5 0 1 MB
LEVERAGE FINANCIAL
Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Kalau pada “operating leverage” penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel, maka pada “financial leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lebar saham biasa. (EPS = Earning Per Share). Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan (financing mix) dinamakan “Indifference Point” atau “Breakevent point” (dalam financial leverage).
EBIT INDEFERRENCE POINT XAnalisis titik indifferen (merupakan analisis break even dalam financial leverage) adalah analisis untuk menentukan titik yang menunjukkan tingkat laba operasi (EBIT) yang menghasilkan laba per lembar saham (EPS) yang sama untuk dua pilihan struktur modal. Untuk menentukan titik indifferen atau titik impas EBIT – EPS di antara alternatif pendanaan
EARNING PER SHARE XEPS = (EBIT-I)(1-tr) -Deviden Jumlah saham Yang beredar Dalam memilih alternatif sumber dana perlu diketahui pada tingkat EBIT berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS atau ROE sama. EBIT pada kondisi di atas menyamakan keuntungan bagi pemegang saham dengan berbagai kombinasi leverage faktor. Leverage faktor merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Pada indefferent point tersebut, berapapun leverage faktor akan menghasilkan EPS atau ROE sama.
contoh SXuatu perusahaan bekerja dengan modal sebesar Rp 400.000.000,- yang terdiri dari 40.000 lembar saham biasa. Pada tahun yang akan datang perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan sebelum bunga & pajak (EBIT) menjadi Rp 90.000.000,- Untuk itu perlu ada tambahan dana sebesar Rp 100.000.000,- Pajak yang ditanggung sebesar 30%. Untuk memenuhi tambahan dana ada dua alternatif sumber dana yaitu: Mengeluarkan obligasi dengan bunga 12 % pertahun, komposisinya 20% dari total dana yang dibutuhkan Mengeluarkan saham baru dengan harga perlembar Rp 10.000,-
Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan terhadap EPS. Alternatif I Saham Biasa 1000% Modal Sendiri Awal Modal sendiri Tambahan Total Modal sendiri
Modal Asing Total Modal 1) Saham Biasa awal (Rp 10.000,/lbr) 2) Saham biasa baru
Total lembar saha biasa
400.000.000 100.000.000 500.000.000
0 500.000.000 40.000 lbr 10.000 lbr 50.000 lbr
Alternatif II Hutang 20% MS 80% 400.000.000
100.000.000 500.000.000 40.000 lbr
12.000.000
2) 12%Obligasi 0 EBIT = Rp 90.000,00 EBIT Laba Sblm Pajak (EBT)
Rp 90.000.000 0. Rp 90.000.000
Rp 90.000.000 Rp 12.000.000 Rp 78.000.000
Pajak Penghasilan (30%)
Rp 27.000.000
Rp 23.400.000
Laba Netto ssdh Pajak (EAT)
Rp 63.000.000
Rp 54.600.000
Bunga Obligasi (12%)
Saham Biasa versus Obligasi :
X(1–t) S1
=
( X – C2 ) ( 1 – t ) S2
0,7 x (40.000) = 50.000 (0,7 x – 8.400.000) 28.000 x = 35.000 x – 420.000.000 7.000 x = 420.000.000 x = 60.000.000 x = Rp 60.000.000
Dari perhitungan ini, pada EBIT Rp 60.000.000,- EPS atau ROE bila dibiayai dengan modal sendiri atau modal asing nilainya sama , hal ini bisa dibuktikan: Alternatif I Saham Biasa 1000% EBIT = Rp 60.000,00 EBIT
Alternatif II Hutang 20% MS 80%
Laba Sblm Pajak (EBT)
Rp 60.000.000 0. Rp 60.000.000
Rp 60.000.000 Rp 12.000.000 Rp 48.000.000
Pajak Penghasilan (30%)
Rp 18.000.000
Rp 14.400.000
Laba Netto ssdh Pajak (EAT)
Rp 42.000.000
Rp 33.600.000
Bunga Obligasi (12%)
Laba per lembar saham (EPS) =EAT /Jml lembar saham
biasa
=42 juta/50.000 = Rp 840
=33,6 juta/40.000 =Rp 840
= 42juta/ 500 juta = 8.4%
=33,6 juta/400 juta =8.4%
ROE
Apabila suatu perusahaan sebelumnya sudah mempunyai obligasi dan akan mengeluarkan obligasi baru maka rumus perhitungan ”indifference point” menjadi: Saham Biasa vs Obligasi : (X – C1 )(1 – t ) = (X – C2 )( 1 – t ) S1 S2 X = EBIT pada indifference point. C1 = Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan dari jumlah pinjaman yang telah ada. C2 = Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan baik untuk pinjaman yang telah ada (yang lama) maupun pinjaman baru. t = Tingkat pajak perseroan. S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual saham biasa. S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual saham biasa dan obligasi secara bersama-sama.
CONTOH
:
Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 1.000.000.000,00 yang terdiri dari saham biasa sebesar Rp 800.000.000,00 (80.000 lembar) dan 4% Obligasi sebesar Rp 200.000.000,00. Perusahaan merencanakan mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp 200.000.000,00. Tambahan dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan obligasi baru dengan bunga 6 % per tahun. Tax rate = 50%.
Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan terhadap EPS.
Modal Sendiri awal Modal sendiri Baru Total Modal sendiri Modal Asing Total Modal 1) Saham Biasa (Rp 10.000,/lbr)
2) 4% Obligasi
Alternatif I Hutang 20% Saham Biasa 80% 800.000.000 200.000.000 1.000.000.000
Alternatif II Hutang 33,33%% MS 66,67% 800.000.000
200.000.000 1.200.000.000 =1 milyar/10 ribu lbr =100.000 lbr 4%x 200.000.000= 8.000.000
400.000.000 1.200.000.000 =800 juta/10 ribu lbr =80. 000 lbr 4%x200.000.000+ 6% x 200.000.000= 20.000.000
C1
C2
S1
S2
= Jumlah bunga dari pinjaman yang telah ada. 4% x Rp 200.000.000 = Rp 8.000.000 = Jumlah bunga dalam untuk pinjaman lama dan pinjaman baru. (4% x Rp 200.000.000) + (6% x Rp 200.000.000) pinjaman lama pinjaman baru kalau tambahan dana sebesar Rp 200.000.000 sepenuhnya dipenuhi dengan obligasi baru = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana sepenuhnya dipenuhi dengan saham biasa. a) lembar saham biasa yang telah ada = 80.000 lembar b) lembar saham baru = 20.000 lembar + Jumlah = 100.000 lembar = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana sepenuhnya dipenuhi dengan menjual obligasi baru yaitu sebanyak 80.000 lembar.
Saham Biasa versus Obligasi : (x – 8.000.000) (0,5) 100.000
=
(x – 8.000.000 – 12.000.000)(0,5) 80.000
0,5 x – 4.000.000 100.000
=
(0,5 x - 4.000.000 )80.000
=
(0,5 x - 10.000.000) (100.000)
40.000 x – 320.000.000.000
=
500.000 x – 1.000.000.000.000
400.000x-500.000x
=
320.000.000.000 – 1.000.000.000.000
- 100.000 x
=
- 680.000.000.000
x
=
Rp 68.000.000
0,5x – 10.000.000 80.000
PEMBUKTIAN
EBIT Bunga Obligasi lama Bunga Obligasi lama + baru EBT Pajak Penghasilan (50%) EAT
Jumlah lembar saham biasa EPS ROE
Tambahan dana dipenuhi dengan: (000,-) Obligasi baru Saham Biasa baru (100%) (100%) Rp 68.000,00 Rp 8.000,00 Rp 0,00 Rp 60.000,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,00
100.000 lbr Rp 300 3%
Rp 68.000,00 Rp 0,00 Rp 20.000,00 Rp 48.000,00 Rp 24.000,00 Rp 24.000,00
80.000 lbr Rp 300 3%
Soal 1 : Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 5,000,000 yang terdiri dari saham biasa sebesar Rp 1000 / lembar . Perusahaan merencanakan mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp 1,000.000. Tambahan dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan obligasi baru dengan bunga 6 % per tahun. Tax rate = 50%. Alternatif mana yang dipilih ? Dan Berapa IP nya serta buktikan ?
Soal 2 : Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 2,000,000 yang terdiri dari saham biasa sebesar Rp 1000.000,00 (1000 lembar) dan Obligasi sebesar Rp 1000,000 . Perusahaan merencanakan mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp 500.000,00. Tambahan dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan obligasi baru dengan bunga 6 % per tahun. Tax rate = 50%. Alternatif mana yang dipilih ? Dan Berapa IP nya serta buktikan?