan pendahuluan dan penyelidikan terinci. Penyelidikan yang dilakukan mencakup pengujian di lapangan dan laboratorium.



Gambar E.15



Digram Tahapan Analisis Kestabilan Lereng



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 67



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



a)



Studi meja Studi meja dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan penyelidikan. Kegiatan yang dilakukan dalam studi meja adalah pengumpulan dan evaluasi data yang tersedia. Data yang dikumpulkan dan dievaluasi dapat berupa peta topografi, peta geologi, foto udara, peta tata guna lahan, data curah hujan dan laporan evaluasi teknis yang pernah dibuat sebelumnya, khususnya mengenai daerah keruntuhan lereng. Dari pengumpulan dan evaluasi dapat diperoleh gambaran umum daerah gerakan tanah. Data-data tersebut akan dibahas satu per satu sebagai berikut : 



Peta Topografi; Peta topografi memberikan gambaran mengenai kemiringan lereng, relief, kerapatan sungai, pola aliran, ketinggian dan bentuk morfologi. Peta topografi juga dapat menafsirkan tingkat erosi suatu daerah. Hal-hal yang dapat mengakibatkan keruntuhan lereng pada tebing jalan raya, jalan kereta api, tebing penggalian batu dan tebing saluran perlu didata karena kemungkinan tidak akan terlihat di dalam peta topografi skala kecil. Gabungan antara kerapatan sungai dan kemiringan lereng pada peta topografi akan memberikan data yang lebih baik. Umumnya daerah yang berkerapatan sungai tinggi mempunyai kecenderungan longsor lebih besar. Peta topografi dapat diperoleh di Bakosurtanal dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dengan skala 1:25.000 atau 1:50.000 atau 1:100.000 atau 1:200.000.







Peta Geologi; Peta geologi dapat memberikan gambaran geologi seperti sebaran batuan baik vertikal maupun lateral, struktur geologi dan sejarah geologi. Peta geologi dengan skala 1:100.000



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 68



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



dapat diperoleh di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Salah satu contoh pengaruh stratigrafi terhadap gerakan tanah adalah kedudukan antara lapisan. Keruntuhan lereng dapat terjadi pada bidang kontak antara endapan koluvial dan batu lempung. Koluvial mempunyai sifat yang mudah meluluskan air, sehingga air hujan yang jatuh akan meresap dan tertahan oleh lempung. Akibatnya permukaan lempung menjadi licin dan dapat berfungsi sebagai bidang longsor. Struktur geologi yang berpengaruh terhadap gerakan tanah adalah lipatan, sesar dan kekar. Kekar dapat terbentuk bersamaan dengan proses persesaran dan perlipatan. Daerah di sepanjang zona sesar merupakan daerah yang tidak stabil atau labil sehingga mudah mengalami proses pelapukan dan perembasan air. Akibatnya daerah ini menjadi tidak mantap dan mudah longsor. 



Foto Udara; Foto udara dapat diinterpretasikan dan data yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan penyelidikan gerakan tanah. Dari interpretasi tersebut akan diperoleh sebaran, jenis, tempat gerakan tanah dan potensi yang membahayakan bangunan. Dengan mengetahui hal–hal tersebut akan diperoleh sasaran yang lebih sempit, sehingga penyelidikan dapat direncanakan dengan tepat.Data lain juga dapat diidentifikasi dari penafsiran foto udara seperti jenis batuan, struktur geologi, tingkat erosi, dan pola tata salir. Foto udara ini sangat disarankan sekali untuk kasus keruntuhan lereng skala besar. Cara mendapatkan foto udara ini bisa menghubungi Bakosurtanal atau untuk daerah yang banyak mengalami perubahan terain perlu dilakukan foto udara ulang melalui konsultankonsultan penyedia foto udara.







Tata guna lahan;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 69



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Tata guna lahan dapat dipelajari dari peta tata guna lahan yang tersedia. Dari peta tata guna lahan dapat diketahui sejauh mana pengauh penggunaan lahan terhadap gerakan tanah. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dapat menjadi penyebab terjadinya gerakan tanah. Misalnya pengunaan lahan sebagai sawah atau kolam. Sebagai bahan pembanding perlu dipelajari riwayat tata guna lahan dari beberapa versi peta tata guna lahan berdasarkan tahun pembuatannya. Peta tata guna lahan bisa didapat di Bakosurtanal. 



Curah hujan; Data curah hujan diperlukan untuk merencanakan dimensi saluran drainase dan analisis hidrologi lereng. Data curah hujan yang diperlukan minimal adalah hujan 10 tahunan. Data curah hujan dapat diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika.







Data pelengkap teknis lainnya Data sekunder dapat berupa riwayat Keruntuhan dan penanganan terdahulu, data analisis dan desain terdahulu serta gambar rencananya. Data ini bisa diperoleh di P2JN atau Dinas Binamarga setempat. Apabila konstruksi penanggulangannya berhasil dan akan digunakan sebagai model, maka tidak diperlukan penyelidikan mendetail lagi. Sebaliknya, apabila penanggulangan tersebut tidak berhasil, maka perlu dilakukan penyelidikan mendetail, untuk mengetahui adanya faktor-faktor yang belum diperhitungkan dalam perencanaannya.



b) Penyelidikan pendahuluan Penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat penjelasan umum daerah keruntuhan. Ruang lingkup penyelidikan meliputi luas daerah yang dimaksud, jenis keruntuhan, kedalaman bidang keruntuhan, penyebab keruntuhan lereng dan jika mungkin keaktifannya. Jika tersedia, DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 70



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



metode penanggulangan yang telah berhasil diterapkan di lokasi tersebut perlu juga dipelajari. Hal ini penting sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah penanggulangannya. (1) Rekonesan Meliputi pengamatan visual (ciri, jenis dan penyebab keruntuhan lereng) dilakukan untuk memperoleh pemerian umum. Berdasarkan perian umum tersebut diharapkan dapat diambil keputusan untuk tahap pekerjaan berikutnya. Untuk kasus-kasus tertentu dengan dasar peian umum, dapat dibuat perencanaan untuk penanggulangan keruntuhan lereng, juga merupakan titik tolak untuk menentukkan tahap pekerjaan berikutnya yaitu penyelidikan mendetail. Formulir selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. (2) Survei lapangan Pada tahap penyelidikan pendahuluan dapat dilakukan pekerjaan yang meliputi pemetaan topografi, pemetaan geologi teknik, pendugaan geofisika, penggalian sumur dan parit uji; dan pengamatan visual (ciri, jenis, penyebab keruntuhan lereng), yang dibahas sebagai berikut :  Pemetaan situasi dibutuhkan sebagai peta dasar untuk penyelidikan selanjutnya. Oleh karena itu peta situasi harus dapat memberikan gambaran keadaan lapangan di daerah keruntuhan lereng dengan baik. Di samping itu, peta ini dipakai pula dalam pekerjaan desain. Sebagai kelengkapan dilakukan pula pengukuran penampang/profil pada lokasi-lokasi yang dipandang perlu, terutama as keruntuhan lereng, as jalan dan as saluran drainase. Untuk keperluan perencanaan dan penyelidikan yang lebih mendetail perlu dilakukan pengukuran peta situasi dengan skala antara 1:200 sampai 1:500. Pengukuran ini juga disertai dengan pembuatan penampang melintang (khususnya untuk as keruntuhan lereng) dan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 71



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



penampang memanjang (as jalan, saluransaluran drainase) melalui tempat–tempat yang dibutuhkan. 











c)



Pemetaan geologi teknik dibutuhkan untuk mengetahui jenis dan sebaran batuan dan struktur geologi, juga mencakup proses geologi yang berkaitan dengan keruntuhan lereng dan prakiraan tata air tanah di daerah penyelidikan. Pendugaan geofisika didasarkan pada prinsip pengukuran sifat fisika tanah/batuan. Pekerjaan ini dilakukan dengan metode seismik dan geolistrik. Untuk keperluan praktis dengan harga yang relatif murah dapat digunakan metode geolistrik. Dari kedua cara tersebut dapat diperoleh data bawah permukaan, seperti susunan lapisan tanah/batuan, kondisi air tanah dan pendugaan kedalaman bidang keruntuhan lereng. Metode ini digunakan untuk keruntuhan lereng yang mencakup daerah yang luas, dengan keuntungan biaya yang relatif murah dan hasil bisa segera diperoleh. Untuk ketepatan hasil pendugaan dilakukan pembuatan sumur uji. Sumur dan parit uji digunakan untuk mengetahui keadaan bawah permukaan, terutama tanah, dengan cara membuat galian baik secara manual maupun masinal. Dari penggalian sumur dan parit uji ini dilakukan pengambilan contoh tanah dan batuan untuk pengujian di laboratorium dan dapat pula dilakukan pengujian lapangan.



Penyelidikan detail Dari hasil penyelidikan detail diharapkan akan diperoleh perian yang mendetail secara kuantitatif mengenai data lapangan dan data laboratorium. Pemerian detail tersebut meliputi hal yang telah tercakup dalam pemerian umum dan dilengkapi dengan parameter geoteknik seperti yang terlihat pada Tabel 3 untuk digunakan di dalam analisis dan pemilihan cara penganggulangannya. Untuk



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 72



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



melaksanakan penyelidikan detail sesuai dengan pemerian umum yang diperoleh, perlu disusun program penyelidikan detail yang antara lain meliputi pemboran di lapangan, pengujian di laboratorium, penyelidikan geohidrologi dan pemetaan kerentanan keruntuhan lereng.



2. Penentuan dan Fungsi Instrumentasi Pemasangan instrumen di daerah gerakan tanah dimaksud untuk memantau alihan di permukaan/di bawah permukaan, beban dan tekanan. Jenis Instrumen yang umum dipasang di daerah gerakan tanah. Penentuan jenis instrumen yang akan dipasang tentunya harus disesuaikan dengan tujuan pengamatannya. Jenis instrumen dan tempat pemasangannya di daerah gerakan tanah. Dengan memasang instrumen dapat diketahui gerakan yang mungkin terjadi dan berguna untuk sistem peringatan dini atau analisis selanjutnya. Tabel E.5 Instrumentasi di daerah gerakan tanah



Gambar E.16



Skema Pemasangan didaerah Gerakan Tanah



E.1.6.5.8 Metode Perencanaan 1. Kriteria Perencanaan dan Pembebanan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 73



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Kriteria perencanaan untuk pekerjaan penanggulangan keruntuhan lereng meliputi faktor keamanan dan pembebanan. Penentuan nilai faktor kemanan yang direkomendasikan dijelaskan pada sub pasal faktor keamanan. Pembebanan yang diperhitungan dalam perencanaan adalah beban lalu lintas dan beban gempa. Beban lalu lintas ditambahkan pada seluruh lebar permukaan jalan sedangkan besarnya ditentukan berdasarkan kelas jalan berdasarkan Tabel berikut. Tabel E.6 Beban Lalu Lintas Untuk Analisis Stabilitas



Pengaruh beban gempa diikutsertakan jika lereng keruntuhan lereng berada pada area bangunan dengan kepentingan yang strategis. Penentuan data zona gempa terbaru yang digunakan dalam perencanaan di Indonesia dapat mengacu pada SNI-T14-1990-03. Dalam standar tersebut disebutkan bahwa percepatan gempa diperoleh dengan menghubungkan zona gempa dengan tipe tanahnya serta frekuensi dasar (fundamental frequency) bangunan. Dalam hal ini, beban siklis yang ditimbulkan oleh beban gempa akan mengurangi kuat geser tanah residual. 2. Faktor keamanan Secara umum faktor keamanan suatu lereng merupakan perbandingan nilai rata-rata kuat geser tanah/batuan di sepanjang bidang keruntuhan kritisnya terhadap beban yang diterima lereng di sepanjang bidang keruntuhannya. Nilai faktor keamanan yang sesuai dengan bidang keruntuhannya juga perlu mempertimbangkan akibat yang ditimbulkannya, yaitu korban jiwa atau kehilangan secara ekonomi. Tabel 6 memperlihatkan nilai faktor keamanan yang direkomendasikan dengan memperhitungkan adanya korban jiwa maupun kehilangan secara ekonomi. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 74



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Pada tabel tersebut terdapat tiga kategori resiko untuk masing-masing kasus, yaitu dapat diabaikan, rendah dan tinggi. Ketiga kategori merefleksikan perkiraan kehilangan/kerugian yang mungkin timbul pada setiap peristiwa keruntuhan lereng. Kategori resiko ekonomi merefleksikan perkiraan besaran kehilangan secara ekonomi pada saat terjadinya keruntuhan. Contoh tipikal situasi keruntuhan lereng untuk masing-masing kategori. Perlu ditekankan bahwa faktor keamanan terhadap resiko kehilangan secara ekonomi dan contoh tipikal dari keruntuhan lereng dalam setiap resiko kehilangan secara ekonomi hanyalah sebagai tuntunan belaka. Peristiwa keruntuhan ini hanya merupakan pernyataan umum dan tidak mencakup setiap peristiwa keruntuhan lereng. Sangatlah penting bahwa seorang perencana memilih suatu keseimbangan yang dapat diterima antara kehilangan secara ekonomi yang berpotensi terjadi pada setiap kejadian keruntuhan lereng dan jumlah biaya konstruksi yang akan bertambah untuk memperoleh nilai faktor keamanan yang lebih besar. Keruntuhan lereng yang termasuk ke dalam kategori ‘beresiko tinggi terhadap kehidupan’ tidak dapat ditoleransi meskipun kondisi kritis muka airnya jarang terjadi. Meskipun nilai faktor keamanan lerengnya 1,4, jika beresiko tinggi terhadap keselamatan orang-orang disekitarnya maka harus diubah menjadi 1.1 berdasarkan hasil prediksi kondisi air tanah terburuk. Pada area kuari atau proyek ‘site formation’ atau proyek bahan tambang, nilai faktor keamanan yang diadopsi untuk desain suatu lereng juga harus mempertimbangkan penggunaan area tersebut di massa depan, serta keleluasan yang dilakukan pada saat menghitung beban-beban tambahan yang timbul akibat adanya proyek tersebut. Jika penggunaan area di massa yang akan datang tidak dapat diperkirakan, maka dapat diasumsikan bahwa lahan tersebut akan digunakan sebagai area permukiman penduduk. Tabel E.7 Rekomendasi Nilai Faktor Keamanan untuk Lereng



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 75



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Pada kasus keruntuhan atau lereng yang rusak dan akan runtuh, penyebab keruntuhan atau kerusakan lereng tersebut harus diidentifikasi secara detail dan dijadikan acuan dalam desain pekerjaan perbaikan. 3. Analisis Kestabilan Lereng Secara umum tahapan analisis kestabilan lereng adalah evaluasi dan interpretasi parameter hasil investigasi, penentuan stratifikasi lereng, penentuan tipe bidang gelincir dan pemilihan metode analisis, penentuan parameter desain/analisis, serta analisis stabilitas kondisi lereng dengan dan tanpa penanganan. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar berikut.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 76



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Gambar E.17 Diagram Tahapan Analisis Kestabilan Lereng



(a) Evaluasi dan interpretasi parameter Tahapan ini menjelaskan evaluasi kondisi detail topografi, geologi, kekuatan geser, kondisi muka air dan beban-beban eksternal yang dibutuhkan untuk analisis stabilitas lereng. 1) Topografi Data ‘site plan’ yang akurat harus memperlihatkan posisi dari titik uji (bor, sondir, geolistrik dll.), area retakan, area lokasi kekar, juga lokasi dari potongan melintang lereng yang akan dianalisis. Pada potongan melintang, survey harus dilakukan sedetail mungkin sehingga memungkinkan penggambaran pada skala yang cukup besar dan terbaca dimensinya dengan akurasi sekitar 1 meter, umumnya cukup digunakan skala 1:100. Skala yang lebih besar yaitu 1:50 atau 1:20, kemungkinan diperlukan untuk mendapatkan dimensi yang lebih akurat pada analisis stabilitas lereng dengan ketinggian kurang dari 10 meter. 2) Geologi Kedalaman pelapukan, adanya lapisan colluvium atau timbunan serta adanya struktur yang segar dan batuan yang mengalami pelapukan harus diketahui dari hasil penyelidikan pada permukaan dan dalam tanah. Untuk kebutuhan analisis, data geologi harus diinterpretasikan secara normal pada kondisi pelapisan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 77



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



atau per-zona material dengan karakteristik teknis yang memiliki kemiripan dalam bentuk peta geolgi lokal. Detail kondisi geologi pada lokasi yang tersedia untuk analisis biasanya didasarkan pada jumlah data yang sedikit, dimana seringkali terbuka untuk hasil interpretasi yang lebih dari satu, dan suatu area yang mungkin terjadi harus dipertimbangkan ketika analisis stabilitas dilakukan. Struktur geologi yang diasumsikan untuk desain ditampilkan pada potongan melintang lereng. 3) Kuat geser Untuk lereng yang belum mengalami keruntuhan, kekuatan geser material pembentuk lereng digambarkan pada kondisi parameter efektifnya (c’ dan φ’). Parameter efektif tersebut ditentukan dari hasil tes triaksial CU pada sampel tanah yang mewakili material matriknya (tanah residual dan batuan yang mengalami pelapukan) serta pada bidanglemahnya (kekar). Sampel tersebut harus diuji pada tegangan yang besarnya mendekati tegangan lapangannya, serta harus berada pada kondisi jenuh. Sedangkan untuk lereng yang sudah mengalami keruntuhan, kekuatan geser material pembentuk lereng menggunakan parameter kondisi residualnya atau kuat geser sisanya. Cara mendapatkan parameter yaitu dengan alat ring-shear,atau dapat pula menggunakan alat uji geser langsung (direct shear) pada sampel remoldednya, dimana nilai kuat geser diambil saat kondisi sampel tanah digeser untuk kedua kalinya setelah mengalami pergeseran pertama. Kekuatan geser material tidak jenuh secara substansial umumnya lebih besar daripada material tersebut ada pada kondisi jenuh. Meskipun demikian, kondisi yang mendekati jenuh dapat dicapai pada kondisi lereng yang bervegetasi serta pada permukaan yang dilindungi, kecuali jika lereng secara efektif telah terlindung sedemikian rupa baik dari efek infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu adanya hisapan tanah (soil suction) tidak harus secara umum diandalkan dalam desain sebagai faktor yang mengkontribusi stabilitas lereng untuk jangka waktu yang lama. 4) Kondisi air tanah DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 78



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Tinggi muka air selama periode observasi tidak sepenuhnya memperlihatkan level puncak yang akan terjadi selama periode hujan rencana. Karena itu, estimasi harus dibuat pada area yang lebih lebar daripada tinggi muka air tanah dalam lereng yang akan meningkat sebagai respon terhadap kejadian hujan dan faktor-faktor lain. Sebagai tambahan, lereng dengan kategori beresiko tinggi terhadap jiwa manusia di sekitarnya, harus dicek untuk memperkirakan sensitivitas kestabilannya pada level muka air di atas posisi yang diprediksi sebelumnya. Hal ini mengharuskan perencana untuk mempertimbangkan prediksi kondisi muka air tanah terburuk karena kondisi terburuk merupakan penyebab utama kegagalan kemampuan layan, seperti tersumbatnya filter atau saluran drainase, terutama pada kondisi hujan yang sangat deras serta terisinya ‘tension crack’ dan kekar. Tinggi prediksi muka air tanah yang akan diguankan dalam analisis stabilitas kondisi terburuk harus diperlihatkan pada gambar potongan melintangnya. Pada lereng batuan, tekanan air maksimum kemungkinan terbentuk selama terjadinya hujan yang sangat lebat sebagai akibat dari adanya ‘tension crack’ atau kekar terbuka yang terisi penuh dengan air. Tekanan air pada celah-celah kekar harus diperhitungkan menjadi maksimum pada dasar dari ‘tension crack’, kemudian menurun mendekati nilai nol pada kekar di permukaan lereng. Tekanan air pada tiap kekar pada massa batuan akan bervariasi, tekanan yang terukur oleh piezometer hanya akan relevan bila adanya perpotongan dari letak kekar dengan filter yang mengelilingi ujung piezometer. Hal ini ditentukan jika letak filter berpotongan pada kekar tunggal. Kebocoran pada fasilitas pengairan seperti saluran pembuangan air kotor, air hujan dan saluran-saluran utama dari suatu jaringan drainase, yang dapat menyebabkan terjadinya penjenuhan dan meningkatnya tinggi muka air tanah. Hal-hal seperti ini harus diperhitungkan dalam desain. 5) Beban-beban luar



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 79



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Beban-beban lalu lintas (lihat sub pasal 8.1), fondasi bangunan, dinding penahan tanah, pekerjaan peledakan (lereng batuan), pemancangan tiang dan lain-lain. Kegiatankegiatan yang mempengaruhi stabilitas suatu lereng harus disertakan pengaruhnya pada proses analisis, dengan nilai faktor keamanan yang mencukupi yang telah memasukkan faktor-faktor beban tersebut. Jika beban luar akan dipertimbangkan pada analisis, gunakan metode analisis yang sesuai dengan kondisi ini. (b) Stratifikasi Penampang Lereng Stratifikasi penampang lereng adalah suatu penampang yang menunjukkan urutan lapisan tanah/batuan sepanjang yang dikehendaki dari muka tanah sampai batas kedalaman penyelidikkan berdasarkan jenis, sifat fisik dan teknik lapisan tanah/batuan. Penampang ini dihasilkan dari korelasi lapisan yang didapat dari bebrapa penyelidikan berdasarkan jenis, sifat fisik dan teknik lapisan tanah/batuan. Penampang ini dihasilkan dari korelasi lapisan yang didapat dari beberapa penyelidikan pemboran mesian atau pemboran tangan. Gambaran dan bentuk lapisan tanah hasil korelasi dari titik – titik pemboran, sangat ditentukan oleh kondisi geologi setempat, jarak titik penyelidikan, metode penyelidikan, cara dan kecermatan pelaksanaan penyelidikan. Stratifikasi penampang lereng dibuat pada sepanjang as keruntuhan lereng atau penampang lain yang dikehendaki dengan menggunakan peta geoteknik, peta topografi dan profil bor. Dalam mengkorelasi hasil penyelidikkan terinci diperlukan latar belakang geologi daerah keruntuhan lereng. Penampang ini dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :  Menarik garis penampang pada peta geoteknik atau peta situasi daerah longsor, terutama garis penampang sepanjang as keruntuhan lereng yang memotong titik–titik penyelidikan maupun pengamatan.  Mencantumkan profil bor yang telah dikoreksi dengan hasil pengujian laboratorium pada titik penyelidikan.  Dari korelasi ketiga profil bor akan didapat penampang geoteknik daerah keruntuhan lereng yang didasarkan pada jenis dan sifat fisiknya.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 80



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397











Kedalaman muka air tanah, baik muka air tanah bebas maupun muka air tanah artesis digambarkan pada penampang tersebut. Struktur batuan seperti kekar dan sebagainya digambarkan pada penampang tersebut.



Gambar E.18 Contoh Potongan Melintang Stratifikasi as Keruntuhan Lereng



(c) Penentuan tipe bidang gelincir dan pemilihan metode analisis Penentuan tipe bidang gelincir sangat penting sekali dalam tahapan analisis kestabilan lereng karena akan menjadi patokan dalam pemilihan metode analisis. A. Penentuan tipe bidang gelincir Penentuan tipe bidang gelincir dapat diperoleh melalui metode langsung dan tak langsung. Metode langsung dilakukan dengan memasang instrumen di lapangan dengan pipa PVC/unting-unting ataupun dengan inklinometer, lalu diamati pergerakannya. Sedangkan metode tak langsung dilakukan dengan melakukan analisis balik lereng yang dimodelkan. Untuk menentukan tipe bidang gelincir dengan metode langsung pada penampang sepanjang as keruntuhan lereng, diperlukan minimal tiga titik instrumen yang menunjukkan letak atau kedalamannya. Salah satu dari DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 81



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



ketiga titik tersebut biasanya diambil sebagai titik potong antara as keruntuhan lereng dengan retakan yang ada pada mahkota keruntuhan lereng. Dua titik lainnya didapat dari hasil pengamatan inklinometer atau pipa PVC/ unting–unting. Untuk membantu penentuan bidang keruntuhan lereng di atas, perlu dievaluasi juga hal–hal sebagai berikut :  data penampang geologi teknik lengkap, antara lain letak lapisan tanah yang terlemah.  data pengujian laboratorium misalnya hubungan antara kadar air dan batas – batas Atterberg.  data penyelidikan detail lainnya, misalnya Uji Penetrasi Standar.  gejala–gejala lainnya yang terjadi di lapangan misalnya adanya tonjolan, mata air, patahan, vegetasi, rembesan dan sebagainya. Letak/kedalaman bidang keruntuhan lereng diambil pada kedalaman dimana pipa PVC patah (tertahannya unting – unting tersebut) atau kedalaman pembacaan dengan perpindahan maksimum pada pembacaan dengan inklinometer. Setelah letak/kedalaman bidang keruntuhan lereng dari titik – titik penyelidikan diperoleh, selanjutnya dapat digambarkan bentuk bidang keruntuhan lereng dari titik – titik penyelidikan diperoleh. Dengan demikian, dapat digambarkan bentuk bidang keruntuhan lereng dan titik pusat serta sumbu putar bidang keruntuhan lereng (khusus untuk keruntuhan lereng rotasi).



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 82



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.19



Penentuan Bidang Keruntuhan Lereng Dengan jenis gerakan gelincir rotasi



Penentuan bidang keruntuhan lereng translasi pada prinsipnya sama dengan gelincir rotasi.



Gambar E.20



Penentuan Bidang Keruntuhan Lereng dengan jenis gerakan gelincir translasi



Selain mengikiuti cara – cara di atas, penentuan letak/kedalaman bidang gelincir dapat dilakukan pula dengan cara grafis (metode HRB) sebagai berikut : A dan A’ = titik – titik yang diketahui sebelum longsor C dan C’ = titik – tititk yang diketahui setelah longsor O = mahkota longsor



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 83



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Menentukan titik pusat rotasi O : Hubungkan A dengan C Hubungkan A’dengan C Titik B adalah titik tengah AC Titik B’adalah titik tengah AÇ Tarik garis BO⊥AC Tarik garis B’O⊥A’C’ Titik potong BO dan BÓ merupakan titik pusat rotasi O Kedalaman bidang keruntuhan lereng dapat ditentukan dengan cara memutar jari – jari lingkaran (OD=R).



Gambar E.21 Penentuan Letak Pusat Rotasi dengan Metode HRB



Perkiraan kedalaman maksimum bidang keruntuhan lereng sangat penting sebagai petunjuk menentukan kedalaman pemboran. Titik pusat rotasi dapat ditentukan dengan dua cara, sebagai berikut : Cara A :  Titik A dan B di lapangan 



Jika titik B sudah tidak tampak karena terkubur, maka dapat diperkirakan dari tonjolan maksimum







Tarik garis tegak lurus pada titik C (C adalah tengah – tengah AB) dari tarik garis mendatar dari titik A







Perpotongan kedua garis tersbut merupakan titik pusart rotasi O.



Cara B :  Titik A dan B diukur di lapangan 



Jika titik B sudah tidak tampak karena terkubur, maka dapat diperkirakan dari tonjolan maksimum



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 84



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Tarik garis tegak lurus pada titik C (C adalah tengah – tengah AB) dan tarik garis tegak lurus pada titik F (F adalah tengah – tengah DE)







Perpotongan kedua garis tersebut merupakan titik pusat rotasi O.



Gambar E.22 Penentuan Titik Pusat Rotasi dengan Metode Ritchie



Sedangkan metode tak langsung dapat dilakukan jika data yang tersedia jumlahnya terbatas, misalnya hanya terdapat satu titik pemboran atau penanganan keruntuhan lereng yang harus dilakukan sesegera mungkin. Jika hal tersebut terjadi, maka kedalaman dan bentuk bidang gelincir dapat diperkirakan dengan membuat pemodelan lereng, kemudian dilakukan analisis balik dengan menggunakan paket program piranti lunak baik dengan metode keseimbangan batas ataupun metode elemen hingga. Analisis balik dilakukan dengan trial and error sampai lereng tersebut mempunyai nilai SF ~ 1, dengan variabel bebasnya nilai parameter sudut geser dalam efektif φ’ untuk lapisan yang terdapat pada bidang lemah. Metode tak langsung ini hasilnya akan memuaskan jika didukung input data yang akurat, di antaranya stratifikasi dan parameter kuat geser material. Gambar berikut merupakan contoh lereng yang mengalami longsor lalu dilakukan analisis balik:



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 85



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN Gambar E.23 Contoh model hasil analisis balik untuk kasus



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 86



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



B. Pemilihan metode analisis Ketika memilih metode yang akan digunakan untuk analisis stabilitas lereng, tipe keruntuhan dari lereng harus diperhitungkan. Metode yang dipilih harus mensimulasikan model keruntuhan. Banyak metode yang dapat dipergunakan untuk analisis lereng tanah/batuan. Dasar dari semua perhitungan ini disebut sebagai kondisi keseimbangan batas (limit equilibrium), walaupun metode ini didasarkan pada teori batas plastis dan beberapa didasarkan pada deformasi. Beberapa metode yang tersedia untuk analisis lereng batuan, sebagian besar dihitung pada kondisi keseimbangan batasnya juga. Metode-metode yang telah dikenal baik untuk analisis lereng tanah, batuan dan analisis yang digunakan dengan memperhitungkan efek dari tekanan air dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Keuntungan-keuntungan dan keterbatasan masing-masing metode telah tercantum juga pada tabel tersebut, rekomendasi diberikan tergantung pada kondisi yang dihadapi di lapangan. Penjelasan mendetail dapat dilihat pada buku-buku dan jurnal-jurnal teknik sipil. C. Metode analisis yang direkomendasikan Beberapa pertimbangan pemilihan metode analisis berdasarkan tipe keruntuhan, ketersediaan data, lamanya ketersediaan waktu untuk analisis dan pertimbangan resiko :  Desain awal dan resiko-resiko pada lereng yang diabaikan. 



Untuk analisis awal atau untuk lereng dengan kategori resiko-resiko yang muncul akan diabaikan, Grafik Bishop & Morgenstern (1960) dan Hoek & Bray (1981), pada lereng terbatas, analisis keruntuhan blok sangat berguna sebagai analisis cepat terhadap kestabilan lereng tanah.







Untuk lereng tak terbatas (infinitife slope) dengan permukaan keruntuhan garis lurus dan kedalaman keruntuhan dangkal dapat dipergunakan metode Lambe & Whitman (1969).



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 87



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Lereng dengan resiko rendah dan tinggi







Metode



analisis



non



circular,



seperti



yang



diperkenalkan oleh Janbu (1972) direkomendasikan untuk menganalisis sebagian besar lereng tanah yang berada di Indonesia. Untuk jenis keruntuhan blok atau lingkaran, analisis circular Bishop (1955) akan lebih sesuai. Ada beberapa metode yang tersedia untuk melakukan analisis stabilitas pada lereng batuan (lihat Tabel 9). Secara prinsip tipe keruntuhan dari lereng batuan adalah gelincir, bidang, baji dan guling, serta kombinasi dari beberapa moda ini, yang mungkin saja terjadi. Keruntuhan gelincir rotasi, baik lingkaran mapun nonlingkaran, dapat terjadi pada lereng yang banyak terdapat kekar-kekar atau lereng yang terdiri dari batu-batuan yang hancur. Pada kasus-kasus ini, analisis dapat dilakukan dengan metode potongan, seperti yang dilakukan untuk analisis lereng tanah. Detail metode analisis lereng batuan diberikan oleh Hoek & Bray (1981). (d) Penentuan Parameter Desain Penentuan parameter desain dilakukan dengan metode langsung dan tak langsung. Metode langsung mengacu pada hasil-hasil tes lapangan, laboratorium, data-data sekunder, korelasi-korelasi dari literatur terhadap jenis tanah/batuan yang relatif sama. Pada tanah pembentuk lereng yang pernah mengalami keruntuhan lereng sebelumnya, tipe parameter kuat geser yang representatif adalah kuat geser residual dikarenakan elemen tanah telah mengalami deformasi yang besar jauh melewati tegangan puncak (peak stress) sehingga tegangan yang tersisa adalah tegangan sisa (residual stress). Korelasi sangat diperlukan untuk dapat memperkirakan rentang nilai suatu parameter (batas bawah dan batas atas), sehingga nilai yang didapat hasil investigasi lapangan ataupun pengujian laboratorium dapat terkontrol. Sedangkan metode tak langsung mengacu pada analisis balik (back-analysis) dan pertimbangan rekayasa (engineering judgement). Dalam analisis balik, parameter awal yang diambil dari parameter kuat geser hasil korelasi seperti yang tercantum dalam grafik diatas. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 88



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Pada analisis balik stabilitas lereng cara pertama, parameter yang akan dicari adalah parameter sudut geser dalam material lunak yang merupakan representasi dari posisi lapisan gelincirnya, sedangkan parameter lainnya dibuat konstan. Langkah pertama analisis balik ini adalah dengan memberikan nilai tertentu parameter sudut geser dalam lempung lunak, lalu dicari nilai faktor keamanannya. Proses trial and error (sampai SF ~ 1) dilakukan dengan variabel bebasnya adalah sudut geser dalam (φ) lempung lunak, sedangkan parameter lainnya termasuk muka air tanah (MAT) atau dalam bentuk ru dibuat konstan.



Gambar E.24 Contoh proses penentuaan parameter desain



(e) Kondisi stabilitas lereng tanpa perkuatan dan dengan perkuatan Setelah seluruh parameter yang digunakan dalam analisis ditentukan, lakukan perhitungan kondisi stabilitas lereng untuk berbagai variasi penambahan tegangan air pori/tinggi muka air tanah. Kondisi stabilitas lereng yang harus dihitung adalah lereng tanpa perkuatan dan lereng dengan perkuatan. Disarankan agar mengajukan beberapa opsi perkuatan sebagai bahan pertimbangan pemilik proyek yang hasilnya dapat dijadikan bahan pemilik proyek untuk melakukan analisis komparasi secara teknis., Berikut ini merupakan contoh hasil DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 89



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



analisis yang disajikan dalam bentuk grafis kondisi stabilitas lereng :



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 90



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.25 Contoh hasil analisa perbandingan kondisi lereng rasio tekanan air pori untuk kondisi tanpa perkuatan/existing dengan perkuatan



E.1.6.5.9 Teknologi Penanggulangan Penanggulangan keruntuhan lereng dalam petunjuk ini bersifat pencegahan dan tindakan korektif. Pencegahan dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya keruntuhan lereng pada daerah yang berpotensi longsor, sedangkan tindakan korektif dapat berupa penanggulangan darurat (bersifat sementara dan sederhana) dan permanen. Pemilihan metode penangulangan keruntuhan lereng tergantung dari beberapa faktor yaitu :  Identifikasi penyebab (penggerusan pada kaki lereng, penimbunan pada kepala keruntuhan lereng, pemotongan pada kaki lereng dan sebagainya)  Faktor teknik (luas daerah keruntuhan lereng), jenis deposit material lereng dan sebagainya.  Kemungkinan pelaksanaan (biaya, teknik pelaksanaan, kemampuan pelaksana dan sebagainya)  Faktor ekonomi (material setempat dan sebagainya). 1. Prinsip dasar metode penanggulangan keruntuhan lereng Pada suatu lereng bekerja gaya pendorong dan gaya penahan. Gaya pendorong adalah gaya tangensial dari berat massa tanah, sedangkan gaya penahan berupa tahanan geser tanah. Analisis kemantapan suatu lereng harus dilakukan dengan memperhitungkan besarnya gaya pendorong dan gaya penahan. Suatu lereng akan longsor bila DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 91



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



keseimbangan gaya – gaya yang bekerja terganggu, yaitu gaya pendorong lebih besar dari gaya penahan. Oleh karena itu prinsip penaggulanagan keruntuhan lereng adalah mengurangi gaya pendorong atau menambah gaya penahan. Penanggulangan yang baik adalah penanggulangan yang dapat mengatasi masalah secara tuntas dengan biaya yang relatif murah dan mudah pelaksanaannya. Penanggulangan sangat tergantung pada tipe dan sifat keruntuhan lereng, kondisi lapangan serta kondisi geologi. Penanggulangan yang hanya didasarkan pada metode coba–coba umumnya kurang berhasil. Kurang berhasil karena penanggulangan tidak tepat dan belum memadai. Untuk jenis keruntuhan lereng yang kompleks, penanggulangannya memerlukan analisis yang lebih teliti berdasarkan data yang lebih lengkap. Penanggulangan keruntuhan lereng dengan mengurangi gaya pendorong dilakukan antara lain dengan cara pemotongan dan pengendalian air permukaan. Sedangkan penanggulangan dengan menambah gaya penahan antara lain dengan cara pengendalian air rembesan, penambatan dan penimbunan pada kaki lereng. 2. Pendekatan penanggulangan Pendekatan penanggulangan berdasarkan umur kestabilan lereng dapat digolongkan kedalam dua kategori, yaitu penanggulangan darurat dan penanggulangan permanen. Penanggulangan darurat adalah tindakan penanggulangan yang sifatnya sementara dan umumnya dilakukan sebelum penanggulangan permanen dilaksanakan. Penanggulangan darurat dilakukan dengan cara sederhana seperti :  mencegah masuknya air permukaan ke dalam daerah keruntuhan lereng dengan membuat saluran terbuka  mengeringkan kolam–kolam yang ada di bagian atas daerah keruntuhan lereng.  mengalirkan genangan air dan mata air yang tertimbun maupun yang terbuka. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 92



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



      



menutup rekahan dengan tanah liat. membuat pasangan bronjong pada kaki keruntuhan lereng. penimbunan kembali bagian yang rusak akibat keruntuhan lereng. pelebaran ke arah tebing membuang runtuhan tebing ke bagian kaki lereng membuat bangunan penahan dari karung diisi tanah. pemotongan bagian kepala keruntuhan lereng.



Penanggulangan permanen memerlukan waktu untuk penyelidikan, analisis dan perencanaan yang matang. Metode penanggulangan keruntuhan lereng dibedakan dalam tiga kategori yaitu :  mengurangi gaya–gaya yang menimbulkan gerakan tanah dengan cara:  Pengendalian air permukaan  Mengubah geometri lereng  menambah gaya–gaya yang menahan gerakan dengan cara:  Pengendalian air rembesan  Penambatan  Penimbunan pada kaki lereng (beban kontra).  jika kedua metode di atas tidak dapat mengatasi keruntuhan lereng yang terjadi maka lakukan penanggulangan dengan tindakan lain (stabilisasi, relokasi, bangunan silang dan penggunaan bahan ringan). 3. Pencegahan keruntuhan lereng Pencegahan adalah tindakan pengamanan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan yang lebih berat pada lokasi-lokasi yang menunjukkan adanya gejala keruntuhan lereng atau pada daerah yang berpotensi longsor. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan tindakan – tindakan antara lain :  Menghindari penimbunan di atas lereng dan pemotongan pada bagian kaki lereng  Mencegah terjadinya penggerusan sungai yang akan mengganggu kemantapan lereng antara



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 93



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



  















lain dengan “check dam” (penggerusan vertikal) dan krib (penggerusan lateral). Mengeringkan genangan air (kolam, kubangan dan sebagainya) pada bagian atas lereng. Menutup/meratakan lekukan-lekukan yang memungkinkan terjadinya genangan. Penghijauan daerah gundul dengan tanaman tertentu (lamtorogung, sedakeling, bambu dan lain sebagainya). Mengendalikan air permukaan pada lereng sehingga tidak terjadi erosi yang menimbulkan alur semakin dalam (gully). Penggunaan bangunan penambat (tiang, tembok penahan dan sebagainya), pengaturan tata guna tanah. Untuk lereng atau tebing tanah yang berpotensi longsor, pemotongan dapat pula digunakan sebagai pencegahan. Keruntuhan lereng tebing batuan dapat dicegah dengan cara penyemprotan, pengangkeran batu, melapis dengan pasangan tipis, tumpuan beton, baut batuan, pengikat beton, jala kawat dan dinding penahan batu.



4. Pemilihan tipe penanggulangan Pemilihan tipe penanggulangan gerakan tanah & batuan disesuaikan dengan tipe gerakan, faktor penyebab dan metode yang telah diuraikan di muka. Selanjutnya disusun kemungkinan penanggulangan untuk tipe gerakan jatuhan, gelincir dan aliran. Dalam penentuan metode penanggulangan perlu juga memperhatikan faktor – faktor lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan, antara lain tingkat kepentingan dan aspek sosial. (a) Pengubahan geometri lereng Pengubahan geometri lereng dapat dilakukan dengan pemotongan dan penimbunan. Bagian yang dipotong disesuaikan dengan geometri daerah keruntuhan lereng, sedangkan penimbunan dilakukan pada bagian kaki lereng. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 94



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Pemotongan geometri terdiri dari pemotongan kepala, pelandaian tebing, penanggaan, pemotongan habis, pengupasan tebing dan pengupasan lereng. Perlu diingat bahwa keuntungan pemotongan adalah untuk mengurangi tegangan. Hal ini dapat dicapai dengan pemotongan di bagian yang lebih banyak menimbulkan tegangan tangensial daripada tahanan geser. Sebagai contoh, pemotongan di ujung kaki lereng dapat mengurangi tahanan geser. Cara pemotongan ini hanya dapat dilakukan untuk keruntuhan lereng yang mempunyai massa relatif kecil baik sebagai penanggulangan maupun pencegahan dan juga harus diperhitungkan kemungkinan yang akan memicu keruntuhan lereng baru di bagian atas. Tebing yang rawan longsor dan mempunyai sudut kemiringan lebih besar dari sudut geser dalam tanahnya dapat pula dilandaikan dengan sudut lereng yang cukup aman. Penetapan metode ini perlu mempertimbangkan mekanisme keruntuhan lereng yang terjadi. Pemotongan untuk tipe keruntuhan lereng berantai yang gerakannya dimulai dari kaki menjadi tidak efektif. Cara pemotongan ini tidak disarankan untuk tipe aliran, kecuali jika disertai dengan tata salir (drainase). Pengubahan geometri dengan cara penimbunan dilakukan dengan memberikan beban berupa timbunan pada daerah kaki yang berfungsi untuk menambah momen perlawanan. Penanggulangan ini hanya tepat untuk keruntuhan lereng rotasi tunggal yang massa tanahnya relatif utuh dimana bidang putarnya terletak di dalam daerah keruntuhan lereng. Dalam pemilihan metode penimbunan harus diperhatikan hal–hal berikut :  Tidak mengganggu kemantapan lereng di bawahnya



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 95



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



 



Tidak mengganggu drainase permukaan (pembentukan cekungan/tangga) Letaknya di antara bidang netral dan ujung kaki keruntuhan lereng.



Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai cara mengubah geometri lereng. Di samping itu letak bangunan di sekitar daerah keruntuhan lereng merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam penanggulangan ini. Hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :  Potongan di kepala keruntuhan lereng umumnya tidak dilakukan bila terdapat bangunan di dekatnya  Pelandaian dapat diterapkan bila bangunan terletak pada kaki keruntuhan lereng  Pemotongan seluruhnya hanya dapat diterapkan bila bangunan terletak pada ujung kaki keruntuhan lereng  Penanggaan umumnya dapat diterapkan bila letak bangunan baik di dekat kepala, di tengah maupun pada kaki keruntuhan lereng.  Penimbunan tidak dapat diterapkan bila bangunan terletak pada kaki keruntuhan lereng. (b) Mengendalikan air permukaan Mengendalikan air pemukaan merupakan langkah awal dalam setiap rencana penanggulangan keruntuhan lereng. Pengendalian air permukaan akan mengurangi berat massa tanah yang bergerak dan menambah kekuatan material pembentuk lereng. Dua hal yang harus diperhatikan adalah air permukaan yang akan mengalir pada permukaan lereng dan air permukaan yang akan meresap/masuk ke dalam tanah. Setiap upaya harus dilakukan untuk mencegah air permukaan yang menuju daerah keruntuhan lereng, sedangkan mata air, rembesan dan genangan di daerah keruntuhan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 96



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



lereng dialirkan ke luar melalui lereng. Mengendalikan air permukaan (drainase permukaan) dapat dilakukan dengan cara menanam tumbuhan, tata salir, menutup rekahan dan perbaikan permukaan lereng. 



Menanam tumbuhan Penanaman tumbuhan dimaksudkan untuk mencegah erosi tanah permukaan, mengurangi peresapan air permukaan dan pengaruh cuaca. Penanaman tumbuhan dapat dilakukan antara lain dengan penaburan biji rerumputan atau lempengan rumput. Untuk mempercepat air limpasan permukaan, lereng juga dapat disemprot aspal.







Tata salir Tata salir/saluran permukaan sebaiknya dibuat pada bagian luar keruntuhan lereng dan mengelilingi keruntuhan lereng sehingga dapat mencegah aliran limpasan yang datang dari lokasi yang lebih tinggi. Untuk saluran terbuka yang dipasang pada daerah keruntuhan lereng harus diberi kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air secara cepat agar air tidak meresap ke dalam daerah keruntuhan lereng. Alas saluran terbuka dilapis dengan material yang kedap. Dimensi dan kemiringan saluran terbuka harus pula diperhitungkan terhadap debit dan kecepatan pengaliran yang dikehendaki. Bila melewati daerah dengan material lepas, sebaiknya dibuat saluran tertutup.







Menutup rekahan Penutupan rekahan dapat memperbaiki kondisi pengaliran air permukaan pada lereng. Rekahan dapat ditutup dengan tanah lempung, aspal atau semen yang disesuaikan dengan jenis tanahnya. Penutupan rekahan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 97



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



akan mencegah masuknya air permukaan, sehingga tidak akan menimbulkan naiknya tekanan hidrostatik atau lembeknya massa tanah yang bergerak. 



Perbaikan permukaan lereng Perbaikan permukaan lereng dapat dilakukan dengan merapatkan permukaannya (adanya tonjolan, cekungan) sehingga dapat mempercepat aliran limpasan dan memperkecil rembesan air. Metode pengendalian air permukaan dapat digunakan baik secara terpisah maupun bersamaan. Metode ini dapat pula dikombinasikan dengan metode penanggulangan lainnya.



(c) Mengendalikan air rembesan (drainase bawah permukaan) Usaha mengeringkan atau menurunkan muka air tanah dalam lereng dengan mengendalikan air rembesan biasanya cukup sulit dan memerlukan penyelidikan yang cermat. Metode pengendalian air rembesan yang dapat digunakan adalah sumur dalam, penyalir tegak, penyalir mendatar, pelantar, sumur pelega, penyalir parit pencegat, penyalir liput dan elektro osmosis. 



Sumur dalam (deep well) Sumur dalam telah banyak digunakan untuk menanggulangi keruntuhan lereng yang bidang longsornya dalam. Cara ini dinilai mahal karena harus dilakukan pemompaan terus menerus. Pada sumur ini biasanya dipasang indikator muka air tanah sehingga dapat diketahui kapan pemompaan mulai dilakukan. Cara ini efektif untuk daerah keruntuhan lereng yang mempunyai material sifat penyimpan air.







Penyalir tegak/saluran tegak (vertikal drain)



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 98



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Metode ini dilakukan dengan mengalirkan air tanah sementara ke lapisan lulus air di bawahnya, sehingga dapat menurunkan tekanan hidrostatik. Efektifitas metode ini tergantung dari kondisi air tanah dan perlapisannya. 



Penyalir mendatar/saluran mendatar (horizontal drain) Penyalir mendatar dibuat untuk mengalirkan air atau menurunkan muka air tanah pada daerah keruntuhan lereng. Metode ini dapat digunakan pada keruntuhan lereng besar yang bidang longsornya dalam dengan membuat lubang setengah mendatar hingga mencapai sumber airnya. Air dialirkan melalui pipa dengan diameter 5 cm atau lebih yang berlubang pada dindingnya. Penempatan pipa penyalir tergantung dari jenis material yang akan diturunkan muka air tanahnya. Untuk material yang berbutir halus jarak masing – masing pipa antara 3-8 meter, sedangkan untuk material berbutir kasar dengan jarak antara 8-15 meter.



Gambar E.26 Contoh drainase bawah permukaan







Pelantar (drainase galery) Pelantar sangat efektif untuk menurunkan muka air di daerah keruntuhan lereng yang besar, tetapi pemasangannya sulit dan mahal. Cara ini lebih banyak dilakukan pada lapisan batu, karena umumnya memerlukan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D - 99



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







penyangga yang relatif sedikit daripada bila dilakukan pada tanah. Agar dapat berfungsi secara efektif, pelantar ini digali di bawah bidang longsor. Kemudian dari atas dibuat lubang yang berhubungan dengan pelantar untuk mempercepat aliran air dalam material yang longsor. Sumur pelega (relief well) Pada umumnya sumur pelega efektif untuk menanggulangi keruntuhan lereng berukuran kecil yang disebabkan oleh rembesan. Sumur tersebut dibuat dengan menggali bagian kaki keruntuhan lereng, dan galian ini harus segera diisi dengan batu. Hal ini untuk menjaga agar tidak kehilangan gaya penahan yang dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan lereng lebih besar.







Penyalir parit pencegat/saluran pemotong (interceptor drain) Penyalir parit pencegat dibuat untuk memotong aliran air tanah yang masuk ke daerah longsoaran. Parit ini digali di bagian atas mahkota sampai ke lapisan kedap air., sehingga air tanah terpotong oleh parit tersebut. Pada dasar galian dipasang pipa dengan dinding berlubang untuk mengalirkan air tanah. Pipa ini kemudian ditimbun dengan material yang dapat berfungsi sebagai filter. Cara ini dapat digunakan bila kedalaman lapisan kedap tidak lebih 3-5 meter. Efektifitas cara ini tergantung dari kondisi air tanah dan perlapisannya.







Penyalir liput (blanket drain) Penyalir liput dipasang di antara lereng alam dan timbunan yang sebaiknya dilakukan pengupasan pada lereng alam sampai mencapai tanah keras. Sebelum penyalir liput dipasang, material berbutir dari penyalir ini dihamparkan menutupi seluruh lereng alam yang akan ditimbun. Air yang mengalir



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



melalui penyalir liput ini ditampung pada penyalir terbuka yang digali di bawah kaki timbunan. 



Elekto osmosis Elektro osmosis merupakan salah satu cara penanggulangan keruntuhan lereng khususnya untuk lanau dan lempung lanauan. Cara ini relatif mahal dan jarang digunakan, karena tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas jika proses elektro osmosis tidak berjalan dengan baik. Metode ini dilakukan dengan menempatkan dua elektroda sampai kedalamam lapisan jenuh air yang akan dikeringkan, untuk kemudian dialiri arus listrik searah. Arus listrik terimbas menyebabkan air pori mengalir dari anoda ke katoda. Elektroda diatur agar tekanan air menjauhi lereng yang berfungsi mengurangi kadar air dan tekanan air pori sehingga meningkatkan kemantapan lereng.







Macam – macam cara penanggulangan untuk pengendalian air rembesan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.27 Cara Pengendalian air rembesan



(d) Penambatan Penambatan atau penempatan struktur perkuatan adalah tindakan yang merupakan cara penanggulangan bersifat mengikat atau menahan massa tanah dan batuan yang bergerak. i)



Penambatan tanah Penambatan untuk menanggulangi keruntuhan lereng tanah dapt dilakukan dengan menggunakan bangunan penambat antara lain bronjong, tembok penahan, sumuran, tiang, teknik penguatan tanah dan dinding penopang isian batu. Berikut akan dijelaskan satu per satu.







Bronjong Bronjong merupakan bangunan penambat tanah dengan struktur bangunan berupa anyaman kawat yang diisi batu belah. Struktur bangunan berbentuk persegi dan disusun secara bertangga yang umumnya berukuran 2x1x0,5 m. Bangunan bronjong adalah struktur yang tidak kaku sehingga dapat menahan gerakan baik vertikal maupun horizontal dan bila runtuh masih bisa dimanfaatkan lagi. Di samping itu bronjong mempunyai sifat lulus air, sehingga tidak akan menyebabkan terbendungnya air permukaaan. Bronjong umumnya dipasang pada kaki lereng yang disamping pada kaki lereng yang diasamping sebagai penahan keruntuhan lereng, juga berfungsi untuk mencegah penggerusan. Keberhasilan penggunaan bronjong sangat tergantung



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







dari kemampuan bangunan ini untuk menahan geseran pada tanah di bawah alasnya. Oleh karena itu bronjong harus diletakan pada lapisan yang mantap di bawah bidang keruntuhan lereng. Bronjong akan efektif untuk keruntuhan lereng yang relatif dangkal tetapi tidak efektif untuk keruntuhan lereng berantai. Bronjong banyak digunakan karena material yang digunakan tidak sulit diperoleh, pelaksanaannya mudah dan biayanya relatif murah. Tembok penahan Tembok penahan merupakan bangunan penambat tanah dari pasangan batu, beton atau beton bertulang. Tipe tembok penahan terdiri dari dinding gaya berat, semi gaya berat dan dinding pertebalan. Sama halnya dengan bronjong, keberhasilan tembok penahan tergantung dari kemampuan menahan geseran, tetapi perlu pula ditinjau stabilitas terhadap guling. Selain digunakan untuk menahan pergerakan tanah, tembok penahan juga digunakan juga untuk melindungi bangunan dari keruntuhan. Tembok penahan harus diberi fasilitas drainase seperti lubang penetes dan pipa salir yang diberi bahan filter supaya tidak tersumbat, sehingga tidak menimbulkan tekanan hidrostatis yang besar.



Gambar E.28 Penambatan Tanah dengan Tembok Penahan







Geosintetis



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Bahan geosintetis merupakan material polimer lentur yang digunakan sebagai perkuatan dinding penahan tanah, stabilisasi tanah dan pondasi tanah. Material ini bisa dalam bentuk geotekstil ataupun geogrid tergantung kebutuhan dan kondisi tanahnya. Geotekstil merupakan polimer yang berbentuk anyaman ataupun bukan anyaman. Sedangkan geogrid merupakan material polimer yang terdiri dari kesatuan jaringan elemen tarik yang berbentuk kisikisi, yang dihubungkan satu sama lain melalui ekstrusi atau pengikatan. Lereng yang diperkuat merupakan suatu bentuk stabilisasi tanah secara mekanis yang menginkorporasikan elemen perkuatan planar pada pembuatan struktur lereng dengan sudut permukaan yang kurang dari 70°. Sedangkan struktur tanah yang distabilisasi secara mekanis dengan sudut permukaan 70° s.d 90° diklasifikasikan sebagai dinding penahan Fungsi utama perkuatan lereng, adalah sebagai berikut :  meningkatkan stabilitas lereng, terutama jika diinginkan sudut kemiringan lereng lebi besar tetapi tetap aman dibandingkan dengan lereng yang tidak diperkuat, atau setelah terjadinya keruntuhan.  meningkatkan pemadatan di kaki lereng, sehingga mengurangi kecenderungan tergelincirnya permukaan lereng. 



Sumuran Sumuran (dengan diameter 0,5-2 m) dapat digunakan untuk menahan gerakan tanah dengan tipe keruntuhan lereng yang relatif tidak aktif, sumuran ini terdiri



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



dari cincin-cincin beton pracetak dan dimasukkan pada sumuran yang digali sampai mencapai kedalaman di bawah bidang longsornya. Cincin ini kemudian diisi dengan beton tumbuk, beton cyclop atau material berbutir tergantung dari kuat geser yang dikehendaki. Pelaksanaan cara penanggulangan ini sebaiknya dilakukan dalam musim kemarau pada waktu tidak terjadi gerakan. Cara ini cocok untuk keruntuhan lereng dalam, karena dapat dibuat sampai kedalaman 15 meter.



Gambar E.29







Penambatan tanah dgn sumuran



Teknik penguatan tanah Tanah bertulang mempunyai fungsi untuk menambah tahanan geser yang prinsipnya hampir serupa dengan dinding penopang isian batu atau bronjong. Konstruksi ini terdiri dari timbunan tanah berbutir yang diberi tulangan berupa pelat – pelat strip dan panel untuk menahan material berbutir. Bangunan ini umumnya ditempatkan di ujung kaki lereng dan dipasang pada dasar yang kuat di bawah bidang keruntuhan lereng.







Dinding penopang isian batu Cara penanggulangan dengan dinding penopang isian batu dilakukan dengan penimbunan pada bagian kaki keruntuhan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



lereng dengan material berbutir kasar yang dipadatkan dan berfungsi menambah tahananan geser. Penanggulangan ini dapat digunakan untuk keruntuhan lereng rotasi dan translasi. Dalam pemilihan metode ini harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :  tidak mengganggu kemantapan lereng di bawahnya  alas isian batu diletakkan di bawah bidang keruntuhan lereng sedalam 1,5 – 3,0 meter. ii) Penambatan batuan Sebagian besar lereng batuan setelah mengalami ekskavasi materialnya, memerlukan beberapa bentuk perbaikan untuk memastikan stabilitas selanjutnya. Memberikan rentang penerapan atau variasi dari perhitungan stabilitas, dan memperlihatkan situasi tipikal, dimana metode-metode di bawah ini dapat digunakan.







Penskalaan Segera sesudah proses ekskavasi (bulk excavation), blok-blok batuan atau boulder harus segera dipindahkan dari permukaan lereng batuan yang terekspos. Blok-blok yang berpotensi untuk menjadi tidak stabil diangkat dan dipindahkan secara hati-hati, tidak dengan cara peledakan untuk mencegah lebih banyaknya batuan yang terlepas dari Permukaan







Dinding penopang isian batu (Buttresses) Buttresses dibangun untuk menahan massa batuan yang tidak stabil, terbuat dari beton atau struktur gravitasi pasangan batu, yang dapat diperkuat lagi



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



dengan angker untuk meningkatkan stabilitas. Drainase harus disediakan di belakang struktur buttresses tersebut untuk mencegah terjadi tekanan air yang terbentuk pada celah-celah batuan yang tertutup. 



Dentisi Ikatan material yang lembut yang terekspos pada permukaan batuan harus diangkat dari permukaan tersebut. Kemudian bagian-bagian tersebut diisi dengan material filter yang sesuai, dilindungi oleh pasangan batu atau beton dengan perkuatan untuk mencegah erosi dari material lembut tersebut. Pada batuan umumnya, material yang lembut seperti ini hanya akan terjadi bila pelapukan terjadi di sepanjang kekar, patahan atau pada saluran yang terbentuk pada batuan. Pelapukan yang menembus hingga ke dalam mengindikasikan adanya aliran air. Dengan demikian, lubang suling-suling (weepholes) harus tersedia di bagian depan struktur penahan untuk memastikan bagian yang lembut tersebut teralirkan hingga tekanan air tinggi tidak terbentuk. Rongga-rongga, batuan yang menggantung dan kekar yang terbuka dapat di atas dengan cara yang sama seperti yang berhadapan dengan batuan dengan beton atau pasangan batu dapat dipakukan ke dalam batuan yang lebih kuat dan keras, dimana jalinan lembut terjadi.







Penyemprotan beton Penyemprotan beton dapat digunakan untuk menyediakan perlindungan pada permukaan untuk zona yang terdiri dari retakan batuan yang lemah hingga berintensitas tinggi. Pada lokasi dimana beton yang diperlukan direntangkan di antara baut batuan atau struktur



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



penunjang lainnya, lebih baik lagi jika diperkuat dengan baja fabrikasi yang diletakkan pada permukaan batuan dengan bantuan pasak baja dan baut (bolt) sebelum penyemprotan dilakukan. Sediakan suling-suling yang mencukupi ditempat-tempat yang diperlukan untuk mencegah terbentuknya tekanan air di belakang dari permukaan.



Gambar E.30







Beton Semprot



Pasak baja (dowel) Pasak-pasak yang terbuat dari baja, biasanya dengan diameter 25 mm hingga 32 mm, dengan panjang 1 meter hingga 3 meter, dengan pola ulir di sepanjang permukaannya yang kemudian dibor ke dalam batuan. Pasak baja digunakan untuk memperkuat lereng batuan yang memiliki kekar yang berdekatan dan sebagai perkuatan dari angker, beton atau pasangan batu dan blok-blok kecil batuan. Prinsip desain pasak baja, tekanan akan berpengaruh pada pasak ketika terjadi pergerakan di sepanjang diskontinuitas yang akan distabilkan. Pada batuan yang keras, perluasan terjadi sebagai perpindahan di sepanjang diskontinuitas. Persiapkan suatu panjang pengikatan yang mencukupi pada masing-masing sisi diskontinuitas, terhadap tarik dan geser yang terjadi yang akan mempengaruhi pasak.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.31 Pasak Baja







Baut batuan (rock bolt) Baut batuan sangat cocok untuk menstabilkan area tertentu tapi tidak digunakan sebagai sistem penahan utama. Secara umum terdiri dari batangan baja berkekuatan tarik yang terdiri dari zona pengangkeran yang pendek ke dalam batuan yang aman dan zona yang tidak terikat dimana gaya tarik akan terbentuk yang diaplikasikan pada suatu sistem seperti dongkrak. Beban yang terbentuk diterapkan pada bagian muka oleh pendukung pelat baja menuju permukaan batuan, walaupun untuk batuan yang lemah atau batuan yang memiliki banyak celah yang sangat parah maka diperlukan juga tambahan dudukan beton. Baut batuan secara tipikal berukuran diameter 25 mm hingga 40 mm dan panjang 3 meter hingga 6 meter serta memiliki kemampuan menahan tarik hingga beban 100 kN.



Gambar E.32 Aplikasi Baut Batuan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Baut batuan menyediakan daya dukung positif terhadap bidang kontinuitas yang akan distabilisasi dengan cara meningkatkan tegangan normal dan juga dengan memobilisasi kekuatan geser. iii) Kontrol terhadap bongkah dan reruntuhan bebatuan Ketika bongkah (boulder) yang tidak stabil teridentifikasi, yang menjadi ancaman terhadap pembangunan dilakukan pada bagian bawah lereng, ada beberapa perbaikan yang dilakukan untuk memperbaiki stabilitas sebagai berikut : 1) pindahkan bongkah; Sebelum pembangunan dilaksanakan pada dasar dari lereng yang memiliki banyak bongkah, bongkah yang tidak stabil harus dipindahkan atau jika terlalu besar, bongkah dipecahkan dengan cara diledakkan atau cara mekanis lain yang menyertainya. 2) pecahkan bongkah dan relokasikan ke tempat lain; Jika memindahkan bongkah ke tempat lain menjadi tidak ekonomis, pecahkan bongkah menjadi ukuran yang lebih kecil di tempat, dan sebarkan di sekitar lereng, hal ini bisa menjadi pemecahan dari masalah ini. 3) stabilisasi bongkah insitu. Berbagai macam teknik tersedia termasuk metode ‘concrete underpinning’, penyuntikan grouting, pasak baja dan baut batuan, pengikatan balik dengan kombinasi penggunaan jaring baja dan penyemprotan beton atau dengan semacam kabel baja, dan perlindungan permukaan yang dikombinasikan dengan sistem drainase untuk mencegah erosi pada tanah penahan di sekitar bongkah. (e) Tindakan lain



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Tindakan lain dilakukan jika penanggulangan dengan cara–cara yang telah diuraikan sebelumnya tidak dapat diterapkan. Tindakan lain meliputi penggunaan bahan ringan, penggantian material, stabilisasi, bangunan silang dan relokasi. 1) Penggunaan bahan ringan Penanggulangan dengan cara ini dilakukan dengan mengganti material keruntuhan lereng dengan bahan yang lebih ringan dan berfungsi untuk mengurangi gaya dorong. Cara ini hanya digunakan pada keruntuhan lereng jenis rotasi yang relatif kecil. Bahan ringan yang umumnya digunakan antara lain: batu apung, abu sekam, polisterin, serbuk gergaji, alwa, armco dan drum kosong. 2) Penggantian material Penanggulangan dengan cara ini dilakukan dengan mengganti material longsor dengan material berbutir yang mempunyai kuat geser lebih tinggi atau memadatkan kembali material yang ada secara berlapis. Penggantian material ini bisa seluruhnya atau sebagian dan dapat digunakan untuk keruntuhan lereng tipe rotasi tunggal yang relatif kecil. Cara ini dapat berfungsi dengan menambah tahanan di sepanjang bidang keruntuhan lereng dan juga berfungsi sebagai drainase bila digunakan material berbutir. Jika memilih cara ini, maka harus diperhatikan hal–hal berikut :  Hanya dapat digunakan untuk keruntuhan lereng pada lereng yang tidak terlalu curam.  Harus ada ikatan antara material pengganti dengan bagian yang mantap di bawah bidang keruntuhan lereng. 3) Stabilisasi Stabilisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kuat geser dari material longsor. Material DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



yang distabilisasi dapat dilakukan secara menyeluruh, pada bagian kaki atau berupa tiang – tiang Stabilisasi dapat dilakukan dengan cara “grouting”atau injeksi melalui retakan, celah–celah dan lubang–lubang batuan. Stabilisasi dapat menggunakan bahan antara lain, kapur dan semen yang efektif pada material berbutir kasar. Berhasil tidaknya cara penanggulangan ini tergantung dari peningkatan kuat geser \material, terutama sepanjang bidang keruntuhan lerengnya. Stabilisasi tanah lempung kurang efektif karena sulit pelaksanaannya. Penggunaan stabilisasi harus mempertimbangkan hal – hal sebgai berikut :  Letak/kedalaman bidang longsor.  Gradasi material yang distabilisasi.  Adanya lapisan rembesan air yang harus dikeringkan atau diberi pengaliran untuk mencegah tersumbatnya aliran agar tidak menimbulkan tekanan hidrostatik.  Untuk lereng yang longsor sebaiknya stabilisasi dilakukan pada musim kemarau (saat longsor relatif diam) agar stabilisasi lebih efektif.



Gambar E.33 Aplikasi Perkuatan dengan Stabilisasi



4) Bangunan silang DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Bangunan silang seperti jembatan atau talang dapat dibuat melintasi lokasi yang longsor, bila merupakan satu-satunya penanggulangan yang paling tepat. Tetapi cara penanggulangan ini jarang dilakukan, karena memerlukan biaya yang cukup tinggi. Penggunaan jembatan sebagai penanggulangan harus mempertimbangkan hal –hal sebagai berikut :  Penanggulangan hanya efektif untuk keruntuhan lereng kecil dan lereng yang lebih curam dari 2 : 1  Penggunaan bangunan silang harus mempertimbangkan kemungkinan perlunya pilar di tengah yang harus aman terhadap pengaruh keruntuhan lereng. 5) Relokasi Cara ini dilakukan dengan memindahkan bangunan misalnya jalan, saluran air dan pemukiman ke tempat yang lebih aman. Penanggulangan dengan cara ini baru digunakan bila cara–cara lain tidak memungkinkan lagi. Penanganan cara ini hanya boleh digunakan bila dapat merupakan penanggulangan permanen. Relokasi ini dapat dilakukan ke arah mendatar atau tegak. Penanggulangan ini harus memperhatikan hal hal berikut :  Lokasi yang disarankan tidak akan menimbulkan problema baru dari sudut ketinggian, drainase dan sebagainya.  Lokasi di atas atau di bawah lokasi yang direncanakan cukup mantap, atau tidak akan menimbulkan masalah ketidakmantapan baru.  Bila cara penanggulangan lainnya sudah tidak mungkin secara teknik atau terlalu mahal dan tidak dijamin keberhasilannya.  Tergantung kondisi lapangan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.34 Contoh Relokasi Jalan



5. Kasus lereng serpih Secara definisi serpih merupakan batuan sedimen klastik, berukuran halus – sangat halus (1/16 – 1/256 atau silt – clay) dan mempunyai sifat menyerpih yang paralel terhadap bidang perlapisan, hal ini terjadi oleh proses atau gaya-gaya mekanik yang terjadi pada proses sedimentasi, umumnya mengandung bahan organik dan mineral karbonat dalam jumlah kecil namun terkadang beberapa di antaranya terdapat dalam jumlah yang melimpah, terbentuk karena akumulasi dari fragmen/ hancuran-hancuran batuan yang telah ada sebelumnya”. 1) Penyelidikan geologi untuk deposit serpih Hal-hal yang perlu ditempuh dalam melakukan pengamatan singkapan batuan serpih :  Pelajari keadaan lapangan, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan tanah/ batuan di daerah pemetaan secara garis besar, misalnya nama bukit atau sungai, kampung/desa, dll  Buat rencana lintasan pemetaan dengan mempertimbangkan, sebagai berikut : o usahakan lintasan tegak lurus terhadap jurus/ strike lapisan batuan o usahakan lintasan melalui sungai, bekas galian, jalan dan puncak bukit  Jelajahi daerah sekitar singkapan, kemudian pilih bagian yang paling baik, paling segar singkapannya. Amati pula aspek geologi lainnya yang terdapat di sekitar singkapan tersebut, contohnya mata air, keruntuhan lereng, bidang ketidak selarasan, dll. Adapun DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397











luas wilayah yang harus dipetakan adalah daerah disepanjang ruas jalan yang bermasalah dengan deposit serpih dengan lebar ± 100 meter baik sebelah kiri maupun kanan jalan. Hal ini berlaku jika di daerah kajian tidak dijumpai adanya masalahmasalah yang disebabkan oleh struktur geologi dengan skala regional. Jika terdapat struktur geologi regional maka luas daerah kajian harus disesuaikan. Mulailah dengan mengetahui jenis singkapan (batuan sedimen), dan kemudian mengarah kepada segi-segi detail yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan kapan terbentuknya. Melakukan pengukuran-pengukuran yang perlu dan mengamati keadaan batuan, yang dimaksud adalah : mengukur jurus dan kemiringan lapisan (strike/ dip), mengamati dan mengukur arah-arah rekahan/ fisssility, arah arus purba (bila ada).



2) Penyelidikan geoteknik Penyelidikan geoteknik secara umum untuk tanah/batuan pada deposit serpih sama dengan jenis tanah/batuan lainnya. Hal yang khusus hanya terdapat pada pengambilan contah tak terganggu. Berdasarkan beberapa uji coba dilapangan sangat sulit mendapatkan contoh tak terganggu hasil pemboran terutama sekali pada horizon B dan C. Horizon A karena hampir menyerupai tanah sifatnya, sehingga relatif bisa dilakukan pengambilan contoh tak terganggu lewat pemboran. Untuk horizon B dan C pengambilan contoh tak terganggu hanya bisa dilakukan melalui tes pit (dengan peralatan sederhana seperti linggis, pacul dan belincong) atau dengan escavator jika kebetulan ada proyek fisik di lokasi kajian. 3) Pembuatan stratifikasi



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Stratifikasi atau pola perlapisan tanah/batuan, dibuat berdasarkan pertimbangan data hasil pemboran berupa coring, nilai SPT, survey geologi lokal, penyelidikan geolistrik dan sebagian hasil uji laboratorium seperti nilai indeks slake durability dan uji triaksial atau geser langsung. Dalam stratifikasi ini tipe perlapisan biasanya berdasarkan perbedaan perlapukannya dan material penutupnya (baik hasil lapukan material induknya ataupun material pindahan seperti material vulkanik). 4) Identifikasi bidang gelincir Terbentuknya bidang gelincir pada suatu lereng disebabkan oleh berubahnya kondisi gaya-gaya yang menjadikan tidak setimbang. Penyebab ketidakseimbangan lereng adalah pertama ditimbulkan oleh gaya tambahan dari luar seperti naiknya muka air tanah, gempa, beban lalu lintas dll, Kedua ditimbulkan oleh perlemahan kekuatan material yang terkandung pada lereng tersebut. Khusus pada lereng pada deposit serpih, penyebab yang seringkali terjadi karena proses perlemahan kuat gesernya yang berlangsung cepat dibanding material lainnya. Penyebab utama perlemahan diakibatkan kontak dengan air dan udara.



Gambar E.35 Pola slickenside pada tiap tahap pelapukan



E.1.6.5.10 Pelaksanaan Konstruksi Lereng



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



1. Umum Bab ini membahas secara ringkas pelaksanaan konstruksi lereng antara lain:  Rencana pelaksanaan  Persiapan pelaksanaan  Penggalian dan pembuangan tanah  Pelaksanaan timbunan dan  Pelaksanaan pembuatan muka lereng.



mengenai



2. Perencanaan pelaksanaan Jangka waktu pekerjaan pelaksanaan harus bisa diperkirakan dan rencana angkutan tanah buangan atau material yang akan digunakan selama pelaksanaan juga harus dirinci. Demikian pula dengan prosedur pelaksanaan serta peralatan-peralatan berat yang akan digunakan dalam pelaksanaan yang harus direncanakan secara cermat. 3. Persiapan pelaksanaan Perjalanan pengangkutan peralatan berat dipersiapkan sebaik mungkin, fasilitas untuk pengamanan, persiapan drainase awal, pemotongan pohon-pohon besar dan pembuangan akar-akarnya dari tanah perlu dikaji dalam pekerjaan persiapan. 4. Pekerjaan penggalian atau pengerukan dan pengangkutan tanah Terdapat dua metode pekerjaan penggalian lereng, yaitu penggalian berjenjang dan pemotongan dari bawah (down hill cut).



Gambar E.36 Metode Pekerjaan Pemotongan lereng



5. Pekerjaan penimbunan Hal-hal yang perlu diperhatikan timbunan, antara lain :



pada



pekerjaan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



1. Perbaikan tanah fondasi sebelum pekerjaan timbunan dilakukan harus dapat :  meyakinkan adanya hubungan yang erat antara tanah dasar dengan bahan timbunan  meningkatkan daya dukung  mencegah terjadi “amblesan” akibat adanya bahan-bahan organik pada batas tanah asli dengan timbunan. 2. Perbaikan tanah fondasi yang bukan merupakan tanah lunak dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel E.8 Perbaikan Tanah Fondasi



6. Pelaksanaan pekerjaan lereng tipe galian-timbunan Apabila pelaksanaan pekerjaan kurang baik, maka akan terjadi penurunan setempat yang menghasilkan retakan pada perkerasan jalan. Hal ini disebabkan adanya diskontinuitas daya dukung di bawah galian dan timbunan. Umumnya air berkumpul pada daerah ini, dan akibat rendahnya derajat pemadatan di daerah ini, terjadi ikatan yang kurang kuat antara tanah dasar dengan bahan timbunan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.37 Metode Pekerjaan Tipe Galian - Timbunan



7. Pelaksanaan pekerjaan permukaan lereng Terdapat dua jenis pekerjaan permukaan lereng, yaitu lereng yang dihasilkan dari pekejaan galian dan lerenglereng timbunan. a) Setelah pekerjaan pemantapan atau penggalian selesai, umumnya dilaksanakanv pekerjaan perlidungan lereng. Khusus untuk lereng yang terdiri dari tanah/batuan lunak, setelah konstruksi lereng yang sesuai standar harus digunakan gunakan palu untuk pekerjaan penyelesaian (finishing) lereng. Sedangkan untuk lereng yang tersusun dari batuan keras, untuk memperoleh sudut yang direncanakan gunakan peledakan dengan tenaga yang rendah saja agar tidak menghancurkan batuan daerah ke arah yang makin dalam. b) Pada pekerjaan timbunan terdapat dua jenis pekerjaan penyelesaian lereng, yaitu :  Jika tanah tidak mudah dipadatkan seperti tanah-tanah lempung vulkanik dan lempung, maka perhatikan kemantapan lerengnya selama pelaksanaan. Apabila terdapat perubahan yang teramati, maka lakukan segera pekerjaan korektif, termasuk penggantian tanah yang telah digunakan, atau pembuatan lapisanlapisan drainase serta pembuatan bronjong.  Jika tanahnya adalah tanah kepasiran yang mudah mengalami erosi, maka segera tutup lereng dengan tanah setebal 2 – 3 meter apabila digunakan mesin pemadat, namun secara bertahap setiap 30 cm apabila tidak menggunakan mesin pemadat (cara hammer biasa). E.1.6.5.11 Pemeliharaan Lereng 1. Umum Secara perlahan seiring dengan berjalannya waktu, kekuatan perlindungan lereng yang telah dibangun akan menurun atau melemah akibat adanya faktor dari luar seperti hujan, panas, gempa atau aktifitas manusia DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



itu sendiri. Untuk mempertahankan lereng agar tidak terjadi keruntuhan, sangat diperlukan usaha pemeliharaan lereng melalui tindakan pengawasan atau pengawasan oleh seorang pengawas jalan. Hasil dari pengawasan ini akan dijadikan program penanganan untuk penyelamatan lereng agar tidak terjadi keruntuhan, sesuai tahapan berikut : (a) Pekerjaan/tindakan memelihara bangunan atau tanaman pelindung lereng dan drainase; (b) Pekerjaan pemantauan dan pencatatan lokasi lereng-lereng yang runtuh setelah hujan turun atau terguncang gempa; dan (c) Tindakan penanggulangan yang didasarkan pada tingkat bahaya suatu lereng yang berpotensi untuk runtuh atau sudah runtuh. 2. Pemeliharaan tanaman pelindung lereng Lereng termasuk juga tanaman pelindungnya perlu dipelihara secara periodik atau diperbaiki seperlunya untuk menjaga agar fungsi lereng tetap mantap. Kita sadari bahwa tanaman adalah mahluk hidup yang harus dipelihara dengan baik, yaitu pada awal pertumbuhannya agar berfungsi secara efektif, juga pada jangka panjang agar terus efektif asalkan dipelihara dengan seksama. Terdapat dua jenis pemeliharaan, yaitu: (a) didasarkan pada cara pelaksanaan penanaman (b) didasarkan pada jenis tanah di lereng tersebut, seperti terlihat pada Tabel berikut :



Tabel E.9 Pemeliharaan berdasarkan metode pelaksanaan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Tabel E.10 Pemeliharaan berdasarkan jenis tanah



3. Pemeliharaan struktur pelindung lereng Konstruksi struktur pelindung lereng diperhitungkan apabila perlindungan dengan tanaman tidak memberikan hasil yang menguntungkan, sehingga perlu berhati-hati dalam kegiatan pemeliharaannya. Dengan demikian, pengawasan oleh seorang pengawas (patrol) dengan cara berkeliling secara rutin setiap hari, terlebih lagi setelah hujan turun atau teejadi goncangan gempa bumi sangat penting untuk dilaksanakan. Pengawas harus mencatat lokasi dan tipe lereng, derajat kepentingan jalan, terrain, tanah dan cuaca. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diawasi secara rutin (harian) dalam program pemeliharaan : (1) Pasangan batu atau pasangan balok     



Hilangnya batu yang dipasang karena telah runtuh atau lapuk Tanah isian mengalir keluar, atau bangunan pengaman ambles Pasangan batu miring, retak, terlipat akibat longsor rotasi Kondisi fasilitas drainase buruk, terdapat rembesan atau mata air Adanya gerusan pada fondasi



(2) Pasangan beton  Retakan atau bergeser



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Kondisi fasilitas drainase buruk, terdapat rembesan atau mata air  Gerusan pada fondasi Bronjong balok beton  Retak dan terlipatnya bronjong  Terbenamnya material pengisi bronjong  Keluarnya tanah terrain dari belakang bronjong  Kondisi drainase  Gerusan pada fondasi Krib beton cor setempat Idem seperti bronjong balok beton Mortar atau beton semprot  Retakan, terlipat atau bergeser  Kondisi dan kotoran dari mata air atau rembesan  Adanya rongga antara tanah dan bahan semprotan  Kondisi drainase Bronjong  Kondisi adanya penyumbatan (clogging) oleh tanah yang runtuh  Adanya kawat yang keropos dan batuan pengisi yang hilang Jaring runtuhan batu  Jaring atau tali yang putus  Penumpukan batu yang runtuh  Lepasnya angker  Hilangnya tanah di belakang jaring, adanya proses pelapukan Pagar pelindung runtuhan batu  Patah atau bengkoknya tiang pagar  Penumpukan batu yang runtuh  Pelapukan dan keruntuhan fondasi  Terlepasnya bagian atas lereng akibat pelapukan atau ulah manusia 



(3)



(4) (5)



(6)



(7)



(8)



4. Pemeliharaan fasilitas drainase lereng Hampir semua keruntuhan lereng disebabkan oleh air hujan yang menjadi air permukaan (run-off) dan mengalir melewati lereng serta menyebabkan proses erosi tanah permukaan. Keruntuhan lereng juga terjadi akibat air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi air rembesan pada lereng serta menyebabkan proses DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



pencucian, pelarutan dan naiknya tegangan air pori. Dengan demikian, pada saat pemeliharaan lereng perlu dilakukan pengamatan rutin terhadap: saluran pada berin, saluran bagian atas lereng galian termasuk tanah runtuhan batu harus segera dibuang. Usahakan segera mungkin mengalirkan air genangan keluar dari daerah saluran drainase lereng. Bila saluran menggunakan beton pencetak berbentuk “U” maka harus diamati secara teliti adanya differential settlement, sehingga sambungan/joint akan mudah dimasuki air yang menyebabkan gerusan dan akhirnya akan menghancurkan permukaan lereng. Segera lakukan perbaikan dengan mengembalikan kondisi saluran melalui pengisian bahan fondasi yang harus dipadatkan, juga dengan mengganti konstruksi saluran dengan konstruksi baru. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diamati dalam program pengawasan lereng dan pemeliharaan rutin harian fasilitas drainase. (1) Untuk mencegah keruntuhan lereng dari gerusan air permukaan (run off)  Kondisi fasilitas drainase setelah turun hujan  Kondisi dan penumpukan tanah atau batang semak di dalam saluran drainase  Kondisi gerusan terhadap permukaan lereng  Kondisi saluran yang bergeser, miring atau pecah  Adanya perubahan bentuk cekung dari kedua sisi saluran (2) Untuk mencegah keruntuhan lereng akibat rembesan air (seepage water)  Lokasi/bagian yang basah pada muka lereng setelah hujan turun  Perubahan kondisi mata air pada lereng  Penyumbatan pada lubang pengaliran (drainhole)  Retak dan pecah pada dasar saluran  Keluarnya mata air dari sambungan-sambungan pelindung lereng 5. Tindakan penanganan darurat untuk lereng



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Meskipun sudah dilakukan pengawasan dan pemeliharaan dengan baik, namun masih terjadi beberapa keruntuhan lereng selama kondisi iklim tidak normal. Dengan demikian tindakan penanganan darurat berikut menjadi penting : (1) Penanganan darurat terhadap kerusakan tanaman (rumput) pelindung lereng (pada lereng galian dan timbunan) Pada tahap pengawasan, diamati adanya retakan dan runtuhan tanah pada lereng yang telah diberi tanaman pelindung Pada tahap darurat, retakan harus ditutup dengan plastik untuk mencegah masuknya air hujan yang akan berkembang menjadi bencana. Pada lereng timbunan yang runtuh perlu segera penanganan darurat berupa pemancangan kayu (tiang kayu balok) yang diselingi dengan kayu yang diisi dengan kantong pasir hingga membentuk lereng seperti semula. Alternatif lain jika ternyata pada lereng yang runtuh keluar mata air adalah dengan konstruksi bronjong di bagian bawah dan dilanjutkan dengan kantong pasir di bagian atas. (2) Penanganan darurat terhadap kerusakan bangunan struktur pelindung lereng Penanganan darurat terhadap kerusakan bangunan struktur pelindung lereng yang terdiridari beton semprot, pasangan batu dan krib, diperlihatkan pada gambar 7.4 dan 7.5 Untuk lereng yang tidak dilindungi dan runtuh, perlu dilakukan langkahlangkah darurat sebagai berikut :  Buat ruangan yang mampu menampung runtuhan;  Untuk melindungi kendaraan yang lewat, perlu juga dibuat pagar pelindung atau jaring agar batu/tanah tidak loncat dan membahayakan pengguna jalan. (3) Tindakan penanganan darurat pada daerah longsor (landslide) dilakukan dengan langkah-langkah berikut : Untuk daerah yang menunjukkan gejala gerakan tanah harus dipasang alat pantau yang dapat dijadikan sebagai peringatan bagi penduduk atau pengguna jalan di daerah tersebut. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Apabila gerakan tanah sudah berbahaya atau telah terjadi gerakan tanah/keruntuhan lereng maka lakukan segera : (a) Penyelidikan awal untuk tindakan darurat dengan urutan sebagai berikut :  Menentukan sejarah gerakan tanah, sebaran dan karakteristiknya;  Menentukan pola letak dan skala retakan secara rinci (retak tarik, retak tekan), lokasi mata air;  Menentukan mekanisme, struktur geologi, bidang gelincir. (b) Perbaikan darurat  Lokasi jalan dipindahkan dan dilindungi dari keruntuhan lereng;  Jika tidak ada lokasi pemindahan, maka jalan darurat langsung dibuat pada material runtuhan walaupun akan menambah tinggi longitudinal gradien;  Jika jalan darurat sudah tidak memungkinkan lagi (misal, di daerah lereng gunung), maka fasilitas penahan tanah bisa dibuat dengan membuang tanah sesedikit mungkin;  Jika jalan adalah jalur penting, maka segera lakukan perbaikan dengan pekerjaan galian, perlindungan lereng galian, pekerjaan drainase permukaan dan bawah permukaan yang semuanya harus direncanakan dengan matang. (c) Tindakan darurat lainnya  Genangan air segera dialirkan keluar daerah yang longsor;  Retakan ditutup dengan plastik vynil;  Air dari mata air segera dialirkan melalui pipa dan dibuang jauh;  Air tanah yang berpotensi menimbulkan gerakan tanah harus segera dialirkan melalui pemboran horizontal;  Membuang bagian atas lereng (mengurangi beban). E.1.7



Survei Kondisi Jembatan Metode survei yang digunakan menggunakan Invi-J dengan mengacu kepada Pedoman No. 005-01/P/BM/2011 tentang Pedoman Pemeriksaan Jembatan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Survei Detail dilakukan pada seluruh jembatan, gorong-gorong, lintas atas dan lintas bawah yang sudah ada dalam basis data. Survei Inventarisasi dilakukan pada jembatan baru dan lintasan basah. Survei inventarisasi juga dilakukan untuk jembatan lama dan gorong-gorong lama yang belum masuk kedalam basis data. Survei Detail tidak termasuk jembatan khusus. Prosedur pemeriksaan jembatan yang akan dilakukan pada pekerjaan ini antara lain sebagai berikut : 2) Umum 3) Pemeriksaan Jembatan 4) Sistem Penomoran Jembatan 5) Pemeriksaan Inventarisasi 6) Pemeriksaan Detail 7) Pemeriksaan Rutin 8) Pemeriksaan Khusus 9) Elemen-elemen Jembatan 10) Elemen –elemen Jembatan dan Kerusakan-kerusakannya 11) Material/bahan Jembatan dan Kerusakannya 12) Kerusakan pada Elemen Jembatan 13) Laporan Pemeriksaan Jembatan – Laporan IBMS 14) Petunjuk untuk menilai Struktur dan Tingkat Kerusakan 15) Standar Bangunan Atas Jembatan. E.1.7.1 Umum E.1.7.1.1 Pendahuluan Jembatan adalah bagian yang penting dari suatusistem jaringan jalan karena pengaruhnya yang berarti bila jembatan itu runtuh atau jika tidak berfungsi dengan baik. Dikarenakan jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai atau penghalang lalu lintas lainnya, maka keruntuhan jembatan akan mengurangi atau menahan lalu-lintas yang mana mengakibatkan mengganggu kenyamanan masyarakat berlalu lintas dan terganngunya hubungan perekonomian. Maksud pemeriksaan jembatan adalah meyakinkan bahwa jembatan berada dalam keadaan aman terhadap pemakai jalan dan juga untuk mengamankan nilai inventarisasi jembatan itu. Pemeriksaan merupakan suatu proses pengumpulanm data fisik dan kondisi secara struktur jembatan. Data Jembatan dari hasil pemeriksaan digunakan untuk merencanakan suatu program pemeliharaan,



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan. Pemeriksaan jembatan dilaksanakan dibawah Sistem Manajemen Jembatan (Bridge Management System – BMS). E.1.7.1.2 Sistem Manajemen Jembatan (Bridge Management System-BMS) Pada saat ini sudah dikembangkan Sistem Manajemen Jembatan oleh Direktorat Bina Marga yang berfungsi untuk membuat rencana kegiatan jembatan, pelaksanaan dan pemantauan berdasarkan kebijaksanaan secara menyeluruh. Dalam BMS termasuk didalamnya kegiatan manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program serta perencanaan tekniws sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan. Dengan BMS kegiatan – kegiatan tersebut dapat diatur secara sisitimatik dengan melakukan pekerjaan pemeriksaan jembatan secara berkala dan menganalisa data dengan komputer dalam Sistem Manajemen Informasi (Manjemen Informasi System – BMS MIS). Dengan bantuan BMS MIS ini, kondisi jembatan dapat dipantau dan dapat ditentukan beberapa tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa jembatan dalam keadaan aman dan layan, dengan menggunakan data yang optimum untuk pekerjaan jembatan. 1. BMS – Sistem Manajemen Informasi (BMS MIS) BMS MIS berisi database jembatan dan beberapa program komputer yang sesuai untuk :  Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan dan data lainnya.  Menyiapkan laporan standar jembatan  Memeriksa database mengambil dalam kombinasi informasi yang bermacam-macam.  Skrining dan ranking jembatan serta menyiapkan program penanganan jembatan.  Menyiapkan program jembatan tahunan dan lima tahunan  Analisa kasus per kasus untuk menentukan strategi penanganan guna menentukan penanganan yang optimum untuk aetiap jembatan. BMS – MIS dihubungkan dengan Interurban Roade Management System (IRMS) dengan Local Area Networks (LAN) didalam Direktorat Jenderal Bina Marga, DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



dan dengan cara pertukaran floppy disk dengan provinsi-provinsi. Data yang digunakan dari BMS-MIS adalah data lalu lintas, biaya operasi kendaraan, data referensi, dasar pertumbuhan lalu lintas dan data lainnya dari IRMS. 2. Pelaporan dan Memasukkan Data Data hasil pemeriksaan jembatan dilaporkan dalam laporan standar pemeriksaan. Laporan IBMS yang digunakan pada waktu pemeriksaan harus dilaporkan oleh BMS Supervisor secepat mungkin setelah program pemeriksaan ditentukan. 3. Laporan BMS Setelah pemeriksaan jembatan dan semua data sudah lengkap, laporan dimutakhirkan oleh BMS Supervisor dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Seksi Perencanaan untuk didistribusikan kepada staf yang berkaitan. 4. Skrining dan Ranking Jembatan secara Teknis Salah satu program dalam BMS MIS adalah modil Srining dan Rangkinbg Jembatan secara teknis, yang menggunakan data hasil pemeriksaan untuk merekomendasikan jenis penanganan untuk setiap jembatan.



E.1.7.1.3 Pemeriksaan Jembatan Pemeriksaan jembatan adalah salah satu komponen BMS yang terpenting. Hal ini merupakan sesuatu yang pokok dalam hubungannya antara keadaan jembatan yang ada dengan rencana pemeliharaan atau peningkatan dalam waktu mendatang. Tujuan pemeriksaan jembatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa jembatan masih berfungsi secara aman dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu guna pemeliharaan dan perbaikan secara berkala. Jadi pemeriksaan jembatan mempunyai bebrapa tujuan spesifik yaitu : 1) Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan. 2) Menjaga terhadap ditutupnya jembatan. 3) Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



4) Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis konstruksi dan pemelharaan. 5) Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan. 6) Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang 7) Menyediakan informasi mengenai dasar dari pada pembebanan jembatan. Pemeriksaan dilakukan dari awal sejak jembatan tersebut masih bau dan berkelanjutan selama umur jembatan. Sangat penting artinya bahwa data yang dikumpulkan betul-betul merupakan data yang mutakhir akurat, dan lengkap sehingga hasil yang dikeluarkan oleh BMS betul-betul dapat terpercaya. Sebagai tambahan, pemeriksaan khusus juga dilaksanakan dalam BMS. 1) Pemeriksaan Inventarisasi Pemeriksaan inventarisasi dilakukan pada saat awal BMS untuk mendaftarkan setiap jembatan ke dalam database. Pemeriksaan inventarisasi juga dilaksanakan jika pada jembatan baru yang belum pernah dicatat, pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan detail. 2) Pemeriksaan Detail Pemeriksaan detail dilakukan untuk mengetaui kondisi jembatan dan elemnnya guna mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individu jembatan dan membuat urutan prioritas jembatan sesuai dengan jenis penanganannya. 3) Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan rutin dilakukan setiap tahun sekali yaitu untuk memeriksa apakah pemeliharaan rutin dilakukan dengan baik atau tidak apakah harus dilaksanakan tindakan darurat atau perbaikan untuk memelihara jembatan supaya tetap dalam kondisi aman dan layak. Pemeriksaan ini dilaksanakan diantara pemeriksaan detail. 4) Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan khusus biasanya disarankan oleh inspeksi jembatan pada waktu pemeriksaan detail karena ia merasa kurangnya data, pengalaman atau keahlian untuk



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



menentukan kondisi jembatan. Pemeriksaan khusus juga dapat ditentukan dengan cara proses BMS MIS. E.1.7.1.4 Inspektur Jembatan Guna menunjang pelaksanaan pemeriksaan jembatan, diperlukan suatu pelatihan yang benar dan inspektur yang berpengalaman. Perencanaan dan program pelatihan untuk inspeksi jembatan diperlukan sehingga para inspektur memperoleh tambahan ilmu dan dapat meningkatkan kemampuan untuk pemeriksaan jembatan, sehingga standar pelaporan yang baik dapat terus dipertahankan. 1. Koordinasi Pemeriksaan Jembatan Sub Direktorat Perencanaan Jembatan, Direktorat Bina Marga Program Jalan bertanggung jawab atas program pemeriksaan jembatan secara keseluruhan, selanjunyamengembangkan prosedur pemeriksaan, memuat program pelatihan untuk melatih tenagatenaga inspektur, dan untuk melihat serta mengakui inspoektur jembatan yang ada di provinsi. 2. Inspektur Jembatan Provinsi Inspektur jembatan di provinsi bertanggung jawab pada Kepala Seksi Perencanaan di Dinas/Sub Dinas Bina Marga, melalui BMS Supervisor. Paling sedikit ditiap provinsi ditunjuk 2 (dua) orang inspektur jembatan yang sudah bersertifikasi. 3. Inspektur dan Keselamatan Pada waktu dilaksanakan pemeriksaan jembatan, inspektur mempunyai dua tanggung jawab yang berhubungan dengan keselamatan :  Keselamatan terhadap pemakai jalan dan  Keselamatan terhadap diri sendiri Pada dasarnya dengan cukup pemberitahuan tentang keselamat akan mengurangi terjadinya kecelakaan dan tidak nyamanan pemakai jalan. E.1.7.1.5 Panduan Pemeriksaan Jembatan Panduan pemeriksaan jembatan ini menjelaskan mengenai prosedur pelaksanaan pemeriksaan jembatan dalam BMS. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Selain itu panduan ini menyediakan informasi tentang elemen jembatan dan kerusakannya, yang dapat digunakan sebagai penuntun dan melatih inspektur. Panduan ini dibagi dalam 2 bagian :  Bagian 1 menjelaskan mengenai ruang lingkup pemeriksaan jembatan, dan menjelaskan tentang prosedur pelaksanaan untuk setiap jenis pemeriksaan dalam BMS.  Bagian 2 menjelaskan mengenai elemen jembatan dan kerusakannya yang umum terjadi. E.1.7.2 Pemeriksaan Jembatan Pemeriksaan jembatan dilaksanaan dengan menggunakan proses yang standar, sehingga pemeriksaan dapat berlangsung dengan efisien dan menyeluruh, dan penilaian dan penilaian kondisi jembatan dapat seragam. Prosedur ini berguna untuk memastikan bahwa :  Data administrasi lengkap dan akurat  Semua komponen dan elemen jembatan termasuk jalan pendekat, daerah aliran sungai, bangunan atas dan bangunan bawah sudah diperiksa dan kondisinya sudah dinilai.  Semua kerusakan sudah diselidiki dan apakah kerusakan tersebut berarti atau memerlukan suatu tindakan darurat yang harus dicatat. Semua kerusakan yang dicatat tersebur harus diperiksa kembali untuk memantau keadaan kerusakannya atau memeriksa apakah penanganan yang pernah dilaksanakan efektif atau tidak.



E.1.7.2.1



Dasar-dasar Prosedur Jembatan terdiri dari sejumlah elemen yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sifat-sifatnya kompleks, tetapi untuk pemeriksaan, elemen yang ada dikelompokkan kedalam beberapa komponen sebagai berikut :  Aliran sungai/tanah timbunan mencakup aliran sungai, tanah timbunan dan bangunan pengaman sungai.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



 



Bangunan bawah mencakup pondasi, kepala jembatan dan pilar Bangunan atas mencakup struktur bangunan atas, sistem lantai dan lantai kendaraan, expansion joint, perletakan /landasan, sandaran dan perlengkapan.



Komponen utama dan elemen utama harus diperiksa pada waktu dilkukan pemeriksaan jembatan. E.1.7.2.2



Pemeriksaan Inventarisasi dan Rutin Pada waktu pemeriksaan inventarisasi dan pemeriksaan rutin, elemen tidak diperiksa secara terperinci. Bagaimanapun juga seorang inpektur harus memeriksa semua aspek pada jembatan, jadi ia dapat mempercai bahwa data administrasi, geometrik dan data lainnya selain itu juga bahwa penilaian kondisi komponen utama jembatan adalah benar, sehingga ia tidak mendapat masalah yang mengakibatkan jembatan menjadi tidak aman dan memelukan tindakan darurat. Hal-hal yang harus dilakukan para inpektur adalah :  Amati jembatan dalam keadaan lalu lintas penuh, untuk mendeteksi lendutan yang berlebihan dan vibrasi yang timbul.  Pemeriksa kerusakan, kehilangan perubahan bentuk, karat atau membusuknya elemen dan menilainnya.  Periksa landasan dan penahan gempa.  Periksa bagian bawah lantai beton jembatan terhadap retak yang terjadi, apakah selimut beton cukup, adanya karat pada tulangan dan sebagainya.  Periksa hilannya rusaknya atau membusuknya lantai kayu.  Periksa dan teliti kwalitas lapis permukaan lantai kendaraan, terutama pada bagian expantion joint agar dapat diidentifikasikan kerusakan yang berhubungan dengan timbulnya gaya kejut yang berlebihan atau terhambatnya arus lalu lintas.  Periksa drainase pada lantai dan jalan pendekat, termasuk adanya tumbuhan dan sampah yang menyumbat jalannya air.  Periksa expansion joint dan penutup karet expantion joint bila ada.  Periksa kerusakan, longgarnya, hilangnya auat berkaratnya sandaran



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



      E.1.7.2.3



Periksa perlengkapan jembatan seperti rambu-rambu utilitas dan catatlah apabila perlu. Periksa kerusakan pada balok ujung Periksa apakah ada scouring di sekitar kepala jembatan. Periksa gerakan yang ada atau ambiasnya kepala jembatan Periksa keretakan beton dan pasangan batu pada tembok sayap, kepala jembatan dan pilar Perikasa karat atau pembusukan pada kolom



Pemeriksaan Detail Secara Umum Daftar pemeriksaan yang ada pada bagian ini berlaku pada saat pemeriksaan detail. Walaupun demikian diperlukan pemeriksaan terhadap semua level pada hirarki jembatan. Kerusakan yang tercatat mungkin merupakan hasil dari masalah yang lampau yang mana harus ditemukan dan dikenali.



E.1.7.2.4



Daerah Aliran Sungai dan Tanah Timbunan Kebanyakan keruntuhan jembatan disebabkan oleh scouring pada bagian bawah pondasi dan kepala jembatan. Biasanya scouring ditimbulkan oleh kecepatan aliran sungai yang tinggi yang mengakibatkan tidak cukupnya bukaan sungai (panjang jembatan). Penggalian galian C pada bagian hulu atau hilir sungai juga mengakibatkan terjadinya scouring di sekitar pondasi jembatan. Ketidak tepatan perencanaan pondasi dan pelaksanaan salah menentukan jenis pondasi (seperti sumuran yang seharusnya tiang pancang) pondasi dikontruksi terlalu tinggi sebab sulitnya penggalian dan tidak tepatnya lokasi pilar juga dapat menyebabkan terjadinya scouring.



E.1.7.2.5



Bangunan Bawah Yang termasuk bangunan bawah adalah pondasi, kepala jembatan, tembok sayap dan pilar utnuk itu sudah dibuat suatau cara pemeriksaan seperti dilakukannya pengujian



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



terhadap pergerakan yang tidak biasa, timbulnya retak dan terjadinya keruskan akibat kecelakanan yang mengakibatkan perubahan, tekuk atau lepasnya material yang berfungsi struktur. 1. Pondasi Hampir semua masalah pondasi disebabkan adanya pergerakan yang tidak terlihat. Pada umumnya pondasi mengalami sedikit pergerakan, yang mana apabila hal tersebut kecil dan seragam, tidak akan mengakibatkan keruskan pada struktur. Pergerakan yang besar terutama jika terjadi perbedaan pergerakan, dapat mengakibatkan kerusakan pada semua bagian struktur, kecuali sudah diperhitungkan pada waktu perencanaan. Suatu pergerakan dapat disebabkan karena adanya penurunan (settlement) atau tidak berfungsinya pondasi, scouring dan beruhnya tinggi air normal. Awal suatu pergerakan pondasi sangat sukar dikenali terkecuali mempunyai suatu alat yang dapat mendeteksinya. Biasanya tanda awal gangguan ini dapat terlihat, seperti adanya sesuatu yang aneh secara geometrik struktur pergerakan landasan dan expasion joint yang yang berlebihan, dan adanya retak pada kepala jembatan tembok sayap atau bagian ujung dari balok. 2. Kepala Jembatan dan Pilar  Periksalah adanya retak pada hubungan antara tembok sayap atau pada kepala jembatan dengan ujung balok atau diapragma bangunan atas.  Perhatian apakah lubang drainase dan lubang suling-uling dalam keadaan bersih dan berfungsi.  Periksa penurunan mutu beton pada daerah yang berpengaruh pasang surut dan drainase jalan  Periksa adanya adukan pasangan batu yang retak, tumbuhan liar rembesan air melalui daerah retak, hilang atau hancurnya batu, rontok dan mulainya memburuk mutu pasangan batu.



E.1.7.2.6



Bangunan Atas



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Diperlukan detail perencanaan bangunan atas pada waktu pemeriksaan apabila terdapat lendutan yang berlebihan atau adanya perubahan bentuk, kerusakan akibat tertabraknya salah satu batang diagonal. Secara rinci sebaiknya dilihat darisegi struktur dan materialnya. 1. Gelegar Beton  Beton yang rontok – perlu perhatian khusus pada perletakan/landasan yang kemungkinannya terjadi kerusakan.  Retak – situasi arah/bentuk keratakan pada bagian utama seharusnya digambar  Selimut beton – biasanya diperiksa dengan cover meter tetapi kadang-kadang terlihat bahwa selimut beton tersebut tidak cukup karena tampaknya karat tulangan pada permukaan beton.  Jembatan beton pratekan harus diperiksa secara khusus  Hilangnya plasteran terutama pada bagian yang lemah dan ujung-ujung balok. 2. Gelegar dan Rangka Baja  Karat adalah faktor mempengaruhi kondisi struktur baja.  Kondisi sistem pelindung – sistem pengecatan mengalami beberpa penurunan mutu dan lebih menguntungkan bila kerusakan diketahui lebih awal  Patah (gompal) akan nampak sebagai pemisah pada batang-batang/elemen dan kemudahan untuk mendeteksi tergantung pada besarnya patahan.  Retak biasanya terjadi pada bagian las dan bagian besi yang berdekatan yang disebabkan oleh tegangan yang berbah-ubah dan tegangan yang terpusat.  Getaran yang berlebihan dan berbunyi – faktor faktor ini secara sediri-sendiri mungkin tidak merupakan faktor perusak.  Perubahan bentuk dan lendutan – yang berlebihan akibat suatu beban adalah suatu indikator tentang kondisi dari struktur.  Tekuk, melengkung dan bergelombang – istilah biasanya berhubungan dengan perubahan bentuk yang terjadi pada batang yang mengalami tekanan. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397











Baut dan paku keliling yang longgar ini adalah jenis kerusakan yang memelukan pemeriksaan yang teliti untuk mengetahuinya terkecuali jika ada gerakan atau suara yang diakibatkannya. Aus yang berlebihan dapat timbul pada bagianbagian yang dapat bergerak seperti pen pada sambungan rangka.



3. Struktur Kayu  Kondisi perawatan pelindung penurunan mutu akibat cuaca, bahan kimia dan jamur  Serangan serangga berbagai macam rayap, kmbang dan semut dapat menyerang kayu dalam berbagai lingkungan  Kerusakan akibat api adalah nyata  Kerusakan akibat kecelakaan – tabrakan yang keras biasanya menyebabkan pecah atau hancurnya kayu.  Getaran, lendutan dan peruabahn bentuk yang berlebih – kayu yang biasanya dapat menahan lendutan.  Longgar atau berkaratnya baut dan lubang yang dipasak – kerusakan ini mengarah pada penurunan mutu yang bertahap dan harus dideteksi untuk penanganan perbaikan secepatnya. 4. Pasangan Batu dan Pelengkung Baja  Penurunan mutu dan rontoknya bidang permukaan  Terbukanya bagian sambungan dan bergeraknya penyokong dapat menyebabkan lepasnya ikatan adukan antara komponen pelengkap dan bergesernya bata dan batu.  Drainase timbunan antara tembok sampng – bahan timbunan mempunyai potensi untuk menyimpan air dalam jumlah banyak.  Penimbunan sampah dan tumbuhan-tumbuhan karena kemungkinan tertimbunnya tanah pada beberapa bagian dari struktur  Alinyemen dan geometrik secara keseluruhan – perubahan bentuk yang tidak diharapkan biasanya dapat terlihatsebelum struktur rusak. 5. Jembatan Gantung



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Pemeriksan kabel-kabel dan sambungannya seperti dudukan kabel penggantung dan sambungannya, angker, sadel, pengikat kabel, batang penggantung dan pelindung kabel pemeriksaan itu mengikuti prosedur umum untuk struktur baja sebagai tambahan faktor-faktor berikut memerlukan perhatian khusus. 6. Lantai Beton dan Jembatan Pelat  Retak – perlu disiapkan dan dinformasikan mengenai pola retak serta ukuran, penyebaran dan dalamnya retak  Aus – hal ini merupakan suatu kehilangannya lapisan permukaan dan agregat secara bertahap dan terus menerus.  Kerontokan adalah suatu hilangnya beton akibat hancurnya permukaan  Berkaratnya tulang – hal ini sulit dideteksi pada tahap awal tetapi secara bertahap akan terlihat perubahan warna dari permukaan beton dan akhirnya beton akan rontok.  Bocor atau merembesnya air melalui retakan dan rongga dalam beton mungkin larutnya calcium dan unsur-unsur material lainnya  Beton yang keropos dan tembus dapat menyebabkan masuknya air yang menyebkan berkaratnya tulangan.  Aur permukaan lantai jika lantai merupakan permukaan lantai kendaraan untuk lalu lintas, maka ini akan mengarah pada erosi dan tergosok.  Perubahan bentuk, lendutan dan getaran yang berlebihan – faktor faktor ini merupakan suatu indikasi kondisi penunjang lantai atau kondisi lantai itu sendiri  Kerusakan akibat kecelakan – hal ini berupa beberapa jenis termasuk kerusakan pada jembatan layng akibat kendaraan yang tinggidan kerusakan setempat pada batang rangka.  Akibat bahan kimia – dipastikan pada daerah yang berlingkungan agresif kendaraan permukaan beton akibat reaksi kimia menjadi rapuh. 7. Permukaan Lantai Kendaraan Permukaan lantai kendaraan jembatan dapat dari beton, baja atau kayu yang memerlukan penggantian



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



lapisan ausnya dan dapat memberikan gaya gesek yang baik. 8. Expansion Joint Merupakan salah satu titik lemah dari jembatan yang mudah rusak sebab kondisi jelek yang dialaminya. 9. Landasan/Perletakan Bentuk geometris dan kondisi landasan serta dudukan landasan merupakan indikator penting tentang kondisi landasan tersebut dan kadang-kadang juga menunjukkan kondisi umum jembatan. 10. Sandaran dan Perlengkapan  Kerusakan akibat gaya kejut lalu lintas sifat dan tingkat kerusakan harus dicatat dan berbgai komponen harus diperiksa secara teliti untuk tanda-tanda kerusakan.  Korosi – sandaran dan pagar pengaman akan sering menerima semprotan air kotor dari jalan sehingga berada dalam lingkungan yang sangat korosif.  Kekencangan baut-harus diperiksa dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk memuai.  Kwalitas dari las harus diperiksa untuk menjamin bahwa sambungan tersebut cukup baik dalam menyalurkan gaya-gaya.  Kondisi tanda-tanda pembatas danutilitas harus diperiksa. 11. Drainase Drainase merupakan suatu bagian penting yang harus diperiksa karena air yang terjebak, tergenang, mengalir atau menyemprot dapat menyebabkan kerusakan dengan berjalannya waktu dan tidak membahayakan lalu lintas. E.1.7.3 Sistem Penomoran Jembatan E.1.7.3.1 Pengertian Jembatan Guna pencatatan dalam database jembatan di BMS yang dimaksud dengan jembatan, lintasan basah, lintasan ketera api, lintasan ferry, gorong-gorong yang memliki ukuran panjang total atau lebar rentang (dalam hal gorong-gorong) lebih dari 2 meter. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.7.3.2 Nomor Jembatan Nomor jembatan pada umumnya terdiri dari 9 (sembilan) angka yang khas untuk masing-masing jembatan



1. Akhiran Ruas jalan Penggunaan akhiran ruas jalan untuk menujukkan bagian ruas jalan dimulai beberapa tahun setelah database jembatan selesai. 2. Jembatan Tambahan/Jembatan yang belum tercatat sebelumnya Jembatan tambahan dan yang belum tercatat diberi tanda dengan tambahan nomor dengan angka.



3. Lintaran Arah Jembatan jala raya yang melintas diatas jalur kereta api dicatat seperti biasa. 4. Jembatan Ganda Bila suatu jalan digandakan, misalnya dibagian jalan yang ganda biasanya dibangun jembatan yang terpisah pada masing-masing badan jalan di atas sungai atau jalur kereta api. E.1.7.3.3 Lokasi Jembatan Dalam arti jarak, jembatan dibangun dari kota asal yang biasanya merupakan awal dari suatu ruas jalan. Setiap kota asal diberi kode abjad berjumlah 3 huruf. Setiap jembatan hanya boleh dicatat satu kali saja. Bila jembatan akan ditambahkan pada database, jaraknya dapat diukur dari jembatan atau patok kilometer yang sudah ada dan jarak fari kota asal dapat dihitung.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.38 Lokasi Jembatan



E.1.7.3.4 Penomoran Komponen dan Elemen Jembatan Untuk mencatat kondisi komponen utama dari suatu jembatan atau mencatat lokasi masing-masing elemen atau sekelompok elemen yang cacat, mutlak diperlukan suatu sistem penomoran pada komponen dan elemen jembatan. E.1.7.3.5 Urutan Pemeriksaan Semua pemeriksaan seharusnya diawali dari sebelah kiri kepala jembatan.



Gambar E.39 Urutan Pemeriksaan



Urutan ini berlaku baik untuk jembatan berbentang tunggal atau lebih, dengan kepala jembatan dan bentang akhir yang harus diperiksa sebelum bentang tengah. E.1.7.4 Pemeriksaan Inventarisasi E.1.7.4.1



Umum Pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan untuk mencatat data administrasi, dimensi, material dan kondisi setiap jembatan dalam sistem manajemen jembatan. Semua jembatan lintasan kereta api, lintasan bawah, lintasan ferry



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



dan gorong-gorong yang memiliki panjang dua meter atau lebih harus dicatat. 1. Personalia Paling kurang seorang inspektur jembatan untuk melakukan Pemeriksaan Inventarisasi, didampingan oleh asisten-asisten lain. 2. Peralatan dan Material Para inspektur memerlukan untuk melakukan pemeriksaan invetarisasi :  Formulir Laporan Pemeriksaan Inventarisasi  Kertas untuk gambar atau catatan  Pena  Kendaraan dengan odometer yang berfungsi  Alat pengukur jarak  Pita pengukur 30 m  Sekop  Parang  Kalkulator  Kamera dan film  Papan tullis putih kecil dan spidol yang bukan permanen. 3. Material Acuan Sebelum melaksanakan pemeriksaan inventarisasi, para inspector harus mengumpulkan material sdebagai berikut :  Buku pegangan Pemeriksaan Jembatan dilapangan  Peta yang memperlihatkan ruas jalan provinsi (Peta Perencanaan Jalan)  Laporan Data Lalu Lintas dan Ruas Jalan IBMS-IRI untuk provinsi yang bersangkutan. 4. Urutan Pemeriksaan Setiap jembatan harus diperiksa dengan menggunakan urutan berikut ini :  Pemeriksaan dan catat administrasi pada halaman 1 dan 3 dari laporan pemeriksaan inventarisasi – nama jembatan, lokasi, cabang dan seterusnya.  Keliling jembatan untuk mengetahui tata letak umum dari struktur



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397















  



Catat jenisa lintasan dan ukuran serta mencatat data geometrik pada Halaman 3 dari Laporan – jumlah bentang, panjang keseluruhan, sudut miring. Ukur dan catat dimensi bentang pada Halaman 3 dari Laporan panjang lebar antara kerb, lebar tempat pejalan kaki dan seterusnya. Tentukan dan catat jenis, material sumber dan kondisi dari komponen utama pada bangunan atas dan bangunan bawah pada halaman 3 dari laporan Tentukan dan catat data pelengkap jembatan pada halaman 4 dari laporan Catat halaman 1 dari laporan apakah dianjurkan Tindakan Darurat dan alasannya. Buat catatan yang diperlukan dalam pembagian Catatan pada halaman 1 dari Laporan.



Selama pemeriksaan berlasngsung inspektur harus mengambil photo struktur jembatan yang memperlihatkan :    



E.1.7.4.2



Ketinggian sisi jembatan Lantai jembatan yang difoto dari as jalan Jembatan yang diambil dari sudut 45° dari titik pusat jalan. Hal-hal yang menarik lainnya termasuk kerusakan dan masalah yang membutuhkan perhatian.



Prosedur Pemerinsaan Inventarisasi Suatu prosedur pemeriksaan standar digunakan untuk memastikan bahwa pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan dengan cara yang konsisten dan sistematis. 1. Data Administrasi Data administrasi dicatat dalam kotak-kotak pada halaman 1 dan 3 dari laporan pemeriksaan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



2. Jenis lintasan dan Data Geometris Data ini dicatat dalam kotak-kotak pada halaman 3 dari formulir Laporan Pemeriksaan.



Gambar Pengukuran Panjang Total dan panjang Bentang Jembatan Pelengkung



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



3. Data Bentang dan Komponen Utama Secara historis, hanya dua komponen yaitu Bangunan atas dan Bangunan bawah, yang dipertimbangkan dalam pemeriksaan Inventarisasi. Untuk tujuan pemeriksaan Detail, diputuskan bahwa komponen utama ketiga yaitu aliran sungai tanah timbunan untuk pengelompokan elemen jembatan. Tetapi demi menjaga konsistensi pomponen utama untuk Pemeriksaan Inventarisasi. 4. Pedoman Pemberian Nilai Kondisi Inventarisasi Nilai kondisi invetarisasi diberikan sesuai dengan pedoman dibawah ini : Nilai Kondisi 0



 



Nilai Kondisi 1







 Nilai Kondisi 2



 



Nilai Kondisi 3



 



Nilai Kondisi 4







Jembatan dalam keadaan baru, tanpa kerusakan Cukup jelas, elemen jembatan berada dalam kondisi baik Kerusakan sangat sedikit (kerusakan dapat diperbaiki melalui pemeliharaan rutin, dan tidak berdampak pada keamanan atau fungsi jembatan) Contoh scouring sedfikit, karat pada permukaan , papan kayu yang longgar Kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan pada masa yang akan datang. Contoh pembusukan sedikit pada strukktur kayu penurunan mutu pada elemen pasangan batu, penumpukan sampah atau tanah di sekitar perletakan kesemuanya merupakan tanda-tanda yang membutuhkan penggantian. Kerusakan yang membutuhkan perhatian (kerusakan yang mungkin menjadi serius dalam 12 bulan) Contoh : struktur beton dengan sedikit retak, rangka kayu yang membusuk, lubang pada permukaan lantai . Kondisi kritis (kerusakan serius yang membutuhkan perehatian segera)



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Nilai Kondisi 5



 



Contoh : kegagalan rangka, keretakan atau kerontokan lantai beton, pondasi yang terkikis kerangka beton yang memiliki tulangan yang terlihat dan berkarat, sandaran pegangan pagar pengaman yang tidak ada. Elemen runtuh atau tidak berfungsi lagi Contoh : bangunan atas yang runtuh, timbunan tanah yang hanyut



5. Data Pelengkap Bagian laporan Pemriksaan Inventarisasi ini digunakan untuk memberikan informasi umum mengenai jembatan, membantu persiapan strategi pemeliharaan jembatan.



E.1.7.5 Pemeriksaan Detail E.1.7.5.1 Umum Pemeriksaan secara mendetail dilaksanakan untuk menilai secara akurat kondisi suatu jembatan. Semua komponen dan elemen jembatan diperiksa dan kerusakan-kerusakan yang berarti dikenali dan didata. Secara lebih khusus pemeriksaan secara Detail dilakukan untuk :  Mengenali dan merasakan semua kerusakan penting elemen jembatan  Menilai kondisi elemen dan sekelompok elemen jembatan dengan secara obyektif menentukan suatu nilai kondisi  Melaporakan apakah Tindakan Darurat dibutuhkan dan alasannya  Melaporkan apakah suatu Laporan Khusus dibutuhkan dan alasannya  Melaporkan apakah pemeliharaan rutin yang baik sedang berlangsung. Data dari pemeriksaan secara Detail dimasukkan dalam Database BMS. BMS MIS mampu memperoses data tersebut DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



dan menganjurkan pemeliharaan setiap jembatan secara keseluruhan yang dapat mengembalikan jembatan tersebut ke suatu kondisi tertentu dan dalam tingkat layak layan. E.1.7.5.2 Sistem Pemeriksaan Secara Detail Dasar dari sistem Pemeriksaan secara Detail adalah penilaian kondisi elemen dan kelompok elemen menurut keadaannya dan keseriusan dari kekuarangan/kelemahannya. Untuk tujuan pemeriksaan secara detail dan evalusai dari kondisi jembatan secara menyeluruh, struktur suatu jembatan dibagi atas hierarki elemen yang terdiri atas 5 level. Level tertinggi adalah Level 1, yaitu jembatan itu sendiri dan level terendah adalah level 5 yaitu elemen kecil secara individual dan bagian-bagian jembatan.



E.1.7.5.3 Prosedur Pemeriksaan Secara Detail 1. Data Administrasi dan Inventarisasi Identifikasi suatu jembatan ditentukan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jembatan tersebut memang dimasudkan untuk diperiksa. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa semua rincian yang tercatat pada pelat nama pada jembatan, biala ada lokasi dan struktur dasar jembatan. 2. Kesan secara Keseluruhan Dalam upaya memperoleh kesan secara keseluruhan dari jembatan, inspeksi harus berjalan di sekeliling dan di bawah jembatan serta mengamati bentuk umum, kondisi secara keseluruhan dan kinerja dalam keadaan lalu lintas penuh. Hal ini biasanya memakan waktu 10 – 15 menit. Untuk suatu jembatan dengan bentang tunggal. Dalam melakukan pengawasan ini, setidak-tidaknya harus lewat satu kendaraan berat. 3. Daftar elemen yang rusak Jembatan harus diperiksa sistimatika dan setiap elemen yang rusak dan rusak yang terdaftar dalam Halaman 2 DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



dari Laporan Pemeriksaan, sesuai dengan Kode Elemen dan Kode Kerusakan. Bila perlu uraian mengenai elemen dan kerusakan dapat dicatat. 4. Lokasi Elemen yang Rusak Lokasi elemen yang rusak ditentukan sesuai dengan Sistem Nomor Elemen. Lokasi elemen yang dicatat hanya dicatat untuk elemen yang berada pada penilaian level 5. 5. Pemberian Nilai Kondisi Sesudah elemen yang rusak dan bentuk kerusakan selesai dicatat, nilai kondisi dinilai dengan menggunakan sistem penilaian elemen. 6. Pemeliharaan Rutin Efektifitas suatu pemeliharaan rutin yang dilaksanakan pada jembatan dinilai oleh Inspektur dan dicatat dalam Bagian Pemeliharaan Rutin pada halaman 2 dari laporan pemeriksaan.



7. Catatan Kecil dan Sketsa Catatan kecil dan sketsa harus dibuat oleh Inspectur pada halaman 4 dari laporan Pemeriksaan agar sifat, luas dan lokasi suatu kerusakan atau elemen yang rusak lebih jelas. E.1.7.6 Pemeriksaan Rutin E.1.7.6.1 Umum Pemeriksaan rutin dilaksanakan untuk memastikan bahwa perubahan-perubahan tiba-tiba atau yang tak terduga dalam kondisi jembatan secara keseluruhan yang terjadi antara dua pemeriksaan detail terdeteksi dan dilaporan dan agar tindakan yang tepat dapat diambil. Secara lebih khusus, Pemeriksaan rutin dilakukan untuk :  Memastikan bahwa jembatan stabil dan aman  Menentukan apakah pemeliharaan rutin yang efektif sedang dilakukan  Menentukan apakah dibutuhkan Tindakan Darurat. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Pemeriksaan rutin dilaksanakan paling kurang setahun sekali, tapi dapat lebih sering tergantung pada situasi dan kondisi atau keinginan masing-masing. E.1.7.6.2 Prosedur Pemeriksaan Rutin Catat Nomor Jembatan dan Data Administrasi dalam kotak yang telah tersedia, seuai dengan yang diuraikan mengenai Pemeriksaan Inventarisasi. Informasi ini dapat diambil dari Laporan Data Inventarisasi tetapi harus tetap diperiksa sepintas untuk memastikan ketepatannya. Pemeriksa jembatan dan amati kondisi dari komponen-komponen utama jembatan seperti berikut ini :  Aliran Air/Timbunan Tanah/Pondasi  Kepala Jembatan dan Pilar  Bangunan Atas  Lantai/Lapis Permukaan  Sandaran Tujuan pemeriksaan hanyalah sekedar memriksa apakah jembatan berada dalam kondisi yang aman atau apakah suatu Tindakan Darurat atau Perawatan Rutin akan dibutuhkan. E.1.7.7 Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan khusu dilaksanakan bila inspektur kekurangan informasi, pelatihan atau pengalaman untuk menilai secara tepat kondisi jembatan. Pemeriksaan khusu dilakukan untuk :  Menganalisa amaterial atau memantau kinerja komponenkomponen tertentu yang dideteksi memiliki kerusakan atau pergerakan dengan menggunakan peralatan khusus.  Menjangkau lokasi yang biasanya tidak dapat diperiksa oleh inspektur dengan metode visual atau normal.  Melengkapi suatu Pemeriksaan secara detail. E.1.7.7.1 Personil Pemeriksaan khusus dilaksanakan oleh seorang sarjana teknik yang berpengalaman dalam bidang jembatan dan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



memiliki pengetahuan yang baik mengenai perencanaan teknis dan pelaksanaan jembatan teknik meterial dan metode perbaikan. E.1.7.7.2 Teknik Pemeriksaan Khusus Teknik dan peralatan yang harus dipilih berkaitan dengan jumlah jembatan yang akan diperiksa keahlian yang tersedia dan tingkat serta jenis pemeriksaan. Uji coba yang merusak atau setengah merusak dilakukan untuk menentukan apakah properti fisika, kimia mekanis atau lainnya sudah menaati ketentuan Standar Spesifikasi. Jenis uji coba ini pada umumnya merupakan suatu perkecualian. Sebagian besar uji coba yang digunakan dalam pemeriksaan jembatan bersifat tidak merusak. Teknik-teknik ini sudah mapan dan mempunyai relevansi langsung dengan praktekpraktek pemeriksaan. Teknik dan metode yang dapat diaandalkan sangat bervariasi dan telah dikembangkan sedemian rupa agar cocok dengan penilaian properti gerakan, regangan, tekanan, dinamika dari material dan struktur.



E.1.7.8 Elemen-elemen Jembatan Jembatan terdiri atas banyak elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam prosedur pemeriksaaan dalam BMS, elemen-elemen jembatan dibagi dalam level menurut hierarkinya, terdapat 5 (lima) level dalam hierarki jembatan. Level 1 adalah jembatan secara keseluruhan dan mempunyai kode elemen 1.000 jembatan Level 2 membagi komponen utama menjadi elemen secara garis besar sebagai berikut : 2.200 Aliran air tanah timbunan 2.300 Bangunan bawah 2.400



Bangunan atas



Level 3 membagi komponen utama menjadi elemen secara garis besar sebagai berikut : DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



3.210 3.220 3.230 3.310 Dan seterusnya



Aliran air Bangunan pengaman Tanah timbunan Pondasi



Level 4 dalam hierarki ini membagi elemen secara garis menjadi elemen indivisual atau bagiannya seperti 3.220 Bangunan pengaman yang masuk dalam level 4 adalah elemen : 4.221 Krib 4.222 Bronjong 4.223 Talud beton 4.224 Turap baja Elemen pada level 4 adalah semua individual elemen dari jenis elemen tersebut pada jembatan secara keseluruhan. Jadi elemen 4.224 adalah semua elemen turap baja pada lokasi jembatan tersebut. Jika diperlukan untuk mebedakan antar elemen dengan tipe yang sama pada lokasi yang berbeda pada lokasi jembatan, elemen pada suatu lokasi disebut sebagai elemen level 5. Setiap elemen “level 5” mempunyai kode yang sama dengan kelompok pada level 4 __ tetapi mempunyai lokasi yang khusus untuk mebedakannya dari elemen lain dalam kelompok yang sama sebagai contok elemen 4.224 pada A1 berarti turap baja pada kepala jembatan 1.



E.1.7.8.1 Istilah Istilah-istilah yang ada pada jembatan secara umum. beserta dengan nomor kode elemennya, istilah untuk beberapa elemen jembatan. Istilah yang dipakai tipe jembatan yang khusus seperti jembatan gantung, jembatan Bailey dan jembatan yang terbuat dari pasanyan batu bata dapat dilihat pada pasal bersangkutan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.40



Elemen Jembatan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.41 Elemen Jembatan



E.1.7.8.2 Uraian Elemen Jembatan 1. Jembatan Yaitu struktur jembatan secara keseluruhan dan lingkungannya termasuk daerah aliran sungai, timbunan jalan pendeka, bangunan bawah dan bangunan atas. 2. Daerah Aliran Sungai/Timbunan Daerah aliran sungai dan tanah timbunan yang termasuk dalam kelompok besar elemen level 3 adalah : (1) Aliran Sungai Aliran sungai yang termasuk dalam level 4/5 elemen adalah : a. Tebing Sungai Tebing sungai dapat meliputi dinding penahan tanah atau tebing alam atau buatan. b. Aliran Air Utama Pada umumnya aliran air mempunyai aliran air yang tertentu. Meskipun demikian ada tempattempat dimana aliran air utama bergeser ke samping. Pondasi jembatan dapat berada dalam keadaan berbahaya jika aliran air sungai berubah. Penggerusan, erosi dan pengikisan dasar sungai biasanya disebabkan tidak cukup besarnya palung sungai, pola aliran yang berubah atau banyaknya kotoran yang tertimbun. Hal ini DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



menyebabkan bertambah besarnya kecepatan aliran air sungai atau berubahnya lokasi aliran sungai. Sisa-sisa bangunan lama (seperti pilar) dapat mengakibatkan pusaran air, serta menghambat aliran dan bertambahnya sampah. c. Daerah Genangan Banjir Daerah genangan banjir adalah daerah yang akan digenangi oleh air banjir pada waktu sungai tidak mampu menampung air, atau air meluap melalui tanggul sungai. Sebuah jembatan atau timbunan jalan pendekat jembatan dapat berpengaruh terhadap daerah genangan banjir jika hal tersebut menghalangi aliran. (2) Bangunan Pengaman Bangunan pengaman meliputi semua pengaman, diantaranya adalah :  Krib  Bronjong atau matras  Dinding beton  Dinding batu  Turap baja  Dinding penahan tanah  Bangunan pengatur dasar sungai (Bottom controlier)



bentuk



Pengaman scouring merupakan bagian yang penting dalam suatu jembatan. Kegagalan/keruntuhan bangunan pengaman dapat menyebabkan runtuhnya jembatan. Pengaman scouring yang mencakup dalam elemen level 4/5 adalah : a. Krib/Pengarah Arus Sungai (Groynes) Krib adalah suatu konstruksi timbunan yang dibangun guna mengarahkan aliran air dari daerah yang dapat terkena erosi dan konstruksi ini biasanya terbuat dari batu. Krib dapat mengalami erosi dan rusak akibat hilangnya batu-batu. Berpindahnya aliran dapat mengakibatkan krib ini tidak efektif. b. Bronjong DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Bronjong dan matras batu digunakan untuk menstabilkan badan jalan dan untuk pengamanan tebing pada jembatan. Bronjong atau matras adalah keranjang kawat yang diisi padat dengan batu. Dengan berat sendiri bronjong akan bertahan pada tempatnya. Keranjang kawat tersebut berguna untuk mencegah terlepasnya batu yang berukuran kecil. Penggerusan di sekitar bronjong dan karat pada kawat merupakan masalah utama bronjong. Ada kalanya bronjong ditumpuk-tumpuk satu diatas yang lainnya untuk membangun dinding, dan jika hal tersebut tidak dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi maka akan timbul masalah seperti penggembungan atau terguling.



Gambar E.42 Bronjong



c. Dinding Beton (Concrete lining) Dinding beton digunakan untuk mengamankan tebing sungai dan timbunan, tetapi hal inicukup mahal. Hal tersebut sering mengalami penurunan yang menyebabkan retak dan runtuh.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.43 Dinding Beton



d. Pasangan Batu Kosong (Beaching) Pasangan batu kosong ini terbuat dari pasangan batu yang beragam dan berat. Batu-batu tersebut berat dan saling mengikat sehingga tebing dapat bertahan terhadap erosi.



Gambar E.44



Pasangan Batu Kosong



Batu-batu tersebut mungkin hanya ditaruh di atas tanah, atau mungkin juga diperkuat dengan adukan untuk menjaga terhadap penggerusan pada bagian bawah. Pada beberapa hal mungkin juga digunakan geotextile di bawah lapisan batuan tadi guna menjaga material halus tidak terbawa oleh adanya pusaran air.



e. Turap Baja Turap baja adalah suatu jenis tiang pancang khusus yang digunakan untuk menahan tanah isian atau untuk pengamanan terhadap scouring. Jenis Turap baja yang banyak digunakan ialah DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



jenis baja dengan bentuk tiang pancang yang dapat saling mengikat. f. Dinding Penahan tanah Pada aliran sungai banyak yang menggunakan dinding penahan tanah dari pasangan batu di sepanjang tebing sungai sebagai pengamanan terhadap scouring.



Gambar E.45 Dinding Penahan Tanah dari Kayu



Gambar E.46 Dinding Penahan Tanah dari Pasangan Batu



Gambar E.47 Pasangan Batu Kosong



g. Pengamanan Dasar Sungai Pengamanan dasar sungai ini diperlukan apabila dasar sungai mengalami degradasi atau DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



terjadinya scouring pada daerah pilar. Apabila terjadi dedgradasi dasar sungai maka akan dibuat suatu bangunan pengatur, yang berfungsi menaikkan kembali dasar sungai yaitu dengan membangun suatu scheck dam yang disebut CONTROLLER pada daerah sebelah hilir jembatan. Bila terjadi scouring setempat pada daerah pilar maka akan dibangun juga suatu bangunan pengaman yang berupa bronjong yang di susun sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya scouring setempat yang berkelanjutan. (3) Timbunan Yang termasuk dalam tanah timbunan adalah timbunan jalan pendekat, drainase timbunan, lapisan perkerasan, plat injak dan tanah bertulang. Yang termasuk dalam Tanah timbunan pada elemen level : a. Timbunan Jalan Pendekat Timbunan jalan pendekatdapat juga mengalami gangguan yang dapat berakibat tidak nyamannya pemakai jalan atau tertutupnya jembatan, beberapa masalah dapat ditimbulkan oleh : 



Pusaran air Pusaran air dapat terjadi baik pada daerah hulu maupun hilir yang mengakibatkan erosi pada tanah timbunan jalan pendekat. Jika hal ini diketahui cukup awal, maka dapat dibangun bangunan pengaman guna pengamanan terhadap kerusakan yang lebih lanjut







Longsor Longsoran dapat terjadi jika tumit timbunan hilang karena tergerus. Hal ini dapat mengakibatkan runtuhnya kepala jembatan. Tanda awal terjadinya kelongsoran ini biasanya dengan ditemukan penurunan pada jalan pendekat. Hal ini dapat terjadi sampai 25 meter di belakang kepala jembatan. Drainase yang buruk pada jalan pendekat jembatan







DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Yang termasuk dalam drainase ini : − Saluran tepi atau kerb di sepanjang timbunan bagian atas atau bawah − Saluran air ke samping dari dasar jalan pendekat (4) Bangunan Bawah Bangunan bawah mencakup semua komponen diantara aliran sungai/tanah timbunan dan perletakan yaitu pondasi, kepala jembatan, dan pilar. (5) Pondasi Yang termasuk pondasi pada level 4/5 yaitu : 



Tiang Pancang Konstruksi ini dapat berupa tiang pancang, bor atau ulir. Tiang pancang dapat berupa tiang pancang baja, pipa baja atau tiang pancang kayu berbentuk bundar maupun persegi.







Tiang Bor Tiang bor dilaksanakan dengan cara membuat lubang dengan cara mengebor dan mengisinya dengan beton bertulang. Tiang bor biasanya mepunyai diameter 40 cm sampai 150 cm. Tiang bor ini mencakup juga tiang desak (displacement pile) seperti Franki piles







Tiang Ulir Sampai saat ini masih banyak dijumpai jenis tiang ulir. Tiang ulir ini dapat dikenali dengan adanya tiang baja masif yang panjang dan ramping dan menjulang sampai ke bagian atas. Tiang baja masif ini mempunyai diameter sekitar 130 mm dan tidak digalvanis. Pada umumnya terdapat pengaku yang melintang di bawah balok kepala.







Pondasi Sumuran (Caisson) Terdapat banyak pondasi sumuran. Pada umumnya penggalian pada pondasi sumuran ini dilakukan dengan tenaga manusia. Pondasi sumuran ikut turun sejalan dengan penggalian. Diameter pondasi sumuran berkisar antara 250 cm sampai 450 cm. Biasanya terdapat 2 pondasi sumuran untuk setiap kepala jembatan atau pilar. − Pondasi Langsung



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Pondasi langsung umumnya digunakan apabila lapisan tanah pendukung mempunyai kwalitas yang cukup baik, misalnya lapisan batuan. Pondasi langsung ini meneruskan beban jembatan ke tanah dasar pondasi secara merata. Oleh sebab itu, seluruh bidang kontak pondasi dengan permukaan tanah dasar harus terpelihara dan tidak terkena erosi. − Angker Angker biasanya digunakan sebagai penghubung kabel atau bagian yang menghubungkan struktur dengan tanah, hal ini selalu berhubungan dengan jembatan gantung dan jembatan kabel. Juga dapat ditemui pada jembatan-jembatan yang mempunyai giyangan arah horisontal yang besar dan kabel serta angker digunakan untuk mengurangi goyangan yang terjadi. − Pondasi Balok Pelengkung Pada jembatan balok pelengkung pada umumnya mempunyai pondasi yang terpisah dari kepala jembatan. (6) Kepala Jembatan/Pilar Kepala jembatan dan pilar merupakan kelompok elemen yang besar dari suatu jembatan yang berfungsi meneruskan beban dari bangunan atas ke pondasi. Yang termasuk level 4/5 untuk kepala jembatan dan pilar adalah : 



Kepala Tiang (Pile Cap) File cap ini adalah elemen yang mengikat tiangtiang pondasi pada/sekitar permukaan air atau permukaan tanah.







Dinding atau Kolom (Pilar) Kolom atau dinding pada pilar berfungsi untuk meneruskan beban ke kepala tiang. Tinggi kolom maupun dinding dapat mencapai 40 meter pada jembatan yang tinggi. Kolom atau dinding dapat berupa konstruksi pasangan batu, beton, kayu atau baja.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Dinding Penahan Tanah (Kepala Jembatan) Dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tanah isian/timbunan selain itu digunakan juga untuk pencegah penggerusan. Dinding penahan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, beton dan dapat diperkuat dengan tiang-tiang baja.







Tembok Sayap Tembok sayap adalah sama dengan dinding penahan tanah dan berfungsi untuk menahan tanah isian/timbunan kepala jembatan.







Balok Kepala Balok kepala adalah komponen bagian atas dari bangunan bawah jembatan yang berfungsi untuk meneruskan beban bangunan atas jembatan ke kolom atau dinding bangunan bawah jembatan. Balok kepala dapat dibuat dari beton, baja atau kayu.







Balok Penahan Gempa Balok penahan gempa ini biasanya dijumpai pada rangka baja Australia yang fungsinya menahan gaya gempa arah lateral.







Penunjang / Pengaku Sistem pengaku umumnya dipakai pada konstruksi Kayu atau baja. Akan tetapi ada beberapa jembatan beton menggunakan sistem pengaku dari beton bertulang.







Penunjang Sementara Penunjang sementara ini kadang-kadang digunakan untuk memperkuat jembatan yang berada dalam kondisi jelek. Penunjang sementara ini dipertimbangkan sebagai bagian dari jembatan, yang memerlukan pemeriksaan seperti elemen lainnya.







Dinding Dinding (suling-suling)



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Drainase dinding atau suling-suling digunakan pada kepala jembatan atau dinding penahan tanah untuk mengurangi tekanan air dalam tanaha di belakang dinding. (7) Bangunan Atas Bangunan atas adalah komponen utama jembatan yang membentang antara pilar dan kepala jembatan. Bangunan atas ini meliputi lantai jembatan dan semua komponen diatas landasan, yang termasuk komponen utama dalam level 3 adalah :           



Sistem Gelagar Jembatan Pelat Pelengkung Balok Pelengkung Rangka Jembatan Gantung Sistem Lantai Expansion Joint Landasan/perletakan Sandaran Perlengkapan (a) Sistem Gelagar Elemen ini mencakup melintang, diaphragma, ikatan angin. 



gelagar, gelagar sambungan dan



Gelagar (Utama) Gelagar utama adalah gelagar yang membentang anatara pilar dan kepala jembatan. Gelagar dapat terbuat dari kayu, baja, beton bertulang atau beton pratekan. Kerusakan-kerusakan pada gelagar harus diperiksa dengan teliti karena keruntuhan gelagar sangat berbahaya. Jumlah gelagar pada setiap bentang bervariasi dari dua sampai delapan atau lebih.







Gelagar Melintang



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gelagar melintang kadang-kadang digunakan untuk meneruskan beban dari lantai ke gelagar utama. 



Diaphragma Diaphragma memberikan kestabilan dan kekakuan pada gelagar.







Sambungan (pada Gelagar) Ikatan angin mengurangi goyangan ke samping pada jembatan, dengan cara mengikat gelagar menjadi satu dan kaku.



(b) Jembatan Pelat Pada jembatan yang mempunyai bentang sampai 16 meter, dan tidak mempergunakan gelagar atau rangka tersendiri. Kekuatan pelat lantai sendiri sudah cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban lalu lintas. Pelat lantai ini dapat berupa pelat lantai yang di cor setempat atau pracetak.



Gambar E.48 Jembatan Pelat



(c) Pelengkung Pelengkung adalah tipe konstruksi khusus yang merupakan gabungan antara bangunan atas dan bangunan bawah. Sampai saat ini masih banyak didapati jembatan tipe DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



pelengkung dan sebagian besar dibangun sebelum tahun 1940. Kekuatan konstruksi ini tergantung pada gaya pelengkung dari dindingnya. Di Bagian atas pelengkung biasanya diisi tanah atau kerikil kemudian diberi perkerasan untuk jalur lalu lintas. Agar tidak terjadi tekanan air maka perlu dibuatkan lubang-lubang pembuangan pada dinding samping dan pada pelengkungnya,. Ini berguna untuk menjaga supaya tekanan tanah timbunan pada dinding tidak menjadi besar. Tepi-tepi timbunan biasanya ditahan oleh dinding yang sejajar dengan as jalan. Dinding tersebut disebut dinding spandrel. Konstruksi pelengkung pondasi dan dinding spandrel merupakan hal yang penting terhadap stabilitas jembatan. Bagian-bagian yang perlu diperiksa pada jembatan pelengkung adalah : − penggerusan dan stabilitas pondasi − bentuk pelengkung secara umum − tempat-tempat tertentu dimana terdapat retakan atau penggembungan pada pelengkung maupun dinding spandrel. − berfungsinya saluran drainase − tanaman yang tumbuh pada joint maupun pada retakan-retakan yang mana akan memperlemah bangunan pelengkung. Pelengkung dapat dibuat dari bahan pasangan batu, beton atau baja.Pelengkung beton mempunyai prinsip yang sama dengan pelengkung dari pasangan bata, kecuali satu hal yaitu adanya batu kunci pada pelengkung pasangan bata.p prah Pelengkung baja dan gorong-gorong memerlukan pemeriksaan khusus sebagai berikut : − Karat pada baja − Kencangnya baut dan tertekuknya pelat. Jika karat cukup parah, maka perlu diambil contoh air untuk diperiksa, apabila perlua DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



adanya tindakan selanjutnya (sebagai contoh memberi lapisan beton pada bagian lubang masuk). Ini biasanyamerupakan pemeriksaan khusus (d) Balok Pelengkung Kekuatan struktur balok pelengkung pada lengkungannya dan pada baloknya. Jembatan balok pelengkung ini dapat mempunyai balok dibawah lantainya.



Gambar E.49 Balok Pelengkung sistem lantai



Gambar E.50 Balok Pelengkung Sistem Lantai



Elemen-elemen pada Balok adalah :  Gelagar  Balok Pelengkung  Balok Vertikal  Balok Melintang  Balok Pengaku Mendatar



Pelengkung



(e) Jembatan Rangka Terdapat bermacam-macam jembatan rangka yang berasal dari sumber-sumber yang berlainan seperti dari Inggris, Belanda, DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Australia. Jembatan rangka beberapa macam tipe.



mempunyai



Beberapa tipe jembatan sebagai berikut :  Tipe lantai dibawah dengan ikatan angin atas (Throungh Type)  Tipe lantai dibawah tanpa ikatan angin atas  Tipe lantai ditengah (Half Trough Type)  Tipe lantai diatas (Deck Type)



Gambar E.52



Tipe Jembatan Rangka



Ada bermacam-macam bagian jembatan rangka, termasuk diantaranya batang memajang atas dan bawah, batang pengaku. Menunjukkan berbagai bagian jembatan rangka secara umum. Walaupun demikian seorang pemeriksa akan menentukan kesulitan untuk mengklasifikasinya atau menerangkannya. Jika hal ini terjadi, maka pemeriksa harus membuat skets dan rangka tersebut dan menggaris bawah persoalannya dalam laporan.  Panel Rangka Pada umumnya panel rangka adalah salah satu dari jembatan Acrow/Bailey



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.53















Gelagar Penguat Gelagar penguat digunakan pada jembatan jenis Acrow untuk meningkatkan kemampuan daya dukung jembatan. Rangka Pengaku Rangka mengaku digunakan dimana lebih dari satu acrow digunakan pada sertiap sisi dari jalur kendaraan. Pengaku mengikat panel-panel menjadi satu. Pin Panel/Surclip Pin dan surclip didapatkan jembatan rangka acrow dan transpanel australia.



Gambar E.54







Tipe Panel Rangka



Jenis Pen Panel dan Scrup



Gelegar Melintang/Transom Gelagar melintang terdapat pada setiap jembatan rangka dan pada beberapa jembatan kayu yang mempunyai lantai kendaraan dengan balok arah memanjang. Gelagar melintang ini berfungsi meneruskan beban kepada gelagar utama atau rangka.



Gambar E.55



Gelagar Melintang



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397







Sambungan Sambungan meliputi paku keling, baut dan pelat buhul.



Gambar E.56



Pelat buhul dan sambungan



(f) Jembatan Gantung Jembatan gantung adalah jembatan khusus yang bergantung pada kekuatan kabel baja untuk memikul sistem lantai penggantung dan balok melintang.



Gambar E.57



Bagian2 Jembatan Gantung



(g) Sistem Lantai Sistem lantai adalah komponen utama yang menahan beban lalu lintas secara langsung. Ada beberapa elemen yang membentuk sistem lantai. 



Gelagar Memanjang (hanya jembatan rangka) Balok memanjang dibawah lantai umumnya dijumpai pada jembatan rangka baja. Balok-balok ini digunakan untuk memperkecil bentangan pelat lantai



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



apabila jarak antar gelagar melintang terlalu besar.



Gambar E.58







Gelagar Memanjang dibawah lantai



Lantai Lantai terdiri dari : − Plat beton yang terbentang antara gelagar atau balok melintang − Lantai Kayu − Pelat Baja



Gambar E.59







Pelat Lantai Beton



Pelat Baja Gelombang Pelat baja gelombang menjadi makin populer dan digunakan pada jembatan-



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



jembatan. Pelat baja gelombang ini bermanfaat untuk memberi kekuatan tambahan pada lantai dan juga sebagai bekisting yang kuat bagi lantai beton.



Gambar E.60







Bagian Lantai dengan Pelat Baja Gelombang



Balok Tepi Beberapa jembatan dengan lantai beton mengurangi jumlah gelagar dengan menambah besar ukuran kerb menjadi balok tepi. Hal ini terdapat pada jembatan rangka Callender Hamilton tipe lantai bawah.



Gambar E.61 Balok Tepi







Jalur Roda Kendaraan Jalur Roda Kendaraan berupa : − Lapisan aspal diatas lantai jembatan − Lantai kayu untuk jalur roda



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.62 Lantai Jembatan Kayu







Trotoir/Tempat Pejalan Kaki dan Kerb Selain lalu lintas kendaraan, jembatan digunakan juga untuk lalu lintas pejalan kaki. Banyak jembatan di Indonesia dilengkapi dengan trotoar dan kerb untuk maksud tersebut. Pemeriksaan harus memeriksa elemen-elemen itu untuk meyakinkan bahwa para pejalan kaki tidak berada dalam keadaan bahaya yang disebabkan oleh papan lantai yang hilang permukaan yang kasar. Juga harus diperiksa bahwa tidak ada halangan diatas trotoar sehingga para pejalan kaki tidak perlu berjalan didalam jalur lalu – lintas.







Pipa Cucuran (Drainase Lantai) Drainase yang baik pada lantai jembatan sangat penting artinya. Darinase yang baik akan menjamin : − Tidak akan ada genangan air diatas lantai jembatan yang dapat mengakibatkan kecelakan − Menjamin air agar tidak secara langsung mengenai bagian dari struktur seperti jalan pendekat yang dapat rusak akibat air, atau terhadap gelagar yang berada di bawahnya.



(h) Expansion Joint Expansion Joint dibuat untuk menampung berbagai gerakan bangunan atas baik rotasi, arah memanjang dan arah melintang sebagai akibat beban hidup maupun gerakan muai dan susut akibat perubahan temperatur. Fungsi expansion joint adalah :  Menampung gerakan jembatan akibat dari perubahan temperatur, rangkak, peyusutan elastis, susut, perubahan bentuk perletakan, penurunan dan beban DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



lalu lintas, tanpa menimbulkan tegangantegangan sambungan tersebut atau pada bagian lain dari jembatan.  Mencegah masuknya benda keras kedalam celah sambungan.  Dibuat dari material yang awet/tahan lama.  Mudah diperiksa dan dipelihara, bagianbagian yang dapat aus harus mudah diganti.  Kenyamanan setiap pemakai jalan tidak terganggu (termasuk pengendara sepeda, pejalan kaki dan jika mereka diperkenankan lewat disitu.  Tidak menimbulkan bunyi yang keras atau getaran pada saat dilewati kendaraan  Harus diberi sarana anti gelicir pada permukaannya jika lebar sambungan dalam arah memanjang cukup besar.  Harus kedap air, untuk menghindarkan tertampungnya air, tanah, pasir dan kotoran (hanya untuk expasion joint tertutup). Pemeriksaan jembatan harus memeriksa expansion joint jembatan untuk meyakinkan bahwa sambungan tersebut masih menjalankan fungsi-fungsi tersebut diatas. Beberapa masalah hanya akan ditemukan dengan memeriksa bagian kolong lantai jembatan, sedangkan sambungan yang longgar dapat diketahui dari bunyi yang berderak. (i) Landasan/Perletakan Landasan adalah elemen jembatan yang meneruskan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah jembatan. Landasan harus mampu menahan :  Tekanan yang tinggi  Susut dan muai akibat perubahan temperatur  Pengaruh akibat rotasi gelegar/rangka jembatan  Pengaruh getaran akibat beban hidup DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Umumnya salah satu ujung balok, gelagar adalah landasan tetap (sendi) dan ujung lainnya adalah landasan yang bebas bergerak dalam arah memanjang (rol). Akan tetapi pada landasan dari karet kedua ujungnya tersebut dapat bergerak ke segala arah dalam batas tertentu. Landasan yang paling sederhana adalah landasan dimana balok atau gelagar secara langsung menumpu pada kepala balok bangunan bawah. Landasan tetap dapat terbuat dari kayu atau beton.



Gambar E.63











Contoh Lendutan yang tetap dan bergerak



Landasan Baja Landasan yang sederhana adalah pelat geser. Yang lain adalah landasan rokers (bergoyang) landasan rol atau landasan sendi. Landasan Karet (elastomeric) Elastomer (karet atau neoprene) adalah jenis landasan karet yang paling umum. Tebal landasan ini lebih dari 30 mm, dimana di dalamnya terdapat pelat-pelat baja tipis sebagai perkuatannya.



(j) Sandaran Yang termasuk dalam elemen level ini adalah semua bentuk pembatas, sandaran dan parapet.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.64



Tipikal Elemen Sandaran



(k) Perlengkapan Perlengkapan jembatan, bukan merupakan bagian konstruksi jembatan, tetapi meskipun demikian memberikan petunjuk dan rasa aman terhadap pemakai jalan yang melewati jembatan tersebut. 



Batas Ukuran Banyak jembatan yang mempunyai tandatanda batas ukuran tinggi atau lebar. Hal ini berguna untuk pengaturan kendaraan.



Gambar E.65 Batas Beban dan Lebar







Rambu Rambu ini memberikan saran mengenai kecepatan kendaraan. Berat kendaraan atau batasan dimensi.







Marka Jalan Marka jalan merupakan petunjuk bagi para pemakai jalan mengenai jalur kendaraan dilarang menyalip dan tempat penyeberangan.







Papan Nama Setiap jembatan harus mempunyai papan nama yang menunjukkan atau menyatakan nama dan nomor jembatan dan informasi lain.







Utilitas Banyak struktur yang melayani utilitas yang termasuk dalam utilitas adalah pipa



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



gas, air, listrik, minyak bumi, telepon, pembuangan air limbah. (8) Gorong-Gorong Gorong-gorong digunakan pada lokasi dimana :  Aliran air kecil  Tinggi konstruksi terbatas  Tanah pondasi cukup keras  Jika konstruksi tidak direncanakan untuk menampung seluruh air yang mengalir tetapi memberikannya kadang-kadang melimpah di atas jalan. Gorong-gorong diklasifikasikan menurut jenis konstruksinya sebagai berikut : (1) Gorong-gorong Persegi Gorong-gorong persegi biasanya terbuat dari beton bertulang, dapat juga dibuat dipabrik atau dicor di tempat. (2) Gorong Pipa Gorong-gorong pipa dapat dibuat dari baja atau beton. Gorong-gorong pipa beton umumnya dibuat dari beton bertulang dengan sistem pracetak dan pemeriksaan harus memeriksa harus memeriksanya sesuai dengan persyaratan beton. (3) Gorong-gorong Pelengkung Gorong-gorong pelengkung dibuat dari baja gelombang dan biasanya digalvanis. Goronggorong ini tahan terhadap karat, kelonggaran sambungan, keausan permukaan dan distorsi (menggeliat) (9) Lintasan Basah Lintasan basah adalah suatu pelintasan struktur dan biasanya kendaraan lewat air. 



tanpa



Lintasan basah dengan Perkerasan Lintasan basah jenis ini mempunyai suatu struktur pada bagian yang dilewati kendaraan, pada umumnya fari beton atau batu kali yang dilapisis beton dan juga ada jenis lintasan basah



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



ini yang berupa gabungan antara gorong-gorong dan beton/pasangan batu kali. 



Lintasan Basah Alam Lintasan basah tanpa perkerasan penyeberangan sunagi secara alamiah.



atau



E.1.7.9 Material/Bahan Jembatan dan Kerusakannya Jembatan dapat menderita dua macam kerusakan yang berbeda yaitu : 1) Kerusakan yan berhubungan dengan material Terdapat banyak macam kerusakan yang berhubungan langsung dengan jenis material yang dipergunakan untuk membuat komponen jembatan. 2) Kerusakan yang berhubungan dengan elemen Kerusakan jembatan yang berhubungan dengan elemen tidak secara langsung berhubungan dengan jenis material jembatan itu tetapi berpengaruh terhadap fungsi jembatan. E.1.7.9.1 Kerusakan pada Pasangan Batu/bata Pasangan batu/bata menggunakan bahan-bahan yang langsung berasal dari alam seperti batu atau yang dibuat di pabrik seperti batu bata tanah liat atau beton pracetak. Pasangan banyak dipakai untuk konstruksi jembatan lengkung yang dibangun sebelum tahun 1940. Pasangan juga sering digunakan untuk membuat kepala jembatan, dinding penahan tanah atau pelindung talud. Retak merupakan suatu masalah yang berbahaya pada pasangan batu/bata dan ini disebabkan oleh : (1) Penurunan Pondasi (2) Getaran pada strukstur (3) Beban atau kejut yang berlebihan Retak menjadi berbahaya jika akibat retak tersebut konstruksi pasangan batu/bata tidak lagi bekerja sebagai satu kesatuan melainkan menjadi bagian yang terpisahpisah. Retak dapat berkembang dan mengakibatkan keruntuhan pada konstruksi pasangan batu/bata kerusakan pada bagian-bagian lain jembatan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.7.9.2 Kerusakan pada Beton Beton dibuat campuran semen dengan kerikil, pasir, dan air. Air membuat reaksi beton bekerja. Walaupun demikian jumlah air yang digunakan tidak boleh terlalu banyak. Bahan-bahan tersebut diaduk dengan proporsi yang betul dan dengan waktu yang cukup untuk mendapatkan campuran yang merata. Untuk beton struktur yang perlu diperhatikan adalah air yang ditentukan tidak melampaui batas karena air yang berlebihan dapat menurunkan mutu beton. Jenis-jenis beton struktur yaitu : 1) Beton Siklop Jenis ini adalah campuran beton yang menggunakan batuan yang besar untuk membuat pondasi yang berat. Jenis beton ini sedang digunakan dalam pondasi, pekerjaan kepala jembatan. 2) Beton Tak Bertulang Jenis ini serupa dengan beton siklop hanya tidak menggunakan batuan yang besar melainkan serupa dengan beton biasa. Jenis ini kadang kala digunakan pada konstruksi dinding penahan tanah, kepala jembatan (abutment), kerb dan tempat pejalan kaki (trotoir).



3) Beton Bertulang Besi tulangan ditanamkan didalam beton untuk menhan gaya taris pada komponen. Beton bertulang digunakan untuk semua bagian struktur pada jembatan. 4) Beton Pratekan Beton pratekan pada umumnya hanya digunakan pada gelagar bangunan atas atau lantai. Kadang-kadang beton pratekan juga digunakan untuk tiang pancang. Kerusakan-kerusakan pada beton, yang tercakup dalam kerusakan beton dengan kode 201 adalah kerontokan, beton yang berongga, keropos dan beton yang jelek. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.1.7.9.3 Kerusakan Pada Baja Baja banyak digunakan sebagai konstruksi jembatan karena kekuatannya dan tahan lama apabila dipelihara secara baik. Kebanyakan jembatan yang dibangun sejak pertengahan tahun 1970 terbuat dari konstruksi baja yang berupa rangka baja maupun gelagar baja dengan lantai beton. Sebelum masa itu banyak jembatan baja yang dibangun biasanya tanpa sistem lapisan penutup yang cukup memadai. Terdapat 5 (lima) permasalahan utama pada jembatanjembatan baja yang memerlukan pemeriksaan yaitu : 1) Penurunan mutu dari cat dan galvanis Baja akan berkarat apabila tidak dilindungi terhadap udara dan air. Baja dilindungi dengan cat atau galvanis. Galvanis adalah suatu lapisan tipis zink yang dilekatkan pada permukaan baja melalui suatu peoses yang khusus. Logam yang digalvanis akan berwarna abu-abu atau warna perak. Dengan galvanis logam akan dilindungi untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan cat. Lapisan pelindung permukaan dapat rusak akibat waktu/umur atau lecet akibat suatu gesekan. Keusakan lapisan pelindung permukaan yang disebabkan oleh tumbukan kendaraan dapat juga terjadi dan perlu dilaporkan. Penurunan mutu sistem pelindung permukaan pada umumnya terjadi pada sisi yang tajam dari struktur baja dimana pelindung permukaannya pada umumnya tips, dan khususnya untuk komponen yang dicat.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.66



Bagian yang menenjukkan awal pada pekerjaan cat



2) Karat Apabila sistem pelindung rusak dan udara serta uap air berhubungan dengan permukaan baja, maka mulai terjadi karat pada bagian tersebut. Karat adalah proses kimia satu arah yang terjadi pada baja. Hal ini dapat terlihat apabila permukaan berwarna cokalt berkarat. Apabila tidak segera ditangani maka karat dapat menjalar dan memakan ke bagian dalam baja dan terjadilah lekukan. Lekukan ini merupakan penggerusan akibat karat pada permukaan baja dan apabila proses karat ini tidak dihentikan maka keadaan dapat menjadi sangat buruk dan akan terjadi serpihan-serpihan. Maka terjadi bahwa baja akan terpech-pech menjadi lapisanlapisan tipis yang mudah terkelupas. Jenis karat ini memerlukan penanganan dengan segera karena akibatnya sangat berbahaya. Jika karat terjadi diantara dua pelat baja, gerakan mengembang akibat karat dapat merenggangkan pelekatan antara kedua buah pelat tersebut. Ini mengakibatkan beban tambahan pada paku keling, baut atau las dan dapat mengakibatkan kegagalan/kerusakan pada sambungan atau titik buhul.



Gambar E.67



Sambungan Berlapis yang mengembang karena karat



3) Sambungan yang longgar Sambungan pada konstruksi baja biasanya ada tiga macam : dengan baut, dengan paku keling dan dengan las. Ikatan dengan baut dapat dikencangkan dengan tegangan tinggi dan penuh atau jika memakai baut biasa hanya dikencangkan secukupnya. Baut mutu tinggi dapat memikul beban atau gesekan, tapi dalam segala hal bautnya harus diberi tegangan penuh. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.68 Paku, keling, baut dan las



E.1.7.9.4 Kerusakan Pada Kayu Bagian ini menjelaskan maslah-masalah pada kayu dan caracara untuk mengenalinya. Masalah-masalah utama pada kayu ditimbulkan oleh : 



Pembusukan kayu Pembusukan pada kayu disebabkan oleh serangan jamur yang berhubungan dengan kelembaban dalam kayu. Sejalan dengan berkembangnya pembusukan, maka kekuatan kayu akan menurun. Pemeriksaan harus mengenali daerah-daerah yang dapat menjadi lembab dan memeriksanya secara teliti untuk menemukan pembusukan.



Gambar E.69 Daerah pembusukan pada struktur kayu







Serangan serangga Pengaruh dari kerusakan akibat serangan serangga dapat bermacam-macam dari suatu yang dapat diabaikan dampai kerusakan total. Serangan serangga biasanya dapat diketahui pada saat pemeriksaan dengan terlihatnya lubang-lubang pada permukaan kayu. Biasanya ada bubuk kayu disekeliling lubang tersebut.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Beberapa lubang kecil biasanya tidak berbahaya., meskipun demikian kalau lubangnya besar dan jumlahnya banyak itu menunjukkan adanya serangan serangga yang cukup berbahaya. E.1.7.10 Kerusakan pada Elemen Jembatan Terdapat beberapa kerusakan yang tidak dihubungkan dengan bahan yang dipakai kerusakan ini dihubungkan dengan elemennya. E.1.7.10.1



Kerusakan Pada Aliran Sungai 1. Endapan Lumpur yang Berlebihan Pengendapan terjadi apabila sungai atau aliran air menurun kecepatan pengalirannya dan kemudian tanah dan lumpur mengendap pada dasar sungai. 2. Sampah yang Menumpuk dan Terjadinya Hambatan Aliran Sungai Sampah dapat mengalir ke hilir atau menumpuk pada jembatan. Sampah-sampah tersebut dapat tertumpuk pada bagian pilar atau abutment dan menjadi tumpukan besar. Tumpukan besar ini dapat mengakibatkan beban lateral tambahan pada bangunan merubah aliran sungai yang mengakibatkan pengikisan. 3. Pengikisan (Scouring) Pengikasan kadang kala terjadi pada daerah di sekitar bangunan bawah oleh karena itu maka pada setiapo jembatan pengikisan ini harus diperiksa. 4. Afflux yang berlebihan Bila pembangunan jembatan dengan luas penampang yang tidak sebanding dengan luas penampang basah dari sungai (penyempitan) akibatnya air akan tertahan oleh struktur jembatan dan mengakibatkan muka air banjir bertambah tinggi.



E.1.7.10.2



Kerusakan pada Bangunan Pengaman Kerusakan ini berhubungan dengan :



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397











    E.1.7.10.3



Elemen bangunan penahan scouring yang sudah ada dan diperlukan untuk mencegah scouring yang terjadi selanjutnya. Elemen bangunan penahan scouring yang sudah ada dan diperlukan untuk mencegah scouring yang terjadi selanjutnya. Tiang fender Pengarah aliran sungai Bronjong dan bagian talud Turap baja



Kerusakan Pada Timbunan Yang dimaksud timbunan disini adalah timbunan jalan pada jembatan bukan pada tebing sungai. Kerusakan yang terjadi pada timbunan adalah :  Scouring 



E.1.7.10.4



Retak/Settlement/Penggembungan



Kerusakan Tanah Bertulang Kerusakan dari angker tanah bertulang dapat terjadi karena :  Angker baja yang putus  Kehilangan geseran antara angker pengikat dengan tanah Kerusakan tersebut akan menyebabkan penggembungan pada panel tanah bertulang.



E.1.7.10.5



Angker – Jembatan Gantung dan Jembatan Kabel Semua jembatan gantung atau jembatan kabel (cable stayed) kestabilan dari angker diperlukan untuk keamanan jembatan tersebut. Apabila angker tersebut bergerak, maka jembatan akan menlentur. Apabila pergerakan itu melebihi batas atau angker tertarik maka jembatan akan runtuh.



E.1.7.10.6



Kerusakan Pada Kepala Jembatan dan Pilar



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Kerusakan yang biasa terjadi akibat pengaruh dari luar disebabkan oleh :  Bergeser  Berputar  Menggulung Kerusakan ini dapat disebabkan oleh :  Gaya yang berlebihan  Gerusan (scouring)  Penurunan



Gambar E.70



Pergerakan akibat penurunan



Gambar E.71



Rotasi akibat gaya-gaya pada bidang longsor



Gambar E.72



Guling akibat gaya yang berlebihan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.73



E.1.7.10.7



Pergerakan pada Tembok Penahan Tanah



Kerusakan pada Landasan Penahan Gempa Landasan penahan gempa tidak terdapat pada semua jembatan, tetapi hanya pada jembatan-jembatan jenis tertentu.



E.1.7.10.8



Kerusakan pada Landasan/Perletakan Landasan tidak biasa apabila tempat apabila tempat geraknya terbatas. Bila landasan tersebut terbuat dari bahan yang kaku, maka akan menyebabkan kerusakan pada bagian yang lain. Apabila landasan tersebut tertahan oleh batu, diantara dinding kepala jembatan dan gelagar, maka pada saat terjadi gerakan, maka akan menyebabkan kerontokan pada dinding atau ujung dari gelagar.



E.1.7.10.9



Kerusakan pada Pelat dan Lantai



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Kesalahan sambungan lantai arah memanjang ini sebagian besar ditemukan pada jembatan yang mengalami pelebaran. Sambungan antara dua bagian lantai umumnya menjadi rusak karena gerakan yang tidak sama. E.1.7.10.10 Kerusakan pada pipa Drainase, Pipa Cucuran dan Drainase Lantai Pipa cucuran atau drainase yang tersumbat dapat menimbulkan :  Genangan – ini menyebabkan gangguan pada pemakai/kendaraan yang lewat  Tidak teraturnya aliran air ini akan menyebabkan erosi disekitar kepala jembatan. Tekanan yang besar dapat timbul apabila terkumpul di belakang dinding penahan tanah. Pipa drainase ditempatkan menembus dinding penahan tanah untuk mengurangi tekanan tersebut. Apabila lubang drainase tertutup/tersumbat maka tekanan air akan menyebabkan dinding penahan tanah runtuh. E.1.7.10.11 Kerusakan pada Lapisan Permukaan Bila lapisan permukaan tidak berada dalam kondisi baik, maka pembebanan pada jembatan akan bertambah dengan beban kejut/tumbuhan. 1. Permukaan yang licin Bila lapisan permukaan lantai jembatan menjadi aus atau permukaan menjadi licin, maka akan terjadi kemungkinan selip pada waktu musim hujan. Hal ini berbahaya terutama bila jalan masuk berupa tikungan terletak pada daerah harus menginjak rem. 2. Permukaan yang kasar/berlubang Permukaan yang berlubang akan menimbulkan beban kejut tambahan yang berarti pada jembatan. Sehingga kendaraan yang sedang melewati jembatan akan terguncang. 3. Retak pada Lapisan Permukaan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Retak biasanya disebabkan oleh :  Adanya perbedaan pergerakan pada bagianbagian elemen jembatan, hal tersebut biasanya sering terjadi di sekitar sambungan lantai.  Bahan/material lapisan perkerasan yang tidak memenuhi syarat atau akibat terjadinya kesalahan pelaksanaan. 4. Lapisan Permukaan yan Bergelombang Permukaan yang bergelombang terjadi jika pada bagian tertentu tertekan dan bagian yang lain terangkat. 5. Lapisan Perkerasan yang berlebihan Lapisan permukaan yang berlebihan ini terjadi karena adanya pelapisan ulang dengan tanpa mengupas lapisan perkerasan yang lama terlebih dahulu. Dengan adanya lapisan permukaan yang berlebihan tersebut maka ada suatu pertambahan beban mati yang tidak diinginkan yang dapat mengurangi beban hidup yang diijikan untuk jembatan. E.1.7.10.12 Kerusakan Pada Trotoar/Kerb Trotoar atau kerb mempunyai kerusakan yang serupa dengan lapisan permukaan jembatan, tetapi perbedaan yang utama adalah keamanan bagi pejalan kaki lebih diperhatikan dari pada beban kejut. E.1.7.10.13 Kerusakan pada Expansion Joint Joint yang tidak rata membuat pengendara tidak nyaman. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya beban tambahan akibat kejut pada lantai jembatan dan bangunan atas jika terdapat perbedaan elevasi yang cukupo besar.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Gambar E.74 Joint yang tidak sama tinggi



E.1.7.10.14 Kerusakan pada pembatas/portal Pada beberapa jembatan dapat dijumpai tanda-tanda pembatas ukuran kendaraan agar tidak menimbulkan kerusakan pada jembatan. Dalam hal pembatas ukuran lebar, kadang-kadang ini dipergunakan sebagai pembatas untuk jenis kendaraan tertentu yang diperbolehkan lewat pada jalur tersebut. Jika ditemukan pembatas jenis tersebut maka harus diperiksa tentang kecocokannya untuk jembatan tersebut. E.1.7.10.15 Kerusakan pada Rambu-rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan Bila rambu lalu lintas yang ada kaintannya dengan jembatan sudah terpasang maka harus dicatat dalam data inventarisasi. Beberapa rambu itu adalah :  Pembatasan beban  Pembatasan kecepatan  Pembatas lebar atau penutup jalur  Papan nama/nomor jembatan E.1.7.10.16 Kerusakan pada Utilitas Umumnya utilitas seperti pipa air, selokan listrik pipa minyak dan lain-lain bukan tanggungjawab dari pengelola jembatan. Meskipun demikian bila terjadi kerusakan dari utilitas yang mempengaruhi jembatan tersebut atau pemakaiannya maka harus dicatat sebagai kerusakan.



E.1.7.11 Acuan Normatif



Permen PU 17 tahun 2007, Pedoman Pelaksanaan Survei Data Titik Referensi Jalan; DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



RSNI 03-3426-2017, Cara Uji Survei Ketidakrataan Permukaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Tipe Respons; ASTM E1926 - 08(2015), Standard Practice for Computing International Roughness Index of Roads from Longitudinal Profile Measurements; ASTM E1364 - 95(2017), Standard Test Method for Measuring Road Roughness by Static Level Method; Survei Perhitungan Volume Lalu lintas Jalan (R0, Pusjatan); Pedoman Inventarisasi Lereng Jalan, Pusjatan 2018; Pedoman Inspeksi Lereng Jalan, Pusjatan 2018 Pedoman Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan (R3, Pusjatan); Pedoman No. 005-01/P/BM/2011 tentang Pedoman Pemeriksaan Jembatan; Pd.03-2018-B Cara Uji Lendutan Permukaan Jalan dengan Falling Weight Deflectometer (FWD); AASHTO 2009, Standard Practice for Calibrating the Load Cell and Deflection Sensors for A Falling Weight Deflectometer, R32; ASTM D4695 - 03(2015), Standard Guide for General Pavement Deflection Measurements; SNI-2416-2011, Cara Uji Lendutan Perkerasan Lentur dengan alat Benkelman Beam; PD 03-2016-B, Pedoman Metode Uji Lendutan Menggunakan Light Weight Deflectometer (LWD); AGAM-T001-16 Pavement Roughness Measurement Inertial_Profilometer; AGAM-T002-16 Validation Inertial Profilometer Roughness Reference Device; AGAM-T003-16 Validation Inertial Profilometer Roughness Loop Method; AGAM-S004-16 Specification for Pavement Rutting Measurement with a Laser Profilometer; AGAM-T004-16 Pavement Roughness Repeatability Bias Checks Inertial Profilometer; AGAM-T011-16 Validation Inertial Profilometer Pavement Rutting Loop Method; AGAM-T012-16 Pavement Rutting Repeatability Bias Error-Checks Inertial Profilometer; AGAM-T013-16 Pavement Surface Texture Measurement Inertial Profilometer; AGAM-T014-16 Validation Inertial Profilometer Surface Texture Reference Device Method; AGAM-T016-16 Pavement Surface Texture Repeatability Bias Error Checks Inertial Profilometer; AGAM-S002 Deflection-Falling Weight Deflectometer.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



E.1.7.12 Studi Terdahulu  Laporan Survei TA. 2018;  Laporan Survei TA. 2019;  Laporan Survei



TA.



2020.



E.1.7.13 Keluaran (Output)



Keluaran dari data Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan yang dihasilkan merupakan data yang akurat, handal dan konsisten antara lain : 1. Data Lindesk dan LRP 2. Data Profile Melintang (RNI) 3. Data Ketidakrataan Jalan ( IRI) 4. Data Kerusakan Jalan (PCI) 5. Data Kondisi Lapis Perkerasan Jalan (Lendutan) 6. Data Kondisi Lalu Lintas 7. Data Kondisi Lereng 8. Data Kondisi Jembatan Keluaran data tersebut dapat digunakan sebagai acuan pemograman, dan merupakan database pada wilayah kerja Balai



E.1.8



Permasalahan dan Pemecahan



A. Permasalahan 1. Survei Linkdesk dan Titik Referensi  Cuaca, Hujan sehingga tidak dapat menggambil dokumentasi  Ketidak cocokan data awal dengan data yang dilapangan (titik referensi) 2. Survei Ketidakrataan (IRI)  Kerusakan pada alat (Odometer)  Cuaca, Hujan sehingga tidak dapat menggambil video DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



3. Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan (Manual)  Cuaca, Hujan sehingga tidak dapat menggambil dokumentasi 4. Survei Kondisi Jalan dengan Mata Garuda  Cuaca, Hujan sehingga tidak dapat menggambil video dan laser  Kerusakan software pada saat pengambilan data secara tiba-tiba 5. Survei Kapasitas Struktur Perkerasan (lendutan) / Survei AKPJ  Cuaca (musim hujan)  Alat yang mengalami kerusakan, yang sering pompa hidrolik dengan ukuran kecil untuk mengangkat beban 40 kN  Lokasi tersebar dan tidak menerus sehingga terkendala mobilisasi alat 6. Survei Volume Lalu Lintas  Terbatasnya alat plato sehingga bisa mengalami keterlambatan pengambilan data  Survei CCTV, aliran listrik dilokasi, DVR tidak berfungsi dan instalasi CCTV 7. Survei Kondisi Lereng  Cuaca (musim hujan)  Lereng yang curam dan tidak memiliki tangga inspeksi  Jaringan Data Internet



8. Survei Kondisi Jembatan  Cuaca (musim hujan)  Beberapa lokasi tidak terdapat di BMS dan perbedaan lokasi dilapangan dan BMS  Sungai dengan bentang sungai yang lebar dan dalam  Jembatan yang tidak memiliki tangga inspeksi  Jaringan Data Internet



B. Pemecahan Masalah 1. Survei Linkdesk dan Titik Referensi  Pengambilan dokumentasi dapat dilakukan pada survey detail  Mengontrol titik referensi Pada peta kerja 2. Survei Ketidakrataan (Rouhmeter)  Memerlukan kalibrasi berulang  Melakukan survey pada kondisi cerah karena mempengaruhi nilai kondisi DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



3. Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan (Manual)  Melakukan survey pada kondisi cerah 4. Survei Kondisi Jalan dengan Mata Garuda  Melakukan survey pada kondisi cerah karena mempengaruhi nilai kondisi  Persiapan alat dilakukan pengecekan dan kalibrasi sebaik mungkin sebelum pengambilan data 5. Survei Kapasitas Struktur Perkerasan (lendutan) / Survei AKPJ  Melakukan survey pada kondisi cerah karena mempengaruhi nilai kondisi  Persiapan alat dilakukan pengecekan dan kalibrasi sebaik mungkin sebelum pengambilan data.  Pengkajian lokasi survei sebelum turun kelapangan 6. Survei Volume Lalu Lintas  Pengambilan data dapat dilakukan secara online  Persiapan alat dilakukan pengecekan dan kalibrasi sebaik mungkin sebelum pengambilan data 7. Survei Kondisi Lereng  Melakukan survey pada kondisi cerah karena mempengaruhi nilai kondisi  Pengambilan data menggunakan dokumentasi drone  Dilakukan pada lokasi yang terdapat jaringan



8. Survei Kondisi Jembatan  Melakukan survey pada kondisi cerah karena mempengaruhi nilai kondisi  Melakukan pengumpulan data sekunder dan pengkajian sebelum melakukan survey detail  Menggunakan pesawat tanpa awak (drone)  Dilakukan pada lokasi yang terdapat jaringan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.2.



PT. IRAYA KONSULTAN



PROGRAM KERJA Untuk mencapai maksud dan tujuan pelaksanaan dari pekerjaan Survei Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan maupun pelaksanaan pekerjaan konsultan, perlu disusun usulan Rencana Keselamatan Kerja Konstruksi guna mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan, yang selanjutnya akan menjadi pedoman bagi program kerja setiap personil yang terlibat. E.2.1. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/ 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum telah mengatur mengenai SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, tugas, tanggungjawab dan wewenang serta biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, namun demikian belum mengatur mengenai rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang mencakup: 1. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K); 2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); 3. Alat pelindung kerja; 4. Alat pelindung diri; 5. Asuransi dan perijinan; 6. Personil K3; 7. Fasilitas sarana kesehatan; 8. Rambu- rambu; dan 9. Lain- lain terkait pengendalian risiko K3, Adapun rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi sebagai berikut : 1) Penyiapan RK3K terdiri atas: a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir; b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP); 2) Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas: a. Induksi K3 (Safety Induction);



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



b. Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting); c. Pelatihan K3; d. Simulasi K3; e. Spanduk (banner); f. Poster; g. Papan Informasi K3. 3) Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas: a. Jaring Pengaman (Safety Net); b. Tali Keselamatan (Life Line); c. Penahan Jatuh (Safety Deck); d. Pagar Pengaman (Guard Railling); e. Pembatas Area (Restricted Area). 4) Alat Pelindung Diri Terdiri Atas: a. Topi Pelindung (Safety Helmet); b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); c. Tameng Muka (Face Shield); d. Masker Selam (Breathing Apparatus); e. Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff); f Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker); g. Sarung Tangan (Safety Gloves); h. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); i. Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness); j. Jaket Pelampung (Life Vest); k. Rompi Keselamatan (Safety Vest); I. Celemek (Apron/ Coveralls); m.Pelindung Jatuh (Fall Arrester); 5) Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas : a. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Ke rja; b. Surat Ijin Kelaikan Alat; c. Surat Ijin Operator; d. Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3); 6) Personil K3 terdiri atas : a. Ahli K3 dan/atau Petugas K3; b. Petugas Tanggap Darurat; c. Petugas P3K; d. Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman); e. Petugas Medis. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



7) Fasilitas sarana kesehatan; a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll) b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan, Tensi Meter, dll); c. Peralatan Pengasapan (Fogging); d. Obat Pengasapan. 8) Rambu - Rambu Terdiri Atas : a. Rambu Petunjuk; b. Rambu Larangan; c. Rambu Peringatan; d. Rambu Kewajiban; e. Rambu Informasi; f. Rambu Pekerjaan Sementara; g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick); h. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone); i. Lampu Putar (Rotary Lamp); J. Lampu Selang Lalu Lintas. 9) Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); b. Sirine; c. Bendera K3; d. Jalur Evakuasi (Escape Route); e. Lampu Darurat (Emergency Lamp); f. Program Inspeksi Dan Audit Internal; g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.



E.2.2. Tahap Pelaksanaan Survei Lapangan 1. Survei Inventori Jalan Survei ini menckup beberapa survei antara lain Survei Deskripsi Ruas Jalan (link description) dan Titik referensi Lokasi (Location Reference Point) Survei Inventori Penampang Melintang Jalan Survei Inventori Drainase Survei Inventori Konstruksi/Pemeliharaan jalan a) Survei Deskripsi Ruas (link description) dan Titik Referensi



Lokasi (LRP) DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Semua lokasi LRP harus ditetapkan, dan umumnya patok Km dapat ditetapkan sebagai LRP Utama (Primary LRP) atau, bila patok Km hilang, obyek-obyek tetap lainnya seperti jembatan dapat ditetapkan sebagai LRP Tingkat II (Secondary LRP). Jarak antar LRP harus diukur dengan tingkat ketelitian 0,1% panjang pengukuran dan koordinat setiap lokasi LRP diukur dengan GPS (longitude/latitude). Semua LRP harus diberi tanda yang jelas dan ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat oleh tim survei berikutnya. Arah pergerakan dan jumlah LRP harus bertambah/semakin besar sejalan dengan jumlah patok Km (chainage) yang dijalani. Bila patok Km tidak dijumpai, LRP ditetapkan sebagai pertambahan jarak dari titik awal hingga titik akhir ruas jalan. Untuk penyimpanan dalam geo-database Bina marga, semua data yang dikumpulkan harus diikat menggunakan Location Referencing System (LRS) berikut: - Nomor ruas - Referensi jarak (chainage/jarak dari titik awal ruas) - Koordinat GPS b) Survei Inventori Penampang Melintang Jalan Pengumpulan data inventori dapat dilakukan dengan menggunakan gambar video atau pencatatan electronic secara manual untuk mencatat keberadaan dan lokasi setiap jenis obyek yang ada, seperti i) Lebar perkerasan, bahu dan ambang pengaman diukur dengan ketelitian hingga 10 cm pada awal ruas dan direkam. Jenis perkerasan dan bahu juga harus direkam. ii) Observasi pada lebar setiap bagian penampang melintang dapat dilakukan melalui gambar video atau dilakukan secara jalan kaki bila diperlukan. Setiap ada perubahan pada setiap elemen, lebar setiap elemen pada penampang melintang diukur kembali dan direkam, termasuk chainage lokasi adanya perubahan. iii) Bila tidak ada perubahan pada setiap elemen penampang melintang, observasi dapat dilanjutkan hingga akhir ruas jalan



c) Survei Inventori Drainase



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



observasi terhadap drainase dapat dilakukan melalui gambar video atau dengan berjalan kaki bila perlu: Hal lain yang perlu dilakukan untuk : a) Lebar saluran dan jaraknya dari sumbu jalan diukur hingga ketelitian 10 cm pada awal ruas jalan dan direkam. Jenis saluran juga direkam. b) Setiap ada perubahan pada lebar atau jenis saluran, lebar atau jenis saluran yang baru harus diukur kembali dan direkam, termasuk chainage lokasi adanya perubahan. Survei Inventori Konstruksi/Pemeliharaan jalan



d) Survei Inventori Konstruksi/Pemeliharaan jalan Survei inventori kontruksi dapat dilakukan dengan dokumentasi dan pengumpulan data sekunder tentang histori penanganan yang ada. Cara ini dapat dilakukan dengan melakukan survey lapangan



2. Survei Ketidakrataan Jalan Survei profil jalan dibagi dalam dua jenis survei, yaitu  survei profil memanjang (roughness - ketidakrataan) jalan dan 



survei profil melintang jalan (rutting - alur)



a) Survei Profil Memanjang (Roughness - Ketidakrataan) Jalan Sebelum pekerjaan survei pengumpulan data, peralatan yang akan digunakan harus diperiksa untuk memastikan peralatan tersebut telah dikalibrasi dan sertifikat/berita acara validasinya masih berlaku. Setiap hari, sebelum memulai atau setelah melaksanakan survei, harus dilakukan prosedur validasi operasional yang sering disebut dengan “the bounce test” untuk memastikan peralatan berfungsi dengan baik. Dalam melaksanakan pengumpulan data, beberapa hal berikut harus dilaksanakan: • Operator, dalam mengoperasikan peralatan, harus mengikuti instruksi pabrik pembuatnya (mengacu pada manual yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya) • Kendaraan dijalankan pada lajur yang umum dilalui. • Selama survei kendaraan harus dijalankan secara baik, tanpa percepatan atau perlambatan yang mendadak, dan harus selalu



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



diusahakan agar kendaraan dijalankan pada kisaran kecepatan yang disarankan oleh pabrik pembuatnya. • Data yang dikumpulkan harus diikat dengan system refernsi yang ditetapkan sebelumnya, lokasi setiap titik referensi yang diukur harus dicatat dan dilaporkan. Titik awal survei harus ditetapkan sebelum survei dimulai. • mengikuti petunjuk pada manual pengoperasian yang diterbitkan pabrik



pembuatnya,



mengukur



ketidakrataan



pada



lajur



roda



sepanjang lajur lalu lintas yang dikukur, menjalankan kendaraan pada kecepatan yang konstan, • Pengukuran



harus



dihentikan



bila



kondisi



pekerjaan



sulit



dikendalikan, misalnya dalam mempertahankan pengukuran pada lajur roda



dan/atau



dalam



mempertahankan



kecepatan



operasional



kendaraan pada rentang kecepatan yang ditetapkan; sehingga hasil pengukuran dianggap tidak valid • Tidak boleh menghindari kerusakan jalan yang ada, kecuali bila dapat menimbulkan kerusakan pada alat atau ancaman keselamatan. • Pengukuran tidak boleh dilakukan ketika hujan atau permukaan jalan yang basah. Bila terdapat permukaan yang basah setempat, harus dicatat dan dilaporkan. Bila memungkinkan, pengukuran ulang pada bagian jalan tersebut harus dijadwalkan. • Harus



mencatat



dan



melaporkan



factor-faktor



yang



dapat



mempengaruhi proses dan hasil pengukuran ketidakrataan jalan, antara lain: • Menyimpang dari lajur yang diukur • Kecepatan tidak sesuai dengan kisaran kcepatan yang ditetapkan, terutama pada kecepatan sangat rendah • Hentakan pada saat percepatan/perlambatan/berbelok • Geometric jalan yang berkelok-kelok dan naik turun • Abutments/expansion joints pada jembatan • Lantai jembatan kayu • Perlintasan dengan rel kereta api • Lumpur, sampah di permukaan jalan. b) Survei Profil Melintang Jalan (Rutting - Alur) Prosedur survei pengumpulan data alur yang menggunakan alat profilometer laser sama seperti prosedur survei pengumpulan data ketidakrataan IRI (profil memanjang). DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



3. Survei Kondisi Perkerasan Jalan Penilaian kondisi perkerasan dilakukan untuk setiap lajur jalan, dengan arah pengukuran 2 arah. Metoda penilaian kondisi perkerasan secara manual ini mencakup perekaman data gambar berkoordinat dan penilaian kondisi perkerasan dari gambar. Penilaian kondisi dapat dilakukan di kantor. Survei dengan metoda ini lebih disarankan dibandingkan dengan metoda survei dengan penilaian langsung di lapangan, karena: 1. Keselamatan – kendaraan survei dijalankan dengan kecepatan normal, tidak memerlukan manajemen lalu lintas, dan petugas survei tidak terpapar langsung dengan lalu-lintas maupun cuaca. 2. Cepat – perekaman data gambar di lapangan umumnya dapat mencapai 100 lajur km per hari dan penilaian per operator umumnya sekitar 30 km per hari 3. Sumberdaya – lebih banyak petugas penilai dapat ditugaskan untuk menilai kondisi dari gambar yang direkam 4. Dapat diperiksa – gambar-gambar yang digunakan, dan penilaian kondisi dapat diperiksa (di audit) setiap saat untuk memeriksa konsistensi antar petugas penilai dan mutu penilaian. Semua



data



gambar



harus



memiliki



koordinat



berdasarkan



pengukuran GPS, dan harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:  Survei hanya dilakukan pada saat cuaca cerah, dan permukaan jalan kering  Gambar harus jelas dan tidak terganggu karena adanya debu, butir air, serangga atau benda lainnya pada lensa kamera  Ketika merekam data, kendaraan survei tidak boleh berjalan menghadap sinar matahari,  Bayangan yang tampak pada gambar tidak boleh mengurangi mutu data gambar. Penilaian Kondisi Perkerasan Kondisi perkerasan dinilai dari data gambar menggunakan perangkat lunak yang sesuai dan data dicatat dengan format yang ditetapkan. Sistem masukan data harus mencakup jenis kerusakan, lokasi DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



kerusakan (chainage, latitude, dan longitude), sebaran kerusakan, dan tingkat keparahan kerusakan; serta mencatat waktu dan tanggal pengambilan data gambar, waktu dan tanggal penilaian dilakukan, dan nama petugas penilai. Disarankan menggunakan drop-down menu, atau sejenisnya, untuk mempercepat dan memudahkan pencatatan datanya. Setiap bingkai data gambar harus dinilai, sehingga terbentuk data kondisi yang menerus untuk setiap ruas jalan, sehingga cakupan penilaian kondisi mencakup 100% ruas jalan/jaringan jalan.



a) Survei Kerusakan pada Perkerasan Jalan Aspal Beberapa jenis dan tipe kerusakan yang biasa ditemukan pada perkersana jalan aspal 1) Fatigue (Allligator) Cracking 2) Bleeding 3) Block Cracking 4) Corugation dan Shoving (Renjul dan Terdorong) 5) Depression (Melendut) 6) Joint Reflection Cracking 7) Longitudinal Cracking 8) Patching (Tambalan) 9) Potholes (Berlubang)



10) Raveling (Pelepasan Butir) 11) Rutting (Beralur) 12) Slippage Cracking (Retak Bergeser) 13) Stripping 14) Transverse (Thermal) Cracking 15) Water Bleeding / Pumping b) Jenis dan Tipe Kerusakan Perkerasan Jalan beton



1) Shinkage Cracking 2) Pumping 3) Retak Tepi



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



4. Survey Kekuatan Struktur Perkerasan



1) Pengujian dengan Benkleman Beam (BB) – sesuai dengan SNI-24162011, Cara Uji Lendutan Perkerasan Lentur dengan alat Benkelman Beam, untuk perkerasan lentur 2) Pengujian dengan Light Weight Deflectometer (LWD) – sesuai dengan PD 03-2016-B, Pedoman metode uji lendutan menggunakan Light Weight Deflectometer (LWD), untuk perkerasan lentur 3) Pengujian dengan Falling Weight Deflectometer (FWD) – sesuai dengan. Pd.03-2018-B Cara Uji Lendutan Permukaan Jalan dengan Falling Weight Deflectometer (FWD). untuk perkerasan lentur, kaku, atau komposit Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengujian antara lain : a. Penyimpangan dari lajur yang diuji, atau lokasi uji yang ditetapkan b. Penyimpangan dari target tingkat pembebanan c. Lokasi uji tidak mewakili perkerasan disekitarnya, misalnya: terletak di atas gorong-gorong, di atas lantai jembatan, perlintasan rel KA, dsb d. Adanya benda asing di atas perkerasan setempat, misalnya lumpur, sampah, dsb e. Permukaan perkerasan yang tidak rata sehingga posisi beban dan sensor lendutan tidak rata. 5. Survey Lalu Lintas Metode survei 1. Metode manual, yang terdiri atas: a) Perhitungan dan pencacahan volume lalu lintas langsung di lapangan (in situ): a. Dilakukan oleh surveyor. b. Dilakukan berdasarkan arah lalu lintas, lajur lalu lintas dan jenis kendaraan. b) Perhitungan dan pencacahan volume lalu lintas tidak langsung (off situ): a. Menggunakan kamera perekam di luar Rumaja dengan sudut dan ketinggian



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



tertentu untuk dapat mengidentifikasi citra kondisi lalu lintas secara jelas. b. Dilakukan dengan memutar ulang citra hasil rekaman di laboratorium berdasarkan arah lalu lintas, lajur lalu lintas dan jenis kendaraan. 6. Survey Jembatan Metode survei yang digunakan menggunakan Invi-J dengan mengacu kepada Pedoman No. 005-01/P/BM/2011 tentang Pedoman Pemeriksaan Jembatan. Survei inventaris – mencakup: 1. data administrasi, 2. jenis lintasan dan geometri, 3. data bentang, jenis komponen, data material, dan data kondisi komponen, 4. lokasi, panjang, jenis konstruksi setiap bentang, 5. koordinat awal & akhir jembatan, yang diambil pada abutmen-1 dan abutmen-2 (kepala jembatan). Survei detail – untuk mengetahui lokasi dan kondisi jembatan dan elemennya untuk strategi penanganan setiap individual jembatan dan membuat prioritas jembatan sesuai jenis penanganannya. Survei inventaris dan survei detail jembatan dilakukan pada:  Seluruh jembatan, gorong-gorong, lintas atas (fly-over, overpass) dan lintas bawah (underpass).  Jembatan khusus.  Jembatan baru dan lintasan basah.  Jembatan lama dan gorong-gorong lama yang belum masuk kedalam basis data.  Jembatan dengan kondisi daerah aliran sungai yang membahayakan. 7. Survei Kondisi Lereng Lokasi survei lereng diharapkan pada pedoman inventarisasi lereng jalan dengan metode berurut sehingga tidak menganggu penomoran pada lereng DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



1) Survei Inventarisasi Lereng Jalan • Survei Inventarisasi lereng jalan meliputi lereng alam, lereng buatan yaitu lereng galian atau timbunan serta lereng alam dan buatan yang berpotensi longsor. • Survei inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng jalan yang belum dilakukan pendataan dan belum direkam dalam basis data lereng. • Survei inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng jalan dengan tinggi lebih dari 5 m, kecuali jika lereng terkait berdasarkan pengamatan secara visual mengalami keruntuhan serta lereng yang telah menunjukan adanya gejala kerunturahn (crown, retak, erosi, dll) yang berdampak terhadap terganggunya fungsi jalan baik yang telah ditanggulangi maupun belum. • Survei inventarisasi lereng jalan dilakukan dengan Cara pengumpulan data lereng jalan yang meliputi administrasi, geometrik, geologi material penyusun lereng, serta seluruh data visual yang terdapat pada lereng tersebut. • Pelaksanaan inventarisasi menggunakan formulir atau formulir aplikasi Sistem Manajemen Lereng Jalan yang ditunjang oleh beberapa peralatan. 2) Survei Inspeksi Lereng Jalan • Survei Inspeksi lereng jalan terdiri dari inspeksi berkala awal/inspeksi berkala (tidak termasuk inspeksi khusus) sesuai frekuensi tingkat risiko lereng jalan tersebut. • Survei Inspeksi lereng jalan awal dilakukan segera setelah inventarisasi lereng jalan, yaitu inspeksi berkala awal lereng jalan. • Survei Inspeksi dilakukan secara visual terhadap daerah lereng untuk deteksi dini kelainan atau gejala-gejala abnormal pada lereng jalan. • Survei Inspeksi lereng jalan dilakukan dengan pengukuranpengukuran untuk memastikan bahwa lereng tidak mengalami



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



penurunan kondisi kemantapan, mengindentifikasi lereng yang kategori risikonya perlu ditingkatkan, menilai kondisi/kinerja lereng. • Survei Inspeksi khusus dilakukan berdasarkan kriteria yang diatur dalam Pedoman Survei Inspeksi Lereng (Pusjatan 2018). 3) Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan Penyedia Jasa melakukan penilaian tingkat risiko suatu lereng jalan yang diklasifikasikan dalam empat tingkat risiko, yaitu risiko sangat tinggi, risiko tinggi, risiko sedang dan risiko rendah. Penilaian tingkat resiko didasarkan pedoman Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan, Pusjatan, dari hasil Inslope. 4) Rekomedasi Identifikasi Pemeliharaan Lereng Jalan Penyedia Jasa memberikan rekomendasi pemeliharaan lereng jalan yaitu pemilihan tindakan yang diperlukan berdasarkan penilaian tingkat risiko lereng jalan dari hasil Inslope.



E.2.3. Tahap Pengumpulan Data Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Tahap ini dilakukan dengan penyusunan rencana sehingga diperoleh efisiensi serta efektifitas waktu dan pekerjaan. Tahap ini juga dilakukan pengamatan pendahuluan agar didapat gambaran umum dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di lapangan. Tahap persiapan ini meliputi : 1) Studi pustaka terhadap materi untuk proses evaluasi dan survei. 2) Mendata instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber data. 3) Menentukan kebutuhan data, yaitu pengambilan data di lapangan dengan penempatan pensurvai di lokasi yang ditinjau. 4) Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan data - data dari lapangan atau ruas yang akan dijadikan bahan penelitian dan keterangan dari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan - masukan dari dosen pembimbing. Data-data yang digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan jalan yaitu berupa data panjang, lebar, luasan, serta kedalaman tiap jenis kerusakan yang terjadi. Adapun peralatan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam survey ini meliputi :  Alat tulis, digunakan untuk menulis berupa ball point, pensil dan lain-lain.  Meteran, digunakan mengukur lebar kerusakan dan lebar penampang jalan.  Kamera, di gunakan untuk dokumentasi selama penelitian. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



 



PT. IRAYA KONSULTAN



Cat semprot, digunakan untuk menandai jarak per kerusakan. Motor, menggunakan motor karena berguna untuk mengukur jarak.



Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam proses pelaksanaan evaluasi dan perencanaan yang sangat penting, karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan rangkaian penentuan alternatif pemecahan masalah yang diambil. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mencari keterangan yang bersifat primer maupun sekunder yang nantinya dipakai sebagai bahan penelitian 1. Data Primer Jenis kerusakan dan Dimensi kerusakan jalan didapat dengan melakukan survei. Peralatan yang digunakan adalah meteran, kertas, alat tulis, formulir survei dan kamera. Pengukuran dan dokumentasi setelah pasca rehabilitasi sesuai tahun 2018. Peralatan yang digunakan adalah meteran, kertas, alat tulis, formulir survei dan kamera. Data primer diperoleh melalui pengamatan data survei di lapangan, adapun data yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Data Geometrik jalan, lereng dan jembatan. b. Pengukuran Jenis kerusakan dan Dimensi kerusakan jalan, lereng dan jembatan. c. Data Hasil dari survei lapangan d. Pencatatan lokasi terjadinya kerusakan 2. Data Sekunder Data sekunder ini merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait, dalam hal ini adalah Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV Palu. Data-data yang di perlukan adalah sebagai berikut : a. Peta ruas jalan dan jembatan b. Data struktur perkerasan yang ada; c. Data Geometrik jalan dan jembatan d. Jenis jalan, lereng dan jembatan E.2.4. Tahap Pembuatan Laporan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah untuk menunjang dari pelaksanaan pekerjaan Survai Kondisi Jalan, lereng dan jembatan ditinjau dari segi administrasi proyek. Tahap ini mempersiapkan dan membuat laporanlaporan antara lain ; Laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan, dan laporan Akhir. Laporan-laporan ini sudah meng-cover semua kegiatan pelaksanaan yang berjalan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja. Dari hasil seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik jalan dan jembatan DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



ini dirangkum dalam bentuk laporan, maka konsultan akan menyiapkan dan menyerahkan laporan kepada Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV Palu Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sulawesi Tengah. E.2.3.1 Laporan Pendahuluan a. Rencana Mutu Kontrak (RMK) RMK harus dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK. b. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya mencakup : 1) Peralatan yang akan digunakan; 2) Sertifikat kalibrasi dan metodologi validasi; 3) Daftar pendek seksi jalan untuk validasi; 4) Metodologi Survei; 5) Sumber daya dan jadwal; 6) Laporan Pendahuluan akan memperbaiki metodologi yang diusulkan sesuai dengan kondisi lapangan. Laporan Pendahuluan harus dibahas dan diserahkan selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku laporan. E.2.3.2 Laporan Bulanan/Progress Laporan ini memuat outline progress yang telah dicapai dan memberikan pemutakhiran program pada tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 (lima) setiap bulannya. Laporan progress sekurang-kurangnya mencakup : a. Ruas jalan yang di Survei pada bulan tersebut; b. Kerusakan pada peralatan Survei atau kendaraan, termasuk prosedur untuk menjamin kualitas data setelah perbaikan; c. Rincian pada validasi Survei on-going yang selesai pada bulan tersebut; d. Quality Control, Quality Assurance dan Quality Management Plan; e. Progress secara keseluruhan termasuk bar chart dll.  Laporan Hasil Survei Semester 1  Laporan Hasil Survei Semester 2 E.2.3.3 Laporan Akhir



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Laporan Akhir harus memuat ringkasan keseluruhan pekerjaan termasuk : a. Rincian pelaksanaan kalibrasi dan validasi; b. Survei lapangan dan backup data dan arsip yang diambil; c. Statistik Survei secara keseluruhan termasuk waktu-waktu terjadi kerusakan; d. Permasalahan utama dan isu yang dihadapi dan tindakan yang diambil; e. Statistik data seperti panjang Survei harian dalam bentuk bar chart; f. Pembelajaran yang diambil dan rekomendasi untuk pelaksaaan pengumpulan data ke depan. Laporan ini dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku laporan. Selain laporan-laporan tersebut di atas yang berupa buku (hard copy), Penyedia Jasa juga harus mengunggah laporannya ke dalam e-dokumen PUPR. Dokumentasi berupa foto-foto dan video imagine selama kegiatan urvei juga dikumpulkan dalam Hard Disk eksternal berkapasitas 2 Tera masing-masing Provinsi.



Dari hasil pembahasan pendekatan dan metodologi diatas maka guna mencapai persyaratan yang di inginkan di dalam KAK PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN NO



Waktu Survey Validasi & Verifikasi Jumlah Waktu (Bulan) (Bulan) (Bulan)



Uraian Kegiatan



MARET 1



SEMESTER I (sampai dengan akhir Juli) 1 Mobilisasi/ Demobilisasi



2



3



APRIL 4



1



2



3



MEI 4



1



2



3



TAHUN ANGGARAN 2021 JULI AGUSTUS



JUNI 4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



SEPTEMBER 4



1



2



3



4



OKTOBER 1



2



3



NOVEMBER 4



1



2



3



4



DESEMBER 1



2



3



4



KETERANGAN 300 Hari Kalender 6 Maret 2021 s/d 31 desember 2021



Mobilisasi Demobilisasi 2 Survei Apresiasi Lapangan (Pendahuluan) = 1745,92 KM Survey Lapangan Peng. Data Sekunder



50 Km/ Hari/Tim



Materi/ Teori Pelatihan Lapangan



3 Hari 4 Hari



3 Training/ Pelatihan



4 Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Analisis Kajian Laporan 5 Kalibrasi & Validasi Alat (Magaru/ APKJ) Kalibrasi Validasi Data Upload Data 6 Survai Ketidakrataan, Inventarisasi dan Kondisi Jalan (Manual) = 200,766 KM Survey Lindesk & LRP Survei Penampang Melintang Jalan



50 Km/ Hari/Tim 8 Km/Hari/ Tim 8 Km/Hari/ Tim 8 Km/Hari/ Tim



Survei Inventori Drainase Survei Inventori Konstruksi/Pemeliharaan jalan 7 Survai Ketidakrataan, Inventarisasi dan Kondisi Jalan (Alat Magaru) = 3543,56 KM Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 8 Survei Ketidakrataan (Alat Roughometer) = 787,86 KM Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 9 Survei Perkerasan Jalan (Lendutan) = 1.000 titik Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 10 Survei Kondisi Lereng (Sebagian) = 75 Titik Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 11 Survei Kondisi Jembatan = 1041Jembatan / Bangunan Pelintas/ Gorong' = 15145 Bangunan Pelintas dan Gorong2 Survey Jembatan Survey B. Pelintas/ Gorong2 Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data SEMESTER II (sampai dengan akhir November) 1 Survai Ketidakrataan (Alat Magaru) = 3543,56 KM Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 2 Survei Ketidakrataan (Alat Roughometer) = 787,86 KM Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 3 Survei Kondisi Lereng (Sebagian) = 75 Titik Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data dan Analisis Data Upload Data 4 Survei Lalu Lintas (7 x 24 jam) = 80 ruas jalan) Survey Lapangan Olah Data Evaluasi Data Upload Data Validasi dan Verifikasi Mutu Data Validasi Data (Audit oleh Pengguna Jasa) Verifikasi Data (Audit oleh Direktorat) Audit oleh Direktorat Manual dan Rencana 1 Rencana Manajemen Lalu lIntas DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS 2 Rencana Mutu Kontrak 3 RMK3L PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Data dan Laporan 2 2 Laporan Pendahuluan 3 Laporan Kemajuan Bulanan (Progress) 4 Laporan Hasil Survey



100 km/ Hari 4 km/hari/ orang (IRI, RNI, PCI)



100 km/ Hari 4 km/hari/ orang



35 Titik/ Hari



Termasuk Bangunan Pelintas 15 Jbt/ hr/Tim 25 Bangunan/ hr/Tim



100 km/ Hari 100 km/hari/ orang (IRI)



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.3.



PT. IRAYA KONSULTAN



ORGANISASI DAN PERSONIL E.3.1.



Organisasi Organisasi pelaksanaan pekerjaan sangat berperan penting dalam pelaksanaan pekerjaan Survei Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan Konsultan harus bekerjasama sepenuhnya dengan Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV Palu Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sulawesi Tengah, dalam melaksanakan survei jalan, lereng dan jembatan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kebijakan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Dalam Kerangka Acuan Tugas tidak tercantum gambaran struktur organisasi pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini, baik struktur organisasi Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV Palu Unit Layanan Pengadaan Provinsi Sulawesi Tengah, maupun struktur organisasi yang menunjukan hubungan kerja (koordinasi) antara kedua institusi tersebut dengan institusi terkait lainnya. Hal ini sebenarnya cukup penting untuk mendapatkan gambaran tentang sistem operasional pekerjaan ini. Sebagaimana dapat dipaparkan pada Struktur Organisasi Konsultan seperti disajikan pada Gambar - E.82



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



E.3.2.



Personil



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Tenaga yang digunakan konsultan dalam pekerjaan Survei Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut : a. 1) 2) 3) 4)



5)



6)



7) 8)



Ketua Tim Ahli Geodesi Ahli Teknik Jalan Muda Ahli Teknik Jembatan  Ahli Jembatan Madya (Office)  Ahli Jembatan Muda 1 (Lapangan)  Ahli Jembatan Muda 2 (Lapangan) Ahli Geoteknik  Ahli Geoteknik Madya (Office)  Ahli Geoteknik Muda 1 (Lapangan)  Ahli Geoteknik Muda 2 (Lpaangan) Ahli Geologi  Ahli Geologi Muda 1 (Lapangan)  Ahli Geologi Muda 2 (Lapangan) Ahli Teknik Lalu Lintas Ahli K3 Konstruksi Muda



: : :



Tenaga Ahli 1 orang 1 orang 1 orang



: : :



1 orang 1 orang 1 orang



: : :



1 orang 1 orang 1 orang



: : : :



1 orang 1 orang 1 orang 1 orang



b. Asisten Tenaga Ahli 1) Ass. Tenaga Ahli Teknik Jalan (Office) 2) Ass. Tenaga Ahli Teknik Jalan Lapangan (Operator Magaru) 3) Ass. Tenaga Ahli Teknik Jalan Lapangan (Operator Roughmeter) 4) Ass. Tenaga Ahli Teknik Jalan Lapangan (Survey Manual) 5) Ass. Tenaga Ahli Teknik Jalan Lapangan (Operator BB/ APKJ) 6) Ass. Tenaga Ahli Jalan (Office) 7) Ass. Ahli Geodesi/ Geoformatika/ GIS 8) Ass. Tenaga Ahli Jalan Pengolah Data 9) Ass. Tenaga Ahli Lalulintas Pengolah Data 10) Ass. Tenaga Ahli Jembatan 11) Ass. Tenaga Ahli Geoteknik Lapangan c. Tenaga Pendukung 1) Surveyor/ Tenaga Pendukung 2) Analis Data 3) Opertor Komputer 4) Sekretaris 5) Office Boy



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



6) Supir



E.3.2.1 Tenaga Ahli Profesional Tenaga ahli yang dibutuhkan dibuktikan dengan sertifikat keahlian dari Asosiasi Profesi yang diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Adapun tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah : E.3.2.1.1



Ketua Tim (Team Leader) Disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata dua (S2) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 3 (tiga) tahun. Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai, serta bertanggung jawab penuh terhadap produk yang dihasilkan.



E.3.2.1.2



Ahli Geodesi Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geodesi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Geodesi (pengalaman profesi Ahli Muda 3 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 5 tahun. Tugasnya adalah : 1) Mempersiapkan posisi geografis titik referensi untuk setiap survei jalan dan jembatan;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



2) Mempersiapkan tabel data geografis: 3) Mempersiapkan platform basis data berbasis Geografis sesuai sistem manajemen data yang dipergunakan pengguna jasa 4) Mempersiapkan tampilan antar muka untuk menampilkan informasi.



E.3.2.1.3



Ahli Teknik Jalan Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jalan (pengalaman profesi Ahli Muda 3 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 5 tahun. Tugasnya adalah : 1. Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survei khusunya terkait dengan pengumpulan data ketidakrataan (IRI), kondisi, drainase, dan Lendutan ; 2. Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri 3. Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait survei Ketidakrataan dan Lendutan 4. Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan;



E.3.2.1.4



Ahli Teknik Jembatan E.3.2.1.4.1



Ahli Jembatan Madya Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Jembatan (pengalaman profesi 1 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 7 tahun.



E.3.2.1.4.2



Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai, serta bertanggung jawab penuh terhadap produk yang dihasilkan. Ahli Jembatan Muda Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jembatan (pengalaman profesi Ahli Muda 2 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja minimal selama 5 tahun. Tugasnya adalah: 1) Membantu mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait Inspeksi Jembatan 2) Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data tim lapangan 3) Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan



E.3.2.1.5



Ahli Geoteknik E.3.2.1.7.1



Ahli Geoteknik Madya Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal lulusan program pendidikan Sarjana (S-1) jurusan Teknik Sipil universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



telah diakreditasi, memiliki pengalaman 5 tahun dalam desain jalan, memiliki sertifikat keahlian Madya (pengalaman 1 tahun) bidang geoteknik. Tugasnya adalah : 1) Mengkoordinir kegiatan sistem manajemen lereng; 2) Memberikan pengarahan dan bimbingan teknis personil survei: 3) Melakukan koordinasi dengan P2JN/BBPJN/BPJN; 4) Validasi hasil inventarisasi, inspeksi berkala, analisis risiko dan mitigasi risiko lereng jalan. 5) Melakukan penilaian tingkat risiko lereng jalan berdasarkan pemeringkatan nilai bahaya dan konsekuensi lereng jalan yang telah disurvey; 6) Membuat peta tingkat risiko lereng jalan; 7) Menyusun pelaporan; E.3.2.1.7.2



Ahli Geoteknik Muda Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal lulusan program pendidikan Sarjana (S-1) jurusan Teknik Sipil universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, memiliki pengalaman 3 tahun dalam desain jalan, memiliki sertifikat keahlian Muda (pengalaman 1 tahun) bidang geoteknik. Tugasnya adalah : 1) Validasi hasil inventarisasi, inspeksi berkala, analisis risiko dan mitigasi risiko lereng jalan. 2) Melakukan penilaian tingkat risiko lereng jalan berdasarkan pemeringkatan nilai bahaya dan konsekuensi lereng jalan yang telah disurvey; 3) Membuat peta tingkat risiko lereng jalan; 4) Menyusun pelaporan;



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.3.2.1.6



Ahli Teknik Lalulintas Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jalan (pengalaman profesi Ahli Muda 3 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 5 tahun. Tugasnya adalah : 1) Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan pengumpulan data volume lalu lintas ; 2) Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri: 3) Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait survei volume lalu lintas 4) Melakukan identifikasi lokasi dan penentuan untuk pemasangan alat survei lalu lintas; 5) Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan;



E.3.2.2 Tenaga Ahli Lapangan E.3.2.2.1



Ahli Jembatan Muda Lapangan Ahli Jembatan Muda Lapangan (1 orang/tim survey lapangan) Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jembatan (pengalaman profesi Ahli Muda 1 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki pengalaman kerja minimal selama 3 tahun.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



PT. IRAYA KONSULTAN



Tugasnya adalah : 1) Melakukan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan Inspeksi Jembatan; 2) Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait Inspeksi Jembatan 3) Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri 4) Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan. E.3.2.2.2



Ahli Geoteknik Muda Lapangan Ahli Geoteknik Muda Lapangan (1 orang/Tim survey lapangan) Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil atau seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geologi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, mempunyai pengalaman 3 tahun dalam desain jalan. Untuk Tenaga Ahli Jurusan Sipil harus memiliki sertifikat keahlian Muda (pengalaman 1 tahun) bidang geoteknik dan Tenaga Ahli Jurusan Geologi. Tugasnya adalah : 1) Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan serta fomulir survei; 2) Memberikan pengarahan pada asisten pelaksana inventarisasi dan inspeksi berkala: 3) Melakukan koordinasi lapangan; 4) Melakukan prosedur inventarisasi lereng jalandimulai dengan penentuan lokasi inventarisasi, pengumpulan dan pengkajian data sekunder, persiapan alat, pelaksanaan dan pengisian formulir inventarisasi. Selanjutnya, pelaksanaan inventarisasi lereng jalan di lokasi meliputi : pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas dan kerucut lalu lintas, penandaan lokasi dengan GPS, pendataan tapak umum, pendataan geometrik lereng jalan, pendataan lereng jalan, pendataan bangunan rekayasa lereng jalan, pendataan jika lokasi lereng terjadi



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



keruntuhan, pendataan badan dan bahu jalan, pendataan drainase, pendataan instrumentasi eksisting, pengambilan foto, penggambaran sketsa dan direkam dalam basis data lereng jalan dengan diakhiri pelaporan. Melakukan prosedur inspeksi lereng jalan berkala, dimulai dengan penentuan lokasi inspeksi, pengumpulan dan pengkajian data sekunder, persiapan alat dan direkam dalam basis data lereng jalan dengan diakhiri pelaporan.



E.3.2.3 Asisten Tenaga Ahli E.3.2.3.1



Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan Office Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.



E.3.2.3.2



Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan Lapangan (Survey Magaru) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.



E.3.2.3.3



Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey APKJ) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



E.3.2.3.4



PT. IRAYA KONSULTAN



Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan Lapangan (Survey Roughmeter) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 2 orang. Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey PCI Manual) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.



E.3.2.3.5



E.3.2.3.6



Asisten Tenaga Ahli Lalulintas (Office) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 1 orang. Asisten Tenaga Ahli Lalulintas Lapangan (Survey Lalulintas 7 x 24 Jam) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.



E.3.2.3.7



Asisten Tenaga Ahli Lalulintas Pengolah Data (Office) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 1 orang.



E.3.2.3.8



Asisten Tenaga Ahli Jembatan



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



PT. IRAYA KONSULTAN



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397



Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing tenaga ahli adalah maksimal 1 orang. E.3.2.3.9



Asisten Tenaga Ahli Geoteknik Lapangan (Survey Lereng) Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing dibantu tenaga asisten minimal Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geologi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, mempunyai pengalaman satu tahun dalam desain jalan.



E.3.2.4 Tenaga Pendukung Selain tenaga-tenaga tersebut di atas, juga diperlukan tenaga-tenaga pendukung/tenaga lainnya seperti surveyor, teknisi, operator, supir, dan lainnya untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan.



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -



NO



Jl. Rajabasa Raya Blok A No.2 Perumnas Way Halim, Way Halim, Bandar Lampung Telp./Fax. : 0721-705397 Uraian Penugasan



JADWAL PENUGASAN PERSONIL PEKERJAAN SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PT. IRAYA KONSULTAN (Bulan)



A 1 2 3 4 5 6 7 8 B 9 10 11 12 13 14



TENAGA AHLI PROFESIONAL Ahli Teknik Jalan Madya (Ketua Tim) Ahli Geodesi/Geomatika/GIS Muda Ahli Teknik Jalan Muda Ahli Teknik Perkerasan Muda Ahli Teknik Jembatan Madya Ahli Geoteknik Madya Ahli Teknik Lalu Lintas Muda Ahli K3 Konstruksi Muda TENAGA AHLI TEKNIS LAPANGAN Ahli Teknik Jembatan Muda 1 Ahli Teknik Jembatan Muda 2 Ahli Geologi Muda 1 Ahli Geologi Muda 2 Ahli Geoteknik Muda 1 Ahli Geoteknik Muda 2



Keterangan



Nama Personil



TAUFIK KURAHMAN ST MT Ir. ZAHIMU WAHID NURAENY, ST Ir. MOHAMAD RADI JUSUF IR. JUSUF MA'RUT IR. BUDI WURYANTO MT REZA MUHAJIR, ST FATMI PARAMITA, ST



10 8 10 8 8 7 8 2



EKA YUNIARTO, ST EARLY YUNIARTY, ST KETUT AGUS KARMADI BAHRUL HIDAYAH ST.MT INDRA A. DINATA UTARI TRI NOVIATI



2,4 2,4 3,07 3,07 3,07 3,07



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



300 Hari Kalender 6 Maret 2021 s/d 31 desember 2021



KET : = BULAN PUASA 1442 H



DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS PAKET SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN



D -